1
Buku Referensi:
Songkok Produk Unggulan Daerah Asli
indonesia Beserta Kajian Pemasaran UMKM
Dr. Muhammad Balafif, MEC Dr. Muslichah Erma Widiana, Dra. Ec., MM. Dra. Farida Agustini W., M.S.
2
Buku REFENSI : Songkok produk unggulan daerah asli indonesia, beserta kajian pemasaran umkm
Penulis
: Dr. Muhammad Balafif, MEC Dr. Muslichah Erma Widiana, Dra. Ec., MM. Dra. Farida Agustini W., M.S.
Penerbit
: UBHARA Manajemen Press
Pemasaran
: Universitas Bhayangkara Jl. Ahmad Yani no 114 Surabaya, Jawa Timur
Cetakan Pertama
: Semester Genap, 2016
ISBN
: 978-602-74424-2-9
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Copyright © pada UBHARA Manajemen Press dan Universitas Bhayangkara Surabaya.
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesehatan akal dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Buku referensi: songkok produk unggulan daerah asli Indonesia beserta kajian pemasaran UMKM”. Dimana buku ini merupakan sumbangsih penulis yang merupakan praktisi dan berbagi pengalaman yang telah selama ini berkutat di bidang manajemen pemasaran. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan kepada semua pihak yang membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, baik yang secara langsung dan tidak langsung hingga selesainya buku ini. Penulis berharap, buku ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Dan juga diharapkan mampu digunakan sebagai dasar perkembangan dan pertimbangan selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi. Akhir kata penulis menyadari buku ini jauh sempurna, masih banyak kekurangan di dalamnya, karenanya penulis berharap akan masukan, saran dan kritik pada buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 2016
Penulis
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirobbil’alamin, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia yang tak terhingga banyaknya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dan atas kuasa-Nya lah dapat mengilhami dan menggerakkan hati berbagai pihak untuk membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sampai penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini pula, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril dan dorongan spiritual dalam penyelesaian penelitian ini antara lain adalah: 1.
Brig. Jend. Pol (Purn) Drs. Edi Prawoto, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya.
2.
Bapak dan Ibu Staff Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.
3.
Keluarga tercinta atas dukungan dan do’anya.
4.
Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas segala bantuan dan do’anya, saya juga ucapkan terima kasih dan semoga menjadi amal sholeh yang diridhloi oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang berlipat ganda serta kebaikan yang berlimpah didunia dan diakhirat kelak, amin.
Akhir kata, pada kesempatan ini saya memohon maaf atas segala kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan naskah penelitian ini dan dengan segala kerendahan hati, mohon kritik dan masukan demi terciptanya penelitian ini yang lebih baik, semoga penelitian ini dapat bermanfaat baik kepada pihak-pihak yang berkepentingan
serta
dapat
menjadi
sumbangan
pemikiran
terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan.
Surabaya, 2016 Penulis
5
DAFTAR ISI Bagian I – Songkok sebagai produk budaya Indonesia Bab I, Songkok sebagai produk budaya Indonesia .................... 1 Bab II, Tinjauan Pustaka ............................................................ 6 Bab III, Permodelan permasalah ............................................... 18 Bab IV, Hasil dan pembahasan .................................................. 32 Bab V, Kesimpulan dan saran .................................................... 41 Bagian II – UKM Lampu hias limbah daun Waru Indonesia Bab I, UKM Lampu hias limbah daun waru Indonesia .............. 43 Bab II, Tinjauan Pustaka ............................................................ 48 Bab III, Metodologi Penelitian ................................................... 66 Bab IV, Hasil dan Pembahasan .................................................. 69 Bab V, Kesimpulan dan saran ................................................... 75 Bagian III - UKM rumah budidaya jamur tiram garda Indonesia Bab I, UKM rumah budidaya jamur tiram garda Indonesia ..... 85 Bab II, Tinjauan Pustaka ........................................................... 92 Bab III, Metodologi Penelitian .................................................. 136 Bab IV, Hasil dan pembahasan ................................................. 152 Bab V, Kesimpulan dan saran .................................................... 161 Bagian IV – UKM keripik ceker Bab I, UKM keripik ceker ........................................................... 168 Bab II, Tinjauan Pustaka ........................................................... 172 Bab III, Metodologi Penelitian .................................................. 186 Bab IV, Hasil dan pembahasan ................................................. 192 Bab V, Kesimpulan dan saran .................................................... 201
6
Bagian Pertama ==========================================================
7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil menengah mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi, pelaku usaha kecil dan menengah atau yang umumnya disebut UKM telah memiliki kesadaran baru sebagaimana yang dikemukakan didepan para menteri yang membidangi usaha kecil dan menengah ( UKM ) di forum APEC yang bertemu dikota Christchurch New Zealand Tahun 1999.Pengalaman, keyakinan dan harapan inilah yang kemudian menggelora menjadi semangat yang terus didenggungkan hingga saat ini.Di Indonesia harapan serupa juga seringkita dengarkan karena pengalaman ketika krisis multidensi Tahun 1997 -1998 usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan dibeberapasektor kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagian kecil sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi. Perjalanan ekonomi Indonesia selama 4 tahun dilanda krisis 1997-2001 memberikan perkembangan yang menarik mengenai posisi usaha kecil yang secara relatif menjadi semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB. Hal ini seolah-olah mengesankan bahwa kedudukan usaha kecil di Indonesia semakin kokoh. Kesimpulan ini barangkali perlu dikaji lebih mendalam agar tidak menyesatkan kita dalam merumuskan strategi pengembangan. Kompleksitas ini akan semakin terlihat lagi bila dikaitkan dengan konteks dukungan yang semakin kuat terhadap perlunya mempertahankan UKM (Usaha Kecil dan Usaha Menengah). Dalam melihat peranan usaha kecil ke depan dan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai posisi tersebut, maka paling tidak ada dua pertanyaan besar yang harus dijawab : Pertama, apakah UKM mampu menjadi mesin pertumbuhan sebagaimana diharapkan oleh gerakan UKM , di dunia yang sudah terbukti berhasil di negara-negara maju; Kedua, apakah UKM mampu menjadi 8
instrumen utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama memecahkan persoalan pengangguran. Bangsa Indonesia rnayoritas penduduknya adalah Islam. Hal ini rnernpunyai pengaruh yang besar dalarn kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu diantara sekian hal yang merupakan ciri kehidupan masyarakat Islam yang menonjol adalah pemakaian songkok. Songkok adalah lambang bagi seorang muslim. Karena itu songkok merupakan kebutuhan yang sebagian dari masyarakat Islam menganggap sebagai kebutuhan yang utama. Dari sini maka industri songkok songkok terus sudah bermunculan. Terlebih lagi sekarang ini menjadi lambang Identitas sehingga banyak diantara memakai songkok Nasional Bangsa Indonesia. Orang-orang non Islam yang Seiring dengan kebijaksanaan ruendorong akspor dibidang non satu dari sekian peluang yang ada pemerintah dalam migas, maka salah yaitu songkok. Karena negara negara ASEAN mayoritas penduduknya adalah Islam, sehingga industri pembuatan songkok cukup mempunyai peran penting dalam rangka mendapatkan tambahan devisa bagi negara. Oleh karena itu perlu adanya perhatiari
baik
dari
pihak
pemerintah
maupun
pihak
swasta,
guna
mengembangkan industri songkok Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan suksesatau tidaknya suatu bisnis (Kau dan Elizabeth, 2006). Memberikan kepuasan secara konsisten kepada pelanggan bukanlah perkara mudah. Perubahaan yang terjadi kini cenderung membuat pelanggan semakin mudah dalam menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan, sebab mudahnya mendapatkan informasi membuat pelanggan semakin pintar, dan mampu mengevaluasi produk mana yang mampu memenuhi harapannya atas apa yang dijanjikan oleh pemasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran (Alrubaiee dan Nazer, 2010). Menghadapi tantangan tersebut, perusahaan harus mulai melakukan penyesuain strategi, perusahaan yang dulunya lebih berfokus pada kegiatan transaksional kini harus mulai beralih pada kegiatan relationship guna mendekatkan diri dengan konsumen dan lebih mengetahui apa kebutuhan saat ini
9
serta dapat memberikan manfaat kepada konsumen atas hubungan yangdirajut oleh perusahaan dan konsumen (Hennig Thurau et al.,2002). Relationship marketing adalah salah satu strategi perusahaan dengan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan dalam jangka panjang. Strategi ini lebih memfokuskan pada bagaimana menjaga pelanggan yang sudah ada, agar tidak berpindah ke produk pesaing (Zeithaml et al.,2006). Relationship marketing adalah usaha untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk lebih peduli pada pelanggan, karena salah satu faktor kunci perusahaan untuk dapat bertahan pada pasar yang sudah ada saat ini adalah dengan menjaga dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan (Perrien dan Richard, 1995). Relationship marketing adalah filosofi dalam melakukan bisnis berorientasi strategis, yang berfokus pada menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan saat ini bukan berfokus pada usaha untuk memperoleh pelanggan baru (Palmatier et al.,2006). Filosofi ini mengasumsikan bahwa banyak pelanggan dan pelanggan bisnis lebih memilih untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan satu perusahaan saja dari pada harus berpindah-pindah pada perusahaan lain, selama perusahaan tersebut mampu untuk memberikan nilai dan memenuhi harapan dari pelanggan, oleh karena itu menjaga pelanggan saat ini akan membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mencoba untuk menarik pelanggan yang baru dengan menggunakan komunikasi pemasaran yang konvensional seperti iklan (Sui dan Baloglu, 2003). Untuk itulah perusahaan harus dapat memberikan suatu manfaat atau benefit kepada pelanggan dari hubungan yang dibangun kepada pelanggan(Rauyruen dan Miller, 2007). Pemasar yang sukses akan bekerja dengan menggunakan strategi yang efektif untuk mempertahankan pelanggan dengan senantiasa memberikan kepuasan dalam jangka panjang( Hennig Thurau dan Klee, 1997). Memberikan manfaat dari sebuah hubungan atau relational benefit sesungguhnya dapat
10
menguntungkan kedua belah pihak, baik pelanggan maupun perusahaan (Ruiz Molina et al,2009). Keuntungan yang dimaksud adalah ketika perusahaan menerapkan strategi relationship marketing, perusahaan akan mampu mengetahui secara utuh dan lebih lengkap tentang apa yang pelanggan sebenarnya butuhkan sehingga perusahaan akan menciptakan solusi berupa produk untuk membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan harapan hal tersebut akan membuat pelanggan puas dan menjadi loyal pada perusahaan. Di satu sisi, pelanggan melalui hubungan ini, akan memperoleh manfaat kepuasaan bahwa seluruh kebutuhannya akan dipenuhi oleh perusahaan (Zeithaml et al., 2006). Muara dari hubungan ini adalah adanya hubungan yang saling menguntungkan diantara pelanggan dan perusahaan. Beberapa pendekatan dapat digunakan dalam memberikan manfaat atas suatu hubungan atau relational benefit, namun yang umumnya digunakan adalah confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits Pemasaran berwawasan sosial dapat juga dikatakan sebagai proses pemasaran dengan berdasar pandangan pada aspek – aspek sosial. Seperti yang telah dijelaskan di atas maksud dari berwawasan sosial adalah pemasar dan individu atau kelompok mampu untuk saling melengkapi, dengan kata lain pemasar menciptakan penawaran kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan kemudian masyarakat mendapat kepuasan akan sesuatu yang ditawarkan oleh pemasar. Dengan demikian secara otomatis terbentuklah hubungan kerja sama sosial yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pemasar. Dengan adanya keterkaitan ini diharapkan baik dari pemasar maupun pihak konsumen dapat saling menumbuhkan kepekaan sosial yang nantinya ditujukan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan yang diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh relational benefit terhadap kepuasan konsumen pada UKM Songkok H.Samsul? 2. Apa
pengaruh
kepuasan
konsumen
terhadap
konsep
pemasaran
berwawasan sosial pada UKM Songkok H.Samsul?
11
3. Apa pengaruh tingkat kepuasan terhadap loyalitas konsumen pada UKM Songkok H.Samsul ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengaruh relational benefit terhadap kepuasan konsumen pada UKM Songkok H.Samsul. 2. Mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap konsep pemasaran berwawasan sosial pada UKM Songkok H.Samsul. 3. Mengetahui pengaruh tingkat kepuasan terhadap loyalitas konsumen pada UKM Songkok H.Samsul.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan pemasaran itu sendiri orang masih merasa rancu. Pengertian pemasaran Kotler (1997:8) adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain .
Banyak yang menganggap bidang ini identik atau sama dengan bidang
penjualan. Sesungguhnya pemasaran memiliki arti yang luas daripada penjualan. Bidang penjualan merupakan bagian dari bidang pemasaran, sekaligus merupakan bagian terpenting dari bidang pemasaran itu sendiri. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jika perusahaan menaruh perhatian lebih banyak untuk terus menerus mengikuti perubahan kebutuhan dan keinginan baru, mereka tidak akan mengalami kesulitan untuk mengenali peluangpeluangnya. Karena para konsumen selalu mencari yang terbaik untuk kehidupannya dan tentu saja dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang baik pula, hal itulah yang memicu adanya persaingan yang semakin tajam yang menyebabkan para penjual merasa semakin lama semakin sulit menjual produknya di pasar. Sebaliknya, pihak pembeli merasa sangat diuntungkan karena mereka bebas memilih dari pihak manapun dengan kualitas dan mutu produk yang baik. Hal inilah yang mendorong para pakar bisnis untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Fenomena masa lalu dipelajari dan dibandingkan dengan apa yang menggejala saat ini, kiat-kiat bisnis dalam memproduksi barang, menetapkan harga, mempromosikan serta mendistribusikan dinalisis dengan baik agar sesuai dengan tuntunan pasar. Teori pemasaran yang amat sederhana pun selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan
13
sangat mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Definisi Harper W (2000:4) bahwa Pemasaran adalah Suatu proses sosial yang melibatkan kegiatankegiatan penting yang memungkinkan indidvidu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Definisi ini menjelaskan bahwa pemasaran merupakan proses kegiatan usaha untuk melaksanakan rencana strategis yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan konsumen melalui pertukaran dengan pihak lain.
2.2 Pengertian Konsep Pemasaran Basu Swastha (2002:17) Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke dalam. Konsep ini diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada kebutuhan pelanggan, memadukan semua sistem kegiatan yang akan memengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Kotler dan Keller (2009:58), pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep pemasaran holistik. 1. Konsep produksi Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar. 2. Konsep produk Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu.
14
3. Konsep penjualan Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat. Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba. 5. Konsep pemasaran holistik Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistic, yaitu: a.
Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang.
b.
Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus keseluruhan perusahaan.
15
c. Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik. d. Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen. Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen jaringan. Tabel 1 Perbedaan Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran, dan Konsep Global
2.3 Relationship Marketing Hubungan pemasaran pada dasarnya merupakan pergeseran paradigma dalam kegiatan Pemasaran. Hubungan pemasaran (relationship marketing) adalah filosofi dalam melakukan bisnis orientasi strategis yang berfokus pada menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan saat ini, bukan berfokus pada usaha untuk memperoleh pelanggan baru(Zeithaml et al,2006 : 182). Filosofi ini mengasumsikan bahwa banyak konsumen dan pelanggan bisnis lebih memilih
16
untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan satu perusahaan saja dari pada harus berpindah-pindah pada perusahaan lain, selama perusahaan mampu memberikan nilai dan memenuhi harapan dari pelanggan. Menjaga pelanggan saat ini akan membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mencoba untuk menarik konsumen yang baru, pemasar yang sukses akan bekerja dengan menggunakan strategi yang efektif untuk mempertahankan pelanggan (Ardyansyah,2006). Pemasaran kini mulai berfokus bagaimana carannya membangun hubungan dengan pelanggan, serta menjaga hubungan tersebut agar nantinya baik pelanggan maupun perusahaanakan sama-sama mendapatkan keuntungan. Relationship marketing saat ini telah menjadi paradigma baru dalam dunia pemasaran. Pemasaran yang dulunya hanya berfokus pada kegiatan transaksional kini mulai bergeser pada kegiatan pemasaran yang berorientasi pada membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Wibowo (2009) menyatakan bahwa relation ship marketing adalah usaha untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk lebih peduli pada pelanggan, sebab salah satu faktor kunci perusahaan untuk dapat bertahan pada pasar yang sudah ada saat ini adalah dengan menjaga dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan (Madariaga dan Valordalam Alrubaiee dan Nazer (2010)).
2.4 Relational Benefits Relational benefits baru akan dirasakan oleh pelanggan ketika menerima layanan dari perusahaan penyedia jasa yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka harapkan dan dapatkan dari perusahaan lainnya (Zeithaml
et
al.,2006).
Ketika
perusahaan
mampu
dengan
konsisten
menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu manfaat (benefit) akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan hubungan. Pelanggan lebih menyukai untuk menjalin hubungan dengan suatu perusahaan yang mampu memberikan layanan berkualitas, kepuasan, dan keuntungan spesifik yang lebih besar dibandingkan pengorbanan
17
yang dilakukannya. Pelanggan juga merasakan adanya manfaat atau benefit dengan cara yang berbeda yaitu melalui asosiasi atau hubungan jangka panjang dengan perusahaan. Terkadang benefit dari hubungan ini lebih mampu menjaga pelanggan untuk loyal terhadap perusahaan dari pada atribut pada jasa inti yang ditawarkan oleh perusahaan. Relational Benefits terdiri atas: 1. Confidence benefits, merupakan kemampuan perusahaan dalam mengurangi kecemasan pelanggan. Hal ini menyebabkan pelanggan memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada perusahaan. kecemasannya berkurang karena kepercayaan dan keyakinan terhadap reputasi dari perusahaan (Hennig Thurau et al.,2002). 2. Sosial benefits, merupakan manfaat sosial ketika perusahaan melalui karyawan mampu menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, hubungan yang baik akan membuat pelanggan merasa lebih nyaman dalam beriteraksi. Hubungan personal menjadi penting bagi karyawan bengkel pada perusahaan yang menjadi objek pada penelitian, agar dapat membangun hubungan personal yang baik dengan pelanggan (Zheithaml et al.,2006). 3. Special treatmentbenefits, merupakan sebuah bentuk perlakuan istimewa bagi pelanggan berupa pelayanan yang berbeda dari pelanggan lain pada umumnya (Hennig Thurau et al., 2002).
2.5 Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraaan konsumen dan masyarakat. Konsep berwawasan sosial mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan menyelaraskan tiga faktor yang sering menjadi pertikaian yaitu laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen, kepentingan publik(Philip Kotler, 1997).
18
Pemasaran berwawasan sosial adalah suatu proses utk mempengaruhi perilaku manusia dlm skala besar, dengan menggunakan prinsip-prinsip pemasaran
demi
kepuasan
masyarakat
bukan
demi
keuntungan bisnis
(Goldman,2001). Perusahaan harus memiliki rasa tanggung jawab moral, untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggung jawab sosial ini dalam arti luas, harus menghasilkan produk yang dapat memenuhi kepuasan konsumen dan perusahaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semua ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang, baik dan tenteram dengan penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan perusahaan semata.
Sumber :Hennig Thurau et al. (2002) Gambar 2 Skema Filosofi Konsep Pemasaran melalui pendekatan Relational Benefit. 2.6 Pengaruh Relational Benefit terhadap Kepuasan Konsumen Menurut Zheithaml et al. (2006) relational benefit adalah hal yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika telah menerima layanan dari perusahaan yang memiliki
nilai
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
apa
yang
mereka
harapkan/dapatkan dari perusahaan lainnya. Ketika perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu manfaat (benefit) akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan hubungan. Relational benefit terdiri atas 19
confidence benefits, so-cial benefits, dan special treatment benefits (Maria Eugenia et al., 2009). Pelanggan yang merasa mendapatkan nilai atau manfaat (relational benefit) dari program relationship marketing, akan merasakan suatu kepuasan. Kotler (2006,. 61) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan dan ketidakpuasan, setelah mengalami atau merasakan masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui (Ndubisi & Chan, 2005; Kim, 2005). Selanjutnya, perasaan puas dari konsumen akan memiliki pengaruh terhadap loyalitasnya. Menurut Hurriyati (2005) loyalitas mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap produk suatu perusahaan yang dipilih. Menurut Leverin and Liljander (2006); loyalitas pelanggan ditunjukkan oleh perilaku menjadikan perusahaan sebagai pilihan yang pertama, akan selalu menggunakan produk perusahaan, selalu bercerita hal-hal positif tentang produk perusahaan, dan tidak akan beralih kepada pesaing.
2.7 Pengaruh
Kepuasan
Konsumen
terhadap
Konsep
Pemasaran
Berwawasan Sosial. Kepuasan Konsumen adalah perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang di rasakan dengan harapannya ( Philip Kotler,2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen dalam menentukan kepuasan konsumen ada lima faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan (Lupyoadi, 2001) antara lain: 1. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. 2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
20
3. Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial yang membuat pelanggan merasa puas terhadap merek tertentu. 4. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan. 5. Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. Keberhasilan konsep pemasaran berwawasan sosial suatu usaha dapat dicapai jika kepuasan pelanggan telah terpenuhi. Namun untuk memperoleh kepuasan pelanggan tidaklah mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda walaupun membutuhkan produk yang sama. Proses pemenuhan kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan produk atau jasa yang berkualitas saja, namun juga membutuhkan adanya sistem pelayanan yang mendukung. Sehingga para pelanggan akan merasa senang dengan produk atau jasa yang dibutuhkan, serta nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan sukses atau tidak-nya suatu bisnis (Kau dan Elizabeth, 2006). Memberikan kepuasan secara konsisten kepada pelanggan bukanlah perkara mudah. Alrubaiee dan Nahla (2010) berpendapat bahwa perubahaan yang terjadi kini cenderung membuat pelanggan semakin mudah dalam menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan. Ini dikarenakan mudahnya mendapatkan informasi membuat pelanggan semakin pintar, dan mampu mengevaluasi produk mana yang mampu memenuhi harapannya atas apa yang dijanjikan oleh pemasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Menghadapi tantangan tersebut, perusahaan harus mulai melakukan penyesuaian strategi.
21
2.8 Pengaruh Tingkat Kepuasan terhadap Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang (Tjiptono, 2000). Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. Menurut Zikmund dalam Vanessa (2007:72) loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh lima faktor yaitu : 1. Satisfaction (kepuasan), merupakan perbandingan antara harapan sebelum melakukan pembelian dengan kinerja yang dirasakan. 2. Emotional bonding (ikatan emosi), konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang menggunakan produk atau jasa yang sama. 3. Trust (kepercayaan), yaitu Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan tau menjalankan sebuah fungsi. 4. Choice reduction and habit (kemudahan), konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah merek kerika situasi mereka melakukan transaksi memberikan kemudahan. Bagian dari loyalitas konsumen seperti pembelian produk secara teratur dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat. 5. History with company (pengalaman dengan perusahaan), Sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk perilaku. Ketika kita mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka kita akan mengulangi perilaku kita pada perusahaan tersebut. Kelima faktor di atas, dapat membentuk loyalitas pelanggan yang didasari perspektif sikap dan perilaku. Loyalitas pelanggan yang didasari perspektif sikap dipengaruhi oleh ketiga faktor pertama, sedangkan loyalitas yang didasari perspektif perilaku dipengaruhi oleh kedua hal lainnya.
22
Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan dan ketidakpuasan, setelah mengalami atau merasakan masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui (Ndubisi & Chan, 2005; Kim, 2005). Selanjutnya, perasaan puas dari konsumen akan memiliki pengaruh terhadap loyalitasnya. Menurut Hurriyati (2005) loyalitas mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap produk suatu perusahaan yang dipilih (Maria-Eugenia et al.,2009), loyalitas pelanggan ditunjukkan oleh perilaku menjadikan perusahaan sebagai pilihan yang pertama, akan selalu menggunakan produk perusahaan, selalu bercerita hal-hal positif tentang produk perusahaan, dan tidak akan beralih kepada pesaing. Hasil penelitian atas literature yang dilakukan Oliver dalam Wiharto (2002) menunjukkan hubungan antara kepuasaan dengan loyalitas pelanggan. Terdapat enam kemungkinan hubungan antara kepuasaan dan loyalitas pelanggan, yaitu: 1.
Kepuasaan dan loyalitas pelanggan merupakan manivestasi berbeda dari sebuah konsep yang sama.
2.
Kepuasaan merupakan konsep inti dari loyalitas, dimana tanpa kepuasaan tidak akan terdapat loyalitas, sehingga kepuasaan merupakan factor pembentuk loyalitas.
3.
Kepuasaan mempunyai peran dalam pembentukan loyalitas dan bagian dari loyalitas namun hanya merupakan salah satu komponen loyalitas.
4.
Loyalitas dan kepuasaan merupakan komponen dari loyalitas mutlak.
5.
Sebagian dari kepuasaan dijumpai dalam loyalitas, namun bukan bagian kunci dari hakikat sebuah loyalitas. Kepuasan merupakan awal dari urutan transisi perubahan yang berkulminasi
pada sebuah kondisi loyalitas yang terpisah, dan loyalitas bisa saja menjadi bebas terhadap kepuasaan sehingga ketidakpuasan tidak akan berpengaruh pada loyalitas. Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan, dan di jaga di sepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak produsen atau pengusaha bisnis makanan dengan pelanggan (customer). Merupakan hal yang mustahil apabila pelanggan akan menjadi pelanggan yang loyal, kecuali
23
terpaksa menjadi konsumen yang loyal akibat tidak ada pilihan lain atau terjadinya monopoli, apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak produsen atau pengusaha konsumen tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
Sumber :Hennig Thurau et al. (2002) Gambar 2 Skema Hubungan Relational Benefits Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas
24
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian a. Tujuan Operasional Tujuan Operasional dari penelitian ini yaitu: a) Dapat mengidentifikasi dengan baik pengaruh relational benefit terhadap kepuasan konsumen pada UKM Songkok H.Samsul. b) Mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap konsep pemasaran berwawasan sosial pada UKM Songkok H.Samsul. c) Mengetahui pengaruh tingkat kepuasan terhadap loyalitas konsumen pada UKM Songkok H.Samsul. b. Tujuan Fungsional Tujuan Fungsional dari penelitian ini yaitu agar hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh UKM songkok H.Samsul sebagai referensi untuk menerapkan relational benefit terhadap konsep pemasaran berwawasan sosial pada perusahaannya sehingga dapat mengatasi kendala yang sedang dihadapi. c. Tujuan Individual Tujuan Individual dari penelitian ini yaitu: a) Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai teori dan konsep-konsep pemasaran. b) Untuk menambah
pengalaman cara mengimplementasi teori-teori
pemasaran secara langsung terhadap ukm dan masalah yang ditimbulkan UKM. c) Untuk menambah pengenalan dan pengamatan terhadap ukm, sehingga dapat mengetahui kinerja ukm di Indonesia.
3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu:
25
a. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata. b. Analisa yang dilakukan dapat membantu untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan teori-teori pemasaran khususnya teori relational benefit berbasis konsep pemasaran berwawasan social. c. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi untuk penerapan relational benefit terhadap konsep pemasaran berwawasan sosial di UKM Songkok H.Samsul.
26
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengolah data yang berasal dari lapangan kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam pendekatan kualitatif ini penulis menggunakan strategi studi kasus, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini memberikan peluang yang sangat kecil bagi peneliti untuk mengontrol gejala atau peristiwa sosial yang diteliti, disamping penelitian yang dilakukan adalah menyangkut peristiwa atau gejala kontemporer dalam kehidupan yang riil (Yin,1996). Baedhowi (2001) menyatakan pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, menginterpretasikan suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Melalui strategi studi kasus, peneliti berusaha mengetahui kondisi ukm songkok H.Samsul dan kendala yang dihadapi. Diharapkan dengan strategi tersebut, peneliti dapat lebih mudah untuk memahami permasalahan penelitian secara lebih mendalam
dan
menyeluruh,
sehingga
bisa
menentukan
konsep-konsep
perencanaan strategi promosi yang sesuai dengan ukm tersebut.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang perencanaan strategi promosi pada ukm songkok H.Samsul dilaksanakan di Desa Peganden, .Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian, yaitu bulan November s.d. Desember 2015.
4.3 Objek Penelitian Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2007:215). 27
Obyek dari penelitian ini adalah kondisi ukm songkok H.Samsul sehingga kita bisa menentukan perencanaan strategi pemasaran yang sesuai untuk ukm tersebut.
4.4 Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002:107). Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Oleh karena itu, diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap kondisi ukm songkok sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Parameternya adalah sebagai berikut: a.
Mengetahui sejarah berdirinya ukm songkok H.Samsul.
b.
Mengetahui kegiatan operasional yang dilakukan oleh ukm songkok H.Samsul.
c.
Mengetahui kondisi ukm songkok H.Samsul dan kendala yan sedang dihadapi.
d.
Ikut terlibat dalam penyelesaian kendala perencanaan strategi pemasaran yang dihadapi oleh ukm songkok dengan cara pengimplementasian teori pemasaran sesuai dengan masalah yang dihadapi. Dari parameter di atas, subjek penelitian yang dianggap memenuhi
karakteristik yaitu pemilik ukm songkok, karyawan ukm songkok, dan masyarakat sekitar ukm songkok. a. Pemilik UKM Songkok Pemilik Ukm songkok yang dimaksud adalah H.Samsul dan istrinya selaku pemilik yang menjalankan dan penanggungjawab ukm songkok. b. Karyawan Ukm Songkok Karyawan ukm songkok yang dimaksud adalah pekerja yang ada di ukm songkok H.Samsul, baik pekerja yang bekerja di rumah produksi H.Samsul
28
maupun pekerja yang bekerja membawa pulang bahan produksi untuk diproses dirumah mereka sendiri. c. Masyarakat Sekitar Ukm Songkok Masyarakat sekitar ukm songkok dapat memberikan informasi yang mereka ketahui mengenai ukm songkok H.Samsul baik mengenai dampak positif maupun dampak negatif yang didapatkan dengan berdirinya ukm songkok yang ada di lingkungan mereka.
4.5 Metode Pengumpulan Data Burhan Bungin (ed) (2003: 42), menjelaskan metode pengumpulan data adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”. Suharsimi Arikunto (2002:136), berpendapat bahwa “metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Cara yang dimaksud adalah wawancara, dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode triangulasi, yaitu metode yang terdiri atas; Observasi, Studi Literatur dan Komunikasi (wawancara dengan menggunakan panduan pertanyaan). Ditunjang pula dengan kegiatan studi pada berbagai pustaka yang dapat dijadikan referensi. a.
Observasi Meneliti kondisi ukm songkok melalui pengamatan langsung terhadap lokasi ukm songkok yang ada di Desa Peganden, Manyar, Gresik.
b.
Studi Literatur Meneliti
kondisi
ukm
melalui
penelusuran
menggunakan
metode
dokumentasi. Suharsimi Arikunto (2002:206) metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.
29
Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari arsip yang dimiliki oleh ukm songkok misalnya mengenai foto hasil produksi,
dan kita
mendokumentasikan sendiri kondisi ukm songkok dengan cara mengambil gambar secara langsung di rumah produksi H.Samsul. c. Komunikasi Melakukan penelitian pada ukm dengan metode wawancara. Metode Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Anas Sudijono (1996: 82) ada beberapa kelebihan pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan subjek penelitian, data diperoleh secara mendalam, subjek penelitian bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna. Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan pedoman yang telah di buat. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan kondisi ukm songkok dan kendala yang sedang dihadapi sehingga kita bisa mengimplementasikan teori-teori relational benefit berbasis konsep pemasaran berwawasan social di UKM songkok H.Samsul.
4.6 Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2002: 136), menyatakan bahwa penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan panduan wawancara dan panduan dokumentasi.
30
4.7 Keabsahan Data Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330). Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan
sumber.
Menurut
Patton,
triangulasi
dengan
sumber
berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007:29). Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
4.8 Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong, 2001:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003:70), yaitu sebagai berikut: a. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
31
b. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, dan menyunting informasi yang tidak relevan. c. Display Data Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian
data
kualitatif
disajikan
dalam
bentuk
teks
naratif.Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification) Merupakan kegiatan akhir dari analisis data.Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait.
Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.
32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Relational Benefit terhadap Kepuasan Konsumen pada UKM Songkok H.Samsul Di UKM Songkok H.Samsul berhubungan dengan relational benefit sudah diterapkan dalam proses pemasaran. Dari segi kepercayaan konsumen (confidence benefit) terhadap produk dengan cara memberikan kualitas yang baik, model yang lebih variatif, harga yang terjangkau adalah wujud dari meningkatkan tingkat keprcayaan konsumen. Dari segi hubungan social (social benefit) dengan mengangkat karyawan dari masyarakat sekitar sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar dengan mebuka lapangan pekerjaan sehingga tingkat pengangguran berkurang. Dari segi perlakuan yang lebih kepada konsumen (special treatment benefit) dengan memberi pelayanan pemesanan produk via online sehingga memudahkan konsumen memesan produk yang diinginkan dan mampu menjangkau pasar dari segala penjuru kota.
5.2 Pengaruh
Kepuasan
Konsumen
terhadap
Konsep
Pemasaran
Berwawasan Sosial pada UKM Songkok H.Samsul Untuk meningkatkan kepuasan konsumen dari segi konsep pemasaran berwawasan sosial : 1. Kualitas produk, yaitu dengan memberi kualitas bahan baku kain bludru yang lebih bagus lagi. 2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu konsumen jika ingin melihat proses pembuatannya langsung bisa datang ketempat produksi. 3. Harga, yaitu harga yang di berikan cukup terjangkau dengan kualitas yang cukup bagus sehingga mampu menguasai pasar dari beberapa kota. 4. Biaya, yaitu dengan memberi pelayanan secara online sehingga konsumen tidak pelu susah-susah untuk mendapatkan produk..
33
5.3 Tingkat kepuasan terhadap loyalitas konsumen pada UKM Songkok H.Samsul Dari beberapa faktor-faktor tingkat loyalitas seperti di bawah ini : 1. Satisfaction (kepuasan) 2. Emotional bonding (ikatan emosi) 3. Trust (kepercayaan) 4. Choice reduction and habit (kemudahan) 5. History with company (pengalaman dengan perusahaan) Sudah di jalankan di UKM H.Samsul sehingga dari tingkat kepercayaan yang sudah didapat meningkat pula loyalitas konsumen terhadap produk songkok H.Samsul.
34
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Simpulan Berdasarkan Rumusan Masalah yang Pertama Menurut Zheithaml et al. (2006) relational benefit adalah hal yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika telah menerima layanan yang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka harapkan dan dapatkan dari perusahaan lainnya, dan Kepuasan Konsumen adalah perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang di rasakan dengan harapannya ( Philip Kotler,2007). Pengaruh relational benefit terhadap kepuasan konsumen menurut Ndubisi dan Chan, 2005 adalah perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu manfaat (benefit) akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan hubungan. Berdasarkan hasil penelitian dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di UKM songkok H.Samsul dapat disimpulkan bahwa relational benefit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada UKM songkok H.Samsul. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik manfaat kepercayaan yang didapatkan pelanggan dari perusahaan, akan berbanding lurus dengan tingkat kepuasaan pelanggan. 2. Simpulan Berdasarkan Rumusan Masalah yang Kedua Kepuasan
Konsumen adalah
perasaan
seseorang
setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang di rasakan dengan harapannya ( Philip Kotler,2007). Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan sukses atau tidak-nya suatu bisnis (Kau dan Elizabeth, 2006).Konsep berwawasan sosial mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran
35
mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan menyelaraskan tiga faktor yang sering menjadi pertikaian yaitu laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen, kepentingan publik(Philip Kotler, 1997). Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Konsep Pemasaran Berwawasan
Sosial
menurut
Alrubaiee
dan
Nahla
(2010)
Keberhasilan konsep pemasaran berwawasan sosial suatu usaha dapat dicapai jika kepuasan pelanggan telah terpenuhi. Namun untuk memperoleh kepuasan pelanggan tidaklah mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda walaupun membutuhkan produk yang sama Berdasarkan hasil penelitian. Samsul dapat disimpulkan bahwa pada UKM songkok H.Syamsul Proses pemenuhan kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan produk atau jasa yang berkualitas saja, namun juga membutuhkan adanya sistem pelayanan yang mendukung. Sehingga para pelanggan akan merasa senang dengan produk atau jasa yang dibutuhkan, serta nyaman dengan pelayanan yang diberikan sehingga konsep pemasaran berwawasan sosial dapat dijalankan dengan baik. 3. Simpulan Berdasarkan Rumusan Masalah yang Ketiga Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan sukses atau tidak-nya suatu bisnis (Kau dan Elizabeth, 2006), Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang (Tjiptono, 2000). Pengaruh Tingkat kepuasan terhadap loyalitas konsumen adalah Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan dan ketidakpuasan, setelah mengalami atau merasakan masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui (Ndubisi & Chan, 2005; Kim, 2005). Selanjutnya, perasaan puas dari konsumen akan memiliki pengaruh terhadap loyalitasnya, loyalitas pelanggan ditunjukkan oleh perilaku menjadikan perusahaan sebagai pilihan yang pertama, akan
36
selalu menggunakan produk perusahaan, selalu bercerita hal-hal positif tentang produk perusahaan, dan tidak akan beralih kepada pesaing. Berdasarkan hasil penelitian pada UKM songkok H.Samsul dapat disimpulkan bahwa Kepuasaan merupakan konsep inti dari loyalitas, dimana tanpa kepuasaan tidak akan terdapat loyalitas, sehingga kepuasaan merupakan faktor pembentuk loyalitas.
6.2 Saran 1. Usaha Kecil Menengah (UKM) songkok H.Samsul disarankan untuk mampu dengan konsisten memiliki nilai yang lebih tinggi
dan
menjalankan pendekatan relation benefit dalam melayani konsumen, sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi dan menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak. 2. Dengan terpenuhinya kepuasan konsumen dan kesejahteraan dari masyarakat sekitar UKM songkok H.Samsul maka diharapkan tidak ada lagi strategi pemasaran yang berorientasi hanya semata-mata untuk mendapatkan laba,
namun penerapan konsep pemasaran berwawasan
sosial dijalankan dengan tetap berpedoman pada norma agama. 3. Dalam berbisnis
diharapkan UKM songkok
H.Syamsul tidak hanya
mengandalkan barang yang dijual, Jika bisnis ingin bertahan dan berkembang perlu memperhatikan juga kualitas pelayanan atau jasa (services) yang menyertainya. Jika bisnis yang ditawarkan kepada konsumen memiliki nilai lebih, maka akan tercipta kepuasan konsumen. Kepuasaan konsumen diperoleh jika konsumen menerima melebihi apa yang mereka harapkan, sehingga pelanggan akan memiliki loyalitas yang tinggi. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variable yang lain yang diperkirakan mempunyai hubungan erat dengan Relational Benefit dan Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial.
37
DAFTAR PUSTAKA Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., & Gremler, D. D. (2002). Understanding relationship marketing outcomes: An integration of relational benefits and relationship quality. Journal of Service Re-search, 4(3), 230–247. Kau, A. K., & Elizabeth, W. Y. L. (2006). The effect of service recovery on satisfaction: A compari-son between complaints and non-complaints. Journal of Service Marketing, 20(2), 101–111. Kim, H. D. (2005). The relationships between service quality, customer satisfaction, and repurchase intention in Korean private golf courses.Retriev-ed on Des,27,2015from http://gradworks.umi. com/31/77/3177086.html. Kinard, B. R., & Capella, M. L. (2006). Relationship marketing: The influence of consumer involve-ment on perceived service benefits. Journal of Services Marketing, 20(6), 359–368. Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.Kotler, P. (2006). Manajemen pemasaran. Edisi ke-sebelas. Jilid II. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. SalembaEmpat. Jakarta. Prayoga1, surya.” Relational benefit, kepuasan, dan loyalitas pelanggan pada bengkel pt honda dewata motor”. 5 Januari 2015. http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/19226/18785 Tjiptono, Fandy. 2000. Prinsip & Dinamika Pemasaran. Edisi Pertama. J & J Learning.Yogyakarta
38
Lampiran 1 Peta Lokasi
39
DOCUMENTASI
Pekerja UKM saat sedang bekerja
40
Contoh macam-macam produk
41
Bahan pembuatan songkok
Kardus Kemasan Songkok
42
Bagian Kedua ==========================================================
43
I. PADA UKM LAMPU HIAS LIMBAH DAUN WARU INDONESIA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era global ini peran pemasaran bagi perusahaan/UMKM menjadi semakin penting karena kondisi persaingan yang semakin kuat yang ditandai dengan munculnya pesaing-pesaing baru maupun berekspansinya pesaing-pesaing yang sudah ada. Mereka tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Bagi perusahaan, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam upayanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk
berkembang,
dan
mendapatkan
laba.
Berhasil
atau
tidaknya
dalam pencapaian tujuan bisnis akan bergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun di bidang lain. Adanya tekanan bisnis dari pesaing yang kuat, secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pemasaran yang di alami oleh Usaha, Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini merupakan segmen terbesar bagi pelaku ekonomi nasional. Industri kecil sangat berperan penting sebagai alat bantu masyarakat sebagai salah satu solusi untuk tetap bertahan menghadapi krisis ekonomi. Pelaku UMKM dapat membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran. Banyak produk yang dihasilkan oleh UMKM saat ini dapat bersaing di pasar domestik hingga dapat menembus dan bersaing di pasar Internasional. UMKM saat ini sudah dapat bersaing di pasaran Internasional, sudah banyak pelaku UMKM yang melakukan penjualan produknya ke luar negeri. Beberapa pelaku UMKM masih memiliki berbagai kelemahan yang bersifat eksternal maupun internal, seperti kurang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk baru, kurang mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pasar, namun terkadang modal usaha menjadi masalah besar bagi pemilik UMKM. Beberapa kekurangan tersebut seharusnya diperlukan adanya sentuhan tangan pemerintah terhadap nasib UMKM yang telah berperan sebagai penunjang 44
ekonomi riil masyarakat. Persaingan bisnis yang begitu ketat mengharuskan perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pemasarannya. Adanya konsep pemasaran yang harus sangat diperhatikan oleh pelaku UMKM. Konsep pemasaran sebagai filosofi bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi kegiatan pada semua bagian yang ada , seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan, serta fungsifungsi lainnya. Agar dapat bersaing dalam persaingan bisnis, maka dalam memasarkan produk tidak hanya berdasarkan pada produknya saja, tetagi juga tergantung pada strategi yang umum digunakan yaitu orientasi pasar. Orientasi pasar merupakan suatu hal penting bagi perusahaan untuk meningkatkan persaingan global dan perubahan dalam kebutuhan pelanggan dimana perusahaan menyadari bahwa mereka harus dekat dengan pasarnya. Perusahaan yang menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi maka akan mengetahui keinginan dan permintaan pasar sebagai dasar penyusunan strategi masing-masing bisnis dan menentukan sebagai keberhasilan perusahaan. Selain orientasi pasar, pelaku UMKM harus memperhatikan peran dari pemasaraan. Hal ini bertujuan agar pemilik UMKM mampu untuk bertanggung jawab atas kegiatan pemasarannya. Adanya dua peran pemasaran yang harus diketahui oleh pemilik perusahaan/UMKM yaitu peran pemasaran terhadap organisasi dan peran pemasaran terhadap masyarakat. Peran pemasaran terhadap organisasi melihat bagaimana jenjang-jenjang yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Perusahan besar memiliki jenjang manajerial yaitu manajemen puncak,manajemen madya dan manajemen operasional. Jika dilihat pada jenjang organisasionalnya, jenjang paling atas disebut jenjang korporet, jenjang menengah disebut jenjang unit bisnis strategic, dan jenjang yang paling bawah disebut jenjang operasional. Dalam peran pemasaran terhadap masyarakat, Kondisi lingkungan saat ini sudah mengalami perubahan yang mengarah pada penurunan kualitas lingkungan fisik dan pelayanan social. Konsep Pemasaran itu sudah
45
mengalami perkembangan bersamaan dengan berubahnya kondisi lingkungan dan semakin majunya masyarakat maupun teknologi. Kalau perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Faktor kepuasan dan ketidakpuasan masyarakat sangatlah penting sebagai penentu kerja dari pemasaran perusahaan. Jadi, perusahaan/UMKM tidak lagi berorientasi pada pelanggan saja, tetapi berorintasi pada masyarakat. Karena perusahaan/UMKM berupaya memberikan kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang. Selain peran pemasaran, kondisi lingkungan pemasaran juga sebagai salah satu faktor penting dari kinerja pemasaran. Satu diantara berbagai tujuan perusahaan/UMKM adalah untuk memperoleh laba yang optimal dari kegiatannya sehari-hari, khususnya kegiatan pemasaran. Untuk menjalankan kegiatan pemasaran tersebut dengan baik, dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, perusahaan/UMKM harus menerapkan suatu strategi yang tepat sesuai dengan lingkungan pemasaran perusahaannya. Keberhasilan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan tergantung pada analisa dan pengamatan yang cermat oleh perusahaan/UMKM terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran perusahaan terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dalam kondisi persaingan. Lingkungan itu terdiri dari lingkungan MIKRO dan MAKRO Perusahaan. Lingkungan MIKRO adalah lingkungan yang memiliki lingkup dalam Perusahaan. para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar. Antara lain perusahaan itu sendiri, pemasok ( supplier ), para perantara pemasaran, pelanggan, pesaing dan masyarakat umum. Adapun Lingkungan MAKRO adalah Lingkungan terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro dalam
46
perusahaan, antara lain lingkungan Demografis/kependudukan, lingkungan Ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan Teknologi dan lingkungan sosial/budaya. Tingkat persaingan dalam pemasaran tidak hanya di alami oleh usaha menengah keatas tapi juga usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia, seperti usaha kecil dan menengah yang ada di kota Surabaya yaitu UKM Lampu Hias. Pemasaran pada UKM ini cukup luas yaitu tersebar di berbagai wilayah di Pulau Jawa (jawa timur, tengah, dan barat) bahkan mampu merambah sampai di luar pulau. Pemasaran ini sangatlah menentukan tingkat penurunan dan kenaikan dari volume penjualan pada UKM Lampu Hias. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang dijelaskan beberapa identifikasi masalah diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias ? 2. Apa pengaruh peran pemasaran terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias ? 3. Apa pengaruh kondisi lingkungan pemasaran terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias ? C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias. 2. Menganalisis pengaruh peran pemasaran terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias. 3. Menganalisis pengaruh kondisi lingkungan pemasaran terhadap kinerja pemasaran UMKM Lampu hias.
47
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini mampu membawa kontribusi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen pemasaran b. Manfaat praktisi 1. Bagi UMKM , penelitian ini dapat memberikan masukan tentang perkembangan UKM Lampu Hias di Bulak Rukem, Surabaya. 2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada UMKM
untuk
membantu memecahkan masalah dan mengentisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti. 3. Penulis dapat memperoleh pengalaman meneliti dan mengaplikasikan teori-teori yang di dapat dari bangku kuliah ke dalam kenyataan sesungguhnya di lapangan. E. Temuan / inovasi Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses kewirausahaan. Hurley and Hult (1998) mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Inovasi merupakan suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Suatu gagasan murni memegang peranan penting, dan pikiran yang kreatif mengembangkannya menjadi gagasan berharga. Meskipun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebuah ide yang timbul semata dari spekulasi dan ide yang merupakan hasil pemikiran, riset, pengalaman, dan kerja yang disempurnakan. Hal yang lebih penting, wirausahawan yang prospektif harus mempunyai keberanian untuk memberikan sebuah ide melalui tahapan pengembangan. Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi untuk menciptakan suatu gagasan yang baik dan keteguhan serta didekasi untuk mempertahankan konsep melalui implementasi.
48
Adanya keberadaan produk sejenis dari pesaing yang memiliki tampilan yang serupa faktor pendorong terjadinya inovasi produk, biasanya produk pesaing tersebut muncul tanpa mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung statis. Keadaan tersebut dapat menjadi sebuah hal yang menguntungkan, karena persaingan yang timbul dengan munculnya produk pesaing dapat diatasi dengan melakukan inovasi produk. Inovasi produk menjadi sesuatu yang dapat dilihat dari kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk tersebut selangkah lebih maju dibanding dengan produk pesaing. Produk yang memiliki suatu kelebihan dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen. Pengembangan produk baru dan strateginya yang efektif seringkali menjadi penentu keberhasilan bagi suatu perusahaan. Pengembangan produk yang baru memerlukan upaya, waktu, kreativitas dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya kegagalan. Disis lain perubahan lingkungan yang cepat akan mempengaruhi proses pembelajaran, hal ini menentukan efisiensi dalam inovasi produk (Hurley and Hult, 1998,45). Produk inovasi pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan (Han,1998.35). Dengan demikian, inovasi dapat dijadikan sebagai sumber dari keunggulan bersaing perusahaan. Inovasi terdiri dari empat jenis: penemuan, pengembangan, duplikasi, dan sintetis. 1. Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolusioner. Misalnya, penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, telepon oleh Alexander Graham Bell, dan sebagainya. 2. Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadikan aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McDonals’s oleh Ray Kroc. 3. Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian, upaya duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.
