Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
TERAPI CAIRAN PADA ANJING DAN KUCING (FLUID THERAPY IN DOG AND CAT) I Nyoman Suartha Laboratorium Penyakit Dalam Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl Raya Sesetan Gang Markisa No 6 Denpasar e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Kehilangan cairan tubuh dapat terjadi secara normal melalui respirasi, kulit, feses, dan urin. Secara abnormal kehilangan cairan melalui muntah, dan diare. Tujuan utama terapi cairan adalah mengembalikan volume darah yang bersirkulasi, menggantikan cairan yang hilang secara normal dan abnormal. Kebutuhan cairan tubuh secara normal pada anjing dan kucing untuk menggantikan cairan yang hilang melalui sistem urinasi, respirasi, kulit, dan feses sebanyak 40 – 60 ml/kgBB/hari. Pergantian seluruh cairan tubuh yang hilang minimal sebanyak 70-80% dalam 24 jam atau mengganti secara cepat setengah dari cairan yang hilang selama 4- 8 jam pertama. Kesimpulan dari tulisan ini adalah Terapi cairan merupakan salah satu cara pengobatan pada pasien yang kritis dan memerlukan perawatan intensif. Jenis cairan yang akan diberikan harus dipilih secara hati-hati dengan mempertimbangkan kandungan asam basa, elektrolit, dan tingkat dehidrasi pasien Kata kunci: Hewan kecil, dehidrasi, larutan kristaloid, intravaskular. ABSTRACT Normally, fluids lost through physiological activities such as respiration, sweating, panting, and urination. Abnormal lost of fluids occurs through vomiting, diarrhea, fever or excessive urination and disease processes. The purpose of fluid therapy is to replenish the volume of blood circulations and to replace the normal and excessive fluids lost. Dogs and cats need fluid intake 40 – 60 ml/kg body weight daily to replenish fluids lost through urination and respiration. In a condition of excessive fluids lost such as diarrhea and vomiting the animal body needs water replacement as much as 70 – 80% within 24 hours or instantaneously replacement half of the water losses within the first 4 to 8 hours. In conclusions, fluid therapy is one way for treating emergency condition animals with intensice care. Properly care should be considered when choosing the right solutions for the fluid therapy Key word: small animal, dehydration, crystalloid fluid, intravascular
69
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010 2007; Einstein et al 1995, Ellershaw et al.
PENDAHULUAN
1995). Terapi
cairan
merupakan
tindakan
pengobatan esensial untuk pasien dalam
Distribusi cairan dan elektrolit dalam
kondisi kritis atau memerlukan perawatan
tubuh
intensif. Terapi cairan harus menjadi Jumlah cairan tubuh diperkirakan dua per
pilihan dan mendapat perhatian yang
tiga dari berat badan hewan dan bervariasi
serius terutama pada pasien anjing dan
pada setiap
kucing yang telah lama tidak mau makan
kandungan lemak dan umur hewan. Pada
dan minum (Mar Vista Medical Center,
neonatal
2006). Hewan masih dapat hidup dalam
yang terdapat di dalam sel dengan volume
berfungsi sebagai pelarut zat-zat makanan
2/3 dari volume total air tubuh dan cairan
dalam tubuh. Air dan elektrolit tidak
ekstraselular yang terdapat diluar sel
dapat dipisahkan dari komponen diet,
diperlukan
dalam
dengan volume 1/3 dari volume total air
sangat
metabolisme
tubuh. Fraksi ekstraselular terdiri atas
dan
cairan
melarutkan hasil metabolisme untuk dapat
¼
dari
(plasma)
yang
volume
total
ekstraseluler dan cairan interstitial dengan
utama dari terapi cairan untuk mengatasi
jumlah ¾ dari volume total cairan
dehidrasi, memulihkan volume sirkulasi
ekstraselular (Baldwin, 2001b). Cairan
darah pada keadaan hipovolemia atau mengembalikan
intravaskular
jumlahnya
dimanfaatkan oleh sel tubuh. Tujuan
shock,
total
cairan terbagi menjadi cairan intraselular
beberapa jam jika tidak ada air. Air
air
persentase
dewasa. Berdasarkan lokasi dalam tubuh,
akan mati hanya dalam beberapa hari atau
keseimbangan
volume
kandungan air tubuh lebih tinggi dari
beberapa minggu tanpa makan, tetapi
karena
hewan tergantung atas
intraseluler
dan
terpisah
dari
cairan
ekstraseluler oleh membran plasma sel,
mempertahankan elektrolit (Na+ dan K+),
sedangkan cairan interstitial dipisahkan
dan asam basa dalam tubuh ke arah batas
dari cairan intravaskular oleh dinding
normal.
pembuluh darah (Willyanto, 2010). Penggunaan terapi cairan secara efektif, Volume cairan yang bersirkulasi secara
diperlukan pengetahuan yang memadai
efektif dalam tubuh adalah cairan yang
tentang regulasi normal cairan dalam
terdapat
tubuh hewan, dan faktor-faktor lain yang terlibat
dalam
proses
cairan,
seperti
osmolalitas
dalam
intravaskular
(buluh
darah). Volume cairan yang bersirkulasi
keseimbangan
dipengaruhi
plasma,
konsentrasi
elektrolit,
protein plasma, dan partikel lain yang
peranan hormon (antidiuretik, angiotensin
berperan aktif dalam proses osmosis,
II) dan pengeluaran ion natrium (ion Na) dari ginjal (Wingfield, 2009; Hartanto, 70
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 difusi
dan
pompa
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
natrium-kalium
air yang keluar melalui urine diketahui
(Einstein et al., 1995; Hartanto, 2007).
sebagai air yang hilang yang dapat diukur secara akurat (Sensible loss). Sebagian
Tubuh
akan
kehilangan
cairan
dan
besar volume air yang keluar melalui urin
elektrolit setiap hari sebagai konsekuensi
(Wingfield 2009; Lorenz et al 1987).
dari metabolisme tubuh yang normal.
