PENGARUH PENYIAPAN LAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea leprosula nlliq, dan Shorea balangeran (Korth,) Burck PADA LAHAN ALANG-ALANG DI SAMBOJA, KALIMANTA}I TIMUR (Effect ofLa d Prcparation on The Growth ofShorea Leprosula Miq, and Shorea Balangeran (Korth) Burck
ir
Alang-Alang Area at Sanboja - East Kalimantan)
Oleh/Bv: Ishak Yassir' and Yuniar Mitikauji' 'Balai Penelitian Teknologi Perbenihan samboja, 'Yayasan BOS Kaltim
ABSTRACT A study ofi the effects of land preparation on the gro ,th o/Shorea leprosula Mi4. and Shorea balangeran (Ko rth.) Burck as conclucted in the rehabilitation area of Sanboja Lestari, acst Kalitnantan. The purpose of this research was ta obtain i\for ation on lhe effects of iiierent land preparation techniE)e on the gtowlh of Shorea leprosula Miq. and Shorea :alatgerat (Korth.) Bltrck, planted in degraded land areas overgrowtl by ala g-alang(lmperata 1l\rdrica Beav.). Four la d preparation treatments (spot-inged, sttip, strip and herbicide, and wetc tested i lhis experi enl,usingaRafido ized Contplete Block Design wilh =ruIherbicide) .;:t ee replicatiotls. For eretl) trcatment, 25 plants v,,erc pldntetl at adistanceof5 m x 5 mwithin :cree blocks. Total observed plants trerc 600. The results shoved that land preparation ::chniques have no signirtcant elkcts otl slt'ritdl percentage, diameter and height growth ofS. :prosula Mig. anrl S. b alatgerun (Korth.) Burck. This research pro des ififornation that land ..zparations s ch as spot-ringeal and strip at'e the best altenlatives, and S. leprosula requies :)r,ialshade in its early establishme tstagewhile S. bdlangerancan grow in grass la dvnithout
:iede.
Eq vords: Land preparatiori, gtovtlr, (Korth.)Burck
grass land, Shorea
leprosulaMiq., Shorea balangerat
ABSTRAK Penelitian penganrh penyiapan lahan terhadap pertumbuhan tanaman Shorea leprosula \liq. dajn Shorea balangeran (Korth.)Btnck telah dilakukan di areal rehabilitasi lahar Samboja :estari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh teknik Fnyiapan lahan terhadap pertumbuhan S. /ep rosulaMiq. dan S. balangerza (Korth.) Burck yang jianam pada Iahan kitis yang ditumbuii alang-alang. Empat perlakuan penyiapan lahan yang ::coba dalam penelitian ini adalah sistem cemplongan, jalur, jalur herbisida dan herbisida total. Rancangatr percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap. Setiap tr rlalean penyiapan lahan pada masing-masing jenis ditanam sebanyak 25 tanaman dengan -Tal tanam 5 m x 5 m, jumlah kelompok 3 buah, sehiugga totatjublah tanaman yang diamati -5a!yak 600 tanamaD. Hasil penelirian menunjukkan bahwa perlakuan penyiapan lahan tidak reErberikatr perbedaan yang nyata baik terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan Fnumbuhan diameter Hasil penelitian ini memberikan input bahwa pemilihan teknik DeEyiapan lahal termurah belupa cemplongan danjalur merupakan altematifterbaik, sedangkan Fngaturan cahaya atau kebutuhan naungan pada tahap awal pertumbuhan S. leprcsula Miq, Sperlukan, lain halnya dengan S. balangera, (Korth.) Buck yang dapat tumbuh dengao baik lahan alang-alang tanpa diberi naungan.
-da
Xata kunci : penyiapan lahan, pertunrbuhrn, alang-alang,,Srro reo leprosula Nliq., Shoreo ,a/arg"/az (Korth.) Burck 23
!I',RI{AL PCNELMAN OIPTERO(ARPA
I
Vol,1 No.1,September2007
I. PENDAHULUAN Shorea leprosula Miq. dan Shorca balangetar (Korth.) Burck merupakan j enis dari suku Dipterocarpaceae dan kedua jenis ini dikenal dalam dunia perdagangan intemasional dengan nuna red hera ti. Ashton (1982) melaporkar bahwa daerah penyebaran kedua jenis ini di Indonesia adalah di pulau Kalimaltan dan Sumatera, Suhardi (1997) menyatakan bahwa S. leprosula da9)at tumbuh pada areal terbuka dengan suhu yang relatif tinggi. Sedangkan S balangeran merupakan jenis yang dapat tumbuh baik di dataran rendah pada hutan bekas kebakaran yang ditumbuhi semak dan belukar (Omon, 1999), bahkar Yassir et al. (2003) melaporkan bahwa S balangeran merupakanjenis yang cocok ditanam di areal terbuka seperti lahan alang-alang. Sejak dimulainya penebangan dalam rangka pemanfaatan hasil hutan dalam skala besar
pada tahun 1970-an, pemenr"than ka)'u pertukanga[ selal[ bertumpu pada hutan alam, dilain pihakkondisi dan luasah hutan alam terus berkurang. Kalimantan Timur yang memilikikawasan hutan seluas I 7.875 . I 00 ha dan akhir-akl.rir ini luasan tersebut telah terj adi penguangan menj adi 13.616.195 ha alan 25yr areal tersebut telah terdeforestasi (Sutisna, 2006). Badan Planologi Kehutanan (2006) memperkirakan laju kerusakan hutan di Kalimantan Timur setiap tahunnya mencapai 376.159 ha. BahlGn FwI/GFw (2001) melaporkan bahwa.jika laju kerusakan terus berlanjut, maka diperkimkan hutan dataran rendah non rawa di Kalimantan akan lenyap pada tahun 2010.