49
4. Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor–faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produksi yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. misalnya, sintesis pada arloji oleh Casio. Inovasi bagi wirausahawan lebih bersifat untuk memanfaatkan perubahan daripada menciptakan. Mencari inovasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan pada penemuan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif dapat bersumber pada kreativitas eksternal dan kreativitas internal. Pada UMKM Lampu hias ini, kami mencoba memberikan ide inovasi/temuan untuk perkembangan
produk lampu hias kedepan. Ide
inovasi/temuan tersebut adalah menghasilkan suatu produk lampu aroma terapi serta lampu sensor namun tetap menggunakan satu konsep yang tidak harus ditinggalkan yaitu konsep nature/alami. Konsep ini sudah menjadi ciri khas tersendiri UMKM D’mam Craft. Dengan mengaplikasikan suatu bahan yang bersifat nature/alami akan menciptakan temuan baru pada produk UMKM D’mam craft kedepannya. Ide inovasi pertama yaitu Lampu Aroma Terapi. Tetap berkonsep pada hal yang alami, dengan bahan baku yang alami yaitu memanfaatkan limbah dari daun waru yang sudah menjadi ciri khas tertentu bagi produk UKM D’mam craft. Keluaran lampu aroma terapi untuk kedepannya dapat membantu meningkatkan kinerja pemasaran pada UMKM D’mam craft. Hal ini di karena produk yang akan dikeluarkan kedepan akan mendapat respon tinggi dari konsumen/pelanggan. Menciptakan bentuk produk yang lebih unik dengan mengaplikasikan berbagai padu padan aroma dari bahan alami. Ide inovasi yang kedua yaitu lampu sensor. Dengan mengikuti trend baru diluaran sana, kami mencoba memberikan ide inovasi terbaru yaitu menciptakan lampu hias sensor. Lampu hias sensor ini tetap memanfaatkan bahan baku alami yaitu limbah daun namun dalam hal bentuk akan lebih dimodifikasi lebih unik dan berbeda dari yang lain. Lampu sensor ini hanya mengandalkan suatu tepukan tangan atau siulan saat menyalakan atau mematikan. Hal ini akan lebih
50
memudahkan pengguna tanpa harus bersusah payah menyalakan atau mematikan lampu saat dalam keadaan sulit untuk menjangkaunya. Dengan inovasi-inovasi baru yang akan dikeluarkan untuk kedepan akan sangat bermanfaat bagi produsen untuk lebih bersaing dengan produk-produk yang sudah ada diluaran sana. Mengandalkan dua produk inovasi baru untuk kedepan akan meningkatkan kinerja pemasaran yang berdampak positif bagi UMKM D’mam craft. Menarik konsumen/pelanggan agar tetap memilih dan mengkonsumsi produk UMKM D’mam craft. F. Penerapan IPTEK-SOSBUD Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam setiap diri manusia yang tumbuh sejak dilahirkan. Pengetahuan mempunyai sifat acak, melalui proses yang panjang diorganisasikan dan disusun menjadi bidang-bidang ilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Teknologi adalah suatu study sistematik akan teknik-teknik untuk membuat dan mengerjakan berbagai benda, sedang ilmu adalah usaha sistematik untuk memahami dan menafsirkan dunia. (Robert Angus Buchman.2006:136). Perkembangan IPTEK sangat berpengaruh pada perubahan sosial budaya dari masyarakat. Perkembangan dunia IPTEK telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Begitu hal nya dengan penerapannya dalam bidang ekonomi, dapat membawa kemajuan pada bidang ekonomi. Terlihat dari bidang pemasaran suatu produk, dengan memanfaatkan IPTEK pemasaran suatu produk akan lebih berkembang pesat dan semakin dikenal orang belahan dunia. Penerapan IPTEK selalu dikaitkan dengan penerapan SOSBUD dalam semua bidang terutama bidang ekonomi. Pada UMKM D’mam craft, penerapan IPTEK-SOSBUD sangatlah penting dikarenakan dapat meningkatkan kinerja pemasarannya lebih pesat dan signifikan. Memanfaatkan ilmu yang dimiliki dan teknologi ini dapat membuat UMKM mengetahui cara cara pemasaran produk lebih praktis dan efisien, semisal pemasaran melalui sebuah media sosial yang ada lebih memudahkan untuk
51
berinteraksi dengan masyarakat/konsumen/pelanggan dengan cepat dalam mengenalkan produk yang akan dipasarkan. SOSBUD pada masyarakat yang dapat berubah-ubah dengan mengikuti perkembangan jaman saat ini harus lebih diperhatikan oleh pemilik/pemasar, hal ini dikarenakan masyarakat cepat dalam mengikuti trend yang bermunculan saat ini. Sehingga penerapan IPTEK-SOSBUD sangatlah penting untuk diperhatikan oleh pemilik/pemasar. Penerapan IPTEK-SOSBUD dapat mempengaruhi tingkat pemasaran produk untuk bersaing dengan produk lain diluar sana.
52
TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran biasanya digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Sukma Bakti dan Harniza Harun (2011) kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. (Ferdinand,2003) menyatakan kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan konsep yang digunakan perusahaan untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Setiap perusahaan diharapkan untuk mengetahui prestasi pasar dari produk–produknya, yang merupakan cerminan dari keberhasilan usahanya di persaingan bisnis. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran (seperti volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan) yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana produknya dapat berhasil di pasaran.Wahyono (2002.28) pertumbuhan penjualan bergantung pada berapa banyak jumlah pelanggan yang diketahui dan tingkat konsumsi rata–rata. Dengan demikian banyaknya jumlah pelanggan walaupun memiliki tingkat konsumsi rata– rata yang tetap, sehingga besarnya volume penjualan dapat ditingkatkan. Nilai penjualan menunjukkan berapa rupiah atau unit produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen. Semakin tinggi nilai penjualan maka semakin banyak produksi yang berhasil dijual perusahaan. Perusahaan selalu diarahkan untuk memiliki strategi yang baik untuk dapat menghasilkan kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar (market share) dan tingkat pertumbuhan penjualan. Market share merupakan pengukuran kinerja pemasaran, dimana jika market share perusahaan meningkat maka perusahaan dapat mengungguli
53
pesaingnya namun jika market share menurun maka dapat dikatakan perusahaan tersebut kalah dari pesaingnya. Kinerja pemasaran merupakan variabel yang sering digunakan untuk mengukur dampak dari strategi pemasaran dan orientasi pasar yang ditetapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu berpandangan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik seperti volume-volume penjualan dan pertumbuhan penjualan. Seperti yang disampaikan (Narver dan Slater; 1990) orientasi pasar sebagai budaya bisnis yang dapat menciptakan nilai pelanggan superior dengan fokus pada pelanggan, pesaing yang akan menghasilkan kinerja pemasaran yang baik seperti volume penjualan dan pertumbuhan penjualan. Kualitas dari kinerja pemasaran ditunjang juga oleh pemahaman terhadap konsumen dan keunggulan produk baru yang merupakan faktor yang dapat meningkatkan kesuksesan pada produk baru yang berhubungan dengan penciptaan superior value bagi konsumen yang menjadi keberuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Dengan begitu perusahaan dapat mengetahui pasti kebutuhan dari konsumen yang juga menjadi keuntungan bagi perusahaan.
Omset penjualan produk Wilayah pemasaran yang luas
Kinerja pemasaran
Pertumbuhan pelanggan
Sumber : Philip Kotler, jilid 1(2002)
Gambar 1. Skema Kinerja Pemasaran
54
1. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran sebagai filosofi bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Konsep pemasaran terdiri dari : 1. Konsep Produksi Konsep produksi merupakan salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efisiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Dengan memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia luas dengan daya beli mereka. 2. Konsep Produk Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Dengan membuat produk yang berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri-ciri terbaik. 3. Konsep Penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. 5. Konsep Pemasaran Sosial Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta
55
memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebuh efektif dan efisien daripada para pesaing dengan melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 2. Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran Tabel 1 Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran Pusat Perhatian Procedur & Alat Hasil Akhir Konsep Penjualan Produk
Penjualan & Promosi
Laba yang diperoleh dari Penjualan
Konsep Pemasaran Kebutuhan
Pemasaran Terpadu
Laba melalui kepuasan pembeli
Sumber : Philip Kotler, jilid 1 (2002).
B. Orientasi Pasar Orientasi pasar (market orientation) merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran (Fandy Tjiptono, 2008). Istilah market orientation mengklarifikasikan bahwa konsep ini bukan semata–mata tanggung jawab atau perhatian fungsi pemasaran, namun semua departemen
berpartisipasi
dalam
pengumpulan,
penyebarluasan
dan
penindaklanjutan intelijensi pasar. Selain itu, market orientation berfokus pada pasar (market) yang mencakup pelanggan dan faktor–faktor atau kekuatan– kekuatan yang mempengaruhinya. Narver dan Slater (1990) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya bisnis yang mampu secara efektif dan efisien menciptakan perilaku karyawan sedemikian rupa sehingga menunjang upaya penciptaan nilai superior bagi para pelanggan. Ia berpendapat bahwa meskipun orientasi pasar meningkatkan kinerja penjualan, biaya pelaksanaannya mungkin mengurangi keuntungan. Dengan demikian orientasi pasar menjadi bagian penting bagi perusahaan dalam meningkatkan persaingan global dan perubahan kebutuhan pelanggan dimana sebuah perusahaan menyadari bahwa mereka harus selalu dekat dengan pasar. Perusahaan diharuskan dekat dengan pasar untuk selalu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi pelanggan dengan cara terus menilai kebutuhan dan
56
keinginan pelanggan. Orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana suatu organisasi mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar yang kuat di perusahaan bisa memberikan penawaran dan memberikan kepuasan yang lebih baik kepada pembeli serta perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih besar atas penawaran yang diberikan. Narver dan Slater (1990) orientasi pasar memiliki tiga definisi komponen utama yaitu, orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional (inter-functional coordination). Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing termasuk dalam aktivitas yang dilibatkan dalam memperoleh informasi tentang pembeli dan pesaing pada pasar yang dituju dan menyebarkan melalui bisnis. Sedangkan koordinasi antar fungsi (inter-functional coordination) didasarkan pada semua fungsi yang berkontribusi terhadap nilai pelanggan dan informasi pelanggan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orientasi pasar dapat mendatangkan manfaat yang baik dari sisi keuangan, pelanggan, karyawan dan keinovasian perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan masalah tersebut supaya tidak hanya sebagai slogan bahwa perusahaan hanya memperhatikan pasar tetapi juga mengambangkan orientasi pasar sebagai budaya organisasi. 1. Orientasi Pelanggan Konsep orientasi pelanggan dapat juga diartikan sebagai pemahaman yang memadai tentang target beli pelanggan yang mempunyai tujuan untuk menciptakan nilai unggul bagi pembeli secara terus menerus. Narver & Slater (1990) pemahaman disini mencakup pemahaman terhadap seluruh rantai nilai pembeli, baik pada saat terkini maupun pada perkembangannya di masa yang akan datang. Pemahaman yang menyeluruh terhadap rantai nilai pembeli dapat dicapai melalui perolehan informasi tentang pelanggan dan pengetahuan terhadap hambatan politis dan ekonomis yang dihadapi oleh setiap tingkatan dalam saluran distribusi, Narver & Slater (1990). Orientasi pelanggan oleh para peneliti ditempatkan sebagai prioritas tertinggi dalam hal memberikan nilai–nilai superior pada pelanggan. Dimana pelanggan merupakan hal terpenting dalam penjualan
57
suatu produk dan sebagai penentu kesuksesan produk. Dengan adanya informasi tersebut maka perusahaan pejnual dapat memahami siapa saja yang menjadi pelanggan potensialnya, baik untuk saat ini maupun pada masa yang akan datang dan apa yang mereka inginkan untuk saat ini maupun saat yang akan datang. Penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penerapan orientasi pasar memerlukan kemampuan perusahaan dalam mencari informasi pasar sehingga dapat dijadikan dasar pada perusahaan untuk melakukan langkah atau strategi selanjutnya. 2. Orientasi Pesaing Orientasi
pesaing dapat
diartikan
bahwa
perusahaan
memahami
keunggulan dan kelemahan jangka pendek serta kapabilitas dan strategi jangka panjang para pesaing utama saat ini dan pesaing potensial (Naver & Slater, 1990). Perusahaan yang berorientasi pesaing dapat dilihat sebagai perusahaan yang memiliki strategi dan memahami bagaimana cara memperoleh dan membagikan informasi mengenai pesaing. Oleh karena itu tenaga penjual harus dapat mengumpulkan informasi mengenai pesaing dan membagi informasi tersebut kepada fungsi–fungsi lain dalam perusahaan dan mendiskusikan dengan pimpinan perusahaan mengenai kekuatan dari pesaing dan menyusun strategi yang mereka kembangkan untuk bersaing di bisnis. Dalam kenyataannya orientasi pelanggan sering kurang mampu dijadikan sebagai strategi memenangkan persaingan bisnis, karena perusahaan cederung hanya bersifat reaktif terhadap permasalahan bisnis yang muncul dan tidak mengembangkan sikap proaktif dalam mengungguli pesaing bisnisnya (Wahyono, 2002). Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan dalam menjalankan kedua orientasi ini supaya satu sisi mampu memenangkan persaingan dan disisi lain tetap dapat memuaskan keinginan pelanggan. Maka dari itu perusahaan dapat mengajukan suatu campuran yang seimbanga antara orientasi pelanggan dan orientasi pesaing sebagai syarat supaya dapat mempertahankan keunggulan bersaing.
58
3. Koordinasi Interfungsional Never & Slater (1990) menyatakan bahwa koordinasi interfungsional merupakan pemanfaatan sumber daya perusahaan secara terkordinasi dalam rangka menciptakan nilai superior bagi para pelanggan sasaran. Koordinasi interfungsional menunjuk pada aspek khusus dari struktur organisasi yang mempermudah komunikasi antar fungsi organisasi yang berbeda. Koordinasi interfungsional berdasarkan pada informasi pelanggan dan pesaing serta terdiri dari upaya penyelarasan bisnis. koordinasi interfungsional dapat mempertinggi komunikasi dan pertukaran antara semua fungsi organisasi yang memperhatikan pelanggan dan pesaing, serta menginformasikan trend pasar yang terkini. Koordinasi antar fungsi yang efektif diharapkan mampu menggerakkan partisipasi secara aktif masing-masing bidang untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Hal ini dilakukan agar masing–masing bidang fungsional mampu mengenali kelebihan–kelebihannya dan dapat bekerjasama dengan bidang lainnya secara efektif. Orientasi pasar berpotensi meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu, orietasi pasar diyakini pula memberikan manfaat psikologis dan sosial bagi para karyawan, berupa perasaan bangga serta komitmen organisasional yang lebih besar pula. Meskipun pada mulanya orientasi pasar dikembangkan sebagai cara mengukur tingkat implementasi konsep pemasaran dalam sebuah perusahaan, konsep ini berkembang lebih dari sekedar refleksi konsep pemasaran. Berbeda dengan konsep pemasaran yang bisa dikatakan berfokus tunggal pada pelanggan, orientasi pasar justru memiliki fokus ganda pada pelanggan dan pesaing. Orientasi pasar merupakan kombinasi antara budaya komitmen pada nilai pelanggan dan proses penciptaan nilai superior bagi para konsumen. Untuk itu, dibutuhkan fokus pada pelanggan (customer focus), intelijensi pesaing, dan kerja sama serta keterlibatan lintas fungsional.
59
Orientasi pelanggan
Orientasi pesaing
Orientasi pasar
Informasi pasar
Sumber : Philip Kotler, jilid 1 (2002)
Gambar 2. Skema Orientasi Pasar C. Peran Pemasaran Pemasaran memiliki peran yang sangat penting yang harus sangat diperhatikan bagi pemasar. Peran tersebut antara lain peran pemasaran terhadap organisasi/perusahaan dan peran pemasaran terhadap masyarakat. 1. Peran Pemasaran Terhadap Organisasi/Perusahaan Dalam organisasi, baik organisasi non-laba maupun perusahaan, yang mempunyai beberapa jenjang manajerial, peran pemasaran untuk masing-masing jenjang pasti berbeda. Sebuah perusahaan yang besar misalnya, mempunyai tiga jenjang manajerial, yaitu manajemen puncak,manajemen madya dan manajemen operasional. Jika dilihat pada jenjang organisasionalnya, jenjang paling atas disebut jenjang korporet, jenjang menengah disebut jenjang unit bisnis strategic, dan jenjang yang paling bawah disebut jenjang operasional. Pemasaran dibutuhkan oleh setiap jenjang dengan peran yang berbeda seperti dikemukakan oleh Webster, Jr (1992) sebagai berikut. 1. Jenjang Korporet Pada jenjang ini,nama pemasarannya disebut pemasaran korporet (corporate marketing) dengan peran : a. mengkampanyekan orientasi pelanggan dengan selalu mengutamakan pandangan pelanggan filosofi seperti ini disebut Konsep Pemasaran b. memperkirakan daya tarik pasar dengan cara menganalisis kebutuhan dan persyaratan pelanggan, penawaran-penawaran kompetitif yang sangat
60
potensial bagi perusahaan, dan memperkirakan efektifitas kompetitif yang potensial c. mengembangkan patokan nilai keseluruhan perusahaan yang mencerminkan kebutuhan pelanggan dan menjabarkannya ke seluruh perusahaan maupun pasarnya. Dari ketiga peran utama tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran sebagai kultur atau budaya lebih diutamakan. Budaya disini mencakup sejumlah nilai-nilai dan keyakinan dasar tentang kepentingan pokok pelanggan. 2. Jenjang Unit Bisnis Strategik Nama pemasaran untuk jenjang ini disebut pemasaran strategic (strategic marketing) dengan peran : a. menentukan bagaimana melakukan persaingan (mensegmentasikan pasar, menentukan pasar sasaran, dan memposisikan produk) di bisnis tertentu dengan melakukan analisis pesaing dan sumber perusahaan secara lebih detail dan cermat. b. memutuskan kapan dan bagaimana cara melakukan kemitraan. Jenjang unit bisnis strategic ini lebih menekankan pemasaran sebagai strategi. 3. Jenjang Operasional atau Fungsional Dalam jenjang yang paling bawah ini peran pemasarannya disebut manajemen pemasaran (marketing management). Pemasaran ini berperan : a. merumuskan dan mengimplementasikan program-program pemasaran yang didasarkan pada bauran pemasaran (marketing mix) yaitu : produk (product), penetapan
harga
(price),
distribusi
(place/distribution),
dan
promosi
(promotion), atau disingkat dengan 4P . b. mengelola hubungan-hubungan yang harmonis dengan pelanggan dan penyalur. Pada jenjang ini operasional ini pemasaran diutamakan sebagai taktik. Tentang siapa yang bertanggung jawab dalam pemasaran, masing-masing jenjang sudah memberikan batasan-batasannya. Meskipun setiap orang dalam perusahaan memiliki budaya pemasaran, namun tanggung jawab pemasaran ada pada manajer pemasaran atau eksekutif pemasaran, yaitu orang yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang isgnifikan di bidang pemasaran. Namanama jabatan yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan pemasaran
61
dari berbagai jenjang antara lain : eksekutif pemasaran, manajer pemasaran, manajer merek, manajer produk, manajer penjualan, manajer pengembangan produk dan informasi pemasaran. 2. Peran Pemasaran Terhadap Masyarakat Pemasaran mempunyai peranan penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek kehidupan. Termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen, maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat. Dengan demikian pemasaran merupakan sektor yang penting dalam pendapatan masyarakat. Pentingnya pemasaran dalam masyarakat, tercermin pula pada setiap kehidupan dalam masyarakat yang tidak terlepas dari kegiatan pemasaran yang ada. Untuk mempresentasikan produk. Selain itu pemasaran selalu mendorong untuk dilakukannya penelitian dan inovasi, sehingga menimbulkan produk-produk baru. Peranan tersebut antara lain : 1. Peranan pemasaran dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia Setiap manusia selalu ingin memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk yang ada. Pemenuhan tersebut dengan melihat manfaat dan kegunaannya. Manfaat atau kegunaan dapat dilihat dari bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. 2. Peranan pemasaran dalam mengalirkan produk ke konsumen pada produsen Dalam mengalirkan produk ke konsumen pada produsen terdapat tiga bidang kegiatan yaitu kegiatan transaksi atau transfer, kegiatan suplai fisik, dan kegiatan mempermudah arus transaksi dan arus barang. 3. Keterkaitan antara pemasaran dengan industrialisasi Industri pabrik atau manufaktur melakukan proses pengolahan bahan baku atau masukan (input) dengan meningkatkan daya guna karena bentuk menjadi keluaran (output). Dengan adanya industrialisasi, proses pengolahan dilakukan secara massa menggunakan dasar spesialisasi, sehingga dapat dihasilkan hasil produksi secara besar-besaran. 4. Peranan pemasaran dalam perekonomian
62
Disamping diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyampaikan produk yang dihasilkannya berupa berupa barang atau jasa kepada konsumen, juga diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi seluruh masyarakat. D. Lingkungan Pemasaran Salah satu tanggung jawab utama dari para pemasar suatu perusahaan adalah untuk memonitor dan menyelidiki keadaan lingkungan guna memperoleh peluang-peluang yang baru. Lingkungan pemasaran selalu memberikan peluangpeluang yang baru, baik dalam masa-masa suram maupun dalam masa cerah. Lingkungan pemasaran juga selalu menimbulkan ancaman-ancaman baru seperti kekurangan energi, kenaikan suku bunga pinjaman, resesi yang amat parah, dan perusahan-perusahaan mengalami keadaan pasar lesu. Para pemasar suatu perusahaan perlu memonitor secara terus menerus situasi yang berubah-ubah. Mereka perlu mengamati langsung lingkungan yang berubah itu dan juga mengandalkan sistem intelijen kejelian pemasaran serta sistem penelitian pemasaran guna mengikuti secara lebih dekat lagi lingkungan yang berubah-ubah itu. Lingkungan pemasaran terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan “yang tak terkendali” berdasarkan mana organisasi merancang strategi pemasaran mereka. Secara khusus dirumuskan sebagai berikut “ Lingkungan Pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luara fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasarannya ”. Dapat dibedakan lingkungan pemasaran antara lain Lingkungan mikro dan Lingkungan makro suatu perusahaan. Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuanya untuk melayani pasar : perusahaan, para pensuplai bahan mentah, para perantara, para pelanggan, pesaing, dan para anggota masyarakat. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat
63
kemasyarakatan lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan, yaitu : faktor kependidikan ekonomi, fisik, teknologi, politik, hukum dan kekuatan sosial/budaya. 1. Para Pelaku Dalam Lingkungan Mikro Perusahaan 1. Perusahaan Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya. Persaingan
Pensuplai
Perusahaan
Perantara pemasaran
Pelanggan
Masyarakat
Sumber : Philip Kotler, jilid 1 (2002)
Gambar 3. Para Pelaku Utama Dalam Lingkungan Mikro Perusahaan 2. Pemasok (supplier) Para
pemasok
adalah
perusahaan-perusahaan
dan individu
yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari pemasok. Perkembangan dalam lingkungan pemasok dapat memberi pengaruh yang arnat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan.
64
Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukanmasukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kcjadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan. 3. Perantara pemasaran Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi : Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk menemukan konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri. Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju. Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran,kesemuanya membantu perusahaan dalam rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat. Perantara Keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan. 4. Pelanggan Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-individu, Iembagalembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya. Pasar sasaran dapat terdiri dari hanya satu atau lebih dari lima macam pasar pelanggan berikut ini : 1. Pasar konsumen Individu – individu dan rumah tangga yang membeli produk dan jasa untuk konsumsi pribadi.
65
2. Pasar industri Organisasi – organisasi yang membeli brang produk dan jasa yang dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk dan jasa-jasa lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan dan atau mencapai sasaran lain. 3. Pasar Penjual Kembali Organisasi-organisasi yang membeli barang produk dan jasa dengan maksud menjual kembali barang dan jasa itu yang memberikan keuntungan bagi mereka. 4. Pasar Pemerintah Lembaga-lembaga pemerintah yang membeli barang produk dan jasa agar menghasilkan pelayanan kepada masyarakat umum, atau mengalihkan barang dan jasa itu kepada pihak lain yang membutuhkannya. 5. Pasar Internasional Pembelian terdapat diluar negri, termasuk konsumen, produsen, penjual kembali, dan pemerintah asing. 6. Pesaing Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah system pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar. 7. Masyarakat Umum Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau menolak metode - metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok inilah
yang
menjadi
masyarakai
umum.
Masyarakat
umum
dapat
memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai penghambat kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya.
66
Setiap perusahaan dikelilingi oleh tujuh macam masyarakat umum : 1. Masyarakat Keuangan Masyarakat
keuangan
mempengaruhi
kemampuan
perusahaan
untuk
memperoleh dana bank, lembaga penanaman modal, makelar saham, dan para pemegang saham merupakan masyarakat keuangan utama. 2. Masyarakat Media Masyarakat media adalah organisasi yang menyiapkan berita, karangan, tajuk rencana. Secara khusus media itu adalah surat kabar, majalah, radio dan stasiun televisi. 3. Masyarakat Pemerintah Menejemen perusahaan harus memasukkan perkembangan pemerintah pada perhitungannya dalam merumuskan rencan pemasaran. 4. Masyarakat Aksi Warganegara Aktivitas pemasaran perusahaan mungkin dipersoalkan oleh organisasi konsumen, kelompok pelestarian lingkungan, kelompok minoritas dan kelompok lainnya. 5. Masyarakat Setempat Setiap perusahaan perhubungan dengan masyarakat setempat seperti penduduk yang berdekatan dengan perusahaan dan organisasi masyarakat. 6. Masyarakat Umum Suatu perusahaan perlu memperhatikan sikap masyarakat umum terhadap kegiatan dan produknya. 7. Masyarakat Dalam Perusahaan Masyarakat dalam perusahaan termasuk pekerja kasar di pabrik, para pegawai bagian administrasi, manejer, dan dewan direktur. 2. Para Pelaku Lingkungan Makro Perusahaan Perusahaan, para pemasok, para perantara pemasaran, para pelanggan, para pesingan dan lapisan mayarakat semua menjalankan fungsinya dalam kekuatan lingkungan mikro yang lebih besar dan dalam kecendrungan yang amat besar (megatren), yang membetuk berbagai peluang dan memberikan ancaman terhadap perusahaan.
67
Lingkungan makro terdiri dari enam kekuatan utama yaitu kependudukan, ekonomi, fisik, teknologi, politik atau hukum dan sosial atau budaya. 1. Lingkungan kependudukan Fakta lingkungan pertama yang menarik bagi para pemasar adalah kependudukan, karena orang banyaklah yang membentuk pasar. Para pemasar sangat tertarik pada b besarnya penduduk dunia, distribusinya secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan berpindah tempat, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, dan tingkat kematian. 2. Lingkungan Ekonomis Pasar membutuhkan daya beli seperti halnya orang banyak. Daya beli keseluruhan itu merupakan suatu fungsi dari pendapatan saat itu, harga, tabungan dan kredit yang tersedia. Para pemasar perlu menyadari keempat kecenderungan itu dalam lingkungan ekonomi. a. Penurunan dalam pertumbuhan pendapatan-nyata b. Tekanan inflasi yang berkesinambungan c. Tabungan kecil dan hutang membengkak d. Perubahan pola pengeluaran konsumen 3. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik mengalami kerusakan yang tak dapat dipulihakan kembali oleh kegiatan industri bangsa-bangsa modern. Kenneth Boulding mengemukakan bahwa planet bumi seumpama sebuah kapal ruang angkasa yang berada dalam keadaan bahaya karena kekurangan jika dia gagal untuk melestarikan dan menghidupkan kembali bahan-bahannya. 4. Lingkungan Teknologi Teknologi telah menghasilkan sesuatu yang mengerikan seperti bom hidrogen, gas syaraf dan senapan otomatis. Setiap teknologi baru merupakan satu kekuatan untuk “ Penghancuran kreatif “. 5. Lingkungan Politik Hukum Lingkungan ini terbentuk oleh hukum-hukum, lembaga pemerintah, dan kelompok penentang yang mempengaruhi dan membatasi gerak-gerik berbagai organisasi dan individu dalam masyarakat.
68
6. Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan ini terbentuk dari kepercayaan dasar, nilai-nilai dan norma orang. Mereka menyerap, hampir secara tidak sadar suatu pandangan yang merumuskan hubungan mereka dengan sesamanya, dengan masyarakat lain, dengan alam, dan dengan alam semesta. E. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan apakah orientasi pasar dapat menghasilkan kinerja pemasaran yang unggul. Penelitian Kirca (2005) ini menyatakan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Namun demikian dalam penelitian yang menguji hubungan antara orientasi pasar dengan kinerja organisasi menggunakan indikator kinerja pemasaran seperti market share, pertumbuhan penjualan, kepuasan konsumen, dan loyalitas konsumen. Kirca (2005) yang melakukan meta-analisis terhadap semua temuan dalam literatur orientasi pasar. Penelitian Kirca (2005) dilakukan dengan menggunakan dua tahap penelitian, yaitu : tahap pertama dilakukan analisis bivarite terhadap ringkasan kuantitatif berkaitan dengan konsekuensi dari orientasi pasar, tahap kedua dilakukan analisis multivariate secara keseluruhan penelitian untuk mengidentifikasi signifikansi anteseden orientasi pasar dan proses variabel yang memediasi hubungan antara orientasi pasar dengan kinerja. Penelitian Kirca (2005) ini juga memperoleh temuan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen. Perusahaan yang memiliki orientasi pasar yang tinggi akan memiliki kinerja pemasaran yang tinggi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mahmoud (2011) yang melakukan penelitian dengan judul “Market Orientation and Business Performance among SMEs in Ghana”. Penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh positif orientasi pasar terhadap kinerja bisnis yang diterapkan dalam UKM. Tingginya tingkat orientasi pasar maka semakin besar tingkat kinerja di UKM. Ghana, konsisten dengan proposisi utama dari literatur bahwa peningkatan orientasi pasar mengarah pada kinerja perusahaan yang lebih tinggi.
69
Namun terdapat beberapa penelitian lain yang memberikan hasil yang berbeda yaitu Jaworski dan Kohli (1993) dengan penelitiannya “Market Orientation: Antecedent andConsequences” dalam penelitiannya tersebut Jaworski dan Kohli (1993) menggunakan dua sampel penelitian, dengan ukuran sample 222 Strategi Bisnis Unit dan 230 manajer di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya baik pada sampel satu maupun pada sampel dua menyatakan bahwa orientasi pasar tidak memiliki pengaruh terhadap market share. F. Pengaruh Peran Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran Pemasaran adalah salah satu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli atau konsumen. Pemasaran sering digambarkan sebagai “membuat yang bisa dijual, bukan menjual yang bisa dibuat”. Organisasi yang menjual apa yang mereka buat, mengacu kepada produk, membuat produk baru memikirkan pelanggan. Bagi mereka pemasaran hanyalah membuat orang membeli. Organisasi mengacu pada pelanggan, menciptakan produk dan jasa sebagai respons kebutuhan pelanggan. Keuntungan lebih besar yang merupakan alasan paling kuat untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Jadi peran pemasaran dalam organisasi atau masyarakat sangatlah penting untuk memajukan kinerja pemasaran itu sendiri. G. Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kinerja Pemasaran Lingkungan pemasaran adalah lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Lingkungan pemasaran merupakan sebuah komponen kekuatan diluar aspek pemasaran yang dapat mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal (mikro & makro).
70
Dalam era yang serba globalisasi ini, manajemen pemasaran sekarang dihadapkan pada tuntutan untuk saling melakukan hubungan bisnis secara efektif. Hubungan tersebut dilakukan antara manajemen pemasaran dengan lingkungan pemasaran yang dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Lingkungan pemasaran itu merupakan seluruh pelaku yang berada didalam maupun luar perusahaan. Kemampuan manajemen untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan sasaran. Lingkungan pemasaran sangat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada UMKM D’mam craft dikarenakan lingkungan pemasaran menciptakan ancaman dan peluang secara bersamaan yang kuncinya bagaimana seorang pemilik UKM yang berperan dalam
pemasaran dan bawahanya mampu
memanfaatkan peluang dan berusaha menyelesaikan ancaman yang ada diluar sana. Lingkungan pemasaran yang selalu dinamis berubah dari waktu ke waktu dapat membuat pemilik UMKM ini harus selalu menata strategi pemasaran yang optimal guna untuk menciptakan kinerja pemasaran yang yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu pemasaran harus mampu menciptakan nilai dan kepuasan dari pelanggan.
71
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menganalisis data dengan menggunakan pendekatan induktif. Selain itu kami juga memberikan data data yang sesuai dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga penelitian kami dapat menjadi penelitian yang benar dan tepat. Dalam menganalisis dan mendeskripsikan mengenai kinerja pemasaran terhadap usaha mikro kecil dan menengah lampu hias yang berbahan baku limbah daun, peneliti menggunakan landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian serta bahan pembahasan hasil penelitian. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian : kami melakukan 3x studi kasus yaitu pada tanggal 29 Oktober 2015, pukul 16.30-17.15 kami melakukan survey tempat UKM D’mam craft (lampu hias berbahan baku limbah daun). Pada tanggal 12 Nopember 2015, pukul 09.30-12.30 kami melakukan lanjutan studi kasus terhadap UKM D’mam craft (lampu hias berbahan baku limbah daun) dan pada tanggal 19 Nopember 2015, pukul 09.00-12.00 kami melakukan studi kasus kami yang terakhir (finishing) terhadap UKM D’mam craft (lampu hias berbahan baku limbah daun). Tempat penelitian : penelitian bertempat di Kediaman Bapak David Ismoko (pemilik) di Bulak Rukem Timur, Gg IIG, Kelurahan Bulak, Surabaya. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsurunsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Dalam
72
penelitian ini yang menjadi populasi adalah pemilik UKM D’mam craft serta pelanggan dari UKM D’mam craft tersebut. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel yaitu teknik Purposif Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Karena itu, peneliti menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih haruslah pemilik UKM dan pelanggan. Hal ini dikarenakan asumsi peneliti bahwa sampel tersebut merupakan subyek penelitian yang merasakan kinerja pemasaran dari UKM D’mam craft. Sedangkan
dalam
memilih
informan
sebagai
sampel,
peneliti
menggunakan teknik Accidental sampling yang dasarnya memilih pemilik UKM untuk dijadikan sampel penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah in-depthinterview. Peneliti akan melakukan wawancara tatap muka kepada pemilik UKM demi memperoleh narasi kualitatif serta informasi yang lebih dalam mengenai sikap dari kinerja pemasaran produk UKM D’mam craft dipasaran. Sehingga diharapkan untuk memperoleh informasi yang terbuka dan jujur agar mendapatkan hasil yang relevan. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawabanjawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil interpretsi in-depth interview yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian. Peneliti akan melakukan dialog bebas dengan informan, yang nantinya jawaban informan akan diinterpretasikan oleh peneliti sesuai dengan landasan teori yang telah ditetapkan dan setelah itu akan ditarik kesimpulan.
73
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Wawancara Usaha Mikro Kecil (UKM) D’mam craft sebagai salah satu UKM binaan dari Kecamatan Bulak. UKM ini telah menciptakan berbagai macam lampu-lampu hias manis yang berbahan baku dari limbah daun yaitu daun waru. Konsep yang dipakai oleh pemilik adalah konsep nature atau alami karena dengan konsep ini telah menjadikan salah satu karakter bagi UKM D’mam craft. UKM D’mam craft telah memproduksi tidak kurang dari lima jenis lampu hias, ada yang berbentuk tabung, setengah lingkaran, dan segi empat. Lampu-lampu tersebut bisa dipasang diberbagai ruang, misal disudut kamar sebagai lampu tidur, di ruang tamu atau di taman indoor. Ada dua jenis atau type lampu yang telah diproduksi oleh D’mam craft yaitu lampu hias meja dan lampu hias dinding. Bahan untuk membuatnya adalah kombinasi dari limbah daun waru, resin, fiber, kaca, dan batu alam. Pembelanjaan bahan baku sudah menjadi pelanggan tetap yaitu didaerah Pasar Grosir Surabaya (PGS) dan Pasar Atom Surabaya. Dalam pembuatannya, seminggu mampu menghasilkan 10 buah lampu hias, satu lampu diselesaikan selama 4 jam. Harga yang dipatok yaitu satu buah lampu hias dihargai Rp 75.000,- sampai Rp 85.000,- tergantung dari jenis lampunya. Penjualan dari lampu hias ini bisa dikatakan stabil, tidak pasti naik turunnya dari penjualan. Profit/laba yang diperoleh pun relatif, tergantung dari biaya operasional yang dikeluarkan. Cara pemasaran produk ini masih menggunakan pemasaran face to face yaitu dengan langsung datang ke instansi-instansi tertentu. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Latar Belakang UKM D’mam craft UKM D’mam craft berdiri pada Tahun 2011 awal dirintis oleh Bapak David Ismoko selaku pemilik. Nama UKM ini diambil dari kata D’mam yang berarti “demam” dan craft sendiri adalah “kerajinan”. Tujuan pemilik memberi nama tersebut yaitu agar masyarakat semakin demam dengan kerajinan terutama kerajinan lampu hias yang berbahan baku limbah daun ini. Dalam pembuatan kerajinan ini si pemilik memilih konsep nature/alami yang diawali dan ditekuninya pada tahun 2013. Konsep nature yang dicetuskan pertama kali adalah
74
konsep sisik pohon yang sampai saat ini tetap dipakai sebagai salah satu ciri khas UKM D’mam craft. Model lampu hias yang dibuat adalah indoor terdiri dari model lampu yang berbentuk tabung, setengah lingkaran, dan segi empat. Lampu tersebut dapat di pasang di sudut ruang tamu, lampu tidur, lampu dinding, lampu taman indoor. Lampu hias ini terbuat dari kombinasi sampah daun, kayu, resin dan fiber. Limbah daun yang dipilih dan digunakan oleh pemilik adalah limbah daun waru. Alasan memilih daun waru karena bentuk dari daun tersebut yang unik yaitu berbentuk hati dan mampu untuk menjadi karakteristik bagi UKM D’mam craft. UKM D’mam craft ini bisa dikatakan tempatnya yang kurang strategis, yaitu bertempat di kawasan Bulak Rukem Timur, Gg IIG, kelurahan Bulak, Surabaya Peta Lokasi UKM D’mam craft
Gambar 4
75
2. Biodata Pemilik 1.
Nama Pemilik
: David Ismoko
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 02 Januari 1990
2.
Alamat
: Bulak Rukem Timur, IIG , no. 35
Pekerjaan
: Pengusaha
No. Telp
: 085606572011
Nama Pemilik
: Ariana
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 08 Agustus 1992 Alamat
: Bulak Rukem Timur, IIG , no. 35
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
3. Jenis Usaha Jenis usaha yang didirikan adalah usaha kerajinan Lampu Hias berbahan baku limbah daun waru. Untuk mendapatkan bahan baku limbah daun waru, Bapak David bekerja sama dengan pasukan kuning dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Usaha Kecil Menengah (UKM) D’mam craft ini sudah mengantongi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Pemerintah sesuai dengan Undang-undang yang berlaku namun belum melakukan adanya Hak paten pada UKM ini. B. Pembahasan Dengan menerapkan berbagai macam teori pada Usaha Kecil Menengah (UKM) D’mam craft, khususnya teori orientasi pasar, peran pemasaran serta analisa lingkungan pemasaran. Ketiga teori tersebut dapat berpengaruh pada sistem kinerja pemasaran. Orientasi pasar yang didalamnya terdapat berbagai macam orientasi yang harus sangat diperhatikan oleh UKM yakni orientasi pelanggan dan orientasi pesaing. Kedua orientasi ini sangat berkesinambungan satu sama lain. orientasi pelanggan yang menargetkan daya beli pada pelanggan dengan tujuan untuk menciptakan nilai unggul produk yang dimiliki oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) pada pembeli terus menerus. Kemudian orientasi pesaing yang harus lebih diperhatikan lagi oleh UKM, karena UKM harus memperhatikan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki oleh para pesaing. Tidak hanya orientasi pasar, namun memperhatikan peran dari pemasaran dan kondisi lingkungan
76
pemasaran juga harus lebih diperhatikan oleh pelaku Usaha Kecil Menengah karena dengan lebih memperhatikan UKM mampu untuk meningkatkan kinerja pemasaran untuk saat ini hingga ke depan. Sesuai dengan hasil observasi dengan metode kualitatif atau dengan teknik wawancara yang kami lakukan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) D’mam craft, bahwa peningkatan kinerja pemasaran pada UKM tersebut belum mengalami peningkatan
yang
signifikan,
dikarenakan
UKM
itu
sendiri
kurang
memperhatikan teori-teori tentang pemasaran terutama pada pemasaran melalui media sosial. Kurangnya memperhatikan teori-teori pemasaran menyebabkan hasil penjualan produk selama ini belum ada peningkatan secara drastis. Pada observasi kami, kami menuangkan bagaimana cara penjualan produk pada jejaring sosial seperti pada web, intagram, BBM dsb. Dengan penjualan melalui jejaring sosial, maka produk akan lebih dikenal oleh publik. Tidak hanya penjualan produk yang harus diperhatikan namun pembaruhan produk juga harus lebih diperhatikan. Menghasilkan inovasi-inovasi baru pada produk Lampu Hias. Inovasi-inovasi tersebut dapat lahir dengan cara sebagai berikut : 1. Amati perkembangan tren dan keinginan pasar Pertama, pelaku usaha harus rajin turun ke pasar dan tempat keramaian yang menjual produk kerajinan. Kedua, mengikuti perkembangan produk dari dalam maupun luar negeri baik dari pameran, internet, televisi, atau pun media cetak. 2. Tembus pasar ekspor Menembus pasar ekspor paling mudah dan cepat dilakukan melalui pameran, pemeran dalam/luar negeri. Dengan menonjolkan ciri khas pada produk yang diunggulkan meski 1 jenis. Usaha Kecil Menengah D’mam craft sudah mengikuti gelaran pameran seni tingkat nasional di Jakarta. a.
Penerapan Inovasi Pada sub bab I, kami telah memaparkan tentang ide-ide inovasi terbaru bagi
pembaruan produk dari UKM D’mam craft atau UKM Lampu hias. Ide-ide inovasi tersebut antara lain lampu aroma terapi dan lampu sensor. Kami sangat percaya dengan ide yang kami berikan mampu menambah nilai jual untuk produk
77
tersebut. Karena belum banyak orang memakai ide tersebut untuk dijadikan lampu hias. Selain nilai jual, lampu hias aromaterapi dan lampu sensor ini memiliki bentuk yang unik, menarik juga indah. Lampu aromaterapi biasanya digunakan di dalam kamar terutama pada malam hari. Aromaterapi dari lampu tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan atau bahan alami yang juga bermanfaat untuk kesehatan seseorang. Sedangkan lampu sensor, seperti yang kami sarankan adalah lampu sensor dengan bahan stik es krim. Lampu sensor ini juga mempunyai manfaat yang luar biasa dan juga canggih. Yaitu dapat menyala dan mati secara otomatis. Dua produk inovasi ini mampu membawa UKM merambah ke dunia global dan bersaing dengan produk lain. 1. Lampu aroma terapi Lampu Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan. Inovasi untuk lampu aromaterapi ini bisa di kombinasikan dari bahan-bahan alami, semisal dari segi bentuk dan baunya. Sebagai salah satu contoh gambar, terpapar dibawah ini :
Sumber : Peneliti (2015)
Gambar 5. Lampu Aromaterapi Kayu Manis
78
2. Lampu Sensor Lampu sensor yaitu lampu yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara otomatis. Biasanya rangkaian ini hanya dilakukan pada malam hari atau disaat membutuhkan penerangan. Rangkaian lampu otomatis ini terletak di area-area publik. Contohnya seperti lampu taman, lampu jalan raya yang tentu sudah sering anda temukan bisa mati atau hidup dengan sendirinya. Dan
juga
beberapa jenis lampu lainnya yang biasa anda jumpai di jalanan umum. Inovasi dari lampu sensor dapat di buat dengan berbagai kombinasi bahan alami. Dibawah ini dapat dicontohkan lampu sensor berbahan baku stik es krim, namun bisa dikombinasikan dengan daun waru.
Sumber : http://www.google.com (2015)
Gambar 6. Lampu Sensor Bahan Baku Stik Es Krim
79
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di UKM D’mam craft tentang kinerja pemasaran pada UKM tersebut, dapat diambil kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut Bahwa Narver dan Slater (1990) orientasi pasar memiliki tiga definisi komponen utama yaitu, orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional (inter-functional coordination). Peran pemasaran Webster, Jr (1992) yang melingkupi peran organisasi dan masyarakat, philip kotler (2001), konsep pemasaran yang terdiri dari 5 konsep pemasaran yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan dan konsep pemasaran berpengaruh pada kinerja pemasaran. Kondisi lingkungan juga berperan penting pada peningkatan kinerja pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (UKM) D’mam craft. Hal ini menunjukan bahwa suatu teori jika diterapkan secara langsung pada UKM akan menghasilkan kinerja pemasaran UKM yang baik. Penerapan teori pun akan menumbuhkan inovasi-inovasi baru pada produk UKM Lampu hias. Tak hanya lampu hias yang akan diproduksi oleh UKM, namun dengan gagasan akan ide inovasi peneliti mampu untuk diterima oleh pemilik UKM yaitu ide pembuatan lampu aroma terapi serta lampu sensor yang kemungkinan akan dimunculkan pada tahun depan. B. Saran 4. Usaha Kecil Menengah (UKM) D’mam craft harus lebih memperhatikan teori-teori pemasaran yang ada dan mampu menerapkannya pada kondisi UKM nya saat ini. 5. Memanfaatkan teknologi yang ada sebagai perantara pemasaran yang lebih efisien. Menggunakann media sosial seperti web, instagram, bbm, facebook dsb. Hal ini bertujuan agar produk lebih dikenal publik.
80
6. Menciptakan pembaruan pada produk D’mam craft, tidak hanya lampu hias saja yang diproduksi melainkan menciptakan produk lain tanpa meninggalkan konsep yang sudah ada yaitu nature.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, 1990. “Manajemen Pemasaran”. 29 November http://Ams.wordpress.com/2015/01/20/defenisi-manajemenpemasaran.html.
2015.
Amstrong, 1990. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Alex Media Computindo. Dwitama, Reynaldi. “Pengertian Struktur Organisasi”. 19 November 2015. http://rynaldi-dwitama-blogspot.co.id/2011/06/pengertian -strukturorganisasi.html. Hermawan, Yudiono. “Cara Melakukan Penilaian Kerja Yang Efektif”. 16 November 2015. http://www.duniakaryawan.com/cara -melakukanpenilaian-kinerja-yang-efektif.html. https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia http:/id.wikipedia.org/wiki/orientasipasar.com/ http:/blog.lampuaromateraphy.co.id https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia. Kevin, Keller. 2007 “Manajemen Pemasaran” Jakarta: Alex Media Computindo. Muhamad, Mursyid. “Manajemen Pemasaran Jilid 1” 22 November 2015. http:/mursyid-muh-blogspot.com/manajemen-pemasaran.html. Philip, Kotler. 2002 “Manajemen Pemasaran” Jakarta: Alex Media Computindo.
81
LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar kegiatan No
Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan
1
29 Oktober 2015, pukul 16.30-17.15
Survey lokasi UKM D’mam craft dan perkenalan dengan pemilik UKM D’mam craft yaitu Bapak David Ismoko.
2
12 Nopember 2015, pukul 09.30-12.30
Study kasus lanjutan mengenai UKM D’mam craft dan pemberian teori pada UKM serta pemecahan masalah yang dihadapi UKM.
3
19 Nopember 2015, pukul 09.00-12.00
Study kasus lanjutan serta pemberian teori lanjutan dan dokumentasi.
82
Lampiran 2 Sertifikat
83
Lampiran 3 Logo
Stempel
84
Lampiran 4 Dokumentasi Pemilik Menjelaskan Kondisi UKM
Sumber : Peneliti (2015)
Sumber : Peneliti (2015)
85
Berdiskusi Tentang Konsep Pemasaran Dan Penerapannya Dalam UKM D’mam Craft
Sumber : Peneliti (2015)
Lampu meja
Sumber : Peneliti (2015)
86
Lampu hias tipe persegi dan tabung
Sumber : Peneliti (2015)
Percobaan lampu saat menyala
Sumber : Peneliti (2015)
87
Tipe-tipe lampu Hias
Sumber : Peneliti (2015)
Foto mahasiswa bersama pemilik UKM
Sumber : Peneliti (2015)
88
Foto penyerahan sertifikat dari mahasiswa kepada pemilik UKM
Sumber : Peneliti (2016)
89
II. UKM RUMAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM GARDA INDONESIA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian yang masih perlu untuk dikembangkan karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Selain itu, komoditas pertanian dapat dikembangkan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Sektor pertanian yang perlu untuk diperhatikan serta dikembangkan adalah pada sub sektor hortikultur yang terdiri dari sayur – sayuran, buah – buahan, tanaman bunga, tanaman hias dan tanaman obat (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014). Tanaman hortikultura dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu sayuran, buah, tanaman hias dan obat-obatan. Kontribusi untuk tanaman hortikultura bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1 Nilai PDB Komoditas Hortikultura di Indonesia Berdasarkan Harga Berlaku Periode 20011-2013 (Milyar Rp) Tahun No Komotidas 2011 2012 2013 1 Sayuran 25.587 28.205 30.506 2 Buah – Buahan 42.362 47.060 48.437 3 Tanaman Hias 4.741 5.085 5.494 4 Tanaman Obat 4.105 3.853 3.897 TOTAL 76.795 84.202 88.334 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2014)
Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan PDB komoditas hortikultura Indonesia yang menunjukkan perkembangan positif pada beberapa komoditi terutama pada komoditas sayuran. Komoditas sayuran pada tahun 2011 sebesar 25.587 milyar rupiah mengalami peningkatan sebesar 10,23 %. Kemudian, pada tahun 2012 sebesar 28.205 milyar rupiah terjadi peningkatan sebesar 8,15 % menjadi 30.506 milyar rupiah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada komoditas sayuran merupakan salah satu usaha subsektor hortikultura
90
yang dapat memajukan pembangunan ekonomi Indonesia serta menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap usaha komoditi sayuran. Pada Subsektor hortikultura, salah satu komoditi sayuran yang mengalami perkembangan yang meningkat adalah jamur. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan konsumsi dan produksi terhadap jamur di Indonesia yang sebagian besar mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari data konsumsi dan produksi jamur di Indonesia. Berdasarkan data pada Tabel 2 pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan.