Kondisi
Pengeluaran air dari tubuh melalui empat
klinis
yang
menyebabkan
kehilangan cairan diantaranya melalui
jalan yaitu : (1) Pengeluaran air melalui
gastrointestinal akibat
respirasi pada hewan terengah-engah
muntah, diare,
drainase fistula, infeksi, obstruksi usus,
seperti anjing. Pada hewan lain sangat
demam, dan luka bakar (Bukowski dan
bervariasi tergantung atas jenis hewan, (2)
Aiello, 2008; Pandey dan Singh, 2003;
Air keluar melalui kulit, karena difusi dari
Heitz dan Horne, 2005).
permukaan dan keringat. Jumlah yang keluar melalui keringat masing-masing
Dehidrasi
hewan bervariasi tergantung atas jumlah Dehidrasi
kelenjar keringat pada kulit, (3) Keluar
kehilangan
dan pada masing-masing hewan volume
elektrolit,
dan
perubahan
keseimbangan asam-basa (Lorenz et al,
bervariasi tergantung atas diet yang
1987). Penentuan tingkat dehidrasi sangat
diberikan, (4) Keluar melalui urin (Hall,
dibantu dari menimbang berat badan
1983; Lorenz et al 1987; Wingfield,
hewan secara kontinyu. Pengamatan fisik
2009). Elektrolit yang keluar dari tubuh
sangat sulit untuk menentukan tingkat
lebih sedikit dibandingkan dengan air
dehidrasi. Selama proses penyakit yang
(Willyanto, 2010). Jumlah cairan dan
berlangsung
elektrolit yang hilang harus diganti setiap
klasik
hari untuk mempertahankan volume dan
tidak
akut,
pemeriksaan
menemukan
fisik
terjadinya
perubahan dari hewan. Perkiraan tingkat
kandungan elektrolit tubuh yang normal.
dehidrasi dari pemeriksaan fisik dapat
Air dan elektrolit pengganti diperoleh dari
dilihat pada Tabel 1.
air minum, air yang terkandung dalam makanan, dan air hasil dari proses
Gejala klinis dehidrasi (Tabel 2) yang
oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak
dapat dipakai sebagai acuan adalah: (1)
(Edney 1983).
hilangnya elastisitas kulit (turgor), (2) membran mukosa kering,
Air yang keluar melalui sistem respirasi,
yang bertambah, (5) Dehidrasi yang berat
kehilangan cairan yang tidak dapat diukur tetapi
(3) waktu
pengisian kapiler (capillary refilling time)
kulit, dan feses di ketahui sebagai
akurat
sebagai
kekurangan cairan tubuh yang diikuti oleh
melalui feses, jumlahnya sangat sedikit
secara
didefinisikan
dapat menyebabkan kelelahan, depresi,
dapat
dan shock, (6) Pemeriksaan laboratorium
diperkirakan (insensible loss). Sedangkan 71
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
: PCV dan plasma protein meningkat, BJ
Ellershaw et al., 1995; Long Beach
urin
Animal Hospital, 2009).
lebih dari
1.035 (Hall 1983;
Tabel 1. Perkiraan persentase dehidrasi berdasarkan pemeriksaan fisik Perkiraan persentase
Temuan Pengamatan fisik
dehidrasi <5
Sejarah dari kehilangan cairan tetapi tidak ditemukan adanya perubahan pada pengamatan fisik
5
Membran mukosa mulut kering, tetapi tidak terengah-engah atau takikardia yang patologik
7
Turgor kulit menurun ringan sampai sedang; membran mukosa kering; takikardia ringan, tekanan pulsus tidak teraba
10
Turgor kulit sedang sampai berat, membran mukosa mulut kering, takikardia, dan tekanan pulsus turun
12
Turgor kulit berat, mukosa mulut kering, gejala jelas, dan shock
Dikutip dari Wingfield WW. 2009. Fluid and electrolyte therapy Tabel 2. Gejala Klinis Dehidrasi No 1
Gejala Pengisisan Kapiler
Ringan 2 detik
Sedang 2-4 detik
2
Membran mukosa
Normal
Kering
3 4
Air mata Denyut jantung
Berkurang Meningkat
5 6 7
Respirasi Pulsus Turgor kulit
Normal Sedikit meningkat Normal Normal Normal
8
Mata
Normal
Berat Lebih dari 4 detik, kaki dingin Sangat kering, pecah-pecah Tidak ada Sangat meningkat
Meningkat Hiperpnea Thready Sulit dipalpasi Kembali perlahan Kembali sangat lambat Cekung Sangat cekung
Dikutip dari Wingfield WW. 2009. Fluid and electrolyte therapy. Ada
sejumlah
gangguan
yang
pemeriksaan laboratorium, sejarah makan
menyebabkan kehilangan cairan pada
dan minum, dan jumlah air yang keluar
tubuh hewan yang terjadi pada stadium
sebagai urin atau dari saluran cerna.
penyakit. Diagnosis kehilangan cairan
Gejala klinis kehilangan cairan tubuh
didasarkan atas sejarah penyakit dan
tidak
pemeriksaan fisik, dan dikonfirmasi dari
kehilangan cairan mencapai 5 persen dari 72
akan
terdeteksi sampai
tubuh
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 total berat
badan.
