TM 11
DAFTAR ISI DAFTAR ISI......................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 2 CARA PENGGUNAAN BUKU PANDUAN ........................................................... 3 Menciptakan Suasana Yang Baik Saat Pelatihan ............................................. 3 Cara Penggunaan Dan Reproduksi Bahan....................................................... 5 MODUL-MODUL ................................................................................................. 7 Modul 1 - Perkenalan........................................................................................... 8 Sesi A Pembukaan Pelatihan.......................................................................... 8 Sesi B Perkenalan satu dengan yang lain....................................................... 8 Sesi C Menyusun peraturan utama dari pelatihan........................................... 9 Modul 2 - Arti Pelayanan Kesehatan Hewan Berbasis Masyarakat.................... 12 Sesi A Apa itu Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat dan Mengapa mereka diperlukan? ........................................................................... 12 Modul 3 - Hewan yang sehat ............................................................................. 14 Sesi A Bagaimana tubuh hewan berfungsi ?................................................. 14 Sesi B Bagaimana mengendalikan hewan .................................................... 16 Modul 4 - Hewan yang sakit............................................................................... 18 Sesi A Penyakit yang umum di lapangan ...................................................... 18 Sesi B Gejala-gejala penyakit dan bagaimana memeriksa hewan. ............... 20 Modul 5 - Peralatan kerja................................................................................... 23 Sesi A Seperangkat obat-obatan, modal awal .............................................. 23 Modul 6 - Yankeswan sebagai Peluang Bisnis................................................... 25 Sesi A Menjalankan usaha ........................................................................... 25 Modul 7 - Menangani Hewan ............................................................................. 27 Sesi A Berbagai cara untuk penanganan penyakit........................................ 27 Sesi B Obat-obatan modern dan bagaimana menggunakannya secara bertanggung jawab ............................................................................ 28 Sesi C Pemberian obat ................................................................................. 31 Sesi D Studi kasus penanganan penyakit-penyakit yang umum ditemui. ...... 33 Modul 8 - Mencegah Penyakit ........................................................................... 41 Sesi A Bagaimana menjaga agar hewan tetap sehat .................................... 41 Modul 9 - Peraturan Kerja.................................................................................. 43 Sesi A Pembatasan pelayanan Jurkeswan ................................................... 43 Sesi B Kode etik ........................................................................................... 44 LAMPIRAN ........................................................................................................ 46
1
PENDAHULUAN Salah satu hambatan penting yang dihadapi peternak kecil di Indonesia untuk mengembangkan usaha ternak adalah kesulitan untuk mendapatkan pelayanan Peternakan terutama pelayanan kesehatan ternak. Sebagian besar peternak kecil tinggal di area yang terpencil, jauh dari petugas keswan pemerintah yang biasanya memiliki sarana transportasi serta beberapa obat-obatan dan peralatan yang terbatas. Salah satu tantangan utama adalah menemukan cara dalam menyediakan pelayanan yang bermutu tinggi dan dapat dipercaya dengan harga yang dapat dijangkau oleh peternak. Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Peternakan dan Program DELIVERI melatih peternak baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat (Yankeswan). Pendekatan baru ini telah dicobakan di empat kabupaten di Indonesia yaitu Minahasa (Sulawesi Utara), Barru dan Bulukumba (Sulawesi Selatan) dan Indra Giri Hilir (Riau). Yankeswan dipilih oleh kelompok masyarakat di desanya untuk menyediakan pelayanan kesehatan hewan secara mendasar bagi semua spesies ternak. Pelayanan yang diberikan oleh Yankeswan tidaklah cuma-cuma, peternak harus membayar pelayanan dengan harga pasar. Walaupun Yankeswan mendapatkan penghasilan tertentu dari pelayanan, mereka hanya menyediakan pelayanan kesehatan ternak secara paruh waktu dan tetap bertani sebagai aktivitas utama mereka. Pelatihan Yankeswan juga ditujukan agar mereka dapat menyediakan obatobatan dan peralatan. Disediakan seperangkat peralatan dan obat-obatan sebagai pinjaman dan mereka harus mampu melengkapi kembali persediaan obat-obatan mereka melalui koperasi atau melalui toko obat lokal yang ada. Buku panduan ini adalah hasil pengalaman yang diperoleh melalui berbagai pelatihan di Indonesia. Isi materi pelatihan ini telah diuji agar dapat digunakan sebaik mungkin untuk mengembangkan sistem Yankeswan di Indonesia.
2
CARA PENGGUNAAN BUKU PANDUAN Buku Panduan ini terdiri dari modul bagi pelatih yang merupakan panduan untuk menyiapkan dan melaksanakan pelatihan Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat (Yankeswan). Sesi-sesi dalam panduan ini merupakan contoh yang menjelaskan bagaimana bagian-bagian pelatihan dapat dirancang. Panduan ini digunakan sebagai pedoman yang diikuti secara bertahap atau dapat dipilih topik-topik tertentu sebagai sumber ide untuk pelatihan. Silahkan menyesuaikan bahan panduan ini dengan kebutuhan anda sebagai pelatih dan mencoba ide-ide baru dari sumber lain. Sehubungan dengan penjelasan di atas, contoh-contoh hasil sesi yang diberikan dalam panduan ini, hanya dimaksud sebagai informasi tentang pelatihan yang merupakan pengalaman-pengalaman DELIVERI selama mengadakan kerja sama dengan Yankeswan. Jangan khawatir kalau hasil dalam pelatihan anda tidak sama dengan contoh-contoh tersebut. Setiap kali pelatihan diadakan, hasil dalam sesi-sesi akan berbeda dan harus memang berbeda. Peserta pelatihan tidak bisa dan tidak boleh dipaksa untuk memberikan jawaban yang diinginkan oleh pelatih.
Modul-modul yang kami rancang adalah sebagai berikut: Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 Modul 5 Modul 6 Modul 7 Modul 8 Modul 9
Perkenalan Arti Pelayanan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat Hewan yang sehat Hewan yang sakit Peralatan kerja Yankeswan sebagai peluang bisnis Menangani hewan Pencegahan penyakit Peraturan kerja
Menciptakan Suasana Yang Baik Saat Pelatihan Pelatihan didesain sebagai suatu forum diskusi untuk berbagai aspek kesehatan hewan. Dengan menggunakan berbagai permainan dan peralatan pelatihan, peserta didorong untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang mereka peroleh. Dengan cara ini, peserta dapat belajar memberikan pertolongan pertama atau penanganan dini mengenai pelayanan kesehatan ternak yang lebih baik bila kembali ke desa masing-masing untuk disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya lokal. Peran pelatih adalah sebagai pendorong diskusi dan menciptakan suasana agar peserta saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dokter hewan atau teknisi kesehatan hewan yang termasuk dalam tim pelatih dapat memberikan ide-ide dari sudut pandang yang berbeda.
3
Peserta akan merasa antusias untuk belajar sesama mereka, namun sangatlah penting untuk diperhatikan bahwa pelatih jangan terlalu mendominasi dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya sehingga tidak mendorong kreativitas peserta. Pertukaran pengetahuan dan ketrampilan dari peserta harus didorong setiap waktu. Janganlah bersikap menggurui, ambillah bagian dalam diskusi, dengarkan dan terbukalah untuk belajar dan anda akan mengalami saatsaat yang menyenangkan. Sebuah tim pelatih dapat terdiri dari 4 - 5 orang atau lebih termasuk didalamnya dokter hewan dan spesialis kesehatan hewan. Biasanya, setiap sesi didesain untuk difasilitasi oleh seorang pelatih. Namun yang penting untuk diingat adanya pengaturan yang jelas siapa-siapa yang memfasilitasi pada masing-masing sesi. Pembagian tugas harus sudah diatur pada masa persiapan pelatihan. Secara ideal pelatih yang terlibat tidak boleh lebih dari 15 orang. Untuk mendorong partisipasi yang baik sangat penting untuk mengatur penempatan ruang suatu pelatihan. Pengaturan tempat duduk memiliki pengaruh yang sangat besar dalam suatu sesi. Dalam pelatihan ini pada sebagian besar proses kami mengatur kursi berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran dimana peserta dapat berinteraksi dengan baik dan memungkinkan pelatih dan peserta untuk merasa berada dalam posisi yang setara.
Adanya permainan-permainan pada pergantian antar sesi merupakan suatu ide untuk pengalihan suasana dan penambah semangat serta menciptakan suasana yang lebih santai, sehingga peserta dapat mempertahankan konsentrasinya, memperoleh energi baru dan dapat pula dipakai sebagai pemancing untuk memulai diskusi. Disamping itu permainan tersebut dimaksudkan untuk membuat peserta merasa lebih akrab dan leluasa satu dengan yang lain dimana akan sangat berguna pada hari pertama dari pelatihan. Ada banyak permainan dan seringkali peserta merupakan sumber dari suatu permainan baru. Minatilah inisiatif peserta dan dapatkan kesenangan dari padanya.
4
Cara Penggunaan Dan Reproduksi Bahan Semua bahan di buku panduan ini dapat di-copy atau diperbanyak secara bebas. Tidak ada copy right. DELIVERI sangat berterima kasih kalau DELIVERI akan disebut dalam daftar pustaka sebagai sumber informasi terbitan anda. Dalam panduan ini sering digunakan kata flipchart. Flipchart merupakan lembar kertas yang berukuran sekitar 60 cm x 80 cm (ada yang menyebutkan dengan Kertas Bahan Koran). Beberapa lembar flipchart disusun dan ditempel atau dipaku ke “papan flipchart”. Setiap lembar kertas flipchart dapat dilipat ke belakang "papan flipchart" sesudah digunakan. Tetapi lebih praktis kalau kertas flipchart ditempel di dinding agar peserta dapat lebih mudah melihatnya lagi.
Untuk beberapa sesi gambar berukuran besar pada flipchart diperlukan. Misalnya dengan teks contoh kecil dari gambar diberikan nomor yang menunjuk ke gambar berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) di lampiran dalam panduan ini. Gambargambar untuk flipchart sebaiknya disiapkan pada masa persiapan pelatihan. Untuk membuat gambar yang lebih besar dari ukuran A4 kita dapat menggunakan mesin fotokopi yang dapat memperbesar gambar ke ukuran yang sama dengan dua kali A4 (disebut A3). Hasil ini dapat diperbesar lagi dan seterusnya. Seringkali mutu gambar menurun sesudah difotokopi beberapa kali, dengan demikian gambar yang sudah diperbesar harus diperjelas dengan pena atau spidol yang hitam.
