Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatas menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000, 00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000, 00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).
Penerbit CV Kekata Group, Surakarta 2017
BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright © Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha Penulis: Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha Editor: Riza Perdana Penata Letak: Arief Setyawan Penata Sampul: Raditya Pramono Sebagian materi sampul bersumber dari internet CV KEKATA GROUP bebuku Publisher
[email protected] www.bebuku.com Facebook: Bebuku Perum Triyagan Regency Blok A No 1, Mojolaban Cetakan Pertama, Maret 2017 Surakarta, Bebuku Publisher, 2017 x+119 hal; 14,8x21 cm ISBN: 978-602-6413-82-6 Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
PRAKATA Banyak penelitian menunjukkan betapa masa usia dini, yaitu masa lima tahun ke bawah, merupakan golden ages (masa keemasan) bagi perkembangan kecerdasan anak. Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun, kapasitas kecerdasan anak telah mencapai 50%. Seperti diungkapkan Dr. Gutama, bahwa kapasitas kecerdasan akan mencapai 80% di usia 8 tahun.
Ini
menunjukkan
betapa
pentingnya
memberikan
perangsangan pada anak usia dini, sebelum masuk sekolah. Periode emas pada anak merupakan masa yang penting bagi perkembangan otak. Masa ini adalah masa yang tepat untuk merangsang optimalisasi otak pada anak. Maka senam otak atau Brain Gym adalah salah satu pilihan yang tepat untuk diterapkan bagi perkembangan otak anak. Senam otak atau Brain Gym merupakan suatu rangkaian gerakan sederhana yang didesain untuk merangsang optimalisasi otak. Dan buku ini, akan memberi pengertian kepada Anda tentang pengertian Brain Gym, manfaatmanfaatnya, panduan-panduan, hingga bagaimana Brain Gym dapat menstimulasi perkembangan prestasi anak. Metode belajar dalam senam otak yang ada dalam buku ini dikembangkan oleh Paul E. Dennison, Dr. Phill bersama istrinya Gail E. Dennison, yang merupakan pelopor pendidik di Amerika Serikat dalam penerapan penelitian otak. Brain Gym (Senam Otak) dengan
v
metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinesis (gerakan) yang akan menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Buku ini sangat tepat bagi Anda yang memiliki anak-anak di usia periode emas, atau yang berencana memiliki anak, hingga bagi guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini. Buku ini dilengkapi dengan panduan-panduan untuk melakukan brain gym atau senam otak. Selain ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, panduanpanduan di dalamnya juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang jelas
yang
membuat
Anda
semakin
mudah
untuk
mempraktikkannya. Maka buku ini, sekali lagi, merupakan buku yang layak untuk Anda koleksi. Lahaplah segala panduan yang ada dalam buku ini, dan temukanlah perubahan ajaib pada diri buah hati atau anak-anak didik Anda. Bacalah buku ini hingga tuntas, dan selamat menyalakan masa depannya! Selamat membaca!
Kekata Publisher
vi
DAFTAR ISI PRAKATA.......................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................... ix BRAIN GYM .................................................................... 1 1.PENGERTIAN ........................................................... 1 2.PERKEMBANGAN BRAIN GYM (SENAM OTAK) 2 3.PRINSIP SENAM OTAK........................................... 2 4.MANFAAT ................................................................. 5 5.GERAKAN ................................................................. 8
DEFINISI PERKEMBANGAN ..................................... 30 1.PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ............... 33 2.PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ............... 40 3.PRINSIP PERKEMBANGAN ................................ 51 4.BRAIN GYM DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN HALUS ............................................. 67
PRESTASI ........................................................................ 70 1.PENGERTIAN PRESTASI ...................................... 70 2.FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI ANAK ....................................................................... 76 3.CARA MENSTIMULASI PERKEMBANGAN PRESTASI SECARA MAKSIMAL ........................ 85 vii
Stimulasi Mental Anak Prasekolah: Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia ................... 93 Beberapa ciri umum yang ada pada anak Prasekolah antara lain: ................................................................. 93 4.BRAIN GYM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN PRESTASI ANAK.................................................. 107
Referensi .................................................................... 113
