Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015
ISSN 2338-3593
PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI GUNA MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK TAJI MAS KEDIRI Oleh : Khasanah Sahara
ABSTRAK Penelitian ini bersifat studi kasus yang penyajiannya dengan menggunakan metode penelitian diskriptif kuantitatif pada Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri dengan judul “Perlakuan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai guna menyusun laporan keuangan pada Perusahaan TAJI MAS Kediri” Alat analisis yang peneliti gunakan adalah Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yaitu akuntansi yang kegiatannya untuk memenuhi kegiatan usaha atau kegiatan bebas di Indonesia, dan bertujuan memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat menghitung, membayar dan melaporkan mengenai PPN yang terhutang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi Pajak Pertambahan Nilai guna menyusun laporan keuangan pada perusahaan rokok Taji Mas Kediri. Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri merupakan perusahaan sebagai PKP, dalam melaksanakan kegiatan usaha wajib menghitung dan melaporkan PPN-nya. Dalam sistim PajakPertambahan Nilai, pajak dipungut secara bertingkat pada jalur produksi dan distribusi dengan tidak adanya unsur pajak berganda, hal ini dimungkinkan dengan adanya mekanisme Kredit Pajak. Pajak Pertambahan Nilai terjadi pada satu periode, timbulnya PPN ini akibat dari pembelian bahan baku untuk proses produksi maupun penyerahan BKP. Jumlah aktiva dan pasiva perusahaan rokok Taji Mas Kediri pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 90.777.764.690,- sedangkan pada laporan keuangan rekonsiliasi pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 91.015.184.580,-. Perbedaan laporan keuangan perusahaan rokok Taji Mas Kediri dengan rekonsiliasi terletak pada pencatatan PPN. Dalam penghitungan dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa diperhitungkan antara PPN Masukan dan PPN Keluaran. Pajak Pertambahan Nilai disajikan di dalam neraca. Di dalam penelitian ini terdapat hutang PPN sebesar Rp 33.202.910,- yang akan mempengaruhi neraca pada pasiva. Dengan demikian perusahaan harus lebih cermat dalam menghitung PPN Masukan pada waktu pembelian bahan baku dan PPN Keluaran pada waktu menjual produk jadi, sehingga memudahkan dan segera dapat diketahui PPN yang terhutang pada setiap akhir periode. Kata Kunci : PPN Masukan, PPN Keluaran, Neraca, Laporan Laba Rugi
100
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015
ISSN 2338-3593
ABSTRACT This study is a case study presentation by using quantitative descriptive research on Cigarette Company Taji Mas Kediri with title "Accounting Treatment of VAT in order to prepare the financial statements on the Company spurs MAS Kediri" Analysis tools that researchers use is that the Value Added Tax Accounting activities to meet business activities or free activities in Indonesia, and aims to provide information for the company to be able to calculate, pay and report on owing VAT. The purpose of this study was to determine the accounting treatment VAT in order to prepare the financial statements on tobacco companies Taji Mas Kediri. Cigarette Company Taji Mas Kediri a company as PFM, in carrying out business activities shall calculate and report their VAT. In added tax value system, collected in a graduated tax on production and distribution lines in the absence of the element of double taxation, it is possible with the Tax Credit mechanism. VAT occurs in one period, the incidence of VAT is due on the purchase of raw materials for the production and delivery process BKP. Total assets and liabilities of tobacco companies Taji Mas Kediri in 2014 was Rp 90,777,764,690, - whereas the reconciliation of financial statements in 2014 was Rp 91,015,184,580, -. Differences cigarette company's financial statements Taji Mas Kediri with reconciliation lies in the recording of VAT. In calculating and filing (SPT) The calculated between Input and Output VAT. Value Added Tax is presented in the balance sheet. In this study there is a VAT debt of Rp 33.20291 million, - which will affect the balance of the liability. Thus, companies should be more careful in calculating the VAT input at the time of purchase of raw materials and output VAT at the time of selling the finished product, making it easier and immediately knowable VAT payable at the end of each period. Keywords: VAT Input, Output VAT, Balance Sheet, Income Statement