5
Cara lain untuk membuat gambar berukuran besar adalah melalui Over head projector (OHP). Untuk ini gambar-gambar yang berukuran A4 harus difotokopi ke plastik transparan OHP dulu, kemudian setiap gambar dapat diproyeksi ke lembar kertas besar (misalnya sebuah flipchart) ke dinding. Dengan menggunakan spidol, gambar yang diproyeksi bisa dijiplak di lembar kertas tersebut.
Mungkin sesuatu yang menarik juga kalau peserta pelatihan diminta membuat gambar dengan ukuran besar. Hasilnya mungkin tidak persis seperti sapi, kambing dan sebagainya, tetapi cukup baik untuk digunakan. Dengan cara ini juga dapat diketahui seberapa jauh pengetahuan peserta tentang anatomi hewan. Kami sadar bahwa pembuatan gambar di flipchart dalam jumlah besar dapat memakan banyak waktu. Penggunaan Over head projector (OHP) pada saat pelatihan dapat menghindari masalah ini. Kalau anda yakin bahwa persediaan listrik di tempat pelatihan cukup bermutu, anda punya kemungkinan memperlihatkan gambar-gambar melalui lembaran tranparansi OHP. Untuk ini gambar dari lampiran dapat difotokopi ke plastik transparansi berukuran A4 atau folio. Harus diingat bahwa seringkali kita mengalami masalah dengan peralatan OHP. Untuk memperkecil risiko, dianjurkan membawa lampu OHP cadangan. Kalau anda tidak menggunakan stabilisator, menyalakan OHP terlalu lama, atau memindahkan alat OHP pada saat lampu panas, lampu mudah rusak. Biasanya anda harus menyiapkan sambungan kabel listrik yang panjang agar dapat sampai ke sumber listrik. Dengan kata lain: dibandingkan penggunaan OHP, penggunaan gambar-gambar di flipchart memerlukan lebih banyak waktu persiapan, tetapi membawa risiko yang lebih kecil. Permainan "role play" atau “Bermain Peran” yang disebut dalam sesi-sesi sebaiknya dimainkan oleh tim pelatih. Dengan cara ini inti permainan akan lebih jelas dibanding dengan yang dimainkan oleh peserta. Namun tidak menutup kemungkinan mengikutkan peserta sebagai pemain, tapi tidak diberikan peranperan yang penting.
6
MODUL-MODUL
7
Modul 1 Perkenalan Memperkenalkan pelatihan, pelatih dan peserta
Sesi A
Pembukaan Pelatihan
Acara yang umum untuk membuka suatu pelatihan yaitu diawali dengan kata sambutan, doa dan lain-lain.
Sesi B
Perkenalan satu dengan yang lain
Tujuan: Untuk menciptakan suasana yang akrab untuk mendorong diskusi. Waktu: 15 – 30 menit Dasar pemikiran: Semua orang biasanya merasa sedikit malu pada awal pelatihan. Menciptakan suasana yang tepat adalah prioritas utama pada pelatihan partisipatif. Peserta dapat belajar dengan baik dalam suasana yang tidak formal dan santai. Menggunakan permainan untuk memperkenalkan semua orang yang terlibat dalam pelatihan adalah jalan terbaik untuk melakukan hal ini. Bahan: Segulung tali ‘rafia’ dengan panjang kurang lebih 50 meter. Pengaturan: Ruangan kelas atau di luar ruangan, semua orang duduk atau berdiri membentuk lingkaran. Prosedur: • Kegiatan dimulai dari pelatih yang bertanggung jawab pada sesi ini. Teriakkan nama anda dan sambil memegang ujung tali, lemparkan gulungan tali pada peserta lain. Mintalah peserta tersebut untuk melakukan hal yang sama tanpa melepaskan sebagian dari gulungan tali. Ketika semua orang telah diperkenalkan, jalinan tali akan menghubungkan semua peserta.
8
•
Tanyakan pada peserta, “Apa pendapat anda mengenai bentuk jalinan tali ini ?”. Jawaban yang biasanya muncul: "Bintang, jala ikan dan lain-lain."
•
Tanyakan, “Apa yang akan terjadi jika salah seorang peserta melepaskan bagian tali yang dipegangnya ?” Jawaban yang sering muncu, “bintang akan pecah” dan lain-lain.
•
Kaitkan atau hubungkan kesamaan dari jawaban peserta (bintang atau jala dan lain-lain) dengan sebagai suatu keutuhan kelompok. Jelaskan bahwa semua orang harus ambil bagian dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Ini hanyalah satu dari ribuan permainan pendahuluan yang ada, cobalah permainan yang lain, anda bahkan dapat menanyakan ide dari peserta. Hanya, pastikanlah untuk melibatkan semua orang, termasuk Tim pelatih. Contoh permainan pendahuluan lain terdapat di panduan “Teknik-teknik Pelatihan Partisipatif” oleh DELIVERI.
Sesi C
Menyusun peraturan utama dari pelatihan
Tujuan: • Untuk menyepakati jadwal dan peraturan dasar yang harus diikuti selama pelatihan. • Agar peserta merasa memiliki pelatihan. Waktu: 15 menit
9
Dasar pemikiran: Peserta akan merasa memiliki pelatihan sejak awal. Ini juga merupakan cara yang mudah untuk menyusun suatu jadwal yang sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan peserta.
Bahan: Flipchart, spidol Pengaturan: Tempat duduk diatur berbentuk sebuah lingkaran. Prosedur: • Tanyakan peserta mengenai jadwal: “Pukul berapa kita akan memulai pelatihan ?”, “Pukul berapa kita akan beristirahat ?” dan lain-lain. • Juga mengenai peraturan dasar seperti “Bolehkan kita merokok ?” Peraturan memungkinkan diskusi dengan bebas: “Dapatkan kita menginterupsi seseorang ?” dan lain-lain. • Tuliskan jawaban dengan jelas pada flipchart setelah diperoleh persetujuan bersama. • Tempelkan flipchart dimana dapat dilihat selama pelatihan. Peserta dan pelatih dapat merujuk pada persetujuan bersama ini untuk memecahkan persoalan. Peraturan-peraturan lain dapat ditambahkan selama pelatihan.
Bila jadwal yang disusun peserta ternyata terlalu sempit waktunya untuk membahas materi yang telah disusun oleh Tim Pelatih pada masa persiapan, maka sampaikanlah ide-ide alternatif sebagai suatu tawaran untuk menyesuaikan materi yang akan dibahas.
10
Sesi D
Harapan dan tujuan
contoh TUJUAN DARI PELATIHAN 1.
2. 3.
Belajar menjadi seorang Juru Kesehatan Hewan: • Mempelajari penyakit • Mempelajari bagaimana menangani penyakit dengan obat tradisional dan modern • Mempelajari bagaimana menggunakan obat modern secara bertanggung jawab • Teknik bedah sederhana • Bagaimana mencegah penyakit Belajar menjalankan suatu usaha Menyetujui peraturan kerja bersama
contoh JADWAL SESI PELATIHAN Hari – 1 Mengapa dan untuk apa ada Juru Kesehatan Hewan Masyarakat ? Hewan yang sehat Hari – 2 Gejala-gejala penyakit Hari – 3 Penanganan penyakit Peralatan kerja Hari – 4 Usaha ini Peraturan kerja
Tujuan: Agar peserta menjelaskan apa yang diharapkan dari pelatihan. Untuk mengetahui apakah semua harapan peserta telah masuk dalam tujuan pelatihan, sehingga tujuan pelatihan tersebut dapat dimodifikasi bila kondisi memungkinkan. Waktu: 30 menit Dasar pemikiran: Sesi ini berguna untuk mencari kejelasan dari tujuan pelatihan. Bagian ini sangat mendasar untuk mendapatkan pengertian tentang hal-hal penting apa yang diharapkan peserta dari pelatihan. Bahan: Flipchart, spidol, flipchart tujuan pelatihan dan flipchart sesi pelatihan Pengaturan: Tempat duduk diatur berbentuk sebuah lingkaran Prosedur: • Mintalah peserta menuliskan pada buku catatan mereka apa yang diharapkan dari pelatihan. • Berkelilinglah menanyakan satu hal yang diharapkan dari setiap peserta dan tuliskan pada flipchart. Lakukan hal ini dengan meminta setiap peserta menyerukan suatu harapan yang belum tertulis pada flipchart. Berkelilinglah dan dapatkan sebanyak mungkin sampai semua harapan peserta telah tertulis pada flipchart. • Tunjukkan flipchart "tujuan dari pelatihan" • Cek dengan peserta apakah semua harapan mereka termasuk daftar ini. Kalau ada yang belum, sesuaikan dengan tujuan pelatihan, masukkan sebagai topik yang baru. • Memperlihatkan flipchart "Jadwal Sesi-Sesi dari Pelatihan". • Diskusikan jadwal ini dengan semua peserta.
Beberapa harapan peserta mungkin saja tidak berhubungan dengan tujuan pelatihan. Kalau memang begitu, sangatlah penting untuk mendiskusikan hal ini dengan peserta dan jelaskanlah mengapa harapan mereka tidak termasuk dalam tujuan pelatihan.
11
Modul 2 Arti Pelayanan Kesehatan Hewan Berbasis Masyarakat Belajar tentang konsep, peranan dan manfaat Yankeswan
Sesi A
Apa itu Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat dan Mengapa mereka diperlukan?
