PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI KENANGA (CANANGA ODORATA) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA (USIA 60 – 74TAHUN) DI PANTI WERDHA MENTAL KASIH YAYASAN SUMBER PENDIDIKAN MENTAL AGAMA ALLAH (SPMAA) DESA TURI KECAMATANTURI KABUPATEN LAMONGAN Moh. Saifudin, Kusmiati Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan …………......……….…… ……
. .….ABSTRAK ……
… ......………. …… …… . .….
Kecemasan merupakan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Gejala kecemasan sering terjadi dan sangat mencolok pada usia lanjut karena menghadapi masa tua. Berdasarkan survey awal di Panti Werdha Mental Kasih SPMAA Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, 40%lansia tidak mengalami kecemasan dan 60% lansia mengalami kecemasan. Tujuan dari penelitian ini menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi kenanga terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia. Desain penelitian ini menggunakan Pra – Eksperimen dengan pendekatan One Group Pretest – Post test design. Metode sampling purposive sampling. Populasi seluruh lansia usia 60 – 74 tahun sebanyak 35 lansia dan sampel 17 lansia yang memenuhi kriteria inklusi pada bulan Oktober – Maret 2015. Pengambilan data menggunakan kuesioner tertutup skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Setelah ditabulasi, data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p < 0,005. Hasil penelitian menunjukkan dari 17 lansia didapatkan 13 lansia tidak mengalami kecemasan, 2 lansia mengalami kecemasan ringan, 2 lansia mengalami kecemasan sedang. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada pengaruh pemberian aromaterapi kenanga terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia dengan nilai p=0,003 dimana p<0,005. Masalah kecemasan pada lansia pengobatan non farmakologis yang dapat digunakan adalah pemberian aromaterapi kenanga. Kata kunci : Aromaterapi kenanga, kecemasan lansia …………......……….……
……
.
….ABSTRACT…… … ..... ………. …… …… . .….
Anxiety is a feeling of uncertainty and helplessness that affects almost everyone to the certain time in the life. The Symptoms of anxiety always common and very striking in the elderly due to faced old age. Based on the initial survey in the Werdha house Mental Kasih SPMAA Turi Lamongan 40% normal and 60% experience anxiety. The purpose of this study to analyze the effect of aromatherapy to reduce the level of anxiety in the elderly. This research design used Pra - Experimental with a group pretest - posttest. The purposive sampling method for sampling. Population all the elderly 60-74 age as many as 35 elderly and sample taken 17 people is elderly who included inclusion criteria inOctober to March 2015. The data is taken using the enclosed questionnaire HARS scale (Hamilton Anxiety Rating Scale). The data istabulated and analyzed using the Wilcoxon test with a significance level of p <0.005. The results shows, from 17 elders, 13 elders are normal, 2 elders are low anxiety, 2 elders are medium anxiety. So the statistic test shows there is ylang aromatherapy effects to decrease the anxiety elderly level p = 0.003 p <0.005. The anxiety problem to elderly, non-pharmacological treatment can be used by giving ylang aromatherapy. Keywords: Ylang aromatherapy, elderly anxiety
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 2 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan PENDAHULUAN. … …
.
