CARA WIMBA DAN TATA UNGKAP BUMPER MTV Sebuah Kajian Bahasa Rupa Media Rupa Rungu Dinamis Oleh : Intan Rizky Mutiaz, Priyanto, Alfonzo
Abstract The main idea of this thesis is related to the using of Cara Wimba & Tata Ungkap on MTV bumper, which are popular as a dynamic visual audio media. Moreover, the thesis inquiries are refers to: What kind of dynamic visual audio media has been used on each MTV bumper from Cara Wimba & Tata Ungkap point of view, How far the application of Naturalts-Perspektif-Moment Opname and Ruang Waktu-Datar on MTV bumper, What made MTV bumper is considered as Image of MTV ? The main purposes of this thesis are: Understanding communication visual structure on MTV Bumper from Cara Wimba & Tata Ungkap point of view, Seeing the application of Naturalis-Perspektif-Moment Opname and Ruang Waktu-Datar on MTV bumper, Understanding MTV bumper as image of MTV. This thesis is submitted to answer the problems above by reading art language from bumper from research and observation Cara Wimba & Tata Ungkap. The research was carried out by seeing live-picture and pay attention to the well-done storyboard. Then, MTV bumper was analyzed into 2 parts, which are: Observed MTV bumper by 5 types of Cara Wimba; Observed MTV bumper by 4 types of Tata Ungkap All the analysis result was compared with 2 art-languages; Naturalis-Perspektif-Moment Opname and Ruang Waktu-Datar. This comparison was carried away to find the center point of MTV bumper's art-language concept. Digital era had changed human's idea about time and space. There isn't any limitation between the dichotomy of western & eastern opinion, especially in modem art-language, MTV bumper has created surrealistic programs, By its bumper, MTV tried to build corporate image/identity by constructing wimba, not based on the meaning, but on relationships among wimba. Therefore, the construction will reach the syntactic and pragmatic relationship. Keywords : Wimba, MTV Bumper, Dynamic Visual Audio Media
A. Latar Belakang MTV merupakan fenomena bagi budaya pop dunia dengan konsep awal stasiun televisi ini adalah menempatkan sebuah image dalam musik. Karena pada saat itu media yang
paling mempunyai peranan besar untuk memunculkan penyanyi dan lagu adalah radio. Sehingga kehadiran konsep MTV memberikan nuansa lain pada pertelevisian, yakni pemirsa dapat melihat langsung si penyanyi melalui musik video, juga di sisi lain pemirsa memahami visualisasi makna yang terkandung di dalam lagu tersebut. Dalam dua dekade MTV telah menjadi tontonan bagi 340 juta pemirsa di 140 negara khususnya anak muda dan menjadikan MTV sebuah trade mark anak muda yang bersifat multidimensional. Melihat perkembangan MTV tadi, menyadarkan bahwa televisi dapat mengkonstruksi informasi melalui bangunan-bangunan citra dan makna sehingga panggung virtual televisi lebih indah dari sesungguhnya atau lebih indah dari media lainnya. Televisi sebenarnya menggantikan separuh kekuatan retorika dengan kemampuan visual. Artinya walaupun media televisi memiliki retorika, namun tradisi visual melengkapi epistemology lisan, tulisan, dan retorika. Inilah kemampuan terhebat dari media televisi yang sampai saat ini belum mampu ditandingi oleh media lain. (Burhan Bungin,2001:116) Besarnya pengaruh MTV di lingkungan anak muda, didukung juga oleh penyajian dari program-program acara MTV yang penuh dengan dunia hiburan. Berbagai macam budaya dunia yang berbeda dilebur menjadi sebuah genre dari sebuah peradaban manusia. Bukan saja sekadar musik atau penyanyi yang ditampilkan MTV, akan tetapi yang jauh mempunyai pengaruhnya terhadap anak muda adalah lifestyle dan ideology, yang dapat mempengaruhi dari segala sisi seperti fashion salah satunya. Menurut Ben Aager (Agger,1992:24) bahwa sebuah budaya yang akan memasuki dunia hiburan, maka umumnya menempatkan unsur popular sebagai unsur utamanya. Budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media masa digunakan sebagai jalan pintas penyebaran pengaruh di masyarakat. Dunia hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur kapitalis. Hiburan menyatu dengan makna-makna hiburan dan saat itu didominasi oleh musik. MTV lahir pada tahun 1981. Beberapa pengamat media mengatakan bahwa MTV didefinisikan sebagai pemberontakan spirit musik rock dan konsumerisme yang tiada habis-habisnya dari kaum muda yang berasal dari berbagai budaya di dunia. Bagi jutaan pemirsa MTV yang berasal dari belahan bumi manapun, MTV adalah sebuah media luar biasa yang menawarkan musik gabungan, image postmodern, konsumerisme, dan (tentu saja) program TV yang original. Hal ini dengan mudah MTV dapat masuk kedalam lingkungan anak muda di seluruh dunia. Burhan Bungin (2001:98) berpendapat bahwa prinsip-prinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia sehingga pada saat lain akan menjelma larut dalam budaya manusia. Dari beberapa pendapat di atas menunjukan bahwa kehadiran MTV sangat memperhitungkan kondisi psikologis manusia dan mengangkat televisi bukan sekedar
