BUKU PANDUAN UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI KERUGIAN 2012
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA The INDONESIAN INSURANCE INSTITUTE®
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGURUS ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Peran kualifikasi standar profesional dan ketrampilan dalam era globalisasi ini menjadi semakin penting untuk mencetak Tenaga-Tenaga Profesional di bidang perasuransian Indonesia. Hal ini seiring dengan prospek industri asuransi Indonesia yang diperkirakan akan semakin cerah di masa mendatang. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 dan 426/KMK.06/2003 dimana sebagai persyaratan tenaga ahli di perusahaan perasuransian harus memiliki kualifikasi sebagai ahli yang bersertifikat, salah satunya dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, serta mengharuskan setiap perusahaan asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, untuk memiliki Tenaga Ahli dalam bidang masing-masing bisnis yang dijalankannya, maka eksistensi Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini menjadi semakin penting. Oleh karena itu, untuk terus dapat memberikan kontribusinya kepada Industri Asuransi di Indonesia, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini juga terus melakukan penyempurnaan diberbagai bidang. Salah satu hal yang saat ini sedang dilakukan adalah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibidani oleh Dewan Pengurus bersama-sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang merupakan lembaga negara bertanggungjawab langsung kepada Presiden R.I. Selain itu, Asosiasi kita juga melakukan kerjasama-kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan dengan berbagai pihak, antara lain dengan universitas dan perguruan tinggi, baik secara nasional maupun dalam program-program internasional, seperti dalam penyelenggaraan International Conference on Globalization, Sustainability and Development di tahun 2010 yang lalu di Denpasar, Bali, dan International Conference on Social Microfinance and Communinity Development 2011 baru-baru ini di Pontianak, Kalimantan Barat. Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, dari tahun ke tahun senantiasa berupaya untuk menyesuaikan kurikulum, silabus serta bukubuku referensi yang dipergunakan untuk ujian tersebut. Sejalan dengan hal itu, maka di tahun 2012 ini, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia memandang perlu untuk menerbitkan kembali Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian yang telah disempurnakan. Dengan diterbitkannya buku panduan ini, Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia mengharapkan agar para kandidat dan juga peminat ujian lainnya akan lebih mudah untuk mengikuti ujian-ujian gelar profesional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Gelar Profesi yang dianugerahkan oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia kepada Peserta Ujian yang telah dinyatakan lulus, merupakan tanda bahwa mereka telah lolos dalam seleksi awal untuk menjadi seorang profesional dalam bidang perasuransian. Perkembangan selanjutnya The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
2
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
akan ditentukan oleh kinerja serta perilaku, kompetensi dan integritas masing-masing di masyarakat, khususnya di lingkungan perasuransian Indonesia. Pada kesempatan ini, Dewan Pengurus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian ini dapat menjadi sumber informasi yang efektif dan bermanfaat serta dapat membantu kelancaran bagi para kandidat serta kelancaran dalam pelaksanaan program-program kerja Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian AAMAI. Jakarta, April 2012 ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA, Dewan Pengurus,
Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE Ketua
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
3
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
PENGANTAR KETUA KOMISI PENGUJI SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
Memperhatikan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang semakin pesat khususnya industri asuransi umum, mengharuskan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, harus menyesuaikan diri agar dapat memenuhi perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang semakin pesat tersebut. Dalam memenuhi tuntutan tersebut Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian telah melakukan kajian terhadap Silabus dan buku-buku referensi yang selama ini dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi saat ini dengan menyusun kembali silabus yang dipergunakan dan mengganti buku-buku refensi dengan bukubuku terbaru. Dalam silabus baru ini, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian melakukan perubahan yang cukup mendasar yaitu dengan menghapus mata ujian cabang pada program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan menambah mata ujian wajib pada program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dan semua buku-buku referensi yang dipergunakan diganti dengan buku-buku referensi yang paling baru. Perubahan silabus dan buku referensi yang dituangkan dalam Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini bertujuan untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian bidang manajemen asuransi kerugian yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi mulai tahun 2012. Penyelenggaraan ujian sertifikasi underwriter sesuai dengan lini bisnis tetap diselenggarakan meskipun belum dilakukan perubahan silabus, namun untuk pemberian Certificate in General Insurance untuk yang lulus dua mata ujian dasar mengacu kepada silabus dan buku referensi yang baru. Semoga buku ini menjadi panduan bagi peserta ujian/kandidat yang akan mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan AAMAI dan kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan dukungan sehingga buku panduan ini dapat diterbitkan. Jakarta, April 2012 ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian
Drs. Arizal ER, AIINZ, QPI, AAIK, ICBU, CPIE, QIP Ketua
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
4
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
DAFTAR ISI Halaman
Sambutan Ketua Dewan Pengurus AAMAI ................................................... Pengantar Ketua Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian ......................... Daftar Isi ......................................................................................................... Profil AAMAI ................................................................................................
2 4 5 8
BAGIAN I : UJIAN GELAR PROFESI ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) ........... Program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) ....................... Pemberlakuan Kurikulum Baru dan Konversi ….............................. Petunjuk Mengikuti Ujian ................................................................ Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ................................................... Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................ Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian .................................................. Metoda Ujian .................................................................................... Ketentuan Menempuh Ujian ............................................................. Keberatan Atas Hasil Ujian .............................................................. Masa Berlaku Buku Panduan 2012 .................................................. Pembebasan Mata Ujian ................................................................... Pengakuan Gelar (Penyetaraan) ........................................................ Pedoman Cara Menjawab Ujian .......................................................
URAIAN SILABUS TINGKAT AJUN AHLI INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (101-108) 101 102 103 104 105 106 107 108
ASURANSI
Praktek Asuransi .......................................................................... Hukum Asuransi .......................................................................... Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan .................................... Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat .............. Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan ................ Asuransi Pengangkutan ............................................................... Praktek Underwriting .................................................................. Praktek Klaim ..............................................................................
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
11 11 12 13 13 14 14 15 15 16 16 16 18 20
22 28 33 37 45 51 55 58
5
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
URAIAN SILABUS TINGKAT AHLI ASURANSI INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (401-408) 401 402 403 404 405 406 407 408
Manajemen Perusahaan Asuransi ............................................... Manajemen Underwriting ........................................................... Reasuransi .................................................................................. Manajemen Risiko ...................................................................... Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan .................................. Manajemen Klaim ....................................................................... Ekonomi dan Bisnis .................................................................... Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi .........................................
61 64 68 73 77 87 90 95
BAGIAN II : CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE 1 2 3 4 5
Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian ................................................. Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................ Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian .................................................. Prosedur Memperoleh Sertifikat ....................................................... Buku-Buku Wajib dan Silabus .........................................................
98 98 99 99 99
BAGIAN III : SERTIFIKASI UNDERWRITER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Latar Belakang .................................................................................. Program Ujian Sertifikasi Underwriter ............................................. Persyaratan Peserta Ujian ................................................................. Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ................................................... Biaya Pendaftaran Ujian ................................................................... Jadwal Penyelenggaraan Ujian ......................................................... Metoda Ujian .................................................................................... Acuan Kompetensi Pokok Certified Underwriter ............................ Silabus Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK ..................... Buku Referensi .................................................................................
100 100 102 102 103 103 104 105 113 118
LAMPIRAN : 1 2 3 4
Surat Keputusan Perubahan Silabus ................................................. Surat Keputusan Ujian Spesialisasi .................................................. Surat Keputusan Pemberian Certificate in General Insurance ........ Tata Tertib Ujian .............................................................................. The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
120 122 124 126 6
AAMAI
5 6 7 8 9 10 11
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Sanksi Atas Pelanggaran Tata Tertib Ujian ...................................... Tata Cara Pelaksanaan Ujian ............................................................ Formulir Pendaftaran Ujian .............................................................. Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian ............................... Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian Sertifikasi ............. Formulir Pengakuan Setara .............................................................. Formulir Permohonan Certificate in General Insurance .................
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
127 128 130 131 132 133 134
7
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
PROFIL AAMAI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA atau yang lebih dikenal AAMAI, diproklamirkan pada tanggal 21 Agustus 1992, dan mendapatkan persetujuan dari Dewan Asuransi Indonesia melalui SK Pengurus Dewan Asuransi Indonesia Nomor 993/DAI/93 tanggal 29 Oktober 1993. Dalam Bahasa Inggris, asosiasi ini disebut “The Indonesian Insurance Institute”, dan berkedudukan di Jakarta. Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) merupakan satu-satunya organisasi bagi para Ahli Manajemen Perasuransian di Indonesia, baik Asuransi Jiwa maupun Kerugian yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 425/KMK.06/2003 dan 426/KMK.06/2003 tahun 2003. Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa setiap Perusahaan Asuransi di Indonesia harus mempunyai tenaga ahli yang telah dinyatakan lulus dalam ujian gelar professional yang diselenggarakan oleh AAMAI, atau mereka yang telah memiliki gelar profesi dari lembaga sejenis di luar negeri dan telah diakui atau disetarakan oleh AAMAI. Oleh karena itu, AAMAI secara terus-menerus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas para Anggotanya, yaitu mereka yang telah mempunyai gelar professional, baik yang diperolehnya melalui ujian-ujian yang diselenggarakan maupun mereka yang telah disetarakan melalui mekanisme yang professional, dan hal ini berarti bahwa AAMAI menjalankan missi yang telah digariskan oleh Pemerintah R.I. dalam bidang perasuransian. AAMAI bukan merupakan lembaga pendidikan, akan tetapi merupakan organisasi pengembangan tenaga-tenaga profesional dalam industri perasuransian di Indonesia yang berbentuk sebagai Asosiasi Profesional. Sebagai lembaga profesi perasuransian di Indonesia, AAMAI mempunyai missi untuk menyiapkan para praktisi asuransi sesuai dengan standar profesi di bidang perasuransian di Indonesia. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, AAMAI bertujuan untuk : Meningkatkan dan mengembangkan kualitas profesionalisme para pelaku usaha perasuransian. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran berasuransi masyarakat. Ikut serta meningkatkan peran industri asuransi dalam pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut AAMAI menyelenggarakan : Ujian profesi dan memberikan gelar profesional bidang Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, serta bidang-bidang lain yang terkait.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
8
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Kerjasama dengan organisasi dan asosiasi profesi di bidang perasuransian, dan lembaga / institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri. Pembinaan dan Pengembangan para Anggota Asosiasi, dalam arti yang seluasluasnya, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan memegang teguh Kode Etik Profesi. Penerbitan Jurnal Asosiasi, media profesi, karya-karya ilmiah dan informasi lainnya. Kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan Asosiasi dan perundang-undangan yang berlaku. AAMAI berkewajiban untuk memajukan usaha para pelaku usaha perasuransian di Indonesia dengan dilandasi sikap profesionalisme, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab, berdasarkan norma-norma dan kode etik yang berlaku dalam industri perasuransian, dengan menjunjung tinggi keadilan serta ketentuan hukum yang ada. AAMAI sebagai asosiasi profesional berusaha untuk selalu melakukan perubahan sikap dan perilaku para Anggotanya secara terus-menerus melalui Sistem Keanggotaan Aktif dan Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan ( P2B ) atau Continuing Professional Development ( CPD ). Untuk mendukung itu semua, terdapat sejumlah kriteria dan persyaratan umum bagi para Anggota AAMAI, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Lulus dalam ujian bidang profesi asuransi Menjadi Anggota Asosiasi secara aktif Mematuhi kode etik profesi Menjalankan Program P2B / CPD Mengutamakan pengabdian untuk kepentingan umum
Dasar penentuan keanggotaan AAMAI diatur dalam Anggaran Dasar AAMAI, yang meliputi : Anggota Biasa : Seluruh pemegang gelar profesi asuransi ( AAAIK, AAAIJ, AAIJ dan AAIK) atau pemegang gelar profesi asuransi dari luar negeri yang telah mendapat penyetaraan oleh AAMAI. Anggota Luar Biasa : Pemegang gelar profesi di bidang asuransi yang telah diakui oleh Asosiasi dan diberikan oleh Dewan Pengurus AAMAI berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Anggota Kehormatan : Para pendiri Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Pelayanan dan jasa profesional yang dapat diberikan oleh AAMAI ditekankan pada pengembangan sikap profesionalitas seluruh Anggotanya, melalui Program P2B (Pengembangan Profesional Berkelanjutan) atau Continuing Professional Development (CPD). The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
9
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Beberapa kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh AAMAI dalam membangun Sumber Daya Manusia di bidang perasuransian nasional sehingga mencapai taraf profesional yang credible antara lain : 1. Secara bertahap menghilangkan sikap dan perilaku yang hanya berorientasi pada kemampuan sebagai karyawan atau pejabat perusahaan. 2. Menghapus persepsi usang bahwa sertifikat dan atau ijazah merupakan sarana ampuh untuk dapat naik pangkat / jabatan. Prestasi profesional harus lebih dihargai dan diutamakan. 3. Mengembangkan sikap dan perilaku profesional, yaitu perpaduan sinerjik antara kemampuan akademik dan kewirausahaan ( entrepreneurship ). 4. Proses perubahan sikap dan perilaku profesional itu harus dimulai dari kesadaran diri untuk terlebih dahulu menjadi Anggota Aktif Asosiasi, dan memenuhi semua kewajibannya. Sedangkan pihak Asosiasi / AAMAI akan memberikan perlindungan, mengembangkan dan memberikan hak-hak anggotanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
10
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
UJIAN GELAR PROFESI ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
1.
PROGRAM AJUN AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAAIK) Untuk menyelesaikan program AAAIK seorang kandidat harus lulus 6 (enam) mata ujian yang Modul Wajib dan Modul Pilihanya diambil dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut : Modul
2.
Judul Mata Ujian
Jumlah Mata Ujian
Modul Wajib
101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum Asuransi 103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan
Modul Pilihan
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat. 105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan 3 mata ujian Keuangan. dipilih dari 106 : Asuransi Pengangkutan. 5 modul ini 107 : Praktek Underwriting. 108 : Praktek Klaim.
3 mata ujian
PROGRAM AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAIK) Untuk menyelesaikan program AAIK seorang kandidat terlebih dahulu harus memperoleh gelar AAAIK dan harus lulus 5 (lima) mata ujian yang juga diambil dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut : Modul
Modul Wajib
Judul Mata Ujian 401 : Manajemen Perusahaan Asuransi. 402 : Manajemen Underwriting. 403 : Reasuransi.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
Jumlah Mata Ujian
3 mata ujian (wajib) 11
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
Modul Pilihan
3.
404 405 406 407 408
: : : : :
Manajemen Risiko. Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan. Manajemen Klaim. Ekonomi dan Bisnis. Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi.
2 mata ujian dipilih dari 5 modul ini
PEMBERLAKUAN KURIKULUM BARU DAN KONVERSI Kurikulum baru akan diberlakukan mulai penyelenggaraan ujian bulan September 2012 dan kurikulum lama tidak diujikan lagi. Bagi kandidat yang sampai saat diberlakukannya kurikulum baru belum berhasil menyelesaikan program AAAIK atau AAIK akan dilakukan proses konversi dengan ketentuan sebagai berikut : KONVERSI PROGRAM AAAIK Kurikulum Lama 101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum dan Asuransi 103 : Praktek Bisnis
Konversi ke Kurikulum Baru 101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum Asuransi 103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan
201 : Pengantar Asuransi Kerugian 105 : Asuransi Harta Benda dan Komersial Kepentingan Keuangan 202 : Pengantar Asuransi Personal 105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 301 : Prinsip - Prinsip Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 302 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan Komersial – Pengkajian dan Underwriting 303 : Asuransi Personal
301/302/303 Salah satu dari : 106 : Asuransi Pengangkutan. 107 : Praktek Underwriting. 108 : Praktek Klaim.
304 : Asuransi Kendaraan Bermotor
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
12
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
KONVERSI PROGRAM AAIK Kurikulum Lama
Konversi ke Kurikulum Baru
401 : Prinsip - Prinsip dan Praktek 401 : Manajemen Perusahaan Asuransi Manajemen dalam Asuransi 501 : Asuransi Tanggung Gugat
502 : Asuransi Pengangkutan
4.
Salah satu dari 406 : Manajemen Klaim 407 : Ekonomi dan Bisnis 408 : Pemasaran Produk Asuransi
dan
Jasa
Kapal
dan
503 : Prinsip-Prinsip Reasuransi
405 : Asuransi Rangka Penerbangan 403 : Reasuransi
601 : Manajemen Risiko 602 : Manajemen Underwriting
404 : Manajemen Risiko 402 : Manajemen Underwriting
603 : Aplikasi Reasuransi
Salah satu dari 406 : Manajemen Klaim 407 : Ekonomi dan Bisnis 408 : Pemasaran Produk Asuransi
dan
Jasa
PETUNJUK MENGIKUTI UJIAN Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI Sektor Asuransi Kerugian terbuka untuk umum dengan pendidikan terendah SMU; lebih diutamakan bagi lulusan Program Diploma atau Perguruan Tinggi/Universitas Strata I (S1), dan sudah bekerja di industri/lembaga perasuransian.
5.
PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN 5.1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada : Sekretariat AAMAI d/a. Sentra Pemuda Kav.8 Jl. Pemuda No. 61 Jakarta 13220
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
13
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran 3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar. 5.2. Pembatalan / Penundaan Ujian Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
6.
BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN. 6.1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan Pengurus. 6.2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.
7.
JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN. 7.1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut. Hari Senin
Selasa
Rabu
Bulan
Mata Ujian
Jam
Maret / September
101, 401 & 406
09.00 – 12.00
104, 107, 404
14.00 – 17.00
Maret / September
102, 108, 402 & 900
09.00 – 12.00
105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907
14.00 – 17.00
Maret / September
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
103, 106, 403 & 408
09.00 – 12.00
14
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
7.2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:
Jakarta Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Denpasar
Pontianak Balikpapan Banjarmasin Manado Ujung Pandang
Bandar Lampung Palembang Padang Pekanbaru Medan
7.3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji. Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.
8.
METODA UJIAN 8.1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit. 8.2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut : 8.2.1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih 8.2.2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74 8.2.3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55 8.3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika kandidat diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id. 8.4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
9.
KETENTUAN MENEMPUH UJIAN. 9.1. Mata Ujian Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutan mata ujian. 9.2. Mata Ujian Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutan mata ujian dengan syarat minimal tinggal menempuh satu mata ujian lagi untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) yang dipersyaratkan tetapi satu mata ujian AAAIK yang belum lulus wajib diikuti dan lulus sebelum menyelesaikan semua mata ujian AAIK
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
15
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
. 10. KEBERATAN ATAS HASIL UJIAN Kandidat yang merasa tidak puas dengan hasil ujian, dapat mengajukan keberatan kepada Komisi Penguji untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan ketentuan sebagai berikut : 10.1. Pengajuan keberatan atas hasil ujian hanya berlaku bagi penyelenggaraan ujian yang baru saja diselenggarakan dan tidak berlaku bagi penyelenggaraan-penyelenggaraan ujian sebelumnya. 10.2. Perserta yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis untuk pemeriksaan ulang kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian / Sekretariat AAMAI, serta membayar uang pemeriksaan ulang yang besarnya ditetapkan oleh Dewan Pengurus. 10.3. Pengajuan keberatan harus disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman hasil ujian. 10.4. Komisi Penguji akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil ujian bagi Kandidat yang bersangkutan apabila nilai yang diperoleh oleh kandidat tidak lebih kecil dari 50. 10.5. Hasil pemeriksaan ulang tersebut akan disampaikan kepada Peserta Ujian secara tertulis oleh Komisi Penguji dan bersifat final. 10.6. Keluhan atau permintaan Peserta Ujian yang tidak dapat dilayani adalah : 10.6.1. Permintaan copy lembar jawaban yang telah diberi nilai. 10.6.2. Permintaan ujian susulan dan atau ulangan. 10.6.3. Keluhan berkaitan dengan substansi soal ujian. 10.6.4. Peninjauan ulang atas penolakan Komisi Penguji terhadap permintaan pembebasan mata ujian. 10.6.5. Hilangnya kredit yang telah diperoleh akibat terjadinya perubahan silabus atau diberlakukannya suatu ketentuan baru oleh Komisi Penguji.
11. MASA BERLAKU BUKU PANDUAN 2012 Buku Panduan Ujian 2012 ini mulai berlaku untuk penyelenggaraan ujian bulan September 2012, tanpa masa transisi, sampai dinyatakan ada perubahan lebih lanjut.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
16
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
12. PEMBEBASAN MATA UJIAN Pembebasan Mata Ujian dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut : 12.1. Syarat Pengajuan Pembebasan 12.1.1 Pembebasan mata ujian Sektor Asuransi Kerugian hanya bisa diajukan oleh Peserta Ujian yang telah memiliki Nomor Kandidat. 12.1.2. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh Komisi Penguji dan mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI dengan lampiran : a. Copy Sertifikat dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi. b. Copy Transkrip Nilai dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi. c. Surat Keterangan pernyataan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional untuk Lembaga Pendidikan Akademik. 12.1.3. Membayar biaya pembebasan apabila telah mendapat persetujuan dibebaskan dari Komisi Penguji, yang besarnya sama dengan biaya ujian untuk mata ujian tersebut. 12.2. Ketentuan Pembebasan 12.2.1. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) adalah maksimum 4 (empat) mata ujian dengan ketentuan : a. 2 (dua) mata ujian dari Lembaga Pendidikan Akademik (kecuali STIMRA dan STMA Trisakti ) untuk mata ujian : 102 103
: Hukum Asuransi : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan
b. 2 ( dua ) mata ujian dari Lembaga Profesi yaitu untuk mata ujian: 104 105 106 107 108
: : : : :
Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan Asuransi Pengangkutan Praktek Underwriting Praktek Klaim
12.2.2. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) adalah maksimum 2 (dua) mata ujian. Pembebasan tidak berlaku untuk mata ujian 401 : Manajemen Perusahaan Asuransi.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
17
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
12.2.3. Khusus pemegang gelar dari The Chartered Insurance Institute (CII) dan Malaysian Insurance Institute (MII) pengajuan pembebasan bersifat apple to apple sedangkan pembebasan diluar kedua lembaga tersebut diberikan berdasarkan silabus mata ujian yang ekuivalen dengan mata ujian AAMAI. 12.2.4. Bagi pemegang gelar dari Lembaga Pendidikan Akademis diatur sebagai berikut : No
Subject
Institusi
Praktek STIMRA Asuransi (101) STMA
1.
2
Status
Contents
SE.As SE.As
Recognition LANGSUNG LANGSUNG
Negara/ Disamakan/ Ujian Negara Dan Atau Terakreditasi Oleh Ban
Hukum Fak. Hukum Asuransi S T I H (102) P T H Militer
SH
Fak. Ekonomi
SE
LANGSUNG
SE SE.As
LANGSUNG
STIE STMA, STIMRA
3
Gelar
Praktek Bisnis Non Fak/STI Asuransi Ekonomi dan Keuangan (103)
S1
S2
Negara/ Disamakan/ Ujian Negara Dan Atau Terakreditasi Oleh Ban
Magister
S3
Semua Jurusan
LANGSUNG
LANGSUNG 1. Makro Ekonomi Dan MIN SKS = 3 2. Mikro Ekonomi NILAI B Dan 1. Pengantar Manajemen, Atau Dasar-Dasar MIN SKS = 2 Manajemen, Atau NILAI B Manajemen Umum 2. 2 (dua) Mata Ujian Manajemen Lainnya
13. PENGAKUAN GELAR ( PENYETARAAN ) Dewan Pengurus AAMAI telah menerbitkan ketentuan tentang Pengakuan Kualifikasi Kompetensi bagi pemegang gelar dari institusi pemberi gelar profesi asuransi di luar negeri, yaitu :
CII : MII : ANZIIF : Australia
Chartered Insurance Institute, Inggris Malaysian Insurance Institute, Malaysia Australia and New Zealand Insurance Institute & Finance,
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
18
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Dan lembaga-lembaga lain yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus AAMAI.