Dalam rangka usaha mengurangi luas hutan yang msak dan mempenahankan potensi keduajenis ini, maka perlu didorong dalam bentuk hutan tatraman. Baflyaknya lahan tidur dan tanah-tanah marginal (lahan alang-alang) di Kalimantan Timur merupakan tantangan mengembangkan keduajenis ini. Dalam meodukung kegiatan rehabilitasi yang ditujukan pada lahanJahan kitis khususnya pada lahan alang-alang, maka faktor pehting yang harus dipsnuhi dalam upaya pengelolaaffrya adalah diketahuinya informasi tentang teknik budidaya serta tindakan tehik silvikultur yang tepat. Salah saftInya adalah pemilihan penyiapan lahar yang rcpat berdasarkan jenis yang akan ditanam khususnya di daerah marginat berupa lahan alangalang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka telah dilakukan pe[elitian tentang pengaruh penyiapan lahan terhadap pertumbt:han S- Leprcsula dal, S. balangeran. Penelirlan berhljuan unhrk mengetahui teknik penyiapan lahanyang tepat berdasarkanjenis yang ditanam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi atau irput yang tepat dalam mngka mendukung kegiatan rehabilitasi khususnya pada lahan alang-alang.
II. BAHAN DAN METODA A. Lokasi dan Waktu Penelitian inidilaksanakan di arealYayasan Penyelamatan Orangutan Bomeo di lokasi Proyek SambojaLestari, Kabupaten Kutai Ka(anegara, Kalimantan Timur. Lokasi penelitian secara geografis terletak diantara 1'l'38,4'LU -1"4'34,2'LS dan 1t6'59'9,9'BB 11110"7,96" B-1. waktr penelitian dimulai dari bulan oktober 2005 sampai dengan bulan Oktober 2006. Bahan yang digunakan adalahbibit S. leprosula dan S. balangeran. Herbisida yang digunakan denganbahan garam i s optopy I an tu a gl ifu sfa t (Yakup, 2002).
21
bolo"qero, (Korrh,lBurck AIANG ATANG OISAMBO]A, XALIMANTAN IIMUR
PENGARUIi P€NYIAPAN LAHANTERHADAP PERTUMBUHAN Shorcd leprcsuld Miq. dad shoteo PAOA LANAN
B.
I
Topograli,Iklim dan Tanah Lokasi penelitian pada uulunm] a bergelombang dengan topograll datar sampai berbLlkit dengal kelerengan berkisar anra]a 0 \.Lmn0Ll5 FdJ,i lctin{!jan antara ?0 m I50 m di atas pemukaan laut. Kondisi tanah secara uu1un. pH lallah san-gal masan sampai Lrrsam, kadar C sangat rendah san]pai scdang, kadar t,' snlrgat rcndah sarnpai rcndah. P sangat rcndah. K rcndah sarnpaitinggi, kapasitas tukar kation sangat ren.lah sampai rcndah. tekstulr tanahnya sebagian besar berteksnrr liat dan sebagian kecil benekstur pasiran, dengan diclorninasijenis tanah podsolik1nerahl(rlnil1g (Yassir daD Omon, 2006).
Data curah hujan dan tcmpcr[tLlr yang dipcrolch dari stasiun pengamatan dr lokasi Yayasan tsOS-Samboja Leslxri adalah curah huj an rata, ata tahulan berkiser antara 2700 mm 2350 mm dengan rata-rata hari huja antali L0 hari sampai l5 hari rrcnlrnLt Schinrdt dan
Fergosson (1951.) tennasuk tip. ikliln A. Dcngan leriode musim hujan dan kemalau yang tidakjelas. SedMgkal1 tempemtu. mta-rata bulanan entrra 23 sampai 3l'C. C. Vegetasi
Vegctasi di lokasi penelitian secara urrLur didoniliisi olelt trlang-altrng. IIal ini dikarcnakan di daernh penelitian sebelLrm beroperasinyr \hyesen BOS - Salnboja Lcstari merupakan Iahan terlantar )ang sctiap tahunnle tc{adi kebakaran. Sqjak bert,pcLasinla Yayasan Bos-Samboja Lcstari tahrm 2001 kondisi areal hampir tidak pernah terjadi kcbakaran tcrutama 2 srmpai 3 tahun terakhir. dikarenakan adaliya Lrpa),-'i1 pengelrdrllian daa pengamanan dari bahayd kebakaran. Secala Lrnlum dari perkerrba[gan vcgctnsi yang ada di lokasi penelitian diiunlpai jenis pohon sepcrti l'i'rnoniu urboreu, L'itc.r liniltltd, Schitltd \tdllichii, trlallotu.^ po)tlcul us, Ficus sp., Lloutalanlhus populnetl.t. dan Irena atientdlis. Untuk tumbuhan bawah didominasi ,4rcnta t),lit rn a, Plct-iliun dquilifiunl Ntphrolepis biterrate, Scleriu.t1.t, Mcl.Lslolltd tllol.tbolhi icunt .ldn Eltpaloriutn i,ukteJbliLutl.