medium teknologi, kemajuan alam gagasan atau kemajuan intelektual tetapi lebih pada medium metafor dari kondisi dunia dan manusia. Burhan Bungin (2001;81) berpendapat bahwa televisi adalah bentuk kongkrit dari pengalaman manusia tentang alam semesta yang dikemas dari ide-ide tentang perubahan dunia dan peradaban yang naïf dan abstrak. Gagasan kongkrit televisi memberi sumbangan yang besar terhadap kehidupan dunia yang harmoni. Dalam arti hukumhukum alam, semua bentuk budaya yang ada dalam kehidupan manusia adalah upaya manusia ke alam harmoni antara lain adalah televisi. Apabila harmoni diartikan dengan sinkronisasi antara body dan mind seperti yang dikatakan oleh Rene Descrates dalam buku The History and Philosophy of Social Science, Scott Gordon (1991:212) maka televisi mampu menghubungkan antara keduanya dalam medium bebas, tanpa batas waktu dan ruang. McLuhan (1964:290-291) berpendapat bahwa Bila radio merupakan perpanjangan indera pendengaran kita, dan foto perpanjangan indera penglihatan kita. Maka televisi merupakan perpanjangan dari indera peraba yang mencakup partisipasi maksimal dari semua indera kita…persepsi indera peraba bersifat tiba-tiba, seketika, instan. Tapi bukan sektoral atau spesialis. Ia bersifat total, sineastesi, melibatkan semua indera. Primadi Tabrani (1996:25) mempertegas bahwa Ilmu pengetahuan masa kini telah sampai ada kesimpulan bahwa pendidikan dan komunikasi yang baik adalah yang melibatkan aneka indera dan ini berarti juga aneka media. MTV sebagai sebuah perusahaan di bidang broadcasting memiliki identitas yang terstruktur dan sistematis. Setiap media yang digunakan untuk mempromosikan identitas MTV, direncanakan dengan matang sehingga target konsumen dapat tercapai. Untuk menjaring konsumen yang lebih luas, MTV memanfaatkan media above the line dan below the line dalam setiap promosinya. Di antaranya pemanfaatan interactive media (web, dan cd interactive), pemanfaatan media cetak seperti majalah, pemanfaatan siaran off air (event dan live performance), dan lain sebagainya. Bumper MTV salah satu bagian dari identitas visual yang ada, dan digunakan pada saat acara on air sebagai pengisi jeda antar program acara. Akan tetapi bumper ini sering digunakan untuk memasuki atau keluar dari sebuah slot iklan. Peranan bumper ini sangat penting untuk memandu penonton sebagai benang merah atau pengikat dari perpindahan stasiun televisi yang disebabkan oleh adanya flipping, yaitu pindah chanel dari stasiun televisi satu ke stasiun televisi lainnya dengan menggunakan remote tv, sehingga penonton tidak kehilangan orientasi pada waktu menonton. Pada stasiun MTV, bumper dimanfaatkan juga sebagai sehingga memberikan kontribusi pada pembangunan nantinya akan diapresiasi oleh penonton. Visualisasi keunikan sebagai bahasa rupa dari anak muda baik itu proses editing ataupun dari segi kreatifitas idenya.
TV Id atau Television Identity, sebuah identitas MTV yang bumper MTV ini mempunyai dari segi pengambilan gambar,
Berder Arthur dalam bukunya Seeing is Believing : An Introduction to Visual Communication “ (1989:102) mengemukakan bahwa ada tiga macam program atau genre dalam televisi yang menunjukan keberadaan komunikasi visual. Ketiga program itu adalah iklan, program berita dan MTV (Musik Televisi)
Dalam visualisasi bumper MTV, banyak elemen surrealistik yang dikombinasikan secara mengejutkan dengan estetika visual avant-garde. Salah satu yang menjadi masalah dalam music television dan bumper MTV adalah ketika kita setelah menontonnya selama kurang lebih 1 jam atau lebih berbagai video music dan pemunculan berulang dari berbagai macam bumper MTV, maka akan membuat blur (buram) pikiran kita. Begitu banyaknya visual yang berlebihan akan membuat pikiran kita menjadi kelebihan beban informasi (information overload). Sebagian bumper MTV terkadang mengambil sesuatu yang bersifat eksperimental, dimana fenomena-fenomena tersebut dimasukan kedalam keterbatasan mereka (seniman/sutradara), sehingga dapat mempengaruhi tampilan acara MTV secara umum dan memberikan efek kejiwaan kepada anak-anak muda yang menontonnya. Pengertian bahasa rupa pada umumnya yang dimaksud adalah bahasa rupa gambar NPM (Naturalis-Perspektif-Momen opname). Sistem ini jika disederhanakan seperti ‘menembak’/shot dari satu arah, satu tempat dan waktu,’ceklik’ seperti memotret. Sehingga tidak heran teori Barat mengatakan bahwa lukisan disebut berdimensi dua :panjang dan lebar, sedangkan patung disebut berdimensi tiga :panjang, lebar dan tinggi. Jadi baik karya 2 dimensi atau 3 dimensi di Barat tidak diikutsertakan unsur waktu. Sistem NPM hanyalah terbatas pada deskripsi apa yang dilihat oleh kasat mata, sehingga dimensi waktu di’mati’kan. Untuk dapat bercerita lebih banyak diperlukan dimensi waktu seperi pada sastra, drama, tari, dan lainnya. Oleh karena itu teori seni rupa Barat termasuk langka membicarakan bahasa rupa dan terjebak untuk mementingkan estetika, simbolik dan kemudian semiotik. MTV sebagai produk ‘Barat’ dianggap mempunyai paradigma yang sama dengan Bahasa Rupa Barat dengan konsep Naturalis-Perspektif-Moment Opname, akan tetapi hal itu tidak sepenuhnya dilakukan pada visualisasi bumper MTV. Pada visualisasi bumper MTV terdapat pula konsep ‘Timur’ yang menekankan pada Ruang-Waktu-Datar. Dengan hadirnya era-digital, maka kedua Konsep Barat dan Timur dapat dilebur menjadi sebuah bahasa yang lebih ekspresif untuk menyampaikan pesan dan ide. Pada umumnya televisi juga merupakan obyek penelitian yang tidak ada habis-habisnya oleh para psikolog, ahli sosiologi dan ilmuwan sosial lainnya. Rata-rata dari mereka meneliti efek yang ditimbulkan TV terhadap keluarga kita, ditinjau mulai dari sudut kehidupan seks kita hingga prilaku politik kita. Menurut Neil Postman (1985:30,36,39) berpendapat bahwa televisi merupakan medium yang setiap menit selalu membodohkan manusia. Sehubungan dengan itu, seakan media