Tujuan: • Agar peserta memahami kebutuhan akan Yankeswan dalam masyarakat desa. • Agar peserta memahami peran serta dan tanggung jawab mereka sebagai Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat. Waktu: 1 jam 30 menit. Dasar pemikiran: Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat (Yankeswan) merupakan salah satu alternatif untuk mendekatkan pelayanan kesehatan hewan di pedesaan, dimana orang-orang yang memberikan pelayan tersebut direkrut dari masyarakat dan diberikan kewenangan untuk memberikan pelayanan. Setiap lembaga memiliki pengertian yang berbeda mengenai Yankeswan. Harapan dari lembaga dan peserta mengenai peran Yankeswan seringkali berbeda. Sesi ini sangat penting untuk mendapatkan kesamaan pendapat. Bahan: Flipchart dan spidol. Pengaturan: Tempat duduk diatur membentuk sebuah lingkaran. Prosedur: • Metode “Bermain Peran”. Peran yang dibutuhkan ‘peternak’, ‘tetangga’ dan ‘dokter hewan’ “Seorang peternak memanggil tetangganya untuk meminta bantuan menangani kambingnya yang sakit. Tetangganya setuju untuk memeriksa kambing tersebut, namun setelah diperiksa tetangganya itu menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai obat yang harus digunakan. Kemudian peternak pergi ke pusat Kecamatan untuk mendapatkan dokter hewan. Dokter hewan setempat menjelaskan padanya tentang biaya pengobatan, biaya jasa dan biaya kunjungannya. Sementara ia tidak memiliki waktu untuk pergi ke desa peternak dan memeriksa kambingnya. Peternak menanggapi bahwa biaya yang ditawarkan dokter hewan tersebut terlalu mahal dan akhirnya peternak kembali ke desanya dengan perasaan putus asa”.
12
•
•
•
• •
• •
Tanyakan pada peserta, “Apa yang anda saksikan ?”, “Masalah apa yang anda lihat ?” Jawaban yang biasanya muncul, “Kekurangan obat-obatan di desa”, “Dokter hewan sangat jauh”, “Dokter hewan mahal.” Tanyakan, “Bagaimana kita dapat memecahkan masalah ini ?” Jawaban yang biasanya muncul, “Membuat persediaan obat-obatan,” “Melatih orang di desa.” Jelaskan pada peserta, “Desa anda telah mengirim anda ke tempat ini untuk memecahkan masalah seperti ini”, “Pada hari berikutnya kita akan belajar dan berdiskusi mengenai bagaimana menyediakan pelayanan kesehatan hewan yang berkualitas baik bila kembali ke desa masingmasing.” Bagilah peserta dalam kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang. Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan: “Menurut pendapat anda, apa tugas anda sebagai Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat ?” Setiap kelompok harus merangkum kumpulan jawaban pada flipchart. Masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya pada forum pleno.
Jawaban yang biasanya muncul, “ Menyediakan pelayanan di desa kami“, “Menyediakan pelayanan kesehatan hewan (menangani hewan dan melakukan pencegahan penyakit)”, “Menolong dokter hewan yang ditunjuk oleh Dinas Peternakan." Fasilitator merangkum semua jawaban dan menambahkan pandangannya dan mempresentasikannya pada forum untuk mendapatkan persetujuan dari semua orang.
Pastikanlah bahwa pada akhirnya semua orang setuju dengan peran Yankeswan dan pastikan bahwa semua orang berpartisipasi.
13
Modul 3 Hewan yang sehat Belajar tentang bagaimana tubuh bekerja dan tanda-tanda kesehatan
Sesi A
Bagaimana tubuh hewan berfungsi ?
Tujuan: Peserta belajar dasar-dasar anatomi dan fisiologi Waktu: 2 jam Dasar pemikiran: Sesi ini menolong peserta untuk mengerti mengenai anatomi dengan cara yang tidak membosankan. Peserta mempelajari tiap bagian tubuh melalui nekropsi (bedah bangkai) dan membayangkan fungsinya dalam tubuh. Dengan melakukan hal ini, peserta belajar bagaimana bagian-bagian tubuh bekerja dan saling berhubungan serta mengerti beberapa mekanisme terjadinya penyakit. Bahan: Seekor kambing hidup, sebuah batu, flipchart, pena, spidol, ember berisi air, peralatan jagal ( pisau, gunting bedah, pinset, plastik sebagai alas dan lainlain ) dan gambar kambing. Pengaturan: Diatur ditempat yang sesuai untuk penjagalan dan pembedahan kambing. Prosedur: • Tunjukkan sebuah batu besar dan kambing hidup kepada peserta. • Tanyakan kepada peserta, “Apa perbedaan kambing ini dengan batu ?” • Peserta akan memberikan jawaban seperti, “Kambing hidup sedangkan batu tidak.” • Tanyakan pada peserta, “Apa yang dapat dilakukan oleh hewan yang hidup dan tidak dapat dilakukan oleh batu ?” • Tuliskan semua jawaban pada flipchart dengan gambar kambing. • Jawaban yang biasanya muncul “makan, kencing, buang kotoran, minum, mengeluarkan suara, melahirkan anak, memproduksi susu, bergerak dan mati." “Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan diatas bukan merupakan pertanyaan baku, semua tergantung dari jawaban peserta. Bisa saja pertanyaan yang tertulis diatas tidak perlu disampaikan lagi karena sudah terjawab pada pertanyaan sebelumnya. Yang paling penting bagaimana agar peserta memahami tentang konsep mahluk hidup”
14
•
Sampaikan ke peserta, “Ini adalah tanda-tanda kehidupan. Sekarang kita akan belajar bagaimana tubuh dapat melakukan semua hal ini”.
•
Lakukan penjagalan, pengulitan dan membuka tubuh kambing. Sambil melakukan hal itu, Tanyakan dan diskusikan dengan peserta tentang struktur dan fungsi dari bagian tubuh yang terlihat sebelum dibuka organ dalamnya. “Bulu dan kulit sebagai pelindung” “Gigi untuk mengunyah makanan” “Otot-otot untuk bergerak”
•
Diskusi kelompok: Saat rongga dada dan rongga perut dibuka, bagilah peserta dalam tiga kelompok. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian tubuh yang terlibat dengan satu sistem, dan mendiskusikan fungsi dari setiap bagian tubuh: - Sistem pencernaan makanan untuk kelompok 1. - Sistem pernafasan untuk kelompok 2. - Sistem peredaran darah untuk kelompok 3.
•
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada forum pleno, Jika perlu fasilitator dapat memperbaiki dan melengkapi informasi yang dipresentasikan.
•
Setiap kali suatu kelompok selesai presentasinya, buatlah demonstrasi sederhana seperti berikut:
Untuk sistem pencernaan makanan: • Bagaimana proses pencernaan makanan bergerak dari mulut menuju anus. • Bukalah lambung bagian rumen sehingga terbuka; tunjukkan gas yang keluar saat anda melakukan hal ini. Jelaskan mengenai timpani (kembung). • Memperlihatkan perbedaan antara isi rumen dengan isi dari abomasum, usus kecil dan besar dan tunjukkan bagaimana isinya semakin tercerna pada bagian yang lebih belakang. • Memperlihatkan perbedaan antara isi yang bersifat cair pada usus kecil dengan kotoran yang kering pada rektum, untuk menunjukkan bagaimana air diserap pada usus. • Jelaskan bahwa diare (menceret) muncul pada saat proses ini terganggu. • Tunjukkan dinding usus dan pembuluh darah pada mesentrium (penggantung usus) yang keluar dari dinding usus dimana makanan diserap dan disirkulasikan ke seluruh tubuh. • Jelaskan bahwa penurunan berat badan akan terjadi jika terjadi gangguan karena cacing atau peradangan kronis pada dinding usus. • Jelaskan juga perbedaan mengenai hewan yang berlambung tunggal dan yang berlambung ganda.
15
Usahakan menggunakan istilah lokal dan non-ilmiah. Tidaklah penting peserta mengetahui istilah ilmiah dari setiap bagian tubuh. Lebih penting mereka mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada saat terjadinya penyakit. Usahakanlah selalu agar setiap orang terlibat.
Untuk sistem pernafasan: • Kembangkan paru-paru dengan meniupkan udara melalui trakhea. • Tunjukkan dengan sebuah ember berisi air bahwa jaringan paru-paru akan mengapung pada air, jelaskan bahwa batuk akan terjadi jika terbentuk lendir dalam sistem pernafasan. • Jelaskan kelainan yang mungkin terjadi pada paru-paru. Untuk sistem peredaran darah: • Bukalah jantung, tunjukkan ketebalan dinding ruang-ruang jantung dan jelaskan secara singkat proses peredaran darah.
Sesi B
Bagaimana mengendalikan hewan
Tujuan: Berbagi pengalaman bagaimana mengendalikan hewan secara aman. Waktu: 1 jam Dasar pemikiran : Sangatlah penting untuk dapat mengendalikan hewan baik untuk pemeriksaan maupun untuk melakukan prosedur pengobatan dengan aman. Pengetahuan dan teknik-teknik tradisional pada bidang ini sangat banyak. Sesi ini mendorong peserta untuk bertukar pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Bahan: Hewan dan tali untuk praktek, yang panjangnya 5-7 m dengan diameter kirakira 1 cm sampai dengan 1,5 cm. 16
Pengaturan: Di lapangan Prosedur: • Bagilah peserta dalam kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang • Sediakan tali untuk setiap kelompok • Mintalah peserta untuk mempraktekkan cara-cara yang mereka ketahui tentang: Bagaimana mendekati hewan dan dimana seharusnya dapat berdiri dengan aman. Bagaimana mengendalikan hewan (seperti sapi melalui hidung, kuda melalui telinga dan lain-lain). Bagaimana membuat tali kekang dan menggunakannya. Bagaimana menjatuhkan hewan secara aman dengan penggunaan tali dan mengendalikannya di tanah. • Peserta harus mengendalikan sebanyak jenis hewan mungkin: kuda, sapi, babi. • Mintalah peserta yang terampil untuk mengajari peserta yang kurang terampil. • Tanyakan, kelebihan dan kekurangan dari setiap metode. Jika ditemukan hal yang menarik untuk umum dalam kelompok tertentu, mintalah peserta untuk bertukar pengalaman dengan kelompok lain.
Menurut pengalaman kami ada banyak pengetahuan dasar dibidang ini dan peternak senang membicarakannya. Peran fasilitator adalah mendorong peserta untuk menunjukkan pada orang lain dalam kelompok bagaimana mereka melakukan hal tertentu. Pelatih mengarahkan diskusi pada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik. Peserta yang sudah terampil sebaiknya diajak untuk mengajari peserta yang kurang trampil. Bila praktek dilakukan pada ternak-ternak milik petani, Tanyakan dan belajarlah bersama mereka, karena biasanya mereka juga banyak memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan daerahnya.