D.Metodc Metode yang digruakan dillm penelitirlll ilii ildalah rancangan acak kclompol( lengkap (-Rrrrrlorri:cd Cotnplele Bbck De,sigrr) dcngan pcrlakuan pcn-viapan lahan (sistem ccmplongan, .ja1ur. jalur hcrbisida dan hcrbisida totall. Jenis yang cliLrjicoba adalah S leprosulo dan S. bolarT.qeldr, dengan Lrlangan sebanyak tiga kali(blok). JLlttrlah blok adalah 3 buah- Jumlah tanaman setiapjenis perlilhlirl adalxh 25 tanaman. Jumlah total tananlan dalam pcnclitian ini scbar,vak 600 tanninan dcngan jarak lanam 5 mx 5 m. Pcngukuran dilakukan sctiap 4 bulan sckali sclamn satu tahlrn. tcrhidal pertllmbuhen tanaman yaitlr perseD hidup, tinggi dan cliameler tanal1lan. Tinggi tr[aman dillkur deri permukdan tairh sanpai titik tumbuh talaman, dan diameler diukur prda kelinggiai 2 cn1 di atis pennuknan tanah. Persen hidup dihiturlg pada seliap krli pelgukuran (pengLrkuran dilakukan setiap '1 bulan sekali sclama satu tahun). E. ,\nalisis Data Dala yang dlkumpulkan kemudian dirnalisis kelaglLmannya dclgan rancangan acak kclompok lengkap (Ilattjik dan Sumertajaya. 2000). Apabila terdapiil perbe.Laan yang nyata nraka dilanjutkan dcngal uji laniutan Drucan pada tlngliri! kepcrcayaarr 0.05. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pcnyiaplrn lahan tcrhedaf pcrscn hidup ,!. 1e7,tsrrla dan S. balangeran. dari data yang tcrkumpul scbcluln diolah akarl dilihrit sebaran datan_""a, jika bc(ada antara 0 dan 307u atau antara 709'i darl I00'li. maka terhadap data sebelum diolah akan dilakukan translbn]]asi akar-kuadrat (Comez drn Gomez- 1995).
25
IURNAI
I
PENETIT AN OIPTEROKARPA
Vo1.1 No.1, 5eptembPr 2007
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian
l.
Persen
Hidup
Rata-rata persen hidup S. /eprusrrl4 dan S. Bdlangerun sctelah satu tahun ditanam berdasarkan perlakuan p enyiapao lahan tersaj i pada C aurbar L
llth 6i,oia,
Gambar (Frgrlre)
l.
Persen hidup S. leposula dan S. balangeran berdasarkan perlakuan penyiapan lahan setelah satu tahun di lapangan (Survival rate ofS.leprosula ard S. balangeran based on land preparation techniques aJter oneyear in theJield).
Gambar 1 menunjukkan bahwa persen hidup untuk tananan S. leprosula detgan penyiapan tekrik lahar cemplongan adalah 78,6yo, herbisida total 77,3o/o, jalw 7O,6Vo dan jalur round up 66,602. Untuk tanaman S- balangeran persen tumbuhnya dengan sistem penyiapan lahan herbisida total sebesar 97,3%, jalur sebesar 93,3%, jalur hefiisida dan cemplongon masing-masing sebesar 020 o.
T^bel(Table)
l.
Sidik ragam rata-rata persen hidup S. l"prosrla dengan perlakuan teknik penyiapan lahan di Samboja, Kalimantan Timur (,4nalysis ofvarionce for average survivalrate ofs.leprostia w ith land preparation technicl@ in alang-alang areas inSamboja, Ectst Kalima tan\ Jumlah
Sumber keragaman (Source ofvaria .e)
Db
Kuadrat
(,t1)
(s
nof
Rerata kuadrat (Mean of
(F ratio)
F rasio
Prob
>F
Squarc) Penyiapan lahan (Land preparation)
Blok (Blok) Galat ( En-or) Jumlah ( Iotdl)
l
L00
0.3 3
0.53"
2
0.62
0.11
0.50
6
3./2
0.62
I1
5.34
0.67 0.63
Keterangal : ns : tidak berbeda nyata pada tarafkepercayaan 5% (not sigtlilicantly dillerent at 50% signilcant lewl.)
26
srde
leuosulo Miq. dan srbr.d brrort .o, (xorth.) B!rct PADA TAHAN AIANG,AI.AI'TG OI SAMBOJA, (ATIMAI{TAN TIMUi
PtNGARutl PENYIAPAN LAIIAN TERHADAP PTRIUMBUHAN
shcl /ass' &v-1c' Mn (a-,,
"I^bel(Tnble)
2.
