Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
KOMPONEN DASAR IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING STRATEGY KATEGORI SOFTWARE AS A SERVICE (SAAS) DAN INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) PADA INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Cahyo Prihantoro 1), Hanung Adi Nugroho 2), Wing Wahyu Winarno 3) 1), 2)
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada 3) Magister Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :
[email protected]),
[email protected]),
[email protected]) Abstrak Kebutuhan layanan yang serba cepat, praktis dan ekonomis semakin dirasakan seiring tuntutan perkembangan zaman, terlebih untuk institusi perguruan tinggi. Persoalan yang ada yaitu belum semuan institusi perguran tinggi memiliki sistem pengelolaan teknologi. Solusi yang ditawarkan untuk mengelola sistem berskala enterprise yaitu dengan cloud computing. Sehingga kebutuhan layanan akademik bagi dosen dan mahasiswa dapat terpehuni dengan baik. Metode yang digunakan adalah literatur review, dan studi kasus pada Pusat Sistem dan Sumber Daya Informasi, Universitas Gadjah Mada (PSDI–UGM). Infrastructure As A Service (IAAS) dan Software As A Service (SAAS) bagian terpenting dari komponen utama cloud computing dalam memberikan layanan kepada institusi perguruan tinggi. Komposisi fitur dan layanan utama yang digunakan pada institusi perguruan tinggi terutama bagi dosen dan mahasiswa itulah yang menjadi fokus penelitian dalam makalah ini. Kata kunci: cloud computing, IAAS, SAAS, enterprise. 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi diabad 20 ini berjalan sangat cepat, termasuk penggunaan dan pengembangan teknologi komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kekuatan suatu negara. Pembangunan infrastruktur dibeberapa instansi pemerintah dan perguruan tinggi berjalan cepat seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan. Salah satu teknologi yang berkembang dan memiliki banyak manfaat dengan adanya kesiapan instalasi jaringan yang ada yaitu cloud computing. Cloud computing platform adalah satu set data server yang berskala besar, menyediakan komputasi dan layanan penyimpanan kepada pelanggan. Penyimpanan cloud adalah suatu layanan yang relatif dasar dan dapat diterapkan secara luas kepada pengguna secara stabil, dengan menyediakan ruang penyimpanan data yang besar. Penelitian yang dilakukan oleh Xu, et al [1],
menunjukkan bahwa salah satu arsitektur sistem Cloud Computing saat ini adalah model terstruktur pusat. Semua node data, oleh server master harus diindeks menjadi suatu rangkaian dari sistem terdistribusi. Pengelolaan terpusat inilah yang menjadi fokus kerja PSDI UGM saat ini dalam pengembangan sistem komputerisasi. Beberapa atribut kunci yang membedakan antara cloud computing dengan conventional computing yaitu: 1. Abstracted (terpisah/berada di luar) dan ditawarkan sebagai sebuah layanan kepada pelanggan. 2. Berada pada infrastruktur masif yang scalable (dapat ditingkatkan). 3. Shared dan multi-tenant (digunakan bersama) Resources (sumberdaya) yang bisa dikonfigurasi dengan fleksibel dan dinamis. 4. Dapat diakses melalui internet oleh beberapa jenis perangkat. Artikel yang ditulis oleh Ostrovsky [2], membahas arsitektur dari infrastruktur sebuah cloud computing terutama untuk ketahanan kemanan. Control Operations Plane (COP) mampu membangun kepercayaan yang layak dan tangguh, kemampuan infrastruktur cloud computing yang dikelola dari adanya kerusakan. COP memanfaatkan protokol kriptografi provably yang aman, efisien dan kuat. Ketika dihadapan pada permasalahan pengguna yang banyak, seperti cloud secara teratur dan diam-diam refresh sendiri dengan mengembalikan COP node dari keadaan murni secara berkala. Manajemen cloud computing (Luo, 2012) [3], terutama pada High-Level Cloud Computing Strategy, strategi evolusi cloud computing hendaknya didasarkan pada upaya menumbuhkan cloud dari internal cloud menuju eksternal cloud. Strategi pengembangan internal cloud, adalah melalui proses penguatan tatakelola sistem komputerisasi yang terintegrasi secara enterprise dalam lingkup internal seperti konsep intranet. Sistem dapat berjalan secara minimal sekalipun tidak adanya koneksi internet. Pada internal cloud terdapat Virtual Data Center (VDC) dan Data Center Utilities (DCU). Selanjutnya, fokus pada perluasan environment internal clouds, dan moving form internal to external clouds.