…
Secara ilmiah setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan. Proses ini tidak dapat dihindari, apapun usaha yang dilakukan. Di Indonesia usia lanjut adalah mereka yang berumur 60 tahun atau lebih dan merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat dan pemerintah belasan tahun terakhir ini ( Maria G. dan Cunha, 2011). Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan. Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu (Depsos 2006, dalam Kristyaningsih 2011). Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Juniarti, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko mengalami gangguan kesehatan. Pada umumnya gangguan kesehatan mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008). Ketika seseorang memasuki masa lansia, mereka akan mengalami perubahan – perubahan baik secara fisik, psikologis maupun sosialnya, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, secara umum maupun kesehatan jiwa. Aspek psikologi yang terjadi yaitu lansia dalam menghadapi masa pensiun takut akan kesepian, sadar akan kematian dan lain – lain, perubahan tersebut akan menimbulkan masalah kecemasan ( R. Siti Mayam, 2011). Kecemasan merupakan respon individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam
SURYA
kehidupan sehari – hari yang ditandai dengan kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya ( Budi Anna K, 2011). Gejala – gejala kecemasan ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terlambat terhadap kehilangan hidup dan stressor (misalnya pensiun yang terpaksa, kematian pasangan) dan penyakit fisik lainnya (Stanley, 2006). Lanjut usia diseluruh dunia pada tahun 2025 diperkirakan berjumlah 1,2 milyar (WHO, 2011). Menurut Departemen Kesejahteraan Sosial (2008) jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa atau 8,90%. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa atau 9,77% dan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11,34%. Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2025 mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414% (Kinsella & Taeuber, 1993 dalam Sudoyo dkk, 2006). Saat ini jumlah kelompok lansia yang berusia 60 tahun ke atas berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia di Indonesia sebesar 7,28% dari jumlah penduduk (Nugroho, 2008). Sedangkan di Jawa Timur terdapat 5,3 jiwa atau 4,48% dan pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa atau 6,56% pada tahun 1990 dan meningkat tajam menjadi 2,28 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2010 (Bondan, 2010). Menurut data di Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan tentang Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Kabupaten Lamongan tahun 2010 mencapai 139.607 orang, yang mengalami kecemasan 20.205 orang (14,47%) dan tahun 2011 mencapai 148.188 orang dan yang mengalami kecemasan 31.087 orang (20,97%). Prevalensi ansietas di negara berkembang pada usia dewasa dan lansia sebanyak 50% (Videback, 2011 dalam Subandi, 2013). Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (US Census Bureau 2004, dalam Subandi 2013). Menurut Snowdon dalam Meridean 2011 memperkirakan bahwa antara
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 3 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan 10% dan 20% pasien yang berusia lebih dari 65 tahun mengalami gejala kecemasan yang signifikan secara klinis. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Oktober 2014 di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Sebanyak 10 responden, didapatkan 4 lansia (40%) yang tidak merasakan cemas dan 6 lansia (60%) yang mengalami gangguan sulit tidur, perasaan takut, gelisah, tegang ketika berbicara dengan orang lain. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya lanjut usia (usia 60 – 74 tahun) yang mengalami kecemasan di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yang terjadi pada lansia adalah faktor predisposisi cemas yaitu dalam pandangan psikoanalisis, menurut pandangan interpersonal, menurut pandangan perilaku, kajian keluarga, kajian biologis dan faktor presipitasi yaitu terdiri dari faktor eksternal: ancaman terhadap integritas kulit, ancaman terhadap sistem diri dan faktor internal: jenis kelamin, tipe kepribadian, lingkungan dan situasi, usia. Sedangkan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah faktor internal: tingkat pendidikan, motivasi, kondisi fisik sedangkan faktor eksternal: dukungan keluarga dan dukungan sosial. Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan ansietas merupakan sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan disertai, respon perilaku, emosi dan fisiologis (Videbeck 2008). Ansietas yaitu suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. Gangguan ansietas dapat ditandai hanya dengan rasa cemas atau dapat juga memperlihatkan gejala lain seperti fobia atau obsesif dan kecemasan muncul bila gejala
