BUSANA KARYA RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI DALAM PERSPEKTIF DAKWAH: ANALISIS WACANA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : SAVINATUN NAJA NIM. 1112051000120
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437/2016
ABSTRAK Savinatun Naja, 1112051000120, Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi dalam Perspektif Dakwah : Analisis Wacana, dibimbing oleh Siti Nurbaya, M.Si. Busana pada awalnya memiliki makna sebagai pelindung tubuh. Namun, dengan berkembangnya zaman, busana kini meluas maknanya. Selain sebagai simbol agama, saat ini busana muslim telah menjadi trend fashion wanita muslimah. Salah satu faktor perkembangan itu adalah munculnya para fashion designer yang memberikan karya terbaiknya dalam merancang busana antara lain Ria Miranda dan Dian Pelangi. Mereka memberikan warna baru dalam busana muslim di Indonesia. Tidak jarang wanita muslimah yang terinspirasi dengan karya-karya yang mereka tampilkan dalam busana rancangannya. Berdasarkan konteks di atas, maka muncul pertanyaan bagaimana wacana busana muslimah yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dilihat dari level teks? Kemudian, bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana tentang busana muslim yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi? bagaimana konteks sosial yang berkembang di masyarakat mengenai busana muslim? Menurut Van Dijk analisis wacana merupakan penelitian atas wacana yang tidak hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari praktek produksi yang juga harus diamati dan harus dilihat juga bagaimana teks itu diproduksi. Wacana Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan yaitu Teks, Kognisi Sosial dan Konteks Sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis (Eriyanto: 2008). Adapun hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis teks, Ria Miranda dan Dian Pelangi merupakan seorang fashion designer yang memberikan warna baru dalam busana muslim. Ria Miranda dan Dian Pelangi menggunakan kekayaan budaya Indonesia dalam merancang busananya. Ria Miranda dan Dian Pelangi menjadikannya kegiatannya sebagai bentuk syiar dan dakwah melalui busana. Dari segi kognisi sosial, Ria Miranda dan Dian Pelangi memiliki keturunan dari keluarga yang memiliki usaha di bidangnya masing-masing. Kemudian yang terakhir dari segi kontek sosial, Banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap perkembangan busana muslim saat ini, akan tetapi pada dasarnya busana muslim bertujuan untuk menutup aurat dan merupakan simbol keagamaan. Dengan berkembangnya busana muslim, diharapkan dapat memberikan nilai positif kepada para muslimah. Dan para fashion designer busana muslim agar terus memperdalam mengenai nilai-nilai agama, guna untuk memahami bagaimana busana yang sesuai syariat Islam dan tidak. Dan para muslimah diharapkan agar lebih pandai dalam memilih busana muslim, agar tidak salah dalam menggunakannya. Kata kunci : Dakwah, Busana Muslimah, Fashion Designer, Analisis Wacana.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang selalu memberikan nikmat sehat, iman, rezeki dan sebagainya sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan. Shalawat serta salam yang senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan anugerah terindah yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehubungan dengan telah terselesaikannya skripsi ini, peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai bantuan secara langsung maupun tidak langung, bimbingan serta dorongan semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti. Dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, peneliti ucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, M.A selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaemi, M.A selaku Wakil Dekan III.
2.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Masran, MA dan Fita Faturohmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3.
Prod. Dr. Andi Faisal Bakti, Ph.D selaku Pembimbing Akademik yang telah senantiasa rela memberikan waktunya dan memberikan saran kepada peneliti.
4.
Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing dari peneliti atas tuntunanya dalam membimbing dan berdiskusi dengan peneliti untuk proses penyelesaian skripsi.
ii
5.
Orangtua H. A. Helmi Muchtar, S.H dan Hj. Eva Nilawati, serta kakak dan adik Lena Ulfiana, Sos. I, Ahmad Hudzairi, S.H, dan Muhammad Rayhan dan keluarga besar yang selalu mendukung serta menyemangati dalam proses penyelesaian penelitian skripsi.
6.
Ria Miranda, Dian Pelangi, Cut Meutia, team dari Ria Miranda dan Dian Pelangi selaku narasumber yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian ini dan telah membagikan berbagai kumpulan informasi yang dibutuhkan.
7.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membagikan berbagai ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.
8.
Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9.
Sahabat seperjuangan dalam menggapai gelar sarjana yaitu Fadel Muhammad Anugrah, Rahmawati Wulandari, Anisa Ramadhanti, Muthia Soleha, Nurul Latifa, Natasha Annisa, Dinda Tiara, Nony Wildasari, seluruh sahabat KPI D, teman-teman yang telah membantu kelancaran penulis Hany Sabrina, Rand Rasyid, Anggie Fitriasya, Fikriani Ishlah, Reza Fansuri dan teman-teman KKN NASA.
10. Berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini dalam bentuk apapun untuk peneliti yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Jakarta, 24 Juni 2016
Savinatun Naja
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8 D. Metodologi Penelitian .................................................................................. 9 E. Konsep Teori .............................................................................................. 16 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 18
F.
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 19 BAB II LANDASAN TEORITIS ....................................................................... 21 A. Busana : Konsep dan Perkembangannya ................................................... 21 B. Dakwah ...................................................................................................... 27 1.
Pengertian Dakwah ................................................................................. 27
2.
Unsur-unsur Dakwah .............................................................................. 30
3.
Media Dakwah ....................................................................................... 33
4.
Metode Dakwah ..................................................................................... 35
5.
Tujuan Dakwah ...................................................................................... 37
C. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ........................................................... 39 1.
Konsep Analisis Wacana ........................................................................ 39
2.
Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ....................................................... 43
3.
Kerangka Analisis Wacana Van Dijk ..................................................... 45
a.
Teks : Metode Semiotika ........................................................................ 45
b.
Kognisi Sosial......................................................................................... 53
iv
c.
Konteks Sosial ........................................................................................ 54
BAB III PROFIL RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI ........................... 58 A. Biografi Ria Miranda dan Dian Pelangi ..................................................... 58 1.
Biografi Ria Miranda .............................................................................. 58
2.
Biografi Dian Pelangi ............................................................................. 62
B. Pendidikan dan Kiprah Rian Miranda dan Dian Pelangi ........................... 64 1.
Pendidikan Ria Miranda ......................................................................... 64
1.
Pendidikan Dian Pelangi ........................................................................ 64
2.
Rekam Jejak Ria Miranda di dalam dunia busana.................................. 64
3.
Rekam Jejak Dian Pelangi di dalam dunia busana ................................. 67
C. Karya-karya Ria Miranda dan Dian Pelangi .............................................. 68 1.
Prestasi Ria Miranda .............................................................................. 68
2.
Prestasi Dian Pelangi .............................................................................. 69
3.
Butik-butik Ria Miranda ........................................................................ 69
4.
Butik-butik Dian Pelangi ........................................................................ 70
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................... 72 A. Level Teks : Metode Semiotika ................................................................. 72 a.
Ria Miranda ............................................................................................ 72
b.
Dian Pelangi ........................................................................................... 74
B. Level Kognisi : Pandangan Ria Miranda dan Dian Pelangi terhadap Busana Muslim............................................................................................................... 86 a.
Ria Miranda ............................................................................................ 87
b.
Dian Pelangi ........................................................................................... 93
C. Konteks Sosial : Pandangan Masyarakat terhadap Perkembangan Busana Muslim............................................................................................................. 100 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 113 A. Kesimpulan .............................................................................................. 113 B. Saran-saran ............................................................................................... 114 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 1 Struktur Wacana Teun A. Van Dijk ..........................................................12 Tabel 2 Semiotika Pierce .......................................................................................15 Tabel 3 Semiotika Pierce .......................................................................................49 Tabel 4 Skema/Model Kognisi Van Dijk ...............................................................54 Tabel 5 Teks : Busana Ria Miranda dan Dian Pelangi ..........................................82
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Interpretant Represantement Object ......................................................49 Gambar 2 Ria Miranda ...........................................................................................56 Gambar 3 Dian Pelangi ..........................................................................................60 Gambar 4 Analisis Teks Ria Miranda ....................................................................70 Gambar 5 Analisis Teks Dian Pelangi ...................................................................72 Gambar 6 Bentuk Busana Karya Ria Miranda .......................................................75 Gambar 7 Bentuk Busana Karya Dian Pelangi ......................................................76 Gambar 8 Corak Busana Karya Ria Miranda ........................................................77 Gambar 9 Corak Busana Karya Dian Pelangi ........................................................78 Gambar 10 Warna Busana Karya Ria Miranda......................................................79 Gambar 11 Warna Busana Karya Dian Pelangi .....................................................79 Gambar 12 Model, Karakter dan Tema Busana Karya Ria Miranda .....................80 Gambar 13 Model, Karakter dan Tema Busana Karya Dian Pelangi ....................81 Gambar 14 Busana Karya Ria Miranda ..............................................................105 Gambar 15 Busana Karya Dian Pelangi...............................................................105
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbusana Islami memang sudah menjadi bagian dari busana sehari sehari kita, mengingat mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Jika awalnya busana muslim menjadi pengejawantahan ketaatan seseorang terhadap peraturan dari Allah SWT, dalam perkembangannya busana muslim mencapai sisi lain dari fungsi berpakaian dalam Islam yaitu sebagai penutup aurat, perhiasan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. Karena itu tidaklah mengherankan apabila sekarang muncul ide-ide baru yang beragam sebagai proses eksplorasi kreativitas dalam mendesain busana muslim dan kerudungnya.1 Pada zaman dulu model busana muslim hanyalah berbentuk kebaya kurung yang dipadukan rok panjang dengan kerudung lebar dari bahan campuran polyester cotton polos. Dan pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, pemakaian kerudung dengan busana muslimnya belumlah marak seperti sekarang.2 Hingga pada awal tahun 1990-an orang menggunakan jilbab dengan ciput atau dalaman kerudung yang berbentuk topi di bagian depannya, dan pada tahun 2000 memakai jilbab pun mulai berubah, dengan mengenakan jilbab yang diikat dileher. Model jilbab tersebut 1
Dewi Priyatni, SCARF Aksen Cantik Busana Muslimah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007).h.4 2 Anne Rufaidah, Anggun Berkerudung di segala kesempatan, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama).h.3
1
2
biasanya banyak digunakan oleh para istri pejabat, dan terus berkembang hingga saat ini. Dengan meluasnya cara berpakaian busana Islami, maka dunia fashion Islami pun berkembang dengan pesat. Berbagai bentuk desain busana muslim, termasuk di dalamnya warna dan gaya. Baik gaya yang modern maupun etnik tradisional dengan aksesoris pelengkapnya, memperindah dan menyemarakkan gaya busana Islami di Indonesia saat ini.3 Hal tersebut sangat memberikan pengaruh terhadap produsen busana muslim. Banyak sekali desainer-desainer yang mengkhususkan rancangan mereka pada busana muslim. Perkembangan mode busana muslim juga disebabkan karena pada desainer yang berlomba-lomba memberikan kreativitasnya, maka banyak sekali model-model busana yang dulunya monoton hingga menjadi berbagai macam bentuk variasi. Dan kini wanita muslimah banyak yang tidak enggan untuk menggunakannya. Mereka tetap bisa menutup aurat mereka dengan percaya diri dengan model baju yang mereka gunakan. Apabila kita membicarakan mode busana muslim maka tidak akan ada habisnya, karena banyak para desainer yang selalu menampilkan model busana yang trend. Mereka juga menyesuaikan dengan selera konsumen. Semakin hari, semakin muncul brand-brand baru busana muslim. Mereka berkreasi dengan berbagai ide, mulai dari busana modern,
3
Dewi Priyatni, SCARF Aksen Cantik Busana Muslimah, h.4
3
vintage, serta pengaruh trend busana dari luar. Meski begitu, setiap produsen memiliki ciri khas masing-masing dengan menonjolkan karakteristik tertentu yang membedakannya dengan yang lain. Akan tetapi lebih dari itu para desainer pun mempunyai tugas selain menciptakan dan menampilkan karya yang mereka buat, mereka juga harus tetap menyesuaikan karya mereka dengan syariat Islam. Dan tentunya mereka juga harus memberikan pelajaran kepada wanita muslimah agar konsisten dalam menggunakan busana muslim, tidak hanya untuk sekedar trend semata. Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pakaian” atau “perhiasan”, serta diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dan dingin.4 Busana muslimah merupakan pakaian taqwa yang terkandung di dalam kaidah islam yang berfungsiuntuk menutupi aurat, seperti yang telah tertera dalam surat Al A‟raf ayat 26:
ََي ب َ ِِن آ ٓ َد َم قَ ْد َآ ْن َزلْنَا عَلَ ْي ُ ُْك ِل َب ًاسا ي ُ َوا ِري َس ْوآ ٓ ِت ُ ُْك َو ِريشً ا ۖ َو ِل َب ُاس التَّ ْق َو ٰى َذَٰ ِ َِل ِ َّ خ ْ ٌَْي ۚ َذَٰ ِ َِل ِم ْن آ ٓ ََي ِت اَّلل ل َ َعلَّهُ ْم ي َ َّذكَّ ُرون Artinya: “hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian inilah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” 4
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h.862
4
Penjelasan ayat di atas tidak hanya busana yang menutupi badan, akan tetapi busana yang menutupi aurat.5 Aurat dalam istilah syari‟at diartikan sebagai bagian tubuh yang wajib ditutupi. islam telah menetapkan aurat perempuan keseluruh anggota badan kecuali wajah dan dua telapak tangan, dimana kita dimana kita diperintahkan untuk tidak membuka aurat dan dilarang pula melihat aurat orang lain. Dan sebagai ketentuan hukum Allah, yakni keharusan menyembunyikan perhiasannya yang dapat mengundang penglihatan orang-orang memandang.6 Hal ini berlandaskan firman Allah SWT yang tertera dalam surat An-Nuur ayat 31 yang artinya “Dan Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” Hijab tidak memiliki arti sebagai penutup kepala atau rambut, akan tetapi hijab merupakan satir atau pembatas.7 Seorang wanita yang merasa dirinya terganggu oleh pemakaian hijab, dengan persepsi bahwa hijab itu membatasi kebebasannya lantaran harus menutup bagian-bagian tubuhnya yang mempesona, seharusnya ia tidak berkeberatan memberikan kebebasan itu kepada wanita lainnya. Artinya jika ingin bebas bersolek dan membuka bagian-bagian tubuhnya yang mempesona untuk menarik laki-laki lain, maka janganlah ia merasa berkeberatan bilamana suaminya dicuri oleh wanita lain yang lebih mempesona. Selagi ia memberikan kebebasan untuk dirinya, maka janganlah ia mencela siapapun kecuali 5
M. Quraisy Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004).h.42 Syeikh Mohammad Motawalli As-Sya‟rawi, Wanita dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Yayasan Alumni Timur Tengah, 2010).h.125. 7 Muhammad Salman Ghanim, Kritik Ortodoksi Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme, (Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara, 2000).h.98. 6
5
kepada dirinya sendiri. Karena tujuan dari ketentuan hukum ini yaitu untuk melindungi seluruh masyarakat dari fitnah, dan tetap menjaga kestabilan dan keamanan bagi wanita.8 Pada awal tahun 2013 perkembangan busana muslim modern dan baju muslim terbaru mengalami kemajuan yang pesat dengan mulai lunaknya kebijakan pemerintah mengenai pemakaian atribut muslim di lingkungan kantor pemerintah, sehingga booming pakaian dan atribut muslim terutama menjelang lebaran dan haji. Banyak perusahaan dan butik yang kebanjiran order dan mulai muncul berbagai kreasi busana dan pakaian muslim, mulai dari maraknya pemakaian gamis syar‟i, pasmina, blezer, cardigan, kerudung hoodie two side dan sebagainya.9 Designer-designer ternama mulai merancang berbagai model baju muslim dengan memasukkan unsur dan motif kedaerahan yang di sulap sedemikian rupa sehingga tampilannya menjadi semakin variatif dan trendi namun tetap syar‟i. Designer busana muslim tersebut diantaranya adalah Ria Miranda dan Dian Pelangi. Ria Miranda adalah seorang wanita yang memberikan inspirasinya melalui busana muslim. Ria Miranda merupakan seorang fashion designer yang mengkhususkan rancangannya pada busana muslim wanita. Lewat gayanya mengenakan hijab dan berbusana simple, feminine look dan lembut dengan warna pastelnya, banyak wanita yang berubah pikiran mengenai busana muslim. Selama ini, mungkin banyak wanita yang 8 9
Syeikh Mohammad Motawalli As-Sya‟rawi, Wanita dalam Perspektif Al-Qur’an. .h.127 http://www.pusatbusanamuslimmodern.com/blog/busana-muslim-modern-2015/
6
enggan menggunakan jilbab karena mereka berpikir bahwa dengan jilbab maka penampilan mereka tidak menarik, stylish dan trendy. Bahkan tidak sedikit dari wanita muslimah berpikir bahwa menggunakan jilbab dapat membuat wajah mereka lebih tua. Dulu orang beranggapan mengenakan busana muslim selalu identik dengan gaya yang kampungan, tapi dengan berkembangnya dunia fashion dalam busana muslim dan kreatifnya para fashion designer merancang busananya, maka model pakaian, gaya berjilbab yang dulunya monoton kini mulai bervariasi hingga membuat wanita tampil lebih cantik saat memakainya. Ria Miranda dengan rancangan busananya yang simple and clean cut, feminine look dalam sentuhan warna yang lembut atau pastel, Ria Miranda berhasil menginspirasikan wanita untuk berhijab. Dengan rancangan yang dibuatnya maka wanita bisa berbusana muslim tapi tetap bergaya dengan aurat yang tetap terjaga. Selain Ria Miranda, Dian Pelangi juga merupakan salah satu wanita yang memberikan inspirasi dalam berjilbab. Dian Pelangi adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam trend dunia fashion bergaya di Indonesia, terutama fashion muslimah. Banyak masyarakat yang telah mengikuti hampir setiap gaya yang diciptakan oleh Dian Pelangi. Akhirnya pada tahun 2012, Dian pelangi membuat buku sendiri dengan judul “Hijab Street Style” yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. 10
10
http://www.tutorialhijabers.com/2015/05/profil-dian-pelangi.html
7
Untuk itulah saya tertarik untuk meneliti kedua designer yang berkompoten dan memiliki peran penting dalam dakwah di busana muslim. Dakwah pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengubah seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rasul-Nya.11 Berdasarkan uraian yang tertulis di atas maka judul skripsi ini adalah “BUSANA KARYA RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI DALAM PERSPEKTIF DAKWAH : ANALISIS WACANA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang, untuk memfokuskan pembahasan maka penulis membatasi masalah pada busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi. Untuk mempermudah dan menghindari
salah
pengertian
serta
mempertegas
ruang
lingkup
pembahasan. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana wacana busana muslimah yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dilihat dari level teks?
2.
Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana tentang busana muslim yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi?
3.
Bagaimana konteks sosial yang berkembang di masyarakat mengenai busana muslim?
11
Siti Musdah Mulia, Muslimah Reformis Perempuan Pembaru Keagamaan, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2004).h.504
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Untuk menggambarkan bagaimana dakwah muslimah dalam menggunakan busana yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dengan melihat pada level teks. b. Untuk menggambarkan bagaimana dakwah muslimah dalam menggunakan busana yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dengan melihat pada kognisi sosial. c. Untuk menggambarkan bagaimana dakwah muslimah dalam menggunakan busana yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dengan melihat pada konteks sosial. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Akademis Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan dakwah terutama menyangkut dakwah bil hal
seperti
dakwah
melalui
busana
muslim
yang
akan
menggunakan pakaian atau fashion agar tidak dianggap kuno dan tetap mengikuti ajaran agama Islam. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih mengetahui
9
mengenai fashion, dan sebagai perbandingan dan masukan bagi kita semua sebagai mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang busana muslimah yang lazim digunakan oleh kebanyakan orang dan busana yang sesuai dengan syariat Islam.
D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif yaitu bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.12 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. 13 Selain itu penelitian deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik pada bidang tertentu. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. Van Dijk. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif. Analisis Wacana didefinisikan sebagai suatu upaya pengungkapan, sedangkan tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual dan akurat yang disertai 12
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Publlic Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).h.69 13 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010).h.9
10
dengan hasil wawancara. Analisis deskriptif adalah suatu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengualifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, setelah itu baru disampaikan. 3. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan kegiatan awal dalam proses penelitian. Pengertian paradigma sendiri menurut Bogdan dan Biklen sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dari penelitian.14 Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Dalam buku Eriyanto dijelaskan bahwa bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Akan tetapi dalam hal ini, subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Oleh karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar makna atau maksud tertentu.15
14
Kasiram Mohammad, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010).h.37 15 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2001).h.5
11
4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di House of Ria Miranda di Jalan Bintaro Taman Barat, Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor 1, Jakarta Selatan dan di PT. HIJUP.COM Jalan Pejaten Barat No. 2, Pasar Minggu. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2016 – 28 Mei 2016. 5. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang bisa menjadi sumber informasi dalam penelitian atau sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Ria Miranda dan Dian Pelangi. b. Objek Penelitian Objek penelitian adalah apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Yang menjadi objek penelitian disini adalah busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi.
12
6. Teknik Pengumpulan Data Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk STRUKTUR Teks Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu. Kognisi Sosial Menganalisis bagaimana kognisi wartawan dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis. Konteks Sosial Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan.
METODE Critical Linguistik
Wawancara Mendalam.
Studi pustaka, penelusuran sejarah.
Karena jenis penelitian ini menggunakan analisis wacana dimana melalui analisis wacana, peneliti tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi juga melihat bagaimana sebuah pesan disampaikan melalui fakta, frase, kalimat atau metafora, maka untuk dalam memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik berdasarkan tabel diatas. Pertama, dokumentasi. Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen tertulis. Dalam hal ini, pengumpulan data dalam bentuk teks akan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna
13
mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap atau pembanding. Data primer dalam hal ini, yaitu busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi. Sedangkan data sekundernya adalah berupa buku-buku, referensi serta bacaan lainnya yang mendukung akan penelitian ini. Kedua,
wawancara.
Wawancara
merupakan
metode
pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.
Wawancara
ini
dilakukan
sebagai
pendukung kognisi sosial dan konteks sosial dalam analisis wacana. 7. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model dari analisis wacana Teun A. Van Dijk. Dengan menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce pada level teks. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk ke dalam represantemen dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan interpretant dari tanda yang pertama pada gilirannya mengacu pada object. Jelaslah bahwa, sebuah tanda atau represantemen memiliki relasi triadik langsung dengan interpretant objeknya.
14
Tabel 2 Semiotika Piercan Jenis Tanda (Representamen)
Hubungan antar Tanda dan Sumber Acuannya
Contoh
Ikon
Tanda dirancang untuk merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, di dengar, dan seterusnya dalam ikon). Tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.
Segala macam gambar (bagian, diagram dan lainlain), photo, kata-kata onomatopeia, dan seterusnya.
Indeks
Simbol
Tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.
Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti, disini, sana, kata ganti seperti aku, kau, ia dan seterusnya. Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.