5.2-19
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Konsep arsitektur cerdas untuk pembuatan sistem pendidikan di perguruan tinggi menggunakan cloud computing telah diuji coba pada Department of Computer Science and Engineering, University of Kalyani, 48 (Guin, 2011) [4]. Penelitian tersebut membahas tiga kategori utama layanan eksternal cloud computing, yaitu : 1. Software as a Service (SaaS), merupakan kumpulan software yang dideploy sebagai layanan hosting dan diakses melalui internet. 2. Platform as a Service (PaaS), merupakan platform digunakan untuk mendeploy aplikasi yang akan digunakan. 3. Infrastructure as a Service (IaaS), merupakan infrastruktur komputasi, seperti server, storage, dan network, yang menjadi sebuah layanan cloud pada umumnya digunakan melalui virtualisasi. Penerapan teknologi cloud computing pada institusi perguruan tinggi, merupakan suatu bentuk implementasi teknologi terbaru. Bisa dijadikan gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut mampu bersaing secara global dikarenakan sudah mengenal dan menggunakan Information Technology (IT). Salah satu sistem yang memiliki peran penting dalam operasional perguruan tinggi yaitu mengenai pengelolaan mahasiswa dan dosen, Student Relationship Management (SRM) (Radenkovic, 2013) [5].
untuk menyembunyikan kompleksitas manajemen infrastruktur IT dari para penggunanya. Pada saat yang sama, platform cloud computing menyediakan skalabilitas besar, kehandalan 99,999%, kinerja tinggi, dan dapat dikonfigurasi spesifik. Penelitian berikut ini lebih spesifik mengarah pada management universitas maupun pendidikan tinggi. (Guin, et al, 2011) [4] membuat sebuah konsep arsitektur pintar yang mengarah pada sistem pendidikan universitas menggunakan konsep cloud computing. Hampir disetiap negara, pemerintah menghabiskan alokasi anggaran untuk meningkatkan kondisi universitas disetiap tahun, baik dengan membangun yang baru atau memperbaiki kualitas yang sudah ada. Dalam penelitian tersebut, kita akan mengerti penyebab masalah dan mencoba memberikan solusi dengan model arsitektur sistem pendidikan universitas menggunakan cloud computing. Kerangka e-services yang handal berdasarkan konsep cloud computing untuk aplikasi SAAS telah diteliti dan dibahas oleh (Moghaddam et al, 2013) [7]. Aplikasi SAAS dengan menggunakan konsep-konsep multi-cloud, tingkat skalabilitas, ketersediaan, kelincahan dan kolaborasi e-service dapat ditingkatkan. Model yang diusulkan telah dirancang dengan memperkenalkan multicloud dan tiga agen utama untuk meningkatkan daya tanggap, efisiensi, keamanan, dan akses kontrol. Gambaran dari konsep yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Kelemahan metode yang digunakan dalam implementasi dan pengelolaan serta sinergisme beberapa elemen perguruan tinggi di atas, yaitu belum adanya parameter. Panduan yang menunjukkan optimasi peran dan kebermanfaatan dari implementasi IT berbasis cloud, baik dari segi software maupun infrastruktur, termasuk peran kopertis maupun lembaga yang menaunginya. Oleh karena itu penulis mencoba memberikan alternatif solusi dengan melakukan kajian literatur komponen dasar fitur dan layanan akademik pada institusi perguruan tinggi untuk dijadikan topik penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan standar implementasi cloud computing, termasuk layanan umum cloud untuk institusi perguruan tinggi, terutama pada layanan akademik mahasiswa maupun dosen. Kedepannya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan pedoman bagi institusi perguruan tinggi yang lain. Hasil ini nantinya bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada level top manajemen. Wu, et al [6], penelitian yang dilakukannya yaitu sebagai respon dari munculnya perpaduan teknologi dan bisnis, dimana Cloud Computing telah menjadi komputasi komersial yang menjanjikan. Platform Cloud Computing menyediakan akses mudah dengan komputasi kinerja tinggi, infrastruktur penyimpanan diakses melalui layanan web disediakan khusus bagi perusahaan maupun instansi. Dengan Cloud Computing, tujuannya adalah 5.2-20
Gambar 1. Proposed Framework Scheme [7]
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Skema yang dibangun pada sebuah framework yang dipilih oleh Moghaddam, et al. ditunjukkan pada Gambar 1 di atas. Poin penting yang mendasari skema framework di atas ada empat faktor, yaitu: Multi Cloud Servers for Storing Data, Data Source Agent, Security Agent, dan Privacy Agent. Masing-masing tentu memiliki peran dan fungsi yang berbeda, oleh karena itu disatukan dalam kerangka kerja framework agar dapat bekerjasama untuk mencapai satu tujuan membentuk kerangka usulan cloud computing.
