perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BUDIDAYA TANAMAN WORTEL LOKAL TAWANGMANGU SECARA INTENSIF DAN NILAI EKONOMISNYA DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA
TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan
Disusun Oleh : SIGIT SUSENO H 3309017
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul : BUDIDAYA TANAMAN WORTEL LOKAL TAWANGMANGU SECARA INTENSIF DAN NILAI EKONOMISNYA DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Sigit Suseno H 3309017
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : Juni 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji Penguji I
Penguji II
Setyowati, SP, MP
Ir. Eddy Triharyanto, MP
NIP. 197103221996012001
NIP. 196002051986011001
Surakarta,
Juni 2012
Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. commit to user NIP. 195602251986011001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Bapak Ir. H.Wartoyo SP, MS. selaku Ketua Program Studi D-III Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
3.
Ibu Erlyna Widariptanti, S.P. MS. selaku Koordinator Program D-III Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
4.
Ibu Setyowati, SP, MP. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji I.
5.
Bapak Ir. Eddy Triharyanto, MP. selaku Dosen Penguji II.
6.
Bapak Tri Jumanto, SP., selaku Pimpinan KBH Tawangmangu, yang telah memberikan ijin dalam kegiatan magang.
7.
Bapak Slamet Suharso, A.Md., yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama berlangsungnya kegiatan magang di KBH Tawangmangu.
8.
Orang tua serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.
9.
Teman-teman
DIII
Agribisnis
2009
yang
telah
membantu
dalam
penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat katakata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya. Surakarta, commit to user
iii
Juni 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
vi
DAFTAR GMBAR .........................................................................................
vii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Tujuan .................................................................................................
9
1. Tujuan Umum ...............................................................................
9
2. Tujuan Khusus ..............................................................................
9
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
10
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN ......................................................
22
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................
22
B. Metode Pelaksanaan ............................................................................
22
1. Observasi .......................................................................................
22
2. Praktik Laboratorium ....................................................................
22
3. Wawancara ....................................................................................
22
4. Studi Pustaka .................................................................................
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
23
A. Kondisi Umum Lokasi .......................................................................
23
1. Sejarah Berdirinya KBH Tawangmangu ......................................
23
2. Struktur Organisasi KBH Tawangmangu .....................................
24
3. Lokasi KBH Tawangmangu..........................................................
26
4. Pengelolaan Kebun KBH Tawangmangu .....................................
26
5. Topografi dan Keadaan Tanah KBH Tawangmangu ....................
27
6. Keadaan Iklim KBH Tawangmangu .............................................
28
B. Budidaya Wortel dan Nilai Ekonomis Budidaya Wortel ....................
30
1. Budidaya Wortel……………………………… ........................... commit to user 2. Nilai Ekonomis Budidaya Wortel……………………………… .
30
iv
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
44
A. Kesimpulan .........................................................................................
44
B. Saran....................................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kandungan nilai nutrisi dan kalori dalam umbi wortel..................... 2 Tabel 1.2 Produksi sayuran pada tahun 2010 .................................................
3
Tabel 1.3 Ekspor dan Impor wortel tahun 2009-2010 ....................................
4
Tabel 1.4 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Wortel Tahun 20092010 (BPS,2011) .............................................................................
5
Tabel 1.5 Perbandingan produksi wortel di Kabupaten Karanganyar dengan Kabupaten Boyolali ............................................................
7
Tabel 2.1 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson ................................
30
2
Tabel 2.2 Total Biaya Tetap Budidaya Wortel Di KBH Per 1000 m ............. 2
Tabel 2.3 Total Biaya Variabel Budidaya Wortel Di KBH Per 1000 m ........
commit to user
vi
42 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Bentuk dari berbagai tipe wortel ...................................................
13
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KBH Tawangmangu.................................
24
Gambar 2.2 Penanganan Pasca Panen Wortel di KBH Tawangmangu ..........
39
Gambar 2.3 Proses Pemasaran Wortel di KBH Tawangmangu......................
41
commit to user
vii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia, hal ini dikarenakan wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Merupakan bahan pangan bergizi tinggi, harga murah dan mudah mendapatkannya. Selain sebagai "gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara kecantikan. Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. D, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Wortel atau carrots bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, lambat laun budidaya tanaman wortel merambat luas ke kawasan Eropa, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya. (Anonim. 1992) Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa tanaman wortel memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, serat, gula alamiah, pektin, glutatin, asparaginin, beta karoten, geraniol, flavonoida, pinena, dan limonena. Wortel ini juga kaya akan vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, dan antioksidan. Menurut penelitian zat besi dan kalsium yang terdapat dalam wortel dapat diasimulasikan didalam tubuh. Disamping itu, wortel juga berisi belerang klor dan fosfor. Bahkan wortel merupakan salah satu sumber kalsium terbaik. sangat kaya dengan zat gizi, mineral-mineral penting dan zat antioksidan. Diperkaya dengan vitamin A, B dan C, plus zat besi, kalsium dan kalium, serta mengandung sumber utama beta karoten. Sementara itu, beta karoten dalam wortel berkasiat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, wortel juga merangsang reaksi pembersihan lemak sehingga bisa mengurangi lemak secara mudah dan cepat dari dalam commit to user 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tubuh manusia. Wortel yang masih segar memiliki nilai nutrisi yang sangat baik.(Sunanto, 2002). Berikut ini adalah kandungan nilai nutrisi dan kalori dalam umbi wortel per 100 g bahan segar : Tabel 1.1 Kandungan nilai nutrisi dan kalori dalam umbi wortel No
Jenis Zat Gizi
Jumlah
1
Kalori
2
Protein
1,2 g
3
Lemak
0,3 g
4
Karbohidrat
9,3 g
5
Kalsium
39 mg
6
Fosfor
37 mg
7
Besi
0,8 mg
8
Natrium
32 mg
9
Serat
0,9 g
10
Abu
0,8 g
11
Vitamin A
12
Vitamin B-1
0,06 mg
13
Vitamin B-2
0,04 mg
14
Vitamin C
15
Niacin
0,6 mg
16
Air
88,2 g
42 Kal
12000 SI
6 mg
Produksi wortel merupakan salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara, hal ini dikarenakan wortel (Daucus carota) merupakan jenis sayuran umbi semusim, terpopuler kedua di dunia setelah kentang yang mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi (12.000 Satuan Internasional / SI). Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi. (Cahyono, Bambang. 2002) Kuatnya pasaran wortel juga dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan perusahaan industri yang mengolah umbi wortel commitpengolahan to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi berbagai bentuk produk (makanan maupun minuman), misalnya jus wortel (minuman) dan chips wortel (makanan kecil). Selain itu, kuatnya pasaran wortel juga dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan perusahaan kosmetik yang memerlukan bahan baku wortel. Tinjauan potensi pasar wortel dari berbagai segi menunjukkan bahwa pengembangan wortel di Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah. Dewasa ini wortel termasuk 18 jenis sayuran komersial yang dihasilkan Indonesia. Ditelaah dari luas areal panen sayuran nasional tahun 2010, wortel berada di urutan ke-11 setelah kubis, cabai, kentang, bawang merah, tomat, mustard green, ketimun, daun bawang, kacang panjang, dan terong. (BPS,2011) Tabel 1.2 Produksi sayuran tahun 2010 No
Komoditi
Produksi (Ton)
1
Kubis
1,384,044
2
Cabai
1,328,864
3
Kentang
1,060,805
4
Bawang Merah
1,048,934
5
Tomat
891,616
6
Mustard Green
583,770
7
Ketimun
547,141
8
Daun Bawang
541,374
9
Kacang Panjang
488,449
10
Terong
482,305
11
Wortel
403,827
12
Kangkung
350,879
13
Buncis
336,494
14
Bayam
152,334
15
Kacang Merah
116,397
16
Kembang Kol
101,205
17
Lobak
32,381
18
Bawang Putih
12,295
Rekapan Data: Produksi sayuran tahun 2010 (BPS,2011).