No 1 2 3
Tabel 2 Konsumsi dan Produksi Jamur di Indonesia Tahun 2011 – 2013 Laju Laju Konsumsi Produksi Tahun pertumbuhan pertumbuhan ( ton ) ( ton ) % % 2011 45.151 61.349 47.528 38.465 2012 5,2 - 37 2013 62.281 10 61.370 59
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2014)
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat konsumsi jamur pada tahun 2011 sebesar 45.151 ton mengalami peningkatan hingga tahun 2012 sebesar 47.528 ton. Laju pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,2 %. Kemudian, pada tahun 2012 mengalami peningkatan hingga tahun 2013 sebesar 62.281 ton dengan laju pertumbuhan pertahunnya sebesar 10 %. Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu hal yang mempengaruhi prospek usaha jamur di Indonesia. Keadaan seperti ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengembangkan usaha budidaya jamur. Perkembangan produksi jamur sendiri pada tahun 2011 sebesar 61.349 ton sempat mengalami penurunan hingga tahun 2012 menjadi 38.465 ton dengan laju pertumbuhan pertahunnya sebesar -37 %. Namun, pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali sebesar 59 % menjadi 61.370 ton. Namun jika dilihat dari perkembangan antara konsumsi dan produksi jamur, jamur dapat dijadikan sebagai sebagai peluang dan potensi yang sangat baik untuk meningkatkan produksi jamur untuk memenuhi konsumsi terhadap jamur di Indonesia yang masih terbuka lebar. Jamur sebagai salah satu komoditi sayuran yang mulai dikenal oleh masyarakat merupakan bahan makanan nabati yang memiliki nilai gizi tinggi dan 91
khasiat obat. Hal ini sudah dikenal di daratan Cina sejak 300 tahun yang lalu dan meluas ke beberapa negara lain di benua Asia, Eropa dan bahkan Amerika. Menurut penelitian ada sekitar 600 jenis jamur yang dapat di konsumsi. Berdasarkan 600 jenis tersebut, lebih dari 200 jenis telah di konsumsi manusia dan 100 jenis diantaranya telah dicoba dibudidayakan. Berdasarkan jenis tumbuhnya, jamur digolongkan menjadi jamur dengan media jerami, media serbuk kayu dan media campuran (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014). Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur tiram dalam bahasa latin yang disebut Pleurotus ostreatus ini merupakan jamur yang dibudidayakan menggunakan substrat yang berbentuk serbuk kayu dan diinkubasi ke dalam kumbung. Jamur tiram tersebut dibudidayakan pada media serbuk dan dikemas di dalam kantong plastik. Jamur tiram sendiri memiliki beberapa keunggulan salah satunya yaitu dapat dibudidayakan dengan mudah dan juga dapat dilakukan sepanjang tahun. Pengembangan jamur tiram sendiri tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat berlanjut sepanjang tahun. Selain itu, limbah dari hasil budidaya jamur tiram tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan pupuk kompos. Namun, jamur tiram sendiri memiliki kekurangan yaitu tidak dapat tahan lama setelah masa panen maka dari itu jamur tiram harus segera di distribusikan. Kandungan protein pada jamur tiram yang cukup tinggi mampu mensubstitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, kolesterol dan sebagainya (Dirjen Hortikultura, 2014). Kandungan gizi yang yang terdapat dalam jamur tiram salah satunya adalah protein 30,4 %, lemak 1,6 % dan karbohidrat 58 %. Kadar lemak jamur tiram yang lebih rendah dari daging yaitu sebesar 5,5 % sehingga bagi orang-orang yang sedang melakukan diet, jamur tiram merupakan salah satu pilihan utama (Cahyana, 2013) Seiring perkembangan waktu, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat, sehingga memiliki dampak yang positif terhadap perubahan pola konsumsi makanan dan minuman. Hal tersebut berdampak pada konsumsi
92
jamur tiram sebagai makanan yang yang bebas kandungan kimia serta tidak membahayakan bagi kesehatan. Banyak menu makanan yang menggunakan jamur tiram putih sebagai bahan dasar utamanya. Rasanya yang mirip daging ayam ini, menjadi alternatif konsumsi kebanyakan vegan (sebutan bagi vegetarian). Cita rasa khas jamur tiram putih inilah, membuatnya banyak dicari dan tentu berdampak pada peluang ekonomi. Jamur tiram putih, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Jamur tiram putih sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Kebanyakan masyarakat mulai mengkonsumsi jamur tiram putih untuk digunakan pada menu sayuran. Namun, tak jarang jamur tiram putih banyak diolah kembali menjadi crispy, nugget, burger, kripik, krupuk, permen jeli hingga puding jamur (Nurjayadi, 2012). Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia merupakan salah satu Rumah Budidaya yang bergerak di bidang budidaya jamur tiram putih yang terletak di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Rumah Budidaya Jamur ini memiliki masalah dalam hal produksi jamur tiram putih. Dalam menjalankan usahanya masih terdapat keterbatasan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada. Keterbatasan tersebut berkaitan dengan kapasitas produksi yang belum dilakukan secara optimal, sehingga Rumah Budidaya Jamur tersebut belum mampu memenuhi permintaan pelanggan serta manajemen pemasaran yang kurang baik. Hal tersebut menuntut rumah budidaya untuk mampu memanfaatkan peluang yang ada dan membutuhkan suatu alternatif strategi pengembangan usaha jamur tiram putih agar mampu memenuhi permintaan yang ada sehingga Rumah Budidaya Jamur tersebut dapat bertahan dan memperoleh keuntungan yang maksimal sesuai dengan tujuannya. B. Rumusan Masalah Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia merupakan salah satu Rumah Budidaya yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih yang berdiri pada Tahun
2014.
Tujuan
didirikannya
rumah
budidaya
ini
adalah
untuk
mengembangkan usaha budidaya jamur tiram putih yang berorientasi keuntungan
93
dan menyerap tenaga kerja yang berada disekitar lokasi rumah budidaya. Dalam memulai usahanya di bidang budidaya jamur tiram putih perusahaan ini menggunakan modal sendiri sebesar Rp 45.000.000 dan memiliki tenaga kerja sebanyak 2 orang pada lahan seluas 30 m2. Rumah Budidaya ini memiliki 4 rak kumbung pertumbuhan yang berukuran masing-masing 135 m3 dengan kapasitas 500 baglog per rak kumbung. Sampai saat ini Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia belum mampu memproduksi bahan baku sendiri sampai saat ini Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku. Dalam menjalankan usahanya perusahaan masih menghadapi permasalahan yaitu kapasitas produksi perusahaan yang masih kurang sehingga membuat perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Dalam memulai usahanya Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia ini menggunakan modal yang berasal dari keuangan milik pribadi tanpa menggunakan pinjaman dari pihak luar. Pemilik perusahaan menggunakan seluruh modal awalnya untuk mendirikan usaha ini. Sehingga perusahaan mengalami keterbatasan modal dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut menjadi salah satu kendala bagi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi, pembelian mesin untuk proses produksi sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang ada. Manajemen perusahaan yang kurang tersusun dengan baik menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kondisi perusahaan menjadi tidak stabil. Dimana dalam perusahaan ini banyak terjadi rangkap jabatan. Keseluruhan kondisi perusahaan dipegang oleh pemilik. Selain itu, pengelola perusahaan sendiri merangkap untuk mengelola kondisi keuangan, pemasaran, produksi dan administrasi. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan kurang mampu untuk mengkoordinasi perkembangan perusahaan. Kapasitas produksi yang masih kurang, sistem manajemen perusahaan yang masih lemah dan keterbatasan modal merupakan beberapa kendala yang dihadapi Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia. Permasalahan tersebut diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya agar
94
perusahaan mampu untuk bertahan untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Berdasarkan hal tersebut, maka Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia
harus
melakukan
langkah-langkah
strategis
guna
mengatasi
permasalahan yang ada dengan cara mengidentifikasi beberapa faktor internal dan eksternal perusahaan. Selain itu, merumuskan indikator kekuatan yang dapat dimanfaatkan unyuk megatasi kelemahan dan juga merumuskan peluang untuk mengurangi ancaman yang ada di lingkungan perusahaan. Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia dalam mengembangkan usahanya ? 2. Alternatif strategi apa yang sesuai dan dapat dilakukan oleh perusahaan dalam pengembangan usahanya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan yang mempengaruhi perusahaan Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia 2. Merumuskan alternatif dan menetapkan prioritas strategiyang sesuai untuk pengembangan usaha dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai saran atau masukan bagi Rumah Budidaya Jamur Garda Indonesia agar dapat mengembangkan usahanya untuk bertahan
95
2. Bagi mahasiswa dan perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan sebagai bahan rujukan serta informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
96
TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnya di hutan atau di kebun. Jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama pada musim hujan (Cahyana, 2013). Dalam bahasa Inggris jamur sering juga disebut mushroom. Cahyana (2013) jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman berklorofil. Jamur mengambil zatzat makanan yang sudah jadi, yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungannya terhadap organisme lain, maka jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik. Sementara bagi tanaman yang dapat menyediakan makanan sendiri, seperti karbohidrat (gula, pati, dan lain-lain), disebut autotrofik. Menurut Redaksi Agromedia (2009) jamur selain memiliki banyak manfaat, ternyata ada jenis jamur tertentu yang mengandung racun. Racun jamur ini dapat merusak fungsi organ, bahkan memyebabkan kematian. Untuk mencegah terjadinya keracunan jamur, kita perlu mengetahui ciri-cirinya. Berikut kriteria fisik jamur beracun yang harus dihindari. 1.
Warna tubuh buah bervariasi, dari merah darah, kuning terang dan oranye, hingga putih atau pucat.
2.
Biasanya memiliki cincin atau cawan pada pangkal batangnya.
3.
Mengeluarkan bau amoniak, seperti telor busuk.
4.
Jika dipotong dengan pisau stainless akan meninggalkan bekas hitam atau biru pada pisau.
5.
Jika dimasak, fisik jamur akan berubah menjadi gelap.
B. Jamur Tiram Putih Jamur tiram putih (Pleurotus Sp.) merupakan jenis jamur kayu yang paling mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh di berbagai macam jenis substrat dan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi. Kemampuan produksi jamur tiram pun relatif tinggi, dari 1.000 gram substrat kering, 50-70 %
97
jamur segar dapat dihasilkan, bahkan saat ini produktivitas panen sudah dapat ditingkatkan hingga 120-150 % (Dirjen Hortikultura, 2014). Menurut Dirjen Hortikultura (2014), jamur tiram mempunyai rasa yang lezat serta kandungan gizi yang cukup tinggi. Disebut juga jamur tiram atau oyster mushroom karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Jenis jamur tiram yang banyak dibudidayakan antara lain sebagai berikut: 1.
Jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus)
2.
Jamur tiram merah muda (Pleurotus Flatellatus)
3.
Jamur tiram cokelat (Pleurotus Cycstidiosus)
4.
Jamur tiram kuning terang (Pleurotus Citrinopelatus)
5.
Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju)
6.
Jamur tiram hitam (Pleurotus Sapidus)
Jamur tiram memiliki protein yang tinggi dan juga karbohidrat yang tinggi. Selain itu, kadar lemak yang cukup rendah sangat baik bagi orang-orang yang sedang melakukan diet. Jamur tiram merupakan salah satu pilihan utama yang sangat baik.
Jamur tiram memiliki kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalori serta kandungan vitamin dan mineral yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3 Kandungan Gizi setiap 100 gram Jamur Tiram Nutrisi %tase Kandungan Protein 30,4 % Lemak 1,6 % Karbohidrat 58 % Serat 11,5 % Kalori 367 kkal Mineral lain (Zn, Fe, Mn,Na, K, Mg) 63 % Sumber : Wikipedia (2015)
98
Tabel 4 Kandungan Vitamin Dan Mineral Setiap 100 Gram Jamur Tiram Jenis Komposisi (mg/100 g) Vitamin B1 (Thiamin) 4,8 Vitamin B2 (Riboflavin) 4,7 Niasin 108,7 Kalium (K) 33 Besi (Fe) 15,2 Natrium (Na) 83,7 Sumber :Suriawira (2010) dan Wikipedia (2015)
C. Budidaya Jamur Tiram Ada beberapa syarat penting dalam budidaya jamur tiram. Adapun syaratsyarat tersebut menurut Dirjen Hortikultura (2014) sebagai berikut: 1. Media Tumbuh Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji. Bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein, kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur pH media serta gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan media. Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80 %), bekatul (16 %), kapur atau CaCO3 (2 %) dan gips (2 %). Kadar air media diatur antara 60-65 % dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busuk akar. Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Keasaman atau pH media perlu diatur antara pH enam sampai tujuh dengan penambahan kapur ke dalam media. 2. Syarat Tumbuh Pertumbuhan jamur tiram putih yang baik yaitu saat suhu inkubasi atau saat jamur tiram putih membentuk miselium adalah berkisar antara 22-28°C 99
dengan kelembaban udara antara 60-70 %. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22°C dengan kelembaban udara antara 80-90 % (Suriawira, 2010). Pertumbuhan jamur tiram putih sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10 %), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya. (Suriawira 2010). Kandungan air dalam substrat berkisar antara 60-65 %. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan air ke dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban. 3. Proses Budidaya Hal yang paling pertama dilakukan dalam budidaya jamur tiram putih yaitu pencampuran bahan baku. Menurut Suriawira (2010) serbuk kayu, dedak atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Kemudian, proses pengomposan dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk kayu atau gergaji, kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama satu sampai dua hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu menjadi sekitar 50ºC, sedangkan kadar air campuran atau kompos harus diatur pada kondisi 50-60 % dengan tingkat keasaman (pH) enam sampai tujuh. Tahapan selanjutnya yaitu pembungkusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene (PP). Pembungkusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan ke dalam plastik kemudian ujung plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik (Cahyana, 2013). Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikrobe, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80 - 90ºC selama enam hingga delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat berbentuk drum minyak yang sedikit dimodifikasi dengan menambahkan sarangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media (Suriawira, 2010).
100
Setelah proses sterilisasi kemudian tahap selanjutnya adalah inokulasi. Inokulasi adalah proses pengisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang steril (Suriawira, 2010). Setelah di inokulasi kemudian dilakukan tahapan inkubasi dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tiram putih tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk penumbuhan miselia antara 22 - 28ºC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih secara merata antara 40 – 60 hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi (Suriawira, 2010). Media tumbuh jamur tiram putih yang sudah putih oleh miselia jamur tiram putih sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. Tubuh buah tumbuh setelah satu sampai dua minggu dengan suhu 16 - 22ºC dan kelembapan 80 – 90 %. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut selanjutnya dibiarkan selama dua sampai tiga hari atau sampai mencapai pertumbuhan yang optimal (Cahyana, 2013) Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur tiram putih yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara memotong cabang yang berukuran besar saja, sebab dalam satu rumpun jamur tiram putih mempunyai stadia atau masa pertumbuhan yang sama (Suriawira, 2010). Jamur tiram putih yang sudah dipanen tidak perlu dipotong menjadi bagian per bagian tudung, tetapi hanya dibersihkan kotoran yang menempel pada bagian akarnya saja. Dengan cara tersebut, daya tahan simpan jamur tiram putih akan lebih lama. Jamur tiram putih yang sudah dibersihkan dari kotoran yang menempel, dimasukkan ke dalam plastik dengan ukuran tertentu untuk dipasarkan dalam bentuk segar. D. Definisi Pemasaran Elbert dan Griffin (2009) pemasaran adalah suatu aktifitas, serangkaian institusi
dan
proses
menciptakan,
menghubungkan,
menghadirkan
dan
menawarkan peningkatan yang memberikan nilai kepada pelanggan, client,
101
partners, dan masyarakat luas. Kotler dan Armstrong (2008), marketing adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Mohamed (2003), marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan kebutuhan individu dan organisasi. E. Konsep Pemasaran
Kotler dan Armstrong (2008) Konsep pemasaran adalah pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Dalam pemasaran terdapat lima konsep alternatif yang mendasari langkah-langkah organisasi dalam merancang dan melaksanakan strategi pemasaran mereka : 1. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Karena itu menejemen harus berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi. 2. Konsep produk Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovatif yang terbaik. Berdasarkan konsep ini strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk yang berkelanjutan. 3. Konsep penjualan Banyak perusahaan mengikuti konsep penjualan, yang menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar. Konsep ini biasanya dipraktekan pada barang yang tidak dicari dan barang-barang yang tidak terpikir akan dibeli oleh konsumen dalam keadaan normal, seperti asuransi atau donor darah.
102
4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Berdasarkan konsep ini, fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan. 5. Konsep pemasaran berwawasan sosial Konsep pemasaran berwawasan sosial mempertanyakan apakah konsep pemasaran murni sudah memperhatikan kemungkinan konflik antara keinginan jangka pendek konsumen dan kesejahteraan jangka panjang konsumen. F. Kegiatan Promosi Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau penyampaiannya dengan menggunakan media seperti televisi, radio, papan nama, poster, brosur, dan lain-lain, yang bertujuannya untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008), Promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Promosi diperbaharui lagi oleh Elbert dan Griffin (2009), “Promotion refers to techniques for communicating information about products and it part of the communication mixthe total message any company sends to customer about its product” yaitu Promosi adalah setiap teknik yang mengacu untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk dan bagian dari komunikasi yang berisi pesan keseluruhan, yang dikirim perusahaan kepada pelanggan tentang produk. G. Internet Ebert dan Griffin (2009), Internet adalah sebuah sistem raksasa pada komputer yang saling berhubungan, lebih dari 100 juta komputer di lebih 100 negara yang kita ketahui sekarang. Kotler dan Armstrong (2008), Internet adalah
103
jaringan global dari jaringan-jaringan komputer yang luas dan berkembang tanpa ada manajemen atau kepemilikan terpusat. Saat ini, internet menghubungkan individu dan perusahaan satu sama lain dan dengan informasi di seluruh dunia. Internet menyediakan koneksi ke informasi, hiburan, dan komunikasi kapanpun dan dimanapun. Perusahaan menggunakan Internet untuk membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan rekan bisnis serta untuk menjual dan mendistribusikan produk mereka dengan lebih efektif dan efisien. Coupey (2001), Internet adalah komunikasi antara pelanggan, pasar dan jutaan organisasi. Internet memungkinkan seseorang untuk menentukan cara mereka berkomunikasi, baik dengan orang lain maupun seluruh target pasar secara cepat dan mudah. H. E-Marketing Chaffey,
Chadwick,
Johnston,
and
Mayer,
(2006),
E-Marketing
(Electronic Marketing) merupakan suatu proses pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik, khususnya internet. E-marketing mengacu pada perspektif external bagaimana internet dapat digunakan bersama dengan media tradisional untuk mendapatakan dan memberikan layanan kepada pelanggan. Menurut Jagdish and Sharma (2005), e-marketing menciptakan perubahan perilaku yang mendasar dalam bisnis dan konsumen serupa dengan yang terkait dengan pengenalan mobil dan telepon yang mengurangi kebutuhan untuk pendekatan channel. E-marketing menggunakan internet sebagai platform yang memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan, mengurangi biaya transaksi, dan memungkinkan pelanggan untuk berpindah kapan dan dimana saja tanpa menghawatirkan tempat dan waktu. Bedasarkan pendapat Mohammed (2003) pengaruh internet marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan ada 2 yakni: 1. Peningkatan segmentasi. Dengan adanya internet segmentasi pasar semakin luas, karena jangkauan pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah.
104
2. Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis. Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran melalui internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional. I. Blog Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut (Wikipedia Ensiklopedia Bahasa Indonesia, 2015). Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, mulai dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga blog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga blog yang bersifat sebaliknya (non-interaktif).
105
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia yang berlokasi di Desa Jeruk Gamping, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dengan komoditi yang dihasilkan adalah jamur tiram putih. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa di Kecamatan Krian masih belum ada perusahaan atau rumah budidaya yang membudidayakan Jamur Tiram Putih. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian yang akan dilakukan adalah ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2015 sampai bulan Desember 2015. B. Metode Pengumpulan Data Jenis Data Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini adalah data yang mengacu pada usaha jamur tiram putih. Data tersebut berkaitan dengan faktor internal seperti pemasaran, produksi, manajemen, dan keuangan. Selain itu, dibutuhkan juga data faktor eksternal yang langsung mempengaruhi usaha jamur tiram putih seperti kebijakan pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan teknologi dan kompetitif. Data yang digunakan dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan pengamatan langsung sekitar perusahaan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kondisi dan situasi di lapangan. Data sekunder didapat dari studi literatur dari jurnal, buletin, buku, internet yang terkait dengan penelitian ini. Selain itu, data-data dikumpulkan juga dari Badan Pusat Statistik
106
(BPS), Dirjen Hortikultura, serta data-data Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia. C. Alat Yang Digunakan Untuk Penelitian Tabel 5 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dan fungsinya No Alat Fungsi Laptop Lenovo ThinkPad dengan Perangkat keras (hardware) sebagai spesifikasi AMD A8-4500 APU sarana untuk mengolah data dalam 1 with Radeon, RAM 4 GB, 500GB penelitian. HDD Perangkat lunak (software) sebagai Sistem Operasi Windows 7 sarana untuk mengolah data dalam 2 Ultimate 32-bit (6.1, build 7600) penelitian. Perangkat lunak untuk melakukan Adobe Photoshops 7.0 Portable 3 modifikasi gambar dan foto. Corel Draw versi 12.0.0.458 (C) Perangkat lunak untuk melakukan 4 2003 pembuatan desain merek. Perangkat lunak (software) sebagai Microsoft Word 2007 (12.0.4518) sarana untuk mengolah data dalam 5 penelitian. Kamera Hand Phone Vivo Y35 dan Alat untuk pengambilan gambar di 6 Sony C3 lapangan. Browser Engine : Perangkat lunak untuk menjalankan Internet Explorer 8.0 situs online dan menguji performasi 7 Mozilla Firefox 5.1.6 situs online tersebut. Sumber : Peneliti (2015)
107
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih. Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia didirikan pada tahun 2014 oleh Bapak Garda Prasetya. Perusahaan ini berlokasi di Dusun Jeruk RT 2 RW 2, Desa Jeruk Gamping, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan koordinat peta 7o 23’3”LS dan 112o 35’19”BT (Wikimapia, 2015). Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengembangkan usaha budidaya jamur yang berorientasi profit dan menyerap tenaga kerja yang berada disekitar lokasi perusahaan. Perusahaan ini berdiri di atas lahan seluas 30 m² dengan modal awal yang dikeluarkan ketika pendirian sebesar ± Rp 45.000.000,-. Modal awal tersebut digunakan oleh pendiri perusahaan untuk membuat bangunan, kumbung serta pengadaan sarana dan prasarana produksi. Pemilik mendirikan usaha budidaya jamur tiram putih dikarenakan peluang dari usaha ini sangat besar. Saat ini perusahaan memiliki 2 orang tenaga kerja. B. Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan
Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia berlokasi di Dusun Jeruk, RT 2 RW 2, Desa Jeruk Gamping, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan koordinat peta 7o 23’3”LS dan 112o 35’19”BT (Wikimapia, 2015), dengan suhu berkisar 27°C-30°C. Aksesbilitas Kecamatan Krian terhadap ibukota kabupaten sejauh 27 km, dengan ibukota provinsi Jawa Timur sejauh 37 km, dan dengan ibukota Negara Republik Indonesia sejauh 772 km. Secara administratif, Desa Jeruk Gamping, Kecamatan Krian memiliki batas-batas wilayah : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Pasar Baru Krian dan Stasiun Kereta api Krian 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wonoayu 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Prambon 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Prambon
108
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 1 Peta lokasi perusahaan dari arah Universitas Bhayangkara Surabaya Visi dan Misi Perusahaan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia memiliki Visi: Menjadikan perusahaan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan memperkecil tingkat pengangguran. Misi: Perusahaan adalah terus berusaha untuk bangkit dan tidak putus asa untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas setiap unit usaha yang diprioritaskan, dengan sasaran agar secara bertahap mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat sekitar perusahaan. C. Analisis Eksternal
109
Analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan data faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini, analisis eksternal dibedakan menjadi dua yaitu analisis lingkungan untuk mengetahui pengaruh tidak langsung lingkungan dan analisis industri untuk mengetahui pengaruh langsung lingkungan terhadap perusahaan.
Analisis Lingkungan Sekitar Analisis lingkungan sekitar yang dianalisis mencakup aspek politik, kebijakan pemerintah, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi. Adapun uraian mengenai analisis lingkungan makro adalah sebagai berikut.
Politik dan Kebijakan Pemerintah Politik dan kebijakan pemerintah yang berlaku sangat berperan dalam menciptakan kestabilan politik khususnya untuk mendukung situasi dalam berbisnis. Dalam hal politik, dapat dilihat ramalan situasi politik ke depan menurut dua orang pakar yang kompeten. Menurut pengamat politik Sukardi Rinakit (Kompas 29 September 2014) berdasarkan pengalamanan pemilu 2014 dan hasil pemilu 2014 akan menghasilkan situasi politik yang aman. Anies R Baswedan dalam Bulletin of Indonesian Economic Studies (2008) menyatakan dari segi ekonomi, situsasi politik yang kondusif akan membuat kestabilan ekonomi. Sebaliknya, jika situasi politik yang tidak menentu, maka menimbulkan unsur ketidakpastian dalam ekonomi termasuk sektor pertanian. Strategi-strategi pemerintah yang mempengaruhi industri jamur melalui program Kementerian Pertanian Tahun 2014 adalah: 1.
Strategi pembangunan pertanian dari Kementerian Pertanian tahun 2014-2019 dengan landasan revitalisasi pertanian menyatakan salah satu poin dalam revitalisasi pertanian adalah produksi dan ekspor komoditas pertanian termasuk jamur.
2.
Strategi umum untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian adalah mempromosikan dan memproteksi komoditas pertanian termasuk jamur.
110
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa situasi politik ke depan yang aman dan strategi pemerintah yang merujuk pada strategi yang dikemukakan oleh Kementerian Pertanian, dapat mendorong sektor pertanian semakin berkembang dan merupakan peluang bagi industri jamur untuk melakukan pengembangan usaha. Pemerintah juga membuat kebijakan untuk membina Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Pemerintah mengeluarkan bentuk (skim) perkreditan yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program atau kebijakan pemerintah yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia yaitu memberikan bantuan modal kepada UKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tujuan dari KUR adalah : 1. Untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UKM 2. Untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UKM dan koperasi serta 3. Untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Kredit Usaha Rakyat dapat diperoleh melalui beberapa bank besar milik pemerintah dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.
Ekonomi Faktor ekonomi merupakan faktor yang berkaitan dengan sistem ekonomi suatu perusahaan beroperasi. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat mempengaruhi suatu kinerja perusahaan yang sedang berjalan. Adapun faktor ekonomi yang mempengaruhi Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah: 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kondisi perekonomian Indonesia secara menyeluruh dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2010 hingga 2014 seperti pada Tabel 6 berikut.
111
Tabel 6 Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) menurut jenis lapangan usaha di Indonesia berdasarkan harga berlaku periode 2010 – 2014 (Miliyar Rp) Tahun Lapangan No Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian, Peternakan, 1 985.470,5 1.091.447,1 1.193.452,9 1.310.427.3 1.446.722,3 Kehutanan dan Perikanan Pertambangan 2 dan 719.710,1 876.983,8 972.458,4 1.026.297 1.058.750,2 Penggalian Industri 3 1.599.073,1 1.806.140,5 1.972.523,6 2.152.802,8 2.394.004,9 Pengolahan Listrik, Gas 4 dan Air 49.119,0 55.882,3 62.271,6 70.339,6 81.131,0 Bersih 5 Bangunan 660.890,5 753.554,6 844.090,9 907.267,0 1.014.540,8 Perdagangan, 6 Hotel dan 882.487,2 1.023.724,8 1.148.791,0 1.301.175,0 1.473.559,7 Restoran Pengangkutan 7 dan 423.172,2 491.287,0 549.105,4 635.302,9 745.648,2 Komunikasi Keuangan, Persewaan 8 466.563,8 535.152,9 598.433,3 682.973,2 771.961,5 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa – Jasa 660.365,5 785.014,1 889.798,8 1.000.691,7 1.108.610,3 Total 6.446.851,9 7.419.187,1 8.230.925,9 9.087.276,5 10.094.928,9 Sumber : Badan Pusat Statistik (2015) Dari Tabel 6 diketahui bahwa PDB atas dasar harga yang berlaku mengalami peningkatan sebesar 9,9 %. Laju pertumbuhan PDB untuk sektor pertanian meningkat sebesar 10,40 %. Peningkatan perekonomian Indonesia dalam subsektor hortikultura dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan PDB komoditas hortikultura Indonesia yang menunjukkan perkembangan positif pada beberapa komoditi terutama pada komoditas sayuran. Komoditas sayuran pada tahun 2011 sebesar 25.587 milyar rupiah mengalami peningkatan sebesar 10,23 %. Kemudian, pada tahun 2012 sebesar 28.205 milyar rupiah terjadi peningkatan sebesar 8,15 % menjadi 30.506 milyar rupiah. Hal
112
tersebut dapat menjadi peluang bagi industri jamur untuk mengembangkan usahanya. 2. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan Tarif Dasar Listrik Indikator ekonomi juga dapat dilihat dari kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif Dasar Listrik atau TDL. Pencabutan Subsidi BBM yang berakibat naiknya harga BBM serta kenaikan TDL pada tanggal 1 Januari 2015 berdampak pula pada semua industri termasuk jamur (Rieke Diah Pitaloka dalam Republika Online edisi 4 Januari 2015). Bahan Bakar Minyak atau BBM dan listrik merupakan salah satu unsur dalam proses produksi usaha jamur, maka dengan naiknya BBM dan TDL akan mengakibatkan naiknya biaya produksi untuk usaha jamur. Hal tersebut akan menjadi ancaman bagi perusahaan yang ada dalam industri jamur. 3. Kenaikan Harga Pangan Chatib Basri, Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus pengamat ekonomi Universitas Indonesia dalam Kompas edisi 27 Maret 2015 mengatakan tren kenaikan harga komoditas pangan di dunia diperkirakan masih terus berlangsung. Hal ini harus dilihat sebagai peluang karena adanya kenaikan harga pangan termasuk di dalamnya adalah jamur, merupakan peluang bagi industri jamur untuk meningkatkan pendapatan. Pendapatan yang meningkat merupakan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan usaha. Sosial dan Budaya Meningkatnya aktivitas masyarakat perkotaan mengakibatkan mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk memasak makanan. Makanan siap saji atau fast food merupakan suatu alternatif pemenuhan kebutuhan akan pangan. Pola hidup masyarakat mulai beralih kepada pemenuhan kebutuhan yang praktis tanpa memikirkan kandungan gizi dan efek yang ditimbulkan. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan masyarakat, masakan siap saji atau fast food yang semula menawarkan kemudahan akan pemenuhan kebutuhan akan pangan dilihat sebagai pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Penyakit
113
degeneratif yang banyak bermunculan yang disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak baik antara lain adalah penyakit kanker, jantung serta tekanan darah tinggi. Kondisi kesehatan yang semakin buruk karena pola hidup yang tidak baik membuat masyarakat sadar dan semakin mengerti akan arti penting kesehatan. Salah satu cara yang ditempuh adalah perubahan pola makanan yang dikonsumsi. Masyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Sayuran dan buah-buahan semakin diminati oleh masyarakat yang sadar akan arti penting kesehatan karena kebutuhan akan vitamin serta serat yang terkandung di dalamnya. Salah satu sayuran yang mempunyai banyak manfaat akan kesehatan adalah jamur. Jamur merupakan salah satu produk pertanian dari komoditas hortikultura yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi mampu mensubstitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker, jantung, kolesterol, anti bakteri, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, anti virus, menormalkan tekanan darah, menormalkan kadar gula darah, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kerja ginjal, meningkatkan fungsi hati, meningkatkan kerja sistem syaraf, meningkatkan potensi seksual, meningkatkan kerja paru-paru, mengurangi stress, dan mengurangi pengapuran (Wira, 2012). Semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi sayuran menjadi peluang bagi perkembangan komoditas jamur tiram putih. Dapat dilihat pada tabel berikut mengenai perkembangan penduduk Kabupaten Sidoarjo yang semakin meningkat tiap tahunnya. Tabel 7 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012 – 2014 No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2012 1.978.275 2 2013 2.049.038 3 2014 2.129.463 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo (2015) Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo sebanyak 1.978.275 jiwa mengalami peningkatan pada tahun
114
2013 sebesar 0,97 % menjadi 2.049.038 jiwa. Kemudian di tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,96 % menjadi 2.129.463 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasar jamur. Hal tersebut tentunya dapat dijadikan sebagai peluang yang baik untuk industri jamur di Indonesia. Teknologi Teknologi sangat mempengaruhi jalannya suatu usaha yang sedang dijalankan. Penggunaan teknologi yang semakin canggih dapat membantu memperlancar suatu usaha. Maka dari itu, perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan teknologi setiap waktunya. Penerapan teknologi yang baru akan mempengaruhi perencanaan perusahaan pada produk baru atau perbaikan produk lama sehingga meningkatkan penjualan atau pemasaran. Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia saat ini sudah menerapkan teknologi semi modern. Modal yang masih terbatas menjadi hambatan perusahaan untuk mengembangkan usahanya menggunakan peralatan yang lebih modern. Namun, hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia karena sejauh ini perusahaan masih mampu untuk memproduksi jamur tiram putih segar dengan baik. Teknologi yang diterapkan perusahaan saat ini adalah dengan menggunakan satu alat sterilisasi dengan menggunakan pembakaran dari tabung gas berukuran 3,5 kg. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting untuk menunjang berjalan suatu usaha. Teknologi smartphone dan internet dapat digunakan perusahaan agar mempermudah akses informasi mengenai jamur tiram putih serta membantu memperluasan pasar melalui kegiatan promosi. Alat informasi seperti telepon genggam dapat digunakan untuk mempermudah transaksi antara pengusaha, pemasok serta konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia masih diterapkan secara sederhana yaitu melalui mulut ke mulut. Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri meliputi Ancaman masuknya pesaing baru, Ancaman produk substitusi, Daya tawar pemasok, Daya tawar pembeli, Persaingan antar
115
perusahaan sejenis. Adapun uraian mengenai analisis lingkungan industri adalah sebagai berikut. Ancaman Masuknya Pesaing Baru Masuknya pesaing baru dapat menjadi ancaman dalam suatu usaha yang sedang dijalankan. Saat ini prospek usaha yang baik dan masih terbuka luas membuat para pengusaha semakin tertarik untuk masuk ke dalam industri usaha jamur tiram putih, baik berskala kecil, menengah maupun besar. Dalam memulai usaha jamur tiram putih sebenarnya tidaklah harus memerlukan dana investasi yang besar. Hal tersebut akan bergantung dengan skala usaha yang akan dijalankan. Selain itu, proses produksinya masih bersifat sederhana dan tidak selalu membutuhkan teknologi canggih menjadi alasan pada pesaing baru untuk memulai usaha jamur tiram putih. Produk yang dihasilkan oleh para pengusaha jamur tiram putih pun sebagian besar mengalami karakteristik dan jenis produk yang hampir sama yaitu jamur tiram putih segar. Ancaman Produk Substitusi Definisi dari produk substitusi adalah produk pengganti atau produk yang bisa menggantikan. Produk pengganti yang dimaksudkan adalah produk yang mempunyai kemampuan untuk menggantikan fungsi dari suatu produk. Produk substitusi jamur tiram adalah produk yang mempunyai bentuk fisik, fungsi serta kandungan yang sama atau hampir sama dengan jamur. Adapun fungsi dari jamur tiram adalah sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan. Dari hasil analisis dan penelitian tentang jamur tiram, ada beberapa jenis jamur lain yang dapat mensubstitusi jamur tiram. Jamur yang dimaksud adalah jamur kancing, jamur shitake dan jamur merang. Sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan lainnya, hanya mencukupi persyaratan dari segi kecukupan akan serat, sedangkan telur ayam hanya memenuhi kandungan akan asam amino. Dari perbedaan komposisi zat yang dikandung oleh jamur, produk substitusi belum begitu besar perannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman produk substitusi jamur adalah sedang.
116
Daya Tawar Pemasok Pemasok menjadi peran utama dalam keberlangsungan suatu usaha. Perusahaan melakukan kerjasama dengan pemasok tetap dalam memasok bibit atau baglog jamur tiram. bibit atau baglog jamur tiram diperoleh dari tempat penggerajian di wilayah Pacet, Kabupaten Mojokerto. Perusahaan selalu berusaha menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok, hal ini bertujuan agar bibit atau baglog untuk proses produksi tetap tersedia dan mendapatkan harga lebih rendah.
Daya Tawar Pembeli Pembeli merupakan salah satu unsur penting dalam suatu sistem perniagaan. Pembeli merupakan saluran terakhir dari jalur distribusi produk yang menentukan permintaan di pasar, permintaan pasar tersebut yang digunakan untuk menentukan tingkat kapasitas produksi suatu produk. Tingkat produksi yang tepat, akan membawa keuntungan bagi perusahaan dalam bentuk laba optimal (David, 2008). Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia memiliki 2 orang pelanggan tetap. Pelanggan tetap jamur tiram putih Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia berada di wilayah Krian, Kabupaten Sidoarjo. Pelanggan tetap biasanya datang perusahaan untuk mengambil jamur tiram putih. Perusahaan tidak pernah
mendistribusikan
produknya
kepada
pelanggan
tetap,
sehingga
pelangganlah yang mengambil langsung ke perusahaan. Hal tersebut tentunya memberikan keuntungan bagi perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi. Pembelian jamur tiram putih biasanya menggunakan sistem pemesanan terlebih dahulu kepada perusahaan jumlah jamur tiram putih yang akan dibeli. Tetapi Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia juga memiliki pelanggan tidak tetap, dan biasanya pelanggan tidak tetap meminta pesanan jamur tiram untuk diantarkan ke tempat yang bersangkutan. Hal tersebut tentunya membuat harga jamur tiram yang diberikan berbeda dengan harga jamur tiram yang diberikan kepada pelanggan tetap.
117
Persaingan antar Perusahaan Sejenis Tabel 8 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia Faktor Eksternal Peluang Ancaman Politik dan 1. Kebijakan skim Kebijakan kredit UKM Pemerintah 1. Tren kenaikan 1. Kenaikan harga harga jamur BBM dan TDL Ekonomi 2. Peningkatan permintaan jamur 1. Meningkatnya Lingkungan pengetahuan Sosial Budaya masyarakat akan manfaat jamur 1. Sistem teknologi dan informasi Teknologi semakin berkembang
Industri
1. Tidak adanya usaha sejenis dalam bidang pembudidayaan jamur tiram
1. Ancaman pendatang baru 2. Peningkatan persaingan dalam industri sejenis (jamur)
Sumber : Peneliti (2015) Dalam persaingan usaha pada umumnya hal yang diperebutkan adalah posisi suatu perusahaan dalam pangsa pasar, penguasaan saluran distribusi dan lainnya. Dari sekian banyak usaha jamur tiram putih yang dijalankan, terbagi dalam berbagai macam skala usaha. Besar kecilnya skala usaha tergantung dengan ketersediaan modal yang dimiliki. Apabila ketersediaan modal yang dimiliki cukup maka perusahaan pesaing dapat meningkatkan kapasitas produksinya serta memperluas wilayah pasar yang dituju. Menurut pengelola Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia masih belum ada perusahaan maupun rumah budidaya sejenis yang bergerak dalam pembudidayaan jamur tiram. Tidak adanya persaingan usaha sejenis dapat menjadi peluang bagi Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia untuk
118
menguasai pangsa pasar. Dari hasil identifikasi lingkungan eksternal yang mencakup analisis lingkungan dan analisis lingkungan industri, maka dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Adapun ringkasan mengenai peluang dan ancaman, dapat dilihat pada Tabel 8. D. Analisis Internal Analisis internal perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini mencakup bidang pemasaran, produksi atau operasi, manajemen serta keuangan. Pemasaran Untuk menganalisis faktor pemasaran yang dilakukan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia, digunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) atau lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place dan Promotion). Analisis yang lebih jelas mengenai bauran pemasaran, dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1.
Produk (Product) Produk yang dihasilkan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda
Indonesia terdiri dari baglog siap panen, dan jamur tiram putih segar. Penjualan baglog hanya dilakukan jika ada pesanan, karena perusahaan lebih mengutamakan kebutuhan baglog untuk kegiatan budidaya perusahaan yaitu sebanyak 2.000 baglog. Selain baglog siap panen dan bibit jamur, produk utama dari perusahaan yaitu jamur tiram putih segar. Jamur tiram yang dihasilkan oleh rumah budidaya ini, merupakan jamur dengan kualitas yang baik. Jamur dijual kepada pedagang besar yang setiap minggu mengambil ke pemilik rumah budidaya tersebut. Pemilik tidak mengantar sendiri jamur tiram yang akan dijual dengan alasan biaya transportasi yang lebih mahal. Akan tetapi pemilik rumah budidaya milik Bapak Garda masih belum memiliki label untuk kemasan jamur tiram segar, sehingga banyak orang yang tidak tahu akan produk jamur tiram dari rumah budidaya milik Bapak Garda. 2.
Harga (Price)
119
Penetapan harga yang dilakukan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia meliputi harga jamur tiram dan baglog siap panen. Penentuan harga ditetapkan berdasarkan biaya produksi dan harga yang berlaku dipasar. Untuk harga jamur tiram, perusahaan menetapkan harga sebesar Rp 15.000 per kg. Untuk harga baglog siap panen Rp 2.000 per baglog. 3.
Distribusi (Place) Rumah budidaya ini memiliki lokasi yang strategis, tidak jauh dari jalan
raya dan pasar serta didukung oleh sarana transportasi yang memadai. Rumah budidaya milik Bapak Garda memiliki beberapa saluran distribusi. Jamur tiram putih segar dipasarkan ke pedagang besar dan pedagang pengecer untuk dijual kembali ke pasar yang berada diwilayah Krian dan sekitarnya, seperti Pasar Krian, Pasar Prambon, Pasar Wonoayu, dan lainnya. Para pembeli seperti pedagang besar setiap minggu mengangkut sendiri barang pesanannya. Selain pedagang besar dan pedagang eceran, konsumen rumah tangga juga diperbolehkan langsung membeli ke perusahaan. 4.
Promosi Promosi belum dilakukan secara optimal karena masih terbatas pada
penyebaran informasi secara langsung dari mulut ke mulut serta kemasan produk yang tidak memiliki label. Apabila promosi bisa ditingkatkan ditambah serta penambahan label pada kemasan, maka akan lebih dikenal oleh banyak calon konsumen sehingga alternatif untuk menjual menjadi lebih banyak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa promosi Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia masih kurang, sehingga hal tersebut merupakan kelemahan bagi perusahaan. Produksi atau Operasi Produk yang dihasilkan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah baglog siap panen dan jamur tiram putih segar. Rata-rata produksi jamur tiram putih segar setiap minggunya yaitu 100 – 150 kg. Peralatan produksi yang digunakan masih tergolong semi modern, karena dalam sterilisasi baglog jamur belum menggunakan autoclave modern. Rumah budidaya ini hanya memiliki 1
120
buah alat steamer dengan kapasitas 400 sampai 500 baglog. Sedangkan untuk pembakarannya menggunakan tabung gas ukuran 3,5 kg. Manajemen Manajemen Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indoensia menghadapi beberapa kendala yang dihadapi dalam mengatur manajemen. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),
pelaksanaan
(actuating)
dan
pengawasan
(controling). Fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam menjalankan kegiatan agar semua aktivitas dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan dalam Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia dimulai dari perekrutan karyawan serta produksi yang akan diperoleh pada saat panen. Para karyawan direkrut berasal dari masyarakat sekitar perusahaan dimana hal tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan yaitu untuk membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Penempatan posisi karyawan tidak berdasarkan pendidikan, knowledge, ataupun skill. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Adapun mengenai produksi jamur, perusahaan merencanakan untuk terus meningkatkan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan jamur tiram putih dipasar dan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. 2. Pengorganisasian (Organizing)
Pemilik perusahaan berperan sebagai direktur yang memegang kekuasaan dan mengambil keputusan yang akan diambil oleh perusahaan. Pemilik perusahaan dibantu oleh Ibu Anik, yang bertugas sebagai pengelola usaha. Ibu pipoh bertugas dibidang keuangan, pemasaran, administrasi, dan produksi. Kualitas dan kuantitas SDM masih sepenuhnya dikontrol oleh pemimpin perusahaan. 3. Pelaksanaan (Actuating)
121
Dari seluruh kegiatan perusahaan yang telah terlaksana, semua diharapkan dapat berjalan sesuai prosedur yang ada di perusahaan. Pengelolaan meliputi kegiatan dalam memimpin, memberi petunjuk, memberi instruksi dan memotivasi karyawan. Untuk fungsi penggerakan ini sepenuhnya dilakukan oleh Pemimpin perusahaan dan pengelola. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan yang dilakukan perusahaan selama ini adalah pengawasan terhadap hasil produksi, baik dalam ketepatan waktu, serta kualitas. Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja karyawan. Pengawasan juga dilakukan perusahaan mulai dari pasokan input, proses produksi, perawatan, pemanenan dan pemasaran. Pengawasan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memastikan berlangsungnya kegiatan perusahaan agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengawasan meliputi pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dilakukan agar tidak adanya faktor-faktor yang dapat menghambat kegiatan, misalnya terganggunya pasokan input, kesalahan proses produksi, dan lain-lain. Sedangkan pencegahan dilakukan pada saat perusahaan menemukan adanya gangguan dalam kegiatan operasionalnya sehingga diperlukan tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya pada saat panen ternyata hasil tidak sesuai dengan rencana karena adanya serangan hama dan penyakit, maka secara ekonomis perusahaan mengalami kerugian. Kemudian perusahaan mengambil tindakan berupa perbaikan dalam proses kegiatan budidaya dan pemeliharaan jamur tiram putih di kumbung produksi. Keuangan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia didirikan menggunakan modal pribadi pemilik tanpa menggunakan pinjaman. Usaha jamur dimulai dengan modal investasi sebesar kurang lebih Rp 45.000.000,00. Tanpa adanya pinjaman, maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar hutang, akan tetapi disisi lain menyebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha. Laba perusahaan yang telah didapatkan perusahaan selama ini belum cukup untuk membangun atau perluasan kumbung lagi dan
122
melakukan promosi. Menurut pemilik, laba perusahaan belum cukup untuk mendanai pengembangan usaha. Pencatatan keuangan perusahaan hanya menggunakan catatan keuangan sederhana, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem administrasi keuangan perusahaan masih sederhana. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kelemahan perusahaan adalah keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha serta sistem administrasi keuangan masih sederhana. Dari hasil identifikasi lingkungan internal yang mencakup bidang pemasaran, produksi atau operasi, manajemen serta keuangan, maka dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Adapun ringkasan mengenai peluang dan ancaman, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Faktor-Faktor Lingkungan Internal Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia Faktor Internal
Kekuatan
Pemasaran
1. Produk yang dihasilkan berkualitas 2. Lokasi usaha yang strategis
1. Promosi yang dilakukan masih sederhana 2. Kemasan yang belum berlabel
1. Mampu menjual baglog jamur tiram yang siap panen
1. Kapasitas produksi jamur tiram belum optimal 2. Teknologi yang digunakan semi modern
Produksi atau Operasi
Manajemen
Kelemahan
1. Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok 2. Komunikasi terjalin dengan baik antara pemilik dan karyawan 1. Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha 2. Sistem administrasi dan keuangan masih sederhana
Keuangan Sumber : Peneliti (2015)
D. Formulasi Strategi Dengan Menggunakan Matriks SWOT Penggunaan matriks SWOT ini akan diketahui strategi yang harus digunakan secara lebih detail. Matriks SWOT terdiri dari pengembangan empat alternatif
strategi
kekuatan
(Strength),
kelemahan
(Weakness),
peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threat) pada perusahaan. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 10.
123
Tabel 10 Matriks SWOT Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia Kekuatan (Strength) 1. Produk yang dihasilkan berkualitas 2. Lokasi usaha yang strategis 3. Mampu menjual baglog jamur tiram yang siap panen 4. Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok 5. Komunikasi terjalin dengan baik antara pemilik dan karyawan
Kelemahan (Weakness) 1. Promosi yang dilakukan masih sederhana 2. Kemasan yang belum berlabel 3. Kapasitas produksi jamur tiram belum optimal 4. Teknologi yang digunakan semi modern 5. Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha 6. Sistem administrasi dan keuangan masih sederhana Strategi W-O 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi (W3,O1,O2,O3,O6)
Peluang (Opportunities) Strategi S-O Kebijakan skim kredit 1. Menjaga Kualitas Produk UKM (S1,S3,S4,S5,O1,O2, 2. Tren kenaikan harga O3,O4,O5,O6) jamur 3. Peningkatan permintaan 2. Meningkatkan volume 2. Meningkatkan Promosi jamur penjualan jamur tiram putih Jamur Tiram 4. Meningkatnya (S1,S2,S4,S5,O3,O4, (W1,W2,O4,O5,O6) pengetahuan masyarakat O5,O6) akan manfaat jamur 3. Memanfaatkan program 5. Sistem teknologi dan pemerintah untuk perolehan informasi semakin dana berkembang (W4,W5,O1,O2) 6. Tidak adanya usaha sejenis dalam bidang pembudidayaan jamur tiram Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T 1. Kenaikan harga BBM dan 1. Menjaga hubungan baik 1. Memperbaiki sistem TDL dengan pemasok bahan manajemen perusahaan 2. Ancaman pendatang baru baku, pelanggan serta (W6,T2,T3) 3. Peningkatan persaingan seluruh karyawan dalam industri sejenis (S1,S2,S3,S4,S5,T2,T3) 2. Penghematan biaya melalui (jamur) efisensi 2. Melakukan Kerjasama (W3,W5,W6,T1,T2,T3) (S1,S2,T2,T3) Sumber : Peneliti (2015) 1.