dengan metode Cloud Bursting Brokerage and Aggregation (CBBA). Pendekatan ini menyarankan kita untuk membentuk pertahanan dengan tiga cloud penyerang dan operasi agregasi. Juga menggunakan mekanisme pembagian zona aman sehingga sumber daya cloud dibagi di lingkungan cloud yang berbeda (Jain, 2011) [9].
A. Cloud Computing Services Poin penting yang menjadi acuan penulis, bahwa artikel yang ditulis oleh Luo, et al. [3] memberikan kekuatan ide bagi peneliti yaitu tentang inovasi dan adopsi teknologi canggih berwawasan masa depan. Gambar 2 berikut menggambarkan integrasi sistem.
Gambar 3. Service model of cloud computing [3] Konsep cloud computing bisa memberikan pelayanan dari berbagai lapisan, dan setiap lapisan merupakan tingkatan yang bebeda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 di atas. a. Infrastructure as a Service (IaaS) Perangkat fisik yang digunakan sebagai layanan virtual, dapat diakses sesuai dengan permintaan pengguna. Pengguna dapat mengakses perangkat virtual melalui VMM dan melakukan operasi pada program/ aplikasi/fitur yang ada di dalamnya. Tindakan yang bisa dilakukan seperti menginstal paket perangkat lunak, mengelola penyimpanan virtual, dll; Gambar 2. Critical technologies of cloud computing [3] Integrasi sistem pada Gambar 2 di atas menggambarkan pembagian kerangka kerja sesuai dengan job description. Pokok bahasan yang dijelaskan pada artikel yang ditulis oleh Luo, et al. membahas secara umum komponen cloud computing. Oleh karena itu peneliti mempersempit pokok bahasan sebagai bahan evaluasi dari sebuah perguruan tinggi cukup pada sektor SAAS dan IAAS. Cloud computing memiliki keuntungan besar yaitu komputasi sesuai permintaan, skalabilitas, proaktif pengelolaan sumber daya, throughput aplikasi yang lebih baik, dan keamanan. Karena keterbukaan dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, maka dapat menjadi pilihan yang tepat untuk melakukan komputasi antara organisasi non-profit dengan sumber daya (Malik, 2012) [8]. Salah satu masalah keamanan adalah bagaimana mengurangi dampak serangan dari Denial-of-Service (DoS) atau Distributed Denial-of-Service (DDoS). Survei dari beberapa aspek cloud computing dan masalah keamanan yang kemudian mengusulkan pendekatan baru
b. Platform as a Service (PaaS) Tingkatan yang lebih tinggi dari komponen cloud computing adalah memberikan layanan platform pemrograman sebagai sarana pendukung proses dan pelayanan yang tersistem. Pengguna dapat mengakses lingkungan pengembangan yang tersedia dan mengembangkan aplikasi cloud yang akan digunakan, serta menyediakan aplikasi untuk dieksekusi dalam platform cloud computing; c. Software as a Service (SaaS) Sebuah Model layanan, dimana perangkat lunak cloud dalam keseluruhan prosesnya dapat difungsikan sebagai layanan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pengguna. Dengan mengandalkan keunggulan teknologi web service, pengguna dapat langsung mengakses dan menggunakan layanan melalui web browser. Perbedaan mendasar dari penelitian (Yang, 2011) [10] dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu pada konsep analisis komponen fitur dan layanan teknologi cloud computing. Lebih spesifik lagi pada bagian IAAS dan SAAS pada institusi perguruan tinggi.
