Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009
DINAMIKA POPULASI MONYET EKOR PANJANG (MACACA FASCICULARIS) DI HUTAN WISATA ALAS KEDATON TABANAN (The Population Dynamic of Long Tail Monkey (Macaca fascicularis) in Alas Kedaton, Tabanan) I Gede Soma1,2, I Nengah Wandia1,2, I Ketut Suatha1,2, Sri Kayati Widyastuti1,2, Aida LT Rompis1,2, dan Gede Yudhi Arjentinia1,2 1)Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana 2)Pusat Kajian Primata, Lambaga Penelitian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang dinamika populasi Macaca fascicularis(monyet ekor panjang) di hutan wisata Alas Kedaton dengan menggunakan metode observasi dan sensus. Seluruh populasi monyet ekor panjang yang ada di hutan wisata Alas Kedaton di hitung jumlahnya, dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin dan diamati untuk menentukan kelompoknya. Jumlah total populasi monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Kedaton adalah 364 ekor terdiri atas 54 ekor (14,8%) jantan dewasa, 104 ekor (28,6%) betina dewasa, 164 ekor (45,1%) monyet muda dan 42 ekor (11,5%) anakan, yang terbagi menjadi 4 kelompok sosial yaitu kelompok Parkir, kelompok Utara, kelompok Tengah dan kelompok Selatan. Perbandingan / rasio monyet jantan dewasa dengan betina dewasa adalah 1 : 2. Tingkat kepadatan populasi adalah 30 ekor / Ha. Angka kelahiran monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Kedaton sebesar 11,5%. Kata Kunci: Monyet ekor panjang, Dinamika populasi, Angka Kelahiran, Kepadatan populasi, Rasio jantan-betina ABSTRACT Overall population dynamic were observed in identified individuals between August and October 2008, in large group of long failed macaques in the AlasKedaton, Bali. Total population was 364 monkeys consisted of 54 (14,8%) adult males, 104 (28,6%) adult females, 164 (45,1%) juvenile and 42 (11,5%) infant. They were divided into 4 different small social groups i.e., Parking area group, North area group, Centre area group and South area group. Ratio of adult male and adult female was 1: 2.Population densities of Macaca fascicularisin Alas Kedaton were 30 monkeys / Ha and population natalities were 11, 5%. Key words:Macaca fascicularis, infant, juvenile, adult, population dynamic, population density, male-female adult ratio, population natality.
47
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009 akan
PENDAHULUAN
merugikan
penduduk
karena
kerusakan pertanian atau perkebunan Monyet ekor panjang di Bali berada
yang ditimbulkannya (Wandia 2007).
dalam beberapa populasi lokal yang
Untuk mengatasi konsekuensi negatif
saling terpisah yang diduga berasal dari
kelebihan populasi, usaha penyeimbangan
Jawa. Migrasinya diperkirakan beberapa
jumlah monyet dengan daya tampung
kali, dengan migrasi terakhir terjadi ± 18
habitat perlu diupayakan. Data demografi
ribu tahun yang lalu (Eudey 1980; Fooden
atau struktur populasi, luas habitat, dan
1995). Saat ini tidak kurang dari 42
jumlah pakan yang tersedia (Alikodra
populasi lokal monyet ekor panjang
2002) sangat dibutuhkan untuk dapat
ditemukan di Pulau Bali (Pusat Kajian
mewujudkan usaha tersebut.
Primata Universitas Udayana, 2001). Keberadaan monyet ekor panjang di Bali
Alas Kedaton dengan luas lebih kurang
memiliki makna penting bagi masyarakat.
12 ha selain merupakan hamparan hutan
Di beberapa tempat dijadikan obyek
sekunder juga merupakan habitat monyet
wisata dan telah berkontribusi nyata bagi
ekor panjang yang keberadaannya di
peningkatan
masyarakat
lokasi ini sudah melebihi 30 tahun yang
sekitarnya. Karenanya, mempertahankan
lalu (Kawamoto et al. 1984). Sampai saat
keberadaan
populasi
ini belum ada data tentang struktur
monyet ekor panjang secara in situ sangat
populasi monyet ekor panjang yang ada di
penting dan mesti mendapatkan prioritas
Alas Kedaton.
kesejahteraan jangka
panjang
perhatian. METODE PENELITIAN Namun bila jumlah monyet ekor panjang melebihi
daya
tampung
Monyet ekor panjang dim Alas Kedaton
(carrying
capacity) habitatnya akan menimbulkan
sebagai
efek yang kurang baik kepada monyet itu
jumlahnya dengan cara survey dan sensus
sendiri,
masyarakat
(Wandia 2007). Koleksi data diawali
sekitar. Kepadatan populasi pada satu
dengan identifikasi jumlah kelompok
habitat
sosial berdasarkan pada informasi petugas
pengunjung, akan
dan
menyebabkan tingginya
sampel
jaga
agresivitas antar anggota sekelompok atau
dengan pengamatan pendahuluan. Setelah
antar
akan
penentuan kelompok sosial, penghitungan
pengunjung/wisatawan
anggota masing-masing kelompok sosial
membahayakan
Hal
ini
kemudian
dihitung
frekwensi ketegangan, perkelahian dan kelompok.
