~,I LlK
r· '::' RPUS AKAAN
KEMENlE.RlAN KESEHATAN
BUKU PA DUAN
AUTOPSI VE BAL BA ITA
UNTUK
PELATIHAN
Subdit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit &
Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan Republik Indo eSla 2007 dJ~ f-'8 r nu.,.i-,..I;":,n D9Pk~~.-
b
}~' .b
N o. Ih d uk gi. T·. rl
¢!.~Z__~!.I I
: .. .
1 '1 ;
")?'-:.1r--:!:~JL
O.P!!It De ,i ; ....................... ..
• oo . . . . . . . . . . . oooo . . . . . . . . . . . . ................................. ..
--
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa setelah melalui proses yang cukup panjang penyusunan buku Panduan Autopsi Verbal bisa tersusun sebagaimana yang diharapkan. Selama ini Program P2 ISPA mengalami kesulitan dalam mendapatkan angka kematian Balita yang disebabkan karena Pneumonia. Angka kematian yang ada sampai saat ini hanya berdasarkan estimasi dan ekstrapolasi. Data yang akurat sangat sulit diperoleh padahal kematian itu sendiri adalah suatu kejadian yang nyata, tetapi untuk mendapatkan data tersebut bukan hal yang mudah khususnya kasus Pneumonia Balita. Mengingat banyak kejadian kematian Balita karena infeksi sering disebabkan oleh beberapa penyakit seperti Pneumonia, Campak, Diare, Malaria, DBD dan Malnutrisi dimana satu sama lain sering tumpang tindih, untuk itu Program P2 ISPA bersama-sama dengan program Program terkait yaitu Diare, Malaria, Arbovirosis, Imunisasi serta Surveilans mencoba duduk bersama menyusun buku panduan ini dengan didampingi oleh para Dokter Ahli Bagian Kesehatan Anak dari Universitas: Indonesia, Gajah Mada, Diponegoro dan Pajajaran dengan harapan agar dapat saling melengkapi. Buku 1. 2. 3.
Panduan Autopsi Verbal ini terdiri dari 3 buku yaitu: Buku Panduan Autopsi Verbal Balita untuk Peserta Buku Panduan Autopsi Verbal Balita untuk Fasilitator Buku Panduan untuk Pelatihan
Untuk Pelaksanaan di lapangan telah dibuat instrumen berupa kuesioner yang diharapkan dapat menggali penyebab kematian Balita. Semoga apa yang menjadi harapan Program ISPA mempunyai data kematian Balita yang nyata bisa terwujud melalui kegiatan ini, sebagai salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat kesehatan suatu negara berdasarkan angka kematian Balita tersebut. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang sudah memberi kontribusi yang cukup besar dalam penyusunan buku ini. Harapan kami buku Panduan ini dapat berguna dan bermanfaat. DIREKTUR P2ML
Dr. TjandTa Y. Aditanta, SpP(K), -MARS, DTM&H
.
.
.
iii
.
.
Sejak . tahun pertama pelaksanaan Proyek Intensifikasi P2M (tahun 1997/1998) khususnya Program Pemberantasan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Program P2 ISPA) hingga saat ini, pengumpulan data dasar angka kematian Balita karena Pneumonia masih menemui hambatan. Padahal data ini sangat penting untuk mengukur, menganalisa dan mengevaluasi keberhasilan program Intensifikasi Program P2 ISPA. Setiap tahun l
Dr. I Nyoman Kandun, MPH
PENYUSUN
1. Achmad Surjono
Fak. Kedokteran UGM, Yogyakarta
2. Anung Sugihartono
Dinkes Jawa Tengah
3. Bambang Darmawan
Dinkes Jawa Tengah
4. Bambang Supriyatno
Fak. Kedokteran UI, Jakarta
5. Cissy B. Kartasasmita
Fak. Kedokteran UNPAD, Bandung
6. Dwikisworo Setyowireni
Fak. Kedokteran UGM, Yogyakarta
7. Dwi Wastoro
Fak. Kedokteran UNDIP, Semarang
8. Roni Naning
Fak. Kedokteran UGM, Yogyakarta
9. Kundarti
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
10. Nurhasan Surowi
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
11. Fatum Basalamah
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
12. Yekti Praptiningsih
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
KONTRIBUTOR
1. Aris Primadi
RS Hasan Sadikin, Bandung
2. Rosmini Day
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
3. Fonny J.5ilfanus
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
4. Olivia E.Simbolon
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
5. Dyah A. Riana
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
6. Ira Wignjadiputro
Subdit ISPA, P2ML, Ditjen PP & PL
7. Karnely Herlena
Subdit Diare, P2ML, Ditjen PP & PL
8. Minerva Theodora
Subdit Malaria, P2B2, Ditjen PP & PL
9. Rohani Simanjuntak
Subdit Arbovirus, P2B2, Ditjen PP & PL
10. I Nyoman Suparta
Subdit Imunisasi,Sepim-kesma,Ditjen PP & PL
11. Erna Mulati
Subdit Balita, Ditjen Bina Kesmas
12. Ni Made Diah P
Subdit Bayi, Ditjen Bina Kesmas
13. Sri Amelia
Dit. Gizi, Ditjen Bina Kesmas
14. Suharsono Soemantri
Litbangkes
15. Yuana Wiryawan
Litbangkes
16. Ainur Rofiq
Litbangkes
.
..
•
"Vii
.
Judul
Kata Pengantar
iii
Sambutan
v
Penyusun
vii
Daftar isi
ix
TEKNIK PELAKSANAAN PELATIHAN
1
1. GAMBARAN UMUM PELATIHAN
1
2. TUJUAN PELATIHAN
4
3. METODE BELAJARj MENGAJAR
4
4 . JADWAL PELATIHAN
5
5. KRITERIA PESERTA
6
6. SARANA DAN PRASARANA
6
7. PERSIAPAN PRAKTEK LAPANGAN
6
8. EVALUASI
6
LAMPlRAN Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Autopsi Verbal Balita
.
~
11
TEKNIK PELAKSANAA
PELATIHAN
1. Gambaran Umum Pelatihan
1
2. Tujuan Pelatihan
4
3. Metode Belajar/Mengajar
4
4. Jadwal Pelatihan
5
5. Kriteria Peserta
6
6. Sarana dan Prasarana
6
7. Persiapan Praktek Lapangan
6
8. Evaluasi
6
TEKNIK PELAKSANAAN PELATIHAN
1. GAMBARAN UMUM PELATIHAN Sebelum Memulai Pelatihan Pelatihan autopsi verbal yang akan dilakukan ini menggunakan cara belajar orang dewasa (andragogi) dengan berdasarkan pada anggapan bahwa peserta mengikuti pelatihan ini, karena: • Tertarik pada materi pelatihan ini • Mengetahui apa yang akan diperoleh dari pelatihan ini atau dengan kata lain mereka dapat menjelaskan kenapa memilih pelatihan ini dan bukannya pelatihan yang lain. • Sangat tertarik untuk pengetahuan, sikap dan ketrarnpilan yang baru. Atas dasar ini, semua materi pelatihan dipusatkan pada peserta. Sebagai contoh, materi dan kegiatan pelatihan ditujukan untuk mengembangkan proses belajar, dan peserta diharapkan terlibat secara aktif dalam semua aspek pembelajaran. Pelatihan
berusaha
menciptakan suasana
yang
menyenangkan,
sikap dan
ketrampilan yang baru. Pada pelatihan ini, untuk proses belajar disediakan sekumpulan materi pelatihan yang sama bagi pelatih dan peserta. Pelatih dengan pendidikan pelatihan dimasa lalu dan pengalaman melatihnya merupakan seorang pakar dalam pelatihan ini yang akan memandu kegiatan belajar para peserta . Pelatihan
ini
menggunakan
metode
pengembangan
keterampilan
dengan
mengutamakan penyediaan bahan - bahan pelatihan yang murah, aplikasi teknik pelatihan yang saling berkaitan dan penggunaan penuntun belajar, konseling dan keterampilan klinik yang rinci (Iangkah demi langkah) untuk membantu proses belajar peserta dan menilai sendiri kemajuan yang telah dicapainya. Juga disediakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan peserta dan formulir penilaian keterampilan melakukan Autopsi Verbal yang dapat membantu pelatih untuk menilai kinerja setiap peserta secara objektif. Buku Panduan Autopsi Verbal Balita Untuk Pelatihan
.
1
Pendekatan Pelatihan Pada pelatihan pengemban gan keteram pilan ini, yang diuta makan adalah belajar dengan
langsung
mengerj akan
(learning
by
doing).
Tujuannya
adalah
meni ng katkan pengetahuan dan keterampilan petugas pelayanan kesehatan sehingga menjadi lebih teliti, peka dan efektif dalam melakukan Autopsi Verbal Balita . Gambaran umum pendekatan pelat ihan ini adalah : • Men ggunakan cara belajar orang dewasa (metode andrag ogi) yang berarti saling mengisi, praktis dan sesuai dengan kebutu han/ pekerjaa n peserta. • Menggunakan model untuk membantu proses belajar. • Latihan untuk mendapatkan standar kinerja yang bai k pada set iap keteram pilan atau kegiatan. • Meni lai seja uh mana kemampuan peserta mengerjakan keterampilan atau kegiatan tersebut dan bukannya seberapa banyak yang sud ah dipelajari. Pelatihan Pengembangan Keterampilan Pelatihan pengembangan ketrampilan melakukan Autopsi Verbal ini sangat berbeda dengan pelatihan - pelatihan keterampilan klinik. Pelatihan ini akan memberikan keterampilan yang sangat diperlukan bagi para petugas pelayanan kesehatan untuk melacak penyakit yang diderita seorang anak menjelang anak tersebut meninggal dengan mengandalkan keterampilan wawancara. Komponen
utama dalam pelatihan pengembangan
keterampilan
ini adalah
penggunaan teknik "bimbingan" (coaching) pelatihan memberikan penjelasan mengenai keterampilan atau kegiatannya
lebih dahulu, kemudian
memberi
kesempatan pada peserta untuk melakukan praktik menggunakan kuesioner wawancara
dan membuat analisisnya, bila perlu dengan cara simulasi. Setelah
melakukan peragaan langkah baku dan membahasnya, maka pelatihan dapat mengamati dan berkomunikasi untuk membimbing para peserta dalam mempelajari keterampilan atau kegiatan tersebut, memperhatikan kemajuan belajar serta masalah - masalah yang dihadapi para peserta. 2
Untuk Pelatihan Buku Panduan A utopsi Verbal Balita
Teknik bimbingan menjamin bahwa setiap peserta menerima umpan balik sesuai dengan kinerja keterampilannya : • Sebelum praktek:
pelatih dan peserta mengadakan pertemuan sebelum
praktek untuk membahas kembali keterampilan/ kegiatan terutama langkah/ kegiatan yang perlu ditekankan dalam pelaksanaan praktek. • Selama praktek: pelatih mengamati, membimbing dan memberi umpan balik kepada para peserta pada waktu mereka melaksanakan langkah/ kegiatan sesuai dengan kinerjanya dan juga memberikan saran - saran tertentu untuk perbaikan. Bila pelatihan pengembangan keterampilan ini digabungkan dengan metode andragogi dan didasarkan pada sikap teladan maka hasilnya akan sangat memuaskan. Metode ini sangat efektif untuk memberikan ketrampilan teknis. Apabila pemakaian model anatomi dan peralatan mengajar yang lain digabungkan maka waktu latihan dan biaya latihan dapat dikurangi dalam jumlah yang cukup berarti. Penggunaan model pada pelatihan (teknik pengajaran yang manusiawi/ pelatihan humanistik) akan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk belajar dan berlatih keterampilan baru secara simulasi, tidak langsung pada klien. Hal ini dapat mengurangi
ketegangan
para
peserta
dan
memperkecil
risiko
luka/
ketidaknyamanan pada klien. Dengan demikian pelatihan humanistik merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kualitas pelatihan dan pada akhirnya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan. Pelatihan Humanistik Istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kinerja keterampilan klinik Tingkat awal (Skill Acquisition):
Mengetahui langkah-Iangkah dan urut annya (apabila diperlukan) untuk mengerjakan suatu keterampilan akan tetapi masih perlu bantuan.
Tingkat mampu (Skill Competency):
Mengetahui langkah-Iangkah dan urutannya (apabila diperlukan) dan dapat mengerjakan suatu keterampilan baru.
Tingkat mahir (Skill Proficiency):
Mengetahui langkah-Iangkah dan urutan (apabila diperlukan) dan dapat mengerjakan suatu keterampilan baru dengan efisien.
Buku Panduan Autopsi Verbal Balita Untuk Pe/atil1af)
3
Sebagai contoh sebelum peserta mengerjakan keterampilan pada klien, harus sudah melalu i 2 kegiatan belajar yaitu : • Pelatih sudah memperagakan beberapa kali keterampilan dan konseling dengan menggunakan simulasi dan peralatan pelatihan lainnya. • Peserta dengan bimbingan pelatih
sudah
mempraktekkan keterampilan dan
konseling melalui simulasi dengan peralatan yang sebenarnya dan dalam suasana yang dibuat semirip mungkin dengan keadaan sebenarnya . • Setelah peserta mencapai tingkat mampu atau mendekati tingkat mahir pada praktek dengan simulasi, baru boleh mengerjakan keterampilan tersebut pada klien.
2. TUlUAN PELATIHAN • Meningkatkan sikap positif peserta pelatihan terhadap manfaat Autopsi Verbal da lam meningkatkan pelayanan keseha tan di masyarakat. • Memberikan ketera mpilan wawancara dan tekn ik wawancara . • Memberikan pengetahuan dan kete rampilan da lam mengumpulkan gejala-gejala penyakit prioritas mela lui metode wawa ncara. • Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlu kan untu k melakukan analisis terhadap gejala-gejala yang ditemukan dan mengklasifikasikannya.
3 . METODE BElAlARJ MENGAlAR a. Ceramah dan tanya jawab • Penjelasan pelatihan • Materi dasar-dasar komunikasi • IViateri autopsi verbal b. Bermain peran • Pengisian formulir Autopsi Verbal dan klasifikasi dengan cara wawancara dengan fasilitator. c. Simulasi
• Pengisian formulir Autopsi Verbal dan klasifikasi dengan cara wawancara dengan bidan atau perawat. d. Praktek lapangan • Pengisian formulir Autopsi Verbal dan klasifikasi dengan cara wawancara dengan orang tua Balita yang meninggal. 4
'
Untuk Pelatihan Buku Panduan Autopsi Verbal Balita
4 . lADWAl PELATIHAN
MATERI I
II
• Pretest
1
1
• Pembukaan
1
1
= Tatap muka P = Penugasan PL = Praktek
• Kebijakan Program Terkait
1
1
lapangan
• Penjelasan umum Autopsi
1
1
1 jam
• Dasar-dasar komunikasi
2
2
• Materi AV
4
4
• Pengenalan dan cara
2
3
5
• Bermain peran
1
2
3
• Simulasi
1
2
3
• Presentasi hasil simulasi
1
• Praktek Lapangan I
1
• Analisis dan presentasi
1
T
• Reg istrasi
= 45
menit
Verbal
pengisian formulir
III
1 4
5
2
1
praktek lapangan IV
4
• Praktek lapangan II • Analisis dan presentasi
1
4
2
1
praktek lapangan • Manajemen Data AV
2
2
• Rencana Tindak Lanjut (RTL) V
2
2
Penyajian RTL
1
1
Post test/ penutupan
1
1
Total
21
13
Buku Panduan Autopsi Verbal Balita Untuk Pelatihan
8
43
5
5 . KRITERIA PESERTA Peserta pelatihan adalah petugas kesehatan (dokter, bidan atau perawat ) yang bekerja di Puskesmas/Puskesmas Pembantu. Dengan rasio peserta : fasilitator adalah 3-6 : 1
6 . SARANA DAN PRASARANA a. Buku panduan peserta b. Formulir dan cara pengisiannya serta penentuan klasifikasi c. Alat t ulis d. Ruangan
7 . PERSIAPAN PRAKTEK LAPANGAN Panitia dan fasilitator menyediakan orang tua dari Balita yang men inggal sebagai responden dengan variasi kasus sesuai dengan 5 gejala utama. Caranya peserta latih mendatangi alamat responden atau alternat if lain yaitu mendatangkan responden ke tempat pelatihan untuk diwawancarai oleh peserta latih.
8 . EVALUASI S.l.
Evaluasi Pelatihan
Salah satu hal yang menjadi tugas pelatih atau fasilitator di dalam suatu pelatihan adalah mengadakan penilaian (evaluasi) . Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap
pela~sanaan
pelatihan dan hasil belajar peserta pelatihan. Evaluasi ini
dapat menjadi cermin keberhasilan dari suatu kegiatan belajar mengajar suatu pelatihan. Pelatih atau fasilitator harus mengetahui secara tepat bagian dari pokok bahasan yang penting dan harus dipahami oleh peserta pelatihan. Biasanya hal ini tercermin dalam tujuan pelatihan tersebut. Pelatihan adalah suatu kegiatan yang yang terenca na dan sistematis, artinya selain harus memiliki tujuan yang jelas, langkah-Iangkah pelaksanaannya pun ha rus antisipatif. Ka rena subjek pelatihan adalah manusia maka pelaksana pelatihan harus selalu siap untuk berhadapan dengan berbagai situasi yang mungkin ti mbu l dan siap mengambil langkah-Iangkah yang tidak menyim pang dari tuj uan pelatihan itu send iri . 6
Untuk Pelatihan Buku Panduan Autopsl Verbal Balita
Pendekatan
pelatihan
Autopsi
Verbal
adalah
pelatihan
pengembangan
keterampilan dengan mengutamakan penyediaan bahan-bahan pelatihan
yang
murah, aplikasi tehnik pelatihan yang saling berkaitan dan penggunaan penuntun belajar, konseling dan keterampilan klinik yang rinci (Iangkah demi langkah). Pada pelatihan pengernbangan keterampilan ini yang diutamakan adalah belajar dengan langsung mengerjakan. Oleh karena Autopsi Verbal adalah suatu keterampilan untuk melacak
penyakit sebelum
meninggal
melalui
wawancara
sehingga
keterampilan wawancara dan pengisian kuesioner menjadi sangat penting. Wawancara yang baik, didapatkan data yang baik (valid) sehingga klasifikasi atau penyebab kematian dapat teridentifikasi dengan benar atau paling tidak mendekati kebenaran. Tujuan evaluasi pelatihan Evaluasi atau penilaian hasil pelatihan bertujuan untuk: 1. Memberikan gambaran tentang bagaimana pelaksanaan pelatihan Autopsi
Verbal. 2. Sebagai landasan laporan pertanggungjawaban pelatihan. 3. Mengetahui proses umpan balik proses belajar mengajar dalam pelatihan. 4. Melakukan bimbingan terhadap peserta pelatihan. 5. Melakukan perbaikan terhadap
pelatihan
meliputi metode,
materi,
fasilitator dan lain-Iainnya. 6. Mengetahui seberapa jauh materi pelatihan dikuasai peserta.
Pengukuran pada evaluasi pelatihan Autopsi Verbal Komponen utama dalam pelatihan pengembangan keterampilan ini adalah teknik bimbingan dimana pelatih memberikan kemudian
memberi
kesempatan
pada
penjelasan mengenai keterampilan peserta
untuk
melakukan
praktik
menggunakan wawancara dan membuat analisisnya kemudian dibahas. Setelah itu pelatih dapat mengamati, memperhatikan kemajuan belajar serta masala h yang dihadapi pada peserta pelatihan.
Buku Panduan Autopsi Verbal Balita Untuk Pelatihan
7
Hal pokok yang harus dievaluasi pada pelatihan Autopsi Verbal harus berdasarkan pada tujuan pelatihan yaitu meningkatkan sikap positif peserta terhadap manfaat Autopsi Verbal, memberikan keterampilan wawancara, memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menyimpulkan gejala penyakit prioritas, analisis terhadap gejala yang ditemukan. Disamping itu juga evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan juga dilakukan, karena ini berperan juga sebagai faktor pendukung dalam mencapai hasil akhir dari pelatihan tersebut. Dalam evaluasi pelatihan Autopsi Verbal yang menjadi pokok utama adalah sejauh mana peserta melakukan keterampilan atau kegiatan tersebut dan bukannya seberapa banyak yang sudah dipelaj ari. Jenis evaluasi pada pelatihan Autopsi Verbal adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi terhadap pelaksanaan
pelatihan yang merupakan fa ktor pendukung
yaitu dengan menggunakan form ulir yang meliputi akomod asi, ruang/ tempat, alat bantu, metode,
materi,
fa silitator pelatihan.
Hasil
pengisian ini
diinformasika n kepada peserta pela tihan untuk perbaikan dan
peningkata n
pelaksanaan pelatihan selanjutnya. 2. Evaluasi
te rhadap
penguasaan materi pelatihan meliputi
pengetahuan dan
keterampilan. Untuk evaluasi pengetahuan pada Autopsi Verbal ini digunaka n kuesioner/ test sebelum dan sesu dah pelatihan (pre dan post test). Penguku ra n evaluasi cara ini hanya memberikan gambaran secara kasar tentang bagaimana penyerapan peserta terhadap materi ya ng diberikan. Hasil eva luasi pre dan post test ini harus diinformas ikan pada peserta pada akhir pelatihan.
Pen gu kuran
evaluasi terhadap keterampilan melalui pengamatan pada waktu wawancara, pengisian kuesioner dan klasifkasi penyakit. Dalam pelatihan Autopsi Verbal ini digunakan cek-list pengamatan yang dapat membantu
fa sil itator dalam
melakukan kegiatan evaluasi tersebut, untuk disampa ika n dan didiskusikan kepada peserta pelatihan.
8.2.
Evaluasi Pasca Pelatihan
Tujuan Evaluasi Pasca Pelatihan
1. Mengetahui proses pelaksanaan, masalah dan hambatan di lapangan 2. Mengetahui tingkat keakuratan dari formulir Autopsi Verbal. 3. Mengetahui penyebab tertinggi angka kematian Balita di lapangan.
8
Untuk Pe/atihan Buku Panduan Autopsi Verbal Ba/ita
Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan melaksanakan kegiatan ini di wilayah kerja masing-masing untuk semua Balita baik yang meninggal di rumah maupun di rumah sakit dengan menggunakan formulir Autopsi Verbal. Evaluasi pasca pelatihan dipantau oleh Tim Fasilitator bersama-sama pusat, propinsi maupun kabupaten/ kota sehingga dapat saling koreksi. Evaluasi ini terdiri dari: 1. Pemantauan pasca pelatihan (input dan proses) yang dilaksanakan dalam 3
bulan pasca pelatihan. Pada tahap ini fasilitator bisa menilai apakah ada kesulitan dalam menggunakan formulir oleh petugas di lapangan sekaligus dapat mengevaluasi keterampilan dan daya serap peserta latih yang bisa jadi masukan pada pelatihan yang akan datang. 2. Evaluasi hasil pelatihan (output/ kinerja) Ini dilaksanakan 6 bulan pasca pelatihan, monitoring dilakukan oleh tim yang sama seperti diatas dengan penekanan kepada jangka panjang yaitu bisa menjadi audit dari masing-masing program dalam penemuan angka kematian Balita.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pada akhir kegiatan pelatihan ini peserta latih diminta membuat RTL di wilayah kerja masing-masing untuk kegiatan Autopsi Verbal. Diharapkan semua kematian Balita yang terjadi di wilayah kerjanya baik yang terjadi di sarana kesehatan maupun di rumah dilacak dalam kurun waktu 1 - 3 bulan sesudah kematian. Kematian yang terjadi di sarana kesehatan perlu juga dilacak penyebab kematian sambil membandingkan dengan diagnosis dari rumah sakit. Sebab dari hasil uji coba yang sudah dilaksanakan, banyak diagnosis kematian dari sarana kesehatan tidak sesuai dengan riwayat perjalanan kematian kecuali kematian di rumah sakit pendidikan.
Buku Panduan Autopsi Verbal Ba/ita Untuk Pelatihan
·
9
RTL dibuat oleh peserta mulai dari tingkat Puskesmas sampai Kabupaten dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Diseminasi informasi wilayah kerja masing-masing Lintas Programj Lintas Sektor. 2. Pelacakan data kematian Balita di kantor kelurahanj keca matan ya ng terj adi 1 - 3 bulan yang lalu maupun kejadian yang baru. 3. Bentuk tim kerja baik di lapangan sampai pengolahan formulir yang diperoleh tingkat Puskesmas 4. Penanggung jawab tingkat Puskesmasj kabupaten 5. Dukungan logistik dan dana transportasi tingkat Puskesmasj kabupaten. 6. Evaluasi hasil Autopsi Verbal setiap 3 bulan oleh Puskesmas. 7. Review oleh kabupaten setiap 6 bulan. 8. Lain-lain yang menyangkut spesifik wilayah kerja.
10
.
Untuk Pelatihan Buku Panduan Autopsi Verbal Balita
MfLJK PERPU TAKAAN
KEMENTERJAN KE SEH TA
LAMPIRAN
1. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Autopsi Verbal Balita
11
2. Evaluasi Fasilitator Autopsi Verbal Balita
13
l mpir
Berilah tanda
pada kolom yang sesuai
(SB=Sangat Baik,
1
B=Bailk, KB=Kurang
Baik, TB= Tidak Baik)
AKOMODASII KONSUMSI
S'B
B
KB
SB
B
KB
TB
1. Lokasi tempat menginap 2.Kamar tidur 3.Fasiitas 4.Pengaturan kamar 5.Konsumsi
KEGIATAN PELATIHAN
TB
l.Ruang pelatihan 2.Alat bantu (audiovisual, dll.) 3.Waktu pelatihan 4.Metoda pelatihan 5.Materi pelatihan 6.Perlengkapan peserta 7. PengajarjFasilitator
SARAN IKOMENTAR
11
l
l
pir n
B
KB
L
Nama fasilitator Topik
1
SB
Pertanyaan
No
TB
Bagaimana perasaan anda selama mengikuti kegiatan belajar ini?
2
Apakah tujuan kegiatan belajar ini tercapai?
3
Penggunaan metode pengajaran
4
Penampilan fasilitator
5
Kemampuan
fasilitator
dalam
memfasilitasi
proses
belajar
6
Penggunaan alat bantu dalam kegiatan belajar
7
Bahasa yang digunakan oleh fasilitator
8
Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti materi ini
9
l"1utu bahan ajar
Keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, KB=Kurang Baik, TB= Tidak Baik
Saran-saran meliputi (mohon beri komentar): Lamanya waktu kegiatan belajar
Materi kegiatan belajar
Sistimatika penyajian
Penggunaan metode pengajaran
Usullain
13