Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
Hubungan Antara Kohesivitas dengan Performance Efficiency Rating (PER) pada Tim Bola Basket WNBL di Indonesia Widiawaty
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya e-mail:
[email protected]
Abstrak. Penelitian mengenai hubungan antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) telah banyak dilakukan. Namun, pada penelitian sebelumnya, dilakukan pada subjek yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan kohesivitas yang ada pada tim bola basket WNBL di Indonesia (2) menguji apakah ada hubungan positif antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada tim bola basket WNBL di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah pemain klub yang mengikuti kompetisi WNBL Regular Season 2013-2014. Sampel penelitian berjumlah 51 subjek dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kohesivitas. Hipotesis penelitian diuji menggunakan uji non parametrik Spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada tim bola basket WNBL di Indonesia, dimana pada PER terdapat 6 aspek yang dikorelasikan dengan kohesivitas. Aspek-aspek PER yaitu point per game (PPG) r=0,120 dan p=0,400 (> 0,05), assist per game (APG) r=-0.125 dan p=0.384 (> 0.05), steal per game (SPG) menunjukkan r = -0.021 dan p = 0.883 (> 0.05), block per game (BPG) juga menunjukkan r=0.223 dan p=0.116 (> 0.05), rebound per game (RPG) dimana r=-0.012 dan p=0.933 (> 0.05) dan turn over per game (TOPG) juga tidak ditemukan adanya korelasi dimana r=0.060 dan p=0.678 (> 0.05) atau hipotesis ditolak. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menfokuskan pada aspek kohesivitas terutama task cohesion dikarenakan baik tim yang juara maupun tidak, memiliki kohesivitas pada aspek task cohesion daripada social cohesion. Kata kunci: Kohesivitas, Performance Efficiency Rating (PER), WNBL, Bola Basket. Abstract. Research on the correlation between cohesiveness with the performance efficiency rating (PER) has been widely applied. However, in previous studies, they conducted on different subjects. Therefore, this study aims to (1) describe the cohesion that existed at WNBL basketball teams in Indonesia (2) to indicate whether there is a positive correlation between cohesiveness with the performance efficiency rating (PER) in the WNBL basketball teams in Indonesia. The population of this study is all the players on the teams who joined the WNBL competition Regular Season 2013-2014 in Indonesia. The sample of this study amounted to 51 subjects by using purposive sampling technique. Data was collected by distributing cohesiveness questionnaires. The research hypotheses were tested using non-parametric Spearman. The results showed there’s no positive correlation between cohesiveness with the performance efficiency rating
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
(PER) in the WNBL basketball teams in Indonesia. For PER, there are 6 aspects correlated with cohesiveness; Point per game (PPG) r=0.120 and p=0.400 (> 0.05), assist per game (APG) r=-0125, p=0.384 (> 0:05), steal per game (SPG) shows r=-0021, p=0.883 (> 0:05), block per game (BPG) also showed r=0.223 and p=0.116 (> 0:05), rebound per game (RPG) r=-0012 and p=0.933 (> 0.05) and turnover per game (TOPG) also did not show any correlation, r=0.060 and p=0678 (> 0.05). Suggestions for further research are expected to researchers primarily focused on aspects of cohesiveness especially on task cohesion because both champion team or not champion, have cohesiveness on task cohesion that is higher than the social cohesion. Keywords: Cohesiveness, Performance Efficiency Rating (PER), WNBL, Basketball. PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak hidup terlepas dari lingkungannya, sehingga dalam mencapai suatu tujuan, kerjasama dan keterkaitan antar individu diperlukan dalam olahraga beregu. Olahraga beregu adalah olahraga yang dilakukan secara berkelompok dan kerjasama merupakan kunci yang paling penting (Husdarta, sitat dalam Wisnu, 2013). Permainan bola basket yang semakin berkembang dewasa ini membuat peraturan-peraturan dalam permainan menjadi semakin detil. Pada umumnya permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang berlawanan dan kedua regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan. Masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain inti dan pemain cadangan paling banyak 7 orang pemain, sehingga setiap regu memiliki setidaknya 12 orang pemain (Oktavian, 2009). Olahraga bola basket semakin berkembang diikuti dengan berbagai macam kompetisi, salah satunya adalah WNBL (Woman National Basketball League). Pada kompetisi WNBL, performa setiap pemain maupun performa tim menjadi pusat perhatian. Performa seorang pemain maupun tim dalam permainan bola basket performa dapat dilihat pada statistik performa yang biasa disebut performance efficiency rating (PER). Hollinger (dalam Hwang, 2012) mengatakan bahwa pada umumnya pemain yang memiliki performance effeciency rating (PER) yang tinggi dalam permainan bola basket dapat dikatakan bahwa pemain itu lebih baik dibandingkan dengan pemain lainnya pada suatu kompetisi.
