BUKU PEDOMAN
RISHTA NATAH
MAJELIS AMILAH JAMAAT AHMADIYAH INDONESIA 2004
1
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………......... 3 Surat Vakil ut Tabshir, Rabwah No. T-8818 .... 4 Surat Vakil ut Tabshir, Rabwah No. T-1366 .... 8 Sekretaris Rishta Natah dalam Anggaran Dasar Tahrik Jadid .......................................................... 13 Sekretaris Rishta Natah Tujuan-tujuannya ................................................. 15 Kantor Rishta Natah Pengenalan Umum .............................................. 16 Formulir Data-data Rishta Natah ....................... 19 Registrasi ............................................................... 19 Tanggungjawab Orang Tua ............................... 20 Penjajagan-penjajagan ..................................... 21 Persaksian Ketua Jamaat .................................... 22 Formulir Data Perkawinan ................................ 23 Ungkapan-ungkapan Mengenai Masalah Perkawinan: I. Al-Quran ....................................................... 25 II. Rasulullah saw. ............................................. 25 III. Hadhrat Masih Mauud as. ....................... 26 IV. Hadhrat Khalifatul Masih I ra. .....................32 V. Hadhrat Muslih Mauud ra. .........................33 VI. Hadhrat Khalifatul Masih IV rh. .......... 37 VII. Hadhrat Khalifatul Masih V atba. ........ 41 2
VIII. Kutipan-kutipan Berharga Mengenai Pernikahan dari Berbagai Sumber .......... 44 Temu Muka Antar Calon Pengantin ................ 47 Persetujuan Perkawinan .................................... 47 Mas Kawin ........................................................... 47 Shalat Istikharah ...................................................48 Persamaan ............................................................ 49 Tata tertib pernikahan dalam Jamaat Melamar .............................................................. 50 Akad Nikah ......................................................... 50 Rukhstanah ........................................................... 51 Walimah ............................................................... 52 Catatan .................................................................. 53 Materi Khutbah Nikah ....................................... 54 Ringkasan Khutbah Hudhur IV rh. .................56
3
KATA PENGANTAR Kata pengantar yang ringkas ini dimaksudkan untuk memperkenalkan Sekretaris Rishta Natah Nasional/Wilayah/Jamaat Lokal yang dibentuk untuk memberi manfaat kepada para angota Jamaat dan untuk menerangkan cara kerjanya. Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Jamaat Lokal ini dibentuk untuk membantu serta memberi pertolongan kepada para orang tua guna mencarikan pasangan-pasangan yang cocok bagi para anak mereka dan membantu menyelesaikan urusan-urusan lainya dalam perkawinan. Diharapkan bahwa begitu para orang tua mengetahui peranan yang dimainkan oleh Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Jamaat Lokal, mereka akan menggunakan pelayanan Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Jamaat Lokal ini dan akan memberi dukungan sepenuhnya supaya Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/ Jamaat Lokal berhasil. Bogor, Oktober 2004 Sekretaris Rishta Natah MAJLIS AMILAH JAMAAT AHMADIYAH INDONESIA
4
AHMADIYYA MUSLIM FOREIGN MISSIONS OFFICE RABWAH (PAKISTAN) No. T-8818
Rabwah, 14-11-1989
Amir Nasional Jamaat Ahmadiyah Assalamu’alaikum wr. wb. Markas mencatat dengan agak prihatin bahwa Jamaat tidak memberi perhatian yang memadai terhadap masalah perkawinan yang dihadapi oleh para anggota. Sifat dan bobot masalahnya berbedabeda antara satu negara dengan negara yang lain, oleh karena itu sementara pemecahan-pemecahan secara rincinya hanya dapat diperoleh pada taraf nasional, saran-saran yang diajukan di dalam Majelis Syura tahun 1989 dan disyahkan oleh Hudhur pada prinsipnya disampaikan untuk diikuti: a. Semua anggota Jamaat, pada khususnya para muda-mudi, harus ditatar mengenai kebijaksanaan dan peraturan Jamaat mengenai masalah perkawinan. Filsafat dan manfaat kebijaksanaan ini serta kemudaratan dalam menyimpang dari padanya, harus disampaikan kepada para anggota melalui khutbah-khutbah, percakapan-ercakapan, artikel-artikel di dalam majalah-majalah, dsb. Contoh-contoh yang sehat dari pengalaman beberapa keluarga dapat 5
digambarkan tanpa menyebut nama-nama. Kesadaran umum di tengah-tengah khalayak anggota berkenaan dengan ini diharapkan tercapai sedini mungkin. b. Sekretaris Rishta Natah (Sekrt. Bidang Perjodohan) harus ditunjuk melengkapi badan pengurus nasional, jika belum ada Sekretarissekretaris di tingkat daerah/ wilayah juga harus ditunjuk. Kemudian di tiap-tiap cabang harus ditunjuk juga. c. Para Sekretaris Rishta Natah di tingkat cabang maupun wilayah harus mempunyai data lengkap mengenai semua pria dan wanita di dalam Jamaat yang sudah pantas kawin. Salinan catatan ini hendaklah dikirimkan kepada Majelis Amilah, dan harus diadakan peninjauan kembali setiap enam bulan. Majelis Amilah harus mengirimkan salinan data ini ke markas supaya markas juga dapat memainkan peranan dalam membantu saudara-saudara kita mengupayakan mereka. Bantuan badan-badan Jamaat dapat diminta dalam pengumpulan data ini. d. Sekretaris Rishta Natah (RN) Majelis Amilah harus mengambil langsung langkah-langkah untuk membina sekretaris–sekretaris di tingkat daerah/ wilayah di dalam bidang ini. Ia kadangkadang mengundang mereka dalam rapat untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka. Saudara diharap untuk menaruh perhatian secara pribadi di dalam bidang yang sangat penting ini dan 6
memantau berlakunya pelayanan kepada para anggota untuk meringankan beban persoalan yang dihadapi mereka seminimal mungkin, dan juga memperhatikan kebijaksanaan serta instruksiinstruksi yang dikeluarkan oleh Hadhrat Khalifatul Masih ditaati oleh para anggota. Kami, insya Allah, akan mengirimkan kepada saudara bahan informasi lagi mengenai hal ini. Saudara diharap memberi kabar seterima surat ini dan terus berhubungan dengan kami untuk memecahkan masalah ini. Beberapa waktu yang lalu kami telah meminta kepada semua Jamaat (di seluruh dunia) supaya mengirim kepada kami data mengenai para ahmadi yang sudah layak kawin, tetapi dengan menyesal kami mengatakan bahwa kami tidak mendapat tanggapan semestinya. Kami pun ingin mendengar dari saudara mengenai masalah-masalah perkawinan di Jamaat saudara dan menerima saran-saran saudara untuk memecahkan masalah-masalah itu. Terima kasih Wassalam Ttd. MANSOOR AHMAD KHAN Vakil ut Tabshir, Rabwah
7
AHMADIYAH MUSLIM FOREIGN MISSIONS OFFICE RABWAH (Pakistan) NO. T-1366
19 Pebruari 1990
Amir Jamaat Ahmadiyah, Assalamu'alaikum W.W., Harap merujuk kepada surat edaran saya tertanggal 14-11- 1989 mengenai pokok yang telah disebutkan sebelumnya dan di dalamnya garis-garis pedoman telah diberikan kepada saudara untuk memecahkan masalah-masalah Rishta Natah, dan menghilangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Ahmadi untuk mendapatkan jodoh-jodoh yang cocok bagi anak-anak gadis dan anak-anak laki-laki mereka. Sebagaimana saya janjikan di dalam surat, dengan senang hati saya menyampaikan beberapa bahan informasi lagi mengenai pokok ini, yaitu, intisari-intisari dari AlQuran, Hadits, karya-karya tulis Hadhrat Masih Mau'ud a.s dan para Khalifah beliau. Saya bersama ini mengirimkan kepada saudara sedikit informasi mengenai cara kerja Kantor Rishta Natah juga. Sekretaris Rishta Natah baik ditingkat nasional, cabang maupun wilayah, harus mulai bekerja atas 8
pengawasan saudara berdasar pada garis-garis pedoman yang diterangkan disini. Butir-butir yang perlu mendapat perhatian segera, disebutkan di bawah ini : 1.
2.
3.
Data-data mengenai anak-anak gadis dan anakanak laki-laki yang sudah layak kawin harus dikumpulkan di atas formulir yang salinannya harus dikirmkan kepada Vakil ut Tabshir Rabwah. Para anggota Jamaat harus diberi tuntunan yang benar mengenai kebijaksanaan-kebijak-sanaan dan peraturan-peraturan Jamaat ber-kenaan dengan perkawinan dan kemudarat-ankemudaratan kalau menyimpang dari kebijaksanaan dan peraturan itu. Hal itu harus disampaikan kepada para anggota melalui khutbah-khutbah, percakapan-percakapan dan artikel-artikel yang diterbitkan di dalam majalah-majalah Jamaat. Laporan terinci mengenai masalah-masalah yang pada umumnya dihadapi para orang tua Ahmadi mengenai perkawinan anak-anak gadis dan anak-anak laki-laki mereka harus dikirim kepada kantor Vakil ut Tabshir Rabwah, (umpamanya, tidak diperolehnya pasanganpasangan yang cocok didalam Jamaat, pengaruh adat, kebiasaan setempat, dsb). Laporan tersebut harus juga mencakup saran-saran saudara untuk memecahkan masalah-masalah ini dan 9
4.
bagaimana Markas dapat membantu Jamaat saudara untuk memecahkan masalah-masalah itu. Saya menyesalkan bahwa saya belum menerima tanggapan terhadap surat saya yang sebelumnya begitu juga mengenai instruksi-instruksi yang dikirimkan oleh Vakil ut Tabshir dahulu mengenai urusan perkawinan.