Peringkat wortel
yang berada di posisi ke 11 ini cukup
mengecewakan, karena dengan keadaan agroklimatologi wilayah indonesia seharusnya wortel menjadi salah satu unggulan negara indonesia. commit to komoditi user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wortel juga mempunyai keunggulan yaitu bisa ditanam disegala musim, sehingga keunggulan dari segi ini bisa dimanfaatkan untuk memproduksi worlel yang lebih banyak lagi. Pengembangan budidaya wortel di Indonesia mempunyai prospek yang baik untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis dan peningkatan pendapatan negara melalui pengurangan impor dan memacu laju pertumbuhan ekspor. Di samping itu secara ekonomis agribisnis wortel mempunyai prospek yang bagus untuk di ekspor ke luar negeri seperti ke Hongkong, Singapura dan Malaysia. Hal ini dikarenakan lahan pertanian di negara-negara tersebut semakin berkurang seiring dengan berkembangnya industri. Air di Hongkong, Singapura dan Malaysia biasanya kurang mendukung terutama saat musim dingin dan musim gugur sehingga praktis semua kebutuhan sayuran tergantung ke negara lain. Tabel 1.3 Ekspor Impor wortel Tahun 2009-2011 Ekspor Impor Wortel Thn 2009 Ekspor Produksi
Impor Harga (US $)
(kg) 214.883
Ekspor Impor Wortel Thn 2010
41.490
Ekspor
Produksi
Harga
Produksi
(kg)
(US $)
(kg)
7.030.288
3.042.549
439.505
Impor Harga (US $) 145.775
Produksi
Harga
(kg)
(US $)
8.139.515
3.617.071
Rekapan Data: Ekspor Impor wortel Tahun 2009-2011 (BPS,2011)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2009 dan 2010 nilai impor sangat tinggi dibandingkan nilai ekspor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indonesia belum sanggup memenuhi pasar nasional. Indonesia masih mengimpor wortel dengan nilai yang sangat tidak seimbang dengan nilai ekspor. Tinjauan dari nilai ekspor dan impor wortel Indonesia menunjukan bahwa pengembangan wortel di Indonesia memiliki prospek yang cerah untuk memenuhi pasar nasional maupun umtuk ekspor. Pengembangan budidaya wortel di Indonesia didukung oleh keadaan agroklimatologi dan agroekonomi wilayah Indonesia yang sesuai untuk wortel. Berikut daftar tabel daerah commit to user sentra produksi wortel di Indonesia:
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Wortel, 2009-2010 (BPS,2011) Tahun 2009 Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Luas panen (Ha) 294 1,521 829 0 59 279 2,551 366 0 0 0 6,614 5,234 0 3,662 11 408 114 279 0 0 0 0 752 82 896 9 0 14 1 0 65 55 24,095
Produksi (Ton) 4,518 32,248 13,141 0 851 2,551 26,413 7,176 0 0 0 128,253 70,520 0 46,483 39 3,418 1,429 2,410 0 0 0 0 9,498 412 7,781 22 0 42 8 0 566 235 358,014
Tahun 2010
Produktivitas (Ton/Ha) 15.37 21.2 15.85 0 14.42 9.14 10.35 19.61 0 0 0 19.39 13.47 0 12.69 3.55 8.38 12.54 8.64 0 0 0 0 12.63 5.02 8.68 2.44 0 3 8 0 8.71 4.27 14.86
Luas panen (Ha) 149 2,296 934 60 341 1,466 475 7,142 7,656 3,597 28 455 104 406 713 90 1,086 17 15 78 41 27,149
Produksi (Ton) 2,300 44,285 15,989 1,575 3,985 25,366 6,501 113,576 106,951 53,798 112 3,895 2,245 1,235 8,700 1,543 11,031 36 79 505 120 403,827
Produktivitas (Ton/Ha) 15.44 19.29 17.12 26.25 11.69 17.3 13.69 15.9 13.97 14.96 4 8.56 21.59 3.04 12.2 17.14 10.16 2.12 5.27 6.47 2.93 14.87
Produktivitas wortel di Indonesia pada tahun 2009 dengan luas lahan 24.095 Ha bisa memproduksi wortel sebanyak 358,014 ton dengan produktivitas mencapai 14.86 ton/hektar, kemudian tahun 2010 meningkat dengan luas lahan 27,149 Ha bisa memproduksi wortel sebanyak 403,827 ton dengan produktivitas mencapai 14.87 ton /ha. Hal ini juga terjadi pada produktivitas wortel di Jawa Tengah yang pada tahun 2009 dengan luas lahan 5,234 Ha bisa memproduksi wortel sebanyak 70,520 ton dengan produktivitas mencapai 13.47 ton/hektar, kemudian tahun 2010 meningkat dengan luas lahan 7,656 Ha bisa memproduksi wortel sebanyak 106,951 ton dengan produktivitas mencapai 13.97 ton /ha.(BPS,2011) commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di Indonesia, produksi wortel masih rendah yakni 20-25 ton/ha. Di negara-negara lain, misalnya Amerika dan Eropa, produksi wortel dapat mencapai kisaran 30-35 ton/ha. Produktivitas wortel di Jawa Tengah masih tergolong rendah dengan 13.97 ton/ha. Di Indonesia pada tahun 2010 hanya di Jambi dan Nusa Tenggara Timur saja yang mampu menghasilkan lebih dari 20 ton/ha. Rendahnya produksi wortel di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, terutama teknik budidaya yang kurang baik. Sehingga untuk meningkatkan produksi wortel di Indonesia harus dilakukan perbaikan teknik budidaya, pengendalian hama penyakit yang lebih intensif dan tepat sasaran, serta penggunaan benih yang baik. Penggunaan prapanen dan pasca panen masih seadanya, pengemasan yang tidak tepat dan sulit memenuhi rutinitas yang diminta konsumen. Aspek terpenting untuk menanggulangi kendala tersebut adalah dari segi agribisnis yang akan saling berinteraksi antara; 1. Aspek teknis
: pengelolaan benih wortel dan pemasarannya.
2. Aspek ekonomi
: produksi usaha tani wortel.
3. Aspek manajemen
: produksi usaha tani dan nilai tambah.
4. Aspek sosial
: penyediaan agroinput dan pemasaran.
Selain itu juga banyak faktor yang menjadi kendala untuk pengembangan komoditas wortel ini yaitu selain lemahnya modal usaha yang dominan adalah harga produk hortikultura yang rendah dan sangat berfluktuasi dan prasarana transportasi yang kurang mendukung dalam pemasaran hasil produk. Daerah sentra produksi wortel di Pulau Jawa Tengah terdapat meliputi Kabupaten Boyolali, Magelang, Banjarnegara, Purbalingga, Wonosobo, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Karanganyar, Tegal, Brebes, Klaten dan Batang. Perbandingan antara Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Karanganyar karena pada penggunaan varietas lokal Tawangmangu dengan varietas lain yang ditanam di Kabupaten Boyolali. Berikut tabel perbandingan produksi wortel di Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Karanganyar: commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.5 Perbandingan produksi wortel di Kabupaten Karanganyar dengan Kabupaten Boyolali Kabupaten Karanganyar
Produksi Wortel Ha
KW
Jaatipuro
-
-
Jatiyoso
42
Jumapolo
Kabupaten Boyolali
Produksi Wortel Ha
KW
Selo
558
147.055
2.650
Ampel
65
8.818
-
-
Cepogo
78
9.400
Jumantono
-
-
Musuk
-
-
Matesih
-
-
Boyolali
-
-
Tawangmangu
388
89.090
Mojosongo
-
-
Ngargoyoso
45
5.296
Teras
-
-
Karangpandan
6
1.070
Sawit
-
-
Karanganyar
-
-
Banyudono
-
-
Tasikmadu
-
-
Sambi
-
-
Jaten
-
-
Ngemplak
-
-
Colomadu
-
-
Nogosari
-
-
Gondangrejo
-
-
Simo
-
-
Kebakkramat
-
-
Karanggede
-
-
Mojogedang
-
-
Klego
-
-
Kerjo
-
-
Wonosegoro
-
-
Jenawi
251
36.700
Juwangi
-
-
Jml. Thn. 2010
732
134.808
Jml. Thn. 2010
701
165.273
Jml. Thn. 2009
548
98.517
Jml. Thn. 2009
532
83.108
Rekapan Data: Perbandingan produksi wortel di Kabupaten Karanganyar dengan Kabupaten Boyolali (BPS,2011)
Produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar masih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Boyolali, selama dua tahun terakhir produktivitas wortel yang dicapai untuk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 dengan luas lahan total 548 Ha mampu memproduksi 98.517 kwintal. Sedangkan di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 dengan luas lahan total 532 Ha mampu memproduksi 83.108 kwintal. Pada tahun 2010 produksi wortel di Kabupaten Karanganyar kalah pesat dengan Kabupaten Boyolali. Produksi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 dengan luas lahan total commit to user 732 Ha mampu memproduksi 134.808 kwintal. Sedangkan di Kabupaten
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Boyolali pada tahun 2010 dengan luas lahan total 701 Ha mampu memproduksi 165.273 kwintal. Rendahnya produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar
mungkin
disebabkan
oleh
kurangnya
efisiensi
dalam
pengelolaan usahatani disetiap daerah seprti Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan dan Jenawi. (BPS,2011) Perbedaan antara Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Karanganyar terletak pada, pertama adalah bibit. Bibit yang digunakan di Kabupaten Karanganyar adalah bibit lokal Tawangmangu. Bibit lokal Tawangmangu mempunyai keunggulan pada daya adaptasi yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tumbuh setempat. Berbeda dengan Kabupaten Boyolali yang mengunakan bibit varietas hibrida, yang mempunyai keunggulan pada produktivitas hasil panenya, sehingga produktivitas wortel di Boyolali lebih tinggi. Kedua adalah saat panen, di Tawangmangu panen dilakukan pada semua tanaman baik yang berumbi besar maupun kecil, sedangkan di Boyolali pemanenan dilakukan pada umbi yang berukuran besar saja. Untuk umbi yang masih kecil tidak dipanen, tapi diberi perlakuan agar umbi menjadi besar baru umbi dipanen. Ketiga adalah cara budidaya yang dimana di Tawangmangu kebanyakan budidaya wortel selalu tumpangsari dengan tanaman sawi, sehingga dapat menggangu perkembangan umbi wortel. Sedangkan di Boyolali budidaya wortel dilakukan secara monokultur sehingga hasilnya maksimal. Selain itu juga banyak faktor
yang menjadi kendala untuk
pengembangan komoditas wortel ini yaitu selain lemahnya modal usaha yang dominan adalah harga produk hortikultura yang rendah dan sangat berfluktuasi dan prasarana transportasi yang kurang mendukung dalam pemasaran hasil produk. Berdasar pada uraian di atas perlu lebih mengenali tentang budidaya wortel lokal tawangmangu secara intensif dan nilai ekonomisnya di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu budidaya wortel. b. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang budidaya tanaman wortel. c. Mengetahui aspek ekonomis usaha tani wortel di Balai Benih Pembantu Hortikultura Tawangmangu d. Memperoleh
pengalaman
kerja
secara
langsung
sehingga
dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di lapangan tentang budidaya wortel. e. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja terutama yang berkaitan dengan budidaya wortel. 2.