PENDAHULUAN Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan Pembangunan Nasional diharapkan tidak tergantung pada investasi dari pihak luar negeri saja, tetapi dari dalam negeri juga diharapkan. Guna membiayai kebutuhan dana untuk pembangunan dan keperluan rutin bagi negara yang semakin meningkat, pemerintah berusaha meningkatkan
penerimaan negara, selain penerimaan yang berasal dari ekspor migas dan non migas. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan dalam negeri yang berasal dari sektor pajak sebagai sumber penerimaan suatu negara. Dengan pengertian meningkatkan penerimaan pajak bukan berarti menambah beban pajak atau menaikkan tarif pajak, melainkan dititik beratkan pada mengefektifkan pemungutan pajak yaitu mencegah
101
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 penyelundupan maupun penggelapan pajak. Salah satu pajak yang dipungut pemerintah adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yaitu pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Menurut peraturan perundangundangan yang mengatur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah UU No.11/2008, yaitu PPN dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari barang yang dihasilkan atau diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), pabrikan, importir, agen, atau distributor utama. Berdasarkan ketentuan UU No.11/2008 tentang Pengenaan PPN yaitu, PPN dikenakan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam wilayah negara Indonesia. Pengusaha disini adalah orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan menghasilkan barang dan jasa dalam lingkungan perusahaannya. Menghasilkan adalah kegiatan mengolah melalui proses mengubah bentuk atau sifat suatu barang dari bentuk asal menjadi barang baru atau mempunyai daya guna baru. Barang yang dihasilkan sebagaimana dimaksud adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak. Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud, yang menurut sifatnya atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai, sedangkan Jasa Kena Pajak (JKP) adalah semua kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan
ISSN 2338-3593 atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai. PPN yang diperhitungkan dalam laporan keuangan terdiri dari PPN Masukan dan PPN Keluaran. Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu pembelian Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak atau impor Barang Kena Pajak, sedangkan Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut oleh PKP pada waktu penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. PPN disajikan dalam laporan keuangan yaitu dalam neraca. Perhitungan dan penyajian PPN dalam laporan keuangan menimbulkan perlakuan tersendiri dalam akuntansi. Perlakuan akuntansi yang benar atas PPN sangat penting bagi perusahaan, karena apabila perlakuan akuntansinya benar atas Pajak Masukan maupun Pajak Keluaran maka pada akhir periode akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan akan menghasilkan PPN yang terhutang dan PPN yang harus dibayar dengan benar sesuai dengan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul : PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI GUNA MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK TAJI MAS KEDIRI Batasan Masalah Penelitian Agar pembahasan selanjutnya tidak meluas dan dapat terarah, maka dalam pembahasan ini peneliti membatasi permasalahan pada Pajak
102
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 Masukan dan Pajak Keluaran tahun 2014, serta laporan keungan yaitu neraca dan laporan laba rugi tahun 2014. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu : Bagaimana perlakuan akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) guna menyusun laporan keuangan pada perusahaan rokok Taji Mas Kediri. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut : Untuk mengetahui perlakuan akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) guna menyusun laporan keuangan pada perusahaan rokok Taji Mas Kediri. Manfaat Penelitian Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis maupun praktisi adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2. Kesempatan yang baik untuk melatih sikap dan cara berpikir secara kritis terhadap permasalahan perusahaan mengenai perlakuan PPN guna menyusun sebuah laporan keuangan perusahaan.