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Kehilangan
yang
homeostasis
dan
sangat
potensial
meningkat sampai melebihi 7%, akan
mengancam keseimbangan cairan dalam
menyebabkan kulit pada mata masuk ke
tubuh pasien (Mar Vista Animal Medical
kantung
Center, 2006).
mata
(mata
cekung)
dan
elastisitas kulit menurun. Berat ringannya Seorang klinikus harus menyediakan
gejala yang muncul tergantung prosentase
waktu yang khusus untuk merencanakan
cairan yang hilang. Sirkulasi akan kolap
terapi
jika kehilangan cairan tubuh mencapai
cairan
kecerobohan
15%, sedangkan jika sampai mencapai
pemilihan
20% hewan akan mati (Wingfield, 2009).
supaya dalam
cairan.
tidak
terjadi
pemberian
dan
Pendekatan
ini
dilakukan untuk mengindari pemberian Cairan yang hilang akibat dehidrasi harus
cairan berlebih pada pasien anjing kecil
diganti dalam jangka waktu 24 jam.
atau pemberian cairan yang kurang
Jumlah yang dibutuhkan bergantung atas
jumlahnya
prosentase (%) tingkat dehidrasi, proses
Hal-hal
penyakit dan pertimbangan dokter hewan.
terapi cairan adalah : (1) pengobatan
Kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi
terhadap shock, (2) mengganti cairan
dapat
yang
dihitung dengan menggunakan
rumus :
pada pasien anjing besar. yang
memerlukan
hilang
dan
keseimbangan
tindakan
memperbaiki
elektrolit,
(3)
mempertahankan kebutuhan cairan dan Jumlah cairan yang diperlukan = %
elektrolit harian, (4) mengindari masalah
Dehidrasi x Berat badan (Kg) x 1000 ml Pada
waktu
memberikan
baru akibat pengobatan suatu penyakit, (5) memperbaiki gangguan asam-basa
cairan
(Hall 1983).
pengganti, hewan harus diamati terhadap kemungkinan
terjadinya
overhidrasi
Kebutuhan volume Cairan
dengan memeriksa turgor kulit, suhu tubuh, kecepatan pulsus dan respirasi,
Jumlah cairan yang diperlukan untuk
warna dan kelembaban selaput mukosa,
penggantian
produksi urin, dan auskultasi jantung dan
bergantung
paru-paru secara rutin (Willyanto, 2010).
Perhatian pertama ditujukan pada status
cairan atas
yang
status
hilang
dari
hewan.
volume darah, dan perhatian selanjutnya Terapi Standar Pengobatan
ditujukan pada pengembalian total air
dan
mengenali
tubuh dan elektrolit. Ada tiga fase dalam
adanya
terapi
gangguan cairan perlu dipahami oleh
fase
emergensi
dan fase maintenan (mempertahankan).
kelainan fungsional tubuh, penyakit dan dapat
yaitu
(darurat), fase replacement (penggantian),
dokter hewan praktisi, karena beberapa
pembedahan
cairan,
Fase emergensi adalah cairan yang harus
mengganggu 73
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
segera diberikan ke dalam tubuh hewan
volume cairan maintenan (27 – 40 ml/kg
akibat tubuh kehilangan cairan yang
BB/hari). Kedua, kehilangan cairan secara
banyak dalam waktu singkat seperti pada
normal
kasus kecelakaan, operasi bedah yang
(insensible loss) yaitu cairan yang hilang
mengakibatkan banyak darah yang keluar,
pada saat respirasi, terengah-engah dan
dan luka bakar. Fase replacement adalah
keringat, dan melalui feses. Volumenya
pemberian cairan yang harus diberikan ke
sebanyak
dalam tubuh hewan selama periode
maintenan (13 – 20 ml/kgBB/hari). Jadi
dehidrasi. Fase ini berdasarkan atas
secara total volume cairan maintenan
kebutuhan cairan untuk mengembalikan
yang dibutuhkan
status
menjadi
ml/kgBB/hari. Ada juga yang melaporkan
normal, penggantian cairan tubuh yang
cairan yang hilang lewat urin sebanyak
hilang
secara normal, dan mengganti
20ml/kg BB/hari, dan cairan yang keluar
cairan tubuh yang hilang secara abnormal
lewat feses dan respirasi sebanyak 20
(Lorenz et al., 1987).
ml/kgBB/hari. Cairan ini harus dihitung
cairan
tubuh
hewan
yang
1/3
tidak
dapat
dari
volume
diukur
cairan
berkisar 40 – 60
dan diberikan ketika pasien tidak mampu Perhitungan kekurangan cairan tubuh
untuk makan dan minum (Lorenz et al., 1987).