Petunjuk yang harus diikuti oleh Pemohon Pengakuan Kualifikasi Kompentensi adalah sebagai berikut : 1.
Mengisi secara lengkap formulir Permohonan Pengakuan Kualifikasi Kompetensi dan menyertakan semua lampiran-lampiran yang diperlukan (copy ijazah / copy sertifikat, copy akte pengesahan dari negara asal jika ada, transkrip nilai, dan lain-lain).
2.
Formulir pada angka 1 (satu) di atas diisi secara lengkap, kemudian disampaikan ke Sekretariat AAMAI disertai pembayaran biaya penyetaraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.
Komisi Penguji akan melakukan penilaian atas permohonan pengakuan atau penyetaraan tersebut, dan hasilnya akan diberitahukan secara tertulis kepada Pemohon.
4.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyetaraan : 4.1. Untuk tingkat setara Ajun Ahli Asuransi Kerugian : 4.1.1. Pemohon harus telah memperoleh gelar Associate dalam bidang asuransi kerugian. 4.1.2. Lulus mata ujian yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus, melalui ujian-ujian reguler AAMAI yaitu mata ujian 102 (Hukum Asuransi). 4.2. Untuk tingkat setara Ahli Asuransi Kerugian : Pemohon harus telah memperoleh gelar minimum Associate/Senior Associate (ANZIIF) atau yang setara dalam bidang asuransi kerugian, dan membuat karya tulis ilmiah dalam bahasa Indonesia minimum 35 (tiga puluh lima) halaman, tidak termasuk lampiran, dan harus dipresentasikan di hadapan Komisi Penguji dan dinyatakan lulus. Karya Tulis atau Skripsi tersebut harus diselesaikan dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan. Karya tulis tersebut harus mencakup materi : 4.2.1. Aspek hukum asuransi di Indonesia, atau 4.2.2. Kajian / analisis dan terapan usaha asuransi di Indonesia berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan bimbingan Pendamping atau Counsellor yang ditetapkan oleh Komisi Penguji. 4.3. Biaya Penyetaraan Gelar Profesi / permohonan Pengakuan Kualifikasi Kompetensi ini ditetapkan oleh Dewan Pengurus, dan pembayarannya dilaksanakan pada saat mengajukan permohonan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
19
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
14. PEDOMAN CARA MENJAWAB SOAL UJIAN 14.1.
Bacalah dengan baik semua instruksi yang tertulis dalam lembar soal dan cover depan buku jawaban.
14.2.
Pastikan semua pertanyaan Bagian I dijawab dan pilih 4 (empat) dari 6 (enam) pertanyaan Bagian II.
14.3.
Apabila pertanyaan Bagian II dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang akan dinilai hanyalah jawaban dengan urutan pengerjaan 1 (satu) sampai 4 (empat) tanpa memperhatikan nomor urut soal.
14.4.
Bacalah semua soal dengan baik dan kerjakan lebih dahulu soal-soal yang paling dikuasai.
14.5.
Untuk menghemat waktu, tidak perlu menulis kembali soal pada buku jawaban.
14.6.
Apabila jawaban yang telah ditulis dianggap salah, jawaban tersebut harus dicoret silang.
14.7.
Jawaban harus ditulis dengan tinta hitam / biru dan dilarang menulis nama, tanda tangan, kode, tulisan/komentar-komentar yang tidak relevan dengan jawaban atau pewarnaan dalam buku jawaban.
14.8.
Tulisan harus jelas dan mudah dibaca.
14.9.
Jawaban harus straight forward, tidak berbelit-belit. Jawaban yang berbelibelit (padding) dapat mengurangi nilai atau tidak mendapatkan nilai tambah karena score maksimal masing-masing pertanyaan telah ditetapkan. Contoh: Pertanyaan pada Bagian I yang dimulai dengan intruksi ‘Uraikan’ atau ‘Sebutkan’ hanya mengharapkan jawaban cukup sederhana, sehingga tidak akan mendapat nilai tambah sekalipun dijawab secara sangat komprehensip. Nilai maksimum untuk masing-masing soal Bagian I adalah 1/8 x 25% dari full mark.
14.10. Jawaban yang keluar dari konteks pertanyaan sama sekali tidak mendapatkan nilai. 14.11. Jawaban terhadap soal dengan perhitungan harus dibuat secara rinci dan sistematis atau dengan urutan yang mudah diikuti. Metode perhitungan yang betul akan mendapatkan nilai disamping hasil akhir perhitungan. 14.12. Jawaban yang dilengkapi dengan contoh yang relevan akan mendapatkan nilai tambah, tapi sebaliknya penggunaan contoh yang salah dapat mengurangi nilai.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
20
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
14.13. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Sebutkan’ cukup dijawab dengan memberikan daftar substansi jawaban, tidak perlu dilengkapi dengan uraian, penjelasan atau contoh. 14.14. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Uraikan’ cukup dijawab dengan memberikan definisi atau pengertian umum, bisa dilengkapi dengan contoh sederhana. 14.15. Pertanyaan yang dimulai dengan kata’Jelaskan’ harus dijawab secara komprehensif yaitu mencakup tetapi tidak terbatas pada konsep dasar dari substansi pertanyaan, aplikasinya dalam praktek serta modifikasi yang mungkin diterapkan terhadap konsep tersebut. Pemberian contoh yang relevan juga akan menambah nilai. 14.16. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Diskusikan’ harus dijawab secara komprehensif sebagaimana dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Jelaskan’ tetapi juga diharapkan adanya pendapat dan analisa dari peserta ujian. Penggunaan contoh akan menambah nilai.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
21
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
101 : PRAKTEK ASURANSI
SASARAN : Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang : 1.
Prinsip-prinsip dasar asuransi, termasuk prinsip-prinsip hukum berkaitan dengan perjanjian asuransi, prinsip-prinsip peraturan berkaitan dengan usaha perasuransian dan unsur-unsur utamanya untuk melindungi Tertanggung;
2.
Peran underwriting termasuk identifikasi, pengkajian dan akseptasi risiko, penetapan premi dan faktor-faktor finansial terkait
RINGKASAN HASIL BELAJAR : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu situasi yang tertentu Memahami fitur pokok asuransi Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi Memahami prinsip utmost good faith Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim sederhana Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses underwriting asuransi Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi
SILABUS : 1.
Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi 1.1.
Mendeskripsikan konsep risiko dan persepsi risiko
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
22
AAMAI
1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
2.
3.5. 3.6.
Menjelaskan kebutuhan berasuransi Menjelaskan dasar asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko Menjelaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis dan masyarakat umum Menjelaskan istilah koasuransi dan penggunaannya dalam dua cara yang berbeda dalam pasar asuransi Mendeskripsikan pengertian koasuransi, pertanggungan rangkap dan selfinsurance Mendeskripsikan cabang-cabang pokok asuransi; termasuk asuransi harta benda, asuransi kepentingan keuangan, asuransi kendaraan bermotor, asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan dan aviasi, asuransi kesehatan, polis combined atau package
Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
5.
Menerapkan fitur-fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada situasi yang berbeda-beda
Memahami fitur pokok asuransi 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
4.
Menjelaskan fungsi dan proses manajemen risiko Mendeskripsikan berbagai kategori risiko Menjelaskan jenis risiko yang dapat diasuransikan dan yang tidak Mendeskripsikan komponen risiko Menjelaskan hubungan antara frequency dan severity Menjelaskan perbedaan antara peril dan hazard dalam kaitan dengan asuransi
Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu situasi yang tertentu 2.1.
3.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Mendeskripsikan struktur pasar asuransi, dan kelompok utama pelakunya Mendeskripsikan jenis penanggung berdasarkan kepemilikannya Menjelaskan jenis dan layanan perantara dalam pasar asuransi Mendeskripsikan kanal distribusi yang digunakan dalam penjualan asuransi Menjelaskan tujuan reasuransi Mendeskripsikan peranan pokok para profesional di bidang asuransi; termasuk underwriter, petugas klaim, penilai kerugian, surveyor dan penyedia jasa forensik, aktuaris, manajer risiko dan petugas layanan keluhan nasabah
Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi 5.1. 5.2. 5.3.
Mendefinisikan insurable interest dan fitur-fiturnya Menjelaskan saat timbulnya insurable interest Menjelaskan cara timbulnya insurable interest
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
23
AAMAI
5.4.
6.
6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7.
7.2. 7.3. 7.4. 7.5.
Menjelaskan alasan mengapa seorang underwriter perlu untuk memperhatikan fakta material dalam mengkaji risiko Menjelaskan konsep duty of disclosure, pihak yang berkewajiban menerapkannya dan bagaimana kewajiban tersebut dimodifikasi Mendefinisikan istilah peril dan hazard sebagaimana digunakan dalam industri asuransi dan hubungan keduanya Menjelaskan pentingnya moral hazard dan physical hazard bagi underwriter dan manifestasinya Mendeskripsikan metode yang digunakan underwriter untuk mendapatkan fakta material
Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim sederhana 8.1. 8.2.
9.
Menjelaskan prinsip utmost good faith dan penerapannya terhadap perjanjian asuransi Menjelaskan bagaimana duty of disclosure bekerja pada polis asuransi umum dan cara mengubahnya dalam ketentuan polis Mendeskripsikan perbedaan antara polis umum dan jiwa dalam hal duty of disclosure Mendefinisikan fakta material Mengidentifikasi dan membedakan antara physical hazard dan moral hazard dalam kaitan dengan surat permohonan penutupan asuransi umum Menjelaskan fakta material yang tidak memerlukan disclosure Menjelaskan konsekuensi dari non-disclosure atau misrepresentation atas fakta material
Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi 7.1.
8.
Menjelaskan penerapan insurable interest terhadap perjanjian asuransi harta benda dan tanggung gugat
Memahami prinsip utmost good faith 6.1.
7.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Menjelaskan pengertian proximate cause Menerapkan proximate cause pada skenario berkaitan dengan klaim asuransi umum
Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi 9.1. 9.2. 9.3.
Mendefinisikan prinsip indemnity Menjelaskan opsi penyelesaian klaim yang tersedia bagi Penanggung yang akan memberikan indemnity yang diperlukan kepada Tertanggung Mengidentifikasi dan membedakan antara polis indemnity dan santunan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
24
AAMAI
9.4. 9.5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Menjelaskan pengertian polis agreed value, polis first loss dan jaminan new for old Menghitung pembayaran klaim sederhana berdasarkan prinsip pro-rata conditions of average
10. Memahami prinsip kontribusi dan subrogasi 10.1. Menjelaskan prinsip kontribusi; bilamana dan bagaimana menerapkannya untuk berbagi pembayaran klaim antara para penanggung dalam kasus klaim sederhana asuransi harta benda 10.2. Menjelaskan prinsip subrogasi dan alasan untuk menjalankannya atau tidak dalam situasi sederhana 11. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi 11.1. Mendeskripsikan pertanyaan umum dan spesifik pada surat permohonan penutupan asuransi 11.2. Mendeskripsikan prosedur berkaitan dengan surat penawaran penutupan asuransi 11.3. Menjelaskan tujuan surat permohonan penutupan asuransi dan peran hukumnya 11.4. Mendeskripsikan cara-cara yang berbeda dalam penghitungan premi 11.5. Menjelaskan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan penerbitan cover note, polis dan sertifikat asuransi 11.6. Mendeskripsikan relevansi dari pembayaran premi terhadap validitas jaminan 11.7. Mendeskripsikan metode yang digunakan oleh penanggung untuk mengumpulkan premi termasuk fasilitas pembayaran berkala 12. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi 12.1. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan isi polis, termasuk ikhtisar polis 12.2. Menjelaskan pengertian dan pentingnya pengecualian dan ketentuan polis yang umum 12.3. Menjelaskan penggunaan risiko sendiri dalam bentuk excess, deductible dan franchise 12.4. Menjelaskan perbedaan antara warranty, condition dan representation 13. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses underwriting asuransi 13.1. Mendeskripsikan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan perpanjangan polis 13.2. Menjelaskan cara kerja klausul pembatalan polis The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
25
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
14. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi 14.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, asuransi rumah tinggal, asuransi perjalanan dan extended warranties 15. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting asuransi 15.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi harta benda, asuransi kepentingan keuangan dan asuransi tanggung gugat 16. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi 16.1. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi diri 16.2. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi harta benda komersial, termasuk asuransi kebakaran dan perluasannya, asuransi pencurian, asuransi kaca dan asuransi uang 16.3. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kepentingan keuangan, termasuk asuransi biaya hukum dan asuransi gangguan usaha 16.4. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi tanggung gugat, termasuk asuransi tanggung jawab hukum pemberi kerja, asuransi tanggung gugat umum, asuransi tanggung gugat polusi, asuransi tanggung gugat produk dan asuransi tanggung gugat profesi 16.5. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi extended warranties 16.6. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mencegah pengajuan klaim yang curang 16.7. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mendeteksi kecurangan dalam pengajuan klaim 16.8. Menjelaskan konsekuensi pengajuan klaim yang curang bagi penanggung, tertanggung dan pihak yang mengajukan klaim yang curang tersebut 17. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi 17.1. Mendeskripsikan sumber, ketersediaan dan jenis data yang penting bagi proses underwriting 17.2. Menjelaskan pentingnya informasi klaim terhadap ketentuan underwriting dan penetapan premi 17.3. Menjelaskan sifat risiko dalam frequency dan severity klaim 17.4. Menjelaskan pentingnya loss ratio klaim terhadap premium dan akseptasi risiko
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
26
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
17.5. Menjelaskan perbedaan antara tahun underwriting, tahun polis, tahun pembukuan dan tahun kalender 18. Memahami faktor-faktor underwriting asuransi
penetapan
premi
dalam
konteks
proses
18.1. Mendefinisikan premi risiko dan fitur pokoknya 18.2. Mendeskripsikan faktor-faktor pelaporan dari biaya, imbal hasil modal, pendapatan investasi dan biaya perantara 19. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi 19.1. Mendeskripsikan faktor dasar yang mempengaruhi siklus pasar 19.2. Mendeskripsikan prinsip akumulasi risiko 19.3. Mendeskripsikan pertimbangan dasar reasuransi termasuk jenis-jenis reasuransi KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama : 1. 2. 3. 4.
Study text IF1 : Insurance, Legal and Regulatory – The Chartered Insurance Institute Study text IF3 : Insurance Underwriting Process – The Chartered Insurance Institute Undang-Undang No.2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksananya Naskah polis-polis standar asuransi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia
Bacaan Tambahan : 1. 2.
Jurnal AAMAI Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan praktek asuransi
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
27
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
102 : HUKUM ASURANSI
SASARAN : Memberikan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi dan penyelenggaraan usaha asuransi baik menurut hukum Indonesia maupun hukum Inggris yang sering dipakai sebagai dasar maupun acuan dalam bisnis asuransi. PENGETAHUAN DASAR Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1- Insurance, Legal and Regulatory dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No. 21/2011. SILABUS 1.
Hukum dan Sistim Hukum 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
2.
Subyek Hukum 2.1. 2.2. 2.3.
3.
Pengertian hukum, klasifikasi hukum, perbedaan antara hukum publik dengan hukum perdata, khususnya hukum perdata dengan hukum pidana. Suber hukum Indonesia dan Inggris Hierarki perundang-undangan di Indonesia Sistim Peradilan di Indonesia; Precedent dan case law dalam sistim hukum Inggris
Subyek Hukum manusia maupun Badan Hukum Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia PT, Firma, CV; Corporation dan unincorporation dan partnership dalam hukum Inggris. Prosedur pembentukan dan pembubaran dari suatu Perseroan Terbatas khususnya Perseroan Terbatas (PT) dalam bidang perasuransian.
Hukum Mengenai Torts dan Perbuatan Melawan Hukum 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Hakekat dan klasifikasi Torts Karakteristik Torts Pembelaan dalam Torts Batas waktu melakukan tuntutan dalam hal Torts Upaya Hukum (Remedies) dalam Torts
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
28
AAMAI
3.6.
4.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerd) Pasal 1365 s/d Pasal 1380 dan akibat hukum dari PMH
Hukum Perjanjian/Kontrak 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7.
Asas hukum perjanjian Indonesia Pengertian Perjanjian/kontrak, Jenis-jenis Perjanjian Syarat-syarat sahnya perjanjian/kontrak Akibat tidak dipenuhi syarat sahnya perjanjian Faktor-faktor yang mempengaruhi keabsahan perjanjian/kontrak Berakhirnya perjanjian/kontrak Wanprestasi dalam perjanjian dan hal-hal yang dapat dituntut jika wanprestasi 4.8. Asas personal dari perjanjian/kontrak 4.9. Pengalihan (assignment) hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian/ kontrak 4.10. Pengalihan dalam perjanjian asuransi 4.11. Penafsiran perjanjian/kontrak (construction and interpretation of contract) 5.
Keagenan 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7.
6.
Perjanjian Asuransi 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5.
7.
Hakekat dari keagenan Hubungan antara Prinsipal, Agen dan Pihak Ketiga Terbentuknya keagenan Perjanjian asuransi yang terjadi melalui agen Hak, tanggung jawab, wewenang dan kewajiban Agen dan principal Berakhirnya Keagenan dan akibatnya Aplikasi hukum Keagenan dalam Asuransi
Prinsip-prinsip umum yang mengatur terbentuknya perjanjian asuransi Hakekat kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest) Perkembangan hukum mengenai kepentingan yang dapat diasuransikan Terciptanya kepentingan yang dapat diasuransikan Aplikasi kepentingan yang dapat diasuransikan dalam asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian
Itikad Yang Sangat Baik (Utmost Good Faith) 7.1. 7.2. 7.3.
Pemberian keterangan yang tidak benar (misrepresentation) Kewajiban mengungkapkan informasi dan fakta (duty of disclosure) Pelanggaran itikad baik (breach of utmost good faith) : Hakekat dan hal-hal yang dapat dituntut
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
29
AAMAI
8.
Warranties dan Syarat Serta Kondisi Lainnya Dalam Asuransi 8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 8.5. 8.6. 8.7.
9.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Hakekat Warranty dan Conditions Express dan implied warranties dalam kontrak asuransi Conditions dan syarat-syarat lainnya dalam kontrak asuransi Pelanggaran warranty atau condition Perjanjian asuransi yang batal demi hukum (void) dan yang bertentangan dengan hukum (illegal contract) Asuransi wajib dan kaitannya dengan pelanggaran warranty dan conditions Joint and composite insurance
Pengajuan Klaim Asuransi 9.1. 9.2. 9.3. 9.4. 9.5.
Pihak yang dapat menuntut/mengajukan permohonan ganti rugi atau klaim dalam perjanjian asuransi Pemberitahuan/Pelaporan klaim dan bukti kerugian Penafsiran kontrak asuransi Prinsip proximate cause (Hukum Inggris) Prinsip kausalitas (Hukum Indonesia)
10. Penetapan Besarnya Kerugian 10.1. 10.2. 10.3. 10.4. 10.5.
Hakekat/Pengertian indemnitas (ganti kerugian) Penetapan indemnitas Metode-metode indemnitas Salvage dan abandonment Pengaruh pembayaran klaim terhadap jaminan polis
11. Subrogasi dan Kontribusi 11.1. 11.2. 11.3. 11.4. 11.5. 11.6. 11.7. 11.8.
Hakekat/Pengertian subrogasi Pelaksanaan subrogasi Sumber-sumber hak subrogasi Modifikasi hak subrogasi Hakekat asuransi ganda (double insurance) dan kontribusi Terjadinya dan pelaksanaan kontribusi menurut common law dan KHUD Pengaruh kondisi-kondisi kontribusi Dasar kontribusi : Metode “maximum liability” dan metode “independent liability” 11.9. Pengaruh kesepakatan pasa (market agreement) terhadap kontribusi 11.10. Aspek internasional dalam subrogasi dan kontribusi 12. Ketentuan Tindak Pidana Dalam Asuransi Di Indonesia 12.1. Tindak pidana asuransi 12.2. Kejahatan dan pelanggaran The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
30
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
12.3. Pencurian dan penggelapan 13. Hukum Penyelenggaran Usaha Asuransi 13.1. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaanya meliputi : 13.1.1. Bidang Usaha dan Jenis Usaha Perasuransian 13.1.2. Penutupan Obyek Asuransi dan Bentuk Hukum Usaha Perasuransian, Kepemilikan dan Permodalan 13.1.3. Perijinan, Persyaratan Pendirian dan Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) 13.1.4. Penyelenggaraan Usaha dan Pengawasan Perasuransian 13.1.5. Tingkat Premi, Penyelesaian Klaim 13.1.6. Ketentuan Tenaga Ahli 13.1.7. Prinsip Mengenal Nasabah (know your customer principle) 13.1.8. Kepailitan dalam Asuransi 13.1.9. Ketentuan Tindak Pidana Asuransi KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Study text P05: Insurance Law - The Chartered Insurance Institute. Pokok-Pokok Hukum Perdata : Prof. Subekti, SH (Bab VIII, Bab IX, Bab X). Hukum Perjanjian : Prof. Subekti, SH (Bab I s/d Bab XII) Kitab Undang-Undang Huk um Dagang (KUHD) (Bab IX), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga (Bab I, II, III, IV, VIII, XVI) Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian Peraturan Pemerintah No.63/1999 ; 39/2008 dan 81/2008 ( khusus ketentuan tentang batas kepemilikan pihak asing dan permodalan usaha perasuransian) Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan Dalam Perasuransian sebagai pelaksanaan Undang-Undang No.2/1992
Bacaan Tambahan 1. 2. 3.
Pengantar Tata Hukum Indonesia : Hartono Hadisaputro, SH (Bab II, Bab III butir 2,3, Bab IV) Hukum Pertanggungan : Prof. Emmy Pangaribuan, SH (Bab I, II, III) Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan : H.M.N. Purwosutjipto, SH (Bab I)
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
31
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
32
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
103 : PRAKTEK BISNIS ASURANSI DAN KEUANGAN
SASARAN : Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Struktur bisnis asuransi Manajemen bisnis asuransi Aspek pokok tentang tata kelola perusahaan Fungsi lainnya didalam organisasi asuransi Prinsip dan Praktek akuntansi pokok Praktek dasar dari pembukuan perusahaan Penggunaan ratio keuangan untuk menganalisa bisnis Kekuatan keuangan perusahaan asuransi
SILABUS 1.
Memahami Struktur Bisnis Asuransi 1.1.
1.2.
2.
Struktur Bisnis. 1.1.1. Perbedaan jenis perusahaan; kepemilikan, bersama, captive, takaful. 1.1.2. Perbedaan menjual asuransi dan cara mereka melakukan transaksi asuransi 1.1.3. Pengaruh pelanggan. Harapan pelanggan dan konsentrasi pelanggan 1.1.4. Pengaruh dari stakeholder lainnya. Ditujukan pada pengaruh dan kepentingan mereka 1.1.5. Pasar London dan permintaan dari pasar internasional. Berkenaan dengan arah dan faktor 1.2.1. Pertumbuhan, merjer dan akuisisi perusahaan. Kecenderungan pokok dan pengendalian 1.2.2. Outsoucing; kelebihan dan kekurangan 1.2.3. Pendelegasian kewenangan underwriting
Memahami Pengertian Manajemen Dalam Bisnis Asuransi 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7.
Peran direksi dan senior executive officer dalam menjalankan bisnis Peran kunci dan tanggung jawab manajer, supervisor, dan staf non manajerial Gaya manajemen umum dan pelaksanaannya Peran dari perencanaan dan pengawasan anggaran belanja Peran dari perencanaan dan jenis rencana yang digunakan Proses pembuatan keputusan Sistem informasi manajemen; karakteristik utama, metode koleksi data dan penggunaannya
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
33
AAMAI
2.8.