I
Sidik ragam rata-rata persen hrdup S- balangeran dengan perlakuan teknik peoyiapan lahan alang-alang di Samboja Kalimantan Timur (Anab'sis ofvariancefor averuge su1,Nal tate ofS. balangeftn $,ith [.o1d prcp.trution technique in aldng-alang oreas in Samboja, East Kalinanlan)
Sunber keragaman (SoutLe ol \' riance)
Jurnlah
Rerata
Db
kuadrat
@.n
(Srox
kuadrat (Mean of
(F ratio)
1.00
0.33
0.53"'
0.67
0.62 3.72
o3l
0.50'"
0.61
Penyiapan lahan d DrcDdrotian)
(La
l
Block (8/oct) Galat I Et rcr) Jumlah ( Ioral )
t1
of
F rasio
Prob
>F
062
s.34
Keterangan : ns : tidak berbeda nyata pada taraf kepercaya^n 5yo (tlot sigirtcantb, clifferent at 5o%sighificant Ie|el)
Hasil analisis keragaman pada Tabel I dan 2 menunjukkan bahwa perlakuan penyiapal lahan dengan sistem cemplongan,jalur, jalur hcrbisida dan herbisidatotal tidak Demberikan pengamh yarg ryata terhadap hasil hidup tanaman ,S. leprosula dar], SBalangeran. 2. Pertumbuhan tinggidan diameter a. Shorealeprosula Hasil pengukuran rata-rata tinggi dan riap tinggi tanarnan S /eprosula selama satu tahun di lapangan berdasarkan teknik penyiapan lahan dengan sistem cemplongan,jalur, herbisidajalurdanherbisidatotal tersaji dalam Gambar2.
E
So
sr(ep)
(dp&n nd.4)
Gambar 2. Rata-rata tinggi dan riap tinggi S. leprcsula berdasarkan perlakuan penyiapan lahan (lverage height and height incremetlt of S.leprcsrld ba sed on kt nd preparati on tec
h
nique)
27
I
IURI{AL PINELIiIAII OIPIEiOMRPA vol.1 No.l,September 2oo7
Berdasarkan Gambar 2 di atas terlihat riap tinggi laraman S. leprcsula tertinggi menurut perlakuan teknik penyiapan lahan yang diujicobakan adalah dengan teknikherbisida total sebesar 38,3 cm. diikuti denganteknik peoyiapan lahan laimya masing-masing sebesar 37,7 crr (cenrplongan), 36,6 cm (alur) dan 36 cm (alurdan herbisida).
Hasil analisis keraganan menunjukkan bahwa perlakuan penyiapan lahan dengan sistem cemplongan, jaluq jalur herbisida dan berbisida total tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penumbuhan tinggi tanaman S tetapi blok berpengaruh terhadap penumbuhan tinggi tanaman .s. [eprosul.t, ^kan leprosu la (Tabel3)
Tsbel(Tdble)
3.
.
Sidik raganr rata-rata pe(umbuhan tinggi S /epror!/a dengan perlakuan teknik penyiapan lahan alang-alang di Samboja Kalimartai Tirnur (,,ha!sls of vcu'iance for average heigllt gtowth ofS- leprcsula \t,illl land preparatiotl lechniqLe ih alangalang arcas, Sauboja East Kililtatltan)
Sumber keragaman (Source ofNariance)
Jumlah klradrat
Db ( d/)
(Sut11
Rerata
kuadrat (Mean of
oJ
:l
5.110
)
450.66
Galat(Enor)
6
221.33
Jrvr\lah ( Total)
ll
617.79
Block ( h/ork)
)
:-F
1.93
0.05"
0.98
225.33 36.t]9
6.11.
0.0:1
squdrc)
Squarc) Penyiapan lahan (Ldnd prcparutio
F rasio (F ratio)
Ketemngan : ns : tidak berbeda nyala pada tarafkepercayaa\ 5yo (l1ot signilcantll tli/fercnt at 5'% s ignifi ccut level ) * : berbeda nyata pada tarafkepercayaan 5oZ (sigtli/icant di./Jbtent dt 5'%sigtty'icant letel)
e
u, (sn P)
Grip
dri ound
up)
Gambar 3. Rata-rata diameter darl riap diametcr S. /eprosala berdasarkan perlakuan pcnyiapan lahan (Averuge dianeter a1d Llkulteter incrcne t o/S. lcp|osula based on lund preparution tech iqrc).
2a
PEN6AiUH PENYIAPAN TAHAN TERHADAP PCRTUMSUHAN srored
levotuld Miq. d.n
b./anq€rd, {Ko h.)Bur.k IIMUR lshak Yassn & YuniarMilit3uii
PADA LAHAN ATAI'JG,ALAN6 OI'horco SAM BO'A, XALIMANTAN
I
Gambar 3 memperlihatkal bahwa riap diameter tanaman S. leprcsula tertinggi menuut perlakuan teknik penyiapan lahan adalah dengan teknik penyiapan lahan diherbisida total sebesar0,70 cm, diikuti dengan teknikpenyiapan lahan lainnya masing-masingsebesar0,64cm(alur),0,61cm(cemplongan)dan0,5lcmoalurdar herbisida). Dari hasil analisis keragaman menunjrkkan bahwa perlakuan penyiapan lahan dengar teknik centplongan,jalur, jalur herbisida dan herbisida total tidak memberikan pengaruh yang nyata pula terhadap pertumbuhan diameter tanaman S. leprusula. Akan tetapi adapengaruh blokterhadap pertumbuhan diameter tanaman S. leprosula (Tabel 4).