SURYA
utama tersebut dilawan. Suatu gambaran yang lazim pada semua gangguan ansietas adalah kualitas gejala yang tidak menyenangkan dan tidak alami (ansietas, fobia, obsesi) yaitu ego alien dan ego distonik. Gejala-gejala ini cenderung menjadi kondisi relaps kronis (Stuart, 2006). Penanganan untuk menurunkan kecemasan dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan antara lain klordiazepoksid, diazepam dan lorazepam. Sedangkan terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan antara lain terapi rekreasi, terapi hewan, terapi musik, pijat aromaterapi dan aromaterapi. Bentuk cara untuk mengurangi kecemasan adalah salah satunya dengan menggunakan aromaterapi yang dimulai dengan mencium bau yang wangi sehingga segala yang membebani pikiran akan berkurang (Iman, 2009). Aromaterapi merupakan salah satu teknik penyembuhan alternatif yang sebenarnya berasal dari sistem pengetahuan kuno. Aromaterapi merupakan metode pengobatan yang menggunakan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional serta mengembalikan keseimbangan badan. Beberapa jenis minyak bersifat antivirus, anti peradangan, meredakan rasa sakit, antidepresan, merangsang, membuat rileks, mengencerkan dahak, membantu pencernaan dan juga mempunyai sifat diuretik. Beberapa minyak esensial umum digunakan diantaranya: kayu putih (Eucalyptus Globulus) sebagai antiseptik, expektoran dan bersifat antiinflamasi, rosemary (Rosemarinus Officinalis) sebagai analgesik, antiseptik dan bersifat diuretik, mawar (Rose Centifoda) sebagai antidepresan dan sedatif, cendana (Santalum Album) sebagai antidepresan, antiseptik, diuretik dan sedatif, kenanga (Cananga Odorata) sebagai antidepresan dan bersifat hipotensif (Sharma, 2009). Minyak kenanga merupakan salah satu jenis aromaterapi yang mempunyai efek yang menyeimbangkan, relaksasi, meredakan ketegangan, stres, denyut nadi cepat,
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 4 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan pernafasan cepat dan bermanfaat untuk tekanan darah tinggi (Sharma, 2009). Menurut Alan Huck Neurologi psikiater dan direktur Smell and Taste Research Centre di Chicago, bau berpengaruh langsung terhadap otak seperti obat. Hidung kita mempunyai kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita tanpa kita sadari (Sharma, 2009). Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood atau suasana hati, emosi, ingatan dan pembelajaran (Jaelani, 2009). Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74 tahun) di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan”. METODE PENELITIAN… … . … Desain penelitian ini menggunakan Pra – Eksperimen dengan pendekatan One Group Pretest – Post test design. Metode sampling purposive sampling. Populasi seluruh lansia usia 60 – 74 tahun sebanyak 35 lansia dan sampel 17 lansia yang memenuhi kriteria inklusi pada bulan Oktober – Maret 2015. Pengambilan data menggunakan kuesioner tertutup skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Variabel independen penelitian adalah pemberian aromaterapi kenanga sedangkan variabel dependennya adalah kecemasan pada lansia. Analisis penelitian menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test HASIL PENELITIAN. … … . … 1. Data Umum Tabel 1 Karakteristik Lansia Berdasarkan Umur di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Umur 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun Total
SURYA
Frekuensi 1 8 8 17
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian atau (47,1%) lansia berumur 65 – 74 tahun sebanyak 8 orang dan sebagian kecil atau (5,9 %) lansia yang berumur 60 – 64 tahun sebanyak 1 orang. Tabel 2 Karakteristik Lansia berdasarkan Jenis Kelamin Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015 No. 1. 2.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki – laki Perempuan Total
7 10 17
Prosentase (%) 41,2 58,8 100,0
Berdasarkkan data di atas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian atau (58,8%) lansia berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang dan hampir sebagian atau (41,2%) lansia berjenis kelamin laki – laki sebanyak 7 orang. Tabel 3 Karakteristik Lansia berdasarkan pekerjaan (Sebelum Masuk Panti) Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015 No . 1. 2.
Pekerjaan(Sebelum Masuk Panti) Tidak Bekerja Wiraswasta Total
Frekuensi 12 5 17
Prosentas e (%) 70,6 29,4 100,0
Berdasarkan data di atas lebih dari sebagian atau (70,6%) pekerjaan lansia adalah tidak bekerja sebanyak 12 orang dan hampir sebagian atau (29,4%) pekerjaan lansia adalah wiraswasta sebanyak 5 orang.
