38 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
CAR, KAP, BOPO DAN LDR SEBAGAI PREDIKTOR PERUBAHAN LABA DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA LPD KABUPATEN BADUNG Ni Putu Nina Eka Lestari1, Dewa Gde Yoga Permana2 ABSTRACT Village Credit Institutions is a non-bank financial institution in Indonesia, especially in Bali. The purpose of the LPD to assist groups of people who are poor and low income in order to get a loan fund for businesses that can improve their lives. LPD benefits that services more easily, and to reach various sectors as well as most of the profits can be used for cultural activities in the village. This study aims to determine the significance of the influence of Capital Adequacy (CAR), Assets Quality (KAP), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), and Loan to Deposit Ratio of Changes in Income with Financial Performance (ROA) as a variable intervening in the LPD in districts , Badung. LPD population in districts. Badung LPD amounted to 122 in six region, and a sample of six LPD obtain the highest profit in 2014 amounted to 36 LPD. Data collection is done by taking a secondary data or data derived from the financial statements in LPLPD districts. Badung from 2009 - 2014. Analysis of data using software version Amos is 22. Tests using path analysis and estimation techniques coefficient determination test for hypothesis testing. Based on this research, it is known that the variable CAR significant negative effect on income changes, next to KAP variables, ROA, and LDR have a negative impact and no significant effect on earnings changes. Rather variables CAR and LDR positive and significant impact on financial performance (ROA), to KAP on ROA and not significant positive effect. Unlike the BOPO which has a negative and significant effect on ROA. Coefficient determination test shows that ROA is affected by CAR, KAP, ROA, and LDR in the amount of 71.3%, while the earnings changes are influenced by CAR, KAP, ROA, and LDR in the amount of 9.6%. Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Assets Quality (KAP), Operating Expenses to Operating Income (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), financial performance (ROA), Changes in Profit. 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya di bidang perekonomian. Perekonomian di suatu Negara menjadi nilai ukur bahwa Negara tersebut dikatakan Negara maju atau Negara berkembang. Pertumbuhan perekonomian yang baik tidak terlepas dari peran lembaga keuangan yang ada. Di Indonesia, lembaga keuangan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan non-Bank. Salah satu lembaga keuangan non-Bank di Indonesia terutama dibali adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Walaupun dengan manajemen yang sederhana, LPD mampu memberikan manfaat manfaat bagi masyarakat desa sebagai berikut : (1) memberikan pelayanan yang lebih mudah untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, (2) memberikan pelayanan yang tersebar dan menjangkau berbagai sektor usaha masyarakat, (3) sebagian dari laba LPD langsung dapat dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan adat, sehingga merupakan salah satu unit usaha Desa Adat. (4) mendukung pengembangan ekonomi dalam berbagai sektor di masyarakat Desa (Partamawati, 2009). @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
39 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
Setiap Desa di daerah Bali pasti memiliki sebuah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Perkembangan pengaturan/ peraturan yang mengatur tentang LPD yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, yaitu: (1) Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Bali No.972 Tahun 1984, tanggal 1 Nopember 1984; (2) diganti dengan Peraturan Daerah Tingkat I Bali No.2 Tahun 1988 tentang Lembaga Perkreditan Desa; (3) diganti dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa; (4) diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa; (5) diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.4 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Melihat dari perkembangannya, saat ini telah banyak LPD yang berdiri di masingmasing kabupaten yang ada dibali, salah satunya adalah LPD yang tersebar di wilayah Kabupaten Badung. Terdapat 122 LPD dikabupaten Badung tersebar di enam kecamatan yaitu, kecamatan Petang 27 LPD, kecamatan Abiansemal 34 LPD, kecamatan Mengwi 38 LPD, kecamatan Kuta Utara 8 LPD, kecamatan Kuta 6 LPD, dan terakhir di kecamatan Kuta selatan 9 LPD. Sekian banyaknya LPD yang terdapat di wilayah kabupaten Badung, maka dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan agar LPD dapat menjadi lembaga keuangan yang dipercaya oleh