Perhitungan perkiraan jumlah kekurangan cairan tubuh dengan memperhatikan:
Pada pasien yang tidak mau makan dan
1.Perkiraan cairan tubuh yang hilang dari
minum,
normal, 2. maintenan harian cairan tubuh,
energi dan air berbeda. Diperkirakan air
hewan yang hilang sebelum pasien / dokter
yang
hewan,
hasil
4),
meliputi 50
ml/kg
yang
lebih
akurat
disarankan
menggunakan perhitungan: Kebutuhan
perubahan berat badan hewan, dan data
cairan untuk maintenance = {(30x kg
laboratorium.
BB) + 70} (Wingfield, 2009). Pada anjing yang shock diperlukan dosis cairan 40-90
Cairan maintenan adalah cairan dalam
ml/kg/jam sedangkan pada kucing 20 – 60
tubuh pasien yang hilang secara normal, dibedakan
diperlukan
BB/hari, sehingga untuk memperoleh
diperkirakan dari sejarah penyakit, hasil pemeriksaan fisik (Tabel 3 dan
ahli,
ada juga yang melaporkan kebutuhan
hilang adalah jumlah dari cairan tubuh
ke
para
Dilaporkan 1 kcal energi = 1 ml air, tetapi
abnormal. Perkiraan cairan tubuh yang
dibawa
oleh
kebutuhan air dan energi adalah sama.
dan 3. kehilangan cairan tubuh secara
hewan
dilaporkan
menjadi
dua,
ml/Kg/jam (Baldwin, 2001b).
pertama
kehilangan yang dapat diukur, yang
Contoh. Seekor
keluar dalam bentuk urin (sensible loss).
anjing
dengan
berat
badan 10 kg mengalami dehidrasi dengan
Volumenya sebanyak 2/3 dari total
tingkat 7%, dan mengalami muntah. 74
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Berapakah cairan yang diperlukan selama
diperlukan oleh pasien itu? Berapa jumlah
setelah 24 jam.
cairan yang harus diberikan dalam 24 jam (1 hari)?
Jawab. Volume
(ml)
cairan
yang
diperlukan = volume cairan yang hilang +
Jawab :
volume maintenance Cairan yang hilang (ml) = (10 kgx0,07x1000x0,80)+[(10x30)+70]
20 kg x 0.08 (8%) x 1000
= (560) + (370) = 930 ml
Cairan Maintenance (ml) 20kg x 50
= = 1600 = = 1000
Kehilangan cairan tubuh secara abnormal diperkirakan dari frekuensi hewan itu
Perkiraan Cairan hilang secara kontinyu
muntah atau diare dan jumlah cairan yang
(ml)
= 400
Total (ml)
= 3000
keluar setiap muntah atau diare. Perkiraan yang hilang itu kemudian dikalikan dua
Cairan yang harus diberikan dalam 24
Perhitungan Perkiraan kehilangan jumlah
jam : 20 kg x 0.08 x 1000 x 0.8
volume cairan pada hewan:
=
1200 ml Cairan
yang
hilang
= * 1000 ml = 1 kg
BB (kg) x % dehidrasi x 1000 Cairan
Manitenance
2. Anjing dengan berat badan 30 kg tidak
=
mau makan dan minum selama 4 hari.
BB (kg) x 40 – 60 ml / (BB x 30) + 70
Anjing itu muntah 6 kali sehari selama 2 Cairan hilang abnormal secara kontinyu =
hari. Sangat sedikit urin yang dikeluarkan
diperkirakan jumlah yang hilang (ml/kg)
selama
4
hari.
Hitunglah
jumlah
kehilangan cairan dari anjing itu? Sebagai contoh: Jawab. 1. Anjing dengan berat badan 20kg, mengalami dehidrasi karena anoreksia,
Kehilangan cairan yang tak terelakan
diare profus selama 3 hari. Pasien
selama 4 hari (20 ml/kg/24 jam)
menunjukkan gejala elastisitas kulit turun, = 4 x 30 x 20 = 2400 ml
membran mukosa kering, CRT sedikit lebih lama, PCV 57%, plasma protein 8.6
Produksi urin perhari 20ml/kg/24
g/dl, BUN 38mg/dl, dan BJ urine 1.060. Tingkat
dehidrasi
diperkirakan
20 ml x 30 = 600 ml
8%.
Pertanyaannya berapa volume cairan yang 75
=
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Kehilangan lewat muntah 30 ml/muntah,
memiliki osmolalitas lebih tinggi dari
sebanyak 12 kali = 360 ml
cairan ekstraseluler. Larutan koloid tidak dapat menembus dinding pembuluh darah
Jumlah total air yang hilang
=
dan menjaga tekanan osmotik cairan
2400 ml + 600 ml + 360 ml = 3360 ml
darah.
Pemberian
cairan
koloid
bersamaan dengan cairan kristaloid pada
Total cairan ekstraseluler yang hilang
waktu resustensi atau maintenance akan
adalah 1/3 x 3360 = 1120 ml
memulihkan
dan
mempertahankan
tekanan intravaskular.