"I^bel (Toble) 4. Hasil Sidik ragam rata-mta pertumbuhan diamelet S. leprosula dengan perlakuan teknik penyiapan lahan di Samboja Kalimantan
Timnt (Analysis of variance for aterage diameter growth of S. leprosula lri ldnd prcparatio technique in alang-alang areas, Samboja Easl Kalinantan\ Rerata
Sumber keragaman (Source of
Db
Jumlah kuadrat
(d,
kuadrat (Mean of
F rasio
Prob
(F ratio)
>F
Square) Penyiapan lahan (Land Preparation)
0.056
0.019
2.11I
0.055 0.009
6.lll
Block (Block) Galat (Errat)
2
0.1I0
6
0.055
Jwnlah (Total)
11
0.221
"
0.2t1 0.037
Ketemogan : lrs : tidak berbedir nyata pada taraf kepercayaan SYn (not signilcantly dif.ferent at 5aZ sigtiJicant level) * : berbeda nyata pada tarafkepercayaan 502 (significantly dillere t at 526sighilicdnl lerel)
b.
Shotea balangeren
Hasit pengukuran rata-rata tinggi dan riap tinggi tanamatr.t balangetan selama satu tahun di lapangan berdasarkan teknikpenyiapan lahan seperti disajikan pada Gambar 4.
29
Vo 1 No l,sepien,L.r 2oo;/
.?
Gambar
*,
4.
Rata-rata tinggi dan riap tillggi S. balangeran yang ditanam di Iaha11 alang-alang, Samboja Kalimantan Timur berdasarkan perlakuan penyiapan lahan (ANerdge height and height incre e t af S balangetat bas ecl c,tt land preparation techfiique in Samboj.t Lestari)
Berdasarkan Gambar 4 terlihat riap tioggi tal€;rnarl S. balangeran tetl:ni'ggt uji teknik penyiapan iahan teknik herbisida total sebesar 7i cm, diikuti dengan teknik penyjapan lahan lainaya masing-masing sebesar 70,1 cm (cemplongan), 67 crr ( alur) dan 6 3 cm ( alur dan herbisida) .
Tabel (Tdble)
5.
Hasil Sidik ragam mta-rata peftumbuhat tlnggt S. balangeran dengan perlakuan teknik penyiapao lahan di Samboja, Kalimantan Tirnur (lzalsis of tnriance for avetdge height gl'ol,)lh of S. balangelan ith ldnd preparatioll technique i alang- alang areas, Satfi boj a East Kalifildfitdn) kuadrat
(.Sum a.f
(Meallof
93.83
31.2E
0.52"'
0.69
)
I19.7,+
69.87
r.16"'
0.3 7
6
3
61.8E
50.31
Db @n
Surrber ker.r!l.rman I Sout.€ al \'tlt.ian(()
Pe[yiapar lahan (Lqnd prcparutio ) Block (r&,ik) Galat (Errrr)
3
Jurnlah ( Tordl )
Keteralgan:
Jumlah kuadrat
11
Rerata
Prob
(f
rutio)
>F
595.4s
ns: tidak berbeda lyata pada taraf significantly dillerent ot
5o,l
kepercayaan 5oZ (nol
sig ificant lerel)
Berdasarkan analisjs keragaman pada Tabel 5 di atas, perbedaan perlakuan teknik penyiapan lahan tidak berpengaruh terhadap pefiunbuhan tinggi s. Balangeran.
Untuk hasil pengukuran rata-rata diametq dan dap diametd tanaman S balangeran selama satu tahun di lapargao berdasarkan teknik penyiapan laha11 djsaj ikan pada Gambar
30
5 .
PENGARUH PENYIAPAN TAHAN TERHADAP PERIITMSUIAN Srored leprcsula Miq. dan Shot d nalargerr, {Korth.) BuEk PADA LAHAN ALANG-ALANG DI SAMBOIA, XALIMANTAN TIMUR L r ir &Yun'a'V rilau,
I
'ha
*LrsiRound !pGhP
ci6sdlp)
(;rmbar 5. l{ la-rala dialnelel dan ap dinmctcr- S. balangcran berdasarkan perlakuan teknik penl,iapan lahan setelah satLr lahui ditana11l .li lapaogall /,.h?/'fl:aa dituneter tttd dii:utercr irL,?r,crl./ S. ba]angeran bu.;etl on lutl pt'epar,:tti)n te(hniLltrc Ltfier otp \\'ar pl nlel ilt Lhe lield ).
S balcutgertut ying diLrilcobakarl adalah tertinggi ltlenurul perlakuan tcknik pcnyiapan lahan dengan tcknik.lalul hcr-bisida total sebesar' 1.09 clrt, diikuli dc ga tckrrik pcn-viapan Berdasarkan Canbar 5 cli atas tcrlihat |iap clianretcr tanamim
lahan lainnva masing masing sebesar'0-92 cnr (ja1ur), 0,18 cm (hcrbisida total) dan 0.86 crn (cenlplongan).
'fabel (Table)
6.
Iasil Sidik ragarr rata rela perlumbuhan diamel.l: S. balutgeltl dcngan perlakLrn Lekl1ik penyjapan laha]] alalrg-elang di Sambo j.i. Kalirrtllnlan Tnnur (.,,1r(/lrl:r ol iu'it1]1.e lbr aterage dianer.t' g/olrY,.)lS.balarrgerar ]xilh ld d lt cpat ation tethnilue in alung d Iung d rea:. Sant bola Ldst Kd I i t]n ntu n ) I
Jumlan Sumber kemgaman (Source ofNaridnce) Penyiapan lahan (L,:nd .al
kuadrat
(.rU)
(Sun
Rerala kuadrat
of
F rasio (F mtio)
?rob
>F
prcput'tiiatt
3
0.1198
0.033
I
u'"
0 413
(A/r,ri)
2
0.037
0.621"'
0. -i6,+
En?t)
6
0.116
0.018 0.019
t1
0.311
t]1ock
G
Db
(
JLrmlah (
7brd1 )
1l
Ketelrmgiln: ns:tidakberbednr)'atapadataralkcpe|cavaa'l5o.,;luotsig i/ic.ttttlv li/lircnl at 5', \igniliL.utt l,:\'cl) lnalisis keragamin pada Trbcl 6. pcrbcdaan teknik pen,viapan lahlrrl tidak mel[berika pcngarrh yeng n-vata tcrtadap penLlmbuhan diiimeler S Ber-dasar-kan
Bukutgerun.