Oleh karena itu, saya mohon supaya mengaktifkan Sekr. Rishta Natah Nasional/ Wilayah/Jamaat Lokal di negeri saudara supaya keluarga-keluarga Ahmadi akan dapat memecahkan masalah mereka. PENTING Harap kami segera diberitahu diterimanya surat ini dan mengirimkan kepada saya nama Sekretaris Rishta Natah tingkat Nasional begitu pula nama-nama Sekretaris Rishta Natah yang ditunjuk di tingkat cabang dan wilayah. Terima Kasih. Wassalam, ttd. MANSOOR AHMAD KHAN Vakil utTabshir
10
RULE AND REGULATIONS OF TAHRIK-I-JADID (ANGGARAN DASAR TAHRIK JADID) (23-12-1989) SEKRETARIS RISHTA NATAH : 3.10
la harus mengumpulkan dan memelihara data-data tentang anggota-anggota Jamaat yang sudah layak kawin.
3.11
la harus memberikan informasi yang diperlukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tanpa suatu tanggung jawab yang mengikatnya dalam wewenangnya baik secara resmi maupun secara pribadi. Oleh karena itu, kedudukannya hanya selaku seorang yang memudahkan urusan, dan ia tidak akan diminta pertanggungjawaban atas nasihatnya oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Hal itu seluruhnya menjadi tanggung jawab mereka untuk menerima atau menolak suatu usulan yang datang dari sekretaris Rishta Natah.
3.12
la harus menjaga agar semua upacara pernikahan didalam Jamaat dilaksanakan 11
sebagaimana ditetapkan oleh syariat dan cara-cara yang bertentangan dengan syariat harus ditinggalkan. Sekretaris Tarbiyat harus pula menjaga agar segala cara yang serupa itu tidak mengakar di tubuh Jamaat.
12
RISHTA NATAH TUJUAN-TUJUANNYA : (i)
(ii)
(iii)
(v)
Memperkenalkan Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Cabang kepada para anggota Jamaat. Membantu para orang tua mencarikan jodohjodoh yang cocok untuk anak-anak mereka yang sudah layak kawin dengan jalan menyarankan pasangan-pasangan dan memperkenalkan satu keluarga kepada keluarga lainnya. Menyiapkan sebuah daftar yang lengkap yang memuat nama-nama semua anak laki-laki dan perempuan di dalam Jamaat yang sudah layak kawin. Daftar ini harus mencakup keteranganketerangan menge-nai masing-masing orang beserta fotonya, bila mungkin. Memberikan informasi kepada Hadhrat KhalifatuI Masih mengenai situasi Jamaat berkenaan dengan Rishta Natah dan memohon nasihat dalam memecahkan persoalan-persoalan bila ada.
13
SEKR. RISHTA NATAH Pengenalan Umum Dimanapun Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Cabang bekerja, baik di kota, maupun di wilayah, ataupun di negeri, meru-pakan kewajiban Sekr. Rishta Natah untuk memberitahukan kepada keluarga-keluarga Ahmadi di tempatnya bahwa Sekr. Rishta Natah ini telah dibentuk untuk melayani para anggota. Kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan pelayanan dari kantor ini harus diberikan. Keluarga-keluarga harus diakrabkan kepada tata kerja dan aturan-aturannya, dan hendaklah diupayakan agar mereka merasa yakin. Sekr. Rishta Natah sudah tentu memerlukan kerjasama keluarga-keluarga Ahmadi yang berada di wilayah yang terkait guna mengumpulkan datadata tentang para pemuda dan pemudi Jamaat yang sudah layak kawin. Berdasarkan informasi lengkap yang diterima oleh Sekr. Rishta Natah, ia dapat mengemukakan saran-saran yang bermanfaat kepada keluargakeluarga untuk mencarikan pasangan-pasangan bagi pemuda-pemudi mereka. Sekr. Rishta Natah mengatur tingkat awal perkenalan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya supaya mereka terus mengadakan hubungan antara satu sama lain. Kemudian keluarga-keluarga itu akan meng14
ambil keputusan sendiri mengenai usulan itu lewat percakapan, doa, dan shalat istikharah. Merupakan kewajiban seorang Sekretaris Rishta Natah untuk memberikan informasi kepada keluarga-keluarga yang berminat tanpa suatu. beban tanggung jawab dipihaknya dalam wewenangnya, baik secara resmi atau pun secara pribadi. Kedudukannya adalah selaku pribadi yang memberikan kemudahan. Akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang bersangkutan untuk menerima atau penolak suatu usulan yang datang dari Sekretaris Rishta Natah. Walaupun Sekretaris Rishta Natah bertanggungjawab memberikan informasi yang benar, sebagaimana disebutkan pada permulaan, merupakan kewajiban Sekr. Rishta Natah untuk membuat keluarga-keluarga Ahmadi percaya bahwa Sekr. Rishta Natah itu telah ditunjuk untuk melayani mereka tanpa mementingkan diri sendiri. Cara yang paling bagus untuk mendapatkan kepercayaan penuh ialah Sekr. Rishta Natah harus memperlihatkan suri teladan yang baik akan hal simpati, kegiatan, dan pengkhidmatan yang tulus ikhlas lewat amal-amalnya yang terpuji. Dengan jalan demikian keluarga-keluarga di dalam Jamaat, lambat laun tapi pasti, akan dengan sendirinya menyerahkan data-data tentang anak-anak (jejaka dan gadis) mereka untuk diregistrasi-kan di kantor itu. Walaupun, dengan cara ini, pekerjaan Sekr. Rishta Natah itu akan terus meningkat, namun 15
pencarian pasangan akan menjadi lebih gampang dan lebih menguntungkan, karena berbagai jenis data tentang para pemuda dan pemudi akan mudah diperoleh. Adalah penting untuk menginformasikan kepada para keluarga Ahmadi di daerahnya, dengan berbagai cara, tentang makna, tujuan, dan maksud Sekr. Rishta Natah. Informasi itu harus disebarkan melalui harian-harian, berkala-berkala, ceramah-ceramah, khutbah-khutbah, dan percakapan-percakapan pribadi.
16
FORMULIR DATA-DATA RISHTA NATAH Para orangtua boleh memperoleh formulir dari Sekr. Rishta Natah. Mereka mengisi formulir ini dan mengembalikannya kepada kantor ini. Mereka harus yakin benar telah mengisi seluruh kolom yang memberi dasar informasi mengenai seorang individu yang penting untuk memperkenalkan pihak (keluarga) yang satu kepada pihak yang lainnya. Formulir itu membantu Sekretaris Rishta Natah jika disebut-sebut kepentingan, apa yang disukai dan tidak disukai oleh satu pihak (keluarga). Formulir itu akan membantu Sekretaris Rishta Natah apabila seorang calon meminta data, demi kepentingannya, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai serta sifat-sifat yang ingin dilihatnya pada diri calon pasangannya.
REGISTRASI Segera setelah formulir data "Rishta Natah" diterima oleh Sekr. Rishta Natah, nama orang itu dicatat. Semua nama dan data-data itu akan tetap dirahasiakan. Data-data itu hanya dibocorkan kalau dan bila dianggap perlu dan hanya kepada mereka yang langsung berkepentingan. 17
Sekr. Rishta Natah juga mengharapkan pihakpihak yang berkepentingan memegang informasi ini dengan sangatrahasia.
TANGGUNG JAWAB ORANGTUA Sekr. Rishta Natah berusaha mencarikan pasangan-pasangan yang cocok dari daftar yang tersimpan di Sekr. Rishta Natah dan kemudian mengajukan saran-saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Karena hal yang menjadi urusan Rishta Natah ini benar-benar urusan yang bersifat pribadi dan perseorangan, hendaknya diketahui dengan jelas bahwa Sekr. Rishta Natah ini hanya memberi saran mencarikan calon-calon pasangan. Kemudian tersilah kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mencari kepuasan sendiri dalam diri calon pasangan yang disarankan. Sekr. Rishta Natah tidak dapat dimintai tanggung jawab, biar bagaimana pun, atas persoalan-persoalan yang boleh jadi timbul kemudian. Oleh karena itu, pihak-pihak harus menyeli-diki urusan itu dengan cermat sampai puas sebelum mereka mengambil keputusan. Mereka harus memohon petunjuk dari Tuhan dengan cara mengerjakan shalat Istikharah dan 18
melakukannya terus sampai urusan itu akhirnya selesai.