masyarakat. Pihak yang berwenang untuk melakukan pembinaan teknis, pengembangan kelembagaan serta pelatihan bagi LPD, adalah Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD). Kinerja manajemen yang handal akan otomatis langsung dapat meningkatkan kemampuan LPD dalam memperoleh laba usaha atau profitabilitasnya. Profitabilitas suatu perusahaan sangat penting karena dengan semakin tingginya profitabilitas maka akan semakin baik dan meningkat pula kegiatan usaha perusahaan tersebut (Sartono, 2001:123). Pengawasan dan pembinaan terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dilakukan oleh BPD. Berdasarkan suran Edaran Bank Indonesia No. 26/BPPP dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/23/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993 yang kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia No 30/3/UPPB mengenai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 perihal tata cara penilaian kinerja keuangan yang dapat dilakukan dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity). Namun untuk penilaian kesehatan LPD berdasarkan SK BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2 metode yang digunakan adalah CAEL (Capital, Asset, Earning, Liquidity), yaitu Rasio CAR (capital), KAP (assets), BOPO (earning), dan LDR (liquidity). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul : “Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai Prediktor Perubahan Laba dengan Kinerja Keuangan(ROA) sebagai Variabel Intervening pada LPD Kabupaten Badung”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah CAR (Capital Adequacy Ratio) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung? 2. Apakah KAP (Kualitas Aktiva Produktif) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung? @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
40 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
3. Apakah BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung? 4. Apakah LDR (Loan to Deposit ratio) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung? 5. Apakah CAR (Capital Adequacy Ratio)secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung? 6. Apakah KAP (Kualitas Aktiva Produktif) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung? 7. Apakah BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung? 8. Apakah LDR (Loan to Deposit ratio)secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung? 9. Apakah Kinerja Keuangan secara signifikan berpengaruh positif ataunegatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung. 2. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung. 3. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung. 4. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan LDR(Loan to Deposit Ratio) terhadap Kinerja Keuangan pada LPD di Kabupaten Badung. 5. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. 6. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. 7. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. 8. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan LDR(Loan to Deposit Ratio) terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. 9. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis : Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti secara empiris mengenai Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang digunakan sebagai Prediktor Perubahan Laba dengan Kinerja Keuangan(ROA) sebagai Variabel Intervening pada LPD Kabupaten Badung yang diharapkan pula dapat menjadi tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
41 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
2. Manfaat Praktis : Manfaat secara praktis dari penelitian ini dapat memberikan masukan maupun informasi kepada pihak manajemen LPD dalam meningkatkan tingkat labanya serta kesehatan LPD di wilayah Kabupaten Badung. 2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD), yang beralamat di Jalan Raya Mengwi Kabupaten Badung karena berdasarkan surat keputusan direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Bali tentang pedoman system penilaian terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang berisi mengenai perlunya dilakukan penilaian kesehatan LPD. Dengan melihat 122 LPD yang tersebar di kecamatan Petang 27 LPD, kecamatan Abiansemal 34 LPD, kecamatan Mengwi 38 LPD, kecamatan Kuta Utara 8 LPD, kecamatan Kuta 6 LPD, dan terakhir di kecamatan Kuta selatan 9 LPD dan juga ingkat pertumbuhan laba pada LPD yang belum stabil di setiap tahunnya maka penulis diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam hal memberikan masukan yang dapat meningkatkan kesehtan keuangan LPD dan juga stabilitas pertumbuhan laba LPD pada tahun-tahun mendatang di setiap kecamatan di Kabupaten Badung. 