Tujuan Khusus a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada budidaya wortel local Tawangmangu secara intensif dan nilai ekonomisnya di Kebun Benih Hortikultura.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Singkat Tanaman Wortel Wortel termasuk sayur-sayuran yang paling luas dikenal manusia. Manusia mulai mengkonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. Konon, orang-orang Yunani dan Romawi yang pertama kali mempublikasikan manfaat wortel ini. Dan informasi mengenai manfaat wortel ini didapat dalam buku-buku mereka yang telah ditulis sejak 230 tahun sebelum masehi. (Sunanto, 2002). Tanaman wortel berasal dari daerah yang beriklim sedang (subtropis). Tanaman ini ditemukan sekitar 6.500 tahun yang lalu, tumbuh secara liar di kawasan kepulauan Asia Tengah (Punjab, Kasmir, Afganistan, Tajikistan, dan bagian barat Tiam San) dan Kawasan Timur Dekat (Asia Kecil, Dataran Tinggi Trukmenistan, Transcaucasia, dan Iran). Dari kawasan Asia, mula-mula tanaman wortel dibudidayakan disekitar laut tenggah. Selanjutnya, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Amerika, dan akhirnya menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia yang beriklim panas (tropis).(Anonim.2003) Di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti awal mula tanaman wortel mulai dibudidayakan secara itensif. Namun, rintisan budidaya wortel mula-mula diketahui terpusat di daerah Jawa Barat (Lembang dan Cipanas). Selanjutnya, berkembang luas ke daerah-daerah sentra sayuran di dataran tinggi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Bali, Kalimantan Timur, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, dan Maluku. (Rukmana,R., 1995). Penyebaran wortel di berbagai wilayah di Indonesia menyebabkan wortel memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap tempat atau daerah. Misalnya brotol (Sunda); wertel, wertal, wortol, dan bortol (Jawa); dan ortel (Madura). Di dunia internasional, wortel dikenal dengan nama carrot.(Cahyono, Bambang. 2002)to user commit 10
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2. Sifat Tanaman Wortel a. Klasifikasi dan Morfologi Wortel digolongkan pada tanaman semusim karena hanya berproduksi satu kali kemudian mati. Tanaman wortel berumur pendek yaitu berkisar 70 -120 hari bergantung pada varietasnya.( Anonim. 2003) Dalam klasifikasi tumbuh-tumbuhan, wortel dikalsifikasikan sebagai berikut : Divisi
: Spermathopyta
Klas
: Angyospermae
Sub klas
: Dycotiledonae
Ordo
: Umbellales
Familli
:
Genus
: Daucus
Spesies
: daucus carrota
Umbelliflorae
Wortel merupakan tanaman biannual tetapi biasa diusahakan secara annual (semusim). Pada saat pertumbuhan pertama tanaman menghasilkan bagian-bagian vegetatif. Sebagian besar bahan makannya disimpan di dalam akar tunggang yang bentuk dan fungsinya menjadi umbi yang membesar dan berdaging, umbi wortel mempunyai kadar carrotene yang sangat tinggi Umbi tersebut terdiri atas dua bagian yang berbeda yaitu bagian corteks yang maksimum dan corteks yang minimum. 1. Daun Daun tanaman wortel termasuk daun majemuk, menyirip ganda dua atau tiga dan bertangkai. Daun memiliki anak-anak daun yang berbentuk lanset (garis-garis). Bagian tepi daun bercangap. Setiap tanaman memiliki 5 – 7 tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis untuk menghasilkan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetative maupun untuk bagian generative.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
2. Batang Batang tanaman wortel pendek sehingga hamper tidak Nampak, berbentuk bulat, tidak berkayu, agak keras dan berdiameter 1 – 1.5 cm. Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi tangkai-tangkai daunn yang berukuran panjang sehingga kelihatan seperti cabang. Batang berfungsi sebagai media translokasi hara dan air dari tanam maupun hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman. 3. Akar Wortel memiliki akar tunggang dan serabut. Namun dalam pertumbuhannya, akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi mejadi tempat penyimpanan makanan sehingga bentuk akar akan berubah menjadi besar, bulat dan memanjang dengan diameter 6 cm dan panjang 30 cm tergantung varietasnya. Akar tunggang yang membesar inilah disebut umbi wortel. Adapun akar serabut yang menempel pada akar tunggang, menyebar ke samping berwarna kekuning-kuningan (putih gading). 4. Bunga Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung berganda, berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji berukuran kecil dan berbulu. 5. Biji Biji wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman. Biji berbentuk kecoklatan dengan panjang 3 mm dan lebar 1.5 mm. setiap gram benih akan berisi ± 200 biji. 6. Umbi Umbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi commit to user makanan (karbohidrat, protein, menjadi tempat penyimpanan cadangan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lemak, vitamin, mineral dan air). Ukuran umbi wortel bervariasi bergantung varietasnya. Umbi yang berukuran besar berdiameter 6.3 cm sedangkan wortel yang berukuran kecil berdiameter 3.5 cm. berat umbi dapat mencapai 300 g sedangkan yang berukuran kecil mempunyai berat 100 g. b. Varietas tanaman wortel Menurut Makmun (2007) Tanaman yang masuk dalam ordo Umbelliferales ini banyak ragamnya. Berdasarkan bentuk umbinya ada tiga tipe. Pertama, tipe chantenay, Kedua, tipe imperator, dan ketiga, tipe nantes, untuk tanaman wortel tawangmangu termasuk pada tipe Imperator yang memili panjang sekitar 20-30 cm, yang memiliki rasa kurang manis.
Gambar 1.1 Bentuk dari berbagai tipe wortel
Menurut Soewito (1999) tanaman ini tidak banyak ragamnya, tetapi dapatjuga dibedakan menurut bentuknya menjadi 3 golongan, yaitu: -
Tipe imperator, yaitu mempunyai umbi berbentuk bulat, panjang dan ujungnya runcing (berbentuk kerucut) dengan panjang 20-30 cm yang memiliki rasa kurang manis.
-
Tipe chantenay, yaitu mempunyai umbi berbentuk bulat panjang dan ujungnya tumpul. Yang termasuk golongan ini biasanya tidak mempunyai akar serabut dengan panjang 15-20 cm yamng mempunyai rasa manis, sehingga disukai oleh konsumen..
-
Tipe Nantes, yaitu mempunyai umbi berbentuk peralihan dari kedua tipe di atas dengan panjang 5-15 cm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel a. Keadaan iklim Tanaman wortel pada permulaan tumbuhnya menghendaki cuaca agak dingin dan lembab. Di negara yang beriklim sedang (sub tropis). Perkecambahan benih wortel membutuhkan suhu minimum 90 C dan maksimum 200 C. Namun untuk pertumbuhan dan produksi umbi yang optimal membutuhkan suhu udara antara 15,6-21,10 C untuk negara tropis tanaman wortel bisa ditanam di sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim penghujan.( Rismunandar. 1999) Wortel merupakan tanaman sub tropis yang memerlukan suhu dingin lembab dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah dengan ketinggian antara 1.200-1.500 m di atas permukaan laut. Tetapi sekarang wortel sudah dapat ditanam pada ketinggian 600 m dpl.( Rismunandar. 1999) Suhu udara yang tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi tumbuh kecil-kecil (abnormal) dan warnanya pucat atau kusam, sebaliknya bila suhu udara terlalu rendah maka umbi yang terbentuk menjadi panjang dan kecil.( Rismunandar. 1999) Tanaman wortel termasuk sayuran yang tahan terhadap hujan dan dapat ditanam sepanjang tahun selain itu juga angin tidak mengganggu pertumbuhan tanaman wortel, karena tanaman wortel batangnya rendah (hampir tidak ada) sehingga tiupan angin tidak akan mempengaruhi umbi yang berada di dalam tanah.( Rismunandar. 1999) b. Keadaan tanah Tanaman wortel akan tumbuh baik dan bagus pada tanah berstruktur remah, dalam dan subur. Tanah yang gembur sangat membantu perkembangan akar wortel merubah bentuknya menjadi umbi sedangkan tanah yang subur (banyak mengandung humus) diperlukan untuk memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkan wortel bagi tanah yang kurang subur sebaiknya diberi pupuk. Derajat keasaman tanah (pH) antara commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6,1-7,0. Jenis tanah yang paling baik adalah andosol dan umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).( Warsito. 1990) Pada tanah yang asam (pH-nya rendah, kurang dari 5,0) tanaman wortel sulit membentuk umbi demikian pula tanah yang mudah becek ataupun mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut. ( Warsito. 1990) 2.4. Budidaya Tanaman Wortel a. Penyiapan Lahan Lokasi untuk kebun wortel sebaiknya dipilih lahan yang bukan bekas tanaman sefamilli seperti petroselli atau seledri. Penyiapan lahan untuk kebun wortel yaitu tanah yang sudah digemburkan kemudian diratakan, kemudian dibuat bedengan (sebaiknya memanjang Timur-Barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari secara optimal) dengan lebar bedengan 1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan yang ada. Tinggi bedengan 15 cm di tanah yang kering sedangkan untuk tanah yang basah atau terendam dibuat lebih tinggi lagi (Ali dan Rahayu, 1994). Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm dan kedalaman 30 cm sedangkan untuk panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Parit ini berguna untuk saluran drainase serta memudahkan penanaman dan pemeliharaan (Ali dan Rahayu, 1994). b. Pembenihan Tanaman wortel diperbanyak dengan biji (benih). Benih wortel berkaitan antara yang satu dengan yang lainya dan tertutup oleh bulu-bulu yang berbentuk bengkok. Daya tumbuh benih wortel sampai 3 tahun (Soewito, 1999). Untuk membantu proses pertumbuhannya, sebelum ditanam, benih wortel dapat direndam dalam air selama 12-14 jam terlebih dahulu. Tanaman yang akan dijadikan sumber benih mempunyai syarat-syarat commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu tanaman tumbuh subur dan sehat, bebas hama dan penyakit, bentuknya seragam, jenis yang berumur pendek, dan berproduksi tinggi. Sebaiknya tanaman yang akan digunakan untuk sumber benih ditanam secara terpisah dari tanaman produksi untuk konsumsi yang telah diseleksi pertumbuhannya. Dari setiap bunga yang muncul pada satu tanaman disisakan 5-6 tangkai bunga yang terbaik. Bunga dirawat sampai menghasilkan biji. Warna bunga wortel yang baru tumbuh umumnya berwarna putih. Biji yang sudah masak dikumpulkan lalu dikeringkan dan siap digunakan untuk benih. Untuk mempertahankan mutunya, benih harus disimpan dengan baik dan tepat yaitu dimasukan dalam wadah tertutup dan rapat dan kemudian wadah tersebut disimpan di tempat yang kering. c. Penanaman Benih wortel dapat langsung ditanam di tempat penanaman tanpa pesemaian terlebih dahulu. Biasanya benih wortel agak lembut berkecambah yaitu kira-kira 12 hari. Benih ditaburkan langsung pada bedengan yang rata dengan jarak antar barisan 12-20 cm. Untuk melmdungi benih-benih yang cukup kecil agar tidak hanyut bila tersiram air hujan dan terbawa angin maka selesai penanaman alur-alur tersebut ditutupi dengan daun pisang atau jerami atau dengan tanah secara tipistipis. d. Pemeliharaan 1) Pengairan Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontiniu 2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Cara pemberian air yaitu dengan cara di-leb, dengan jalan menggenangi parit diantara bedengan dan kemudian disiram dengan menggunakan alat bantu gembor. Bila tanaman wortel telah tumbuh besar- maka pengairan perlu dikurangi (Rukmana, 1995). commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Penjarangan Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Penjarangan ini berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh dengan baik dan subur. Caranya yaitu dengan mencabut tanaman yang lemah atau kering dan tinggalkan tanaman yang pertumbuhannya baik atau normal dengan jarak tanam antar tanaman 5-10 cm untuk diperlihara secara intensif (Rukmana, 1995). 3) Penyiangan, Pendangiran dan Pembubunan Ketika tanaman sudah berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuan agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak tekena sinar matahari secara langsung. Cara penyiangan yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored atau cangkul atau dengan menggunakan tangan. Penyiangan ini dilakukan dengan hatihati agar tidak melukai umbi tanaman wortel. Setelah itu kemudian tanah di sekitar barisan digemburkan, kemudian ditimbun ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah (Rukmana, 1995). 4) Pemupukan Berdasarkan hasil penelitian Subhan (Rukmana, 1995), pemupukan TSP 400 kg/ha dan KC1 150 kg/ha pada saat tanaman mampu memberikan hasil tertinggi bila dibanding dengan pemupukan pada saat tanaman wortel berumur 14-28 hari setelah tanam. Cara pemupukan yang baik adalah dengan cara menyebar secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah (Rukmana, 1995). commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis pupuk yang digunakan untuk pupuk susulan adalah Urea atau ZA dengan dosis untuk Urea adalah 100 kg/ha dan ZA 200 kg/ha. Pupuk susulan diberikan sebanyak 2 kali yaitu pertama pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam berupa 50 kg/ha Urea dan pupuk susulan kedua diberikan setelah wortel berumur 1-1,5 bulan setelah tanam dengan pupuk Urea 50 kg/ha serta KC1 20 kg/ha. (Ali dan Rahayu, 1994). 5) Penanggulangan Hama dan Penyakit Hama yang sering menyerang tanaman wortel yaitu Semiaphis danci menyebabkan tanaman wortel menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting dan menyerang pada tanaman muda. Pemberantasan yaitu dengan menyemprot polydol 20 gram.dicampur dengan air 100 liter atau dengan menggunakan Metasytox 50 gram dicampur dengan air 100 liter.( Sunarjono, H. 1994) Sedangkan hama psilliarosae dapat menyebabkan tanaman wortel
berlubang-lubang
dan
membusuk
akibat
gigitannya.