PENJAJAGAN-PENJAJAGAN Para orangtua memulai mencari pasangan hidup untuk anak-anak mereka dengan seperangkat angan-angan di pikiran mereka dan mereka berpegang teguh pada angan-angan itu. Sikap ini kadang-kadang menimbulkan masalah-masalah di dalam mencari pasangan-pasangan yang cocok. Para orangtua hendaknya mempunyai sikap sedikit lentur di dalam hal ini; jika tidak maka akan sangat sulitlah menemukan jodoh yang bisa cocok dengan segala harapan mereka. Bilamana suatu saran untuk jodoh disampaikan oleh kantor Rishta Natah beberapa orangtua cenderung menolak dengan segera mengingat akan informasi dasar yang diperoleh pada waktu itu. Sikap ini tidak dapat dianggap benar. Pekerjaan menjodohkan adalah pekerjaan yang sangat berat dan para orangtua menyadari hal ini. Sebenarnya mereka harus memikirkan dengan hati-hati saransaran yang mereka terima dari kantor itu barang beberapa waktu sebelum mengambil suatu keputusan. Hendaknya mereka mengajak anggota keluarga lainnya untuk berembuk. Mereka hendaknya melakukan shalat Istikharah dan bilamana kekhawatiran mereka masih ada, tentu 19
saja mereka kemudian harus meninggalkan saran itu, tetapi tanpa lebih dahulu memikirkan urusan itu lebih mendalam. Penyimpanan Dokumen Terlampir bersama ini salinan formulir untuk mencatat data-data tentang para pemuda dan pemudi. Salinan-salinan formulir ini harus dikirimkan kepada Vakil ut Tabshir Rabwah, supaya Markas juga dapat memainkan peranannya dalam membantu keluarga-keluarga Ahmadi di berbagai negeri memecahkan persoalan tentang perkawinan yang dihadapi oleh mereka. Formulirformulir asli harus disimpan oleh Kantor Rishta Natah dengan baik, dan dirahasiakan.
PERSAKSIAN KETUA JAMAAT Sekiranya satu pihak menghendaki informasi lebih lanjut mengenai pihak lainnya. Kantor Rishta Natah harus mengatur untuk mendapatkan laporan dari ketua Jamaat yang bersangkutan.
20
JAMAAT AHMADIYAH INDONESIA Cabang :............................................
FORMULIR DATA PERKAWINAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13.
Nama:............................................................. Nama bapak:................................................... Tanggal lahir :................................................ Pendidikan:.................................................... Tinggi badan :........ Cm. Raut muka :......................... (Bulat, Lonjong) Pekerjaan:....................................................... Kebangsaan:................................................... Jabatan kepengurusan di dalam Jamaat: ............................................................................ Status Keuangan (Gaji bulanan, pendapatan dari sumber pendapatan atau kekayaan yang lain): ...................................... Status keuangan bapak/wali: Data-data keluarga: Keterangan lain (tidak pernah kawin/ janda/duda/cerai): .........................................
21
14. Pilihan mengenai pasangan, jika diinginkan (raut muka, ukuran tinggi, umur, pendidikan, status sosial, dsb.): …........................................................................ Tanda Tangan (Muballigh/ Ketua):
Tanda Tanda tangan tangan (Bapak/ Wali): (Amir/Raisut-tabligh):
Tanda tangan (Pemohon)
N.B.: Harap dilampirkan dua buah foto pemohon ukuran 4x6 cm. Foto pemohon-wanita boleh juga dikirimkan, lebih baik secara tercatat, dengan menyebut PRIBADI di atas amplopnya. Selain itu keterangan Amir mengenai keadaan keagamaan dan akhlak pemohon dan juga mengenai candahnya.
22
UNGKAPAN-UNGKAPAN MENGENAI MASALAH PERKAWIN I. ALQURAN
ﺣ َﺪ ٍة ِ ﺲ وَا ٍ ﻦ َﻧ ْﻔ ْ ﺧَﻠ َﻘ ُﻜ ْﻢ ِﻣ َ س ا َّﺗﻘُﻮا َر َﺑّ ُﻜ ُﻢ اَّﻟﺬِي ُ ﻳَﺎ َأ ُّﻳﻬَﺎ اﻟ َﻨّﺎ ﺚ ِﻣ ْﻨ ُﻬﻤَﺎ ِرﺟَﺎﻻ َآﺜِﻴﺮًا َو ِﻧﺴَﺎ ًء َّ ﺟﻬَﺎ َو َﺑ َ ﻖ ِﻣ ْﻨﻬَﺎ َز ْو َ ﺧَﻠ َ َو ن َ ن اﻟَّﻠ َﻪ آَﺎ َّ ن ِﺑ ِﻪ وَاﻷ ْرﺣَﺎ َم ِإ َ وَا َّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ اَّﻟﺬِي َﺗﺴَﺎ َءﻟُﻮ ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َرﻗِﻴﺒًﺎ َ "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan daripadanya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembangbiakkan dari keduanya banyak lakilaki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah Yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan takutlah akan Dia teristimewa mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguh-nya Allah adalah pengawas atas kamu." (An-Nisa: 2).
II. SABDA RASULULLAH SAW.
لا ُ ﺳ ْﻮ ُ ل َر َ ل َﻗﺎ َ ﷲ َﺗ َﻌﺎ َﻟﻲ َﻗﺎ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻦ َا ِﺑﻲ ُه َﺮ ْﻳ َﺮ َة َر ْﻋ َ ﻻ ْر َﺑ ِﻊ ِﻟ َﻤﺎ ِﻟ َﻬﺎ َِ ﺢ ا ْﻟ َﻤ ْﺮ َا ُة ُ ﺳﱠﻠ َﻢ ُﺗ ْﻨ َﻜ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﻞ َﺻ َ ﷲ ُ ﺴﺎ ِﺑ َﻬﺎ َﺤ َِ َو ﻟ 23
ﺖ َﻳ َﺪ ْ ﻦ َﺗ ِﺮ َﺑ ِ ت ا ﻟ ِّﺪ ْﻳ ِ ﻇ َﻔ ْﺮ ِﺑ َﺰ ا ْ ﺠ َﻤﺎ ِﻟ َﻬﺎ َو ِﻟ ِﺪ ْﻳ ِﻨ َﻬﺎ َﻓﺎ َ َو ِﻟ ك َ ا "Diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena status sosialnya, karena kecantikannya, dan karena ketaatan kepada agamanya. Maka hendaklah kamu lebih mengutamakan agamanya seandainya kamu tidak ingin tanganmu dikotori lumpur (yakni berduka cita, peny.). (Shahih Bukhari)
III. HADHRAT MASIH MAUUD a.s. 1. Oleh karena Jamaat kita kian berderap maju dan meningkat terus berkat rahmat, kasihsayang, dan karunia Allah, sedang jumlahnya sudah mencapai angka ribuan dan di masa mendatang akan meningkat sampai ratusan ribu orang, agaknya sudah tiba saatnya kalau dibuat suatu pengolahan untuk mengawinkan pemuda dan pemudi supaya tercipta keserasian hidup antara mereka serta guna melindungi mereka dari akibat-akibat pengaruh-pengaruh buruk keluarga mereka. Ternyata, sekarang sudah mustahil untuk terus melangsungkan perkawinan dengan pasangan dari keluarga yang berada di bawah pengaruh kyai yang bersikap tak bersahabat, berprasangka, memusuhi, dan membenci hingga 24
ambang batas puncak, lain hal kalau mereka bertaubat lalu masuk ke dalam haribaan Jamaat. Dan, sekarang Jamaat sekelumit pun tidak bergantung pada mereka. Dikalangan Jamaat terdapat banyak bilangan orang yang mempunyai nilai lebih dari orang lain dalam harta, kekayaan, pengetahuan, kecemerlangan, keturunan, kesalehan, dan ketakwaan. Sedangkan orang-orang Islam dari segala lapisan hidup terdapat di dalam Jamaat ini, maka Jamaat kita sama sekali tidak perlu mengadakan hubungan perkawinan baru dengan orang-orang yang mencap kita kafir dan menyebut kita Dajjal - atau mungkin saja mereka tidak menyebut kita kafir namun mereka memuji serta mengikuti langkah mereka itu. Ingat, jika seseorang tidak dapat meninggal-kan mereka, ia tidak layak masuk ke dalam Jamaat kita. Selama seorang saudara tidak meninggalkan saudaranya, atau seorang ayah tidak meninggal-kan anaknya demi memper-tahankan nilai-nilai kesalehan dan kebenaran, dia bukanlah dari kita. Maka itu seluruh Jamaat harus menyimak dengan baik bahwa adalah penting bagi seseorang orang yang benar mematuhi syarat-syarat ini. Oleh sebab itu aku telah mengatur agar di masa yang akan datang aku harus memiliki sebuah daftar, yang bersifat rahasia, tempat memuat nama-nama para pemuda dan para pemudi dari kalangan Jamaat ini. Jika orangtua seorang anak gadis atau pemuda tidak menemukan jodohnya di kalangan keluarga mereka 25
sendiri yang Ahmadi lagi mukhlis serta dapat memenuhi kepuasan hati mereka, maka menjadi keharusan bagi mereka memperkenankan kami mencarikan bagi mereka jodoh-jodoh dari kalangan Jamaat. Setiap orang harus yakin bahwa kami akan menjajaki hal itu, sebagai simpatisansimpatisan sejati serta akan sejauh mungkin memperhatikan untuk mereka men-dapatkan pasangan dari status sosial/suku-bangsa mereka, atau, pasangan itu harus dari kalangan yang mengharuskan kawin diantara mereka sendiri. Syarat paling bermakna yang harus mendapat perhatian adalah bahwa pemuda ataupun gadis itu hendaknya seorang yang mukhlis, sopan, dan menampakkan ciri-ciri tabiat yang baik. Registrasi ini akan dirahasiakan dari waktu ke waktu, menurut situasi dan kondisi, informasi akan dapat diberikan (kepada orang yang serius berminat, peny,). Penilaian tentang kepribadian yang dimiliki oleh seorang gadis atau seorang pemuda tertentu tidak akan disampaikan kalau saja kelayakannya serta perilakunya yang baik tidak terbukti. Maka itu wajib atas sahabat-sahabat kami yang mukhlis agar sudi mengirimkan kepada kami daftar nama-nama anak-anak mereka berikut catatan tentang umur, tingkatan sosial, suku-bangsa, untuk dimasukkan ke dalam buku registrasi.