17
Modul 4 Hewan yang sakit Belajar tentang penyakit dan tanda-tanda penyakit
Sesi A
Penyakit yang umum di lapangan
Tujuan: • Agar peserta menginventarisir penyakit atau gejala-gejala yang pada umumnya muncul di daerahnya. • Agar fasilitator lebih paham tentang penyakit-penyakit yang pada umumnya muncul di lapangan pada daerah masing-masing peserta dan dapat menyesuaikan pelatihan dengan informasi yang diperoleh. Waktu: 2 jam Dasar pemikiran: Peserta berbagi pengetahuan sesama mereka mengenai penyakit-penyakit, penyebab penyakit dan penyebaran penyakit. Pada sesi ini peserta akan menginventarisir dan meranking penyakitpenyakit yang sering didapatkan di lapangan. Hasil dari sesi ini akan menjadi bagian yang sangat penting untuk sesi berikutnya khususnya yang membahas tentang teknis dan sangat menolong pelatih mengidentifikasi penyakit yang paling penting untuk didiskusikan selama pelatihan. Bahan: Flipchart dengan gambar berbagai spesies hewan, kartu (potongan kecil kertas manila), spidol, kacang atau batu kecil untuk meranking (siapkanlah sekitar 15 biji per peserta). Pengaturan : Dalam ruangan kelas, dengan tempat duduk yang diatur membentuk lingkaran.
Ukuran besar gambar-gambar ternak disediakan dalam lampiran panduan ini. Mungkin sesuatu yang menarik juga kalau peserta pelatihan diminta membuat gambar dengan ukuran besar. Hasilnya mungkin tidak persis seperti sapi, kambing dan sebagainya, tetapi cukup baik untuk digunakan.
18
Prosedur : • Tanyakanlah kepada peserta, ternak-ternak apa yang umum dipelihara di daerahnya. Kemudian bagilah peserta dalam sejumlah kelompok yang sesuai dengan jumlah jenis ternak tersebut. Tentukan satu jenis hewan untuk setiap kelompok. Ide yang baik untuk menempatkan peserta dalam kelompok yang mendiskusikan jenis hewan yang paling umum di daerah mereka. Jika hal ini menyebabkan terbentuknya suatu kelompok yang terlalu besar pada jenis hewan tertentu, bagilah kelompok ini menjadi 2 atau 3. • Berikan satu flipchart pada setiap kelompok dengan gambar hewan untuk didiskusikan serta beberapa kartu. • Mintalah kelompok untuk menggambar dan menuliskan gejala penyakit yang mereka pernah amati. Mintalah untuk menulis pada kartu, nama penyakit (jika mereka mengetahuinya), dugaan penyebab dan musim penyakit yang biasanya muncul. Agar lebih menarik mintalah mereka menempelkan kartu-kartu tersebut pada gambar sesuai dengan lokasi gejala / nama penyakitnya.
Gunakan istilah lokal bagi penamaan penyakit atau gejala penyakit. Gejala penyakit seringkali disebutkan sebagai nama penyakit, sebaiknya tetap dibiarkan demikian.
•
Setiap kelompok mempresentasikan kesimpulan kelompok kepada kelompok lain, doronglah peserta untuk berdiskusi setelah setiap presentasi.
• •
Letakkan flipchart di lantai. Berikan pada semua peserta sejumlah batu atau biji-bijian (misalnya jagung, kacang dan lain-lain). Mintalah peserta untuk membagi biji-bijian dengan menempatkannya pada kartu tergantung pada pentingnya penyakit bagi mereka. Semakin banyak mereka menempatkan biji pada sebuah kartu, semakin penting penyakit tersebut.
•
19
•
Hitunglah jumlah biji-biji yang diletakkan pada masing-masing penyakit. Ambillah biji-biji dan tulislah jumlahnya pada sebelah nama penyakit di flipchart. Sampaikan pada peserta hasil ranking dan diskusikanlah sekali lagi.
Sesi B
Gejala-gejala penyakit dan bagaimana memeriksa hewan.
Tujuan: • Agar peserta bertukar pengalaman bagaimana menentukan hewan yang sakit dan bagaimana melakukan pemeriksaan klinis. • Memperkenalkan beberapa teknik modern untuk pemeriksaan hewan kepada peserta, seperti penggunaan termometer. Waktu: 3 – 4 jam Dasar pemikiran: Peternak dapat menjelaskan perbedaan hewan sakit dengan hewan sehat. Selain itu mereka telah memiliki metodologi untuk mengetahui gejala penyakit dan cara mendiagnosa penyakit. Cara peternak melakukan pemeriksaan klinis biasanya disesuaikan dengan penyakit yang mereka temukan dan kondisi lokal serta peralatan yang mereka miliki. Pada sesi ini diusahakan agar peserta berbagi pengetahuan sesama mereka dan dicoba untuk memperkenalkan beberapa teknik dasar yang modern untuk membuat diagnosa (seperti penggunaan termometer) yang dapat berguna bagi mereka.
20
Bahan: 1 atau 2 ekor hewan bagi setiap kelompok untuk praktek (cobalah untuk menggunakan hewan besar yang umum bagi peserta). Termometer, tali, buku catatan dan pena. Tempat yang aman untuk pemeriksaan hewan bagi setiap kelompok (misalnya kandang jepit untuk sapi). Pengaturan: Di lapangan Prosedur: • Bagilah peserta dalam kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang. • Mintalah setiap kelompok untuk memilih hewan yang paling sehat dalam sekelompok ternak. Tanyakan, “Mengapa hewan itu terlihat sehat ?” • Mintalah setiap kelompok untuk mempresentasikan temuan mereka pada kelompok lain. • Mintalah setiap kelompok untuk memilih hewan yang sakit dan jelaskan mengapa hewan itu terlihat tidak sehat. Tanyakan, “Bagaimana anda mengetahui ternak tersebut sakit ?”, “Apa yang diperiksa dan bagaimana pemeriksaan itu dilakukan ?” • Mintalah kelompok untuk memeriksa cara hewan berdiri dan bertingkah laku. Bagaimana mereka melakukan pemeriksaan itu dengan aman ? • Mintalah untuk memeriksa kepala, mata, hidung. Bagaimana peserta melakukan hal itu dengan aman ?. Kelainan-kelainan apa yang mereka amati, apakah itu merupakan suatu tanda-tanda penyakit ? Apa yang menyebabkan ? Pelatih harus memastikan bahwa peserta telah melakukannya dengan benar. Perhatikan hal-hal penting seperti adanya leleran, adanya darah pada hidung, adanya abses pada daerah kepala dan adanya cacing atau benda lain pada mata. • Lakukan hal serupa untuk perut, rektum, organ reproduksi, tungkai. Perhatikan hal-hal penting mengenai cara pemeriksaan dehidrasi, timpani gerakan rumen. Kelainan yang mungkin terjadi pada pemeriksaan tersebut seperti adanya nanah pada vagina, prolapsus dan lain-lain.
21
•
Tunjukkan dan menjelaskan cara menggunakan termometer: - Tanyakan, “Informasi apa yang dapat diperoleh dengan mengetahui suhu tubuh hewan ?”, “Apa artinya suhu yang tinggi ?” Jawaban yang biasanya muncul: "Infeksi, stres,.." -
Tanyakan, ”Apa artinya suhu yang rendah ? “ "Dehidrasi, pendarahan, hewan yang sekarat…".
-
Tanyakan, ”Bagaimana kita dapat mengetahui suhu tubuh dari hewan ?” Jawaban yang umum adalah “Meraba hidung, meraba pangkal telinga, mengukur dengan termometer,…"
Suhu badan (oC) DEWASA Sapi Kuda Babi Kambing Anjing
38-39 37.5-38.5 38.5-39.5 38.5-39.5 38.5-39
ANAK s/d s/d s/d s/d s/d
40.5 39.5 41 41 39.5
- Demonstrasikan penggunaan termometer. Goncangkan termometer untuk menurunkan cairannya terlebih dahulu, bersihkan, tempatkan dalam rektum, tunggu dua menit, bacalah suhu. - Tanyakan, "Berapa suhu normal ?" - Perlihatkan flipchart "suhu badan" dan sampaikan kepada peserta suhu badan ternak. - Mintalah setiap kelompok untuk mengukur suhu dari berbagai jenis hewan. Bandingkan hasilnya dengan kelompok lain.
Mengajak peserta selalu memperlihatkan bagaimana mereka biasanya bekerja. Cobalah untuk mendorong suatu diskusi. Bergabunglah dengan peserta sambil menunjukkan bagaimana anda melakukan hal-hal yang dibicarakan.
22
Modul 5 Peralatan kerja Belajar tentang bagaimana menggunakan obat-obatan dan peralatan serta pemeliharaannya.
Sesi A
Seperangkat obat-obatan, modal awal
Tujuan: • Membagikan dan menjelaskan isi dari perangkat. • Mendiskusikan sistem pinjaman dengan peserta. Waktu: 1 jam Dasar pemikiran: Peserta yang hendak menyediakan pelayanan kesehatan hewan di desanya menghadapi dua keterbatasan utama. Pertama adalah kurangnya peralatan dasar tenaga kesehatan hewan (contohnya termometer, alat suntik) dan kedua kurangnya modal awal untuk membeli obat-obatan. Perangkat yang disediakan pada pelatihan ini diupayakan dapat memecahkan masalahmasalah ini; peserta memperoleh beberapa peralatan dasar dan modal awal dalam bentuk obat-obatan. Dengan peralatan dan obat-obatan tersebut peserta dapat memulai usaha penyediaan pelayanan kesehatan hewan jika kembali ke desa mereka.
Berdasarkan pengalaman kami pada pelatihan, sangatlah penting untuk memberikan peralatan obat-obatan sebagai pinjaman baik seluruhnya maupun sebagian dan bukan cuma-cuma. Dengan cara ini, peserta akan menggunakannya dengan lebih bertanggung jawab dan memastikan bahwa mereka akan memperoleh uang dari padanya untuk mengganti obat yang habis dan membayar kembali pinjamannya.