Prosentase (%) 5,9 47,1 47,1 100,0
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 5 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan Tabel 4 Karakteristik Lansia berdasarkan pekerjaan (Setelah Masuk Panti) Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015 No.
1. 2.
Pekerjaan (Setelah Masuk Panti) Tidak Bekerja Wiraswasta Total
Frekuensi
14 3 17
Prosentase (%)
Tabel 5 Karakteristik Lansia Berdasarkan Pendidikan Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015
1. 2. 3. 4.
Pendidikan SMA SMP SD Tidak sekolah Total
Frekuensi 1 2 9 5 17
Prosentase (%) 5,9 11,8 52,9 29,4 100,0
Berdasarkan data di atas menunjukkan lebih dari sebagian atau (52,9%) lansia mempunyai pendidikan SD sebanyak 9 orang dan sebagian kecil atau (5,9%) lansia mempunyai pendidikan SMA sebanyak 1 orang. Tabel 6 Karakteristik Lansia Berdasarkan Lamanya Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Lamanya di Panti 1 – 4 tahun 5 – 9 tahun > 10 tahun Total
SURYA
Frekuensi 8 7 2 17
Data Khusus Tabel 7 Distribusi
Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 Sebelum diberikan aromaterapi kenanga
82,3 18 100,0
Berdasarkan data di atas hampir seluruhnya atau (82,3%) pekerjaan lansia adalah tidak bekerja sebanyak 14 orang dan sebagian kecil atau (18%) pekerjaan lansia adalah wiraswasta sebanyak 3 orang.
No.
Berdasarkan data di atas menunjukkan hampir sebagian atau (47, 1%) lansia sudah lama tinggal di panti selama 1 – 4 tahun sebanyak 8 orang dan sebagian kecil atau (11, 8 %) lansia sudah lama tinggal di panti selama > 10 tahun sebanyak 2 orang.
Prosentase (%) 47,1 41,2 11,8 . 100,0
No. 1. 2. 3.
Tingkat Kecemasan Tidak ada Kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Total
Frekuensi 6 7 4 17
Prosentase (%) 35,3 41,2 23,5 100,0
Berdasarkan data di atas menunjukkan hampir sebagian atau (41,2%) lansia mengalami kecemasan ringan sebanyak 7 orang dan sebagian kecil atau (23,5%) lansia mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang Tabel 8 Distribusi Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Mental Kasih di DesaTuri Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 Sesudah Diberikan Aromaterapi Kenanga No
Tingkat Kecemasan
1. 2. 3.
Tidak ada kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Total
Frekuensi 13 2 2 17
Persen 76,5 11,8 11,8 100,0
Berdasarkan data diatas menunujukkan hampir seluruhnya atau (76,5%) lansia tidak mengalami kecemasan sebanyak 13 orang dan sebagian kecil atau (11, 8%) lansia mengalami kecemasan ringan dan kecemasan sedang masing – masing sebanyak 2 orang.
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 6 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan Tabel 9 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Mental Kasih di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 No.
1.
2.
3.
Tingkat Kecemasan Pre
Tingkat Kecemasan Post Normal
Ringan
Sedang
Normal
6
0
0
6
100%
100%
100%
100%
7
0
0
7
100%
100%
100%
100%
0
2
2
4
0%
50%
50%
100 %
13
2
2
17
76,5 %
11,8 %
11,8%
100%
Ringan
Sedang
Total
Total
Z = - 3,000 p = 0,003 Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai signifikasi (p sign = 0,003) dimana hal ini berarti p sign < 0,005 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum pemberian aromaterapi kenanga. PEMBAHASAN
…….