yang
penelitian,
yang datang. Insiden pengunjung tergigit
dilakukan
oleh monyet (Wheatley 1989) akan
populasi dikelompokkan menjadi empat
meningkat pada populasi yang demikian.
yaitu jantan dewasa, betina dewasa,
Untuk
muda,
menghindari
ketegangan
atau
secara
dikonfirmasi
dan
langsung.
anakan
(Fooden
ditandai
oleh
1995).
perkelahian, beberapa anggota populasi
Monyet
akan keluar dari habitatnya. Keadaan ini
dengan cambang kurang lebat, berkumis, 48
jantan
Anggota
wajah
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009
bantalan duduk kiri dan kanan menyatu,
jumlah anggota populasi lokal, komposisi
dan adanya skrotum (tetes). Monyet
umur, rasio jantan dewasa dengan betina
jantan dikelompokkan ke jantan dewasa
dewasa, dan angka kelahiran.
apabila
badannya
besar,
taringnya HASIL DAN PEMBAHASAN
panjang, dan tingkah lakunya relatif superior. Monyet betina ditandai oleh
Hasil
wajah dengan cambang yang lebat, berjenggot, bantalan duduk kiri dan kanan
Jumlah keseluruhan populasi monyet ekor
terpisah,
vagina.
panjang di hutan wisata Alas Kedaton
Monyet betina dikelompokkan menjadi
adalah 364 ekor meliputi jantan dewasa
betina dewasa apabila ambing dan puting
54 ekor (14,8%), betina dewasa 104 ekor
susunya
menggelantung
(28,6%), monyet muda 164 ekor (45,1%)
(pendulus). Pada kelompok muda, jenis
dan anakan 42 ekor (11,5%). Populasi
kelamin
melainkan
monyet ekor panjang di hutan wisata Alas
digabung menjadi satu karena kesulitan
Kedaton terbagi menjadi 4 kelompok
untuk membedakannya. Monyet jantan
sosial yaitu kelompok Parkir, kelompok
yang badannya lebih kecil dan tingkah
Utara, kelompok Tengah dan kelompok
lakunya permisif terhadap jantan dewasa
Selatan. Masing-masing kelompok diberi
yang ada saat itu, dan betina yang belum
nama sesuai wilayah yang ditempatinya.
menunjukkan puting susu menggelantung
Kelompok Parkir berjumlah 87 ekor
dikelompokkan sebagai monyet muda.
terdiri atas jantan dewasa 7 ekor, betina
Batas bawah umur monyet muda adalah
dewasa 35 ekor, muda 37 ekor dan
berubahnya warna rambut hitam di kepala
anakan 8 ekor, kelompok Utara berjumlah
menjadi
Sementara,
73 ekor terdiri atas jantan dewasa 11ekor,
monyet baru lahir dan monyet yang masih
betina dewasa 18 ekor, muda34ekor, dan
memiliki warna hitam pada rambut kepala
anakan
dikelompokkan sebagai anakan. Jumlah
berjumlah 135 ekor, terdiri atas jantan
anggota masing-masing kelompok sosial,
dewasa 20 ekor, betina dewasa 35 ekor,
selanjutnya digabung menjadi satu data
muda 64 ekor, dan anakan 16 ekor.
populasi
secara
Kelompok Selatan berjumlah 69 ekor,
langsung bisa dimulai dari kelompok
terdiri atas jantan dewasa 16 ekor, betina
anakan atau jantan dewasa atau lainnya
dewasa 16 ekor, muda 29 ekor dan
sesuai situasi dan kondisi.
anakan 8 ekor (Table 1).
dan
adanya
sudah tidak
ke
vulva
dibedakan
abu-abuan.
lokal.
Penghitungan
Data yang telah dikoleksi dianalisis secara
deskriptif
mengenai
jumlah
kelompok sosial, struktur populasi, dan kepadatannya. Struktur populasi meliputi
49
10
ekor.