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gerakan Hook-Ups ........................................... 9 Gambar 2. Gerakan Silang ............................................... 10 Gambar 3. Angka 8 Tidur ................................................ 10 Gambar 4. Coretan Ganda ................................................ 12 Gambar 5. Abjad 8 ........................................................... 14 Gambar 6. Gajah .............................................................. 14 Gambar 7. Putaran Leher ................................................. 15 Gambar 8. Olengan Pinggul ............................................. 15 Gambar 9. Embusan Napas .............................................. 16 Gambar 10. Gerakan Silang Berbaring ............................ 17 Gambar 11. Mengisi Energi ............................................. 18 Gambar 12. Membayangkan “X”..................................... 18 Gambar 13. Burung Hantu ............................................... 19 Gambar 14. Lambaian Tangan ......................................... 20 Gambar 15. Lambaian Kaki ............................................. 21 Gambar 16. Pompa Betis ................................................. 22 Gambar 17. Luncuran Gravitasi ....................................... 23 Gambar 18. Pasang Kuda-Kuda ....................................... 23 Gambar 19. Minum Air .................................................... 24 Gambar 20. Saklar Otak ................................................... 25 Gambar 21. Tombol Bumi ............................................... 25 Gambar 22. Tombol Keseimbangan ................................ 26 Gambar 23. Tombol Angkasa .......................................... 26 Gambar 24. Menguap Berenergi ...................................... 27 Gambar 25. Pasang Telinga ............................................. 27 ix
Gambar 26. Gerakan Cross Crawl ................................... 28 Gambar 27. Gerakan Possitive Points.............................. 29
x
BRAIN GYM
1. PENGERTIAN
Senam otak atau Brain Gym merupakan suatu rangkaian gerakan sederhana yang didesain merangsang optimalisasi otak. Hal tersebut menyangkut keseimbangan otak bagian kanan-kiri, relaksasi otak belakang dan otak depan sebagai dimensi pemfokusan, merangsang otak bagian tengah atau limbis dalam pengaturan emosional dan merangsang dimensi pemusatan pada otak besar (Cahyo, 2011). Brain Gym (Senam Otak) adalah serangkaian latihan gerakan sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari (Muhammad, 2011). Brain Gym adalah latihan yang dirancang untuk membantu fungsi otak yang lebih baik selama proses pembelajaran. Latihan-latihan ini didasarkan pada gagasan bahwa latihan fisik sederhana membantu aliran darah ke otak dan dapat membantu meningkatkan proses belajar dengan memastikan otak tetap waspada. Siswa dapat menggunakan latihan sederhana pada mereka sendiri, dan guru dapat menggunakannya dalam kelas untuk membantu menjaga tingkat energi sampai sepanjang hari (Ryan, 2013). BRAIN GYM | 1
2. PERKEMBANGAN BRAIN GYM (SENAM OTAK)
Metode belajar dalam senam otak ini dikembangkan oleh Paul E. Dennison, Dr. Phill bersama istrinya Gail E. Dennison, yang merupakan pelopor pendidik di Amerika Serikat dalam penerapan penelitian otak. Brain Gym (Senam Otak) dengan metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinesis (gerakan) akan menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Pada awalnya, senam otak sudah dikenal sejak tahun 80an. Namun, saat itu, masih terbatas untuk orang dewasa saja. Selanjutnya, memasuki tahun 2000-an, senam otak dikembangkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak-anak sekolah atau bisa juga untuk bayi. Mulanya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi, dan depresi. Akan tetapi, dalam perkembangannya, setiap anak bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. Saat ini di Benua Amerika dan Eropa, senam otak sedang digemari karena mampu melepaskan stres, menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat, dan lain sebagainya (Muhammad, 2011).
3. PRINSIP SENAM OTAK
Gerakan-gerakan senam ringan yang dilakukan dalam senam otak, seperti melalui olah tangan dan kaki yang dapat memberikan rangsangan atau stimulasi ke otak. Stimulasi itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, misalnya 2 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
kewaspadaan, konsentrasi, dan kecepatan dalam proses belajar, serta memori, pemecahan masalah, ataupun kreativitas. Otak adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai pusat pengendali organ-organ tubuh. Otak selalu berhubungan dengan inteligensia atau kecerdasan seseorang. Otak juga merupakan pusat sistem pengendali pikiran dan sistem tubuh yang menjalanakn beberapa fungsi secara bersamaan. Otak memiliki fungsi penerima dan mengolah informasi, memberikan perintah, menjalankan tugas rutin, menyimpan informasi. Otak ialah pusat segala pikiran dan bila seseorang sehat maka segala aktivitas dapat berjalan dengan baik. Melalui senam otak bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup akan terbuka dan menandakan bahwa kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan seluruh otak. Senam otak dapat dilakukan oleh segala usia, mulai dari bayi hingga orang lanjut usia. Seorang anak harus dibantu oleh orang tuanya untuk melakukan senam otak, baru setelah usia 3 tahun ia bisa melakukannya sendiri. Tanpa disadari bayi bisa melakukan gerakan senam otak, seperti merangkak. Sebelum merangkak menggunakan kaki dan lutut, ia mencoba bergerak maju dengan bantuan perutnya baru mulai menggunakan lututnya. Awalnya gerakan lutut dan tangan tidak terkoordinasi, tetapi kemudian bergerak sesuai dengan koordinasi tangan kanan dan kiri. Dengan merangkak, otak bayi akan terstimulasi. Selain itu, dengan bertepuk tangan, menyanyi, dan menari juga menjadi bagian dari senam otak. Saat anak bertepuk tangan maka energi akan mengalir pada masing-masing ujung jarinya dan berjalan hingga ke otak. Inti senam otak adalah bergerak, karena bergerak merupakan kunci BRAIN GYM | 3