…
1. Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan Pemberian Aromaterapi Kenanga Pada Lansia (Usia 60 – 74 Tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari 17 lansia yang diteliti, hampir sebagian lansia yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 6 lansia (35,3%), hampir sebagian lansia yang mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 lansia (41,2%) dan sebagian kecil yang mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 4 lansia (23,5%). SURYA
Menurut Gail W. Stuart (2006) faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada lansia adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Pernyataan Tomader dalam Hanifawati (2011) yang mengatakan bahwa lansia berusia 60-74 tahun memiliki faktor resiko untuk terjadinya gangguan kecemasan yang lebih tinggi dikarenakan kondisi fisik yang menurun dan lemah, ini membuat presentase penderita kecemasan terbanyak adalah lansia yang berusia 60-74 tahun. Lansia yang berusia 60 – 74 tahun lebih banyak mengalami kecemasan karena pada usia ini mereka memasuki tahap awal sebagai lansia, mereka memerlukan penyesuaian yang lebih terhadap perubahan – perubahan baik fisik maupun kognitif yang terjadi pada mereka. Seseorang yang berusia 60 – 74 tahun digolongkan pada usia lanjut yang berarti usia pertengahan atau usia madya. Pada usia pertengahan seseorang dalam periode kehidupannya telah kehilangan kejayaan masa mudanya, secara biologis proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan tubuh. Usia pertengahan adalah suatu masa dimana seseorang dapat merasa puas dengan keberhasilannya, tetapi sebagian orang periode ini adalah permulaan kemunduran (Handayani, 2009). Semakin betambahnya usia seseorang, semakin siap pula dalam menerima cobaan, semakin bertambahnya usia seseorang berdasarkan teori penuaan menyebabkan terjadinya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Perubahan – perubahan yang terjadi pada usia lanjut akibat proses menua sering menimbulkan beberapa dampak bagi lansia diantaranya perubahan tingkah laku, sensitifitas emosional meningkat serta menimbulkan kecemasan. Sedangkan dari perubahan – perubahan yang timbul sebagai dampak proses menua lansia dituntut untuk menyesuaikan diri secara emosional. Faktor jenis kelamin mempengaruhi kecemasan pada usia pertengahan dalam
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 7 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan menghadapi proses menua (aging process) dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan sebanyak 10 orang (58,8%). Menurut Issac (2004) menyebutkan bahwa gangguan cemas lebih sering dialami wanita daripada pria. Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan subjek yang berjenis kelamin laki – laki. Dikarenakan perempuan lebih peka terhadap emosinya yang pada akhirrnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Prevalensi tingkat kecemasan pada lansia yang menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki – laki disebabkan oleh perbedaan siklus hidup dan struktur sosial yang sering menempatkan perempuan sebagai subordinat lelaki. Perempuan lebih banyak menderita kecemasan karena adanya karakteristik khas perempuan seperti siklus reproduksi, menopause, menurunnya kadar esterogen. Faktor sosial seperti terbatasnya komunitas sosial, kurangnya perhatian keluarga. Perempuan lebih muda merasakan perasaan bersalah, cemas, peningkatan bahkan penurunan nafsu makan dan gangguan tidur (Mui, 2012). Angka kejadian kecemasan yang lebih tinggi pada lansia berjenis kelamin perempuan dapat dikaitkan dengan beberapa faktor antara lain faktor biologis, psikologis dan sosial ekonomi. 2. Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan Pemberian Aromaterapi Kenanga Pada Lansia (Usia 60 – 74 Tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 17 lansia yang diteliti, hampir seluruh lansia tidak ada kecemasan sebanyak 13 lansia (76,5%), sebagian kecil lansia yang mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 2 lansia (11,8%) dan sebagian kecil lansia yang mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 2 lansia (11,8%). Secara teoritis setiap lansia memiliki rasa kecemasan sebagai dampak dari perubahanperubahan yang terjadi pada lansia baik secara