2.2 Sumber dan Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari hasil pengumpulan dan pengolahan data melainkan data yang didapat dari sumber sumber yang sudah tersedia, seperti: neraca keuangan (tahun 20092014), dan Laba Rugi LPD setiap Kecamatan di kabupaten Badung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif deskriptif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. (Sugiyono : 2008). 2.3 Populasi dan Sample a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua LPD yang berada di wilayah Kabupaten Badung yang berjumlah 122 LPD antara lain : kecamatan Petang 27 LPD, kecamatan Abiansemal 34 LPD, kecamatan Mengwi 38 LPD, kecamatan Kuta Utara 8 LPD, kecamatan Kuta 6 LPD, dan terakhir di kecamatan Kuta selatan 9 LPD. b. Sample Metode pengumpulan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah NonProbability Sampling dengan Purposive Sampling, metode ini merupakan sebuah metode pengambilan sampel yang ditetapkan atau ditentukan dengan menggunakan kriteriakriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78).Kriteria yang digunakan dalam menentukan sample dalam penelitian ini adalah : 1) LPD yang terdaftar di LPLPD Kabupaten Badung pada periode 2009 -2014, 2) LPD yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan mereka secara konsisten ke LPLPD Kabupaten Badung, selama periode 2009 – 2014, 3) LPD yang meraih peringkat 6 tertinggi dalam perolehan laba tahun 2014 pada setiap kecamatan di wilayah kabupaten Badung. Dengan demikian sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 buah LPD dengan periode waktu 6 tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2014. @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
42 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
2.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode yang digunakan dalam teknik pengumpulan data ini yaitu dengan menggunakan metode studi pustaka dan studi observasi. Metode studi pustaka adalah metode dimana memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam ruang lingkup penelitian ini. Sedangkan metode observasi adalah metode dimana memperoleh data dengan menggunakan dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan pada LPD di Kabupaten Badung. Laporan yang digunakan adalah laporan neraca dan laporan laba rugi mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2014. Laporan tersebut diperoleh langsung dari Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) yang merupakan induk pemberdayaan LPD. 2.5 Teknik Analisis Data Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian ini dapat dilihat bahwa hubungan antara variable yang menjadi titik point dalam penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan hubungan yang kausal kompleks dan berjejaring. Teknik analisis yang digunakan adalah persamaan simultanus dengan teknik estimasi Path Analysis, serta program aplikasi Amos versi 22 yang digunakan untuk membantu dalam hal menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Analisis Jalur (Path Analysis) Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan setiap variabel yang bertujuan mengetahui pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Merancang model dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sistem persamaan ini dinamakan dengan sistem simultan atau model struktural. Model struktural dalam penelitian ini sebagai berikut : Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e1 Y2 = b5X1 + b6X2 + b7X3 + b8X4 + b9Y1 + e2 Dimana : Y1 = Kinerja Keuangan (ROA) Y2 = Perubahan Laba X1 = (CAR) X2 = (KAP) X3 = (BOPO) X4 = (LDR) b1 = Koefisien jalur X1 dengan Y1 b2 = Koefisien jalur X2 dengan Y1 b3 = Koefisien jalur X3 dengan Y1 b4 = Koefisien jalur X4 dengan Y1 b5 = Koefisien jalur X1 dengan Y2 b6 = Koefisien jalur X2 dengan Y2 b7 = Koefisien jalur X3 dengan Y2 b8 = Koefisien jalur X4 dengan Y2 b9 = Koefisien jalur Y1 dengan Y2 e =error term 2. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengaku kepada seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali : 2005). Nilai R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan mendekati 0, maka variable independen secara @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