Volume cairan sirkulasi yang berkurang adalah 1/3×1/4×3360 = 280 ml
Larutan Kristaloid Perlu diingat bahwa sangat sulit untuk Secara
mengganti seluruh cairan tubuh yang
adalah
akan melakukan urinasi dan respirasi juga
sangat
dan
serbaguna
mirip
dengan
karena larutan
alkalin karena mengandung laktat sebagai
sebanyak 70-80% kekurangan cairan itu dan
polionik
ekstraselular. Laktat ringer adalah larutan
dengan hal tersebut minimal dapat diganti
jam,
larutan
komposisinya
saat mengalami dehidrasi. Sehubungan
24
larutan
isotonic seperti larutan laktat ringer
hilang dalam waktu 24 jam karena hewan
dalam
umum
precursor bicarbonate. Larutan ringer
perlu
mengandung
diperhatikan penambahan volume cairan
sejumlah
chlor
sebagai
pengganti laktat yang berfungsi sebagai
maintenan harian, jika hewan tidak mau
larutan penetral asam. Laktat ringer dan
makan dan minum.
larutan (kalium)
Pilihan untuk terapi cairan
ringer
mengandung
dalam
jumlah
kalium kecil.
Penambahan kalium chlorida (KCl) pada Jenis cairan yang digunakan dalam terapi
larutan diperlukan untuk pasien dengan
cairan dikelompokkan menjadi larutan
kondisi kehilangan kalium yang banyak
kristaloid dan koloid. Larutan kristaloid
(hipokalemia) (Hall, 1983; Lorenz et al.,
adalah larutan yang dapat menembus
1987).
membran sel dengan mudah. Larutan ini mengandung elektrolit dalam berbagai
Larutan hipotonik adalah larutan yang
macam komposisi. Kandungan utamanya
memiliki osmolalitas lebih rendah dari
adalah natrium. Apabila dimasukkan ke
serum darah (cairan ekstraseluler) contoh
dalam tubuh, lebih dari 75% larutan
larutan hipotonik adalah 0,45% NaCl atau
kristaloid
ruang
2,5% dektrose/NaCl. Larutan ini tidak
intravaskular dalam waktu 30 menit
digunakan dalam keadaaan shock, tetapi
setelah pemberian (Willyanto, 2010).
dapat
akan
meninggalkan
Larutan koloid adalah larutan yang 76
digunakan
sebagai
cairan
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
maintenance pada pasien yang memiliki
dan glukonat dimetabolisme di otot
risiko retensi cairan atau gagal jantung.
(Willyanto, 2010).
Larutan isotonik adalah larutan yang
Larutan hipertonik adalah larutan yang
memiliki osmolalitas sama dengan serum
memiliki osmolalitas lebih tinggi dari
darah.
untuk
serum. Contohnya adalah 7,5% NaCl.
maintenance dan terapi shock. Contoh
Cairan ini baik diberikan pada penderita
larutan
shock
Sangat
bergunan
isotonik:
Lactated
ringer’s
untuk
meningkatkan
tekanan
solution, Normosol, dan NaCl 0,9%.
intravaskular. Biasanya diberikan dalam
Natrium chloride (0.9%) atau saline
bentuk bolus kecil (3-5ml/kg). Cairan ini
sering
bekerja dengan cara menarik cairan dari
disebut
larutan
fisiologis,
mengandung 154 mEq natrium (Na) dan
rongga interstitial dan intraseluler.
154 mEq Chloride. Tidak mengandung kalsium.
Kalium,
dan
Larutan glukosa 5% juga bersifat isotonis.
magnesium.
Awalnya digunakan untuk menyuplai air
Konsentrasi natrium (Na) mirip dengan
untuk
cairan ekstraselular tetapi konsentrasi
kehilangan
chloridanya lebih tinggi. Peningkatan jumlah
chloride
dapat
metabolic
karena
seperti
pada
kasus
hipotonik
eritrosit
bengkak
dan dan
diberikan pada pasien yang kehilangan elektrolit. Larutan glukosa 10%, 20% dan
diubah
50% dapat diberikan secara intra vena
menjadi karbonat oleh hati. Larutan ini
secara perlahan-lahan sampai terlarut
harus dihindari pada pasien penderita
dengan baik. Awalnya diberikan untuk
penyakit hati, kanker, hiperkalsemia, dan
mensuplai kalori dan penderita diuresis
hiperkalemia. Normosol menyerupai LRS magnesium
water)
mengandung elektrolit maka tidak baik
mengandung kalsium, kalium dan laktat.
mengandung
(pure
hemolisis. Karena glukosa 5% tidak
Larutan lactate ringers solution (LRS)
tetapi
murni
bersifat
menyebabkan
dan asidosis metabolik (Baldwin, 2001b).
akan
karena
tidak dapat diberikan secara parenteral
acidosis).
yang menderita gagal jantung, hipertensi,
laktatnya
dehidrasi
kelelahan karena hipertermia. Air murni
Larutan ini harus dihindari pada pasien
Kandungan
air
(hipernatremia)
menyebabkan
keasaman cairan ekstraselular meningkat (hiperchloremik
mengurangi
osmotic pada penderita insufisiensi renal.
dan
Larutan glukosa hanya dapat diberikan
mengandung asetat dan glukonat, asetat
secara intravena (Baldwin, 2001b).