26
Pola yang berikut ini harus diperhatikan. Nama gadis/pemuda: Nama ayah: Nama kota, kecamatan, dan kabupaten: Umur gadis/pemuda:
7 Juni 1889
ttd. Mirza Ghulam Ahmad Qadian Distr. Gurdaspur
2. Perkawinan Janda "Jika suami seorang wanita meninggal, kemudian si wanita itu mempunyai anggapan sangat menyalahi aturan dan seakan-akan merupakan dosa besar kalau menikah lagi, meskipun boleh jadi masih muda usia, dengan tetap menjanda sepanjang umur ia membayang-kan akan meraih pahala rohani yang besar dan menjadi seorang wanita yang saleh adalah suatu dosa besar. Bagi wanita merupakan dosa besar kalau tetap menjanda. Tersedia pahala rohani bagi janda-janda kalau kawin dan bersuami lagi. Pada hakikatnya, wanita itu amat beruntung dan suci, yang karena takut akan diganggu pikiranpikiran jahat lalu menikah lagi dengan seseorang tak gentar oleh cercaan-cercaan dan ejekan-ejekan yang datang dari wanita-wanita usilan. 27
Wanita-wanita yang menghalang-halangi wanita lainnya dari mengikuti perintah Allah dan Rasulullah, mereka itu sendiri terkutuk dan adalah hamba-hamba syaitan; melalui mereka syaitan melaksanakan rencana-rencananya. Seorang wanita yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya harus mencari suami yang jujur lagi mukhlis sesudah menjadi janda. Ingat bahwa adalah seratus kali lebih baik mengkhidmati suami lalu menyibukkan diri berdoa ketimbang ia hidup menjanda." (Majmuah Isytiharat, jilid 1, hal. 66-71). 3.
Kawin dengan lawan jenis dari status sosial/suku yanq berlainan. Di kalangan bangsa kita (Pakistan) terdapat suatu adat kebiasaan yang buruk, yakni, mereka tidak suka kalau anak-anak gadis mereka kawin dengan laki-laki dari suku bangsa atau status sosial lain;bahkan mereka tidak suka, sejauh berada di dalam daya kemampuan mereka, untuk mengambil menantu perempuan dari kalangan status sosial lain. Ini merupakan satu kesombongan dan sifat besar kepala serta sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam. Semua keturunan Adam adalah hamba Allah. Satusatunya persyaratan yang diperhatikan di dalam rangka hubungan perkawinan mereka ialah, lakilaki yang akan dikawinkan itu memiliki sifat saleh lagi mukhlis dan tidak menderita sakit yang bisa menimbulkan persoalan yang serius. Hendaknya 28
harus diingat bahwa Islam tidak mengenal pembagian status sosial. Hanyalah ketakwaan dan kebajikan harus dijadikan tolok ukur. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
ﷲ َا ْﺗ َﻘ ُﻜ ْﻢ ِ ﻋ ْﻨ َﺪ ا ِ ن َا ْآ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِا ﱠ "Sesungguhnya, yang paling dihormati dari antara kamu adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (Majmuah Isytiharat, jilid 1, him. 66-71). 4.
Menghambur-hamburkan uang pada waktu pesta perkawinan Ada pula suatu kebiasaan di kalangan bangsa kita, yaitu, ratusan rupees membelanjakan uang secara berlebih-lebihan pada waktu pesta perkawinan. Hendaklah diingat bahwa membagi-bagi makanan kepada khalayak masyarakat, memberi dan menyantap makanan untuk sekedar ber-megahmegahan dan berbangga-bangga dilarang oleh ajaran Islam. Memperton-tonkan hiburan membakar mercon, memberi uang kepada pemusik-pemusik dan penari-penari semua itu sangat terlarang. Satusatunya yang diperintahkan ialah menyelenggarakan walimah sesudah pernikahan. Yaitu ia (pihak laki-laki) hendaklah menyiapkan makanan dan meng-undang beberapa sahabatnya dan sebagainya untuk menyantap makanan.(Majmuah Isytiharat, jilid 1, him. 66-71). IV. HADHRAT KHALIFATUL MASIH I r.a. 29
Hadhrat Dr. Mir Mohammad Israil r.a. mengatakan, "Semua orang yang hidup di masa Hadhrat Masih Mau'ud a.s. mempunyai kecintaan kepada Hudhur dengan cara mereka masingmasing, tetapi sukar mendapatkan tandingan dalam kadar penghambaan serta kecintaan yang ditunjukkan oleh Hadhrat KhalifatuI Masih I r.a. tatkala konon Hadhrat Masih Mau'ud a.s. telah meminta kepada seorang Ahmadi supaya mengawinkan anak perempuannya kepada anak seorang Ahmadi lainnya, tetapi ia menyatakan tidak setuju. Secara kebetulan putri beliau AmatuI Hayy yang pada waktu itu masih kecil datang bermain ke sana. Hadhrat KhalifatuI Masih I r.a. serentak mendengar cerita tersebut berujar dengan nada kemarah-marahan, "Andaikata Mirza Sahib (Hadhrat Masih Mau'ud a.s.) meminta kepada saya supaya mengawinkan anak perempuan saya kepada anak laki-laki Nihali, saya tanpa ragu-ragu sedikitpun menyetujui seketika itu juga." (Nihali adalah seorang wanita tukang sapu di rumah Hadhrat Masih Mau'ud a.s.). Kalimat ini sarat dengan kecintaan, namun catatlah akibatnya; pada akhirnya gadis itu sendiri menjadi anak-mantu Hadhrat Masih mau'ud a.s. dan ia menjadi istri seorang pribadi yang di dalam kejuitaannya dan kebesarannya menyerupai Hadhrat Masih Mau'ud. (SiratuI Mahdi, jilid III, hal. 614).
V. HADHRAT MUSLIH MAUUD ra. 30
1. Kejujuran Islam mengajarkan ﺳ ِﺪ ْﻳﺪ ًا َ ﻻ ً ُﻗ ْﻮ ُﻟ ْﻮ ا َﻗ ْﻮ Bicaralah sejujur-jujurnya. Jangan berkata dusta di dalam perkara perkawinan. Di abad kita ini kepalsuan telah cukup meningkat dan sesuatu yang berlandasan dosa akan berdampak buruk kesudahannya. Perhatikanlah ini! Hubungan suami-istri bukan hanya selama satu jam berlangsungnya melainkan sepanjang umur. Pada segi lain, pada hemat saya, berlangsung sampai hari kiamat sebab pengaruh hubungan itu berlanjut terus dari generasi ke generasi. Kita menuai apa yang telah kita tabur. (Khutbat-e-Mahmood, tgl. 27 Maret 1916). 2. Sholat Istikharah untuk Perkawinan Peristiwa yang paling berarti di dalam kehidupan orang adalah perkawinan. Itulah alasannya maka Rasulullah saw. telah memberi perintah untuk mendirikan sholat Istikharah berkenaan dengan perkawinan, untuk merenungkan secara mendalam daripada mengikuti perasaanperasaan. Rasululaah saw. bersabda bahwa perkawinan harus diatur sedemikian rupa sehingga membuahkan anak-anak yang baik dan rela berkurban. 31
(Khutbat-e-Mahmood, tgl. 30 Maret 1965) 3.
Besarnya Maskawin Saya telah menetapkan uang maskawin sejumlah enam bulan sampai satu tahun penghasilan seseorang, jika seseorang hendak mengikuti nasihat saya tentang uang, mahar (mas kawin), nasihat saya ialah menetapkan mas kawin berkisar dari penghasilan enam bulan sampai satu tahun ( Harian Al - FazI, 12 Desember 1940) 4.