23
Bahan: Seperangkat paket obat-obatan, flipchart dengan daftar isi paket obat-obatan serta harga masing-masing bahan di dalamnya, spidol. Pengaturan: Dalam ruang kelas, dengan tempat duduk diatur berbentuk lingkaran. Prosedur: • Bagikan perangkat-perangkat kerja. • Tunjukkan di flipchart “Isi perangkat kerja” • Cek isi perangkat satu per satu (gunakanlah flipchart) dan pastikan bahwa semua peserta menerima peralatan secara lengkap dan semua peserta mengetahui isi dari perangkat mereka. contoh
•
Daftar isi perangkat kerja 1 Tas 1 Buku catatan 1 Termometer 1 Pinset 1 Alat suntik aerople 1 Jarum suntik 18G 1 Botol Tetrasol LA 100cc 1 Botol Sulfa Strong 50cc 1 Botol multivitamin complex 1 Botol Rivanol 1 Pot Vaseline+Gusanex 6 Tablet Caphoprim
Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp… Rp…
Total
Rp…
Sampaikan bagaimana alternatif pengembalian paket pinjaman, diskusikan dengan peserta dan dapatkan persetujuan bersama. Anda dapat menggunakan daftar ini: Apa saja yang termasuk dalam perangkat yang harus di bayar kembali dan apa saja yang cuma-cuma (jika ada). Bagaimana membayarnya, setiap bulan ? Setiap minggu ?. Berapakah pembayaran minimal ?.
•
Diskusikan bagaimana mendapatkan kembali isi paket bila telah terpakai habis. Tanyakan, “Kalau obat habis, dimana dapat membeli obat-obatan ?
Isi dari peralatan harus diputuskan secara hati-hati tergantung dari keperluan di lapangan yang tercantum di panduan ini hanyalah salah satu contoh. Lembaga atau institusi yang mengadakan pelatihan harus menentukan persyaratan pinjaman sebelum pelatihan akan diadakan. Harus jelas persyaratan pinjaman mana yang dapat dirunding dan ditentukan bersama dalam pelatihan dan yang mana tidak dapat dinegosiasikan.
24
Modul 6 Yankeswan sebagai Peluang Bisnis Belajar tentang bagaimana Yankeswan dapat menjadi sebuah peluang bisnis.
Sesi A
Menjalankan usaha
Tujuan: • Untuk menekankan konsep Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat sebagai suatu usaha • Agar peserta dapat menggali ide-ide mengenai harga, memberikan kredit pada konsumen dan menjaga konsumen. Waktu : 45 menit Dasar pemikiran : Bagi Yankeswan sangat penting untuk menjalankan aktivitas mereka sebagai suatu usaha. Hal ini akan memungkinkan bagi peserta untuk menyediakan pelayanan kesehatan hewan yang mendasar dan berkelanjutan serta efisien saat kembali ke desa mereka. Yankeswan menyediakan pelayanan dengan pembayaran dimana pembayaran tersebut untuk biaya obat dan memberikan sedikit keuntungan untuk menambah pendapatan. Meskipun motivasi Yankeswan tidak semata-mata hanya mengejar keuntungan (status dan kegunaan dari pelayanan kepada masyarakat juga penting), kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari pelayanan akan membuat Yankeswan bekerja lebih aktif. Peserta tahu bagaimana menjalankan suatu usaha. Sesi ini dibuat berdasarkan pada fakta ini dan mencoba untuk menempatkannya dalam konteks pelayanan kesehatan hewan. Bahan: Flipchart dan spidol. Pengaturan : Ruangan kelas dengan tempat duduk diatur berbentuk lingkaran. Prosedur : • Mengadakan role play nomor satu: Peran yang dibutuhkan ‘peternak’ dan ‘Yankeswan’ “ Seorang peternak melapor kepada seorang Yankeswan, ia ingin ternak sapinya yang sedang sakit dapat diobati. Namun peternak tersebut sangat kecewa karena Yankeswan tidak dapat membantu dan mengatakan bahwa
25
ia tidak memiliki obat untuk menangani. Alasannya lagi bahwa selama ini kalau Yankeswan melayani peternak semuanya ‘mengutang’ dengan waktu yang tidak ditentukan kapan akan dibayar dan kalau yang dilayani adalah teman, keluarga atau aparat desa semuanya tidak membayar. Malahan kadang-kadang uang dalam kantongnya yang dia pakai beli obat. Dan ia merasa kapok jadi Yankeswan •
• •
• • •
Tanyakan pada peserta, “Apa yang anda lihat ?”, “Apa masalahnya ?“ “Dapatkah hal ini terjadi pada anda ?”, “Bagaimana anda menghindari hal itu terjadi ?” Doronglah diskusi antar peserta. Hal-hal penting yang harus dicakup dalam diskusi adalah: - Resiko pemberian kredit. Bagaimana melakukan transaksi dengan peternak yang meminta kredit. - Resiko memberikan obat secara cuma-cuma. - Pentingnya memperoleh keuntungan. Tuliskan pada flipchart semua hal penting dari diskusi. Tanyakan pada peserta, “Bagaimana sebaiknya menentukan harga pelayanan agar memperoleh keuntungan ?”. Diskusi sama peserta bagaimana cara menentukan harga dan hitung keuntungan.
Biasanya peserta memiliki cara sendiri dalam menghitung keuntungan dan menetapkan harga. Meskipun sesi ini dapat menjabarkan hal-hal ini, sangatlah sulit untuk mendapatkan persetujuan bagaimana melakukannya. Karena itu, tujuan utama sesi ini seharusnya adalah menciptakan kewaspadaan mengenai pentingnya mendapatkan keuntungan dan menjalankan aktivitas seperti layaknya sebuah usaha.
•
Mengadakan Role play nomor dua: “Saat itu telah larut malam. Seorang peternak tiba di rumah Jurkeswan dan memintanya untuk melihat sapinya. Jurkeswan itu menjawab bahwa hari telah larut dan sapinya dapat diperiksa pada hari berikut. Peternak pergi dengan marah dan mencari Jurkeswan yang lain.”
26
•
Tanyakan, “Apa yang anda saksikan ?", “Apa masalahnya ?”, “Dapatkah hal ini terjadi pada anda ?”
•
Hal penting untuk didiskusikan adalah: - Kepentingan menjaga klien anda. - Bagaimana bernegosiasi dengan situasi yang sulit.
Modul 7 Menangani Hewan Belajar tentang bagaimana mengobati penyakit dengan obat-obatan modern dan tradisional
Sesi A
Berbagai cara untuk penanganan penyakit
Tujuan: Memperkenalkan beberapa cara yang berbeda dalam penanganan penyakit. Waktu: Penanganan penyakit bukan hanya mengenai penggunaan obat. Sesi ini berusaha untuk membuat peserta mengetahui pentingnya perawatan. Sesi ini juga merupakan kesempatan untuk menempatkan praktek modern dan tradisional dalam konteks. Bahan: Flipchart dan spidol. Pengaturan: Ruangan kelas, tempat duduk diatur berbentuk lingkaran. Prosedur: • Tanyakan, pada peserta: “Berapa banyak cara untuk menyembuhkan penyakit yang anda ketahui ?” • Tuliskan jawaban pada flipchart dan cobalah kelompokkan jawabanjawaban sesuai enam kategori di bawah ini:
• • •
Obat-obatan modern Perawatan Pembedahan Penanganan lokal Cara tradisional Cara lain Tanyakan, “Apa keuntungan dari penanganan secara tradisional ?” Jawaban yang biasa muncul: “Murah dan tersedia secara lokal.” Diskusi. Hal-hal penting: Pentingnya perawatan dalam penanganan. Pentingnya penanganan tradisional, murah, tersedia secara lokal dan dapat diadaptasikan sesuai dengan kebiasaan setempat.
27
Sesi B
Obat-obatan modern dan bagaimana menggunakannya secara bertanggung jawab
Tujuan: Memperkenalkan obat-obat modern, jenis dan cara aplikasinya. Agar peserta mengetahui pentingnya penggunaan obat-obatan modern secara bertanggung jawab. Waktu: 1 jam 30 menit Dasar pemikiran: Kebanyakan peserta akan mendapatkan pengalaman menggunakan obatobatan modern (antibiotik, obat cacing dan lain-lain). Jurkeswan akan menggunakannya dalam menyediakan pelayanan kesehatan hewan secara mendasar. Namun penggunaan obat-obatan modern mempunyai resiko (resistensi terhadap antibiotik dan obat cacing, keracunan obat, antisepsis dan lain-lain). Sangat penting Jurkeswan akan belajar menggunakan obatobatan ini secara benar supaya menghindari masalah-masalah ini sebisa mungkin. Sebagian peserta mungkin telah mendapatkan pengalaman dengan masalah-masalah tersebut di waktu yang lalu. Bercermin dari pengalaman peserta, sesi ini berusaha untuk menciptakan kewaspadaan terhadap resiko dalam penggunaan obat-obatan modern dan untuk menjelaskan beberapa mekanisme dasar yang dapat menyebabkan masalah-masalah tadi terjadi. Sesi ini juga mendorong terjadinya diskusi mengenai cara penggunaan obatobatan modern secara bertanggung jawab yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan peternak serta Jurkeswan (seperti penggunaan antiseptik tradisional). Bahan: Flipchart, spidol, flipchart untuk studi kasus, boneka seperti sapi untuk role play. Pengaturan: Ruang kelas dengan tempat duduk diatur berbentuk lingkaran. Prosedur: • Mintalah peserta untuk menyebutkan nama obat-obat modern yang mereka ketahui. Jawaban-jawaban yang muncul di berbagai lokakarya adalah: “Terramycin, Vetoxy, Ivomec, Azuntol, verm-O, dan lain-lain.”
28
•
Cara memberikan obat-obat modern • • •
•
Melalui mulut Melalui vagina Dengan suntikan, akan menyebar ke seluruh tubuh. - Dibawah kulit, efeknya lambat, gunakanlah cara ini untuk obat- obatan yang iritan seperti Ivomec. - Dalam otot, efeknya cepat, mudah diberikan, digunakan untuk hampir semua obat. - Dalam vena, reaksi sangat cepat, sangat berbahaya, harus dilakukan dengan cara yang sangat bersih. Secara lokal, toksisitasnya rendah bereaksi secara lokal.