77
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Tabel 3. Larutan yang umum digunakan untuk terapi cairan
Ca++ Mg++
Buffer
Calori
mEq/L
Kcal/l
Solution
Na+
K+
Cl-
Dextrose 5% dalam air
-
-
-
-
-
-
170
Dextrose 2,5% dalam 0,45 saline Larutan Laktat ringer
77
-
77
-
-
-
85
130
4
109
3
-
Lactac 28
9
Larutan ringer
147
4
156
4,5
-
-
-
Normosol – R (Multisol-R)
140
5
109
-
3
15
Dextrose 5% dalam laktat ringer Normal saline (0,9%)
130
4
109
3
Acetat 27 Gluconat 23 Lactat 28
179
154
-
154
-
-
-
-
Dextrose 50%
-
-
-
-
-
-
1700
Dextrose 5% dalam salin 0,9% Kalium Chlorida
154
-
154
-
-
-
170
-
2
2
-
-
-
-
-
Dikutip dari wingfield, 2009. Larutan Koloid
baik diberikan pada penderita anemia hemolitik
Ada tiga macam larutan koloid sintetik
dan
trauma.
Kapasitas
pengankutan oksigen dapat dipertahankan
yang biasa digunakan, yaitu Hetastarch,
sampai 40 jam (Willyanto 2010).
larutan ini memiliki berat molekul yang lebih tinggi daripada cairan ekstraseluler,
Pemilihan larutan yang diberikan pada
karena itu akan tetap berada di dalam
pasien yang kehilangan cairan, harus
buluh darah selama 12 – 48 jam. Dektran,
diketahui kehilangan elektrolit tubuh dan
memiliki berat molekul yang lebih rendah
patofisiologi penyakit yang diderita oleh
dari hetastarch, tetapi ukuran molekul
anjing (Tabel 4).
lebih
bervariasi dan
memiliki
daya Rute pemberian Cairan
osmotik lebih kuat. Berada dalam buluh darah selama 4 – 8 jam. Oxyglobin adalah
Per Oral
larutan hemoglobin sapi yang telah mengalami pemurnian dicampur dalam
Jika pasien mau minum dan tidak muntah
LRS yang sudah dimodifikasi. Larutan
lagi, pemberian secara oral merupakan
oxyglobin dapat berfungsi sebagai sistem
pilihan yang paling baik. contoh larutan
transportasi oksigen dalam tubuh. Sangat
yang diberikan secara oral adalah entrolit, 78
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
pedialit, dan Gatorade. Jika pasien tidak
dan jumlah yang diberikan tidak lebih
mau minum, pemberian peroral dapat
dari 5 sampai 10 ml pada setiap injeksi.
dilakukan dengan menggunakan syring,
Pemberian
cairan disemprotkan melalui pipi di gigi
larutan harus aseptik dan dilakukan pada
geraham.
adalah
berbagai lokasi untuk memenuhi volume
pemberian cairan yang paling murah dan
cairan yang dibutuhkan oleh hewan.
ekonomis dalam pemberian suplemen
Kecepatan
nutrisi, dengan asumsi muntah atau
subcutaneus
gangguan gastrointestinal tidak berat
tubuh pasien. Secara umum, penyerapan
(Baldwin, 2001a).
larutan secara subcutaneus berlangsung
Pemberian
peroral
atau
tempat
penyuntikan
penyerapan ditentukan
larutan
oleh
kondisi
selama 6 sampai 8 jam. Jika larutan yang Subcutaneus
disuntikan masih tertahan dalam periode waktu tersebut,
Pemberian cairan secara subcutaneus
dianjurkan pemberian
larutan dilanjutkan secara intravena untuk
dilakukan jika tingkat dehidrasi ringan,
mempercepat
dan hewan terlihat sedikit agresif. Larutan
perfusi
carian
perifer
(Baldwin, 2001a; Mar Vista Animal
yang digunakan adalah larutan isotonik
Medical Center, 2006). Tabel 4. Kandungan elektorlit dalam serum pada penyakit tertentu
Penyakit Diare Pilorik obstruksi Dehidrasi Congestive heart failure Penyakit hati stadium akhir Acut renal failure -Oliguria -Poliuria Chronic renal failure Insufisiensi adrenocortikal Ketoacidosis diabetik
Na+ D D
ClD D
Serum K+ D D
I N/D
I N/D
N N
N/D N
D I
N/I
N/I
D
D
I
I D
I D
I N/D
D D
I D
N/D
N/D
N
D
N/D
D
D
I
N/D
D
D
D
N/D
D
D
D = menurun I = meningkat N = normal *dikutif dari Wingfield WE. 2009. fluid and elektrolite therapy. Intraperitoneal 79
HCO3D I
Volume D D
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Pemberian larutan secara intraperitoneal
akses yang cepat menuju sirkulasi, (2)
sangat cepat, mudah dan cairan yang
dapat melakukan infuse secara kontinyu
diberikan akan segera direabsorbsi untuk
tanpa
meningkatkan sirkulasi volume cairan.
mengurangi kebocoran perivascular, (4)
Akan
secara
dapat mengukur tekanan vena central
potensial
(Mar Vista Animal Medical Center,
tetapi
intraperitoneal
pemberian sangat
menyebabkan peritonitis karena bakteri,
merusak
vena,
(3)
dapat
2006).
luka viscera, dan menurunkan ventilasi Penggunaan kateter yang lama (menetap)
respirasi karena mengganggu pergerakan
kadang-kadang menimbulkan komplikasi
diafragma, bahkan cairan yang diberikan
seperti
dapat masuk ke rongga dada. Saat ini
thromboplebitis,
thromboembolism,
pemberian larutan secara intraperitoneal
septikemia,
dan
bakterial endocarditis. Untuk mengurangi
tidak dianjurkan lagi (Baldwin, 2001a).