43 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variable dependen (Sulaiman : 2004). Koefisien determinasi dapat diukur dengan rumus : (Sudjana : 2000). D = R2 x 100% Dimana : R = Koefisien Korelasi. D = Koefisien Determinasi. 3.1 Analisis Pengaruh dengan Path Analysis Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari CAR, KAP, BOPO, LDR terhadap Perubahan Laba dengan ROA sebagai variable intervening, seperti yang dirumuskan dalam Bab II dengan analisis data yang dilakukan menggunakan Path Analysis. Adapun hipotesis yang diuji adalah : H1 = Semakin tinggi CAR, semakin tinggi Perubahan Laba. H2 = Semakin tinggi KAP, semakin rendah Perubahan Laba. H3 = Semakin tinggi BOPO, semakin rendah Perubahan Laba. H4 = Semakin tinggi LDR, semakin tinggi Perubahan Laba. H5 = Semakin tinggi CAR, semakin tinggi ROA. H6 = Semakin tinggi KAP, semakin tinggi ROA. H7 = Semakin tinggi BOPO, semakin rendah ROA. H8 = Semakin tinggi LDR, semakin tinggi ROA. H9 = Semakin tinggi ROA, semakin tinggi Perubahan Laba. Melihat pada hipotesis tersebut maka data yang dipakai perlu diolah dengan menggunakan Path Analysis.Berdasarkan hasil dari data yang diolah menggunakan Path Analysis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Perubahan Laba Nilai absolute C.R. = -2,073 < 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,038 < 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Perubahan Laba sebesar -0,158 yang berarti negatif dan signifikan. 2. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Perubahan Laba Nilai absolute C.R. = -1,675 < 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,094 > 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Perubahan Laba sebesar -0,110 yang berarti negatif dan tidak signifikan. 3. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Perubahan Laba Nilai absolute C.R. = -0,279 < 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,780 > 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Perubahan Laba sebesar -0,032 yang berarti negatif dan tidak signifikan. 4. Pengaruh Loan to Deposit ratio (LDR) terhadap Perubahan Laba Nilai absolute C.R. = -1,075 < 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,282 > 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Perubahan Laba sebesar -0,075 yang berarti negatif dan tidak signifikan. 5. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan Laba Nilai absolute C.R. = 2,490 > 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,013 < 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan Laba sebesar 0,302 yang berarti positif dan signifikan. 6. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA)
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
44 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
Nilai absolute C.R. = 5,284 > 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = **** < 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 0,213 yang berarti positif dan signifikan. 7. Pengaruh Kualitas AktivaProduktif(KAP) terhadap Return On Asset (ROA) Nilai absolute C.R. = 0,356 > 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = 0,722 > 0,05; dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Pengaruh Kualitas Aktiva(KAP) terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 0,013 yang berarti positif dan tidak signifikan. 8. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) Nilai absolute C.R. = -17,761 < 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = **** < 0,05; dengandemikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Pengaruh terhadap Return On Asset (ROA) sebesar -0,721 yang berarti negatif dan signifikan. 9. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) Nilai absolute C.R. = 3,625 > 2,00 dan nilai probabilitasnya (P) = **** < 0,05; dengandemikian maka dapat dinyatakan bahwa koefisien jalur Loan to Deposit ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 0,137 yang berarti positif yang signifikan. Memperhatikan Standardized Estimate untuk variable CAR (X1), KAP (X2), BOPO (X3), LDR (X4), terhadap Perubahan Laba (Y2) dengan ROA (Y1) sebagai variabel intervening maka dapat dibuat model persamaan structural sebagai berikut : Y2 = b5X1 +𝑒2 = -0,158 X1 + 𝑒2 Y2 = b6X2 +𝑒2 = -0,110 X2 + 𝑒2 Y2 = b7X3 +𝑒2 = -0,032 X3 + 𝑒2 Y2 = b8X4 +𝑒2 = -0,075 X4 + 𝑒2 Y2 = b9Y1 +𝑒2 = 0,302 Y1 + 𝑒2 Y1 = b1X1 +𝑒1 = 0,213 X1 +𝑒1 Y1 = b2X2 +𝑒1 = 0,013 X2 +𝑒1 Y1 = b3X3 +𝑒1 = -0,721 X3 +𝑒1 Y1 = b4X4 +𝑒1 = 0,137 X4 +𝑒1 3.2 Pengaruh Langsung Antar Variabel Hasil Pengujian Model yang terdapat dalam Gambar 4.1 menunjukkan pengaruh langsung antara variabel bebas dan variabel terikat, yang besar nilainya ditunjukkan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut : 1. Pengaruh langsung dari Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Perubahan Laba yaitu sebesar -0,158; artinya terdapat pengaruh negatif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Perubahan Laba. Apabila CAR meningkat sebesar satu satuan, maka Perubahan Laba akan menurun sebesar 0,158 satuan. 2. Pengaruh langsung dari Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Perubahan Laba yaitu sebesar -0,110; artinya terdapat pengaruh negatif antara Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Perubahan Laba. Apabila KAP meningkat sebesar satu satuan, maka Perubahan Laba akan menurun sebesar 0,110 satuan. 3. Pengaruh langsung dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Perubahan Laba yaitu sebesar -0,032; artinya terdapat pengaruh negatif antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Perubahan Laba. Apabila BOPO meningkat sebesar satu satuan, maka Perubahan Laba akan menurun sebesar 0,032 satuan. @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