Tuliskan jawaban pada flipchart dan bagilah jawaban dalam kelompok: Antibiotik Obat cacing Antiseptik Vitamin
•
Tanyakan pada kelompok: “Berapa banyak cara memberikan obat-obat modern mereka ketahui.”
•
Tuliskan jawaban peserta pada flipchart.
•
Perlihatkan flipchart: "Cara memberikan obat-obat modern"
•
Jelaskan dan diskusi keuntungan dan kerugian dari berbagai cara.
Bekerja dengan bersih. •
Mengadakan role play: "Bekerja dengan bersih." “Seorang Jurkeswan dipanggil untuk memeriksa seekor sapi yang kehilangan nafsu makannya. Setelah melihat, ia memutuskan untuk memberikan suntikan. Jarum suntiknya jatuh ke tanah dan Jurkeswan tadi memungut tanpa membersihkannya. Ia menyuntik di punggung sapi secara langsung dimana terdapat sejumlah kecil kotoran. Lima hari kemudian peternak pemilik sapi datang ke rumah Jurkeswan dengan marah dan berkata bahwa kaki belakang sapinya lumpuh dan terdapat luka besar di lokasi penyuntikan”.
Orang yang main sebagai sapi dalam role play ini dapat diberikan tanduk dari kertas atau karton. Badannya dapat dibungkus sarung atau ditempel gambar-gambar besar (lihat gambar di samping ini). Sepotong tali dapat digunakan sebagai ekor. Mintalah bantuan dan kreativitas beberapa peserta untuk tugas ini.
•
Tanyakan pada peserta, “Apa yang anda saksikan ?” “Apa masalahnya ?” “Apakah hal ini pernah anda alami ?” “Bagaimana anda mencegah hal ini terjadi pada anda ?” “Bagaimana seharusnya anda memberikan suntikan ?”
29
•
Tuliskan hal-hal penting pada flipchart. Ingatlah: selalu berusaha bekerja sebersih mungkin
•
Tunjukkan bagaimana seharusnya memberikan suntikan.
•
Tunjukkan antiseptic yang termasuk dalam peralatan kerja.
•
Tanyakan pada peserta, “Kesulitan apa kira-kira anda akan alami saat kerja sebagai Jurkeswan di lapangan ?“
Resistensi antibiotik (kekebalan akan antibiotik)
Cara kerja kurang benar
30
•
Tunjukkan flipchart “studi kasus resistensi antibiotik”.
•
Tanyakan, “Apa yang telah terjadi ?” “Apa masalahnya ?” “Dapatkah hal ini terjadi pada anda?” “Apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya hal ini di lingkungan anda ?”
•
Sampaikan ke peserta bahwa ini adalah resistensi (kekebalan) terhadap antibiotik. Ini akan terjadi kalau obat antibiotik digunakan secara yang tidak benar.
•
Tunjukkan flipchart dengan cerita kartun "kekebalan antibiotik"
•
Jelaskan bagaimana kuman menjadi kebal akan obat antibiotik.
Hal-hal penting : • • •
Gunakan antibiotik selama paling kurang 3 hari atau gunakan “Long Acting” Dosis tepat. Bacalah petunjuk pada label botol antibiotik.
Kesimpulan kerja dengan obat secara bertanggung jawab. Kerja Dengan Obat Secara Bertanggung Jawab - Obat tepat - Rute tepat - Dosis tepat - Bersih - Antibiotika selama tiga hari atau gunakan antibiotika LA - Bacalah petunjuk pada label botol
Sesi C
•
Tunjukkan flipchart “kerja dengan obat secara bertanggung jawab “
Pemberian obat
Tujuan: Peserta belajar dan mempraktekkan bagaimana memberikan obat-obatan modern di lapangan. Waktu: 2 jam
31
Dasar pemikiran: Mempraktekkan di lapangan bagaimana menggunakan obat-obatan modern. Bahan: Hewan untuk praktek, vitamin kompleks dalam vial-vial, obat untuk diminum, alat suntik dan jarum suntik Pengaturan: Di lapangan. Prosedur: • Bagilah peserta dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 orang. • Setiap kelompok mempraktekkan bagaimana menyuntik hewan sesuai dengan langkah-langkah berikut bagaimana memegang alat suntik, mengisinya dengan obat dari vial, memperbaiki posisi obat dan menangani hewan. Teknik penyuntikan yang dipraktekkan: Penyuntikan sub kutan ( dibawah kulit). Penyuntikan intra muskular (di dalam otot daging)
•
Praktekkan bagaimana memberikan obat cairan. Berikan obat minum ke hewan, menangani hewan, memegang mulut, menuangkan cairan obat.
•
Jika mungkin praktekkan pada sejumlah hewan yang diharapkan akan ditemui Jurkeswan untuk ditangani di lapangan.
Doronglah selalu peserta untuk mencoba dan mendiskusikan keuntungan dan kelemahan dari berbagai metode yang berbeda.
32
Sesi D
Studi kasus penanganan penyakit-penyakit yang umum ditemui.
Tujuan: Agar peserta melakukan diskusi dan belajar menentukan kasus klinis yang mirip yang tidak dapat dihindari di lapangan. Waktu: 1-2 jam sesi, diulang selama pelatihan. Dasar pemikiran: Peserta mengulang kembali penyakit-penyakit yang umumnya muncul dan gejala-gejala yang ditemukan di lapangan. Hal ini dipresentasikan dengan cara yang tidak membosankan melalui beberapa studi kasus untuk mendorong diskusi tentang perlakuan pencegahan dan pengobatan, baik dengan cara tradisional maupun cara modern. Studi kasus ini berdasarkan pada penyakit dan gejala-gejala yang diidentifikasi oleh peserta yaitu penyakit yang paling umum ditemui yang telah ditentukan pada sesi sebelumnya.
Ingatlah bahwa studi kasus harus berkaitan erat dengan apa yang akan dihadapi Jurkeswan di lapangan. Karena studi kasus ini harus didasarkan pada penyakit dan gejala-gejala yang telah diidentifikasi oleh peserta sebagai penyakit yang paling sering muncul (lihat modul 4, Sesi A). Juga penting untuk diingat bahwa mendiagnosa penyakit seringkali sulit, terutama karena kurangnya fasilitas diagnosa di pedesaan. Dan gejala penyakit biasanya disebutkan sebagai nama penyakit. Hal ini bukanlah masalah; Jurkeswan hanya diharapkan untuk menyediakan pertolongan pertama penanganan gejala, seringkali tanpa mampu mendiagnosa. Karena hal ini, fokus dari studi kasus adalah bagaimana mencegah dan mengobati.
Bahan: Studi kasus berdasarkan flipchart penyakit yang paling sering muncul (pada sesi sebelumnya), spidol. Pengaturan: Dalam ruangan kelas. Prosedur: Presentasikan studi kasus pada semua peserta. Berikan pertanyaan dan doronglah diskusi. Tuliskan pada flipchart hal-hal yang penting. Ingatlah untuk mengingat hal-hal penting. Alternatif lain, Bagilah peserta dalam kelompok dengan 5 atau 6 orang. Siapkan setiap kelompok dengan studi kasus. Mintalah kelompok untuk mendiskusikan studi kasus dan tuliskan jawaban pada flipchart. Mintalah kelompok untuk mempresentasikan temuan-temuan mereka. Gabungkan temuan-temuan utama setiap kali setiap kelompok selesai. Pastikan anda telah mencakup hal-hal penting.
33
Penanganan luka Prosedur: • • • •
Tunjukkan flipchart bergambar hewan yang mengalami luka. Tanyakan, “Apa masalahnya ?”, “Bagaimana anda menanganinya ?”. Menjelaskan dan demostrasi cara untuk menangani luka. Praktekkan bagaimana membalut luka dan menangani bisul di lapangan.
Luka lama - Bersihkan kotoran dan bulu yang ada. Apabila luka lama dikorek sampai berdarah (membuat luka baru). - Bersihkan dengan antiseptik (Rivanol) atau air garam. - Apabila ada ulat, bersihkan dan oleskan di sekitarnya dan di luka krim anti lalat (Asuntol atau Gusanex salep) atau obat tradisional: kapur barus + minyak tanah; air tembakau; miang bambu). - Taburkan dengan sulfanilamide bubuk, metilen biru atau yodium. - Bila suhu badan tinggi beri antibiotika. Luka baru - Hentikan darah. - Bersihkan dengan antiseptik. - Taburkan dengan sulfanilamide bubuk.
Cobalah diskusikan alternatif-alternatif lain yang diketahui oleh peserta dan berikan perhatian khusus pada penanganan tradisional.
Penanganan Scabies Prosedur: • Tunjukkan flipchart bergambar kambing yang menderita scabies.
34
•
Jelaskan, “Hewan ini menunjukkan bidang-bidang pada kepala dan leher yang menyebabkan kegatalan, sehingga kambing ini menggosok-gosokkan bagian tubuhnya itu sampai bulunya rontok”.
•
Tanyakan, “Apa masalahnya?“ Jawaban peserta, “scabies.”
•
Tanyakan, “Apa gejalanya penyakit ini ?” Hal-hal penting yang perlu dibicarakan: Gejala-gejalanya adalah bulu kasar, ada bagian-bagian kulit yang membengkak, kulit retak dan berdarah, sendi-sendi menjadi kaku, kambing menjadi kurus dan sakit.
•
Tanyakan, “Apa Penyebabnya ?” Hal penting, Scabies disebabkan oleh tungau yang membuat lubang pada kulit dengan cara menggali kulit. Tungau ini dapat menyebar dengan mudah pada hewan lain. Dapat menyerang kambing dan babi.