televisi selalu membawa manusia pada dunia yang penuh omong kosong, berbahaya dan absurd (Chaos). Yang dimaksudkan oleh Neil Postman, kekuatan televisi telah membunuh kreativitas nalar manusia yang telah berkembang lewat cetak-tulis, membuat manusia tidak lagi sebagai homosapiens, tetapi sebagai mahluk yang setiap saat mengkonsumsi menu-menu informasi instan yang penuh dengan ‘bumbu masak’. Salah satu dari kelemahan hasil penelitian mereka adalah mereka tidak memperhatikan TV sebagai media estetika dan visual. Model dasar dari penelitian mereka berasal dari sosial psikologi yang memperhatikan dampak TV terhadap prilaku dan penilaian dari pemirsanya. Penelitian model ini mengabaikan kekuatan bahasa rupa, suara dan faktor estetika lainnya. Terdapat pula pada visualisasi bumper MTV dengan memanfaatkan permainan aneka bahasa rupa yang ada. Sehingga bumper MTV sebagai TV identity (identitas MTV) memiliki kesan yang dinamis. Untuk menilai pendapat tersebut dikaji melalui Cara Wimba dan Tata Ungkap dari bumper itu sendiri. Selain itu perbedaan yang mendasar dari konsep Barat (Naturalis-Perspektif-Momen Opname) dan konsep Timur (RuangWaktu-Datar) dijadikan satu kesatuan sebagai kekuatan visual dalam bumper MTV. Kreatif, enerjik dan dinamis adalah kesan yang didapat dari representasi dari identitas MTV melalui bumper MTV. B. Beberapa Pendekatan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, yaitu menyajikan hasil capture dari recording siaran MTV berupa gambar hidup dan still picture untuk memudahkan dalam pendokumentasian dan analisis dalam tesis ini. Gambar hidup dimanfaatkan untuk peninjauan secara langsung dengan kasat mata, sedangkan still picture dipakai untuk membuat storyboard bumper MTV. Kajian tentang bahasa rupa bumper MTV ini merupakan kajian lanjut pada media dinamis modern dengan memanfaatkan sistematika bahasa rupa yang disusun oleh Primadi Tabrani dalam disertasinya yang berjudul “ Meninjau Bahasa Rupa Wayang Beber Jaka Kembang Kuning dari Telaah Cara Wimba dan Tata Ungkap Bahasa Rupa Media Rupa Rungu Dwimatra Statis Modern, dalam Hubungannya dengan Bahasa Rupa Gambar Prasejarah, Primitif, Anak dan Relief Cerita Lalitavistara Borobudur”. Walaupun ada beberapa penambahan dan pengurangan cara-cara yang digunakan, tetapi secara garis besar bahasa rupa yang digunakan dalam tesis ini tetap berpedoman pada bahasa rupa yang ada dalam disertasi Primadi Tabrani tersebut. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya sesuai dengam sistematika bahasa rupa yang disusun oleh Primadi Tabrani maka penggunaan kata image akan diganti dengan kata wimba, mengingat wimba merupakan imaji yang kasat mata dan dapat membedakan antara pengertian “gambar” dan image. Pengkajian dilakukan dengan melihat langsung secara gambar hidup dan merujuk ke storyboard yang telah dibuat sebagai panduan, lalu bumper MTV dianalisis dan diuraikan
menjadi 2 bagian, yaitu : pertama, ditinjau dari Cara Wimba bumper MTV tersebut dengan 5 Cara Wimba. Kedua, ditinjau dari Tata Ungkap bumper MTV dengan 4 Tata Ungkap. Setelah hasil analisis tersebut didapatkan, maka dibandingkan dengan 2 konsep bahasa rupa yaitu Naturalis-Perspektif-Momen Opname dan Ruang-Waktu-Datar sebagai perbadingan untuk mecari titik temu sebuah konsep bahasa rupa bumper MTV.
C. Cara Wimba dan Tata Ungkap Bumper MTV Dalam tesis ini, penulis membahas bumper MTV yang ditayangkan melalui Global TV. Jumlah bumper yang akan diteliti adalah berjumlah 20 buah dengan berbagai teknik visualisasi, diantaranya teknik animasi 2 dimensi, teknik animasi clay, teknik animasi 3 dimensi, teknik shot langsung, teknik fotography dan teknik gabungan. Pemilihan jumlah 20 bumper didasarkan pada keunikan yang ada pada bumper dan mempunyai ciri khas sebagai bahasa rupa MTV. Adapun keduapuluh bumper tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Cuplikan 20 bumper MTV
Tabel 1 Penjelasan Visual, Teknik, Durasi dan Tingkat Makna Nomor Bumper
Visualisasi
Penjelasan Visual
Teknik
Durasi
Animasi Clay
7 detik
1 Bumper ini menceritakan tentang dokter gigi dan pasiennya.
Interpretasi : Dicabut gigi merupakan hal yang dapat melegakan dan terbebas dari rasa sakit. Gigi menjadi bagian yang penting dari tubuh manusia, untuk makan, senyum dan berbicara. MTV mengangkat hal-hal sehari-hari walaupun hal kecil tapi dapat memberi arti yang sangat luas.
2 Bumper ini menceritakan Seekor monyet yang keluar dari kandang dan memanjat pohon
Animasi Clay
10 detik
Interpretasi : Kebebasan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh setiap mahluk hidup untuk mendapatkan sebuah kesenangan diri. Wimba monyet mempunyai konotasi dengan sesuatu yang lucu.
3 Bumper ini menceritakan tiga orang penjaga gerbang di zaman romawi
Animasi Clay
10 detik
Interpretasi : MTV hadir dengan menampilkan identitas melalui image dan mampu mengalahkan media sebelum nya yakni radio yang hanya bisa didengar saja. Pesan ini ada ketika pejaga diketuk gerbang dan tidak terdapat apa-apa, namun sesaat kemudian muncul MTV dengan kudakudaan.
4
Bumper ini memperlihatkan sebuah apartemen, dimana didalamnya ada televisi yang menyala
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : Bumper ini menceritakan adanya totalitas MTV dalam mempengaruhi penontonnya. Wimba televisi merupakan gambaran MTV sebagai televisi musik dan wimba apartemen adalah tempat tinggal yang dianggap sebagi gaya hidup MTV tercermin pada bentuk apartemen berbentuk huruf MTV.
5 Bumper ini memperlihatkan sebuah mobil dan perjalanannya
Syuting Langsung (Liveshot)
9 detik
Interpretasi : Pada umumnya mobil berkelas mempunyai logo yang ditempatkan di depan kap mobil. Seperti Jaguar dengan kucing hitam jaguar. Namun logo ini tidak mempunyai arti lebih selain wimba TV = televisi. Ketika wimba TV ini bertemu huruf M barulah mempunyai arti MTV, yang dianalogikan huruf M tersebut adalah Musik.