METODE PENELITIAN
ISSN 2338-3593 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada Perusahaan Rokok TAJI MAS Kediri yang berlokasi di jalan Ngrangkah Sepawon RT/RW 01/01 Dsn. Bangunrejo Ds. Pranggang Kec. Plosoklaten Kediri. Teknik Pengumpulan Data 1) Survei Dengan melakukan wawancara (Interview) langsung dengan orangorang yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang ada di perusahaan. 2) Dokumentasi Data yang diperoleh adalah mengenai buku-buku catatan yang ada di perusahaan Definisi Operasional Variabel 1. PPN PPN yaitu pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.yang terdiri dari PPN Masukan dan PPN Keluaran 2. Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan hasil akhir atau bentuk pertanggungjawaban menejemen perusahaan pada pihak intern dan ekstern yang meliputi neraca dan laporan laba/rugi. Teknik Analisis Data Penelitian ini bersifat studi kasus yang penyajiannya dengan menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Metode pencatatan persediaan barang dagang yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan metode perpetual yaitu metode pencatatan persediaan barang dagangan secara terus menerus pada setiap terjadi
103
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 transaksi yang menyangkut persediaan barang dagangan baik pembelian dan penjualan. Alat analisis yang peneliti gunakan adalah Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yaitu akuntansi yang kegiatannya untuk memenuhi kegiatan usaha atau kegiatan bebas di Indonesia, dan bertujuan memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat menghitung, membayar dan melaporkan mengenai PPN yang terhutang. Dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Menghitung PPN Masukan Dengan rumus : Tarif Pajak x Harga Beli = PPN Masukan. Persediaan Rp xxx PPN Masukan Rp xxx Hutang Dagang Rp xxx 2. Menghitung PPN Keluaran Dengan rumus : Tarif Pajak x Harga Jual = PPN Keluaran. Piutang Dagang Rp xxx Penjualan Rp xxx PPN Keluaran Rp xxx 3. Menghitung PPN Lebih / Kurang Bayar PPN Keluaran – PPN Masukan = PPN Lebih / Kurang Bayar. a. PPN Kurangan Bayar PPN Keluaran Rp xxx PPNMasukan Rp xxx PPN Yg Msh Hrs Dibayar Rp xxx PPN Yg Msh Hrs Dibayar Rp xxx Kas Rp xxx b. PPN Lebih Bayar PPN Keluaran Rp xxx PPN Lebih Bayar Rp xxx PPNMasukan Rp xxx 4. Penyajian PPN dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi.
ISSN 2338-3593 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah transaksi perusahaan rokok Taji Mas Kediri yang berhubungan dengan PPN : Januari 2014 a. Pembelian bahan baku untuk proses produksi dengan harga sebesar Rp 2.000.519.500,- (belum termasuk PPN). Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian tersebut adalah sebagai berikut : Persediaan bahan baku Rp 2.000.519.500,PPN masukan Rp 200.051.950,Hutang dagang Rp 2.200.571.450,(jurnal untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit) b. Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri melakukan penjualan hasil produksi yang telah selesai sebanyak 700.500 pak, dan belum termasuk PPN dan tarif cukai. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tersebut adalah sebagai berikut : Piutang dagang Rp 3.001.328.000,Penjualan Rp 2.521.800.000,PPN keluaran Rp 235.368.000,TarifCukai Rp 224.160.000,(jurnal untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit) c. Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup perkiraan PPN bulan Januari 2014 adalah sebagai berikut: PPN keluaran Rp 235.368.000,PPN masukan Rp 200.051.950,PPN krng bayar Rp 35.316.050,Mei 2014 a. Pembelian bahan baku untuk proses produksi dengan harga sebesar Rp 2.488.214.000,- (belum termasuk PPN).