•
Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara tradisional ?” , “Apakah obat tradisional itu biasanya berhasil ?” Jawaban yang muncul di pelatihan lain, Secara tradisional, campurkan bubuk belerang dengan minyak kelapa. Balurkan pada bagian yang terkena sekali setiap hari sampai infeksi sembuh. Atau, gunakan oli mesin. Balurkan pada daerah yang terkena, sekali setiap hari sampai sembuh. Dapat ditambahkan belerang pada oli. (Oli mesin yang terlalu banyak dapat menyebabkan kulit terbakar. Lebih baik jika tidak membalurkannya pada seluruh tubuh secara sekaligus, berikan di sepertiga bagian tubuh pada waktu pagi, kemudian sepertiga bagian tubuh lain pada waktu sore dan sisa sepertiga bagian tubuh lain pada keesokan paginya).
• Tanyakan, “Apa pengobatannya secara modern ?” • Menjelaskan pengobatan modern: menyuntik dibawah kulit 1 ml untuk 50 kg berat badan ulangi 10 hari kemudian. • Tunjukkan bagaimana menghitung dosis dan bagaimana menyuntik subkutan (di bawah kulit). • Tanyakan, “Dapatkah anda mencegah penyakit ini ?” Hal penting yang perlu diskusi, Pisahkan hewan yang sakit. Jaga agar kandang tetap kering. Jangan kawinkan hewan yang sakit.
Penanganan Foot Rot (Kaki membusuk). Prosedur: • Tunjukkan flipchart bergambar sapi dengan kaki lumpuh. •
Tanyakan, “Apa masalahnya ?”, ”Apa penyebabnya ?”. Diskusi penyebabnya infeksi, lantai basah.
•
Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara tradisional ?” , “Apakah obat tradisional itu biasanya dapat berhasil ?” 35
Jawaban yang pernah muncul di pelatihan lain; Bersihkan dengan kapur barus dan minyak tanah, air tembakau atau miang bambu. •
Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara modern ?”
•
Tunjukkan dan menjelaskan cara pengobatan modern, Bersihkan kaki yang terkenal dengan air. Keluarkan jaringan yang sudah mati dan keluarkan belatung jika ada. Bersihkan dengan Rivanol atau metilen biru. Berikan campuran Gusanex atau Azuntol jika terdapat belatung dan antibiotik. Suntikkan antibiotik selama 3 – 5 hari
•
Tanyakan, “Bagaimana anda mencegah penyakit ini ?” Jagalah sebisa mungkin hewan untuk selalu berada di lantai yang kering. Jagalah kuku agar selalu terpotong pendek. Jagalah agar lumpur dan kotoran tidak terselip diantara kuku.
Penanganan masalah mata Prosedur: • Tunjukkan flipchart bergambar sapi yang sakit mata. Jelaskan bahwa matanya berair dan sebagian tertutup. • Tanyakan, “Apa masalahnya ?”, “Apa penyebabnya ?” Infeksi Cacing mata Biasanya menyebar lewat lalat • Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara tradisional ?”, “Apakah obat tradisional itu biasanya dapat berhasil ?” • •
Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara modern?” Menjelaskan pengobatan modern; Bersihkan mata, dengan air bersih + salep mata yang mengandung antibiotik selama 5 hari. Jika tidak ada salep mata, semprot mata dengan antibiotik (dengan spoit tanpa jarum): 0.5 cc Vetoxy atau Tetrasol setiap hari selama 5 hari. Kalau ada cacing, campur bubuk atau tablet obat cacing (Piperazine) campur dengan antibiotika dan semprot di mata seperti di atas. Dan berikan obat cacing lewat mulut (Monil) atau suntik (Dectomax atau Ivomex).
• •
36
Tunjukkan bagaimana campur obat, dan bagaimana menghitung dosis. Tanyakan, “Bagaimana anda mencegah penyakit ini ?” Hal penting, Mengurangi lalat Bersihkan kandang
Penanganan Diare (menceret) Prosedur : • Tunjukkan flipchart anak sapi yang menderita diare. • Tanyakan, “Apa masalahnya ?” • Menjelaskan kepentingan periksa dehidrasi dan suhu badan. Tunjukkan bagaimana periksa dehidrasi. • Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara tradisional ?” Jawaban yang muncul di pelatihan lain, Obat tradisional untuk mencret: beri daun pangi, daun sirsak, daun pisang atau campuran 10 cc getah pepaya dengan 100 cc air. • •
•
• •
Tanyakan, “Bagaimana penanganan secara modern ?” Menjelaskan dan diskusi, penanganan pada anak sapi: Jangan diberi susu dari induknya atau susu buatan selama 1 hari 1 malam, untuk itu pisahkan anak dari induknya. Berikan air minum (2 liter + 2 sendok garam) 3 kali sehari. Antibiotik, lebih baik minumkan; sampai tidak mencret lagi. Panaskan badan anak sapi dengan lampu dan pijat kakinya dengan air panas dan cuka.
Menjelaskan dan diskusi penanganan pada sapi dewasa Sapi dewasa: Suntik dengan antibiotika seperti Sulfastrong. Minimal 3 hari. Tunjukkan bagaimana menghitung dosis obat. Tanyakan, “Bagaimana anda mencegah penyakit ini ?” Untuk pencegahan pada anak segera minumkan susu (kolostrum) dari induknya (sebelum anak berumur 6 jam) Jangan pakai susu kental manis !!!
37
Penanganan Parasit Usus (Cacing). Prosedur: • Tunjukkan flipchart bergambar sapi atau kambing yang kurus. • Tanyakan, “Apa masalahnya ?” Jawaban umum “Cacingan.” • Tunjukkan dan menjelaskan secara sederhana flipchart siklus hidup cacing. • Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara tradisional ?” Jawaban yang muncul di pelatihan lain, Air kunyit + air pinang dan daun pepaya diberi makan. Buah pinang ditumbuk halus kemudian digoreng tanpa minyak (disangrai), kemudian ambil 1 sendok teh dicampurkan 1 botol air (250 cc), lalu minumkan. • Tanyakan, “Bagaimana pengobatan secara modern ?” • Menjelaskan pengobatan modern dan tunjukkan bagaimana menghitung dosis. Obat cacing Monil atau Verm-O • Tanyakan, “Bagaimana anda mencegah penyakit ini ?” Hal penting untuk diskusi, Pencegahan untuk cacingan antara lain obat modern seperti Verm-O atau Monil satu kali sebelum musim kemarau dan satu kali sebelum musim hujan dan obat tradisional seperti air pinang satu kali sebulan.
Penanganan Plasenta yang tertinggal
Prosedur: • Tunjukkan flipchart sapi dengan plasenta tertinggal.
38
•
Tanyakan, “Apa masalahnya ?”, “Bagaimana penanganan secara tradisional ?”
•
Tanyakan, “Bagaimana penanganan secara modern ?”
•
Jelaskan jangan coba tarik plasenta keluar sebelum lewat empat hari sapi melahirkan.
•
Tunjukkan dan jelaskan bagaimana plasenta dapat dilepaskan dan sesudah plesenta keluar, masukan tablet antibiotik ke kandungan. Kalau plasenta tidak dapat dilepaskan, cobalah lagi sesudah beberapa hari.
Kastrasi anak babi: Prosedur : • Di lapangan bagilah peserta dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 orang. • Tanyakan, “berapa banyak cara yang mereka ketahui tentang kastrasi anak babi ?” • Tunjukkan bagaimana mengkastrasi anak babi. Siapkan seember air bersih. Bagaimana memegang anak babi. Cucilah tangan. Bersihkan eskrotum babi dengan antiseptik. Buka dan keluarkan testikel. Periksa apakah terjadi pendarahan. Suntikan antibiotika. • Mintalah peserta untuk mempraktekkan. • Tanyakan, ”Apakah ada diantara peserta yang mengetahui cara lain untuk melakukan hal ini ?” • Diskusikan kelebihan dan kekurangan berbagai cara-cara kastrasi.
39
Suhu meningkat Prosedur: • Tunjukkan flipchart gambar sapi yang suhu badannya meningkat. • Tanyakan ; “Apa masalah ternak ini ?” • Tanyakan; “Hal-hal apa yang mungkin menyebabkan suhu badan meningkat ini?” Arahkan dan dorong peserta untuk berfikir kritis dan sekaligus menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan keadaan tersebut. Berikan informasi bila dianggap perlu dan penting. • Tanyakan, “Bagaimana penanganannya ?” Perhatikan hal-hal penting dalam penanganannya ; • Periksalah apakah ada infeksi lokal (luka, abses dan lain-lain) - Bila ada luka (lihat penanganan luka). - Bila tidak luka berarti adanya Infeksi Umum. Berikan injeksi antibiotika setiap 3 hari selama 3 – 5 hari dan istirahatkan ternak tersebut.
Beringus
• •
Prosedur : • Tunjukkan flipchart sapi dengan gejala beringus. • Tanyakan; “Apa masalah ternak tersebut?” • Arahkan diskusi mengenai penyakit baik pada ternak sapi maupun kuda ataupun ternak lain. Bila ada hal-hal yang dianggap penting, diskusikanlah dengan peserta untuk membahasnya agar lebih jelas. Berikan informasi tambahan yang dianggap penting. • Tanyakan ; “Bagaimana penanganan secara tradisional ?” “Apakah dengan penangan tradisional sering berhasil?” Tanyakan ; “Bagaimana penanganan secara modern?” Menjelaskan pengobatan secara modern. - Sapi : Berikan injeksi antibiotik (oxytetracicline) setiap hari selama 3-5 hari secara intra muskuler dan istirahatkan ternak. - Kuda : Berikan injeksi antibiotik (penicillin –streptomicin) etiap hasi selama 3-5 hari secara intra muskuler. Hirupkan uap air hangat dan yang merangsang untuk pengeluaran ingus pada hidung. Istirahatkan ternak
Ingatlah setiap kali ke peserta, jika tidak mampu untuk menangani, rujuklah pada dokter hewan setempat !!
40
Modul 8 Mencegah Penyakit Belajar tentang bagaimana mencegah penyakit.