31
JUiNAI. P'NII.ITIAN DIPTERO(ARPA Vol.1 No.l, Septehber 2007
I
Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Tabel 3 dan Tabel 4 bahwa ada pengaruh blok pada riap tinggi.dan diameter S. leprosula, rr,akd dnalisa dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (Tabel 7). Hasil uji lanjut menunjukkar bahwa blok I berbeda denganblok2 dar blok 3 telapjtidak ada beda antara blok2 dengan blok3.
Tabel(Table)1. Hasil uji Duncan terhadap riap diameter dan riap tinggi 3 leprosula lahal] alang-alang berdasarkan perlakuan teknik penyiapan lahan (Result of Drutcatt test to means of diameter increfient and height i crenent S.leptosnla in alang-alang gass land area baseel on lard preparation techniqre) Jenjs (species)
S. balangerah
S. leprcsula
S, balangeran
Petlakran tt ea\ments)
SR
Ad
Ah
(%)
(cm)
(cm)
Cernplo ngar, ( p o t- t i n g e d) Jatur (Sfi.ip) Jalur roundup fsrip al, d rourul-up)
'78,6 a '70,6 a
RounduD total
71 .3 a
Cemplongan Qpo t-ri ged) lafur (Strip) Jalur roundup (sr@ d/l d rcuncl-up)
93,3 a
66,6 a 92,0 a 92,0 a 97,3 a 69,0 a
Roundup total Blok(Block) I Blok(Block) Il Blok(Block) lll
78.0 a
Blok(Block) I Blok(Block) Il Blok (Block) Ill
89,9 a 93,9 a 97,9 a
'73.0 a
0,61 0,64 0,51 0.70 0,86 0,92
a
3't,'7 a
a a
36,6 a
a
36,0
a a
38.3 a^
a 1,00 a
67,0 a 63,0 a
0,88 0.48 0.67 0.70
71,0 a 28.90 a
a
b
b
0.88 a 0.92
l.0l
^a
70,1 a
40.59 b 42.72 b 64,80 a 66,50 a 72,70 a
Note: SR : persen hidup (survival rate), A d : riap diameter (rrcremenl dianeter), Lh '. tiap tinggi. (iactement height); F.elata, di dalam satu baris dalam kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda adatah berbeda nyata dengan Duncan Test (Mea hs in a row in the same column folloted by the di/lbleht letter are signirtcantly different by Du can test)
B. PEMBAHASAN Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh interaksi artara tiga faktoryaitu faktor keturunan (genetik), lingkungan dan teknik silvikultur. Gardtrer et al. (L985) menyatakan faktor-faktor lingkugan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah : 1) Iklim, cahaya, temperatut air, panjang hari, angin dan gas (CO,, O,, N,), Nitogen (N), Fl, Cl dan O,). Gas-gas ini seringkali merupakan polutan atmosfer (kecuali untuk tiga gas pertama) dan konsentrasinya dapat cukup tinggi untuk menghambat pertumbuhan. 2) Edafik (tanah); tektur, struktur, bahan organik, KTK, pH, kejetruhan basa datr ketersediaan unsru hara 3) Biologis: gulma, serangga, mikroorgadsme tanah sepeti bakteri pemfiksasi N1, dan bakteri denirdfi kasi, serta mikoriza.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa teknik penyiapan lahar (cemplolgan, jalur, jalur herbisida, he$isida total) tidak menyebabkan pengaruh nyata terhadap persen hidup tt.lnamalr S. leprosula dal\ S. balangeran yaitn masitrg-masing sebesar'73V" dat94%.
32
PENGARUH PENYIAPAN L1HAN TERHADAP PERTIJMBUHAN sndrea leprosulo M19, dan boldrgerdr (Xonh.) Bur.k PADA LAHAN ALANG ALANG DI'horcd SAMBOJA, IGLIMANTAN TIMU R
rhatYa$ r&YunarMillkauji
I
Priadjati (2002) juga melaporkan bahwa percen hidup S leprosula yang ditarLam di areal terbuka alang-alang juga tidak berbeda nyata dengan persen hidup ditanam di bawah narmgan sungkai (Peronema caaescenr), dimana rata-rata persen tumbuh di areal terbuka alang-alang 670/o, dan dl, bawah naungan sungkai 83%. Sedangkan Effe i et al. (200I) melaporkan bahwa persen hidup S leprosula yang dilaram di areal hutan sek:uoder dengan didominasi Macaranga sp. setelah berumur 3 t ahun adalah 7 4o/o. D ersen hidup S. balangeran dilapo*an oleh Yassir et al. (2003) dr arcal rerbuka d€ngan sistem tumpang sari sebesar 997o.