3.
3.8.
Peran dari sekretaris perusahaan, direktur keuangan dan aktuaris Maksud dan isi dari memorandum dan artikel dari asosiasi Tujuan dan bentuk laporan tahunan dan akun/perkiraan Peran dari fungsi audit Rapat wajib dan tujuannya Isi dari agenda dan notulen rapat, termasuk presentasi dan hasil rapat Persyaratan untuk tata kelola perusahaan dan ketentuan pokok dari laporan kunci tata kelola Informasi rahasia ; karakter pokok, kebutuhan untuk keamanan informasi dan kerahasiaan, prinsip pembuangan dan penyimpanan
Memahami Fungsi Umum Lainnya Didalam Perusahaan Asuransi 4.1.
4.2.
5.
Pengetahuan tentang sistem manajemen; karakteristik utama, fungsi dan penggunaannya
Memahami Aspek Utama Dari Tata Kelola Perusahaan 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
4.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Pemasaran 4.1.1. Fungsi pemasaran 4.1.2. Kunci konsep pemasaran; harta benda dan pelayanan, kebutuhan dan keinginan, segmen pasar, bauran pemasaran 4.1.3. Proses penelitian pasar 4.1.4. Proses pengembangan produk termasuk siklus kehidupan produk 4.1.5. Komunikasi dan promosi; metode pokom dan penggunaannya Sumber Daya Manusia 4.2.1. Pengembangan dan lingkup dari fungsi manajemen sumber daya manusia 4.2.2. Proses rekrutmen dan seleksi 4.2.3. Sistem penilaian dan balas jasa 4.2.4. Pelatihan dan pengembangan; metode pokok dan manfaatnya 4.2.5. Motivasi dan keyakinan; metode perjanjian dengan karyawan 4.2.6. Kepatuhan karyawan terhadap aturan perundang-undangan
Memahami Prinsip Dan Praktek Akuntansi Pokok 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9.
Tujuan dan fungsi akuntansi keuangan Perbedaan antara manajemen akuntansi dan keuangan Penggunaan informasi keuangan dan keperluan informasinya Konsep keuangan dasar dan persamaan akuntansi Penerimaan dan pembayaran – sistem untuk pencatatan dan pemantauan Penyusunan neraca Penyusunan akun laba rugi Laporan arus kas; penggunaannya, penyusunan dan penyajiannya Tujuan dari aturan perundangan pada laporan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
34
AAMAI
6.
Memahami Praktek Utama Laporan Perusahaan Asuransi 6.1. 6.2. 6.3.
7.
Standar utama akuntansi yang berpengaruh dalam asuransi secara garis besar Pentingnya pencadangan secara tepat Terjadi namun belum dilaporkan (IBNR) dan perannya dalam pencatatan perusahaan asuransi – berapa besar kelebihan maupun kekurangan estimasi IBNR berdampak pada hasil laporan keuangan
Memahami Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Menganalisa Bisnis 7.1. 7.2.
7.3.
8.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Penggunaan secara umum dan manfaat rasio keuangan Ratio keuangan secara umum 7.2.1. rasio keuntungan 7.2.2. rasio produktifitas 7.2.3. rasio likuiditas 7.2.4. rasio aktivitas (turnover) 7.2.5. gearing rasio Rasio asuransi 7.3.1. keamanan termasuk kemampuan membayar utang (solvency) 7.3.2. liquiditas 7.3.3. keuntungan (pengembalian modal, perputaran / gearing, rasio gabungan, rasio komisi) 7.3.4. rasio klaim
Memahami Kekuatan Keuangan Perusahaan Asuransi 8.1.
8.2. 8.3.
Kekuatan keuangan perusahaan asuransi 8.1.1. rating agencies dan ratingnya 8.1.2. proses rating Cadangan perusahaan asuransi 8.2.1. metode pencadangan Marjin kemampuan membayar utang 8.3.1. keuntungan minimum yang diwajibkan 8.3.2. alasan untuk solvency margin minimum 8.3.3. instruksi solvency dan otoritas layanan dipersyaratkan secara umum.
keuangan
yang
KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama Study text P92 : Insurance Business And Finance - The Chartered Insurance Institute
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
35
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Bacaan Tambahan 1. 2. 3.
Perundang-undangan yang ada kaitan dengan bisnis asuransi dan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Jurnal AAMAI Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan bisnis dan keuangan asuransi.
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
36
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
104 : ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT
SASARAN I.
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko dan pertimbangan hukum yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor; luas jaminan asuransi kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial; aspek utama bisnis asuransi kendaraan bermotor; pertimbangan utama underwriting; praktek klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor.
II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko yang berkaitan dengan asuransi tanggunggugat pemberi kerja (employers’ liability), tanggunggugat publik dan produk (public and product liability), professional indemnity dan directors’ and officers’ liability; luas jaminan polis dan market practices yang berkaitan dengan seluruh asuransi tersebut di atas; pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat. PENGETAHUAN DASAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT Diasumsikan bahwa kandidat telah memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip fundamental asuransi yang dicakup dalam IF1 -Insurance, legal and regulatory, dan P05 - Insurance Law, atau ujian-ujian setara serta yang mencakup ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang tentang Usaha Perasuransian, Undangundang tentang Otoritas Jasa Keuangan berserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. RINGKASAN HASIL BELAJAR I.
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR 1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi kendaraan bermotor; Memahami luas jaminan yang diberikan untuk kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya; Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk dokumentasi; Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan bermotor; Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
37
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat publik dan produk. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat
SILABUS I.
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
1.
Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi kendaraan bermotor 1.1.
1.2.
2.
Risiko kendaraan bermotor 1.1.1. Pelbagai jenis risiko kendaraan bermotor – tanggungjawab pihak ketiga, kerugian pihak pertama, terrorisme, riot, risiko perang dan nuklir; 1.1.2. Pelbagai jenis frekuensi dan severitas risiko kendaraan bermotor. Legislasi dan faktor-faktor lainnya 1.2.1. Pengaturan pokok dari Road Traffic Acts: ketentuan utama tentang keselamatan jalan; perizinan mengemudi; kasus hukum yang berkaitan; 1.2.2. Asuransi kendaraan bermotor yang wajib – Bagian IV Road Traffic Act dan bagaimana underwriting membantu pengawasan risiko kendaraan bermotor; 1.2.3. Penggunaan kendaraan bermotor dan pembatasan mengemudi; 1.2.4. Motor Insurance Bureau – the Uninsured and Untraced Drivers Agreement, akibat dari Domestic Agreement (Article 75) dan akibatnya atas praktek pasar asuransi; 1.2.5. Pelanggaran asuransi; polis-polis yang batal dan dapat dibatalkan; 1.2.6. Penggunaan yang tidak diasuransikan – implikasi risiko dan pengawasannya.
Memahami luas jaminan asuransi untuk kendaraan bermotor, sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya; 2.1.
Ganti rugi dan pelbagai jenis jaminan utama 2.1.1. Polis kendaraan bermotor dan struktur-nya;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
38
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
2.2.
3.
Memahami praktek dokumentasi 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
4.
2.1.2. Jaminan tanggungjawab hukum terhadap pihak ketiga – pengecualian dan pembatasan yang berkaitan; 2.1.3. Jaminan untuk kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan - pengecualian dan pembatasan yang berkaitan; 2.1.4. Jaminan kecelakaan diri, jaminan untuk personal effects dan biaya pengobatan; 2.1.5. Ketentuan polis dan pengecualian umum; 2.1.6. Jaminan minimum MEE dan perluasan penggunaan di luar negeri; 2.1.7. Klausula hak atas penggantian; 2.1.8. Jaminan kerugian yang tidak dijamin dan biaya-biaya hukum; 2.1.9. Bantuan dalam hal mogok. Jaminan untuk sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya 2.2.1. Sepeda motor; 2.2.2. Kendaraan umum pengangkut barang; 2.2.3. Kendaraan yang disewakan; 2.2.4. Kendaraan umum pengangkut penumpang; 2.2.5. Jenis-jenis khusus; 2.2.6. Kendaraan perkebunan dan kehutanan; 2.2.7. Motor trade. pasar
asuransi
kendaraan
bermotor,
termasuk
Proses bisnis baru – deklarasi proposal, dokumen polis, schedule dan Statements of Fact; sertifikat asuransi dan cover note; Perubahan polis dalam periode polis dan dokumentasi; Proses perpanjangan, termasuk dokumentasi dan lewat waktu (lapse); Masalah hukum dari pembatalan; Masalah hukum dari penerbitan dokumentasi melalui perantara;
Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan bermotor 4.1.
Rating dan underwriting kendaraan bermotor dan pemakainya 4.1.1. Penggunaan parameter, rate baku, model rating dan metoda pricing; 4.1.2. Pendekatan pengukuran risiko dan opsi underwriting utama; 4.1.3. Evaluasi proposal – pertimbangan hukum, metode validasi dan fair obtaining notices; 4.1.4. Assessment pengemudi dan pemakai lain; 4.1.5. Assessment kendaraan – pengelompokan, kendaraan modifikasi, performa tinggi dan harga tinggi; 4.1.6. Aplikasi loadings dan discounts, termasuk no claim discounts;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
39
AAMAI
4.2.
4.3.
5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
4.1.7. Faktor-faktor rating dan underwriting lain yang mempengaruhi rasio klaim; 4.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ratio biaya dan operating ratio; 4.1.9. Aplikasi reasuransi pada kendaraan bermotor. Jenis-jenis lain dari kendaraan bermotor dan gugus kendaraan 4.2.1. Perbedaan underwriting sepeda motor, kendaraan komersial dan risiko kendaraan bermotor lainnya; 4.2.2. Underwriting risiko kendaraan gugus, contingent liability dan occasional business use; 4.2.3. Pengelolaan risiko gugus dan keuntungannya dalam underwriting risiko gugus. Underwriting dalam periode polis dan perpanjangan polis 4.3.1. Faktor-faktor utama dalam underwriting perubahan dalam periode polis – kewajiban pengungkapan, fakta material dan perubahan risiko; 4.3.2. Faktor-faktor utama dalam underwriting perpanjangan polis; 4.3.3. Pentingnya kerjasama fungsi klaim dan underwriting.
Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor 5.1. 5.2. 5.3. 5.4.
Tujuan dan falsafah pengelolaan klaim; Validasi dan evaluasi; Upaya-upaya pencegahan kecurangan; Prinsip-prinsip umum penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor; 5.5. Prosedur khusus penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan pribadi, kendaraan komersial dan motor trade. 5.6. Peran kepolisian dalam proses klaim; 5.7. Market agreement dan akibatnya: ACPO Agreements atas pelaporan curang, MIB Agreements; 5.8. Peran motor engineers, bengkel rekanan dan pihak lainnya dalam perbaikan dan penggantian kendaraan sendiri dan milik pihak ketiga; 5.9. Prosedur untuk mengukur luka badan, kerusakan akibat kecelakaan, kebakaran dan pencurian dan kerugian-kerugian pihak ketiga; 5.10. Klasifikasi kerugian dan penggunaan penyelesaian tunggal, sementara dan terstruktur; 5.11. Resolusi perselisihan – klausula arbitrase dan proses keluhan internal, Pelayanan Ombudsman Keuangan, Alternative Dispute Resolution. 6.
Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja 6.1.
Peraturan-peraturan tempat kerja 6.1.1. Fitur-fitur utama dari Health and Safety at Work Act 1974; 6.1.2. Tugas utama Health and Safety Executive:
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
40
AAMAI
6.2.
6.3.
7.
Regulasi, Kode Etik, Pedoman; Course of Action, Penegakan Kewajiban-kewajiban pemberi kerja dan pembebasannya 6.2.1 Kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan dan praktek kerja dari pemberi kerja; 6.2.2. Kepatuhan atas kewajiban hukum, termasuk penilaian risiko. Eksposur-eksposur penyakit dari bahaya-bahaya tempat kerja 6.3.1. Eksposur dari debu, bahan kimia dan kegiatan operasional.
Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja 7.1.
7.2.
7.3.
8.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Legal framework 7.1.1. Tujuan dan fitur-fitur utama dari Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Act 1969 dan Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Regulations 1998; 7.1.2. Akibat hukum berlakunya polis asuransi tanggunggugat pemberi kerja. Luas jaminan 7.2.1. Operative clause dan definisi-definisi utama – definisi pekerja, batas ganti rugi, legal costs; 7.2.2. Klausula-klausula lain; 7.2.3. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya. Market practices 7.3.1. Pembagian klaim penyakit diantara para penanggung; 7.3.2. Transfer of Undertakings (Protection of Employment) Regulations 1981 –TUPE; 7.3.3. Code of Practice for tracing Employers’ Liability Insurers 1999; 7.3.4. Tanggunggugat pemberi kerja dan penanggung yang pailit dan peran Financial Services Compensation Scheme; 7.3.5. Informasi underwriting utama; 7.3.6. Dasar-dasar rating yang umum;
Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat publik dan produk 8.1.
Risiko-risiko 8.1.1. Tanggunggugat organisasi pada umumnya; 8.1.2. Legal framework – ketentuan utama health and safety dan perlindungan konsumen; 8.1.3. Risiko-risiko utama yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, kegiatan dan produk utama – pentingnya deskripsi bisnis; 8.1.4. Perdagangan dimana asuransi bersifat wajib; 8.1.5. The impact of Civil Justice Reforms and case law.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
41
AAMAI
8.2.
8.3.
9.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Jaminan polis 8.2.1. Operative clause dan berbagai triggers; 8.2.2. Berbagai bentuk ganti rugi dan perbedaan dalam accidental dan non-accidental wordings; 8.2.3. Legal costs; 8.2.4. Typical market exclusions; 8.2.5. The insurance of pollution write-back clauses; 8.2.6. Perluasan kerugian keuangan dan polis-polis jaminan produk/recall. Market practices 8.3.1. Informasi underwriting utama; 8.3.2. Dasar-dasar rating yang umum.
Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity 9.1.
9.2.
9.3.
Risiko-risiko 9.1.1. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam hukum – common law dan tort; berdasarkan kontrak, statute, ketentuan perundang-undang dan tanggunggugat personal; 9.1.2. The tort of negligence – definisi negligence; 9.1.3. The duty of care dan kasus Donoghue vs Stevenson (1932) on forseeability and proximity; 9.1.4. The duty of care berkaitan dengan negligence misstatements – Hedley Byrne & Co. vs Heller & Partners (1963); 9.1.5. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – profesi-profesi konstruksi dan property, profesi legal, profesi medis, jasa keuangan termasuk akuntan dan auditor, profesi dan konsultasi lainnya, dan tanggunggugat internet. Jaminan polis 9.2.1. Operative clause – claims made; 9.2.2. Pelanggaran kewajiban profesi dan kecurangan; 9.2.3. Limit polis; 9.2.4. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran; 9.2.5. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya; 9.2.6. Ketentuan umum mengenai notifikasi klaim kondisi dan berlakunya klausula ‘sunset’ Market practices 9.3.1. Informasi khusus proposal form; 9.3.2. Faktor-faktor rating underwriting.
10. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability 10.1. Risiko-risiko 10.1.1. Fitur-fitur utama dari tanggunggugat common law dari directors’ and officers’; The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
42
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
10.1.2. Tanggunggugat statutory dari directors’ and officers’ – fitur-fitur utama Companies Act 2006, Undang-undang RI No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan lainnya yang berkaitan; 10.1.3. Tanggunggugat personal; 10.1.4. Ganti rugi atau pembebasanya menurut Companies Act dan UU PT; 10.1.5. Batasan-batasan – director, de facto director dan shadow director, subsidiary and associated companies, outside directorship; 10.1.6. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – merger and acquisition, insolvency, kasus-kasus lain yang mengarah litigasi terhadap director; 10.1.7. Sarbanes Oxley Act 2002 dan akibatnya terhadap executive risk di Amerika Utara; 10.1.8. Tanggunggugat atas pembunuhan korporasi di UK – kedudukan legislative, tanggunggugat vicarious. 10.2. Jaminan polis 10.2.1. Operative clause; 10.2.2. Batasan Wrongful Act, Claim, Loss and Defence Costs; 10.2.3. Pengecualian-pengecualian umum; 10.2.4. Limit polis; 10.2.5. Perluasan pada umumnya, termasuk securities claims dan employment practices claims; 10.2.6. Berlakunya jaminan polis dalam hal merger atau pengambil-alihan. 11. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat 11.1. Penilaian risiko – jenis-jenis bahaya, identifikasi dan persepsi risiko, analisis risiko, peran manajer risiko dan risk controls; 11.2. Informasi underwriting yang khusus; 11.3. Survei loss control dan peran surveyor loss control; 11.4. Opsi-opsi perbaikan risiko; 11.5. Pengaruh dari sistem hukum yang lain atas underwriting tanggunggugat; 11.6. Evaluasi historical claims record – pendekatan utama dan garis besar keuntungan serta kerugian 12. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat 12.1. Operative clause dan perbedaan triggering events, jaminan biaya-biaya; Underwriting risiko – faktor-faktor rating utama, menetapkan biaya klaim, rate final, pengambilan keputusan dalam kasus-kasus tertentu, penerapan rate terhadap waktu; 12.2. Ketentuan polis dan issues yang timbul dari admitted and non-admitted policies, DIL/DIC and umbrella clauses; 12.3. Limit polis – peningkatan limit, berlakunya jaminan excess of loss, opsi risk sharing. The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
43
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : 1. 2.
Study text P94 : Motor Insurance – The Chartered Insurance Institute Study text P96 : Liability Insurances – The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambahan : KUHPerdata Pasal 1365 – 1380 Undang-undang RI No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia Ketentuan yang berlaku (market agreement) untuk asuransi kendaraan bermotor di Indonesia 5. Peraturan Menteri Keuangan RI No.74 Tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya 6. Jurnal AAMAI 7. The Journal, London: CII 8. Undang-undang RI No.3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9. Undang-undang RI No.33/1964 jo.PP No.17/1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang 10. Undang-undang RI No.34/1964 jo.PP No.18/1965 tentang Dana Kecelakaan Lalulintas Jalan 11. Undang-undang RI No.22/2009 tentang Lalulintas Angkutan Jalan Raya 12. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. 2. 3. 4.
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
44
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
105 : ASURANSI HARTA BENDA DAN KEPENTINGAN KEUANGAN
SASARAN I.
ASURANSI HARTA BENDA Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai risiko utama, jaminan polis dan praktek pasar asuransi harta benda dan gangguan usaha serta persepsi risiko, asesmen risiko dan hal-hal yang berkaitan dengan underwriting asuransi harta benda dan kepentingan keuangan.
II. ASURANSI PRIBADI Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance), jaminan polis, pertimbangan penetapan tarip premi, prosedur klaim serta aspek-aspek utama dari bisnis asuransi pribadi dan rumah tangga PENGETAHUAN DASAR I.
ASURANSI HARTA BENDA Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci, tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011.
II. ASURANSI PRIBADI Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci, tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011 RINGKASAN HASIL BELAJAR 1.
ASURANSI HARTA BENDA 1. 2. 3.
Memahami risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta benda Memahami risiko pencurian terhadap harta benda Memahami luas jaminan pada asuransi harta benda
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
45
AAMAI
4. 5. 6.
2.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Memahami praktek utama asuransi harta benda Memahami aspek-aspek utama asuransi gangguan usaha Memahami persepsi risiko, asesmen dan underwriting asuransi harta benda dan gangguan usaha
ASURANSI PRIBADI 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance) Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada asuransi rumahtangga (household insurance) Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan perhitungan tarif pada asuransi pribadi lainnya Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi
SILABUS I.
ASURANSI HARTA BENDA
1.
Memahami mengenai risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta benda 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10.
Penyebab yang umum dari kebakaran, termasuk the fire triangle Hubungan antara fire inception, propagation hazards and fire load Bagaimana penyebaran api melalui conduction, convection and radiation Penyebab utama kerugian akibat kebakaran Fire hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam industri Fire hazard dari bahan-bahan untuk konstruksi bangunan Metode perlindungan terhadap bahaya kebakaran Metode perlindungan terhadap jaringan komputer Metode perlindungan terhadap bahaya petir Bahaya ledakan dari zat cair yang mudah terbakar dan gas serta cara mengurangi risiko tersebut. 1.11. Bahaya ledakan debu serta cara mengurangi risiko tersebut 1.12. Bahaya yang timbul dari badai, banjir, kebocoran pipa, tubrukan, huruhara, terorisme, gempa bumi dan tanah longsor serta cara mengurangi risiko tersebut 2.
Memahami mengenai risiko pencurian terhadap harta benda 2.1. 2.2. 2.3.
Sifat dasar risiko pencurian, termasuk area, jenis harta benda dan pengamanannya Pola kerugian akibat pencurian Kriteria untuk survey cara pengamanan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
46
AAMAI
2.4.
2.5.
3.
Jaminan dasar polis asuransi kebakaran Ketentuan jaminan terorisme Persyaratan, kondisi dan pengecualian polis Jaminan asuransi pencurian dan pengecualiannya Jaminan asuransi All Risks Jenis harta benda yang dapat diasuransikan
Memahami praktek utama dari asuransi harta benda 4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
5.
Langkah-langkah pokok dalam pengamanan, seperti : batas pengamanan, penjagaan, penjagaan jalan masuk dan petugas keamanan, konstruksi pintu dan jendela, jenis alarm, jenis penyimpanan Metode utama dalam pengamanan kendaraan bermotor, uang dan barang dalam perjalanan
Memahami luas jaminan asuransi harta benda 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
4.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Klausul yang umum digunakan dalam polis asuransi harta benda First loss, blanket and floating insurance Penggunaan kondisi average, warranty, excess, franchise dan deductible Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis
Memahami aspek utama dalam asuransi gangguan usaha 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9. 5.10. 5.11. 5.12. 5.13.
Kebutuhan akan asuransi gangguan usaha dan fungsi asuransi gangguan usaha Pertimbangan terkait dengan apa yang perlu dan tidak untuk diasuransikan Definisi turnover dan gross profit Perbedaan definisi gross profit antara akuntan dan penanggung Perhitungan harga pertanggungan gross profit Perhitungan harga pertanggungan berdasarkan selain gross profit Definisi periode indemnity dan maksimum periode indemnity Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan maksimum periode indemnity Additional contingencies and other extension Kondisi polis asuransi gangguan usaha dan klausul yang umumnya digunakan Risiko khusus , okupasi serta perlakuan terhadap outstanding book debts Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis Perhitungan klaim gross profit dengan menggunakan formula pada polis, termasuk yang berhubungan dengan klausul terkait - increase cost of working, saving and underinsurance
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
47
AAMAI
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Memahami mengenai persepsi risiko, asesmen risiko dan underwriting dari asuransi harta benda dan gangguan usaha 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7. 6.8. 6.9.
Tujuan utama dilakukannya survey risiko Penggunaan, isi dan interpretasi dari laporan survey Perhitungan Estimated Maximum Loss (EML) dan liability penanggung Pertimbangan utama dalam proses underwriting Standar profil risiko Penggunaan survey ulang dan post-loss survey Kriteria risiko yang digunakan dalam underwriting Penerapan warranty, excess, deductible dan franchise Teori penetapan tarif, termasuk classification, discrimination, and experiences and interuption basis rate 6.10. Metode perhitungan premi 6.11. Pengaruh EML dan limit akseptasi 6.12. Pengaruh persyaratan dan kapasitas reasuransi terhadap underwriting asuransi harta benda dan gangguan usaha
II. PENGANTAR ASURANSI PERSONAL 1.
Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance) 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
2.