Jangan Berikan Anak perempuan kepada Ghair Ahmadi Ada satu pertanyaan apakah boleh memberikan anak gadis kepada ghair ahmadi atau tidak?. Dalam hal ini Hadhrat Masih Mauud a.s. sangat marah pada orang tersebut yang memberikan anak gadisnya pada ghair ahmadi. Ada seorang yang selalu bertanya pada Hadhrat Masih Mauud a.s. tentang hal ini dan memberikan berbagai alasan bahwa ia terpaksa melakukannya. Tetapui Hadhrat Masih Mauud a.s. selalu menjawab, “Biar anak gadis tinggal selamanya di dalam rumah tapi jangan sekali-kali memberikan-nya pada ghair ahmadi”. Maka Hadhrat Khalifatul Masih I ra mengeluarkan orang itu dari Jamaat Ahmadiyah dan beliau ra. Tidak mau menerima taubat orang itu selama 6 tahun beliau menjadi Khalifah. Walaupun orang itu berkali-kali menyatakan bahwa dia telah bertaubat 32
(Dan setelah saya melihat bahwa dia betul-betul telah bertaubat maka saya telah memaafklannya. Banyak orang yang berkata kepada Hadhrat Abu Bakar r.a. bahwa apabila setelah Hadhrat Abu Bakar r.a., yang menjadi Khalifah adalah Hadhrat Umar r.a., maka akan terjadi kekacauan besar. Karena Hadhrat Umar ra. seorang yang pemarah. Hadhrat Abu bakar ra. bersabda bahwa “Sifat pemarah Umar hanya bisa diperlihatkan selama saya memperlihatkan lemah lembut. Dan apabila saya sudah tidak ada maka dengan sendirinya ia akan berubah menjadi lemah lembut”. Begitu juga dengan sifat saya dulu, kalau ada yang melangar perintah Hadhrat Masih Mauud as. Maka orang itu harus diberi hukuman yang sangat berat, tapi sekarang sifat itu sudah hilang. Dan bahkan berubah menjadi penuh kelemah lembutan. Sampai kita merasa senang dengan adanya 10 orang saja yang sangat mukhlis dalam Jamaat. Tapi sangat tidak menyenangkan bahwa dengan sepuluh juta anggota Jamaat tapi tidak taat kepada perintah Hadhrat Masih Mauud a.s.. Maka dari itu kepada anggota Jamaat yang ada dalam golongan itu dengarlah baik-baik, bahwa Hadhrat Masih mauud a.s. sangat tidak senang dengan hal itu. Maka dari itu kita harus mengamalkan perintahnya. Bukan kebiasaan saya utnuk mengeluarkan mereka dari Jamaat, tapi kalau ada yang melanggar perintah tersebut, maka saya akan mengeluarkan orang tersebut dari Jamaat. Baru beberapa bulan yang lalu 33
ada seseorang yang memberikan anak gadisnya kepada ghair ahmadi, maka saya telah mengeluarkan orang itu dari Jamaat. Baru setelah itu dia betul-betul bertaubat dan meminta maaf. Tapi saya katakan kepadanya, bahwa penyesalan ini baru kamu ingat setelah kejadian berlalu, jadi penyesalan itu tidak ada gunanya. Kita memerlukan orang yang jujur. Andaikata saya mengambil bai’at seseorang, maka apakah orang itu sampai waktunya nanti akan tetap sebagai Ahmadi? Padahal dalam pandangan Allah Ta’ala dia bukan Ahmadi. Yang dikatakan Ahmadi hanya mereka yang dalam pandangan Allah Ta’ala sebagai Ahmadi. Tidak ada orang yang bisa menjadi Ahmadi hanya karena telah bai’at kepada saya. Oleh sebab itu, jadilah orang Ahmadi dalam pandangan Allah, dan berusahalah sekuat tenagamu untuk menaati perintah Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan taufik-Nya kepada kalian. Amin. (Pidato Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. pada jalsah Salanah tgl. 28 Desember 1915 di Qadian, India)
VI. HZ. KHALIFATUL MASIH IV rh. Beberapa petunjuk Hadhrat KhalifatuI Masih IV rh. digunakan sebagai pengarahan bagi Sekr. Rishta Natah Nasional/Wilayah/Jamaat Lokal di tiap negeri.
34
1.
"Persoalan kawin telah menjadi sangat rumit di mana-mana. Merupakan hal yang meresahkan adanya kenyataan mengapa gadis-gadis kita belum juga mendapat jodoh. Komite Rishta Natah International mempunyai wewenang untuk memecahkan persoalan-persoalan seluruh Jamaat. Pusatnya harus di Rabwah supaya para Jamaat di luar negeri dapat memperoleh informasi. Sekretaris Rishta Natah hanya boleh memberi saran dan nasihat mengenai perkawinan. Keputusan, tentu saja, terletak pada persetujuan wali-wali si pemuda/ gadis sendiri, dan merekalah yang bertang-gung jawab. Sekretaris Rishta Natah lepas dari tanggung jawab. Dalam kaitan ini, foto-foto pun bisa membantu foto-foto bisa diperoleh tanpa menghadapi keberatan-keberatan. Tetapi, akan halnya foto-foto gadis, terserah kepada persetujuan para orang tua. Jika mereka menghendaki, mereka boleh mengirim foto-foto. Janganlah di pandang sebagai keharusan bagi mereka. Foto-foto para pemudi kita harus dipelihara dengan baik. Problema orang-orang yang sudah lewat umur pun harus diatasi juga. Diluar negeri terdapat banyak gadis yang berkualitas tinggi. Sebagai akibat dari perkawinan-perkawinan internasional para 35
pemuda kita dapat tinggal dinegeri-negeri lain juga. Pemudi-pemudi kita dari Mauritius bisa mendapatkan pasangan yang baik dengan orang-orang Eropa. Oleh karena itu, suatu kantor pusat bersama diperlakukan untuk maksud ini." 2.
36
Hudhur Aqdas memberi petunjuk-petunjuk di dalam rapat Panitia Pusat/Internasional Rishta Natah yang berlangsung pada tanggal 5 Januari 1984 sebagai berikut: "Laporan-laporan yang mengkhawatir-kan tentang hubungan perkawinan diterima dari berbagai negeri. Dalam hubungan ini, laporan per negeri harus dipersiapkan oleh Kantor Tabshir. Carilah negeri-negeri tempat para pemuda yang bermaksud hendak berumah tangga. Informasi mengenai perkawinan yang diperoleh dari luar negeri harus diedarkan. Standar pendidikan berbagai negeri harus diselidiki. Di Amerika Serikat pendidikan teknik itu tinggi, sedangkan di Inggris tidak demikian halnya tetapi masyarakatnya mempunyai arti besar. Di Jerman terdapat Ahmadi dalam jumlah besar dan di sana banyak pemuda siap kawin. Pasangan-pasangan untuk mereka dapat diperoleh di beberapa negeri lainnya. Perjalanan dapat diatur dalam rangka maksud ini dan selama perjalanan itu namanama pemuda dapat didaftarkan."
3. Hadhrat KhalifatuI Masih IV rh. di dalam sebuah surat beliau yang dialamatkan kepada Penangggung jawab Rishta Natah. "Bidang Rishta Natah dipercayakan kepada Saudara. Laksanakan tugas Saudara dengan giat dan mengerahkan segala upaya, akan tetapi selama memperhatikan segi sikap berhati-hati dan kebijaksanaan. Segala tanggung jawab senantiasa harus diletakkan pada pihak-pihak yang bersangkutan, sedangkan Saudara jangan sekali-kali menanggung tanggungjawab dalam bentuk apapun. Hendaklah Saudara berurusan dengan mereka tanpa mementing-kan diri sendiri dan dengan sopan santun. Orang harus merasa bahwa Saudara bersimpati terhadap mereka. Semoga Allah menjadi Pembimbing dan Penolong Saudara." 4. Hadhrat KhalifatuI Masih IV a.t.b.a. memberi Pengarahan kepada kantor pusat Rishta Natah pada tanggal 18 Maret 1988 sebagai berikut: "Ketika memberikan informasi secara terinci kepada orang-orang, Saudara harus merasa yakin bahwa data-data Saudara berikan itu betul sekali." 5. Dalam sepucuk surat dari Vakil ut Tabshir London, tertanggal 2 Desember 1988, yang dialamatkan kepada Kantor Pusat Rishta Natah, 37
Hudhur Aqdas memberikan petunjuk sebagai berikut: "Saat mencarikan pasangan di luar negeri, laporan–laporan mengenai hubungan yang diinginkan harus diminta dari Missi yang terkait. Dengan cara demikian kesulitankesulitan yang timbul belakangan dapat dihindari."
VII. HZ. KHALIFATUL MASIH V atba Kutipan Surat Hadhrat Khalifatul Masih V atba kepada Sadr Lajnah Imailah Indonesia tanggal 6 Desember 2003: Pertanyaan kedua berkenaan dengan perkawinan wanita ahmadi dengan pria ghair ahmadi. Telah ada pedoman yang jelas, sejelas kristal. Dalam kasus-kasus demikian aturan tersebut telah ditegakkan dengan teguh dan panjang lebar diterangkan pula cara untuk ditaati. a.