Kelompok
tengah
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009
Tabel 1. Data Jumlah Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berdasarkan umur pada tiap kelompok di Hutan Wista Alas Kedaton
yang hidup berkelompok dengan banyak
Pembahasan
jantan (multi male group). Rasio jantan Dari data yang diperoleh seperti paparkan
dengan
pada Tabel 1 dan Gambar 1, secara umum
ditemukan pada Macaca mulatta (Napier
tampak kelompok umur muda menempati
dan Napier, 1985). Tingginya jumlah
jumlah yang paling tinggi (45,1%). Hal
pejantan sering menyebabkan tingginya
yang sama juga tampak pada tiap
tingkat ketegangan / perkelahian dalam
kelompok monyet (Gambar2). Kelompok
memperebutkan betina birahi. Pejantan
Parkir merupakan kelompok baru. Pada
yang
tahun 2001 monyet ekor panjang di hutan
meninggalkan kelompoknya / bermigrasi
wisata
keluar tempat kelahirannya dan membuat
Alas
kelompok
Kedatonhanya
yaitu
kelompok
ada
3
Tengah,
betina
kalah
kleompok
yang
dalam
baru
demikian
persaingan
juga
akan
(Swindler,
1998).
itu
terjadi
kelompok Selatan dan kelompok Utara
Tampaknya
(Pusat Kajian Primata, 2001). Tingginya
sepenuhnya pada populasimonyet ekor
jumlah monyet ekor panjang umur muda
panjang yang ada di hutan wisata Alas
serta adanya kelompok baru (kelompok
Kedaton. Ini bisa terjadi karena secara
Parkir) menunjukkan populasi monyet
geografis hutan wisata Alas Kedaton
ekor panjang yang ada di hutan wisata
merupakan hutan yang terisolasi ada
Alas Kedatonmerupakan populasi yang
ditengah-tengah perkampungan penduduk
berkembang (progressive
population)
dan cukup sumber pakan karena diberikan
dengan tingkat angkakelahiran sebesar
pakan tambahan oleh pengelola hutan
11,5% .
wisata.
Secara umum rasio jantan dewasa dengan
Kepadatan populasi monyet ekor panjang
betina dewasa adalah1 : 2. Pada masing-
di hutan wisata Alas Kedatonyaitu 30
masing kelompok rasio jantan dewasa
ekor / Ha, jauh melebihi batas kepadatan
dengan
berturut-turut
maksimum di habitat liar. Pada kawasan
adalah sebagai berikut kelompok Parkir1 :
liar tanpa ada pakan tambahan daya
5,kelompok Utara 1: 2,kelompok Tengah
tampung maksimum sekitar 1000 kg
1 : 2dan kelompok Selatan adalah 1: 1.
biomasa / Km2 atau sekitar 333 ekor/km2
betina
dewasa
Monyet ekor panjang merupakan satwa 50
hal
tidak
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009
dengan rataan berat monyet 3 kg, atau sekitar 3 – 4 ekor /Ha (Lesson at al. 2004). Kepadatan yang tinggi akan meningkatkan
ketegangan
dan
agressivitas diantara anggota populasi (Alikodra, 2002).Tingginya ketegangan diantara anggota populasi monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Kedaton telah
menyebabkan
terbentuknya
Gambar 2. Diagram Batang Monyet Ekor Panjang Berdasarkan Dinamika Umur diHutan Wisata Alas Kedaton pada tiap Kelompok
kelompok baru yang menempati areal parkir. Terbentuknya kelompok Parkir ini mencerminkan wilayah hutannya sudah tidak mampu lagi menampung jumlah
SIMPULAN DAN SARAN
populasi. Tingginya tingkat kepadatan ini besar kemungkinan akibat adanya sumber pakan
tambahan
dan
habitat
Simpulan
yang
terisolasi. Tersedianya sumber pakan
1. Jumlah populasi monyet ekor panjang
yang cukup akan menyebabkan rata-rata
di hutan wisata Alas Kedaton adalah
jumlah populasi per satuan luas habitat
364 ekor, terdiri atas54 ekor (14,8%)
akan meningkat. Namun peningkatan
jantan dewasa, 104 ekor (28,6%)
jumlah
dibatasi oleh
betina dewasa, 164 ekor (45,1%)
menurunnya tingkat kenyamanan yang
monyet mudadan 42 ekor (11,5%)
menyebabkan
monyet anakan.
populasi
akan
keluarnya
beberapa
anggota populasi walaupun sumber pakan 2. Populasi monyet ekor panjang di hutan
relatif cukup tersedia. Keadaan ini akan
wisata Alas Kedaton terbagi dalam 4
merugikan penduduk karena kerusakan pertanian
atau
perkebunan
kelompok sosial
yang
yaitu kelompok
Parkir, kelompok Utara, kelompok
ditimbulkannya (Wandia 2007).