SURYA
fisik maupun psikologis. Kecemasan hanya dapat dikurangi dengan obat-obat psikoterapi, farmakologis dan relaksasi (Acin, 2005). Minyak kenanga dikenal sebagai “ylangylang”, banyak digunakan sebagai bahan campuran untuk kosmetika. Dalam produk spa, minyak kenanga biasanya dipakai untuk menghilangkan ketegangan atau nervous, menciptakan suasana tenang dan rileks (Jaelani, 2009). Aromaterapi merupakan salah satu metode relaksasi alternatif yang banyak diminati orang karena dapat memberikan perasaan tenang. Dengan dosis yang tepat dan waktu yang cukup aromaterapi diharapkan dapat memberikan perasaan tenang pada lansia. Dengan aromaterapi yang tepat diharapkan aromaterapi kenanga akan merangsang sistem limbik yang bertugas mengatur emosi seseorang mengeluarkan serotonin yang membuat perubahan fisiologis pada tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh. Perasaan yang tenang pada tubuh akan membuat lansia dapat menghadapi setiap masalah ataupun perubahan yang timbul seiring proses menua dengan pikiran jernih dan meningkatkan koping yang adaptif sehingga dengan koping yang adaptif masalah dapat teratasi dengan baik sehingga kecemasan menurun. 3. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorota) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74 tahun) di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 17 lansia pre eksperimen menunjukkan hampir sebagian atau (35,3%) tidak mengalami kecemasan, hampir sebagian atau (41,2%) mengalami kecemasan ringan dan sebagian kecil atau (23,5%) mengalami kecemasan sedang. Data post eksperimen menunjukkan hampir seluruhnya atau (76,5 %) tidak mengalami kecemasan, sebagian kecil atau (11, 8%) mengalami kecemasan ringan dan
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 8 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan sebagian kecil atau (11,8 %) mengalami kecemasan sedang. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai signifikasi (p = 0,003) dimana hal ini berarti p sign < 0,005 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan aromaterapi kenanga pada lansia di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Tahun 2015. Aromaterapi kenanga merupakan salah satu teknik penyembuhan alternative yang sebenarnya berasal dari sistem pengetahuan kuno. Aromaterapi kenanga merupakan metode pengobatan yang menggunakan minyak essensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional serta mengembalikan keseimbangan badan serta tidak memberikan efek samping yang bahaya terhadap tubuh (Sharma, 2009). Minyak atsiri bunga kenanga juga mempunyai peran penting dalam aromaterapi karena berpengaruh sebagai penenang (Koensoemardiyah, 2010). Hasil penelitian di atas menunjukkan adanya pengaruh aromaterapi kenanga terhadap penurunan derajat kecemasan. Hal ini dikarenakan setelah lansia menghirup aroma atau asap dari lilin aromaterapi kenanga, molekul serta partikel kenanga akan masuk melalui hidung kemudian oleh reseptor saraf diterima sebagai signal yang baik dan kemudian di presentasikan sebagai bau yang menyenangkan dan akhirnya sensori bau tersebut masuk dan mempengaruhi sistem limbik sebagai pusat emosi seseorang sehingga perasaan menjadi lebih rileks. Aromaterapi kenanga memiliki bau yang khas dan lembut sehingga dapat membuat seseorang menjadi relaks atau santai, disamping itu kenanga juga dapat mengurangi rasa tertekan, stress, emosi yang tidak seimbang dan kepanikan. Dengan perasaan yang tenang akan membuat lansia dapat berpikir dengan tenang untuk mengatasi stessor, sehingga akan tercipta koping yang adaptif. Koping yang adaptif membuat lansia dapat menerima kondisinya dengan baik dan
SURYA
tidak menjadikan proses penuaan sebagai beban hidupnya. KESIMPULAN DAN SARAN
…….