38
Menjadi satu kepastian yang jelas bahwa bagaimanapun juga seorang wanita ahmadi tidak diijinkan menikah di luar lingkungan Jamaat dengan pria ghair Ahmadi. Harus dipahami dengan jelas bahwa perkawinan diluar
Jamaat adalah serupa dengan Irtidad atau meninggalkan (melepaskan) Ahmadiyah. b. Apabila seorang anggota Lajnah memperlihatkan sikap memberontak dan memberitahukan niatnya untuk menikahi seorang pria ghair Ahmadi dan walaupun diberi peringatan dan nasihat, dia tidak mengindahkan nasihat tersebut maka dia harus dikeluarkan dari Nizam Jamaat. Hal itu harus menjadi kewajiban Jamaat, dan Pengurus yang berwenang harus melaporkan kasus tersebut ke Pusat serta menganjur-an agar orang tersebut dikeluarkan (dari Jamaat). c.
Ada hal-hal yang harus diingat (diperhati-kan) ketika berurusan dengan masalah seperti itu dan harus memastikan siapa yang melaksanakan upacara pernikah-an tersebut. Jika dia seorang ahmadi maka artinya dia juga bersikap menentang aturan (ketentuan) serta tata cara yang telah ditetapkan oleh Jamaat dan kepadanya dapat dikenakan sangsi yang direkomendasi.
d. Jika seorang angota Lajnah memohon kepada Nizam Jamaat untuk diijinkan (diperboleh-kan) serta menggunakan pengaruhnya yang besar guna mencapai tujuannya, dapat tetap meneruskan proses perkawinan tanpa 39
e.
40
mempertimbangkan bahwa Jamaat belum memberikan keputusan apapun maka dia juga melanggar disiplin Jamaat. Kemudian yang terakhir, jika seorang anggota Lajnah tidak berusaha menghubungi Jamaat atau tidak pula memberitahukan niatnya untuk menikah dengan pria ghair Ahmadi, maka sehubungan dengan hal itu Jamaat harus melakukan/melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan untuk mengeluarkan dia serta orangorang (Ahmadi) yang mempunyai kaitan dengan perkawinannya. Pula harus menjadi suatu yang jelas bahwa seseorang yang sudah menikah dengan pria ghair Ahmadi dan dia telah dikeluarkan dari Nizam Jamaat, maka penegasan pengulangan kembali bai’atnya tidak secara otomatis menjadi semacam jaminan bahwa dia dimaafkan serta dapat mengembalikan statusnya sebagai seorang Ahmadi.
VIII. KUTIPAN-KUTIPAN MENGENAI PERNIKAHAN DARI BERBAGAI SUMBER Alquran : "Wahai manusia, bertaqwalah kepada TuhanMu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan daripadanya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembangbiakkan dari keduanya banyak lakilaki dan perempuan" (QS. 4 : 2) "Wahai, orang-orang yang beriman' bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki amal-amal bagimu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya ia akan meraih kemenangan besar" (QS. 33 : 71-72). "Wahai, sekalian manusia! sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari laki-taki dan perempuan; dan kami telah membuat kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu dapat saling mengenal. Sesungguhnya, yang mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal" (QS. 49 : 14 ) Hadits: 41
ﺲ ِﻣ ِّﻨﻲ َ ﻲ َﻓَﻠ ْﻴ ْ ﺳ ﱠﻨ ِﺘ ُ ﻦ ْﻋ َ ﺐ َ ﻏ ِ ﻦ َر ْ ﺴﺎ َء َﻓ َﻤ َ ج ا ﻟ ِّﻨ ُ ﻦ ﱠو َأ ﻟ ﱠ Saya menikahi perempuan maka siapa yang membenci terhadap sunahku, maka ia bukan dariku”. (Hadits Bukhari, Kitab Nikah Bab Tangibun Nikah)
ﺲ ِﻣ ِّﻨﻰ َ ﻰ َﻓَﻠ ْﻴ ْ ﺴ ﱠﻨ ِﺘ ُ ﻞ ِﺑ ْ ﻦ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻌ َﻤ ْ ﻲ َﻓ َﻤ ْ ﺳ ّﻨ َِﺘ ُ ﻦ ْ ح ِﻣ ُ ا ﻟ ِّﻨ َﻜﺎ “Nikah itu dari sunahku, siapa yang tidak melakukan sunahku maka ia bukan dariku”. (Ibnu Majah, Kitab Nikah Bab Keutamaan Nikah) -----------------------"Seorang wanita dikawin atas empat alasan. la dikawin karena kekayaan dan hartanya atau karena keturunannya atau karena kecantikannya atau karena kepatuhannya akan agamanya. Seorang muslim yang sejati harus memilih wanita saleh lagi bertaqwa; kalau tidak ia akan selamanya dalam kesulitan." -----------------------“Andaikata engkau menerima lamaran untuk kawin dari seseorang yang keadaan keagamaan serta akhlaknya diketahui oleh engkau memuaskan, engkau hendaknya kawin dengan dia. Jika tidak, kesusahan akan menyebar di atas dunia ini dan akan disusul oleh meluasnya kekacauan. Dan janganlah meminang wanita yang sedang dipinang saudaranya sampai orang yang meminang 42
pertama pergi atau memberi izin kepadanya” (Shahih Bukhari) "Tujuan pokok pernikahan di dalam Islam ialah untuk meraih keridhaan Allah melalui kesucian diri, ketenteraman serta kepuasan batin, dan meneruskan keturunan. : ------------------------"Di dalam tatanan masyarakat Islam, pernikahan merupakan perjanjian fitrati mencakup berbagai kewajiban timbal balik." ------------------------"Didalam pola peraturan Ilahi mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan, telah ditentukan oleh Islam satu kedudukan martabat dan kehormatan bagi kaum wanita. peraturan yang bermanfaat serupa itu penting untuk kedamaian, ketentraman, kebahagiaan, kelanjutan, keturunan dan kemajuan ........ (Woman in Islam)
43
TEMU MUKA ANTARA CALON PENGANTIN Jika salah seorang di antaramu melamar seorang wanita dan mendapat peluang melihat wanita yang akan dikawininya, ia harus melihatnya. (Ini tidak berarti bahwa laki-laki itu harus melihat si wanita. Kadang-kadang, agaknya lebih cocok kalau wanita yang lain disuruh mencari keterangan tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan bakal istrinya itu. Ibu atau bahkan seorang perempuan bisa memainkan peranan ini atas nama si lelaki tersebut).
PERSETUJUAN KAWIN Jika seorang wanita kawin tanpa seizin walinya, perkawinannya tidak sah, perkawinan-nya tidak sah; perkawinannya tidak sah.
MAS KAWIN
Alquran : "Wahai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan atas engkau istri-istri engkau yang telah engkau berikan kepada mereka maskawin mereka." (Tidak ada peraturan yang keras dan luas ditetapkan oleh Rasullulah saw. mengenai jumlah 44
maskawin. Maskawin harus diukur menurut kedudukan sosial masing-masing. Akan tetapi, Hadhrat KhalifatuI Masih II r.a. menyarankan bahwa jumlah maskawin mahar itu hendaklah tidak kurang dari enam bulan atau lebih dari satu tahun pendapatan seseorang). Rasulullah saw. : “Jika seorang laki-laki mengawin seorang perempuan dan ia tidak berniat membayar maskawin kepadanya lalu mati, maka ia akan dianggap salah seorang diantara pezina-pezina”. -------------------------
SHOLAT ISTIKHARAH Sholat Istikarah harus dikerjakan. Ini harus dikerjakan secara bersinambungan selama berminggu-minggu ketika dan bila seseorang mencari pasangan hidupnya. Ini disebut Istikharah Aam. Istikharah khas dikerjakan bila ada yang menyarankan satu nama tertentu untuk menjadi pertimbangannya. Sholat ini harus dikerjakan sebelum nikah dan dapat dikerjakan oleh laki-laki, wanita, dan yang menjadi wali. Tanda-tanda penerimaan Istikharah itu boleh jadi tampak dalam bentuk suasana lingkungan menyenangkan hati 45
yang menjuruskan kepada sasaran, begitu pula meniadakan kekhawatrian yang boleh jadi telah tampak sebelumnya ketika sholat dimulai untuk maksud khusus ini. -------------------------
PERSAMAAN Sekalian orang muslim bersaudara. semua sama sebagai makhluk manusia. Islam menganggap orang yang paling bertakwa lagi saleh terbaik di antara semua. Hubungan-hubungan kekeluargaan dan pamor kesukuan tidak ada nilainya sama sekali. Oleh karena itu, hendaklah memperlakukan semua orang sebagai sesamamu dan sementara mempertimbangkan pilihan jodohmu abaikanlah semua hambatan kesukuan dan pertimbangkan-lah saran orang dengan pikiran yang luas. Alih bahasa : R. Ahmad Anwar
46
TATA TERTIB PERNIKAHAN DALAM JAMAAT I.
