Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
DETEKSI HISTOLOGIK KESEMBUHAN LUKA PADA KULIT PASCA PEMBERIAN DAUN MENGKUDU (Morinda Citrofilia Linn) (The Histological Detection of Skin Wound after Treatment With Mengkudu Leaves (Morinda citrifolia Linn.) Ni Ketut Suwiti Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana E-mail :
[email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian deteksi kesembuhan luka pada kulit mencit (Mus musculus) pasca pengobatan daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dengan metode histologis, yakni melakukan pengamatan terhadap struktur mikroskopis.Untuk mengetahui kesembuhan luka, dibuat sediaan histologi kulit setiap minggu. Terhadap sampel dilakukan fiksasi, dehidrasi dan embedding dalam parafin selanjutnya dilakukan pemotongan dengan mikrotom ketebalan 4 – 5µ. Selanjutnya dibuat sediaan histologis dengan metode pewarnaan Harris-Haematoxilin-Eosin. Pengamatan terhadap struktur histologi dilakukan dengan mikroskop cahaya binokulerpembesaran450X.Hasil penelitian menunjukkan pada minggu ke empat struktur histologi kulit telah normal dengan adanya lapisan epidermis,. Dermis dan hipodermis. Pada lapisan epidermis ditemukanepitel squomus komplek, folikel rambut,jaringan ikat dengan pembuluh darah arteri dan vena dan jaringan lemak Kata kunci :Mus musculus, Morinda citrifolia Linn , struktur mikroskopis, Haematoxilineosin, Epidermis, Dermis, Hipodermis. ABSTRACT A study to detect the microscopic structure of skin wound in mice (Mus musculus) after treatment with mengkudu leaves (Morinda citrifolia Linn.), by histological methods, has been carried out. In this study were detected the level of wound healing every weeks. The samples were collected from skin with was given incision injury. The tissue samples were fixed, dehydrated and embedded in paraffin and 4 – 5 µ. sections. Harris-HaematoxilinEosin staining method, using to identified of histological structure.Microscopic analysis was performed using a binocular light microscope (450X). The study showed that, histological structure of normaly skin we deteted in fourth weeks ware composed by epidermis, dermis and hipodermis tissue. We observed for the presence ofthe ephitelial squomous complexs, hairfollicles, connective tissue with vein and arteriole and adipose tissue. Keywords: Mus musculus, Morinda citrifolia Linn , structur- microscopis, Haematoxilineosin, Epidermis, Dermis, Hipodermis.
1
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010 satu hanya mengenai epidermis luar dan
PENDAHULUAN
secara klinis tampak sebagai daerah Luka adalah kerusakan anatomi, keadaan
pemisahan
jaringan
hiperemia dan eritema. Luka derajat dua
karena
mengenai lapisan epidermis yang lebih
kekerasan atau trauma (Marzoeki, 1993).
dalam dan sebagian dermis serta disertai
Keparahan luka tergantung dari besarnya
lepuh, basah atau edema. Luka derajat
trauma yang diterima oleh jaringan (Pavletic,
1992).
Ditinjau
tiga mengenai semua lapisan epidermis
dari
dan dermis serta biasanya secara klinis
penyebabnya dibedakan atas dua yaitu luka
iris dan
luka
bakar.Luka
tampak sebagai luka kering, seringkali
iris
vena
merupakan luka yang disebabkan oleh
luka
licin,
tidak
dan
dapat
terlihat dari permukaan kulit (Sabiston,
benda tajam. Luka ini memiliki sifat : tepi-tepi
mengalamikoagulasi
1987).
terdapat
hubungan antara jaringan dan tidak ada
Percepatan
kesembuhan
luka
jaringan nekrosa (Marzoeki, 1993).Luka
dilakukan dengan cara mempertemukan
iris dapat ditemukan pada luka insisi
kedua sisi luka, pemberian obat-obatan
akibat pembedahan,kesembuhannya lebih
seperti salep antibiotik, dibalut dengan
cepat dansedikit jaringan nekrosis pada
teknik
tepi-tepi luka keadaan yang berlawanan
hidrogel (Thomas, 1997; Fossum, 1997)
ditemukan
atau
gunting,
pada
luka
elektroscalpel
menggunakan atau
laser
tertentu
dengan
seperti
teknik
menggunakan
vakum
(tenaga
negatif) di atas luka dalam beberapa
(Fossum, 1997).