Jaminan dasar yang tersedia Faktor-faktor penilaian risiko Kegunaan laporan survey Kesepakatan kontrak Asuransi Rumah Tangga Isi dokumen polis Pemakaian endorsements, kondisi polis dan pengecualian Proses perubahan dan perpanjangan polis Asuransi Rumah Tangga
Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada asuransi rumah tangga (household insurance) 2.1.
Luas jaminan polis asuransi rumah tangga, termasuk perluasan accidental damage 2.2. Pengertian subsidence and associated underwriting issues 2.3. Jenis-jenis emergency assistance services yang tersedia 2.4. Index-linking dari harga pertanggungan 2.5. Faktor-faktor dan metode dalam menetapkan tarip premi 2.6. Perbedaan antara risiko standar dan risiko non-standar 2.7. Perlakuan terhadap risiko non-standar 2.8. Limit dalam polis untuk isi barang 2.9. Luas jaminan dan pengecualian polis untuk barang pribadi 2.10. Faktor-faktor dalam menetapkan tarip premi The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
48
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2.11. Pertimbangan khusus - inflation protection, pair and set clauses 2.12. Perluasan jaminan – money and credit card, etc. 2.13. Biaya-biaya hukum 3.
Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada asuransi pribadi lainnya 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
4.
Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus hukum 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
5.
Kewajiban masing-masing pihak atas suatu klaim Dasar perhitungan penyelesaian klaim Proses yang terdapat dalam melakukan klaim termasuk progres dan investigasinya Menentukan penyebab kerugian Batasan-batasan polis Prosedur klaim untuk tanggung gugat dan kecelakaan diri
Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus hukum 5.1. 5.2. 5.3.
6.
Domestic animals Caravans Boat and small craft Travel Payment protection insurance (PPI) Extended warranty Special risks – homeworking, holiday home, etc. Personal accident
Cara penyelesaian klaim secara indemnity dan new for old Prinsip kontribusi dan subrogasi dalam klaim asuransi pribadi Beberapa cara penyelesaian sengketa klaim
Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi 6.1. 6.2. 6.3.
Pemakaian dan manfaat distribution channel dalam asuransi pribadi Pemakaian dan manfaat teknologi sistem informasi Pertimbangan etik dan politik yang terkait dengan asuransi pribadi
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : 1.
Study text P93 : Commercial Property and Business Interuption Insurances – The Chartered Insurance Institute
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
49
AAMAI
2. 3. 4. 5. 6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Study text P86 : Personal Insurances – The Chartered Insurance Institute Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) Polis Property All Risks, MunichRe Wording Polis Standar Asuransi Kecelakaan Diri Indonesia (PSAKDI) Polis Asuransi Gempa Bumi Indonesia : Klausula Tambahan Standar AAUI
Bacaan Tambahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Undang-undang No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-undang No.2 Than 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya Peraturan Menteri Keuangan – PMK No.74 tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya Jurnal AAMAI KUHD Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan Pengantar Asuransi Pribadi.
Catatan : Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain serta penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
50
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
106 : ASURANSI PENGANGKUTAN
SASARAN Setelah mengikuti ujian ini, kandidat diharapkan telah memiliki pemahaman yang baik mengenai : 1. 2. 3.
Ruang lingkup bisnis dan hukum mengenai risiko pengangkutan Luas jaminan dari asuransi pengangkutan barang Underwriting dan prosedur klaim dari asuransi pengangkutan barang
SILABUS 1.
Mengetahui ruang-lingkup bisnis (business environment) dari risiko barang dalam pengangkutan 1.1. 1.2. 1.3.
1.4. 2.
Bisnis impor ekspor dunia secara ringkas Negara-negara perdagangan utama dan rute perdagangan Jenis-jenis barang yang diangkut, pertanian, mineral, pupuk, liner cargo termasuk referigerated goods, kendaraan bermotor dan mesin, white Goods negara asal dan tujuan Item-item utama dalam perdagangan yang digunakan dalam jual beli barang
Memahami ruang-lingkup hukum (legal environment) dari risiko dalam pengangkutan 2.1.
2.2.
2.3.
barang
Ruang-lingkup hukum (Legal environment) 2.1.1. Marine Insurance Act 1906- elemen-elemen kunci yang relevan dengan risiko-risiko barang dalam pengangkutan Hukum-pengangkutan barang di lautan 2.2.1. Hague-Visby Rules dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan 2.2.2. Carriage of Goods by sea Act-1971- ketentuan-ketentuan utama dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan 2.2.3. Hamburg-Rules-main rules – dan pengaruhnya terhadap risikorisiko barang dalam pengangkutan 2.2.4. US Carriage of Goods by Sea Act 1936 – ketentuan ketentuan utama dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan Hukum- Pengangkutan barang-barang melalui darat dan Kereta Api (Rail) 2.3.1. Convention Internationale Concernant le transport des Merchanidises par Route (CMR) – elemen-elemen utama dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko transit
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
51
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2.3.2. Conventionan Internationale Concernent le Transport des Merchindises par chemins de fer (CIM) – Elemen –elemen utama dan pengaruhnya terhadap risiko risiko transit 2.3.3. Multimodal codes- fungsi dan prinsip-prinsip utama 2.3.4. Tanggungjawab kontraktual dari barang-barang dalam pengangkutan 3.
Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari asuransi barang dalam pengangkutan 3.1.
3.2.
4.
Jaminan Utama 3.1.1. Struktur dan isi polis 3.1.2. Jaminan yang diberikan oleh masing-masing dibawah ini Institute Cargo Clause (A) (B) dan (C) Institute Trade Clauses Institute Coantianer Clauses Institute War Clauses (Cargo) Institute Strikes Clauses (Cargo) Institute Cargo Clauses (Air) 3.1.3. Kecocokan klausul-klausul diatas dalam keadaan yang berbedabeda dan aplikasinya dalam situasi praktis Jenis jaminan lainnya 3.2.1. Klausul-klausul yang biasa digunakan di pasar Institute Classification Clause,Institute Replacement Clause, Removel of Debris, Terrorism Exclusions Isi dan aplikasinya 3.2.2. Basis of valuation clause isi dan aplikasinya 3.2.3. Jaminan untuk war,strikes, and terrorism 3.2.4. Pengaruh gangguan usaha dan jaminan cargo lainnya 3.2.5. Charterparties dan cakupannya
Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari tanggungjawab hukum haulage contractor 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
Sifat pokok jaminan tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan konstruksi & isi polis Praktek rating dari tanggungjawab hukum haulage contractor termasuk adjusment premi Pentingnya custody and control pada aplikasi dari jaminan. Risiko dari mis-delivery dan aplikasi jaminan dalam situasi ini. Batasan mengenai tanggungjawab hukum dari haulage contractors Hubungan antara tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan tanggungjawab hukum dari freight forwarders, warehouses dan ports for goods in transit
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
52
AAMAI
5.
Memahami persepsi, evaluasi dan underwriting risiko-risiko barang dalam pengangkutan dan barang-barang dalam transit 5.1.
5.2.
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Persepsi dan evaluasi risiko 5.1.1. Berbagai profil risiko cargo and goods in transit yang berbedabeda 5.1.2. Evaluasi kunci lain karakteristik risiko geografis dan aspek phisik dari risiko operasi di berbagai negara dan rute 5.1.3. Prinsip-prinsip utama dan aplikasi dari bill of lading dan waybills 5.1.4. Pencegahan kerugian metode yang digunakan dan pentingnya Underwriting 5.2.1. Pendekatan khusus rate premi termasuk adjustment premi 5.2.2. Akumulasi risiko, bagaimana risiko berakumulasi dalam praktek dan pentingnya pengawasan akumulasi risiko
Memahami pertimbangan-pertimbangan dan prosedur-prosedur klaim asuransi barang dalam pengangkutan dan barang dalam transit 6.1.
6.2.
Klaim cargo 6.1.1. Prosedur-prosedur notifikasi klaim 6.1.2. Peran dari surveyor, lawyer, courts, dan average adjusters 6.1.3. Penggunaan dari laporan-laporan survei cargo dan dokumen pendukung klaim lainnya 6.1.4. Aplikasi dari Institute Cargo Clause (A), (B) dan (C) dan klausul the “Both to blame Collison” dalam skenario klaim tertentu 6.1.5. Practical adjustment untuk klaim partial, actual and constructive total loss dari cargo 6.1.6. Penyelesaian klaim untuk particular charges, salvage charges, sue dan labour expenses and extra charges Klaim goods in transit 6.2.1. Ukuran ganti rugi termasuk polis polis valued dan unvalued 6.2.2. Practical adjustment untuk klaim partial and total loss.
7.
Memahami Undang-Undang RI No 17 tahun 2008 tentang pelayaran
8.
Memahami Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku Kedua
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : Study text P.90 : Cargo And Goods In Transit – The Chartered Insurance Institute Bacaan tambahan : 1.
Undang Undang RI No. 17 thn 2008 tentang pelayaran
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
53
AAMAI
2.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
KUHD Buku Kedua
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
54
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
107 : PRAKTEK UNDERWRITING
SASARAN Setelah membaca buku ini, kandidat harus dapat menunjukkan pemahaman : 1. 2. 3.
Bisnis, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting; Hal-hal yang mempengaruhi strategi underwriting Prinsip dan praktek penetapan harga risiko
PERSYARATAN PENGETAHUAN Kandidat dipersyaratkan telah memperoleh pengetahuan prinsip-prinsip dasar asuransi dari buku IF1 - Insurance, legal and regulatory atau ujian yang ekuivalen dengannya. RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Memahami aspek utama peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting Mengetahui hal-hal utama yang berpengaruh terhadap underwriting Memahami kebijakan dan praktek underwriting Memahami teknik statistik utama untuk mengukur risiko dan hubungannya serta penerapannya pada asuransi Memahami peran dan pentingnya reasuransi Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko
SILABUS 1.
Memahami aspek utama peraturan dan hukum underwriting 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
2.
Implikasi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan atas fungsi underwriting Hubungan antara underwriting dan ketentuan modal dan kesehatan perusahaan Implikasi penutupan risiko internasional Implikasi pendelegasian otoritas Inisiatif untuk memperoleh kepastian kontrak
Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi underwriting 2.1. 2.2.
Strategi underwriting perusahaan 2.1.1. Tipe-tipe strategi underwriting Pengaruh terhadap strategi underwriting 2.2.1. Kompetisi atas investasi modal dan return on capital 2.2.2. Tekanan antara pertumbuhan pangsa pasar dan keuntungan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
55
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2.2.3. Operasional siklus underwriting tradisional 2.2.4. Dampak legislasi dan litigasi – terorisme, mesothelioma, contaminated land, Motor Insurers Bureau 2.2.5. Dampak peristiwa dan trend besar – cuaca, terosrisme, pandemic dan emerging risks 2.2.6. Strategi pemasaran – penggunaan merek, saluran distribusi dan komisi 3.
Memahami kebijakan dan praktek underwriting 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
4.
Memahami teknik statistik untuk mengukur risiko dan hubungan dan penerapannya terhadap asuransi 4.1.
4.2.
5.
Pentingnya hazard moral dan fisik dalam membuat kebijakan underwriting Kriteria jaminan, syarat, ketentuan dan pembatasan polis Sebagai penghubung antara fungsi underwriting dan klaim, terutama pencadangan Menetapkan klasifikasi dan kategorisasi risiko Menetapkan kriteria underwriting dan perbaikan risiko Mempertimbangkan eksposur risiko dan peristiwa tunggal – menyeimbangkan account Pemakaian binding authorities dan line slips Inisiatif melawan kecurangan
Prinsip 4.1.1. Mengukur central tendency 4.1.2. Prinsip dasar probabilitas 4.1.3. Hukum bilangan besar dan ukuran sampel 4.1.4. Hubungan antara frekuensi dan keparahan (severity) 4.1.5. Arti korelasi dan regresi Penerapan kepada asuransi 4.2.1. Penerapan teknik statistik terhadap data klaim 4.2.2. Kemampuan untuk mengelola dan menganalisis sampel risiko homogeny dalam jumlah besar dan dampaknya terhadap penetapan harga portofolio risiko motor dan personal 4.2.3. Pemakaian pengetahuan statistik saat ini untuk memprediksi kinerja masa depan 4.2.4. Kesulitan mengatisipasi perisitiwa yang jarang dan rumit
Memahami peran dan pentingnya reasuransi 5.1. 5.2. 5.3.
Tipe-tipe utama reasuransi Pendekatan dalam program reasuransi Agregasi peristiwa dan risiko dan penggunaan catastrophe modeling
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
56
AAMAI
5.4. 5.5.
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Siklus harga reasuransi dan dampaknya terhadap kebijakan akseptasi underwriting dan menetapkan harga risiko Persyaratan reasuransi atas informasi kualitas dan implikasi harga terhadap data yang lebih berkualitas
Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7. 6.8.
Tiga elemen utama premi Burning cost basis dan metode alternative prospektif dalam analisis risiko Data klaim – penafsiran dan pemanfaatannya dalam menetapkan harga Pentingnya IBNR (incurred but not reported claims) Analisis pesaing – penggunaanya dan pentingnya Data risiko lain – misalnya, peta sungai yg terendam banjir Pentingnya fungsi underwriting kami hubung denganfungsi klaim terkait trend dalam pelaporan dan pencadangan Peran dan pentingnya aktuaris dan menetapkan harga asuransi.
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : Study text P 80 : Underwriting Practice – The Chartered Insurance Institute Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
57
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
108 : PRAKTEK KLAIM
SASARAN Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang: 1. 2. 3. 4.
Aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi Bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis dan cara mengumpulkan informasi Cara menentukan ganti rugi atau kewajiban. Bagaimana menegosiasikan dan menyelesaikan klaim yang efektif
PENGETAHUAN DASAR Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi sebagaimana tercakup dalam 101 - Praktek Asuransi dan 102 - Hukum Asuransi. RINGKASAN 1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau kewajiban Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif
SILABUS 1.
Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan klaim asuransi UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya
2.
Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis 2.1.
2.2.
Penerapan Kondisi Polis 2.1.1. Ketentuan pemberitahuan klaim pada polis yang berbasiskan Claims Made dan Losses Occurring, dan penerapannya dalam praktek. Penerapan prinsip-prinsip 2.2.1. Insurable interest (kepentingan keuangan yang dapat diasuransikan), pembentukan kontrak, Utmost goodfaith (itikad yang sangat baik), duty of disclosure (kewajiban mengungkapkan), misrepresentation (pemberian keterangan yang tidak benar), waiver (pengabaian), estoppel,indemnity (ganti rugi), proximate cause (penyebab langsung)
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
58
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2.2.2. Warranties (jaminan), Conditions (kondisi), pengecualian, dampak penipuan (fraud) atas legalitas klaim 3.
Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim 3.1.
Informasi dari tertanggung dan penggunaannya 3.1.1. Informasi yang relevan dengan kontrak asuransi termasuk form aplikasi dan informasi underwriting lainnya 3.1.2. Kewajiban Tertanggung untuk memberikan informasi 3.1.3. Peran broker / perantara
3.2.
Opini hukum dan penggunaannya 3.2.1. Perbedaan antara peran Pengacara Pembelaan dan Pengacara Lingkup Pertanggungan, pentingnya penugasan dan menjaga pengendalian Pendapat pakar dan penggunaannya 3.3.1. Jenis pakar untuk klaim pihak pertama dan ketiga serta penugasan yang efektif bagi para ahli 3.3.2. Manfaat penggunaan pakar/ahli Tambahan informasi dan penggunaannya 3.4.1. Polisi, pemadam kebakaran, keterangan saksi, laporan cuaca, laporan banjir, sumber informasi pasar tentang deteksi penipuan, informasi dari bagian underwriting dan personil yang menangani Tertanggung
3.3.
3.4.
4.
Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau kewajiban 4.1.
4.2.
4.3.
5.
Penerapan limit-limit polis 4.1.1. Penerapan excess, risiko sendiri (deductible), batas penggantian (limit of indemnity) dan reinstatement (pemulihan kembali), aggregates (penjumlahan total) Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak pertama 4.2.1. penerapan subrogasi, kontribusi, salvage (barang sisa) dan recovery (perolehan kembali) 4.2.2. Penerapan average terhadap skenario klaim tertentu Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak ketiga 4.3.1. Sifat tanggung jawab - tanggung jawab perdata penuh, perdata vs. pidana, kontrak vs. kelalaian, limitation and defences (batasan dan pembelaan), contributory negleigence (kelalaian bersama)
Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif 5.1.
Penyelesaian klaim
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
59
AAMAI
5.2.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
5.1.1. menelaah informasi yang dikumpulkan dan mempelajarinya dalam kaitan dengan pertimbangan luas jaminan polis, melanjutkan untuk menilai jumlah kerugian dan menyelesaikan klaim 5.1.2. Pengaturan cadangan klaim yang memadai 5.1.3. Penolakan jaminan, persyaratan peraturan dan bagaimana perselisihan polis akan berlanjut jika penolakan tidak diterima 5.1.4. Berbagai tuntutan yang berbeda dalam penanganan klaim pihak pertama dan ketiga 5.1.5. Dampak dari kewajiban regulasi, komunikasi dengan tertanggung, negosiasi, penyelesaian, dan pembayaran klaim ;rentang waktu untuk pembayaran ; potensi denda karena melanggar ketentuan 5.1.6. Prosedur internal - peran bagian klaim dan personilnya dalam perusahaan, pentingnya standard pelayanan, penggunaan masukan dari bagian yang menangani/ berhubungan dengan tertanggung dan bagian underwriting, pentingnya partisipasi penuh perusahaan dalam proses negosiasi dan penyelesaian 5.1.7. Pentingnya memastikan untuk memperoleh pambayaran/perolehan kembali dari reasuradur. 5.1.8. Proses litigasi, penggunaan Alternative Dispute Resolution (Alternatif Resolusi Penyelesaian Sengketa) , penyelesaian yang terstruktur/bertahap Isu-isu klaim 5.2.1. Deteksi Penipuan - indikator klaim palsu 5.2.2. Proses penanganan keluhan
KEPUSTAKAAN : Bacaan utama : Study text P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute Bacaan tambahan : 1. 2. 3.
Undang-Undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya Insurance Claims Handling Process (IF4 – Buku CII) (KUHD/KUHPER/Buku atau diktat yg diterbitkan lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yg berhubungan dengan klaim asuransi)
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan. The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
60
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
401 : MANAJEMEN PERUSAHAAN ASURANSI
SASARAN Setelah mempelajari subject ini kandidat sudah harus dapat melakukan evaluasi semua konsep yang berhubungan dengan manajemen dalam bisnis asuransi antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketentuan kecukupan modal dan kemampuan kekayaan dan pengaruhnya terhadap bisnis asuransi Struktur organisasi dan manajemen. Konsep keuangan pada perusahaan asuransi. Proses Perencanaan dan Pengawasan dan perusahaan asuransi. Ketentuan Pemerintah atas manajemen investasi dan undang-undang perasuransian. Berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi
SILABUS 1.
Pengertian kebutuhan terhadap modal dan pengaruhnya atas perusahaan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
2.
Pengertian struktur manajemen perusahaan asuransi 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
3.
Peranan dewan pengurus Peranan posisi manajemen kunci dalam perusahaan asuransi Corporate governance (sistem pengaturan dan pengawasan perusahaan) Manajemen risiko perusahaan, tanggung jawab dan pendekatan Contoh pemangku kepentingan (stakeholder) dan pengaruhnya terhadap perusahaan asuransi
Pengertian aspek organisasi dalam perusahaan asuransi 3.1. 3.2. 3.3.
4.
Kebutuhan terhadap modal Contoh-contoh kepemilikan dan penerapannya dalam asuransi Sumber-sumber modal Sifat holding companies, groups, subsidiary companies, associate companies, joint venture.
Prinsip-prinsip organisasi Sentralisasi dan desentralisasi Tujuan dan tantangan outsourcing , manajement efektif dari service level agreements
Evaluasi dan pelaksanaan konsep keuangan perusahaan dalam asuransi 4.1.
Peranan fungsi keuangan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
61
AAMAI
4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Prinsip-prinsip laporan keuangan Standar akuntansi internasional Analisa rasio keuangan Analisa cashflow Penafsiran akuntansi asuransi Keuangan dan perencanaan pajak Investasi / rancangan penilaian Meningkatkan modal Perolehan dan penyelesaian bisnis Pengelolaan pinjaman Pengelolaan likuiditas
Evaluasi dan pelaksanaan proses perencanaan dalam asuransi 5.1. 5.2. 5.3.
Tingkatan perencanaan perusahaan dan bisnis Strategi dan pengoperasian perencanaan dasar proses peencanaan – PEST/PESTLE, SWOT, objective setting, gap analysis, option development,option selection, implementation, monitoring
6. Evaluasi dan pelaksanaan proses kontrol dalam asuransi 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 7.
Pengertian peranan manajemen investasi dalam perusahaan asuransi 7.1. 7.2. 7.3. 7.4. 7.5.
8.
Proses anggaran Pengukuran kemampuan non keuangan Penetapan penilaian dan benchmarking Internal audit
Pasar Uang Sasaran investasi Jenis-jenis utama investasi Pilihan-pilihan dan strategi investasi Pengelolaan/manajemen harta dan kewajiban
Pengertian dari peranan dan dampak regulasi perasuransian 8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 8.5. 8.6.
Tujuan regulasi dan kegunaannya dalam asuransi International convergence (konferensi internasional): Basel II, IAIS, EU Perbedaan antara kehati-hatian dengan kepatuhan terhadap regulasi bisnis Ringkasan dan prakarsa terbaru dari buku pedoman FSA Dampak sistem dan control (SYSC), dan fungsi kontrol (SUP) dalam asuransi Dampak dari undang-undang proteksi data dan ketentuan anti pencucian uang
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
62
AAMAI
9.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Evaluasi atas maksud dan akibat dari ketentuan kelayakan dan kecukupan modal perusahaan asuransi 9.1. 9.2. 9.3. 9.4. 9.5.
Faham kelompok FSA atas kelayakan modal EU Solvency II Directive Teknik pengelolaan modal Contoh laporan keuangan Tingkat penilaian agensi
10. Pengertian atas tantangan yang dihadapi manajemen perusahaan asuransi saat ini dan masa yang akan datang 10.1. 10.2. 10.3. 10.4. 10.5.
Teknologi informasi Manajemen data Perubahan manajemen Menyingkirkan masalah Kode etik dan pelayanan nasabah secara fair
KEPUSTAKAAN : Bacaan utama : Study text 990 : Insurance Corporate Management – The Chartered Insurance Institute Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
63
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
402 : MANAJEMEN UNDERWRITING
SASARAN Untuk meningkatkan pemahaman atas kebutuhan dalam mengelola eksposur risiko secara keseluruhan dan menetapkan harga yang wajar untuk memastikan hasil yang memadai. Mata Ujian ini akan bermanfaat bagi mereka yang telah berpengalaman dalam underwriting atau ingin untuk menjadi senior underwriter atau posisi manajemen. PENGETAHUAN DASAR Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory dan P80 Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No. 21/2011. RINGKASAN HASIL BELAJAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi underwriting. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dan praktek underwriting yang tepat . Memahami prinsip-prinsip dan praktek penerapan harga dan metode harga yang wajar. Memahami dan menerapkan reasuransi. Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting. Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat. Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan pengendalian yang tepat.
SILABUS 1.
Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi underwriting. 1.1. 1.2. 1.3.
Prinsip-prinsip regulasi. Hubungan antara fungsi underwriting dan persyaratan modal dan solvabilitas (termasuk Solvabilitas II). Isu-isu hukum dan legislasi yang mempengaruhi fungsi underwriting.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
64
AAMAI
1.4.