6 Bumper ini menceritakan sekelompok anak muda yang sedang bermain dipinggir pantai
Animasi 2 Dimensi & Still Image
10 detik
Interpretasi : Bermain di atas pasir pantai merupakan hal yang menyenangkan. Dengan pasir dapat bermain bentuk yang mengasikan. Bentuk tersebut salah satunya huruf MTV yang dimetaphor menjadi bentuk manusia. Perubahan bentuk ini dianalogikan bahwa MTV terus berjalan maju (ditunjukan dengan arah kekanan, kanan=hal positif) dan terus bergerak hingga manusia tersebut dapat lompat dan melayang (mempunyai arti sebuah kebebasan).
7 Bumper ini menceritakan sebuah lorong waktu dari sebuah pintu kamar
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : Wimba kamar merupakan transisi menuju lorong waktu yang terdapat imajinasi-imajinasi yang surealistik didalamnya. Kehadiran MTV menjadi bagian dari keajaiban ‘kotak ajaib hitam’ yang dinamakan televisi.
8 Bumper ini menceritakan seorang wanita yang memetik senar piano
Animasi Clay
16 detik
Interpretasi : MTV telah hadir dipagi hari, dengan munculnya bunyi ayam dan jam weker.
9 Bumper ini memceritakan seekor kucing yang dikejar oleh petani
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : Kucing yang selalu membuat kesal pak tani. Sosok kucing merupakan perwujudan dari kenakalan, kreatif, dan pintar. Kucing tersebut masuk kedalam gramophone diartikan sebagai masuknya era radio dan lalu metaphor kedalam bentuk televisi. Hal tersebut membuat kaget pak tani sebagai perwujudan orang tua (ketinggalan zaman).
10 Bumper ini memperlihatkan sebuah tari Bali
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : MTV menempatkan masa sekarang yang tidak ada batasnya khususnya masalah eksistensi waktu dengan hubungan yang konvensional. Bumper ini menunjukan bahwa MTV mampu melintasi dimensi tradisi dan modern. Juga masuknya aneka waktu dan ruang didalamnya.
11 Bumper ini menceritakan sebuah dimensi dari sebuah lukisan
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : MTV mempunyai prinsip selalu bergerak kedepan dengan indikasi pada gerak wimba yang sering bergerak dari kiri ke kanan (gerak ini menunjukan ke arah positif/kebaikan/maju) dan roket sebagai sebuah percepatan. Wimba yang terdapat dalam bumper ini sangat surealistik. Seperti robot monyet, putrid duyung, metronom, dan penyihir. Hal ini menunjukan mengenai eksistensi waktu yang terus bergerak dan eksistensi waktu itu hanya terjadi di televisi (MTV).
12
Bumper ini memperlihatkan sebuah permainan metaphor dari bentuk manusia ke bentuk lain
Animasi 2 Dimensi
15 detik
Interpretasi : Manusia menjadi bagian dari sebuah proses perubahan dan dapat masuk ke berbagai dimensi yang dibuatnya sendiri. Hal ini diperlihatkan dengan adanya sapuan kuas yang dibawa oleh wimba manusia dari mulai ditancapkan sampai dengan ditarik kembali dan masuk kedalam sebuah lorong.
13
Bumper ini memperlihatkan permainan mirror/kembar dari wimba manusia yang sedang mendorong dan menarik
Animasi Clay
13 detik
Interpretasi : Pada bumper ini muncul kembali surealistik. Umumnya cermin akan sama dengan wujud aslinya. Akan tetapi di akhir bumper, terdapat cara kembar dari wimba manusia namun keduanya mempunyai aktivitas yang berbeda. Dalam bumper ini juga menunjukan dimensi maya yang dapat memunculkan sebuah wujud manusia. Ini diartikan sebagai layar televisi yang terkadang merupakan cerminan kehidupan peradaban manusia.
14
Bumper ini memperlihatkan seseorang yang sedang menonton televisi dan tokoh dalam televisi tersebut dapat hidup
Gabungan Animasi 2D & Syuting Langsung (Liveshot)
17 detik
Interpretasi : Televisi merupakan media maya yang kehadirannya mendekati realitas sebenarnya. Kehadiran wimba-wimba di televisi dapat dirasakan keberadaanya walaupun memiliki dimensi waktu dan ruang yang berbeda. Hal tersebut tergambar dalam munculnya tokoh kartun yang dapat bergerak dengan manusia yang menontonnya bahkan sampai mampu berinteraksi. Bagi manusia modern kehadiran televisi bukan bukan sebuah realitas semu tapi hampir menjadikan realitas sebenarnya. Demikian juga dengan adanya MTV mampu mengubah gaya hidup seseorang dan musik menjadi lifestyle.
15 Bumper ini memperlihatkan keisengan seseorang yang bermain cat semprot (pilox)
Syuting Langsung (Liveshot)
10 detik
Interpretasi : Wimba gedung merupakan sebuah gambaran tentang masa lalu yang kuno. Lalu kekunoan tersebut ditutupi dengan masking dari MTV sebagai perwujudan modern. Dimensi latar yang tidak nampak sedikitnya dapat mewakili bahwa MTV merupakan medium dari layar kaca.
16
Bumper ini memperlihatkan sebuah boneka kayu dan aktivitas makannya.
Animasi Clay
10 detik
Interpretasi : Manusia ini merupakan sebuah boneka dengan seluruh aktivitasnya yang selalu serba diatur seperti aktifitas makan. Namun sebagai manusia ada batasan kesabaran hingga ia marah mengeluarkan api. Dari kue ini dapat ditunjukan mengenai keinginan manusia tersebut, yakni ingin hiburan/musik/MTV. Sehingga digambarkan MTV menyajikan bukan sesuatu yang biasa umumnya disajikan tetapi mempunyai kebebasan dalam berkreasi.