MELAMAR 1. Apabila kedua belah pihak (pria dan wanita) sudah ada kontak sebelum melamar, maka sebaiknya melaksanakan shalat Istikharah. 2. Keluarga pihak laki-laki mendatangi dan menyampaikan maksud kepada keluarga pihak perempuan. 3. Apabila lamaran sudah diterima dan sudah disetujui, kemudian dibicarakan kapan akan diselenggarakan upacara pernikahan. 4. Wanita yang sudah menerima dan menyetujui lamaran dari seorang pria tidak boleh menerima lamaran dari pria lain, dan sebaliknya seorang pria tidak boleh melamar wanita yang sudah menerima dan menyetujui lamaran pria lain yang lebih dahulu.
II. AKAD NIKAH 1. Upacara Akad Nikah dihadiri oleh orangorang yang bersangkutan saja (keluarga terdekat) dalam jumlah terbatas. 2. Khutbah Nikah disampaikan oleh seorang Muballigh/Muallim/Ketua Jamaat atau yang ditunjuk oleh Ketua Jamaat. 47
3.
4.
5.
6.
7. III.
Materi Khutbah Nikah : *) - Surat AN-NISAA ayat 2 - Surat AL-AHZAB ayat 71-72 - Surat AL-HASYR ayat 19 - Khutbah Hudhur a.t.b.a. di Singapore tanggal 20 Juli 1989 (sebagai salah satu contoh). Ijab qabul oleh Bapak/Wali mempelai wanita dipandu oleh pegawai pencatat nikah (penghulu) dari K.U.A. Mahar wajib diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita secara kontan atau angsuran sampai lunas sesuai dengan kemampuan. Do'a dipimpin oleh Mubaligh/ Muallim/ Ketua Jamaat atau yang ditunjuk oleh Ketua Jamaat. Disediakan makanan ala kadarnya. RUKHSTANAH. 1.
2.
3. 48
Maksud dari Rukhstanah ini adalah upacara do'a penyerahan dan pelepasan bagi mempelai wanita yang akan dibawa oleh suaminya. Dihadiri oleh anggota keluarga dan handai taulan. Upacara ini dipimpin oleh seorang Muballigh/ Muallim/Ketua Jamaat atau yang ditunjuk oleh Ketua Jamaat Acara :
•
Pembacaan ayat suci al-Quran . Pembacaan Syair Hz. Masih Mau'ud a.s. atau Khalifah-khalifahnya. • Do'a dipimpin oleh muballigh/ Muallim/Ketua Jamaat atau yang ditunjuk oleh Ketua Jamaat. 4. Disediakan makanan kecil/ringan. 5. Upacara Rukhstanah ini hukumnya tidak wajib. Apabila dilaksanakan lebih baik, jika tidak dilaksanakan tidak menjadi dosa. IV.
WALIMAH 1. Maksud dari upacara Walimah adalah mengundang untuk makan bersama (setelah kedua mempelai bergaul sebagai suami-sitri) dan dimohonkan do'a bagi mereka. Orang-orang miskin/tidak mampu harus diundang. Menurut Hadits, upacara Walimah yang paling baik hendaknya diselenggarakan satu hari (afdhal) atau dua hari (sunnah) setelah kedua mempelai bergaul sebagai suami istri.
2.
Acara : • Makan bersama yang disediakan oleh pihak laki-laki. 49
• Do'a bersama oleh Muballigh/ Muallim/ Ketua Jamaat atau yang ditunjuk oleh Ketua Jamaat.
CATATAN a. Proses pernikahan ini harus melibatkan Muballigh Jamaat dan/atau Pengurus Jamaat. b. Sesuai dengan ajaran Islam. Ketentuanketentuan dalam Tahrik-jadid, serta anjuran dari Hz. Khalifatui Masih IV atba, bahwa seluruh pelaksanaannya harus mengacu kepada kesederhanaan. c. Bahwa pernikahan itu merupakan bagian dari ibadah, maka pardah yang sesuai dengan ajaran Islam sangan diperlukan, di mana harus dipisahkan tempat antara kaum pria dan kaum wanita yang hadir.
50
MATERI KHUTBAH NIKAH DISAMPAIKAN HUDHUR IV RH. DI SINGAPORE TANGGAL 20 JULI 1989
ﻦ ِﺑ ِﻪ ﺴ َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َو ُﻧ ْﺆ ِﻣ ُ ﺴ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨ ُﻪ َو َﻧ ْ ﺤ َﻤ ُﺪ ُﻩ َو َﻧ ْ ﺤ ْﻤ ُﺪ ِﻟﱠﻠ ِﻪ َﻧ ْ َا ْﻟ َ ﻦ ﺴ َﻨﺎ َو ِﻣ ْ ﺷ ُﺮ ْو ِر َا ْﻧ ُﻔ ِ ﻦ ُ ﷲ ِﻣ ْ ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َﻧ ُﻊ ذُ ِﺑﺎ ِ َو َﻧ َﺘ َﻮ َآ ُﻞ َ ﻦ ﻀ َﻞ َﻟ ُﻪ َو َﻣ ْ ﻼ ُﻣ ِ ﷲ َﻓ َ ﻦ ﱠﻳ ْﻬ ِﺪ ِﻩ ا ُِ ﻋ َﻤﺎ ِﻟ َﻨﺎ َﻣ ْ ت َا ْ ﺳ ّﻴ َِﺎ ِ َ ﷲ َو ن َﱠﻻ ِا َﻟ َﻪ ِا ﱠﻻ ا ُ ﺸ َﻬ ُﺪ َا ْ ي َﻟ ُﻪ َو َﻧ ْ ﻼ َهﺎ ِد َ ﻀ ِﻠ ْﻠ ُﻪ َﻓ َ ﱡﻳ ْ ﺳ ْﻮ ُﻟ ُﻪ ﻋ ْﺒ ُﺪ ُﻩ َو َر ُ ﺤ ﱠﻤ ًﺪ ا َ ن ُﻣ َ ﺸ َﻬ ُﺪ َا ﱠ َﻧ ْ ﺟ ْﻴ ِﻢ ﻦ اﻟ ﱠﺮ ِ ﻄِ ﺸ ْﻴ َ ﻦاﻟ ﱠ ﷲ ِﻣ َ ﻋ ْﻮ ذُ ِﺑﺎ ِ ﻋ ﱠﻤﺎ َﺑ ْﻌ ُﺪ َﻓَﺎ ُ َ ﻦ اﻟ َّﺮﺣِﻴ ِﻢ ﺣ َﻤ ِ ﺴ ِﻢ اﻟّﱠَﻠ ِﻪ اﻟ َّﺮ ْ ِﺑ ْ ﺲ ﻦ َﻧ ْﻔ ٍ ﺧ َﻠ َﻘ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْ س ا َّﺗﻘُﻮا َر َﺑّ ُﻜ ُﻢ اَّﻟﺬِي َ ﻳَﺎ َأ ُّﻳﻬَﺎ اﻟ َﻨّﺎ ُ ﺚ ِﻣ ْﻨ ُﻬﻤَﺎ ِرﺟَﺎﻻ ﺟﻬَﺎ َو َﺑ َّ ﻖ ِﻣ ْﻨﻬَﺎ َز ْو َ ﺧ َﻠ َ ﺣ َﺪ ٍة َو َ وَا ِ ن ِﺑ ِﻪ َآﺜِﻴﺮًا َو ِﻧﺴَﺎ ًء وَا َّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ اَّﻟﺬِي َﺗﺴَﺎ َءﻟُﻮ َ ﻋ َﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َرﻗِﻴﺒًﺎ ن َ ن اﻟَّﻠ َﻪ آَﺎ َ وَاﻷ ْرﺣَﺎ َم ِإ َّ ﺳﺪِﻳﺪًا ﻦ ﺁ َﻣﻨُﻮا ا َّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ َوﻗُﻮﻟُﻮا َﻗﻮْﻻ َ ا َأ ُّﻳﻬَﺎ اَّﻟﺬِﻳ َ ﻄ ِﻊ ﻦ ُﻳ ِ ﻋﻤَﺎ َﻟ ُﻜ ْﻢ َو َﻳ ْﻐ ِﻔ ْﺮ َﻟ ُﻜ ْﻢ ُذﻧُﻮ َﺑ ُﻜ ْﻢ َو َﻣ ْ ﺢ َﻟ ُﻜ ْﻢ َأ ْ ﺼ ِﻠ ْ ُﻳ ْ ﻋﻈِﻴﻤًﺎ اﻟَّﻠ َﻪ َو َرﺳُﻮ َﻟ ُﻪ َﻓ َﻘ ْﺪ ﻓَﺎ َز َﻓ ْﻮزًا َ ﺲ ﻣَﺎ ﻈ ْﺮ َﻧ ْﻔ ٌ ﻦ ﺁ َﻣﻨُﻮا ا َّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ َو ْﻟ َﺘ ْﻨ ُ ﻳَﺎ َأ ُّﻳﻬَﺎ اَّﻟﺬِﻳ َ ن ﺧﺒِﻴ ٌﺮ ِﺑﻤَﺎ َﺗ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َ ن اﻟَّﻠ َﻪ َ ﺖ ِﻟ َﻐ ٍﺪ وَا َّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ ِإ َّ َﻗ َّﺪ َﻣ ْ “Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia mendapatkan jodohnya, dan mengembang-biakkan dari keduanya 51
Artinya :
banyak laki-laki dan perempuan; dan bertaqwalah kepada Allah Yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah adalah pengawas atas kamu”. (An-Nisa, 4 : 2) “Wahai, orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki amal-amalmu bagimu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesung-guhnya ia akan meraih kemenangan besar”. (Al Azhab, 33 : 71-72) “Hai, orang-orang yang beriman! Ingatlah akan kewajibanmu terhadap Allah; dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang didahulukannya untuk esok hari. Dan bertaqwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Al Hasyr, 59 : 19) Dalam masyarakat Islam pernikahan adalah Perikatan antara pria dan wanita. Pelaksanaan tidak memerlukan sesuatu lembaga hukum tetapi yang diperlukan untuk melaksanakan perkawinan itu adalah persetujuan si wanita dan walinya. 52