Sesi A
Bagaimana menjaga agar hewan tetap sehat
Tujuan: Untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya peternakan yang baik untuk pencegahan penyakit. Waktu: 1 jam Dasar pemikiran: Petugas kesehatan hewan tidak hanya menangani hewan yang sakit di lingkungannya, tetapi juga merupakan sumber dimana bisa diperoleh nasihat dan saran tentang praktek manajemen peternakan yang baik yang menolong peternak dalam pencegahan penyakit. Bahan: Buku catatan. Pengaturan: Ruangan dan di lapangan, tempat duduk ditempatkan berbentuk lingkaran. Prosedur: • Dalam ruangan, Tanyakan pada peserta, “Bagaimana kita dapat mencegah terjadinya penyakit ?” Jawaban yang biasa muncul, “Makanan yang baik, kandang yang baik, vaksinasi…” • Bagilah peserta dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 orang. • Mintalah satu kelompok untuk melihat kandang sapi, kelompok lain ke kandang kambing dan kelompok ketiga ke kandang ayam. • Mintalah setiap kelompok: "Berdiskusi dan membuat catatan tentang hal-hal penting di kandang untuk menjaga hewan tetap sehat” “Apa yang dapat kita lakukan untuk mengubah kandang menjadi lebih baik ?” • • •
Kembalilah ke dalam ruangan dan mintalah setiap kelompok untuk mempresentasikan temuannya kepada peserta lain. Tuliskan hal-hal penting pada flipchart Cobalah untuk merangkum hal penting seperti berikut ini: Kepentingan makanan Kepentingan air
41
Tempat berlindung; kandang yang kering dan bersih, mencegah datangnya hewan pengerat. Perawatan kesehatan, vaksinasi, obat cacing secara rutin. Memisahkan hewan yang sakit.
42
Modul 9 Peraturan Kerja Menyepakati peraturan kerja Yankeswan
Sesi A
Pembatasan pelayanan Jurkeswan
Tujuan: • Agar peserta sadar bahwa mereka berhak menyediakan pelayanan kesehatan hewan. • Mengerti dan mengikuti sistem penyerahan kasus-kasus yang tidak mampu mereka tangani dan yang tidak berhak mereka tangani. Waktu: 20 menit Dasar pemikiran: Jurkeswan hanya dapat memberikan pelayanan kesehatan hewan yang dibatasi oleh lembaga dan peraturan yang sudah ada. Peraturan ini harus jelas bagi semua pihak yang terlibat. Pada sesi ini lembaga institusi menjelaskan batasan dan mengapa itu ada.
BATASAN KERJA - Tidak boleh mengambil sampel darah - Tidak boleh menggunakan hormon - Tidak boleh melakukan pemeriksaan kebuntingan dan pemeriksaan kemajiran kecuali petugas yang ditunjuk - Tidak boleh melakukan ilmu bedah/operasi melewati daerah kulit seperti bedah caesar - Tidak boleh melakukan nekropsi (bedah bangkai) - Tidak boleh menggunakan obat bius umum - Tidak boleh mengeluarkan surat rekomendasi apapun
•
Pengaturan : Ruangan, dengan tempat berbentuk lingkaran.
duduk
diatur
Prosedur: • Presentasikan flipchart “Batasan Kerja”, • Periksalah daftar ini, diskusikan dengan peserta. Usahakan untuk mendapatkan persetujuan dengan semua orang. • Tanyakan, “Apa yang dapat anda lakukan jika anda merasa perlu untuk melakukan salah satu hal diatas ?” Sampaikan, ”Panggillah dokter hewan setempat”
Tanyakan, “Apa yang harus anda lakukan jika anda tidak bisa menangani suatu kasus ?” Sampaikan, “Panggillah dokter hewan setempat”
43
•
Sampaikan, “Bagaimana dan dimana dokter hewan setempat dapat dihubungi.”
Tunjukkan flipchart dengan batas-batas kerja Jurkeswan. Ini hanya sebagai contoh, lembaga ini harus memutuskan peraturan sendiri dan harus memastikan hal ini terdapat dalam kerangka kerja logis. Sangat penting untuk diingat bahwa Jurkeswan hanya menyediakan pelayanan kesehatan hewan dasar dokter hewan setempat yang telah ditunjuk adalah penyokong mereka.
Sesi B
Kode etik
Tujuan: Peserta menyetujui peraturan yang berlaku diantara mereka Waktu: 20 menit Bahan: Flipchart, kartu-kartu (10X15 cm), spidol Pengaturan: Ruangan, tempat diatur berbentuk lingkaran Prosedur: • Mintalah peserta untuk menuliskan pada kartu semua hal-hal yang berbeda yang mereka rasakan yang dirasa perlu dimasukkan dalam kode etik. • Berkelilinglah dan tanyakan, peraturan dari setiap peserta dan tuliskan pada flipchart. Setiap peserta seharusnya menyebutkan satu peraturan yang belum tertulis pada flipchart. • Cobalah untuk mengelompokkan peraturan-peraturan yang berhubungan. Berkelilinglah sebanyak mungkin sampai seluruh peraturan dari peserta telah tertulis pada flipchart. • Diskusikan setiap peraturan dengan peserta. Suatu persetujuan harus dicapai dari setiap orang. Jika perlu tuliskan lagi peraturan-peraturan pada flipchart yang berbeda. • Jika semua peraturan telah tertulis kembali dan disetujui, bacakan lagi dengan suara keras kepada semua peserta. Inilah yang akan menjadi kode etik dari Jurkeswan.
44
Hal-hal penting yang perlu diutamakan adalah: Kepentingan menghormati jurkeswan lain Putuskanlah sistem harga bagi pelayanan Persetujuan mengenai pembagian daerah kerja
Lembaga ini harus memastikan bahwa semua peraturannya – yang telah mendapatkan persetujuan dari forum - berkaitan dengan peraturan-peraturan yang telah ada dan termasuk didalamnya tanggung jawab dari Jurkeswan. Berdasarkan pengalaman penulis, sangatlah mendasar peraturan itu akan mendorong Jurkeswan untuk menjalankan pelayanannya sebagai suatu usaha dan peraturan itu memastikan terjadinya persaingan bebas di daerah pelayanan mereka; persaingan bebas antara Jurkeswan (seperti peternak dapat memanggil Jurkeswan mana yang diinginkannya) dan harga yang bebas.
45
LAMPIRAN
46
Babi
47
Kuda
48
Ayam
49
Sapi
50
Kambing
51
Studi Kasus “Resistensi Antibiotika”
52
Studi kasus “Resistensi antibiotika, bagaimana kuman menjadi kebal akan obat antibiotik”
53
Studi kasus “Resistensi antibiotika, bagaimana kuman tidak menjadi kebal akan obat antibiotik”.
54
Studi kasus “Penanganan Luka”
55
Studi Kasus “Scabies”
56
Studi kasus “foot rot”
57
Studi kasus “Penyakit mata”
58
Studi kasus “Menceret”
59
Studi kasus “Cacingan”
60
Studi kasus “Cacingan dan siklus cacing”
61
Studi kasus “Plasenta yang tertingal”
62
Studi kasus “Plasenta yang tertingal dan cara melepaskan”
63
Suhu Meningkat 64
Beringus 65
MELATIH YANKESWAN DAN KADER KESEHATAN HEWAN Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh petani berskala kecil di Indonesia dalam mengembangkan usaha peternakan, adalah sulitnya mendapat pelayanan peternakan, terutama kesehatan hewan. Sebagian besar petani tinggal di daerah terpencil, jauh dari tempat tinggal petugas kesehatan hewan yang dana transportasinya terbatas dan hanya memiliki sedikit obat-obatan atau peralatan. Dengan melatih petani pria maupun wanita yang telah dipilih oleh masyarakat (Pelayan Kesehatan Hewan berbasis Masyarakat) untuk memberikan pelayanan dasar kesehatan hewan dengan sedikit ongkos ganti rugi, pendekatan ini mencoba menghadapi tantangan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi di pedesaan, dengan harga yang dapat dijangkau oleh petani.
PANDUAN PELATIHAN DAN KEGIATAN Panduan ini merupakan bagian dari perangkat panduan pelatihan dan petunjuk praktis untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh staf operasional, pada lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, agar mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat berekonomi lemah. Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman praktis proyek DELIVERI, dan informasi dari proyekproyek pengembangan lainnya di Indonesia dan negara lain. Panduan Pelatihan dan Panduan Kegiatan adalah bagian dari perangkat bahan yang lebih luas, termasuk Panduan Kebijakan dan Pelaksanaan, dan bahan-bahan pendukung, yang menyajikan informasi yang komprehensif untuk membantu upaya peningkatan pelayanan. Bahan-bahan Panduan dan Bahan Pelatihan ini disusun oleh proyek DELIVERI, sebuah proyek kerja sama antara Departemen Pertanian Pemerintah Indonesia dan Departemen Pembangunan Internasional (Department for International Development - DFID) Pemerintah Inggris. Departemen Pertanian - dalam hal ini - Direktorat Jendral Peternakan Pemerintah Indonesia bertujuan untuk mempromosikan masyarakat yang sehat dan produktif melalui pembangunan sumber daya ternak yang berbasis lokal. Departemen Pembangunan Internasional (Department for International Development – DFID) Pemerintah Inggris bertujuan memberikan kontribusi untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan masyarakat miskin. Usaha ini dilakukan dengan bekerja bersama lembaga donor lain dan pemerintah negara-negara berkembang untuk membangun kebijakan yang tepat dan mendukung usaha-usaha pembangunan berkelanjutan.
Proyek Desentralisasi Pelayanan Ternak di Indonesia Bagian Timur (The Decentralized Livestock Services in Eastern Indonesia Project - DELIVERI) adalah suatu kerjasama selama lima tahun untuk membantu lembaga-lembaga pelayanan peternakan di Indonesia, membangun pelayanan yang lebih terdesentralisasi, berorientasi pelanggan dan pembiayaannya efektif. Kegiatan-kegiatan proyek ini meliputi proyek percontohan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Selain itu, juga bekerja sama dengan manajer senior di jajaran Dinas Peternakan dan pembuat kebijakan di Jakarta untuk menciptakan kebijakan dan lingkungan kelembagaan yang mendukung penerapan hasil-hasil proyek ini secara meluas. UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, HUBUNGI: Direktorat Jenderal Produksi Peternakan; Kantor Pusat Departemen Pertanian; Gedung C, Lt. 7, Room 702 A; JI. Harsono RM No. 3; Ragunan - Pasar Minggu; Jakarta Selatan 12550; Tel: +62 (021) – 7817694; Fax: +62 (021) – 78832049; E-mail:
[email protected]