17 Bumper ini menceritakan seorang pekerja yang sedang memperbaiki jam
Animasi 2 Dimensi
15 detik
Interpretasi : MTV bergerak dengan ruang dan waktu, di bumper ini terlihat bahwa waktu dipandang nonlinier dapat maju dan mundur. Beberapa wimba dimunculkan dengan still image bergaya popart. Lalu kembali lagi ke dimensi nyata. Demkian waktu dipandang oleh MTV bukan sebagai dimensi yang mengikat tetapi dimensi yang dapat bebas.
18
Bumper ini memperlihatkan keisengan seseorang yang bermain dengan bentuk tubuhnya
Animasi 2 Dimensi
19 detik
Interpretasi : Kehadiran MTV bukan saja berupa sensasi persepsi pada mata tetapi mampu menjadi gaya hidup dan ideologi seseorang. Bumper ini menceritakan sebuah papan reklame yang akan hendak dipotong oleh gunting
19
Animasi 2 Dimensi
10 detik
Interpretasi : Pemaknaan muncul ketika bumper ini berbicara dari segi warna sebagai cara ungkap dimensi waktu dan ruang. Ketika awal muncul, wimba reklame berwarna hitam putih, ini menunjukan sesuatu yang kuno. Lalu diakhir muncul reklame dalam bentuk warna dan ini menunjukan masuknya era modern. MTV pada dasarnya menawarkan sebuah modernisme. Bumper ini menceritakan seekor capung yang mengganggu seseorang, karena kesal lalu capung tersebut dimakannya.
20
Gabungan Syuting Langsung (Liveshot) & Animasi 3 Dimensi
10 detik
Interpretasi : Kehadiran capung merupakan gambaran dari menariknya tayangan MTV dibandingkan dengan kegiatan yang konvensional membaca. Saat capung tersebut dimakan, ini menunjukan kelezatan MTV bukan saja dilihat tapi sampai dimakannya (hiperbola)..
Cara Wimba adalah cara menggambarkan objek yang digambar dengan memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh kamera, teknik-teknik penyuntingan, maupun dengan memanfaatkan objek itu sendiri. Ukuran pengambilan ialah suatu teknik pengambilan gambar untuk menentukan berapa besar isi wimba digambarkan dalam sebuah bidang gambar. Dari 11 jenis ukuran pengambilan, dapat digambaran mengenai pola keanekaragaman jenis ukuran pengambilan dalam setiap bumper sebagai berikut : a. Menggunakan 1 – 4 cara : 16 bumper b. Menggunakan 5 – 7 cara : 4 bumper c. Menggunakan 8 – 11 cara : tidak ada Dari ke 20 bumper MTV tersebut, bumper dengan jumlah cara ukuran pengambilan yang terkecil ( 1 Cara ) adalah Bumper 2, 5,16, dan 18.
Bumper 2
Bumper 5
Bumper 16
Bumper 18
Sedangkan jumlah cara ukuran pengambilan terbanyak ( 7 Cara ) adalah Bumper 12 dan 19.
Bumper 12
Bumper 19
Jika dilihat secara horizontal, maka cara ukuran pengambilan terbanyak adalah Cara Long Shot (LS). Perhatikan tabel berikut ini :
Tabel 2 Cara Wimba 1 (Ukuran Pengambilan) 20 Bumper MTV
1.
Pemakaian ukuran dari kepala-kaki pada suatu wimba, dapat memperlihatkan gerakan secara keseluruhan sehingga kekuatan ekspresi bukan saja dibagian muka (seperti yang dilakukan oleh bahasa rupa barat pada film) tetapi ekspresi gesture dapat menjadi sebuah bahasa komunikasi. Hal ini juga mengingatkan kita mengenai media rupa rungu modern (film) yang berasal dari Timur khususnya asia (hongkong/china) dengan memamerkan keahliannya dalam membuat film laga, dimana adengan lebih banyak menggunakan long shot. Kelebihan long shot lainnya adalah kemampuan untuk bercerita mengenai ruang dapat dieksplorasi lebih banyak lagi.
2.
Beberapa bumper menggunakan sedikit cara pengambilan gambar seperti pada bumper 2, 5, 16 dan 18, hal ini dikarenakan untuk lebih dapat memfokuskan pada wimba utama yang dimaksud. Pada bumper 5, fokus terdapat pada logo mobil dengan huruf TV dan latar belakang yang terus bergerak.
3.
Dilihat dari segi teknis, pembuatan animasi dengan banyak ‘cara ukuran pengambilan’ akan lebih sulit penggarapannya. Pada umumnya animasi lebih banyak menggunakan objek bergerak, dibandingkan dengan berganti ‘cara ukuran pengambilan’. Hal ini yang akan membedakan antara film/video dengan animasi. Prinsip dasar pada film/video adalah mengambil gambar/wimba/objek dengan kamera dari sesuatu yang sudah ada lalu direkam kedalam pita. Sedangkan pada animasi, seluruh objek/wimba harus dibuat dari 0 (nol) dengan membentuk karakter dan geraknya dalam ratusan frame.
4.
Namun hal tersebut diatas bukanlah prinsip yang baku dalam bahasa rupa bumper MTV karena ada bumperpun menggunakan banyak memakai ‘cara ukuran pengambilan’ dan bahkan menjadi ciri khas bahasa rupa MTV. Pergantian ‘cara ukuran pengambilan’ yang banyak diikuti dengan waktu yang cepat sehingga kesan yang didapat hanyalah sensasi-persepsi dari kejutan sesaat pada mata. Namun kebanyakan hal ini ada pada bumper acara dan video musik MTV.
5.
Wimba pada bumper MTV memiliki kebebasan bergerak sehingga tidak dibatasi oleh sebuah frame/bingkai. Wimba terkadang mengalami extrem shot seperti kepala yang terpotong oleh frame/bingkai.(lihat bumper 20) Pada bumper 20, wimba orang terpotong oleh frame/bingkai, bukan berarti hanya sebuah wimba kepala, tetapi frame ini merupakan sebuah jendela melihat berbagai wimba.
6.
Pada umumnya ‘cara pengambilan ukuran’ bumper MTV memiliki dimensi ruang dan waktu. Walaupun bumper tersebut berupa gambar diam (still picture). Hal ini terjadi karena komunikasi yang disampaikan adalah bukan gambar yang informative tetapi gambar yang punya dimensi waktu untuk bercerita dan dimensi ruang untuk bergerak.
