by: Moh. Samsul Hadi - 6507. 040. 008 -
BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi
sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi, yaitu: 1) Pabrik Personal Care (PC) memproduksi deo dan pasta gigi 2) Pabrik Personal Wash (PW) memproduksi sabun batangan Ketinggian merupakan faktor penting untuk pengadaan instalasi proteksi petir Bangunan PW mempunyai tinggi pabrik kurang lebih 18 m PW mempunyai instalasi proteksi petir yang jarang bahkan akhirakhir ini belum pernah dilakukan evaluasi Pada pabrik PW akan dilakukan pengembangan area produksi, sehingga harus dilakukan evaluasi ulang agar sesuai dengan standart
Rumusan Masalah Bagaimana mengevaluasi sistem instalasi penyalur petir
pada pabrik PW PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya agar sesuai Permenaker No. 02/MEN/1989 Bagaimana sistem perbaikan yang sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Bagaimana mengevaluasi keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sistem instalasi penangkal petir sudah
sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 Untuk memberi pertimbangan rekomendasi yang tepat dan sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000
Batasan Masalah Objek yang diteliti adalah Pabrik Personal Wash PT.
Unilever Indonesia Rungkut Surabaya Tidak melakukan evaluasi teknis untuk pengambilan data Proteksi internal hanya pada grounding Tidak membahas estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi proteksi petir Analisa keselamatan kerja listrik hanya pada panel
BAB II Tinjauan Pustaka Sistem proteksi petir dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Sistem proteksi eksternal. (sistem franklin, sistem faraday, ionisasi, radioaktif, bola gulir, jala, sudut proteksi). 2. Sistem proteksi internal. (Grounding dan arrester)
BAB III Metode Penelitian Start
Identifikasi & Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan & Manfaat
Study Literatur: 1. UU No.1 1970 2. PUIL 2000 3. Per. 02/ Men/ 1989 4. SNI IEC 62305_2009 5. SNI 03-7015 2004
Study Lapangan: Mengamati Sistem Proteksi Petir
Data Primer : 1. Data pengukuran sistem proteksi petir Data Sekunder : 1. Lay out gedung PW 2. Lay out grounding 3. Lay out proteksi petir
1.Evaluasi Instalasi Proteksi Petir sesuai Per. 02/MEN/1989 2. Evaluasi K3 Listrik sesuai PUIL 2000
Tidak Sesuai?
Ya
Analisa & Interpretasi data
Kesimpulan & Saran
Finish
Rekomendasi yang sesuai: 1. Desain ulang 2. Maintenance sesuai PUIL 2000
BAB IV Identifikasi obyek : 1. Jenis obyek : Pabrik PW Unilever (Gedung RMS PW) 2. Tinggi bangunan : + 18 m 3. Panjang bangunan : + 105 m 4. Lebar bangunan : + 48 m 5. Karakteristik bangunan secara umum: Bangunan berisi peralatan sehari-hari, misal: peralatan produksi,
peralatan kantor, dll Bangunan atau isinya sangat penting Bangunan berisi banyak sekali orang Konstruksi bangunan semua terbuat dari logam Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap logam Lokasi bangunan di tanah datar pada semua ketinggian atau dipegunungan sampai 1000 m
Identifikasi Sistem Proteksi Petir Sistem penerima yang digunakan yaitu gabungan sistem
franklin dan faraday Jenis penerima yaitu Elektrostatis EF 85 Jenis bahan penerima yaitu baja galvanis Bentuk penerima yang digunakan yaitu pejal runcing Jumlah penerima yang dipasang yaitu 1 buah Tinggi penerima dari permukaan atap yang paling tinggi yaitu 3 meter
Penghantar Penurunan Jenis bahan penghantar penurunan yaitu tembaga Bentuk penghantar penurunan yaitu pilin Ukuran diameter penghantar penurunan yaitu 1 x 90 mm2 Semua penghantar penurunan dipasang diluar bangunan
Elektroda bumi Jenis bahan yang digunakan yaitu baja galvanis Dipasang tunggal
Analisa Permenaker Penentuan Taksiran Resiko
Diketahui: Indeks A (macam struktur bangunan) = 2 Indeks B (konstruksi bangunan) =1 Indeks C (tinggi Bangunan) = 3,125 Indeks D (situasi bangunan) =0 Indeks E (pengaruh kilat) = 6,671 Maka, nilai indeks perkiraan bahaya akibat sambaran petir pada pabrik PW Unilever adalah : R=A+B+C+D+E = 2 + 1 + 3,125 + 0 + 6,671 = 12,796 ≈ 13
Air Terminal Penerima atau air terminal sistem proteksi petir yang dipakai di pabrik PW adalah merk GENTTM , jenis elektrostatis, dengan tinggi air terminal ± 3 meter dengan radius 35 meter. Berdasarkan data tersebut, area produksi baru belum terproteksi semuanya. Tinggi atap = 6,793 m Sistem Franklin: tan 560 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 560 R = ( 6,793m + 3m) 1,482 R = 9,793 x 1,482 R = 14,51 m R ≈ 15 m
1.