Dengan meneliti level teks menggunakan metode semiotika tersebut, maka akan diketahui busana dalam perspektif dakwah yang berperan dalam membentuk makna mengenai subjek tertentu. Aspek kedua, yakni kognisi sosial, dalam pandangan paradigma kritis aspek kognisi sosial mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat yang pada akhirnya posisi tersebut mempengaruhi berita, bukan pencerminan dari realitas sebenarnya.16
16
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006).h.32
15
Kemudian pada aspek ketiga yang diteliti yakni konteks sosial akan diteliti isu yang berkembang di masyarakat yang mempengaruhi keluarnya suatu pemberitaan/wacana yang disajikan wartawan, karena umumnya berita yang keluar di media massa mengacu pada suatu fenomena yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dengan ketiga aspek tersebut, peneliti akan dapat menyelami teks dan menyingkap makna yang ada di balik teks tersebut. Dengan menganalisis dan menggabungkan hal-hal di atas akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai latar belakang yang menyebabkan keluarnya suatu teks dan di dapatkan gambaran bagaimana representasi dakwah muslimah, kognisi sosial mengenai busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi, dan konteks sosial masyarakat yang mendorong keluarnya wacana tersebut. 8. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hiayatullah,2007.17
17
Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta: CeQDA (Center of Quality Development and Assurance), 2007), cet; Pertama
16
E. Konsep Teori 1. Konsep Analisis Wacana Analisis wacana adalah ilmu baru dari aliran linguistik yang muncul beberapa puluh tahun lalu belakangan ini. Awal kemunculannya, aliran-aliran linguistik ini membatasi penganalisisannya hanya pada soal kalimat. Kemudian barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada menanalisis suatu wacana.18 Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa. Adapun tokoh-tokoh dalam analisis wacana yaitu Michael Foucault dan Althusser, Roger Fowler, Theoan Leeuwen, Sara Mills, Teun A. Vand Dijk, dan Norman Fairchlough.19 Menurut Van Dijk sendiri analisis wacana merupakan penelitian atas wacana yang tidak hanya didasarkan pada analisis teks semata, namun perlunya sebuah objek kajian yang juga membahas mengenai bagaimana teks tersebut di produksi sehingga kita mendapatkan sebuah pengetahuan mengenai teks tersebut. Analisis Wacana model Van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai diantara begitu banyak model analisis wacana yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Hal ini disebabkan karena Van Dijk 18 19
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009).h.47 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006).h.20
17
memformulasikan elemen-elemen wacana, sehingga bisa dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut sebagai kognisi sosial.20 2. Konsep Dakwah Ilmu dakwah adalah sejumlah tentang proses upaya mengajak manusia kejalan Allah yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia dan objektif. Untuk lebih memahami pengertian ilmu dakwah, maka terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dua kata yang terkait, ilmu dan dakwah. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, „alima-ya‟lamu-„ilman yang berarti mengerti, memahami benar benar.21 Secara umum masyarakat mengartikan dakwah dikaitkan dengan agama Islam. Kata dakwah tersebut sesuai dengan artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa dakwah berarti penyiaran, propaganda. Penyiaran agama dikalangan masyarakat dan pengembangannya, seruan untuk memeluk dan mempelajari dan mengamalkan ajaran yang agama.22 Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, M.A. mendefinisikan dakwah sebagai “seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat”.23
20
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006).h.221 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Kamus Arab Indonesia, ( Yograyakarta: Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, 1984).h.1036 22 Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998).h.181 23 Ade Masturi dan Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).h.3 21
18
F. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah. Menurut penulis dari hasil observasi yang penulis lakukan sampai saat ini hanya menemukan, yaitu : 1. Tasha Helmi Mahindria yang berudul “Busana Muslim Sebagai Media Dakwah : Studi Kasus Upaya UIN Fashion Fair dalam Memasyarakatkan Busana Muslim” pada tahun 2014. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwasanya beberapa upaya yang dilakukan oleh UIN Fashion Fair dalam menjadikan busana muslim sebagai media dakwah dengan mengadakan talk show dengan tema “Fashion, World and Religion” yang membahas mengenai fashion muslim dan perkembangannya di Indonesia. Persamaan skripsi ini yaitu peneliti membahas dakwah melalui busana, akan tetapi subjeknya berbeda. 2. Zalina yang berjudul “Busana Sebagai Media Dakwah : Studi Karya Busana Muslim Dian Pelangi” pada tahun 2012. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa dalam pendekatan dakwah melalui busana selalu menggabungkan unsur kebudayaan dalam setiap busana yang ia desain seperti memakai batik atau tenun di dalamnya, agar khas Indonesia juga masih terjaga. Sebagai designer busana muslim juga, Dian Pelangi mendesain baju karyanya sesuai kaidah-kaidah Islam, benar-benar berwarna, modern, tetap menjaga aurat, berusaha menjadi universal dan
19
tetap mendepankan unsur Indonesia. Persamaan skripsi ini yaitu peneliti membahas dakwah yang dilakukan Dian Pelangi melalui busana, akan tetapi penelitian yang dilakukan penulis lebih mendalam mengenai busana yang dirancang oleh Dian Pelangi, dan subjeknya pun berbeda.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu dengan menjadi beberapa bab, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Konsep Teori, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Bab ini membahas Analisis Wacana, Pengertian Dakwah, Unsurunsur Dakwah, Pendekatan Dakwah, Pengertian Busana, Konsistensi Dakwah Muslimah dalam menggunakan Busana. BAB III : PROFIL RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI Bab ini membahas biografi Ria Miranda dan Dian Pelangi, Pendidikan dan Rekam Jejak Ria Miranda dan Dian Pelangi serta karyakaryanya.
20
BAB IV : ANALISIS DAKWAH RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI Bab ini membahas pandangan Ria Miranda dan Dian Pelangi tentang konsistensi dakwah muslimah dalam menggunakan busana, motivasi Ria Miranda dan Dian Pelangi dalam berdakwah melalui busana dan analisis dakwah Ria Miranda dan Dian Pelangi melalui karya-karya busana. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan, saransaran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Busana : Konsep dan Perkembangannya Pada zaman dulu model busana muslim biasanya menyerupai kebaya kurung yang dipadukan rok panjang dengan kerudung lebar dari bahan campuran polyester cotton polos. Sampai pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, pemakaian kerudung dengan busana muslimnya belumlah marak seperti sekarang.24 Karena pemakaian busana Islami semakin meluas, maka dunia fashion Islami pun berkembang dengan pesat. Berbagai bentuk desain busana muslim, termasuk di dalamnya warna dan gaya baik modern maupun etnik tradisional serta aksesoris pelengkapnya, memperindah dan menyemarakkan gaya busana Islami di Indonesia saat ini.25 Ria Miranda dan Dian Pelangi adalah salah seorang fashion designer yang memberikan pengaruh besar terhadap berkembangnya dunia fashion
busana
muslim
di
Indonesia.
Mereka
berusaha
untuk
mengeluarkan segala karya dan kreativitas terbaik mereka. Tentu saja, mereka mempunyai ciri khas dan karakteristik masing masing dalam mendesain. Dan mereka juga harus tetap menyesuaikan busana yang mereka tampilkan dengan busana yang sesuai dengan syariat Islam.
24
Anne Rufaidah, Anggun Berkerudung di segala kesempatan, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama).h.3 25 Dewi Priyatni, SCARF Aksen Cantik Busana Muslimah. h.4
21
22
Istilah busana berasal dari bahasa sansekerta yaitu “bhusana” dan istilah yang populer di Indonesia yaitu “busana” yang diartikan sebagai pakaian. Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut kamus diartikan sebagai “pakaian” atau “perhiasan”, serta diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dan dingin. Adapun yang dimaksud dengan busana ini sendiri, dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk: 1. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung dan kain panjang. 2. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai, seperti selendang, topi, sarung tangan, dan ikat pinggang. 3. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang dan cincin yang biasa dikenal dengan aksesoris.26 Sedangkan busana muslimah merupakan pakaian taqwa yang terkandung di dalam kaidah islam yang berfungsiuntuk menutupi aurat, seperti yang telah tertera dalam surat Al A‟raf ayat 26:
ََي ب َ ِِن آ ٓ َد َم قَ ْد َآ ْن َزلْنَا عَلَ ْي ُ ُْك ِل َب ًاسا ي ُ َوا ِري َس ْوآ ٓ ِت ُ ُْك َو ِريشً ا ۖ َو ِل َب ُاس التَّ ْق َو ٰى َذَٰ ِ َِل ِ َّ خ ْ ٌَْي ۚ َذَٰ ِ َِل ِم ْن آ ٓ ََي ِت اَّلل ل َ َعلَّهُ ْم ي َ َّذكَّ ُرون Artinya: “hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian inilah untuk perhiasan. Dan 26
Nina Sutrietna, et Al, Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah. h.27-28
23
pakaian takwa. Itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”
Penjelasan ayat di atas tidak hanya busana yang menutupi badan, akan tetapi busana yang menutupi aurat.27 Aurat dalam istilah syari‟at diartikan sebagai bagian tubuh yang wajib ditutupi. islam telah menetapkan aurat perempuan keseluruh anggota badan kecuali wajah dan dua telapak tangan, dimana kita dimana kita diperintahkan untuk tidak membuka aurat dan dilarang pula melihat aurat orang lain. Hal ini berlandaskan firman Allah SWT: “Dan Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya.” (QS An Nuur: 31). Bagian yang wajib ditutup secara otomatis menggunakan pakaian atau busana yang memang dalam hal mode mengalami kemajuan. Terkadang kemajuan yang dimaksud dengan “trend mode” jauh dari ajaran Islam. Di Negara-negara Asia umumnya menutup sebagian tubuh malah hampir semua busana menutupi bagian bawah, yaitu menutupi mata kaki, kita sebut saja kimono jepang, sari india, baju kuning melayu dan lainlain.28 Sejak awal dikenal, busana lebih berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi sekarang fungsi busana meluas sebagai pernyataan lambang status pemakainya. Sebagai contoh wanita yang mengenakan jilbab, jelas menunjukkan bahwa
27 28
identitasnya
adalah seorang muslim.
M. Quraisy Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah. h.42 Nina Sutrietna, et Al, Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah. h.1
Islam
24
menetapkan batasan-batasan tertentu untuk wanita muslim dalam berbusana. Busana muslimah adalah salah satu bagian dari wujud eksistensi konsep tersebut. Namun terdapat kriteria dan batasan umum sebuah busana yang masuk ke kategori busana muslimah, antara lain bukanlah busana yang transparan, membentuk tubuh, memperlihatkan aurat dan yang menarik perhatian. Fenomena distro clothing company yang semakin marak di berbagai kota di Indonesia hampir nyarais semuanya muncul dari semangat gaya hidup barat. Hal ini dibuktikan karna banyaknya brand yang menawarkan berbagai macam pakaian yang trend, bervariasi dan merupakan ungkapan dari gaya hidup barat, padahal pakaian dapat digunakan sebagai penyampaian pesan-pesan dakwah. Menutup aurat yang diwajibkan atas muslimah adalah persoalan agama yang ditetapkan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist, seperti di dalam surat Al-Ahzab ayat 59:
ََي َآُيّ َا النَّ ِ ُّّي قُ ْ ِ ََأ ْز َو ِاك َ َوبَنَا ِك َ َو ِس َاا ِ الْ ُؤ ْم ِم ِي َ َ ي ُ ْد ِي َ َ عَلَ ْ ِِه َّن ِم ْن اَّلل غَ ُف ًورا َر ِحميًا ُ َّ َك ََلبِيِبِ ِ َّن َذ ِ َِل َآد ََْن َآ ْن يُ ْع َرفْ َن فَ ََل ي ُ ْم َذ ْي َن َو ََك َن Artinya : “Hai Nabi, katakanlah kepada ister-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
25
Ayat diatas adalah perintah Allah tentang pemakaian busana muslimah bagi wanita. Semua mazhab sepakat atas dasar pemakaian busana muslimah tersebut, tetapi ada perselisihan dalam penetapan bentuk dan batasan busana muslimah sesuai syariat Islam. Berikut beberapa kriteria yang dapat dijadikan standar mode atau batasan-batasan untuk busana muslimah berikut tampaknya perlu diperhatikan. Beberapa kriteria standar muslimah: 1. Bagian tubuh yang boleh kelihatan hanya wajah dan telapak tangan (Sampai pergelangan tangan) 2. Tekstil yang dijadikan bahan busana tidak tipis atau tembus pandang, karena kain yang dmeikian memperlihatkan bayangan kulit secara remangremang. 3. Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk tubuh terutama payudara, pinggang dan panggul. 4. Bentuknya tidak menyerupai pakaian laki-laki maupun dalam bertingkah laku. 5. Bahannya juga sebaiknya tidak terlalu mewah dan berlebihan atau menyolok mata dengan warna yang aneh-aneh hingga menarik perhatian orang.29 6. Tidak boleh menyerupai busana wanita-wanita kafir, berdasarkan pada haramnya kaum muslimin termasuk wanita menyerupai (tasyabuh) orangorang wanita kafir dalam berpakaian yang khas pakaian mereka, ibadah,
29
Nina Surtiretna, Anggun Berjilbab, (Bandung: PT. Al Bayans, 1997).h.68-69
26
makanan, perhiasan, adat istiadat, maupun dalam berkata atau memuji seseorang berlebihan.30 7. Tidak diberi wewangian atau parfum, syarat ini berdasarkan larangan terhadap kaum wanita untuk tidak memakai wewangian apabila mereka keluar rumah. 8. Bukanlah pakaian untuk mencari popularitas, libas syuhrah (pakaian popularitas) adalah pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih kepopuleran ditengah-tengah orang banyak, baik pakaian itu harganya mahal dan pemakainya berbangga hati dengan pakaian tersebut atau pakaian bernilai rendah yang dipakai agar dianggap sebagai orang yang zuhur.31 Busana atau pakaian tidak hanya berkaitan dengan masalah etika dan estetika saja, melainkan juga dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, iklim dan agama. Oleh karenanya sangat wajar apabila Al-Qur‟an banyak membicarakan masalah pakaian. Bahkan Allah menyuruh memakai pakaian terbaik jika berbibadah. Pesan yang terkandung dalam busana muslimah yaitu wajib hukumnya menutup aurat. Para designer boleh saja menciptakan berbagai macam karya busana akan tetapi tetap sesuai dengan ajaran agama, gaya modis yang diciptakan harus tetap menutup aurat. Setiap busana pada umumnya memiliki ciri khas tersendiri, tergantung dari siapa busana tersebut dirancang. Dan setiap busana pun sangat erat hubungannya dengan bentuk, corak, warna, model, tema, dan 30 31
Bey Arifin, Terjemahan Sunnah Abu Daud, (Semarang: CV Asy Syifa, 1993).h.518 H. Salim Bahreisyi, Terjemahan Riyad Ash Shalihin, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1987).h.1
27
karakter
yang
berbeda-beda.
Warna
merupakan
simbol
yang
menggambarkan karakter seseorang. Warna merupakan sifat psikofisik dari pada cahaya. Dan ketajaman adalah intensitas atau luminasi relatif dari pada sebuah warna. Sedangkan corak memiliki arti sebagai atribut warna yang memungkinkan separasi-separasi dalam kelompok, menurut istilah seperti merah, hijau, biru, dan lain sebagainya.32 Sedangkan bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa.
B. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Dalam sejarah tentang ilmu dakwah disebut bahwa dakwah adalah hal yang memang ada sejak dahulu khususnya pada zaman kenabian. Para Nabi sendiri mengajak para manusia dengan cara berdakwah. Bahkan Nabi Muhamad SAW menggunakan dakwah untuk menyebarkan agama islam. Walaupun dakwah sudah dikenal dari zaman dahulu namun tidak serta merta memunculkan ilmu dakwah. Ilmu dakwah dalam ukuran sekarang ini termasuk ilmu yang baru. Disini akan menjelaskan tentang ilmu dakwah. Dalam memperkokoh posisi dakwah maka ilmu yang mendukung seperti : psyikologi, komunikasi, dan antropologi adalah ilmu yang sudah mapan yang dapat membantu dalam memperkokoh posisi dakwah.33
32
Vincent J-R Kehoe, Teknik Make Up Profesional Untuk Artis Film, Telvisi, dan Panggung, (Japan : MMTC, 1992).h.38 33 Ahmad Anas, Paradikma Dakwah Kontemporer, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006).h.
28
Ilmu dakwah adalah sejumlah tentang proses upaya mengajak manusia kejalan Allah yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia dan objektif. Untuk lebih memahami pengertian ilmu dakwah, maka terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dua kata yang terkait, ilmu dan dakwah. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, „alima-ya‟lamu-„ilman yang berarti mengerti, memahami benar benar.34 Secara umum masyarakat mengartikan dakwah dikaitkan dengan agama Islam. Kata dakwah tersebut sesuai dengan artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa dakwah berarti penyiaran, propaganda. Penyiaran agama dikalangan masyarakat dan pengembangannya, seruan untuk memeluk dan mempelajari dan mengamalkan ajaran yang agama.35 Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, M.A. mendefinisikan dakwah sebagai “seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat”.36 Dakwah sendiri dapat ditinjau dari dua aspek, dari Aspek Etimologi dan Aspek Terminologis. Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja (fi‟il) yaitu da‟a – yad‟u yang artinya mengajak, menyeru, mengundang, atau memanggil.37 Secara terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan „mengajak‟ atau menyeru‟ kepada orang lain masuk ke dalam sabil Allah SWT. Bukan untuk mengikuti dai atau sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam. 38 34
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Kamus Arab Indonesia, h.1036 Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.181 36 Ade Masturi dan Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah, h.3 37 Firdaus Al-Hisyam dan Rudy Haryono, Kamus Lengkap 3 Bahasa Arab – Indonesia – Inggris, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006).h.247 38 Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010)h.14 35
29
Ahmad mubarok dalam buku Psikologi Dakwah mengungkapkan bahwa kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana dai mengkomunikasikan
pesan
dakwah
kepada
mad‟u,
baik
secara
peseorangan maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi dai (komunikator) dan mad‟u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam ilmu komunikasi juga berlaku dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah hambatan dakwah, dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus dikerjakan pada manusia komunikan.39 Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak orang kepada jalan Allah SWT, yang dimulai dari da‟i lalu disampaikan kepada orang lain. Untuk berbuat kebaikan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasulnya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapatlah dipahami bahwa
dakwah
pada
dasarnya
mengajak,
yakni
menyadarkan,
mengarahkan dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan tuntunan ajaran Islam tanpa adanya paksaan. Dakwah merupakan suatu aktivitas mengajak kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tingkah laku untuk mengamalkan ajaran Islam, yang dilakukan secara sadar dengan berbagai metode sebagai upaya mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari kondisi yang tidak baik kepada yang
39
Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah, h.24
30
lebih baik, sehingga dapat meraih keabahagiaan hidup di dunia dan akhirat.40 Dari definisi-definisi diatas, penulis melihat beberapa perbedaan dalam penulisannya namun dalam mencapai tujuan maknanya dan saling melengkapi jadi dakwah merupakan suatu proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sabar, berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Agar tumbuh dan berkembang baik kualitas (dalam pemahaman Islam) maupun kuantitasnya. 2. Unsur-unsur Dakwah Berbicara mengenai dakwah tidak terlepas dengan apa yang disebut dengan unsur-unsur dakwah, unsur-unsur dakwah terdiri dari : a. Da’i Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga.41 Dalam sebuah misi penyebaran agama khususnya agama Islam tidak terlepas dari penyampaiannya yang kita kenal dengan sebutan Da‟i, Da‟i adalah orang yang melakukan dakwah.42 Dapat diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan kepada khalayak yang juga disebut mad’u. Seseorang dapat disebut Da‟i atau Ulama apabila secara keilmuan ia telah mengetahui ttentang ajaran-ajaran agama Islam. Begitu juga dari
40
Ade Masturi dan Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah. h.3 Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010).h.19 42 Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: PT. Ikhtiar Ouve, 1992).h.137 41
31
segi wawasan intelektual, pengalaman spiritual, sikap mental dan kewibawaannya. Seorang yang disebut Da‟i biasanya akan terlihat lebih matang dibandingkan dengan mad‟u.43 Karena seorang Da‟i harus bisa membimbing dan mengarahkan orang agar tidak ada keliruan dalam menjalani ibadah agar kehidupannya bisa selamat dunia dan akhirat. Berkaitan dengan subjek dakwah (Da‟i), maka dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni Da‟i dalam pengertian umum dan Da‟i dalam pengertian khusus. Dalam pengertian umum maka tiap-tiap pribadi muslim menjadi Da‟i bagi dakwah islamiah.44 Dengan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Da‟i mengandung dua pengertian: a. Secara umum adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat sesuai dengan misinya sebagai penganut Islam, sesuai hadist Rasulullah SAW “ballighu anni walau ayat” yang artinya : sampaikanlah walau satu ayat. b. Secara khusus adalah “mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhsis) dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa dan dengan Qudrahhaanah” (kehendak yang baik.45
43
Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2002).h. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000).h.23-24 45 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer.h.27 44
32
b. Mad’u Mad‟u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan.46 Mad‟u dapat diartikan sebagai orang atau kelompok yang lazim disebut dengan jamaah yang senang mendengarkan dan memahami ajaran agama dari seorang Da‟i. Seorang Da‟i akan menjadikan mad‟u sebagai objek bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya. Mad‟u yang menjadi objek dakwah adalah orang yang menjadi audience yang akan diajak kedalam islam secara kaffah (keseluruhan). Mereka bersifat heterogen, baik dari sudut ideologi misalnya: atheis, animis, musyrik, bahkan ada juga yang muslim tetapi fasik atau menyandang dosa atau maksiat. Dari sudut lain juga berbeda baik intelektualitas, status sosial, kesehatan dan seterusnya, ada yang kaya dan ada juga yang miskin dan sebagainya.47 Muhammad Abduh membagi mad‟u menjadi tiga golongan yaitu: 1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir kritis, cepat menangkap persoalan. 2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertianpengertian yang tinggi. 46 47
Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah.h.20 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer.h.32
33
3. Golongan yang berbeda dengan golongan di atas, adalah mereka yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu tidak sanggup mendalami benar.48 Sehubungan dengan kenyataan-kenyataan diatas maka dalam pelaksanaan kegiatan dakwah perlu mendapatkan konsiderasi yang tepat yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis, berupa masyarakat terasing, pedesaan. Kota besar maupun kota kecil berupa masyarakat didaerah marginal dari kota besar. b. Sasaran yang mengangkut golongan masyarakat dilihat dari struktur kelembagaan, berupa masyarakat desa, pemerintah dan keluarga. c. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari tingkat usia, berupa anak anak, remaja dan orang tua. d. Sasaran yang dari segi tingkat hidup sosial ekonomis berupa golongan orang kaya, mencegah, miskin dan seterusnya.49 3. Media Dakwah Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara, sedangkat menurut istilah, media ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan alat perantara untuk mencapat suatu tujuan tertentu.50 Berdasarkan pengertian diatas, maka media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
48
Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah.h.21 M. Arifin, Psikologi Dakwah Sebagai Pengantar Study, (Jakarta: Bumi Aksar, 1998).h.3 50 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983).h.163 49
34
dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah yang dimaksud dapat berupa barang (material), orang, tempat kondisi tertentu dan sebagainya.51 Media dakwah sendiri adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi dakwah, pada zaman modern misalnya televisi, radio, kaset rekaman, majalah, surat kabar, dan internet. Dan menurut Asmuni Syukri dalam bukunya yang berjudul Dasardasar Strategi Dakwah Islam, ada beberapa media yang dapat dijadikan sebagai media dakwah diantaranya: a. Lembaga-lembaga pendidikan formal. b. Lingkungan keluarga. c. Organisasi-organisasi islam. d. Hari-hari besar islam. e. Media massa (radio, televisi, film, buku, surat kabar, majalah, internet dan lainnya). f. Seni budaya (musik, drama sastra, wayang kulit dan lain-lain).52 Menurut Hamzah Yaqub media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu: a. Lisan, adalah media yang paling mudah, dengan mempergunakan lidan dan suara b. Tulisan, media ini berfungsi mengantikan keberadaan da‟i dalam proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da‟i dan mad‟u. c. Lukisan, gambar atau ilustrasi, media ini berfungi sebagai penarik. 51 52
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. h.176 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. h.176
35
d. Audio visual, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan pendengaran mad‟u. e. Akhlak, cara yang langsung dimanifesasikan dalam tindakan dan tingkah laku da‟i.53 Peranan dan kedudukan dari media dakwah sangatlah penting dalam menunjang tercapainya tujuan dakwah. Hal ini dikarenakan media dakwah merupakan suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah. Artinya proses dakwah tanpa adanya media sangat sulit untuk mencapai hasil yang maksimal. 4. Metode Dakwah Kata metode memiliki pengertian, “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia”.54 Dari segi bahasa “Metode” berasal dari kata “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan cara).55 Metode dakwah sendiri adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da‟i untuk menympaikan materi dakwah, yaitu Al-Islam atau berbagai macam kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.56 Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da‟i untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Sementara itu dalam komunikasi metode lebih dikenal dengan approach, yaitu cara-cara yang digunakan oleh seorang komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu.57 53
Hamzah Yaqub, Publisistik Islam Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV Dipenogoro, 1982).h.13 54 Ade Masturi dan Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah. h.90 55 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).h.61 56 Wanti Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997).h.34 57 Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah. h.21
36
Berdasarkan bentuk-bentuk penyampaian metode dakwah dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni: 1. Bil Al-Lisan Dakwah bil al-lisan adalah suatu bentuk dakwah yang dilakukan melalui lisannya, metode ini sangat umum digunakan oleh para da‟i dalam ceramah, pidato, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Dakwah bil al-lisan sebagai kegiatan penyampaian esan-pesan kebenaran yang bersumber dari al-Qur‟an dan al-Sunnah memerlukan sebuah kemasan penyampaian pesan yang cermat, jitu dan akurat, sehingga tepat mengenai sasaran. Pesan dakwah yang secara psikologis menyentuh hati mad‟u adalah jika materi (pesan) yang disampaikan itu benar dan tepat, baik dari segi bahasa maupun logika mad‟u. Dengan demikian, da‟i membutuhkan strategi dalam menggunakan pilihan kata-kata agar kebenaran itu sendiri diterima oleh mad‟u sebagai sebuah kebenaran.58 2. Bil Al-Hal Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Metode dakwah ini dapat dilakukan oleh setiap individu tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah. Dakwah bil al-hal dapat dilakukan misalnya dengan tindakan nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret di masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit atau fasilitas-fasilitas lain yang dibuat dan digunakan untuk kemaslahatan umat. 58
Ade Masturi dan Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah. h.45
37
3. Bil Al-Qalam Dakwah bil al-qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan, dakwah ini merupakan keahlian khusus dalam menuliskan merangkai katakata sehingga penerimaan dakwah tersebut akan tertarik untuk membacanya tanpa mengurangi maksud yang terkandung di dalamnya, dakwah tersebut dapat dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, buku, bukketin maupun internet.59 5. Tujuan Dakwah Titik tuju dakwah Islam adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung dalam kitab Al-Qur‟an dan Sunah Nabi sebagai pedoman jalan hidupnya. Menurut Tarmizi Taher, ajaran Allah SWT itu diintisarikan dalam surat alFatihah yang terdiri dari pedoman aqidah dan syari’ah atau dengan istilah yang lain bisa disebut iman dan amal shaleh. Jadi hakikat tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.60
59
H. Hasanudin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia) (Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaua, 1996).h.39 60 Nurul Badruttamam, Dakwah Kaloboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005).h.99
38
Tujuan dari kegiatan dakwah adalah untuk memanggil kepada syariat dan memecahkan persoalan hidup perseorangan atau persoalan rumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, berbangsa, bersuku bangsa, bernegara dan berantara negara. Dakwah juga bertujuan memanggil, kepada fungsi hidup, sebagai hamba Allah SWT, diatas dunia terbentang luas ini yang berisikan berbagai macam manusia dan kepercayaannya, yakni fungsi sebagai syuhada „ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia. Dakwah juga dapat memanggil kepada tujuan hidup yang hakiki, yaitu menyembah Allah SWT.61 Adapun Ki Moesa A. Machfoeld dalam bukunya Filsafat Dakwah (Ilmu Dakwah dan Penerapannya) mengatakan bahwa tujuan dari dakwah adalah untuk membangkitkan atau mengajak kembali manusia ke jalan Allah SWT. Upaya memanggil atau mengajak kembali manusia ke jalan Allah SWT tersebut bersifat ekspansif yaitu memperbanyak jumlah manusia yang berada di jalan-Nya.62 Bagi Tarmizi Taher, ukhuwah dan persatuan adalah prioritas dakwah umat beragama di tanah air. Dalam dunia yang semakin big village ini, dapat dikatakan tidak akan ada damai di dunia tanpa damai antar umat beragama. Sudah bukan masanya lagi dalam era globalisasi, dakwah diarahkan kepada keserakahan memperbesar jumlah umat, tetapi yang lebih penting adalah kualitas umat. Oleh karena itu, pada da‟i dan agamawan perlu mengembangkan pola keberagamaan yang harmonis dan 61 62
M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya (Gema Insani Pres, 1999).h.70 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004).h.75
39
inklusif.
Pola
keberagamaan
ini
menganjurkan
dan
memelopori
terciptanya sebuah pola keberagamaan yang mengakui kebenaran agama lain.63
C. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk 1. Konsep Analisis Wacana Analisis
dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta berhubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.64 Secara etimologi istilah wacana seperti yang dikutip Dedy Mulyana berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vak yang berarti “berkata” atau “berucap”. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata “ana” yang berada dibelakang adalah sufiks (akhiran) yang bermakna membedakan (nominalisasi). Analisis wacana adalah ilmu baru dari aliran linguistik yang muncul beberapa puluh tahun lalu belakangan ini. Awal kemunculannya, aliran-aliran linguistik ini membatasi penganalisisannya hanya pada soal kalimat. Kemudian barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada menanalisis suatu wacana.65
63
Nurul Badruttamam, Dakwah Kaloboratif Tarmizi Taher, h.100 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.32 65 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009).h.47 64
40
Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa. Adapun tokoh-tokoh dalam analisis wacana yaitu Michael Foucault dan Althusser, Roger Fowler, Theoan Leeuwen, Sara Mills, Teun A. Vand Dijk, dan Norman Fairchlough.66 Menurut Roger Fawler, wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya, kepercayaan disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.67 Little John menyatakan bahwa terdapat tiga perhatian utama analisis wacana. Pertama, mengenai cara-cara wacana disusun, prinsip yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dan memahami percakapan atau tipe-tipe pesan lainnya. Kedua, wacana dipandang sebagai aksi,
merupakan
cara
melakukan
segala
hal,
biasanya
dengan
menggunakan kata-kata. Bahasa digunakan dengan suatu strategi guna mencapai tujuan yang diinginkan seperti memuat suatu permohonan, medapat giliran, bersikap spontan, atau memperoleh kerjasama. Penelitian analisis wacana tertarik bagaimana sesungguhnya cara pembicara menyusun pesan-pesan mereka untuk menyelesaikan hal-hal tersebut.
66 67
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.20 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.33
41
Ketiga analisis wacana adalah suatu pencarian prinsi-prinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka.68 Dalam analisis wacana, terdapat tiga pendangan mengenai bahasa. Pertama adalah pandangan positivisme-empiris. Dalam pandangan ini, bahasa merupakan jembatan antara manusia dengan objek lainnya. Bahasa yang diekspresikan dapat langsung sampai kepada penerima tanpa adanya suatu proses distorsi. Pandangan kedua adalah konstruktivisme yang memandang bahwa bahasa memiliki suatu tujuan. Subjek komunikasi adalah faktor sentral yang dapat mengontrol dan menciptakan makna. Ketiga, adalah pandangan kritis. Analisis wacana dalam paradigma kritis menekankan pada konstelasi kekuatan yan terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan.69 Guy Cook dalam buku Eriyanto menyebutkan bahwa ada tiga hal sentral dalam pengertian wacana, yaitu teks, konteks, dan wacana. Dalam bukunya Eriyanto kemudian menjelaskan ketiga makna tersebut : “Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembawan kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bajasa, seperti partisipasi dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi wacana di sini, dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama.”70
68
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.48 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.3-6 70 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.9 69
42
Alex Sobur sendiri mengartikan wacana sebagai rangkaian tutur yang mengungkapkan suatu hal yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren dan pembahasan wacana merupakan pembahasan terhadap hubungan antara konteks-konteks yang terdapat dalam teks, pembahasan ini bertujuan menjelaskan antar kalimat atau antar tujuan yang membentuk wacana.71 Sebuah tulisan adalah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Websters, sebuah pidato pun adalah wacana juga. Jadi, kita mengenal wacana lisan dan wawancara tertulis. Ini sejalan dengan pendapat Henry Guntur Tarigan bahwa “Istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon” atau yang dijelaskan Samsuri yang menyatakan bahwa Wacana ialah rekaman kebahasaan yang untuk tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.72 Berdasarkan berbagai pendapat diatas, agaknya dapat dirangkum pengertian wacana itu sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan teratur, sistematis, 71 72
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.11 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.10
43
dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa”.73 Mills, dengan mengacu pada pendapat Foucault, membedakan pengertian wacana menjadi tiga macam, yakni wacana dilihat dari level konseptual teoritis, konteks penggunaannya, dan metode penjelasannya. Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara, dalam konteks penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataam yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imperialisme dan wacana feminisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan.74 2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Teun Adrianus Van Dijk adalah seorang sarjana bidang linguistik teks, analisis wacana dan analisis wacana kritis. Van Dijk lahir di Naaldwijk, Belanda pada tanggal 7 Mei 1943. Sejak 1980an karyanya di dalam analisis wacana kritis difokuskan terutama pada bidang studi reproduksi diskursif rasisme dengan apa yang dia sebut “elite simbolik” (politikus, wartawan, sarjana, penulis), studi tentang berita di pers dan 73 74
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.11 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.11
44
pada teori ideologi dan konteks. Teun A. Van Dijk adalag seorang profesor studi wacana di Universitas Amsterdam dari tahun 1968 hingga 2004, dan sejak tahun 1999
ia teleh mengajar di Pompeu Fabra
University, Barcelona. Dia telah banyak berceramah internasional, khususnya di Amerika Latin. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanyalah hasil dari suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Proses produksi dan pendekatan ini sangat khas Van Dijk, yang melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini diadopsi dari pendekatan di lapangan dalam ilmu psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.75 Analisis Wacana model Van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai diantara begitu banyak model analisis wacana yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Hal ini disebabkan karena Van Dijk memformulasikan elemen-elemen wacana, sehingga bisa dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut sebagai kogisi sosial.76 Kognisi sosial mempunyai dua arti. Di satu sisi ia menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/media, di sisi lain ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat teks berita.77
75
Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung: Yrama Widya, 2013).h.87 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.221 77 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.224 76
45
Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Inti dari analisis model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral dan dilakukan secara bersama-sama dalam analisis Van Dijk.78 3. Kerangka Analisis Wacana Van Dijk a. Teks : Metode Semiotika Pendekatan yang dikenal sebagai kognisi sosial ini membantu memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan. Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Untuk menggambarkan modelnya tersebut, Van Dijk membuat banyak sekali studi analisis pemberitaan media. Titik 78
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.225
46
perhatian Van Dijk terutama pada studi mengenai rasialisme yang ada dalam masyarakat. Banyak sekali rasialisme yang diwujudkan dan diekspresikan melalui teks. Contohnya dapat dilihat dari percakapan sehari-hari, wawancara kerja, rapat pengurus, debat di parlemen, propaganda politik, periklanan, artikel ilmiah, editorial, berita, foto, film, dan sebagainya.79 Teks juga bisa kita artikan sebagai “seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu dengan kode-kode tertentu”. Pihak penerima yang menerima
tanda-tanda
tersebut
sebagai
teks
segera
mencoba
menafsirkannya berdasarkan kode-kode yang tepat dan telah tersedia. Sementara itu, teks pun kadang kala secara sengaja dipertentangkan dengan karya (work). Dalam hal ini sebuah karya dianggap berkebalikan dengan sifat-sifatnya yang menyederhanakan suatu entitas, tertutup, dan mencakupi diri sendiri.80 Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta ini, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan, film, drama secara pengertian umum adalah teks. Oleh karena itu, karya sastra tidak dapat lepas dari hal-hal yang menjadi latar penciptaan tersebut, baik secara umum maupun khusus.81 Dalam melakukan analisis wacana dibutuhkan metode kerja. Ada sejumlah metode yang dapat diterapkan, bahkan sudah diterapkan oleh para ahli wacana. Dakam buku Metode Analisis Teks dan Wacana dipaparkan ada 12 metode analisis wacana. Kedua belas metode itu adalah 79
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.222-223 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.53 81 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.54 80
47
metode analisis isi, grounded theory, metode etnografi, metode MCD etnometodologis, metode analisis percakapan etnometodologis, metode semiotik naratif, metode SYMLOG, metode CDA, metode pragmatik fungsional, metode teori pembedaan, metode hermeneutik objektif dan metode framing.82 Dan di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce. Karena semiotika mengungkapkan makna tanda dalam busana. Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Umberto Eco menyebut tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial. Hal ini dianggap sebagai pendapat yang cukup mengejutkan dan dianggap revolusioner, karena hal itu berarti tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar merefleksikan realitas yang ada.83 Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang 82
Stefan Stitcher dan Abdul Syukur Ibrahi, Metode Analisis Teks dan Wacana, (Jakarta, Pustaka Pelajar, 2009). 83 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.87
48
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotik sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dnegannya: cara berfungsinya, hubungan dengan kata lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.84 Dick Hartoko memberi batasan, semiotik adalah bagaumana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Luxemburg, seperti dikutip Santosa menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistemnya dan proses pelambangan.85 Charles
Sander
Pierce
(1839-1914),
secara
mandiri
telah
mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda-tanda yang maju dan sebuah meta bahasa untuk membicarakannya, tetapi semiotinya dipahami sebagai perluasan logika dan karena sebagian kerjanya dalam semiotik memandang linguistik melebihi kecanggihan logika sebagai model.86 Therory dari Pierce menjadi grand theory dalam semiotik. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Pierce ingin mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ini membongkar bahasa secara keseluruhan seperti ahli fisika membongkar sesuatu zat dan kemudian menyediakan model teoritis untuk menunjukkan bagaimana semuanya bertemu di dalam sebuah struktur.
84
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.95-96 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.96 86 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.96 85
49
Charles Sanders Pierce adalah salah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. Beliau terkenal karena teori tandanya, sebagaimana dipaparkan oleh Lechte, seringkali mengulangulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk ke dalam repsesentamen dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan interpretant dari tanda yang pertama pada gilirannya mengacu pada object. Jelaslah bahwa, sebuah tanda atau represantemen memiliki relasi triadik langdung dengan interpretant objeknya.87 Gambar1 Interpretant Representamen Object Represantemen (X)
Objek (Y)
87
Interpretant (X=Y)
Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011).h.17
50
Dalam teorinya, Pierce lazimnya menggunakan tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika, di antaranya: Ikon, Indeks dan Simbol. Tabel 3 Semiotika Piercan Jenis Tanda (Representamen)
Hubungan antar Tanda dan Sumber Acuannya
Contoh
Ikon
Tanda dirancang untuk merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, di dengar, dan seterusnya dalam ikon). Tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.
Segala macam gambar (bagian, diagram dan lainlain), photo, kata-kata onomatopeia, dan seterusnya.
Indeks
Simbol
Tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.
Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti, disini, sana, kata ganti seperti aku, kau, ia dan seterusnya. Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.
a. Ikon Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya.88 Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon 88
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.98
51
adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu. Lukisan potret seseorang adalah ikon visual yang menunjukkan wajah orang yang sebenarnya dari perspektif seorang seniman.89 b. Indeks Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya.90 Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan penanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Dalam kata lain indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Indeks hanya mengidentifikasikan atau menunjukkan dimana mereka berada.91 Ada tiga jenis dasar indeks, diantaranya: 1. Indeks ini mengacu pada lokasi spasial (ruang) sebuah benda, makhluk
dan
peristiwa
dalam
hubungannya
dengan
penggunaan tanda. 2. Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu. 3. Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian dalam sebuah situasi. Indeks adalah tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau eksistensial di antara represantemen dan objeknya. Di dalam indeks, 89
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jayasutra, 2010).h.47-48 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.98 91 Marcel Danesi, Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jayasutra. 2012).h.48 90
52
hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual, dan biasanya melalui suatu cara sekuensial dan kausal. Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya, atau disebut juga sebagai tanda bukti.92 Indeksikalitas membuktikan bahwa kesadaran manusia bukan hanya meperhatikan pola warna, bentuk, dan lain-lain dan menghasilkan tanda ikonis, tetapi juga memperhatikan pola berulang dalam hubungan serta sebab akibat yang tidak pasti dalam waktu dan ruang.93 c. Simbol Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat.94 Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Simbol mewakili acuannya dalam cara yang konvensional. Kata-kata pada umumnya merupakan simbol. Tetapi penanda manapun sebuah objek, suara, sosok, dan seterusnya dapat bersifat simbolik. Simbol adalah tanda yang representamennya merujuk pada objek tertentu tanpa motivasi, simbol terbentuk melalui konvensikonvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung dengan represantemen dan objeknya.95
92
Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas, h.20 Marcel Danesi, Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. h.37 94 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h.98 95 Marcel Danesi, Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. h.22 93
53
b. Kognisi Sosial Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahawa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.96 Analisis kognisi sosial menekankan bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan, dianalisis dan ditafsirkan, kemudian ditampilkan dalam suatu model memori. Proses terbentuknya teks pada tahap ini memasukan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu. Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Dijk menawarkan suatu analisis yang disebut sebagai kognisi sosial.97 Menurut Van Dijk, analisis kognisi sosial memusatkan perhatian pada struktur mental, proses pemaknaan dan mental wartawan membantu memahami fenomena sebagai bagian dari proses produksi berita. Untuk mengetahui mengapa suatu 96 97
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.260 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.259
54
berita cenderung seperti itu atau mengapa peristiwa tertentu dimaknai atau dipahami dalam pengertian tertentu, dibutuhkan analisis kognisis sosial untuk menemukan struktur mental wartawan. Meskipun terlihat bersifat individual, bukan berarti pendekatan Van Dijk bersifat personal dan mengabaikan faktor sosial. Karena individu pada dasarnya tidak hidup dalam ruang hampa sendiri, tetapi memiliki penafsiran dan pemikiran yang banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai atau kepercayaan yang diterimanya sebagai bagian dari anggota suatu komunitas masyarakat melalui interaksi dan hubungan antar masyarakat.98 Tabel 4 Skema/ Model Kognisi Van Dijk a. Skema Person (Person Schemas). Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain. b. Skema Diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami dan digambarkan oleh seseorang. c. Skema Peran (Role Schemas). Skema ini skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat. d. Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu. c. Konteks Sosial Dimensi ketiga analisis wacana Van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian wacana yang berkembang dalam masyarakat, atau bisa dikatakan analisis sosial melihat bagaimana teks dihubungkan lebih
98
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.267
55
jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat aras suatu wacana.99 Titik penting analisis dalam ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik. diskursus dan legitimasi.
99
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media. h.225
BAB III PROFIL RIA MIRANDA DAN DIAN PELANGI A. Biografi Ria Miranda dan Dian Pelangi 1. Biografi Ria Miranda Gambar 2
Ria Miranda memiliki nama lengkap Indria Miranda. Lahir di kota Padang, Sumatera Barat pada 15 Juli 1985. Ria adalah seorang desainer busana Indonesia. Saat ini, Ria yang mempunyai brand Riamiranda ini telah termasuk salah seorang di antara empat tokoh desainer busana yang dianggap sudah mempengaruhi trend pemakaian busana muslim hijab yang kini berkembang pesat di kalangan perempuan muslim nusantara. Karya-karyanya banyak yang mengeksploitasi tentang garis-garis, nuansa sentuhan pastel dan girly yang feminin serta berkarakter kuat banyak disukai oleh seiap kalangan para hijabers. Bisnis hijab dengan merek Riamiranda kini sohor di mana-mana. Laris sebagai pembicara pada seminar fashion Muslim. Dan menjadi salah
58
59
satu trendsetter bagi jutaan hijaber di tanah air. Petuahnya ditunggu 47 ribu pengikut di media sosial Twitter. Dan lebih dari 50 ribu orang di microbloging Facebook. Selulus SMA di Padang dia bertekad ke Jakarta. Kuliah di ESMOD. Kampus mode yang sudah sohor di ibukota. Tapi sang ayah, Syahrial Syarief, punya rencana lain. Putri satu-satunya itu harus membekali diri dengan pendidikan sarjana. Sesudah punya ijazah sarjana, silahkan mencari nasib sendiri. Dalam suasana bimbang itulah, sang Ibu kemudian menguatkan semangat. Kebimbangan beberapa tahun lalu itu dikisahkan Ria dalam buku terbarunya, Passhion, A Story About Love, Passion, and Fashion. Buku itu laris di kalangan hijabers dan desainer. Ria kemudian lulus ujian Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru (SPBM) Universitas Andalas Padang. Dia resmi menjadi mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Saat kuliah itulah dia mendapat hidayah memakai hijab. Merancang hijab dalam satu ramuan: mode dan syiar. Model itulah yang kerap disindir para sahabat. Tapi bakatnya tak padam oleh hujan sindiran. Bakat itulah yang membawanya merantau jauh ke Jakarta. "Ada satu tujuan yang terus membayangi pikiran. Hijrah ke Jakarta dan sekolah mode di ESMOD, lalu menjadi fashion designer," begitu Ria menulis dalam bukunya itu. Lulus dari lembaga itu, Ria mantap menantang rimba raya dunia desain.
60
Dia memilih bekerja menjadi fashion stylish pada salah satu majalah muslim ternama. Di situ dia berkenalan dengan sejumlah desainer muslim yang sudah kondang. Dari para desainer itu Ria memetik banyak ilmu. Banyak pengalaman. Dan membuka wawasan. Betapa segmen hijab yang terbilang baru itu sungguh menantang. Menjanjikan. Merasa bekal sebagai fashion stylish sudah cukup, Ria merintis jalan sendiri. Tahun 2008. Sepenuh hati terjun total ke bisnis busana Muslim. Modal awal cuma Rp 15 juta. Tentu saja kurang nendang untuk bertarung dengan para pendahulu. Apalagi mereka yang sudah meraksasa. "Semuanya saya kerjakan sendiri dari mulai mencari tim sampai akhirnya memasarkan melalui blog," katanya. Produksi pertama meluncur dengan nama Shabby Chic by Ria Miranda. Meski masih terbilang baru, istri dari Muhamad Pandu Rosida ini, memulai dengan semangat besar. Menjadi pemain dalam bisnis busana Muslim. Merancang hijab yang modis. Trendy tapi tetap bersahaja. Yang disukai oleh wanita perkotaan. Profesional kantoran. Dia jeli meramu. Simpel. Feminim. Namun tetap terlihat anggun. Membidik wanita berusia 20 hingga 40 tahun. Ramuan dan bidikan itu terbukti jitu. Rancangan itu diburu pembeli wanita kelas menengah atas. Membanderol di kisaran Rp 400 ribu hingga Rp 2,5 juta, hijab bikinan Miranda tetap laris manis. Merasa diterima khayalak ramai, Ria tentu saja pantas percaya diri. Tahun 2009, dia melepas label Shabby Chic, diganti menjadi Ria Miranda.
61
Melebarkan usaha. Sayap bisnisnya kini terbang jauh hingga ke negeri jiran, Malaysia. Dia membuka butik di sana. Nuansa pastel nan manis meruap dari butik Ria. Dari situlah Ria merancang semuanya. Desain. Dan sepak terjang bisnis. Dari rancangan celana, rok, blazer, sepatu, hingga beragam aksesoris dengan mudah terlihat tamu yang berkunjung. Bisnis Ria Miranda terus berkibar. Dari bekerja sendiri, merekrut lima karyawan, kini sudah memperkerjakan 70 orang. Bisnisnya merangsek sejumlah kota, membuka 15 butik, sonder sepeser pun uang pinjaman dari bank. Termasuk membuka cabang di Malaysia. Laku di tanah air, Ria bersiap ekspansi ke sejumlah negara. Pada usia yang terbilang muda, 29 tahun, lebih dari separuh mimpinya sudah diraih. Menjadi pelaku. Bukan penonton. Ria miranda baru saja berhasil meraih gelar Top Parenting Influencer pada ajang penghargaan Influence Asia 2015.
Ajang yang
digelar dalam lingkup Asia tersebut dipersembahkan untuk para pengguna media sosial yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap khalayak.100
100
Wawancara pribadi, dengan Asisten Ria Miranda, Selasa 26 April 2016 pukul 14.00 WIB di House of Ria Miranda, Jalan Bintaro Barat, Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor I, Jakarta Selatan.
62
2. Biografi Dian Pelangi Gambar 3
Dian Wahyu Utami adalah seorang designer muslimah Indonesia yang berasal dari Palembang. Dia adalah putri pertama dari empat bersaudara yaitu Dion, Dino dan Dinda. Dia dilahirkan di Palembang, tanggal 14 Januari 1991. Dian merupakan anak pertama dari Ir. Djamaloedin dan Ibu Hernani. Ia merupakan salah satu perancang busana kelas atas di Indonesia. Dian Pelangi adalah desainer utama Dian Pelangi Company, salah satu perusahaan busana muslim terkemuka di Indonesia. Dikenal sebagai desainer yang multitalenta, Dian membawa angin segar nan penuh warna ke panggung busana muslim di Indonesia maupun mancanegara. Dian terinspirasi akan pelangi yang begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia, mulai dari tie dye yang cerah, songket yang indah, sampai batik yang mewah. Dian Pelangi merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam trend fashion bergaya di Indonesia. Banyak masyarakat yang tampaknya mengikuti hamper setiap gaya yang diciptakan oleh Dian
63
Pelangi. Pada tahun 2012, Dian pelangi menerbitkan buku sendiri dengan judul Hijab Street Style yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku Hijab Street Style merupakan buku pertama Dian Pelangi yang diluncurkan pada tanggal 15 Juli 2012. Buku tersebut berisi mengenai 600 lebih foto muslimah dari berbagai Indonesia dan juga dari luar negeri seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok dan lain-lain. Setelah diwawancarai oleh CNN pada tahun 2010, popularitas Dian melejit dan langsung menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan diikuti di dunia mode Indonesia. Menyadari pengaruhnya yang sudah sangat luas, anggota termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan „street style‟ para muslimah yang ditemuinya di negara-negara yang ia kunjungi. Pada akhir 2011, Dian Pelangi diundang ke Paris untuk mengikuti The International Fair of Muslim World di Le Bourget dan memastikan jejaknya sebagai salah seorang desainer muda Indonesia yang patut diperhitungkan. Meski usianya masih tergolong masih muda, namun karyanya sudah merambah ke mancanegara. 14 Februari 2015, ia memamerkan karyanya di New York Fashion Week (NYFW) 2015 di The Crowne Plaza Times Square Manhattan, New York Amerika Serikat.101
101
Wawancara pribadi, dengan Asisten Dian Pelangi, Sabtu 30 April 2016 pukul 13.30 WIB di PT. HIJUP.COM, Jalan Pejaten Barat Raya No. 2 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
64
B. Pendidikan dan Kiprah Rian Miranda dan Dian Pelangi 1. Pendidikan Ria Miranda -
TK Padang
-
SD Padang
-
SMP Padang
-
SMA Padang
-
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang tahun 2006
-
Alumnus Ecole des Arts et Techniques Superieur de la Mode (ESMOD) tahun 2008
1. Pendidikan Dian Pelangi -
TK Ikal Dolog, Palembang
-
SD/MI 2 Palembang
-
SMP Insan Kamil, Ponpes Al-Ihya Bogor
-
SMK Negeri 1 Pekalongan
-
Alumnus Ecole des Arts et Techniques Superieur de la Mode (ESMOD) tahun 2008
2. Rekam Jejak Ria Miranda di dalam dunia busana Awal tahun 2014 rupanya menjadi saat-saat yang penuh prestasi dan luar biasa produktif bagi desainer busana muslim, Ria Miranda. Pada bulan Februari kemarin, Ria menjadi brand ambassador Wardah yang baru, menggelar fashion show di IFW, serta mengukuhkan kolaborasi dengan dua ritel fashion ternama, Sophie Paris dan Zalora. Bukan itu saja,
65
Ria juga meluncurkan sebuah buku berjudul PASSHION, a story about love, passion and fashion. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang bertema inspirasi fashion, buku ini berisi cerita pribadi seorang Ria Miranda, sejak awal meniti karir sebagai desainer muslim. Bisa dibilang ini adalah buku otobiografi singkat Ria Miranda, dengan menceritakan latar belakang kampung halamannya di Sumatera Barat, hingga perjalanan karirnya sampai saat ini. Bersama sang suami, Ria menulis buku yang bertutur sangat personal, mengenai passion di bidang fashion, dan berbagai hal di kehidupannya. Gaya berceritanya sederhana dan apa adanya, tetapi sungguh menarik untuk dibaca karena isinya yang orisinil. It’s a bit surprising how she shares all those stories, tetapi itu justru menunjukkan kesungguhannya untuk berbagi. She’s an open book, literally. Buku ini diluncurkan pada event IFW 2014 yang lalu, sesaat setelah show-nya bersama anggota baru APPMI yang lain. Jika berbicara tentang fashion show, mungkin kita menganggapnya sebagai hal biasa bagi desainer terkenal seperti Ria Miranda, but the truth is, memamerkan karyanya di panggung sebuah fashion show adalah visualisasi terbesar dari mimpinya. Dalam bukunya, Ria menceritakan bagaimana „drama‟ dalam sebuah fashion show. It‟s always a big deal for her. Runway adalah sebuah bukti, bahwa cita-cita sesulit apapun mampu diwujudkan. Bagi Ria Miranda, kolaborasi merupakan hal penting dalam bisnis, agar kita lebih terbuka (open minded) dan mendapatkan pengalaman baru.
66
Bersama Sophie Paris, ini adalah kolaborasi yang sudah ia lakukan sejak tahun lalu. Dengan label Shabby Chic for Sophie, Ria Miranda mendesain koleksi busana muslim ready to wear, tetap dalam sentuhan warna-warna pastel nan lembut dengan konsep yang feminin, dan disesuaikan dengan konsumen Sophie Paris. Bagi Sophie Paris, Ria Miranda adalah desainer busana muslim pertama yang diajak berkolaborasi untuk menciptakan koleksi bersama. Setelah Ria, akan ada Jenahara yang koleksi pertamanya akan ada di katalog Sophie Paris berikutnya. Selain itu, sejak 21 Februari lalu, koleksi Ria Miranda juga bisa didapatkan melalui Zalora.com, situs online shop terbesar di Indonesia. Selain koleksi regulernya, Ria juga mengeluarkan edisi eksklusif bertema „Le Fleur„ yang hanya bisa dibeli di situs ini hingga Maret 2014, sebelum dijual di butik riamiranda lainnya. Sejak duduk di bangku kuliah Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Indria Miranda mempunyai gaya berhijab yang berbeda. Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ria melanjutkan ke sekolah mode ESMOD Jakarta. Sejak kecil, Ria berminat di bidang mode. Dibesarkan di tengah keluarga entrepreneur, passion yang besar di dunia fashion, hingga dukungan penuh dari keluarga menjadi alasan dan semangatnya untuk bisa mewujudkan keinginan menjadi desainer.
67
Langkahnya pun tak salah. Pertama kali membuka clothing line dengan nama Shabby Chic tahun 2009, usahanya semakin berkembang. Kini, Ria memiliki 18 cabang butik House of Riamiranda di 14 kota besar. Selain itu, perancang yang mengandalkan warna pastel ini juga aktif beredar di dunia maya. Akun media sosialnya, seperti Instagram, blog.102 3. Rekam Jejak Dian Pelangi di dalam dunia busana Nama Dian Pelangi bisa jadi nama desainer busana muslim yang paling populer di Indonesia saat ini. Dia dianggap membawa warna baru dalam berpakaian secara Islami sehingga menarik perhatian anak muda untuk berhijab karena hijab tidak lagi terlihat kuno. Selain di Tanah Air, Dian juga sudah merambah dunia internasional. Desainer asal Palembang itu kerap diundang ke berbagai negara untuk memperlihatkan hasil karyanya. Negara-negara yang didatanginya bukan hanya negara Islam, tapi negara yang didominasi non muslim seperti Inggris dan Amerika Serikat. Di Indonesia, Dian Pelangi tergolong desainer yang masih sangat muda, sehingga kehadirannya seperti membawa angin segar dan warna baru bagi panggung busana muslim. Ia termasuk desainer yang multitalenta. Saat membuat desain busana, Dian Pelangi senantiasa terinpirasi dengan pelangi yang kaya akan warna. Oleh karena itu kita akan menemukan bahwa karya-karya dari Dian Pelangi itu kaya akan warna. 102
Wawancara pribadi, dengan Asisten Ria Miranda, Selasa 26 April 2016 pukul 14.00 WIB di House of Ria Miranda, Jalan Bintaro Barat, Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor I, Jakarta Selatan.
68
Selain itu, dalam merancang busana, Dian Pelangi senantiasa mengangkat budaya dan kekayaan Indonesia. Hal ini terlihat dari karyakaryanya yang menggunakan bahan-bahan kain khas dari negeri ini. Selain berkiprah di panggung busana muslim Indonesia, Dian Pelangi pun sudah merambah ke mancanegara. Untuk desainer seusia Dian Pelangi, ini merupakan sebuah pencapaian yang patut dibanggakan. Negara mana saja yang pernah dikunjungi? Pada tahun 2011 ia pernah diundang untuk menggelar pertunjukan busana muslim di salah satu negara di Eropa, yaitu Paris. Tepatnya, ia diundang untuk mengikuti The International Fair of Muslim World di Le Bourget. Dengan di undangnya Dian Pelangi ke sana, maka ini membuktikan bahwa Dian Pelangi adalah salah satu desainer muda yang patut diperhitungkan, baik itu di Indonesia maupun di mancanegara, seperti Malaysia Singapore, Australia, London, New York, dan UAE.103
C. Karya-karya Ria Miranda dan Dian Pelangi 1. Prestasi Ria Miranda -
Icon Muslimah International 2015, KL International Hijab Festival at Kuala Lumpur.
103
-
Indonesia Fashion Forward Generation IV.
-
Top Parenting Influencer Award 2015 by Influence Asia.
-
Brand Ambassador Wardah Beauty.
Wawancara pribadi, dengan Asisten Dian Pelangi, Sabtu 30 April 2016 pukul 13.30 WIB di PT. HIJUP.COM, Jalan Pejaten Barat Raya No. 2 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
69
-
Brand Ambassador Molto White Musk.104
2. Prestasi Dian Pelangi -
Muslimah Sampul 2006.
-
Jakarta Fashion Week 2009 : Turkish Delight.
-
Abudhabi Fashion Expo Arabia.
-
Perth Burwood Expo.
-
Best Selling Desginer 2011 (IIFC).
-
Brand Ambassador Wardah Beauty.
-
Brand Ambassador Hilo Soleha.
-
Brand Ambassador HIjUP.com.
-
Brand Ambassador Nipoon Paint Indo.105
3. Butik-butik Ria Miranda a. Jalan Taman Bintaro Barat Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor 1 Jakarta 12330. b. Jalan Benda No. 46A Kemang – Jakarta. c. Jalan Ahmad Dahlan No.7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. d. Jalan Dr. Soetomo No. 9 Simpang Haru, Padang 25123 Sumatera Barat. e. Store 1 : Jalan Buah Batu No.72 Store 2 : Jalan W.R. Supratman No. 29
104
Wawancara pribadi, dengan Asisten Ria Miranda, Selasa 26 April 2016 pukul 14.00 WIB di House of Ria Miranda, Jalan Bintaro Barat, Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor I, Jakarta Selatan. 105 Wawancara pribadi, dengan Asisten Dian Pelangi, Sabtu 30 April 2016 pukul 13.30 WIB di PT. HIJUP.COM, Jalan Pejaten Barat Raya No. 2 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
70
Bandung. f. Komp. Ruko Mall Fantasi Sentra Eropa II, Blok AB2 No. 11, Balikpapan - Kalimantan Timur. g. Jalan Barito No 18, Samarinda. h. Jalan Padi Emas 1/4 UDA Business Centre, Johor Bahru, Johor, Malaysia. i. Jalan Ring Road Utara ruko Panda blok E (depan Polda), Yogyakarta. j. Jalan Sumpah Pemuda 1 / 10 ( sebelah Imaya Dental ), Palembang. k. Jalan Pejanggik Cakranegara Nusa Tenggara Barat 82331, Mataram Mall 2 Lantai 3, Mataram – Lombok.106 4. Butik-butik Dian Pelangi a. Kemang Utara No. 51a, Kemang, Jakarta Selatan. b. Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan c. Bintaro Raya Selatan blok N1 No. 1 Sektor 1, Bintaro Jaya, Jakarta Selatan. d. STC Senayan. e. Jalan R. Soekamto, Komplek Permata Griya Blok E2, Palembang 0711350557. f. Jalan KH. Zainudin Arifin / Kampung Keling No. 115 / 129, Medan. g. Jalan Kalimantan No. 16, Pekalongan, Jawa Tengah 0285-43170. h. Jalan Gayungsari VII, No. 31, Surabaya. i. Jalan Adiyaksa No. 7A, Makassar, Sulawesi Selatan. 106
Wawancara pribadi, dengan Asisten Ria Miranda, Selasa 26 April 2016 pukul 14.00 WIB di House of Ria Miranda, Jalan Bintaro Barat, Blok F1 No. 7, Bintaro Jaya Sektor I, Jakarta Selatan.
71
j. Jalan Karang Tinggal No. 10, Sukajadi, Bandung. k. Telawi 2, Bangsar Baru, No. 17-2 (2nd floor), Malaysia. l. Jalan Tampomas No. 11A, Malang, Jawa Timur. m. Jalan Banda Aceh – Medan KM. 7, Pagar Air, Aceh Besar. n. Ruko Nusantara Golden Blok A No. 1, Batam Centre. o. Jalan Kiyai Haji Ahmad Dahlan No. 44, Yogyakarta. p. Jalan Jendral Sudirman City Square A 05, Pekanbaru Riau. q. Jalan Jendral Sudirman Komp. Ruko Bandar B4, Balikpapan. r. Jalan Pangeran Diponegoro Pintu ke 4 dan 5, Kalimantan Tengah.107
107
Wawancara pribadi, dengan Asisten Dian Pelangi, Sabtu 30 April 2016 pukul 13.30 WIB di PT. HIJUP.COM, Jalan Pejaten Barat Raya No. 2 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan memaparkan temuan data serta analisis mengenai representasi dakwah muslimah dengan studi kasus busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi. Dalam penelitian analisis wacana model Teun A Van Dijk ini penulis meneliti dati tiga elemen, yakni teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut:
A. Level Teks : Metode Semiotika a. Ria Miranda Gambar 4
1. Represantemen (X) a. Ikon -
Seorang fashion designer busana muslim.
-
Seorang wanita yang berjilbab.
72
73
-
Designer muslim yang sukses dan berbakat.
-
Pendiri Hijabers Community.
-
Inspiring Mother.
-
Penulis buku.
-
Seorang wanita yang fashionable dalam menggunakan busana akan tetapi tetap sederhana.
-
Designer muslimah yang selalu memberikan inspirasi.
b. Indeks -
Tampilan busana muslim yang modern, fashionable akan tetapi tetap sederhana dan bisa di pakai untuk semua umur.
c. Simbol -
Simple : rancangan busana yang khas dengan warna pastel yang
mencerminkan kelembutan, kesederhanaan, feminine,
dan elegant. -
Kulturistik : rancangan busana yang selalu menggunakan motif songket padang dalam desainnya.
2. Objek (Y) -
Ria Miranda adalah seorang fashion designer.
3. Interpretant (X=Y) -
Ria Miranda merupakan seorang fashion designer yang merancang khusus untuk busana muslim.
74
b. Dian Pelangi Gambar 5
1. Represantemen (X) a. Ikon -
Seorang fashion designer busana.
-
Designer muslim yang sukses muda dan berbakat.
-
Pendiri Hijabers Community.
-
Salah satu pencetus busana muslim modern.
-
Seorang wanita yang fashionable dalam menggunakan busana.
-
Designer muslimah yang selalu memberikan inspirasi.
b. Indeks -
Tampilan busana
yang modern,
glamour,
fashionable,
trendy,dan universal. c. Simbol -
Glamour : rancangan busana yang khas dengan warna-warni pelangi.
75
-
Kulturistik : rancangan busana yang selalu menggunakan motif dari kekayaan budaya-budaya Indonesia.
2. Objek (Y) -
Dian Pelangi adalah seorang fashion designer.
3. Interpretant (X=Y) -
Dian Pelangi merupakan seorang fashion designer yang merancang khusus untuk busana muslim.
Dalam gambar 4 dan 5, terlihat jelas bahwa rancangan dari Ria Miranda dan Dian Pelangi yang mengutamakan nilai-nilai agama di dalamnya. Mereka menjadikan rancangannya sebagi media dakwah atau syiar kepada para muslimah untuk mengajak kedalam kebaikan. Mereka adalah salah seorang fashion designer muslimah yang memberikan warna baru dalam busana muslim. Dengan karya-karya yang mereka miliki untuk menciptakan busana muslim, kini busana muslim yang dulunya monoton menjadi busana muslim yang penuh dengan gaya. Mereka berhasil membawa wanita muslimah yang tadinya enggan untuk menggunakan jilbab, kini menjadi tertarik untuk menggunakan jilbab. Hal itu dibuktikan dengan berdirinya dan majunya komunitas hijabers yang mereka bentuk sejak tahun 2009. Dan mereka juga berhasil memberikan inspirasi yang positif untuk wanita-wanita muslim khususnya anak muda. Dan sampai saat ini Ria Miranda dan Dian pelangi telah dikenal sebagai ikon busana muslim dan ikon komunitas hijabers tersebut.
76
Pada gambar 4 adalah gambar yang menunjukkan busana karya Ria Miranda. Busana yang khas dengan warna pastel yang terlihat sederhana, feminine, dan tetap elegant. Sedangkan pada gambar 5 adalah gambar yang menunjukkan busana karya Dian Pelangi. Busana yang khas dengan warna-warni yang terlihat
glamour.
Pada
gambar
keduanya
tersebut
menunjukkan
kesuksesan yang diraih oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dalam mendesain busana. Setiap busana tentunya memiliki detail masing-masing dalam setiap bagiannya. Dan busana yang ditampilkan pun biasanya akan sesuai dengan kepribadian yang dimiliki oleh sang perancang. Karena setiap busana yang ditampilkan pada dasarnya merupakan pengungkapan jati diri dari sang perancang. Oleh karena itu peneliti menggunakan analisis wacana, dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksudmaksud dan makna-makna tertentu. Berikut merupakan penjelasan busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi:
77
a. Bentuk Gambar 6 Bentuk Busana Karya Ria Miranda
Busana rancangan Ria Miranda didominasikan dengan dress bentuk kalong yang terinspirasi dari bentuk tubuh binatang kalong atau kelelawar. Bentuk tersebut dipilih guna untuk mengindari busana muslim yang ketat dan membentuk tubuh jika digunakan. Meskipun Ria Miranda tetap memproduksi rok, outer, atasan, dan celana akan tetapi Ria Miranda mengutamakan untuk merancang dress dan mengurangi produksi dari celana. Tidak hanya itu, Ria Miranda pun juga merancang busana khusus untuk anak-anak.
78
Gambar 7 Bentuk Busana Karya Dian Pelangi
Tidak berbeda jauh dengan Ria Miranda, busana karya Dian Pelangi pun juga didominasikan dengan bentuk busana dress. Akan tetapi bedanya adalah dalam rancangan busana yang berbentuk dress, Dian Pelangi lebih sering menggunakan blezer dan pernak-pernik seperti batu sebagai pelengkapnya. Tidak hanya dress, Dian pun juga merancang batik khusus pria, serta atasan atasan untuk bersantai yang menggunakan teknik ikat celup yang menghasilkan warna-warni pelangi di dalamnya.
79
b. Corak Gambar 8 Corak Busana Karya Ria Miranda
Dalam merancang busananya, Ria Miranda didominasikan dengan corak kain songket khas padang. Akan tetapi corak yang digunakan bukanlah merupakan corak asli dari kain songket tersebut yang menggunakan benang emas dan perak di dalamnya. Ria Miranda mensiasatinya dengan menggunakan teknik print di dalamnya. Jadi pakaian yang menggunakan motif songket tersebut menjadi ready to ware. Selain itu Ria juga merancang dengan menggunakan berbagai macam corak lainnya, seperti bunga-bunga.
80
Gambar 9 Corak Busana Karya Dian Pelangi
Sedikit berbeda dengan Ria Miranda, dalam merancang Dian Pelangi juga terinspirasi dari kain songket akan tetapi khas Palembang. Tidak hanya itu, Dian pun menggunakan corak yang merupakan ciri khas dari kebudayaan Indonesia, seperti batik, tenun, dan jumputan. Karena dalam merancang Dian sekaligus ingin memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada seluruh masyarakat baik dalam negri maupun mancanegara.
81
c. Warna Gambar 10 Warna Busana Karya Ria Miranda
Ria Miranda adalah seorang fashion designer yang khas dengan rancangannya yang konsisten dengan warna pastel. Karena baginya warna pastel mencerminkan wanita yang lembut, feminin, dan simpel. Gambar 11 Warna Busana Karya Dian Pelangi
Terlihat jelas dalam gambar busana karya Dian Pelangi. Dian lebih konsisten dengan warna-warni yang mencolok dan berani. Karena warna tersebut sesuai dengan brand DNA yang dipilih olehnya yaitu warna pelangi.
82
d. Model dan Karakter Gambar 12 Model dan Karakter Busana Karya Ria Miranda
Busana karya Ria Miranda pada gambar 4.8, merupakan model yang ditampilkan dengan menggunakan inspirasi utama dari kain songket khas minang. Akan tetapi dalam merancang Ria selalu mengadaptasikan dengan model busana yang sedang berkembang di luar, setelah itu diaplikasikan ke dalam rancangannya. Jika terlihat sepadan, maka model tersebut akan diadaptasikan ke dalam rancangan busananya. Selain model, setiap designer pun pasti mempunyai karakter masing-masing yang menjadi brand DNA dari rancangannya. Dan karakter yang dimiliki oleh Ria Miranda adalah warna pastel dengan motif songket minang. Selain itu, dalam merancang tentunya seorang designer harus memiliki tema. Dimana tema tersebut menenutukan apakah busana yang dirancang pantas digunakan di musim semi atau musim dingin.
83
Gambar 13 Model dan Karakter Busana Karya Ria Miranda
Busana karya Dian Pelangi pada gambar diatas, merupakan model yang ditampilkan dari kain songket khas palembang. Yang memiliki warna aslinya, yaitu menggunakan benang emas dan perak. Model yang digunakan Dian Pelangi tentunya lebih universal dibandingkan Ria Miranda. Karena dalam merancang Dian ingin agar rancangannya tersebut dapat digunakan oleh semua kalangan. Dari yang menggunakan jilbab ataupun tidak. Akan tetapi, busana yang dirancang Dian Pelangi tetaplah busana muslim, bedanya adalah busana rancangannya menanamkan model yang lebih modern sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Dan karatker yang dijadikan brand DNA Dian Pelangi adalah warna-warni pelangi, sesuai dengan namanya yaitu Dian Pelangi. Sedangkan, tama busana rancangannya selalu ditanamkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia seperti batik, songket, tenun dan jumputan.
84
Berdasarkan penjelasan mengenai busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi di atas. Maka, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: Tabel 5 No. 1.
2.
Teks : Busana Ria Bentuk Miranda
Dian Pelangi
Keterangan Bentuk dari busana rancangan Ria Miranda identik dengan bentuk kalong atau dress longgar, yang tidak terlalu membentuk tubuh dan simpel. Dan terdapat atasan, outer, rok dan celana yang tentunya tidak membentuk tubuh. Corak Corak yang digunakan Ria Miranda terpacu dengan corak songket khas Padang. Warna Warna yang digunakan Ria Miranda dalam rancangannya adalah warna pastel. Model Model yang ditampilkan busana dari Ria Miranda adalah model tetap diinspirasikan dari songket padang dan dilihat dari trend luar lalu lalu di aplikasikan dan diadaptasikan di rancangan busananya. Karakter Karakter dari busana yang ditampilkan oleh Ria Miranda adalah warna pastel, dan motif songket minang. Bentuk Bentuk dari busana rancangan Dian Pelangi terkenal dengan dress pesta atau dress formal yang glamour. Akan tetapi busana rancanganannya juga terdapat outer yang bisa dipakai untuk style casual, atau outer yang bisa dipakai untuk bersantai. Corak Corak yang digunakan Dian Pelangi terpacu dengan corak kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Warna Warna yang digunakan Dian Pelangi dalam merancang busananya adalah warna-warni atau full colour. Model Model yang ditampilkan busana dari Dian Pelangi adalah model universal, yang bisa dipakai semua kalangan dari yang tidak berhijab, berhijab style ataupun berhijab syar‟i. Karakter Karakter dari busana yang ditampilkan oleh Dian Pelangi adalah warna-warni pelangi, dan motif dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
85
Dalam mendesain, Ria Miranda mendapatkan isnpirasi dari kain songket khas padang. Dan karakter untuk brand DNA-nya tersebut adalah warna pastel dan motif khas minang. Dalam karyanya Ria selalu menggunakan khas minang, entah itu dalam motif ataupun warna. Sebenarnya minang adalah daerah yang khas dengan kain songket dengan benang logam berwarna emas atau perak yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang, sehingga menambah kesan glamour pemakainya. Dan warna dari padang khas dengan warna-warna tua seperti merah. Akan tetapi ditempat kelahirannya Padang, Ria menemukan pengrajin songket yang bisa me-request benang tenunnya menjadi warna pastel. “Kita ngeliat sekarang trendnya lagi ini nah nanti kita adaptasiin lagi, tapi memang tetep ciri khas kita di minang, pasti kita selalu ngeluarin khas minang gitu. Dulu sempet koleksi songket minang cuma kan warna songket minang warnanya lebih tua gitu kan kaya ngejreng gitu, nah ternyata ada pengrajin disana yang bisa mesen benangnya warna pastel tuh bisa. Cuma kan sekarang adaptasinya lebih ke print jadi apa yang ada di songket itu kita adaptasiin ke kain jadi nanti kita print sendiri, jadi bukan beneran songket lebih ready to ware buat sehari-hari gitu.”108 Berbeda dengan Dian Pelangi, dalam mendesain Dian Pelangi memilih warna-warni yang berasal dari jumpuran palembang. Dan Dian memiliki inspirasi dalam mendesai yaitu berasal dari Indonesia, seperti batik, songket, jumputan dan tenun. Dan dalam mendesain pun Dian Pelangi selalu menggunakan karakter dari kebudayaan Indonesia. Dan inspirasi tersebut Dian dapatkan saat sedang melakukan traveling ke
108
Wawancara langsung dengan fashion designer Ria Miranda
86
beberapa daerah di Indonesia. Saat traveling Dian selalu mempelajari culture dari daerah tersebut. Dan saat itulah Dian mengaplikasikannya dalam desain busana selanjutnya. “Aku selalu menyelipkan ciri khas budaya Indonesia di setiap rancanganku, karna memang menurut aku yaa ini warisan budaya kita ya jadi harus kita manfaatkan sebaik mungkin dan itukan Insya Allah pasti bermanfaat bagi para pengrajin di Indonesia sendiri. Dan ini juga jadi ajang promosi Indonesia di mata dunia. Jadi kita tidak hanya berjualan baju, tapi kita juga membawa big misi kebudayaan dan pastinya berharap supaya kita juga bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia..”109 Dan untuk motif sendiri, Dian menggunakan motif batik, tenun, dan jumputan. Akan tetapi brand dari Dian Pelangi ini menciptakan motifnya sendiri, jadi mereka menggunakan teknik dari Indonesia, akan tetapi menggunakan motif yang di modifikasi sendiri.
B. Level Kognisi : Pandangan Ria Miranda dan Dian Pelangi terhadap Busana Muslim Dalam kerangka analisis wacana Van Dijk perlu adanya penelitian mengenai kognisi sosial. Kognisi sosial perlu dilakukan dalam penelitian atas kesadaran mental penulis terhadap masalah busana muslim. Kognisi sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks media.110 Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada Ria Miranda dan Dian Pelangi selaku perancang busana muslim di Indonesia. Berikut temuan dan analisis data: 109 110
Wawancara langsung dengan fashion designer Dian Pelangi Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h.260
87
a. Ria Miranda Indria Miranda wanita kelahiran Padang tangal 15 Juli 1985 ini dikenal dengan namanya Ria Miranda, merupakan seorang fashion designer yang mengkhususkan rancangannya di busana muslim. Pada awalnya Ria Miranda bukanlah seseorang yang menjuruskan sekolahnya ke arah desainer. Ria Miranda adalah seorang sarjana ekonomi di Universitas Andalas. Karena Ria Miranda memiliki ayah seorang dosen, dan latar belakang keluarganya kuat dengan edukasi, dia pun tidak diizinkan oleh ayahnya untuk mengambil sekolah fashion sebelum lulus dari kuliahnya. Setelah lulus pada tahun 2007 Ria Miranda akhirnya merantau ke Jakarta dan mengambil sekolah fashion di ESMOD. Pada dasarnya Ria Miranda adalah seorang wanita yang suka dengan fashion. Dan saat sekolah pun Ria Miranda suka membuat aksesoris dan baju. Pada awalnya Ria Miranda menjadi seorang fashion stylish di majalah Noor. Dan dari situ ia mulai banyak belajar dan mencari link untuk mengembangkan bakatnya. Pada akhirnya awal dari tahun 2009 merupakan awal bangkitnya Ria Miranda. Pada saat itulah ia sudah mulai membuka brand yang bernama Shabby Chic. Akan tetapi pada saat itu penjualannya masih bersifat online dan pre-order. Dan akhirnya Ria memberanikan diri untuk menawarkannya ke teman-temannya sampai perlahan-lahan membangun link fashion stylish, hingga menjual hasil karyanya ke komunitas hijabers.
88
Ria Miranda
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,
sekaligus satu-satunya anak perempuan dalam keluarga. Ayahnya yang bernama Syahrial Syarief, merupakan pria kelahiran Silungkang, sebuah daerah kecil di Sawahlunto, Sumatra Barat. Daerah tersebut sangat terkenal dengan kerajinan kain tenun songket yang sarat akan kreativitas. Darah pedagang juga mangalir di tubuh keluarga ayahnya. Kakeknya adalah pedagang grosir sembako yang tergolong sukses pada masanya. Kakeknya yang bernama Ongku Syarief bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan, justru sebaliknya. Keluarga asal kakeknya Ria Miranda bisa dibilang hidup dengan serba kekurangan. Namun, di balik kekurangan tersebut kakeknya memiliki kegigihan dalam berdagang. Dengan berdagang akhirnya kakek dari Ria Miranda itu berhasil mengubah derajat hidupnya menjadi lebih baik dan bahkan bisa membantu keluarga besarnya. Selama hampir delapan belas tahun tinggal di ruko, akhirnya kakek dari Ria Miranda
memutuskan untuk pindah dan membangun rumah
sendiri di daerah Simpang Haru. Rumah kakeknya tersebut cukup besar. Salah satu sudut ruang tamunya kini disulap memnjadi butik pertama House of Ria Miranda Padang. Ongku Syarief mengajarkan Ria prinsip penting dalam menjalani hidup. Jika kita rajin menabung dan hidup sederhana, suatu saat kita dapat memetik hasilnya. Berkat kerja kerasnya kakek dan nenek dari Ria
89
Miranda bahkan berkesempatan jalan-jalan ke Australia, Hawai dan beberapa negara di Eropa. Ayah Ria Miranda, Syahrial Syarief adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Hanya ada dua anak laki-laki dalam keluarga itu, yaitu ayahnya dan kaka sulung ayahnya. Sejak kaka sulung ayahnya Ria merantau ke Malaysia setelah lulus kuliah, otomatis ayahnya menjadi sosok kaka tertua bagi adik-adiknya. Menurut Ria, mungkin itu sebabnya sifat dan tutur kata ayahnya sangat
lembut.
Ayahnya
telah
terbiasa
mengayomi
adik-adik
perempuannya. Ayahnya juga memiliki emosi yang terjaga dengan baik dan tidak berkata keras, apalagi sampai bernada tinggi. Dan sebagai anak perempuan
satu-satunya
Ria
selalu
diperlakukan
dengan
halus.
Orangtuanya tidak pernah berbicara dengan nada tinggi. Dan akibatnya, personality yang feminine dan cenderung kalem. Tidak hanya keluarga dari ayahnya, sejarah pengusaha juga ditoreh oleh keluarga ibunya. Ayah dari ibunya, Babe memulai kariernya sebagai pedagang dari nol. Kakek dari ibunya itu menjalani pekerjaan apapun hingga akhirnya menjadi pedagang kain sukses dan disegani hingga saat ini. Ketekunan Babe dalam bekerja membuatnya berhasil mewujudkan cita-citanya hingga berhasil membeli beberapa properti di lokasi jalan utama di Padang. Sama seperti Ongku, sebagai pedagang, sebagai pedagang Babe juga mengajarkan Ria untuk hemat dan hidup sederhana.
90
Sebab kata kakeknya itu, kalau mengikuti keinginan terus-menerus tidak akan pernah ada habisnya. Kota Padang pada dasarnya menjadikan sumber daya alam sebagai penghasilan utama mereka, karena mengandalkan sumber daya alam saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan bersama yang harus dibagi dengan beberapa keluarga. Selain itu, dibukanya daerah perkebunan dan pertambangan mendorong orang Minang pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Para perantau beru ini biasanya berprofesi sebagai pedagang kecil. Disamping profesi dokter, guru dan ulama menjadi pedagang merupakan mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Minangkabau. Dan kota padang pun terkenal dengan kain songket yang memiliki warna tua yang ditanamkan benang emas ataupun perak, sehingga membuat pemakainya terlihat sangat elegant. Dan pada zaman dulu songket hanyalah digunakan untuk upacara adat, perkawinan dan orang-orang yang berdarah biru saja. Lahir dari keluarga berjiwa enterpreneur, membuat Ria tertarik untuk terjun langsung menekuni bisnis busana muslim. Ria Miranda memang sejak awal menyukai hal di bidang fashion, karena ibu dari Ria sendiri adalah seorang wanita yang fashionable dari dulu hingga saat ini. Tidak heran jika Ria menggunakan songket madang dan motifnya sebagai inspiasi dalam mendesain, menginagt latar belakang Ria yang kental dengan budaya kota Padang. Dan usahanya dibidang busana juga merupakan turunan sejarah pengusaha dari Ongku dan Babenya. Dan
91
mengapa Ria memilih untuk menjadi seorang designer busana muslim adalah karena pada saat itu mencari busana muslim tidaklah mudah, dengan gaya dan model yang monoton sehingga membuat wanita muslim yang menggunakannya akan terlihat lebih tua. Seperti diceritakan sebelumnya, ibu dari Ria Miranda merupakan sosok wanita yang memiliki selera fashion yang sangat baik dan memiliki preferensi detail terhadap visual. Dalam mendesain, Ria Miranda terinspirasi oleh ibunya sendiri. Karena sosok ibu bagi Ria Miranda adalah seseorang yang bisa memberikan inspirasi untuknya. “Sekarang baru saya sadar mengapa saya suka dengan warna pastel yang lembut. Sejak dulu mama enggak pernah suka warna yang kontras, lebih suka dengan warna netral seperti krem yang menurut saya everlasting. Dalam berpakaian juga begitu, mama tidak selalu mengikuti mode yang lagi ngetren, tetapi justru lebih memilih sesuatu yang klasik, simpel dan ya itu tadi everlasting.” Katanya dalam buku karangannya yang berjudul Passhion a Story About Love, Passion and Fashion. Itulah sebabnya mengapa Ria Miranda memilih brand DNA-nya warna pastel yang cenderung menunjukkan sifat simpel, feminine dan sederhana, karena Ria selalu diajarkan oleh Ongku dan Babenya untuk hidup hemat dan sederhana, begitupun dengan orangtuanya, mereka selalu memperlakukan Ria dengan tutur kata yang baik dan lembut sehingga lahirlah sosok personality Ria Miranda yang sederhana, simpel, lembut, dan ready to ware. Menjadi seorang designer membuat Ria menjadi sangat tertantang, karena mengingat bahwa seorang fashion designer adalah seseorang yang menjadi panutan masyarakat dalam berpenampilan. Kadang dalam ajang
92
fashion show pun terlihat busana muslim yang tampilannya berlebihan dan heboh. Memang pada dasarnya fashion dan agama tidak bisa disamakan. Walau masih banyak kekurangan, team dari Ria pun tetap berusaha membuat busana yang lebih baik lagi. Terkadang team dari Ria Miranda pun mendapatkan kritik dari customernya, karena pakaian yang bermotif binatang atau yang bermotif orang. Dari setiap keritikan itulah mereka selalu berusaha memperbaiki segala kekurangan yang ada. Ria pun sebenarnya bukanlah seseorang yang suka menggurui. Karna Ria sendiri memegang prinsip untuk sama-sama belajar dalam kebaikan. Ria pun memandang busana yang sesuai syariat adalah busana yang tidak ketat, menutup aurat, walaupun kadang kerudungnya belum menutupi dada, yang terpenting bajunya tidak ketat dan membentuk tubuh. Dan untuk para pemula itu adalah awal yang baik, mereka walaupun belum total dalam menggunakan busana, setidaknya mereka sudah berniat untuk menggunakannya, walau kadang ada yang belum terbiasa menggunakan rok mereka bisa mensiasatinya dengan menggunakan celana yang tidak ketat. “Itu sih kaya masih yang awal-awal menurut aku tuh kaya jadi awal yang baik buat orang-orang yang masih new bee-new bee itu tuh menurut aku jadi awal yang baik, misalkan “gue belum terbiasa pake rok” walaupun harusnya baiknya tuh pake rok, tapi gapapa yang penting ga ketat terus nutup pantat.”111
111
Wawancara langsung dengan fashion designer Ria Miranda
93
Menurut Ria sendiri busana yang dirancangnya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam. Dari pemilihan warna, Ria menggunakan warna pastel yang lembut dan tidak mencolok. Dan dari segi potongannya pun Ria berusaha untuk tidak berlebihan, seperti baju yang panjangnya terlalu menjuntai kebawah. Dan dari segi size Ria berusaha merancang pakaian yang tidak ketat dan tidak nerawang. Ria pun berpesan kepada para wanita muslimah untuk Istiqamahlah dalam berbusana muslim. Berusaha untuk semakin hari semakin baik dalam tata cara berbusana muslim, sesuai syariat islam yang tidak berlebihan. Dengan baik berbusana, insya Allah baik pula bagaimana cara kita berperilaku dalam keseharian. Cara berbusana yang baik akan menunjukkan jati diri wanita muslim. Berhijab adalah merefleksikan kerendahan hati dan kesederhanaan dengan mengutamakan kecantikan dari dalam serta kepercayaan diri. b. Dian Pelangi Dian Wahyu Utami atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Dian Pelangi ini adalah salah seorang wanita berhasil memajukan busana muslim di Indonesia. Jika dulu orang beranggapan bahwa busana adalah hal yang kuno, beda dengan sekarang. Busana pada saat ini dijadikan trend fashion bagi setiap pemakainya. Orang-orang berlomba menunjukkan style-nya dalam berbusana. Semua ini adalah berkat kerja kerasnya para perancang busana muslim Indonesia, dan salah satunya adalah Dian Pelangi.
94
Lahir dikota Palembang pada tanggal 14 Januari 1991, Dian merupakan anak dari pasangan Jamaloedin Sochib dan Hernani. Pada awalnya ayahnya merupakan lulusan teknik sipil yang berkerja di bidang konstruksi, dan ibunya merupakan pegawai bank. Pada dasarnya keduanya tidak mempunyai latar belakang fashion, tapi dari kecil mereka sudah akrab dengan lingkungan mereka, ayahnya yang berasal dari pekalongan yang khas dengan pembuatan batik, dan ibunya yang berasal dari palembang yang khas dengan pembuatan kain songket. Pada tahun 1998 saat krisis moneter, mereka memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis kain batik di pekalongan dan membuat butik. Sebenarnya bisnis itu mulai berjalan pada tahun 1991 pada saat Dian lahir, oleh karena itu butik tersebut dinamakan Dian. Memiliki ayah seorang pengusaha garmen, dan seorang ibu yang memiliki butik muslim, ia pun tertantang membuat perubahan. Lahir di tengah-tengah keluarga yang kental akan tradisi Islam, membuat Dian resah akan citra busana yang kuno dan monoton pada saat itu. Dan akhirnya Dian ingin mengubah pola pikir masyarakat dengan selalu menggali kekayaan budaya Indonesia lewat rancangan busananya. Dibalik namanya yang populer saat ini Dian Pelangi, ternyata nama tersebut berasal dari nama butik busana muslim yang dimiliki oleh orang tua Dian. Dari dulu memang orang tua Dian telah memiliki butik busana muslim. Nama pelangi tersebut diambil dari nama kain jumputan khas palembang yang warna-warni seperti pelangi. Karena usaha butik tersebut kelak akan diteruskan oleh anaknya Dian, akhirnya orang tua dari Dian
95
Pelangi itu memberikan nama Dian Pelangi untuk brand butik yang mereka miliki. Pada awalnya, busana yang diproduksi oleh orang tua Dian hanyalah busana-busana seperti gamis dan kaftan saja. hal tersebut membuat butik mengalami pasang surut. Ayah yang berasal dari Pekalongan dan ibu yang berasal dari Palembang, sangat hafal dengan ragam kekayaan kain tradisional cantik khas Indonesia. Ide untuk membuat busana muslim dari kain tradisional diwujudkan untuk menambah kesan eksklusif dan unik bagi busana muslim. Karena hingga saat ini masih jarang sekali busana muslim yang terbuat dari aneka kain khas tradisional yang begitu indah. Kota Palembang yang terkenal akan kain songket tenunnya yang dibalutkan dengan benang emas ataupun perak. Wilayah Palembang khususnya, memang tercatat memiliki sejarah yang cukup panjang. Dari Sriwijaya sampai dengan Kesultanan Palembang. Banyak peninggalan tak ternilai yang berasal dari kerajaan-kerajaan terkenal itu, satu diantaranya adalah budaya wastra, tenun songket. Kain songket memberikan nilai sendiri bagi pemakainya yang dapat menujukan kebesaran bagi orangorang yang mengenakan dan membuatnya. Berbeda dengan kota Palembang, kota Pekalongan dikenal dengan kota batik yang sesungguhnya. Jika Paris disebut dengan kota cahaya, kota Pekalongan pun disebut dengan kota Batik. Batik sendiri selain sebagai salah satu mata pencaharian pokok warga Pekalongan juga termasuk
96
singkatan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah dan Komunikatif. Darah orangorang Pekalongan sendiri sangat terpancar sebagai entrepreneur atau pengusaha. Sebagai bisnis yang paling maju, banyak sekali dibukai gerai batik yang biasanya dimiliki satu orang ataupun sebuah keluarga. Jika dilihat dari latar belakang keluarga Dian, maka tidak heran jika dalam mendesain Dian selalu terinspirasi dari batik, songket, jumputan dan tenun. Dian selalu menyelipkan ciri khas budaya Indonesia dalam setiap rancangannya. Dengan namanya yang dikenal sebagai seorang fashion designer yang handal, Dian pun selalu berusaha agar karyanya dalam mendesain juga bisa membuat kebudayan Indonesia dikenal di mata dunia. Sejak kecil, Dian sudah memulai untuk menggambar baju bahkan Dian suka membuat baju untuk boneka barbie. Karena ibu Dian selalu berkata untuk apa membeli baju kalau kita sendiri bisa membuatnya, dan ayahnya yang selalu mengarahkan minat dan bakatnya. Sejak itulah Dian menjadi sering mendesain baju untuk dirinya sendiri. Karna bertepatan dengan perpindahan orang tua Dian ke Pekalongan untuk membuka pabrik tekstil, akhirnya setelah lulus dari SMP Dian masuk ke SMKN 1 Jurusan Tata Busana di Pekalongan. Dan selulusnya dari SMKN saat umur 18 tahun, Dian sudah dipercayakan oleh orang tuanya untuk meneruskan butik Dian Pelangi di Jakarta. Dan saat di Jakarta Dian pun meneruskan sekolah fashionnya di ESMOD selama satu
97
tahun. Dian pun bergabung dengan APPMI pada tahun 2009, dan menjadi anggota termuda. Setelah lulus dari ESMOD pada tahun 2008, dengan bekal tata busana dan agama, Dian mengambil alih usaha butik orang tuanya tersebut. Pada awalnya, Dian melakukan semuanya sendiri, dari proses produksi, promosi, bahkan dari benang hingga jadi busana siap pakai dilakukan sendiri oleh Dian. Meskipun pada dasarnya butik tersebut adalah turunan dari orang tuanya, akan tetapi semua itu dilakukan oleh orang tuanya mulai dari 0. Dari memiliki karyawan yang berjumlah 35 sampai berkembang menjadi 150 karyawan dalam waktu 17 tahun. Saat mendesain, Dian Pelangi selalu menggunakan inspirasinya melalui kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Pada saat travelling, Dian selalu mempelajari culture dari daerah tersebut. Setelah itu barulah Dian mengaplikasikannya untuk desain rancangannya selanjutnya. Tanpa menyimpang dengan syariat Islam, Dian perlahan mengubah citra negatif busana muslim lewat rancangannya yang stylish dan trendy. Rancangan dari Dian Pelangi itu berhasil menyihir para muslimah dari tanah air maupun mancanegara, bahkan mereka yang tak mengenakan hijab. Dan hal ini dijadikan bentuk syiar agama oleh Dian melalui karyanya dalam merancang busana. “Mungkin ini adalah bagian dari syiar juga kaliya. Aku mungkin dari kecil karna memang orang tuaku sangat hmm tertarik dengan agama, aku dulu di pesantren juga, jadi aku ga apaya jadi aku ga kepikiran untuk bikin baju lainlah, karna dari kecil aku memang berhijab, dan fokus dengan busana muslim, jadi waktu besar aku tidak terpikir untuk buat yang lain juga, karna memang hanya
98
ingin membuat apa yang aku pake. Dan Alhamdulillah itu malah jadi ladang syiar buat aku”112 Di tengah kesukesannya sebagai perancang muda, Dian Pelangi bersama Ria Miranda dan Jenahara mendirikan komunitas Hijabers yang dikenal dengan sebutan Hijabers Community. Komunitas tersebut sejak didirikan pada tahun 2009 sampai saat ini terus berkembang. Dan komunitas hijabers tersebut juga memiliki peran penting dalam peningkatan busana muslimah saat ini. Selain dakwah melalui busana, talkshow, pengajian-pengajian, tutorial hijab, dan fashion show, Dian Pelangi juga memanfaatkan media sosialnya untuk bersosialisasi lewat media sosial, contohnya instagram. Lewat akun media sosialnya Dian juga sering melakukan syiar kepada followers-followersnya. “Selain itu aku juga banyak ini ya, banyak bersosialisasi di sosial media. Menurut aku Alhamdulillah aku dititipkan sama Allah punya hmm punya followerslah yaa yang memperhatikan aku di sosial media, di instagram. Nah itu aku manfaatkan untuk ladang dakwah juga. Jadi aku berikan inspirasi, berikan semangat dan yaa apa yang aku bisa, apa yang aku ahli ya aku lakukan itu.”113 Menurut Dian, berhijab pun sudah termasuk ke dalam syariat Islam. Karena Islam memerintahkan kita untuk menutup aurat. Dengan berhijab pun kita sudah memiliki identitas bahwa kita adalah seorang wanita muslim. Walaupun banyak pandangan yang berbeda-beda mengenai hijab yang sesuai dengan syariat Islam, akan tetapi semua itu kembali kepada diri masing-masing. 112 113
Wawancara langsung dengan fashion designer Dian Pelangi Wawancara langsung dengan fashion designer Dian Pelangi.
99
Dian pun memberikan respon yang positif terhadap perkembangan busana muslim hingga saat ini. Trend busana muslim pada saat ini bisa memberikan pandangan kepada wanita muslim yang enggan untuk mengenakan hijab menjadi ingin menggunakan hijab. Karna trend dalam busana muslim merupakan suatu trend yang mengajak kepada kebaikan dan sangat memberikan efek yang sangat positif. Walaupun terdapat halhal yang tidak sesuai dengan syariat Islam, menurut Dian itu merupakan salah orangnya bukan salah agamanya. “Menurut aku bagus sih, toh ini kan suatu hal yang baik. Jadi ngapain kita sedih atau misalnya kesel atau misalnya kecewa dengan trend yang baik. Kalau misalnya trendnya eeh trendnya menggunakan baju yang terbuka, nah itu baru kita resah dong. Tapi kalau trend berhijab kenapa harus resah? It’s a good thing. Jadi ga usah ga usah dipandang misalnya kok ini ya kok begitu ya. Ya walaupun adalah yang namanya menyimpang sedikit, misalnya oh jadi menor atau apa. Itu kembali ke orangnya lagi. Jadi jangan salahkan trend hijabnya atau salahkan Islamnya, tapi salahkan orangnya gitu.”114 Dian Pelangi juga telah berhasil menunjukkan karya-karya rancangan busananya ke mancanegara, seperti Dubai, Abu Dhabi, Kairo, Jordania, Malaysia, Singapura, Perth, Melbourne, London, dan Paris. Dalam rancangannya Dian ingin agar rancangannya bisa digunakan oleh semua kalangan, dari yg tidak menggunakan hijab, menggunakan hijab style, hijab syar‟i atau menggunakan hijab biasa pada umumnya. Dan dalam mendesain Dian berusaha membuat rancangan yang sweeetable for muslimah, yang bisa dipadu-padakan sendiri oleh style masing-masing yang memaikainya. Dan Dian selalu memberikan karakter pada 114
Wawancara langsung dengan fashion designer Dian Pelangi.
100
rancangannya sendiri, yaitu warna-warni. Karna Dian berharap agar rancangannya tersebut bisa memberikan khas bagi setiap muslimah yang melihatnya. Jadi tanpa harus bertanya, muslimah pun sudah mengetahui bahwa busana tersebut adalah rancangan dari Dian Pelangi. Dian pun berpesan kepada para muslimah agar menggunakan busana yang tetap simpel, jangan terlalu mencolok. Karna jika kita menggunakan warna dan detail yang berlebihan dari atas kepala sampai ujung kaki, itu akan membuat perhatian orang yang melihatnya. Dan berhijablah dengan baik, rapih, perpaduan warna yang bagus, harus wangi.
C. Konteks Sosial : Pandangan Masyarakat terhadap Perkembangan Busana Muslim Pada tahap analisis sosial melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana. Oleh karena itu, salah satu elemen dari analisis wacana model Van Dijk ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban pertanyaan bagaimana wacana yang berkembang di masyarakat mengenai busana muslim. Busana muslim dapat memiliki makna tertentu. Jilbab biasa dianggap merupakan suatu tanda globalisasi, suatu lambang identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di Negara-negara lain di dunia modern. Pada agama manapun, di era modern ini, selalu ditemukan ajaran untuk berpakaian sopan di tempat umum. Islam memberikan
101
rambu-rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan antara estetika dengan syariah. Dengan berkembangnya zaman, busana yang dulunya terlihat monoton kini sudah terlihat lebih trendy. Banyak wanita yang dulunya kurang percaya diri dalam menggunakan busana muslim dan jilbab, kini sudah berani menggunakannya. Semua ini merupakan faktor dari banyaknya designer yang berlomba-lomba menampilkan karyanya melalui busana muslim. Designer tersebut salah satunya adalah Ria Miranda dan Dian Pelangi. Ria Miranda dan Dian Pelangi jika dilihat dari konteks komunikasi, maka mereka merupakan seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan dan mendapatkan umpan balik. Salah satu umpan balik yang diberikan komunikan adalah disaat Ria Miranda mengadakan pengajian bersama, maka tidak jarang wanita muslimah yang ikut serta ke dalam pengajian tersebut. Memang yang Ria Miranda dan Dian Pelangi lakukan selain untuk berdakawah melalui busana, tentunya mereka memperoleh keuntungan dengan semakin terkenalnya busana yang mereka tampilkan, sehingga tidak jarang wanita muslimah yang membeli busana yang mereka rancang. Jika dilihat dari konteks dakwah, maka Ria Miranda dan Dian Pelangi termasuk seorang da‟i yang mengajak kepada jalan Allah. Karena seorang da‟i bukanlah seseorang yang memiliki sebutan sebagai ustadz ataupun ustadzah. Melainkan seseorang yang mengajak dan menyeru
102
kepada kebaikan untuk kembali ke jalan Allah. Mereka memiliki tujuan yang sama yaitu ingin menjadikan busana yang dulunya monoton, kini mulai bervariasi. Dan jika dulu wanita muslimah sulit untuk menemukan busana
muslim,
kini
wanita
muslimah
dapat
dengan
mudah
menemukannya. Tentunya dalam hal ini, banyak wanita muslimah yang mulai mengenakan busana muslim atau jilbab saat busana muslim sudah mengalami perkembangan. Akan tetapi permasalahannya adalah apakah busana yang mengalami perkembangan ini sudah sesuai dengan syariat Islam atau malah sebaliknya? Berikut gambar mengenai rancangan busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi: Gambar 14
Gambar 15
Busana Karya Ria Miranda
Busana Karya Dian Pelangi
Dari busana yang ditampilkan pun sudah cukup jelas bagaimana karakter yang mereka bangun dalam merancang. Pada dasarnya mereka patut diberikan apresiasi oleh masyarakat Indonesia, karena dalam setiap
103
rancangan
yang
mereka
gunakan,
mereka
selalu
menggunakan
kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Mereka juga selalu mengutamakan busana yang sesuai dengan syariat Islam. Di setiap negara yang di dalamnya mayoritas adalah Islam, busana muslim dan hijab menjadi suatu trend fashion terbaru. Selain banyaknya desainer-desainer yang menunjukkan karyanya dalam busana muslim, perkembangan ini juga didukung oleh komunitas-komuntas jilbab, para model jilbab yang cantik-cantik, serta para selebriti yang mulai menutup auratnya dengan jilbab. Dengan beragamnya busana muslim yang diciptakan yang dipadukan dengan trend dan perkembangan zaman, maka tidak heran jika banyak orang yang berpendapat sesuai atau tidaknya busana yang mereka tampilkan dengan syariat Islam. Memang
walaupun
banyak
pendapat
yang
membicarakan
mengenai busana muslim yang sesuai dengan syariat Islam atau tidak, tetap saja wanita muslimah terutama yang masih tergolong muda, memberikan respon yang positif mengenai perkembangan ini. Hal ini juga dibuktikan dengan terbentuknya komunitas hijabers yang menjadi trend setter para wanita muslimah dalam berjilbab. Tidak jarang wanita muslimah terutama yang tergolong masih muda, mereka mengikuti style berhijab komunitas hijabers tersebut. Dan tentunya semakin banyak prokontra di masyarakat mengenai busana muslim yang semakin hingga saat berkembang ini.
104
Dengan adanya perkembangan busana muslim yang awalnya merupakan pakaian yang digunakan untuk menutup aurat hingga menjadi simbol keagamaan, sekarang meluas maknanya menjadi suatu trend fashion wanita muslimah. Hal ini tentunya menarik perhatian Ustadz Felix Siauw, seperti yang dikatakan oleh Ustadz Felix Siauw dalam bukunya yang berjudul Yuk Berhijab, beliau mengatakan bahwasanya fashion nampaknya menjadi pembenaran untuk menjadi murahan, seni jadi alasan untuk tanggalkan harga diri. Atas nama trend apabila hijab dijadikan fashion untuk memperoleh popularitas yaitu dengan memakai pakaian yang ketat, kerudung tidak menutupi dada seharusnya malu dengan hijab yang dikenakan. Ustad Felix juga menjelaskan bahwa kita memang harus menghargai dengan semangatnya para wanita muslimah yang sudah mulai mengenakan hijab akibat perkembangan busana muslim pada saat ini, dan tentunya kita juga harus memberikan nasihat terbaik kita untuknya. Akan tetapi, jika wanita muslimah yang mulai mengenakan hijab karena Allah, maka mereka tidak akan terpengaruh dengan perkembangan zaman atau dengan trend fashion saat ini. Karena pada dasarnya fashion dan hijab itu merupakan suatu hal yang berbeda. Fashion bertujuan untuk memamerkan kepada orang cara kita berpakaian, dan hijab ataupun berbusana muslim bertujuan untuk menutupi aurat sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Berbeda dengan Ustadz Shamsi Ali, beliau memandang positif akan perkembangan busana muslim di Indonesia. Ustadz Shamsi asal
105
Indonesia yang berdomisili di Amerika ini sangat mengapresiasi hasil kerja keras para desainer Indonesia yang telah memberikan warna bagi dunia busana muslim. Dengan kedatangan fashion designer seperti Dian Pelangi, Zaskia Sungkar dan Barli Asmara di Amerika, memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan fashion di Amerika. Beliau berpendapat dengan berkembangnya busana muslim di Indonesia dan para desainer yang telah menampilkan karya-karyanya ke mancanegara, kini Indonesia dapat menunjukkan kekayaan budayanya melewati karya-karya busana yang dirancang oleh fashion designer tersebut. Sehingga membuat kesimpulan bahwa trend fashion tidaklah harus dengan mengenakan busana yang terbuka, dengan menggunakan busana muslim yang tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki kita bisa tetap tampil trendy dan tentunya tidak kolot. Dalam buku yang berjudul Kritik Ortodoksi Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme oleh Muhammad Salman Ghanim, menjelaskan bahwa di dalam ayat 31 dari surat an-Nur, kita juga melihat diksi dan jangan mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (bisa) tampak darinya. Ini menunjukkan bahwa perempuan seharusnya memakai perhiasan, baik dalam khilqah, pakaian, cincin, gelang atau sejenisnya yang disesuaikan dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat. Ayat itu juga menrupakan responsi Allah atas insting perempuan yang suka berhias diri dan tampil dengan penampilan prima. Allah SWT mengakui dan menetapkan perhiasan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Hal
106
tersebut terdapat dalam surat al-A‟raf (7) : 32, yaitu Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-nya untuk hamba-hamba-Nya serta juga rezeki-rezeki yang baik.115 Dalam bukunya Mourad Hoffman, Islam sebagai Alternatif dinyatakan, Kita melihar bahwa bidang yang dimaksudkan dalam diksi illa dzahara minha adalah membolehkan menata pakaian perempuan menurut perubahan zaman dalam peran fungsional perempuan, karena perubahan tersebut sudah menjadi keharusan untuk mengikuti perkembangan komunitas manusia secara etis dan sosial. Dan dalam bukunya M. Quraish Shihab, Menjawab 101 soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui, menjelaskan bahwa berdandan atau berhias untuk perempuan lebih ditekankan ketimbang laki-laki, karena itu misalnya perempuan dibolehkan memakai emas dan sutra, tetapi laki-laki tidak dianjurkan untuk memakainya, walau menurut sementara ulama tidak diharamkan memakainya.116 Kecantikan bersifat relatif, tetapi pada dasarnya segala sesuatu yang berlebihan tidak direstui agama Islam dan secara umum dinilai tidak wajar oleh pakar kecantikan. Sesuai dengan surat al-A‟raf ayat 31:
ّ ِ ُ َََي ب َ ِِن آ ٓ َد َم خ ُُذوا ِزينَتَ ُ ُْك ِع ْند اْشبُوا َو ََل َ ْ ك َم ْا ِج ٍد َو ُ ُُكوا َو َ َ ْسِف ِ ْ ْسفُوا ۚ اي َّ ُه ََل ُ ُِي ّب الْ ُؤ ِ ْ ُت ِ 115
Muhammad Salman Ghanim, Kritik Ortodoksi Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme, (Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2000).h.100 116 M. Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui, (Jakarta : Lentera Hati, 2010).h.193
107
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Dalam konteks agama Islam, jangankan berdandan, membasuh atau mencuci anggota badan yang wajib dibasuh atau dicuci dalam berwudhu lebih dari tiga kali, tidak dibenarkan Rasul SAW, apalagi berdandan berlebihan. Ini bukan saja karena berdandan berlebihan mubazir dan yang mubazir dalam surat al-Isra‟ (17) ayat 27 adalah saudara setan, tetapi
juga
berlebihan
tidak
menghiasi
pelakunya,
bahkan
memperburuknya. Pada dasarnya kesederhanaan itu indah, menor itu walaupun bahannya mahal, tetap saja buruk. Islam ingin agar manusia tampil indah dan simpatik, karena itu berlebihan atau menor tidak direstuiNya. Ria Miranda dan Dian Pelangi dalam rancangan busananya masih dalam batas ketentuan agama yang tidak memiliki ekor panjang busana hingga bermeter-meter dari mata kaki. Maksud dari ekor tersebut adalah baju yang menjuntai melebihi satu hasta atau dua jengkat. Busana rancangan Dian Pelangi pun terlihat glamour dengan segala pernak-pernik yang ada dalam busananya dan dari motif serta pilihan warnanya. Memang sudah dijelaskan diatas bahwa wanita diperbolehkan untuk menata pakaian perempuan menurut perubahan zaman, akan tetapi tidaklah berlebihan, karena selain mubazir, sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik.
108
Ria Miranda dan Dian Pelangi merupakan salah satu seorang fashion designer yang ingin memberikan warna baru bagi busana muslim di Indonesia dengan menerapkan budaya-budaya Indonesia dalam rancangannya. Dengan segala bentuk karakter dalam motif warna, mereka menjadikan busana muslim tampak lebih indah dan menawan. Akan tetapi, wanita muslimah sebagai konsumen busana muslim juga harus pandai dalam memilih busana, karena bisa saja jika hal-hal tersebut masuk ke dalam bentuk tabarruj. Tabarruj dalam buku Tabarruj Hijabers
Wanita
Modern
oleh
Abdullah
Taslim,
memiliki
arti
menampakkan perhiasan bagi orang-orang asing yang bukan mahram. Salah satu bentuk tabarruj adalah wanita yang memakai pakaian syuhrah, yaitu pakaian yang modelnya berbeda dengan pakaian wanita pada umumnya, dengan tujuan untuk membanggakan diri dan populer.117 Kaum wanita yang paling sering terjerumus dalam penyimpangan ini, karena sikap mereka yang selalu ingin terlihat menarik secara berlebihan serta ingin tampil istimewa dan berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu, mereka memberikan perhatian sangat besar kepada perhiasan dan dandanan untuk menjadikan indah penampilan mereka. Tidak jarang wanita muslimah yang tidak segan mengorbankan biaya, waktu dan tenaga yang besar hanya untuk menghiasi dan memperindah model pakaiannya, supaya dia tampil beda dengan pakaian yang dipakai wanita-wanita lainnya. Maka dengan itu dia jadi terkenal,
117
Abdullah Taslim, MA, Tabarruj Hijabers Wanita Modern, (Bekasi : Rumah Ilmu, 2014).h.50
109
bahkan model pakaiannya menjadi trend di kalangan para wanita dan dia disebut sebagai wanita yang tau model pakaian jaman sekarang. Dan dijelaskan juga bahwa wanita yang keluar rumah memakai pakaian atau jilbab yang dihiasi dengan bordiran, renda, ukiran, motif dan yang sejenisnya ini jelas merupakan bentuk tabarruj, karena pakaian atau jilbab ini menampakkan perhiasan dan keindahan yang seharusnya disembunyikan. Dalam buku tersebut menjelaskan, kitab al-kaba-ir hal 134, Imam adz-Dzahabi mengatakan: “Termasuk perbuatan (buruk) yang menjadikan wanita dilaknat (dijauhkan dari rahmat Allah) yairu memperlihatkan perhiasan, emas dan mutiara (yang dipakainya) di balik penutup wajahnya. Memakai wangi-wangian dengan kasturi atau parfum ketika keluar (rumah), memakai pakaian yang diberi celupan warna (yang menyolok), kain sutra dan pakaian pendek, disertai menjangkan lengan baju, serta hiasan-hiasan lainnya ketika keluar (rumah). Semua ini termasuk tabarruj yang dibenci oleh Allah dan pelakunya dimurkai oleh-Nya di dunia dan di akhirat. Oleh karena perbuatan inilah, yang telah banyak dilakukan oleh para wanita, sehingga dalam hadits riwayat al-Bukhori dan Muslim, Rasulullah bersabda tentang mereka : “Aku melihat Neraka, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita”.118 Dalam kitab Ruuhul ma‟aani, Imam Abdul Fadhl al-Alusi berkata : Ketahuilah, sesuatu yang menurutku termasuk perhiasan wanita yang
118
Abdullah Taslim, MA, Tabarruj Hijabers Wanita Modern, (Bekasi : Rumah Ilmu, 2014).h.55
110
dilarang untuk ditampakkan, yaitu perhiasan yang dipakai oleh kebanyakan wanita yang terbiasa hidup mewah di jaman kami di atas pakaian luar mereka dan mereka jadikan sebagai hijab waktu mereka keluar rumah. Yaitu kain penutup tenunan dari (kain) sutra yang berwarnawarni, memiliki ukiran (bordiran atau sulaman berwarna) emas dan perak yang menyilaukan mata. Aku memandang bahwa para suami dan wali yang membiarkan istri-istri mereka keluar rumah dengan perhiasan tersebut, sehingga mereka berjalan di kumpulan kaum laki-laki yang bukan mahram mereka dengan perhiasan tersebut, ini termasuk (hal yang menunjukkan) lemahnya kecemburuan (dalam diri para suami dan wali) mereka, dan sungguh kerusakan ini telah tersebar merata. Fatwa lajnah daimah atau kumpulan ulama besar ahli fatwa di Arab Saudi, yang diketuai oleh Syaikh Abdul Azizi Alu Asy-Syaikh, mengatakan bahwa abayah (baju kurung atau luar) yang disyariatkan bagi wanita adalah jilbab yang terpenuhi padanya tujuan syariat Islam (dalam menetapkan pakaian bagi wanita), yaitu menutupi (perhiasan dan kecantikan wanita) dengan sempurna dan menjauhkan (wanita dari fitnah). Atas dasar ini, maka abayah wanita harus terpenuhi padanya sifat-sifat (syarat-syarat) dimana yang keempat adalah abayah tersebut tidak diberi hiasan-hiasan yang polos dari gambar-gambar, hiasan (pernak-pernik), tulisan-tulisan (bordiran atau sulaman) maupun simbol-simbol. Kemudian berdasarkan keterangan yang penulis baca dalam buku Tabarruj Hijabers Wanita Modern, maka termasuk tabarruj yang
111
diharamkan bagi wanita adalah membawa atau memakai beberapa perlengkapan wanita, seperti tas, dompet, sepatu, sendal, kaos kaki, dan lain-lain, jika hiasan yang menarik perhatian, sehingga itu termasuk perhiasan wanita yang wajib untuk disembunyikan. Karena Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 33:
َوقَ ۡر َن ِِف ب ُ ُيو ِتك ُـ َّن َوَل ك َ ََّب ۡج َن ك َ ََّب َج آلۡ َج َٰـهِ ِل َّي ِة آ َٔأ ْو َ ٰ ۖل “Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahilihah yang dahulu”.
Syaikh Al-Albani menjelaskan dalam kitab Jilbaabul mar-atil muslimah dapat disimpulkan bahwa warna pakaian wanita tidak termasuk perhiasan yang tidak boleh di tampakkan, dengan syarat warna tersebut tidak terang dan menyolok sehingga menarik perhatian bagi laki-laki yang melihatnya. Meskipun demikian, sebagian dari para ulama menegaskan bahwa warna hitam untuk pakaian wanita adalah lebih utama karena lebih menutupi perhiasan dan kecantikan wanita. Ria Miranda dan Dian Pelangi tidak dipungkiri bahwa mereka adalah seseorang yang berhasil memberikan warna baru dalam busana muslim. Dan dampak positifnya adalah banyak wanita muslim yang tertarik untuk menggunakan busana muslim dan memulai untuk mengenakan jilbab. Ria Miranda dan Dian Pelangi memiliki tujuan yang sama yaitu melakukan syiar dan dakwah melalui busana. Dengan segala bentuk busana yang mewakili Ria Miranda dan Dian Pelangi dalam
112
merancang busananya dari segi warna, motif, bentuk yang memberikan karakter masing-masing dalam busana yang mereka tampilkan. Hingga masyarakat pun dapat melihat dan menilai mengenai karya-karya busana yang mereka tampilkan. Pada intinya busana yang mengikuti perkembangan zaman dan memiliki warna diperbolehkan, asalkan masih sesuai dengan ketentuanketentuan agama, dan warna serta motif yang digunakan tidaklah mencolok dan berlebih-lebihan. Dan tentunya banyak wanita muslimah yang mengenakan apa yang disebut-sebut sebagai busana Islami dengan senang hati, tetapi di balik keridhoan ini tersimpan ketidaktahuan akan ajaran agama yang sebenarnya. Hal tersebut merupakan sedikit kesimpulan yang peneliti ambil mengenai pendapat masyarakat tentang perkembangan busana muslim pada saat ini. Akan tetapi sesuai dengan apa yang sudah dibahas di dalam bab dua, busana muslimah merupakan pakaian taqwa yang terkandung di dalam kaidah islam yang berfungsi untuk menutupi aurat, seperti yang telah tertera dalam surat Al A‟raf ayat 26. Dan menutup aurat juga telah diwajibkan atas muslimah adalah persoalan agama yang ditetapkan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist, seperti di dalam surat Al-Ahzab ayat 59 yang sudah dijelaskan bagaimana batasan seharusnya wanita muslimah menggunakan jilbab.
BAB V PENUTUP Dari hasil penelitian dan penelurusan peneliti dalam analisis wacana mengenai busana muslim karya Ria Miranda dan Dian Pelangi, berikut akan dipaparkan kesimpulan penelitian, yang pertama jawaban atas pertanyaan pokok maupun penunjang pada analisis wacana ini. Pertanyaan utama pada penelitian ini yaitu bagaimana analisis wacana busana muslimah yang ditampilkan oleh Ria Miranda dan Dian Pelangi dilihat dari level teks yang menggunakan metode semiotika pierce yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. Kemudian pertanyaan turunan pada rumusan masalah adalah bagaimana analisis wacana busana muslimah jika dilihat dari segi kognisi sosial dan konteks sosial?
A. Kesimpulan Dari analisis data yang telah peneliti lakukan, maka pada bab penutup ini peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Wacana teks dengan metode semiotika Charles Sanders Pierce mengenai busana karya Ria Miranda dan Dian Pelangi, yaitu Ria Miranda menampilkan busana yang terlihat sederhana dan elegant dengan warna pastel dan ciri khas motif songket minang, sedangkan Dian Pelangi menampilkan busana yang terlihat glamour dengan warna-warna yang berani
dengan
segala
pernak-pernik
113
sebagai
pelengkapnya,
dan
114
menggunakan ciri khas dari kebudayaan-kebudayaan Indonesia seperti kain batik, tenun, songket dan jumputan. 2.
Pandangan Ria Miranda dan Dian Pelangi terhadap busana muslim atau bisa disebut aspek kognisi sosial, Ria Miranda dan Dian Pelangi ingin mengubah pandangan masyarakat yang berpikir busana muslim adalah busana yang monoton dan kuno, kini sudah berubah menjadi busana yang trendy dengan aurat yang tetap tertutup.
3.
Pandangan masyarakat terhadap perkembangan busana muslim atau disebut juga konteks sosial, tentunya terdapat pro dan kontra mengenai hal ini. Pada dasarnya kita juga harus berusaha agar kita tidak termasuk sebagai orang-orang yang bertabarruj, dengan cara lebih pandai lagi dalam memilih dan menggunakan busana muslim.
B. Saran-saran Berdasarkan dari keterbatasan yang ada pada penelitian ini, maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam baik yang berikaitan dengan representasi dakwah muslimah, maupun busana muslim yang sesuai dengan syariat Islam. Selanjutnya untuk para perancang busana muslim, baiknya dalam merancang busana harus diimbangi dengan ilmu agama, sehingga dapat memahami bagaimana pakaian yang dianjurkan oleh agama agar bisa tetap disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tentunya tetap dengan aurat yang tertutup. Dan untuk masyarakat, jadilah pemilih yang baik untuk keaikan diri anda sendiri. Apapun busana yang telah dirancang dan ditampilkan oleh para desainer,
115
tetap tugas kita untuk memilihnya. Memilih yang terbaik diantara yang baik, mana yang pakaian yang diperbolehkan dalam Islam dan tidak. Dan perdalam ilmu agama, agar kita tidak hanya menutup aurat saja tapi juga memahami apa saja yang dianjurkan dan apa saja yang dilarang dalam agama. Dengan begitu kita akan mengerti cara memilih dan menggunakan pakaian yang baik dan benar dalam Islam. Dan tentunya kita tidak akan terpengaruh dengan perkembangan dunia barat.
116
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Taslim, MA. Tabarruj Hijabers Wanita Modern. Bekasi: Rumah Ilmu, 2014. Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir. Kamus Arab Indonesia. Yograyakarta: Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, 1984. Anas, Ahmad. Paradikma Dakwah Kontemporer. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006. Arifin, Bey. Terjemahan Sunnah Abu Daud. Semarang: CV Asy Syifa, 1993. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. As-Sya‟rawi, Syeikh Mohammad Motawalli. Wanita dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Yayasan Alumni Timur Tengah, 2010. Aziz, M. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997. Badruttamam, Nurul. Dakwah Kaloboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005. Bahreisyi, H. Salim. Terjemahan Riyad Ash Shalihin. Bandung: Al-Ma‟arif, 1987. Departemen Pendidikan dan Budaya. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Budiman, Kris. Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra, 2011. Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jayasutra, 2010. . Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jayasutra, 2012. Darma, Yoce Aliah. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya, 2013. Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Teks Media. Yogyakarta: Lkis, 2006. Ghanim, Muhammad Salman. Kritik Ortodoksi Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2000.
117
Hamid Nasuhi, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, Disertasi). Jakarta: CeQDA (Center of Quality Development and Assurance, 2007. Haryono, Firdaus Al-Hisyam dan Rudy. Kamus Lengkap 3 Bahasa Arab – Indonesia – Inggris. Surabaya: Gitamedia Press, 2006. Hasanudin, H. Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia). Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Herdiansyah, Haris. Metodologi Humanika, 2010.
Penelitian Kualitatif.
Jakarta:
Salemba
Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Kehoe, Vincent J-R. Teknik Make Up Profesional Untuk Artis Film, Telvisi, dan Panggung. Japan: MMTC, 1992. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Publlic Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Mohammad, Kasiram. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press, 2010. Mulia, Siti Musdah. Muslimah Reformis Perempuan Pembaru Keagamaan. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2004. Natsir, M. Dakwah dan Pemikirannya. Gema Insani Pres, 1999. Priyatni, Dewi. SCARF Aksen Cantik Busana Muslimah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007. Rubiyanah, Ade Masturi. Pengantar Ilmu Dakwah. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Rufaidah, Anne. Anggun Berkerudung di PT.Gramedia Pustaka Utama, t.thn.
segala kesempatan.
Jakarta:
Shihab, M. Quraish. Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah. Jakarta: Lentera Hati, 2004. . M. Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui. Jakarta: Lentera Hati, 2010. Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009. Stefan Stitcher, Abdul Syukur Ibrahi. Metode Analisis Teks dan Wacana. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
118
Yaqub, Hamzah. Publisistik Islam Dakwah dan Leadership. Bandung: Bandung: CV Dipenogoro, 1982.
Internet http://www.dream.co.id/dinar/ria-miranda-sukses-karena-sindiran-1409011.html. diakses pada tanggal 1 September 2014 http://www.pusatbusanamuslimmodern.com/blog/busana-muslim-modern-2015/. diakses pada tanggal 29 Maret 2016 http://www.tutorialhijabers.com/2015/05/profil-dian-pelangi.html. diakses pada tahun 2015
Wawancara Miranda, Asisten Ria, wawancara oleh Savinatun Naja. Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi (26 April 2016). Miranda, Ria, wawancara oleh Savinatun Naja. Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi (18 Mei 2016). Pelangi, Asisten Dian, wawancara oleh Savinatun Naja. Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi (30 April 2016). Pelangi, Dian, wawancara oleh Savinatun Naja. Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi (30 April 2016).
Jl. Bintaro Taman Barat Blok F1 No. 7 Bintaro Jaya Sektor 1 – Jakarta Phone : 021.7350505 Email :
[email protected] www.riamiranda.com
SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa: Nama
: Savinatun Naja
Nim
: 1112051000120
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Perguruan Tinggi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian dan wawancara pada pihak Ria Miranda untuk penulisan skripsi dengan judul “Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi” Demikian surat ini di berikan agar dapat digunakan sesuai dengan keperluan, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 18 Mei 2016 Hormat kami
Ria Miranda Designer Busana Muslim
SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa: Nama
: Savinatun Naja
Nim
: 1112051000120
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Perguruan Tinggi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian dan wawancara pada pihak Dian Pelangi untuk penulisan skripsi dengan judul “Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi” Demikian surat ini di berikan agar dapat digunakan sesuai dengan keperluan, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 28 Mei 2016 Hormat kami
Dian Pelangi Designer Busana Muslim
PEDOMAN WAWANCARA Konsistensi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi Nama
: Ria Miranda
Jabatan
: Designer Muslimah
Tanggal wawancara : 26 April 2016 Waktu wawancara
:14.00 WIB
Tempat Wawancara : Butik House of Ria Miranda Pertanyaan : 1. Jelaskan profil dan biografi Ria Miranda! 2. Apa saja yang sudah dilakukan Ria Miranda sebagai desainer busana muslim? 3. Apa saja prestasi yang sudah Ria Miranda dapatkan selama ini? 4. Berapa cabang butik Ria Miranda miliki saat ini? 5. Apa tema yang Ria Miranda gunakan dalam mendesain busana? 6. Apa karakter dari busana Ria Miranda untuk memberikan ciri khas busana yang kalian tampilkan? 7. Apa warna yang Ria Miranda gunakan untuk busana yang kalian tampilkan? 8. Apa motif busana yang Ria Miranda tampilkan? 9. Bagaimana bentuk dari busana yang Ria Miranda tampilkan? 10. Pada tahun berapa Ria Miranda terjun ke dunia desain? 11. Bagaimana awal mula Ria Miranda terjun sebagai desainer busana muslim? 12. Apa yang menjadi inspirasi Ria Miranda dalam mendesain busana? 13. Mengapa Ria Miranda tertarik untuk menjadi seorang desainer? 14. Apa faktor pendukung dan penghambat Ria Miranda dalam mendesain busana? 15. Apa maksud dan tujuan Ria Miranda mengkhususkan untuk mendesain baju busana muslim? 16. Bagaimana riwayat pendidikan Ria Miranda? 17. Jelaskan sekilas tentang riwayat hidup Ria Miranda? 18. Bagaimana pandangan Ria Miranda mengenai dakwah melalui busana?
19. Apa saja cara yang dilakukan Ria Miranda dalam berdakwah melalui busana selain dengan mendesain busana muslim? 20. Aktivitas apa saja yang sudah dilakukan Ria Miranda dalam berdakwah melalui busana? 21. Apa pandangan Ria Miranda dalam berbusana sesuai dengan syariat Islam? 22. Apa pandangan Ria Miranda mengenai trend di dalam busana muslim pada saat ini? 23. Jika dilihat dalam syariat Islam, Islam mengajarkan kita untuk berbusana yang menutup aurat, tidak terawang, tidak membentuk tubuh, sederhana, tidak menarik perhatian dan lain-lain. Lalu bagaimana dengan busana muslim yang Ria Miranda tampilkan? 24. Apa alasan Ria Miranda memilih warna pastel untuk desain baju yang anda tampilkan? 25. Apa pesan Ria Miranda terhadap generasi muda muslimah akan pentingnya berbusana muslim?
Jakarta, 26 April 2016 Interviewer
SAVINATUN NAJA
Interviewee
RIA MIRANDA
PEDOMAN WAWANCARA Representasi Dakwah Muslimah : Studi Kasus Busana Karya Ria Miranda dan Dian Pelangi Nama
: Dian Pelangi
Jabatan
: Designer Muslimah
Tanggal wawancara : 30 April 2016 Waktu wawancara
:13.30 WIB
Tempat Wawancara : PT. HIJUP.COM Pertanyaan : 1. Jelaskan profil dan biografi Dian Pelangi! 2. Apa saja yang sudah dilakukan Dian Pelangi sebagai desainer busana muslim? 3. Apa saja prestasi yang sudah Dian Pelangi dapatkan selama ini? 4. Berapa cabang butik Dian Pelangi miliki saat ini? 5. Apa tema yang Dian Pelangi gunakan dalam mendesain busana? 6. Apa karakter dari busana Dian Pelangi untuk memberikan ciri khas busana yang kalian tampilkan? 7. Apa warna yang Dian Pelangi gunakan untuk busana yang kalian tampilkan? 8. Apa motif busana yang Dian Pelangi ampilkan? 9. Bagaimana bentuk dari busana yang Dian Pelangi tampilkan? 10. Pada tahun berapa Dian Pelangi terjun ke dunia desain? 11. Bagaimana awal mula Dian Pelangi terjun sebagai desainer busana muslim? 12. Apa yang menjadi inspirasi Dian Pelangi dalam mendesain busana? 13. Mengapa Dian Pelangi tertarik untuk menjadi seorang desainer? 14. Apa faktor pendukung dan penghambat Dian Pelangi dalam mendesain busana? 15. Apa maksud dan tujuan Dian Pelangi mengkhususkan untuk mendesain baju busana muslim? 16. Bagaimana riwayat pendidikan Dian Pelangi? 17. Jelaskan sekilas tentang riwayat hidup Dian Pelangi? 18. Bagaimana pandangan Dian Pelangi mengenai dakwah melalui busana?
19. Apa saja cara yang dilakukan Dian Pelangi dalam berdakwah melalui busana selain dengan mendesain busana muslim? 20. Aktivitas apa saja yang sudah dilakukan Dian Pelangi dalam berdakwah melalui busana? 21. Apa pandangan Dian Pelangi dalam berbusana sesuai dengan syariat Islam? 22. Apa pandangan Dian Pelangi mengenai trend di dalam busana muslim pada saat ini? 23. Jika dilihat dalam syariat Islam, Islam mengajarkan kita untuk berbusana yang menutup aurat, tidak terawang, tidak membentuk tubuh, sederhana, tidak menarik perhatian dan lain-lain. Lalu bagaimana dengan busana muslim yang Dian Pelangi tampilkan? 24. Apa alasan Dian Pelangi memilih warna-warni pelangi untuk desain baju yang anda tampilkan? 25. Apa pesan Dian Pelangi terhadap generasi muda muslimah akan pentingnya berbusana muslim?
Jakarta, 30 April 2016 Interviewee
DIAN PELANGI
Hasil Wawancara dengan Fashion Designer Ria Miranda 1. Jelaskan profil dan biografi Ria Miranda! Ka Ria sebenarnya nama aslinya itu Indria Miranda, lahir di kota padang tangal 15 Juli 1985. Setelah lulus dari Universitas Andalas jurusan ekonomi, ka Ria langsung masuk sekolah ESMOD tahun 2007. Dan dari sekolah ESMOD itu ka Ria milih brand DNA yang berwarna pastel yang memiliki ciri khas yang menampilkan kelembutan sosok wanita Indonesia melalui sentuhan feminin dan lembut dalam siluet busana yang sederhana, tetapi bersahaja. Ka Ria memulai karir sebagai fashion stylish di majalah Noor, lalu terjun sebagai fashion designer yang mengkhususkan pada busana muslim. Ka Ria juga menjadi salah satu founder dari Hijabers Community, komunitas pertama yang berbasiskan muslimah muda. Ka Ria juga pernah meraih penghargaan Favorite Designer Award pada Indonesia Creative Week 2013, dan Trendsetter Fashion Muslim melalui Hoodie Blouse pada tahun 2011. Ka Ria juga nulis buku, judulnya itu Inspirastion by Ria Miranda dan Passhion, a story about love, passion dan fashion, fashion constributor di majalah muslimah LAIQA, serta anggora APPMI DKI Jakarta tahun 2013, founder dan pengajari di Fashion Design Class (FDC). 2. Apa saja yang sudah dilakukan Ria Miranda sebagai desainer busana muslim? Alhamdulillah kalo untuk Ria Miranda sendiri desainnya itu mencoba untuk selalu berkarya dengan sesuai syariat Islam. Tentunya dengan ragam potongan busananya, misalnya kaya baju, bajupun banyak tunik, ada juga pilihan dress, mungkin kalau ada yang masih “ah kayanya aku ga terlalu mau yang syar’i-syar’i banget” bisa nyobain topnya. Mungkin dari ragam potongannya setiap koleksi kita pun beragam, mulai dari top, tunik sampai dress. Cara dakwahnya itu sendiri, Islam itu kan menekankan bahwa berpakaian tidak boleh berlebihan. Maka dari itu benang merahnya adalah kalau dari Ria Miranda sendiri warna-warnanya pun tidak terlihat yang mencolok, warna-warna pastel. Terus dari segi apalagi ya, potongan busananya pun ga yang terlalu heboh-heboh banget. Itusih yang selalu kita konsisten dalam rancangannya Ria Mirandagitu. Intinya dari potongan busana dan dari warna yang dikhususkan dalam syariat Islam itu tidak boleh berlebihan. 3. Apa saja prestasi yang sudah Ria Miranda dapatkan selama ini? Kalau prestasi dalam desainer paling kaya kemaren pernah ikut Melbourne juga bareng wardah, fashion show disana walaupun itu bukan khusus fashion show khusus
Ria Miranda tapi seengganya sudah mencoba untuk tau pasar diluar sana ternyata antusiasnya sangat-sangatlah tinggi. Apalagi Indonesia pun terkenal dengan ragam busana hijabnya tuh yang sangat-sangat kreatif. Terus adalagi yang ke Malaysia juga kita kerjasama dengan brand fashion fallet. Itu adalah salah satu di Malaysia, kita juga udah pasarin baju kita disana. Sebenernya sih tantangannya Ria Miranda agak sangat susah, karna untuk menembus pasar international itu dengan ciri khasnya Ria Miranda itu pastel itu agak susah, jadi kita harus lebih cermat lebih cerdik untuk menerka pasar disana, sebenernya di negara-negara mana yang bisa kita targetin untuk pasar baju Ria Miranda. Kalau misalnya kita ga pinter untuk milih target pasar, nanti yang ada kita dateng kesana kaya cuma posting di instagram bahwa kita keren, kita udah kesana. Tapi ternyata kita ga dilihat bagus sama mereka gitu, jadi jangan sampai kaya gitu. Sebenernya kita masih mencoba, sebenernya kita masih tahap nasional dulu sih fokusnya tapi untuk tahap internasional kita masih banyak-banyak belajar. Paling prestasi lagi kita selalu ikutan ajang-ajang IFW, JFW. Terus kemarin ka Ria kan jadi ikutan IFF (Indonesia Fashion Forward) dari femina itu kepilih di generasi keempat. IFF itu sangat terbuka luas disitu, karena setiap desainer pun dikasih pendidikanpendidikan luas tentang bagaimana sih mengembangkan desain mereka, dikasih advice sama tutor-tutor yang udah berbakar yang udah hebat banget, jadi kaya dikasih advice sampe Ria Miranda Signature pun lahir. Dari IFF akhirnya brand Ria Miranda itu nomer satu dengan Ria Miranda Signature, dengan lebel premiumnya. Selama ini ada Ria Miranda (Ria Miranda berarti yang di print-print), ada juga Ria Miranda Daily dia itukan ga print, harganya pun lebih Rp. 500.000,- kebawah karna targetnya pun untuk mahasiswa, terus ada Ria Miranda Kids yang untuk anak-anak, Ria Miranda Signature yang premiumnya, lebel premium itu harganya sekitar Rp. 1000.000,- keatas sampe Rp. 5.000.000,- tergantung desainnya itu. Nah yang Signature itu lahir dari IFF itu. Itu juga sebenernya tergetnya buat ke pasar internasional juga sih. Karena apa? Karena kalau kita berbekal dari lebel brand Ria Miranda aja kayak kurang gitu. Makanya akhirnya kita bikin lebel baru yang sebenernya masih brand DNA-nya sama pastel, cuma kita kaya lebih elegant terus dengan sentuhan payet-payet ploroski biar lebih keliatan oke gitu, tapi selalu tetep simpel sih. Pendiri HC bareng Dian Pelangi, Jenahara, Lulu Elhasbu, banyak sih sebenernya cuma karna pelopor-pelopornya mungkin karna mereka juga udah ngeluarin baju kaliya jadi Ria Miranda, Dian Pelangi, Jenahara tuh kaya tiga iconnya
Hijabers Community gitu. Brand Ambassador wardah udah jalan 3 taun dan molto mau 2 taun. 4. Berapa cabang butik yang Ria Miranda miliki saat ini? Sekarang sih ada 11 cabang ya. 5. Apa tema yang Ria Miranda gunakan dalam mendesain busana? Sebenernya untuk tema ngedesain tuh banyak banget. Jadi dari 1 taun 2016 misalnya, kita tuh akan membagi beberapa koleksi, misalnya the screen summer, fall winter sama kaya ada yang lebaran juga Ramadhan, jadi dalam satu tahun itu kita punya beberapa tema koleksi. Jadi kaya tahun 2016 itu tuh ada yang kemaren keluar ada takana, ada juga klasifo, terus kalo yang dailynya ada savanna ada yang natrika terus nanti lebaran ada sishor, nanti setelah itu ada kaguya, terus ada lagi nanti mau akhir taun malah sekarang anak-anak desain udah di push untuk bikin yang koleksi 2017. Kalau koleksinya itu sendiri sih banyak. Terinspirasinya pun ka Ria kuatnya di minang. Jadi karna ka Ria dari Minang dari Padang kita tuh, kaya punya identity bahwa kita selalu ngeluarin yang identitik sama minang. Kaya misalnya takana itu emang printnya terinspirasi dari kain songket minang. Terus ga tau kenapa kalau yang berbau minang itu lebih laku, malah lakunya cepet banget. Malah ada loyal customer itu ada yang jadiin investasi. Jadi misalnya dia beli produk bitnik taun 2014 itukan minang juga, itu nanti bisa dijual lagi taun 2015 tuh akhirnya malah jadi mahal. Karna nyari itu tuh udah susah, dan di kita pun juga udah ga ada. Jadi selalu kita ngeluarin yang bertema minang. Tapi kita balik lagi sih kaya kita ngeliat trend busana di dunia. Jadi kita pasti ngeliat trend busana dunia taun 2016 misalnya, nanti kita saring lagi ke adaptasi Indonesia. Busana hijab Indonesia itu baiknya seperti apa, kita adaptasi lagi jadi baru nanti kita keluarin tema-tema itu. Jadi intinya tetep dari luar inspirasinya, diluar tuh trendnya apa aja sih akhirnya kita adaptasi ternyata bisa di Indonesia baru kita jalanin. Desainer lain pun gitu sih biasanya liat trend busana luar, nanti akhirnya mereka adaptasi lagi sesuai brand DNA-nya mereka barudeh dijadiin suatu tema. 6. Apa karakter dari busana Ria Miranda untuk memberikan ciri khas busana yang kalian tampilkan? Kalau karakter inti dari Ria Miranda itu lebih ke pastel sama ke minang. Termasuk motif lebih ke minang juga. 7. Apa warna yang Ria Miranda gunakan untuk busana yang kalian tampilkan? Kalau warna selalu konsisten dengan pastel sih. 8. Apa motif busana yang Ria Miranda tampilkan?
Kita ngeliat sekarang trendnya lagi ini nah nanti kita adaptasiin lagi, tapi memang tetep ciri khas kita di minang, pasti kita selalu ngeluarin khas minang gitu. Dulu sempet koleksi songket minang cuma kan warna songket minang warnanya lebih tua gitu kan kaya ngejreng gitu, nah ternyata ada pengrajin disana yang bisa mesen benangnya warna pastel tuh bisa. Cuma kan sekarang adaptasinya lebih ke print jadi apa yang ada di songket itu kita adaptasiin ke kain jadi nanti kita print sendiri, jadi bukan beneran songket lebih ready to ware buat sehari-hari gitu. 9. Bagaimana bentuk dari busana yang Ria Miranda tampilkan? Kalau bentuk sih kita keseringan buat dress ya, selebihnya ya model outer atau atasan tapi kita selalu buat yang longgar biar ga ngebentuk tubuh. 10. Pada tahun berapa Ria Miranda terjun ke dunia desain? Awalnya ka Ria jadi fashion stylish dari majalah Noor, terus dari situ banyak belajar, nyari link segala macem mulai deh jualan di awal tahun 2009, mulai buka yang Shabby Chic itu tapi by online aja sama pre-order. Terus akhir nawarin ke temen-temen terus suka, barudeh akhirnya mulai ngediriin Hijabers Community, dari situ mulai deh perlahan ngebangun link dari bikin baju, fashion stylish, akhirnya ngejualin ke temen-temen Hijabers Community. Sampe akhirnya booming sendiri kan komunitas itu pada masanya. 11. Bagaimana awal mula Ria Miranda terjun sebagai desainer busana muslim? Dulu ka Ria ngambil fakultas ekonomi di Universitas Andalas, ka Ria tuh sebenernya suka banget sama fashion tapi ga boleh sama orang tua, karna ayah itu dosen jadi edukasi tuh penting bgt, jadi akhirnya S1 dulu “tapi nanti janji yaa Ria boleh ngambil sekolah fashion boleh ke Jakarta, boleh ngerantaulah ibaratnya” akhirnya setelah ka Ria lulus barudeh boleh ngerantau ke Jakarta. Nah dari situ nyari skeolah yang bagus kan di Jakarta akhirya pilih deh ESMOD bareng sama Dian Pelangi juga. Tapikan ESMOD kaya sekolah kursus ajakan bukan sarjana S1, makanya disuruh lulusin S1 dulu baru boleh terjun ke ESMOD. Dulu awalnya ka Ria suka bikin-bikin juga baju juga waktu jaman kuliah, jadi kaya emang udah keliatan “oh aku suka nih.. passionnya di fashion” jadi suka kaya bikin aksesoris, bikin baju, jadi yaudah deh ke Jakarta itu bener bener kaya ngerintis sendiri. 12. Apa yang menjadi inspirasi Ria Miranda dalam mendesain busana? Inspirasi dari awal tuh selalu ngeliat ibu ya. Jadi dari awal tuh mama itu bisa jadi kaya apaya.. fashion mama itu bisa jadi kaya ngebawa ke anaknya. Mama ka Ria tuh sampe sekarang emang masih stylish bgt walaupun udah tua. Emang mama dari
dulu tuh suka modislah yaa cara berpakaiannya jadi terinspirasi dari mama sendiri, bikin baju bikin ini bikin itu. Jadi kaya terinspirasi dari mama justru awalnya akhirnya “oh oke nih mama aku mah orangnya simpel” akhirnya bikin bajunya terinspirasi dari mama. 13. Mengapa Ria Miranda tertarik untuk menjadi seorang desainer? Sebenernya emang dari dulu ka Ria tertarik jadi seorang desainer, karna emang awalnya suka ngeliat cara berpakaian mama, terus apalagi dulu susah ya nyari baju muslim udah gitu modelnya gitu-gitu aja. Makanya ga tau kenapa emang udah passion kaliya jadi ya pengen aja jadi seorang desainer walaupun awalnya sempet ga boleh tapi alhamdulillah akhirnya terwujud juga. 14. Apa faktor pendukung dan penghambat Ria Miranda dalam mendesain busana? Faktor pendukung, suasana kerja yang homey dan nyaman membuat kita leluasa dalam bekerja dan mengeluarkan ide ide. Faktor penghambatnya adalah kekurangan sdm dan mesti menyesuaikan dengan mood setiap team yang khususnya terlibat dalam pembuatan busana. 15. Apa maksud dan tujuan Ria Miranda mengkhususkan untuk mendesain baju busana muslim? Kalo waktu dulu ka Ria ngeliat busana muslim tuh monoton, kan ya yang ituitu aja terus kaya yang ribet. Memang kan ka Ria dari dulu kan udah berhijab ya, jadi pas kuliah tuh ka Ria mau beli baju muslim tuh susah terus mau tampil yang lebih stylish tuh susah, sampe akhirnya ka Ria coba buat bikin suatu inovasi baju muslim yang ready to ware, simpel, ga ribet sampe akhirnya bikin baju sendiri. Makanya kan waktu Shabby Chic by Ria Miranda itu kaya yang polosan, warna-warnanya juga masih tetep pastel, jadi emang dari dulu identitasnya pastel-pastel gitu. Jadi emang hmm apaya ya itu tadi inspirasinya emang dulu kan baju muslim tau sendiri kan kaya apa. Maksudnya kaya yang susah sih, kalau pake jilbab tuh terkesan kaya ibu-ibu, nah kalo jaman sekarang ibu-ibu malah keliatannya muda kan gara-gara baju hijab yang sekarang trendy-trendylah jadi ibaratnya ibu-ibu jadi keliatan muda kitanya malah keliatan tua gara-gara saingannya sama emak-emak kan sekarang tuh lebih heboh stylenya. Aku ngeliat perkembangannya tuh kaya suka liat blog-blog orang, kaya ngeliat Fifi Alfianto, blognya Hanatajima, jadi kaya ooh dulu fifi style-nya gitu loh masih pake ninja sekarang udah jadi kaya gimana, kaya ngeliat perubahan-perubahan trend hijab tuh makin sekarang makin simpel gitu ga pengen yang macem-macem. Dulu kan kayanya gimana pake jilbab susah juga terus ribet, terkesan tua, ibu-ibu,
monoton. Nah ka Ria tuh liatnya dari situ karna monoton, terus kaya ngeliat kaya buat ngajak orang tuh buat make jilbab tuh ga susah loh gitu. Sekarang kan nyari baju gampang gitu. Di FX aja kalo maen ke FX tuh toko hijab tuh udah kaya mall anakanak hijabers gak sih sekarang, soalnya saking udah gampangnya nyari baju hijab tuh sekarang udah tersebar luas. Alhamdulillah sih aku liatnya dari Hijabers Community sih kaya pengaruhnya besar banget sih dari HC itu sendiri. Akhirnya sekarang benerbener terbuktu gitu. Nyari baju hijab gampang, walaupun kadang-kadang ada yang “ah jilbabnya entar lepas lagi” tapi seengganya dia udah mencoba untuk berjilbab. Itusih balik lagi ke pergaulan si diri sendiri sama lingkungan masing-masing, kalau dia lingkungan temen-temennya baik, dia bisa ngebawa kebaikan juga kan buat dianya, tapi kalo pergaulannya masih kaya gitu ya masih susah juga sih yaa gitu. 16. Bagaimana riwayat pendidikan Ria Miranda? Dari kecil sih emang sekolahnya di padang ya sampai kuliah di Andalas jurusan ekonomi, setelah itu baru deh masuk sekolah fashion di ESMOD. 17. Jelaskan sekilas tentang riwayat hidup Ria Miranda? Dibesarkan di tengah keluarga yang berjiwa entrepreneur, membuat ka Ria tertarik untuk terjun langsung menekuni bisnis busana muslim. Alasannya sih sederhana, karena pada saat itu fashion hijab belum terlalu banyak peminatnya. Pilihan bajunya pun terkesan monoton dan tidak terlalu banyak variasi. Atas dasar inilah ka Ria terdorong untuk mendesain busana muslim. Meski awalnya hanya mendesain untuk digunakan sendiri, keinginan untuk menerapkan ilmu yang ka Ria dapat di sekolah mode sangatlah besar. Hingga akhirnya pada 2008, ka Ria berani merilis brand busana muslimah bertajuk Shabby Chic by Ria Miranda. Tetapi sejak 2009, label ini berubah nama menjadi Ria Miranda. Dengan bermodalkan Rp 15 juta dari uang sendiri, ka Ria pun memberanikan diri untuk memulai usahanya. Modal tersebut ka Ria gunakan untuk menyiapkan keperluan yang dibutuhkan. Seperti pemilihan bahan dan proses produksi busana hingga siap dipasarkan. Akhirnya orang tau ka Ria kasih bantuan modal, dan dengan dibantu lima orang tim ka Ria, memproduksi sekitar empat baju dalam sehari. Namun produksinya ini tergantung pada tingkat kesulitan baju yang akan dibuat. Ka Ria berharap bisnisnya bisa bertahan lama dan diterima oleh banyak kalangan. Tak hanya itu saja, ia juga ingin membuktikan bahwa produk lokal bisa
bersaing ditengah gempuran dari brand luar negeri yang mulai hadir. Dan Alhamdulillah masyarakat mulai menerima karya ka Ria sampai sekarang ini. 18. Bagaimana pandangan Ria Miranda mengenai dakwah melalui busana? Menurut aku berjalan cukup baik, menurut baik dalam artian hmm tapi tantangannya bagi desainer itu banyak banget sih sebenernya karna kalau misalnya desainer salah make baju aja.. ibaratnya kan desainer jadi kaya patokan, misalnya ka Ria patokan followers-followersnya. Misalkan kamu ngeliat ooh ka Ria pake bajunya kaya gini bagus yaa, jadi inspiratif buat orang banyak. Jadi sebenernya baju-baju yang ditampilkan harus harus apaya, harus punya arti sendiri-sendiri, harus punya makna yang orang orang tuh bisa nangkep, jangan sampe salah tangkep gitu ibaratnya. Kaya misalkan, turban gitu-gitu kan kaya suka ada yang kadang kadang gitu sih, aku sih sebenernya bukan aliran turbanisme gitu yaa.. jadi kaya yang kalau orang make turban tuh kaya yang aneh gitu itu tuh sebenernya ga oke loh buat fashion gitu. Maksudnya harusnya jangan turbanlah, harusnya desainer pun kaya yang bisa bisa apaya bisa merepresentasikan lu desainer muslim ya lu harus bener bener ya sesuai Islam, walaupun kadang-kadang di fashion show kadang suka yang heboh-heboh ya itu okelah. Kadang juga ada yang bilang agama sama fashion jangan disamain, ada yang bilang gitu. Cuma susah juga sih kadang-kadang emang beneran ga disamain. Cuma kadang-kadang kita team pun kadang mencoba untuk menuju arah yang baiklah, walau pun masih ada kekurangannya, masih banyak. Biasanya kita dapet masukan dapet kritik saran, misalnya bajunya kurang panjang lengannya atau nerawang. Kadang-kadang kalau posting celana begini aja (celana keangkat sedikit saat melipat kaki) kadang-kadang suka “itu aurat”kaya gitu-gitu kadang-kadang suka ada di komen. Sebeenernya sih emang harus jaga.. jaga diri hmm jaga jangan sampe salah tafsir bagi orang diluar sana, ibaratnya kan desainer kaya jadi trend setter orangorang, orang tuh pasti ngeliatnya tuh ke dia, jangan sampe salahlah. Susah sih sebenernya.. ya tapi kita terus belajar sih berusaha menampilkan hmm aku sih mencoba untuk dakwah tapi lewat busana kaya gitu.. sama sama belajar sih. Team juga dikasih brief jangan sampe kaya gini jangan sampe kaya gitu.. gitu. Soalnya kan memang dari sini pun tahapannya emang team yang bikin bajunya, team yang desain bajunya nanti akhirnya ka Ria yang acc. Jadi kaya emang harus sesuai apa yang ka Ria mau, apa yang ka Ria mau disampaikan terus dibikin sama team desain akhirnya direpresentasikan ini bajunya, kalo oke ya oke produksi kalo engga ya engga gitu. Sama-sama masih terus belajar sih, tapi menurut aku ya itu sangat-sangat baik karna
kesini-sini pun jadi kaya yang kalau mau pake jilbab jadi gampang, jadi kita nyari baju pun ga susah gitu, banyak pilihan, terus Islam pun dipandang jadi kaya apaya.. luas gitu. Di Indonesia pun kan mayortitas Islam, jadinya pandangan di luar sana kaya Indonesia jadi trend setter busana hijab kaya gitu jadi kan kaya sukses sih menurut aku dakwah dari busana, dakwah Islam melalui busana itu menurut aku cukup sukses. 19. Apa saja cara yang dilakukan Ria Miranda dalam berdakwah melalui busana selain dengan mendesain busana muslim? Sebenernya ka Ria bukan tipikal orang yang suka menggurui sih sebenernya, jadi kita sama sama belajar, suka belajar dari team juga. Bisa melalui edukasi kali ya, jadi para pemain industri fashion muslim itu ngasih edukasi kaya macem yang youtube channel, misalnya kaya anak kecil dikasih tahapan bagaimana cara berpakaian dalam islam, cara hijab berislam, mungkin bisa sih dikasih edukasiedukasi sederhana seperti itu. Aku juga bukan aliran yang hmm yang apaya yang terlalu caranya terlalu fanatik gila gitu, aku ga suka sih karena aku ngerasain pun juga belom bener ya jadi kayanya kalau ngeliat yang terlalu fanatik tuh jadi kaya ih gimana sih, maksudnya takutnya dipandangnya Islam gitu gimana-gimanalah ya. Jadi ya having fun aja, kita kalau misalnya mau melakukan edukasi atau ngasih tau informasi tentang Islam tuh emang harus jadi fun gitu jangan dibikin yang terlalu fanatik atau serius gitu. Mungkin caranya bisa melalui event-event, atau talkshow yang menghadirkan narasumber yang emang bagus yang ga terlalu push orang-orang, menjudge, menghipnotis orang-orang biar fanatik. Terus sekarang juga lagi ngetrend youtube channel, bisa juga tuh ikutan misalnya yuk gabung floger-floger atau blogerbloger gabung di satu youtube channel bikin kaya karya yang untuk edukasi-edukasi, kaya gitu menurut aku bagus sih misalnya disponsori sama wardah, wardah tuh kan support banget kan hal-hal yang kaya gitu. Apalagi kalau dibawa ke beberapa segmentasi, ada yang segmen artisnya, segmen desainernya, segmen selebgramnya. Itu tuh pasti mereka bakal narik kan buat ngeliat youtube channel itu. Kalo event khusus untuk dakwah sih jarang ya paling event edukasi tentang fashion desainer, kecuali pengajian gitu ya. Itu juga HC bukan ka Ria lagi kan yang pegang soalnya itu kaya re-generasi gitu. Kita emang support banget sih sama HC kalau HC butuh apaapa kita pasti bantu. Tapi sejauh ini dakwahnya ya melalui busana aja sih paling ya sama artikel-artikel aja sih. 20. Aktivitas apa saja yang sudah dilakukan Ria Miranda dalam berdakwah melalui busana?
Selama ini sih kita suka ngadain fashion show busana muslim, terus ikut-ikut perlombaan hijab hunt, tutorial hijab.. ya semacam itulah. 21. Apa pandangan Ria Miranda dalam berbusana sesuai dengan syariat Islam? Mungkin kita masih pelan-pelan, yang pasti nutup pantat, jangan terlalu ketat jangan terlalu membentuk badan ya kalau bisa juga kerudungnya jangan terlalu yang macemmacem, mungkin kerudungnya masih begini maksudnya belom nutupin dada ya asal bajunya ga ngebentuk badan aja sih menurut aku. Itu sih kaya masih yang awal-awal menurut aku tuh kaya jadi awal yang baik buat orang-orang yang masih new bee-new bee itu tuh menurut aku jadi awal yang baik, misalkan “gue belum terbiasa pake rok” walaupun harusnya baiknya tuh pake rok, tapi gapapa yang penting ga ketat terus nutup pantat. Jadi apa ya itu sih intinya kadang-kadang suka orang “berbusana tapi telanjang” kan ada yang suka bilang kaya gitu kan. Nah itu tuh kadang-kadang suka aneh sendiri kalau misalkan ke mall terus ada orang yang pake jilbab tapi yang terlalu ketat, terus ada lagi yang pake jilbab tapi sok-sok-an ngikutin trend misalnya roknya rok segini gitu loh (rok sebetis) dengan sepatu sneakersnya dia, menurut aku kayak yang yaampun sayang banget, ini kan masih aurat gitu kan. Kayak aneh sendiri kenapa masih make gitukan haha tapi itu mungkin salah aliran aja sih. 22. Apa pandangan Ria Miranda mengenai trend di dalam busana muslim pada saat ini? Sekarang tuh pastinya makin berkembang, malah sekarang lebih ke apa ya modern ga yang terlalu walaupun hmm apaya walaupun tetep kaya misalnya ngeliat baju-bajunga Rani Hatta itu kan mereka kan keren sih emang cuma mengadaptasi.. gimana ya dia mengadaptasi luar tapi dia tetep bisa masuk ke Indonesia gitu. Maksudnya kaya yang gitu-gitu sekarang mainnya tuh mau liat dari sudut pandang luar akhirnya nanti di adaptasi di create lagi sama mereka untuk di adaptasiin sama mereka supaya bisa adaptasiin di Indonesia. Menurut aku sih sangat-sangat bagus, apalagi di Indonesia. Di luar pun antusiasnya luar biasa, karna mungkin ngeliat Indonesia tuh kan jadi kreatif, terus jadi kiblat fashion, katanya mau jadi kiblat fashion. Terus kalau undang blogers-blogers disana tuh antusias banget kalau Indonesia yang dateng. Makanya kaya kemaren wardah juga ngadain anjudgment event ngundang blogers, ngundang orang-orang yang hijab disana untuk datengin mini fashionnya wardah. Sangat berkembang lebih ke arah modern, ready to ware, sama simpel sih menurut aku. Sekarang malah makin-makin simpel lagi, makin
simpel banget sih malah. Sekarang tuh kaya orang tuh mau make biar lebih ready to ware buat kemana-mana tuh gampang. 23. Jika dilihat dalam syariat Islam, Islam mengajarkan kita untuk berbusana yang menutup aurat, tidak terawang, tidak membentuk tubuh, sederhana, tidak menarik perhatian dan lain-lain. Lalu bagaimana dengan busana muslim yang Ria Miranda tampilkan? Dari segi warna udah keliatan, dari segi warna kita pastel. Dari segi potongan busana juga ga terlalu lebay menjuntai kebawah kaya gitu-gitu kan. Terus dari size ga terlalu itu sih menurut aku, maksudnya ga pernah deh kayanya yang ketat-ketat gitu, mungkin kalau yang ketat orangnya salah beli size kali, menurut aku masih amanaman aja sih maksudnya ga terlalu menonjolkan bagian-bagian tertentu kalau lagi dipake. Jadi masih aman aja. Makanya kita juga masih sama-sama belajar sih, misalnya suka dapet komplain apa-apa kita cari ooh iya iya makasih sarannya gitu. Celana juga sebenernya kita jarang banget ngeluarin celana gitu, walaupun kadangkadang suka ngeluarin cuma jarang banget bisa di hitung gitu. Karna lebih ke rok, dress, tunik. Terus kalau motif yang sesuai syariat yaa paling kita menghindari hewan, print hewan terus kaya print orang yang lengkap gitu. Dulu pernah ada komplain dari customer kita ada print hewan, burung kalau ga salah deh burungnya tuh lengkap, terus katanya tuh ga boleh dalam Islam gitu-gitu. Nah itu sih kaya kita ooh iya bener makasih, makasih ya atas masukannya. Iya bener jadi tuh kaya sekarang yang ya itu kalau dalam Islam kan ga boleh kaya gitu kan ada gambar-gambarnya katanya, hewan tuh ga boleh gitu. Kemaren sempet ngumpulin print kumpulan orang-orang berdiri gitu tapi itu ga lengkap misalnya mukanya ga ada, tangannya ga ada kaya gitu sih. Kalau dari sini kita menghindari hewan sama gambar manusia. Terus kalau bahan sih lebih apaya balik lagi ke lebel brand tadi sama kenyamanan. Kalo di daily kita lebih banyak main di katun, main di knitt kalo di daitly, kalo di lebel Ria Miranda kita main di satin mainnya juga kadang-kadang di crepe. Jadi kan satin itu kan bahannya yang flowly jadi ga ngebentuk tubuh gitu kan. Mungkin kalo yang daily katun pun kita insya Allah ga ngebentuk banget lah terus dressnya juga insya Allah lah. 24. Apa alasan Ria Miranda memilih warna pastel untuk desain baju yang anda tampilkan? Jadi dulu tuh di ESMOD seorang desainer tuh harus punya brand identity atau brand DNA-nya masing-masing supaya ga sama. Selain dari ka Rianya memang suka warna pastel dan orangnya juga sangat-sangat simpel. Ka Ria juga ngeliat atau
terinspirasi dari desainer interior juga sih. Tapi emang pada dasarnya ka Ria suka warna-warna pastel sih. 25. Apa pesan Ria Miranda terhadap generasi muda muslimah akan pentingnya berbusana muslim? Istiqamah-lah dalam berbusana muslim. Berusaha untuk semakin hari semakin baik dalam tata cara berbusana muslim, sesuai syariat islam yang tidak berlebihan. Dengan baik berbusana, inshaAllah baik pula bagaimana cara kita berperilaku dalam keseharian. Cara berbusana yang baik akan menunjukkan jati diri wanita muslim. Berhijab adalah merefleksikan kerendahan hati dan kesederhanaan dengan mengutamakan kecantikan dari dalam serta kepercayaan diri.
Jakarta, 26 April 2016 Interviewer
SAVINATUN NAJA
Interviewee
RIA MIRANDA
Hasil Wawancara dengan Fashion Designer Dian Pelangi 1. Jelaskan profil dan biografi Dian Pelangi! Awal mulanya butik ini dikelola sama orang tua aku, mereka ingin kalau butiknya yang nerusin itu aku saat aku besar nanti. Akhirnya aku benar-benar terjun sepenuhnya setelah aku udah belajar di ESMOD. Ya alhamdulillah dengan doa serta dukungan dari orang tua dan orang-orang sekitar akhirnya aku bisa menjalankan amanah yang orang tuaku berikan sama aku. 2. Apa saja yang sudah dilakukan Dian Pelangi sebagai desainer busana muslim? Aku selalu berusaha menampilkan busana hasil rancanganku di setiap event yang aku ikutin entah itu di dalam negeri maupun di luar ya. Terus juga aku suka ikut event hijab class tutorial, pengajian-pengajian seperti ini, ya apapunlah yang bisa memberikan inspirasi kepada wanita-wanita di Indonesia. 3. Apa saja prestasi yang sudah Dian Pelangi dapatkan selama ini? Waktu tahun 2006 aku alhamdulillah jadi muslimah sampul, terus ikut ajang JFW 2009, abudhabi fashion expo arabia, alhamdulillah juga kepilih jadi best selling expo taun 2011, kemaren juga alhamdulillah dikasih kesempatan ikut fashion show di amerika. 4. Berapa cabang butik yang Dian Pelangi miliki saat ini? Alhamdulillah ya kalo cabang butiknya sendiri tuh sekarang udah ada 17 cabang dan nanti bulan mei insya Allah grand opening di lippo mall kemang jadi taun ini alhamdulillah ada 18 cabang. 5. Apa tema yang Dian Pelangi gunakan dalam mendesain busana? Macem-macem ya, tapi biasanya aku selalu menggunakan inspirasi dari Indonesia, seperti batik, songket, jumputan, tenun. 6. Apa karakter dari busana Dian Pelangi untuk memberikan ciri khas busana yang kalian tampilkan? Aku selalu menyelipkan ciri khas budaya Indonesia di setiap rancanganku, karna memang menurut aku yaa ini warisan budaya kita ya jadi harus kita manfaatkan sebaik mungkin dan itukan Insya Allah pasti bermanfaat bagi para pengrajin di Indonesia sendiri. Dan ini juga jadi ajang promosi Indonesia di mata dunia. Jadi kita tidak hanya berjualan baju, tapi kita juga membawa big misi kebudayaan dan pastinya berharap supaya kita juga bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia 7. Apa warna yang Dian Pelangi gunakan untuk busana yang kalian tampilkan?
Kalo aku selalu menggunakan warna full colour ya jadi ya sesuai dengan namaku juga Dian Pelangi. 8. Apa motif busana yang Dian Pelangi tampilkan? Kalo dari motif aku ya itu tadi ya biasanya motif batik, jumputan dan tenun. Tapi biasanya aku modifikasi, jadi batiknya batik mana ya ini kita ciptain motif sendiri. Jumputannya juga biasanya kan ada jumputan palembang, ada jumputan banjar masin, pontianak segala macem, tapi kita bikin motif sendiri sih sehingga kita menggunakan teknik dari Indonesia tapi motifnya kita modifikasi sendiri. 9. Bagaimana bentuk dari busana Dian Pelangi tampilkan? Kalo bentuk aku selalu bikin yang seuniversal mungkin ya tapi tetap dalam bentuk busana muslim. Banyak sih kalo dari bentuk ada yang untuk ke acara formal, gaun, busana muslim untuk acara semi formal, sampe ke gaun pengantin pun aku ada. 10. Pada tahun berapa Dian Pelangi terjun ke dunia desain? Sejak kecil, aku memang disiapkan orangtua untuk melanjutkan usaha garmen dan butik. Lulus SMP, aku disekolahkan di SMK 1 Pekalongan jurusan Tata Busana. Sempat malu, tapi sekarang malah bersyukur. Lulus SMK, aku mulai diberi tanggung jawab mengurus butik ‘Dian Pelangi’ di Jakarta sambil melanjutkan sekolah ke ESMOD selama setahun. Setelah itu juga sempat mengambil kursus Bahasa Arab di Kairo, Mesir, untuk menambah pemahaman mengenai pakem-pakem agama Islam dalam berbusana. Tahun 2009, aku tuh diajak gabung ke Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Dan kebetulan aku menjadi anggota termuda di asosiasi itu. 11. Bagaimana awal mula Dian Pelangi terjun sebagai desainer busana muslim? Karna dulu orang banyak yang berpikir kalau menggunakan hijab terlihat lebih tua, kampungan. Ya aku sebagai wanita muslim yang memang menggunakan hijab merasa tertarik aja untuk membuat sesuatu yang aku pakai, gimana caranya orang yang berhijab itu ga jadi susah, jadi percaya diri. 12. Apa yang menjadi inspirasi Dian Pelangi dalam mendesain busana? Biasanya aku inspirasi itu tuh pada saat travelling ya, jadi biasanya kalo aku travelling suatu tempat aku tertarik untuk belajar tentang culture tempat tersebut. Jadi dari belajar culture tempat tersebut aku mendapatkan inspirasi buat koleksi selanjutnya. 13. Mengapa Dian Pelangi tertarik untuk menjadi seorang desainer?
Karna aku memang suka dengan desain baju ya dan kebetulan orang tuaku mendukung dan menujukan aku untuk ke arah sana. 14. Apa faktor pendukung dan penghambat Dian Pelangi dalam mendesain busana? Faktor pendukung sih Alhamdulillah aku memang dari keluarga yang latar belakangnya memang suka dalam dunia fashion ya, dan aku juga di motivasi dan dimbimbing oleh orang tuaku untuk meneruskan usaha butik mereka. Kalo faktor penghambat sih mungkin masih ada beberapa yang pro kontra ya, banyak orang yang berpendapat beda-beda cuma ya itu balik lagi sih ke diri kita sendiri, karna niat aku pun baik jadi ya aku jalanin aja. 15. Apa maksud dan tujuan Dian Pelangi mengkhususkan untuk mendesain baju busana muslim? Mungkin ini adalah bagian dari syiar juga kaliya. Aku mungkin dari kecil karna memang orang tuaku sangat hmm tertarik dengan agama, aku dulu di pesantren juga, jadi aku ga apaya jadi aku ga kepikiran untuk bikin baju lainlah, karna dari kecil aku memang berhijab, dan fokus dengan busana muslim, jadi waktu besar aku tidak terpikir untuk buat yang lain juga, karna memang hanya ingin membuat apa yang aku pake. Dan Alhamdulillah itu malah jadi ladang syiar buat aku. 16. Bagaimana riwayat pendidikan Dian Pelangi? Aku dari TK sampe SD di Palembang ya di TK Ikal Diaolog sama di MI 2 Palembang, nah kalo SMP aku masuk pesantren di bogor namanya Pesantren Al-Ihya terus SMK aku ikut orang tua aku pindah ke Pekalongan dan disitu aku mulai masuk sekolah yang menjurus ke tata busana di SMK Negeri 1 Pekalongan baru deh setelah itu aku langsung masuk ke ESMOD. 17. Jelaskan sekilas tentang riwayat hidup Dian Pelangi? Aku tuh sempat merasa minder di awal karirku. Lulus SMA, aku diminta untuk mengelola butik orang tuaku yang ada di Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu, aku pun mulai menikmati dunia fashion. Makin serius menekuni dunia fashion, akhirnya masuk ke sekolah mode ESMOD. Padahal aku dulu masuk ke dunia fashion karna paksaan dari orang tuaku, dan akhirnya berbekal dari pengetahuan tentang busana dan agama, aku pun mulai memulai bisnis sendiri. Meski orang tuaku adalah pemiliki butik busana muslim label Dian Pelangi di Pekalongan dan Jakarta. Tapi akhirnya aku mulai semuanya sendiri, dari desain, marketing, dan promosi aku lakukan sendiri. Dan Alhamdulillah dengan berjalannya waktu lama kelamaan aku
pun diterima masyarakat, dan aku juga semakin dikenal setelah berpartisipasi dalam perhelatan fashion show di Melbroune dan Jakarta Fashion Week tahun 2009. 18. Bagaimana pandangan Dian Pelangi mengenai dakwah melalui busana? Sebenernya apa yang aku lakukan juga termasuk syiar yaaa, dan dakwah itukan mengajak kedalam kebaikan, jadi dengan caraku menmbuat busana muslim yang berbeda yang dipadukan dengan trend dan fashion, secara tidak langsung banyak anak muda yang tertarik untuk menggunakan busana. Karna mereka lihat kalau menggunakan busana ataupun hijab ya ga akan bikin mereka terlihat tua. Ya walaupun masih belom bener banget dalam mengenakan busana, yang penting mereka udah mau mencoba dan memulai untuk menutup aurat. 19. Apa saja cara yang dilakukan Dian Pelangi dalam berdakwah melalui busana selain dengan mendesain busana muslim? Selain itu aku juga banyak ini ya, banyak bersosialisasi di sosial media. Menurut aku Alhamdulillah aku dititipkan sama Allah punya hmm punya followerslah yaa yang memperhatikan aku di sosial media, di instagram. Nah itu aku manfaatkan untuk ladang dakwah juga. Jadi aku berikan inspirasi, berikan semangat dan yaa apa yang aku bisa, apa yang aku ahli ya aku lakukan itu. 20. Aktivitas apa saja yang sudah dilakukan Dian Pelangi dalam berdakwah melalui busana? Banyak sih ya, contohnya kaya sekarang ini pengajian hijup bersama aku dalam menyambut ramadhan, terus aku juga suka ngadain fashion show busana muslim, terus suka dateng kalo di undang ke seminar-seminar, workshop, talkshow, terus juga hijab tutorial, yaa paling engga aku selalu berusaha apa yang aku bisa aku lakukan selama itu baik pasti aku lakuin. 21. Apa pandangan Dian Pelangi dalam berbusana sesuai dengan syariat Islam? Ya pastinya kita berhijab ini udah termasuk dari syariat Islam ya. Karna kan memang ada banyak masyarakat yang ga tau apa yang harus dilakukan para perempuan muslim dalam berpakaianlah. Jadi menurut aku dengan berhijab aja udah menandakan kita Islam gitu. Walaupun banyak persepsi orang yang berbeda-beda tentang ooh kalo hijab syariat seperti ini yang tidak sesuai seperti ini, jadi itu kembali ke persepsi masing-masing. 22. Apa pandangan Dian Pelangi mengenai trend di dalam busana muslim pada saat ini?
Menurut aku bagus sih, toh ini kan suatu hal yang baik. Jadi ngapain kita sedih atau misalnya kesel atau misalnya kecewa dengan trend yang baik. Kalau misalnya trendnya eeh trendnya menggunakan baju yang terbuka, nah itu baru kita resah dong. Tapi kalau trend berhijab kenapa harus resah? It’s a good thing. Jadi ga usah ga usah dipandang misalnya kok ini ya kok begitu ya. Ya walaupun adalah yang namanya menyimpang sedikit, misalnya oh jadi menor atau apa. Itu kembali ke orangnya lagi. Jadi jangan salahkan trend hijabnya atau salahkan Islamnya, tapi salahkan orangnya gitu. 23. Jika dilihat dalam syariat Islam, Islam mengajarkan kita untuk berbusana yang menutup aurat, tidak terawang, tidak membentuk tubuh, sederhana, tidak menarik perhatian dan lain-lain. Lalu bagaimana dengan busana muslim yang Dian Pelangi tampilkan? Hmm menurut aku sih aku dalam mendesain baju aku pengennya universal gitu, jadi semua orang bisa pake. Walaupun tanpa hijab orang bisa pake, mau pake syar’i bisa, mau di hijab yang lagi ngetrend atau hijab gaul bisa, jadi aku mendesain baju yang menurut aku sweetable for muslimah yaa tinggal para muslimah aja menstyle-nya seperti apa. Ooh aku mau yang syar’i, tinggal jilbabnya dipanjangin aja dipadukan dengan luaran atau apa. Kalau misalkan mau yang simpel aja, yaudah pake kerudung yang biasa atau seperti apa. Mau ga pake kerudung juga bisa. Jadi karna aku mendesain seuniversal mungkin ya terserah sama customer menafsirkan seperti apa. 24. Apa alasan Dian Pelangi memilih warna pelangi untuk desain baju yang anda tampilkan? Karna pada dasarnya setiap desainer itu harus punya karakter dalam setiap desainnya ya, karna itu akan jadi identitas desainer tersebut. Dan kebetulan aku dari orang palembang, dan busana yang dibuat sebagian besar menggunakan teknik jumputan yaitu teknik warna-warni, makanya lahirlah nama pelangi dari teknik itu. Dan aku tuh pengen kalo orang ngeliat bajuku dimanapun mereka langsung tau itu adalah baju Dian Pelangi tanpa harus mencari tau dulu siapa desainernya.. gitu. 25. Apa pesan Dian Pelangi terhadap generasi muda muslimah akan pentingnya berbusana muslim? Menurut aku kita ya tetep keep it simple yaa. Jangan terlalu mencolok, karna kita itu dress up dari ujung kepala sampai ujung kaki, kalau misalnya kita terlalu banyak menggunakan detail atau menggunakan warna itu akan sangat menarik perhatian gitu kan. Jadi eeh kita tetep chic ya tetep elegant tetep simple tapi pastinya
kalau boleh dipadukan dengan warna-warna monokrom, sehingga tampilan kita lebih harmonis. Dan pastinya kita berhijab dengan baik, rapih ya jangan lecek bajunya, karna itu adalah salah satu dari ilmu fashion juga ya , perpaduan warnanya juga bagus terus kita pembawaannya juga bagus, jangan bau, kalau bisa baju yang udah lama itu dicuci gitu ya, jangan menimbulkan wangi yang tak sedap, itukan ga boleh juga dalam Islam. Jadi pastinya kerapihan, terus kebersihan, harmonisasi warna dan pastinya juga model bajunya ya simpel gitu.
Jakarta, 26 April 2016 Interviewer
SAVINATUN NAJA
Interviewee
DIAN PELANGI
Lampiran
Bersama Ria Miranda
Wawancara Ria Miranda
Bersama Dian Pelangi
Wawancara Dian Pelangi
House of Ria Miranda
Gallery Dian Pelangi
Grand Opening Butik Dian Pelangi di Lippo Mall Kemang Village
Busana Karya Ria Miranda
Busana Karya Dian Pelangi