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah : 1. Strategi S-O (Strengths-Oportunities) Strategi S-O merupakan strategi yang dapat diterapkan oleh Rumah Budidaya Jamur
Tiram
Garda
Indonesia
menggunakan
kekuatan
internal
untuk
124
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi S-O yang dapat diterapkan oleh oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia yaitu : a. Menjaga kualitas produk yang dihasilkan Jamur tiram putih yang dihasilkan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia memiliki kualitas yang baik. Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia telah melakukan integrasi ke belakang untuk menghasilkan jamur tiram putih yang baik. Selain itu, dengan memanfaatkan jalinan komunikasi yang baik antara pemilik dan karyawannya dapat mendukung segala proses produksi dengan baik. Di dalam usaha budidaya jamur tiram putih ini, kontinuitas dan kualitas bahan baku sangat diperlukan, maka dari itu Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia terus menjalin hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku guna memperlancar proses produksi. Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia harus melakukan pengawasan yang baik untuk mengetahui penyebab utama jika ada penurunan kualitas jamur tiram putih yang dihasilkan. Dengan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia dapat melakukan penanganan dengan cepat untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, perhatian dan peranan pemerintah serta kelembagaan, dapat membantu para petani atau perusahaan yang bergerak dalam usaha budidaya jamur tiram putih merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Peranan pemerintah dan kelembagaan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan penyuluhan, dan diskusi untuk memajukan usaha tersebut. Disamping itu, perkembangan teknologi dan informasi pun dapat membantu serta dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas jamur tiram putih yang dihasilkan. b. Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih merupakan satu hal yang dapat dilakukan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia. Dimana perusahan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang yang ada. Saat ini produksi jamur tiram putih di Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia masih berfluktuasi. Namun, dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya.
125
2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh Rumah
Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah : a. Meningkatkan kapasitas produksi Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pola hidup untuk lebih menerapkan konsep back to nature serta tingkat kesadaran yang semakin tinggi terhadap kesehatan diduga menjadi pemicu peningkatan permintaan terhadap jamur tiram putih. Sebagai mana diketahui selain lezat jamur tiram putih pun mudah dicerna dan berguna bagi bagi para penderita penyakit tertentu. Selain itu, kandungan gizi yang tinggi pada jamur tiram putih dan lebih menyehatkan dibandingkan dengan sumber nutrisi dari protein hewani. Permintaan terhadap jamur yang meningkat belum mampu diimbangi oleh penawaran dari produsen jamur tiram putih. Oleh karena itu, Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan penjualan perusahaan. Peluang tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi. b. Meningkatkan promosi jamur tiram putih Promosi yang dilakukan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia masih dilakukan secara sederhana yaitu dengan cara mulut ke mulut. Sampai sejauh
ini Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia belum memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan kegiatan promosinya. Namun, saat ini peluang tersebut dapat dimanfaat dengan cara promosi melalui internet, iklan melalui koran ataupun majalah serta penyebaran brosur. Selain itu, mengikuti kegiatan yang diadakan oleh dinas atau pun lembaga yang berhubungan dengan usaha jamur tiram putih, dapat membantu memperlancar kegiatan promosi serta pemasaran produk jamur tiram putih. Disamping itu, kesadaran masyarkat terhadap kesehatan pun dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Untuk membantu kegiatan promosi, kami membantu Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia mempromosikan produknya dengan cara membuatkan halaman web di internet dengan alamat url http://jatidai.blogspot.com.id
126
Sumber : Peneliti (2015)
Gambar 2 Tampilan Halaman Web untuk kegiatan promosi pada alamat url jatidai.blogspot.co.id (Realisasi E-Marketing pada Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia)
Sumber : Peneliti (2015)
Gambar 3 Tampilan Halaman Web untuk kegiatan promosi sekaligus penyuluhan via blog tentang manfaat jamur tiram pada alamat url jatidai.blogspot.co.id
Selain itu kami juga membuatkan label kemasan yang nantinya akan ditempelkan pada kemasan jamur tiram segar.
127
Sumber : Peneliti (2015)
Gambar 4 Tampilan Label Pada Kemasan Tampak Depan Yang Kami Buat
Sumber : Peneliti (2015)
Gambar 5 Tampilan Label Pada Kemasan Tampak Belakang Yang Kami Buat c. Memanfaatkan program pemerintah untuk perolehan dana Saat ini adanya program pemerintah serta lembaga yang mendukung usaha jamur tiram putih yang bertujuan untuk memperlancar usaha salah satunya dalam masalah permodalan. Progam tersebut dirancang agar masyarakat mudah dalam mengakses perolehan modal yang dibutuhkan. Program yang saat ini dapat digunakan yaitu program dari perbankan dengan tawaran dana tambahan untuk 128
pengembangan usaha seperti kredit usaha. Dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan perekonomian yang semakin positif serta program-program tersebut diharapkan dapat membantu perkembangan usaha jamur tiram putih. 3. Strategi S-T (Strengths-Threats) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal perusahaan. Strategi S-T yang dapat diterapkan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah :
a. Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, pelanggan dan seluruh karyawan Hubungan baik yang telah dijalin dengan pemasok sangat penting untuk dijaga untuk menghadapi ancaman kompetitor yang baru dan lama. Selain itu, hal tersebut perlu dilakukan agar proses kebutuhan bahan baku tetap lancar. Selain itu, Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia harus mampu meningkatkan serta memberikan aturan-aturan dalam bekerja yang lebih baik. Serta pengawasan yang lebih ketat dalam menjalankan pekerjaannya, apabila kondisi tersebut terjadi maka dapat mengganggu kelancaran proses produksi terutama dalam menghadapi ancaman seperti persaingan usaha sejenis dan munculnya pendatang baru. Oleh karena itu Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia harus mampu untuk terus menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok, pengumpul dan seluruh karyawan. b. Kerjasama kemitraan Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kekuatan perusahaan berupa lokasi strategis dan kualitas produk jamur baik. Ancaman usaha yang ada berupa peningkatan persaingan dalam industri jamur tiram putih, dan ancaman pendatang baru. Kerjasama kemitraan adalah kerjasama dengan beberapa perusahaan yang sejenis, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan bargaining power (daya tawar) perusahaan terhadap pemasok dan pembeli. Kerjasama ini bisa dilakukan dalam bentuk pembelian bahan baku dan pemasaran secara bersama.
129
4. Strategi W-T (Weaknesses-Threarts) Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki perusahaan dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi yang diterapkan oleh Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia adalah : a. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan Agar perusahaan berada pada kondisi yang stabil, maka pemimpin perlu mengambil beberapa langkah untuk perbaikan sistem manajemen perusahaan. Pada aspek produksi diperlukan perencanaan yang lebih matang kembali untuk meningkatkan kapasitas produksi agar selaras antara kebutuhan produksi dengan aspek keuangan dan pemasaran. pada aspek keuangan Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia sebaiknya dapat menerapkan sistem keuangan yang lebih profesional secara lebih terperinci sehingga dapat memudahkan dalam pencatatan keuangan. Sedangkan untuk aspek pemasaran perusahaan dapat memperluas jaringan pemasaran seperti melakukan pemasaran ke pasar-pasar modern. Srategi ini dapat dilakukan untuk menghadapi tingkat persaingan usaha sejenis maupun pendatang baru. b. Penghematan biaya melalui efisiensi Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa kapasitas produksi
jamur
tiram
belum
optimal
dan
keterbatasan
modal
untuk
mengembangkan usaha. Ancaman usaha yang dihadapi berupa kenaikan harga BBM dan TDL , peningkatan persaingan dalam industri jamur tiram putih, dan ancaman pendatang baru. Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan banyak kelemahannya, sehingga kemungkinan perusahaan hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya penghematan melalui efisiensi biaya total, perusahaan diharapkan masih bisa bertahan.
130
Simpulan dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tang telah dilakukan mengenai Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perusahaan memiliki 11 faktor internal yang meliputi 5 kekuatan dan 6 kelemahan. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah jamur tiram putih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kelemahan utamanya adalah kapasitas produksi belum optimal. Kemudian, terdapat 9 faktor eksternal yang terdiri dari 6 peluang dan 3 ancaman. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah pertumbuhan ekonomi yang positif sedangkan kelemahan utamanya adalah persaingan usaha sejenis.
2.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Albert Humphrey (1960) tentang analisis SWOT yang menjelaskan tentang kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman di lingkungan perusahaan, maka matriks SWOT pada Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia sebagai berikut: strategi yang dirumuskan diperoleh 9 strategi yaitu meningkatkan penjualan jamur tiram putih, menjaga kualitas produksi jamur tiram putih yang dihasilkan, meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan promosi jamur tiram putih, memanfaatkan program pemerintah dan lembaga usaha komoditi jamur untuk perolehan modal, memperbaiki manajemen perusahaan dan menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, pelanggan dan seluruh karyawan, Penghematan biaya melalui efisiensi serta melakukan kerjasama atau menjalin mitra.
B. Saran Saran – saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan usahanya adalah : 1.
Sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Satria (2012), Meningkatkan kapasitas produksi dengan salah satu cara menambah
131
kumbung baru untuk budidaya jamur tiram putih. Dengan penambahan kumbung baru maka jumlah produksi jamur tiram putih pun dapat meningkat. 2.
Melakukan peminjaman modal dari lembaga keuangan seperti Bank atau lembaga yang terakit dengan usaha jamur tiram putih untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui penggunaan lahan, sewa lahan sampai membeli lahan baru untuk budidaya jamur tiram putih. Selain itu, keperluan pembelian sarana prasarana produksi juga.
3.
Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih agar seluruh permintaan jamur tiram putih Rumah Budidaya Jamur Tiram Garda Indonesia dapat terpenuhi.
4.
Meningkatkan promosi online melalui media sosial, seperti BlackBerry Massanger (BBM), Facebook, Line, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun aaaaaa2012-2015. Sidoarjo : Badan Pusat Statistik _______. 2015. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) menurutajenis lapangan usaha di Indonesia berdasarkan harga berlaku periode 2010–aaaaaa2014. Surabaya : Badan Pusat Statistik Cahyana, Y.A. 2013. Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis Usaha Jamur Tiram. aaaaaaJakarta : Penebar Swadaya. Chaffey, D., Mayer R., Johnston K., and Elliss-Chadwick. 2006. Internet aaaaaMerketing : Strategy, Implementation, and Practice. England : Prentice Hall David, FR. 2008. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta : Salemba Empat. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode 2011-2013. Jakarta : Ditjen Hortikultura _______. 2014. Pedoman Teknologi Penanganan Pascapanen Jamur. Jakarta : Ditjen Hortikultura
132
________. 2014. Standar Operaional Prosedur (SOP) Penanganan Pascapanen Jamur Tiram. Jakarta : DitjenaHortikultura ________. 2014. Konsumsi dan Produksi Jamur di Indonesia Tahun 2011-2013. Jakarta : Ditjen Hortikultura Elbert, Ronald J. & Ricky W. Griffin. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta : Prehalindo Kottler, Philip & Garry Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip pemasaran jilid 1. aaaaaaJakarta : Erlangga Kottler, Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran jilid 1. aaaaaaJakarta : Erlangga Nurjayadi. 2012. Perbandingan Kandungan Gizi Jamur Dengan Bahan Makanan aaaaaLain. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka. Suriawiria. 2010. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu. Jakarta : PT Penebar aaaaaaSwadaya. Link Terkait : id.m.wikipedia.org/wiki/jamur_tiram.html, diakses 26 November 2015, pukul 8.10 WIB m.bisnis.com/industri/read/dirjen-hortikultura.html, diakses 26 November 2015, pukul 8.23 WIB www.bps.go.id, diakses 26 November 2015, pukul 8.25 WIB www.ditbenih.hortikultura.pertanian.go.id, diakses 26 November 2015, pukul 8.45 WIB www.hortikultura.pertanian.go.id, diakses 26 November 2015, pukul 8.50 WIB www.pertanian.go.id, diakses 26 November 2015, pukul 8.50 WIB www.google.co.id sebagai domain atau induk search engine pada Internet
133
Lampiran
Kegiatan Pendampingan di Bidang Teknologi kepada pemilik UKM
Foto Bersama Dengan Pemilk UKM Setelah Kegiatan Diskusi
134
Kegiatan Pendataan
Kegiatan Diskusi dengan Pemilik UKM
135
Sertifikat Penghargaan Yang Diberikan Kepada Pemilik UKM
Penyerahan Sertifikat Penghargaan Kepada Pemilik UKM
136
Sertifikat Penghargaan Untuk Mahasiswa
Desain Stempel untuk UKM
137
Kegiatan Diskusi Untuk Merumuskan Strategi Dalam Analisis SWOT
138
III. ukm keripik ceker PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang strategis dalam
pembangunan
ekonomi
nasional
karena
selain
berperan
dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, keberadaan UKM ditengah masyarakat
juga
memberikan
andil
terhadap
pendistribusian
hasil-hasil
pembangunan.Sejak krisis ekonomi menimpa negara kita beberapa waktu belakangan ini, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) justru terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut dibandingkan dengan usaha-usaha lain yang lebih besar.Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengembangan UKM kedepannya perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pihak yang memiliki kekuasaan untuk membuat suatu kebijakan diharapkan bisa mendukung penuh pertumbuhan UKM dengan meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil.Selain itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar kedepannya UKM-UKM yang ada bisa bersaing di era globalisasi.Karena UKM sering terlilit hambatan dalam perluasan jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena itu produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan hal itu menyebabkan kesulitan menembus pasar nasional apalagi ke pasar internasional. Oleh karena itu, kami melakukan observasi di salah satu UKM guna mengetahui mekanisme kerja di dalamnya serta berpartisipasi secara
aktif maupun pasif guna membantu
mengembangkan UKM tersebut melalui pemasaran kecil-kecilan. Kami melakukan penelitian UKM Keripik Ceker Ayam yang berada di Gg.Simokerto
139
Tebasan no 1 Rt 44/05 Kecamatan Tambaksari Kelurahan Simokerto Kota Surabaya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peluang membuka usaha kecil keripik Ceker Ayam serta keuntungan dan kerugian mendirikan ukm tersebut? 2. Bagaimana caranya agar UKM Ceker Ayam mampu membuat brand produk menjadi Top Of Mind kepada masyarakat baik intern maupun extern ? 3. Bagaimana usaha Keripik Ceker dapat diecerkan dengan cara memasarkan tanpa toko ?
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN A. Tujuan Penelitian Dalam pelaksanaan observasi sampai penyusunan makalah mempunyai tujuan yaitu Sebagai pelaksanaan tugas Kuliah mata kuliah manajemen Pemasaran yang diajar oleh Dr.Muslichah Erma Widiana, MM. Sebagai media pembelajaran mengenai UKM. Mengetahui lebih dalam lagi UKM yang ada di sekitar daerah Simokerto serta sebagai pemahaman lebih jelas tentang UKM untuk dapat mengalih lebih dalam lagi tentang pengetahuan berwirausaha baik melalui toko maupun tanpa toko. Serta mampu dapat mengaplikasikan akan keberadaan UKM Keripik Ceker milik pak H. Aswi kepada warga kampung Jalan Simokerto. B. Manfaat Penelitian Adapun manfaat diadakannya penelitan ini yaitu bertujuan untuk meningkatkan kualitas baik secara intern maupun extern peneliti didalam menjalankan perintah observasi kepada UKM Keripik Ceker Ayam. Peneliti mampu membuka lapangan kerja pribadi menggunakan modal secukupnya dengan cara menjadi pengusaha pengecer tanpa toko. Peluang usaha ini sangat luas dan mudah sekali untuk dikembangkan baik oleh individu maupun kelompok organisasi (perusahaan).
140
Adapun Biografi serta Denah Lokasi pemilik UKM Keripik Ceker Ayam adalah sebagai berikut: a. Biografi Pemilik Nama
: H. Aswi / H. Imam Hambali
Umur
:46
Jenis usaha
: Keripik Ceker Ayam
Alamat
: Jl. Tambak Segeran 44 Surabaya
Tahun berdiri
:1996 – Sekarang masih berdiri dan terus berkembang.
b. Denah Lokasi
Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 1 Denah lokasi UKM Keripik Ceker Ayam
141
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ceker Ceker ayam merupakan bagian tubuh ayam pada kaki.Biasanya kurang dianggap dalam usaha ayam potong.Bahkan harganya pun relatif murah.Tetapi belakangnya, ceker ayam sudah mulai diinovasikan.Banyak contoh kuliner yang memanfaatkan ceker ayam. Misalnya soto ceker ayam, gulai ceker ayam, mie ceker ayam, bakso ceker ayam dan lebih terkenal lagi di jalanan menjual jajanan Ceker Pedas.Ceker ayam sebenarnya adalah limbah dari penjual daging ayam, namun sangat digemari orang sebagai masakan yamh tidak kalah lezatnya, Dimana-mana tempat warung yang menyediakan menu ceker ayamtak pernah sepi pembeli.Rasa dan Aroma khas dari tulang rawan ceker ayam mampu membangkitkan selera makan bagi para penggemarnya. Namun tak sedikit pula orang yang merasa geli melihat makanan ini, sehingga tidak pernah tertarik sama sekali. Kerupuk Ceker Ayam pertama kali dipasarkan oleh UKM yang didirikan bapak H. Aswi adalah dalam bentuk bal-balan yang artinya dalam jumlahn besar seperti 5-10kg.UKM keripik Ceker ini juga menjual dalam bentuk kemasan kecil yang biasanya di jual ke pusat oleh-oleh.Kemasan kecil inilah yang dijual oleh pedagang eceran atau grosir baik dalam jumlah besar maupun kecil, kemasan kecil ini juga dapat dijual eceran melalu media elektronik dengan penjualan online. Ataupun bias ditawarkan langsung ke kerabat kerja atau teman dekat. a. Sumber protein Komposisi gizi per 100 gram ceker ayam dapat dilihat pada tabel. Ceker ayam mengandung protein dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kandungan lemak dan karbohidratnya, masing-masing sebanyak 19, 8, dan 0,4 gram per 100 gram ceker. Keberadaan protein yang cukup tinggi tersebut memberikan indikasi bahwa ceker ayam sangat bagus untuk dikonsumsi oleh anak-anak yang sedang mengalami proses tumbuh kembang.
142
Tabel 1 Komposisi Zat Gizi Per 100 Gram Ceker Ayam Zat Gizi Energi(kkal) Protein (g) Karbohidrat (g) Lemak(g) Vitamin A(IU) Asam folat (mkg) Kolin (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Asam lemak omega-3 (mg) Asam lemak omega-6 (mg)
Jumlah 150 19 0,4 8 100 86 13 88 83 187 2.571
Sumber: www.nutritiondara.com (2008)
Fungsi protein antara lain untuk membangun jaringan tubuh yang baru dan mengganti jaringan yang rusak, merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh. Menyusun hormon, enzim, dan substansi biologis lainnya, seperti antibodi dan hemoglobin. Dengan demikian pemenuhan terhadap kebutuhan protein merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kesehatan masyarakat luas.Adapun manfaat kolagen merupakan jenis protein yang banyak terdapat pada ceker ayam. Kolagen tersebar pada jaringan penghubung otot, sehingga sangat berperan penting dalam perkembangan dan kerja otot. Suatu kolagen akan terus berkembang menjadi kolagen-kolagen yang baru, sehingga pertumbuhan otot dapat
berlangsung dengan semestinya.Kolagen ceker ayam
mempunyai
kemampuan sebagai antihipertensi (dapat menurunkan tekanan darah). Hal ini dikarenakan kolagen dapat menurunkan kadar enzim renin, yaitu suatu enzim yang dapat mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I.Selanjutnya angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II, suatu senyawa peptida penyebab hipertensi. Dengan demikian, terhambatnya kerja renin oleh kolagen, merupakan tahap awal dalam pencegahan hipertensi.Kolagen juga dapat berperan sebagai antigen imunogenik.Antigen imunogenik merupakan komponen yang dapat merangsang sistem imun (kekebalan), sehingga tubuh mampu melawan virus, bakteri, dan benda asing lainnya yang dapat menimbulkan penyakit.
143
b. Tinggi Kandungan Omega-6 dan Omega Bukan hanya ikan laut, ceker ayam juga kaya akan omega-3. Kandungan omega-3 dan omega-6 dalam ceker ayam cukup tinggi, masing-masing 187 mg dan 2.571 mg per 100 gramnya.Omega-3 dan omega-6 merupakan golongan asam lemak tak jenuh ganda yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Menurut Sizer & Whitney (2008), peran omega-3 dan omega-6 bagi tubuh adalah untuk: (1) pertumbuhan otak; (2) rileksasi pembuluh darah, sehingga dapat mengurangi tekanan darah; (3) mendukung atau membantu sistem imunitas tubuh.Walaupun tidak mengandung daging, ceker ternyata merupakan bagian dari tubuh ayam yang paling gurih.Ceker ayam terdiri atas komponen kulit, tulang, otot, dan kolagen.Komponen-komponen inilah yang menyebabkan ceker berasa gurih dan kenyal. Jika dimasak, ceker akan mengeluarkan kaldu yang lebih pekat dan kental dibandingkan dengan kaldu dari bagian tulang lainnya. B. Penjualan Eceran a. Pengertian Eceran atau disebut pula ritel (bahasaInggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil (Wikipedia bahasa Indonesia). Pada umumnya penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk digunakan secara pribadi dan bukan bisnis. Barry Berman dan Joel R. Evans (1998:3) menyatakam bahwa :“Retailing consists of those businnes activities involved in the sale of goods services om consume for their personal, family, or household use. It is the final stage in the distribution process”. Usaha eceran meliputi aktivitas bisnis yang terdapat dalam penjualan
144
barang dan jasa kepada konsumen untuk keperluan pribadinya, keluarga, atau kebutuhan rumah tangga. Usaha eceran adalah bagian akhir dari proses distribusi. Dan menurut Philip Kotler (1997:170) menyatakan bahwa: “Usaha eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Pengecer atau toko eceran adalah usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari penjualan eceran”. Dalam Keputusan Memperindag No. 23/MPP/Kep/1998 tentang Lembagalembaga Usaha Perdagangan adalah : Yang dimaksud dengan Pedagang Pengecer (Retailing) adalah perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. Namun demikian, dalam persaingan bisnis ritel saat ini tidak tertutup kemungkinan bahwa telah terjasi overlapping antara wholesale trade services (grosir) dengan retailing services, sehingga mengakibatkan pedagang pengecer disamping harus bersaing dengan sesama pedagang pengecer juga harus bersaing dengan grosir (yang bertindak sebagai pengecer). Sesuai dengan Kepmenperindag No. 23 tersebut, grosir sebenarnya dibatasi hanya menjual barang dalam partai besar sub-distributor atau pedagang pengecer. Dari ketiga pendapat ini dapat disimpulkan bahwa penjualan eceran merupakan semua kegiatan akhir dari proses distribusi, dimana yang melakukan kegiatan tersebut adalah pedagang pengecer (retailer) yang bisa perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. b. Fungsi Penjualan Eceran (Retailers)
Dalam suatu saluran distribusi, pengecer, memainkan peranan penting sebagai penengah antara para produsen, agen dan para supplier lain dengan konsumen akhir. Pengecer mengumpulkan berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai sumber dan menawarkannya kepada para konsumen.Jenis-jenis barang yang
beragam
memungkinkan
para
konsumen
untuk
melakukan
one-
stop-shopping, dan para konsumen dapat memilih dan membeli berbagai versi produk dengan jumlah yang mereka inginkan. Menurut Asep St Sujana (2000:13)
145
menyatakan bahwa ada empat fungsi utama pedagang atau penjualan eceran, yaitu sebagai: 1. Perantara antara distribusi dengan konsumen akhir. 2. Penghimpun berbagai kategori jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen. 3. Tempat rujukan untuk mendapatkan (to choose, to find) barang yang dibutuhkan konsumen. 4. Penentu eksisitensi barang dari manufacture di pasar konsumsi (consumtion market). c. Jenis-jenis Penjualan Eceran Philip Kotler (1997:564), penjualan eceran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, antara lain dilihat dari: Toko pengecer terdiri dari specialty store, department store, supermarket/pasar swalayan, convenience store, super store, hyper market, discount store, off price retailer, dan catalog showrooms. Penjualan eceran tanpa toko terdiri dari direct selling, one to one selling, one to many (party) selling, multilevel marketing, direct marketing, dan automatic vending. Penjualan eceran dilihat dari sudut pandang organisasi pengecer terdiri dari corporate chaim store, voluntary chaim, retailer cooperative, consumer cooperative, franchise organization dan merchandising conglomerate. Jadi organisasi-organisasi pengecer sangat beragam dengan bentuk-bentuk baru yang bermunculan, beberapa jenis yang sudah dikenal antara lain: pengecer toko (store retailing), penjualan eceran tanpa toko (non store retailing) dan berbagai organisasi eceran (retailing organization). C. Bauran Penjualan Eceran a. Pengertian Menurut Heni Iswati (1997:10) : “Bauran Penjualan eceran adalah kombinasi dari lokasi, harga, promosi, display, service langganan dan variasi produk yang digunakan untuk memuaskan pasar sasaran”.
146
b. Unsur-unsur Bauran Penjualan Eceran Adapun alat-alat bauran penjualan eceran dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kelengkapan barang (merchandising) Menurut Buchari Alma (2002:19) menyatakan bahwa: “Merchandising ialah kebijakan kaum produsen untuk mendekatkan hasil produksinya kepada selera konsumen”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa merchandising merupakan aktivitas yang mengusahakan agar barang dan jasa
yang
khusus/istimewa disediakan pada tempat, waktu, dan harga serta dalam jumlah ynag tepat sesuai dengan selera konsumen yang memungkinkan perusahaan mencapai tujuan. 2. Harga (Price) Harga merupakan totalitas yang harus dibayar konsumen untuk memperoleh suatu produk.Harga yang ditetapkan oleh minimarket selain untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan harus juga menempatkan nilai suatu produk yang diterima konsumen.Setiap pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi, mulai ndari yang murah hingga yang sangat mahal. 3. Lokasi (location) Dalam pemilihan lokasi penjual eceran harus diperhatikan beberapa alternatif seperti yang dikemukakan Philip Kotler (Terjemahan Teguh dan Ronny A. Rusli, (1997:183) bahwa: “Pengecer memiliki pilihan untuk menempatkan tokonya di daerah pusat bisnis, pusat perbelanjaan regional, pusat perbelanjaan dan jalur perbelanjaan.”Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penjual eceran harus memilih lokasi yang tepat untuk menjalankan bisnisnya, baik itu didaerah pusat bisnis, pusat perbelanjaan regional maupun pusat perbelanjaan dan jalur perbelanjaan. 4. Promosi (promotion) Promosi merupakan suatu komunikasi antara penjual maupun pembeli yang bertujuan untuk mengubah sikap, membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan unsur-unsur bauran pemasaran. Irawan et al. (1997:153) menyatakan bahwa: Promosi menunjukan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya,
147
membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut.Alat yang bisa digunakan minimarket untuk melakukan promosi antara lain: periklanan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat dan publisitas, promosi penjualan dan pemasaran langsung. 5. Fasilitas (facility) Fasilitas yang disediakan minimarket seperti sarana parkir, kebersihan, suasana toko, jaminan keamanan dan fasilitas fisik lainnya harus disediakan untuk memenuhi keinginan, kebutuhan dan kepuasan konsumen. Fasilitas yang disediakan penjual eceran adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan citra minimarket. 6. Pelayanan (service) Pelayanan yang dilakukkan minimarket merupakan aktivitas yang didesain untuk menarik, memelihara dan menigkatkan jumlah konsumen, dimana unsur keterampilam personal merupakan faktor yang penting untuk dapat memberikan palayanan yang lebih baik dan cepat,barang, citra, harga, serta biaya pelayanan. 7. Karyawan (personel) Karyawan yang diperlukan minimarket harus memiliki kriteria tertentu, seperti yang dikemukakan Dunne Luseh and Gamble, sebagaimana dikutip oleh Heni Iswani (1997:50) yaitu: 1
Mengerti mengenai prosedur pengadaan barang (merchandiseprocedure)
2
Memiliki kemampuan dalam melayani konsumen
3
Memiliki kemampuan melakukan penjualan.
4
Memiliki pengetahuan tentang barang dan kebijakan took (product merchandise knowledge dan store policy).
Kriteria-kriteria tersebut harus dimiliki oleh seorang karyawan minimarket yang akan mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dari minimarket tersebut.
148
D. Promosi Penjualan a. Pengertian Fandy Tjiptono (1997:229) menyatakan bahwa: Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.Sedangkan Philip Kotler (1997:257) bahwa: Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran, promosi terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Buchari Alma (2001:293) bahwa: Sales promotion artinya adalah memberi insentif atau hadiah kepada konsumen, agar mereka tertarik untuk membeli”. Jadi menurut pendapat diatas, ternyata dalam kegiatan promosi penjualan itu terdiri dari berbagai macam kegiatan yang secara keseluruhan merupakan taktik pemasaran yang berdampak pada terjadinya pembelian dalam jangka panjang waktu relatif pendek dan dirancang untuk merangsang pembelian secepat mungkin oleh konsumen atau pelanggan.
b. Tujuan Promosi Penjualan Tujuan promosi penjualan menurut Buchari Alma (2002:145) menyatakan bahwa: Tujuan penggunaan sales promotion : 1
Menarik pembeli baru
2
Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen-konsumen/langganan lama.
3
Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama
4
Menghindarkan konsumen lari ke merek lain
5
Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas
6
Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas market share panjang. Sedangkan Philip Kotler (1997:259) menyatakan bahwa: Tujuan spesifik
yang ditetapkan untuk promosi penjualan akan berbeda sesuai dengan pasar sasarannya. Untuk konsumen, tujuan mencakup mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar, membangun percobaan diantara bukan pemakai, dan
149
menjauhkan orang-orang yang sering berganti merek dari pesaing.Untuk pengecer membujuk pengecer agar menjual produk baru dan menyimpan tingkat persediaan yang lebih tinggi, mendorong pembelian di luar musim, mendorong penyimpanan produk-produk yang berhubungan, mengimbangi promosi kompetitif, serta membangun kesetiaan merek.Untuk wiraniaga mendorong dukungan untuk produk/model baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan dan mendorong penjualan di luar musim.Tujuan promosi penjualan dituntunkan dari tujuan promosi yang lebih luas, yang diturunkan dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar yang dikembangkan untuk produk tersebut. c. Karakteristik Promosi Penjualan Walaupun alat-alat yang digunakan dalam promosi penjualan seperti kupon, kontes, premi, dan lain sebagainya merupakan suatu gabungan, tetapi alat-alat itu mempunyai cirri-ciri dan karakteristik tersendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Irawan, et al. (1997:166) tentang cirri-ciri alat-alat promosi penjualan. Komunikasi artinya Mereka mendapat perhatian dan biasanya informasi yang diperkenalkan pembeli konsensi perorangan atau andil yang bernilai bagi pembeli. Undangan maksudnya adalah bahwa cara ini mencakup undangan khusus untuk segera terlibat dalam transaksi. Perusahaan memakai promosi penjualan untuk mendapat tanggapan yang lebih kuat dan tepat.Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu.Efek promosi penjualan biasanya hanya sekejap sehingga tidak efektif untuk menanamkan pilihan produk jangka panjang. d. Media-media Promosi Penjualan Program promosi penjualan yang dilakukan untuk membujuk konsumen terdiri dari beragam koleksi kiat-kiat insentif yang dirancang untuk menciptakan produk/jasa tertentu yang lebih cepat dan/atau lebih banyak oleh pelanggan atau pedagang.Philip Kotler (Terjemahan: Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, 1997:272) menyatakan bahwa:Promosi penjualan terdiri dari kiat promosi pelanggan (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang, porongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi gabungan,
150
promosi disilang, tampilan di tempat pembelian, dan demontrasi); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis); dan promosi bisnis dan wiraniaga (pameran perdagangan dan konvensi, kontes bagi wiraniaga, dan iklan khusus).Dalam menggunakan promosi penjualan selain menetapkan
tujuan
perusahaan
juga
harus
memilih
kiat
yang
baik,
mengembangkan program menguji program, menerapkan dan mengendalikannya juga harus mengevaluasi hasilnya. E. Penjualan Pribadi a. Pengertian Harper W. Boyd, et al. (2000:65) menyatakan bahwa: Penjualan perorangan (personal selling) adalah suatu proses membantu dan membujuk suatu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atrau betindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan presentasi oral (komunikasi tatap muka). Sedangkan Fandy Tjiptono (1997:224) menyatakan bahwa: Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan bahwa penjualan perorangan adalah suatu proses yang membantu perusahaan dalam membujuk, membangun preferensi, keyakinan dan tindakan calon pembeli dengan menggunakan komunikasi tatap muka. b. Manfaaat Penjualan Pribadi Menurut Philip K (1997:224), manfaat dari penjualan pribadi adalah: Konfrontasi pribadi
mencakup hubungan yang hidup langsung dan interaktif
antara dua atau lebih. Mempererat yaitu penjualan memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan.Tanggapan yaitu penjualan pribadi membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga dan terutama pembeli sekali harus menangggapi walaupun tanggapan tersebut hanya berupa satu ucapan terima kasih secara sopan.Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan 151
pribadi pada dasarnya memiliki tiga manfaat yaitu dalam konfrontasi pribadi, mempererat hubungan dan menciptakan tanggapan. c. Tahap-Tahap Dalam Penjualan Pribadi Menurut Harper W. Boyd, et al, (2000:107) dalam penjualan pribadi/tatap muka, penjualan akan terjadi melalui enam tahap sebagai berikut: 1. Menentukan calon pelanggan. Sebelum melakukan penjualan perusahaan harus mampu mengetahui dan memprediksi pasar sasaran yang akan timbul, dalam hal ini melihat kemampuan perusahaan dan produk/jasa yang akan ditawarkan. 2. Membuka hubungan. Ketika perusahaan mengetahui pelanggan yang menjadi sasaran mereka, perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan serta motif pelanggan berbelanja dengan membentuk hubungan timbal balik. 3. Menilai prospek. Perusahaan harus mampu memprediksi keadaan perusahaan di masa mendatang dan berpedoman pada kebijakan dari perusahaan tersebut. 4. Menyampaikan pesan penjualan. Penjual harus mampu mempengaruhi pelanggan untuk membuat transaksi yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Ia berusaha agar konsumen mempunyai kesan yang baik dan bisa melakukan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak. 5. Menutup penjualan. Penjual berusaha menyakinkan pelanggan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 6. Melayani pelanggan. Jika penjualan terjadi dengan baik, maka pembeli akan memperoleh produk/jasa sesuai dengan keinginannya dan penjual memperoleh data. d. Bentuk-Bentuk Penjualan Pribadi Ada berbagai macam bentuk penjualan pribadi yang banyak dilakukan oleh para pemasar dalam rangka memasarkan produknya ke tangan konsumen. Buchari
152
Alma (2002:142) menyatakan bahwa:Bentuk-bentuk personal selling yang kita kenal secara garis besarnya adalah sebagai berikut : 1.
Di toko
2.
Di rumah-rumah (penjual datang ke rumah)
3.
Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk menghubungi pedagagng eceran. Seperti para penjual obat dari farmasi mendatangi apotik-apotik, atau agen-agen barang kelontongan mendatangi toko eceran dan sebagainya.
4.
Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang besar/pedagang eceran.
5.
Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langanan-langganan yang penting.
6.
Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industri untuk memberikan nasehat dan bantuan. Pada dasarnya penjualan pribadi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
apalagi penjualan merupakan cara promosi yang paling tua dan memiliki keunikan karena mampu menciptakan komunikasi dua arah antara ide yang berlainan antara penjual dan pembeli. F. Pemasaran Langsung a. Pengertian Philip Kotler, et al. (2000:89) bahwa: Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk menghasilkan tanggapan yang dapat diukur dan atau transaksi pada lokasi manapun. Definisi Tersebut menekankan pada tanggapan yang dapat diukur, khususnya pesanan pelanggan, oleh karena itu, pemasaran langsung kadangkadang disebut juga pemasaran pesanan langsung dan lebih menekankan pada pelanggan daripada produk atau jasa. b. Manfaat pemasaran langsung Pemasaran langsung memberikan manfaat baik bagi penjual maupun pelanggan. Philip Kotler (1997:309) menyatakan bahwa: Pemasaran langsung memberikan banyak manfaat bagi pelanggan. Penjual juga memperoleh
153
keuntungan. Secara terinci manfaat yang diperoleh dari pemasaran langsung dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi penjual. Dengan adanya pemasaran langsung dapat dibeli daftar alamat yang memuat nama dari hampir semua kelompok orang-orang yang kegemukan, jutawan dan seterusnya. 2. Bagi pembeli. Dengan adanya pemasaran langsung, belanja dirumah dirasakan lebih menyenangkan, nyaman, dan bebas pertengkaran.Juga dapat menghemat waktu dan memberikan pilihan barang dagangan yang lebih banyak serta dapat melakukan belanja komparatif dengan melihat katalog. c. Bentuk-Bentuk Pemasaran Langsung Philip Kotler (1997:313) menyatakan bahwa: Pemasaran langsung dapat menggunakan langsung banyak saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan. Saluran ini terdiri dari penjualan tatapa muka, pemasaran direct mail, pemasaran melalui katalog, telemarketing, TV dan media dengan tanggapan langsung lain, pemasaran melalui kios, dan saluran online.Secara lebih terinci saluran utama pemasaran langsung dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penjualan tatap muka: Merupakan bentuk pertama dan tertua dari pemasaran langsung. 2. Pemasaran direct mail Terdiri dari pengiriman penawaran, pemberitahuan, pengingat atau hal-hal lain kepada seseorang di alamat tertentu. 3. Pemasaran melalui catalog Pemasaran ini terjadi jika peusahaan mengirimkan satu atau lebih katalog produk pada penerima terpilih yang kemungkinan besar akan memesan. 4. Telemarketing Telemarketing yang efektif tergantung kepada pemilihan telemarketer yang tepat, pelatihan yang baik bagi mereka, menyediakan insentif atas prestasi. 5. Pemasaran melaului TV dan media utama dengan tanggapan langsung lain
154
TV digunakan untuk memasarkan produk secara langsung kepada pelanggan dengan tiga cara, yaitu dengan tanggapan langsung, saluran belanja rumah dan video teks. 6. Pemasaran melalui kios Beberapa perusahaan telah merancang “mesin penerima-pesanan-pelanggan” yang dinamakan kios dan menempatkan mereka di toko, bandara dan tempattempat lainnya. 7. Pemasaran online Pemasaran online banyak memakai saluran online merupakan saluran yang dapat
dijangkau
seseorang melalui
komputer
dan
modem.
Modem
menghubungkan komputer dengan jalur telepon sehingga komputer dapat menjangkau beragam layanan informasi online seperti m-Marketing.
155
METODE PENELITIAN Dalam
pembahasan
materi
ini
kami
menggunakan
metode
Deskriptif.Adapun pengertian Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau bisa juga berlangsung saat lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasiatau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa Individual
atau
menggunakan
angka-angka.Penelitian
diskriptif
bisa
mendiskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendiskripsikan keadaan dalam
tahapan-tahapan
perkembanganya
(Developmental
Studies).Dalam
penelituan ini ada yang bersifat longitudinal atau bisa dikatakan sepanjang waktu.Dan ada juga yang bersifat Cross sectional atau bisa dikatakan dalam potongan waktu. Untuk pembahasan Usaha Kecil Menengah (UKM) Keripik Ceker Ayam, kami didalam metode ini akan menjelaskan tentang tahap-tahap perkembangan ceker dimasa lampau, sekarang bahkan untuk masa depan. A. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan, pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia dengan keadaan yang diinginkanya. Timbulnya kebutuhan dapat dipicu oleh stimulasi intern dan ekstern. Kegiatan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk. B. Pencarian Informasi Seorang konsumen tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi. Perhatian utama pemasar/perusahaan adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen dan keputusan relatifnya terhadap keputusan pembelian sesudahnya. Sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: 1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
156
2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko 3. Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. C. Evaluasi alternatif Dalam evaluasi alternatif, kita melihat bahwa konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan konsumen tersebut dengan mencari manfaat tertentu dari suatu produk.Konsumen memandang setiap produk sebagai atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut.Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian yang besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen yang berbeda-beda.
157
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Alasan Mengapa Membuka Usaha keripik Ceker Ayam Usaha kecil dengan berbahan ceker ayam dan menjadi makanan yag disukai senua khalayak orang, karena keripik ceker ayam merupakan bisnis atau usaha yang tidak selalu membawa modal yang terlalu besar sert juga tidak harus membutuhkan ide yang begitu unik. Apalagi bagi kita yang ingin memulai usaha baru.Peluang pasar yang cukup besar.Kebutuhan terhadap produk keripik ceker ayam masih cukup besar, pangsa pasarnya pun cukup luas dan beragam.Masih belum banyak pesaing.Cara pembuatannya yang mudah dan banyak diminati oleh konsumen.Dan keripik ceker ini bisa menjadi buah tangan ataupun cemilan yang disukai oleh banyak orang. B. Peluang Usaha keripik Ceker Ayam Kebutuhan terhadap produk keripik ceker ayam masih cukup besar, pangsa pasarnya masih cukupluas dan beragam.Kalau anda menjualnya dengan gerobak dorong tentunya sasarannya adalah masyarakat kalangan menengah kebawah, namun bila anda mengemasnya dengan kemasan yang abaik tentunya anda bisa menentukan target pasar ke kalangan menengah ke atas.Apalagi kalau anda punya sepuluh gerobak dorong untuk berusaha, anda bisa menjadi juragan usaha keripik ceker ayam.Akantetapi, untuk memulai sebuah usah mulailah yang kecil terlebih dahulu, selami dan pahami karakteristik usaha keriik ceker ayam. Kalau tidak punya gerobak dorong, mulailah dari rumah anda sendiri, kenalkan produk anda ke teman terdekat anda, tetangga-tetangga anda, seluruh tetangga di kampung, tentunya mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli produk kripik ceker ayam anda disamping anda harus menyediakan “tester” sebagai mengetahui rasa Keripik Ceker Ayam. Kalau produk anda di terima mulailah untuk menitipkan produk anda ke toko-toko, bisa swalayan, supermarket, atau toko khisus pusat oleh-olehdi kota anda. Tentunya, anda harus mengemasnya dengan baik dan sudah diberi merek. Namun adakalanya toko pusat oleh-oleh hanya mau menerima kemasan kosongan tanpa merek dan merek atau labelnya akan diberi sendiri oleh toko tersebut. Tidak
158
masalah, sepanjang anda tidak dirugikan dan keuntungan yang anda harapkan telah terpenuhi. Disamping itu pusat oleh-oleh biasanya sudah punya surat ijin produksi atau surat ijin lainnya dari instansi terkait dan anda tidak perlu repotrepot untuk mengurus ijin apabila anda memilki kemasan pada produk anda, biar produk anda tidak dikatakan ilegal. C. Keuntungan dan Kerugian Dalam Usaha Keripik Ceker Ayam Adapun dalam mendirikan usaha Keripik Ceker Ayam ini memiliki keuntungan dan juga ada kerugiannya yaitu sebagai berikut: a. Keuntungan: 1. Bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar dari badget yang dikeluarkan 2. Modal yang dikeluarkan tidak terlalu banyak 3. Cemilan ini bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat 4. Harganya terjangkau dan ekonomis 5. Bahan bakunya mudah didapat 6. Menumbuhkan inovasi agar mampu bersaing di pasar bebas. b. Kerugian: 1. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak memenuhi kebutuhan 2. pembukuan standar. 3. Persedian terlalu banyak sehingga bebrapa jenis barang ada yang kurang laku. Tidak setiap hari dagangan laku. Tentang Keripik Ceker Ayam Keripik atau kripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis yang digoreng di dalam minyak nabati.Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu.Secara umum keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan hanya melalui penjemuran, atau pengeringan. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan dari kesemuanya. Ngemil adalah makan makanan yang tidak memberikan efek kenyang bagi manusia yang biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang seperti nonton televisi, waktu menunggu bis, bahkan sampai sebelum atau disela-sela tidur. Berdasarkan
159
keterangan yang kami peroleh dari tempat produksi yang terletak di Gg.Simokerto Tebasan ini dan Bpk H. Aswi sebagai pemilik UKM Keripik Ceker Ayam ini bahwa dalam membuatnya memerlukan waktu yang sangat lama, mulai dari penjemuran, perebusan, serta penggorengan. Adapun kami akan menjelaskan bahan-bahan untuk membuat Keripik Ceker Ayam serta cara pembuatan dan pengolahannya sebagai berikut: Keripik Ceker Ayam Bahan-bahan : 1. Ceker ayam mentah 2. Garam 3. Bawang Putih 4. Minyak goreng Cara Pengolahan dan Cara Pembuatan: 1. Pertama-tama bersihkan terlebih dahulu ceker yang masih ada kulit dan kukunya. 2. Lumatkan bawang putih dan garam, setelah dilumat campurkan dengan air matang hangat. 3. Setelah dibersihkan ceker ayamnya, rebus ceker ayam mentah dengan campuran kaldu bawangdan garam hingga matang dan jangan terlalu matang agar ceker tidak terlalu lembek. Kemudian dinginkan. 4. Kupas daging ceker dan pisahkan dengan tulangnya 5. Setelah itu hasil kupasan dijemur dengan menggunakan sinar matahari hingga benar-benar kering. Ceker kering sudah siap ke proses penggorengan. 6. Penggorengan dilakukan dua kali, penggorengan pertama pada pemanasan minyak dengan kekuatan api kecil, masak hingga terlihat masak. 7. Penggorengan kedua dilakukan pada pemanasan minyak dalam jumlah skala besar serta kekuatan api yang besar, tujuannya agar mendapatkan kerenyahan akan Keripik Ceker Ayam. 8. Proses terakhir adalah dipaking / dibungkus dan diberi label.
160
Dalam pembuatannya ini Pak H. Aswi memulai dengan usaha kecil kecilan dan hanya mencoba namun lama kelamaan dia mendapatkan banyak pesanan sehingga dia kewalahan untuk menegrjakan semuanya itu dan pada akhirnya dia meminta bantuan kepada para warga atau tetangga yang tidak bekerja agar bisa bekerja di usaha yang digelutinnya ini.Usaha ini sudah berjalan kurang lebih 20 tahun. Dari tahun 1996 sampa sekarang terus maju dan bahkan Pak Aswi juga memiliki kantor sendiri serta kantor cabang. Ada kurang lebih 21 karyawan di usaha ini dan mereka semua diambil oleh Beliau dari lingkungan rumah sekitarnya.Untuk pembagian gaji biasanya para karyawan ini digaji seminggu sekali. Untuk karyawan borongan diupah setiap hari sesuai hasil borongan yang dikerjakannya yaitu Rp. 1.800,- / kilogram. Usaha ini di mulai dari jam 5 pagi sampai jam 5 sore. Dulu pernah ada pembagian sip untuk para karyawan namun karena pembagian sip itu tidak berjalan dengan efektif sehingga sekarang tidak diadakan lagi pembagian sip untuk para karyawan. Untuk membuat adonannya pada subuh dan memerlukan waktu kurang lebih 1 jam.Sedangkan untuk penggorengannya memerlukan waktu kurang lebih 15 menit.Dan untuk dikemas biasanya menunggu kripik keripik itu dingin. Untuk pembungkusannya sendiri harus dengan kencang karena apabila tidak kencang maka akan cepat untuk BS. D. Pemasaran a. Pemasaran Dari Agen Hingga ke Masyarakat Dalam pemasarannya Usaha Keripik Ceker Ayam ini dipasarkan langsung kepada agen agen yang sudah bekerjasama dengan Bpk H. Aswi.Dari agen lalu dikirim ke beberapa tangan lalu dikirim ke pasar cikampek biasanya dari Kantor Cabang yang telah didirikan 10 tahun yang lalu yaitu bertempat tinggal di Jalan Kenjeran 113-A/BL19. Surabaya. Ada yang langsung dijual ke masyarakat dan ada pula yang dikirim langsung ke Karawang. Dalam satu hari produksi dapat menghasilkan 120kg Keripik Ceker Ayam siap dipasarkan dengan harga Rp.50.000,- per kilogramnya. Berikut inilah daftar harga mulai dari Produsen hingga sampai ke konsumen terakhir yaitu masyarakat sebagai berikut:
161
1. Kepada agen Rp.50.000,- / Kilogram, Oleh Agen di Packing kembali menjadi 10 Bungkus. 2. Dari agen ke pasar dapat dijual dengan harga Rp.7.500,- / Bungkus 3. Dari Pasar ke toko atau warung-warung Rp.8.900,- / Bungkus 4. Dari Warung ke masyarakat dijual dengan harga Rp.10.000,-/Bungkus dari penjualan tersebut penghasilan perhari yang diperoleh pak H. Aswi kira-kira Rp.6.000.000,- . dengan memulai usahanya yang mengeluarkan modal hanya Rp.1.200.000,- meskipun hanya dengan modal sedikit namun yang paling penting adalah dia mempunyai modal usaha untuk membuat Keripik yang enak dan lezat sehingga usaha yang dimulai dengan modal sedikit itu pun dapat maju dan menghasilkan omset yang lumayan seperti sekarang ini. b. Pemasaran Online Lewat E-Marketing Definisi Marketing Online pemasaran Internet atau e-pemasaran (bahasa Inggris: Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing) adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan www. Online Marketing merupakan kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media Internet. Pada awalnya menggunakan halaman-halaman statis berformat HTML yang bisa diakses oleh pengguna Internet. Itulah awal dari website yang kemudian menjadi semacam 'brosur online' dan bahkan ‘kantor kedua’ bagi perusahaan-perusahaan untuk menampilkan jati dirinya ke seluruh dunia. Dalam perjalanannya online marketing terus mengalami kemajuan, tidak hanya menggunakan website tapi juga Email dan aplikasi lain yang telah di aplikasikan pada Internet. Ada beberapa hal yang di lakukan untuk menjadi bagian dari marketing agar bisa di kerjakan dengan system online marketing, melalui internet salah satunya adalah online advertising. Saat ini Periklanan online menjadi hal menarik untuk di lakukan dalam dunia usaha. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan World Wide Web. Produk yang dipasarkan bisa produk sendiri atau produk orang lain (affiliasi) dengan pembagian komisi dalam jumlah tertentu (sistem persentase).
