ii
Buku 2: Pedoman InnasVPDV10
KATA PENGANTAR
Buku 2 ini merupakan buku pedoman yang disusun dalam rangka Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13). Buku ini memuat pedoman bagi para Petugas Pencacah dan Pengawas/Pemeriksa dalam pelaksanaan survei tersebut. Disamping memuat petunjuk teknis atau prosedur standar operasional yang berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep dan definisi yang berlaku serta keseragaman pemahaman dalam pengisian kuesioner. Saya mengharapkan agar semua pihak yang terkait dalam survei ini khususnya para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku pedoman ini secara sungguhsungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS-RI di Pusat dan Daerah serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam pelaksanaan survei ini. Selamat Bekerja.
Jakarta, Mei 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,
Dr.SURYAMIN, M.Sc. NIP. 19560805 197903 1 001
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13
i
ii
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
1
1.1. Umum...........................................................................................................
1
1.2. Landasan Hukum .........................................................................................
2
1.3. Tujuan ..........................................................................................................
2
1.4. Cakupan Komoditi........................................................................................
2
1.5. Cakupan Wilayah........................................................................................
3
1.6. Jadwal Pelaksanaan......................................................................................
3
1.7. Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) .................................................
4
1.8. Arus Dokumen .............................................................................................
4
BAB II ORGANISASI LAPANGAN ..................................................................
5
2.1. Organisasi Lapangan ....................................................................................
5
2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei ............................................
5
2.3. Petugas Pemeriksa (PMS) ............................................................................
6
2.4. Petugas Pencacah (PCS) ..............................................................................
7
BAB III METODOLOGI .............................................................................................
9
3.1. Ruang Lingkup .............................................................................................
9
3.2. Cakupan KBLI Komoditi Terpilih ..............................................................
9
3.3. Kerangka Sampel .......................................................................................
11
3.4. Jumlah Sampel .............................................................................................
14
3.5. Alokasi Sample Per Komoditi Menurut Kabupaten.....................................
16
3.6. Metode Pemilihan Sampel............................................................................
16
3.7. Metode Pengumpulan Data...........................................................................
17
3.8. Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN
19
3.9. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan.........................................
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13
20
iii
BAB IV TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA .............................................
23
4.1. Teknik Berwawancara..................................................................................
23
4.2. Etika Berwawancara.....................................................................................
24
BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR ..............................................................
27
5.1. Petunjuk Pengisian Daftar...............................................................................
27
5.2. Konsep dan Definisi Umum..........................................................................
28
5.3. Pengisian Daftar VPDP13-PEDAGANG.....................................................
33
5.4. Pengisian Daftar VPDP13-PRODUSEN.......................................................
45
BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-13 ...................
55
6.1. Pemeriksaan Secara Umum ..............................................................................
55
6.2. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PEDAGANG ...............................
55
6.3. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PRODUSEN ................................
62
LAMPIRAN ..................................................................................................................
iv
69
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Contoh VPDP13-DSP.PEDAGANG ............................................................. 71 Lampiran 2. Tabel 6. Alokasi sampel menurut Kabupaten,
Komoditi, dan Status
Responden ……………………………………………………..................... 72 Lampiran 3.`Tabel 7. Alokasi sampel menurut Kabupaten, Komoditi, dan Status Responden (rekapan) ..................................................................................... 77 Lampiran 4. Kuesioner VPDP-13.PEDAGANG ................................................................ 79 Lampiran 5. Kuesioner VPDP-13 PRODUSEN................................................................. 83 Lampiran 6. Tanda Terima Daftar VPDP-13 PEDAGANG/PRODUSEN ........................ 87
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13
v
vi
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang mulai dari produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen juga dapat memberikan nilai tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendahrendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam distribusi barang. Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi. Pada tahun 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi (Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditi. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena hasilnya bisa digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditi yang diteliti. Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota SBH dan kabupaten/kota potensi komoditi terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 168 kabupaten/kota terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 135 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih. Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 7 jenis, yaitu:daging sapi lokal, daging sapi impor, beras premium, beras medium, gula pasir, kedelai lokal dan kedelai impor. Hasil Survei Poldis Perdagangan 2013 di 33 provinsi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk komoditi-komoditi terpilih dan Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1
sekaligus dapat digunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan Survei Poldis Perdagangan pada masa yang akan datang. Buku Pedoman Pencacah dalam kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2013 merupakan pedoman bagi petugas pencacah untuk melakukan pencacahan perusahaan/usaha dengan benar sehingga menghasilkan data statistik yang berkualitas. 1.2
Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013 adalah: a.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
c.
Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik
d.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.3
Tujuan Survei Poldis Perdagangan 2013 di 33 provinsi mempunyai tujuan, yaitu: a.
Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.
b.
Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan.
c.
Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi.
d.
Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.
e.
Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
1.4
Cakupan Komoditi Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu komoditi-
komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a.
Komoditi yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi masyarakat.
b.
Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.
c.
Komoditi yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai kontribusi cukup besar.
d.
Komoditi yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 4 komoditi dengan jenis/kualitas komoditi seperti pada tabel berikut:
2
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Tabel 1. Jenis Komoditi Terpilih Komoditi
Jenis Komoditi
(1)
(2)
1. Daging Sapi
1.
Daging Sapi Lokal
2.
Daging Sapi Impor
3.
Beras Premium
4.
Beras Medium
3. Gula Pasir
5.
Gula Pasir
4. Kedelai
6.
Kedelai Lokal
7.
Kedelai Impor
2. Beras
1.5
Cakupan Wilayah Cakupan wilayah survei meliputi 135 kabupaten/kota di 33 provinsi dengan jumlah
sampel sebanyak 4.525 perusahaan/usaha perdagangan dan produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah dapat dilihat pada lampiran 3. 1.6
Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013 adalah:
Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman
Minggu III Mei 2013
Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu IV Mei 2013 Pelaksanaan Lapangan
Minggu I Juni– Minggu IV Juni 2013
Pemeriksaan oleh Daerah
Minggu II Juni – Minggu II Juli 2013
Revisit oleh Daerah
Minggu II Juni – Minggu I Juli 2013
Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu I – Minggu IV Juli 2013 Pengolahan di BPS RI
Minggu II Juli – Minggu IV Agustus 2013
Persiapan Penyusunan Laporan
Minggu I – Minggu IV September 2013
Penyusunan Laporan
Minggu I – IV Oktober 2013
Penggandaan Laporan
Minggu I –IV November 2013
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
3
1.7 Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:
No
Jenis Daftar/Kuesioner
(1)
1.
2.
Kegunaan
(2)
(3)
VPDP13-DSP.PEDAGANG
Petunjuk bagi petugas untuk mengetahui nama
VPDP13-DSP.PRODUSEN
dan alamat perusahaan/usaha perdagangan dan
(Daftar Sampel Perusahaan)
produsen yang akan dicacah
VPDP-13.PEDAGANG
Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha perdagangan
3.
VPDP-13.PRODUSEN
Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan
b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi: No
Buku Pedoman
Kegunaan
(1)
(2)
(3)
1.
Buku 1
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota
2.
Buku 2
Pedoman Pencacah
3.
Buku 3
Pedoman Pengawas/Pemeriksa
4.
Buku 4
Pedoman Editing/Coding
5.
Buku 5
Pedoman Pengolahan
1.8 Arus Dokumen
4
BPS-RI
BPS Provinsi
BPS Kab/Kota
Pencacah/Pemeriksa
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3 - Buku 4 - Buku 5
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 2 - Buku 3
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - VPDP13-DSP
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - VPDP13-DSP
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN
- VPDP13-DSP
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB II ORGANISASI LAPANGAN
2.1 Organisasi Lapangan Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2013 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan organisasi berikut ini:
Gambar 1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013
BPS-RI
BPS PROVINSI
BPS KAB/KOTA
BPS KAB/KOTA
3
BPS KAB/KOTA
PENGAWAS
PENCACAH
PENCACAH
PENCACAH
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan 2013 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai berikut:
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
5
Tabel 2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 No.
Petugas
Tugas dan Tanggung Jawab
(1)
(2)
(3)
1.
BPS-RI
Mengoordinasikan
seluruh
kegiatan
baik
di
pusat
maupun di daerah Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Nasional 2.
Tim VPDP13
Menyiapkan materi yang berkenaan dengan Survei Poldis Perdagangan 2013
3.
BPS Provinsi
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota 4.
BPS Kabupaten/
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota
Kota
Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Kabupaten/Kota 5.
Pengawas/Pemeriksa Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota/ Provinsi • Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2013
6.
Pencacah
• Bertanggung jawab melakukan pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2013
2.3 Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS) a. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan 2013. b. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan. c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat perkantoran/pusat perbelanjaan. d. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada BPS 6
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Kabupaten/ Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu segera diselesaikan. e. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS Kabupaten/Kota/Provinsi, kemudian membuat laporan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS Kabupaten/Kota/Provinsi. f. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi. g. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS kabupaten/Kota/Provinsi. h. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-13.PEDAGANG berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha. i. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013. 2.4 Petugas Pencacah (PCS) a. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2013. b. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan VPDP13-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah. c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah, RW dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut. d. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam VPDP13-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya . e. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya. f. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. g. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP13-DSP, namun tidak ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan, namun tidak memperdagangkan salah satu dari 7 jenis komoditi yang dicakup. h. Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
7
8
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB III METODOLOGI 3.1.
Ruang Lingkup Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 dilaksanakan di seluruh
provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota SBH dan kabupaten/kota potensi komoditi terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 168 kabupaten/kota terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 135 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih. Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 7 jenis, yaitu:daging sapi lokal, daging sapi impor, beras premium, beras medium, gula pasir, kedelai lokal dan kedelai impor. Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan menengah, besar, dan kecil baik sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, eksportir, importir, maupun pengecer. Untuk perusahaan non perdagangan terdiri
dari
perusahaan/
usaha
pertanian
dan
industri
pengolahan.
Responden
perusahaan/usaha pertanian adalah petani kedelai. Sedangkan responden perusahaan/usaha industri pengolahan adalah perusahaan/usaha industri penggilingan padi, rumah potong hewan dan industri gula. 3.2. Cakupan KBLI Komoditi Terpilih Tabel 3. Jenis Kegiatan Usaha dan Kode KBLI Menurut Jenis Komoditi No
Komoditi
(1)
(2)
1
Beras Premium dan Beras Medium
KBLI 2009
KBLI 2005
Deskripsi
(3) 10631
(4) 15311
(5) Industri penggilingan padi dan penyosohan beras
46311
51220, 53220, 54220
Perdagangan besar beras
47111
52111
47112
52112
47221
52221
47821
52521
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional) Perdagangan eceran beras Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar beras
9
No
Komoditi
(1)
(2)
2
KBLI 2009
KBLI 2005
(3) 01113
(4) 01112
(5) Pertanian tanaman kedelai
46201
51211, 53211, 54211
Perdagangan besar padi dan palawija
47111
52111
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
Kedelai
4
10
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional) Perdagangan eceran padi dan palawija
47112
52112
47211
52211
47811
52511
Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar komoditi padi dan palawija
10721
15421
Industri gula pasir
46331
51220, 53220, 54220
Perdagangan besar gula, coklat, dan kembang gula
52111
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47111 3
Deskripsi
Gula Pasir
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional) Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar kopi, gula pasir, gula merah, dan olahan
47112
52112
47823
52523
10110
15111
Kegiatan rumah potong dan pengepakan daging bukan unggas
46321
51220, 53220, 54220
Perdagangan besar daging sapi dan daging sapi olahan
47111
52111
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47214
52214
Perdagangan eceran hasil peternakan
47814
52514
Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar komoditi hasil peternakan
Daging Sapi
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
3.3 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang dibentuk terdiri dari kerangka sampel pedagang, dan kerangka sampel produsen komoditi non pertanian. Sedangkan untuk petani kedelai tidak dibentuk kerangka sampel tetapi langsung dipilih secara purposive dengan kriteria yang memiliki jumlah produksi terbesar di wilayah tersebut. Untuk produsen komoditi non pertanian, kerangka sampel berasal dari: 1) Direktori perusahaan industri gula pasir skala besar dan sedang 2) Direktori industri penggilingan padi hasil PIPA2012 dengan kriteria Blok II.2 R4 Tempat perusahaan/usaha industri penggilingan padi : tetap dan keliling, Blok II.2 R5aSkala perusahaan/usaha industri penggilingan padi : skala besar (> 3 ton beras/jam, skala sedang (1,5 – 3 ton beras/jam) dan skala kecil (< 1.5 ton beras/jam) 3) Direktori Rumah Potong Hewan khusus dipilih untuk ada kegiatan pemotongan sapi 4) Sumber Lain : berasal dari internet Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari berbagai macam sumber, yaitu dari: 1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Dari data SE06-UMB kategori G bisa ditentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, eksportir, importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut penjualan barang). Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha. Tabel 4. Matrix Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB Penjualan No.
(1)
Asalbarang (2)
Luar negeri Produsen
Pedagang Pemerintah lainnya /swasta
Rumah tangga/ perorangan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Melalui Importir
7
1
1
1
9
2 3
Impor Sendiri
7
8
8
8
9
Produsen (Kedelai)
7
6
6
6
9
Produsen non pertanian
7
1
1
1
9
4
Distributor/penyalur/agen
7
2
4
4
9
5
Supermarket/swalayan
7
4
9
9
9
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
11
6 *)
Pedagang lainnya Kode fungsi kelembagaan: 1. Distributor 2. Subdistributor 3. Agen 4. Subagen 5. PedagangGrosir
7 6. 7. 8. 9.
4
9
9
9
Pedagang Pengumpul Eksportir Importir Pengecer
2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan perdagangan. 3) Direktori perusahaan eksport impor 4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel yaitu SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah. 5) Sumber Lain : berasal dari internet. Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditi yang diperdagangkan. Fungsi kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden. Gambar 1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang 7 Komoditi terpilih
SE06-UMB.G
Proxy fungsi kelembagaan perusahaan
Perusahaan Perdagangan dari Asosiasi
Perusahaan ekspor impor
SE06-UMK, omset > 500 jt
Sumber lainnya
Gabung
Perusahaan unique?
Tidak
Drop out perusahaan
Ya Kerangka Sampel Pedagang
12
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Gambar 2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen 5 Komoditi terpilih
Direktori RPH
Direktori Industri Gula Pasir Skala Besar dan Sedang
Direktori Industri Penggilingan Padi
Sumber lainnya
Gabung
Tidak
Perusahaan unique?
Drop out perusahaan
Ya Kerangka Sampel Produsen
*) Unique = tidak ganda
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
13
3.4 Jumlah Sampel Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 4.525 perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut: Tabel 5. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi No
Provinsi
Kabupaten/Kota
Jumlah Sampel
(1)
(2)
(3)
(4)
1 2
3
(11) Aceh (12) Sumatera Utara
(13) Sumatera Barat
4
(14) Riau
5 6
(15) Jambi (16) Sumatera Selatan
7
(17) Bengkulu
8
(18) Lampung
9
(19) Bangka Belitung
10 11
(21) Kepulauan Riau (31) DKI Jakarta
12
13
14
(32) Jawa Barat
(33) Jawa Tengah
(1109) Pidie, (1110) Bireuen,(1171) Banda Aceh (1202) Mandailing Natal, (1205) Tapanuli Utara, (1209) Simalungun, (1212) Deli Serdang, (1213) Langkat, (1273) Pematang Siantar, (1275) Medan, (1277) Padang Sidimpuan (1303) Solok, (1307) Agam, (1309) Pasaman, (1312) Pasaman Barat,(1371) Padang,(1375) Bukittinggi (1403) Indragiri Hilir, (1409) Rokan Hilir, (1471) Pekanbaru, (1473) Dumai (1507) Tanjung Jabung Barat, (1571) Jambi (1607) Banyuasin, (1609) OKU Timur, (1671) Palembang, (1674) Lubuklinggau (1702) Rejang Lebong, (1705) Seluma, (1771) Bengkulu (1805) Lampung Tengah, (1806) Lampung Utara, (1871) Bandar Lampung, (1872) Metro (1902) Belitung, (1905) Bangka Selatan,(1971) Pangkal Pinang (2103) Natuna, (2172) Tanjung Pinang (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta Timur, (3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta Barat, (3175) Jakarta Utara (3201) Bogor, (3202) Sukabumi,(3203) Cianjur, (3204) Bandung, (3205) Garut, (3206) Tasikmalaya, (3207) Ciamis, (3209) Cirebon, (3210) Majalengka, (3211) Sumedang, (3212) Indramayu, (3213) Subang, (3215) Karawang, (3271) Bogor, (3273) Bandung, (3274) Cirebon, (3275) Bekasi, (3276) Depok, (3278) Tasikmalaya (3301) Cilacap, (3302) Banyumas, (3305) Kebumen, (3308) Magelang, (3310) Klaten, (3312) Wonogiri, (3314) Sragen, (3315) Grobogan, (3316) Blora,(3319) Kudus, (3321) Demak, (3329) Brebes, (3372) Surakarta, (3374) Semarang, (3376) Tegal
60 200
140 100 55 90 55 80 50 45 690
550
400
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
No
Provinsi
Kabupaten/Kota
Jumlah Sampel
(1)
(2)
(3)
(4)
14
(34) DI Yogyakarta
15
(35) Jawa Timur
16
(36) Banten
17
(51) Bali
18
(52) Nusa Tenggara Barat
19
(53)Nusa Tenggara Timur
20
(61) Kalimantan Barat
21
(62) Kalimantan Tengah
22
(63) Kalimantan Selatan
23
(64) Kalimantan Timur
24
(71) Sulawesi Utara
25
(72) Sulawesi Tengah
26
(73) Sulawesi Selatan
27
(74) Sulawesi Tenggara
28
(75) Gorontalo
29
(76) Sulawesi Barat
30
(81) Maluku
(3403) Gunung Kidul, (3404) Sleman, (3471) Yogyakarta (3505) Blitar, (3506) Kediri, (3507) Malang, (3508) Lumajang, (3509) Jember, (3510) Banyuwangi, (3511) Bondowoso, (3512) Situbondo, (3513) Probolinggo, (3514) Pasuruan,(3515) Sidoarjo, (3518) Nganjuk, (3521) Ngawi, (3522) Bojonegoro, (3524) Lamongan, (3527) Sampang, (3529) Sumenep,(3572) Blitar, (3573) Malang, (3578) Surabaya (3601) Pandeglang, (3602) Lebak, (3604) Serang, (3671) Tangerang,(3673) Serang, (3674) Tangerang Selatan (5101) Jembrana, (5102) Tabanan, (5104) Gianyar, (5108) Buleleng,(5171) Denpasar (5202) Lombok Tengah, (5206) Bima,(5271) Mataram (5312) Ngada, (5313) Manggarai,(5371) Kupang (6101) Sambas, (6107) Sintang, (6171) Pontianak (6202) Kotawaringin Timur, (6203) Kapuas,(6271) Palangkaraya (6301) Tanah Laut, (6302) Kota Baru, (6309) Tabalong,(6371) Banjarmasin (6402) Kutai Barat, (6403) Kutai Kartanegara, (6404) Kutai Timur, (6471) Balikpapan, (6472) Samarinda, (6473) Tarakan (7101) Bolaang Mongondow, (7102) Minahasa, (7171) Manado, (7172) Bitung (7202) Banggai, (7208) Parigi Moutong,(7271) Palu (7304) Jeneponto, (7305) Takalar, (7306) Gowa, (7308) Maros,(7311) Bone, (7371) Makassar, (7373) Palopo (7403) Konawe, (7405) Konawe Selatan,(7471) Kendari (7502) Gorontalo, (7503) Pohuwato,(7571) Gorontalo (7602) Polewali Mandar, (7603) Mamasa, (7604) Mamuju (8104) Buru, (8171) Ambon, (8172) Tual
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
70
600
145 130 60 50 70 55 90 135 80 50 130 55 40 55 40
15
No
Provinsi
Kabupaten/Kota
Jumlah Sampel
(1)
(2)
(3)
(4)
31
(82) Maluku Utara
32 33
(91) Papua Barat (94) Papua
(8201) Halmahera Barat, (8206) Halmahera timur, (8271) Ternate (9105) Manokwari, (9171) Sorong (9401) Merauke, (9403) Jayapura,(9471) Jayapura Jumlah
50 45 60 4.525
*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi
3.5 Alokasi Sampel Per Komoditi Menurut Kabupaten/Kota Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang besar dan eceran sudah dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah sisanya. Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari fungsi kelembagaan dan jenis komoditi dalam satu provinsi. Sehingga secara umum semua komoditi bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan. Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditi tertentu, sudah dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang besar dan eceran yang menjual komoditi spesifik maupunyang memperdagangkan bermacam-macam komoditi yang akan dicacah. Oleh karena itu,untuk menjaga agar sampel komoditi di pengecer tersebar secara proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditi.Tahapan pengalokasian sampel menurut komoditi untuk pengecer adalah sebagai berikut: • Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang memperdagangkan komoditi tertentu. • Kemudian di alokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam satu provinsi. 3.6 Metode Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditi utama yang diperdagangkan berdasarkan 7 komoditi terpilih. Untuk perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap komoditi. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka 16
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
sampel tidak mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah. Sedangkan sampel industri pengolahan dipilih dari kerangka sampel industri pengolahan secara sistematik sampling.
3.7 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin lebih dari satu kali kunjungan. •
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari pedagang ke produsen
maka
pengawas
harus
mencari
perusahaan/usaha
yang
memperdagangkan komoditi dan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive •
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive
•
Jika pada saat pencacahan, komoditi dengan yang diperdagangkan bukan merupakan
komoditi
seperti
yang
tercantum
pada
Daftar
VPDP12-
DSP.PEDAGANG, maka pengawas a. Jika
perusahaan/usaha
perusahaan/usaha
yang
merupakan
pedagang
memperdagangkan
besar,
komoditi
harus
mencari
dengan
fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive b. Jika
Perusahaan/usaha
merupakan
pedagang
eceran,
pengawas
harus
memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditi dalam satu provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditi sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam 7 komoditi). Jika belum ada keterwakilan komoditi dengan kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari perusahaan/usaha
yang
memperdagangkan
komoditi
dengan
fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
17
•
Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
•
Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000 untuk setiap kabupaten/kota.
•
Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.
Gambar 3. Alur Pencacahan Pedagang
18
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Gambar 4. Alur Pencacahan Produsen
3.8 Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13-DSP.PRODUSEN Daftar VPDP13-DSP adalah daftar yang memuat nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya. Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut: 1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi. 2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kabupaten/kota. 3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kecamatan 4. Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut. 5. Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor
urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel dalam suatu
kabupaten/kota. 6. Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel. 7. Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3). Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
19
8. Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel. 9. Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI dari kegiatan utama. 10. Kolom (7) : Jenis komoditi yang diperdagangkan/dihasilkan 11. Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame 12. Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan perusahaan/usaha, yaitu: 1=
Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi sesuai dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN
2=
Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi tidak sesuai dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-PRODUSEN
3=
Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP13-DSP.PEDAGANG) atau Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP13-DSP.PRODUSEN)
4=
Pindah dan tidak dapat ditelusuri
5=
Tutup
6=
Tidak Ditemukan
7=
Ganda/double
3.9 Penentuan Nomor Urut Perusahaan Pedagang Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari SE06UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen, subagen, eksportir dan seterusnya sampai pengecer. b. Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer. Contoh : Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti dibawah ini: 20
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Sumber
SE06-UMB-G
Fungsi kelembagaan perusahan perdagangan
Banyak perusahaan
Nomor urut
1.Distributor
8
18
2. Subdistributor
13
9 21
3. Agen
20
22 41
4. Sub agen
39
42 80
5. Pedagang grosir
8
81 88
6. Pedagang pengumpul
15
89 103
7. Eksportir
1
104 104
8. Importir
4
105 108
9. Pengecer
21
109 129
79
130 337
Sumber lain
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
21
22
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB IV TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA
4.1
Teknik Berwawancara Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk memberikan keterangan. Kesediaan responden tersebut dapat dikondisikan dan biasanya sangat bergantung kepada sikap pewawancara pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan yang sopan dan ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan menghilangkan perasaan dan sikap penerimaan responden yang negatif, yang dapat merugikan pencacahan, seperti: rasa curiga, rasa takut, rasa enggan, atau malu. Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan hubungan baik dengan responden, antara lain: a. Dalam
membuat
janji
wawancara
dengan
calon
responden,
sebaiknya
memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan berusaha jangan sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari. b. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika responden lebih mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia, maka gunakanlah bahasa daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar jalannya wawancara. c. Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri, menunjukkan kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga atau badan yang menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud wawancara serta tujuan pencacahan yang dilakukan. Penting untuk disampaikan bahwa wawancara yang dilakukannya bukan suatu ujian atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau disalahkan dan informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan pengalaman, kehidupan, pikiran dan perasaan responden sendiri. Sampaikanlah semuanya secara sederhana, tetapi cukup jelas. d. Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun suasana yang kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner. Arahkan perbincangan tersebut ke dalam isi kuesioner, namun demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
23
e. Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh responden selama berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat berperan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin belajar dari responden. f. Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat meminta responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sampaikan bahwa hal yang dikatakan responden sangat menarik, sehingga perlu dicatat atau mencoba mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa yang dikatakan responden tidak salah ditafsirkan. g. Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun
tidak dengan rasa
percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa lebih tinggi. Hal ini menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam diri responden. h. Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya menanyakan nilai pembelian dan penjualan, usahakan agar pertanyaannya tidak menyinggung perasaan responden. Sebelum mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului dengan kata “maaf….” i. Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya dan sejelasjelasnya. j. Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.
4.2
Etika Berwawancara Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu: a. Berikan kesan pertama dengan baik Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar responden merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat memulai dengan ucapan selamat pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan memperkenalkan diri, misalnya: Nama saya ………… Saya adalah petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan keterangan mengenai ………………. guna …………………..
b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 24
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Apakah Anda terlalu sibuk? Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk wawancara? Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya ajukan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap tidak baik dari responden. Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini: ”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”. Kemudian mulailah mewawancarai responden.
c. Tekankan kerahasiaan jawaban Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali lagi akan kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada responden bahwa BPS tidak akan mencantumkan nama dalam laporan hasil survei ini, dan petugas tidak akan menyebutkan nama responden lain atau pewawancara lain di hadapan responden.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
25
26
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR
Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi umum, kuesioner VPDP-13.PRODUSEN dan VPDP-13.PEDAGANG. Secara umum kedua kuesioner ini mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari masing-masing kegiatan usaha, seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan. Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan kegiatan Survei Poldis 2013 dengan mudah dan benar
5.1
Petunjuk Pengisian Daftar a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna hitam. b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh disingkat, kecuali satuan dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat dengan singkatan yang umum digunakan. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). Contoh penulisan Daftar VPDP-13.PRODUSEN: Rincian Blok V Rincian 1.c: Kendala utama proses
Penulisan yang salah
Bahan Baku
Penulisan yang benar
BAHAN BAKU
produksi…
c. Cara pengisian daftar: 1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan. 2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawaban ke kotak yang tersedia.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
27
Contoh pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG Rincian
Pengisian yang salah
Blok II Daging Sapi Lokal Rincian 2: Daging Sapi Impor Komoditi Beras Premium yang dijual Beras Medium ... dan seterusnya.
Pengisian yang benar
1 2 Daging Sapi Lokal 2 Daging Sapi Impor 3 Beras Premium 4 Beras Medium ... dan seterusnya.
1 2 3 4
2
3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Contoh: BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN (1)
(2)
1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012? Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2 b. Jika "Ya", jenis kendala: Kelangkaan barang 1 Faktor alam 16 Harga 2 Lainnya 32 Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..) Infrastruktur perdagangan 8
HARGA TIDAK MENENTU c. Kendala utama ……………………………………………………………………………
1 4 2
0 2
4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi ditulis dalam satuan rupiah. 5.2
Konsep dan Definisi Umum a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi, Departemen Perdagangan). b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditi untuk dijual. c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut. d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan
28
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (sumber Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI). e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009). f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009). g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau informal. Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun 2009 tentang KBLI. h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha. Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan maka jenis kegiatan tersebut merupakan jenis kegiatan utama dari perusahaan/usaha. i. Komoditi utama adalah komoditi yang dijual oleh pedagang dan memberikan nilai penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditi yang dijual.
Daging Sapi Lokal dan Daging Sapi Impor Daging sapi lokal adalah daging sapi yang berasal dari sapi lokal seperti : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi NTB yang diambil berupa dagingnya. Termasuk daging sapi yang berasal dari sapi impor yang digemukkan di Indonesia.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
29
Contoh: daging rendang, daging semur
Gambar 4. Contoh Daging Sapi Lokal
Daging sapi impor adalah daging sapi yang diimpor dari luar Indonesia dalam bentuk frozen (beku). Ciri-cirinya: berwarna merah pucat, seratnya halus dan ada sedikit lemak yang berwarna kuning. Selain itu, daging sapi bertekstur keras, tapi tidak kaku. Contoh: Tenderloin, Striploin, Black Angus Beef, Wagyu Beef.
Gambar 5. Contoh Daging Sapi Impor
Daging sapi impor yang di cakup dalam survei ini tidak membedakan jenis daging dan biasanya dalam keadaan beku.
Beras Premium dan Beras Medium Beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004). Beras premium adalah beras dengan persentase butiran utuh lebih besar
30
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
daripada beras patah dan menir. Di pasaran bisa dibedakan dari harganya yang lebih tinggi ggi dari beras medium. (Suismono,2003). Contoh :
Gambar 5. Contoh Beras Premium
Beras medium adalah beras dengan kualitas yang setara dengan cadangan beras pemerintah. Mengandung butiran beras patah dan menir lebih banyak. Contoh:
Gambar 5. Contoh Beras Medium Untuk membedakan antara beras premium dan beras medium agak sulit, karena standar setiap wilayah berbeda, indikator yang ada di pasaran adalah harganya yang lebih mahal adalah beras premium. Biasanya pedagang lebih tahu mana yang beras jenis premium atau medium.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
31
Gula Pasir Gula pasir yang diteliti adalah gula hasil kristalisasi cairan tebu. Biasanya berwarna putih namun ada pula yang berwarna coklat kekuningan. Tidak termasuk gula jawa/merah, gula palem/aren. Contoh: Gula kristal putih atau kuning.
Gambar 6. Contoh Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Lokal yang diteliti adalah kedelai yang ditanam dengan varietas yang ada di Indonesia. Memiliki ciri seperti warna tidak begitu terang, cenderung kusam. Selain itu, ukuran bulir biasanya lebih kecil dari pada kedelai impor. Contoh:
Gambar 7. Contoh Kedelai Lokal
Kedelai Impor Kedelai Impor adalah kedelai yang di datangkan dari luar pabean Indonesia. Kedelai impor memiliki kualitas tinggi dengan ciri-ciri bulir kedelai tampak bersih dengan warna yang terang, bulir kedelai memiliki ukuran yang besar, dan hasil olahan yang didapatkan umumnya lebih banyak dibanding kedelai lokal.
32
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Contoh:
Gambar 8. Contoh Kedelai Impor
5.3
Pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG Pada Daftar VPDP-13.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PEDAGANG
kolom 6.
Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan. BLOK I : PENGENALAN TEMPAT Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan sebagai
responden.
Tidak
semua
rincian
disalin
dari
Daftar
VPDP13-
DSP.PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG. Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG, kolom (2) s.d. kolom (4). Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan. BLOK II: KETERANGAN UMUM Blok ini untuk mencatat kegiatan perusahaan/usaha, jenis komoditi, dan informasi fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan. Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan perusahaan/usaha pada saat pencacahan. Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
33
Contoh: 1.`PERDAGANGAN BESAR GULA PASIR 2.`PEDAGANG ECERAN BERAS 3.`PEDAGANG ECERAN DAGING SAPI LOKAL Kode KBLI
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha:
PERDAGANGAN BESAR GULA PASIR
…………………………………………………………………………………………………………………….
diisi oleh pemeriksa
• Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), maka Rincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh pencacah. • Referensi waktu pada VPDP-13.PEDAGANG adalah setahun yang lalu yaitu dari 1 Januari s.d. 31 Desember 2012. Rincian 2: Komoditi yang dijual: Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diteliti sesuai dengan yang ditentukan dalam VPDP13-DSP. Contoh: 2. Komoditi yang dijual: Daging Sapi Lokal Daging Sapi Impor Beras Premium Beras Medium
5 1 2 3 4
Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Impor
5 6 7
Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya berhubungan/terkait dengan komoditi yang diteliti pada rincian 2 di atas Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan yang sesuai dengan komoditi yang diteliti. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/MDAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa, yang dimaksud dengan: •
Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
•
Sub Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.
34
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
•
Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa yang dimiliki/ dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.
•
Sub Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari agen atau agen tunggal untuk melakukan pemasaran. Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
•
Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang membeli dalam partai besar berbagai macam barang dari berbagai pihak dan menjual dalam partai besar barang tersebut sampai kepada Sub Distributor dan/atau Pedagang Eceran (KepMenPerindag
No.23/MPP/Kep/1/1998
Tentang
Lembaga-Lembaga
Usaha Perdagangan). •
Pedagang pengumpul adalah pedagang yang umumnya membeli komoditi dari petani dan setelah terkumpul dengan volume tertentu dijual ke produsen atau pedagang lain.
•
Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI, 2008). Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
•
Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor atau memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
35
zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U. (Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan RI, 2008). API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan impor. •
Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak atas namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang menunjuknya untuk menjalankan kegiatan dengan cara membeli, menyimpan dan menjual barang dalam partai kecil secara langsung kepada konsumen akhir.
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal pembelian dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan, serta wilayah pembelian dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga untuk memperoleh informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi barang dagangan. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2012 Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2012 menurut fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Contoh: BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN 1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2012: No. (1)
Asal pembelian barang dagangan
(3)
a.
Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 2
0%
b.
Importir ………………………………………………………………………………………………………… b.
0%
c.
Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c.
5
0%
d.
Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d.
2
0%
e.
Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e.
0%
f.
Agen ………………………………………………………………………………………………………… f.
1
0%
g.
Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g.
h.
Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. 0%
i.
Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i. 0%
j.
Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. 0%
k.
Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k. Jumlah
36
Persentase
(2)
1
0%
%
0
0 %
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Penjelasan: •
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha itu sendiri tanpa melalui pihak lain.
•
Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh kegiatan usaha serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi pula.
•
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang pengumpul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP13-PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012 Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan, serta persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, maka tuliskan wilayah pembelian lainnya (kabupaten/kota/negara) beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan, kemudian coret tulisan ‘lainnya’ yang terdapat di rincian h dan nilai 100 yang terdapat pada kolom (4). Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut: 2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode*)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a. b. c. d. e. f. g. h.
KABUPATEN BOYOLALI
2
KABUPATEN SEMARANG
3%
1
KABUPATEN BANDUNG
9%
1
KABUPATEN KARAWANG
7%
1
KABUPATEN CIREBON
2%
1
0%
KABUPATEN KEDIRI
6%
KABUPATEN BEKASI Lainnya (terlampir)
4% KOTA TANGERANG
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
3% Jumlah:
1
0
0 %
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode*)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
i. j.
KABUPATEN LAMONGAN
4 3% 2%
KABUPATEN TANGERANG
k.
% *) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
Jumlah:
1
0
0 %
Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2012: Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi perusahaan/ usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 4.a s.d Rincian 4.o. Jika ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
37
Jumlah dari Rincian 4.a s.d Rincian 4.o harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Penjelasan: •
Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir beras di Kota Karawang mengekspor beras ke Malaysia dan Singapura.
•
Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi supermarket/swalayan itu sendiri, hypermarket dan minimarket. Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut adalah sebagai berikut: Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen akhir. Di dalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta memiliki luas lantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart, Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain. Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barangbarang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000 m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain. Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti: Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan lain-lain.
•
Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon (sumber Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).
38
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
•
Definisi distributor, agen, dan pedagang grosir dapat dilihat pada penjelasan Blok II Rincian 3.
•
Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas, seperti: rumah makan, restoran, hotel, rumah sakit, dll.
•
Pemerintah dan Lembaga Nirlaba, Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit pemerintah, instansi. Lembaga Nirlaba seperti: yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan rumah sakit non profit. Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika contoh tersebut sudah memperhitungkan keuntungan maka masuk ke kegiatan usaha lainnya.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012: Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari sebelas maka lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian 4 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. BLOK
IV:
KENDALA
PENGADAAN
DAN
PEMASARAN
BARANG
DAGANGAN Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan dan pemasaran barang dagangan. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pengadaan barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
39
Penjelasan: Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk diperoleh. Kendala harga seperti: harga barang dagangan mahal. Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb. Kendala infrastruktur perdagangan seperti: perbankan, birokrasi perdagangan (perijinan), belum ada pasar, dsb. Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut tinggi, tanah longsor, gempa bumi dan lainnya. Kendala lainnya seperti: BBM (bahan bakar), modal, mesin, faktor geografis (jalan curam, terjal, dsb). Rincian 1.c: Kendala utama Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 1.b. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2012? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pemasaran barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok V. Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala: Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi yang sama. Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang
jalur/rantai distribusi barang
sampai ke tujuan. Kendala transportasi, kendala infrastruktur perdagangan, kendala faktor alam, dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1.b. 40
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Rincian 2.c: Kendala utama: Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual selama tahun 2012 (Januari sampai dengan Desember 2012).
Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012 Rincian 1.a Kolom (1): Stok Awal (sisa akhir 2011) Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang dagangan pada awal tahun 2012 (1 Januari 2012). Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang pada awal tahun 2012. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu volume barang pada awal tahun 2012. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg. Kolom (4): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (4) nilai dari volume barang pada awal tahun 2012. Rincian 1.b Kolom (1): Pembelian Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun 2012. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2012. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu yang dibeli selama tahun 2012. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
41
Kolom (4): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (4) nilai dari pembelian barang selama tahun 2012. Perlu diingat bahwa nilai pembelian barang dagangan yang terjual bukan nilai seluruh barang dagangan yang dibeli selama tahun 2012, tetapi hanya nilai pembelian barang yang terjual saja. Rincian 1.c Kolom (1): Dikonsumsi sendiri: Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh perusahaan/ usaha selama tahun 2012. Termasuk juga barang dagangan yang diberikan kepada karyawan atau pihak lain (hibah). Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2012.
Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2012.
Rincian 1.d Kolom (1): Rusak/hilang: Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama tahun 2012. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun 2012. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun 2012.
Rincian 1.e: Kolom (1): Penjualan: Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2012. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2012. 42
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2012. Kolom (4): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (4) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2012. Rincian 1.f: Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2012): Isian Rincian 1.f adalah stok akhir tahun atau sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012.
Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012. Kolom (4): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (4) nilai dari sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012. Rincian 2a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2012: Biaya angkutan yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan menjual barang dagangan selama tahun 2012. Lingkari kode 1 jika ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan selama tahun 2012, dan kode 2 jika tidak ada biaya transportasi.
Rincian 2b: Jika ya, berapa nilainya: Jika ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan tuliskan nilainya.
Catatan: Biaya Angkut Pembelian Barang Dagangan
Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut pembelian barang dagangan tidak perlu diperkirakan.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
43
Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan biaya yang dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Biaya Angkut Penjualan Barang Dagangan
Bila pembeli mengangkut sendiri, besarnya biaya angkut penjualan barang dagangan tidak perlu diperkirakan.
Bila penjualan barang dagangan diangkut dengan kendaraan milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Bila penjualan barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.b Contoh pengisian: BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN 1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012: Uraian
Volume
Satuan
Nilai (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
2
kwintal
1.600.000 1.200.000.000
a. Stok awal (sisa 2011)
1500
kwintal
c. Dikonsumsi sendiri
1
kwintal
d. Hilang/rusak
1
kwintal
1480
kwintal
1.480.000.000
20
kwintal
16.000.000
b. Pembelian
e. Penjualan f. Stok akhir (sisa 2012) Satuan yang digunakan: ton, kwintal, kg
2. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2012? Ya b. Jika "Ya", berapa nilainya?
1
Tidak
2
1
Rp. 2.800.000
BLOK VI: CATATAN Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas.
44
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan. 5.4
Pengisian daftar VPDP-13.PRODUSEN Pada kuesioner VPDP-13.PRODUSEN sebelah kanan atas terdapat lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan. BLOK I : PENGENALAN TEMPAT Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN. Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN atau dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN, kolom (2) s.d. kolom (4). Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan. Referensi waktu pada VPDP-13.PRODUSEN adalah selama tahun 2012 yaitu dari 1 Januari s.d 31 Desember 2012.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
45
BLOK II: KETERANGAN KOMODITI Blok ini digunakan untuk mencatat satu jenis komoditi yang dihasilkan perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan. Produsen yang menjadi responden yaitu: rumah pemotongan hewan, usaha penggilingan padi, industri gula pasir, pertanian kedelai. •
Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), maka Rincian 1 harus sudah dilingkari oleh pencacah.
Rincian 1: Komoditi yang diproduksi: Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diproduksi perusahaan/usaha sesuai dengan yang telah ditentukan dalam Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN.
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
BLOK III: BAHAN BAKU Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal pengadaan bahan baku/bibit
berdasarkan
fungsi
perusahaan/usaha
dalam
lembaga
usaha
perdagangan/produksi, serta wilayah pengadaan bahan baku/bibit. Rincian 1: Pengadaan bahan baku/bibit selama tahun 2012: Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan baku/bibit selama tahun 2012 menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j. Jika ada rincian yang kosong pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaan/usaha industri. Penjelasan: • Bahan baku adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk setelah melewati suatu proses tertentu. •
Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden mendapat bahan baku yang merupakan hasil produksi perusahaan lain. Contoh: Petani kedelai
46
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
mendapatkan bibit dari petani kedelai lain, pabrik gula pasir mendapatkan bahan pembuatan gula pasir dari pabrik lain (dalam bentuk raw sugar, tebu, dll). •
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Pabrik gula impor langsung bahan pembuatan gula pasir dari negara lain.
•
Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil produksi sendiri. Contoh: Petani kedelai mendapatkan bibit dari lahan sendiri, penggilingan padi mendapatkan padi dari pertaniannya sendiri.
•
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP13PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1.
Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012: Isikan nama kabupaten/kota/negara pemasok, serta besarnya persentase pengadaan bahan baku. Jika ada 10 (sepuluh) wilayah pengadaan bahan baku produksi, maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta persentase pengadaan bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku/ bibit lebih dari 10 (sepuluh), maka lampirkan wilayah pengadaan bahan baku selebihnya beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Catatan: Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku (Rincian 1a isi), maka pengadaan/pembelian bahan baku dari luar negeri (Rincian 2 nama negara) juga harus ada. BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan penjualan barang produksi berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan/ produksi, serta wilayah penjualan barang produksi. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2012: Isikan besarnya persentase pemasaran/penjualan barang produksi selama tahun 2012 menurut fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m. Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
47
Rincian 1.a akan terisi jika perusahaan/usaha melakukan ekspor sendiri barang hasil produksinya. Rincian 1.b s.d. 1.m akan terisi jika perusahaan/usaha menjual ke perusahaan/usaha eksportir, distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, supermarket/ swalayan, pedagang eceran, industri pengolahan, kegiatan usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba dan rumah tangga. Jika dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m ada yang kosong pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Penjelasan: Penjelasan mengenai Ekspor Langsung, Eksportir, Distributor, Agen, Pedagang Grosir,
Supermarket/Swalayan,
Pedagang
Eceran,
Industri
Pengolahan,
Kegiatan Usaha Lainnya, dan Konsumen Akhir dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG Blok II Rincian 3. Contoh: BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI 1.
Penjualan barang produksi selama tahun 2012: No. (1)
Tujuan penjualan barang produksi
Persentase
(2)
(3)
a.
Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 1 0%
b.
Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b.
0%
c.
Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. 4
5%
d.
Agen ………………………………………………………………………………………………………… d.
1
3%
e.
Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. 1 6%
f.
Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. 0%
g.
Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h.
Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. 5%
i.
Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. 4%
j.
Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. 2%
k.
Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. 3%
l.
Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. 2% 0%
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m. Jumlah
48
1
0
0 %
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012: Jika perusahaan/usaha melakukan ekspor langsung, maka yang diisikan adalah nama negara tempat kedudukan perusahaan pembeli, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang produksi. Jika perusahaan/usaha menjual ke eksportir, distributor, agen, pedagang grosir, supermarket/swalayan, industri pengolahan, dan/atau kegiatan usaha lain, maka yang diisikan adalah nama kabupaten/kota tempat kedudukan perusahaan/usaha pembeli, serta persentasenya. Jika ada sepuluh wilayah pemasaran/ penjualan barang produksi, maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah pemasaran/ penjualan barang produksi. Apabila wilayah penjualan barang produksi lebih dari sepuluh, maka lampirkan wilayah penjualan
barang produksi lainnya,
beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Contoh: 2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012: No
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a. KABUPATEN BEKASI
2
0 %
b. KOTA BEKASI
1
6 %
c. KOTA SEMARANG
1
5 %
d. KABUPATEN SEMARANG
1
5 %
e. KOTA TANGERANG
8 %
f. KOTA MALANG
8 %
g. KOTA BANDUNG
7 %
h. KABUPATEN BANDUNG
6 %
i. KOTA SURABAYA
5 %
j.
Lainnya (terlampir)
% Jumlah:
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami perusahaan/usaha selama tahun 2012. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2012? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala selama Januari sampai Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
49
dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan/usaha tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala Kendala yang dialami perusahaan/usaha bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala kesulitan modal seperti: tidak cukup tersedia modal, sulit mencari pinjaman modal, dsb. Kendala tenaga kerja terampil seperti: tidak cukup tersedia tenaga kerja yang terampil, tenaga kerja terampil mahal (minta gaji tinggi), dsb. Kendala birokrasi administrasi seperti: mengenai perijinan, proses tender yang rumit. Kendala bahan baku seperti: bahan baku langka, bahan baku mahal, bahan baku tidak tersedia di dalam negeri, dsb. Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb. Kendala lainnya seperti: BBM (bahan bakar), keamanan, pungutan tidak resmi, faktor geografis, dsb. Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 1b. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2012? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2012, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok VI. Rincian 2.b: Jika “Ya”, jenis kendala: Jenis kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam penjualan barang produksi bisa 50
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi yang sama. Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur distribusi barang sampai ke tujuan. Kendala infrastruktur perdagangan seperti: perbankan, birokrasi perdagangan (perijinan), dsb. Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb Kendala transportasi dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1b. Rincian 2.c: Kendala utama penjualan Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2b.
BLOK VI: NERACA PRODUKSI Blok ini mencatat stok komoditi yang diteliti pada keadaan awal Januari 2012 (sisa 2011), total produksi, dikonsumsi sendiri, hilang/rusak, produksi yang terjual selama tahun 2012 (Januari sampai dengan Desember 2012), dan stok akhir (sisa 2012). Rincian 1: Produksi selama tahun 2012: Yang dimaksud dengan produksi selama tahun 2012 adalah produksi dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012. Rincian 1.a: Kolom (1): Stok awal (sisa akhir 2011) Adalah stok awal barang produksi yaitu sisa stok dari barang produksi yang masih tersedia di gudang pada awal tahun 2012 (1 Januari 2012) Kolom (2): Volume: Adalah volume barang produksi yang masih tersedia di gudang pada awal tahun 2012 (1 Januari 2012). Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
51
Kolom (3): Satuan Adalah satuan untuk barang yang volumenya diisikan pada kolom (2). Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram. Kolom (4): Nilai (Rp) Isikan nilai stok awal ini di kolom (4). Jika perusahaan/usaha sudah mengetahui nilai stok awal, gunakan informasi ini dan isikan pada kolom (4). Nilai stok awal yang dituliskan adalah nilai stok awal tanpa PPn. Rincian 1.b: Kolom (1): Total Produksi Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari
Januari s.d.
Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian 1.c: Kolom (1): Dikonsumsi sendiri Yang dimaksud adalah barang (komoditi yang diteliti) yang dikonsumsi oleh perusahaan/usaha itu sendiri dari Januari s.d. Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian 1.d: Kolom (1): Hilang/rusak Yang dimaksud adalah barang (komoditi yang diteliti) yang rusak/hilang dari Januari s.d. Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian 1.e: Kolom (1): Produksi yang terjual Yang dimaksud pada rincian ini adalah barang produksi perusahaan/usaha yang terjual dari Januari s.d. Desember 2012. Termasuk barang yang diproduksi sebelum Januari 2012 (stok awal)
tetapi terjual pada periode Januari s.d Desember
2012. Cara
pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama.
52
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Catatan: Khusus untuk produksi yang terjual, harga satuan dan nilainya adalah sesuai harga penjualan (termasuk PPn). Rincian 1.a ditambah Rincian 1.b harus lebih besar atau sama dengan Rincian 1.c ditambah Rincian 1.d ditambah Rincian 1.e. Rincian 1.f: Kolom (1): Stok akhir (sisa 2012) Yang dimaksud pada rincian ini adalah stok barang produksi perusahaan/usaha pada 31 Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama dengan rincian lainnya. Contoh: BLOK VI: NERACA PRODUKSI 1. Produksi selama tahun 2012: Uraian
Volume
Satuan
Nilai (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
5
ton
15.000.000
1
ton
a. Stok awal (sisa 2011) b. Total produksi
250
c. Dikonsumsi sendiri d. Hilang/rusak e. Produksi yang terjual
1
235
f. Stok akhir (sisa 2012) Satuan yang digunakan: ton, kwintal, kg
18
ton ton ton ton
750.000.000
1.175.000.000 54.000.000
LOK VII: CATATAN Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas. BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diisikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan. Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
53
54
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-13
6.1 Pemeriksaan Secara Umum a.
Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi tanggungjawab masing-masing PCS.
b.
Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas cover depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel Perusahaan (VPDP-13.DSP) kolom (6).Sesuaikan jika isiannya berbeda.
c.
Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan kegiatan usahanya.
d.
Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika belum harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait.
e.
Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan satuan yang ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan tersebut ke satuan standar yang telah ditentukan.
f.
Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya, konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan.
6.2 Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PEDAGANG a.
Blok I: Pengenalan Tempat 1.
Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar VPDP13.DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir dilapangan.
2.
Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4, coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa).
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
55
3.
Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut pada daftar VPDP-13.DSP.PEDAGANG kolom (2).
4.
Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP13-DSP.PEDAGANG, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
b.
Blok II: Keterangan Umum 1. Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi secara tepat KBLI-nya.Pemeriksa mengisikan kode KBLI (5 digit).KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang KBLI. Cermati apakah isian KBLI-nya sudah sesuai dengan isian pada kegiatan utama tersebut. Jika ragu, konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa berbeda dengan kode KBLI yang ada di pojok kanan atas Blok I, karena kode yang ditulis pada rincian ini adalah yang sesuai dengan hasil lapangan. 2. Rincian 2: Komoditi yang dijual Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditi yang dilingkari. Bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas. Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d.Blok VI (catatan) berkaitan dengan komoditi yang dijual pada Blok II Rincian 2. 3. Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas (sesuai dengan di lapangan). Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9, maka pada
56
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan perdagangan eceran (47111, 47112, 47211, 47214, 47221, 47811, 47814, 47821, 47823). Jika selain kode 9, maka KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan perdagangan besar (46311, 46321, 46331, dan 46201). Jika tidak sesuai, tanyakan kepada pencacah rincian mana yang benar dan perbaiki isian kode yang salah.
c.
Blok III: Distribusi Perdagangan 1.
Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Blok III Rincian k harus kosong. Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian 1 • Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III Rincian 1.e, dan 1.g harus kosong (-). • Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g harus kosong (-). • Jika Blok II Rincian 3 kode 6 (pedagang pengumpul) maka Blok III Rincian 1.c harus isi. • Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar. • Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok III rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan persentase terbesar.
2.
Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012. Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
57
pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan sebagai importir (Blok II Rincian 3 kode 8), maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentase harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
3.
Rincian3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o apakah sudah sama dengan 100persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Rincian 3.i. harus kosong.
Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian 3 • Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok III Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian Rincian 3.o harus kurang dari 50 persen. • Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus kosong. • Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan 3.e harus kosong. • Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar. • Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor impor selain mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil yang mempunyai omset terbesar. • Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya Blok III Rincian 3.i s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.
58
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
4.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada isian maka pastikan
bahwa
nama-nama
kabupaten/kota
atau
negara
sudah
ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk
dilengkapi.
Kode
kabupaten/kota/negara
akan
diisi
oleh
pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan sebagai eksportir (Blok II Rincian 3 kode 7), maka pada Rincian 4 harus ada isian nama negara dan total persentase harus sama dengan Rincian 3.a (ekspor langsung). d.
Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan 1.
Rincian1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012 ? Pada Rincian1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian2“, maka Rincian1.b dan Rincian1.c harus kosong. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian1.b harus ada isian jika Rincian1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 1.c: Kendala Utama Rincian1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian1.b. Jika Rincian1.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian1.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian1.b.
2.
Rincian2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2012 ?
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
59
Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2 “Langsung ke Blok V“, jika berkode 1 maka Rincian2.b dan 2.c harus ada isian. Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 2.c: Kendala Utama Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian2.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.
e.
Blok V: Pembelian dan Penjualan Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan petunjuk dari PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk setiap isian. 1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012: a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal 2012 (sisa 2011). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok V Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2012. b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari pembelian selama tahun 2012. Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena periode penjualan komoditinya selama setahun. Satuan harus menggunakan
60
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
satuan standar dan jika tidak menggunakan satuan standar harus dikonversikan ke dalam satuan standar, lihat kewajarannya disesuaikan dari jenis komoditi yang diperdagangkan. Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2) harus sama dengan atau lebih besar dari jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e + 1.f. c) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi sendiri dapat kosong. d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa kosong. e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan selama tahun 2012. Blok V Rincian 1.e kolom (4) harus lebih besar dari Rincian 1.b kolom (4). ditambah Rincian 1.a kolom (4). f)
Rincian 1.e kolom (4) dibagi
kolom (2) harus lebih besar dari
Rincian1.b kolom (4) dibagi kolom (2). g) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok V Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2012. 2.
Biaya transportasi membeli dan menjual barang dagangan selama tahun 2012. Periksa kewajaran isian biaya transportasi untuk membeli dan menjual barang dagangan selama tahun 2012. Jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari maka Rincian 2.b harus diisi. Periksa pula apakah biaya yang ada sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan, maka konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui kebenaran isian, apakah perlu dilakukan kunjungan ulang.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
61
f.
Blok VI: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
g.
Blok VII: Keterangan Contact Person Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benarbenar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi usahanya.
h.
Blok VIII: Keterangan Petugas 1.
Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.
2.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
6.3
Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PRODUSEN KBLI pada cover kuesioner adalah 10110, 10631, 01113, dan 10721 disalin dari daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN. a.
Blok I: Pengenalan Tempat 1. Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar VPDP-13. DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir dilapangan.
62
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4 coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa). 3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut pada daftar VPDP-13.DSP.PRODUSEN kolom (2). 4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan daftar VPDP-13.DSP.Produsen kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP-13.DSP, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan. b.
Blok II: Keterangan Komoditi Rincian 1: Komoditi yang diproduksi, periksa apakah salah satu kode komoditi sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan Jenis Komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
c.
Blok III: Bahan Baku 1.
Rincian 1: Pengadaan bahan baku selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada PCS.
2.
Rincian2: Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
63
untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
d.
Blok IV: Penjualan Produksi 1.
Rincian1: Penjualan barang produksi selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada PCS. Rincian 1.g. (warna latar belakang abu-abu) harus kosong.
2.
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012 Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama dengan Rincian1.a.
e.
Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha 1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2012? Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan Rincian1.c harus kosong. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian1.b harus ada isian jika Rincian1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 64
64
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala.Apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi Rincian1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian1.b. Jika Rincian1.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.
2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2012? Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“, maka Rincian 2.b dan Rincian 2.c harus kosong. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 1.c: Kendala Utama Penjualan Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. f.
Blok VI: Neraca Produksi Periksa dengan cermat untuk setiap isian. 1. Produksi selama tahun 2012 a.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal (sisa 2011). Satuan harus menggunakan satuan standar yang
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
65
ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok VI Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2012. b.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari total produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4).
c.
Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang dikonsumsi sendiri. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.
d.
Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.
e.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari produksi yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada kolom (4). Periksa pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a + 1.b harus lebih besar atau sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.
f.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok VI Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2012.
g.
Blok VII: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
h.
Blok VIII: Keterangan Contact Person Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benarbenar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi usahanya.
66
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
i.
Blok IX: Keterangan Petugas 1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya. 2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
67
68
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
LAMPIRAN
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
69
70
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
Contoh VPDP13-DSP.PEDAGANG
Lampiran 1 VPDP13-DSP
PEDAGANG SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2013 Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
: : :
No.
No Urut Perusahaan/Usaha
Nama Lengkap Perusahaan/Usaha
Alamat
Kegiatan Utama
KBLI
Komoditi
Fungsi Kelembagaan
Hasil Pencacahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kode kolom (7) : 1= Daging Sapi Lokal 2= Daging Sapi Impor 3= Beras Premium 4= Beras Medium 5= Gula Pasir 6= Kedelai Lokal 7= Kedelai Impor
Kode kolom (8) : 1 = Distributor 2 = Sub distributor 3 = Agen 4 = Sub-agen 5 = Pedagang Grosir 6 = Pedagang Pengumpul 7 = Eksportir 8 = Importir 9 = Pengecer
Kode kolom (9) : 1 = Ditemukan, dan kualitas/merk/jenis dari komoditi yang diperdagangkan sesuai dengan VPDP13DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN 2 = Ditemukan, namun kualitas/merk/jenis dari komoditi yang diperdagangkan tidak sesuai dengan daftar VPDP13DSP.PEDAGANG atau VPDP13-DSP.PRODUSEN. 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP13-DSP.PEDAGANG) atau 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP13-DSP.PRODUSEN) 4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri 5 = Tutup 6 = Tidak Ditemukan 7 = Ganda/double
71
72
Lampiran 2 Tabel 6. Alokasi Sampel Menurut Kabupaten, Komoditi, dan Status Responden Provinsi (1)
1
2
3
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
4
Riau
5
Jambi
6
7
8
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
P
Sampel Kabupaten/Kota (2)
1109 1110 1171 1202 1205 1209 1212 1213 1273 1275 1277 1303 1307 1309 1312 1371 1375 1403 1409 1471 1473 1507 1571 1607 1609 1671 1674 1702 1705 1771 1805 1806 1871 1872
Pidie Bireuen Banda Aceh Mandailing Natal Tapanuli Utara Simalungun Deli Serdang Langkat Pematang Siantar Medan Padang Sidimpuan Solok Agam Pasaman Pasaman Barat Padang Bukittinggi Indragiri Hilir Rokan Hilir Pekanbaru Dumai Tanjung Jabung Barat Jambi Banyuasin OKU Timur Palembang Lubuklinggau Rejang Lebong Seluma Bengkulu Lampung Tengah Lampung Utara Bandar Lampung Metro
(3)
4 3 1 1 2 3 1 1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 3
Beras Premium
PB
PE
PB
PE
I
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3 2 1 3 3 4 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 6 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 2
4 2 1 1 1 1 2 4 2
1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1
4 2
2 1 2
5 4
1 2 1 2 2
3 2 1 1
5 2 2
1 1
2 1 2
3 1 1 5 4
1 1
PB
PE
I
(9)
(10)
2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2
Gula Pasir
Beras Medium
1 1 1
PB
PE
I
PB
PE
P
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
1 1
2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2
1 2 2 2
1
1 1 1 1
1 1 1
1
2 1 1 1
1 1 1 2 1 2 2
1 1 2 1 1 2
Kedelai Lokal
1 1 2
1 1
1 1
2 1 1 1 1
1
2 1
2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 5 4 3 2 3 4 1 4 4 3 2 1 2
1 1 1 1
PB
PE
PB
PE
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
2 2
3 3 2 4 3
3
3 3
1 1 1 1
1 1 1
1 1
2 3 3
2 2 1 2 2 2
1 3
1 1
Kedelai Impor
2 2
3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2
5 1 2
1 1 1 1
2 1 1 1
2 2 2
1 1
3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2
1
1 1 2 4 2
2 1 1 1 1
1 1 1 2
1 1
Jumlah Sampel (22)
20 20 20 25 25 25 25 25 25 25 25 23 23 23 23 24 24 25 25 25 25 27 28 23 22 23 22 19 17 19 20 20 20 20
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
Tabel 6. (Lanjutan) Provinsi (1)
9
Bangka Belitung
10
Kepulauan Riau
11
12
13
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
P
Sampel Kabupaten/Kota (2)
73
1902 1905 1971 2103 2172 3171 3172 3173 3174 3175 3201 3202 3203 3204 3205 3206 3207 3209 3210 3211 3212 3213 3215 3271 3273 3274 3275 3276 3278 3301 3302 3305 3308 3310 3312 3314 3315 3316 3319 3321 3329 3372 3374 3376
Belitung Bangka Selatan Pangkal Pinang Natuna Tanjung Pinang Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Karawang Bogor Bandung Cirebon Bekasi Depok Tasikmalaya Cilacap Banyumas Kebumen Magelang Klaten Wonogiri Sragen Grobogan Blora Kudus Demak Brebes Surakarta Semarang Tegal
(3)
1 1 2
2
1 2 2 2 7 3 5 5 3 3 5 2 5 4 1 4 1 1 1 1 2 5 3 3 2 1 3 2 1 4 1 1 1
Beras Premium
PB
PE
PB
PE
I
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3 2 3 3 4 16 16 16 16 16 2 2 2 8 3 5 5 4 4 5 4 5 4 2 4 1 1 1 2 2 5 4 5 3 2 1 3 2 2 2 4 2 1 2
1 1
4 4 4 4 4 1
4 1 4 16 15 16 15 15
1 1 4 4 4 4 4
1 1
4 2 2 2 2 2 2 2 2
1
3 4 3 2 1 1 2 2
1 1 10 10 7 9 7 1 4 2
2 1 2 2 1 2 3 2
2 2 2
1 1 1 1
1 2 2
1 1 2 1 1
3 3 2
2 2 2
Beras Medium
PB
PE
I
(9)
(10)
2 2 2 3 2 16 12 16 13 13 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
PB
PE
P
PB
PE
PB
PE
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
1 1
3 2 1 3 2 15 12 15 14 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 3 2
3 1
3 3 2 3 4 16 16 16 15 15 2 1 1 2 1 1 1 8 5 1 1 5 1 3 4 4 4 4 3 2 2 1 1 1 1 5
3 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
1 2 2
2 1
2 2
2 2 1
2 2 2
1
Kedelai Impor
I
2 2 2
2
Kedelai Lokal
PE
1 1 4 4 4 4 4 3
Gula Pasir
PB
4 4 4 4 4 2 2 2
1 2 2
1 1
1 2
1 2 2 1
2 1
1 1 1 1
1
5 5 2 3 3 4 5
2 2 4 4 4 4 4 2 3 3 1 1
1 1
3 2 2 2 2 3
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1
2 3 3 2
2 2
2 2
1 2 2 3 3 16 15 15 16 15 1 3 3 1 4 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 1 1 1 1 2
1
1 1 1
2 2 1 1 1
2 1
1 1 1 2 2 16 16 16 16 16 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 5 4
4 4 4 4 4 2 1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1
Jumlah Sampel (22)
16 17 17 22 23 139 139 138 137 137 29 29 29 30 29 29 29 29 29 29 28 29 29 29 30 29 29 28 28 27 26 27 27 26 26 27 27 27 26 26 27 27 27 27
74
Tabel 6. (Lanjutan)
14
15
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
16
17
18
19
Provinsi
Sampel Kabupaten/Kota
(1)
(2)
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
3403 3404 3471 3505 3506 3507 3508 3509 3510 3511 3512 3513 3514 3515 3518 3521 3522 3524 3527 3529 3572 3573 3578 3601 3602 3604 3671 3673 3674 5101 5102 5104 5108 5171 5202 5206 5271 5312 5313 5371
Gunung Kidul Sleman Yogyakarta Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Nganjuk Ngawi Bojonegoro Lamongan Sampang Sumenep Blitar Malang Surabaya Pandeglang Lebak Serang Tangerang Serang Tangerang Selatan Jembrana Tabanan Gianyar Buleleng Denpasar Lombok Tengah Bima Mataram Ngada Manggarai Kupang
Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
P
PB
PE
PB
PE
I
PB
PE
I
PB
PE
I
PB
PE
P
PB
PE
PB
PE
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
1 1
2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 1
2 2
2 2 2 2
1
1 2 1 1
2 2 5 1 4 6 3 3
5 1 1 3 3 5 7 6 4 3 3 5 5 2 3 2 4 2 4 7 1 1 2 3 1 2 1 2 2 1 3 1 3 3 1 1
5 2 1 3 4 5 7 6 4 4 3 6 6 2 4 2 4 2 5 7 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
1 1 3 3
Beras Premium
1 1
3 3
2 1 2
2
3 2 3
2 2 2
1
1 4 3 3
1
1 1 1 4 1 1
2 2
1 1 2 2 1
2
1 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1
Beras Medium
2 1 2 2 2 2 1
Gula Pasir
1 1 1
1 1
1
4 7 10
1 2 4 2 2 2 2 2 2
3 3 4
1 2
2 1 1 1
1 2 2 1 2 1
3 1 2 3
1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1
2 2
1 1
2 1 2 1 2 1 1 1
2 1 1 1
2 2 1
1 2 1 1 1
1 1 2 3 3 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2
1
1 4 3 1 4 1 2
1 2 1
1 2 1 1 2 1 1 2
1
4 10 8 3 10 4 6 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3
Kedelai Lokal
1 2
2
1 2 3 2 1 1 2 3 2 3 1 1
2 2 2 2 3 3
2 1
1 1 2
2 2 2 2
1 2 1 2 1
2 2 2
3 3
1 2 3 2 1 1 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 3 1 2
Kedelai Impor
1 1 1 1 1
1 2 1 2 2 1 1 2 2 1
2 1 1 1
2 3 4 3 2 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1
1 3 3
1 1 1 2 1 2 1 1
Jumlah Sampel (22)
24 23 23 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 24 24 24 24 25 24 26 26 26 26 26 20 20 20 17 16 17
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
Tabel 6. (Lanjutan) Provinsi
(2)
(1)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
75 30
Maluku
Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
P
Sampel Kabupaten/Kota
6101 6107 6171 6202 6203 6271 6301 6302 6309 6371 6402 6403 6404 6471 6472 6473 7101 7102 7171 7172 7202 7208 7271 7304 7305 7306 7308 7311 7371 7373 7403 7405 7471 7502 7503 7571 7602 7603 7604 8104 8171 8172
Sambas Sintang Pontianak Kotawaringin Timur Kapuas Palangkaraya Tanah Laut Kota Baru Tabalong Banjarmasin Kutai Barat Kutai Kartanegara Kutai Timur Balikpapan Samarinda Tarakan Bolaang Mongondow Minahasa Manado Bitung Banggai Parigi Moutong Palu Jeneponto Takalar Gowa Maros Bone Makassar Palopo Konawe Konawe Selatan Kendari Gorontalo Pohuwato Gorontalo Polewali Mandar Mamasa Mamuju Buru Ambon Tual
(3)
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 2 3 5 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1
Beras Premium
PB
PE
PB
PE
I
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 3 5 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 2 3
1 2
1 5
1 2 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1
3 3 1 3 3 2 2 4 3
1 1 1 3 1
1 2 1
1 2 2 2 1
1 2 3 1 1 1 1 1
1 4 2
1 1 1 1 1
2 1
2 1
1
3 1 1 2
1 2 1
2
Beras Medium
PB
PE
I
(9)
(10)
1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2
1 1
1 1 1
1
I
PB
PE
P
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
1 2
1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2
1 1
2 1 1 2 2 1
2 1
1 1 2 1 1 1
Kedelai Lokal
PE
1 2
1 1 1 1
Gula Pasir
PB
1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 2 1 1
1 1
1 1 2 2 1 1
1
3 3 3 4 1 4 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 4 1 4 1 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 4 3 2 3 4
PE
PB
PE
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
3
4 4 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 1
3 1 1
2 2 2
1 1 1
2 2 2
1 1 1
Kedelai Impor
PB
3 3
1 1
1 3
2 1 1 2 3
3
3 2 2 2
3 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 2 1 1
3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3
2 1 1 1 1
2
2 1
1
1
1 1 2 1 1 2 1 1 1
1
Jumlah Sampel (22)
24 23 23 18 19 18 23 22 22 23 22 23 22 23 23 22 20 20 20 20 17 17 16 18 18 19 19 19 19 18 19 18 18 14 13 13 19 18 18 14 13 13
76
Tabel 6. (Lanjutan)
Provinsi (1)
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua Jumlah
Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
P
PB
PE
PB
PE
I
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Sampel Kabupaten/Kota (2)
8201 Halmahera Barat 8206 Halmahera Timur 8271 Ternate 9105 Manokwari 9171 Sorong 9401 Merauke 9403 Jayapura 9471 Jayapura 168 Kab/Kota
1 2 1
1 274
3 3 3 2 3 3 3 3 517
Beras Premium
1 2
1 130
2 2 2 2 3 4 327
2 2 1 78
141
Beras Medium
PB
PE
I
(9)
(10)
2 2 2 2 2 2 2 2 409
Kedelai Lokal
Kedelai Impor
PB
PE
I
PB
PE
P
PB
PE
PB
PE
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
1 2
2 2 2 2 4 2 2 2 405
40
4 1 4 3 3 1 4 4 538
2 2 1 92
Gula Pasir
142
96
2 2 3
105
179
2 2 1 3 4 3 1 1 429
1 1 2 1 3
81
3 2 440
102
Jumlah Sampel (22)
16 17 17 23 22 20 20 20 4525
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013
77
Tabel 7. Alokasi Sampel Menurut Provinsi, Komoditi, dan Status Responden
Lampiran 3
78
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Lampiran 4
VPDP-13
PEDAGANG REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI
Kode KBLI
(disalin dari DSP)
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (1)
(2)
1. Provinsi
: ………………………………………………………….….
2. Kabupaten/Kota*)
: ………………………………………………………….….
3. Kecamatan
: ………………………………………………………….….
4. Kelurahan/Desa*)
: ………………………………………………………….….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………….….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha
: ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………… Kode pos :
Nomor Telepon : (…...…) …..………….……...……...… Ext: …...…..… Nomor Fax.
: (…...…) …..………………...…....…………………..…
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei
: a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan. c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum
: Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan
: Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang (pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban
: Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang (pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Informasi lebih lanjut hubungi: Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710 Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815 atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
79
BLOK II: KETERANGAN UMUM ( Jika kuesioner ditinggal, jenis komoditi harus sudah ditentukan oleh petugas BPS ) (1)
(2)
Kode KBLI
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: …………………………………………………………………………………………………………………….
*) diisi oleh pemeriksa
……………………………………………………………………………………………………………………. 2. Komoditi yang dijual: Daging Sapi Lokal Daging Sapi Impor Beras Premium Beras Medium
1 2 3 4
Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Impor
5 6 7
Rincian 3 s.d. Blok V, berkaitan dengan komoditi pada Rincian 2. 3. Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan: Distributor 1 Pedagang pengumpul Sub distributor 2 Eksportir Agen 3 Importir Sub agen 4 Pedagang eceran Pedagang grosir 5
6 7 8 9
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN 1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2012: No.
Asal pembelian barang dagangan
(1)
Persentase (3)
(2)
a.
Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a.
%
b.
Importir ………………………………………………………………………………………………………… b.
%
c.
Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c.
%
d.
Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d.
%
e.
Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e.
%
f.
Agen …………………………………………………………………………………………………………f.
%
g.
Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g.
%
h.
Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h.
%
i.
% Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i.
j.
% Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j.
k.
Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k.
1
Jumlah
%
0
0 %
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode*)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
%
b.
…………..……………..……………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………
%
h.
…………..……………..……………………………………………
%
i.
…………..……………..……………………………………………
%
j.
…………..……………..……………………………………………
%
k.
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
80
1
0
0 %
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN (LANJUTAN) 3. Penjualan barang dagangan selama tahun 2012: No.
Tujuan penjualan barang dagangan
(1)
(2)
Persentase (3)
a. Ekspor langsung ……………………………………………………………………………………………... a.
%
b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………
b.
%
c. Distributor ………………………………………………………………………………………………
c.
%
d. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………d.
%
e. Agen ………………………………………………………………………………………………
e.
%
f.
f.
%
Sub agen ………………………………………………………………………………………………
g. Pedagang grosir ……………………………………………………………………………………………… g.
%
h. Pedagang pengumpul ……………………………………………………………………………………………… h.
%
i.
Department Store ……………………………………………………………………………………………… i.
%
j.
Supermarket/swalayan ……………………………………………………………………………………………… j.
%
k. k. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………
%
l.
Industri pengolahan ……………………………………………………………………………………………… l.
%
m. Kegiatan usaha lainnya ……………………………………………………………………………………………… m.
%
n. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… n. % o. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… o.
%
1
Jumlah
0
0 %
4. Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
%
b.
…………..……………..……………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………
%
h.
…………..……………..……………………………………………
%
i.
…………..……………..……………………………………………
%
j.
…………..……………..……………………………………………
%
k.
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
81
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN (1)
1. a. b.
c. 2. a. b.
Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012? Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2 Jika "Ya", jenis kendala: Kelangkaan barang 1 Faktor alam 16 Harga 2 Lainnya 32 (tuliskan …………..…………………..) Transportasi 4 Infrastruktur perdagangan 8 Kendala utama …………………………………………………………………………… Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2012? Ya 1 Tidak 2 ke Blok V Jika "Ya", jenis kendala: Persaingan pasar Rantai distribusi Transportasi Infrastruktur perdagangan
c.
(2)
1 2 4 8
Faktor alam Lainnya (tuliskan …………..…………………..)
16 32
Kendala utama ……………………………………………………………………………
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN 1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012: Uraian
Volume
Satuan
Nilai (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Stok awal (sisa 2011)
......……………..……
......………….
……………………………………...………………….
b. Pembelian
......……………..……
......………….
……………………………………...………………….
c. Dikonsumsi sendiri
......……………..……
......………….
d. Hilang/rusak
......……………..……
......………….
e. Penjualan
......……………..……
......…………. …………………………………………………………
f.
......……………..……
......………….
Stok akhir (sisa 2012)
……………………………………...………………….
*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton
2. a.
Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2012? Ya
b.
1
Jika "Ya", berapa nilainya?
Tidak
2
Rp. ________________________
BLOK VI: CATATAN
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON 1.
Nama
:
……………………………………………………………………………………
2.
Jabatan
:
……………………………………………………………………………………
3.
Telepon
:
……………………………………………………………………………………
4.
Tanggal pengisian
:
……………………………………………………………………………………
5.
Tanda tangan
:
……………………………………………………………………………………
BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS URAIAN (1)
82
PENCACAH
PEMERIKSA
(2)
(3)
1. Nama
…………………………....………..
…………..………..……..……..
2. Tanggal
………..….…. s.d. ………….……
……..….…. s.d. ………….……
3. Tanda tangan
…………………………....………..
…………..………..……..……..
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Lampiran 5
VPDP-13
PRODUSEN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI
Kode KBLI
(disalin dari DSP)
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (1)
(2)
1. Provinsi
: ….………………………………….………………..….
2. Kabupaten/Kota*)
: ….………………………………….………………..….
3. Kecamatan
: ….………………………………….………………..….
4. Kelurahan/Desa*)
: ….………………………………….………………..….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha
: ….………………………………….………………..….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha
: ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………… Kode pos :
Nomor Telepon : (…...…) …..………….……...……...… Ext: …...…..… Nomor Fax.
: (…...…) …..………………...…....…………………..…
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei
: a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi. b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan. c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum
: Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan
: Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang (pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban
: Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang (pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Informasi lebih lanjut hubungi: Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710 Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815 atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
83
BLOK II: KETERANGAN KOMODITI ( Jika kuesioner ditinggal, jenis komoditi harus sudah ditentukan oleh petugas BPS ) (1)
1.
(2)
Komoditi yang diproduksi: Daging Sapi Lokal Beras Premium Beras Medium
1 3 4
Gula Pasir Kedelai Lokal
5 6
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
BLOK III: Bahan Baku 1.
Pengadaan bahan baku selama tahun 2012: No.
Asal pengadaan bahan baku
(1)
Persentase
(2)
(3)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. % b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b.
%
c. Produsen lain ………………………………………………………………………………………………………… c.
%
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d.
%
e. Agen ………………………………………………………………………………………………………… e.
%
f. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… f. % g. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… g. % h. % h. Produksi sendiri ………………………………………………………………………………………………………… i. % i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. Petani/Peternak ………………………………………………………………………………………………………… j. %
1 0 0 %
Jumlah 2.
Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012: No
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
b.
…………..……………..……………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………
%
k.
%
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
84
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI 1.
Penjualan barang produksi selama tahun 2012: No.
Tujuan penjualan barang produksi
(1)
Persentase
(2)
(3)
a.
Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %
b.
Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b.
%
c.
Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c.
%
d.
Agen ………………………………………………………………………………………………………… d.
%
e.
Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f.
Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g.
Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h.
Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. %
i.
Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. %
j.
Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. %
k.
Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. %
l.
Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. %
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m.
1 0 0 %
Jumlah 2.
%
Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012: No
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
b.
…………..……………..……………………………………………
c.
…………..……………..……………………………………………
d.
…………..……………..……………………………………………
e.
…………..……………..……………………………………………
f.
…………..……………..……………………………………………
g.
…………..……………..……………………………………………
h.
…………..……………..……………………………………………
i.
…………..……………..……………………………………………
j.
…………..……………..……………………………………………
k.
% % % % % % % % % %
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
85
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA (1)
1.
a.
Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2012? Ya
b.
2
(2)
ke Rincian 2
1
Tidak
2
Kesulitan modal
1
Faktor alam
16
Tenaga kerja trampil
2
Transportasi
32
Birokrasi administrasi
4
Lainnya
64
Bahan baku
8
(tuliskan …………..…………………..)
Jika "Ya", jenis kendala:
c.
Kendala utama proses produksi ……………………………………………………..……………
a.
Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2012? Ya
b.
Tidak
2
1 2
Faktor alam Lainnya
Transportasi
4
(tuliskan …………..…………………..)
Infrastruktur perdagangan
8
Jika "Ya", jenis kendala: Persaingan pasar Rantai distribusi
c.
ke Blok VI
1
16 32
Kendala utama penjualan …………………...……………………………………………
BLOK VI: NERACA PRODUKSI 1.
Produksi selama tahun 2012: Uraian
Volume
Satuan
Nilai (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
.......….………
………………………………………….. …………………………………………..
a. Stok awal (sisa 2011)
.......………….………
b. Total produksi
.......………….………
.......….………
c. Dikonsumsi sendiri
.......………….………
.......….………
d. Hilang/rusak
.......………….………
.......….………
e. Produksi yang terjual
.......………….………
.......….………
…………………………………………..
f. Stok akhir (sisa 2012)
.......………….………
.......….………
…………………………………………..
Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton
BLOK VII: CATATAN
BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON 1.
Nama
:
……………………………………………………………………………………
2.
Jabatan
:
……………………………………………………………………………………
3.
Telepon
:
……………………………………………………………………………………
4.
Tanggal pengisian
:
……………………………………………………………………………………
5.
Tanda tangan
:
……………………………………………………………………………………
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS URAIAN (1)
PENCACAH
PEMERIKSA
(2)
(3)
1. Nama
…………………………....………..
…………..………..……..……..
2. Tanggal
..………..….... s.d. ….……….……
………..….... s.d. ….……….…
3. Tanda tangan
…………………………....………..
…………..………..……..……..
86
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Lampiran 6 UNTUK PERUSAHAAN
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN /KOTA : ………………………………… SURAT TANDA TERIMA Sudah terima dari petugas Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13), 1 (satu) kuesioner VPDP13-PEDAGANG/PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan 2. Alamat
Telepon : HP
3. Kegiatan Usaha
:
:
Pesawat :
:
:
4. Perkiraan Waktu Selesai *) :
………………………. , ……………………… 2013
Identitas Petugas VPDP13
Yang Menerima,
Nama : …………………………. NIP : ………………..………..
Nama : ……………………………. Jabatan : ………………………..…..
*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke :
BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….………………………… atau No. HP Petugas VPDP13 : …………………………………
UNTUK PETUGAS
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN /KOTA : ………………………………… SURAT TANDA TERIMA Sudah terima dari petugas Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13), 1 (satu) kuesioner VPDP13-PEDAGANG/PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan 2. Alamat
Telepon : HP
3. Kegiatan Usaha
:
:
:
Pesawat :
:
4. Perkiraan Waktu Selesai *) : Identitas Petugas VPDP13 Nama : …………………………. NIP : ………………..………..
………………………. , ……………………… 2013 Yang Menerima,
Nama : ……………………………. Jabatan : ………………………..…..
*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke :
BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….………………………… atau No. HP Petugas VPDP13 : …………………………………
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
87