2.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Isu-isu dan implikasi bagi underwritier dalam meng-underwrite bisnis internasional (termasuk prizinan lintas batas).
Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Hubungan antara strategi underwriting dan strategi korporasi perusahaan. Unsur-unsur pokok strategi underwriting. Pentingnya saluran distribusi dan dampaknya terhadap fungsi underwriting. Implikasi penggunaan binding authorities dan line slip. Kontribusi dari penelitian termasuk reaserch aktuaria untuk kebijakan underwriting, segmentasi pelanggan, pertanggungan yang akan diberikan, permintaan produk, dan posisi persaingan. 2.6. Dampak kemampuan sumber daya terhadap underwriting dalam kaitan dengan keahlian dan sistem. 2.7. Faktor-faktor, termasuk biaya yang harus diperhitungkan ketika masuk dan keluar dari pasar atau kelas bisnis tertentu. 2.8. Pentingnya kebijakan dan praktek pencadangan klaim dan implikasinya terhadap polis individu dan manajemen portofolio underwriting. 2.9. Dampak dari product mix terhadap manajemen prtfolio. 2.10. Alokasi kapasitas yang sesuai dengan strategi underwriting, termasuk strategi reasuransi. 3.
Memahami, menerapkan dan underwriting. 3.1.
3.2.
3.3. 3.4. 3.5. 4.
mengevaluasi kebijakan
dan
praktek
Memahami pertimbangan yang harus diperhitungkan dalam menetapkan kriteria persyaratan polis, penggunaan excess, deductible, tambahan premi dan insentif, first loss dan scheme management. Kendala internal dan eksternal, termasuk kondisi pasar yang berlaku atas apa yang dijamin, batas pertanggungan, posisi pasar, pertumbuhan bisnis baru dan retensi. Pentingnya dan penggunaan proses perencanaan dalam underwriting. Pentingnya hubungan dengan bagian lain dari bisnis. Pentingnya kriteria informasi, akseptasi, evaluasi dan pengendalian risiko.
Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan harga dan menerapkan metode penetapan harga yang wajar. 4.1. 4.2. 4.3.
Sumber, ketersediaan dan sifat data yang diperlukan dan diinginkan untuk menentukan harga. Data internal dan eksternal. Berbagai metode statistik dan bagaimana penggunaanya dalam penetapan harga risiko.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
65
AAMAI
4.4.
4.5. 4.6. 4.7. 5.
5.3.
6.2. 6.3.
Agregat dan pengukuran risiko single risk, single event dan catastrophe modelling. Risiko-risiko yang baru muncul(emerging risks) dan kerugian sistemik. Berbagai cara pengelolaan eksposur dan pemanfaatan kapasitas.
Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat. 7.1.
7.2. 7.3.
8.
Perbedaan antara reasuransi outward dan inward. Jenis reasuransi yang tersedia dan pemilihan program reasuransi. Sebagai contoh: program reasuransi, termasuk fakultatif atau treaty, proporsional atau non-proporsional. Pengelolaan program reasuransi - komite security, pemilihan reasuradur, commutation dan profil risiko.
Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting. 6.1.
7.
Pengaruh hal-hal berikut terhadap harga: biaya, inflasi, pengembalian modal, model penentuan nilai aset, pendapatan investasi, pajak, remunerasi perantara, pungutan, dan profitabilitas yang direncanakan. Siklus investasi, cara kerja dan implikasinya terhadap underwriting. Interpretasi dan penggunaan informasi klaim dalam kaitannya dengan penetapan harga, pengaturan cadangan, persyaratan peraturan yang berlaku. Siklus underwriting, cara kerja dan implikasinya terhadap penjamin emisi.
Memahami dan menerapkan reasuransi. 5.1. 5.2.
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Manajemen SDM termasuk manajemen kinerja, pelatihan dan pengembangan. 7.1.1. Mengidentifikasi persyaratan keahlian, indikator kinerja utama dan pengembangan profesional berkelanjutan bagi karyawan. Penggunaan batas wewenang sebagai kontrol operasional underwriting. Penggunaan audit, termasuk peer review, audit internal dan eksternal. 7.3.1. Pendekatan dan pentingnya audit pelaksanaan dan pengoperasian kebijakan underwriting.
Memahami dan mampu menerapkan metode pemantauan dan pengendalian yang tepat . 8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 8.5.
Alasan untuk pemantauan. Identifikasi yang harus dipantau (termasuk indikator kinerja utama). Teknik pemantauan hasil underwriting . Bagaimana informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat digunakan (termasuk forecasting performance dan perencanaan kerja). Pengaruh pemantauan dan forecasting terhadap strategi underwriting.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
66
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama: 1. 2.
Study Text 960 : Advanced Underwriting – The Chartered Insurance Institute UU No.2/1992 beserta PP, KMK, PMK dan UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Bacaan Tambahan: 1. 2.
Actuarial Practice of General Insurance, DG Hart, RA Buchanan, BA How, 7th ed. Sydney Institute of Actuaries of Australia, 2007. Dictionary of Insurance, C Bennet. 2nd ed. London: Person Education, 2004. Available on line at www.knowledge.cii.co.uk/resource/dictionary-insurance.
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
67
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
403 : R E A S U R A N S I
SASARAN Pada akhir dari buku ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang: Berbagai jenis reasuransi, Fakultatif, Treaty proporsional dan non-proporsional; Pasar global untuk reasuransi dan praktek pokok dalam pasar reasuransi; Aspek – aspek utama dari Reasuransi properti, aneka, pengangkutan dan penerbangan.
1. 2. 3.
DIASUMSIKAN PENGETAHUAN Hal ini diasumsikan bahwa kandidat sudah memiliki pengetahuan tentang prinsipprinsip dasar asuransi sebagai tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory, dan P05 – Insurance Law, atau yang setara. RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mengetahui tujuan untuk bereasuransi. Memahami isu-isu dasar dari reasuransi. Memahami dasar-dasar dan pengoperasian reasuransi fakultatif. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi proporsional. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi non proporsional. Memahami desain program reasuransi, praktik pokok pasar dan masalah hukum. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi global. Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi. Memahami aspek-aspek utama dari reasuransi properti, aneka, pengakutan dan penerbangan.
SILABUS 1.
Mengetahui tujuan dan pihak - pihak reasuransi 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
2.
Tujuan dari reasuransi – penyebaran risiko, kapasitas, keamanan keuangan, manajemen modal; Bedanya pembeli dan penyedia reasuransi; Hubungan kontraktual antara para pihak; Peran retrocedant dan retrocessionaire; Peran broker / pialang dalam proses reasuransi.
Memahami isu-isu mendasar dari reasuransi 2.1
Metode reasuransi utama - penggunaannya, keuntungan dan kerugian;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
68
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
2.2 2.3 2.4 2.5
3.
Memahami bentuk-bentuk dan operasi reasuransi fakultatif 3.1 3.2
4.
Bentuk - bentuk utama dan operasi dari metode yang berbeda dalam reasuransi fakultatif; Premi yang berbeda dan perhitungan klaim untuk proporsional dan reasuransi excess of loss.
Memahami bentuk-bentuk proporsional 4.1
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 5.
Definisi pendapatan premi yang digunakan dan bagaimana ini disesuaikan; klausul umum dan cara kerjanya - pembatalan, arbitrase; Retrosesi - bagaimana berbagai metode reasuransi yang digunakan dalam retrosesi; Produk transfer risiko alternatif - kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan reasuransi konvensional.
dan
pengoperasian
perjanjian
reasuransi
Bentuk utama dan operasi dari perjanjian proporsional sebagai berikut: 4.1.1. Quota share 4.1.2. Surplus 4.1.3. Fakultatif Obligatory; Alternatif dasar-dasar penutupan, termasuk tahun underwriting portofolio transfer portofolio (clean cut); Komisi ceding - flat rate dan sliding scale; Komisi keuntungan - tidak ada kerugian yang dibawa, kerugian yang dibawa, berdasarkan rata-rata; Penggunaan cadangan premium dan cadangan klaim; Penggunaan dari sesi dan batas limit dalam perjanjian proporsional; Penggunaan klausul partisipasi kerugian dalam perjanjian proporsional.
Memahami bentuk - bentuk dan operasi dari perjanjian reasuransi non proportional. 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
Bentuk-bentuk utama dan operasi perjanjian non-proporsional berikut, termasuk perhitungan premium dan klaim: 5.1.1. Excess of loss 5.1.2. Stop loss 5.1.3. Aggregate excess of loss; Dasar penutupan – risk attaching, losses occurring, claims mode/ loss discovered. Penggunaan risk excess, termasuk working cover dan aplikasi untuk setiap risiko; Penggunaan catastrophe excess of loss, termasuk aplikasi untuk setiap peristiwa; Perbedaan antara risk excess dan catastrophe excess;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
69
AAMAI
5.6 5,7 6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Event limit dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional; Reinstatements dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional.
Memahami desain program reasuransi, praktik pada pasar dan masalah hukum 6.1
Desain, seleksi dan penempatan reasuransi 6.1.1. Proses merancang program reasuransi untuk berbagai kelas, termasuk program-program lebih dari satu kelas. 6.1.2. Kombinasi perjanjian proporsional dan non-proporsional termasuk retensi gross line surplus oleh risk excess of loss; 6.1.3. Pertimbangan seleksi - statistik portofolio, perbandingan penutupan, alokasi kerugian; 6.1.4. Bahan informasi yang penting dalam proses penempatan dan pentingnya reciprocal; 6.1.5. Dampak potensial penempatan secara elektronik di pasar reasuransi.
6.2.
Masalah hukum 6.2.1. Pembentukan kontrak reasuransi; 6.2.2. Penafsiran dokumen – dokumen kontrak - isu-isu pokok dan hukum reasuransi; 6.2.3. Pentingnya pemilihan hukum, yurisdiksi dan forum. Kontrak wording 6.3.1. Bentuk utama dari fakultatif dan treaty wording; 6.3.2. Kunci klausul pokok yang dalam proporsional dan non-proporsional wording; 6.3.3. Pentingnya pengecualian dalam treaty - baik pasar secara umum dan specific.
6.3.
7. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi dunia 7.1 7.2 7.3 7.4 8.
Bentuk utama dari pasar global utama - London, pasar Eropa lainnya, Amerika Utara, Bermuda, Asia, Timur Tengah dan pasar lainnya utama; Karakteristik pasar – captive tawanan, pasar retrocessi, pasar modal, pasar terorisme; Karakteristik hard market dan soft market - siklus pasar; Keamanan dari reasuransi - peran lembaga pemeringkat.
Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi 8.1
8.2
Fakultatif dan reasuransi proporsional 8.1.1. Metode akuntansi, termasuk perhitungan komisi, komisi keuntungan, release cadangan; 8.1.2. Metode umum perhitungan premi yang diterima dan diterima di muka. Non - reasuransi proporsional
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
70
AAMAI
8.3
9.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
8.2.1. Metode akuntansi, termasuk deposit atau premi minimum dan deposito, premi penyesuaian, pemilihan kembali premi; 8.2.2. Pertimbangan keuangan - deposito cadangan, pembayaran bunga dan alternatif untuk cash deposit; Umum 8.3.1 Cara kerja diskon dan potongan, termasuk pajak dan broker.
Memahami aspek-aspek utama pengangkutan dan penerbangan 9.1.
9.2.
9.3.
9.4.
dari
Reasuransi
properti,
aneka,
Properti 9.1.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating; 9.1.2 Metode reasuransi yang berbeda yang diterapkan untuk reasuransi properti; 9.1.3 Persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk reasuransi properti – Hours clausa, kerugian maksimum yang diperkirakan, akumulasi, definisi loss event, sesi penyerahan, pembatasan event. Kecelakaan 9.2.1 Karakteristik underwriting pokok, termasuk prinsip-prinsip penerapan tarip, bentuk – bentuk long tail business, IBNR, claim inflasi, risiko penyakit akibat kerja, liability indemnity, profesional, Amerika Utara eksposur; 9.2.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi casualty; 9.2.3 Utama persyaratan dan ketentuan khusus untuk reasuransi casualty klausul – klausul di motor, liability, profesional indemnity, kompensasi pekerja, kredit perdagangan dan risiko politik, definisi dari loss event dalam cover excess of loss casualty Pengangkutan 9.3.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating dan perlakuan risiko perang; 9.3.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi pengangkutan ; 9.3.3 Bentuk persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk reasuransi marine/pengangkutan – MAREXEL (Marine X/L) dan klausul tambahan untuk MAREXEL (Marine X/L), akumulasi pada kepentingan; perang dan pemogokan, persyaratan dan ketentuan khusus untuk rangka kapal, kargo dan energi. Penerbangan 9.4.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating; 9.4.2 Metode - metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi penerbangan;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
71
AAMAI
9.4.3
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Persyaratan pokok dan ketentuan khusus untuk reasuransi penerbangan – perang, hi-jacking dan risiko teroris, kewajiban liability.
KEPUSTAKAAN Daftar berikut memberikan rincian berbagai publikasi yang dapat membantu dengan studi Anda. Teks utama untuk silabus ini ditampilkan dalam huruf tebal. Majalah dan publikasi terdaftar sebagai bacaan tambahan akan menjadi nilai dalam memastikan calon tetap up to date dengan perkembangan dan dalam menyediakan cakupan yang lebih luas topik silabus. Setiap bahan referensi yang otoritatif dikutip, bekerja rinci yang harus digunakan secara selektif sebagai dan bila diperlukan. Bacaan Utama 1. 2. 3. 4.
Coursebook P97 : Reinsurance – The Chartered Insurance Institute Reinsurance, The Nuts and bolts . Keith Riley. 2nd ed. Jakarta: Witherby, 2001. Pentingnya Reasuransi. Robert L Carter, Leslie D Lucas. London: Reaksi, 2004. Reinsurance in practice. Robert Kiln, Stephen Kiln. 4nd ed. Jakarta: Witherby, 2001.
Bacaan Tambahan: 1. 2.
Kamus asuransi. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. Juga tersedia online di www.cii.co.uk / pengetahuan / doi (CII). Praktek reasuransi dan hukum. Reasuransi divisi, Barlow Lyde dan Gilbert. Jakarta: LLP. Looseleaf, diperbarui.
Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
72
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
404 : MANAJEMEN RISIKO
SASARAN Memiliki pengetahuan tentang aplikasi prinsip dan praktek dalam berbagai praktek dan situasi dalam manajemen risiko. Modul ini akan bermanfaat untuk para underwriters dan perantara yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih dalam atas proses manajemen risiko. PENGETAHUAN DASAR Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory dan P80 - Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No. 21/2011 RINGKASAN HASIL BELAJAR 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Memahami Konteks Manajemen Risiko Memahami dan menerapkan proses identifikasi dan prioritas risiko Memahami dan menerapkan metode assesment dan analisa risiko Memahami dan menerapkan tehnik – tehnik pengendalian risiko Memahami dan menerapkan pemindahan risiko (transfer risks) dan pilihan – pilihan pembiayaannya Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan peninjauan risiko
SILABUS 1.
Memahami Konteks Manajemen Risiko 1.1. 1.2. 1.3.
1.4. 1.5.
Prinsip – prinsip dan sifat-sifat risiko Definisi manajemen risiko Kebutuhan dan nilai manajemen risiko 1.3.1. Pematangan risiko (Risk maturity), pengembangan dan identifikasinya 1.3.2. Budaya sadar risiko Hubungan antara risiko dan kepemilikan risiko dalam sebuah organisasi Proses manajemen risiko 1.5.1. Tanggung jawab manajemen risiko pembagian tanggung jawab
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
73
AAMAI
1.6. 2.
arsitektur dan pelaporan risiko komite risiko peran manajer risiko Pentingnya manajemen risiko global
Memahami dan Menerapkan Proses Identifikasi dan Prioritas Risiko 2.1. 2.2.
2.3. 2.4. 3.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Sumber – sumber dan penggunaan informasi untuk proses identifikasi risiko Tehnik – tehnik yang dipergunakan untuk identifikasi risiko antara lain : 2.2.1. Check list 2.2.2. Risk mapping (pemetaan risiko) 2.2.3. Risk matrices (matriks risiko) 2.2.4. Physical inspection (inspeksi fisik ) 2.2.5. Organisational charts (bagan organisasi ) 2.2.6. Control self assessments (penilaian sendiri kontrol) 2.2.7. Business impact analysis (analisa dampak bisnis) 2.2.8. Flow charts (diagram alir) 2.2.9. Fault trees (phon kesalahan) 2.2.10. HAZORPs “Hazard Operational Studies” (studi bahaya operasional) 2.2.11. Brainstroming / workshops Appetite for and tolerance of risk (selera dan toleransi terhadap risiko) Ranking risks (memeringkat risiko)
Memahami dan Menerapkan Metode Penilaian dan Analisis Risiko 3.1. 3.2.
3.3.
Penilaian dan analisa subjektif dan objektif terhadap risiko yang diketahui Model dan pengukuran risiko antara lain : 3.2.1. Hazard Indices ( indeks bahaya ) 3.2.2. Risk modeling and forcesting (pemodelan dan peramalan risiko) 3.2.3. Menggunakan tehnik statistik dan teori kemungkinan (probability) 3.2.4. Dependency modelling Patok duga internal dan eksternal
4. Memahami dan Menerapkan Teknik – Teknik Pengendalian Risiko 4.1. 4.2.
Rencana dan tehnik pengendalian risiko Risiko – risiko financial / keuangan : 4.2.1. Kepentingan internal, termasuk pengendalian keuangan dan likuiditas termasuk kesehatan keuangannya 4.2.2. Kepentingan pihak luar, termasuk pergerakan pasar investasi dan risiko kredit
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
74
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Risiko – risiko dalam lingkup jasa Risiko dan GCG termasuk sarbanes oxley Technology dan risiko e-commerce / risiko digital Pengendalian risiko kerusakan fisik Pengendalian dan eksposur terhadap asset intelektual Strategi pencegahan kerusakan Pengendalian terhadap risiko tanggung gugat, antara lain : 4.9.1. Public ( umum ) 4.9.2. Employees ( pegawai ) 4.9.3. Workplace legislation ( UU tempat kerja ) 4.9.4. Profesional indemnity ( ganti rugi atas risiko profesi ) 4.9.5. Directors and Officers / Trustees ( Direksi dan pejabat / pengawas ) 4.10. Pengendalian risiko produk, antara lain : 4.10.1. Quality control ( pengendalian mutu ) 4.10.2. Brand / reputational risk ( risiko terhadap merek / reputasi ) 4.10.3. Research and development exposures ( penelitian dan pengembangan eksposure ) 4.10.4. Product recall (penarikan produk) 4.11. Pengendalian risiko – risiko lainnya, antara lain : 4.11.1. Political risks ( risiko – risiko politik ) 4.11.2. Environmental and pollution risks ( risiko lingkungan dan polusi ) 4.11.3. Contractual risks (risiko kotraktual) 4.11.4. Outsourcing (alih daya) 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9.
4.12. Evaluasi terhadap opsi pengendalian risiko, termasuk cost and benefit analysis (analisa manfaat biaya) 4.13. Perencanaan dan manajemen keberlangsungan bisnis 5.
Memahami dan Menerapkan Pemindahan risiko ( Transfer Risks ) dan Pilihan – Pilihan Pembiayaannya 5.1.
5.2.
5.3.
Tujuan dan proses untuk menentukan risiko – risiko yang ditahan, antara lain : 5.1.1. Self insurance / funding 5.1.2. Captives Pilihan yang dapat dilakukan dalam pelimpahan risiko, antara lain : 5.2.1. Contractual transfer (pelimpahan risiko dengan kontrak) 5.2.2. Asuransi 5.2.3. Alternatif risks transfer (pemindahan risiko), termasuk securitisasi dan derivatif Penilaian pilihan pembiayaan risiko, termasuk Cost and Benefit Analysis (analisa manfaat biaya)
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
75
AAMAI
5.4. 5.5. 6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Persiapan dan implementasi dalam rencana pembiayaan risiko Selisih antara asuransi dengan program manajemen risiko
Memahami dan Menerapkan Metode Pemantauan dan Peninjauan Risiko 6.1. 6.2. 6.3.
Mengintegrasikan Manajemen risiko di seluruh bagian dalam perusahaan / organisasi Metode pemantauan dan peninjauan manajemen risiko di seluruh bagian perusahaan / organisasi Menyampaikan dan melaporkan manajemen risiko, baik internal maupun eksternal
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama Study text 655 : Risk Management. – The Chartered Insurance Institute Bacaan Tambhan 1.
Alternative risk transfer. David Kaye : updated by Ian Searle. London: CII Knowledge Services Updated as necessary. Available online atwww.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance Society members only). 2. Captive insurance companies: establishment, operation and management. Paul Bawcutt. 4th edition. London: Witherby, 1997 3. Corporate risk management : an organizational perspective. Tony Merna, Faisal F Al-thani. 2nd edition. Chichester, West Sussex: John Wiley, 2008 4. Corporate risk management and value creation: a guide to real-life applications. Thomas-Olivier Leautier. London: Risk Books, 2007 5. Enterprise risk management. Ian Searle. London: CII Knowledge Services. Updated as necessary. Available online at www.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance Society members only). 6. Holistic risk management in practice. Paul Hopkin. 1st edition London: Witherby, 2002. 7. International risk management. Edited by Margaret Woods. Peter Kajuter and Philip Linsley. 1st edition Oxford: Elsevier, 2008. 8. Risk Analysis. G.C.A Dickson. 3rd edition London: Witherby, 2003. 9. Risk Control. Shaun Wilkinson. 2nd edition London Witherby, 2003. 10. Risk Management: 10 principles. Jacqueline Jeynes. Oxford: ButterworthHeinemann, 2002. 11. A risk management approach to business continuity: aligning business continuity with corporate governance. Julia Graham, David Kaye. Broolfield, Connecticut: Rothstein Associates, 2006. The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
76
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
12. Risk management: organizational and context. Steven Ward. 1st edition London: Witherby, 2005. 13. The risk management universe: a guided tour. Edited by David Hillson. 2nd edition London: BSI, 2007. 14. Croner’s management of business risk. Kingston upon Thames Surrey: Croner. CCH Group, 2000 – 2005. Looseleaf. Catatan: Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
77
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
405 : ASURANSI RANGKA KAPAL DAN PENERBANGAN
I.
ASURANSI RANGKA KAPAL DAN TANGGUNG GUGAT TERKAIT
SASARAN Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang terperinci tentang risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat terkait dan asuransinya. Akan bermanfaat bagi mereka yang terlibat dalam jasa pialang asuransi yang lebih luas atau yang memberikan pelayanan asuransi untuk asuransi marine dan mereka yang ingin memperluas pengetahuannya pada bidang ini. PENGETAHUAN DASAR Pengetahuan dasar yang dimiliki mungkin tidak ditampilkan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan dalam prinsip-prinsip fundamental asuransi sebagaimana tercakup dalam mata ujian 101 dan 102. RINGKASAN HASIL BELAJAR 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat terkait. Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya untuk asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P&I). Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi tanggung gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan terminal dan penerapannya dalam praktek. Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I) dan bagaimana hal itu disediakan. Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam asuransi marine. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaiannya dalam asuransi marine.
SILABUS 1.
Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat terkait. 1.1. 1.2.
Dunia pelayaran secara garis besar. Berbagai jenis kapal (termasuk kapal kargo, kapal penumpang, kapal lepas pantai, kapal kerja dan khusus, kapal pesiar dan pleasure craft, penyimpanan
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
78
AAMAI
1.3. 1.4. 2.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
produksi terapung dan pembongkaran kapal), karakteristik utama dan perdagangan/operasionalnya. Batas navigasi dan Bidang Persepsi Peningkatan Risiko untuk risiko marine dan risiko perang. Keuangan kapal dan persyaratan mortgagees dan lessors.
Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya untuk asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P & I). 2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Hukum lingkungan. 2.1.1. Undang-Undang Asuransi Marine (MIA 1906) – elemen-elemen penting yang relevan dengan risiko rangka kapal dan tanggung gugat terkait. 2.1.2. IMO dan Konvensi Internasional. 2.1.3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) - Wilayah perairan dan zona ekonomi eksklusif. 2.1.4. General Average dan York-Antwerp Rules. 2.1.5. Bendera Negara dan Regulasi pelabuhan negara dan pengawasannya; Nota Kesepahaman Paris (MOU). 2.1.6. Hak gadai maritim. Hukum - Keamanan: 2.2.1. Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) - termasuk regulasi tentang tabrakan. 2.2.2. Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM). 2.2.3. Kode Kapal Internasional dan Keamanan Pelabuhan (ISPS). 2.2.4. Klasifikasi societies dan Klasifikasi Kapal. Hukum – Polusi: 2.3.1. Marine Pollution Covention (MARPOL). 2.3.2. Civil liability untuk Oil Pollution Damage (limitation convention) dan protocols. 2.3.3. Fund Convention dan protocols. 2.3.4. Bunker Convention. 2.3.5. US Pollution Act 1990. 2.3.6. HNS Covention. 1 Hukum - Batasan lain untuk Tanggung gugat. 2.4.1. London Convention1976 dan protokol 1996. 2.4.2. Athena Convention 1974 dan protokol 2002. 2.4.3. Hague, Hamburg, Hague-Visby dan Rotterdam rules. 2.4.4. Removal of Wreck Convention dan Recycling Convention. Hukum – Charterparties. 2.5.1. Time and Voyages Charterparties. 2.5.2. Slot Charterparties. 2.5.3. Bareboat Charterparties.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
79
AAMAI
2.6.
2.7.
3.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Hukum – Towage. 2.6.1. Standar kondisi towage – standar Inggris,TOWCON dan, TOWHIRE. Hukum – Salvage. 2.7.1. Salvage Convention1989. 2.7.2. Lloyd’s Open Form. 2.7.3. Perbedaan antara kontraktual dan salvage murni. 2.7.4. Klausul SCOPIC.
Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi tanggung gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan terminal dan penerapannya dalam praktek. 3.1.
3.2.
Jaminan pokok. 3.1.1. Tipikal isi polis. 3.1.2. Jaminan yang disediakan meliputi sebagai berikut : Institute Time Clauses - hulls 1/10/83. Internasional Hull Clauses 2003. International Navigating Conditions (01/11/2003). Institute Warranties (1.7.76). Institute Time Clauses - Hulls – Port Risks (including limited navigation). American Institute Hull Clauses. Norwegian Marine Insurance Plan. Institute War and Strikes Clauses - Hulls – Time. Institute Clauses for Builders Risks. London Marine Construction All Risks Wordings. Institute Yacht Clauses. 3.1.3. Jaminan disediakan untuk increase value, disbursements, hull interest, freight interest and excess liabilities. Masalah jaminan lainnya. 3.2.1. Navigating Clauses – Area dari Persepsi Peningkatan Risiko yang diterbitkan oleh Joint War Committee. 3.2.2. Klausul yang umumnya digunakan di pasar – Sewa Peralatan, Parts Ashore, Small General Average, Full Value. 3.2.3. Kehilangan Sewa dan asuransi pemilik kapal lainnya terhadap kerugian financial. 3.2.4. Charterers’ liability - jaminan disediakan oleh klausul di pasar. 3.2.5. Jaminan tanggung jawab gugat lainnya terkait dengan maritim secara garis besar (misalnya Shiprepairers ', Towage, Terminal Operators', Spesialist operations, Charterers, Maritime Employers, Marina Operator liabilities, dll). 3.2.6. Mortgagees interest insurance.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
80
AAMAI
4.
Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I) dan bagaimana hal itu disediakan. 4.1.
4.2.
4.3.
5.
Pasar khusus untuk penutupan asuransi P & I. 4.1.1. Perbedaan antara klub-klub grup Internasional dan penyedia jasa lain untuk asuransi P & I. Jaminan yang disediakan oleh klub-klub grup international. 4.2.1. Jaminan yang disediakan untuk kapal kargo dan kapal penumpang. 4.2.2. Jaminan yang disediakan untuk kapal-kapal yang terlibat dalam "Operasi khusus". 4.2.3. Jaminan yang disediakan untuk charterers. 4.2.4. Discretionary Cover ("Omnibus Clause") - "poolable". 4.2.5. Jaminan “non-poolable” lain yang bisa diperoleh. 4.2.6. Asuransi Freight Defence and Demurrage (“FD&D”). 4.2.7. Batas-batas tanggung gugat yang disediakan oleh Klub. Memahami interaksi antara asuransi P & I dan 4.3.1. Asuransi rangka kapal. 4.3.2. Asuransi War. 4.3.3. Compulsory insurance certificates.
Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam asuransi marine. 5.1.
5.2.
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Persepsi risiko dan evaluasi dalam asuransi rangka kapal, charterers liability, dan asuransi P & I. 5.1.1. Variasi profil risiko pada kapal yang berbeda Jenis, bendera, klasifikasi, kepemilikan dan manajemen. 5.1.2. Efek dari berbagai jenis pengaturan pembiayaan kapal. 5.1.3. Karakteristik risiko penting lainnya; efek geografi/lokasi, volume perdagangan, dan pola perdagangan. 5.1.4. Variasi dalam penilaian kapal dan implikasi ratingnya. Pencegahan kerugian dan manajemen risiko – metode yang digunakan dan kepentingannya.
Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim pada asuransi marine. 6.1. 6.2. 6.3.
Peran berbagai pihak dalam investigasi, penanganan dan penyelesaian klaim. Penggunaan laporan survei marine dan dokumen pendukung klaim lainnya. Penerapan persyaratan Institute Time Clauses dan Institute War and Strikes Clauses dalam tipikal skenario klaim. 6.3.1. Praktikal adjustment klaim untuk kerugian sebagian, aktual dan Constructive 6.3.2. Total Loss atas kapal.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
81
AAMAI
6.4. 6.5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
6.3.3. Penyelesaian klaim general average, salvage charges, dan sue and labour expenses. 6.3.4. Penyelesaian klaim untuk collision liability. Penanganan klaim oleh P & I Clubs. Penyelesaian klaim tanggung gugat untuk pelabuhan, terminal, shiprepairers, pembuat kapal dan charterers.
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : Study text P98 : Marine Hull And Associated Liabilities - The Chartered Insurance Institute Bacaan Tambahan: 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Jurnal AAMAI. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan asuransi rangka kapal dan dan tanggung gugat terkait. Arnould’s law of marine insurance and average. J Gilman, Robert M Merkin et al.17thed. London: Sweet & Maxwell, 2008. Elemen of shipping. A E Branch, 8th ed. Abington, Oxfordshire: Routledge, 2007. The law of marine insurance, H N Bennett, 2nd ed. Oxford: Oxford University Press, 2006 Marine insurance claims. J Kenneth Goodacre. 3rd ed. London: Witherby, 1996. Marine insurance clauses, N Geoffrey Hudson, T Madge. 4th ed. London: Informa. Professional, 2005. Guidelines to charterparties, towage contracts and their insurances. A S Bashford, London: Witherby, 1997. Dictionary of insurance. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. Marine encyclopaedic dictionary. Eric Sullivan. 3rd ed. London: LLP, 1999. P&I clubs: law and practice. S J Hazelwood. 4th ed. London: LLP, 2010. Witherby’s encyclopaedic dictionary of marine insurance. R H Brown. London : Witherby, 2005.
Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
82
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
II. ASURANSI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA. KANDIDAT HARUS MAMPU MEMAHAMI: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Risiko yang terkait dengan asuransi penerbangan Ruang lingkup jaminan asuransi penerbangan Praktek pasar yang berkaitan dengan asuransi penerbangan Masalah khusus underwriting dan klaim yang berkaitan dengan asuransi penerbangan Aspek-aspek penting dari asuransi antariksa. Fitur utama dari pasar reasuransi penerbangan.
RINGKASAN HASIL BELAJAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan. Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang berdampak pada risiko penerbangan. Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam asuransi penerbangan. Memahami praktek pasar asuransi penerbangan. Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim dalam. asuransi penerbangan. Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.
SILABUS 1.
Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan. 1.1. 1.2.
1.3.
1.4.
2.
Fakta penting tentang bagaimana sebuah pesawat udara dapat terbang. Jenis-jenis risiko penerbangan - kegagalan manusia, kegagalan mekanik, kegagalan komunikasi dan navigasi, pembajakan, terorisme dan risiko perang termasuk frekuensi dan tingkat keparahan. Tindakan yang diambil untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan GPWS, EGPWS, ACAS, AOC, manual pengoperasian pesawat udara, klasifikasi pilot, manajemen sumber daya kru. Risiko perbaikan dalam navigasi udara global - Komunikasi, Navigasi dan Surveillance / Air Traffic Management.
Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang berdampak pada risiko penerbangan. 2.1.
Konvensi internasional, protokol dan perjanjian.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
83
AAMAI
2.2.
2.3.
2.4.
3.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2.1.1. Tujuan dan fitur utama dari Konvensi Warsawa 1929, Protokol Hague 1955, Perjanjian Montreal 1966, Regulasi Uni Eropa 2027/97, Protokol Montreal Tambahan 1-4, Konvensi Montreal 1999, Konvensi Guadalajara 1961, code sharing and passenger liability, Konvensi Roma 1952, European Directive on Product Liability. 2.1.2. Interaksi antara berbagai protokol dan perjanjian di atas. Konvensi keselamatan internasional dan asosiasi. 2.2.1. Tujuan dari Konvensi Chicago. 2.2.2. Peran International Civil Aviation Organisation (ICAO) dan International Air 2.2.3. Transport Association (IATA). 2.2.4. Konvensi Internasional terkait dengan pelanggaran di dalam pesawat udara. Masalah di Inggris dan Uni Eropa. 2.3.1. Otoritas Penerbangan Sipil - fungsi utama. 2.3.2. Level minimum asuransi, EU directive 785/2004. 2.3.3. Sistem hukum Inggris / Eropa dan perhitungan kerusakan. Masalah di Amerika Serikat. 2.4.1. Sistem hukum dan yurisdiksi Amerika Serikat. 2.4.2. Sistem litigasi Amerika Serikat. 2.4.3. Punitive and compensatory damages. 2.4.4. Ketentuan-ketentuan utama General Aviation Revitalization Act (GARA). 2.4.5. Instansi pemerintah - fungsi utama.
Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam asuransi penerbangan. 3.1.
3.2.
Kelas-kelas utama. 3.1.1. Rangka pesawat dan tanggung gugat - AVN 1C - jaminan utama, pengecualian, kondisi, definisi. 3.1.2. Aviation product liability - AVN 66 - jaminan utama, definisi, pengecualian umum, jenis pengecualian lainnya dan kondisi. 3.1.3. Airport liability - premises, hangarkeepers, produk, jaminan, kondisi, pengecualian, biaya-biaya. 3.1.4. Klausul jaminan risiko perang dan klausul pengecualian. Kelas-kelas lain. 3.2.1. Kecelakaan diri - jaminan, pengecualian. 3.2.2. Loss of use atau consequential loss policy. 3.2.3. Loss of licence policy - jaminan, pengecualian. 3.2.4. Cargo – liability cover dan all risks cover.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
84
AAMAI
4.
Memahami praktek pasar asuransi penerbangan. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5.
5.
Metode rating. Faktor-faktor yang mengatur rate. Praktikal underwriting. Pertimbangan manajemen pelaporan. Interaksi dengan captive perusahaan asuransi. Pertimbangan khusus reasuransi penerbangan.
Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim dalam asuransi penerbangan. 6.1. 6.2.
6.3. 6.4.
7.
Penggunaan dan aplikasi endorsemen dan klausul. Tipikal jumlah risiko sendiri. Bank/leasing agreement dan persyaratan kontraktual dan bagaimana respon pasar asuransi. Sejarah perkembangan pasar asuransi penerbangan secara garis besar. Penyedia global asuransi penerbangan.
Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6.
6.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Klaim rangka pesawat - proses penyelesaian, termasuk investigasi, peran dan tanggung jawab surveyor, penerapan kondisi polis. Klaim tanggung gugat - investigasi, informasi yang diperlukan, penuntutan klaim, klaim penumpang, penyelesaian klaim di Inggris, Amerika Serikat/ Kanada dan yurisdiksi lainnya. Metode investigasi dan penyelesaian klaim kargo, klaim pihak ketiga dan klaim product liability. Peran dan tanggung jawab dari badan investigasi pemerintah yang berwenang.
Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa. 7.1. 7.2. 7.3. 7.4.
Teknologi satelit dan penggunaannya. Jenis-jenis jaminan yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting asuransi antariksa satelit, termasuk perundang-undangan yang relevan. Prosedur dan penanganan klaim.
dan
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : Coursebook P91 : Aviation and space Insurance - The Chartered Insurance Institute.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
85
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Bacaan Tambahan: 1. 2. 3. 4.
5.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Jurnal AAMAI. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan asuransi penerbangan dan antariksa. Aviation insurance: the law and practice of aviation insurance , including hovercraft and spacecraft insurance. Rod D Margo. 3rd ed. London: Butterworths, 2000. Dictionary of insurance. C Bennett, London: Pearson Education, 2004.
Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
86
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
406 : MANAJEMEN KLAIM
SASARAN : Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman bahwa layanan dilaksanakan dalam rangka customer-oriented sebagai upaya memuaskan stakeholders. PENGETAHUAN DASAR : Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi sebagaimana tercakup dalam 101- Praktek Asuransi dan 102 – Hukum Asuransi, serta pengetahuan praktek klaim sebagaimana dalam 108 – Praktek Klaim atau kualifikasi yang setara RINGKASAN : 1. 2. 3. 4. 5.
Memahami lingkungan klaim Memahami dan menerapkan prinsip manajemen pelayanan klaim Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen
SILABUS 1.
Memahami lingkungan klaim 1.1. 1.2. 1.3.
1.4. 1.5.
Strategi manajemen klaim Filosofi klaim Struktur dan disain organisasi 1.3.1. Departemen klaim dalam perusahaan asuransi (divisional / fungsional) 1.3.2. Interaksi departemen klaim dengan fungsi lain 1.3.3. Struktur internal departemen, peran pekerjaan, tim 1.3.4. Poin rujukan; wewenang 1.3.5. Peran manajer departemen Kebijakan interpretasi Peraturan dan undang-undang 1.5.1. ICOBS; Arrow visits; Memperlakukan Pelanggan dengan Adil; Aplikasi untuk agen outsourcing 1.5.2. Kepastian kontrak 1.5.3. Dampak Uni Eropa
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
87
AAMAI
2.
Memahami dan menerapkan praktek manajemen pelayanan klaim 2.1.
2.2. 2.3. 2.4.
3.
Pengalaman pelanggan - harapan, kepuasan 2.1.1. Pedoman AIRMIC 2.1.2. Penggunaan layanan klaim sebagai alat pemasaran 2.1.3. Memperlakukan pelanggan dengan adil/bijaksana Retensi pelanggan Penanganan pengaduan 2.3.1. Layanan Ombudsman Keuangan Litigasi terhadap pemegang polis dan pelanggaran kontrak 2.4.1. Itikad buruk 2.4.2. Hak reservasi termasuk pernyataan AIRMIC
Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
3.7.
3.8. 4.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Merancang dan pelaksanaan prosedur penanganan klaim untuk pihak pertama dan ketiga Aturan prosedur civil Protokol pre-action Proses review dan manajemen mutu Kepatuhan terhadap prosedur klaim Langkah penanganan klaim 3.6.1. Segmentasi (volume dan kompleksitas) 3.6.2. Kewenangan 3.6.3. Outsourcing 3.6.4. Pendelegasian kewenangan 3.6.5. Manajemen Bencana Pemasok dan manajemen hubungan; panel 3.7.1. Loss adjuster 3.7.2. Pengacara 3.7.3. Pemasok jasa dan barang Manajemen call center
Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9.
Filisofi pandangan Interaksi antara klaim, aktuaris dan underwriting Teknologi Informasi Manajemen informasi Penipuan klaim 4.5.1. Aspek etika London dan Lloyd's market Reasuransi Subrogasi dan penagihan hak Klaim internasional
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
88
AAMAI
5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen 5.1.
5.2. 5.3. 5.4.
Strategi pengendalian biaya 5.1.1. Biaya Indemnity, biaya penanganan dan biaya yang terkait dengan penanganan Memperkirakan cadangan Kebocoran Biaya fungsi klaim - biaya internal, pembagian overhead, dll.
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama : 1. 2.
Course Book 820 : Advanced Claims – The Chartered Insurance Institute Ketentuan umum mengenai klaim dalam Polis-polis terbitan AAUI
Bacaan Tambahan : 1. 2. 3. 4.
Course Book P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute Undang-Undang No. 2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya KUHD / KUHPer Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan Klaim Asuransi
Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
89
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
407 : EKONOMI DAN BISNIS
SASARAN : Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan saat ini dalam ekonomi global Menilai peran asuransi dalam ekonomi Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus dari lingkup persaingan Memahami aspek dari kebijakan moneter, fiskal dan perpajakan Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan Memahami keadaan dan dampak dari perdagangan bebas, keseimbangan pembayaran, pertukaran mata uang dan siklus bisnis ekonomi 9. Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan manajemen risiko dalam industri asuransi 10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi tentang ciri-ciri dari laporan keuangan. SILABUS 1.
Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan terkini dalam ekonomi global 1.1. 1.2. 1.3.
2.
Sistem ekonomi utama dan ciri-cirinya: perencanaan, pasar bebas, bauran ekonomi Keadaan, harapan dan masalah ekonomi global dan ekonomi Inggris dengan referensi khusus pada aspek dari pertumbuhan ekonomi Permasalahan ekonomi saat ini secara global dan di Inggris dengan referensi khusus pada perusahaan sosial, lingkungan, pemerintahan, pengaruh ekonomi mikro dan makro
Menilai peran asuransi didalam ekonomi 2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
Kontribusi dibuat oleh industri asuransi kepada produksi Inggris dan internasional Pengaruh dari sumber daya yang tersedia didalam ekonomi dengan referensi khusus pada industri asuransi di Inggris dan dunia internasional Permasalahan ekonomi khusus, tantangan dan kesempatan yang dihadapi oleh industri asuransi di Inggris Keadaan dari pasar investasi digunakan oleh industri asuransi di UK , yang menunjukkan hubungan antara risiko dan keuntungan (return)
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
90
AAMAI
3.
Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran 3.1. 3.2. 3.3.
3.4. 3.5. 3.6.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran Keseimbangan harga dan keseimbangan pasar Penyebab dan pengaruh dari perubahan dalam kurva permintaan dan penawaran termasuk peran dari kebijakan pemerintah dan perundangundangan Elastisitas dari permintaan dan penawaran Teori permintaan dan penawaran dan konsep yang menggunakan format diagram Penerapan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep permintaan dan penawaran dalam asuransi termasuk siklus pasar asuransi
Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus tentang lingkup persaingan 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7.
5.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan Perbedaan bentuk struktur pasar dan kelebihan dan kelemahan masing masing Pengaruh dari strategi marketing Konsep dari perilaku ekonomi yang rasional dan tantangannya Persaingan dalam pasar bisnis dengan bisnis dan bisnis dengan pasar konsumen Penghalang yang menghambat perusahaan baru masuk ke pasar Lingkup persaingan didalam industri di UK dan industri asuransi global
Memahami aspek kebijakan keuangan, fiskal dan perpajakan 5.1. 5.2. 5.3. 5.4.
5.5. 5.6. 5.7. 5.8.
Peran dan alat kebijakan keuangan di UK termasuk perubahan pada bank of England terhadap bunga dan pengawasan terhadap penyediaan uang Perbedaan pendekatan kepada kebijakan moneter yang diadopsi pada ekonomi besar lainnya Peran dan alat kebijakan fiskal di UK termasuk anggaran pemerintah, perpajakan, pengeluaran dan pinjaman; Menganalisa bagaimana perubahan dalam berbagai tarif pajak, baik individu maupun korporasi, dapat mempengaruhi hasil keuangan perusahaan di dalam industri asuransi dengan referensi khusus di UK Dampak dari kebijakan moneter dan fiskal di industri asuransi dengan referensi khusus di UK Dampak dari industri asuransi atas kebijakan moneter dan fiskal di UK dengan referensi khusus pada IPT; Pajak perusahaan sebagai retribusi pajak utama di perusahaan UK dan bagaimana dihitung dan dikumpulkan Pajak lainnya yang mungkin dibayar oleh perusahaan UK tergantung pada kondisi operasi bisnis mereka;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
91
AAMAI
5.9.
6.
6.4.
Definisi dan penyebab inflasi dan deflasi Pengertian utama dari pengaturan inflasi dengan referensi khusus diUK Kecenderungan terkini dalam inflasi baik di UK maupun ekonomi secara global Biaya dan akibat dari inflasi dan deflasi dalam bisnis dan individu secara umum dan pada industri asuransi dan individu pemegang polis secara khusus.
Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan 7.1. 7.2. 7.3.
8.
Kesadaran dari hubungan perpajakan dengan industri asuransi di dalam ekonomi besar lainnya.
Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi 6.1. 6.2. 6.3.
7.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Definisi, jenis dan penyebab dari pengangguran; Biaya ekonomi dan sosial dan pengaruh pengangguran dengan referensi khusus pada industri asuransi di UK Demografi pekerjaan pada ekonomi UK dan hasil khusus yang timbul dari hubungan dengan industri asuransi di UK
Menilai keadaan dan dampak perdagangan bebas, pembayaran, nilai tukar mata uang dan siklus bisnis ekonomi 8.1.
8.2.
perimbangan
Perimbangan perdagangan 8.1.1. perdagangan bebas dan konsep keunggulan persaingan; 8.1.2. Komponen perimbangan perdagangan di UK dan relevansi dari perimbangan perdagangan pada industri asuransi; 8.1.3. penyebab dan implikasi dari laporan terkini tentang kerugian dan keuntungan; 8.1.4. kebijakan ekonomi digunakan dalam usaha untuk memperbaiki kerugian dan keuntungan perdagangan; Nilai tukar mata uang 8.2.1. keadaan dan pengaturan nilai tukar mata uang dan pengaruh dari perubahan dalam nilai tukar 8.2.2. nilai tukar yang mengambang dan tetap 8.2.3. penyebab dari devaluasi dan revaluasi dari suatu mata uang dan pengaruh masing-masing terhadap ekonomi; 8.2.4. pengaruh khusus dari devaluasi dan revaluasi pada industri asuransi; 8.2.5. dampak pada keanggotaan penyatuan Eropa pada ekonomi UK secara keseluruhan dengan referensi khusus pada industri asuransi; 8.2.6. perdebatan pada keanggotaan UK terhadap mata uang Eropa dengan referensi khusus pada industri asuransi; 8.2.7. definisi dari siklus bisnis ekonomi;
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
92
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
8.2.8. cara dimana siklus bisnis ekonomi UK dan global dapat berpengaruh baik terhadap perdagangan maupun nilai tukar mata uang; 9.
Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan risiko manajemen pada industri asuransi 9.1.
9.2.
9.3.
Etika dan tanggung jawab sosial; 9.1.1. area yang besar dan dimensi etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, dan kepentingan khusus mereka dalam hubungan dengan industri asuransi global; 9.1.2. pengaruh sosial dan etika fungsi asuransi; Tata kelola perusahaan 9.2.1. alasan utama tata kelola perusahaan pada industri asuransi di UK dan global; 9.2.2. standar profesional dan praktek terbaik; Masa krisis dan manajemen risiko 9.3.1. prinsip, konsep, signifikansi dan keefektifan manajemen risiko dan manajemen kelanjutan bisnis di dalam lingkup bisnis.