7.
Untuk ‘cara pengambilan ukuran : ada yang diperbesar/diperkecil’ yang menjadi patokan adalah ukuran wimba tersebut dalam frame/bingkai. Pada bumper ini terdapat wimba sepatu, ini merupakan bagian cara pengambilan ukuran : ada yang diperbesar sehingga wimba sepatu terasa lebih besar dari apartemen. Hal ini mengikuti prinsip pada kamera dan perspektif, yakni benda yang dekat akan terlihat lebih besar.
Dalam mencari struktur bahasa rupa bumper MTV tidak dapat dilakukan dengan pendekatan strukturalis, karena pada bumper MTV khususnya ide muncul begitu saja dan sesaat, sehingga lebih terkesan ‘iseng’.
C. Simpulan
Kita tinggal di dunia visual dan kita menghabiskan banyak energi perasaan dan energi fisikal dalam melihat sesuatu. Wimba - wimba ini membantu kita dalam membentuk persepsi tentang dunia di mana kita berada.
Kita berkomunikasi melalui wimba. Komunikasi visual adalah aspek pusat dari hidup kita, dimana kita lebih sering menggunakan indera mata dibandingkan dengan inderaindera lainnya. Kebanyakan komunikasi visual dapat terjadi secara langsung, baik melalui simbol-simbol tertentu (kata-kata & tanda) ataupun melalui simbol-simbol lainnya. Pandangan emosional dan impuls kreatif kita membutuhkan ekspresi visual dan ekspresi simbol sebagai penyampai pesan. Oleh karena itu, dalam keseharian kita akan menemukan dua hal antara Fenomena Visual dan Pengalaman Visual.
Fenomena visual menguasai tiap gerakan dari hidup kita. Sedangkan Pengalaman Visual bertalian secara dekat dan langsung kepada perasaan serta intelektual yang kita miliki. Jadi, Fenomena visual memang sudah ada disekitar kita, sedangkan Pengalaman Visual ini yang menangkap fenomena-fenomena yang ada dan masuk kedalam memori kita. Dalam kenyataannya, kita tidak selalu bisa mempercayai apa yang kita lihat karena banyak hal ‘palsu’ atau tidak nyata yang kita lihat sehari-hari.
Eksperimental wimba sangat tepat untuk memberi nama pada bumper MTV, dimana bumper MTV tersebut memunculkan hal-hal yang unik dan ‘baru’ (pop) dengan memanfaatkan Cara Wimba dan Tata Ungkap untuk dapat meraih penonton anak muda.
Cara bercerita atau bertutur pada seni tradisi melalui aneka waktu dan ruang kembali lagi diangkat oleh peradaban modern dengan dibantu teknologi digital. Keberadaan NPM bagi Barat adalah usaha untuk melakukan pendekatan yang lebih rasional dan realistis. Kehadiran ruang waktu datar yang sempat dilupakan, dan diangkat kembali untuk dapat lebih mengekspresikan imajinasi dan cara bercerita melalui visual. Keterbatasan medium pada media-media sebelumnya dapat dipecahkan oleh digitalisasi sehingga ide dapat lebih dituangkan menjadi sebuah karya yang nyata.
Hal ini terbukti pada bumper MTV yang diteliti dalam tesis ini, dimana ada pemanfaatan Ruang Waktu Datar menjadi sebuah ciri khas dalam Cara Wimba dan Tata Ungkap Bumper MTV. Dengan menggabungkan cara berfikir tadi, keberadaan MTV di tahun 1980 telah mengangkat MTV menuju budaya postmodern terdepan. Padahal pada tahun tersebut, format MTV masih dianggap tradisional, akan tetapi banyak ditiru oleh chanel TV lainnya, dimana saat itu karakter televisi masih dipengaruhi kuat oleh Cinematography dan Teaterikal. Bumper MTV selain menampilkan eksotis visual, juga menampilkan pesan identitas sebuah stasiun televisi anak muda dalam bentuk dan kemasan yang berbeda dengan umumnya identitas televisi.
Dengan mengamati Cara Wimba dan Tata Ungkap Bumper MTV, yang kemudian menjadi landasan dalam mengamati fenomena visual pada bumper MTV dimana terdapat penggabungan cara berfikir antara berfikir Barat dan Timur sehingga menjadi satu kesatuan dalam bahasa rupa bumper MTV untuk menyampaikan pesan identitas. Maka dapat ditarik 3 kelompok kesimpulan yakni pertama: kesimpulan yang berkaitan dengan struktur komunikasi visual bumper MTV ditinjau dari Cara Wimba dan Tata Ungkapnya, kedua : kesimpulan yang berkaitan dengan pemanfaatan Naturalis-Perspektif-Momen Opname dan Ruang-Waktu-Datar pada bumper MTV, ketiga : kesimpulan yang berkaitan dengan Bumper MTV sebagai representasi dari corporate identity MTV.
Pertama : Kesimpulan yang berkaitan dengan struktur komunikasi visual bumper MTV ditinjau dari Cara Wimba dan Tata Ungkapnya.
(1). Bumper MTV merupakan sebuah komunikasi bahasa rupa multidimensi yang memiliki daya tarik yang universal dan hal ini merupakan fenomena yang unik dalam kajian komunikasi visual. Pemanfaatan dimensi ruang dan waktu menjadi sesuatu yang khas dalam bumper MTV ini. Pengaruh digital dalam proses shoting maupun editing telah banyak membantu untuk mengatasi keterbatasan media dan untuk dapat berekspresi sesuai dengan ide dan keinginan. Misalnya pada bumper ke-10 (dancer), bumper tersebut mampu menangkap fenomena visual yang dinamis dan memanfaatkannya ke dalam urutan frame, lalu menjadi gerak (animasi). Ini menunjukan bahwa unsur keterkaitan gerak motorik dan ide dapat direkam dan digabungkan menjadi bahasa rupa bumper MTV.