Tengah dan Kelompok Selatan. 3. Rasio jantan dewasa dengan betina dewasa monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Kedaton adalah 1:2 4. Tingkat kepadatan populasi monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Gambar 1.Diagram Batang Monyet Ekor Panjang Berdasarkan Dinamika Umur di Hutan Wisata Alas Kedaton
Kedaton yaitu 30 ekor / Ha. 5. Angka kelahiran monyet ekor panjang di hutan wisata Alas Kedaton sebesar 11,5%. 51
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009 Frankham R, Ballou JD,
Saran
Briscoe
2004. A Primier of Tingginya tingkat ekorpanjang
di
kepadatan
Hutan
monyet
Wisata
DA.
Conservation
Genetics. Cambridge University
Alas
Press. Cambridge.
Kedaton perlu mendapat perhatian dan segera dilakukan pembatasan populasi
Fooden J.
seperti dengan relokasi atau cara lain
1995. FIELDIANA. Zoology. New
sehingga
Series No. 81. Systematic Review
dampak
ditimbulkan
dapat
negatif
yang
dihindari
dan
of
Southeast
Asian
Longtail
kelestarian monyet ekor panjang di hutan
Macaques, Macaca fascicularis (R
wisata Alas Kedaton tetap dapat terjamin.
affles, [1821]).Published by Field Museum of Natural History. USA
UCAPAN TERIMAKASIH Hartl DL and Clark AG. 1997. Principles Penulis mengucapkan terimakasih kepada
of Population Genetics. Third ed.
Lembaga Penelitian Universitas Udayana
Snauer
yang telah mendanai penelitianini dengan
Sunderland, Massachusetts.
Associates,
Inc.
Pub.
Dana DIPA Universitas Udayana tahun anggaran
2008
dengan
Nomor.
Kawamoto
Y, Ischak TM, Supriatna J.
001652/H.14.11/PG/2008 Tertanggal 26
1984.Genetic variation within and
April 2008. Ucapan terimakasih juga
between troops of the crab-eating
penulis sampaikan kepada Bendesa Adat
macaque (Macaca fascicularis) on
Kukuh,
Sumatra, Jawa,
Kepala
Desa
Kukuh
dan
Bali,
Pengelola hutan wisata Alas Kedaton atas
and
izin dan kerjasamanya serta adik- adik
Primates, 25(2):131-159.
mahasiswa
yang
telah
ikut
Sumbawa,
Lombok Indonesia.
serta Klug WS
membantu dalam pelaksanaan penelitian
&
Cummings
2005. Essentials
ini.
of
MR.
Genetics.
International Ed. 5th Ed. Pearson Education, Inc. USA.
DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 2002. Pengelolaan
Satwa
Lesson C,
liar. Jilid I. YPFK. Bogor.
Kyes RC.,
2004. Estimating density
Eudey AA.
1980.
Iskandar
Pleistocene glacial
E.
population
ofLongtailed macaques
(Macaca fascicularis)
phenomena and the evolution of
on Tinjil Island, Indonesia, using
Asian
the
macaques.
In
The
line
transect
sampling
Macacaques. Studies in Ecology,
method. Jurnal Primatologi Indon
Behavior and Evolution. Edited
esia4(1):7-14.
by D.G. Lindburg. :52-83.
52
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 Li
WH.
Vol.1 No.2. :47-53 Agustus 2009
1997. Molecular
Rowe.N. 1996. The Pictorial Guide to the
Evolution. Sinauer Associates Inc.
Living
Primates. Pogonias Press.
Publisher. Sunderland,
New York.
Massachusetts, USA. Swindler, D.R. 1998. Introduction to the Napier, J.R dan Napier, P.H. 1985. The
Primates.
Natural History of the Primates.
Washington
British
London
History),
Museum
(Natural
Crowmwell
University
of
Press, Seatle
dan
Road, Wandia
London.
I
N.
2007.
Keragaman Nozawa K, Shotake T, Minezawa M, Kawamoto
Y,
K, danKawamoto
Lokal
Kawamoto S.
macaque,
fuscata.
In: Variations
Monyet
Timur,
Population-genetic studies of the Javanese
Genetik
(Macaca
1996.
Struktur
Populasi
Ekor
Panjang
fascicularis)di Bali,
dan
dan
Jawa
Lombok.
Disertasi.PRM. IPB. Bogor. 2007.
Macaca in
Wheatley BP. 1989. Diet of Balinese
the
Asian Macaques. T. Shotake and
temple
monkeys,
K. Wada (eds.). Tokai University
fascicularis.
Press. Tokyo, Japan.: 1-36.
Overseas
Kyoto
Research
Macaca University Report
of
Studies on Asian Non-Human Pusat
Kajian
Primata,
Udayana. 2001. Map
Universiras Long
Primate
Tailed Macaque Populations in
7:62-75.
Bali. Pusat
Kajian
of
Primates. Kyoto
Primata
Lembaga Penelitian Universitas Udayana. Bali.
53
University
Research Institute. No.