Perbedaan persen hidup antara S. leprostia (13%) d& S. balangeran (94Yo) memberikan indikasi bahwa S. leprosula lebih mernerlukan naungan daripada S. balangeran pada tahap awal pertumbuhannya. Priadjati (2003) melapo*an bahwa S. leprosula merupakanjenis yang memerlukan cahaya pada tahap awal pertumbuhan 60% sampai 70% (intensitas cahaya relatiD untuk semar dat 74o/o sampai 1007o untuk tingkat pancang. Pemyataan inijugadidukung dari hasil penelitian pada Gambar I terlihat bahwa pada teknik penyiapan lahan dengan cemplongan perser hrmbuh tanaman ,S. leprcsula lebih besar daripada teknik penyiapan lahan lainnya. Hal ini diduga karena pembukaan lahan untuk penatraman yang sangat minimal dan cahaya yang masuk masih tertahan oleh alang-alang, sehingga temperaturtanahnya relatiflebih rendah daripadateknikpenyiapan lahan lainnya.
Martin dan Gower (1996) memberikan penjelasao bahwajenis toleran adalah pohon atau tumbuhan yang mampu berkembang dan tumbuh di bawah naungan dan berkompetisi dengan atau tanaman lainnya. Secara umum dijelaskannya bahwajenis toleran memilikiciri bertajuk yang rapat, batarg berbentuk kemcut, pemangkasan alaminya relatif lambat dan pertumbuhar tinggi pada tingkat semai dan pancang lambat, Jenis intolemn adalah jeris pohon atau tumbuhatr yang memerlukan cahaya pefluh untuk hidupnya, dan memiliki ciri be.tajuk kurang rapat, batang berbentuk silindcr, pemangkasan alaminya ccpat dan pertumbuhan tiEggi pada tingkat semai dan tiang relatif cepat. Hasil penelitian memperlihatkar S. leprosula merupakan jenis setengah toleran, pada tahap awal pertumbuhannya memcrlukan naungan atau intensitas cahaya yang tidak penuh. UrtlnkS. balangeranlebih dapat dikatagorikan jenis yang intoleran karena kemampuannya dapat tumbuh dengan baik di areal yang terbuka seperti lahan alang-aiang dengan cahaya penuh.
Hasil analisis keragama[ pefiumbuhan,t. leprosula padaTabel3 dan Tabel 4 serta penyajian grafik pada Gambar 2 dan 3, memperlihatkan bahwa perbedaan teknik penyiapar lahan tidak memberikanpengaruh nyata, yaitu riap tingg, -. reprosrld antara 36,3 cm sampxi dengan 38,3 cm, dan riap diametemya antara 0.51 cm sampai dengan 0,71 cm. [-lal yang sama untuk pertumbulan S. balangeran, riap tingginya antara 63 cm sampai dengan 71 cm, sedangkan riap diametemya antara 0,86 cm sampai dengan 1,09cm. Akan tetapiuntuk S. leprcsula ada pengaruh blok terhadap pertumbuhan tinggi dan diametemya. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 7), blok I berbeda nyata dengan blok 2 dan 3, dan blok 2 dan 3 tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhM tinggi dan diameter. Dari pengecekan di lapangan menunjukkan bahwa pada blok t gulma yang mendominasi adalah alang alang, scdangkar pada blok 2 dan 3 gulma yang mendominasi adalah alang-alar\g dan Pteridiutn aquilinutn (sejenis paku). Gulma pakrFpakuan solain lebih kokoh, tinggi dan tebal juga sebagai salah satu itrdikator daerah yang memiliki struktur tanah yang remah. Ketebalan dan kekokohan pakuao-pakuan dapat menahan cahaya yang masuk atau berfungsi sebagai naungan, sehingga temperatur taoahnya relatif Iebih rendah. Dari hasil uraian di atas, kunci keberhasilan penanaman jenis Dlpte rocarpaceae pada lahan kitis adalah pemilihanjenis, pengatuan cahaya serta perlakuan teknik silvikulhr yang
33
]URNAL PENETITIAN DIPTERO(ARPA
I
vo.1 No.1,September2007
tepat. Penyiapan lahan tidak mcnunjukkan pcrtrcdaon pertumbuhan keduajellis, tetapi h.r[ya untuk meminimalkan pengaruh kornpetisi dengan alang-alang. Walaupun beberapa gulma lainnya tcrnyata tidak memberikan pcnearuh yaog cukup nyata baik terhadap persen hidup, rjap diameterdan riap tingei tanaman S. ieprctsulo d,an S. Bulcutgeran.
Hasil penelitian ini diharapkan nlemberikan inlormasi bahrva pemilihan teknik penyiapan lahan tennulah sepefli cemplongan alalL jalul mer upakan altematil terbaik. Untuk kebutuhan lain bcmpa naungan khususnva didalanr mcnanam,l. /cpro,_u/o pada tahap arval pcrtumbuhannyil mcrupakan salah satu kunci kcberhasilan penanaman jenis ini. Pemberian naungan dengan se:dgon (Paru.\erimthes fitlcdtcuid). slrngkai (Pel?rerrd .dnercer-r) dan gnfidl (Gliricidid -r€p,rrr) )nerupakan beberapa alternatif yang cukup baik. Scdangkan
didalam mengcmbangkan 5'. bolaa-gcrar kcbutuhan rkan naungan tidak menjadi sangat penting karenajenis ini dapat dnn nampu tLlmbuh dcngan lraik di arcal tcrbuka scpcrti lahan alang-alang.