menit (Thomas, 2001). Selain cara di atas kesembuhan luka dapat dilakukan dengan
Luka
bakar
pada
dasarnya
menggunakan obat tradisional.
merupakan fenomena pemindahan panas, meskipun
sumber
panasnya
dapat
Pengobatan
cara
bervariasi.Akibat akhir yang ditimbulkan
tradisional
berupa kerusakan jaringan kulit, bahkan
mendapatkan kesembuhan akhir-akhir ini
pada keadaan cedera multisistemik dapat
banyak digunakan. Salah satunya adalah
menyebabkan gangguan yang serius pada
pengobatan
paru-paru, ginjal dan hati. Efek sistemik
mengkudu.Mengkudu
dan mortalitas yang disebabkan karena
citrifolia Linn.)
luka bakar sangat ditentukan oleh luas
untuk pengobatan karena diyakini dapat
dan dalamnya kulit yang terkena luka
meningkatkan
(Ollstein, 1996).
menormalkan tekanan darah, antikanker, antitumor,
Luka bakar dibedakan menjadi : derajat
sebagai
dengan alternatif
dengan
banyak
daya
analgesik,
untuk
menggunakan (Morinda dimanfaatkan
tahan
tubuh,
antiradang,
antibakteri, dan mengatur siklus energi
satu, dua dan derajat tiga. Luka derajat 2
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
tubuh (Tadjudin dan Iswanto, 2002). Oleh
diulang 5 kali dan pengamatan histologis
karena itu mengkudu sering digunakan
dilakukan setiap minggu selama empat
sebagai obat batuk, asma, tuberculosis,
minggu. Sampel berupa kulit difiksasi
gangguan
pernapasan,
dengan formalin, selanjutnya dilakukan
tenggorokan,
sakit
gigi,
radang sariawan,
pembuatan
preparat
histologis
cacingan, diare, radang usus, radang
dilakukan
sendi, keram saat menstruasi, datang
metode Hematoxylin-Eosin(HE).
dan
pewarnaandengan
bulan tidak lancar, membantu kesehatan Metode
saat hamil dan persalinan, penghilang rasa sakit kepala, kencing manis, maupun
Pembuatan bubuk daun mengkudu.
sebagai campuran makanan (Bangun dan Sarwono, 2002). Sejauh ini pemanfaatan
Daun mengkudu yang akan dibuat
mengkudu diatas sebatas pada buahnya,
sediaan kering adalah daun mengkudu
sehingga menarik untuk diteliti apakah
segar pucuk kedua. Pembuatan sediaan
bagian
daun mengkudu dilakukan dengan cara
lain
dari
mengkudu
dapat
dimanfaatkan sebagai obat.
sebagai
berikut,
daun
mengkudu
dihilangkan kadar airnya dengan dioven Selain buahnya, daun dari tanaman tersebut
diyakini
memiliki
pada suhu 100oC sampai kering. Daun
banyak
mengkudu yang telah kering kemudian
manfaat tetapi belum mendapat perhatian,
digerus
sehingga penelitian ini menarik untuk
menggunakan
mortir.
Hasil
gerusan diayak menggunakan saringan
dilakukan. Sampai saat ini belum ada
untuk
penelitian yang mengungkapkan khasiat
memperoleh
sediaan
daun
mengkudu yang berupa bubuk.Kemudian
daun mengkudu, terutama pengaruhnya
dibuat konsentrasi bubuk daun mengkudu
terhadap kesembuhan jaringan kulit yang
75% dengan mencampurkan 75 gr daun
mengalami luka.
mengkudu pada 25 gram vaselin.
METODE PENELITIAN
Pembuatan luka pada kulit mencit.
Materi Penelitian
Luka bakar dibuat pada bagian dorsal mencit. Sebelum dilukai rambut pada
Penelitian menggunakan 40 ekor
kulit dihilangkan terlebih dahulu. Luka
mencit (Mus musculus) dibagi ke dalam
bakar dibuat dengan menggunakan solder
dua kelompok.Kelompok satu adalah
listrik.
mencit dengan luka pada kulit yang
Solder
terlebih
dahulu
dihubungkan dengan sumber arus dan
dobati dengan vaselin sebagai kontrol dan
ditunggu sampai panas. Solder yang telah
kelompok dua luka pada kulit yang
panas kemudian ditempelkan selama 5
diobati daun mengkudu. Tiap perlakuan 3
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
detik pada kulit daerah dorsal sampai
30 menit dipotong dengan mikrotom
mengenai otot (derajat tiga). Luka yang
dengan ketebalan 4 – 5 ?. Sebelum
dihasilkan adalah luka bakar terbuka
dilakukan mounting terlebih
dahulu
dengan diameter 0,5 cm. Sedangkan
dilakukan
dengan
pembuatan luka irisdengan penyayatan
metode Harris-hematoxylin eosin, dengan
pada bagian dorsal menggunakan scalpel
cara : Direndam dalam xylol I, II, III
hingga mencapai daerah hipodermis, dan
masing-masing
sebelumnya bulunya dihilangkan..
Selanjutnya direndam dalam alkohol
pewarnaan
selama
5
menit.
absolut I dan II selama 5 menit. Pengobatan pada luka Sebelum direndam dalam HarrisPengobatan setelah
luka
dilakukan
dibuat
segera
sesuai
haematoxylin / HE (15 menit), dilakukan
dengan
perendaman dalam aquadest selama 1
perlakuan. Masing masing mencit diobati
menit. Sampel kembali direndam dalam
satu kali sehari yaitu pada pagi hari. Pengobatan mengoleskan
dilakukan secara
dengan merata
aquadest (1 menit), kemudian 5-7 menit
cara
dalam acid alkohol 10%,dua kali dalam
vaselin
aquadest selama 1menit dan 15 menit.
sebagai kontrol dan sebagai perlakuan
Setelah
dengan sediaan daun mengkudu 75%
itu
diwarnai
dengan
eosin.
Preparat yang telah diwarnai kemudian
pada permukaan kulit yang mengalami
direndam
luka bakar. Mencit diberikan makan dan
dalam
alkohol
96%
I
danalkohol 96% II masing-masing selama
minum ad libitum.
3 menit. Selanjutnya direndam kembali dalam
Pembuatan Sediaan Histologis
alkohol
absolut
III
yang
dilanjutkan lagi kedalam alkohol absolut histologis
IV masing-masing 3 menit. Selanjutnya
berdasarkan metode Luna (1968) dan
dibersihkandalam xylol I dan xylol II
Culling and Dunn (1974) yaitu sampel
selama 5 menit.
Pembuatan
sediaan
berupa kulit yang telah difiksasi dengan Cara Pengambilan Data
formalin 10%, didehidrasi dan berturutturut dibersihkan dengan satu sesi larutan
Pengamatan sediaan histologis dilakukan
(formalin 10% I, formalin 10% II,
terhadap kulit yang telah diberikan luka
formalin 10% III, alkohol 70%, alkohol
dan
96%, alkohol absolut I, alkohol absolut II,
diobati
vaselin
(kontrol)
dibandingkan dengan luka yang diobati
alkohol absolut III, xylol I, xylol II, xylol
dengan
III, parafin cair I, parafin cair II) dalam
daun
mengkudu.Pemeriksaan
dilakukan setiap minggu menggunakan
waktu 23 jam. Lalu dibloking dengan
mikroskop cahaya binokuler pembesaran
paraffin cair, setelah didinginkan selama
100x dan 450x. Variabel yang diamati 4
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
adalah perkembangan kesembuhan luka secara histologis, yaitu dengan melakukan pengamatan
mikroskopis
di
daerah
epidermis, dermis dan hipodermis dengan mengidentifikasi radang,
keberadaan
fibroblast,epitel
sel-sel squomus
komplek, folikel rambut, jaringan ikat dengan pembuluh darah arteri dan vena, jaringan
lemak
Selanjutnya
data
dan
otot
skelet.
dianalisis
dengan
Gambar
analisis deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHSAN
2.Struktur histologis lapisan dermis dan hipodermis pengobatan dengan daun mengkudu minggu pertama (H.E. 450X)
Pada minggu kedua gambaran histologis kulit
Hasil.
tikus
masih
tampak
adanya
peradangan dan dapat diamati pada semua Pada minggu pertama ditemukan sel radang. Peradangan terjadi pada semua perlakuan baik kontrol maupun daun mengkudu. Daerah luka bakar tampak sebagai suatu celah yang di dalamnya banyak terdapat akumulasi sel radang.
perlakuan. Pada perlakuan mengkudu
Gambar 1. Struktur Histologik Lapisan Epidermis kulit Pengobatan dengan Daun Mengkudu minggu Pertama (H.E. 450x)
Gambar 3. Lapisan Epidermis kulit Pengobatan dengan Daun Mengkudu Minggu Kedua (H.E. 450x)
selain dapat ditemukan sel radang juga mulai dijumpai adanya fibroblast.
5
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
Gambar 6. Struktur histologis kulit pengobatan dengan daun mengkudu minggu ketiga (H.E. 450X)
Gambar 4.Struktur histologis lapisan dermis dan hipodermis kulit pengobatan dengan daun mengkudu minggu kedua (H.E. 450X)
Pada minggu keempat jaringan kulit telah Pada minggu ketiga jaringan dermis telah
sembuh secara klinis baik pada perlakuan
mengalami kesembuhan, terlihat daerah
mengkudu,
luka telah menyatu, serat kolagen telah
histologis jaringan kulit yang mengalami
terbentuk,
ditemukan
kerusakan telah kembali utuh ditandai
fibroblast dan pembuluh darah serta
dengan terbentuknya jaringan ikat berupa
folikel rambut sebagaimana yang dapat
serabut kolagen yang kembali menyatu.
juga
dapat
maupun
kontrol.
Secara
ditemukan pada kulit normal.
Gambar 7. Gambaran histologis kesembuhan luka minggu keempat pada perlakuan mengkudu. (H.E. 450X)
Gambar 5. Struktur histologis kulit pengobatan dengan daun mengkudu minggu ketiga daerah epidermis dan dermis (H.E. 450X)
6
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010 Pada minggu kedua kesembuhan luka pada
pengobatan
daun
memberi
gambaran
berbeda.
Dalam hal
mengkudu
histologi
yang
ini pengobatan
dengan menggunakan daun mengkudu memberikan hasil kesembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, yang ditandai
dengan
fibroblast.Keadaan
pemunculan
ini
menunjukkan
proses kesembuhan luka telah mencapai
Gambar 8. Struktur histologis kulit pengobatan dengan daun mengkudu minggu ketiga (H.E. 450X)
fase rekonstruksi dimana pada fase ini sel-sel
radang
terutama
makrofag
memiliki peranan yang sangat penting Pembahasan
untuk
Pada
minggu luka
ditemukan
adanya
peradangan
pada
perlakuan
kontrol
Menurut
Dealey
maupun
mengkudu.
akibat iritasi, infeksi, iritasi, bahan asing atau mekanik. Pada kontrol kemungkinan terjadinya infeksi sangat besar karena tidak dilakukan pengobatan yang dapat
reaksi lokal terhadap jaringan yang
mencegah
mengalami luka dan bagian penting dari pertahanan
merupakan
proses
kesembuhan
luka.
tubuh
serta
penting
dari
Myers
menuju
proses peradangan dapat diperpanjang
(1994) respon inflamasi merupakan suatu
mekanisme
fibroblast
lokasi luka. Dealey (1994) menjelaskan
pertama
kesembuhan
merangsang
infeksi,
menyebabkan
hal
proses
tersebut peradangan
diperpanjang.
(2004)
Minggu ketiga kesembuhan luka nyata
menjelaskan pada saat tubuh mengalami
berbeda dibandingkan dengan kontrol.
luka, dari dinding pembuluh darah yang
Dalam waktu kurang lebih tiga minggu
rusak akan dialirkan transudat untuk
luka yang diobati dengan daun mengkudu
membloking daerah luka menyebaban
tampak
terjadinya edema lokal. Platelet akan aktif
memperlihatkan
gambaran
sebagaimana jaringan dermis normal.
melepaskan beberapa faktor pertumbuhan
Lapisan epidermis dan serabut kolagen
yang merangsang sel radang menuju ke
telah ada dan membentuk anyaman yang
lokasi luka. Hal tersebut menjelasakan
menunjukkan fase kesembuhan telah
bagaimana sel radang terditeksi pada
mencapai
daerah luka seperti yang ditunjukkan
tahapan
maturasi
(Dealey
1994). Adanya kolagen pada minggu
Gambar 1 dan 2
ketiga kesembuahan luka disebabkan telah terjadinya sintesis molekul kolagen 7
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
dimulai dalam reticulum endoplasmik
meregenerasi
sel
yang
rusak
serta
kasar fibroblast (Parker, 1991)
meningkatkan kerja sel. Dengan adanya proxeronin dalam daun mengkudu dapat
Gambaran histologis kesembuhan luka
meregenerasi sel
pada minggu keempat telah ditemukan
yang rusak akibat
terbakar sehingga luka dapat sembuh.
jaringan kulit dengan susunan yang sempurna,
yakni
epidermis
(stratum
ditemukan
lapisan
korneum
sampai
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
dengan basale), lapisan dermis yang ditandai dengan adanya folikel rambut dan
serabut
kolagen,
dan
Berdasarkan hasil deteksi histologik, luka
lapisan
pada kulit mencit dapat diobati dengan
hipodermis ditemukan adanya jaringan
daun
lemak, saraf dan pembuluh darah, serabut
anyaman.