Pengendaliannya yaitu dengan mencabut tanaman yang telah terserang atau menggunakan polydol dengan dosis yang sama dengan di atas. Penyakit yang biasa menyerang tanaman wortel adalah busuk hitam dan bercak daun Ceroospora. Penyakit bercak daun ditandai dengan bercak-bercak bulat yang memanjang yang terletak di pinggir sehingga daun mengeriting. Pengendaliannya yaitu dengan mencabut tanaman yang rusak dan kemudian dibakar atau dibuang. Untuk tanaman wortel yang terserang penyakit busuk hitam ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna hitam pada tepi daun. penyakit ini disebabkan oleh alternaria dauci. Pengendaliannya sama dengan pengendalian penyakit busuk hitam.( Sunarjono, H. 1994) e. Pemanenan Pemanenan atas pemungutan hasil dapat dilakukan bila tanaman wortel sudah berumur 3 bulan dengan cara mencabutnya dari tanah atau to user hasil dilakukan jangan sampai membongkar tanahnya. commit Pemungutan
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlambat, karena bila terlalu tua umbi wortel menjadi keras (menjadi kayu) sehingga tidak layak dikonsumsi.( Kanisius, 1992) Setelah umbi-umbi wortel dicabut, kemudian mencuci bersih hingga tidak terdapat lagi tanah yang melekat. Umbi wortel yang telah dicuci bersih warnanya akan cemerlang kuning kemerah-merahan, dan mengandung minat pembeli. Tanaman wortel yang baik dapat menghasilkan 200-300 kwintal per hektar dikonsumsi.( Kanisius, 1992) 2.5. Panen dan Penanganan Pasca Panen a. Panen Panen merupakan kegiatan akhir dari budidaya wortel yang sangat dinantikan oleh penanam. Panen wortel yang terlalu cepat dapat menentukan kualitas maupun kuantitasnya sedangkan panen yang terlambat dapat menurunkan kualitasnya. b. Pasca Panen Apabila ingin menghasilkan sayuran yang berkualitas tinggi maka diperlukan penanganan sebelum dan sesudah panen. Pengendalian mutu sebelum panen adalah memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
sayuran,
misalnya
syarat
tumbuh,
cara
budidaya,
pemupukan serta pemberantasan hama dan penyakit. Selanjutnya kualitas sayuran dipengaruhi oleh penanganan pasca panen untuk tindakan-tindakan yang dilakukan secara seksama dan hatihati agar penyebab-penyebab kemunduran mutu dapat diperkecil. 1) Penanganan Tahap I a) Pemanenan Walaupun sudah diketahui bahwa wortel dapat dipanen pada umur 3-4 bulan setelah tanam, tetapi untuk tepatnya pelaksanaan panenan sebaiknya diperhatikan pula apakah daundaun tanaman telah menguning dalam keadaan wajar, selain itu apakah umbinya telah cukup besar untuk dipanen atau belum. Diameter umbi yang cukuptountuk commit user panenan yaitu 2 cm atau lebih.
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengambilan umbi dilakukan dengan cara mencabutnya dari tanah, hal ini berarti pengangkatan umbi wortel beserta batang tanamannya,
cara
demikian
memang untuk
memudahkan
pengangkutan dari tempat pemanenan ke tempat pembersihan dan sortasi yaitu batang-batangnya diikat dan disatukan dalam untaian besar sehingga mudah dijinjing atau dipikul. b) Pembersihan atau Sortasi Sewaktu pembersihan atau pencucian untaian-untaian dilepaskan ikatan-ikatannya, sortasi dilakukan untuk memisahkan umbi-umbi yang besar, sedang dan kecil. Umbi-umbi yang rusak atau terluka supaya dipisahkan karena akan memudahkan terinfeksi mikroba pembusuk. Umbi-umbi yang telah disortasi kemudian ditiriskan dan sebelum diangkut ke pasar diikat kembali menjadi untaian-untaian yang lebih kecil sehingga akan tampak menarik dan segar. Adapun apabila tidak langsung dikirim ke pasar umbi-umbi wortel tersebut sebaiknya d4isimpan di suatu ruangan penyimpanan yang bersih dan bebas hama dan penyakit. 2) Penanganan Tahap II a) Penyimpanan Umbi-umbi wortel yang telah disiapkan untuk disimpan (dalam untaian-untaian yang agak besar) dapat ditempatkan berjajar di atas lantai ruangan dengan teriebih dahulu diberi alas daun pisang atau dapat ditempatkan di rak-rak yang tersedia dalam ruangan atau dapat juga digantung secara berjajar pada gantungangantungan yang biasa digunakan dalam ruangan penyimpanan. Ruang penyimpanan merupakan ruang yang teduh dan dapat menghindarkan sinar matahari secara langsung mengadakan kontak dengan bahan-bahan yang disimpan. Temperatur ruangan sekitar 32-420 F dengan kelembaban ruangan sekitar 90-95 % dan aerasi lancar. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pengepakan dan pengiriman Untuk pengiriman hasil tanaman dalam jarak yang dekat dapat dilakukan dengan menggunakan untaian-untaian. Sedangkan untuk pengiriman jarak jauh yang memerlukan waktu cukup lama, setelah umbi-umbi dikeluarkan dari ruang penyimpanan, segera lakukan pemotongan bagian batang atau daunnya, kemudian dimasukkan dalam keranjang bambu, kotak kayu yang berfentilasi dengan teriebih dahulu dialasi daun pisang, setelah di pak dan ditutup, susun dalam kendaraan dengan teratur, selanjutnya ditutup dengan kain terpal. c) Pemasaran Hasil
panen
wortel
diangkut
ke
pasar
dengan
menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat. Wortel di pasarkan kepada padagang di pasar atau pelaku tataniaga yang mencari peluang paling menguntungkan.
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan magang dilaksanakan di Kebun Benih Hortikultura yang beralamatkan di Jl. Lawu No 32 , Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah B. Waktu Pelaksanaan Adapun pelaksanaan magang ini direncanakan kurang lebih 1 bulan yaitu dari bulan Februari-Maret 2012, yaitu dimulai pada tanggal 1 Februari 2012. C. METODE PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai berikut: 1. Pengamatan (Observasi) Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan magang. 2. Wawancara Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, maupun masyarakat disekitar lembaga/instansi tempat magang. Sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas. 3. Pelaksanaan Kegiatan Magang Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktik lapangan selama pelaksanaan praktik lapangan. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi/lembaga tempat magang tersebut. 4. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan. commit to user 22
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kebun Benih Hortikultura (KBH) 1. Sejarah Berdirinya Organisasi Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu berdiri semenjak jaman penjajahan Belanda tahun 1927, kebun ini terletak di dataran tinggi yang mengusahakan berbagai tanaman sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Pada mulanya status tanah Balai Benih Pembantu Hortikultura Tawangmangu milik Mangkunegaraan dengan nama "KISMO USAHA". Kismo berarti tanah dan usaha berarti upaya. Jadi Kismo Usaha berarti upaya dalam bidang pertanahan. Tahun 1945, setelah Indonesia merdeka nama tersebut diganti dengan "Jawatan
Usaha
Tani"
yang
pengelolaannya
masih
ditangani
oleh
Mangkunegaraan. Tahap selanjutnya status tanah Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu dikuasai oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan nama Perusahaan Daerah atau Dinas Pertanian Rakyat, yang pengelolanya dilakukan oleh PPT (Perusahaan Pariwisata Tawangmangu). Selang beberapa waktu status nama Dinas Pertanian Rakyat diganti dengan nama Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DIPERTAN) yang hanya mempunyai wewenang hak pakai saja yaitu dengan jalan menyewa. Tanaman yang diusahakan di Tawangmangu yaitu berupa tanaman sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Kaitannya dengan jenis tanaman hortikultura yang diusahakan pada Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu berhubungan erat dengan fungsi kebun di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu. Fungsi kebun tersebut antara lain : 1. Sebagai kebun penanaman dan pembibitan tanaman sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman hias dataran tinggi. 2. Sebagai kebun tempat informasi teknologi baru dari dinas kepada petani. 3. Sebagai kebun penunjang pariwisata. 4. Sebagai kebun penyuluhancommit bagi petani ataupun pelajar. to user 23
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Sebagai kebun yang menghasilkan bagi pendapatan daerah. Perkembangan selanjutnya dari sejarah KBH Tawangmangu ini adalah diperolehnya sertifikat hak milik pada tanggal 10 September 1987 dengan nomor sertifikat 13 / TWN / 1987. Sejak saat itu pengelolaan dan wewenang kebun ada pada Dipertan cabang Surakarta sebagai Balai Benih Pembantu Holtikultura Tawangmangu . Dari tahun ketahun KBH (Kebun Benih Hortikultura) Tawangmangu ini
banyak
mengalami
perkembangan
KBH
Tawangmangu
banyak
menghasilkan benih-benih yang dibutuhkan oleh masyarakat baik dari komoditi Buah-buahan seperti jeruk, pisang dan avokad. Sayuran seperti kentang, wortel, bawang putih dan kubis, tanaman hias seperti berbagai jenis anthurium, anggrek, dendron, dan masih bayak lagi jenisnya. 2. Struktur Organisasi Susunan atau struktur organisasi Balai Benih Pembantu Hortikultura Tawangmangu terdiri dari pimpinan dan seksi-seksi. Susunan pengurus ini bersifat sederhana sehingga pembagian tugas dan tanggungjawab serta wewenang kepada masing-masing orang tidak begitu sulit. Secara terstruktur susunan pengurus di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu dapat dilihat pada Bagan di bawah ini :
Pimpinan KBH Tawangmangu (Tri Jumanto, SP)
Seksi Administrasi (Sardjono)
Gambar 2.1 :
Seksi Produksi (Slamet S, A.Md)
Seksi Gudang / Pemasaran (Pardi)
Struktur Organisasi Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
Adapun masing-masing tugas tersebut dipegang oleh : a. Bapak Tri Jumanto sebagai pimpinan, yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: -
Memberi bimbingan kepada karyawan.
-
Mengawasi pelaksanaan kerja.
-
Meneliti hasil kerja.
-
Menangani bidang administrasi yaitu buku iventaris, buku persediaan, buku tamu, cuaca hujan, agenda surat keluar masuk, gaji pegawai dan sebagainya.
-
Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan yang ada pada kebun Tawangmangu.
b. Bapak Supardi sebagai seksi tanaman hias yang mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : -
Membudidayakan tanaman hias dan memeliharanya.
-
Mengatur dan menjaga lingkungan kebun KBH Tawangmangu.
-
Bertanggungjawab dalam pemasaran tanaman hias.
c. Seksi tanaman Buah dan kentang Tanaman kentang merupakan tanaman yang membutuhkan perawatan yang cukup sulit sehingga walaupun di golongkan tanaman sayuran, di butuhkan orang-orang yang benar-benar mengerti, selain itu tanaman kentang di kebun benih hortikultura juga di gunakan sebagai konsumsi. Seksi tanaman buah dan kentang di pegang oleh Bapak Slamet S, A.md adapun tugas-tugasnya adalah: 1. Membudidayakan benih tanaman kentang bersertifikat dan konsumsi. 2. Menangani pasca panen benih kentang. 3. Sortasi benih kentang. 4. Bertanggung jawab atas keberhasilan pembuatan benih kentang bersrtifikat. d. Bapak Sardjono sebagai seksi tanaman sayur-sayuran yang mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut: commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Mengadakan pengolahan, pembibitan, dan penanaman tanaman sayuran.
-
Bertanggung jawab atas hasil tanaman sayuran
e. Supardi sebagai seksi villa dan tanaman jeruk yang mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut: -
Menjaga kebersihan dan keadaan villa.
-
Membantu seksi-seksi lain apabila dibutuhkan.
-
Membudidayakan tanaman jeruk keprok Tawangmangu
3. Lokasi Kebun KBH Tawangmangu terletak di lereng gunung Lawu sebelah barat atau kurang lebih 42 km ke arah timur dan kota Surakarta tepatnya yaitu di
Dukuh
Karang
Kulon,
Kelurahan
Tawangmangu.
Kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 4. Pengelolaan Kebun a. Pengelolaan Lahan Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu mempunyai luas lahan 3,3 hektar. Luas lahan tersebut terbagi atas 2,2 hektar untuk kegiatan tanaman sayuran, 0,3 hektar untuk kegiatan tanaman hias dan 0,8 hektar digunakan untuk bangunan, screen, Jalan, halaman, pematang, saluran air dan lain-lain. Sistem penggunaan lahan di KBH Tawangmangu menggunakan sistem penanaman monokultur (bawang putih, kubis, kentang), ini dilakukan bila keadaan iklim baik dan penanaman tumpangsari (wortel, kubis, kapri, sawi dan bawang daun). Sedangkan untuk efisiensi lahan yang lebih yaitu di tepi batas kebun ditanami tanaman kelengkeng, alpukat dan cengkeh yang hasilnya untuk kas negara. b. Pengelolaan Tenaga Kerja Pengelolaan tenaga kerja di KBH Tawangmangu terdiri atas pimpinan kebun dan tiga karyawan serta ditambah tenaga kerja musiman sesuai dengan kebutuhan. Untuk efisiensi tenaga kerja maka masingto user masing orang diberi tugascommit dan tanggungjawab masing-masing yaitu seksi
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
tanaman sayuran, seksi tanaman hias, seksi tanaman buah-buahan dan seksi villa dan tanaman jeruk. Sedang tugas dari pimpinan kebun bersifat universal, baik administrasi maupun tehnis. Tenaga kerja yang bekerja di KBH Tawangmangu diangkat oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah. c. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana pada KBH Tawangmangu dikontrol oleh koordinator UPTD wilayah Surakarta yang sebelumnya dibuat ROP (Rencana Operasional Proyek) dan disahkan juga oleh koordinator dari UPTD wilayah Surakarta. Dana tersebut berasal dari anggaran rutin, anggaran APBD dan anggaran APBN. Anggaran rutin bersifat tetap, artinya setiap tahun mendapat jatah uang kerja yang besarnya sudah ditentukan oleh kantor cabang Dinas Pertanian Pangan Surakarta. Sedang anggaran APBD dan APBN sifatnya tidak tetap, artinya belum tentu tiap tahun anggaran tersebut ada. Salah satu cara untuk memperoleh dana dari anggaran rutin, pimpinan kebun harus membuat Rencana Operasional Proyek (ROP). Dana anggaran rutin tersebut digunakan untuk modal pengelolaan tanaman sayuran, tanaman hias, dan tanaman buah-buahan. Dari dana anggaran rutin yang dikeluarkan oleh APBD Tingkat I harus dikembalikan dari KBH Tawangmangu yang besarnya 25 % dari keuntungan panen yang diperoleh. Jika terjadi kegagalan panen maka penyebab kegagalan panen tersebut harus diteliti secara seksama. Bila kegagalan karena bencana alam atau karena serangan hama penyakit yang hebat maka harus membuat proses verbal laporan kegagalan. Apabila kegagalan itu akibat kesalahan teknis, maka hal tersebut mempakan tanggungjawab pimpinan kebun. 5. Topografi dan Keadaan Tanah Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman wortel dan pembentukan umbi yang bagus adalah mempunyai jenis tanah andosol, aluvial, regosol, dan latosol, yamg umumnya terdapat di daerah commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pegunungan. Jenis-jenis tanah tersebut memiliki tekstur lempung berpasir atau lempung ringan dengan sedikit kandungan pasir; dan struktur remah (gembur), mudah mengikat air (porous), memiliki drainase yang baik, dan memiliki solum (kedalaman) tanah dalam. Derajat keasaman tanah (PH) yang sesuai untuk tanaman wortel berkisar antara 5,5-6,5. Derajat keasaman sangat berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
tanaman,
terutama
pada
awal
pertumbuhan tanaman dan perkembangan umbi setelah umbi terbentuk. KBH (Kebun Benih Hortikultura) Tawangmangu yang terletak di lereng gunung Lawu dengan Topografi miring, mempunyai kemiringan lahan sekitar 50%-60%. Jenis tanah yang ada di daerah tersebut yaitu jenis atau tipe Andosol dengan warna hitam kemerahan. Horison A ( Top Soil ) tebal dan berwarna hitam gembur, horison B berwarna lebih muda. Struktur tanah remah dan banyak mengandung bahan organik sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk derajat keasaman tanah berkisar antara 6,1-7,0. Jadi merupakan jenis tanah yang sifatnya netral. Dengan demikian topografi dan keadaan tanah di KBH Tawangmangu sangat cocok untuk budidaya wortel. 6. Keadaan Iklim Daerah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman wortel adalah daerah dataran tinggi dengan keadaan udara sejuk dan lembap, pada ketinggian 1.000m-1.200m dpl. Pada ketinggian ini, tanaman wortel sangat produktif. Meskipun demikian, tanaman wortel juga dapat ditanam di daerah dataran medium yang memiliki ketinggian antara 500m-700m dpl, namun dengan produksi yang lebih rendah. Pada ketinggian tempat 1.500m dpl, tanaman wortel masih memberikan hasil yang baik. Suhu udara berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman, suhu optimal yang diperlikan dalam perkecambahan benih wortel adalah 9°C 20°C, sedangkan suhu optimal yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi yang normal adalah 15,6°C – 21,1°C. Namun demikian wortel masih dapat tumbuh dengan commit to user baik pada suhu 26°C (di dataran
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
medium yang memiliki ketinggian 500 m dpl.), namun produksi umbi kurang memuaskan. Kelembapan udara yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman wortel berkisar antara 80%-90%. Kelembapan udara yang sangat tinggi dapat menggangu pertumbuhan. Cendawan dapat mengganggu kesehatan tanaman, sehingga tanaman mudah terserang penyakit yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan produksi menurun. Kelembapan udara yang tinggi juga menyebabkan stomata (mulut daun) tertutup, sehingga penyerapan gas karbondioksida yang merupakan bahan pokok dalam proses fotosintesis terhambat. Jika gas karbondioksida tidak tersedia di dalam daun, maka proses fotosintesis terhambat. Akibatnya, pertumbuhan tanaman dan umbi akan terhambat. Faktor cahaya matahari yang penting bagi pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi adalah intensitas dan lamanya penyinaran. Agar dapat berasimilasi/berfotosintesis dengan baik, tanaman memerlukan intensitas cahaya matahari yang besar. Laju fotosintesis tanaman berbanding lurus dengan itensitas cahaya, sampai kira-kira 1.200 foot candle. Semakin besar intensitas cahaya matahari yang dapat diterima tanaman, semakin besar pula pengaruhnya dalam mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan. Untuk kegiatan fotosintesis, tanaman wortel memerlukan penyinaran cahaya matahari penuh selama 9 – 10 jam per hari. (Setyati Harjadi, 2001) Daerah yang paling cocok untuk budidaya tanaman wortel adalah daerah yang memiliki iklim basah (dengan 1,5 – 3 bulan kering dalam satu tahun) dan iklim agak basah (dengan 3– 4,5 bulan kering dalam satu tahun). Meskipun demikian, tanaman wortel masih toleran terhadap iklim sangat basah (dengan 0 – 1,5 bulan kering dalam satu tahun), dalam arti masih dapat tumbuh dengan baik walaupun dengan produksi yang rendah. Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu terletak pada ketinggian 1100 m dpl, dengan keadaan suhu pada waktu pagi 19°C - 22°C, siang 22°C commit malam to user hari 17°-21°C. Kelembaban rata24°C, dan sore hari 22°C Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
rata 70-80 %, dengan banyak intensitas penyinaran 5-8 jam/hari dan curah hujan rata-rata 3200 mm/tahun. Menurut Sehmidt dan Fergusson curah hujan pada tiap daerah berbeda dan ini akan membentuk tipe iklim yang berbeda pula. Selanjumya menurut Sehmidt dan Fergusson tipe iklim dibedakan menjadi 8 bagian yang berbedabeda. Berdasarkan pada data curah hujan selama sepuluh tahun terakhir (lampiran I), daerah Tawangmangu mempunyai tipe C yaitu agak basah (33,3%
Rata - rata bulan kering 36 x 100% = x 100% = 44,4 % Rata - rata bulan basah 89
Table 2.1 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
Angka 44,4% menunjukan bahwa di Tawangmangu mempunyai iklim agak basah. Dengan demikian keadaan iklim di Tawangmangu cocok untuk budidaya wortel. B. Budidaya Wortel a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah suatu tindakan untuk merubah dan mengatur lapisan top soil atau lapisan tanah atas dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah, menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi tanah serta meratakan permukaan tanah agar benih dapat tumbuh dan umbi dapat berkembang dengan baik. Pengolahan lahan di Kebun Benih Hortikultura untuk tanaman wortel seluas satu hektar lebih, tetapi dalam nilai 2 ekonomisnya penulis mengambil 1000 commit to userm .
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lahan dibuat bedengan dengan lebar 110 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yang akan ditanami. Di sisi kanan dan kiri bedengan dibuat parit sedalam 35 cm. Sistem pengolahan tanah untuk penanaman wortel melalui beberapa tahapan, yaitu : 1) Membersihkan atau mencabut gulma dan mengumpulkan gulma ke dalam suatu tempat. 2) Mencangkul
tanah
untuk
menggemburkan
tanah
dengan
menggunakan cangkul dan kedalaman ± 35 cm, dan kemudian gulma atau rumput-rumputan dikumpulkan di lahan yang telah diolah tadi. 3) Membuat bedengan dengan tinggi 35 cm dan panjangnya disesuaikan dengan lahan kemudian memberikan pupuk dasar yaitu berupa pupuk bokasi sebanyak 10 ton per hektar. 4) Membuat parit antar bedengan dengan jarak antar bedengan ± 40 cm dan kemudian merapikan sisi-sisi bedengan untuk menyempurnakan bedengan, dan kemudian dibiarkan selama 2 hari. b. Benih Benih yang digunakan untuk budidaya di Kebun Benih Hortikultura adalah benih lokal Tawangmangu. Benih wortel berwarna coklat, berukuran kecil, ringan dan berbulu. Bahan tanam yang dipergunakan berupa benih wortel yang diperoleh dan petani setempat, yang sengaja ditanam dan dibiarkan tumbuh hingga menghasilkan bunga untuk diambil bijinya. Varietas yang ditanam adalah varietas lokal yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tempat tumbuh. Varietas hibrida tidak cocok dibudidayakan pada daerah Tawangmangu karena tidak sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Pengaruh kelembaban yang tinggi menyebabkan varietas tersebut mudah terserang penyakit dan hal ini akan menurunkan produktifitas tanaman wortel. Ketika akan dipergunakan sebagai bahan tanam maka perlu dibersihkan dari bahan-bahan yang tercampur seperti biji-biji gulma atau rumput-rumputan ataupun kotoran yang berupa kerikil atau tanah pada commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
biji-biji wortel tersebut. Sebelum dilakukan penanaman benih perlu dijemur terlebih dahulu selama 3-5 hari. c. Penanaman Setelah dilakukan pengolahan tanah dan pembuatan bedengan, benih yang telah siap dapat langsung disebar pada bedengan yang telah dibuat tanpa melalui persemaian terlebih dahulu. Sebelum benih disebar di bedengan terlebih dahulu benih wortel tersebut digosok-gosok ditangan agar antara benih yang satu dengan yang lain saling melekat. Kemudian bedengan ditutup dengan tanah secara tipis-tipis, hal ini dimaksudkan agar benih wortel yang berukuran kecil dan ringan tidak hanyut oleh percikan air atau berterbangan karena tertiup oleh angin. Benih wortel telah tumbuh setelah berumur kurang lebih 10-14 hari setelah disebar. d. Pemeliharaan 1) Pengairan Pada fase awal pertumbuhan tanaman wortel memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhannya, tetapi wortel tidak menghendaki kondisi yang terlalu basah. Kelebihan air dapat mengakibatkan pembusukan pada akar. Tanaman wortel memerlukan air dalam jumlah yang cukup agar dihasilkan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi. Pada fase awal petumbuhan. Tanaman wortel memerlukan air yang cukup banyak. Kekurangan air akan mcnyebabkan tanaman wortel layu sehingga pertumbuhan terhambat dan umbi yang di hasilkan akan berbentuk tidak normal serta berukuran kecil (Kualitas dan Kuantitas produk rendah). Sebaliknya tanaman wortel tidak menghendaki keadaan tanah yang terlalu lembab atau basah. Kelebihan air pada tanaman wortel akan menyebabkan akar tanaman membusuk dan dapat menyebabkan kematian. Di samping itu pemberian air yang berlebihan dapat menurunkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan menghambat sirkulasi udara di dalam tanah (aerasi), commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga menimbulkan kondisi anacrob (kekurangan oksigen) yang dapat mebahayakan kehidupan tanaman. Di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu, pada musim penghujan pemberian air kadang tidak dilakukan karena kebutuhan air oleh tanaman tercukupi oleh air hujan. Pada musim kemarau, penyiraman di lakukan hampir setiap satu bulan sekali selama tanaman wortel berumur kurang dari 100 HST. Penyiraman dilakukan dengan cara mengairi selokan (leb) Kemudian air itu di siramkan kelahan (bendengan) atau ke tanaman dengan menggunakan alat bantu gayung, gembor atau sejenisnya. Pemberian air perlu di kurangi seiring pertumbuhan umbi wortel. 2) Penjarangan Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 60-75 HST minggu yang mempunyai tujuan yaitu : -
Membuat jarak antara tanaman yang satu dengan yang lain antara 5-10 cm sehingga tidak terjadi kompetisi antara tanaman yang satu dengan yang lain.
-
Menyeragamkan tanaman dengan jalan mencabut tanaman yang pertumbuhannya kurang baik. Dengan adanya penjarangan diharapkan tanaman wortel akan
tumbuh dengan subur dan pada akhimya akan memberikan hasil yang tinggi. Akantetapi penjarangan yang baik dilakukan pada saat tanaman wortel berumur 20-30 HST, sehingga tidak mengalami kerugian dalam pemeliharaan tanaman wortel. 3) Penyiangan, dan Pendangiran Gulma merupakan tanaman yang kehadirannya tidak di kehendaki dalam suatu areal petanaman. Adanya gulma menyebabkan terjadinya kompetisi antara gulma dengan tanaman pokok di dalam memanfaatkan cahaya matahari, unsur hara maupun air. Sehingga gulma yang tumbuh perlu di siangi. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyiangan tanaman wortel bertujuan untuk membuang rumput atau gulma kerena merupakan pesaing bagi tanaman wortel dalam hal kebutuhan cahaya matahari, unsur hara dan air, di samping itu gulma atau rumput juga merupakan sarang bagi hama dan penyakit. Penyiangan di lakukan secara manual menggunakan tangan. Di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu, Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali selama pertumbuhan, penyiangan pertama di lakukan pada saat umur 30-35 HST. Sedangkan penyiangan kedua di lakukan bersamaan dengan penjarangan yaitu pada saat tanaman berumur 6075 HST. Gulma yang telah di cabut di letakan pada pant (alur pada bendengan) sedemikian rupa agar tidak menggagu pertumbuhan tanaman wortel. Pendangiran bertujuan untuk menggemburkan tanah agar tidak padat serta untuk menimbun bagian pangkal tanaman wortel agar umbinya tertutup oleh tanah sehingga umbi tidak berwarna hijau. Warna hijau ini disebabkan karena bagian pangkal umbi yang tidak tertutup oleh tanah sehingga terkena sinar matahari. Umbi wortel yang bagian pangkalnya berwarna hijau merupakan umbi yang kurang berkualitas dan kurang di minati oleh konsumen di pasar. Pendangiran di lakukan dengan cara membersihkan bendengan dari rumput liar dengan menggunakan alat bantu cangkul kemudian tanah di sekitar bendengan di gemburkan dan di timbun di bagian pangkal batang wortel. Pendangiran tanah ini mampu memperbaiki aerasi dan struktur tanah sehingga umbi dapat berkembang dengan baik. Pada penyiangan dan pendangiran, gulma yang mempunyai perakaran dalam di cabut, sehingga menyebabkan tanah bagian dalam terangkat, maka terjadi pembalikan tanah dan tanah menjadi gembur. 4) Pemupukan Pemupukan adalah usaha untuk menambah atau mencukupi commitoleh to user unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar tanaman dapat tumbuh
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan berkembang serta berproduksi tinggi. Ada dua macam pemupukan yang dilakukan di KBH Tawangmangu, yaitu pemupukan dasar yang dilakukan sebelum penanaman dan pemupukan susulan. Pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan tanah dengan menggunakan pupuk bokasi 10 ton per hektar. Tanaman wortel memerlukan 3 kali pemupukan susulan dengan dosis yang telah ditetapkan yaitu Urea 200kg/ha, SP36 150 kg/ha, Ponska Merah 100kg/ha dan ZA 20 kg/ha. Untuk pemupukan pertama atau pupuk dasar diberikan pupuk bokasi sebanyak 10 ton/ha dan SP 36 150 kg/ha. Pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam yaitu dengan menggunakan Urea sebanyak 100 kg/ha dan ZA 10 kg/ha. Untuk pemupukan susulan kedua diberikan pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk Urea sebanyak 100 kg/ha, dan ZA 5 kg/ha. Untuk pemupukan susulan ketiga diberikan pada saat tanaman berumur 70 hari selain tanam yaitu dengan menggunakan ZA 5 kg/ha dan ponska merah 100 kg/ha. Untuk Kebun Benih Hortikultura sediri juga diperlukan pupuk KCl untuk meningkatkan produktifitas wortel, karena dapat memperbesar umbi wortel. Cara pemberian pupuk yaitu dengan menyebarkan pupuk pada bedengan di sekitar tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan adalah usahakan agar pupuk tidak menempel pada daun tanaman wortel karena dapat menyebabkan daun wortel menjadi terbakar sehingga setelah dilakukan pemupukan maka sebaiknya daun yang terkena pupuk dibersihkan dengan menggunakan tangan ataupun daun pisang. 5) Pengendalian Hama dan Penyakit Pada saat tanaman berumur ± 40 hari dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida dan fungisida untuk melindungi to user tanaman dari serangancommit hama dan penyakit tanaman wortel.
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah penyemprotan terus dilaksanakan pengamatan terhadap tanaman, bila tanaman wortel terserang hama maka dilakukan penyemprotan insektisida sedangkan bila terserang jamur disemprot dengan menggunakan fungisida. Yang perlu diperhatikan adalah penyemprotan dengan menggunakan insektisida ataupun fungisida dihentikan 15 hari sebelum panen, hal ini untuk menghindari keracunan yang dapat diakibatkan oleh pestisida tersebut selain itu juga agar tidak ada residu di dalam tanaman wortel. Hama yang menyerang tanaman wortel yang dibudidayakan di KBH Tawangmangu adalah Semiaphis dauci dan Psillia rossae. Semiaphis daucii merupakan serangga berwarna putih keabu-abuan dan hijau. Gejala tanaman wortel yang terserang yaitu daun menjadi keriting dan pertumbuhan tanaman wortel menjadi terhambat. Sedangkan Psilla rosae adalah sejenis larva lalat yang dapat menyebabkan tanaman wortel berlubang-lubang dan membusuk akibat
gigitannya.
Pengendalian
yaitu
dengan
menggunakan
insektisida Curacon 2 cc/liter dan dengan menggunakan Dithane dengan dosis 0,5 cc/liter. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit hawar daun dan bintil akar. Penyakit hawar daun disebabkan oleh Alternaria dauci yang ditandai dengan adanya bagian yang berwarna kuning pada daun bagian bawah tanaman dan bila berlanjut akan ke atas atau ke tajuk tanaman. Pengendalian busuk daun ini yaitu dengan cara mencabut tanaman yang terserang penyakit dan kemudian membakamya agar tidak menular pada tanaman wortel yang lain. Akan tetapi pengendalian dengan menggunakan fungisida juga diperlukan yaitu dengan menggunakan Dithane M45 dan dengan menggunakan Moresstan 25 WP dengan cara mencampurkan 1 sendok makan Moresstan ke dalam 25 ml air. Penyakit bintil akar disebabkan oleh nematoda, yaitu cacing commit to user ini menginfeksi akar tanaman. sista (Heterodera carotae). Cacing
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Serangan penyakit ini menyebabkan akar tanaman wortel berbintilbintil dan sulit menyerap air maupun zat-zat hara, sehingga pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pencegahan dan pengendalian nematode sista dapat dilakukan dengan penggunaan nematisida missal Rhocap 10-G dan Furadan. e. Panen dan Penanganan Pasca Panen Pemanenan dan penanganan pasca panen sangat menentukan hasil baik secara kualitas maupun kuantitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah umur panen dan cara pemanenan. Di KBH Tawangmangu tujuan pemanenan adalah untuk konsumsi atau untuk dipasarkan sehingga pemanenannya dilakukan pada saat tanaman berumur 90-120 hari dan seleksi tanaman wortel untuk benih dilakukan agar kita benar-benar menggunakan bibit yang unggul agar dapat diperoleh benih wortel yang berkualitas, benih harus diseleksi dengan ketat karena berpengaruh terhadap mutu yang diproduksi. Tanaman wortel yang mempunyai bentuk fisik baik, kokoh, sehat, dan tidak terserang hama penyakit diambil untuk dipelihara menjadi benih dengan perlakuan yang lebih intensif. Namun bila harga pasar tinggi maka pemanenan dilakukan lebih awal. Akan tetapi panen sebaiknya tidak dilakukan setelah tanaman wortel berumur 120 hari lebih, karena hal ini menyebabkan umbi wortel menjadi mengeras sehingga tidak enak untuk dikonsumsi. Umbi wortel yang sudah dapat di panen yaitu apabila umbi wortel mempunyai diameter dari 2 cm dan bentuk umbinya bulat memanjang ataupun memanjang. Untuk mengetahuinya yaitu dengan jalan membongkar tanah di sekitar tanaman wortel (dilakukan dengan hatihati) dan kemudian dilihat apa sudah cukup besar atau belum, bila belum maka tutup kembali tanah tersebut. Waktu panen yang dilakukan di KBH Tawangmangu adalah pada pagi hari yaitu sekitar jam 06.00 sampai jam 09.00 karena bila commit user dilakukan panen siang hari to dikhawatirkan umbi wortel bisa rusak
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena transpirasi yang tinggi, selain itu juga karena tanaman wortel memerlukan penanganan pasca panen yang cukup lama sehingga diharapakan setelah dipanen pada pagi hari langsung dapat dibawa kepasar sehingga kondisinya masih baik dan segar. Pemanenan wortel dilakukan dengan cara membongkar tanah di sekitar tanaman dan kemudian mengambil tanaman beserta batang dan daunnya. Pemanenan perlu dilakukan secara hati-hati agar didapatkan umbi yang utuh dan tidak patah karena ada kemungkinan umbi yang patah masih tertinggal di bawah tanah. Umbi yang telah dicabut kemudian dipisahkan dan daun dan batang tanamannya sehingga yang tertinggal hanyalah umbinya- saja, kemudian dimasukkan dalarn keranjang atau karung dan dibawa ke tempat bak-bak pencucian. Pencucian tanaman wortel dilakukan di bak-bak pencucian yang telah tersedia atau dapat dilakukan di parit dengan air yang mengalir, untuk membersihkan wortel dari tanah maka pencucian dilakukan dengan menggosok-gosokan wortel tersebut dengan menggunakan kaki. Setelah dicuci kemudian wortel tersebut dikeringkan dahulu dengan diangin-anginkan sehingga air yang ada pada umbi wortel hilang, usahakan air benar-benar hilang atau benar-benar kering, karena bila masih basah akan menyebabkan umbi wortel tersebut menjadi busuk. Setelah kering, umbi wortel tersebut kemudian disortasi untuk memisahkan antara umbi yang mempunyai kualitas yang baik dengan umbi yang kualitasnya kurang baik serta untuk memisahkan umbi yang rusak, baik karena terserang penyakit ataupun benih yang telah menjadi keras dan umbi yang bercabang sehingga tidak enak untuk dikonsumsi. Untuk sortasi umbi wortel digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu golongan A untuk wortel yang mempunyai commitkuning to user kemerah-merahan yang cerah kenampakan atau warna
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga mengandung minat pembeli, bentuk umbi wortel bulat dan memanjang dan ukurannya besar yaitu diametemya lebih dari 3 cm. Sedangkan untuk golongan B biasanya umbi yang mempunyai ukurannya lebih kecil dengan diameter kurang 2,5 cm dan bentuknya tidak bulat. Untuk golongan C adalah untuk umbi yang rusak baik rusak karena terserang hama dan penyakit, wortel yang busuk ataupun wortel yang rusak karena pemanenan yang salah misalnya wortel tersebut patah dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya penanganan pasca panen wortel di KBH Tawangmangu secara garis besar disajikan pada Gambar 2. Cabut tanaman wortel yang sia panen (umur 3-4 bulan) Memotong bagian umbi dengan bagian batang dan daun Dicuci pada bak-bak yang tersedia atau di air yang mengalir (parit)
Dikeringkan atau diangin-anginkan
Sortasi ke dalam 3 golongan
Gambar 2.2 : Penanganan Pasca Panen Wortel di KBH Tawangmangu Di KBH Tawangmangu penanganan pasca panen wortel dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1) Pengumpulan hasil panen Pengumpulan hasil panen dilakukan setelah tanaman wortel dipanen atau dipungut hasilnya, kemudian dikumpulkan pada tempat yang strategis seperti di pinggir kebun atau dimasukkan ke dalam keranjang besar agar mudah pengangkatannya. 2) Pembersihan Umbi wortel yang baru dipanen dibersihkan dari tangkai, daun, commit user akar maupun tanah yang masihtomenempel.
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Pencucian Wortel yang baru di panen dicuci bersih sehingga kotoran atau tanah yang masih menempel pada wortel hilang. Di Kebun Benih Hortikultura sendiri pencucian dilakukan dengan tradisional atau dengan cara dinjak- injak pada air yang mengalir. Selanjutnya ditaruh pada
karung-
karung
yang
bersih.
Pencucian
sendiri
dapat
meningkatkan kebersihan wortel, sehingga dapat mengurangi, bahkan meninggalkan jasad-jasadrenik yang menenmpel pada umbi. Dengan demikian umbi lebih aman dari serangan patogen selama penyimpanan sampai kekonsumen. Pencucian juga berfungsi untuk menurunkan suhu umbi, sehingga dapat memperpanjang kesegaran umbi. Selain itu pencucian juga membuat penampilan umbi wortel lebih menarik, sehingga meningkatkan daya tarik konsumen 4) Penirisan Umbi wortel ditiriskan pada keranjang atau pada tempat-tempat yang kering. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pembusukan pada umbi wortel apabila setelah dikemas dalam karung ataupun keranjang. 5) Seleksi dan Klasiflkasi Umbi wortel yang sudah ditiriskan diseleksi antara yang rusak, cacat ataupun busuk. Setelah itu diklasifikasikan menurut ukuran, bentuk dan cacat atau tidaknya umbi wortel. Setelah itu dimasukkan (dikemas) ke dalam karung atau keranjang dengan penataan yang diatur serapi mungkin. Hal ini untuk mencegah terjadinya karusakan akibat gesekan-gesekan antar umbi. 6) Pemasaran Pemasaran hasil wortel di KBH dilakukan dengan menjual kotor dalam artian pedagang besar atau pedagang (pembeli) itu sendiri yang langsung datang ke tempat pemanenan pada saat panen wortel, tetapi pihak KBH menjual wortel sudah dalam bentuk sudah dalam grade to user masing-masing dalamcommit arti lain yaitu dijual perkilogram. Dengan
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjual secara kotor ini pihak KBH dapat mengetahui tingkat keberhasilan budidaya wortel itu sendiri. Hasil panen tersebut kemudian dijual oleh pedagang ke pengecer untuk selanjutnya sampai ke tangan konsumen. Untuk lebih jelasnya jalur tataniaga (pemasaran) wortel di KBH Tawangmangu tampak pada gambar 3. Petani Produsen
Pedagang Besar
Pengecer
Konsumen
Gambar 2.3 : Proses Pemasaran (jalur tataniaga) Wortel di KBH Tawangmangu Panentuan harga untuk wortel di pasaran yaitu dengan melihat biaya produksi yang dikeluarkan dan hasil panen yang didapat. Biaya didapat dari anggaran rutin yang dikeluarkan oleh APBD Tingkat I dengan cara pimpinan kebun harus membuat rencana operasional (ROP) terlebih dahulu dan disahkan oleh koordinator UPTD wilayah Surakarta. 4.1. Nilai Ekonomis Budidaya Wortel Setelah membahas mengenai teknik budidaya wortel dan penanganan pasca panen maka untuk lebih lengkapnya disertai dengan pemahaman mengenai nilai ekonomisnya. Analisis ekonomi pada budidaya wortel dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan budidaya wortel tersebut layak untuk diusahakan atau tidak, dalam hal ini sebagai perbandingan dalam mengukur tingkat kelayakan usaha pada budidaya wortel digunakan analisi ekonomi.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan dikeluarkan untuk menciptakan suatu output produksi. Rendahnya jumlah produksi pada budidaya wortel disebabkan karena intensitas serangan hama yang cukup besar dan adanya hama transmigran yang berasal dari pertanian konversional yang ada di lingkungan sekitamya sehingga dapat menurunkan jumlah produksi dan bahkan dapat menggagalkan kegiatan budidaya wortel tersebut.. Pada budidaya wortel di KBH Tawangmangu total biaya produksi yang dikeluarkan dengan luas lahan produksi 1000 m2 adalah Rp. 2.278.000, biaya ini adalah modal pertama dalam pembukaan budidaya wortel. Tabel 2.2 Total Biaya Tetap Budidaya Wortel Di KBH Per 1000 m2 No Keterangan
1. Penyusutan Peralatan Cangkul Traktor Gembor Ember Sabit Pisau Tangki Sprayer Karung Saringan / Ayakan
Kebutuhan
4 1 2
Umur Ekonomis (bulan)
40 120 24 3 4 4 2 45
Total Biaya Tetap
Harga (Rp)
80.000 17.000.000 35.000 24 25.000 24 30.000 18 5.000 48 150.000 24 36
2.000 20.000
Total Per 4 bulan (Rp)
32.000 566.000 12.000 12.500 20.000 4.500 25.000 15.000 2000 689.000
Keterangan : Rumus untuk menghitung total biaya Total biaya = Total Kebutuhan x 4 bulan Umur Ekonomis (bulan) commit to user Umur ekonomis adalah perkiraan umur barang mengalami kerusakan.
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.3 Total Biaya Variabel Budidaya Wortel Di KBH Per 1000 m2. No Keterangan
Kebutuhan
1 Bibit 1 5 Pupuk Bokasi 1 ZA 20 SP36 150 KC1 25 Urea 20 Ponska 50 Merah 6 Pestisida Curacon 3 Dithane 2 7 Pengairan 3 Biyaya Variable Tenaga Kerja 1 2 3 4
Mencangkul Pemupukan Dasar Menanam Pemupukan Susulan I 5 Pemupukan Susulan II 6 Penyiangan dan Pendagiran 7 Penyemprotan 8 Panen 9 Grading Total Biaya Variable II
Satuan
Harga (RP)
Total (Rp)
Kilogram
12.000
12.000
Ton Kg Kg Kg Kg Kg
2.000 2.500 2.000 2.500 2.500 2.500
200.000 50.000 300.000 62.500 50.000 125.000
Botol Kg Bulan
45.000 35.000 20.000
135.000 70.000 60.000
4 HOK 3 HOK 2 HOK 2 HOK
20.000 20.000 20.000 20.000
80.000 60.000 40.000 40.000
2 HOK
20.000
40.000
3 HOK
15.000
45.000
1 HOK 6 HOK 2 HOK
20.000 15.000 15.000
20.000 90.000 30.000 1.589.000
Pendapatan Usaha Tani a. Total Produksi 35.000 tanaman x 95% x 150 g = 4.988 kg b.
Produksi rata-rata
4.988 kg Golongan A=35% @Rp. 1.000,-
Rp. 1.745.800,-
Golongan B=50% @Rp. 8.000.-
Rp. 1.995.200,-
Golongan C=15% @Rp.
Rp.
500.-
392.100,-
Rp.4.133.100,commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Biaya kerusakan = 5% Harga wortel/kg = Rp. 766 Biaya total
= Rp 689.000 + Rp 1.589.000 = Rp 2.278.000
Laba/Keuntungan
= Rp 4.133.100- Rp 2.278.000 = Rp 1.855.100
Nilai Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio = Keuntungan Biaya Total =
Rp 1.855.100 Rp 4.133.100
= 0,45 Artinya dengan modal Rp 2.278.000 usaha agribisnis wortel akan memperoleh keuntungan sebesar 0,45 kali dari biaya yg dikeluarkan. Biaya Tetap BEP Harga
= 1-
Biaya Variabel per unit Harga Jual Per unit
=
Rp 689.000
1-
510
Rp 766
=
Rp 689.000
1- 0,6 = Rp 1.148.333 Artinya jika modal usaha Rp 2.278.000 dan harga jual wortel perkilogram Rp 766 dan kapasitas produksi 4988 kg, dengan harga jual wortel Rp 1.148.333 mencapai titik impas.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BEP Produksi =
Biaya Tetap Harga Jual per unit – Biaya Variabel Per Unit
=
Rp 689.000 Rp. 766 – Rp. 510
=
2691 Kg
Artinya, dengan modal usaha Rp 2.278.000 dan harga jual wortel/kg Rp. 766 dengan kapasitas produksi 2691Kg sudah mencapai titik impas.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Setelah penulis mengetahui dengan cara melihat langsung dan ikut serta berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan di KBH Tawangmangu khususnya dalam budidaya wortel, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: a. Secara agroklimat kebun KBH Tawangmangu sangat cocok untuk budidaya tanaman sayuran seperti wortel khusunya varietas lokal. b. Budidaya tanaman sayuran di KBH Tawangmangu menggunakan system monokultur dan tumpangsari dengan tujuan untuk eflsiensi dan efektivitas lahan yang ada. c. Penggunaan bibit yang bervarietas unggul sangat menentukan dalam budidaya tanaman wortel dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. d. Pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman wortel sangat diperlukan yaitu dengan perawatan yang baik, menjaga keseimbangan biologi dan mencegah masuknya hama dan penyakit pada tanaman wortel. e. Tingkat kemasakan panen menentukan kualitas maupun kuantitas umbi wortel. Penundaan waktu panen menyebabkan umbi wortel menjadi keras dan berkayu. Bila umbi wortel dipungut telalu awal akan dihasilkan umbi yang kecil-kecil sehingga kualitasnya rendah. f. Penanganan pasca panen, hal yang paling penting adalah proses pembersihan, pencucian, penirisan, penyeleksian, serta pengemasan. g. Pada luasan 1.000 m2 budidaya wortel membutuhkan biaya produksi sebesar Rp. 2.278.000,- dan dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar RP 1.855.100,-. h. Dengan melakukan budidaya secara itensif maka hasil yang diberikan oleh budidaya wortel cukup menjanjikan. commit to user 46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Saran Setelah melihat langsung keadaan di KBH Tawangmangu maka penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin berguna untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil yang didapat yaitu sebagai berikut: a. Pengelolaan kebun di KBH Tawangmangu baik itu pengelolaan lahan ataupun pengelolaan tenaga kerja dan budidaya belum dilaksanakan secara intensif dan efektif terutama dalam penyediaan benih-benih sayuran yang dibutuhkan. b. Budidaya wortel di KBH Tawangmangu sebaiknya benih yang digunakan untuk budidaya disertifikatkan (berlabel). Sehingga benih yang digunakan sudah tentu bervarietas unggul dan diharapkan hasilnya lebih baik dan meningkat. c. Perlu mencoba dengan benih hibrida atau benih kalengan agar dapat mengetahui letak kualitas dan kuantitas benih lokal Tawangmangu. Kualitas wortel yang bagus adalah berkulit halus berwarna merah kekuningan yang cerah, berukuran besar, berbentuk lurus bulat dan panjang, dan tidak mudah bercabang.Perlu meminimalkan penggunaan tenaga kerja agar tidak terjadi penggunaan modal yang besar. d. Penggunaan alat modern seperti, traktor sangat menguntungkan karena berpengaruh terhadap efisiensi waktu dan dana, karena KBH sudah memiliki traktor tetapi belum digunakan. e. Pengembangan pemasaran perlu dilakukan, seperti menjual produk ke konsumen sendiri tidak menjual hasil panen melalui pedagang atau pengepul, sehingga memberikan keuntungan lebih untuk KBH Tawangmangu.
commit to user