10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi, konsep dan ciri-ciri dari laporan keuangan 10.1. Kebutuhan , perbedaan bentuk dan sumber yang paling tepat dari bisnis keuangan jangka pendek dan jangka panjang termasuk modal yang tersedia. 10.2. Penyebab dan proses asosiasi dengan formulasi tujuan keuangan dan pengawasan dalam bisnis termasuk perencanaan, pengawasan anggaran, standarisasi, auditing, penilaian keuangan, kredit dan manajemen likuiditas dan pajak. 10.3. Peran, keadaan dan perkembangan dari suksesnya pengaturan non finasial. 10.4. Pengertian dasar dari prinsip manajemen akuntansi dan interpretasinya. 10.5. Peran, interpretasi dan penggunaan rasio keuangan dan ratio lainnya. 10.6. Interpretasi dan analisa informasi yang terkandung di dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama : Study text 530 : Economics And Business – The Chartered Insurance Institute Bacaan tambahan : Undang-undang perasuransian dan peraturan yang terkait dengan Ekonomi dan Bisnis
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
93
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
94
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
408 : PEMASARAN PRODUK & JASA ASURANSI
SASARAN Untuk memberikan pengertian dari fungsi marketing dan aplikasinya dalam bisnis asuransi dan memberikan keuntungan bagi mereka yang mengharapkan untuk mengerti dari pengembangan dan implementasinya dari suatu strategi pemasaran yang efektif. PENGETAHUAN DASAR Pengetahuan dasar yang dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal dan Regulatory atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU NO . 2 /1992 beserta PP, KMK, dan PMK terkait serta OJK no. 21/2011. RINGKASAN HASIL BELAJAR 1. 2. 3. 4.
Mengerti dan memahami peran dan operasi dari pemasaran dalam industri asuransi Mengerti dan memahami teori dan konsep dan aplikasinya dalam industri asuransi Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan strategi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi. Menerapkan dan menyampaikan strategi pemasaran.
SILABUS 1.
Pengertian tentang peran dan operasi pemasaran dalam industri asuransi 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Peran nasabah dalam pemasaran Definisi pemasaran Pemasaran dan fungsi usaha lainnya yang berhubungan dengan industri asuransi Menciptakan stategi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi Dampak dari eksternal dan internal faktor dari strategi pemasaran 1.5.1. Pertimbangan ekternal meliputi : Sosial ( kultur ) Ekonomi Kompetisi Tehnologi Ekologi dan meteorology Jenis dan jangkauan dari jasa provider Politik, regulasi, hukum
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
95
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Proteksi nasabah 1.5.2. Pertimbangan internal meliputi Struktur Perilaku Nilai 2.
Pengertian tentang teori pemasaran, konsep dan aplikasinya dalam industri asuransi 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
2.6. 2.7. 2.8. 2.9.
3.
Nasabah asuransi dan pola pembeliannya Pengadaan dan permintaan dalam industri asuransi Marketing mix Segmentasi dari nasabah dan prospek nasabah Persaingan 2.5.1. Perbedaan antara produk dan jasa 2.5.2. Financial value chain analysis Portofolio management Siklus kehidupan dari produk dan jasa asuransi Analisa nasabah asuransi Inti dari kompetensi. 2.9.1. Internal audit dari praktek pemasaran 2.9.2. Analisa SWOT
Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan startegi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi 3.1.
3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Mengidentifikasi segmentasi dalam nasabah asuransi 3.1.1. Perlikaku dan atribut nasabah 3.1.2. Penggunaan data dari hubungan sistim manajemen dengan nasabah untuk menjadikannya sinergi Mengidentifikasi kompetitor 3.2.1. Portofolio kompetitor dari penawaran dan posisi Membangun peluang portofolio 3.3.1. Skenario test Mengambil alih posisi di market Analisa Nilai dan rantai suplly Harga Regulasi Merek produk dan jasa asuransi 3.8.1. Membentuk merek 3.8.2. Pentingnya sebuah merek 3.8.3. Kesadaram merek 3.8.4. Perluasan merek 3.8.5. White labeling
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
96
AAMAI
4.
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Implementasi dan penerapan strategi pemasaran 4.1.
4.2.
4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
Komunikasi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi 4.1.1. Portofolio Komunikasi pemasaran 4.1.2. Pesan-pesan pemasaran 4.1.3. E-marketing 4.1.4. Periklanan 4.1.5. Manajement penjualan dan laporan 4.1.6. Hubungan masyarakat 4.1.7. Promosi 4.1.8. Sponsorship 4.1.9. Rencana komunikasi darurat Asuransi disribusi dan produk serta jasa keuangan 4.2.1. Saluran yang berbeda untuk distribusi ( termasuk call centre ) 4.2.2. Pilihan distribusi Konsultan finansial Perantara/broker Pemasaran langsung Lembaga keuangan ( temasuk bancassurance ) Kumpulan Organisasi distribusi lainnya Risk assessment Jasa pengantar Pengalaman nasabah termasuk klaim Memanage hubungan nasabah
KEPUSTAKAAN Bacaan Utama 1. 2.
Study text 945 : Marketing insurance product and services – The Chartered Insurance Institute UU No 2/1992 beserta PP, KMK, PMK, dan UU 21 /2011 tentang Otorisasi Jasa Keuangan (OJK)
Bacaan Tambahan 1. 2.
Jurnal AAMAI Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia
Catatan Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
97
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia perasuransian Indonesia (termasuk para karyawan yang berkarir di bidang non-teknik) serta pemahaman asuransi di kalangan masyarakat, AAMAI memberikan CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE kepada peserta ujian yang lulus untuk mata ujian : Mata Ujian 1. Praktek Asuransi 2. Hukum Asuransi
Kode 101 102
Dengan memiliki Certificate In General Insurance maka peserta ujian tersebut dinyatakan telah memiliki pengetahuan dasar asuransi kerugian. Penyelenggaraan ujian untuk mata ujian ini, adalah sama dengan penyelenggaraan mata ujian reguler yang diujikan untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK). Bagi para pemegang Certificate In General Insurance, untuk memperoleh gelar AAAIK tinggal mengikuti ujian dan lulus untuk 4 (empat) mata ujian yang dipersyaratkan. Certificate In General Insurance dapat diperoleh peserta ujian setelah lulus ujian mata ujian tersebut dengan cara mengisi formulir permohonan dan mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI. i.
PERSYARATAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN Ujian Certificate In General Insurance terbuka untuk umum, dengan syarat pendidikan minimal lulus SMA, lebih diutamakan bagi mahasiswa atau karyawan industri / lembaga asuransi kerugian, yang berkarir di bidang non-teknik.
2.
BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN a.
Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan Pengurus.
b.
Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat AAMAI atau ditransfer melalui Rekening atas nama Asosiasi / AAMAI No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman atau No.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
98
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
342.3023755 pada Bank Central Asia (BCA) Cabang Matraman Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur.
3.
JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN Jadwal penyelenggaraan ujian sama dengan jadual penyelenggaraan ujian untuk program Ajun Ahli Asuransi Indonesia (AAAIK)
4.
5.
PROSEDUR MEMPEROLEH SERTIFIKAT a.
Mengisi formulir yang telah disediakan dan mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI.
b.
Membayar biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan dapat ditanyakan ke Sekretariat AAMAI.
c.
Contoh formulir permohonan terdapat pada lampiran.
BUKU-BUKU WAJIB DAN SILABUS Untuk Ujian 101 dan 102 dipergunakan buku-buku wajib dan silabus yang sama dengan yang tertuang pada halaman 21 sampai dengan halaman 31.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
99
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
SERTIFIKASI UNDERWRITER
I.
LATAR BELAKANG Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.426/KMK.06/2003 tentang sertifikasi underwriter dan dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga underwriter untuk setiap lini usaha/produk asuransi yang dipasarkan oleh perusahaan asuransi umum, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) telah merancang program dan akan melaksanakan ujian sertifikasi underwriter. Untuk tercapainya sasaran dari ujian sertifikasi underwriter ini, AAMAI telah menyusun acuan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Certified Underwriter dan silabus dengan materi pokok ujian sesuai dengan acuan kompetensi tersebut. Para peserta ujian sertifikasi underwriter yang telah dinyatakan lulus berhak mendapat sertifikat dan predikat Certified Underwriter yang dikeluarkan oleh AAMAI, sebagai berikut: 1. Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU) 2. Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U) 3. Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U) 4. Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU) 5. Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U) 6. Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU) 7. Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU) 8. Indonesian Certified Claim Administrator (ICCA)
II. PROGRAM UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER Program Ujian Sertifikasi Underwriter dapat ditempuh melalui 3 (tiga) jalur pilihan, sebagai berikut : A. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur Non-AAAIK Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian harus telah lulus 3 (tiga) mata ujian wajib dari program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK), sebagai berikut : 1. 2. 3.
Praktek Asuransi Hukum dan Asuransi Praktek Bisnis
(101) (102) (103)
Dan lulus 2 (dua) mata pelajaran keahlian sebagai berikut: The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
100
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
1. Mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Property Underwriter Marine Underwriter Motor Underwriter Engineering Underwriter Liability Underwriter Health Underwriter Bonding Underwriter Claim Administrator
(901) (902) (903) (904) (905) (906) (907) (908)
2. Mata ujian Pengetahuan dan Keahlian Organisasi Bisnis
(900)
B. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian harus telah memiliki gelar profesional Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Property Underwriter Marine Underwriter Motor Underwriter Engineering Underwriter Liability Underwriter Health Underwriter Bonding Underwriter Claim Administrator
(901) (902) (903) (904) (905) (906) (907) (908)
C. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAIK Seorang pemegang gelar profesi Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) secara otomatis dapat diberikan Sertifikasi Underwriter dengan mengajukan permohonan kepada Komisi Penguji. Komisi penguji memutuskan lini usaha yang dapat diberikan sertifikasi sesuai dengan mata ujian yang telah lulus. Jika yang bersangkutan menginginkan memperoleh sertifikasi underwriter untuk lini usaha yang tidak sesuai dengan mata ujian yang telah lulus, maka harus mengikuti ujian dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut:
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
101
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Property Underwriter Marine Underwriter Motor Underwriter Engineering Underwriter Liability Underwriter Health Underwriter Bonding Underwriter Claim Administrator
(901) (902) (903) (904) (905) (906) (907) (908)
III. PERSYARATAN PESERTA UJIAN Ujian Sertifikasi Underwriter terbuka untuk umum dengan persyaratan sebagai berikut : 1. telah berpengalaman di bidang teknik asuransi umum minimal 2 (dua) tahun; 2. pendidikan sekurang-kurangnya SMU atau sederajat.
IV. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN 1.
Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada : Sekretariat AAMAI d/a. Sentra Pemuda Kav.8 Jl. Pemuda No. 61 Jakarta 13220 dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran 3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.
2.
Pembatalan / Penundaan Ujian Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
102
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
V. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN. 1.
Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan Pengurus.
2.
Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.
VI. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN. 1.
Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut. Hari Senin
Selasa
Rabu
2.
Mata Ujian
Jam
Maret / September
101, 401 & 406
09.00 – 12.00
104, 107, 404
14.00 – 17.00
Maret / September
102, 108, 402 & 900
09.00 – 12.00
105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907
14.00 – 17.00
Maret / September
103, 106, 403 & 408
09.00 – 12.00
Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:
3.
Bulan
Jakarta Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Denpasar
Pontianak Balikpapan Banjarmasin Manado Ujung Pandang
Bandar Lampung Palembang Padang Pekanbaru Medan
Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji. Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
103
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
VII. METODA UJIAN 1.
Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.
2.
Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut : 1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih 2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74 3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55
3.
Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika mereka diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.
4.
Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
104
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
VIII. ACUAN KOMPETENSI POKOK CERTIFIED UNDERWRITER BAGIAN 1 PENGETAHUAN TEKNIS BIDANG KOMPETENSI
KOMPETENSI POKOK
TINGKAT PENGUASAAN
Prinsip-Prinsip dan Praktek Asuransi Umum
1. Pengetahuan dan pemahaman pasar 1. Pemahaman secara asuransi, prinsip-prinsip dasar lengkap dan penerapan asuransi dan kemampuan untuk dalam keadaan yang mengaplikasikannya: indemnitas, sulit di prediksi. utmost good faith, subrogasi 2. Mampu memberikan kontribusi, insurable interest, berbagai perbandingan ketentuan average, kausa proksima, dan saran-saran kepada fakta material, risiko fundamental, tertanggung dan SPPA, sertifikat, jenis produk, broker/perantara dokumen polis, formulir klaim, perpanjangan polis, asuransi wajib, ko-asuransi, prinsip-prinsp kontrak, dan prinsip-prinsip reasuransi .
Pengetahuan tentang Jenis Risiko dan Produk
1. Pengetahuan dan pemahaman atas syarat-syarat standar dari polis dan berbagai variasi penerapannya. 2. Pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur rating. 3. Pemahaman atas potensi perbaikan risiko.
1. Pemahaman secara lengkap tentang fiturfitur produk yang lebih kompleks, manfaat, pengecualian dan warranties serta penerapannya dalam berbagai keadaan. 2. Mampu merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan tertanggung.
Hukum
1. Pengetahuan dan pemahaman tentang sifat dan sumber-sumber hukum, perbuatan melanggar hukum, hukum perjanjian, perjanjian asuransi dan penerapannya di Indonesia atau di luar negeri sepanjang dapat diberlakukan di Indonesia.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Memahami prinsip dan permasalahan hukum yang lebih kompleks dan permasalahan yang mempengaruhi tertanggung dan kontrak asuransi.
105
AAMAI
Persepsi Risiko, Eksposur Risiko dan Underwriting
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
2. Peraturan perpajakan yang berhubungan dengan usaha perasuransian.
2. Mampu memberikan saran yang sesuai dengan posisi hukum tertanggung.
1. Memahami teori dan praktek perhitungan eksposur (PML/EML) dan akseptasi risiko dan ketersediaan kapasitas.
1. Memahami konsep risiko dan eksposur dan pengaruh setiap aspek risiko terhadap profil underwriting.
2. Merancang program, grup usaha dan teknik keuangan lainnya, memahami teknik aktuaria dan penggunaan reasuransi. 3. Pemahaman konsep risiko dan pengaruh variabel terhadap keputusan luas pertanggungan dalam semua jenis risiko dan penyelesaian klaim. 4. Pemahaman atas akumulasi risiko dan bentuk-bentuk yang digunakan untuk memprediksi akumulasi dan kelemahannya.
2. Pemahaman dan aplikasi batas kewenangan dan proses elevasi. 3. Mampu merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan tertanggung yang sejalan dengan strategi usaha perusahaan.
5. Pemahaman atas PML dan perencanaan menghadapi katastropik. 6. Pembuatan profil risiko termasuk alternatif pengalihan risiko. Permodalan dan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi
1. Struktur permodalan dan kendalakendala rasio kecukupan modal (RBC) dan penilaian tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. 2. Badan pemeringkat – maksud dan cara kerjanya. 3. Proses akuntansi perusahaan asuransi. 4. Analisa dan pengelolaan portofolio risiko.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Pemahaman faktorfaktor yang mempengaruhi persyaratan kecukupan modal dan peringkat perusahaan asuransi. 2. Mampu memahami pengaruhnya terhadap pilihan tertanggung dan kestabilan usaha dan memberikan penjelasan yang baik kepada tertanggung. 106
AAMAI
Klaim
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
1. Memahami manajemen klaim, misalnya manajemen kerugiankerugian besar, proses penyelesaian, teknik dan ketentuan pencadangan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Memahami prinsipprinsip, proses dan praktek penanganan klaim. 2. Mampu mengkomunikasikan pemahaman ini kepada seluruh pemangku kepentingan sebelum dan sesudah terjadinya klaim.
107
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
BAGIAN 2 A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS BIDANG KOMPETENSI
Peraturan dan Etika Bisnis Asuransi Umum
Memahami Tertanggung
KOMPETENSI POKOK
1. Mengikuti perubahan dan perkembangan peraturan dan pengaruhnya terhadap usaha perasuransian.
TINGKAT PENGUASAAN
2. Pemahaman berbagai peraturan tentang pencucian uang.
1. Menunjukkan pemahaman yang baik atas persyaratan peraturan dan pengaruhnya terhadap usaha perasuransian. Mampu mengidentifikasi benturan kepentingan dan tindakan pencegahannya.
1. Secara aktif berusaha untuk memahami permasalahan dan kepentingan tertanggung dan broker/perantara dan mengantisipasi kebutuhan dan permintaan mereka.
1. Secara aktif mendapatkan umpan balik dari tertanggung dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan terhadap tertanggung. 2. Mampu secara proaktif mengidentifikasi perkembangan dan permasalahan yang mempengaruhi tertanggung dan broker/perantara.
Manajemen Risiko
1. Memahami prinsip-prinsip manajemen risiko. 2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan manajemen risiko bagi tertanggung.
1. Mampu mengaplikasikan teknik manajemen risiko terhadap risiko-risiko standard dan nonstandar.
3. Pengetahuan dan pemahaman penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko dalam kaitan dengan kebijakan risiko dalam organisasi.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
108
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Pelaporan
1. Kemampuan untuk menyusun laporan-laporan yang efektif berdasarkan kinerja usaha dan memperlihatkan kewaspadaan terhadap keadaan keuangan.
1. Secara aktif merevisi dan mengedit laporanlaporan untuk menghasilkan dokumen yang ringkas dan terarah.
Mengerti Aspek Keuangan
1. Pengetahuan atas pelaporan keuangan, misalnya keuangan perusahaan asuransi, neraca keuangan dan laporan rugi laba.
1. Mampu untuk memanfaatkan informasi pelaporan keuangan dan ukuran kinerja asuransi di dalam pengelolaan risiko.
2. Pemahaman atas ukuran kinerja asuransi, seperti loss ratio, laba usaha, return on capital.
2. Memahami pengaruh proses underwriting terhadap hasil usaha secara keseluruhan.
Strategi Usaha yang Spesifik dari Perusahaan
1. Mampu untuk mengidentifikasi dan bekerja sesuai dengan nilainilai dan filosofi perusahaan secara menyeluruh.
1. Terbiasa dengan nilainilai dan filosofi organisasi dan mengelola SDM sesuai dengan strategi perusahaan.
Pengarahan Teknis
1. Mengarahkan rekan kerja melalui konsultasi dan keputusan teknis. Membimbing dan mendukung rekan kerja baru.
1. Memberikan bimbingan dengan contoh yang mendorong rekan kerja baru untuk mengambil tanggung jawab dalam pengembangan diri.
Keahlian Negosiasi
1. Kemampuan untuk bernegosiasi secara efektif dengan seluruh pemangku kepentingan dalam proses underwriting.
1. Menunjukkan kemampuan bernegosiasi secara efektif dengan semua pihak yang terlibat dalam proses underwriting. 2. Mampu bernegosiasi secara efektif atas berbagai pertimbangan underwriting untuk risiko-risiko non-standar.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
109
AAMAI
Pengetahuan Pasar Asuransi dan Prakteknya
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
1. Menunjukkan kesadaran 1. Secara aktif meneliti terhadap aktivitas pasar asuransi perubahan-perubahan dan pesaing. yang terjadi dalam pasar asuransi dan pengembangan produk di masa datang.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
110
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
B. KEAHLIAN INTERPERSONAL BIDANG KOMPETENSI
Analisa Data
Mengelola Hubungan
Pengambilan Keputusan
KOMPETENSI POKOK
TINGKAT PENGUASAAN
1. Kemampuan untuk menganalisa data yang dibutuhkan.
1. Mampu menganalisa data dan membuat kesimpulan.
1. Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif, baik secara internal maupun dengan mitra usaha.
1. Mengembangkan dan meningkatkan hubungan, baik secara internal maupun eksternal.
1. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang memadai berdasarkan informasi dan alasan yang tersedia dan menjelaskan keputusankeputusan tersebut kepada orang lain.
1. Menunjukkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang efektif dalam situasi yang kompleks secara teknis.
2. Mampu mengkaji anggota tim, menganalisa dan membuat rekomendasi yang sesuai.
2. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan segala lapisan.
2. Mampu memberikan rekomendasi atas keputusan underwriting kepada anggota tim.
Perencanaan dan Pengorganisasi an
1. Kemampuan untuk 1. Menunjukkan pendekatan merencanakan dan yang efektif terhadap mengorganisasikan beban kerja berbagai tugas. secara efektif sesuai dengan 2. Mampu memenuhi tenggat tenggat waktu pekerjaan. waktu.
Manajemen Kearsipan
1. Mengetahui dan memahami nilai dari arsip bagi pengembangan diri, kebutuhan usaha, peraturan industri, sistem dan pengawasan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Kemampuan untuk memanfaatkan arsip menurut prosedur internal dan peraturan pemerintah.
111
AAMAI
Kemampuan Numerik dan Bahasa
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
1. Menunjukkan kemampuan untuk menerapkan keahlian numerik dan bahasa.
1. Memanfaatkan keahlian numerik dan bahasa secara lengkap dan efektif.
2. Menunjukkan perhatian atas keakuratan dengan standar yang tinggi.
2. Menunjukkan pemanfaatan lebih jauh kemampuan bahasa dan numerik untuk meningkatkan fungsi usaha.
Pengarahan dan 1. Mengarahkan rekan kerja Bimbingan melalui rujukan dan keputusan teknis. Membimbing dan mendukung rekan kerja baru.
1. Mampu untuk memotivasi rekan kerja untuk mencapai sasaran perusahaan dan underwriting. 2. Memanfaatkan keahlian lainnya untuk mendukung tim dalam mengelola proses underwriting dan memberikan pelayanan pelanggan secara efektif.
Pengembangan Diri
1. Kemampuan untuk mengenali kebutuhan pengembangan diri dan tanggung jawab pribadi untuk proses belajar berkesinambungan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Mampu menganalisa kekurangan keahlian secara efektif, baik bagi diri sendiri maupun rekan kerjanya. 2. Memanfaatkan keahlian lainnya untuk merencanakan pengembangan profesional dirinya.
112
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
IX. SILABUS UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER – JALUR AAAIK MATA UJIAN : PENGETAHUAN TEKNIS MATERI POKOK
SILABUS
PERINGKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan 1. Syarat-syarat standar dari polis dan tentang Jenis berbagai variasi penerapannya. Risiko dan Prosedur rating. Produk 2. Potensi perbaikan risiko.
1. Memahami secara lengkap tentang fitur-fitur produk yang lebih kompleks, manfaat, pengecualian dan warranties serta Catatan: penerapannya dalam Materi disesuaikan dengan lini usaha berbagai keadaan. yang diujikan: 2. Mampu merancang 1. Property (901) produk yang sesuai 2. Marine (902) dengan kebutuhan dan 3. Motor (903) permintaan tertanggung. 4. Engineering (904) 5. Liability (905) 6. Health (906) 7. Bonding (907) 8. Claim Admin (908)
Persepsi Risiko, Eksposur Risiko dan Underwriting
1. Teori dan praktek perhitungan 1. Memahami konsep risiko eksposur (PML/EML) dan akseptasi dan eksposur dan risiko dan ketersediaan kapasitas. pengaruh setiap aspek 2. Perancangan program grup usaha risiko terhadap profil dan teknik keuangan lainnya, underwriting. 3. Teknik aktuaria dan penggunaan 2. Memahami batas reasuransi. kewenangan dan proses 4. Konsep risiko dan pengaruh variabel elevasi. terhadap keputusan luas 3. Mampu merancang pertanggungan dalam semua jenis produk yang sesuai risiko dan penyelesaian klaim. dengan kebutuhan 5. Akumulasi risiko dan bentuk-bentuk tertanggung yang sejalan yang digunakan untuk memprediksi dengan strategi usaha akumulasi dan kelemahannya. perusahaan. 6. PML dan perencanaan menghadapi katastropik. 7. Profil risiko dan kerugian termasuk alternatif pengalihan risiko. 8. Dasar-dasar statistik.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
113
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Permodalan dan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi
1. Struktur permodalan dan kendalakendala rasio kecukupan modal (RBC) dan penilaian tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. 2. Badan pemeringkat – maksud dan cara kerjanya. 3. Akuntansi perusahaan asuransi. 4. Analisa dan pengelolaan portofolio risiko.