5.2-21
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Service Level Agreement (SLA) adalah perjanjian kontrak yang telah ditetapkan antara anggota Cloud Service Provider (CSP) dengan penerima. CSP terdiri dari para penyedia layanan, sehingga untuk aplikasi dan layanan tertentu bisa dilakukan berbagi Resources as a Service (RaaS). Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitiannya (Abdullah, 2012) [11] adalah untuk mengintegrasikan informasi dari SLA dan RaaS. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua pihak yang menyediakan dan menerima layanan cloud, akan puas dalam pelayanan dan investasi. B. Enterprise Architecture Planning (EAP) Pengembangan dari penelitian yang dilakukan (Kustiyahningsih, 2007) [12] tentang Enterprise Architecture Planning (EAP) sebagai berikut: Jadwal, Daftar Pembayaran
Sistem Perpustakaan
Update Kurikulum, Daftar MK
Data Buku, CD, dll Laporan keuangan
Rekap Kurikulum, Data mahasiswa
2. Pembahasan
Sistem Kurikulum
Update Kurikulum
Sistem Akademik
Data pembayaran akademik
Berdasarkan hasil tinjauan dan saran yang diberikan oleh Kustiyahningsih tentang EAP pada perguruan tinggi tersebut, maka peneliti mencoba memberikan kontribusi berupa penelitian berkelanjutan. Penulis akan mengadopsi konsep EAP yang dibangun sekaligus dengan mengkomparasikan dalam skema cloud computing strategy pada istitusi perguruan tinggi. Sehingga output yang dihasilkan menjadi kesatuan konsep prototype fitur dan layanan dalam membangun sistem yang baik bagi institusi perguruan tinggi, terutama bagi dosen dan mahasiswa.
Intel Corporation memiliki strategi dan rencana bisnis jangka panjang, termasuk implementasi cloud computing. Dalam penelitiannya tersebut, (Li, 2009) [13] menyampaikan bahwa Intel pada tahun 2009 berfokus pada persiapan internal cloud untuk menuju external cloud yang memiliki performa handal.
Sistem Laboratorium
Daftar Mhs, Daftar MK
terdapat keterkaitan antara beberapa sistem yang dikelola secara enterprise.
Informasi industri dan teknologi
Sistem HRDC
Proposal daftar program kerja
Sistem Keuangan
Pengajuan dana habis, rusak, dll
Proposal kerja
Info Brg
Dana dan persetujuan
. Gambar 5.Access to cloud computing services in multiple locations [13]
Sistem Logistik
Dana dan persetujuan
Sistem Poliklinik
Data pasien dan poliklinik
Info Gaji
Pengajuan dana IT
Absensi, Lembur, dll Dana dan persetujuan Data barang, Keuangan
Sistem Penggajian
Data pasien sakit, Obat, Perawatan
Dana dan persetujuan
Rekap dan dana
Dana dan persetujuan
Sistem IT Infrastruktur
Dana pinjaman, beli, dll Info Gaji
Sistem dalam EAP [11] Gambar 4. Interaksi Model Koperasi
Struktur umum penerapan sistem informasi pada institusi perguruan tinggi dijelaskan pada gambar 4, dimana
Pembatas antara akses dan layanan internal clouds dan external clouds dijelaskan pada Gambar 5. Banyak masalah teknis dan hukum yang mengatur adopsi perusahaan dari external clouds. Karena itu, internal clouds adalah tempat yang ideal untuk memulai, membuktikan teknologi cloud terkait dan merupakan langkah logis pertama sebelum mencoba lebih luas migrasi ke external clouds. Perkembangan yang ada ini membuktikan serta menguatkan bahwa organisasi TI perlu untuk menyeimbangkan tiga bidang komputasi, sementara membuat transisi ke external clouds: 1. Saat ini, persiapkan komputasi konvensional yang matang, 2. Internal clouds, 3. External clouds Teori besar yang mendasari penelitian tersebut adalah giatnya adopsi serta implementasi teknologi cloud computing oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia, intel corporation misalnya. Mengawali proses adopsi dengan melakukan migrasi dari internal cloud menuju
5.2-22
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