45 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
4. Pengaruh langsung dari Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Perubahan Laba yaitu sebesar -0,075; artinya terdapat pengaruh negatif antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Perubahan Laba. Apabila LDR meningkat sebesar satu satuan, maka Perubahan Laba akan menurun sebesar 0,075 satuan. 5. Pengaruh langsung dari Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan Laba yaitu sebesar 0,302; artinya terdapat pengaruh positif antara Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan Laba. Apabila ROA meningkat sebesar satu satuan, maka Perubahan Laba akan naik juga sebesar 0,302 satuan. 6. Pengaruh langsung dari Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) yaitu sebesar 0,213; artinya terdapat pengaruh positif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA). Apabila CAR meningkat sebesar satu satuan, maka ROA akan meningkat pula sebesar 0,213 satuan. 7. Pengaruh langsung dari Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Return On Asset (ROA) yaitu sebesar 0,013; artinya terdapat pengaruh positif antara Kualitas Aktiva Produktif(KAP) terhadap Return On Asset (ROA). Apabila KAP meningkat sebesar satu satuan, maka ROA akan meningkat sebesar 0,013 satuan. 8. Pengaruh langsung dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) yaitu sebesar -0,721; artinya terdapat pengaruh negatif antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA). Apabila BOPO meningkat sebesar satu satuan, maka ROA akan menurun sebesar 0,213 satuan. 9. Pengaruh langsung dari Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) yaitu sebesar 0,137; artinya terdapat pengaruh positif antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA). Apabila LDR meningkat sebesar satu satuan, maka ROA akan meningkat pula sebesar 0,137 satuan. 3.3 Uji Determinasi Uji determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh antara variabel eksogen (CAR, KAP, BOPO, dan LDR) terhadap variable endogen (ROA, dan LABA). 1. Koefisien Squared Multiple Correlation (R2) untuk ROA = 0,713. Dalam hal ini dapat dihitung besarnya koefisien determinasi (D) = R2 x 100% = 0,713 x 100% = 71,3%. Artinya tingkat ROA dipengaruhi oleh CAR, KAP, BOPO, dan LDR secara simultan sebesar 71,3%, sedangkan sisanya sebesar 28,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam kesempatan ini. 2. Demikian pula tingkat Perubahan Laba dengan koefisien Squared Multiple Correlation (R2) untuk LABA = 0,096. Dengan demikian dapat dihitung besarnya koefisien determinasi (D) = R2 x 100% = 0,096 x 100% = 9,6%. Artinya tingkat LABA dipengaruhi oleh CAR, KAP, BOPO, dan LDR secara simultan sebesar 9,6%, sedangkan sisanya sebesar 90,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 4.1 Kesimpulan Dalam penelitian ini diteliti mengenai bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai prediktor Perubahan Laba dengan Kinerja Keuangan (ROA) sebagai variable intervening pada LPD di Kabupaten Badung. Berdasarkan hasil dari analisis setiap variabel menunjukan bahwa :
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
46 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
1. Hipotesis 1 (H1) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi CAR, semakin tinggi Perubahan Laba. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar -0,158. Hasil ini menandakan menolak hipotesis pertama. 2. Hipotesis 2 (H2) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi KAP, semakin rendah Perubahan Laba. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar -0,110. Hasil ini menandakan menerima hipotesis kedua. 3. Hipotesis 3 (H3) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi BOPO, semakin rendah Perubahan Laba. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar -0,032. Hasil ini menandakan menerima hipotesis ketiga. 4. Hipotesis 4 (H4) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi LDR, semakin tinggi Perubahan Laba. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar -0,075. Hasil ini menandakan menolak hipotesis keempat. 5. Hipotesis 5 (H5) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi CAR, semakin tinggi ROA. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar 0,213. Hasil ini menandakan menerima hipotesis kelima. 