162
Pelaku internet marketing biasa disebut dengan Internet Marketer. Ciri-ciri internet adalah: 1. Bersifat cepat, artinya sesuatu terjadi sangat cepat, dan informasi mengalir seperti kilat 2. Berubah dengan cepat, artinya internet kemarin tidak sama dengan internet hari ini. 3. Tool-tool baru bermunculan dengan cepat, artinya pengembangan software dan hardware sangat pesat dan muncul dari sumber non tradisional. 4. Pemakai baru dari manapun bermunculan, artinya layanan komersial menampung semakin banyak pemakai dan beragam, penyelenggaraan akses internet juga bermunculan dimana-mana. Email Marketing (pemanfaatan email). Jenis internet marketing ini ialah pemasaran dengan memanfaatkan email pada penyebarannya. Email marketing bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Dengan meletakkan iklan atau sebuah pesan di dalam email newsletter orang lain. Misalnya, ketika Anda menerima sebuah newsletter dari perusahaan online Mitra Jaya Langgeng Abadi, terdapat pesan pengiklan, semacam banner. Ini merupakan cara ampuh untuk menarik calon pembeli Anda untuk segera membeli produk dari Anda. 2. Dengan secara langsung mendistribusikan atau mengirimkan e-mail Anda kepada calon pelanggan atau calon pembeli yang berupa email penawaran biasa maupun dalam bentuk newsletter. Sebaiknya Anda memberikan informasi mengenai produk yang ditawarkan tanpa kesan paksaan. Hal itu dimaksudkan supaya calon konsumen dapat melakukan keputusan yang terbaik dalam menanggapi produk yang telah Anda tawarkan. 3. Anda bisa menyediakan fasilitas email subsriber pada website yang Anda miliki. Jika netter melakukan pendaftaran melalui e-mail subsriber yang ada pada website Anda, maka setiap kali Anda melakukan update pada website yang meliputi ( posting artikel atau produk ), maka email notifikasi bisa sampai kepada netter yang telah mendaftar secara otomatis dari setiap apa yang telah Anda update dari website Anda.
163
Partnership / Affiliate Marketing (pemasaran metode afiliasi). Jenis internet marketing ini adalah dengan cara memanfaatkan para pengiklan. Para pengiklan yang menjual produknya dengan cara online bisa membangun jaringan afiliasi. Jaringan afiliasi adalah dengan melibatkan orang lain dalam penjualan produk yang ada. contohnya ialah http://www.amazon.com. Strategi Pemasaran Online Strategi Pemasaran Internet adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk barang atau jasa dalam kaitannya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui media internet. Secara garis besar strategi pemasaran online dapat dibagi menjadi 6 langkah, yang bisa disingkat menjadi SISTEM: 1. S – Search and research. Melakukan proses pencarian dan riset ceruk pasar dan kompetitor Anda. 2. I – Initiate strategy. Tentukan sistem dan strategi yang akan dipergunakan untuk menjangkau prospek dan pelanggan. 3. S – Start content engine. Pergunakan berbagai konten untuk menarik orang kepada bisnis Anda. 4. T – Traffic. Mendatangkan pengunjung ke situs Anda. 5. E – Embrace relationship. Bina hubungan dengan pelanggan melalui berbagai kanal. 6. M – Money. Strategi mendatangkan pendapatan dan keuntungan. Keuntungan Internet Marketing Di bawah ini terdapat beberapa keuntungan dan manfaat dari e-marketing. Tidak hanya penjelasan tentang keuntungan internet marketing dari personal atau individu saja, akan tetapi juga menurut para ahli. Para ahli juga memberikan penjelasan mengenai keuntungan internet marketing. Karena banyak hal yang bisa diperoleh dari internet marketing. Seorang ahli juga telah memaparkan penjelasannya mengenai keuntungan internet marketing. Anda bisa melihat beberapa keterangan tentang keuntungan internet marketing di bawah ini! Keuntungan E-marketing (Electronic Marketing) Keuntungan yang dapat diberikan dengan adanya penggunaan e-marketing bagi suatu perusahaan menurut
164
Jamal (1996:18) yaitu: a. Mampu menjangkau berbagai konsumen dalam suatu lingkungan yang belum dipenuhi oleh pesaing. b. Target adalah konsumen yang telah terbagi ke dalam kelompok dan mengembangkan dialog berkelanjutan. Manfaat E-marketing (Electronic Marketing) Beberapa manfaat yang didapatkan dari e-marketing yaitu: a. Branding. Produk, layanan, logo-logo perusahaan, dan penawaran dapat ditampilkan secara visual, bahkan saat ini semakin marak dengan audio dan video streaming yang terpasang melalui media internet. b. Direct Response (respon langsung). E-marketing menawarkan kecepatan. User dapat merespon dengan mudah dan cepat. Tentu hal ini mengantarkan pebisnis dalam mendapatkan hasil dengan segera dari kegiatan usaha promosi dan iklan melalui internet. c. Targeting (penentuan target pasar). Dengan teknologi yang digunakan (seperti rss, milis, forum, maupun kode-kode website tertentu) dapat mentarget pengguna atau calon konsumen. d. Pelacakan adalah elemen yang paling kuat dari e-marketing hampir apa saja bisa dilacak dan bisa dilihat secara instan. Hal ini berarti, jika ada sesuatu dalam sistem yang tidak bekerja, bisa diatasi dengan lebih mudah. e. Return on Investment (kembali modal). Karena kekuatan tracking yang begitu
bagus, Anda bisa memastikan bahwa modal anda dapat kembali dengan mudah. Dengan dapat menentukan seberapa banyak orang yang melakukan klik terhadap banner iklan atau link email, para pemilik usaha dapat mengkalkulasi kembalinya modal investasi dengan mudah atau dengan cara lain selain klik iklan (bisa dengan menjual produk atau yang lainnya) supaya modal kembali dengan cepat. f. Inexpensive (tidak mahal). E-marketing, terutama email dan membeli keywords (kata kunci) pada mesin pencari internet adalah relatif murah, bahkan bisa dikatakan sangat murah. Biaya email biasanya sudah tergabung dengan biaya koneksi kepada Penyedia Jasa Layanan Internet (Internet Service Provider) yang masuk dalam layanannya. Pembelian keyword dapat dilakukan kepada perusahaan search engine seperti Google dan Yahoo. Akan tetapi jika Anda belum mampu melakukan pembelian keyword pada perusahaan search engine
165
seperti Google dan Yahoo maka Anda bisa belajar sendiri dengan memanfaatkan buku atau yang lainnya supaya website Anda bisa muncul pada halaman depan mesin pencari dengan mudah. Banyak strategi dan cara-cara yang bagus untuk bisa mendapatkan keyword pada mesin pencari seperti google dan yahoo.
Asli Enak, Renyah, Sakkayaeee Rekk…….! Rasa Balado Pedas
Gambar 2 Berikut contoh kemasan yang akan dipasarkan lewat internet/ e-marketing
Asli Enak, Renyah, Sakkayaeee Rekk…….! Rasa Original
166
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian diatas dapat ditemukan kesimpulan sebagai berikut: 1. Keripik ceker ayam tergolong makanan ringan yang memiliki sifat renyah, gurih, dan tahan lama. Bahan baku keripik ceker merupakan daging dan kulit yang ada di bagian kaki. Pengusaha keripik ceker mulanya hanya menjual ceker dan kepala ayam yang tak terjual di pasar, biasanya jualnya kepada pembudidaya lele untuk pakan lele dengan harga Rp 4.000 per kg. Ketika harga beli ayam negeri naik, harga pokok penjualan pun naik. Saat itulah ide lain muncul oleh pengusaha UKM Ceker Ayam yang bernama Teguh Warga Gunung Kidul. Jika ceker di jual ke peternak, margin keuntungannya mungkin kecil sekali,namun jika Ceker Ayam dijadikan bahan makanan siap saji mungkin saja juga menjadi peluang usaha yang tepat menurut Reporter Handoyo 2. Sebuah brand produk yang menguasai pasar biasanya menjadi top of mind. Karena itu, pemilik produk biasanya selalu berusaha menggenjot penjualan. Maka beragam cara promosi dilancarkan. Target market dibombardir dengan promosi dari segala arah. Kalau di bisnis internet, promosi online berbayar lewat iklan PPC, promosi gratis, dan promosi lewat blog dilancarkan. Bukan itu saja, promosi offline pun ikut dirambah. Belum cukup? Teknik SEO pun diperdalam agar bisa merajai hasil pencarian di search engine. Kalau menjadi pebisnis internet butuh banyak amunisi dan jurus. Tidak cukup tahu blogging saja, namun juga ilmu copywriting, dan lainnya. Namun enaknya itu semua bisa dipelajari sambil menekuni bisnis internet yang resikonya boleh dibilang relatif kecil. Makin lama kita menggeluti bisnis internet, makin dalam ilmu yang kita miliki. Sehingga interaksi dengan konsumen kembali menjadi syarat mutlak. Ibaratnya pemilik produk seolah selalu berada di samping konsumen. Namun kedua upaya tadi bisa kurang berhasil mencapai top of mind
167
bila tak didukung kuatnya identitas brand. Berikut ini beberapa kriteria yang patut anda pertimbangkan ketika memilih identitas brand produk anda: a. Mudah diingat. Kalau bisa sekali mendengar/membaca, konsumen langsung ingat brand produk anda. Karena itu, brand produk sebaiknya tak terlalu panjang. Pemilihan nama brand produk sama pentingnya seperti saat anda memilih nama domain situs web. b. Brand produk anda berkaitan dengan produk yang anda tawarkan. Misalnya produk anda untuk menghilangkan masuk angin, brand-nya ada embel-embel kata “angin”-nya. Tujuannya juga untuk memudahkan konsumen menghubungkan brand anda dengan masalah yang sedang anda hadapi. c. Fleksibel. Artinya brandnya bisa terus dikembangkan. Selalu terbuka kemungkinan memperbaiki produk anda secara terus-menerus. Cara ini juga dimaksudkan untuk menjaga eksistensi produk anda. Untuk menjadi top of mind mulailah dengan membuat identitas brand yang kuat lalu lakukan kedua upaya tadi. Yaitu menggenjot promosi dan menguatkan hubungan dengan konsumen. Kutipan ini diambil dari hasil wawancara Joko Susilo dengan para pebisnis (2009/02/12) 3. Tidak sedikit orang yang sukses jualan Keripik Ceker Ayam walaupun dengan cara menjual Keripik Ceker Ayam tanpa membuka toko dipinggir jalan atau bahkan tanpa memiliki toko. Di Era Global sekarang Online marketing juga dapat dilakukan. Online marketing adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet. Internet yang merupakan salah satu penemuan mutakhir era globalisasi di bidang teknologi informasi sangat menguntungkan semua manusia di seluruh dunia untuk berbagi informasi dan berkomunikasi, termasuk berbagi informasi produk / jasa yang dijual. Ini adalah gambaran bahwa untuk bisa memiliki usaha dengan omset tinggi seseorang tidak harus berfikir mengenai dimana harus membuka toko agar nantinya bisa dikunjungi orang
banyak
yang
akhirnya
akan memberikan
omset
optimal.
Namun tidak bisa disangkal bahwa toko yang berlokasi ditempat yang
168
strategis akan bisa menghasilkan omset penjualan produk secara optimal. Namun untuk hal ini diperlukan biaya yang tidak sedikit, Bayangkan berapa rupiah uang yang harus dikeluarkan untuk sewa tempat dan biaya-biaya lainnya. Dengan alasan tersebut, Sekarang banyak orang melakukan strategi usaha jualan produk
tanpa toko dirumah, Dan kalau bicara soal omset,
Banyak yang mampu mencapai omset ratusan juta dalam satu bulan keadaan normal. Untuk mencapai hal ini tidaklah mudah, Karena diperlukan cara tersendiri dan usaha yang gigih dan ulet, Jadi dalam cara menjual pakaian atau busana tanpa toko dari rumah tidak bisa dilakukan seperti usaha jualan dengan toko. B. SARAN
1. Didalam menjalankan peluang usaha kecil-kecilan yaitu Keripik Ceker Ayam ini hendaklah jangan mengolah bahan keripik ceker dalam jumlah besar terlebih dahulu, melainkan gunakanlah bahan secukupnya untuk diolah hanya sebagai tester dengan tujuan pengenalan terlebih dahulu. Agar calon konsumen juga bisa merasakan betapa gurih serta renyahnya akan Keripik Ceker Ayam ini. Terkadang suatu produk dapat laku di kalangan masyarakat karena promosi dari mulut ke mulut. Untuk menambah ketertarikan konsumen berilah label pada kemasan Keripik Ceker Ayam semenarik mungkin, hal ini dilakukan agar mendapatkan nilai jual lebih. Dan yang terpenting adalah niat usaha jangan sampai takut mengalami kerugian, justru kerugian adalah awal dari kesuksesan meskipun harus bersusah-susah payah terlebih dahulu seperti yang mungkin pernah dialami UKM yang didirikan oleh Pak H. Aswi. 2. Sebuah perusahaan tidak luput dengan yang namanya perencanaan sehingga perusahaan harus mampu membuat sebuah perencanaan strategi baik strategi pencitraan, pemasaran, dan pengembangan produk. Agar produk mampu dikenal cepat oleh masyarakat maka hendaklah membuat label yang mencantumkan nama perusahaa, kode perusahaan, serta alamat pembuatan/ pabrik. Seperti contoh gambar berikut:
169
Gambar 3 Contoh Kemasan Yang Baik Inilah contoh kemasan yang memilki gambar logo yang bagus, memiliki nama yang mudah dibaca oleh konsumen, memilki tempat produksi serta juga memilki kandungan/ komposisi. Dan lebih bagus jika sudah memilki kode batang barcode tersendiri. Foto tersebut hanya sebagai contoh saja akan kemasan yang bagus dan menarik dan siap untuk dipasarkan ke toko-toko dan bahkan bias juga dipasarkan lewat online. 3.Saran Bagi narasumber dalam menjalankan usaha sebaiknya menjaga kebersihan dalam menjalankan wirausahanya terutama tempatnya. Pembuatan label cap halal juga berpengaruh agar masyarakat dapat mempercayai akan produknya serta di terima oleh khalayak umum. Untuk tekhnik pemasaran yang kami jalankan yaitu E-Marketing seharusnya juga dapat dilakukan oleh UKM Keripik Ceker Ayam ini. Agar selain omset meningkat nama UKM juga terkenal di kawasan Pulau Jawa saja melainkan mampu mendunia di seluruh indonesia.
170
DAFTAR PUSTAKA
Asep st Sujana (2000:13)“Paradigma dalam manajemen retail modern”Buku Penerbit Graha Ilmu. Kotler, Philip. 1997. Marketing Management “Analysis, Planning, Implementation and Control”(9thed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Heni Iswati (1997:10) dikutip dari buku pengarang Dunne, Lusch dan Gamble (1995:55). Harmaizar.2011.Edisi 2,Menangkap Peluang Usaha,bekasi,CV. Dian Anugrah Pratama http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kemeripik-untung-dari-bisnis-keripikceker-ayam-1 https://id.wikipedia.org/wiki/Eceran http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-jenisjenis-usaha-eceran.html http://www.jokosusilo.com/2009/02/12/bagaimana-membuat-brand-produk-andamenjadi-top-of-mind-di-benak-konsumen/ http://pakpepego.blogspot.co.id/2013/05/online-marketing-strategi-pemasarandi.html
171
LAMPIRAN Lampiran 1 Foto Bersama Pendiri Sekaligus Wirausahawan Keripik Ceker Ayam
Salah Satu Foto Warga Yang Menjadi Pegawai Usaha Keripik Ceker Ayam
172
Suasana Kampung Ceker Simokerto Tebasan
Proses Penggulitan Keripik Ceker
173
Lampiran 2
174
Lampiran Sertifikat Mahasiswa
175
IV. UKM BUDIDAYA BUAH MARKISA PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Derasnya buah-buahan impor yang masuk ke Indonesia akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, selain merupakan saingan buah-buahan asli Indonesia, juga akan banyak menyedot devisa negara. Diperkirakan impor buah-buahan ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat bahwa konsumsi buahbuahan penduduk Indonesia masih relatif rendah, sehingga tingkat pendapatan mereka cenderung meningkat. Buah markisa merupakan buah yang rasanya menyegarkan karena memiliki perpaduan rasa asam dan manis. Selain digemari oleh masyarakat, buah ini sangat mudah dalam membudidayakannya. Tanaman markisa bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Amerika Selatan. Untuk pertumbuhan yang optimum, tanaman markisa harus ditanam di daerah-daerah dataran tinggi dengan ketinggian minimum 800 m dpl (diatas permukaan laut). Dengan persyaratan lingkungan tersebut, tidak banyak di daerah Indonesia yang membudidayakan markisa secara komersial. Dari data Badan Pusat Statistik pada tahun 1996 didapatkan bahwa pada tahun 1991 konsumsi buah buahan penduduk Indonesia adalah 32,5 kg per kapita per tahun dan meningkat menjadi 35 kg per kapita per tahun pada tahun 1995. Walaupun terjadi peningkatan, ternyata bahwa konsumsi buah-buahan tersebut masih jauh dari yang direkomendasikan yaitu 60 kg per kapita per tahun (Aneka Plant, 2008). Hal ini tentunya merupakan peluang yang baik untuk meningkatkan produksi buah-buahan lokal, khususnya yang mempunyai kualitas tinggi sehingga mampu bersaing dengan buah impor. Salah satu buah lokal yang diharapkan dapat dikembangkan menjadi buah ekspor adalah buah markisa (passion fruit atau gradilla). Buah markisa yang ada di Indonesia ada beberapa jenis, antara lain adalah markisa sayur atau erbis (Passiflora quadrangularis), konyal (Passiflora lingularis), markisa ungu atau siuh (Passiflora edulis f. edulis) dan markisa kuning (Passifora edulis f. flavicarpa). Erbis tidak dibudidayakan secara komersial dan hanya dikonsumsi lokal, sedangkan konyal yang berwarna kuning banyak dijual belikan sebagai 176
buah segar di tempat-tempat tertentu karena rasanya cukup manis walaupun aromanya relatif tidak ada. Markisa ungu merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak dibudidayakan untuk diambil sari buahnya, sedangkan markisa kuning, yang juga untuk diambil sari buahnya, sedang dalam pengembangan di daerah-daerah tertentu, khususnya di Lampung. Sari buah markisa ungu mempunyai cita rasa manis-asam dengan aromanya yang khas. Diperdagangan dunia, sebagian besar sari buah markisa yang diperdagangkan berasal dari sari buah markisa ungu. Di Indonesia, sari buah markisa yang dijual dipasaran hanya berasal dari sari buah markisa ungu. Di luar negeri selain dimanfaatkan sari buahnya sebagai bahan campuran untuk youghurt, ice cream, jam, jelly, kue-kue atau dicampur dengan sari buah lain (panache), markisa ungu juga banyak dijual dalam bentuk buah segar. Beberapa daerah yang membudidayakan tanaman markisa secara komersial adalah di Propinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Sinjai, Tana Toraja dan Polewali Mamasa), Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Solok) dan Lampung. Selain itu ada juga beberapa daerah yang menghasilkan markisa, walaupun tidak banyak. Pada Tabel 1. Dapat dilihat perkembangan produksi dan luas areal pertanaman markisa di Indonesia. Tabel 1 Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Markisa Di Beberapa Propinsi Di Indonesia Luas Areal (Ha) Provinsi
1 994
Sulawesi Selatan
Barat
.272 1 .251
Sumatera Utara
995 1
Sumatera
1 .117
1
Produksi (Ton)
1 996
1 997
1 994
1 995
1 996
1 997
1
3
3.
3
3
4
9.
.405
.738
489
0.332
8.824
2.391
600
1
1
2.
3
5
6
1
.342
.700
710
.272
.961
.046
2.710
1
1
N
7
1
1
N
.469
.422
.A.
.662
5.730
6.533
.A.
Sumber : Kementerian Pertanian Tahun 1998 .
177
Sebagian besar tanaman markisa di Indonesia adalah dari varietas markisa ungu (edulis). Varietas ini sangat rentan terhadap nematoda, perakarannya dangkal dan musim buahnya pada bulan-bulan tertentu. Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas markisa. Musim panen buah markisa pada umumnya dari bulan November sampai dengan bulan April tahun berikutnya, dengan puncaknya pada bulan Desember- Januari, kemudian sesudah bulan April, praktis tidak ada buah. Namun demikian di Sulawesi Selatan telah dikembangkan sambung batang antara tanaman markisa varietas edulis sebagai batang atas dan varietas flavicarpa sebagai batang bawah. Keunggulan dari sistem penyambungan tersebut adalah bahwa varietas flavicarpa mempunyai perakaran dalam, batang lebih besar dan tahan terhadap nematoda. Dengan kondisi tersebut, tanaman markisa dapat berbuah sepanjang tahun, sehingga produktivitasnya meningkat 20 – 30 ton buah/ha per tahun, sementara itu, jika hanya dari varietas edulis saja, maka produktivitas hanya 5 – 10 ton buah/ha per tahun. Dengan teknik penyambungan tersebut diharapkan produksi markisa di Indonesia akan meningkat dan tersedia sepanjang tahun. Jenis markisa yang umum ada dikembangkan di Indonesia ada tiga, yaitu markisa ungu, markisa kuning serta markisa manis. Ketiga jenis markisa ini hidup di dataran yang berbeda, markisa ungu biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi, markisa kuning tumbuh di dataran rendah sementara markisa manis khusus tumbuh di daerah Sumatra Barat (Prian, 2013). Tanaman markisa dikembangkan di beberapa tempat di Indonesia antara lain di Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Lampung. Jenis markisa yang dikembangkan di Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara adalah markisa ungu (Passiflora edulis), sedangkan di Sumetera Barat pada umumnya adalah yang dibudidayakan adalah markisa kuning (konyal) dengan rasa manis untuk dikonsumsi langsung. Di Sulawesi Selatan dari 25.399 ha lahan yang berpotensi untuk pengembangan markisa, baru 4.411 ha yang ditanami dengan produksi 34.226 ton pada tahun 1997, sedangkan di Sumatera Barat pada tahun yang sama terdapat 2.710 ha tanaman markisa dengan produksi 12.710 ton. Rendahnya lahan pertanaman
markisa
disebabkan
antara
lain
karena
tanaman
tersebut
178
membutuhkan tempat dengan ketinggian minimal 800 m dpl. Walaupun demikian, di Sulawesi Selatan produksi tanaman ini telah diekspor sejak tahun 1992 dengan nilai US$ 361.911,18 yang kemudian cenderung berkurang setiap tahunnya, sehingga pada tahun 1998, nilai ekspornya hanya mencapai US$ 115.890,29. Penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan antara lain oleh jenis produk yang diekspor. Jika pada tahun 1992, produk yang diekspor adalah sari buah (concentrate juice), maka pada tahun 1998 yang diekspor pada umumnya adalah dalam bentuk pulp (sari buah markisa yang masih tercampur dengan biji buahnya), yang mana harga pulp jauh lebih rendah dari pada sari buah. Melalui makalah ini, kita dapat mengetahui tetang buah markisah yang ada di indonesia salah satunya di perumahan Mega Asri Kecamatan Larangan Kabupaten Sidoarjo. Buah markisah yang di tanam oleh warga Mega Asri kebanyakan adalah buah markisa hijau dan kuning. Markisa yang tumbuh di Mega Asri di produksi menjadi sebuah minuman yang segar dan sehat. Tetapi warga Mega Asri memiliki kendala yaitu perencanaan produksi yang belum matang dan belum adanya label pada kemasan minuman markisa. B Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah d uraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perencanaan produksi usaha perkebunan markisa untuk masa yang akan datang ? 2. Apa yang dapat dilakukan oleh warga dalam memperbaiki manajemen produksi terkait Planning, Actuating, Organizing dan Controlling agar produksi minuman markisa menjadi maksimal? 3. Bagaimana dan apa tahap-tahap dalam pemberian label pada Perkebunan Markisa ? C Tujuan Penelitian Dalam menyusun penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menjelaskan perencanaan produksi usaha perkebunan markisa untuk jangka waktu ke depan.
179
2. Menerapkan
manajemen
produksi
kegiatan
Planning,
Actuating,
Organizing dan Controlling (POAC) pada usaha minuman markisa. 3. Memahami tahap-tahap dalam pemberian label minuman Markisa. D Manfaat Penelitian 1. Mampu membuat dan menerapkan perencanaan produksi perkebunan markisa, sehingga menjadi maksimal. 2. Mampu menerapkan fungsi manajemen terkait POAC kedalam usaha markisa. 3. Mampu membuat label dengan tahap-tahap sesuai dengan yang dijelaskan.
180
TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Markisa 1. Pengertian Buah Markisa Bagi Anda yang ingin melakukan budidaya markisa, ada hal penting harus dilakukan saat memilih bibit markisa. Jenis-jenis markisa yang populer diatas memiliki beberapa kelebihan ataupun kekuran. Untuk penanaman tidak sulit, hanya saja tanaman ini harus dibuatkan tiang rambatan. Tiang rambatan yang baik adalah dengan menggunakan pucuk bambu tanpa kawat karena bisa merangsang pertumbuhan markisa serta jumlah buahnya. Setelah proses penanaman, markisa harus dipelihara. Walaupun termasuk mudah tumbuh, namun untuk hasil yang optimal markisa juga membutuhkan pemeliharaan khusus. Pemupukan merupakan pemeliharaan utama agar markisa tumbuh subur. Pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk urea ataupun pupuk kandang. Pemeliharaan lainnya adalah pengairan. Untuk tumbuh subur, markisa membutuhkan air yang cukup terutama saat markisa berbunga ataupun berbuah. Jika tidak mendapatkan air secara alami dari hujan, maka markisa harus disiram secara teratur, bisa dua kali ataupun cukup sekali dalam sehari namun harus rutin. Air ini penting karena buah bisa berkerut dan rontok jika kekurangan air. Karena tanaman ini merupakan tanaman yang berjenis berdaun rimbun, maka jangan lupa untuk melakukan penyiangan (pemotongan dahan). Agar tanaman tidak terlalu rimbun. 2. Manfaat Buah Markisa Manfaat buah markisa bagi tubuh sangatlah besar. Meskipun rasa buah ini terbilang masam namun arena hal inilah yang membuat buah markisa memiliki manfaat yang amat besar bagi tubuh. Bagi pecinta buah segar markisa salah satu buah yang sangat enak dijadikan minuman. Untuk mereka yang kurang suka akan rasa buah markisa yang masam biasanya mereka akan menambahkan gula. Dibalik itu semua ternyata markisa juga memiliki manfaat yang begitu besar bagi tubuh. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan menggunakan buah markisa : 1. Memperlancar sistem pencernaan
181
Kandungan serat yang di miliki buah markisa kuning sangat tinggi, sehingga sangat ampuh dalam mencegah dan mengatasi gangguan pencernaan seperti susah buang air besar, diare, sembelit dan dapat mencegah wasir. Mengkonsumsi buah markisa sangat efektif dalam membersihkan saluran pencernaan dan usus, sehingga pencernaan akan terjaga kesehatannya. 2. Mencegah dan menghancurkan sel kanker Buah markisa mengandung zat antioksidan yang sangat tinggi, antioksidan merupakan sebuah senyawa yang bermanfaat untuk menangkal serangan radikal bebas dan juga dapat mencegah serta menghancurkan sel kanker di dalam tubuh. 3. Dapat mengobati asma Dengan mengkonsumsi buah markisa secara rutin sangat berkhasiat dalam mengobati sesak nafas atau asma, hal ini dikarenakan buah markisa mengandung vitamin C dan zat lain yang dapat memblokir histamine penyebab asma. 4. Mencegah anemia Buah markisa memiliki kandungan zat besi yang bermanfaat untuk mencegah anemia, karena kandungan zat besi dapat membantu pembentukan sel darah merah di dalam tubuh. Apa bila tubuh kekurang sel darah merah, maka tubuh akan sering mengalami kelelahan dan pusing. 5. Menjaga daya tahan tubuh Mengkonsumsi buah markisa secara rutin sangat bermanfaaat dalam menjaga daya tahan tubuh, sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit yang diakibatkan perubahan cuaca dan virus. 6. Mengatasi insomnia atau susah tidur Bagi anda yang sering mengalami masalah susah tidur, tidak ada salahnya jika anda rutin mengkonsumsi buah markisa disiang hari. Hal ini dikarenakan buah markisa memiliki efek ngantuk bagi yang mengkonsumsinya, maka sangat bermanfaat untuk dikonsumsi bagi penderita insomnia 7. Dapat mebantu menurunkan berat badan
182
Bagi anda yang sedang menjalankan program diet, buah markisa dapat dijadikan sebagai pendamping diet yang tepat. Hal ini dikarenakan buah markisa kaya akan serat dan vitamin C serta rendak lemak, sehingga sangat ampuh dalam membantu membakar lemak di dalam tubuh. 8. Sumber energy Bagi anda yang mengalami kelelahan akibat aktivitas yang terlalu berat, maka dengan mengkonsumsi buah markisa dapat membangkitkan kembali stamina tubuh yang hilang. Selain itu, buah markisa kaya akan kandungan mineral yang sangat bermanfaat untuk mencegah dehidrasi. B. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen dapat diartikan sebagai: 1. Manajemen sebagai suatu proses 2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen 3. Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science) George Robert Terry: “manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan (planning),
pengorganisasian
(organizing),
penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). 2. Tujuan Manajemen : 1. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output. 3. Fungsi Manajemen: 1. Perencanaan (planning)
183
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-prosedur,
dan
program-program
sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan: a. Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan. b. Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan. c. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada. d. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a
Tujuan dan sasaran : merupakan dasar bagi strategi perusahaan
b
Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan.
2. Pengorganisasian (organizing) Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi. 3. Pelaksanaan atau penerapan (actuating) Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja
184
secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. 4. Pengawasan (controlling) Merupakan
pengendalian
semua
kegiatan
dari
proses
perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna. C. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan menurut para ahli Berikut ini adalah beberapa pengertian perencanaan menurut beberapa para ahli : 1. George R. Terry Perencanaan(1975) adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatankegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. 2. Henry Fayol Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 3. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakankebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada. 4. Drs. Ulbert Silalahi, M.A Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasikan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan. 5. Abdulrachman(1973) Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian. 6. Sondang P. Siagian(1994:108)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal
185
yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 7. Prajudi Atmosudirdjo Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana. 8. Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan Perencanan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap rencana mengandung dua unsur, yaitu: ”tujuan dan pedoman”. 9. Melville Brance(1980) Perencanaan adalah proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya. 10. Peter Hall (1992) Perencanaan adalah penyusunan rangkaian tindakan secara berurut yang mengarah pada pencapaian tujuan. 2. Pengertian produksi meurut para ahli : Sofyan Assauri Pengertian produksi adalah sebagai berikut : “Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills). Sedangkan ahli lain mendefiniskan produksi sebagai berikut : “Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran. Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Dari pengertian perencanaan dan produksi di atas,maka dapat diartikan bahwa Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu
kegiatan pendahuluan atas
proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan
186
pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan
manufacture
menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. 3. Tujuan Perencanaan Produksi Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan. Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data terdistribus 4. Faktor-faktor Perencanaan Produksi Dalam proses produksi, untuk menghasilnya produk yang berkualitas harus mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menghasilkan produk tersebut meliputi: 1. Pasar yang baik di masa yang akan datang, 2. Siklus hidup produk, 3. Arus kas, dan 4. Kemampuan organisasi. Konsep produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi, yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep yang dapat lolos pada tahapan ide produk, berproses melalui berbagai tahap, dengan pengkajian secara terus-menerus, umpan balik dan evaluasi dalam lingkungan yang sangat partisipatif untuk meminimumkan kegagalan.
187
5. Tahap-tahap Perencanaan Produksi Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk digambarkan sbb:
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 1. Tahap Perencanaan Produk Keterangan: 1. Ide Produk Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen, dorongan teknologi
yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan
pengembangan, dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia. 2. Seleksi Ide Produk Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi, secara teknis operasional
dipertimbangkan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
produk dengan fasilitas yang ada dan kemampuan memperoleh bahan baku dan bahan pembantu. Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau tidak. 3. Desain awal Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau
188
sekunder, style, seni atau keindahan barang dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk. 4. Prototype Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya. 5. Testing Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak. 6. Desain Akhir Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan. 7. Implementasi Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap ini, perusahaan memulai proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen dan kemantapan di pasar). 6. Pendekatan atau kebijakan dalam Penyusunan Perencanaan/Anggaran Produksi Ada 3 cara pendekatan atau kebijakan dalam penyusunan anggaran prduksi: 1. Kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat prduksi (prductin stability cncern approach) Yang
dimaksud
dengan
mengutamakan
stabilitas
produksi
adalah
perkembangan yang stabil dari jumlah yang diproduksi di waktu yang akan datang,sehingga walupun terjadi fluktuasi penjualan,jumlah unit tetap sama. 2. Kebijakan pengendalian tingkat persediaan (inventory control) Disini perkembangan jumlah unit yang diprduksi dibiarkan berfluktuasi,tetapi tingkat persediaan diusahakan stabil dari waktu ke waktu. Cara yang dilakukan adalah persediaan awal dan persediaan akhir(dengan waktu bulanan,triwulan,semester,dll) 3. Kebijakan kombinasi,dimana tingkat persediaan maupun tingkat produksi sama-sama berfluktuasi pada batas-batas tertentu.
189
Disini meskipun telah ditetapkan dengan cara kombinasi,tetapi perusahaan masih harus menetapkan asumsi-asumsi lain agar dapat dicapai keseimbangan yang optimum antara tingkat penjualan,persedian,dan produksi D. Label Sebagai konsumen yang baik, kita harus membaca label terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan apa saja kah yang terdapat dalam makanan tersebut. 1. Pengertian,Bentuk dan Fungsi Label Label merupakan
keterangan yang melengkapi suatu kemasan barang
yang berisi tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat barang tersebut, cara pengggunaan, efek samping dan sebagainya. Bentuk-bentuk label yang sering digunakan pada produk-produk dipasaran: 1) Tanda dengan tulisan. 2) Gambar pada kemasan makanan minuman dan barang yang lain. 3) Brosur
atau
selebaran
yang
dimasukkan
kedalam
wadah
atau
pembungkus. Beberapa fungsi label pada suatu produk : 1) Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang baru.yang berupa pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan dan minuman atau obat.dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label/etiket pada hasil produksinya sesuai dengan peraturn yang tercantum dalam undang-undang bahan makan. 2) Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat emilih memebeli serta meneliti secara bijaksana 3) Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bia digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen mmembiasakan diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya 4) Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan terhadap barang tersebut. Dengan demikian para konsumen membiasakan diri untuk membaca label tersebut karena dengan mambaca label akan
190
diketahui isi bungkusan /wadah barang tersebut.hampir semua makanan jadiyang dijual berada dalam kemasan sehingga konsumen tidak dapat memeriksa apa dan bagaimana keadaan isinya waktu membeli. 2. Hal-hal yang dicantumkan di Label 1) Nama barang 2) Merk barang 3) Nomor kode pendaftaran/ ragister 4) Nomor kode produksi 5) Berat bersih isi wadah 6) Komposisi hendaknya nama dari setiap kompponen disebutkan dalam urutan yang tepat menuru beratnya masing-masing 7) Kepekaan dan sifat bahan makanan 8) Alamat lengkap produsen dan penyalur 9) Dalam hal tertentu perlu dicantumkan cara pemakaiannya 10) Tanggal kadaluwarsa perlu dicantumkan 11) Netto 12) Peringatan terhadap akibat sampingannya 13) Cara penyimpnan dan pemeliharaan nya . 14) Barang-barang yang mahal perlu diberi manual 15) Peringatan(awas bahaya obat keras dan sebagainya) 16) Layanan konsumen 17) Label SNI
191
TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan 1. Makalah ini disusun bertujuan untuk menjelaskan perencanaan produksi yang akan diterapkan pada usaha perkebunan markisa di Perum Mega Asri. 2. Makalah ini juga membahas tentang kegiatan manajemen terkait fungsi POAC yang akan diimplementasikan ke usaha perkebunan markisa. 3. Pembuatan makalah ini untuk memberikan label minuman markisa yang telah diproduksi . B. Manfaat Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagi peneliti : 1. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dan sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen dalam memenuhi syarat mengembangkan materi yang diberikan sebagai bahan diskusi. 2. Dan bagi kami pribadi sebagai mahasiswa diharapkan makalah ini dapat membantu kami dalam menjalankan tugas diskusi. 3. Penelitian ini dapat digunakan untuk mempraktekkan apa yang diajarkan oleh dosen.. 4. Mencapai tujuan yang diharapkan sesuai yang diinginkan. Bagi pemilik usaha: 1. Mampu membuat dan menerapkan perencanaan produksi perkebunan markisa, sehingga menjadi maksimal. 2. Mampu menerapkan fungsi manajemen terkait POAC kedalam usaha markisa. 3. Mampu membuat label dengan tahap-tahap sesuai dengan yang dijelaskan. Bagi pembaca :
1. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas.
192
METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Sehubungan dengan hal tersebut,maka pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Studi Kepustakaan ((library Study) Yaitu sebelum melakukan penelitian penulis mempelajari beberapa buku bacaan-bacaan atau literature yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Penelitian di Lapangan (field Research) Yaitu sebelum melakukan penelitian langsung ke obyek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan,adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain: 1. Wawancara (interview) Menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi ( 1989:192 ), wawancara, sebagai sesuatu proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya, tampaknya merupakan alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data social, baik yang terpendam (latent) maupun yang memanifes. Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivations, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya ; mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya. Selain itu wawancara juga dapat digunakan untuk menangkap aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan sewaktu tanya-jawab sedang berjalan. Di tangan seorang pewawancara yang mahir, wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan sebagai bahan ricek
193
ketelitian dan kemantapannya. Keterangan-keterangan verbal dicek dengan ekspresi-ekspresi muka serta gerak-gerik tubuh, sedangkan ekspresi dan gerakgerik dicek dengan pertanyaan-verbal. Wawancara yang baik menurut Mike Francher yaitu wartawan memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan, bukan memikirkan apa yang mau dikatakan. 2. Observasi Pengertian Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). (Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta) 3. Dokumentasi Dokumetasi adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para ahli, dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang menghasilkankumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan. Proses dokumentasi dilakukan melalui beberapa tahapan penting untuk mendapatkan kumpulan data yang nantinya menjadi sebuah dokumen. Tahapan dokumentasi tersebut diantaranya adalah: 1.
Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya,
2.
Mengumpulkan data tersebut menjadi satu kesatuan,
3.
Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk dokumen,
4.
Membagi dan menyebarluaskan dokumen hasil proses dokumentasi kepada pihak-pihak yang diperkenankan dan mempunyai kepentingan tertentu,
194
5.
Mengamankan dan menyimpan keseluruhan dokumen yang telah dibuat agar terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini di peroleh dari para warga yang ada di Perumahan Mega Asri Larangan. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh instansi baik dengan observasi maupun kegiatan wawancara. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data berupa catatan dokumen laporan maupun arsip resmi di instansi.
B. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Kualitatif adalah nilai dari perubahan-perubahan yang tidak dapat dinyatakan dalam angka,melainkan memberikan uraian-uraian sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang sebenarnya terjadi pada objek penelitian. C. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi dari obyek penelitian adalah Perumahan Mega Asri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Sidoarjo. b. Waktu penelitian ini di laksanakan mulai bulan november sampai desember 2015.
195
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM “PERKEBUNAN MARKISA” Perkebunan markisa merupakan salah satu usaha yang memproduksi buah Markisa yang terletak di Perumahan Mega Asri, Desa Larangan, Kec. Candi, Sidoarjo. Perkebunan ini awal mulanya didirikan oleh Ibu Tutuk pada tahun 2011. Dahulu Ibu Tutuk hanya sekedar menanam Markisa, namun setelah merasakan hasil panen yang memuaskan, beliau memberikan beberapa buah ke tetangga untuk lebih dikembangkan lagi.
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 2. Denah lokasi Perumahan Mega asri
196
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 3. Lokasi Penelitian Tetapi ada beberapa kendala yang menjadi hambatan usaha ini untuk lebih maju, yakni terbatasnya lahan yang dimilikinya. Maka dari itu, dengan memberikan bibit markisa ke tetangganya, diharapkan setiap lahan yang ditanami akan menghasilkan panen yang cukup. Kemudian saat musim panen tiba, warga bingung
dengan
menumpuknya
buah
markisa
yang
banyak,
akhirnya
dikemukakan ide yang berasal dari Bapak RT setempat. Ide tersebut ialah menjadikan buah markisa sebagai produk minuman yang sehat. Akhirnya dijalankan ide tersebut sampai saat ini, tetapi belum ada perkembangan karena minuman ini tidak untuk dijual, melainkan sebagai konsumsi masyarakat saja.
197
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 4. markisa hijau di Mega Asri Jenis markisa yang dibudidayakan di Mega Asri ada dua macam, yakni markisa merah dan hijau. Tetapi yang dijadikan untuk bahan produksi minuman adalah markisa hijau karena rasa dari markisa hijau sedikit ada asamnya. Kandungan vitamin dari markisa hijau juga lebih banyak daripada yang merah, oleh karena itu, markisa hijau lebih disukai masyarakat disana.
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 5. Biji kering buah markisa Pohon markisa di perumahan mega asri ini mulai ditanam pada bulan Maret tahun 2011. Cara menanamnya cukup mudah yaitu menyemaikan bijinya. Biji kering ini didapat dari seorang kolega yang sudah pernah menanam pohon markisa. Biji markisa yang didapat itu lalu ditanam di tanah dalam pot bekas minuman air mineral. Masing-masing pot di isi dengan 3 – 4 biji buah markisa.
198
Karena tidak tahu media yang cocok dalam penyemaian biji tersebut, beliau menjadi ragu apakah biji tersebut bisa berkecambah atau tidak. Akhirnya, beliau menggunakan campuran pasir, pupuk kandang dan sekam sebagai medianya. Kemudian biji itu mulai tumbuh sekitar 5-8 hari.
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 6. Kecambah yang baru tumbuh menjadi tanaman Setelah kecambah tumbuh, dan daunnya menjadi 3 helai, pindahkan ke tanah. Sebelumnya siapkan lubang tanah 30 x 30 cm, campurkan dengan pupuk kandang yang sudah dibeli. Lalu, aduk tanahnya sehingga menjadi gembur. Pindahkan 4 pohon markisa ke tanah dan waktu hingga markisa mulai tumbuh ±4 bulan. Setelah 4 bulan markisa tumbuh, bunga dari markisa mulai tampak. Saat sedang memasuki musim hujan, bunga markisa mulai berguguran. Hal itu mengakibatkan hanya 3 buah markisa yang berhasil tumbuh dengan baik. Beliau sempat merasa kecewa karena dari sekian banyak bunga, hanya 3 buah yang tumbuh. Pada Juli 2011, musim telah berganti, namun, buah markisa tetap tumbuh dengan baik. Bahkan dari juluran-juluran baru tunasnya, banyak muncul bakal bunga. Ada harapan baru, ketika satu per satu bunganya menjadi buah mungil dan kemudian menjadi buah. Buah yang dihasilkan dari per pohonnya bisa mencapai 100 buah.
199
B. PRODUKSI MINUMAN MARKISA Hasil panen buah markisa yang ada diperumahan Mega Asri dijadikan minuman, selai, sirup dan pudding. Dan mempunyai komposisi sebagai berikut: 1. MINUMAN MARKISA Bahan- bahan minuman Markisa : 1. Gelas saji plastik 2. Air matang 3. Gula pasir 4. Buah markisa kuning, yang telah dipisahkan dari kulitnya. Cara Membuat Minuman Markisa : Pertama- tama campur air, sari buah markisa dan larutan gula. Aduk rata hingga tercampur sempurna, kemudian masukkan campuran tersebut kedalam gelas plastik sesuai takaran.
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 7. Hasil produksi minuman markisa
200
2. SELAI MARKISA Bahan-bahan pembuatan selai markisa : 1. Buah Markisa Kuning/Merah 2. Rumput laut putih 3. Gula 4. Air Cara Membuat : 1. Rebus daging markisa yang telah dipisahkan dari kulit dan bijinya dengan air sampai mendidih, lalu saring. 2. Panaskan hasil dari sari markisa tadi lalu dicampur dengan rumput laut, beri gula. 3. Aduk terus sampai rumput laut menjadi berbentuk seperti gel. 4. Setelah bentuknya seperti gel, tiriskan. 5. Masukkan dalam toples kaca dan tutup. Simpan dalam lemari es, dan siap disajikan dengan berbagai macam kue. 3. SIRUP MARKISA Bahan Sirup : 1. Markisa kuning/merah yang segar 2. Air 3. Gula Pasir Cara Membuat Sirup : 1. Campur isi markisa kuning/merah dan air lalu diblender. 2. Tuang ke dalam panci, masukan gula pasir dan air, sisanya rebus hingga mendidih. 3. Buang buihnya lalu saring dengan saringan halus. 4. Hidangkan bersama es.
201
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 8. Sirup markisah buatan salah satu warga Perumahan Mega Asri 4.
PUDDING MARKISA :
Bahan-bahan Puding Markisa : 1.
Air
2.
Agar-agar bubuk
3.
Jeli instant
4.
Sirup markisa
5.
Buah markisa kuning/merah, kerok
6.
Susu cair
7.
Cokelat cooking potong-potong
Cara Membuat Puding Markisa : 1. Rebus air, agar-agar dan jeli instant sambil diaduk hingga mendidih. Masukkan sirup markisa, aduk rata. Tambahkan sari buah markisa, aduk rata. Tuang di cetakan, biarkan setengah beku 2. Rebus susu, gula, jeli instant. Aduk-aduk, masak hingga mendidih. Masukkan potongan cokelat, aduk-aduk hingga coklat larut. Tuang di atas puding yang sudah beku, biarkan beku. 3. Hidangkan.
202
C. Perencanaan/Anggaran Produksi Minuman Markisah Peneliti ingin membuatkan suatu perencanaan produksi untuk usaha perkebunan markisa. Peneliti berharap dengan adanya suatu perencanaan produksi ini bisa bermanfaat untuk pengembangan usaha markisa dari tahun ke tahun khususnya yang ada di perumahan Mega Asri, Sidoarjo. Perencanaan produksi ini dibuat berdasarkan tahapan-tahapan yang telah direncanakan secara sistematis. Dan sebagai contoh perencaan produksi ini dibuat untuk jangka waktu satu tahun. Selama satu tahun masa panen bisa dilakukan 2x panen. Komponen-komponen dalam pembuatan perencanaan produksi terdiri dari persediaan awal, persediaan akhir, serta anggaran/rencana tingkat penjualan. Penyusunan rencana produksi ini didasarkan pada tingkat penjualan yang diinginkan oleh perusahaan. Penjualan yang diharapkan dalam 6 bulan sebesar 275, sedangkan 6 bulan selanjutnya bertambah sebesar 350. Untuk bisa memahami secara rinci bisa dilihat penyusunan anggaran sebagai berikut : Anggaran Penjualan tahun 2016 Periode Januari-Juli
= 275 unit
Periode Agustus-Desember
= 350 unit
Persediaan akhir tahun 2015 sebesar 50 unit 1. Tingkat Kebutuhan Produksi Minuman Markisa yang dibutuhkan untuk penjualan periode Januari-Juli : Anggaran penjualan periode Jan-Jul
= 275 unit
Persediaan awal Jan 2016
= 50 unit
Kebutuhan Produksi
= 225 unit
2. Sisa penjualan pada akhir Juli menjadi persediaan awal untuk periode selanjutnya, yakni sebesar 25 unit Tingkat Kebutuhan Produksi Minuman Markisayang dibutuhkan untuk penjualan periode Agustus-Desember : Anggaran penjualan periode Agust-Des
= 350 unit
Persediaan awal Agustus 2016
= 25 unit
Kebutuhan Produksi
= 325 unit
203
Analisanya adalah dengan menggunakan perencanaan produksi ini bisa menjadi acuan bagi usaha perkebunan markisa. Jadi, dengan acuan ini perusahaan bisa mengoptimalkan dari proses pembibitan hingga masa panen sehingga panen yang didapatkan bisa banyak, serta dari sisi penjualan juga harus meningkat dari tahun ke tahunnya. Hal ini bisa memacu semangat sumber daya manusia yang ada disana dan menjadikan usaha ini menjadi berkembang dan dikenal masyarakat. D. Fungsi Manajemen Pada Produksi Minumam Markisa Setelah membahas tentang perencanaan produksi minuman markisa, peneliti juga menerapkan fungsi manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (POAC). A. Perencanaan Perencanaan adalah sesuatu kegiatan merancang segala usaha kita ke depan. Jadi jika perusahaan ingin memproduksi dalam skala banyak, maka kita harus membuat rencana produksi untuk tahun mendatang. Tidak hanya itu dari proses pembibitan hingga panen juga harus diprediksi dari awal. Dan produk seperti apa yang diinginkan juga harus direncanakan. Tetapi tentu saja dalam melakukan fungsi manajemen perencanaan ini juga diperlukan beberapa pihak supaya rencana kita menjadi matang. B. Pengorganisasian Setelah fungsi
manajemen perencanaan di
buat
barulah fungsi
pengorganisasian. Seorang pemilik usaha/manajer harus membuat divisidivisi apa saja yang diperlukan dalam usahanya. Selain itu, kayawankaryawanya juga harus mampu dalam melakukan tugas sesuai divisi yang telah ditetapkan oleh si manajer. Semisal dalam usaha markisa manajer membentuk devisi penyuplay bibit markisa (divisi yang mengatur dalam perolehan bibit tanaman markisa kemudian disalurkan ke divisi penanaman). Divisi penanaman (divisi yang melakukan proses penanaman bibit markisa sampai proses panen tiba dan buah markisa tersebut di suplay ke devisi produksi). Divisi produksi minuman (divisi yang membuat suatu produk minuman supaya bisa menrik). Divisi pemasaran (divisi yang mencari
204
sasaran pasar yang pas untuk produk minuman markisa). Divisi keuangan (divisi yang mengatur jalannya keuangan dari proses awal hingg akhir) . C. Pelaksanaan Fungsi ketiga ini merupakan kunci dari kesuksesan suatu usaha tersebut. Setiap sumber daya yang ada dalam usaha perkebunan markisa itu harus melakukan tugas sesuai divisi masing-masing dengan maksimal. Sehingga tujuan dan target yang telah direncanakan bisa tercapai dengan efektif dan efisien. D. Pengawasan Fungsi ini berkaitan dengan pemilik usaha/manajer.karena setiap jalannya kegiatan dari awal hingga akhir diawasi dan dikontrol oleh manajer tesebut. Sehingga jika ada kekeliruan bisa langsung diatasi. Setelah semua berjalan sesuai rencana,semua devisi harus melaporkan kegiatan yang mereka lakukan sehingga pemilik terus bisa membuat rencana untuk tahun selanjutnya dengan acuan laporan kegiatan sebelumnya. E. Pembuatan Label Pada Minuman Markisa Pada jaman modern saat ini, telah banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan label pada produk mereka. Hal itu bertujuan sebagai identitas dari produk tersebut dan untuk menarik minat/daya beli para konsumen. Dengan semakin banyak para pesaing usaha disekitar, perusahaan mendesain label sebaik mungkin. Untuk itu, peneliti telah membuatkan label minuman markisa pada produk dari Bapak Suud. Diharapkan dengan adanya label minuman markisa ini, produk yang dibuat oleh pengusaha bisa di kenal oleh masyarakat luas dan semakin banyak konsumen yang membeli produk tersebut. Berikut ini adalah gambar label yang dibuat peneliti untuk diberikan kepada pengusaha minuman markisa.