eksternal cloud tidaklah mudah, perlu adanya penguatan sistem. Manajemen internal cloud perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya kebijakan external cloud, atau dalam kata lain bisa dikatakan public cloud/public data. A. Software As A Service (SAAS) SaaS adalah model distribusi perangkat lunak yang dirancang untuk menggunakan web, pengguna dapat menyebarkan dan mengakses melalui hosting internet. Penyedia SaaS perlu memiliki komponen lengkap, seperti halnya infrastruktur jaringan, perangkat lunak, hardware, platform operasi, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan semua perawatan dan layanan lainnya. Dibandingkan dengan metode layanan tradisional, SaaS tidak hanya mengurangi biaya lisensi perangkat lunak, namun juga mengurangi biaya perawatan perangkat keras. Cara kerjanya yaitu vendor menyebarkan perangkat lunak aplikasi pada server terpadu, sehingga mengurangi banyaknya spesifikasi hardware. Pelanggan tidak perlu investasi IT lainnya selain komputer pribadi dan koneksi internet untuk mendapatkan perangkat lunak dan layanan yang dibutuhkan (Buyya, 2011) [14]. Sebagaimana internet tersebut menjadi lebih penting dalam masyarakat global dan ekonomi, hadirnya cloud computing tumbuh sebagai solusi untuk mengisi kesenjangan sistem heterogen pada perusahaan. Service Oriented Architecture (SOA) merupakan salah satu pendekatan dalam implementasi cloud computing. SAAS menawarkan layanan yang dapat digunakan secara independen platform dalam dan luar perusahaan melalui jaringan komputer (Lee, 2012) [15]. Konfigurasi komponen SAAS pada institusi perguruan tinggi setidaknya memenuhi komponen berikut: 1. OS Server (Linux) 2. Software License (Microsoft package) 3. Layanan google 4. Java module 5. Web server (PHP, HTML standart) 6. Adobe *.pdf reader 7. Benefits, stoks, job search, SRM 8. Email 9. Blog 10. Opensource Office 11. Website 12. Jurnal online 13. DreamSpark Misrosoft 14. Repo Linux 15. Simpan direktori (data center) 16. Portal akademik online (EasyChair, Info Study) 17. Printer 18. Fax 19. Dokumen akademik 20. Bursa kerja/ penelitian 21. Single Sign On (SSO) mikrotik
B. Infrastructure As A Service (IAAS) IAAS adalah penyediaan perangkat keras (server, media penyimpanan dan jaringan) sebagai layanan. Cloud computing bekerja dengan memperhitungkan data diri dari Personal Computer (PC) desktop ke pusat data yang besar. Konfigurasi jaringan model lama tidak dapat menjembatani adanya perbedaan infrastruktur antara komputer pribadi dengan program kepemilikan dari penggunaannya yang memiliki spesifikasi berbeda. Untuk mengatasi masalah tersebut, program cloud dengan strategi harga dalam mencukupi kebutuhan IaaS diusulkan menggunakan cloud computing. Dalam prakteknya, penyedia layanan cloud cenderung untuk menawarkan layanan yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: SAAS, PAAS dan IAAS (Zhang, 2012) [16]. Tahun 2009 NASA mulai bekerja pada pengembangan cloud sendiri. Nebula, merupakan sebuah proyek dengan pandangan untuk memberikan platform komputasi secara dinamis dan scalable standar TI. Penelitiannya ini membahas proses tim nebula yang mempelajari dan mengembangkan teknologi cloud computing. Akhirnya tiba pada keputusan untuk membangun NASA cloud pribadi untuk ilmu pengetahuan dan misi yang dimiliki NASA. Contoh penggunaannya saat ini dan masa depan nebula yaitu disediakan sebagai wawasan mengenai bagaimana teknologi cloud dapat digunakan untuk kemakmuran penduduk bumi dan penelitian ilmu pengetahuan (Shackelford, 2012) [17]. Konfigurasi komponen IAAS pada institusi perguruan tinggi setidaknya memenuhi komponen berikut: 1. PC Server (Mainframe lebih bagus untuk fisik) 2. Virtual Private Server (VPS) 3. Harddisk (data center) 4. Desktop LCD/LED 5. CPU 6. Koneksi Internet 7. Backup Koneksi internet (kuota lebih kecil) 8. Router 9. Switch 10. Access Point 11. Omni 12. Intranet 13. CCTV 14. Toolbox set 15. Jalur listrik, backup genset switch pannel 16. Caching, backup and restore, client image/VM, manageability 3. Kesimpulan Fitur dan layanan cloud computing pada institusi perguruan tinggi didasarkan pada kebutuhan masingmasing institusi sesuai dengan rancangan dan rencana strategi organisasi yang dimilikinya. Persiapan internal cloud ada pada sistem informasi yang digunakan dalam skala komplek dan sering dikenal dengan Enterprise Aplication Planning (EAP).