efek dari itu dianjurkan : (1) penggunaan cateter yang harus menetap hanya benar-
Intravena
benar diperlukan, (2) pertahankan kondisi Pemberian
cairan
secara
intravena
yang seaseptik mungkin saat pemasangan
dilakukan jika tingkat dehidrasi yang
cateter, (3) letakan tampon yang berisi
diderita oleh hewan mencapai 7% atau
betadin diatas tempat masuknya kateter
lebih. Lokasi tempat pemberian secara
ke kulit, (4) periksa secara rutin kulit
intravena yaitu vena periperal (misal vena
disekitar
saphena), vena jugularis (Long Beach
atau aritmia. Jika gejala itu teramati
vena juga dilakukan untuk perbaikan
segera
volume cairan ekstraseluler yang harus
dan
berikan
ganti kateter setiap 4-5 hari dengan yang
(Baldwin, 2001a).
baru (Mar Vista Animal Medical Center, 2006).
Efek samping pemberian secara intravena yaitu : (1) dapat menimbulkan phlebitis,
lama, (3)
kateter
menggunakan kateter dalam waktu lama,
shock karena luka atau operasi (bedah)
waktu
cabut
antibiotika pada pasien, (5) jika harus
segera dilakukan pada kasus hemorhagic
memerlukan
kateter,
dan periksa adanya demam, leukositosis
(Baldwin, 2001c). Pemberian secara intra
dan
masuknya
terutama adanya kemerahan, dan bengkak
Animal Hospital, 2009), dan intraosseus
septicemia,
tempat
overhidrasi,
(2)
pemberian
yang
Kecepatan pemberian cairan Beberapa
faktor
yang
berpengaruh
memerlukan asisten untuk
terhadap kecepatan pemberian cairan
restrain pasien. Untuk mengurangi efek
adalah : (1) rute yang digunakan, (2)
samping itu dapat digunakan vena cateter.
kehadiran penyakit primer, (3) kondisi
Keuntungan penggunaan vena cateter: (1)
klinis pasien, (4) tujuan terapi, 80
(5)
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
komposisi cairan yang diberikan, (6)
atau kecepatan pemberian cairan dapat
kesulitan restrain yang diperlukan.
diberikan sebanyak 70-80 tetes per menit, tergantung ukuran hewan. Penghitungan
Pengetahuan dasar penentuan kecepatan
jumlah tetes per menit untuk total volume
pemberian cairan ini adalah keperluan normal
maintenan
cairan
harian.
normal
maintenan
cairan
Keperluan
yang
diberikan
pada
hewan
dapat
dihitung dengan cara :
harian adalah 40 – 60 kg BB/hari atau
Tetes per menit = total volume x tetes
1.7-2.5 ml/kg/jam. Metode yang umum
per ml Menit
digunakan dehidrasi
untuk
rehidrasi
pasien Untuk dapat menggunakan rumus di atas,
ringan sampai berat adalah
perlu diketahui jenis alat infus yang
mengganti secara cepat setengah dari
digunakan.Terdapat dua jenis alat infus
cairan yang hilang selama 4- 8 jam pertama
(diasumsikan
yaitu untuk dewasa dan untuk anak-anak.
fungsi
Alat
kardiovaskular dan pembentukan urin
pada
infuse larutan poliionik seperti laktat
ml/kg/jam) kebutuhan
sampai hewan
harian
telah
terpenuhi.
alat
infuse
Jika
anak-anak
Contoh: Anjing dengan berat badan 4,5 Kg dengan tingkat dehidrasi 8%, atas
dipenuhi secara perlahan selama 16-20
pertimbangan pemeriksaan, diputuskan
jam secara intravena dengan kecepatan
untuk mengganti cairan itu dalam 12 jam.
1.5-2.0 kali kebutuhan maintenance (2.5 -
Jawab: Jumlah cairan yang diganti dari
5.0 ml/kg/jam). Kecepatan pemberian
cairan yang hilang secara abnormal: 0.08
dapat dikurangi sampai mencapai 1.7-2.5
x 4,5 Kg x 1000 ml = 360 ml. Jumlah
ml/kg/jam dan pemberian dapat diganti
menit yang diperlukan = 12 jam X 60
secara subcutan. umum
pembuatnya.
2010).
dari
Setengah dari kebutuhan yang kurang
Secara
umumnya
menghasilkan 60 tetes/ml. (Willyanto
(3.4-7.5
setengah
pabrik
menggunakan
ringer kecepatannya 2 – 3 kali kecepatan normal
dewasa
menghasilkan 15-20 tetes/ml tergantung
sudah terjadi). Jika dilakukan dengan
kebutuhan
infuse
menit = 720 menit. Setiap 1 ml = 60 tetes Formula
yang
atau 10 tetes ini tergantung ukuran jarum
dapat
yang digunakan. Jadi jumlah tetes per
digunakan sebagai acuan memperkirakan
menit : (360 : 720) x 60 = 30 tetes per
kecepatan maksimal yang aman untuk
menit. Satu menit sama dengan 60 detik,
pemberian infuse intravena :
jadi tiap detik diperlukan : 60 detik / 30 Berat badan (kg) x 90 = ….. ml
tetes = 2 tetes/detik.
larutan/jam
81
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010
Perhitungan pemberian tetes tiap menit
memberikan cairan yang berlebihan pada
dapat dihitung dengan cara : Kecepatan
penderita gagal ginjal, memberikan cairan
(tetes/menit) = kebutuhan cairan per jam
terlalu lambat pada penderita shock
(ml/jam) x jumlah tetes tiap ml (tetes/ml)
(Willyanto, 2010).