(2). Frame atau bingkai tidak dilihat sebagai sebuah batas akhir dari wimba, akan tetapi frame dianggap sebuah jendela dalam menangkap wimba. Tetapi hal ini sangat relatif karena tidak semua bumper juga memakai pemahaman tersebut, ada juga bumper MTV yang mengganggap frame atau bingkai merupakan sebuah rebahan atau wimba berada pada dasar frame sebagai garis tanah. Cara Dari Kepala-kaki sudah dikenal melalui media sebelumnya pada karikatur karena dengan cara demikian ada ruang gerak dan ruang imajinatif yang selebihnya diberi keleluasan pada penglihat untuk berimajinasi.
(3). Cara Kejadian Bermatra Waktu bumper MTV disusun sehingga penonton tidak merasakan bosan. Hal ini dikarenakan wimba dapat saling mengisi ruang dan waktu pada bingkai bumper dengan waktu yang singkat. Setiap kali bumper muncul, diikuti pula dengan munculnya hal-hal yang baru dan mungkin saja baru saat itu juga kita dapat menangkapnya secara kasat mata.
(4). Stilasi bentuk terjadi pada bumper MTV, khususnya dengan penggambaran gaya kartun. Stilasi ini dapat berupa pengurangan bentuk atau penambahan bentuk sehingga
wimba menjadi lebih ekspresif dan dinamis. Bentuk-bentuk tambahan yang mengadopsi dari bahasa rupa komik menjadi lebih nyata dengan bergabungnya unsur gerak dan waktu.
(5).
Alih bentuk merupakan usulan dari penulis untuk memperkaya bahasa rupa
khususnya pada media rupa rungu dinamis modern. Alih bentuk ini ditempatkan pada Tata Ungkap Luar menyatakan penting dan gerak. Hal ini sangat memungkinkan terjadi dengan adanya teknologi komputer. Namun alih bentuk ini tidak terjadi pada Cara Wimba dan Tata Ungkap Dalam, dikarenakan pada posisi still image sulit terlihat alih bentuk tersebut (harus diikuti oleh sebuah gerak). Ciri alih bentuk lebih tepat untuk penggunaannya pada Cara Wimba dan Tata Ungkap Dalam untuk menyatakan gerak.
(6). Aneka waktu dan ruang menjadi cara yang khas pada bumper MTV, ketika bumper harus dapat mensiasati menjadi tampilan yang unik dalam kurun waktu yang singkat dan hanya terdiri dari beberapa shot. Aneka waktu dan ruang dapat muncul seperti montase pada lukisan, akan tetapi montase yang dilakukan adalah montase yang memiliki dimensi waktu dan ruang. Sehingga terkadang bumper muncul secara aneh dan tidak biasa. Yang menarik dari kebanyakan bumper MTV memiliki kualitas yang tidak nyata (surrealistik) dan ada unsur lucu. Surrealisme adalah gaya visual yang lebih mendekati khayalan, nonlinear (memiliki alur cerita tidak konvensional, dan bebas) dan biasanya menggunakan wimba yang fantastik & penuh dengan special-effects.
Istilah surrealisme berasal dari istilah lukisan. Pelukis yang termasuk ke dalam aliran ini adalah Miro, Dali, Breton dan Magritte. Mereka ingin menghadirkan apa yang ada dalam alam bawah sadar mereka ke dalam lukisan.
Kita menemukan banyak elemen surrealistik pada bumper yang dikombinasikan secara mengejutkan dengan estetika visual avant-garde. Salah satu yang menjadi masalah dalam bumper MTV adalah setelah kita menontonnya, bumper itu membuat blur (buram) pikiran kita. Begitu banyaknya visual yang berlebihan akan membuat pikiran kita
menjadi kelebihan beban informasi (information overload). Pada saat kelebiha informasi tersebut, muncullah hal-hal yang sederhana dan dengan cepat kita mudah mengingatnya. Hal ini terjadi pada shot awal bumper terdapat berbagai macam wimba yang bergerak dan berusaha
mencari
perhatian,
namun
kemudian
muncul
huruf
MTV.
Disaat
kemunculannya kita menjadi lebih ingat akan identitas MTV tersebut.
Ada yang mengatakan bahwa bumper MTV yang seperti ini mengambil sesuatu yang bersifat eksperimental. Bumper MTV itu memasukkan fenomena seperti itu dalam keterbatasan media. Bumper MTV sangat mempengaruhi tampilan umum dan memberikan efek kejiwaan kepada anak-anak muda yang menontonnya.
Kedua : Kesimpulan yang berkaitan dengan pemanfaatan Naturalis-Perspektif-Momen Opname dan Ruang-Waktu-Datar pada bumper MTV
(1). Pada bumper MTV antara Naturalis-Perspektif-Momen Opname dan Ruang-WaktuDatar dimanfaatkan dalam upaya mengekspresikan ide. Tidak terjadi pembatasan dalam pemakaiannya bumper MTV, yang ada adalah pencampuran keduanya dan saling melengkapi kekurangannya.
(2). Ruang-Waktu-Datar dinilai dari segi pengungkapan dan teknis, mampu mengatasi ruang dan waktu yang terisolasi oleh paradigma lama yang menganggap ruang dan waktu itu hadir hanya pada shot atau adegan. Tetapi ruang dan waktu itu dapat melampaui batas dari kemampuan medium itu sendiri. Hal tersebut ada pada ciri aneka waktu dan ruang pada bumper MTV yang sering dianggap absurd. Bahkan penulis menganggap bahwa keberadaan ruang waktu datar memiliki kesamaan pada teknik montase, dimana setiap elemen visual dapat disimpan atau disusun pada sebuah bidang datar menjadi sebuah komposisi. Montase dapat melibatkan beberapa elemen grafis, planes, volumes, spatiality, image of motion dll. Dengan memainkan satu shot dengan shot yang lain, kita akan dapat menghasilkan efek. Montase secara konseptual didefinisikan bukan oleh isi montase tapi justru oleh hubungan konsep dengan elemen lain dalam sistem.
Konsep ini dikembangkan oleh seorang sutradara dan ahli teorikus film yang bernama Sergei Eisenstein. Dalam buku Film Form, Eisenstein (1949:49) mengemukakan bahwa montase adalah ide yang muncul dari kerja sama hasil shot yang independen.