5.2-23
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Berdasarkan paparan dan rancangan konsep EAP dari Kustiyahningsih, baiknya dilengkapi dengan fitur pengelolaan Alumni, HMJ/HIMA/Orma/Komunitas. Sehingga menjadi kesatuan sistem terintegrasi skala enterprise. Kebutuhan fitur dan layanan untuk masing-masing institusi bisa saja berbeda, namun secara umum memiliki kesamaan. Sehingga modifikasi dari panduan hasil penelitian ini sangat disarankan. Termasuk kemampuan keuangan untuk pengembangan sistem terpusat berbasis IT yang terkomputerisasi disesuaikan dengan anggaran yang ada. Kemandirian pengelolaan baik instalasi fisik maupun layanan informasi baiknya dilakukan oleh internal organisasi. Kesiapan SDM tentu menjadi perhatian penting dalam proses implementasi cloud. Dalam tahap awal, sistem outsourching bisa menjadi pilihan seiring dengan proses persiapan dan pembangunan kemandirian pengelolaan sistem informasi institusi. Implementasi IT secara keseluruhan dan lancar dalam pelaksanaannya perlu mendapat dukungan dari struktur organisasi. Oleh karena itu, sebaiknya posisi divisi IT harus berada dibawah ketua/ rektor universitas. Daftar Pustaka [1] Ke Xu, Meina Song, Xiaoqi Zhang, and Junde Song, “A Cloud Computing Platform Based on P2P,” presented at the IT in Medicine & Education, 2009. ITIME ’09. IEEE International Symposium on, 2009, vol. 1, pp. 427–432. [2] J. Baron, K. El Defrawy, A. Nogin, and R. Ostrovsky, “An architecture for a resilient cloud computing infrastructure,” presented at the Technologies for Homeland Security (HST), 2013 IEEE International Conference on, 2013, pp. 390–395. [3] Fengji Luo, Zhao Yang Dong, Yingying Chen, Yan Xu, Ke Meng, and Kit Po Wong, “Hybrid cloud computing platform: The next generation IT backbone for smart grid,” presented at the Power and Energy Society General Meeting, 2012 IEEE, 2012, pp. 1–7. [4] R. B. Guin, S. Chakrabarti, C. Tarafdar, S. Mandal, S. Banerjee, and U. Biswas, “A smart architectural concept for making of a university education system using cloud computing paradigm,” presented at Information and Communication Technologies (WICT), 2011 World Congress on, 2011, pp. 48–52. [5] B. Radenkovic, M. Despotovic-Zrakic, Z. Bogdanovic, A. Labus, and M. Milutinovic, “Providing services for student relationship management on cloud computing infrastructure,” presented at the Telecommunication in Modern Satellite, Cable and Broadcasting Services (TELSIKS), 2013 11th International Conference on, 2013, vol. 02, pp. 385–388. [6] Jiyi Wu, Lingdi Ping, Xiaoping Ge, Ya Wang, and Jianqing Fu, “Cloud Storage as the Infrastructure of Cloud Computing,” presented at the Intelligent Computing and Cognitive Informatics (ICICCI), 2010 International Conference on, 2010, pp. 380–383. [7] F. Fatemi Moghaddam, N. Memari, A. Hakemi, and H. Latifi, “A reliable e-service framework based on cloud computing concepts for Saas applications,” presented at the e-Learning, e-Management and e-Services (IC3e), 2013 IEEE Conference on, 2013, pp. 100– 104. [8] S. Malik, F. Huet, and D. Caromel, “Cooperative cloud computing in research and academic environment using Virtual Cloud,”