(sesuai kalibrasi dapat 60 tetes atau 10 Untuk menghindari hal-hal yang tidak
tetes/ml) dibagi dengan 60 (menit/jam).
diinginkan, yang dapat mengancam jiwa
Contoh anjing memerlukan 75ml/jam,
pasien, maka perlu dilakukan monitoring
sehingga jumlah tetes yang diberikan tiap
terhadap kondisi pasien secara regular
detik : 75 X 10 (asumsi 1 ml = 10 tetes) :
setiap 4 jam dan dicatat kondisi selama 24
60 = 12,5 tetes/menit. Jadi setiap detik
jam
diberikan : 60 detik (1 menit = 60 detik) :
termasuk
jumlah
urin
yang
dikeluarkan. Parameter yang harus dicatat
12,5 tetes/menit = 1 tetes setiap 4.8 detik
dan frekuensi monitoring tergantung atas
(Baldwin 2001b).
kasus
pasien,
sebaiknya
semua
hal
tentang perkembangan pasien dicatat
Risiko Pemberian Cairan
sehingga dapat data yang lengkap dari Jika pemberian cairan dilakukan secara
pasien. Untuk monitoring terapi cairan
berlebihan, maka risiko yang paling
hal-hal yang perlu dicatat adalah PCV,
sering terjadi adalah overhidrasi. Gejala
total protein plasma, berat badan, BUN,
kelebihan cairan akan ditunjukan dengan
elektrolit serum terutama Natrium dan
edema pulmonum sebagai gejala akhir,
Kalium (Baldwin, 2001a).
gejala yang mengawali adalah: gelisah, menggigil, takikardia, keluar
leleran
SIMPULAN DAN SARAN
serous dari hidung, takipnea, rales basah, Simpulan
batuk, mata mendelik, muntah, dan diare (Baldwin, 2001b).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan:
Kesalahan umum yang sering dilakukan
1. Terapi cairan merupakan salah
pada terapi cairan diantaranya tidak menimbang
berat
bada
satu cara pengobatan utama pada
pasien,
pasien
memberikan cairan yang mengandung
berisiko
edema,
terapi
memberikan
memperhitungkan
cairan,
kebutuhan
harus dengan
tidak
dari
infus
yang
dipilih
secara
hati-hati
mempertimbangkan
kandungan asam basa, elektrolit,
kalium
dan tingkat dehidrasi pasien
pasien atau pasien tidak cukup mendapat kalium
dan
2. jenis cairan yang akan diberikan
furosemid pada penderita yang sedang mendapatkan
kritis
memerlukan perawatan intensif.
kadar natriun yang tinggi pada pasien yang
yang
digunakan, 82
Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495
Vol. 2 No.2. :69-83 Agustus 2010 Hartanto, WW. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Bukowski JA, Aiello SE. 2008. Dog and Cat Diarrhea. Vet-approved pet information.http://webvet.com. Tanggal 3 Desember 2009.
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, Electrolyte and Acid Base Balance. 5th Ed. Missouri, ElseiverMosby.
Baldwin K. 2001a. Transfusion Medicine for the companion animal. Atlantic coast veteriner conference (ACVC) http://www.vin.com. Tgl akses 3 Desember 2009.
Long Beach Animal Hospital. 2009. I.V Catheters & Fluids. Http://www.lbah.com. Tang gal Akses 3 Desember 2009.
Baldwin K. 2001b. Fluid Therapy for the companion animal. Atlantic coast veteriner conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3 Desember 2009.
Lorenz MD, Cornelius LM, Ferguson DC. 1994. Small animal medical therapeutics. JB lippincott Co.Philadelphia New York.
Baldwin K. 2001c. Intravenous and Intraosseus Catheter Placement in the companion animal. Atlantic coast veteriner conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3 Desember 2009.
Mar Vista Animal Medical Center. 2006. Fluid Therapy. The Cornerstone of treatment.Http://marvistavet.com Tanggal akses 3 desember 2009. Pandey CK, Singh RB. 2003. Fluid and Electrolyte Disorders. Indian J Anaesh. 47(5) : 380-387.
Edney ATB. 1983. Dog and Cat nutrition. Pergamon Press. New York. Einstein R, Jones RS, Knifton A, Starmer GA. 1995. Principles of veterinary therapeutics. Longman Scientific & Technical. New York.
Willyanto I. 2010. Terapi Cairan: memilih larutan terbaik untuk tiap pasien. Seminar sehari continuing Education APDHKI Denpasar. Bali 30 Januari 2010.
Ellershaw JE, Sutcliffe JM, Saunders CM. 1995. Dehydration and the dying patient. J Pain Symptom Manage. 10:192-197.
Wingfield WE. 2009. Fluid and Elektrolite therapy. http://www. cvmbs.colostate.edu/clinsci/wing/fl uids/fluids.htm. 22 mei 2009
Hall LW. 1983. Fluid therapy and intravenous nutrition. In Dog and Cat nutrition. Editor ATB Edney. Pergamon Press. New York.
83