104
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian tersebut adalah sebagai berikut : Persediaan bhn baku Rp 2.488.214.000,PPN masukan Rp 248.821.400,Hutang dagang Rp 2.737.035.400,b. Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri melakukan penjualan hasil produksi yang telah selesai sebanyak 834.215 pak, dan belum termasuk PPN dan tarif cukai. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tersebut adalah sebagai berikut : Piutang dagang Rp 3.550.419.040,Penjualan Rp 3.003.174.000,PPNkeluaran Rp 280.296.240,TarifCukai Rp 266.948.800,c. Menerima pengembalian rokok sebanyak 41.750 pak. Jurnal untuk mencatat transaksi pengembalian rokok adalah sebagai berikut : Retur Penjualan Rp 150.300.000,PPN Keluaran Rp 14.028.000,Tarif Cukai Rp 13.360.000,PiutangDagang Rp 177.688.000,(jurnal untuk mencatat transaksi retur penjualan) d. Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup perkiraan PPN bulan Mei 2014 adalah: PPN keluaran Rp 266.268.240,PPNmasukan Rp 248.821.400,PPNkrang bayar Rp 17.446.840,Desember 2014 a. Pembelian bahan baku untuk proses produksi dengan harga sebesar Rp 2.374.198.900,- (belum termasuk PPN). Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian tersebut adalah sebagai berikut :
ISSN 2338-3593 Persed bhn baku Rp 2.374.198.900,PPN masukan Rp 237.419.890,Hutang dagang Rp 2.611.618.790,(jurnal untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit) b. Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri melakukan penjualan hasil produksi yang telah selesai sebanyak 805.425 pak, (belum termasuk PPN dan tarif cukai). Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tersebut adalah sebagai berikut : Piutang dagang Rp 3.427.888.800,Penjualan Rp 2.899.530.000,PPN Keluaran Rp 270.622.800,Tarif Cukai Rp 257.736.000,Adapun perhitungannya adalah harga jual yang tercantum pada pita cukai dikurangi dengan potongan harga wajar sebesar 10%, jadi cara perhitungannya adalah harga jual yang tercantum pada pita cukai @ Rp 4.000,- dikalikan dengan 90% yaitu Rp 4.000,- x 90% = Rp 3.600,Penjualan : Rp 3.600,- x 805.425 = Rp 2.899.530.000,PPN Keluaran : 8,4% x Rp 4.000,- x 805.425 = Rp 270.622.800,Tarif Cukai : 8% x Rp 4.000,- x 805.425 = Rp 257.736. Piutang Dagang= Rp 3.427.888.800,Adapun perhitungan PPN untuk penyampaian SPT Masa adalah : Penjualan Rp 2.899.530.000,Tarif Cukai Rp 257.736.000,PPN Keluaran Rp 270.622.800,PPN Masukan ( Rp 237.419.890,-) Hutang PPN / PPN Kurang Bayar Rp 33.202.910,(Rp
105
290.938.910,-)
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 Kas Yang Diterima Rp 2.608.591.090,c. Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup perkiraan PPN bulan Desember 2014 adalah:
ISSN 2338-3593 PPN Keluaran Rp 270.622.800,PPNMasukan Rp 237.419.890,PPNKrangBayar Rp 33.202.910,-
Perusahaan Rokok “Taji Mas” Kediri Laporan Keuangan Rekonsiliasi PER 31 DESEMBER 2014 (Dalam Rupiah) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas 421.001.000,Bank 1.811.920.000,Piutang dagang41.088.320.080,Persd. Bahan Baku 21.467.438.510,Persd. Dalam Proses 11.096.044.100,Persd. Barang Jadi 12.010.111.000,PPN Masukan 237.419.890,Jumlah Aktiva Lancar 88.132.254.580,AKTIVA TETAP Tanah 1.122.200.000,Gedung 1.800.250.000,Akum. peny. Gedung ( 289.000.000,-) Mesin 213.890.000,Akum. peny. Mesin ( 89.675.000,-) Kendaraan 150.000.000,Akum. peny. Kendaraan ( 42.500.000,-) Inventaris 104.415.000,Akum. peny. Inventaris ( 41.650.000,-) Jumlah Aktiva Tetap 2.882.930.000,Total Aktiva 91.015.184.580,-
PASIVA HUTANG Hutang Jangka Pendek Hutang Dagang 31.428.962.810,PPN Keluaran 270.622.800,Hutang lain-lain 16.968.359.680,Hutang Jangka Panjang Hutang Jangka Panjang 30.181.709.820,Jumlah Hutang 78.849.655.110,MODAL Modal Dasar Laba Ditahan Laba Tahun Berjalan Hutang PPN Jumlah Modal