presented at the Emerging Technologies (ICET), 2012 International Conference on, 2012, pp. 1–7. [9] P. Jain, D. Rane, and S. Patidar, “A survey and analysis of cloud model-based security for computing secure cloud bursting and aggregation in renal environment,” presented at the Information and Communication Technologies (WICT), 2011 World Congress on, 2011, pp. 456–461. [10]Gaizhen Yang, Zemin Zhu, and Fen Zhuo, “The Application of SaaS-Based Cloud Computing in the University Research and Teaching Platform,” presented at the Intelligence Science and Information Engineering (ISIE), 2011 International Conference on, 2011, pp. 210–213. [11]R. Abdullah and A. M. Talib, “Towards integrating information of service level agreement and resources as a services (RaaS) for cloud computing environment,” presented at the Open Systems (ICOS), 2012 IEEE Conference on, 2012, pp. 1–5. [12]Yeni Kustiyahningsih, “Perancangan Arsitektur Enterprise Berbasis Web Pada Institusi Pendidikan Tinggi,” Teknol. Untuk Kesejaht. Dan Perad. Bangsa 2007 SNT 07 SNT, vol. 1, p. D–1, Nov. 2007. [13]Hong Li, Jeff Sedayao, Jay Hahn-Steichen, Ed Jimison, Catherine Spence, and Sudip Chahal, “Developing an Enterprise Cloud Computing Strategy,” ITIntel White Pap. 2009 IT,Intel White Pap. 09, vol. 1, pp. 1–16, Jan. 2009. [14]Linlin Wu, S. K. Garg, and R. Buyya, “SLA-Based Resource Allocation for Software as a Service Provider (SaaS) in Cloud Computing Environments,” presented at the Cluster, Cloud and Grid Computing (CCGrid), 2011 11th IEEE/ACM International Symposium on, 2011, pp. 195–204. [15]C. Wu and Y. Lee, “Automatic SaaS test cases generation based on SOA in the cloud service,” presented at the Cloud Computing Technology and Science (CloudCom), 2012 IEEE 4th International Conference on, 2012, pp. 349–354. [16]Xing Wu, Ming Chao Wang, Wu Zhang, and Yike Guo, “Cloud Program with a Pricing Strategy for Iaas in Cloud Computing,” presented at the Parallel and Distributed Processing Symposium Workshops & PhD Forum (IPDPSW), 2012 IEEE 26th International, 2012, pp. 2316–2319. [17]K. Shackelford and J. Williams, “Infrastructure as a service (IaaS) for NASA’s mission directorate NASA’s Nebula pioneers a new frontier for cloud computing,” presented at the Computing, Networking and Communications (ICNC), 2012 International Conference on, 2012, pp. 29–33.
Biodata Penulis Cahyo Prihantoro, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Mahasiswa di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.E., Ph.D., Assist. Professor and Vice Head, Dept. of Electrical Eng. & Inf. Techn., Univ. Gadjah Mada (UGM). Saat ini menjadi Dosen di Universitas Gadjah Mada. Dr. Wing Wahyu Winarno, MAFIS.Ak., Strata 1 di Universitas Gadjah Mada jurusan Akuntansi, Strata 2 di Cleveland State University jurusan Akuntansi dan Sistem Informasi , Strata 3 di Pascasarjana Ilmu Akuntansi UI jurusan Akuntansi. Saat ini menjadi dosen di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada serta dosen tetap di STIE YKPN.
5.2-24