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
Hollinger juga mengatakan bahwa performance efficiency rating (PER) merupakan suatu hasil yang diperoleh dari rata-rata kinerja setiap pemain bola basket melalui proses pertandingan dalam setiap menitnya. Performance efficiency rating (PER) juga merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kontribusi yang diberikan oleh seorang pemain atau tim dalam permainan bola basket. Nilai statistik performa yang diperoleh dari hasil pertandingan dapat digunakan sebagai evaluasi dalam mencapi prestasi karena setiap kontribusi yang diberikan oleh setiap pemain memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (Douglas, 2012). Kohesivitas dalam tim basket merupakan hal yang esensial. Semakin tinggi kohesivitas semakin besar kemungkinan tim bisa menang. Hal itu terbukti dari penelitian empiris yang menunjukkan bahwa sejumlah tim olahraga, salah satunya adalah tim basket, yang berhasil meraih prestasi dikaitkan dengan tingginya kohesivitas dalam tim (Ramesh, 2011). Gardner et al (sitat dalam Ramesh, 2011) juga mengungkapkan bahwa tim yang memiliki kohesivitas tinggi mempengaruhi kinerja dan keberhasilan dalam suatu tim. Olahraga beregu seperti permainan bola basket biasanya lebih rumit dibandingkan dengan olahraga yang bersifat individual. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan individual dan juga kerjasama serta kekompakan dalam tim yang bagus. Bagus atau tidaknya kerjasama dan kekompakan tim dapat dilihat dari kohesivitas dalam tim tersebut. Suatu tim yang memiliki kohesivitas tinggi biasanya akan menunjukkan performance efficiency rating (PER) yang maksimal dalam pertandingan dan sebaliknya suatu tim yang memiliki kohesivitas rendah biasanya akan menunjukkan performance efficiency rating (PER) yang kurang maksimal dalam pertandingan. Berdasarkan paparan latar belakang di atas yang terkait dengan performance efficiency rating (PER) diantaranya adalah kohesivitas. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui hubungan antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) serta faktor-faktor lain yang memengaruhinya.