Rasulullah s.a.w lazim membaca ayat-ayat tadi pada saat membacakan khutbah nikah pada peristiwa pernikahan yang khidmat guna mengingatkan kedua belah pihak mempelai kepada kewajiban meraka masing-masing satu sama lain. Dalam khutbah nikah yang sesingkat itu tidak kurang dari TIGA KALI diperingatkan kepada kita, terutama kepada kedua mempelai, agar : TAKUT KEPADA ALLAH!!! Mengapa sampai demikian? Bukankah saat pernikahan justru saat yang menggembirakan, saat bersuka cita dan saat bersenang-senang? Banyak variasi dan cara para pengikut agama lain, merayakan pernikahan itu, ada yang berpesta pora, berhura-hura bermabuk-mabukkan, menyaji-kan tetabuhan dan tontonan, pendek kata segala macam kegembiraan dan kesenangan dunia, dan yang paling sederhana dan biasa, sampai kepada yang paling mewah dan canggih sering kita saksikan dalam perayaan suatu pernikahan. Tetapi sebaliknya, apa yang diperingatkan oleh khutbah, nikah yang biasa dibacakan oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad s.a.w.? tidak kurang dari tiga kali menyerukan agar kita TAKUT KEPADA ALLAH. Apakah ini berarti bahwa Islam tidak memperkenankan pengikutnya bersikap gembira dan bersuka-cita sewaktu peristiwa pernikahan salah satu pasangan pengikutnya. Mengapa harus ada peringatan itu? 53
Sebenarnya kalau kita sungguh-sungguh memperhatikan secara seksama, keadaan batin dan perasaan yang paling dalam dari kedua mempelai itu, harus diakui bahwa mereka dalam hati kecilnya berkecamuk berbagai pertanyaan yang menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran serta ketidakpastian. Pengantin wanita mempertanyakan masa depannya apabila telah menjadi anggota keluarga suaminya, bagaimana sikap ibu mertuanya? Bagaimana perlakuan saudara-saudara suaminya terhadap dirinya? Bagaimana hubungan dirinya dengan ibu-bapaknya yang selama ini senantiasa melindunginya? Dia akan melihat masa depan-nya dengan serba khawatir dan ketakutan. Bagaimana pula sikap suaminya? Apakah akan tetap setia dan mencintainya? Apakah tidak akan mengkhianatinya? Pendek kata, berbagai pikiran memenuhi benaknya, yang diliputi perasaan serba takut, cemas dan khawatir. Adapun akan halnya si pengantin pria, dia pun dalam hati kecilnya penuh diliputi serba ketakut-an, kecemasan dan kekhawatiran. Meskipun mungkin alasannya berbeda, namun dia pun sebenarnya diliputi pula perasaan ketakutan. Bagaimana dengan masa depannya setelah dia berumah tangga, padahal kehidupan semakin sulit. Mampukah dia memikul beban dan tanggung jawab untuk memberi hidup kepada keluarganya? Bagaimana dengan kebebasan masa bujangnya, yang harus dia 54
tinggalkan? Bagaimana dengan teman-temannya yang baru dalam lingkungan yang baru? Apakah istrinya akan setia kepadanya? Pendeknya berbagai pertanyaan bermunculan dalam hatinya yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta kekhawatiran. Dalam keadaan penuh kebingungan serupa ini, tiba-tiba terdengar nasihat: "Takutlah Kepada Allah!". Apakah artinya itu? Mengapa kita harus TAKUT KEPADA ALLAH? Kalau seseorang itu TAKUT KEPADA ALLAH, maka dia tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, meskipun tidak seorangpun yang menyaksikannya, karena dia yakin, bahwa Allah menyaksikan perbuatannya. Kalau sang istri yakin bahwa suaminya adalah seorang yang TAKUT KEPADA ALLAH, maka bagi dia tidak ada rasa khawatir sedikitpun bahwa suaminya akan menyeleweng meskipun tanpa sang istri mengawasinya, karena si suami percaya bahwa semua perbuatannya diketahui oleh Allah. Demikian pula apabila sang suami yakin bahwa istrinya TAKUT KEPADA ALLAH, maka bagi dia tidak ada rasa khawatir sedikitpun bahwa istrinya akan mengkhianatinya, karena dia tahu, bahwa istrinya tidak akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan perintah atau larangan Allah, meskipun suaminya tidak mengawasinya, karena si istri percaya bahwa setiap perbuatannya diketahui oleh Allah. 55
Jadi dengan memiliki rasa TAKUT KEPADA ALLAH, maka kehidupan suami-istri menjadi aman dan tentram, sating mempercayainya. Seorang yang TAKUT KEPADA ALLAH, dia tidak akan merasa takut kepada selain Allah, berarti dia juga tidak takut kepada makhluk- makhluk Allah atau ciptaan-ciptaan-Nya. Si pengantin wanita yang semula takut, khawatir atau cemas akan kelakuan yang diterima dari keluarga suaminya, atau dari lingkungan/handai taulan suaminya, apabila dia benar-benar TAKUT KEPADA ALLAH dan semata-mata takut kepada-Nya, maka semua ketakutan kepada yang lain selain daripada Allah akan hilang sirna. Dia akan berserah diri kepada Allah dan karena dia hanya TAKUT KEPADA ALLAH, maka hatinya menjadi tenang dan tentram serta tabah menghadapi makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya, termasuk keluarga dan handai taulan suaminya itu. Kesulitan-kesulitan hidup juga termasuk ciptaan Allah, maka apa seseorang hanya TAKUT KEPADA ALLAH semata-mata, dia tidak pula akan takut menghadapi kesulitan atau tantangan hidup yang akan dihadapinya. Si suami yang semula merasa takut dan khawatir serta cemas masa depannya tentang bagaimana dia harus menghidupi istrinya, kalau dia benar-benar hanya merasa TAKUT KEPADA ALLAH, maka dia akan berserah diri kepada Allah, dan hatinya akan menjadi tenang dan tentram menghadapi masa depannya yang serba 56
tidak pasti itu. Karena apabila dia hanya TAKUT KEPADA ALLAH, apa perlunya dia takut kepada kesulitan-kesulitan dan tantangan hidup yang hanya ciptaan Allah semata-mata. Pendek kata apabila seseorang telah benar-benar TAKUT KEPADA ALLAH, maka dia akan takut menghadapi siapapun yang menjadi ciptaan Allah. Dengan TAKUT KEPADA ALLAH, hati seseorang yang sedang gelisah, kesal, cemas, khawatir, dan takut/gentar, akan segera menjadi tegar dan tabah serta penuh keyakinan dan percaya kepada pertolongan dan perlindungan Allah Ta'ala. Itulah maknanya bahwa dalam khutbah nikah yang sesingkat itu, tidak kurang dari tiga kali diperingatkan agar kita TAKUT KEPADA ALLAH. Apabila hati menjadi tenang dan tentram, dan rasa takut, gelisah serta khawatir telah sirna, maka makna dari suatu perayaan atau peringatan itu mempunyai arti bagi yang bersangkutan. Karena itu sebagai landasan dari perayaan suatu pernikahan, yaitu memberikan rasa ketentraman dan ketenangan kepada kedua mempelai yang bersangkutan, agar mereka dapat lebih meng-hayati dan merasakan kebahagiaannya dan kegembiraannya hari pernikahan mereka itu, tidak lain dan tidak bukan adalah terlebih dahulu menghilangkan ketakutan, kecemasan dan kekha-watiran dari hati sanubarinya, melalui khutbah nikah yang penuh berkat yang dicontoh - teladani oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad Mustofa s.a.w. 57
Karena apalah artinya segala perayaan pernikahan yang meriah, pesta-pora yang hiruk-pikuk, apabila hati mempelai berdua penuh diliputi ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran? Sebaliknya meskipun perayaannya itu sendiri sangat sederhana, tetapi hati kedua mempelai penuh diliputi kegembiraan, ketenteraman dan kebahagiaan, maka itu sudah berarti semuanya bagi mereka, karena dasar kesenangan hati terletak dalam hati manusia dan Islam sangat memperhatikan hal ini.
58