8.310.000.000,1.694.011.000,2.194.721.380,( 33.202.910,-) 12.084.559.470,-
Total Pasiva
91.015.184.580,-
Sumber Data : Perusahaan Rokok “Taji Mas” Kediri, 2014 (Diolah)
106
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015
ISSN 2338-3593
Perusahaan Rokok “TAJI MAS” Kediri LAPORAN LABA / RUGI PER 31 DESEMBER 2014 (Dalam Rupiah) Penjualan Tarif Cukai ( 3.083.777.200,-) Retur Penjualan Total Penjualan Harga Pokok Penjualan : Persd. Barang Dalam Proses Awal 21.600.900.000,Biaya Produksi : Biaya Baha Baku 5.321.950.200,Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.219.750.000,Biaya Overhead Pabrik 2.786.200.900,Total Biaya Produksi 11.327.901.100,32.928.801.100,Persd. Barang Dalam Proses Akhir (10.297.212.500,-) Harga Pokok Produksi 22.631.588.600,Persd. Barang Jadi Awal 15.727.950.100,Persd. Barang Jadi Akhir (11.500.290.000,-) Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional : Biaya Gaji 488.742.100,Biaya Penyusutan Gedung 68.000.000,Biaya Penyusutan Mesin 21.100.000,Biaya Penyusutan Kendaraan 10.000.000,Biaya Penyusutan Inventaris 9.800.000,Biaya Penjualan : Biaya Iklan 211.251.000,Biaya Administrasi & Umum 398.484.000,Biaya Bunga 299.200.700,Total Biaya Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih
34.821.198.000,150.300.000,31.587.120.800,-
(26.859.248.700,-) 4.727.872.100,-
( 1.506.577.800,-) 3.221.294.300,( 948.888.290,-) 2.272.406.010,-
Sumber Data : Perusahaan Rokok “Taji Mas” Kediri, 2014 (Diolah)
Dari laporan diatas diketahui bahwa jumlah aktiva dan pasiva antara laporan keuangan perusahaan rokok Taji Mas Kediri dengan laporan keuangan rekonsiliasi terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan adanya perlakuan akuntansi yang kurang tepat dalam proses pencatatan perusahaan rokok Taji Mas Kediri. Berdasarkan prinsip akuntansi khususnya perlakuan akuntansi pajak tidak dicatatnya PPN
Masukan dan PPN Keluaran mengakibatkan jumlah aktiva dan pasiva mengalami penurunan. Jumlah aktiva dan pasiva perusahaan rokok Taji Mas Kediri pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 90.777.764.690,- sedangkan pada laporan keuangan rekonsiliasi pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 91.015.184.580,-. Perbedaan laporan keuangan perusahaan rokok Taji Mas
107
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 Kediri dengan rekonsiliasi terletak pada pencatatan PPN. Dalam hal PPN perusahaan rokok Taji Mas Kediri selalu kurang bayar (PPN Masukan lebih kecil dari pada PPN Keluaran) yang menimbulkan hutang PPN. Hutang PPN pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 33.202.910,-. Jadi dari uraian diatas tampak jelas bahwa PPN berpengaruh pada besarnya aktiva dan pasiva yang ada pada perhitungan laporan keuangan. PPN Masukan dan PPN Keluaran atau hutang PPN merupakan rekening yang berpengaruh dalam neraca laporan keuangan perusahaan. PPN Masukan berpengaruh pada besar kecilnya jumlah aktiva dan PPN Keluaran berpengaruh pada besar kecilnya jumlah pasiva. Dalam laporan laba rugi disini terdapat selisih laba sebesar Rp 77.684.630,- karena biaya transportasi sebesar Rp 50.521.900,- dan biaya konsultan sebesar Rp 17.599.000,sebenarnya tidak masuk dalam laporan laba rugi. Catatan Atas Laporan Keuangan 1) Akumulasi Penyusutan Gedung Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, dimana pembebanan untuk setiap periode pelaporan Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri adalah sama. Dengan rumus : Harga Perolehan - Estimasi Nilai Residu Umur Ekonomis 1.800.250.000,- - 100.250.000,25 = Rp 68.000.000,-/ tahun
Penyusutan selama 4 tahun 3 bulan adalah : = (68.000.000,- x 4) + (68.000.000,- x 3/12) = 272.000.000,- + 17.000.000,= Rp 289.000.000,-
ISSN 2338-3593 2) Akumulasi Penyusutan Mesin Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, dimana pembebanan untuk setiap periode pelaporan Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri adalah sama. Dengan rumus : Harga Perolehan - Estimasi Nilai Residu Umur Ekonomis 213.890.000,- - 12.890.000,10 = Rp 21.100.000,-/ tahun
Penyusutan selama 4 tahun 3 bulan adalah : = (21.100.000,- x 4) + (21.100.000,- x 3/12) = 84.400.000,- + 5.275.000,= Rp 89.675.000,3) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, dimana pembebanan untuk setiap periode pelaporan Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri adalah sama. Dengan rumus : Harga Perolehan - Estimasi Nilai Residu Umur Ekonomis 105.000.000,- - 5.,000.000,10 = Rp 10.000.000,-/ tahun
Penyusutan selama 4 tahun 3 bulan adalah : = (10.000.000,- x 4) + (10.000.000,- x 3/12) = 40.000.000,- + 2.500.000,= Rp 42.500.000,4) Akumulasi Penyusutan Inventaris Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, dimana pembebanan untuk setiap periode pelaporan Perusahaan Rokok Taji Mas Kediri adalah sama. Dengan rumus :
108
Harga Perolehan - Estimasi Nilai Residu Umur Ekonomis
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 104.415.000,- - 6.415.000,10 = Rp 9.800.000,-/ tahun
Penyusutan selama 4 tahun 3 bulan adalah : = (9.800.000,- x 4) + (9.800.000,- x 3/12) = 39.200.000,- + 2.450.000,= Rp 41.650.000,5) Pajak 50.000.000,- x 10% 50.000.000,- x 15%
3.121.294.300,-x 30%
= Rp 5.000.000,= Rp 7.500.000,Rp 936.388.290,= + Rp 948.888.290,-
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah membahas Perlakuan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada perusahaan rokok Taji Mas Kediri, maka penulis dapat memberikan suatu kesimpulan sebagai berikut : a. Pajak Pertambahan Nilai, yaitu pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, karena menyerahkan barang atau pemberian pelayanan jasa oleh Pengusaha Kena Pajak dan atau pengusaha yang memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak. b. Berdasarkan ketentuan pemerintah, tarif PPN untuk pabrikan tembakau (rokok) adalah sebesar 10% dari pembelian untuk pajak masukannya dan 8,4% dari penjualan untuk pajak keluaran. c. Dalam menghitung PPN dapat digunakan metode tidak langsung yaitu pajak masukan dikurangi dengan pajak keluaran. Hasil yang diperoleh adalah merupakan pajak yang harus disetor ke Kas Negara. d. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas
ISSN 2338-3593 penyerahan atas hasil tembakau buatan dalam negeri dipungut dan disetorkan oleh pabrikan kepada Bank Persepsi bersamaan dengan saat pembelian pita cukai tembakau dengan pembayaran tunai atau dengan saat pelunasan hutang cukai tembakau atas cukai yang telah dipesan. e. Dalam hal pembayaran cukai hasil tembakau buatan dalam negeri, dilakukan lebih awal dari saat jatuh tempo baik sebagian atau seluruhnya, maka pada saat yang bersamaan wajib dilunasi, jadi cara pelunasan PPN-nya dilakukan dimuka pada saat pengusaha menebus pita cukai ke Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. f. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terjadi dalam satu periode, timbulnya Pajak Pertambahan Nilai ini akibat dari pembelian bahan baku untuk proses produksi maupun penyerahan Barang Kena Pajak. Dalam penghitungan dan penyampaian SPT Masa diperhitungkan antara PPN Masukan dan PPN Keluaran. Apabila dalam pelaporan SPT Masa terdapat PPN kurang bayar, PPN kurang bayar ini akan dibayar pada masa pajak bulan berikutnya. Sebaliknya apabila dalam pelaporan SPT Masa terdapat kelebihan PPN yang disetor, PPN lebih bayar ini akan dikompensasikan pada masa pajak berikutnya. g. Perusahaan rokok Taji Mas Kediri sebagai PKP wajib membuat faktur pajak atas penyerahan BKP kepada pembeli dan meminta faktur pajak pada saat membeli barang, karena faktur pajak merupakan bukti pemungutan PPN.