Kita memahami film dengan cara melihat kombinasi shot. Satu shot dapat diartikan sebagai sebuah foto. Tapi jika beberapa shot dikombinasikan dalam rangkaian tertentu, hasil kombinasi itu akan menimbulkan gagasan-gagasan atau tanggapan emosional pada diri kita. Hal ini menjelaskan kekuatan bumper MTV yang sering melakukan eksperimen dalam menyuting dan editing.
Ketiga : Kesimpulan yang berkaitan dengan Bumper MTV sebagai identitas dari MTV.
Dalam budaya yang kita miliki, sudah lama kita terbiasa untuk membagi dan memisahkan semua hal sebagai tata cara dalam mengatur pesan. Kadang cukup mengejutkan juga jika mengingat bahwa pada operasional dan praktiknya, media adalah sebuah pesan. Ini bukan hanya sekadar konsekuensi sosial & personal dari suatu media saja. Ini merupakan hasil dari acuan baru dalam hidup kita yang diperkenalkan oleh perluasan pemikiran kita atau oleh sebuah teknologi yang baru.
Struktur pesan yang dipakai oleh MTV melalui bumper MTV adalah untuk menyampaikan sebuah identitas disusun berdasarkan sesuatu hal yang berada di luar lingkup MTV. Hal ini sangat berbeda dengan stasiun televisi lain, pada umumnya dalam menyampaikan sebuah pesan mengenai identitas dibangun melalui pendekatan koneksitas dari filosofis, ideologi, visi dan misi perusahaan. Bumper MTV memiliki content yang unik sehingga mampu menarik perhatian mencapai sensasi persepsi dibandingkan dengan maknanya itu sendiri. Secara kasat mata, bumper MTV seakan tidak memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar ‘keisengan’ visualisasi saja, akan tetapi makna itu sendiri terkandung dalam struktur pesan yang dibangun, yaitu berdasarkan sesuatu yang ada diluar MTV (tidak ada koneksitas, atau dalam bahasa sehari-hari “tidak nyambung”). Tetapi secara ilmu komunikasi bahwa komunikatif sebuah pesan harus ada sebagai kunci
keberhasilan sebuah pesan tersebut sampai ke penerima pesan. Sedangkan identitas MTV telah terbukti dapat diterima oleh anak muda dan menjadi trend-mark anak muda di dunia. Oleh karena itu identitas MTV bukan berarti tidak ada koneksitasnya namun lebih jauh MTV telah menciptakan sebuah identitas yang lebih maju (modern) dengan membangun identitas yang terbuka bagi siapa saja yang menonton MTV dan identitas tersebut dimaknai sesuai dengan persepsi masing-masing. Sehingga dalam visualisasi bumper MTV terdapat bermacam-macam lokasi, setting, karakter, dan lain-lainnya, bahkan absurd/chaos sekalipun. Mengenai persepsi tentang ruang dan waktu pada peradaban modern telah terjadi sebuah proses kompleks reorganisasi konsep ruang dan waktu. Hal ini diperkuat juga oleh pendapat Dr. Bambang Sugiharto dimana konsep waktu pada masa postmodern mengalami ciri :Spiral,Progresif-Retrogresif (“Back to the future”), Kontinuitas dalam diskontinuitas, Hyperreal (Pencampuran antara fakta dan fiksi, konkrit dan abstrak, realitas imajiner menjadi premier). Masa lalu dan masa depan adalah konstruksi imajinatif yang dialami sebagai real dan bereffek. Tanpa berubah ruang kita bisa alami masa lalu dan masa depan. Begitu juga dengan konsep ruang pada postmodern memiliki ciri : Ruang sibernetiselektronis (Cyberspace), tanpa batas bersifat relasional, non-hirarkis, polysentris (banyak pusatnya), kompleks (persepsi ruang tergantung oleh kecepatan waktu, pola-pola produksi ruang, tendensi pasar, konstelasi fisik), menantang persepsi dan imajinasi ruang dan waktu baru.
Daftar Pustaka
Agger, Ben, Culture Studies as Critical Theory, London : The Falmer Press, 1992 Berger ,Arthur Asa, “ Seeing is Believing:An Introduction to Visual Communication “ Mayfield Publishing Company, California, 1989. Bungin, Burhan, “Erotika Media Massa”,Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2001 Esselin, Martin, “The Age of Television”, Sam Francisco,W.H Freeman 1982. Gordon, Scott, The History and Philosophy of Social Science, London: Routledge, 1991 Goux, Melanie, James A.Houff, “ On Screen in time :Transitions in motion graphic design for television and new media “,RotoVision,Switzwerland, 2003. Hanson, Jarice, “ Understanding Video “, Newbury Park, California:Sage, 1987.
McLuhan, Marshall, Understanding Media, The Extension of Man, London :the MIT Press, 1999 Ornstein, Robert, 1972. The Pscychology of Consciousness. San Fransisco: W.H Freeman. Postman, Neil, Amusing ourselves to Death :Public Discourse in The Age of Business, Amerika Serikat : Viking Penguin Inc., 1985. Diterjemahkan oleh Inggita Notosusanto., 1995, Menghibur diri sampai mati, mewaspadai media televisi, Jakarta: Sinar Harapan, 1995. Primadi Tabrani, “ Meninjau Bahasa Rupa Wayang Bebebr Jaka Kembang Kuning Dari Telaah Cara Wimba dan Tata Ungkap Bahasa Rupa Media Rupa Rungu Dwimatra Statis Modern, Dalam Hubungannya dengan Bahasa Rupa Gambar Prasejarah, Primitif, Anak dan Relief Cerita Lalitavistara Borobudur”, Disertasi Doktor, Fafultas Pasca Sarjana, ITB, Bandung, 1991. Primadi Tabrani, “Bahasa Rupa Gambar Sebagai Ilmu”.1993. Primadi Tabrani. “Bahasa Rupa Tradisi : Pusaka Masa Lalu Yang Perlu Dipertimbangkan Kembali Untuk Seni Rupa Indonesia Masa Depan”, Diskusi Pameran 2002 Tahun Pusaka Indonesia, Galeri Kita, Bandung.2002. Primadi Tabrani, “ Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Kreativitas”, Diskusi panel, Kampus STISI Bandung