1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persyaratan kecukupan modal dan peringkat perusahaan asuransi. 2. Mampu memahami pengaruhnya terhadap pilihan tertanggung dan kestabilan usaha dan memberikan penjelasan yang baik kepada tertanggung.
Klaim
1. Manajemen klaim : manajemen kerugian-kerugian besar, proses penyelesaian, teknik dan ketentuan pencadangan.
1. Memahami prinsipprinsip, proses dan praktek penanganan klaim. 2. Mampu mengkomunikasikan pemahaman terkait kepada seluruh pemangku kepentingan sebelum dan sesudah terjadinya klaim.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
114
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
MATA UJIAN: PENGETAHUAN & KEAHLIAN ORGANISASI BISNIS (900) A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS MATERI POKOK
SILABUS
PERINGKAT PENGETAHUAN
Peraturan dan 1. Peraturan perasuransian dan Etika Bisnis pengaruhnya terhadap usaha Asuransi perasuransian. Umum 2. Peraturan tentang pencucian uang.
1. Menunjukkan pemahaman yang baik atas persyaratan peraturan dan pengaruhnya terhadap usaha perasuransian.
Memahami Tertanggung dan Perantara
1. Peran broker/pialang asuransi dan perantara lainnya dalam penutupan asuransi.
1. Memahami peranan dan fungsi broker/pialang asuransi dan perantara lainnya.
2. Sistem dan peraturan perundangan tentang keperantaraan.
2. Secara aktif mendapatkan umpan balik dari tertanggung dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan terhadap tertanggung.
2. Mampu mengidentifikasi benturan kepentingan dan tindakan pencegahannya.
3. Mampu secara proaktif mengidentifikasi perkembangan dan permasalahan yang mempengaruhi tertanggung dan broker/pialang asuransi dan perantara lainnya. Manajemen Risiko
1. Prinsip-prinsip manajemen risiko. 2. Kebutuhan manajemen risiko bagi tertanggung.
1. Mampu mengaplikasikan teknik manajemen risiko terhadap risiko-risiko standar dan non-standar.
3. Penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko dalam kaitan dengan kebijakan risiko dalam organisasi. Dasar-Dasar Keuangan
1. Laporan-laporan kinerja usaha dan keuangan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Mampu merevisi dan mengedit laporan-laporan 115
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
dan Pelaporan 2. Laporan keuangan, neraca dan laba rugi perusahaan asuransi. 3. Rasio kinerja asuransi : loss ratio, laba usaha, return on capital, ROI, ROE, ROA, dll.
untuk menghasilkan dokumen yang ringkas dan terarah. 2. Mampu menggunakan informasi laporan keuangan dan ukuran kinerja asuransi dalam pengelolaan risiko. 3. Memahami pengaruh proses underwriting terhadap hasil usaha secara keseluruhan.
Keahlian Negosiasi
1. Metode negosiasi yang efektif dengan seluruh pemangku kepentingan dalam proses underwriting.
1. Mampu bernegosiasi secara efektif dengan semua pihak yang terlibat dalam proses underwriting. 2. Mampu bernegosiasi secara efektif atas berbagai pertimbangan underwriting untuk risiko-risiko nonstandar.
Pengetahuan Pasar Asuransi dan Prakteknya
1. Kondisi pasar asuransi dan pesaing.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
1. Mampu mengkaji perubahanperubahan yang terjadi dalam pasar asuransi dan pengembangan produk di masa datang.
116
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
B. KEAHLIAN INTERPERSONAL BIDANG KOMPETENSI
KOMPETENSI POKOK
TINGKAT PENGUASAAN
Mengelola Hubungan Interpersonal
1. Hubungan kerja yang efektif, 1. Mampu mengembangkan baik secara internal maupun dan meningkatkan dengan mitra usaha. hubungan, baik secara internal maupun eksternal. 2. Mampu berkomunikasi dengan segala lapisan. Pengambilan 1. Proses pengambilan keputusan 1. Mampu mengambil Keputusan berdasarkan informasi dan keputusan yang efektif alasan yang tersedia. dalam situasi yang 2. Implementasi keputusankompleks secara teknis. keputusan kepada pihak lain. 2. Mampu memberikan rekomendasi atas keputusan underwriting kepada anggota tim. Perencanaan dan 1. Perencanaan dan 1. Mampu menunjukkan Pengorganisasian pengorganisasian beban kerja pendekatan yang efektif sesuai dengan tenggat waktu terhadap berbagai tugas. pekerjaan. 2. Mampu memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
117
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
X. BUKU REFERENSI PENGETAHUAN TEKNIS Pengetahuan tentang Jenis Risiko dan Produk
1. Property (P93-Commercial Property & Business Interuption) 2. Marine (P90-Cargo and Goods In Transit Insurance) 3. Motor (IF5-Motor Insurance) 4. Engineering (CII 745 ex 301 silabus lama) 5. Liability (P96-Liability Insurance) 6. Health (IF7-Healthcare Insurance Product + 790 – Private Medical Insurance) 7. Bonding (Corporate Suretyship, ICS, Surety Bond) 8. Claim Administrator (IF4-Insurance Claims Handling Process)
Persepsi Risiko, Eksposur Risiko dan Underwriting
CII Course Book 960 – Advanced Underwriting
Permodalan dan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi
UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya
Wording Polis
CII Course Book P21 – Commercial Insurance Contract Wording
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS Peraturan dan Etika Bisnis Asuransi Umum
UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya
Memahami Tertanggung dan Perantara
CII Course Book P81 – Insurance Broking Practice
Manajemen Risiko
CII Course Book 655 – Risk Management
Dasar-Dasar Keuangan dan Pelaporan
CII Course Book P92 – Insurance Business & Finance
Keahlian Negosiasi
CII Course Book 990 – Insurance Corporate Management
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
118
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
KEAHLIAN INTERPERSONAL Mengelola Hubungan Interpersonal
CII Course Book 990 – Insurance Corporate Management
Pengambilan Keputusan
CII Course Book 990 – Insurance Corporate Management
Perencanaan dan Pengorganisasian
CII Course Book 990 – Insurance Corporate Management
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
119
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/SKep-008/IV/2012 Tanggal 12 April 2012 TENTANG PERUBAHAN SILABUS MATA UJIAN GELAR PROFESIONAL ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
PENGURUS ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA Menimbang
: a. Bahwa silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) Sektor Asuransi Kerugian, perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan serta tuntutan yang akan dihadapi AAMAI dan Industri Asuransi Kerugian. c. Bahwa untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian Asuransi Kerugian, perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan buku-buku wajib untuk mata ujian, baik untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian maupun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian.
Mengingat
: a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 5 Ayat (1) tentang Ujian Gelar Profesional b. Anggaran Dasar Bab IV Pasal 9 Ayat (1) tentang Anggota Biasa c. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 Ayat (7a) tentang Hak Dewan Pengurus untuk menetapkan Kebijakan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. d. Anggaran Rumah Tangga Bab II Pasal 4 tentang kewenangan Dewan Pengurus untuk menetapkan dan atau untuk mengadakan perubahan atau penyempurnaan terhadap seluruh atau sebagian mata ujian sesuai kebutuhan.
Memperhatikan : Saran, usulan serta pendapat Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian. MEMUTUSKAN Menetapkan
: Pertama Memberlakukan silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian Tahun 2012 dengan mata ujian sebagai berikut : Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian ( AAAIK )
Praktek Asuransi Hukum Asuransi Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan Asuransi Pengangkutan Praktek Underwriting Praktek Klaim
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
101 102 103 104 105 106 107 108
120
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS No. AAMAI/Skep-008/VI/2012 Tanggal 12 April 2012
Ahli Asuransi Indonesia Jiwa ( AAIk )
Manajemen Perusahaan Asuransi Manajemen Underwriting Reasuransi Manajemen Risiko Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan Manajemen Klaim Ekonomi dan Bisnis Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi
401 402 403 404 405 406 407 408
Kedua Silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia Sektor Kerugian Tahun 2012 pada butir pertama diatas, mulai diberlakukan sejak periode ujian bulan September 2012. Ketiga Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Keempat Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan dilakukan koreksi sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal 12 April 2011 ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA Dewan Pengurus,
Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE Ketua
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
121
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
S U R A T
K E P U T U S A N
No. AAMAI/Skep-015/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
TENTANG
UJIAN SPESIALISASI LINI BISNIS SEKTOR ASURANSI KERUGIAN ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia : Menimbang
: a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai organisasi yang merupakan wahana bagi para profesional dalam bidang perasuransian di Indonesia, perlu secara terus menerus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perasuransian. b. Bahwa yang perlu dilakukan untuk menghasilkan para profesional yang secara terus menerus memutakhirkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan mengikuti ujian sertifikasi underwriter Sektor Asuransi Kerugian sesuai dengan lini bisnis yang ditangani. c. Bahwa kepada para peserta ujian yang telah lulus dalam ujian-ujian yang dipersyaratkan, akan diberikan sertifikat Gelar Sertifikasi Underwriter.
Mengingat
: a. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 tentang Hak d.an Kewajiban Dewan Pengurus khususnya point (2) yang mengatur tentang hak untuk menetapkan dan memberikan Gelar Profesional. b. Anggaran Rumah Tangga Bab IX khususnya Pasal 14 Ayat 1 yang mengamanahkan tentang Pemberian Gelar Profesional.
Memperhatikan
: a. Surat Keputusan Dewan Pengurus No. AAMAI /Skep-013/XII/2005 tanggal 15 Desember 2005 tentang Validitas Kepemilikan Gelar Profesional b. Keputusan Rapat Dewan Pengurus AAMAI tanggal 13 Juli 2006 khususnya tentang Gelar Profesi untuk setiap lini bisnis.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Pertama Melaksanakan ujian sertifikasi underwriter dalam lini usaha asuransi kerugian yang terspesialisasi.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
122
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS No. AAMAI/Skep-015/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
Kedua Kepada para peserta yang telah lulus ujian tersebut, akan diberikan Gelar Sertifikasi Underwriter sesuai dengan mata ujian yang dipersyaratkan untuk sertifikasi spesialis masing-masing dengan silabus seperti tercantum dalam lampiran surat keputusan ini. Ketiga Persyaratan untuk mengikuti ujian sertifikasi underwriter adalah seperti tercantum dalam lampiran surat keputusan ini Keempat Gelar Sertifikasi Underwriter untuk lini usaha asuransi kerugian, adalah : Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU) Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U) Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U) Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU) Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U) Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU) Indonesian Certified Miscellaneous Underwriter (ICMi.U) Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU) Kelima Pelaksanaan ujian gelar sertifikasi underwriter dilakukan oleh Komisi Penguji sektor Asuransi Kerugian AAMAI. Keenam Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ketujuh Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan dilakukan koreksi sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 Juni 2008 ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA Dewan Pengurus,
Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP Ketua
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
123
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
S U R A T
K E P U T U S A N
No. AAMAI/Skep-016/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
TENTANG
PEMBERIAN CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia : Menimbang
: a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai asosiasi profesi di bidang perasuransian di Indonesia, perlu secara terus menerus meningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang industri perasuransian. d. Bahwa perlu diberikan Certificate in General Insurance sebagai penghargaan kepada peserta ujian yang telah lulus mata ujian yang dipersyaratkan
Mengingat
: a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 4 tentang Azas dan Tujuan. b. Anggaran Rumah Tangga Bab VII Pasal 13 Ayat 2 tentang Tugas Dewan Pengurus.
Memperhatikan
: Keputusan Rapat Dewan Pengurus tanggal 15 April 2008 dan 24 Mei 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Pertama memberikan Certificate in General Insurance kepada mereka yang telah lulus mata ujian : a. 101 : Praktek Asuransi b. 102 : Hukum dan Asuransi Kedua Bagi peserta ujian yang telah lulus mata ujian pada butir pertama sebelum Surat Keputusan ini ditetapkan, dapat memperoleh Certificate in General Insurance dengan mengajukan permohonan kepada Sekretariat AAMAI. Ketiga Keputusan ini mulai berlaku sejak sejak tanggal ditetapkan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
124
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS No. AAMAI/Skep-016/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
Keempat Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 Juni 2008 ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA Dewan Pengurus
Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP Ketua
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
125
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
TATA TERTIB UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI (Dibacakan Pengawas 5 menit sebelum ujian dimulai) 1. Kandidat yang diperkenankan mengikuti ujian adalah Kandidat yang terdaftar untuk modul (mata ujian) yang sedang diujikan. 2. Kandidat yang terlambat hadir di ruang ujian lebih dari 30 menit setelah ujian dimulai, tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk modul ( mata ujian ) yang sedang diujikan. 3. Kandidat harus menempati tempat duduk yang telah ditentukan oleh Pengawas Ujian. Khusus untuk Pusat Ujian Jakarta, tempat duduk harus sesuai dengan nomor meja yang telah diberikan sebelum memasuki ruang ujian. 4. Kandidat harus membawa Kartu Kandidat atau Identitas Diri serta Bukti Pendaftaran Ujian, dan meletakkannya di atas meja, setiap kali mengikuti ujian. 5. Semua buku, ringkasan, diktat, catatan-catatan dan tas/rangsel, harus diletakkan di tempat yang telah ditentukan oleh Pengawas Ujian, kecuali alat-alat tulis yang diperlukan untuk mengerjakan ujian. Bagi Kandidat yang membawa cellular phone (hand phone) harus menyimpannya dalam tas/rangsel atau apabila tidak membawa tas/rangsel, peralatan komunikasi tersebut harus diletakan di atas meja (dalam keadaan off) dalam keadaan tertelungkup dan dapat dilihat oleh Pengawas. 6. Kandidat dilarang untuk membawa senjata dalam bentuk apapun ke ruang ujian serta harus menjaga ketertiban selama ujian berlangsung dengan tidak melakukan tindakan atau aktifitas apapun yang dapat mengganggu ketenangan peserta ujian lainnya. 7. Selama ujian berlangsung Kandidat dilarang keras untuk: a) berkomunikasi dengan Kandidat lainnya termasuk saling meminjamkan alat tulis maupun keperluan lainnya, b) berkomunikasi dengan pihak lain/luar dalam bentuk apapun termasuk menggunakan sarana komunikasi telephone cellular (hand phone), c) Mempergunakan catatan-catatan materi ujian dalam bentuk apapun, d) Menyalin jawaban ujian dari atau memberikan jawaban ujian kepada Kandidat lainnya, atau e) Melakukan perbuatan curang lainnya yang seharusnya tidak dilakukan peserta ujian. Kandidat yang memerlukan bantuan dapat menghubungi Pengawas dengan mengangkat tangan. 8. Kandidat tidak dibenarkan menulis nama dan atau komentar-komentar maupun kode-kode apapun pada lembar atau buku jawaban. 9. Kandidat tidak diperkenankan sama sekali meninggalkan ruang ujian sebelum lewat satu jam setelah ujian dimulai. Kandidat yang perlu keluar ruang ujian setelah satu jam ujian berlangsung untuk keperluan ke toilet/restroom dapat meminta izin kepada Pengawas dan hanya dapat diberikan satu kali selama ujian dengan batasan maksimum 5 menit. 10. Kandidat tidak diperkenankan untuk makan, minum atau merokok di ruang ujian. 11. Semua jenis pelanggaran atas tata tertib ujian akan dicatat oleh Pengawas Ujian dan bagi Kandidat yang melanggar tata tertib ujian akan dikenai sanksi pelanggaran, berupa : a. Tidak diberikan penilaian terhadap kertas jawaban. b. Dikeluarkan dari ruang ujian dan tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk modul (mata ujian) yang bersangkutan. c. Tidak diperkenankan mengikuti ujian Gelar Profesi ini untuk waktu yang tidak terbatas. Sanksi atas pelanggaran tersebut, dapat diberitahukan secara langsung oleh Pengawas kepada Kandidat yang bersangkutan, atau dicatat dalam Lembar Berita Acara Ujian yang ditanda-tangani oleh Pengawas Ujian yang bertugas, kemudian diberitahukan secara tertulis oleh masing-masing Ketua Komisi Penguji setelah melalui prosedur yang berlaku.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
126
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
AAMAI
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB CATATAN PENTING: 1. Pengawas berhak menetapkan sanksi yang dianggapnya wajar terhadap setiap pelanggaran Tata Tertib Ujian yang dilakukan oleh Kandidat. 2. Sanksi Butir 11.c. Tata Tertib diputuskan dalam Rapat Komisi Penguji dengan mempertimbangkan: a. Catatan atau rekomendasi Pengawas yang tercantum dalam BA Ujian terakhir. b. Catatan pengalaman pelanggaran yang pernah dilakukan Kandidat terkait pada ujian-ujian sebelumnya. 3. Pemberlakuan sanksi yang ditetapkan oleh Komisi Penguji akan diberitahukan secara tertulis kepada Kandidat yang melakukan pelanggaran.
No.
Jenis Pelanggaran
Sanksi
1.
Pelanggaran atas butir 5 Menyimpan buku/catatan /hp, dll. di atas/disekitar meja.
2.
Pelanggaran atas butir 6 Membawa senjata/membuat kegaduhan
Peringatan pertama secara lisan untuk mematuhi Tata Tertib Peringatan kedua sanksi dicatat dalam Berita Acara Ujian disertai rekomendari kepada Komisi Penguji untuk tidak dinilai kertas ujiannya (sanksi Butir 11.a Tata Tertib) Membawa senjata: peringatan lisan serta diminta untuk memindahkan senjata tersebut ke luar ruang ujian. Berbuat kegaduhan: Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan; Pelanggaran kedua di catat dalam BA Ujian; Pelanggaran ketiga dapat kenakan sanksi Butir 11.b Tata Tertib.
3.
Pelanggaran atas butir 7 – Menyontek dan sejenisnya
4.
5.
6.
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan; Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian; Pelanggaran ke tiga sanksi Butir 11.a atau 11.b Tata Tertib sesuai dengan rekomendasi Pengawas. Pelanggaran atas butir 8 Tindakan oleh Komisi Penguji berupa pemotongan nilai sebesar Menulis nama atau komentar 10-25%. dalam kerta ujian Tidak dinilai kertas ujiannya (Diskualifikasi) Pelanggaran atas butir 9 -Izin Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan. keluar ruangan lebih dari 1 Pelanggaran kedua berupa pencatatan dalam BA Ujian. kali atau 5 menit/kali. Pelanggaran ketiga sanksi Butir 11.b Tata Tertib Pelanggaran atas butir 10 - Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan Makan, minum atau merokok Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian di ruang ujian.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
127
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
TATA CARA PELAKSANAAN UJIAN ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Jadwal Ujian Ditetapkan oleh KOMISI PENGUJI dan telah diedarkan kepada semua peserta ujian dan pengawas ujian. Peserta dan pengawas ujian diminta untuk berada di tempat ujian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Penanggung-Jawab Pelaksanaan Ujian (PJPU) dan Pengawas Ujian (PU)
PJPU untuk setiap pusat ujian ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI. Khusus untuk Jakarta PJPU ditunjuk untuk setiap sesi ujian. PJPU dibantu oleh PU yang ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI. PJPU dan PU harus mengenakan tanda pengenal selama bertugas dan menanda-tangani daftar hadir yang disediakan oleh Sekretariat AAMAI Penugasan PJPU dan PU tidak boleh diwakilkan kepada orang lain tanpa persetujuan tertulis dari Ketua KOMISI PENGUJI. Dalam hal PJPU berhalangan karena alasan mendesak, yang bersangkutan harus memberitahukan hal tersebut kepada Ketua KOMISI PENGUJI sekurang-kurangnya satu hari sebelum pelaksanaan ujian.
Tugas dan Tanggung Jawab PJPU Sebelum ujian dimulai
Memeriksa dokumen ujian yang diterima dari Sekretariat apakah telah sesuai dengan jadwal dan diterima dalam keadaan tertutup. Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan ujian selesai. Memeriksa ruang ujian dan pengaturan tempat duduk Kandidat dengan memperhatikan jarak yang cukup untuk menghindarkan adanya kerjasama antar Kandidat. Memberi pengarahan kepada PU tentang tugas yang akan dilakukan. Meminta PU untuk membagikan lembar jawaban ujian beserta Kartu Tanda Hadir Ujian (KTHU) kepada setiap Kandidat. Membacakan Tata Tertib Ujian 10 menit sebelum ujian dimulai. Meminta PU untuk membagikan kertas ujian kepada setiap Kandidat. Menyatakan dengan resmi waktu ujian dimulai dan mempersilahkan Kandidat untuk mulai bekerja untuk jangka waktu tiga jam.
Selama ujian berlangsung
Memberikan penjelasan atas pertanyaan dari Kandidat (bila ada) yang tidak menyangkut materi ujian. Menyampaikan pemberitahuan/pengumuman kepada Kandidat (bila ada). Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki ruang ujian selama ujian berlangsung. Memberi peringatan kepada Kandidat yang melanggar Tata Tertib Ujian.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
128
AAMAI
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
Meminta PU untuk mengumpulkan KTHU dan mencocokkan jumlahnya dengan jumlah kertas jawaban setelah ujian selesai.
Setelah ujian selesai
Mengumumkan bahwa waktu ujian telah berakhir dan meminta Kandidat untuk berhenti menulis. Meminta PU untuk mengumpulkan semua kertas jawaban. Menanda-tangani Berita Acara pelaksanaan ujian dan di-countersign oleh salah seorang PU. Membubuhkan tanda-tangan pada setiap Buku Jawaban. Penanda-tanganan dapat dibantu oleh salah seorang atau lebih PU yang ditunjuk oleh PJPU Menyerahkan kertas jawaban dalam amplop tertutup/disegel kepada Kepala Sekretariat AAMAI.
Tugas dan tanggung jawab PU
Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan ujian selesai. Membantu PJPU dalam melaksanakan ujian. Mencocokkan kartu tanda Kandidat atau kartu identitas lainnya dengan Kandidat yang ikut (kesamaan foto). Melakukan pengawasan dalam ruang ujian selama ujian berlangsung. Melaporkan kepada PJPU bila ada Kandidat melakukan tindakan yang melanggar Tata Tertib Ujian. Memperhatikan Kandidat yang keluar ruang ujian dengan alasan keperluan mendesak agar tidak melakukan sesuatu tindakan yang curang. Mengumpulkan buku jawaban ujian setelah ujian berakhir.
Tugas dan tanggung jawab Sekretariat
Menyiapkan tempat ujian yang cukup untuk menampung Kandidat Menyiapkan daftar nama (print out) Kandidat untuk pengecekan Kandidat yang ikut ujian Menyediakan Buku/Lembar Jawaban ujian dan perlengkapan ujian lainnya dalam jumlah yang cukup. Menerima Buku/Lembar Jawaban dari PJPU dengan memberikan tanda terima.
Catatan : Tata Cara Pelaksanaan Ujian ini harus disampaikan kepada PJPU dan PU bersamaan dengan surat penunjukan oleh Ketua KOMISI PENGUJI kepada yang bersangkutan.
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
129
AAMAI
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
130
AAMAI
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
131
AAMAI
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
132
AAMAI
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
133
AAMAI
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI)
BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
134