2. Penghantar penurunan Pada identifikasi di atas sudah dituliskan secara detail mengenai penghantar penurunan yang dipakai, akan tetapi jumlah yang dipakai untuk memproteksi gedung RMS PW hanya 1. Dan berdasarkan Permenaker , suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 buah penghantar penurunan. 3. Elektroda bumi Berdasarkan hasil identifikasi elektroda yang dipakai adalah baja galvanis dengan ukuran luas penampang 1” dan panjang 6 meter. Sedangkan berdasarkan PUIL 2000, panjang maksimal 5 meter.
Rekomendasi 1. Permenaker Taksiran Resiko Indeks A (macam struktur bangunan)
Indeks B (konstruksi bangunan) Indeks C (Tinggi Bangunan) Indeks D (situasi bangunan) Indeks E (pengaruh kilat)
Taksiran resiko = A + B + C + D + E = 2 + 1 + 1,6 + 0 + 6,671 = 11,271 ≈ 12
=2 =1 = 1,6 =0 = 6,67
Penentuan jumlah air terminal Gedung 1:
Gedung 2
Panjang bangunan yang belum
Panjang bangunan yang belum
terlindungi = 15 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 30 m Tinggi atap = 5,38 m Sistem Franklin : tan 560 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 560 = ( 5,38m + 3m) 1,482 = 12,419m Jadi radius air terminal = 12,419m
terlindungi = 24 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 33 m Tinggi atap = 3,793m Sistem Franklin : tan 560 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 560 = ( 3,793m + 3m) 1,482 = 10,07m Jadi radius air terminal = 10,07 m
Penghantar Penurunan Sesuai dengan Permenaker 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir, pada bangunan yang mempunyai tinggi kurang dari 25 meter jarak minimum antara penghantar satu dengan yang lain adalah 20 meter dan dijelaskan juga bahwa setiap air terminal diwajibkan mempunyai minimal 2 penghantar penurunan. Sehingga jumlah yang harus dipasang pada area gedung baru yaitu 6 penghantar penurunan untuk menghubungkan penerima dengan elektroda bumi, dengan sambungan penghantar penurunan yang diklem dengan jarak antar klem yaitu 1,5 m
Pembumian / Elektroda
Bumi Jenis tanah pada pabrik PW Unilever adalah tanah rawa, berdasarkan PUIL 2000 jenis tanah rawa mempunyai tahanan jenis sebesar 30 Ωm. Dan untuk mencapai resistansi pembumian sebesar 5 Ω pada tanah rawa dengan resistansi jenis 30 Ωm, maka diperlukan perhitungan resistansi pembumian yaitu: ρ rawa/ ρ ladang =R/R ladang 30 Ωm /100 Ωm=R/20 600 = 100 R R = 600/100 R=6Ω
Karena masih di atas 5 ohm, maka harus dilakukan perhitungan paralel agar resistansinya turun menjadi ≤ 5 Ω. Perhitungannya sebagai berikut: 1/R = 1/R1 + 1/R2 1/R = 1/6 + 1/6 R=3Ω Dari hasil perhitungan, didapatkan 2 buah elektroda batang dengan nilai resistansi pembumian 3 Ω.
SNI
Air terminal Untuk air terminal rekomendasi yang tepat berdasarkan SNI yaitu penggunaan metoda bola gulir karena metode ini
cocok untuk bentuk bangunan gedung rumit. Berdasarkan tabel penempatan terminasi udara sesuai dengan tingkat proteksi untuk tingkat proteksi II didapatkan radius R= 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Dengan jumlah tersebut sudah dapat memproteksi area produksi baru yang belum terproteksi. Penghantar penurunan Berdasarkan SNI, untuk penghantar
penurunan dengan tingkat proteksi II jarak rata-rata antar konduktor penyalur yaitu 15m. Dipasang 1 buah pada masingmasing air terminal dan dipasang didalam struktur bangunan jadi total keseluruhan yaitu 2 buah.