I\:
KESIN'IPUI,AN DAN SARAN
?enyiapan lahan dengan teknik crrnl]lonslln. -tJ rtr. jrluI h.-rlrsidr dan helbisida total tidak nrembcrikan pcrrganrh yang nyata haik terhadap per-sen hidup. pe Lrmbuhan diameter dan tinggi tanamalr Shoreu lepn.;ulu N{iq. dan.liorca lnlangerott (Korth.) Blrrck. Untuk leknik penyiapan lahan tcrmurnh seperti cemplongan darr jalur merLrplkan uitentfif terbaik didallrm menanam kcduaj cnis ini pada Lahan alal1g-r]rng. Penanaman S lc?,-os la Micl pada Iahan :rlirngalang pada tahap awal nemerlukan [aungan. scbalikn)'a S. balungeran (Komh.) Burck tidak perlu naungan, karenajenis ini dapat dan mampu nunbrh dengan bajk pada lahan-lahan terbuka seperti lahan alang-alang.
UCAPAN TNRINIA KASIH Penulis mengucapkan tcrima kasih kepada Yayasan Penyelanatal Orangutai Bomeo Samboja Lesta ates dulanngan dan penyediaan tempat sehingga perelitian ini dapat dilaksanakan. Pcmrlis rnengLrcapkarl terima kasih sebesnr-besaflrva kcpada scnrua tcknisi di lapangan vang membantu hingga penclilian ini rlapat dilaksanal
DAFTAR PUSTAK-A.
,D terocarpat ecte-lloraNlalcsiana Scrics L Vol. 9(2)r237 552. Badan Planologi Kchutanan. 2(106. Data Statistik Deforestmsi Hutan lndonesia. Jakana: Dcpartcmen Kehuranan. http:,1,/\Vww.deph!!1.g!-id. l,1Agustus 2006). Effcndi, R., A. Pliadjati, R.M. Omor. Rayan, G.W Tolkeru and E. Nasri. 2001 . Rchabilitation of Wanariset secoDdary lorcst (East Kalimantan) th|cugh tl+tcrccorp species line planling. Workshop procccding: The balanoe betwee[ biodiversity conservation and sustainable use of tropical min fbrcst. Trcpenbos Inlemaliot1al. The Tropenbos Foundatioll, Wageningcn, Thc Ncthcrlands. IWI/GFW (Forcst Watch Indonesia,'Global Forest \Yatcir). 2001. Potrct Kcadaan llutan Indonesia. Bogor. Gadner. F., Pearce, R.B- and Mitchcll, R.1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Uriversitas Indoncsia. Jakaft a. Ashton, P S. 1932.
34
PINGAaUH PENYTAPAI{ (Atrru{ LiHADAP PIiIUMSUHAN JinoEo
Lp@do Miq. den ShMd boltus.ren (xcth.l sqnk PADA TAIIAN ATAI'IG.AIANG DI SAMBOJA, (AIIMANIAN TIMUi hha('dsn&YLnia.Mir.la.,i
I
Gonez K.A. And A.A. Gomez. 1984. Siatistical Procedures for Agdcultual Research. 2"0 Edition. NewYork. John Wiley& SonsMartin, J. and T. Gower 1996. Tolemnce of tree species. Department of Forest Ecology and Management. School of Natural Resources. University of Wisconsin-Madison. MattjikA.A.,Sumertajaya I.M. 2000. RancanganPercobaan. Bogor. IPB Press. Omon,R.M. 1999, Pertumbuhan sepuluhjenis Dipterokarya di areal Hutan Tanaman lndust PT. Inhutani I, Batu Ampar Mentawir, Balikpapan, Kaltim. Buletin Penelitian Kehutanan, BPK SamarindaVol. 14. Priadjati, A. 2003. D"terocarpaceae.Fotest Fire and Forest Recovery Tropenbos Intemational. The Tropenbos Fourdation, Wageningen, The Netherlands. Suhardi. 1997. Dipterocarp and mycorrhiza species adapted to the open area. Proceeding ofthe Intemational Workshop of BIO-REFOR, Bangkok. Sutisna, M.2006. KondisiHutan Alam di Kaltim danUpaya Peningkatan Produktivitas Melalui Pembuatan Hutan Tarlaman. Seminar Alih teknologi Pembuatan Bibit Tanaman Sistim Fog-Colling (KOFFCO). Kerjasama antara Balai Penelitian dan Pengembaogan KehutananKalimantan dengatrKomatsu-Jica. Tanggal t8- l9 Juli 2006 di Samarinda. Yakup. 2002. Gulma dan teknik pengendaliannya. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang. Yassir, I., Suwa.ji dan R.M. Omon. 2003. Prospek pengembangan meranti rawa
Korth) pada Lahan alang-alang dengan sistem Agroforestry
di
(S balangeran areal Rehabilitasi
Samboja Lestari. Diperokarpa BPK SamarindaVol. 7 Yassir, I dan R.M, Omon 2006. Hubungan keanekaragaman
jenis tumbuhan denga[ sifat fisik tanahpada lahan kritisdi Samboja, Kalimantan Timur. Rimba Kalimantan, Jumalllmiah Kehutanan Vo]. I l. Faloltas Kehutaran Universitas Mulawal man. Samari[da.
35