6. Hipotesis 6 (H6) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi KAP, semakin tinggi ROA. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar 0,013. Hasil ini menandakan menerima hipotesis keenam. 7. Hipotesis 7 (H7) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi BOPO, semakin tinggi ROA. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar -0,721. Hasil ini menandakan menerima hipotesis ketujuh. 8. Hipotesis 8 (H8) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi LDR, semakin tinggi ROA. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar 0,137. Hasil ini menandakan menerima hipotesis kedelapan. 9. Hipotesis 9 (H9) : yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA, semakin tinggi Perubahan Laba. Hasil analisis jalur memperlihatkan nilai standardized regression weight sebesar 0,302. Hasil ini menandakan menerima hipotesis kesembilan. 4.2 Saran – Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Standardized Regression Weight dari setiap Variabel CAR, KAP, BOPO, LDR, dan ROA adalah -0,158, -0,110, -0,032, -0,075, dan 0,302. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap Perubahan Laba adalah tingkat ROA yang merupakan variabel intervening dengan koefisien sebesar 0,302. Manajemen LPD harus memperhatikan tingkat ROA karena apabila tingkat ROA menurun maka otomatis akan langsung berdampak kepada menurunnya tingkat Perubahan Labanya. 2. Standardized Regression Weight dari setiap Variabel CAR, KAP, BOPO, LDR, dan ROA adalah -0,158, -0,110, -0,032, -0,075, dan 0,302. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling kecil terhadap Perubahan Laba adalah tingkat BOPO dengan koefisien sebesar -0,302. Manajemen LPD juga perlu memperhatikan tingkat BOPO karena tingkat BOPO meningkat maka akan langsung berdampak kepada menurunnya tingkat Perubahan Labanya. 3. Standardized Regression Weight dari setiap variabel yang berpengaruh terhadap ROA antara lain CAR, KAP, BOPO, dan LDR yaitu 0,213, 0,013, -0,721, 0,137. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA) diantara variabel independen adalah rasio BOPO dengan tingkat koefisiennya 0,721. Pihak manajemen LPD perlu dalam memperhatikan rasio BOPO ini, karena @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
47 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
4.
5.
6.
7.
apabila rasio BOPO mengalami peningkatan maka akan langsung berpengaruh terhadap menurunnya tingkat Kinerja Keuangan LPD (ROA). Rasio CAR berpengaruh negatif terhadap Perubahan Laba pada LPD di kabupaten Badung, namun CAR dalam penelitian ini berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Dalam hal ini ROA memiliki pengaruh yang tinggi dalam Perubahan Laba maka dari itu pihak manajemen LPD harus tetap diperlukan upaya-upaya dan strategi untuk tetap mempertahankan tingkat CAR agar dapat mempertahankan tingkat ROA dan otomatis meningkatkan tingkat Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten badung. Rasio KAP memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. Dalam hal ini KAP juga harus tetap dipertahankan dengan melihat KAP yang memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Rasio KAP merupakan perbandingan antara Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan Total aktiva produktif. APYD merupakan aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian (Novi Andayani, Adi Yuniarta, dan Edy Sujana, 2015). Semakin kecil rasio KAP memperlihatkan bahwa semakin efektif dan efisien kinerja LPD dalam menekan tingkat APYD selanjutnya memperbesar total aktiva produktif yang dapat meningkatkan ROA, secara langsung tingkat ROA dapat memperbesar tingkat Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. Rasio BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Perubahan Laba LPD di wilayah kabupaten Badung. Semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh LPD, maka semakin kecil angka rasio BOPO, selanjutnya akan langsung meningkat laba pada LPD. Dalam hal ini tingkat Rasio BOPO harus dipertahankan oleh manajemen LPD, dikarenakan apabila rasio BOPO meningkat akan langsung menurunkan tingkat ROA dan juga menurunkan tingkat Perubahan Laba pada LPD di Kabupaten Badung. Rasio LDR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Perubahan Laba LPD di Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini LDR berpengaruh positif terhadap ROA yang secara langsung ROA memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Perubahan Laba. Pihak manajemen LPD harus tetap melakukan berbagai upaya juga strategi yang dapat mempertahankan tingkat LDR yang berpengaruh positif terhadap ROA dan secara langsung meningkatkan tingkat perubahan laba pada LPD di wilayah kabupaten Badung.