109
Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 h. PPN disajikan dalam laporan keuangan pada neraca, yaitu PPN Masukan dan PPN Keluaran serta restitusi pajak apabila PPN Masukan lebih besar dari pada PPN Keluaran dan hutang pajak apabila PPN Masukan lebih kecil dari pada PPN Keluaran. i. Perusahaan rokok Taji Mas Kediri selalu kurang bayar yang menimbulkan hutang PPN. Hutang PPN pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 33.202.910,. 2. Saran Dengan mempertimbangkan Perlakuan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada perusahaan rokok Taji Mas Kediri, penulis mencoba mengimplikasikan hasil skripsi ini sebagai pertimbangan dimasa yang akan datang.
ISSN 2338-3593 a. Dalam pencatatan akuntansinya pada dasarnya sudah cukup baik, mengingat perusahaan yang sekarang ini telah berkembang pesat bukan lagi perusahaan home industry, akan tetapi akan menjadi perusahaan yang profesional. Perusahaan yang profesional biasanya membutuhkan laporan yang benar dan tepat terutama dalam hal perpajakan. b. Perusahaan rokok Taji Mas Kediri dalam melakukan penyajian PPN dan cukai perlu dilakukan pembenahan yang lebih baik lagi, seperti pembuatan perkiraan PPN Masukan dan PPN Keluaran untuk mencatat jumlah PPN yang terhutang sehingga besarnya PPN dan tarif cukai yang akan dibayarkan dapat diketahui dengan pasti.
DAFTAR PUSTAKA Muljono, Djoko (2008), Pajak Pertambahan Nilai Lengkap dengan Undang-Undang, (Edisi Pertama), Yogyakarta : Andi Offset. Pandiangan, Liberty (2002), Pemahaman Praktis UndandUndang Pajak Indonesia : Erlangga. Poernomo, Hadi, Direktorat Jenderal Pajak : KEP-103/PJ/2002 tentang Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Tembakau, Www.Pajakinfo.com. Resmi, Siti (2008), Perpajakan : Teori dan Kasus, (Edisi Keempat), Jakarta : Salemba Empat. Suandy, Erly (2006), Perpajakan, (Edisi Kedua), Jakarta : Salemba Empat. Waluyo (2008), Akuntansi Pajak, Jakarta : Salemba Empat. 110
Direktorat Jenderal Pajak, Undangundang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang No. 8 tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 18 tahun 2000 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM beserta penjelasanya, Www.Pajakinfo.com. Indriantoro, Nur (2005), Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia. Lumbatoruan, Sophar (1996), Akuntansi Pajak, Jakarta : PT. Gramedia. Mardiasmo (2002), Perpajakan, (Edisi Revisi), Yogyakarta : Andi Ofsset. Mardiasmo (2003), Perpajakan, Yogyakarta : Andi Ofsset.