1. Kesimpulan 1) Hampir sebagian lansia yang mengalami
kecemasan ringan sebanyak 7 orang dan sebagian kecil yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang sebelum dilakukan pemberian aromaterapi kenanga. seluruhnya lansia tidak 2) Hampir mengalami kecemasan yaitu sebanyak 13 orang dan sebagian kecil lansia mengalami kecemasan ringan dan kecemasan sedang yaitu masing – masing sebanyak 2 orang sesudah dilakukan pemberian aromaterapi kenanga. 3) Terdapat pengaruh pemberian aromaterapi kenanga terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dengan berdasakan hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai signifikasi (p sign = 0,003) dimana hal ini berarti p sign < 0,005 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan aromaterapin kenanga pada lansia di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015. 2. Saran 1)
Bagi Akademik Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menerapkan pengetahuan tentang Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorota) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 9 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan
2)
3)
4)
Pada Lansia (Usia 60 – 74 tahun) di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bagi Profesi Keperawatan Hendaknya setiap petugas kesehatan mengenalkan dan menerapkan pemberian aromaterapi kenanga terutama kepada lansia yang mengalami kecemasan. Bagi Peneliti Perlu menambah wawasan dan pengetahuan tentang aromaterapi kenanga dalam memberikan perawatan kepada lansia. Bagi Peneliti lain Diharapkan dapat menggunakan metode penelitian lain dengan menghubungkan faktor – faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kecemasan pada lansia (usia 60 – 74 tahun), menambah populasi dan sampel agar hasilnya lebih valid dan representative. DAFTAR PUSTAKA
Acin.
…
2005. Bila Kecemasan Melanda. http://www.the largest Indonesia Community.ac.id diakses tanggal 06 Mei 2015 jam 19.30 WIB.
Bondan. 2010. Ranah Penelitian Gerontik. http://www.inna.ppni.org.id diakses tanggal 01 Oktober 2014 jam 19.55 WIB. Budi, Anna K. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC. Hawari. 2007. Sejahtera di Usia Senja Dimensi Psikoreligi Pada Lanjut Usia (Lansia). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Handayani. 2009. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Usia (60- 74 tahun) di Panti Werdha Rindang Asih Ungaran. Jurnal: Tesis Universitas Diponegoro. Issac. 2004. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan. http://www.digilib.unimus.ac.id/downloa
SURYA
d.php diakses tanggal 11 Mei 21.30 WIB. Jaelani. 2009. Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Juniarti, N. Eka, S dan Damayanti A. 2008. Gambaran Jenis Dan Tingkat Kesepian Pada Lansia Di Balai Panti Sosial Tresna Werdha Pakutandang Cipara. Bandung: Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran. Koensomardiyah. 2010. Ato Z Minyak Atsiri – Untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: Andi. Kozier, B., et al. 2009. Fundamentals of Nursing : Concepts, Process and Practice. 7th ed. Volume 1. New Jersey: Pearson Education. Kristyaningsih, D. 2011. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, vol;1, no;1. Januari – Desember 2011 diakses tanggal 08 Oktober 2014. Maria G dan Cunha. 2011. Usia Lanjut di Indonesia: Potensi Masalah Dan Kebutuhan (Suatu Kajian Literatur). http://www.atmaja.ac.id diakses tanggal 01 Oktober 2014 Maryam, R. Siti. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mui, M.Oktaviani. 2012. Gambaran Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. Jurnal: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura Pontianak. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Terhadap Penurunan Tingkat 10 Kecemasan Pada Lansia (Usia 60 – 74tahun) Di Panti Werdha Mental Kasih Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (Spmaa) Desa Turi Kecamatanturi Kabupaten Lamongan Poerwadi, Rina. 2006. Aromaterapi, Sahabat Calon Ibu. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Prasetyo. 2005. Kiat Mengatasi Cemas dan Depresi. Yogyakarta: Tugu Publisher. Price, Shirley. 1997. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC. Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika. Sharma, Sumeet. 2009. Aromaterapi (Aromatherapy). Tangerang: Karisma Publishing Group. Shinnobi. 2008. Pijat Aromaterapi. http://id.88db.com/id/Discussion/discussi on replay.page/Health_Medical diakses tanggal 07 Oktober 2014 jam 18.30 WIB. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: EGC. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Stanley, Mickey,dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC. Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Tugu Publisher.
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015