205
Sumber : Peneliti (2015) Gambar 9. Label yang akan diberikan pada pengusah minuman buah markisa Peneliti berharap dengan adanya pemberian label pada produk minuman markisa ini, bisa menjadikan pengusaha lebih banyak memproduksi minuman markisa agar bisa di perjual belikan di pasaran atau pun di toko-toko,dan mempunyai banyak peminat baik dari kalangan anak kecil,remaja ataupun orang tua.
206
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Perencanaan produksi dikatakan sebagai proses/program-program yang disusun oleh suatu perusahaan dalam menentukan jumlah/target produksi yang akan dicapai di masa datang (Henry Fayol). Penelitian ini difungsikan sebagai dasar bagi UKM Markisa untuk menetapkan target produksi, sehingga kinerja lebih teratur, UKM menjadi berkembang dan tujuan untuk mendapatkan profit semakin mudah tercapai. 2. Fungsi Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dirancang mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengendalian (controlling) (George R. Terry). Fungsi POAC ini menjadi rencana peneliti dalam mengembangkan UKM Markisa, yang didalamnya terkait perencanaan dari bibit apa yang digunakan, proses-proses penanaman, hingga proses produksi buah markisa menjadi minuman. Tidak hanya penerapan fungsi POAC, peneliti juga memberikan Label minuman markisa sebagai daya tarik beli konsumen dan identitas minuman dari Perumahan Mega Asri. B. Saran 1
Saran bagi Pemerintah Diharapkan kesadaran pemerintah untuk membuka mata dan melihat kondisi masyarakat kecil yang pada dasarnya mereka bisa mendirikan suatu usaha dan mampu memberikan income bagi Indonesia. Bantuanbantuan kecil sangat diharapkan bagi mereka dan mengedepankan produk dalam daripada harus mengimpor produk luar.
2
Saran bagi Warga sekitar Partisipasi dari masyarakat sekitar sangat dibutuhkan bagi pengembangan usaha budidaya Markisa. Dengan keterbatasan lahan yang dimiliki UKM tersebut, masyarakat sekitar diharapkan mampu membuka jalan untuk mau membantu menanam bibit markisa di lahan yang mereka miliki.
207
3
Saran bagi Target UKM Jika ada profit lebih, pemilik UKM bisa mengalokasikan ke saving (tabungan jangka panjang). Hal itu digunakan untuk pengembangan lahan UKM.
208
V. TEMPAT SAMPAH KARET PRODUKSI UD. TUNAS HARAPAN PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pemasaran adalah suatu proses kegiatan usaha untuk melaksanakan rencana-
rencana strategis yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan konsumen yang akan dipuaskan, pembuatan produk dijual, penentuan harga yang sesuai, penentuan cara-cara promosi dan penyaluran distribusi yang tepat. Dalam pemasaran produk, perusahaan harus mengembangkan produknya atau biasa disebut berinovasi. Inovasi sendiri adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia dapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif. Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada. Inovatif juga merupakan sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang wirausahawan. Wirausahawan
yang
slalu
melakukan inovasi dalam
ushanya
maka
keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat. Inovatif merupakan implikasi dari karakteristik wirausahawan yang mampu membawa perubahan pada lingkungan sekitarnya. Inovatif secara tidak langsung menjadi sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa, maupun pengusaha. Seorang wirausahawan akan selalu memikirkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, tidak seperti yang dipikirkan dan dilakukan oleh kebanyakan orang. kreatif dan inovatif adalah suatu kemampuan untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa inovasi penting bagi bisnis Anda . Yang pertama Inovasi dibutuhkan agar bisnis Anda selalu relevan
bagi
konsumen. Semakin hari konsumen semakin memiliki karakter yang senang menggunakan produk-produk yang praktis. Yang kedua mengganti produk yang masa hidupnya pendek. Yang ketiga Memberikan untung lebih besar. Setiap kali kita meluncurkan produk baru secara tidak langsung hal ini juga akan meningkatkan keuntungan yang lebih besar. 209
Dengan inovasi wirausahawan dapat terus bersaing dalam menjual produknya karena produk akan terus berkembang dan berubah-ubah sehingga konsumen tidak akan bosan dengan produk tersebut. Begitupun juga dengan kerajinan ban bekas (UD. Tunas Harapan) dalam usaha milik Bapak M. Taufiq yang harus terus berinovasi agar menciptakan hal baru dalam kerajinan ban bekas. Selain dengan inovasi wirausahawan harus dapat memasarkan produknya dengan baik. Dijaman yang modern seperti saat ini yang serba dengan kepraktisan wirausahawan juga akan berkembang dengan cara memasarkan. Selain dengan media iklan di televisi, pemasaran kini bisa juga dengan internet. Pemasaran dengan internet atau internet marketing adalah pemasaran secara online melalui internet. Atau dengan kata lain menjual produk atau jasa dengan media internet sehingga pertemuan penjual dan pembeli dilakukan secara online.Selama ini sistem pemasaran
UD. Tunas harapan hanya menggunakan kartu nama dan
pemasaaran secara mulut ke mulut. Padahal hal itu tidak begitu efektif dijaman yang modern seperti sekarang , oleh karena itu UD. Tunas Harapan memerlukan Internet Marketing untuk meningkatkan penjualannya. Berdasarkan pendapat Mohammed et al. (2003,96-97) pengaruh internet marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan beberapa cara, yakni Peningkatan segmentasi Dengan adanya internet segmentasi pasar semakin luas, karena jangkauan pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah. Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi pemasaran dapat dengan lebih cepat pula dikembangkan. Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat meningkatkan strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat dilakukan dengan lebih transparan.
Peningkatan integrasi
strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis. Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran melalui internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional.
210
B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan bagaimana cara untuk meningkatkan penjualan dan memberikan inovasi produk dalam UD. Tunas Harapan dan memberikan pengajaran tentang internet marketing kepada pemilik UD. Tunas Harapan yakni Bapak M. Taufiq. Rumusan masalah yang akan diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah: a.
Bagaimana meningkatkan inovasi produk yang ada di dalam UD. Tunas Harapan?
b.
Bagaimana menerapkan internet marketing kepada UD. Tunas Harapan untuk meningkatkan penjualan?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini tidak lain adalah untuk: a.
Membuat inovasi baru sehingga akan menambah lini produk yang ada dalam UD. Tunas Harapan. Selama ini produk dalam perusahaan milik Bapak Taufiq tersebut hanya membuat tempat sampah dari ban bekas yang diambil kulit bagian dalamnya untuk dibentuk menjadi tempat sampah. Dan dengan inovasi yang akan diterapkan UD. Tunas harapan
akan menambah lini
produk baru sehingga penjualan perusahaan akan meningkat. b.
Dengan adanya penambahan lini produk baru maka strategi pemasaran juga harus menerapkan strategi baru, selama ini UD. Tunas harapan hanya menerapkan strategi pemasaran mouth to mouth (sistem pemasaran dari mulut ke mulut). Strategi ini mungkin kurang efektif untuk jaman sekarang yang penuh dengan kepraktisan. Maka dari itu sistem pemasaran baru pun akan diterapkan yaitu dengan internet marketing. tujuan Internet marketing adalah untuk mempromosikan produk UD. Tunas Harapan. Karena Perkembangan media internet ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Sehingga dengan internet marketing penjualan UD. Tunas Harapan akan meningkat.
211
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti, pemilik usaha maupun pembaca penelitian ini. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Bagi peneliti: Penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk menambah wawasan
sekaligus sabagai tempat untuk mempraktekan sebagian ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah. Dan memperoleh pengalaman untuk mendekatkan diri kepada dunia usaha. Dan berharap suatu saat nanti akan memiliki suatu usaha sendiri. b.
Bagi pemilik usaha: Penelitian ini diharapkan dapat membantu UD.Tunas Harapan untuk
berinovasi agar produksi pada usaha tersebut tidak terpaku pada tempat sampah saja, akan tetapi juga akan membuat produk baru yang juga memiliki bahan dasar dari ban bekas juga.hal ini akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan agar penjualan akan meningkat. Selain dengan inovasi UD. Tunas Harapan akan membuat strategi pemasaran baru menggunakan internet sebagai media memasarkan produknya. Karena pada jaman sekarang ini penjualan dengan internet sudah menjamur, sehingga internet marketing diharapkan dapat memberikan solusi baru bagi UD. Tunas Harapan untuk meningkatkan penjualannya. c.
Bagi pembaca: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
inovasi dan internet marketing. Dan harapannya pembaca akan mengeluarkan ide atau inovasinya untuk menciptakan produk terbaru yang berguna bagi masyarakat. Dan juga bisa memasarkannya dengan strategi internet marketing.
212
TINJAUAN PUSTAKA A. Tempat Sampah Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung
sampah
secara
sementara,
yang
biasanya
terbuat
dari logam atau plastik (wikipedia). Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan
di dapur untuk
membuang
sisa
keperluan
dapur
seperti
kulit buah atau botol. Ada juga tempat sampah khusus kertas yang digunakan di kantor. Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini sudah banyak yang menggunakan pedal untuk memudahkan membuka tutup tempat sampah.Tempat sampah dalam ruangan umumnya dilapisi kantong untuk memudahkan pembuangan sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini
memudahkan
pembuangan
sampah.
Beberapa
tempat
umum
seperti taman memiliki tempat sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat ditemukan di sisi sepanjang jalan. Hal ini untuk menghindari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta etika sosial. Semua sampah yang dikumpulkan umumnya diangkut menggunakan truk sampah untuk dibawa ke insinerator, tempat pembuangan, atau penghancur sampah. Di beberapa tempat juga ada pelayanan daur ulang, dengan satu atau lebih tempat sampah yang dikhususkan untuk didaur ulang. Tempat sampah khusus ini dicirikan (umumnya dengan warna) sesuai kategorinya yang menentukan sampah jenis apa yang boleh dimasukkan. Material yang disediakan tempat sampahnya diantaranya sampah jenis kertas, kaca, logam, plastik, dan sampah yang dapat dikomposkan.
213
Tabel 1 Jumlah rata-rata sampah yang beredar disurabaya setiap harinya dan
jumlah sampah yang terangkut setiap harinya.(data tahun 2014) Sumber: surabayanews.wordpress.com
Berdasarkan data Tabel 1, dapat dilihat bahwa persentase pengangkutan sampah di Kota surabaya rata-rata baru mencapai 60%. Timbulan sampah (limbah padat domestik) dari berbagai sumber di surabaya. Dari 60% sampah yang dapat terangkut hanya diambil dari tempat sampah umum yang tersedia di setiap wilayahnya. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat sampah. Maka dari itu masyarakat hendaknya menyediakan tempat sampah yang banyak agar kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempat sampah. Selain itu pemerintah juga bisa membuat program daur ulang sampah. berbagai komponen sampah menyimpan potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali, atau diolah untuk menghasilkan produk baru non energi melalui proses recovery dan recycling. Potensi reduksi sampah kota dapat ditetapkan berdasarkan material balance, dengan memperhitungkan recovery factor setiap komponen sampah. Yang dimaksudkan dengan recovery factor adalah prosentasi setiap komponen sampah yang dapat dimanfaatkan kembali, di-recovery atau didaur ulang. Selebihnya merupakan residu yang memerlukan pembuangan akhir atau pemusnahan. Pada Tabel 2 dapat dilihat recovery factor dari jenis-jenis sampah yang telah dihitung di Kota Surabaya.
214
Tabel 2 Jumlah prosentase sampah yang didaur ulang setiap harinya
Sumber: surabayanews.wordpress.com
Timbulan sampah di kota Surabaya yang berpenduduk 2,7 juta jiwa adalah 7.500 ton/hari (data tahun 2014). Dengan menggunakan nilai-nilai recovery factor aktual yang dihitung dari pengaruh aktivitas sektor informal sebagaimana tercantum pada Tabel 2, besarnya jumlah sampah kering yang dapat didaur ulang di Surabaya adalah sebagai berikut: sampah plastik 109 ton/hari, sampah kertas 62,7 ton/hari, sampah gelas 25,7 ton/hari, dan logam 24,5 ton/hari. Jumlah total reduksi aktual jenis-jenis sampah tersebut adalah 221,9 ton/hari atau 10.3% dari jumlah timbulan sampah kota/hari. Nilai daur-ulang jenis sampah kering sebesar 10,3% dari total sampah kota bukan merupakan tingkat yang signifikan. Oleh karenanya, upaya reduksi dan pemanfaatan sampah kota perlu difokuskan pula pada sampah basah, yang dominan jumlahnya dalam sampah kota. Dengan menggunakan nilai recovery factor potensial sebesar 0,80 untuk pemanfaatannya sebagai bahan baku kompos, sebanyak 1251,4 ton sampah basah dapat direduksi setiap harinya. Jumlah ini dapat mengurangi timbulan sampah kota sebanyak 1473,3 ton (68,3%), dan meninggalkan 684,4 ton residu (31,7%) untuk diangkut ke TPA. Apabila strategi reduksi sampah basah maupun sampah kering dapat dilakukan dengan baik, maka 215
selain diperoleh materi daur-ulang yang bemanfaat, juga kebutuhan biaya penanganan sampah dan kebutuhan lahan TPA dapat dikurangi secara signifikan (Sumber: surabayanews.wordpress.com)
B. Manfaat Tempat Sampah Tempat
sampah
menurut
Yetti
Oktavia
dalam
blognya
(www.tempatsampah.org) selain dijadikan media pembuang sampah, ada beberapa manfaat lain yang dapat diberikan oleh tempat pembuangan sampah kepada lingkungan sekitar, diantaranya adalah: a.
Sarana edukasi Bagi anda yang memiliki anak-anak yang masih dalam tahap belajar dan
mengenali sesuatu di usia mereka, media tempat pembuangan sampah dengan berbagai desain bahan dan warna akan membantu anda dalam mendidik buah hati akan kebersihan dan menumbuhkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Anda dapat mengenalkan pada buah hati anda mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sampah. Mulai dari bagaimana cara memilah sampah berdasar materialnya, bagaimana pemanfaatan sampah dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana cara mereka menghormati orang-orang yang membersihkan sampah tanpa kenal lelah setiap harinya. Disamping mengajarkan akan pentingnya lingkungan yang bersih untuk kesehatan buah hati, anda juga akan mengajarkan kepada mereka bagaimana cara bersikap di lingkungan sosial terkait sampah. Dengan demikian tanpa sadari anda akan mengasah ketajaman cara berpikir anak dan melatih keseimbangan aktivitas antara sel saraf motorik serta sensorik dalam tubuh. b.
Sarana promosi produk Dengan kemajuan teknologi desain yang ada sekarang ini, promosi sebuah
produk tidak hanya dapat dilakukan dengan menyebar brosur, pamflet, atau memasang baliho di jalan-jalan utama. Promosi sebuah produk consumer goods dapat juga diiklankan dalam bentuk gambar yang unik di sebuah tempat pembuangan sampah berbahan metal atau plastik. Selain menyadarkan setiap orang untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, ketika ada gambar yang menarik terlukis pada tong sampah, mau tidak mau para konsumen akan
216
melihatnya dan rasa penasaran yang timbul pun akan membuat banyak konsumen yang ingin mencoba produk yang diiklankan di tempat sampah tersebut saat sudah dirilis. Sebagai media promosi, tong sampah juga dapat dikatakan cara marketing yang cukup strategis mengingat lokasinya yang akan selalu ada di tempat yang banyak dikunjungi orang seperti stasiun, bandara, atau pusat perbelanjaan. c.
Pembuat kompos Tahukah anda jika anda dapat membuat kompos yang terbuat dari kumpulan
sampah organik seperti sisa daun atau sampah makanan yang terlebih dahulu dikeringkan dengan menggunakan tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan plastik PPE atau yang memiliki ketebalan bahan diatas 3mm. Membuat kompos organik dengan menggunakan tambahan ragi yang didiamkan didalam sebuah tempat pembuangan sampah organik selama sekitar seminggu tidak akan menjadikan sampah menjadi sangat bau atau berpenyakit karena pastinya tong sampah yang digunakan tertutup rapat. Pembuatan kompos yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan tempat pembuangan sampah akan terasa sangat membantu terutama ketika lahan yang digunakan untuk membuat kompos tidak ada. Anda juga tidak perlu membuang waktu banyak jika anda ingin membuat kompos asalkan sejak awal anda sudah memilah sampah organik yang khusus hanya menggunakan satu tempat. Proses fermentasi kompos yang berlangsung dalam tempat pembuangan sampah juga tidak akan membuang tong sampah yang digunakan rusak. Kompos yang dibuat dalam sebuah tong juga minim pencemaran udara. Dengan adanya tempat sampah yang berwarna warni ataupun dengan bentuk yang unik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Selain itu juga bisa menjadi sarana untuk mendidik anak-anak untuk menjaga kebersihan, dengan demikian kebersihan lingkungan akan selalu terjaga. C. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
217
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dalam wikipedia menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses penyusunan komunikasi yang terpadu dan tujuannya untuk memberikan informasi tentang barang atau jasa yang diperjualbelikan yang kaitannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan para ahli lain mengemukakan bahwa pemasaran adalah: 1) William J. Stanton (2000,113) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan –kegiatan binis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mepromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial 2) Philp Kotler (2008,114) Pemasatan adalah suatu proses social yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. 3) Boyd, Walker, Larreche (1998) Pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk
218
menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. 4) WY. Stanton (1997) Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. 5)
Philip and Duncan (2007) Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. D. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu: 1) Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar. 2) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. 3) Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. Swastha dan Irawan, (2005:10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tujuan utama konsep
219
pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan. E. Internet marketing 1. Pengertian E-Marketing Chen-Ling, and Lie, dalam Journal of American Academy of Business (2006,296) Pemasaran Elektronik/internet marketing (E-marketing) adalah Proses memasarkan produk dan layanan kepada pelanggan dengan menggunakan media web. Promosi, Iklan, Transaksi dan pembayaran dapat dilakukan melalui halaman web. Pengguna internet marketing dapat dengan mudah mengakses informasi dimana saja dengan komputer yang terhubung ke internet. El-Gohary (2010,216) E-marketing dapat dipandang sebagai sebuah filosofi baru dan praktek bisnis moderen yang terlibat dengan pemasaran barang, jasa, informasi dan ide melalui internet dan elektronik lainnya. Mohammed et al. (2003,4) internet marketing adalah sebuah proses untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan secara online sebagai sarana untuk pertukaran pendapat, produk, dan jasa sehinga dapat mencapai tujuan bersama kedua kelompok.
2. Pengaruh E-Marketing Jagdish and Sharma (2005,612) e-marketing menciptakan perubahan prilaku yang mendasar dalam bisnis dan konsumen serupa dengan yang terkait dengan pengenalan mobil dan telepon yang mengurangi kebutuhan untuk pendekatan channel.
e-marketing
menggunakan
internet
sebagai
platform
yang
memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan,
220
mengurangi biaya transaksi, dan memungkinkan pelanggan untuk berpindah kapan dan dimanasaja tanpa menghawatirkan tempat dan waktu. Bedasarkan pendapat Mohammed et al. (2003,96-97) pengaruh internet marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan ada 4 cara yakni: 1) Peningkatan segmentasi Dengan adanya internet segmentasi pasar semakin luas, karena jangkauan pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah. 2) Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi pemasaran dapat dengan lebih cepat pula dikembangkan. 3) Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat meningkatkan strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat dilakukan dengan lebih transparan. 4) Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis. Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran melalui internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional.
3. Tujuh Tahap Siklus Internet Marketing Mohammed et al. (2003,8-18) mengemukakan tujuh tahap siklus internet marketing yang antara lain adalah : 1) Framing the Market Opportunity ( Membentuk Peluang Pasar) Tahap pertama dalam internet marketing membentuk peluang pasar dan mengumpulkan data dari sistem online maupun offline untuk menciptakan penilaian peluang. Pada tahap ini terdapat 6 bagian dari suatu metodologi sederhana untuk mengevaluasi dan membentuk peluang pasar, antara lain : a) Mengidentifikasi Peluang dalam Value System Baru atau yang ada. Mohammed et al. (2003,36) langkah pertama dari membentuk peluang bisnis adalah secara luas mengidentifikasi tempat dimana perusahaan baru akan
221
ikut serta. Tujuannya adalah untuk mendeklarasi apa yang ada di dalam dan di luar pertimbangan model bisnis. Suatu bisnis di bangun dari aktivitas-aktivitas individu dan organisasi yang terpisah yang bekerja sama bersama untuk menciptakan dan memberikan keuntungan pada pelanggan melalui produk dan jasa. b) Mengidentifikasi Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi Mohammed et al. (2003,41-44) menciptakan nilai baru didasarkan pada pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik. Pelanggan dapat saja berpindah ke produk atau jasa perusahaan lain apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan dan mengkomunikasikan valuenya secara efektif kepada pelanggan. Proses pemetaan keputusan pelanggan merupakan kerangka yang di kelola untuk membantu manajer secara sistematis melihat kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi. c) Mengidentifikasi Target Segmentasi Mohammed et al. (2003,46–49) perusahaan harus mengetahui konsumen yang atraktif yang akan dikejar, pengalaman yang dibutuhkan oleh konsumen, memberikan penawaran yang menarik untuk pelanggan, mengetahui batasanbatasan yang harus dilewati perusahaan untuk bisa mengajak konsumen ikut serta dalam penawaran. Segmentasi merupakan proses dalam mengelompokan pelanggan berdasarkan pada kesamaan mereka. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk mengidentifikasi kombinasi dan variable-variabel pasar yang akan menghasilkan segmentasi pelanggan yang actionable and meaningful. Segmentasi yang actionable merupakan segmentasi yang harus konsisten dengan bagaimana perusahaan dapat go-public, dan harus dapat diukur dan digambarkan. Segmentasi yang meaningful merupakan segmentasi yang harus dapat menjelaskan penyebab tingkah laku pelanggan dengan cara yang spesifik. d) Mengenalkan Peluang berdasarkan Sumberdaya perusahaan untuk Keuntungan Mohammed et al. (2003, 57-58) sistem sumber daya (resource system) adalah sekumpulan aktivitas– aktivitas individu dan organisasi serta asset yang terpisah, yang jika disatukan bersama akan menciptakan kapabilitas bagi organisasi.
222
2) Formulating the Marketing Strategy (Memformulasikan strategi pemasaran) Konsep kunci dalam strategi pemasaran menurut Mohammed et al. (2003,90)
secara
tradisional
strategi
pemasaran
meliputi
segmentasi
(segmentation), penentuan sasaran (targeting) dan penentuan posisi (positioning). Strategi ini kemudian di dukung oleh program pemasaran yang melibatkan putusan yang terkait dengan marketing-mix yang meliputi harga (price), produk (product), promosi (promotion) dan distribusi (distribution). Strategi internet marketing pada Bricks-and-Mortar: a)
Segmentation AL-Salaimeh M. Dalam jurnal Marketing Concepts, Segmentation and the
Product Developtment Process (2008, 454) Segmentasi adalah pembagian basis Produk Promosi Harga Distribusi Penentuan Posisi Dan Target Pasar konsumen, atau basis potensial konsumen ke dalam kategori dimana memiliki karakteristik yang serupa. Ada sejumlah cara pasar dapat disegmentasikan. Metode segmentasi traditional
menggunakan
demografi
untuk
membagi
pasar
berdasarkan
karakteristik seperti usia, jenis kelamin atau latarbelakang suku ataupun dengan menggunakan ciri ciri pisik yang lain yang dapat di gunakan, seperti lokasi geografis atau bahkan karakteristik seperti berat badan, warna rambut atau bahkan dengan mata rabun. b) Targeting Mohammed et al. (2003,109 – 112) dalam strategi targeting online terdapat empat kemungkinan, yaitu: (1) Blanket Targeting Perusahaan menemukan bahwa segmentasi secara online tidak memberikan sesuatu yang baru dan karakteristik dari segmen online sama dengan segmen offline. Atau mungkin saja, karakteristiknya sama namun segmennya menjadi semakin membesar 30 dikarenakan faktor jangkauan geografis yang di perluas. (2) Beachhead Targeting Skenario ini mungkin terjadi ketika konsumen pada segmen online ternyata lebih kecil dari pada segmen offline, yang mungkin saja menggambarkan selera
223
dan kesukaan yang terbatas. Ini dapat saja terjadi apabila hanya terdapat sebagian konsumen yang menggunakan internet untuk melakukan pembelian. (3) Bleed-over Targeting Pada skenario ini di jelaskan bahwa segmen target secara online meliputi sebagian dari segmen offline namun juga menargetkan pada sebagian dari segmen yang baru. Target segmen yang baru ini dapat meliputi tipe-tipe konsumen yang berbeda. (4) New Opportunity Targeting Pada strategi pemasaran online mungkin memilih satu segmen sasaran yang berbeda seluruhnya. Berikut, segmen pelanggan sasaran mewakili kebutuhan dan pilihan yang berbeda dari segmen offline tradisional. Skenario ini mungkin muncul jika produk–produknya mempunyai arti yang baru dan berbeda bagi pelanggan di lokasi geografi berbeda, atau jika kampanye pemasaran sebelumnya tidak mampu mencapai dan mempengaruhi persepsi produk. 3). Designing the Customer Experience (Mendesain pengalaman pelanggan) Pengalaman pelanggan (customer experience) merupakan persepsi dan interpretasi yang ditargetkan terhadap konsumen pada semua rancangan yang dialami ketika berinteraksi dengan perusahaan (Mohammed et al. 2003,130). Perusahaan harus memahami jenis pengalaman pelanggan yang perlu dihasilkan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman tersebut harus berkorelasi dengan strategi pemasaran dan positioning perusahaan. Pengalaman pelanggan (customer experience) biasa didefinisikan sebagai interpretasi dari pertemuan lengkap pemakai situs, dari pandangan awal pada homepage sampai pengalaman pembelian, meliputi keputusan seperti apakah akan membuat sebuah shopping cart. 4). Crafting the Customer Interface (Merancang interface bagi pelanggan) Mohammed et al. (2003,161–190) interface merupakan representasi virtual dari pemilihan nilai proposisi suatu perusahaan. Internet telah mengubah tempat pertukaran dari marketplace (seperti interaksi face-to-face) menjadi marketspace (seperti interaksi screen-to-face). Perbedaan utama sifat hubungan pertukaran sekarang ditengahi oleh interface teknologi. Dengan perpindahan dari hubungan
224
antarmuka people–mediated menjadi technology–mediated, terdapat sejumlah pertimbangan perancangan interface yang dihadapi. 5). Designing the Marketing Program (Merancang program pemasaran) Setelah melalui tahap satu sampai tahap empat, perusahaan seharusnya telah mempunyai arah strategi yang jelas. Perusahaan telah memutuskannya berdasarkan berdasarkan pada segmen pasar dan posisi yang spesifik. Pada tahap ke-5 ini akan mendesain serangkaian tindakan pemasaran untuk memindahkan target pelanggan dari kewaspadaan (awareness) menjadi suatu komitmen. Empat tahapan dari hubungan dengan pelanggan adalah sebagai berikut: a)
Tahap Kesadaran (awareness) Tahap dimana pelanggan memiliki informasi dasar, pengetahuan atau
pandangan tentang perusahaan atau produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut tetapi belum memulai komunikasi dengan perusahaan. Konsumen mencapai tahap ini melalui berbagai sumber seperti word of mouth, pemasaran tradisional misalnya iklan di televisi, dan pemasaran online seperti banner ads. b) Tahap Eksplorasi (exploration) Tahap dimana pelanggan dan perusahaan mulai membuat komunikasi dan aksi yang memungkinkan suatu evaluasi mengenai kelanjutan hubungan yaitu apakah akan lanjut atau tidak ke bagian yang lebih dalam. c)
Tahap Komitmen (commitment) Tahap ini melibatkan adanya tanggung jawab terhadap produk atau
perusahaan. Ketika customer berkomitmen terhadap website, maka dia akan setia kepada website tersebut misalnya melakukan customization dalam website tersebut. d) Tahap Pemutusan Hubungan (dissolution) Tahap ini muncul ketika salah satu atau kedua belah pihak memutuskan hubungan. Tidak semua pelanggan berharga untuk perusahaan. 6). Leveraging Customer Information Through Technology (Memperluas informasi pelanggan melalui teknologi)
225
Mohammed et al. (2003,627) dalam lingkungan yang terfokus pada pelanggan, perusahaan harus dapat bertindak berdasarkan 3 keputusan kunci berikut ini : a) Memilih target pasar dengan strategis (Market Research). b) Mempelajari lebih lanjut tentang pelanggan dan strategi peralatan yang akan digunakan dalam mendapatkan pelanggan yang ditargetkan (Database). c) Menilai keuntungan jangka panjang dari pelanggan dan mempertahankan pelanggan inti (Customer Relationship Management). 7). Evaluating the Marketing Program (Mengevaluasi program pemasaran) Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan program pemasaran untuk mengetahui apakan suatu program pemasaran sudah mencapai sasaran. Untuk menentukan hasil pemasarannya, perusahaan dapat menggunakan parameter metriks untuk mengukur kesuksesan dari program internet marketing tersebut cocok dengan objektif dari perusahaan (Mohammed et al. 2003,18). Dalam tahap ini, digunakan marketing metrics framework yang terdiri dari financial metrics, customer based metrics, dan implementation metrics. a)
Financial metrics Mengukur hasil dari bottom–line dan berada pada level yang paling
menyeluruh. Metrics ini meliputi pengukuran sales, revenue, gross margins, profits, marketing spend. b) Customer based metrics Melihat kinerja pemasaran dalam membangun asset yang berbasis pelanggan yang memberikan hasil financial. Metrics ini berhubungan dengan tahap hubungan dengan pelanggan, yaitu awareness, exploration, commitment, dan dissolution. c)
Implementation metrics Mengukur pengimplementasian program pemasaran yang menjelaskan
tindakan apa yang perlu dilakukan untuk memperkuat basis pelanggan dan pada akhirnya hasil keuangan tersebut.
226
F. Inovasi 1. pengertian Inovasi yang berasal dari kata Latin innovare berarti untuk membuat sesuatu yang baru, dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang merubah kesempatan menjadi ide-ide baru dan menjadikannya dapat digunakan dalam praktek secara luas. Pengertian inovasi menurut Kotler dan Keller (2009) adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Sedangkan menurut Tidd (2005) inovasi bukan sekedar ide-ide bagus, namun merupakan kombinasi dari ide-ide bagus, staff yang termotivasi, dan pemahaman naluriah dari apa yang diinginkan konsumen. Tidd (2005,10) diartikan sebagai perubahan produk atau servis yang ditawarkan oleh organisasi. Sedangkan Paul Trott (2008) mengatakan inovasi adalah manajemen dari semua aktivitas yang berhubungan dengan proses penciptaan ide, pengembangan teknologi, manufaktur dan pemasaran suatu produk atau proses manufaktur atau peralatan baru (atau perbaikan). Sedangkan penemuan (invensi) merupakan proses konversi pemikiran-pemikiran intelektual ke dalam artifak baru yang nyata (biasanya produk atau proses). Secara sederhana hubungan invensi dan inovasi digambarkan dalam rumus sebagai berikut: Inovasi = Konsepsi teori + invensi + komersialisasi Inovasi dapat dikatakan sebagai implementasi komersialisasi suatu invensi dari ide-ide dalam sebuah organisasi. Kenyataannya, beberapa invensi yang sangat terkenal sebenarnya ditemukan oleh orang-orang (inventor) yang namanya telah dilupakan orang nama-nama yang berkaitan dengan temuan-temuan tersebut adalah nama-nama pengusaha (inovator) yang telah membawa temuan-temuan tersebut secara komersial. Orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif. Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada. Inovatif juga merupakan sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang wirausahawan. Wirausahawan yang slalu melakukan inovasi dalam ushanya. Maka keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat.
227
Inovatif merupakan implikasi dari karakteristik wirausahawan yang mampu membawa perubahan pada lingkungan sekitarnya. Inovatif secara tidak langsung menjadi sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa, maupun pengusaha. Seorang wirausahawan akan selalu memikirkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, tidak seperti yang dipikirkan dan dilakukan oleh kebanyakan orang. Kreatif dan inovatif adalah suatu kemampuan untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis. Baik langsung maupun tidak langsung seorang wirausahawan adalah orang yangmampu membawa perubahan pada lingkunganya. Disisi lain ia juga orang yang sanggup menerima perubahan yang terjadi dan menyikapi perubahan tersebut dengan positif. Ia juga berani mengambil resiko berhasil ataupun gagal di setiap jalan yang ia ambil. Wirausahawan mampu bertahan pada kondisi perekonomian yang sulit dan serba kalut. Karena disaat semua resah, ia memiliki kreasi daninovasi untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis. Definisi Inovasi menurut Para Ahli : 1)
Everett M. Rogers (1983) Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
2)
Stephen Robbins (1994) Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal
utama yaitu : a)
Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.
228
b) Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa
yang
siap
dikembangkan
dan
dimplementasikan
termasuk
hasil inovasi dibidang pendidikan. c)
Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan
perbaikan
(improvement)
yang
terus
menerus
sehingga
buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.
2. Ciri-Ciri Inovasi Stephen Robbins (1994) inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu: 1) Memiliki kekhasan/khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. 2) Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan. 3) Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatuinovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesagesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. 4) Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Jenis-jenis Inovasi Jika dilihat dari kecepatan perubahan dalam proses inovasi ada dua macam inovasi (Brazeal & Herbert, 1997). yaitu : 1)
Inovasi radikal Inovasi radikal dilakukan dengan skala besar yang dilakukan oleh para ahli
dibidangnya
dan
biasanya
dikelola
oleh
departemen
penelitian
dan
229
pengembangan. Inovasi radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan lembaga jasa keuangan. 2) Inovasi inkremental inovasi
incremental merupakan
proses
penyesuaian
dan
mengimplementasikan perbaikan yang berskala kecil. Sedangkan jenis inovasi berdasarkan fungsi yaitu : 1) Inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan atau proses produksi 2) Inovasi administrasi dapat bersifat organisasional dan struktural.
5.. Karakteristik Inovasi 1)
Keunggulan Relatif (relative advantage) Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih
baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. 2) Kompatibilitas (compatibility) Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). 3)
Kerumitan (complexity), Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. 4)
Kemampuan diuji cobakan (trialability) Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat
diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting
230
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi,
suatu
inovasi
sebaiknya
harus
mampu
menunjukan
(mendemonstrasikan) keunggulannya. 5)
Kemampuan diamati (observability) Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi
5. Sumber Peluang Inovasi Inovasi dapat bersumber dari adanya peluang-peluang sebagai berikut; 1) Penelitian dan Pengembangan Inovasi
dapat
dihasilkan
melalui
suatu
penelitian
dan
pengembangan (research and development). Perusahaan-perusahaan yang telah maju atau besar umumnya mempunyai satu divisi khusus untuk melakukan penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu inovasi yang sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Perusahaan ini berprinsip harus melakukan inovasi terus menerus bagi kelangsungan hidupnya. 2) Keberhasilan/kegagalan Keberhasilan/kegagalan baik dari perusahaan sendiri maupun dari perusahaan lain dapat dijadikan sumber ide bagi suatu inovasi. Keberhasilan peluncuran suatu produk merupakan ide untuk melakukan inovasi bagi produk yang lainnya. Produk inovasi tersebut dapat sama tetapi dengan perbedaan spesifikasinya. Peluncuran suatu produk juga dapat menjadi sumber inovasi bagi produk suplemen lainnya. Misalnya, produk asesoris kendaraan merupakan suplemen bagi produk tersebut diluncurkan. 3) Kebutuhan, Keinginan, dan Daya Beli Masyarakat
231
Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan daya beli masyarakat. Misalnya, semua masyarakat mempunyai kebutuhan akan perumahan. Namun keinginan dari individu masyarakat tersebut berbeda beda sesuai dengan selera dan keadaan ekonomi mereka. Selanjutnya permintaan akan perumahan akan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Seorang yang butuh perumahan mungkin menginginkan rumah yang besar dengan harga yang lebih mahal. Namun karena kemampuan dayabelinya tidak memadai ia harus membeli rumah yang kecil yang terjangkau oleh daya belinya. Seorang pemimpin perusahaan dalam hal ini harus membuat perumahan dengan tipe – tipe yang sesuai dengan keinginan dan daya beli mereka. a)
Kebutuhan fisik (physiological needs). Yaitu kebutuhan dasar hidup seperti air, udar, sandang, pangan, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
b)
Kebutuhan keamanan (safety needs) Yaitu kebutuhan akan perlindungan terhadap bahya, terbebas dari rasa ketakutan, dan keamanan
c)
Kebutuhan sosial (social needs) Yaitu kebutuhan akan rasa dicintai, dimiliki, berafiliasi, dan diakui
d)
Kebutuhan penghargaan (esteems needs) Yaitu keutuhan akan prestasi, pengakuan dan status
e)
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs) Yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan kemampuan potensial dengan menggunakan bakat yang kreatif
4)
Persaingan Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat besar andilnya dalam
peluncuran produk-produk baru. Dengan adanya persaingan perusahaan akan terdorong untuk melakukan inovasi. Sebagai contoh, persaingandalam produk pasta gigi dari beberapa merek menyebabkan perusahaan meningkatkan penelitian dan pengembangan akan produknya untuk menciptkan produk-produk baru dengan spesifikasi dan keunggulannya masing-masing.
232
5) Demografi Perubahan demografi
dapat
merupakan
sumber
inovasi
untuk
menyesuaikan produk-produk yang ada atau membuat produksi yang sama sekali baru. Perubahan demografi meliputi; usia, jumlah keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, kedudukan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan 6) Perubahan Selera Dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang biasa dilihatnya sehri-hari. Konsumen mempunyai keinginan untuk tampil beda dengan yang lainnya sesuai dengan seleranya masing-masing. Perubahan harus cermat memperhatikan selera para konsumen dan perubahannya untuk segera melakukan inovasi bagi produknya. 7) IPTEK baru Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk memudahkan memproduksi suatu barang atau jasa dapat merupakan sumber inovasi. Contoh dengan adanya komputer maka produksi dalam industripercetakan dan grafika mengalami revolusi. Percetakan dapatmenampilkan gambar seperti poto dengan lebih mudah dan cepat. Revolusi ini mengakibatkan perubahan dalm perwajahan kemasan (packaging) suatu barang.
233
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualititatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan atau obyek studi. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran dan persepsi peneliti. Kirk dan Miller (1986) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu penagetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Danzin dan Lincoln (1987) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Bogdan dan Biklen mengajukan ada 5 ciri, yaitu: a.
Latar Alamiah, dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
b.
Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c.
Penelitian lebih menekankan pada proses dari pada produk atau out come.
d.
Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
234
e.
Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati) Sedangkan jenis penelitian yang
menggunakan metode deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan dengan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Alasan peneliti manggunakan jenis penelitian deskripsi adalah karena dengan penelitian ini mampu memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi satu dengan situasi sosial yang lain atau dari waktu tertentu dengan waktu yang lain, atau dapat menemukan pola-pola hubungan antara aspek tertentu dengan aspek yang lain, dan dapat menemukan hipotesis dan teori. Yaitu menggambarkan tentang kondisi UD. Tunas Harapan milik Bapak M. Taufiq. B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah pemilik UD. Tunas Harapan yakni Bapak M. Taufiq yang sudah sangat mengerti tentang semua hal yang ada dalam usahanya. C. Sumber Dan Jenis Data a.
Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu jenis data primer dan
jenis data sekunder. Yang dimaksudkan dengan jenis data primer adalah jenis data tentang gambaran UD. Tunas Harapan. Meliputi kondisi usaha,dan data produk yang ada. Data sekunder adalah data pelengkap dari data primer yang berupa dokumen-dokumen dan data keterangan tentang produk. b.
Sumber Data Sumber untuk memperoleh data yang diperlukan adalah segala perilaku dan
kata-kata subyek dengan menggunakan proses wawancara. D. Tahap-Tahap Penelitian Tahapan yang harus dilewati dalam pendekatan kualitatif secara umum adalah: a.
Tahap Pra-Lapangan
235
Pada tahap ini, ada 5 tahapan yang kami lakukan, yaitu: 1) Menyusun Rancangan Penelitian Tahap pertama kali yang peneliti lakukan setelah ditemukannya sebuah fenomena psikologi yang menjadi topik dari permasalahan ini adalah menyusun sebuah rancangan penelitian. Fungsi dari rancangan ini adalah untuk merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan. 2) Mengurus Perizinan Yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian ini adalah Bapak M. Taufiq selaku pemilik UD. Tunas Harapan. Hal ini telah dilaksanakan dan mendapatkan izin pada tanggal 29 oktober 2015. 3) Menjajaki dan Menilai Lapangan Tahap di mana peneliti berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan
alam subyek penelitian seperti geografi, demografi,
sejarah, tokoh-tokoh, adat-istiadat, konteks kebudayaan, kebiasaan, agama, pendidikan, mata pencaharian, dan sebagainya. 4) Memilih dan Memanfaatkan Penelitian Informan adalah orang dalam latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subyek lainnya Dalam penelitian ini, informan yang kami gunakan sebagai penunjang data adalah karyawan UD. Tunas Harapan dan istri Bapak M. Taufiq. 5) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Menyiapkan segala macam perlengkapan
penelitian yang diperlukan.
Diantaranya yaitu alat tulis seperti pensil, ballpoint, kertas, buku catatan, dan lain-lain. Alat kamera seperti foto digital. b. Tahap Pekerjaan Lapangan Uraian tentang pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu: 1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri, 2) Memasuki lapangan, 3) berperan serta sambil mengumpulkan data.
236
Tahap pengumpulan data ini dilaksanakan selama 3 hari dengan cara peneliti datang dan melakukan observasi
dibarengi dengan wawancara dan
dokumentasi selama 1 sampai 2 jam sehari. Yaitu pada tanggal 29 oktober 2015, 1 November 2015, dan 20 November 2015. c. Tahap Analisis Data Tahap ini terdiri dari tahap analisis data kualitatif yang diperoleh selama penelitian Hal ini akan dijelaskan secara terperinci pada sub bab berikutnya. E. Teknik Pengumpulan Data Peneliti akan menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. a. Observasi Partisipatif Dalam observasi ini, peneliti meneliti langsung produk UD. Tunas Harapan yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktivitas mereka. Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada proses wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit b. Interview (Wawancara)
237
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semiterstruktur di sini adalah tidak memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal terdiri dari 7 tahap, yaitu: 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3) Mengawali atau membuka alur wawancara 4) Melangsungkan alur wawancara 5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan 7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Alat-alat yang kami gunakan dalam wawancara adalah buku catatan, ipad, smartphone
dan
camera.
Hal
ini
bermanfaat
untuk
mencatat
dan
mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. d. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam
238
hal ini kami menggunakan foto dan beberapa dokumen yang menceritakan tentang daftar riwayat hidupnya.
239
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum UD. Tunas Harapan UD. Tunas Harapan adalah perusahaan dagang milik Bapak Muhammad Taufiq yang khusus menjual kerajinan dari ban (roda) bekas yang diolah menjadi tempat sampah yang sangat kuat dan tahan lama. perusahaan ini sudah ada sejak Bapak Taufiq masih kecil. Saat ini Bapak Taufiq adalah penerus usaha ini. UD Tunas harapan terletak di Jln. Karet blok 2C Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya. Letaknya sangat strategis karena berada dekat dengan pusat kota, sekitar 10 menit dari tugu pahlawan menggunakan kendaraan bermotor. Dan sekitar 5 menit dari pasar Atom Surabaya. Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 1 Tempat UD. Tunas Harapan dan Bapak Taufiq
Proses pembuatan tempat sampah ini dikerjakan langsung oleh 4 karyawannya mulai dari menguliti ban bekas, sehingga membentuk tempat sampah hingga tahap pengecatan agar tempat sampah lebih terlihat bagus. Dalam sehari perusahaan ini dapat membuat 30 buah tempat sampah. Tempat sampah ini dijual mulai harga Rp. 60.000,- perbuah nya. Dalam sebulan perusahaan ini
240
mampu menjual kurang lebih 1000 tempat sampah, yang kebanyakan adalah pesanan untuk dikirim ke luar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi,DLL.
1.
Letak UD. Tunas Harapan
Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 2 Lokasi UD. Tunas Harapan
Lokasi UD. Tunas Harapan berada di Jln. Karet Blok C2, sedangkan rumah usaha terletak di Jln. Karet Blok C4 Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya. Lokasi ini sekaligus menjadi tempat tinggal pemilik usaha. Alasan Bapak Taufiq melanjutkan tempat usaha di Jln. Karet adalah karena lokasi ini sudah terkenal akan kerajinan tempat sampah dari ban bekas. Untuk lebih jelasnya UD. Tunas Harapan dapat ditempuh kurang lebih 30menit dari Universitas Bhayangkara Surabaya. Dengan melalui Jln. Ahmad Yani menuju ke arah kebun binatang, setelah itu menuju Jl. Raya Diponegoro, lalu ke Jl Kedung Doro menuju Tugu Pahlawan, setelah itu belok kanan menuju Jl Kebon Rojo dan setelah itu belok kiri menuju Jl. Karet, UD. Tunas Harapan berada di Blok C2 atau C4.
241
2.
Visi dan Misi UD. Tunas Harapan
UD. Tunas Harapan memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi : “Menghasilkan produk yang berkualitas dan berguna untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan kota.” Misi : “Memproduksi dan menjual Produk (tempat sampah) yang berkualitas ke seluruh Indonesia dan Ke Luar Negeri.” B. Penjelasan Singkat Tentang Produk UD. Tunas Harapan (Tempat sampah) Tempat sampah adalah wadah atau tempat untuk membuang sampah. Fungsi dari tempat sampah adalah mencegah sampah tercecer dimana-mana dan membuat lingkungan sekitar menjadi bersih. Pada umumnya tempat sampah terbuat dari logam (besi,aluminium,atau bahan logam lainnya) dan plastik, namun dalam UD. Tunas Harapan produk tempat sampahnya tidak terbuat dari kedua bahan tersebut, tetapi dengan Ban bekas. Proses pembuatannya tidaklah mudah. Pada proses pembuatannya ban akan melalui beberapa proses agar dapat menjadi sebuah tempat sampah. Tahapan-tahapan pembuatan tempat sampah dari ban bekas adalah: a.
Tahapan pertama dalam pembuatan tempat sampah dari ban bekas adalah mengelupas bagian terluar ban (bagian luar dari ban yang bergerigi) dengan menggunakan pisau kecil yang terbuat dari besi baja. Tahap ini adalah tahap terlama dalam proses pembuatan tempat sampah, karena mengelupas bagian terluar satu buah ban saja memakan waktu kurang lebih 1 jam.
b.
Setelah bagian terluar ban sudah terkelupas, ban tersebut di belah menjadi 4-6 bagian (tergantung dari besarnya ban).
242
Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 3 Hasil produksi tempat sampah dari ban bekas c.
Pada tahap ketiga ini ban hanya tinggal dibentuk menjadi tempat sampah dan diberi alas dan tutup sehingga tempat sampah sudah terbentuk.
d.
Dan tahap terakhir adalah pengecatan agar tempat sampah lebih menarik. Dalam sehari perusahaan ini dapat membuat 30 buah tempat sampah.
Tempat sampah ini dijual mulai harga Rp. 60.000,- perbuah nya. Dalam sebulan perusahaan ini mampu menjual kurang lebih 1000 tempat sampah, yang kebanyakan adalah pesanan untuk dikirim ke luar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi,DLL. C. Pentingnya Inovasi Dan E-marketing Dalam UD. Tunas Harapan Dalam usaha milik bapak taufiq ini, produk utama yang diproduksi adalah tempat sampah yang di olah dari ban (roda) bekas yang sudah tidak terpakai, sehingga tempat sampah akan sangat kokoh dan tidak akan mudah rusak. Selama ini bapak taufik hanya membuat tempat sampah saja, dan dari pembutan tempat sampah tersebut masih ada banyak sisa yang tidak terpakai dan akhirnya dijual kembali dengan harga yang relativ murah. Padahal sebenarnya sisa dari ban bekas tersebut masih bisa diolah kembali untuk menjadi sebuah produk baru atau biasa
243
disebut dengan inovasi, akan tetapi bapak taufiq belum pernah terfikirkan akan hal ini. Seharusnya pelaku wirausaha harusnya memiliki jiwa inovatif. Selain inovasi ada satu masalah lagi yang harus diselesaikan yaitu masalah marketing yang selama ini hanya mengandalkan sistem mulut ke mulut, di jaman seperti ini sistem pemasaran mulut ke mulut sangatlah kurang efektif. Dan maka dari itu ada satu sistem marketing yang harus di gunakan yaitu internet marketing atau e-marketing. E-marketing adalah salah satu sistem pemasaran dengan menggunakan internet (secara online). Pada saat ini hampir semua orang memiliki gadget atau smartphone yang selalu terkoneksi dengan internet, maka dari itu internet marketing sangat efektif untuk saat ini.
Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 4 Tempat sampah dengan gambar kartun D.
Membuat Inovasi baru Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau wirausahawan yang selalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif. seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada. inovatif juga merupakan
244
sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang wirausahawan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa inovasi penting bagi UD.Tunas Harapan. Yang pertama Inovasi dibutuhkan agar selalu relevan bagi konsumen. Semakin hari konsumen semakin memiliki karakter yang senang menggunakan produkproduk yang unik. Yang kedua Memberikan untung lebih besar. Setiap kali kita meluncurkan produk baru secara tidak langsung hal ini juga akan meningkatkan keuntungan yang lebih besar karena penjualan yang meningkat dengan adanya produk baru. Dalam kerajianan ban bekas inovasi sangat penting, karena ketika bertumpu pada satu produk saja sangat tidak efektif karena hanya mendapatkan sedikit keuntungan saja, maka dari itu inovasi produk baru sangat penting demi meningkatkan provit usaha. Sebenarnya banyak produk yang bisa diolah dari ban bekas selain tempat sampah, misalnya kursi, meja dari ban bekas dan juga sendal. Berikut adalah beberapa beberapa cara dalam berinovasi yang bisa di coba UD.Tunas Harapan: a.
Perubahan (alternation) Misalnya: merubah model tempat sampah yang lama dengan model yang baru dan lebih menarik lagi.
b.
Penambahan (addition) Misalnya: menambah lini produk baru dengan menggunakan bahan dasar ban bekas seperti kursi, sendal.
c.
Penyusunan kembali (restructturing) Misalnya: menyususn kembali tempat sampah model lama dengan tambahan aksesoris. Setelah itu UD. Tunas Harapan akan menciptakan inovasi baru, yakni meja
dan kursi yang terbuat dari ban bekas yang akan dihiasi dan diberi lapisan cat khusus sehingga tidak akan kotor saat digunakan. Berikut adalah contoh contoh dari meja dan kursi yang akan dibuat oleh UD. Tunas Harapan.
245
Sumber: blog.tokopedia.com
Gambar 5 Contoh hasil Meja dan kursi yang terbuat dari ban bekas E. Menerapkan Sistem Pemasaran E-marketing E-marketing pada saat ini sudah tidak asing lagi, bahkan bisa dibilang sudah menjamur dimana-mana. Setiap kali melihat sosial media pasti ada sebuah perusahaan atau sebuah usaha dagang yang menawarkan produknya. Karena pada saat ini sistem pemasaran ini sangatlah efektif untuk meraup keuntungan. Dan saat ini UD. Tunas Harapan sudah mulai menggunakan sistem pemasaran ini. Dan sistem E-marketing Yang digunakan adalah dengan membuat Blog (Halaman Web) sendiri. Dan juga Menggunakan forum jual beli online.
1.
E-Marketing menggunakan blog Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut (wikipedia). Dan berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan peneliti pada saat pembuatan blog untuk UD. Tunas Harapan:
246
1) Tahap pertama dalam membuat blog adalah memastikan bahwa kita memiliki sebuah e-mail yang berbasis google. 2) Tahap kedua adalah buka halaman “Bogger.com” 3) Setelah itu sign in apabila kita sudah memiliki akun, atau pilih sign up apabila ingin mendaftar. 4) Tahap selanjutnya kita akan menentukan nama halaman web kita, dan juga judul halaman web kita. 5) Dan tahap terakhir kita tinggal mengisi apa saja yang ingi ditampilkan dalam halaman web kita ini. UD.
Tunas
Harapan
sementara
ini
menggunakan
nama
http:/tempatsampahtahanbanting.blogspot.com dan masih dikelola oleh peneliti. Namun dalam waktu dekat UD.Tunas Harapan akan membuat halaman web sendiri dan akan dikelola oleh karyawan bagian pemasaran.
Sumber: Peneliti (2015
Gambar 6 Halaman web UD. Tunas Harapan (1)
247
Sumber: Peneliti (2015)
Gambar 7 Halaman web UD. Tunas Harapan (2)
Namun dalam pemasaran dengan E-marketing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produk kita bisa terjual: 1) Yang pertama adalah memastikan kalau kita benar-benar bisa mengelola halaman web kita. 2) Yang kedua adalah membuat nama halaman web kita mudah dicari oleh konsumen. Dan yang penting adalah menggunakan nama yang sudah umum. 3) Yang ketiga adalah membuat halaman web kita menarik.
2.
E-marketing Menggunakan Forum Jual Beli Forum jual beli adalah sebuah situs atau halaman web yang menyediakan
layanan untuk sebuah perusahaan untuk mengiklankan produknya, dan juga forum untuk pembeli melakukan transaksi secara praktis. Banyak sekali forum jual beli pada saat ini seperti OLX, Tokopedia, Bukalapak,dll. Dan UD. Tunas Harapan akan menggunakan forum jual beli yaitu OLX, alasan menggunakan OLX adalah karena proses pembuatan iklan sangatlah mudah, hanya dengan mendaftarkan email kita setelah itu kita bisa langsung membuat iklan produk kita.
248
sumber: http://olx.co.id/iklan/tempat-sampah-tahan-banting-IDdlpWT.html
Gambar 8 Iklan tempat sampah UD. Tunas harapan Menggunakan forum jual beli OLX
249
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil pembahasan tentang mrnciptakan inovasi baru dan juga sistem pemasaran E-marketing dalam UD. Tunas Harapan, maka diambil kesimpulan: a.
Tidd (2005,10) diartikan sebagai perubahan produk atau servis yang ditawarkan oleh organisasi (perusahaan) untuk dapat bersaing. Dalam UD. Tunas Harapan menciptakan inovasi akan membuat UD. Tunas Harapan akan tetap bertahan dalam persaingan, dan selain itu laba UD. Tunas Harapan juga akan meningkat. Peneliti minyimpulkan bahwa Inovasi adalah salah satu hal yang membuat perusahaan agar tetap dapat bersaing dan exis
dalam
memasarkan produknya. b.
Mohammed et al. (2003,96) dengan menggunakan E-marketing akan menambah target (sasaran) penjualan. Dengan menggunakan E-marketing UD. Tunas harapan sudah mengenalkan kepada pengguna internet, secara tidak langsung UD. Tunas Harapan akan meningkatkan penjualannya. Pada saat ini, E-marketing adalah sistem pemasaran yang sangat efektif pada saat ini, karena kebanyakan konsumen menginginkan transaksi jual beli yang praktis dan cepat.
B. Saran Untuk pengembangan lebih lanjut, maka peneliti memberikan saran yang bermafaat dan dapat membantu manajemen UD. Tunas Harapan untuk masa yang akan datang, yaitu: a.
Peneliti menyarankan agar UD. Tunas Harapan menambahan lini produk baru agar meningkatkan penjualan, karena banyak produk yang bisa dibuat dari ban bekas. Selain itu bergantung kepada satu produk saja tidak akan merubah pendapatan perusahaan.
b.
Pemilik
perusahaan/karyawan
bagian
pemasaran
harus
belajar
dan
mengetahui lebih dalam tentang E-marketing, agar hasil penjualan lebih maksimal di era globalisasi yang tren dengan Sosmed (sosial media).
250
Perusahaan juga harus bisa memanfaatkan forum jual beli gratis yang ada dalam internet.
251
Daftar Pustaka AL-Salaimeh M. 2008. journal Marketing Concepts; Segmentation and the Product Developtment Process. 20 November 2015. http://scholarship.sha.cornell.edu. Chen-Ling, Lie. 2006. Journal of American Academy of Business. Vol 1, No 3. 20 November 2015. http://www.jaabc.com/journal.htmL. Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty. Ferdian ciu, Senny. “Diy Project: 8 Inspirasi Perabotan Rumah Dari Barang Bekas”. 7 Desember 2015. https://blog.tokopedia.com/2015/01/diy-projects8-inspirasi-perabotan-rumah-unik-dari-barang-bekas.html. http://olx.co.id/iklan/tempat-sampah-tahan-banting-IDdlpWT.html. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_Internet. https://id.wikipedia.org/wiki/Reka_Baru. Jagdish, N. S., & Sharma, A. 2005. “International E-Marketing: Opportunities and issues. International Marketing Review”. 20 November 2015. http://search.proquest.com. Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Mohammed, et al. 2003. Internet marketing: building advantage in a network economy. 2nd edition. McGraw-Hill Book co, New York. Patricia, Eka. “Definisi Pemasaran Menurut Para Ahli”. 20 November 2015. http://kireieka.blogspot.co.id/2013/04/definisi-pemasaran-menurut-paraahli.html. Rogger, Everrt M. 1995. Diffusion Of Innovations. New York: Free Press. Setiawan, Dimas. “Definisi Inovasi”. 21 November http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-inovasi.html.
2015.
Stanton, William J. 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta. Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
252
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Swastha, dkk. 2005. Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Tidd Joe, et al. 2005. Managing Innovation: Integrating Technological, Market and Organizational Change. 3rd Edition. USA: John Wiley & Sons, Ltd. Trihadiningrum,Yulinah. “Perkembangan paradigma pengelolaan sampah kota dalam rangka pencapaian milenium development goals”. 19 desember 2015. http://depokbebassampah.wordpress.com/makalah/yulinahtrihadiningrum.html. Trott, Paul. 2008. Innovation Management and New Product Development. 4th Edition. New Jersey: Pearson Education. William J. Stanton.2000. Erlangga. Yetti,
Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi ke tujuh. Jakarta:
Oktavia.” Manfaat www.tempatsampah.org
Tempat
Sampah”.
20
November
2015.
253
VI. UKM BATIK PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Sejak resmi diakui UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia pada
2 Oktober 2009, keberadaaan batik seakan menjadi kebutuhan yang harus dimiliki oleh semua warga Indonesia. Hal tersebut merupakan momen bangkitnya kembali gairah pengusaha-pengusaha batik yang telah lama padam. Kota-kota pengahasil batik seperti Jogja, Solo, dan Pekalongan kembali bergelora dengan hidupnya usaha-usaha pengahasil batik, baik dalam skala rumahan maupun skala produksi pabrik. Akan tetapi di sisi lain, kondisi tersebut juga memunculkan tantangan baru, dimana banyak bermunculan produsen atau pengusaha batik baru yang ada di Surabaya misalnya mencoba keberuntungan bisnisnya dalam bidang batik. Kemunculan-kemunculan
produsen
atau
pengusaha
baru
tersebut
juga
memberikan warna baru dalam produksi batik. Corak, warna serta model gambar batik semakin beragam dan tidak terperancang pada pola-pola yang telah ada. Hal ini di dukung permintaan konsumen yang semakin bertambah. Dengan adanya motif batik yang berasal dari modifikasi motif modern yang di padukan dengan motif tradisional, telah mempercepat pemasyarakatan batik di kalangan umum. Batik kini menjadi komoditi industri yang bersifat masal. Keadaan pasar yang semakin komplek, menuntut para produsen atau pengusaha untuk memiliki strategi pemasaran yang baik dan handal, sehingga produk-produknya tidak hanya laku dijual dipasaran, akan tetapi juga mampu bersaing dan bertahan dalam persaingan yang ada. Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha, sehingga tinggi rendahnya penjualan di tentukan oleh baik buruknya strategi pemasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasinya. Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari kemampuan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam membaca keingingan konsumen dan menawarkan produk yang istimewa ke pasar atau konsumen secara terus menerus dengan meningkatkan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan yang tinggi sangat diperlukan UKM untuk meningkatkan pemasarannya anatara lain dengan mempertahankan mutu produk 254
harga yang bersaing serta didukung dengan berbagai promosi. Agar suatu produk dapat ditrima oleh pasar perlu dilakukan berbagai tindakan yaitu mengenalkan produk kepada konsumen, selain itu produk harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen agar konsumen mempercayai dan melakukan kerja sama selamanya. Disamping itu untuk mencapai sasaran pasar yang diharapakan UKM ini juga harus menerapkan bauran pemasaran dengan menciptakan dan menjaga kesesuaian bauran pemasaran yaitu perpaduan antara produk, harga, distribusi, dan promosi. Seperti mempertahankan kualitas mutu produk, penetapan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen, saluran distribusi yang memadai serta meningkatkan kegiatan promosi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang strategi pemasaran terutama bauran pemasaran yang akan digunakan oleh UKM Batik Karah dalam meingkatkan produk penjualannya. Para pengusaha diharapkan benar-benar mampu mengetahui segala bentuk kekuatan atau kelemahan produk dan kondisi internal dari suatu produk UKM, sehingga mampu melakukan manajemen control yang baik dalam segi produksi. Para pengusaha juga harus jeli dalam melihat segala bentuk kesempatan ataupun ancaman yang dapat atau akan dihadapi oleh produknya di pasaran. Terjaganya eksistensi suatu UKM diantaranya tergantung pada kemampuan UKM tersebut untuk melihat peluang-peluang pasar yang ada, serta mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman pasar dari produk lain yang sejenis. (Jurini : 2003) mengemukakan dalam memasarkan produk yang dihasilkannya setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut (Rangkuti : 2002), pengembangan strategi bersaing bertujuan agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal, yang sangat penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan optimal dari sumber daya yang ada. Usaha Kecil Menengah (UKM) Batik Karah merupakan usaha kecil menengah yang menghasilkan kain batik yang bertemakan “BAYUSUMILIR”.
255
Produk yang dihasilkan oleh kampung Batik Karah bermacam-macam motif dan berbahan dasar kain sutra. Semakin banyak UKM batik saat ini, persaingan dalam menjalankan usaha tidak dapat dihindari lagi. Untuk mendapatkan profit, UKM Batik Karah berusaha meningkatkan dan mengatur strategi dalam kegiatan pemasarannya dalam rangka meningkatkan penjual produk. Usaha batik “Kampung Batik Karah” merupakan salah satu UKM batik yang ada di kota Surabaya yang melakukan kegiatan produksi hingga pemasarannya secara mandiri. Sebagai perusahaan batik berskala high-medium, batik di kampung batik karah mempunyai beberapa karakteristik yang sekaligus merupakan kekuatan internal bagi usahanya, diantaranya memakai peralatan yang modern tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari cara membatik, dengan tidak menggunakan canting tradisional tetapi memakai canting elektrik. Setiap memproduksi berbahan kain sutra asli dan slalu bergantikan tema di setiap kain batik. Adanya spesialisasi kerja (pembagian kerja), serta kekuatan promosi yang dilakukan oleh UKM. Akan tetapi di sisi lain, seperti pada umumnya perusahaan perorangan, UKM kampung batik karah juga mempunyai beberapa kekurangan yang sekaligus menjadi kelemahan internal bagi perusahaan, diantaranya kurangnya tenaga pemasaran, karena sebagian besar pemasaran langsung dilakukan dan dikendalikan oleh pemilik, serta tidak memiliki gerai atau toko pemasaran dan cabang di kawasan strategis lainnya, seperti pasar-pasar penjualan batik ataupun pusat-pusat perbelanjaan lainnya, penjualan hanya dilakukan di rumah dan event-event pameran tertentu yang sekaligus tempat produksi batiknya. Adapun faktor eksternal yang dapat dihadapi oleh UKM “Batik karah”, diantaranya yang merupakan kesempatan atau peluang yang dapat dihadapi oleh UKM adalah pengakuan batik sebagai Warisan Budaya asli Indonesia oleh UNESCO, lokasi UKM di Kawasan perumahan yang merupakan salah satu kegiatan usaha yang positif yang mengangkat unsur nilai seni yang tingi tidak mematahkan semangat dari UKM kampung batik karah untuk terus memproduksi batik, produk-produk yang dihasilkan dengan teknik batik tradisional yang meliputi batik tulis, serta koneksi UKM dengan pengusaha batik lainnya yang berada di daerah Jawa Timur. Sedangkan faktor eksternal yang dapat menjadi
256
ancaman bagi UKM, diantaranya banyaknya pesaing atau perusahaan sejenis di kawasan Surabaya. Dengan mengetahui kondisi objektif faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh UKM batik “Kampung Batik Karah” tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian guna mengetahui strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk memingkatkan penjualan produk batik dari UKM batik “Kampung
Batik Karah”
dengan mengambil
PENERAPAN
STRATEGI
PEMASARAN
judul
DALAM
“ANALISIS UPAYA
MENGEMBANGKAN PENJUALAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KARAH SURABAYA”. B.
Perumusan Masalah Sebagaimana diuraikan dalam latar belakang permasalahan penelitian di
atas, maka dapat dibuat suatu perumusan terhadap permasalahan yang hendak diteliti, sebagai berikut: 1. Apa strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi produk untuk mengembangkan usaha Batik Karah? 2. Apa strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi penetapan harga untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 3. Apa strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi promosi untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 4. Apa strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi saluran distribusi (place) untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 5. Alternatife strategi apa saja yang dapat diterapkan pada usaha Batik Karah?
257
C. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang hendak diteliti di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi produk untuk mengembangkan usaha Batik Karah? 2. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi penetapan harga untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 3. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi promosi untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 4. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi saluran distribusi (place) untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah? 5. Merumuskan alternatife strategi yang dapat diterapkan pada usaha Batik Karah?
258
TINJAUAN PUSTAKA D. Landasan Teori Usaha Kecil Menengah (UKM) Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang. Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), memberikan definisi yang berbeda. Batik Pengertian lain dari batik menjelaskan bahwa batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan, sedang warna itu sendiri dicelup dengan memakai zat pewarna (Endik S, 1986: 10). Berdasarkandua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar pola-pola tertentu di atas kain dengan menggunakan malam. Batik tulis ada beberapa pandangan yang mengelompokkan batik menjadi dua kelompok seni batik, yakni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, erat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih .Motif kuno keraton seperti pola panjji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja. Batik pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Motif batik pesisir banyak berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya. Warnanya semarak agar lebih menarik konsumen. Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canthing yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan
259
memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pemasaran Sebagian besar masyarakat, sering mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut. Pemasaran merupakan studi tentang proses bagaimana transaksi dimulai, dimungkinkan, dan diselesaikan. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Kotler, 2001). Teori pemasaran selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, 2000). Para ahli juga mendefinisikan bahwa pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan kumpulan proses untuk membuat, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai-nilai kepada konsumen dan untuk mengatur hubungan dengan konsumen dalam langkah memperoleh keuntungan secara organisasi maupun stakeholder (Kotler, 2009). Sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis tersebut akan ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
260
dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 2003). Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba. Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran. Konsep pemasaran (marketing concept) mengatakan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (costumer value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing (Tjiptono, 2008). Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar (Swastha dan Irawan, 2005) yaitu: a) Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau pasar. b) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. c) Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
261
kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 2005). Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan
yang
diinginkan
berarti
kinerja
bagian
pemasaran
dalam
memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tiga unsur pokok konsep pemasaran (Handoko, 2000) adalah orientasi pada konsumen, penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integraded marketing) dan kepuasan konsumen (consumer satisfaction). Seluruh kegiatan dalam suatu perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan. Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan konsumen. Dengan demikian perusahaan akan dapat menjaring pelanggan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Perumusan Strategi Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu: 1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicitacitakan dalam lingkungan tersebut.
262
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya. 3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya. 4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi. 5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang, (Hariadi, 2005:7). Bauran Pemasaran 1. Produk (Product) Salah satu komponen bauran pemasaran yang penting adalah produk. Dimana produk ini merupakan hasil dari produksi sebuah perusahaan. Kegiatan pemasaran dikatakan berhasil apabila perusahaan atau penjual mampu membujuk konsumen dan akhirnya konsumen memutuskan dan akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan. 2. Harga (price) Dalam bauran pemasaran (marketing mix) harga merupakan faktor penting dalam menentukan ranah pemasaran yang dialokasikan oleh sebuah perusahaan. Dari keempat faktor yang menentukan marketing mix, harga merupakan satu-satunya unsur yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. 3. Promosi (promotion) Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting yang dilakukan untuk membuka pangsa pasar yang baru atau memperluas jaringan pemasaran. Sebagaimana Hurriyati mengatakan, promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran
263
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawrkan perusahaan yang bersangkutan. 4. Tempat (place) Dalam kombinasi bauran pemasaran yang mencakup empat komponen pemasaran salah satunya adalah unsur tempat atau dalam beberapa buku banyak disebutkan sebagai aspek distribusi.Hurriyati menjelaskan untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan untuk produksi jasa place diartikan scbagai tempat pelayanan jasa. Definisi Konsep 1.
Bauran Pemasaran
Suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. 2. Faktor Internal Perusahaan Faktor Internal perusahaan merupakan unit-unit dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan mempengaruhi keputusan dan kebijakan dari perusahaan. 3. Faktor Eksternal Perusahaan Faktor eksternal perusahaan adalah pelaku dan kekuatan diluar perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan. Definisi Operasional 1.Bauran Pemasaran Indikator: a) Produk, Strategi yang dilakukan oleh UKM Batik Karah dalam memproduksi produk serta mengembangkannya. Produk yang dihasilkan oleh UKM Batik Karah yaitu batik cap dan batik tulis. b) Harga, Strategi yang dilakukan UKM Batik Karah dalam menentukan harga serta pertimbanganpertimbangannya.
264
c) Promosi, Strategi dan media promosi yang digunakan oleh UKM Batik Karah dalam memperkenalkan dan mempublikasikan produk batik karah. d) Tempat (distribusi), Strategi UKM Batik Karah dalam mendistribusikan produk kepada konsumen. 2.Faktor Internal Perusahaan Indikator: a) Manajemen,
Suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya yang dilakukan UKM Batik Karah untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. b) Pemasaran,
Kegiatan
perencanaan,
menentukan
promosi
dan
mendistribusikan barang- barang yang dihasilkan UKM Batik Karah untuk dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. c) Produksi, Kegiatan yang dikerjakan UKM Batik Karah untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. d) Sumber Daya Manusia, Para tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan usaha pada UKM Batik Karah. e) Keuangan, Terkait dengan permodalan dan pencatatan atau pembukuan keuangan yang dilakukan oleh UKM Batik Karah. 3.Faktor Eksternal Perusahaan. Indikator : a) Kondisi sosial dan ekonomi Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat kota Semarang yang dapat mempengaruhi usaha Batik Karah. b) Teknologi Information technology (IT) adalah merupakan teknologi apapun yang membantu UKM Batik Karah dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. c) Pembeli
265
Setiap orang pemakai produk dari UKM Batik Karah baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan. Ketika pembeli melakukan pembelian banyak, kekuatan tawar-menawar yang mempengaruhinya. d) Pesaing Pihak luar yang mmpunyai usaha sejenis yaitu produsen Batik printing maupun Batik dari kota lain. e) Pemasok Pihak yang menyediakan bahan baku untuk pembuatan batik pada UKM Batik Karah. E. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti wawancara yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar Husein :2000). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi langsung pada operasional dan manajemen pada UKM Batik Karah yaitu Batik Karah. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melaui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari studi pustaka, jurnal. Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, industry yang bersangkutan dan lembagalembaga lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha tersebut. 3. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah subyek penelitian, di mana seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.Penelitian ini merupakan studi populasi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM Batik Karah.
266
F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Mardianty Pongtuluran. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik pembelian terhadap perilaku konsumen di Carrefour Panakkukang Square. Serta untuk mengetahui pengaruh strategi komunikasi pemasaran terhadap perilaku pembeli pada konsumen Carrefour Panakkukang Square. Data dalam penelitian di dapatkan melalui wawancara mendalam dengan 4 orang informan yaitu Pak Yudha seorang karyawan swasta, Pak Armin seorang aktivis LSM, Ibu Rizky Ardiana seorang pegawai BUMN, dan Ibu Wahidah Syamsu seorang ibu rumah tangga, serta melakukan observasi dan studi kepustakaan (library research). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana teknik analisis data secara deskriptif melalui pendekatan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Carrefour Panakkukang Square berhasil menerapkan keempat karakteristik pembelian yaitu produk, harga dan kualitas serta situasi untuk memepngaruhi perilaku konsumen agar dapat melakukan transaksi pembelian di Carrefour Pnakkukang Square. Selain itu, dapat dikatakan bahwa pengaruh strategi komunikasi pemasran terhadap perilaku memebeli pada konsumen Carrefor Panakkukang Square sangatlah berhasil untuk mempengaruhi konsumen, khususnya dalam hal sales promotion (promosi penjualan) dan Point Of Purchase Communication (Komunikasi d tempat pembelian).
267
TUJUAN DAN MANFAAT G. Tujuan Penelitian Tujuan: 1. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi produk untuk mengembangkan usaha Batik Karah. 2. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi penetapan harga untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah. 3. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi promosi untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah. 4. Mengetahui strategi UKM yang dilakukan dalam bidang strategi saluran distribusi (place) untuk dapat mengembangkan usaha Batik Karah. 5. Merumuskan alternatife strategi yang dapat diterapkan pada usaha Batik Karah. H. Manfaat Penelitian Manfaat: 1. Bagi
UKM,
Diharapkan
mampu
mengatasi
permasalahan
yang
dihadapinya sehingga mampu mengembangkan usaha mereka. 2. Membantu pengusaha Batik Karah untuk membenahi usahanya agar berkembang. 3. Identifikasi, analisis, dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi usaha batik karah dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan manajemen pemasaran terapan khususnya usaha kecil menengah. 4. Bagi peneliti lain dan akademi, Sebagai tambahan informasi dan disiplin ilmu, menambah khazanah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang yang sama.
268
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi , Subjek, dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Daerah yang dipilih penulis untuk dijadikan tempat penelitian ialah Kampung Batik Karah Ketintang Madya III. Di daerah tersebut terdapat beberapa perajin batik tulis yang sudah berkarya sejak lama. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian di Kampung ini yang nantinya akan di angkat ke dalam sebuah karya tulis ilmiah. Subjek Penelitian Saat ini perajin batik Sukapura di Kampung Batik Karah, yang masih menekuni batik. Di antaranya adalah Pak Ary Widiarto pendiri kampung batik karah dan Arif Rahmanu sebagai pengrajin batik. Untuk menentukan subjek penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan wawancara kepada pihak terkait kampung batik karah. Berdasarkan rekomendasi dari dosen pembimbing, perajin yang dipilih sesuai kriteria tersukses dalam melestarikan batik “Bayusumilir” ialah Bapak Ary Widiarto. Dengan demikian, penulis memilih Bapak Ary Widiarto sebagai subjek penelitian karena beliau diketahui memiliki perbedaan dalam melestarikan batik “Bayusumilir” sehingga data-data yang didapat dari beliau dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah penelitian ini. Adapun tempat tinggal Pak Ary Widiarto tepatnya di Jalan Ketintang Madya III, dan letak geografis tempat tinggal beliau cukup strategis, karena lokasi rumahnya berada di dekat area Universitas Bhayangkara Surabaya, sehingga dapat dijangkau dengan kendaraan umum. Hal ini dapat memberi kemudahan bagi penulis selama melakukan penelitian. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih tiga kali pertemuan. Waktu penelitian terhitung sejak penulis melakukan observasi ke lokasi penelitian sampai dengan selesai penelitian dan menyusun laporan. Penulis mulai melakukan penelitian setelah mendapatkan SK (Surat Keputusan) mengenai pengesahan 269
Judul makalah dari Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pemasaran 1 Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Bhayangkara Surabaya (UBHARA) . Dengan adanya Surat Keputusan (SK) tersebut, dapat memudahkan penulis untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya. B.Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif dapat dilihat dari sifat dan bentuk laporannya. Dimana, laporan tersebut merupakan laporan yang berisi pemaparan kajian hasil penelitian. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi dan menampilkan dokumentasi hasil penemuan-penemuan selama penelitian. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, penulis dianjurkan untuk mengetahui serta memahami terlebih dahulu bagaimana definisi dan sifat metode penelitian yang dipilih. Hal ini dilakukan agar pada saat terjun ke lapangan tidak lagi kebingungan untuk melakukan penelitian, karena sebelumnya penulis sudah mempelajari jenis dan sifat penelitian yang dipakai. Metode penelitian yang dimaksud, dikemukakan oleh Nazir (1988:64) bahwa penelitian deskriptif : Mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan schedule questionair ataupun interview guide. Berdasarkan pendapat di atas, metode deskriptif dibutuhkan dalam penelitian ini. Karena pada proses penelitiannya, penulis akan meneliti permasalahan-permasalahan di suatu kelompok masyarakat mengenai upaya yang dilakukan perajin batik di Kampung Batik Karah dalam melestarikan batik Surabaya. Sebagaimana dijelaskan dalam kutipan di atas, bahwa penelitian kualitatif dengan metode deskriptif umumnya penulis dapat memberikan
270
gambaran terhadap fenomena-fenomena di lapangan. Selain itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara dan survei atau observasi. Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian kualitatif, di sini penulis akan mengumpulkan data-data faktual melalui wawancara dan observasi. Penulis dapat mengumpulkan berbagai data mulai dari dokumen yang relevan dalam bentuk hasil wawancara, dan dokumentasi foto. Data tertulis yang didapat penulis tidak hanya dari pemberi informan, tetapi ada sebagian data dari pihak pemerintah dan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DISPARBUD). Kemudian pada tahap akhir, data penelitian akan dianalisis dan dibahas sesuai rumusan masalah. C. Definisi operasional Untuk mmperjelas judul penelitian, penulis akan merumuskan definisi operasionalnya atau penjelasan istilah sebagai berikut : 1. Upaya Maksud dari kata upaya dalam penelitian ini adalah usaha dari beberapa perajin dalam melestarikan atau mempertahankan eksistensi batik. 2. Perajin Batik Merupakan seseorang atau sekelompok orang yang menekuni kerajinan batik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghasilkan kain batik baik itu jenis batik tulis maupun batik cap. 3. Melestarikan Melestarikan adalah upaya sekelompok orang, masyarakat atau lembaga dalam menjaga dan mempertahankan sesuatu hal yang berharga dan bernilai untuk dipelihara juga dikembangkan. Dalam judul penelitian ini, yang dimaksud melestarikan ialah bagaimana cara perajin dalam melestarikan budaya membatik agar kerajinan batik tidak punah. Karena pada dasarnya, batik merupakan warisan budaya turun temurun dari nenek moyang yang harus dilestarikan dari masa ke masa. 4. Batik Karah (Bayusumilir)
271
Batik Karah (Bayusumilir) merupakan salah satu jenis batik tulis asli dari yang sudah ada sejak tahun 2009, dengan ciri khas warna-warna seperti pelangi tergantung tema yang ada. 5. Ketintang Madya III Ketintang Madya III adalah salah satu yang berada dikecamatan Gayungan kota Surabaya provinsi Jawa Timur. Daerah tersebut menjadi lokasi penelitian, karena di dalamnya terdapat perajin batik karah dan sekaligus rumah dari pendiri kampung batik karah. 2
Instrumen Penelitian Pada sebuah penelitian, instrumen sangat dibutuhkan karena merupakan
salah satu alat untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Beberapa instrumen yang digunakan oleh penulis selama penelitian ialah sebagai berikut : 1. Draft Wawancara Draft wawancara di sini diartikan sebagai serangkaian pertanyaan yang sudah disusun penulis sebelumnya, agar pada saat wawancara berlangsung penulis mempunyai acuan topik pertanyaan yang akan diberikan kepada narasumber. Sehingga tidak keluar dari permasalahan-permasalahan yang ingin di tanyakan. Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada pihak yang bersangkutan yakni penggagas sekaligus pendiri kampung batik karah. Tujuan penulis dalam mewawancarai ialah untuk mendapatkan informasi tentang kampung batik karah yang akan dijadikan objek penelitian. Adapun daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun penulis, antara lain sebagai berikut : 1. Sejak kapan bapak mendirikan usaha kampung batik karah ini? 2. Siapa yang pertama kali mempunyai ide atau gagasan untuk mendirikan kampung batik karah ini? 3. Apakah ada upaya yang lakukan dalam melestarikan batik karah ini yang masih bertahan hingga sekarang? 4. Apakah ada kendala pada saat melakukan upaya pelestarian kampung batik karah ini?
272
5. Bagaimana menghadapi beberpa kendala yang ditemui pada saat melakukan upaya pelestarian batik karah? 6. Apakah disini ada pelatihan membatik dari kampung batik karah ini bapak kepada generasi sekarang yang berminat belajar membatik? 7. Ada berapa pengrajin yang masih bertahan mempertahankan kampung batik karah ini? 8. Ada motif apa saja bapak yang dimiliki kampung batik karah ini agar konsumen dan para peminat akan belajar membatik tertarik dengan ciri khas batik karah? 9. Usaha bapak ini terbilang sukses dan mandiri, berhasil sebagai pengusaha batik lokal, tapi bagaimana bapak melakukan upaya dalam memotivasi generasi sekarang agar minat belajar membatik dan menjadikan sebagai peluang usaha?
2. Catatan dan Alat Dokumentasi (kamera) Selain menggunakan draft wawancara, pada penelitian ini penulis juga menggunakan catatan kecil untuk menulis keterangan atau jawaban dari narasumber. Selanjutnya, alat yang digunakan adalah kamera. Alat ini berfungsi untuk mengambil gambar dalam bentuk foto. 3
Teknik Pengumpulan Data Agar data-data penelitian dapat terkumpul dengan lengkap, sesuai jenis
penelitian ini yakni penelitian kualitatif maka penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara. 1. Observasi Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan pada tahap awal sebelum melakukan wawancara. Melalui observasi, penulis dapat menemukan objek penelitian yang akan diwawancara. Observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi langsung ke lapangan. Sebagaimana dikemukakan (Nazir 1988:212) bahwa ”Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan terbesut”.
273
Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini ketika penulis melakukan observasi dapat mengamati langsung bagaimana keadaan objek yang akan diteliti di lapangan. Menurut (Nazir 1988:213), menggunakan pengamatan langsung dapat memberikan keuntungan bagi penulis antara lain sebagai berikut : a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. b. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Oleh karena itu melalui kegiatan observasi yang dijelaskan pada kutipan di atas, penulis dapat menemukan gambaran umum keadaan di lapangan. Selanjutnya, data-data yang tidak diduga bisa saja diketahui setelah melakukan observasi langsung. Cara yang paling efektif dalam menggunakan metode observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Pengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan kepada salah satu pendiri dan pegagas kampung batik karah yakni bapak Ari Widiarto. Lokasinya di Jalan Ketintang Madya III no 18-20 Surabaya. Melalui
kegiatan
wawancara
dengan
pendiri
tersebut,
penulis
dapat
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Adapun data yang didapat oleh penulis merupakan data penting mengenai penjelasan-penjelasan upaya perajin batik dalam melestarikan batik Surabaya. Kemudian dengan pengamatan ini, penulis juga bisa mendapatkan dokumentasi-dokumentasi yang di ambil dari kampung batik karah. Di samping itu juga mendapatkan data-data tertulis lain yang berkenaan dengan jumlah perajin batik karah beserta potensi-potensinya.
2. Wawancara Pada sebuah penelitian, hal utama yang dibutuhkan oleh penulis ialah data. Begitu juga dalam prosesnya, penulis harus meneliti sedalam-dalamnya objek penelitian. Sehingga pada saat melaksanakan penelitian, masalah yang diteliti
274
dapat terjawab. Melalui teknik wawancara, penulis dapat mengumpulkan data dari pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan diberikan kepada narasumber. Menurut (Ratna
2010:222) mengemukakan bahwa “Wawancara
(interview) adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok”. Berdasarkan pandangan tersebut, bisa dipahami bahwa ketika melakukan wawancara selama penelitian, komponen yang dibutuhkan di antaranya topik wawancara, jumlah responden yang siap diwawancarai, penetapan waktu sesuai kesiapan narasumber atau responden. Maksud dari responden dalam penelitian ini yaitu meliputi pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan informasi secara relevan (valid) tentang batik karah dan upaya pelestariannya. Adapun pihak-pihak responden yang dapat memberikan informasi selama penelitian ini di antaranya dari pihak perajin batik karah (Bapak Arif rahmanu). Untuk melancarkan kegiatan wawancara, penulis terlebih dahulu membuat rancangan poin-poin inti percakapan dalam bentuk beberapa pertanyaan dengan bahasa yang sederhana. Tujuannya ialah untuk mempermudah narasumber ketika menjawab beberapa pertanyaan dari peneliti. Suasana wawancara yang diciptakan penulis tidak formal melainkan seperti obrolan-obrolan santai, agar poin-poin dari pertanyaan bisa dikembangkan mengikuti alur pembicaraan. Meski bentuk wawancaranya seperti obrolan biasa, namun penulis tetap membatasi obrolan dengan narasumber agar topik pembicaraannya tidak keluar dari apa yang sudah direncanakan. Sebelum penulis memulai
wawancara, terdapat
beberapa
hal
yang
dipersiapkan penulis demi kelancaran kegiatan wawancara yakni meliputi catatan kecil untuk menulis, pedoman wawancara berupa draft pertanyaan, dan biodata yang akan di lengkapi oleh narasumber setelah kegiatan wawancara selesai. Ada pun beberapa hal yang dilakukan penulis sebelum memulai wawacara di antaranya adalah sebagai berikut : a. Menerangkan tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis. b. Memberikan penjelasan mengapa narasumber menjadi pilihan yang diwawancara.
275
c. Menjelaskan kepada narasumber bahwa hasil wawancara akan diangkat ke dalam sebuah karya tulis skripsi. Setelah menjelaskan beberapa hal tersebut, kemudian penulis memulai kegiatan wawancara dengan memberikan pertanyaan demi pertanyaan sebagaimana rancangan dalam pedoman wawancara. 3. Studi Dokumentasi (Sugiyono 2013:329) mengemukakan bahwa studi dokumentasi/dokumen merupakan “…pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. Sasaran dari studi ini ialah dokumen. Kembali dijelaskan oleh (Sugiyono 2013:329) bahwa : Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Pada penelitian ini, tentunya sangat membutuhkan studi dokumentasi, karena dalam pelaksanaannya banyak hal yang harus didokumentasikan yaitu berupa foto. Maka dari itu, dalam menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat meneliti dokumen-dokumen penting kemudian mencatat benda-benda tertulis yang dibutuhkan dalam penulisan laporan penelitian. 4
Metode Penentuan Sampel Metode Penentuan sampel penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
dengan criteria berdasarkan pada usaha dalam kategori UKM (Usaha Kecil – Menengah), merupakan produsen batik Semarangan dengan proses produksi masih menggunakan cara konvensional belum memakai peralatan/mesin modern, perusahaan berusia minimal lima tahun dalam memproduksi dan memasarkan hasil kerajinan batik, berjalan secara kontinyu dan ada upaya untuk mengembangkannya 5
Teknik Analisis Data
276
Hal terpenting dalam sebuah penelitian disamping teknik pengumpulan data ialah teknik analisis data. Dikarenakan teknik analisis data dalam sebuah penelitian merupakan kegiatan memeriksa keabsahan data-data yang sudah terkumpul sebelum data tersebut disusun menjadi laporan. Di sini, penulis dapat memeriksa ulang apakah data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan itu dapat menjawab rumusan masalah penelitian atau sebaliknya. Menurut (Arikunto 2010:280) mengemukakan bahwa “Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerjakan (ide) seperti yang disarankan oleh data”. Dengan demikian dalam menganalisis data, penulis akan menyusun data-data yang sudah dikumpulkan sesuai dengan perumusan masalah. Selanjutnya penulis dapat melakukan analisis data, melalui tahapan-tahapan berikut : 1. Mengumpulkan seluruh data hasil temuan di lapangan. 2. Sebelum disusun dengan sistematis, data-data hasil penelitian dicek ulang dan dibandingkan dengan data hasil penemuan orang lain. 3.
Mengelompokkan data sesuai rumusan masalah penelitian. Tujuannya agar data-data tersebut tidak tercampur dengan data yang tidak terpakai.
4.
Menganalisis keterkaitan antara data yang satu dengan yang lainnya. Apabila ditemukan data yang kurang akurat atau diragukan, maka akan dilakukan pengecekan ulang ke lapangan.
5. Setelah penyaringan dan pengelompokkan data, kemudian di susun kedalam sebuah laporan secara sistematis, dengan cara membahas dan mendeskripsikan hasil temuan di lapangan yang sesuai dengan perumusan masalah sehingga menjadi sebuah laporan yang ilmiah dan relevan. 6. Selanjutnya, menyimpulkan hasil dari penelitian sesuai poin-poin dalam perumusan masalah.
6
Metode Analisis Data Dalam metode analisis data terdapat beberapa teknik pengumpulan data
diantaranya sebagai berikut:
277
Teknik Analisis Deskriptif Metode penelitian adalah salah suatu teknis dan cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data,baik berupa primer maupun data sekunder yang di gunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan caramemberikan gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada situasi yang diselidiki peneliti dan objek yang diteliti terpisah, proses penelitian yang dilakukan melalui pengukuran dengan alat yang baku yaitu matriks SWOT. a)
Matriks SWOT, Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Matriks SWOT)
merupakan
alat
yang
penting
untuk
membantu
manajer
mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengthsopportunities), WO (weaknesess-
opportunities),
ST
(strengths-threats),
dan
WT
(weaknesessthreats). b) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. c)
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
d) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. e)
Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu : 1). Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan, 2).Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan, 3).Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan, 4).Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan, 5).Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan, 6).Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi WO dalam sel yang ditentukan, 7).Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
278
catat strategi ST dalam sel yang ditentukan, 8).Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi WT dalam sel yang ditentukan.
279
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan dari Penelitian Pada bab ini akan peneliti sajikan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan, baik itu dari hasil wawancara maupun hasil studi dokumentasi yang menghasilkan berbagai data terkait dengan penerapan strategis pemasaran apa yang dilakukan dalam upaya mengembangkan penjualan di kampung batik karah. Dalam penyajian data tersebut disertai dengan membahas hasil penelitan yang dipaparkan dengan menggunakan teori yang ada di tinjauan pustaka.Pembahasan ini bertujuan untuk lebih memahami fenomena yang terjadi secara nyata dengan teori-teori dari para ahli. Hasil dari Penelitian Analisis Strategi Bauran Pemasaran UKM Batik Karah Dalam membantu mengembangkan usaha di UKM kampung batik karah guna meningkatkan penjualan.Penelitian ini menggunakan Strategi Marketing Mix : Strategi Promosi
Strategi Produk 1) 2) 3) 4) 5)
Target yang diinginkan UKM Kampung Batik Karah
Kualitas Produk Model Produk terbaru Desain Produk terbaru Kemasan terbaru Jaminan Produk
1)
2)
Strategi Place / Tempat Distribusi
+ Strategi Harga 1) 2)
Harga penjualan yang kompetitif Diskon bila barang rusak/di tukar dengan barang lain
1)
2)
3)
Penjualan dilakukan di rumah sendiri jln. Ketintang Madya III no 18-20 Surabaya Disaat diadakan pameran surabaya
Gambar 1. Strategi Marketing Mix
1. Strategi Produk a) Kualitas Produk, Untuk peningkatan kualitas produk dengan cara meningkatkan
kompetensi
UKM
batik
dengan
memperluas 280
Mengadakan pameran dari pihak ukm sendiri Diadakannya pameran oleh Disperindag Melalui media internet
pengetahuan, menambah wawasan, dan mengembangkan keterampilan sumber daya manusia serta meningkatkan kualitas alat-alat produksi. Seperti yang dilakukan UKM Batik Karah yang telah menerapkan sistem yang modern tetapi tidak menghilangkan unsur seni nya yang menjadi tren terbaru dalam pasar internasional yaitu dengan cara memproduksi batik dengan menggunkan canting elektrik.
Gambar 2. Canting Elektrik Sumber :http://google.com Gambar 2. Alat Produksi Batik dengan Canting Listrik b) Model Produk, Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Batik Karah membuat kebijakan untuk menciptakan produk yang bervariasi dan beraneka ragam. Selain batik dalam bentuk selembar kain, Batik Karah juga memproduksi batik dalam bentuk baju, tas, dan dompet sehingga menambah pilihan produk bagi konsumen dengan model baju yang sedang trend. Akan tetapi kami juga memberikan inovasi terbaru bagi ukm batik membuat kipas renteng, gantung kunci , sepatu wanita/pria dari sisa-sisa kain yang sudah terpotong dari pembuatan baju, tas, dan dompet.
281
Sumber :http://google.com//souveniryogyakarta Gambar 3. Inovasi Batik Model Produk Kipas Renteng, Gantungan Kunci, Sepatu, dll
Gambar 4. Inovasi Model Produk Gantungan Kunci
Sumber :http://google.com//ratusouvenir
282
c) Desain Produk, Untuk konsep desain produk Batik Karah masih dari pemlilik yang kemudian diterjemahkan kedalam gambar oleh karyawan bagian gambar desain.
Gambar 4 Motif Batik Bertemakan Ayam Petarung Yang Sudah Menjadi Produk Model Baju
283
Untuk desain/motif batik Karah mempunyai ciri khas yaitu motif-motif yang dikembangkan, berupa motif Ayam Petarung dan ekor seperti ombak yang melayang-layang. d) Kemasan, Dalam pengemasan Batik Karah telah memakai kemasan dalam bentuk plastik dan paper bag. Tetapi kami mencoba memberikan inovasi dalam kemasan yang lebih menarik dengan menggunakan kemasan dalam bentuk bambo.
Gambar 5 Inovasi kemasan batik dalam bentuk bambo Sumber : http//google.com//kemasanbatikbambu e) Jaminan Produk, Untuk memberikan pelayanan terbaik demi menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan, maka UKM Batik Karah memberikan jaminan kepada konsumen jika produk tidak sesuai pesanan atau produk yang dibeli cacat, maka bisa ditukar dengan produk sejenis maupun lain dengan harga yang sama.
284
2. Strategi Harga Dari harga kain sampai proses pembuatan batik semakin rumit dan semakin banyak warna yang digunakan, maka akan semakin lama proses pembuatannya dan semakin tinggi harga jual produk tersebut. Untuk batik tulis harga barkisar Rp. 2.000.000; sampai dengan Rp. 18.000.000; 3. Tempat/Distribusi (Place) Distribusi dilakukan dengan cara distribusi langsung. Konsumen membeli batik langsung ke lokasi usaha kampung batik karah Ketintang Madya III Surabaya maupun pada saat pameran yang diikuti UKM Batik Karah. U B
T
Jl. KETINTANG SELATAN
Jl. KETINTANG MADYA III
S
Lokasiukm batik karah
Jl. KETINTANG MADYA II
Jl. KETI NTA NG MAD YA
Jl. Ketintang Baru I
KFC Jl. Jetis saret an
Jl. KETINTANG MADYA V BalaiDiklat Keagamaan
Graha pena Univ. Bhayangk arah, Sby
Jl. GayungKebonsariTimur
Gambar 6 Denah Lokasi Kampung Batik Karah Sumber : Peneliti 2015 4. Strategi Promosi Strategi promosi yang dilakukan UKM Batik Karah yaitu dengan cara mengikuti pameran-pameran yang diadakan olehDinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) maupun pihak swasta didalam kota maupun
285
Jl. A. Ya ni Sur aba ya
luar kota. Dengan mengikuti pameran tersebut menjadi peluang atau kesempatan bagi UKM Batik Karah untuk mempromosikan batik Karah.Disamping itu kami dari pihak peneliti juga memberikan inovasi mempromosikan melalui media internet supaya agar dapat dengan mudah di ketahui oleh masyarakat di dalam maupun di luar negeri.
Analisis SWOT pada UKM Batik Karah Dari identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang adaUKM Batik Karah mempunyai beberapa kekuatan (strength) yaitu: 1. Manajemen yang belum rapi Belum adanya pembukuan dan pencatatan arsip-arsip perusahaan yang berkaitan dengan hasilpenjualan dan nota-nota pembelian bahan baku. Selain itu administrasi yang menyangkutkeuangan, belum pernah sama sekali dicatat dalam sebuah laporan keuangan perusahaan. 2. Mutu Produk yang Dihasilkan Baik Pihak UKM Batik Karah selalu mengutamakan mutu produk yang dihasilkan, baik dari segi desain, warna , variasi bentuk atau ukuran. 3. Hubungan yang Terjalin Baik antara Pemilik dan Pelanggan Dengan cara memberikan pelayanan secara optimal pada saat proses transaksi berlangsung maupunmemberikan produk yang berkualitas serta jaminan apabila produk cacat untuk kepuasankonsumen. UKM Batik Karah mempunyai beberapa kelemahan (weakness) yaitu: 1. Saluran distribusi yang masih kurang efisien Dalam menyalurkan produk ke konsumen UKM Batik Karah efisien karena masihmenggunakan saluran langsung. 2. Promosi UKM Batik Karah dalam melakukan promosi masih kurang efektif karena masihmengandalkan pameran dan mouth to mouth. 3. Permodalan
286
Salah satu kendala yang cukup besar yang dihadapi UKM Batik Karah yaitu masalahpermodalan yang masih terbatas dan belum cukup untuk mengembangkan usaha. 4. Sumber Daya Manusia Karena kesulitan dalam mencari tenaga ahli karena sedikitnya orang yang bisa dan mau membatikdan keterbatasan . UKM Batik Karah memepunyai beberapa peluang (oppurtinities) yaitu: 1. Potensi Pasar Potensi pasar di Surabaya masih sangat besar, hal ini dapat dilihat dengan jumlah penduduk Surabaya yang semakin bertambah tiap tahunnya. 2. Tingkat Pendapatan Penduduk Tingkat pendapatan penduduk yang terus meningkat mengidentifikasikan bahwa daya belimasyarakat juga meningkat. 3. Teknologi Dengan adanya beraneka ragam tekhnologi yang ada, seharusnya UKM Batik Karah bisamemanfaatkan tekhnologi itu secara maksimal.