DAFTAR PUSTAKA Afanasief, Tarsila Segala; Priscilla Maria Villa Lhacer dan Marcio L Nakane, (2004), “The Determinants of Bank Interest Spread in Brazil,” JEL Classification: G21;E43; E44 Agus Sartono, 1996, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE. Agustina dan Silvia, 2012, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 2, Nomor 02, Oktober 2012. Agnes Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama. Aini, Nur. 2012. “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2011)”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Volume 2, Nomor 1, (hlm 14-25). Anthonius I Made Restika, 2005, Anslisis Kinerja Keuangan P.T BPR Varis Mandiri Sebelum dan Sesudah Akuisisi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud). @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
48 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
Ariyanti, Lilis Erna, 2010, Analisis Pengaruh CAR, NIM, NPL, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro. Arthur J Keown, et al., 2001, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Salemba empat, Jakarta. Bahtiar Usman, (2003), “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan laba Pada Bank-Bank di Indonesia,” Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1, April, 2003, pp.59-74. Bambang Suhardito, Sonny Johannes Angwijaya Irot, Laurentia Dwi Wahyuni, 1999, “Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan laba Emiten Dan Industri Perbankan Di Pt Bursa Efek Surabaya,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.3, Maret, 1999, Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Indonesia, www.bi.go.id, Diakses : 10 Agustus 2015. Belkaoui, Ahmed, dkk, 1993, Teori Akuntansi, Edisi Kedua, Erlangga. Dahlan, Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indinesia. Darsono, dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, edisi pertama, Penerbit : Andi, Yogyakarta. Daft, R.L., 2002, Manajemen, Erlangga, Jakarta. Darsono. Drs. MBA. Akt. Dan Ashari, SE. Akt, (2005), Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta. Deger Alper and Adam Anbar, 2011, “Bank Specific and Macroeconomic Determinants of Commercial Bank Profitability : Empirical Evidence from Turkey”, Business and Ecomomics Research Journal Volume2, Number2. Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia. Dewi, Sandra dan Gede Merta Sudiartha. 2011. “Pengaruh Rasio CAEL Terhadap Kinerja Keuangan Bank yang Terdaftar di PT. BEI”. Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Volume 1, Nomor 2, (hlm 159-175). Dietrich, Andreas and Gabrielle Wanzenried, 2009, What Determines the Profitability of Commercial Banks?, New Evidence from Switzerland. Erna Ariyanti, Lilis. 2010. Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan KAP terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro. Ghozali, I. dan Fuad, 2005, “Stuctural Equating Modeling” : Teori, Konsep, dan Aplikasi, Universitas Dipoenogoro, Semarang. Heffernan, Shelagh dan Maggie Fu. 2008. The Determinants of Bank Performance in China. Horne, JamesC.1992, Finacial majagementand Polic, New Jersey : Prentice Hall. Irham Fahmi, 2013, Analisis Laporan Keuangan, ALFABETA, Bandung. Keputusan menteri keuangan ri no. Kep-38/mk/iv/1972, tentang perobahan dan tambahan surat keputusan menteri keuangan no. Kep-792/mk/iv/12/1970 tanggal 7 desember 1970 Kusumayanti, Kadek Devi dan Ketut Jati, 2014, pengaruh aktiva produktif, dana pihak ketiga dan letak geografis pada kinerja operasional lpd, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud) Marwadi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhikinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Aset kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis dan Strategi. Vol.14 No.1. juli 2005 @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
49 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. “Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan”. Buletin Studi Ekonomi Vol.12, No. 1 Hal. 100. Meythi, 2005, “Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XI No. 2. Mulyono, Teguh P. 1996, Banking Budgering Profit Planing & Control, BPFE Yogyakarta. Muchdarsyah Sinungan, 2000. Manajemen Dana Bank, edisi kedua. Jakarta : Bumi Aksara. Norhasiah Nawai. 2010. “Penentu Kinerja Pembayaran dalam Program Kredit Mikro”. Dalam Jurnal Bisnis dan Ilmu Sosial, 1 (2): h:152 Nu’man Hamzah Pahlevie, 2009, Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan EAQ terhadap perubahan laba pada Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2007, Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro. Pemerintah Tingkat I Bali. 2002. Peraturan Derah no.8 tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali. Pemerintah Tingkat I Bali. 2012. Peraturan Derah no.4 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002. Partamawati, Ni Putu. 2008. Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam Mendorong Penggalian Dana Pembangunan Pedesaan di Provinsi Bali. Sarathi, Vol. 15 No. 1. Putu Cahyadi Sujana dan I Ketut Mustanda, 2015, Pengaruh Cash Turnover, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas LPD, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Putu Novi Andayani, Gede Adi Yuniarta, dan Edy Sujana, 2015, Pengaruh Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif, Rentabilitas, dan Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten Buleleng, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3 No. 1. Rousana, Mike. 1997. “Memanfaatkan EVA untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal Indonesia”. Majalah Usahawan No. 4/Th.XXVI. April 1997. Ruky, M, Syaiful, 1999, “Menilai Penyertaan Dalam Perusahaan”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rusmala Dewi, Ketut Suwarta, dan Jaya Agung Widagda. I.G.N, 2014, Analisis Kinerja Kesehatan LPD dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD Kabupaten Badung, Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol.8 No.1. Salvatore, Dominick, 2001, Managerial Economics in a Global Economy 4th Edition, Harcourt College Publishers. Sandra Dewi dan Gede Merta Sudiartha, 2011, Pengaruh Rasio Cael Terhadap Kinerja Keuangan Bank Yang Terdaftar Di PT. BEI Sapariyah, Rina Ani dan Ayu Ananta Putri. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan : Pendekatan Terhadap Rasio Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan, (Online), Vol.20 No.23. Sarifudin, Muhamad. 2005. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris: Pada Perusahaan Perbankan Yang Listed di BEJ), Tesis, Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE Shiddarta Utama, 1997, “Economic Value Added : Pengukuran Penciptaan Nilai Perusahaan”, Usahawan, XXVI (4) : 10-31, LM-FE-UI : Jakarta. Suad Husnan, 1998, Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan Buku II, Edisi ke empat, BPFE Yogyakarta. @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
50 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 1 Pebruari 2016
Sudjana, 2000, Statistik Ekonomi dan Niaga Jilid II, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Tarsito, Bandung. Sudirman, 2000, Manajemen Perbankan, Edisi I, Denpasar : Penerbit BP. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung Sugiyono, Prof. Dr., 2009, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, ALFABETA, Bandung. Suidarma, I Made. dan Nengah Darma Diatmika, I Gusti., 2013, Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Capital, Asset, Earning Dan Liquidity pada LPD desa adat Medahan Gianyar, GaneÇ Swara Vol. 7 No.1 Sulaiman, Wahid, 2004, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Andi Offset, Yogyakarta. Suyatno. Thomas, Abdullah. Azhar, Ananda. Tinon Yunianti, Djuhaepah T. Marala, Aponno. Jhohan Thomas, H.A. Chalik, (1999), Kelembagaan Perbankan, edisi ketiga , PT. Gramedia Pustaka. Syahyunan. 2002. Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kesehatan Bank. Jurnal Perbankan, Universitas Sumatra Utara, Medan. Suyono, Agus. 2005. Analisis Rasio-Rasio Bank Yang Berpengaruh Terhadap ROA , Tesis, Program Pascasarjana Magister Manajemen. Universitas Diponegoro Taswan. 2006. Manajemen Perbankan Konsep Teknik & Aplikasi Bangking Risk Assessment, Cetakan Pertama, UUP STIM YKPN, Yogyakarta. Titik Purwanti, 1999, Eva dan MVA sebagai Faktor untuk membedakan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di BEJ.Tesis Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang. Usman, Bahtiar, (2003), Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol 3 No. 1. Undang-undang Republik Indonesia, nomor 7 tahun 1993 tentang Perbankan. Weston FF. Copeland TE, 1995, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2, Edisi Revisi Binarupa Aksara Jakarta. Werdaningtyas, 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia, Jurnal Manajemen Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 24-39. Wijayati, dkk, 2005, “Kemampuan Informasi Keuangan Memprediksi Perubahan Laba”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5, No. 1 Zainuddin dan Jogiyanto Hartono (1999), “Manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan perubahan laba: suatu studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ, ”Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1, Januari, 1999, hal.66-90 ________ , 1997, Surat Edaran Bank Indonesia No; 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive