Bupati Akan Sisihkan Gajinya Untuk Sumbang Kulintang PKK PURWOREJO, FP – Setelah Ketua TP PKK Ny.Riri Fatimah Verena Prihastyari SE, menyumbangkan alat musik tradisional berupa angklung untuk TP PKK Kabupaten, kini giliran Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM akan menyisihkan gajinya untuk menyumbangkan alat musik kulintang. “Dengan diimbangi bermusik, supaya tidak jenuh. Anggaplah menjalankan tugas dalam PKK sebagai hiburan sehingga tidak terasa berat melaksanakannya. Apalagi dengan anggaran yang tidak terlalu besar. Tentu merupakan perjuangan yang penuh keihklasan untuk memberdayaan keluarga agar sejahtera,” kata Bupati pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PKK Kabupaten Purworejo Tahun 2017, di Pendopo Kabupaten hari ini Selasa (31/1). Hadir pula Wakil Bupati Yuli Hastuti SH, Ketua DPRD Munawir SPd MPd, Kabag Kesra Drs Bambang Sadyo Hastono MH, dan dinas instansi terkait. Lebih lanjut Bupati menagtakan, yang perlu diperhatikan oleh tim penggerak PKK yakni upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga-keluarga yang menjadi binaan PKK, sehingga menjadi keluarga yang produktif dan sejahtera. Terutama bagi keluarga-keluarga yang kurang mampu atau keluarga miskin yang perlu diberdayakan, untuk dapat menolong dirinya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Agus Bastian menambahakn, Pemerintah Kabupaten Purworejo sudah me-launching branding pariwisata Purworejo Romansa Purworejo tahun kunjungan wisata 2020. Maka kita siap menampung wisatawan, karena pasti wisatawan selain ke Yogyakarta juga akan melirik Purworejo. Peluang itu tentunya juga ditangkap PKK untuk dapat ikut mendorong dan memotivasi masyarakat untuk terus memajukan wilayah, melakukan inovasi dan pemberdayaan, termasuk mpengembangan desa wisata.
Ketua TP PKK Ny.Riri Fatimah Verena Prihastyari SE memaparkan, capaian kinerja PKK dalam melaksanakan 10 program pokok PKK yang meliputi bidang sekretaris, bendahara, Pokja I hingga Pokja IV. Juga mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan serta menyusun kegiatan tahun 2017. “Saya mengharapkan agar dalam menyusun rencana program dan kegiatan PKK lebih diarahkan pada program dan kegiatan pro rakyat yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat,” tuturnya. Ny.Riri menjelaskan program unggulan yang menjadi prioritas untuk lima tahun kedepan yakni Pokja I mengedepankan pendidikan karakter yang dimulai sejak dini mulai usia 0 – 6 tahun, dan 7 – 18 tahun melalui pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta kasih dan sayang. Untuk Pokja II dengan memprioritaskan pendidikan keterampilan dan Usaha Peningkatan Pendapatn keluarga (UP2K) terutama bagi perempuan agar dapat surveif dan mandiri dalam bidang ekonomi. Dijelaskan, untuk Pokja III mengutamakan pemanfaatan lahan pekarangan melalui HATINYA PKK, dan pengolahan sampah. Sedangkan Pokja IV mengupayakan penurunan Angaka Kematian Ibu (AKI) dan bayi dengan berpartisifikasi aktif mendukung pencapaian Sustainable Development Gools ( SDG’S) dan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) didalam keluarga dan lingkungan. Sementara
itu
Ketua
panitia
Dra
Titik
Mintarsih
MPd
mengatakan, pemimpin di Kabupaten Purworejo memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap perkembangan TP PKK, terbukti dalam Rakerda ini dihadiri Bupati, Wakil Bupati, dan Ketua DPRD. “Tentu ini menjadi titik awal, supaya kita terus bersemangat melangkah, pantang menyerah untuk memajukan PKK hingga tingkat desa dengan tujuan mulia untuk mewujudkan kesejateraan semua kekuarga di Kabupaten Purworejo,” katanya. Sedangkan Rakerda ini lanjut Titik Mintarsih, membawa agenda untuk mengevaluasi kegiatan 2016 dan mengidentifikasi masalah dan mengupayakan solusinya. Juga untuk menyamakan persepsi hasil Rakernas PKK dan meningkatkan kelembagaan. Peserta
keseluruhan mencapai 220 pengurus PKK kabupaten dan kecamatan. “Untuk kesenian angklung juga ditampilkan setiap iven-iven PKK yang dimainkan pengurus TP PKK Kabupaten sendiri, termasuk pada Raker ini kesenian angklung juga andil. Angklung pemberian Ibu Riri ini akan menjadi bagian dari PKK dalam mencintai kesenian tradisional,” ujarnya.
Tebang Pohon Untuk Perbaiki Rumah, Dua Warga Kebumen Berurusan Dengan Polisi KEBUMEN, FP – Niat baik belum tentu berdampak baik. Mungkin ini kata yang pas untuk kasus yang menimpa JM (32) warga Somagede Sempor dan HZ (45) warga Kuwarisan Kutowinangun Kebumen. Kejadian itu disaksikan oleh pihak Perhutani saat menebang pohon Akasia milik Perhutani di petak 63 C wilayah RPH Somagede Kec. Sempor Kab. Kebumen pada hari Sabtu, (21/1) sekitar pukul 17.00 WIB. Karena pada saat kejadian tidak memungkinkan mendekat ke tersangka yang sedang menebang pohon, selanjutnya pihak Perhutani melaporkan kejadian itu ke Polsek Sempor Polres Kebumen untuk dilakukan penyelidikan serta penangkapan terhadap pelaku. kapolsek Sempor, AKP Warsidi mengatakan, setelah mendapat laporan serta mempunyai bukti dan keterangan yang cukup dari para saksi, serta bukti di lokasi kejadian, selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap dua tersangka di rumah masing
masing. “JM berhasil diamankan di rumah orang tuanya, sedangkan HZ berhasil diamankan di Selilin Alian rumah isteri sirinya,” terang AKP Wasidi, Selasa (31/1). Dijelaskan Kapolsek Sempor Polres Kebumen, AKP Wasidi, saat dimintai keterangan terhadap kedua tersangka, mereka nekat mencuri pohon Akasia untuk memperbaiki rumah orang tua JM karena kondisinya rusak. Dari tangan kedua tersangka, Polsek Sempor mengamankan tujuh pohon Akasia senilai sekitar Rp.16.381.540,-. Menurut keterangan HZ yang ternyata berprovesi srabutan, mesin Chainsaw (gergaji mesin) yang digunakan untuk menebang pohon Akasia milik negara itu, hasil pinjaman salah satu temannya. Dari hasil pemeriksaan, HZ mengaku dirinya merasa kasihan kepada JM, setelah melihat kondisi rumah orang tua JM sudah mulai rusak pada beberapa bagian. ”
Apapun
alasannya,
perusakan
hutan,
terutama
berupa
pembalakan liar, penambangan tanpa izin adalah perbuatan melanggar hukum dan sudah merugikan negara, ” kata AKP Warsidi. Menurut AKP Warsidi,
Sehingga, atas aksinya itu, kedua
tersangka dijerat dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H) dengan ancaman maksimal 5 tahun kurungan. Karena lokasi kejadian di perbukitan dan berada di dalam hutan, pohon yang sudah ditebang masih dibiarkan berada di TKP.
YAKKUM dan HIPMI Seminar Bina Usaha Disabilitas
Gelar Untuk
PURWOREJO, FP – Dalam rangka pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas di Kabupaten Purworejo, Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen Untuk Kesejahteraan Umum (YAKKUM) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Cabang Purworejo menyelenggarakan seminar Dunia Usaha dengan tema Kemitraan dan Perlindungan Yang Inklusif Disabilitas. Seminar berlangsung di aula rumah makan, Selasa (31/1). Sebagai pembicara, Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Arshinta, SH, Didik Prasetyo Adi, SH, (HIPMI), dan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Purworejo, Drs. Sutrisno, MSi. Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Arshinta, SH, mengatakan, kegiatan seminar bertujuan untuk mendorong semua pihak, utamanya pemerintah dan dunia usaha agar berkomitmen dalam melaksanakan pemenuhan hak-hak dasar disabilitas di dunia kerja seperti yang diatur dalam undang-undang disabilitas No 8 tahun 2016. ” Selama ini saya sudah melihat memang sudah ada keinginan dan komitmen, namun dalam implementasinya masih perlu didorong agar lebih luas lagi,” kata Arshinta. Diungkapkan, dalam undang-undang disabilitas disebutkan dalam dunia kerja swasta penyediaan tenaga kerja dari disabilitas adalah dua persen dari jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan, sementara dalam pemerintahan satu persen. ” Nah agar pemenuhan itu bisa terealisasi maka perlu dikawal semua pihak, ” ungkap Shinta. Dirinya
berharap,
dengan
seminar
tersebut
bisa
memberi
motivasi, inspirasi, dan contoh bagi pengusaha dan semua pihak yang masih ada kekhawatiran jika memperkerjakan kaum
disabiltas produktifitas akan menurun dan perusahan tidak berjalan dengan baik. ” Dari hasil testimoni hasilnya justru sebaliknya, banyak Pengusaha yang sudah mempekerjakan didabilitas tidak ada masalah, ” ucap Shinta. M e n u r u t S h i n t a , d e n g a n d i a d a kanya seminar ini kaum disabilitas akan mempunyai akses masuk ke dunia kerja semakin luas karena banyak kaum disabilitas yang mempunyai ketrampilan dan kelebihan namun belum terwadahi secara maksimal. ” Saya yakin kaum disabilitas mempunyai ketrampilan dan kemampuan, dan ini perlu diberi kesempatan oleh para pengusaha yang ada di Purworejo, ” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Purworejo, Drs. Sutrisno, MSi mengatakan, apa yang dilakukan oleh YAKKUM sangat menggunggah pemerintah agar ada keberpihakan Pemerintah Daerah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk diberi kesempatan bekerja di perusahaan yang ada di Purworejo. ” Disatu sisi, perusahaan yang beorientasi profit orientid memang harus mencari keuntungan, namun kesempatan disabilitas yang dilindungi oleh undang-undang harus mendapat porsi yang cukup, ” kata Sutrisno. K a r e n a i t u , l a n j u t S u t r i s , d a lam waktu dekat pemerintah bekerjasama dengan pengusaha yang
tergabung dalam HIPMI akan memetakan jenis pekerjaan apa yang bisa diberikan kepada kaum disabilitas yang sesuai dengan kriteria-kriteria kecakapan. ” Pemetaan juga menyangkut jenis tenaga kerja yang dibutuhkan dan penyiapan kualitas dari tenaga kerja penyandang disabilitas, ” katanya. Selain itu, kata Sutrisno, pihaknya juga akan memberi pelatihan-pelatihan terhadap para calon tenaga kerja penyandang didabilitas sehingga pada waktunya siap bekerja. ” Artinya perusahaan tinggal memoles saja dan tidak perlu melatih lagi, ” ucap Sutrisno. Seminar dihadiri sekitar 100 peserta dari kaum disabilitas, anggota HIPMI, YAKKUM, Tenaga Kesejahteraan Sukarela Kecamatan (TKSK).
Insiden Pengrusakan Makam Mbah Lancing Berakhir Damai KEBUMEN, FP – Setelah sempat terjadi amuk masa akibat ulah lima peziarah yang merusak makam Mbah Lancing Mirit pada Minggu (29/1) lalu, akhirnya masalah bisa diselesaikan secara damai oleh pihak Polres Kebumen. Musyawarah terkait pengrusakan makam Mbah Lancing antara lima peziarah dengan warga Desa Mirit, Kecamatan Mirit berlangsung di gedung Tribrata Polres Kebumen, Senin (30/1) sekitar pukul 14.20 WIB. Hadir dalam musyawarah tersebut, Kapolres Kebumen, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kebumen, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kebumen, Paguyuban Wonoyudo, dan delapan kuncen Mbah Lancing. Dalam musyawarah tersebut terungkap para peziarah membersihkan
makam Mbah Lancing yang dikeramatkan oleh warga karena mengaku mendapat wangsit lewat mimpi. ” Dari pengakuan para peziarah mereka nekad membersihkan makam atas petunjuk wangsit lewat mimpi, ” kata Kapolres Kebumen, AKBP Alpen, SH, SIK, MH saat memimpin musyawarah itu. N a m u n k a r e n a t i d a k a d a k o o r d i nasi terlebih dahulu dengan pihak juru kunci maksud dan tujuan datang ke makam Mbah Lancing sehingga terjadi salah paham dan berujung amuk masa. “Pihak kuncen mengijinkan untuk sekedar bersih-bersih, tapi tidak terima kalau kain penutup makam digeser apalagi dibuang sehingga terjadi insiden yang berujung amuk warga, ” kata Kapolres.
Menurut Kapolres, setelah dilakukan musyawarah kekeluargaan dengan diisi arahan dari MUI dan FKUB tentang nilai-nilai kebaikan dan pahala memaafkan semua pihak bisa menerima dan saling memaafkan. “Bahkan saat saling memberi maaf kedua belah pihak saling menangis. ” ujar Kapolres. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kebumen, AKP Kholid Salis Himawan, SH menjelaskan, karena dalam kejadian itu tidak ada unsur pidana, maka persoalan diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan.
Baru Keluar Penjara, Residivis Ditangkap Lagi Karena Setubuhi Gadis Dibawah Umur PURWOREJO, FP – Sajidun (24) warga RT 04 RW 02 Desa Sutoragan, Kecamatan Kemiri, Purworejo, seorang residivis yang pernah dipenjara dua tahun dan baru bebas, kembali ditangkap anggota Polsek Kemiri karena diduga sudah membawa kabur dan menyetubuhi NY (14) warga Kebonjurang RT 02 RW 02 Desa Kebongunung, Kecamatan Loano, Purworejo. Kapolsek Kemiri, AKP Karnoto mengatakan, tersangka dan korban berkenalan lewat facebook. Kejadian bermula Rabu (25/1) sekitar pukul 13.30 WIB korban dihubungi tersangka melalui telepon genggam. Selanjutnya korban dijemput tersangka di Desa Kebongunung dan diajak pergi ke rumah tersangka di Desa Sutoragan. “Pada malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB korban disetubuhi
tersangka dengan janji akan dinikahi, ” kata AKP Karnoto. Lantaran janji akan dinikahi, korban menurut saja hingga menginap dirumah tersangka selama empat malam. Selanjutnya pada Minggu (28/1) korban diantar pulang oleh tersangka. Saat berada di Cawang, Desa Seren, Kecamatan Gebang korban menghubungi keluarganya minta dijemput. “Setelah dihubungi korban kemudian dijemput keluarganya dan diajak pulang, ” ucap AKP Karnoto. Setiba dirumah korban ditanya oleh keluarganya. Kepada keluarganya korban menginap dirumah tersangka dan sudah melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Tidak terima dengan perlakuan itu keluarga korban melaporkan kejadian itu ke polisi. “Setelah mendapat laporan tersangka kemudian ditangkap anggota Polsek Loano dan dilimpahkan ke Polsek Kemiri sebagai tempat kejadian perkara,” ujar AKP Karnoto. Dari hasil pemeriksaan tersangka nengaku sudah menyetubuhi korban sebanyak dua kali. Sementara korban mengaku sudah disetubuhi sebanyak tuju kali. Untuk pemeriksaan lebih lanjut kini tersangka diamamnkan di sel tahanan Mapolsek Kemiri. Sementara korban juga sudah di visum di RSUD Tjitrowadoyo Purworejo. “Kasus masih dalam pemeriksaan, ” kata Kapolsek Kemiri.
Diduga Rusak Makam Mbah Lancing, Lima Peziarah
Diamankan Polsek Mirit KEBUMEN, FP – Lima orang peziarah yang diduga melakukan perusakan Cagar Budaya Makam Mbah Lancing Mirit, Kebumen, diamankan oleh Polsek Mirit. Tindakan pengamanan itu terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi amukan warga Desa Mirit atas tindakan para peziarah itu. Menurut Kapolsek Mirit AKP Sapto Wahono, kejadian itu berawal dari kedatangan ke rombongan peziarah yang terdiri dari Marlan Sapingi (52), Ahmad Ghazanfar Husain (24), Moch. Azan Nuriksan (30), Ahmad Mirja Mustakim (22), dan Ridwan Arif (32) yang kesemuanya warga Jalan Rawa Bebek Rt. 05 RW. 01 Pulau Gebang , Cakung , Jakarta Timur dengan menggunakan sebuah mobil, pada hari Minggu (29/1) sekitar pukul 09.00 WIB. Kepada Juru Kunci Makam, Mbah Simoh (65), mereka mengutarakan maksudnya untuk membersihkan makam. Juru kunci yang tidak menaruh curiga pun mengijinkan. Namun pada saat membe rsihk an makam , para pelak u memin dahka n batu bata dan tumpukan kain yang menutupi makam, mengetahui hal itu,
juru kunci pun menegur dan melarangnya. Namun bukan menerima dan meminta maaf, justru salah seorang dari rombongan itu marah-marah dan mengeluarkan kata-kata yang menantang serta mengancam akan membakar makam Mbah Lancing. Warga sekitar yang mendengar kejadian itu pun bereaksi keras hingga terjadi keributan, beruntung diantara warga ada yang melaporkan ke Polek Mirit. Sehingga dengan segera, anggota jaga Polsek Mirit langsung meluncur ke lokasi kejadian. Melih at situa si yang kuran g mengu ntung kan dari segi perso nil, Polse k Mirit pun menghubungi Polres Kebumen untuk meminta back up personil. Situasi yang sempat mencekam pun bisa dicairkan. “Guna mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan dan pemeriksaan lebih lanjut kami membawa para pelaku ke Polsek Mirit.” kata Kapolsek Mirit. Menurut AKP Sapto Wahono, tindakan pelaku bisa dianggap melanggar Pasal 26 Undang undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 1992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya. Makam Mbah Lancing Mirit yang terletak di Desa Mirit,
Kecamatan Mirit, Kebumen sudah cukup dikenal masyarakat luas. Bukan hanya masyarakat Kebumen saja, tapi juga luar daerah. Pada malam terte ntu tempa t terse but banya k dikun jungi pezia rah baik dari Kebumen maupun luar daerah. Tujuanya beragam, dari sekedar ziarah hingga ada yang ngalap berkah. Nama asli Mbah Lancing Mirit adalah Kyai Baji. Konon semasa hidupnya si Mbah senang memakai kain batik untuk bebedan (lancingan), sehingga kemana pun pergi ia selalu memakai lancing, dan karena itu ia disebut Mbah Lancing. Karena itu pula tampaknya persembahan untuk sesepuh ini dilakukan oleh para peziarah dengan menumpuk kain batik di atas pusaranya hingga menggunung. Pada silsilah disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Campa berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen inilah yang membunuh Sunan Ngudung, setelah sebelumnya Sunan Ngudung membunuh Ki Ageng Pengging Sepuh dalam perang Majapahit melawan Demak.
Putri Campa sebel umnya adala h istri Brawi jaya V dan berpu tra Raden Patah . Raden Kusen berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wairotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo (ayah Mbah Lancing), Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III).
Syukuran Tempati Kantor Baru, Kelurahan Baledono Gelar Kenduri Agung dan Makan Gratis PURWOREJO, FP – Sebagai wujud syukur atas penempatan gedung baru, Pemerintah Kelurahan Baledono menggelar kenduri agung. Acara digelar di halaman Kantor Kelurahan Baledono yang baru
di jalan Brigjen Wiyono No 78 Baledono, Minggu (29/1). Selain kenduri agung, syukuran juga diisi dengan makan gratis bagi warga Kelurahan Baledono sambil dihibur kesenian angklung, solawatan emprak, dan orgen tunggal. K e t u a p a n i t i a , I w a n m e n g a t a k an, seluruh makanan yang disediakan acara makan gratis berasama berasal dari sumbangan dan partisipasi warga perwakilan 10 RW yang ada. “Jadi intinya acara makan gratis ini dari warga untuk warga, ” kata Iwan. Sementara itu, Kepala Kelurahan Baledono, Yudiagung Prasetyo, SSTp mengatakan, kenduri agung dan dengan makan gratis untuk
warga sebagai wujud syukur atas penempatan gedung kantor kelurahan yang baru. “Sumbangan makanan murni partisipasi warga tanpa ada himbauan keharusan dari pemerintah kelurahan. Istilahnya syukuran ini dari, oleh, dan untuk warga. Masyarakat sangat bersuka cita karena memiliki gedung kantor kelurahan yang baru dan sudah menjadi idaman warga semenjak kepimpinan sembilan lurah sebelumnya dan baru sekarang bisa terwujud, ” kata Yudiagung. D i j e l a s k a n , g e d u n g k a n t o r K e lurahan Baledono menempati tanah seluas 1774 meter persegi. Sementara luas bangunan 650 meter persegi. Pembangunan gedung menelan biaya Rp 2,9 miliar berasal dari APBD II. pembangunan
dilaksanakan secara dua tahap, 2014 – 2016. ” Pembangunan dimulai tahun 2014 dan pada 2015 jeda kemudian dilanjutkan lagi tahun 2016, ” jelas Yudiagung. Yudiagung berharap, dengan menempati gedung baru yang terletak sangat strategis mampu meningkatkan motivasi Pemerintahaan Kelurahan Baledono dalam memberikan layanan terhadap masyarakat. ” Harapanya dengan gedung baru bisa meningkatkan pelayanan dan kepada masyarakat dan warga bisa memanfaatkan keberadaan gedung baru untuk turut peran serta dalam kegiatankegiatan pemberdayaan masyarakat, ” ucap Yudiagung. D a r i p e n g a m a t a n l a p a n g a n , d a
lam sekejap seluruh makanan yang tersedia seperti soto, bakso, sop, dawet, es krim, dan nasi bungkus langsung ludes diserbu ratusan warga yang sudah sejak menunggu. Hadir dalam acara tersebut Camat Purworejo, Edi Novanto, Dan Ramil Purworejo, Kapten Inf Daliman, Kapolsek Kota, AKP Bambang Susetyo, ulama, dan tokoh masyarakat.
PMII Kebumen Menolak FPI dan Habib Reziq KEBUMEN, FP – Dianggap semakin meresahkan, belasan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kebumen gelar aksi penolakan terhadap FPI dan Habib Reziq, Sabtu (28/01). Aksi yang digelar di depan kantor Cabang Nahdatul Ulama (NU) Jalan Kusuma No. 73 Kebumen pada pukul 10.00 WIB dijaga ketat aparat Kepolisian dari Polres Kebumen, karena bersamaan dengan acara Harlah NU ke 91 yang dihadiri ribuan jamaah. Aksi damai belasan mahasiswa ini, menginginkan agar Pemerintah segera membubarkan FPI, karena dianggap sangat meresahkan dan mengacam keutuhan NKRI. Sejumlah spanduk bertuliskan penolakan terhadap FPI, serta NKRI harga mati dibentangkan dalam aksi itu. Salah satu peserta orasi dari PMII yaitu AF (27) menyatakan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh FPI diluar batas toleransi umat beragama. “Sepatutnya organisasi berembel embel islam tidak melakukan kekerasan seperti yang dilakukan oleh FPI beberapa waktu
lalu,” ucapnya. Aksi serupa juga digelar di halaman SMK Ma’arif 1 Kebumen saat pengajian akbar dalam rangka harlah NU ke 91. Peringatan harlah yang dipimpin Agus Suroso, mengataksn, masyarakat Kebumen khususnya warga NU menolak keras idiologi islam garis keras yang membahayakan bagi persatuan dan kesatuan bangsa serta idiologi Pancasila. Meski sempat ada kekhawatiran bakal terjadi kerusuhan, namun Kasubbaghumas Polres Kebumen AKP hingga usainya acara, aksi orasi serta pengajian akbar berjalan kondusif. Kapolres Kebumen, AKBP Alpen, SH, SIK, MH melalui Kasubag Humas Polres Kebumen, AKP Willy Budiyanto,SH,MH mengatakan, mengungkapkan pendapat di muka umum diperbolehkan, sepanjang aksi itu sesuai aturan yang berlaku. ” Karena saat ini FPI sedang ramai diperbincangkan, maka aksi mahasiswa ini harus kita kawal supaya berjalan sebagaimana mestinya, ” kata AKP Willy.
Bekas Pasar Baledono Rata Dengan Tanah, Siap Dibangun Kembali PURWOREJO, FP – Area bekas bangunan Pasar Baledono kini sudah rata dengan tanah dan siap didirikan bangunan pasar baru. Pantauan di lapangan Sabtu (28/1), di atas lahan seluas 13.600 m2 itu sudah tidak terlihat lagi aktivitas pembongkaran bangunan dan pengangkutan material. Kini yang tampak hanya hamparan tanah kosong mirip lapangan.
Suasananya juga lengang karena semenjak ada aktivitas pembongkaran bangunan bekas Pasar Baledono, seluruh kegiatan ekonomi bergeser ke jalan A Yani atau sebelah utara pasar. Sementara untuk pangkalan angkutan umum berpindah ke sebelah selatan atau sekitar Buh Penceng hingga perempatan Panthok. Praktis dengan migrasinya para pelaku ekonomi tersebut kawasan area bekas bangunan Pasar Baledono menjadi sepi. Kalaupun ada pedagang, hanya beberapa orang dan mereka memang sejak dulu membuka usaha warung di area tersebut. Area tanah kosong bekas Pasar Baledono itu kini hanya dijadikan jalan alternatif bagi warga Kelurahan Baledono yang hendak keluar maupun masuk kampung. Banyak anak sekolah maupun warga yang lebih memilih lewat area kosong itu daripada melewati jalan beraspal namun harus memutar. Wiwik (47) pemilik warung yang masih berada di area itu mengatakan, dirinya dan beberapa pedagang lainya mengaku lega dengan selesainya pembongkaran tersebut. Menurutnya, lega karena dengan selesainya pembongkaran itu suara bising dan debu sudah tidak ada lagi. “Kecuali itu dengan selesainya pembongkaran mudah-mudahan segera dibangun pasar baru dan perekonomian bisa pulih seperti dulu,” kata Wiwik yang mengaku semenjak tidak ada pasar pendapatanya menurun drastis Harapan Wiwi mungkin tak lama lagi akan jadi kenyataan. Sebab, jika tidak ada perubahan, pembangunan kembali Pasar Baledono dijadwalkan akan dimulai awal Februari mendatang.