Elektroda bumi Untuk grounding, SNI memberi rekomendasi bahwa pondasi bangunan gedung dari beton
bertulang baja yang terinterkoneksi sebaiknya digunakan sebagai elektroda bumi pondasi. Pondasi bangunan tersebut memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik. Mengingat pabrik PW ULI merupakan bangunan dari beton bertulang baja, jadi rekomendasi ini bisa menjadi alternative yang baik.
Perbandingan Permenaker dan SNI No. 1.
Perbedaan
Variabel
Permenaker
Kebutuhan proteksi
Menggunakan
SNI
rumus Nilai R > Rt atau Nd > Nc
R=A+B+C+C+D+E
2.
Sudut
perlindungan Sistem
dan metode 3.
4.
Penentuan
dan
metode Sistem dan metode bola gulir, jala dan sudut proteksi
franklin dan faraday jumlah Dipengaruhi oleh tinggi Dipengaruhi oleh kelas Sistem Proteksi Petir
penurunan
bangunan
Penghantar
Tidak boleh memasang Boleh memasang penghantar penurunan di dalam bangunan
penurunan
penghantar penurunan asalkan memasang IPP dan memenuhi jarak aman di dalam bangunan
5.
6.
Perhitungan
jarak Tidak ada perhitungan Ada perhitungan jarak aman
aman
jarak aman
Grounding
Grounding listrik tidak Grounding listrik boleh digabungkan dengan grounding SPP boleh digabung dengan dengan syarat dengan memasang Ikatan Penyama Potensial SPP
(IPP)
Proteksi Internal Sistem proteksi petir internal yang ada pada pabrik PW ULI salah satunya yaitu grounding. Dan untuk menganalisa grounding pabrik PW, metode yang digunakan yaitu metode checklist. Berdasarkan checklist didapatkan hasil bahwa secara umum grounding di area pabrik PW ULI dalam kondisi baik dan sesuai standart. Akan tetapi tidak semua alat yang ada dalam pabrik PW terpasang grounding.
Hasil dari checklist : Jenis elektroda yaitu jenis batang Jenis tanah yaitu jenis tanah rawa Antara penghantar dengan elektroda bumi dipasang klem yang dapat dilepas Inspeksi dilakukan 6 bulan sekali Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Keselamatan Kerja Listrik Metode yang digunakan untuk menganalisa keselamatan dan kesehatan kerja listrik pada pabrik personal wash berupa checklist. Berdasarkan hasil analisa secara umum dengan checklist keselamatan kerja listrik pada pabrik Personal Wash Unilever (berdasarkan data pada lampiran), dapat diketahui bahwa pabrik ini telah memenuhi standart PUIL 2000 bagian 3 untuk proteksi dari kejut listrik, proteksi dari efek termal dan proteksi dari arus lebih.
Kesimpulan Hasil analisa data tentang sistem proteksi petir pada pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut
Surabaya khususnya calon area produksi baru, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 area tersebut belum masuk dalam area perlindungan dari sistem proteksi petir sehingga dibutuhkan tambahan sistem proteksi petir baru yang bertujuan untuk menambah radius perlindungan dari sistem proteksi petir. Hasil perhitungan dan pengolahan data, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 yaitu penambahan sistem proteksi petir dengan rincian 3 air terminal, 6 penghantar penurunan dan 2 grounding.
Sedangkan menurut SNI rekomendasi yang tepat yaitu untuk air terminal menggunakan metode bola gulir yang mempunyai radius 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Konduktor penurunan dipasang 1 buah pada setiap air terminal jadi total keseluruhan 2 buah. Dan untuk grounding berdasarkan rekomendasi SNI menggunakan pondasi bangunan pabrik PW ULI yaitu beton bertulang baja karena memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik
Hasil analisa keselamatan kerja listrik berdasarkan PUIL 2000
tentang proteksi dari kejut listrik, proteksi efek termal dan proteksi arus lebih pada panel pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya telah sesuai berdasarkan spesifikasi dan proteksi yang dipersyaratkan pada PUIL 2000. Tetapi Gawai Proteksi Surya (GPS) belum tersedia pada pabrik PW ULI.
Saran Untuk sistem proteksi diharapkan lebih dirawat meski jarang terkena
sambaran petir dan alangkah baiknya menggunakan SNI untuk perancangan sistem proteksi petir Untuk keselamatan kerja listrik khususnya pada panel, sebaiknya penempatan ruangan diperlebar dan tidak bersebelahan dengan limbah pabrik dan limbah oli. Pemasangan safety sign yang baru sangat diperlukan, mengingat pada area panel papan-papan peringatan banyak berwarna pudar sehingga sulit dibaca bahkan sampai tidak terbaca.