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu kohesivitas (IV) dan performance efficiency rating / PER (DV). Subjek penelitian ini adalah pemainpemain yang bermain diklub WNBL Regular Season 2013-2014, sebanyak 51 subjek. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu subjek dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup dan terbuka. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang kohesivitas. Teknik analisis data yang digunakan antara lain, uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi, uji normalitas, uji outlier dan uji hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti ingin melihat keterkaitan atau hubungan antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada tim bola basket WNBL di Indonesia. Setelah itu, uji hipotesis antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) dilakukan dengan menggunakan teknik nonparametrik dikarenakan sebaran data tidak normal. Terdapat 6 aspek dalam PER yang akan dikorelasikan dengan kohesivitas antara lain point per game (PPG), assist per game (APG), steal per game (SPG), block per game (BPG), rebound per game (RPG) dan turn over per game (TOPG). Hasil menunjukkan bahwa uji hipotesis antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada aspek point per game (PPG) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.400 (p > 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada aspek point per game (PPG). Uji korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek assist per game (APG) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.384 (p > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek assist per game (APG). Adapun hasil uji korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek steal per game (SPG) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.883 (p > 0.05). Hasil
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek steal per game (SPG). Uji hipotesis antara kohesivitas dengan PER pada aspek block per game (BPG) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.116 (p > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek block per game (BPG). Uji hipotesis antara kohesivitas dengan PER pada aspek rebound per game (RPG) menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0.933 (p > 0.05). Hasil ini juga menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek rebound per game (RPG). Hasil lainnya menunjukkan bahwa uji hipotesis dilakukan antara kohesivitas dengan aspek terakhir dari PER yaitu aspek turn over per game (TOPG) yang memiliki taraf signifikansi sebesar 0.678 (p > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan PER pada aspek turn over per game (TOPG). Model konseptual dari kohesivitas yang digunakan untuk membedakan antara task cohesion dengan social cohesion yang dikembangkan oleh Cox (2012), dimana menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada aspek kohesivitas terhadap tim yang juara pertama dengan tim yang juara terakhir. Baik tim dengan posisi teratas maupun terbawah memiliki kohesivitas pada aspek task cohesion dengan individual attraction yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspek social cohesion. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramesh (2011) yang menunjukkan adanya korelasi antara kohesivitas dengan performa tidak sesuai dengan penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER). Hal ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukkan bahwa klub yang berada pada peringkat pertama memiliki skor kohesivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan klub yang berada pada peringkat kelima pada kompetisi WNBL season 2013-2014 di Indonesia. Hasil penelitian yang bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramesh (2011) dan Lowther (2002) yang mengatakan bahwa ada hubungan signifikan antara kohesivitas dengan performa bisa dikarenakan
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
juga oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang mungkin menyebabkan kohesivitas tinggi namun performa rendah adalah pada liga profesional seperti WNBL lebih mementingkan skill yang dimiliki pemain daripada kohesivitas yang dimiliki pemain. Tidak adanya korelasi antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) menimbulkan pertanyaan bagi peneliti mengapa hal tersebut dapat terjadi. Hasil penelitian dari Martens dan Peterson (1982) mengatakan bahwa kohesivitas berkorelasi positif dengan performa, sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa kedua variabel ini memiliki korelasi yang positif. Namun asumsi peneliti tidak terbukti dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, tidak ditemukan adanya korelasi antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) artinya PER mungkin bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu faktornya adalah faktor internal yang ada dalam masing-masing individu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alderman (dalam Dody, 2012) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi performa adalah faktor psikis (mental), faktor ketrampilan (skill) dan faktor fisik (kondisi tidak fit). Dengan kata lain faktor internal yang ada dalam masing-masing individu dapat memengaruhi PER. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunarsa (2004) bahwa faktor psikis adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi performa. Faktor-faktor yang disebutkan di atas tidak dituliskan di dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Mayoritas para pemain bola basket WNBL di Indonesia rata-rata memiliki kohesivitas yang tergolong tinggi. 2. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kohesivitas dengan performance efficiency rating (PER) pada tim bola basket WNBL di Indonesia (sig = 0.05). Saran untuk subjek penelitian: sebagian besar pemain bola basket WNBL memiliki kohesivitas yang tergolong tinggi. Hal ini bisa menjadi modal bagi tim untuk mencapai tujuannya (meraih kemenangan). Saran untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar peneliti selanjutnya mampu mencari data-data yang lebih lengkap dan lebih banyak dari jurnal-jurnal
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
yang ada sehingga memudahkan dalam proses pengaitan teori dengan penelitian. Peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan persiapan jauh hari sebelumnya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan agar peneliti sebaiknya benarbenar memastikan pengertian variabel yang akan diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bias persepsi antara definisi variabel yang dipahami subjek dengan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian. Untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa dilakukan dengan melihat faktor lain yang memengaruhi performa atlet seperti seperti faktor internal pada individu, coach, leaderships, kompetisi dan lainnya. Untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa dilakukan beberapa kali pengukuran kohesivitas dan performance efficiency rating (PER) agar dapat melihat dinamikanya serta dapat dibedakan pada level individu dan performa agar hasil yang di dapat bisa lebih akurat. Untuk
penelitian
selanjutnya,
peneliti
diharapkan
untuk
lebih
memfokuskan pada aspek kohesivitas terutama pada aspek task cohesion karena baik tim yang juara maupun tidak juara memiliki kohesivitas pada aspek task cohesion
yang
lebih
tinggi
dibandingan
7
dengan
social
cohesion.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
DAFTAR PUSTAKA Bayu, W., & Hendro, P. (2010).Kohesivitas Tim Pendukung Sepak Bola Persija. Depok, Jawa Barat: Universitas Gunadarma. Dody, H. (2012). Psikologi Olahraga. Makassar: Universitas Negeri Makassar. FIBA, PERBASI (n.n). Bola basket untuk semua. Diunduh pada tanggal 2 april 2013 dari http://mainbasket.files.wordpress.com/2011/07/peraturan-resmibola-basket-2010.pdf Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: BPK Gunung Mulya. Holinger (2013). Player Efficiency rating. NBA Player Statistic. Hwang, D., (2012). Forecasting NBA Player Performance using a WeibullGamma Statistical Timing Model. Sport Analytics Conference: p. 1-10. H.Cox, r. (2012).Sport psychology: concepts and applications, seventh edition. McGraw. Hill International Edition. James, L., & Andrew, L. (2002). Relationships Between Mood, Cohesion And Satisfaction with Performance Among Soccer Players. Journal of sport psychology, vol 4, issue 3. Julie Senecal, Todd M. Loughead & Gordon A. Bloom. (2008). A Season-Long Team-Building Intervention: Examining the Effect of Team Goal Setting on Cohesion. Journal of Sport & Exercise Psychology, 2008, 30, 186-199. Mark A. Eys, James Hardy, Albert V. Carron., & Mark R. Beauchamp. (2003). The Relationship Between Task Cohesion and Competitive State Anxiety. Journal of Sport & Exercise Psychology, 2003, 25, 66-76. Mark Eys, T. L., Steven R. Bray, Albert V. Carron. (2009). Developmentof a Cohesion Questionnaire for Youth: The Youth Sport Environment Questionnaire. Journal of Sport and Exercise Psychology 31, 390-408. Oktavian, B. Normawan. (2009). Perancangan Event Support Indonesia Development Camp 2009. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. Ramesh.N. (2011).Relationship between Team Cohesion and Performance among University Level Male Volleyball Players. Journal of Arts and Culture, 2(2), 40-42. Ramzaninezhad, R., Keshtan, M. H., Shahamat, M. D., & Kordshooli, S. S. (2008). The Relationship between Colective Efficacy, Group Cohesion and
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
Team Performance in Professional Volleyball Teams. Brazilian Journal of Biomotricity 3, 31-39. Ramzaninezhad, R., & Keshtan, M. H. (2009). The relationship between Coach's Leadership Styles and Team Cohesion in Iran Football Clubs Professional League. Brazilian Journal Biomotricity, 3(2), 111-120. Rebecca A. Z., Christiaan G. A., Jennifer R. H., & Jack C. Watson II. (2007). The Relationships Among Coaches’ and Athletes’ Perceptions of Coaching Staff Cohesion, Team Cohesion and Performance. Journal of sport Psychology, vol 9, issue 3. Ruder, M.K. & Gill, D.L. (1982). Immediate effects of win-loss on perceptions of cohesion in intramural and intercollegiate volleyball teams. Journal of Sport & Exercise Psychology, 4, 227-234. Wisnu, A. A. Ngurah. B. S. (2013). Kohesivitas, Social Network dan Performa Atlet Basket CLS Knights Surabaya. Surabaya: Universitas Surabaya. (http://wnblindonesia.com).
9