Pembunuh
Mantri
Sugeng
Ditangkap, Motifnya Cemburu dan Sakit Hati Hubungan Sejenis KEBUMEN, FP – Sat Reskrim Polres Kebumen berhasil mengungkap kasus perampokan disertai pembunuhan yang terjadi di Desa Bunjupasar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen Sabtu (21/1) lalu. Sekitar lima hari akhirnya jajaran Sat Reskrim Polres Kebumen berhasil menangkap tiga pelaku pembunuhan terhadap korban Sugeng Wahyudi (42) warga RT 02 RW 01 Desa Banjurpasar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen. Tiga pelaku masing-masing, Danang Okta Hidayat alias Pentong (20) warga RT 01 RW 02 Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Endrik Margi Santoso (25) warga RT 03 RW 02 Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, dan Ela Setiawan (29) warga RT 03 RW 02 Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Karena berusaha melawan saat hendak ditangkap, ketiga pelaku dilumpuhkan dengan timah panas. Kapolres Kebumen, AKBP Alpen, SIK, SH,MH
didampingi Kasat
Reskrim AKP Kholiq Salis Mawardi, SH mengatakan, motif pembunuhan dilatar belakangi jalinan asmara sesama jenis antara Danang dengan korban. Hubungan mereka sudah berlangsung cukup lama.
hubun ag p aa l na es na t N n ah mun D a n a n g d a n k o r b a n p u t u s . S e telah putus, Danang kemudian pergi ke Jakarta, sementara korban menjalin hubungan dengan laki-laki bernama FNK. Meski sudah putus namun Danang cemburu dan sakit hati mengetahui korban menjalin hubungan dengan FNK. ” Karena dendam Danang kemudian mengajak Endrik Margi Santoso dan Ela Setiawan untuk membunuh korban dan mengambil barangbarang korban, ” kata Kapolres Kebumen dalam gelar perkara di Mapolres Kebumen, Jumat (27). Dijelaskan, dalam aksinya Danang, Margi, dan Ela datang ke rumah korban dengan cara berboncengan bertiga mengendarai
sepeda motor Honda Beat dari Purbalingga dengan niat akan membunuh dan merampok korban. Sesampai di rumah korban, ketiga tersangka langsung melukai dan menganiaya korban dengan cara menjerat, memukul, dan menusuk secara bersama-sama hingga tewas. Selanjutnya ketiga tersangka melarikan diri dengan mengambil barang-barang korban. Yaitu, satu mobil Toyota New Avanza nopol AA 8965 ND warna putih, satu sepeda motor Honda CBR nopol AA 2641 FJ warna hitam, dan satu HP merek OPPO warna hitam. M e s k i p a d a a w a l n y a k e s u l i t a n
mengungkap kasus tersebut namun setelah lima hari Sat Reskrim Polres Kebumen berhasil mendapat informasi siapa tersangka pembunuhan tersebut serta mengendus keberadaan tersangka Danang yang berada di Bekasi. “Tersangka Danang kita tangkap Rabu (25/1) sekitar pukul 16.00 WIB digang masuk arah rumah kontrakan bapaknya di Kelurahan Jatiasih, Kecamatan Jatiash, Bekasi Kota, ” kata Kapolres. Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut Kapolres, Danang mengakui dirinya melakukan pembunuhan dengan dibantu oleh Margi dan Ela. Dari pengakuan Danang, setelah melakukan pembunuhan ketiganya pergi ke Jakarta menggunakan mobil korban. “Sebelum ditanngkap ketiganya berada di wilayah Cipayung Jakarta Timur setelah itu mereka berpisah. Danang sendirian dengan membawa mobil korban dan Margi serta Ela pergi mengendarai sepeda motor hasil kejahatan, ” ucap Kapolres. Berdadarkan keterangan Danang, pagi harinya, Kamis (26/1) anggota Sat Reskrim berhasil menangkap Margi dan Ela. Keduanya ditangkap di gudang rongsok belakang Perumahan Pondok Aren, Kecamatan Ciledug, penangkapan, kedua
Tangerang tersangka
Selatan. ” Saat dilakukan berada dalam mes karyawan
rongsok. Ditempat itu juga ditemukan sepeda motor Honda CBR milik korban, ” kata Kapolres. Menurut Kapolres, karena berusaha melawan dan kabur, ketiga tersangka terpaksa dilumpuhkan kakinya dengan timah panas. “Atas perbuatanya, ketiga tersangaka diduga telah melanggar pasal 365 ayat (4) KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun dan atau pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun, ” pungkas AKBP Alpen.