(Dellman
epidermis granulosum,
ditemukan fibroblast dan kolagen juga dideteksi
pada
minggu
staratum
spinosum
dan
basale, stratum
dengan adanya serabut kolagen, fibroblas dan folikel rambut
dapat merekomendasikan daun mengkudu
sedangkan pada
lapisan hipodermis telah dapat dideteksi
dapat digunakan sebagai pengobatan luka
pemunculan jaringan ikat longgar dengan
bakar maupun luka iris pada kulit mencit. daun
dengan
korneum, lapisan epidermis yang ditandai
keempat.Sehingga hasil penelitian ini
Kemampuan
minggu
kulit ditandai dengan pemunculan lapisan
jaringan telah mencapai kesembuhan dan
dapat
pada
histologis kulit normal.Struktur histologi
and
Brown, 1992) Hal tersebut menunjukkan
telah
dan
keempat telah memberikan gambaran
kolagen telah mengalami reorganisasi membentuk
mengkudu,
jaringan lemak, pembuluh darah dan saraf.
mengkudu
untuk menyembuhkan luka disebabkan
Saran
adanya zat anthrakinon, dimana zat tersebut berperan sebagai anti mikroba
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan
dan anti jamur. Dengan adanya zat
untuk menggunakan daun mengkudu
tersebut
dalam pengobatan luka iris maupun luka
sebagai
antibakteri
dapat
mencegah terjadinya infeksi pada luka sehingga dipercepat
kesembuhan (Waha,
luka 2002).
bakar pada kulit hewan.
dapat DAFTAR PUSTAKA
Selain
kandungan zat tersebut mengkudu juga
Bangun, A.P. dan B. Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media Pustaka. Jakarta
mengandung proxeronin, sebagaimana yang dilaporkan oleh Heinicke (2000) zat itu berperan dalam peremajaan sel, 8
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.1. :1-9 Pebruari 2010
Culling, C.F.A and W.L Dunn 1974. Handbook of Histopathological and Histochemical Techniques. 3 rd.Butterworths & Co Publishes, England, New Zealand, Austria, Canada, South Africa, USA.
Ollstein, R.N. 1996. Luka Bakar. Dalam Keterampilan Pokok Ilmu Bedah. Edisi Keempat. T.F. Nealon dan W.H. Nealon. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Parker, F. 1991. Structure and Function of The Skin. In Dermatology. M. Orkin, H.I. Maibach, dan M.V. Dahl. A Lange Medical Book. USA
Dealey, C. 1994. The Care of Wound. Blackwell Science. USA Dellman, H. D., E. M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner 2. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pavletic, M.M. 1992. Veterynary Emergency and Critical Care Medicine. Editor Robert J. Murtaugh and Paul M. Kaplan. Mosby Year Book. Toronto. New York
Fossum, T.W. 1997. Small Animal Surgery. Mosby New York. USA Heinicke, R.M. 2000. The Pharmacologically Active Inggridient of Noni .http://www.noni.net.nz/xeronine. htm
Sabiston, D.C. 1987. Buku Ajar Bedah Bagian 1. Editor J. Oswari. Alih bahasa P. Adrianto dan Timan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Tadjudin, H. T., H. Iswanto, 2002. Mengebunkan Mengkudu Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Luna, L.G. 1968. Manual Histologic Staining Methods of Pathology. 3rd Ed. The Blakiston Division Mc Graw-hill Book Company, New York, Toronto, London, Sydney.
Thomas, S. 1997. The Management of Extravasation Injury In Neonates. World Wide Wound.
Marzoeki, D. 1993. Ilmu Bedah Luka dan Perawatannya. Airlangga University Press. Surabaya
Thomas, S. 2001. An Introduction to The Use of Vacum Assisted Closure. World Wide Wound.
Myers, B.A. 2004. Wound Management Principles and Practice. Prentice Hall. New Jersey
Waha,
9
M.G. 2002. Sehat Dengan Mengkudu. Editor Listiyani Wijayanti. PT. Mitra Sitta Kaleh. Jakarta