287
A. Matrik SWOT UKM Batik Karah Internal Faktor
KEKUATAN (S) a) Mutu produk yang bagus. b) Hubungan baik dengan pelangan.
Eksternal Faktor
a) b)
c) d)
PELUANG (O) Potensi pasar yang masih besar Tingkat pendapatan penduduk yang tinggi Kemajuan tekhnologi Kebijakan pemerintah
ANCAMAN (T) a) Inflasi yang fluktuatif b) Persaingan yang ketat
KELEMAHAN (W) a) Saluran distribusi yang kurang efisien b) Promosi yang masih kurang efektif c) Permodalan yang kurang d) SDM yang kurang memadai e) Manajemen yang tidak rapi
STRSTEGI SO STRATEGI WO a) Menggunakan a) Mengadakan pelatihan tekhnologi modern terhadap pegawai untuk b) Merekrut tenaga ahli meningkatkan c) Pembukuan terhadap produksi administrasi dan b) Mempertahankan keuangan kualitas produk d) Bekerjasama dengan c) Mengembangkan pedagang besar batik usaha dengan e) Meningkatkan promosi menggunakan dengan membuat iklan bantuan modal di internet dan pada dari pemerintah saat Semagres f) Menawarkan produk ke organisasi atau kelompok-kelompok kerja STRATEGI (ST) a) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan b) Meningkatkan desain motif yang kreatif dan menarik
STRATEGI WT a) Menambah modal dengan melakukan pinjaman ke pemerintah melalui BUMN b) Meningkatkan promosi c) Menambah saluran distribusi
Tabel 1. Tabel Strategi Matriks SWOT
288
Dari berbagai alternatif strategi yang ada, perusahaan dapat memilih mana yang sesuai untuk UKM Batik Karah berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya. UKM Batik Karah dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan peluang yang ada dengan menggunakan strategi antara lain : 1. Mempertahankan kualitas batik yang dimiliki, memaksimalisasi teknologi komunikasi untuk pemasaran dan teknologi dalam bidang produksi seperti canting electrik untuk memaksimalkan produksi. 2. Serta melakukan pengembangan usaha dengan menggunakan mengajukan peminjaman modal yang telah disediakan oleh pemerintah. UKM Batik Karah dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada dengan strategi antara lain : 1. Inovasi produk, yaitu menciptakan produk-produk baru yang inovatif sehingga dapat menambah variasi produk yang disajikan kepada pelanggan. 2. Selain itu juga meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan cara memproduksi batik yang sesuai dengan pesanan konsumen, membina hubungan baik dengan pelanggan dengan cara meminta nomor telepon. Selain itu dalam memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada dengan menggunakan strategi melakukan kerjasama dengan pedagang batik, promosi dengan cara membuat iklan di internet dan pada saat diadakannya pameran yang mengundang banyak pengunjung sehingga menjadi kesempatan untuk melakukan promosi dan meningkatkan penjualan, melakukan penawaran produk kelompok atau organisasi kerja maupun lembaga-lembaga yang ada. Strategi yang dapat digunakan UKM Batik Karah dalam meminimalkan kelemahan yang ada dan untuk menghindar ancaman yang datang, yaitu dengan meningkatkan promosi dengan cara memanfaatkan media promosi sesuai dengan dana yang ada, dan juga dapat dilakukan penambahan saluran distribusi seperti agen, reseller ataupun sales.
289
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada UKM Batik Semarangan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1. Berdasarkan dari hasil analisis lingkungan internal pada UKM Batik Semarangan, maka perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor-faktor strategi internal yang menjadi kekuatan bagi UKM Batik Semarangan adalah a) Mutu produk yang dihasilkan baik b) Hubungan baik dengan pelanggan. Sedangkan faktor-faktor strategi internal yang menjadi kelemahan bagi UKM Batik Semarangan adalah c) Saluran distribusi yang kurang efisien d) Promosi yang masih kurang efektif e) Permodalan yang kurang f) Sumber Daya Manusia yang kurang memadai g) Manajemen yang tidak rapi. 2. Berdasarkan dari analisis lingkungan eksternal pada UKM Batik Semarangan, maka perusahaan memiliki peluang dan ancaman. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang adalah: a) Potensi pasar yang masih besar b) Tingkat pendapatan penduduk yang tinggi c) Kemajuan tekhnologi d) Kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman adalah : Inflasi yang fluktuatif dan Persaingan yang ketat. 3. Berdasarkan dari hasil analisis SWOT, maka dihasilkan 13 alternatif strategi yaitu: a) Menggunakan tekhnologi modern untuk meningkatkan produksi b) Mempertahankan kualitas produk c) Mengembangkan usaha dengan memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah
290
d) Mengadakan pelatihan terhadap pegawai e) Merekrut tenaga ahli f) Pembukuan terhadap administrasi dan keuangan g) Bekerja sama dengan pedagang besar batik h) Meningkatkan promosi melalui internet terutama pada saat diadakan Pameran i) Menawarkan produk keorganisasi atau kelompok kerja j) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan k) Meningkatkan desain motif yang kreatif dan menarik l) Menambah modal dengan melakukan pinjaman kepemerintah melalui BUMN m) Menambah saluran distribusi. B. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan serta hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat diambil beberapa hal yang dapat digunakan sebagai saran atau masukkan, antara lain: 1. Bagi pengusaha batik diharapkan dapat mempertahankan corak dan motif khas lokal dan mampu menjaga mutu batik tulis khususnya, mulai dari proses pemilihan kain, desain, menggores malam, proses pewarnaan dan pencelupan sehingga kualitas pembatikan akan selalu meningkat tanpa kehilangan cirri khas daerahnya. 2. Menyikapi era globalisasi dan seiring dengan perubahan itu sendiri, perlu adanya terobosan dalam pemasaran batik. Antara lain dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dalam rangka pemasaran yaitu dengan memanfaatkan media internet untuk media promosi.
291
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2002. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Edisi.V Revisi. Bambang, Hariadi. 2005. Strategi Manajemen. http://www.Menegkopdanukm.com// UU no 20 tahun 2008, diakses tgl 18 November 2015 http://www.google.com//souveniryogyakarta, diakses tgl 29 November 2015. http://www.google.com//ratusouvenir, diakses tgl 29 November 2015. http://www.kerajinan-kulit.com, diakses tgl 29 November 2015. http://www.google.com//kemasanbatikbambu, diakses tgl 29 November 2015. Jurini, Kristanti Puji Winah. 2003. Strategi Pemasaran. Modul Kurikulum SMK Edisi 2004. Kode Modul: BM.20.A.1,2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Rangkuti, Freddy.2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Ratna .2010.Metodologi penelitian :kajian budaya dan ilmu sosial humaniora. Suhartini.2012. Analisa SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Perusahaan.Swastha, Basu dan Irawan.2005, Manajemen Pemasaran Modern. Widharta, Willy Pratama dan Sugiono Sugiharto. 2013. Penyusunan Strategi dan SistemPenjualan dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2 No. 1 Hal 1-15. Surabaya. Wawancara dengan Arie Widarto, selaku Pengrajin dan Penggagas Batik Karah Bayu Sumilir.
292
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Lampiran 1.
foto Nama dari Kampung Batik karah (Sanggar Bayusumilir)
Foto Penggagas Kampung Batik Karah“Sanggar Bayu Sumilir” “Bapak Ari Widiarto”
Foto Kain Batik yang bermacam-macam Tema
293
Foto Kain Batik bermotif Herbal
294
Foto Kain Batik bermotif Pulau Raja Empat (Papua)
295
Kain Batik Bermotif Pulau Raja Ampat (PAPUA)
.
Kain Batik Bermotif Pulau Raja Ampat (PAPUA)
296
Kain Batik Bermotif Café
Penyerahan Sertifikat Kepada Ukm Batik Bayusumilir
BAGIAN KETUJUH PADA UKM BUDIDAYA BUNGA MELATI
297
VI. PEMBERDAYAAN BUNGA MELATI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spansish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura). Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi dan sebagai pemasok bibit melati di Indonesia. Sentraproduksi melati di Jawa Timur terletak di BurnehKabupaten Bangkalan seluas 50 ha dan di Bangil-Kabupaten Pasuruan seluas 15 ha (Anonimous, 2006b). Bunga melati yang putih dan wangi dianggap sebagai lambang kesucian. Pada upacara-upacara adat Jawa, melati merupakan bunga yang sangat penting. Dalam upacara perkawinan misalnya, bunga ini digunakan sebagai hiasan sanggul dan hiasan dada mempelai wanita, sedangkan untuk mempelai prianya berupa untaian bunga yang menghiasi keris dan pula sebagai kalung. Minyak asiri yangterkandung pada bunga ini sangat bermanfaat dalam industri minyak wangi. Senyawa utamanya ialah minyak yasmin (Anonimous, 1980). Melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Ada beberapa orang yang mempercayai apabila seseorang yang mengalami pusing cukup menghirup wangi bunga melati dapat menentramkan pikirannya. Kandungan kimia pada bunga melatiyaitu indol, benzyl, livalylacetat dipercaya dapat
298
mengobati penyakit seperti sakit kepala, sesak napas, demam, kelebihan asi dan sakit mata (Anonimous, 2004). Mengingat kegunaan bunga melati yang semakin luas dan memasyarakat maka pada tanggal 5 Juni 1990, Presiden Republik Indonesia mengukuhkan bunga melati menjadi bunga nasional dengan sebutan “Puspa Bangsa”. Jenis melati yang dimaksud adalah Jasminum sambacatau dikenal dengan sebutan melati putih (Satuhu, 2004). Bunga melati putih memiliki potensi ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Untuk itulah penelitian tentang prospek pengembangan usahatani bunga melati putih perlu dilakukan.
B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Apakah input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) cukup tersedia di daerah penelitian? 2. Bagaimana perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas dan perkembangan permintaan pasar? 3. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam usahatani bunga melati putih? 4. Bagaimana strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan serta teknologi) tersedia di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. 299
3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani bunga melati putih secara finansial. 4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam usahatani bunga melati putih. 5. Untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa yang akan datang.
D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi tentang prospek pengembangan usahatani bunga melati putih dan referensi bagi pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk pengembangan usahatani bunga melati putih.
300
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan yaitu melati hutan (J. Multiflorum Andr.), melati putih (J. Sambac Ait.), melati raja (J. rex), J. Parkeri Dunn., J. Mensy J. Revolutum, melati cablanca (J. Officinale), melati australia (J. simplicifolium), dan melati hibrida. Sebagian besar jenis melati tumbuh di hutanhutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Kingdom : Plantae 2. Divisi : Spermatophyta 3. Subdivisi : Angiospermae 4. Kelas : Dicotyledonae 5. Ordo : Oleales 6. Famili : Oleaceae 7. Genus : Jasminum 8. Spesies : Jasminum sambac (L.) W. Ait. (Rukmana, 1997). Melati adalah tanaman semak, ketinggian 0,3-2 m. Daunnya bertangkai pendek helaian daun berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjang 2,5-10 cm, dan lebarnya 1,5-6 cm (Suryowinoto, 1997). Tanaman melati yang kita kenal yakni famili Oleaceae, tumbuh lebih dari setahun (perennial), bersifat perdu dan merambat. Batangnya berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku, dan bercabang banyak seolah-olah merumpun. Daunnya berbentuk bulat telur (oval, elips) dan berwarna hijau mengilap. Bunga melati berbentuk terompet dengan warna bervariasi yakni putih, kuning cerah, dan merah muda, tergantung pada jenis atau spesiesnya. Melati yang bunganya berwarna putih antara lain melati hutan (J. multiflorum), melati putih (J. sambac), melati raja (J. rex), dan melati australia (J. simplicifolium). Sementara melati berbunga kuning adalah J.
301
Revolutum dan J. mensy, atau J. primulinum. Ada juga warna bunga merah muda dimiliki oleh melati hibrida hasil persilangan antara J. Beeasianum dan
J.
officinale. Bunga melati hutan yang ditemukan tumbuh di Indonesia kadangkadang berwarna putih kemerah-merahan atau kekuning-kuningan. Umumnya, bunga melati tumbuh di ujung tanaman. Susunan mahkota bunga tunggal atau ganda (bertumpuk), beraroma harum tetapi beberapa jenis bunga melati ada yang memiliki aroma tidak harum. Sistem perakaran tanaman melati adalah akar tunggang dan akar-akar cabang yang menyebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm. Dari akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang-kadang tumbuh tunas atau cikal bakal tanaman baru (Rukmana, 1997). Melati dapat tumbuh dengan baik didaerah dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan stek batang atau cangkok. Banyak dimanfaatkan sebagai komponen taman, rangkaian bunga untuk pengantin, bunga tabur, campuran teh atau diambil minyak asirinya sebagai bahan baku minyak wangi. Melati menghendaki media tanam yang mengandung bahan organik tinggi. Melati tidak memerlukan perlakuan khusus padaproses pembungaannya (Endah, 2002). Pengembangan budidaya melati paling cocok di daerah-daerah yang mempunyai suhu siang hari 28-360C dan suhu malam hari 24-300C, kelembaban udara (rH) 50-80%, cukup mendapat sinar matahari, curah hujan 112-119mm/bulan. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, pH masam sampai netral (pH 5-7). Hampir semua jenis tanah pertanian pada prinsipnya dapat ditanami melati. Umumnya melati tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol , dan andosol (Rukmana, 1997). Dengan perawatan, pemupukan dan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan, maka tanaman akan hidup sehat, tidak mudah terserang penyakit dan akan berbunga terus-menerus sepanjang tahun (Suryowinoto, 1997). Tanaman bunga melati mulai berbunga pada umur 6-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara
302
berkali-kali sampai umur tanaman antara 5-10 tahun, tergantung pada pemeliharaan dan kesuburan tanah (Rukmana, 1997). Waktu panen bunga melati yang terbaik adalah pada pagi hari yaitu pukul 08.00 WIB. Setelah siang hari keharuman bunga akan berkurang. Bunga untuk keperluan produksi parfum atau pewangi teh sebaiknya dipanen antara pukul 08.00-10.00 WIB. Mutu bunga melati segar yang baik untuk dekorasi, industri teh, dan parfum sangat ditentukan oleh penanganan pascapanen. Bunga melati yang dipanen mekar penuh mempunyai nilai ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dipanen dalam bentuk kuntum karena aromanya sudah berkurang. Bunga mekar penuh ini hanya cocok untuk bunga tabur. Daya simpan bunga melati sangat singkat. Dalam waktu sehari saja bunga sudah layu dan berwarna kecoklatan. Agar daya simpan bunga lebih panjang, maka diperlukan penanganan pascapanen yang ekstra hati-hati sehingga mutu kesegarannya dapat dipertahankan.
B. Landasan Teori Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekartawi, 2002). Membangun pertanian progresif memerlukan kondisi dicapainya ecomic of scale karena kondisi tersebut adalah syarat terjadinya peningkatan surplus ekonomi petani yang membuka jalan bagi terjadinya peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, yang utamanya dihasilkan melalui proses involusi teknologi. Tanpa membangun produktivitas, efisiensi, dan daya saing yang tinggi, kita tidak akan mampu menang dalam persaingan global, bukan saja di pasar internasional, tetapi juga di pasar dalam negeri sendiri (Husodo, dkk., 2004). Usahatani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemennya modern, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya usahatani skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih bersifat usahatani sederhana dan sifat usahanya subsisten (Soekartawi, 1996b). Strategi pembangunan yang berwawasan agribisnis (dan
303
agroindustri) pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : (1) Menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, (2) Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, (3) Menciptakan nilai tambah, (4) Meningkatkan penerimaan devisa, (5) Menciptakan lapangan kerja, dan (6) Memperbaiki pembagian pendapatan (Soekartawi, 2000). Pengembangan agribisnis mengimplikasikan perubahan kebijakan di sektor pertanian yaitu produksi sektor pertanian harus lebih berorientasi kepada permintaan pasar, tidak saja pasar domestik, tetapi juga pasar internasional. Selain itu pola pertanian harus mengalami transformasi dari sistem pertanian subsisten yang berskala kecil dan pemenuhan kebutuhan keluarga ke usahatani dalam skala yang lebih ekonomis. Kedua hal tersebut merupakan keharusan, jika produk pertanian harus dijual ke pasar dan jika sektor pertanian harus menyediakan bahan baku bagi sektor industri (Husodo, dkk., 2004). Permintaan adalah faktor penentu kelangsungan bisnis. Tanpa permintaan tidak mungkin sistem bisnis dapat berjalan. Para wirausahawan harus lihai dalam menyiasati permintaan. Perilaku permintaan, atau dalam bahasa ekonomi dikenal dengan fungsi permintaan, merupakan hubungan antara jumlah barang (termasuk jasa) dimana konsumen bersedia membeli dengan faktor-faktor yang menentukan kesediaan konsumen untuk membeli barang tersebut. Faktor yang bersumber dari sifat-sifat konsumen seperti daya beli ditentukan oleh tingkat pendapatan, selera atau preferensi. Faktor yang bersumber dari tingkah laku pesaing yang menawarkan barang-barang terkait (barang substitusi dan barang komplementer) dapat dinilai dari variabel harga, kualitas/desain, dan seterusnya (Iwantono, 2002). Peningkatan pendapatan petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani atau perusahaan pertanian, harga penjualan produksi, dan biaya produksi usahatani atau usaha pertanian. Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah
304
memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan bersih yang sebesar-besarnya, dimana pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Agar pendapatan bersih tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Petani harus mempunyai keahlian
memasarkan, memilih jenis
komoditi
yang pasarnya
baik,
mengupayakan harga input yang rendah dengan mengatur input produksi, menggunakan teknologi yang baik, dan mengatur skala produksi yang efisien (Simanjuntak, 2004). C.
Kerangka Pemikiran Pengembangan agribisnis merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan
produktifitas pertanian yang mampu menjadikan produk pertanian sebagai primadona di dalam negeri serta dapat menembus pasar global yang lebih luas. Usahatani bunga melati putih diperkirakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk mengetahui prospek usahatani bunga melati putih dapat kita lihat dari ketersediaan faktor produksinya, perkembangan luas panen, produksi, produktivitas, serta perkembangan permintaan pasar, dan melalui kelayakan usahatani bunga melati putih tersebut. Dari segi faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) serta teknologi yang cukup tersedia akan menjadi faktor penting dalam pengembangan usahatani bunga melati putih ini. Dengan peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitas bunga melati putih juga dapat memberi gambaran bahwa usahatani bunga melati putih sudah memiliki tempat dihati banyak petani untuk diusahatanikan secara komersial. Dari segi pasar, kita dapat melihat semakin banyaknya permintaan terhadap komoditi bunga melati putih, karena komoditi ini banyak manfaatnya. Dimana bunga serta daun melati putih selain dimanfaatkan untuk upacara adat dan keagamaan, juga dapat diolah sehingga menghasilkan minyak esensial yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan parfum aroma therapi yang disukai masyarakat, campuran teh, kosmetik dan juga obat-obatan. Usahatani bunga melati putih dapat meningkatkan pendapatan dan layak secara finansial untuk
305
dikembangkan. Dengan diketahuinya kelayakan usahatani bunga melati putih maka dapat diketahui prospek pengembangannya. Hal ini secara langsung menunjukkan bahwa usahatani ini prospektif. Dalam mengembangkan usahatani bunga melati putih ini terdapat beberapa masalah yang menjadi penghambat. Sehingga dibutuhkan strategi pengembangan usahatani bunga melati putih dimasa depan agar prospek pengembangan usahatani bunga melati putih dapat ditingkatkan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Usahatani Bunga Melati Putih
Masalah - Masalah
U
1. Ketersediaan Input Produksi (lahan, tenaga kerja, dan teknologi) 2. Perkembangan luas panen, produksi, produktivitas, dan permintaan pasar
Strategi Pengembangan
3. Kelayakan usahatani secara finansial
Prospektif untuuk di kembangkan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
306
METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu di Kota Bangkalan Madura, Propinsi Jawa Timur. Dipilihnya Kota Bangkalan Madura sebagai daerah penelitian karena daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi bunga melati putih yang memiliki luas panen terbesar di Jawa Timur. B. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer diperoleh secara langsung dari petani bunga melati melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah tersusun dan dipersiapkan. C. Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat ketersediaan input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, sarana produksi, maupun teknologi) di daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 2, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah-masalah apa saja yang dialami petani bunga melati putih dalam menjalankan usahataninya. Untuk identifikasi masalah 4, digunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha (strategi SO, ST, WO, dan WT). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat).
307
D. Definisi dan Batasan Operasional Definisi 1. Usahatani adalah sistem budidaya yang mengusahakan bunga melati putih mulai dari penanaman sampai panen dengan berupaya untuk memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin. 2. Produksi usahatani adalah hasil dari usahatani bunga melati putih dalam bentuk segar yang dihitung dengan satuan kilogram. 3. Produktivitas adalah total produksi bunga melati putih yang dihasilkan per m2. 4. Penerimaan adalah perkalian antara produksi bunga melati putih yang dipanen untuk dijual dengan harga jual. 5. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani bunga melati putih selama proses produksi berlangsung sampai siap untuk dipasarkan. 6. Pendapatan bersih usahatani adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani bunga melati putih dikurangi biaya produksi 7. Kelayakan secara finansial adalah ukuran kelayakan usahatani bunga melati putih sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang proporsional dengan membandingkan jumlah penerimaan dengan seluruh biaya produksi. 8. Permintaan pasar adalah jumlah atau kuantitas produk bunga melati putih yangdiminta oleh pasar (konsumen). Dalam hal ini diukur dengan jumlah yang secara tidak langsung menggambarkan penjualan. 9. Prospek usahatani adalah peluang-peluang dari pengembangan usahatani bunga melati putih di masa yang akan datang. Batasan Operasional 1. Jenis bunga melati yang diteliti adalah bunga melati putih (Jasminum sambac Ait.) 2. Sampel adalah petani yang mengusahatanikan tanaman bunga melati putih secara komersial di Kota Madura. 3. Lokasi penelitian berada di Kota Bangkalan Madura Propinsi Jawa Timur. 4. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015.
308
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ketersediaan Lahan Perlu diketahui bahwa di Kota Bangkalan Madura terdapat kebun campuran seluas 11.956,01 ha yang masih dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan usahatani bunga melati putih. Kebun campuran merupakan lahan kering yang sesuai untuk budidaya tanaman bunga melati putih. Namun jika petani sampel hendak memperluas skala usahanya dengan menambah lahan usaha akan membutuhkan modal yang besar. Hal ini dikarenakan harga tanah di Kota Bangkalan relatif mahal. Hal ini menunjukkan bahwa masih tersedianya lahan dalam berusahatani bunga melati putih. B. Ketersediaan Tenaga Kerja Petani bunga melati putih di Kota Bangkalan umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, selain itu juga ada yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga berasal dari penduduk setempat. C. Ketersediaan Sarana Produksi 1) Bibit Bibit bunga melati putih yang dibutuhkan tergantung dari jarak tanam yang digunakan. Jarak tanam untuk tanaman bunga melati putih yang dilakukan oleh petani bervariasi. Umumnya jarak tanam yang digunakan petani di Kota Bangkalan adalah 80 cm x 100 cm, dengan jarak antar bedengan 20-40cm. Dengan demikian dapat di ketahui bahwa setiap meternya dibutuhkan 1 (satu) bibit tanaman bunga melati putih. Petani sampel memperoleh bibit bunga melati tidak begitu sulit karena tidak perlu sampai ke luar kota untuk membelinya. Bibit bunga melati putih dapat diperoleh dengan cara membeli langsung dari petani penjual bibit bunga yang ada di Kota Bangkalan atau di daerah pinggiran Kota Bangkalan. Petani sampel juga dapat membuat bibit sendiri dengan cara menyetek batang tanaman bunga melati putih. Untuk melakukan stek batang (cabang) dari satu tanaman bunga
309
melati putih dewasa (> 1 tahun), dapat menghasilkansekitar 20-50 bibit baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ketersediaan bibit bunga melati putih di Kota Bangkalan Madura tersedia dengan baik. 2) Pupuk Pupuk yang banyak digunakan petani bunga melati putih di Kota Medan adalah kompos. Kompos diharapkan dapat menjaga kestabilan produksi bunga melati setiap harinya. Selain itu juga digunakan pupuk anorganik seperti NPK, TSP, KCL, Urea, dan Sepirit. Kebutuhan pupuk tergantung dari luas lahan yang dimiliki masing-masing petani sampel. Untuk Sepirit disemprot sesuai dengan dosis pada kemasan. Dalam setahun rata-rata petani melakukan 3 kali pemupukan. Pupuk dapat diperoleh petani dengan mudah di toko-toko penjual pupuk. Dengan demikian, pupuk di daerah penelitian tersedia dengan baik. 3) Obat – obatan Obat-obatan dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko obat-obatan terdekat di sekitar lokasi usahatani atau tempat tinggal petani. Sehingga obatobatan pertanian juga tersedia di daerah penelitian. Obat-obatan yang umum digunakan petani adalah pestisida dan fungisida. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sekali. Sedangkan herbisida digunakan petani yang memiliki lahan luas pada saat pembukaan lahan dan untuk menyemprot rumput-rumput yang ada pada gang-gang di tanaman bunga melati. Untuk memberantas rumput-rumput yang mengganggu, petani lahan sempit biasanya
cukup melakukan
pembersihan lahan.
D. Ketersediaan Teknologi E. Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari pepohonan karena biasanya dilakukan secara monokultur, yaitu hanya satu jenis tanaman untuk mencegah adanya tanaman pelindung, semak belukar, dan rumput liar. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan herbisida. Untuk selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul yaitu
310
membentuk bedengan-bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dan diberikan kompos 0,2-0,4 kg tiap lubang. 1) Penanaman Penanaman yang paling baik adalah pada saat awal musim hujan agar memudahkan penyiraman. Bibit melati dalam polibag dikeluarkan. Tiap lubang tanam yang telah diberi kompos ditanami satu bibit melati kemudian ditutup kembali dengan tanah dan dipadatkan dengan menggunakan tangan dan cangkul. 2) Pengairan Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Alat bantu penyiraman yang digunakan petani adalah gembor dan melalui selang plastik dari mesin penyedot air yang diarahkan pada tiaptiap tanaman. Tiap tanaman disiram hingga sekitar perakaran cukup basah. 3) Penyiangan Pada saat berumur satu bulan setelah tanam, tanaman melati sudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma tersebut harus disiangi agar tidak mengganggu bunga melati. Cara menyiangiadalah dengan mencabut rumput semua gulma dengan tangan, cangkul, sabit, dan parang. Kemudian tanah disekitar tanaman digemburkan untuk memperbaiki drainase tanah. Penyiangan ulang berikutnya disesuaikan dengan keadaan pertumbuhan gulma. 4) Pemupukan Pemupukan yang dilakukan petani berbeda-beda. Umumnya petani memupuk 3 x dalam setahun. Pupuk yang digunakan adalah kompos, NPK, TSP, KCl, Urea, dan Sepirit. Untuk kompos, NPK, TSP, KCL, dan Urea. Pemupukan dilakukan dengan cara menyebarkannya disekitar tanaman sedangkan Sepirit dilarutkan dalam air dan disemprotkan dengan menggunakan sprayer. 5) Pemberantasan Hama dan Penyakit Pemberantasan Hama dan Penyakit yang dilakukan petani umumnya 2 x dalam seminggu. Obat-obatan yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman bunga melati putih ini adalah dursban, antracol,
311
supracide, dicofan, dan rambo. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan yang dibutuhkan dengan menggunakan sprayer. Sprayer dapat mudah diperoleh di toko-toko peralatan sarana produksi yang ada di Kota Bangkalan. 6) Pemangkasan Pemangkasan dilakukan pada akhir bulan Oktober atau bulan November, karena pada bulan tersebut terjadi penurunan produksi bunga akibat intensitas matahari yang rendah (bulan basah). Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi kadar air tanah. Tanaman melati merupakan tanaman perdu yang memiliki banyak cabang. Jika tidak dilakukan pemangkasan pada cabang/daun tanaman maka bagian bawah tanaman terlindungi sehingga tanah dibawahnya semakin lembab dan akan menimbulkan jamur yang akan menyerang tanaman melati. Alat pangkas yang digunakan petani adalah gunting tajam dan steril. F. Panen dan Pasca Panen Bunga melati putih mekar dipanen oleh petani setiap harinya dan untuk kuntum bunganya disesuaikan dengan pesanan pelanggan. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun sampai umur tanaman 5-10 tahun, tergantung pada pemeliharaannya. Panen bunga melati dilakukan dengan dipetik menggunakan tangan. Untuk bunga mekar penuh, biasanya digunakan plastik sebagai wadah penampungannya, ditimbang dan kemudian dijual. Sedangkan untuk kumtum bunganya dipetik pilih sesuai dengan kuntum yang sudah layak dipetik. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati dan dimasukkan ke kantongan plastik kemudian ditimbang sesuai dengan jumlah pesanan. Bunga melati cepat layu. Bunga yang mekar penuh hanya dapat bertahan satu hari, sedangkan kuntum bunganya dapat bertahan 2-3 hari. Dengan demikian, maka luas lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan), serta teknologi cukup tersedia di daerah penelitian.
G. Perkembangan Usahatani di Kota Bangkalan Kota Bangkalan merupakan salah satu penghasil bunga melati putih terbesar di Propinsi Jawa Timur. Hal ini terbukti dari data Dinas Pertanian Propinsi
312
Jawa Timur tahun 2015. Untuk melihat perkembangan produksi, produktivitas dan luas tanaman di Kota Bangkalan tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 1. Perkembangan Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Bangkalan Tahun 2013, 2014, dan 2015 TAHUN
LUAS PRODUKSI (kg) PANEN (m2) 2013 4.020 39.183 2014 10.431 13.058 2015 9.443 4.344 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
PRODUKTIFITAS (Kg/m2) 9,75 1,25 0,46
Dari data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, luas panen bunga melati putih sebesar 4.020 m2 dapat memproduksi sebesar 39.183 kg sehingga produktivitasnya 9,75 kg/m2. Untuk tahun 20014, luas panen bunga melati putih menjadi 10.431 m2 atau mengalami peningkatan sebesar 6.411 m2 (159,48%) namun produksinya menjadi 13.058 kg atau mengalami penurunan sebesar 26.125 kg (66,67%) sehingga produktivitasnya menjadi 1,25 kg/m2 atau mengalami penurunan sebesar 8,5 kg/m2 (87,18%). Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti iklim yang sulit diperkirakan, pemberian dosis pupuk yang kurang tepat, tidak berbakat dalam berusahatani bunga melati putih, dan lain sebagainya. Untuk tahun 2015, luas panen bunga melati putih menjadi 9.443 m2 atau mengalami penurunan sebesar 988 m2 (9,47%) dan produksinya menjadi 4.344 kg atau mengalami penurunan sebesar 8.714 kg (66,73%) sehingga produktivitasnya menjadi 0,46 kg/m2 atau mengalami penurunan sebesar 0,79 kg/m2 (63,2%). Hal ini juga disebabkan berbagai faktor, dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa petani yang tidak mengusahakan bunga melati putih lagi karena banyak pesaing dan kurangnya minat untuk mengembangkan usahatani bunga melati putih sehingga beralih ke usaha lain. Untuk melihat perkembangan permintaan pasar, dapat dilihat dari jumlah rata-rata penjualan bunga melati putih. Dari wawancara yang dilakukan kepada petani sampel diketahui bahwa produksi bunga melati putih setiap harinya baik 313
yang mekar penuh ataupun berbentuk kuntum dapat dipasarkan ke pasar-pasar tradisional, perangkai bunga pengantin, vihara, masyarakat, dan sebagainya. Untuk permintaan pasar lokal kebutuhan bunga melati putih ini dirasakan masih belum mencukupi karena produksinya juga masih sedikit. Sehingga jika akan memasuki pasar nasional atau pasar eksport perlu dilakukan pengembangan usaha
terlebih dahulu atau memperbaiki produktivitas
usahatani ini. Dengan demikian perkembangan permintaan pasar juga dapat dilihat dari jumlah produksi bunga melati putih yang dihasilkan yang terdapat pada Tabel diatas, karena semua yang diproduksi dapat diserap oleh pasar. Sebagaimana yang diketahui sebelumnya bahwa manfaat bunga melati putih begitu besar. Dari hasil penelitian yang diketahui bahwa bunga melati putih yang dipasarkan oleh petani sampel di Kota Bangkalan masih dimanfaatkan untuk rangkaian bunga pengantin, sembahyang umat Budha, bunga tabur untuk penguburan dan bunga rampai saja. Untuk pembuatan parfum dan campuran teh tidak dapat terpenuhi sehingga sarana yang dibutuhan seperti pabrik parfum belum ada di Kota Bangkalan. Pabrik teh juga dapat dijadikan pasar untuk bunga melati putih ini, namun yang diharapkan adalah jumlah bunga yang dibutuhkan ini dapat tersedia secara cepat. H. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Bunga Melati Putih Dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di daerah penelitian, banyak ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh petani bunga melati putih, baik masalah internal maupun masalah eksternal. Masalah-masalah tersebut dapat menghambat pengembangan usahatani bunga melati putih di daerah penelitian. Dibawah ini akan diuraikan masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh petani dalam pengembangan usahatani bunga melati putih, antara lain : 1. Modal Terbatas Modal
merupakan
salah
satu
masalah
yang
menghambat
dalam
pengembangan usaha tani bunga melati putih. Modal yang dimiliki petani umumnya adalah modal sendiri. Untuk memperluas skala produksi akan 314
membutuhkan tambahan input produksi (lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan obat-obatan) sehingga dibutuhkan modal tambahan. Sebagaimana diketahui, Kota Medan merupakan pusat pemerintahan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah lengkap. Kebutuhan akan perumahan juga meningkat. Sehingga tidak
sedikit para pengusaha
menawarkan sejumlah besar uang untuk membeli tanah/ladang dari petani bunga melati ini. Hal ini menggiurkan petani, dan beberapapetani lebih memilih menjual tanahnya dan membuka usaha lain dibanding ia harus menunggu penerimaan sedikit demi sedikit yang dapat dihasilkan dari usahataninya. Alasan petani tidak meminjam modal adalah karena bunga kredit yang ditawarkan terlalu besar, sehingga sulit dalam pembayarannya. Akibat terbatasnya modal, juga menyebabkan petani kurang optimal dalam melakukan pemeliharaan. 2. Kurangnya Seni dan Hobi Seni dan hobby yang dimiliki petani mempengaruhi keberhasilan usahatani bunga melati putih ini karena dibutuhkan perawatan yang intensif. Petani dan anggota masyarakat pencinta bunga melati putih belum begitu berkembang di Kota Medan sehingga yang mengusahakan bunga melati putih tidak begitu banyak. Pemanfaatan bunga juga masih terbatas pada hal yang sederhana saja dalam pasca panennya. Sebagaimana diketahui bahwa bunga melati putih ini dapat dirangkai untuk hiasan pengantin, namun hanya 3 petani dari 13 petani bunga melati putih ini yang memiliki keterampilan khusus dalam merangkai bunga. Sehingga hanya beberapa petani saja yang dapat menikmati nilai tambah dari sentuhan seni yang diberikan pada bunga melati putih ini.
3. Adanya Persaingan Dengan Bunga Plastik Bunga melati putih adalah bunga yang indah, harum dan memiliki nilai budaya yang tinggi sehingga harganyapun relatif mahal. Konsumen bunga melati putih ini dapat dikatakan orang yang memiliki ekonomi menengah keatas. Masyarakat yang berada pada tingkat ekonomi
315
menengah ke bawah cenderung beralih ke bunga plastik karena disamping harganya murah, bunga plastik ini juga lebih tahan lama.
4. Bunga Melati Putih tidak Tahan Lama Bunga melati putih adalah bunga yang indah namun tidak tahan lama. Bunga yang dipanen mekar tidak dapat bertahan lebih dari 1 hari. Sedangkan Kuntum bunga yang dirangkai untuk hiasan pengantin hanya dapat bertahan paling lama 3 hari setelah panen, jika lebih akan berwarna kecoklatan dan kurang menarik dipandang. 5. Serangan Hama dan Penyakit Masalah hama dan penyakit merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman bunga melati putih adalah ulat palpita, kutu berwarna hitam dan kutu putih. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman bunga melati putih ini umumnya disebabkan oleh jamur. Jamur ini dapat terlihat jelas pada batang, dan bunga melati putih ini, sedangkan pada daun menyebabkan bercak berwarna kuning kecoklatan. Jamur dapat tumbuh jika kelembaban disekitar kebun tinggi yaitu ketika musim hujan dan cabang tanaman terlalu lebat sehingga bagian bawah tanaman tidak terkena sinar matahari. 6. Kurangnya Penyuluhan Di daerah penelitian, petani tidak pernah dikunjungi oleh PPL. Sehingga banyak petani sampel tidak mengetahui cara bertanam tanaman ini dengan benar. Petani membeli buku ”Usahatani Melati” yang ada di grosir buku seperti gramedia sebagai pedoman dalam bercocok tanam. 7. Lembaga – lembaga yang Terkait Kurang Berperan Di daerah penelitian, lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan. Misalnya saja kelompok tani yang ada (32 kelompok tani khusus bidang tanaman hias), keberadaannya tidak pernah dirasakan oleh petani sampel.
316
Untuk lebih jelasnya, masalah-masalah yang dihadapi petani dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Berdasarkan Sumbernya (Internal/Eksternal) dan Klasifikasinya (Kelemahan/Ancaman) No. 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Masalah – Masalah Modal Terbatas Kurangnya Seni dan Hobbi Adanya Persaingan dengan Bunga Plastik Serangan Hama dan Penyakit Kurangnya Penyuluhan Lemaga – lembaga yang Terkait Kurang Berperan
Sumber Internal Eksternal
Klarifikasi Kelemahan Ancaman
I.Strategi yang Dilakukan untuk Mengatasi Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam
Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih 1. Menentukan Faktor-Faktor Strategi Eksternal Adapun faktor-faktor strategi eksternal dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di kota Bangkalan adalah sebagai berikut : a) Peluang - Permintaan pasar terhadap bunga melati putih tinggi. Dari hasil wawancara terhadap petani sampel dilapangan, diketahui bahwa petani masih sulit untuk memenuhi seluruh permintaan pelanggan mereka. Padahal permintaan tersebut masih untuk keperluan bunga tabur, dan roncean bunga pengantin saja belum sampai pemenuhan permintaan untuk kebutuhan campuran teh, parfum, cat, tinta, dan lain sebagainya sesuai
317
dengan manfaat yang dapat diperoleh dari bunga melati putih yang telah diketahui sebelumnya. - Informasi pasar tinggi Sebagaimana diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani sampel bunga melati putih di Kota Bangkalan adalah 13 tahun atau sederajat SMU, hal ini dapat menambah jumlah relasi yang mereka kenal. Sehingga petani lebih aktif dan mudah untuk mengetahui tingkat harga yang berlaku. - Saluran pemasaran pendek Petani sampel langsung menjual hasil panen setiap harinya kepada pedagang bunga dan bidan pengantin. - Harga bunga melati relatif stabil. Bunga melati termasuk barang mewah yang digunakan oleh sebagian besar kalangan ekonomi menengah ke atas. - Petani punya hubungan baik dengan pembeli Petani sudah sadar akan pasar dan juga pentingnya konsumen. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar petani telah menyebarkan kartu nama kepada setiap pelanggan agar mudah untuk dihubungi. b) Ancaman - Adanya ancaman dengan bunga plastik Bunga plastik menjadi barang substitusi dan ancaman bagi petani dalam penjualan kuntum untuk roncean bunga pengantin namun tidak untuk kegunaan-kegunaan yang lain. - Serangan hama dan penyakit Tanaman bunga melati memang membutuhkan perawatan yang intensif agar produksinya tinggi. Hama penyakit yang mengganggu adalah ulat palpita, kutu hitam, kutu putih, dan jamur. Hal ini akan menambah besarnya biaya produksi yang berakibat pada penurunan pendapatan keluarga petani. - Kurangnya penyuluhan Penyuluhan yang kurang dirasakan oleh petani sampel mengakibatkan
318
petani harus belajar sendiri tentang cara menanam bunga melati yaitu dengan membeli buku pedoman dalam berusahatani bunga melati. Hal ini tentu saja akan membutuhkan proses yang dapat menyita waktu dan biaya sehingga akan berdampak terhadap pendapatan keluarga. - Lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan Kurang berperannya kelompok tani dapat mengakibatkan informasiinformasi penting seperti tentang pasar juga kurang. Petani juga tidak dapat berdiskusi tentang masalah yang dihadapi serta bagaimana mengatasi masalahnya. Hal ini juga akan berakibat terhadap kemajuan usahataninya.
2. Menentukan Faktor Strategi Internal Adapun faktor-faktor strategi internal dalam pengembangan usahatani melati putih di Kota Bangkalan adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan - Tanaman bunga melati putih berbunga setiap hari. Bunga melati yang indah, harum, dan multiguna adalah bunga yang unik, yang dapat berbunga setiap hari. - Bibit mudah di peroleh Dari satu tanaman bunga melati putih dewasa (< 1 tahun) sudah dapat menghasilkan 20-50 bibit baru dengan menyetek batang tanaman. - Iklim cuaca sesuai untuk tanaman bunga melati putih. Kota Bangkalan terletak pada dataran rendah (2,5-37,5 m dpl), suhu maksimum 30,60C-33,90C dan suhu minimum 23,20C-24,10 Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa tanaman melati pada prinsipnya dapat ditanam pada semua jenis tanah pertanian, dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 m dpl, suhu siang hari 28360C dan suhu malam hari 24-300C. Maka dapat disimpulkan bahwa Iklim cuaca Kota Bangkalan sesuai untuk tanaman bunga melati putih. - Tingkat pengetahuan petani tinggi. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan dan pengalaman bertani petani yang cukup tinggi.
319
2. Kelemahan - Modal Terbatas Modal terbatas dapat diketahui dari input produksi yang dimiliki rata-rata petani sampel masih terbatas. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas usahatani mereka tidak optimal. - Bunga melati tidak tahan lama Bunga melati tidak tahan lama, dalam sehari saja bunga yang dipanen mekar sudah tampak coklat. Sedangkan kuntum dapat bertahan 2-3 hari. Salah satu petani sampel pernah mencoba mengekspor kuntum bunga roncean ke negara tetangga Malaysia beberapa kali. Meski bunga tidak tahan lama, namun tetap harus dikarantina terlebih dahulu sehingga menyebabkan bunga tidak menarik lagi. Akhirnya karena proses yang ber belit-belit, perdagangan sulit untuk diteruskan. - Kurangnya seni dan hobby Kebanyakan petani tidak memiliki keterampilan, baik untuk memberi nilai tambah pada bunga melati maupun dalam merawat tanaman. Hal ini akan berdampak juga terhadap pendapatan petani. 3.
Penentuan Alternatif Strategi Pentuan alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan usahatani bunga melati putih adalah dengan cara membuat SWOT matriks. SWOT matriks ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik eksternal maupun internal yang terdiri dari peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan SWOT matriks maka dapat disusun empat strategi utama yaitu SO, WO, ST, dan WT. Alternatif strategi bagi pengembangan usahatani bunga melati putih dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
320
Penentuan Strategi dengan SWOT Internal
Eksternal
1.
2. 3. 4. 5.
Peluang (O) Permintaan pasar terhadap bunga melati putih tinggi Informasi pasar tinggi Saluran pemasaran pendek Harga bunga melati relatif stabil Petani mempunyai hubungan yang baik dengan pembeli
Peluang (T) 1. Adanya persaingan dengan bunga plastik 2. Serangan hama dan penyakit 3. Kurangnya penyuluhan. 4. Lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan
Kekuatan (S) 1. Tanaman bunga melati putih berbunga setiap hari. 2. Bibit mudah diperoleh iklim cuaca sesuai untuk tanaman bunga melati putih 3. Tingkat pengetahuan petani cukup tinggi
Kelemahan (W) 1. Modal terbatas 2. Bunga melati tidak tahan lama 3. Kurangnya seni dan hobby
Strategi (SO) 1. Memperluas lahan usahatani bunga melati putih 2. Memperluas jaringan pemasaran 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan
Strategi (WO) 1. Inisiatif kredit untuk menambah modal 2. Bunga dipasarkan setiap hari 3. Mengikuti pelatihanpelatihan untuk menambah kretivitas
Strategi (ST) 1. Menciptakan harga kompetitif 2. Memanfaatkan pengetahuan petani dalam memberikan sentuhan kretivitas agar bunga tetap menarik 3. Menggunakan pengetahuan yang ada dalam memberantas serangan hama dan penyakit 4. Memfungsikan kembali kelompok tani.
Strategi (WT) 1. Meminta pemerintah agar memaksimalkan tugas PPL 2. Mencari informasi dari koran, radio, dinas terkait untuk menambah pengetahuan tentang teknologi
321
I. Strategi (SO) Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu : 1. Memperluas lahan usahatani bunga melati putih Bertujuan untuk meningkatkan hasil panen bunga melati putih untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi dengan didukung oleh harga yang relatif stabil sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. 2. Memperluas jaringan pemasaran Bertujuan agar produksi bunga melati putih yang dihasilkan dapat selalu ditampung oleh pasar dan juga untuk menghindarkan jenuhnya produk pada pasar lokal. 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan Bertujuan agar pelanggan tidak beralih ke petani lain yang dapat menyebabkan kerugian bagi petani yang bersangkutan. II. Strategi (WO) Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu : 1. Inisiatif kredit untuk menambah modal Skala usaha yang lebih luas umumnya bermodal besar namun demikian dapat memperkecil biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Bunga dipasarkan setiap hari Informasi pasar yang tinggi dengan didukung oleh hubungan yang baik dengan pembeli, dapat menyebabkan bunga melati putih yang dihasilkan setiap harinya terjual. Sehingga bunga melati yang tidak tahan lama tidak terlalu menjadi beban yang berat bagi petani. 3. Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah kretivitas
322
Petani dapat mengetahui bagaimana cara memberikan nilai tambah pada bunga melati putih sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan keluarganya. III.
Strategi (ST) Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada, yaitu: 1. Menciptakan harga kompetitif Bertujuan agar pasar bunga melati tetap ada, sehingga usahatani bunga melati putih tetap exist. 2. Memanfaatkan pengetahuan petani
dalam
memberikan sentuhan
kretivitas agar bunga tetap menarik Bertujuan agar konsumen khususnya bagi pengantin tetap senang memakai rangkaian dari bunga melati putih. 3. Menggunakan pengetahuan yang ada dalam memberantas serangan hama dan penyakit Bertujuan agar produksi yang dihasilkan setiap harinya optima sehingga keuntungan yang diperoleh petani maksimal. 4. Memfungsikan kembali kelompok tani Bertujuan agar terjalin kerjasama yang baik dan dapat memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga tujuan lebih mudah tercapai yaitu memperoleh laba yang maksimal. IV.
Strategi (WT) Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada, yaitu : 1. Meminta pemerintah agar memaksimalkan tugas PPL Bertujuan
untuk
memberikan
penyuluhan
kepada
petani
agar
melaksanakan cara-cara budidaya yang benar, sehingga produksi optimal
323
2. Mencari informasi dari koran, radio, dinas terkait untuk menambah pengetahuan tentang teknologi Petani perlu mengetahui informasi tentang teknologi, terlebih karena bunga melati merupakan salah satu bahan baku industri (agroindustri)
yang
telah
diterapkan
di
pulau
Jawa
seperti
penggunaannya untuk parfum, campuran teh, cat, dan tinta. Sehingga dapat menjadi sebuah usaha yang berwawasan agribisnis, yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan keluarga.
324
DOCUMENTASI
325
326
327
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) tersedia di daerah penelitian. 2. Usahatani bunga melati putih di Kota Bangkalan mengalami penurunan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. 3. Masalah-masalah yang dihadapi petani pada umumnya dalam usahatani bunga melati putih adalah modal terbatas, kurangnya seni dan hobby, adanya persaingan dengan bunga plastik, bunga melati tidak tahan lama, serangan hama dan penyakit, kurangnya penyuluhan, dan lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan. 4. Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi petani adalah menggunakan inisiatif sendiri dalam penambahan modal usahatani, memperluas jaringan pemasaran, memberikan nilai tambah/sentuhan kretivitas agar bunga tetap menarik, dan menggunakan teknologi untuk memaksimalkan fungsi bunga melati putih. B. Saran Kepada Petani 1. Agar meningkatkan produktivitasnya dengan mengoptimalkan biaya produksi untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Agar memperluas skala usaha dengan meminjam dana kredit dari pemerintah. 3. Agar meningkatkan keterampilan dalam hal menangani pasar. Misalnya dengan memberi nilai tambah pada bunga melati putih dengan membuat rangkaian bunga yang menarik sehingga dapat menambah penghasilan keluarga, melakukan promosi dengan relasi yang ada, dan lain-lain. 4. Agar menjajaki pasar nasional dan eksport yaitu bekerjasama dengan industri pengolahan parfum atau pabrik teh yang sudah ada di pulau Jawa.
328
Kepada Pemerintah 1. Peranan Petugas Penyuluh Lapangan hendaknya lebih ditingkatkan terutama terhadap perkembangan tanaman hias. 2. Pemerintah agar lebih memperhatikan prospek usahatani bunga melati putih sebagai tanaman yang berbahan baku industri yang memiliki berbagai manfaat, misalnya dengan mendirikan sarana berupa industri pengolahan bunga melati putih.
329
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1980. Tanaman Industri. Jakarta: Balai Pustaka Anonimous, 2004. Serba-Serbi Kesehatan: Melati Bunga Indah yang Menyehatkan. Medan: Waspada Online (http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=46 650#) , 2006a. _______, Pedoman Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pada Tanaman Hias (Melati, Gerbera, Drasena): Pendahuluan. Jakarta Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku_hias06/pend.melati. htm) _______, 2006b. Pengenalan Varietas Unggul Melati Ratu Ebu. Jakarta Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (http://
[email protected];
[email protected], 2006) Rangkuti, F., 2007. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Surabaya: Gramedia.
330
331