untuk belajar dan penting bagi perkembangan otak bayi. Gerakan dalam senam otak yang menggunakan seluruh tubuh dan perasaan tersebut membuat bayi memprogram alat motoriknya, perceptual, saraf, dan sel otaknya sehingga sel-sel otak sudah mulai terbentuk sejak bayi berada dalam kandungan. Lalu, sel-sel otak berkembang setelah lahir dan saat bayi bergerak mengikuti pola yang secara aktual dapat membantu menghubungkan antar sel saraf. Anak-anak usia sekolah juga mendapat manfaat positif dari senam otak. Kegiatan tersebut menjadi suatu pendekatan holistik yang digunakan dalam kertas untuk membantu mereka menambah motivasi, terutama setelah makan siang atau sebelum mengerjakan tugas khusus. Hasilnya, mereka akan kembali berenergi dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Senam otak harus dilakukan dengan rutin untuk mendapatkan semua manfaat di atas. Dengan latihan rutin, semua gangguan otak yang dialami anak ketika belajar akan teratasi. Oleh karena itu, setiap mau belajar disarankan harus melakukan senam otak karena senam otak tersebut mempunyai tiga dimensi yang bisa membuatnya menjadi anak yang cerdas. Ketiga dimensi dalam senam otak meliputi dimensi lateralis (untuk belahan otak kanan dan kiri) bertujuan mengoptimalkan kemampuan belajar. Gerakannya menyangkut mendengar, melihat, menulis, bergerak, dan sikap positif. Gerakan-gerakan tersebut mampu menyerap kemampuan komunikasi yang lebih cepat. Semntara itu, dimensi pemfokusan digunakan pada bagian belakang otak/batang otak atau brainstem dan bagian depan otak (frontal lobes) bermanfaat. Hal ini bisa membantu 4 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
kesiapan dan konsentrasi untuk menerima sesuatu yang baru dan mengekspresikan apa saja yang sudah diketahui. Gerakan berupa latihan meregangkan otot, menyangkut konsentrasi, pengertian, dan pemahaman. Pada dimensi pemusatan, (untuk system limbic/midbrain) dan otak besar (cerebral korteks) mampu membantu meningkatkan energi yang menyangkut berjalan, mengorganisasi, dan tes atau ujian. Hal ini bermanfaat untuk membantu seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki, serta mengontrol emosi, seperti menggerakkan kepala ke atas-ke bawah, mengangkat beban ringan atau benda lainnya, kemudian digerakkan ke atas-ke bawah (Muhammad, 2011).
4. MANFAAT
Manfaat kegiatan senam otak antara lain: a. Meningkatkan keseimbangan otak kanan-kiri (dimensi lateralis-komunikasi). b. Meningkatkan fungsi pemfokusan dan pemahaman. c. Mengaktifkan fungsi pemusatan dan pengaturan. d. Meningkatkan ketajaman pendengaran dan penglihatan. e. Mempertajam otak dan meningkatkan daya ingat. f. Membantu pengurangan kesalahan membaca, memori dan kemampuan komprehensif serta peningkatan rangsangan visual pada penderita gangguan bahasa (Cahyo, 2011). Periode emas pada anak merupakan masa yang penting bagi perkembangan otak. Agar otak berkembang dan mampu mengolah informasi secara optimal, orang tua harus memahami cara belajarnya supaya bisa menyerap dan mengolah informasi BRAIN GYM | 5
sehingga dapat memberikan stimulasi yang harus diterapkan ialah senam otak dalam upaya mengoptimalkan perkembangan otaknya. Senam otak atau Brain Gym merupakan serangkaian latihan yang berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakangerakan yang ada di dalamnya memang sengaja dibuat demikian untuk merangsang otak. Dalam dimensi lateralis, yang mendapat rangsangan adalah otak kiri dan kanan, sedangkan dalam dimensi pemfokusan, gerakan senam otak pun berupaya meringankan atau merileksasi otak belakang dan bagian otak depan. Sementara itu, pada dimensi pemusatan, gerakan senam otak juga merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (system limbic) dan otak besar. Senam otak bisa dilakukan oleh seseorang melalui gerakan sederhana sambil melakukan kegiatan sehari-hari. Senam otak dilakukan tanpa waktu khusus sehingga senam otak pun bisa dilakukan sengan sambil menonton televisi. Meskipun sederhana, sebagaimana dikemukakan Paul E. Dennison Ph.D bahwa senam otak mampu memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari. Gerakan-gerakan senam otak yang ringan dilakukan melalui olah tangan dan kaki, yang dapat memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, seperti kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan dalam proses belajar, dan memori, pemecahan masalah, serta kreativitas. Di samping itu senam otak bisa membantu meningkatkan kecerdasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menangani 6 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
anak yang mengalami masalah dalam proses belajar-mengajar. Senam otak juga sering digunakan untuk terapi beberapa gangguan pada anak-anak, seperti hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian, dan emosional, serta sindrom pada bayi, ataupun gangguan kemampuan belajar. Lebih dari itu, senam otak bisa berpengaruh positif dalam menambah konsentrasi, meningkatkan fokus dan daya ingat, serta mengendalikan emosinya. Dari berbagai praktik dan penerapan senam otak yang sejauh ini telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan di Barat, diketahui bahwa senam otak menghadirkan gerakan terintegrasi yang sederhana dan menyenangkan. Senam otak juga dapat memaksimalkan mental karena mampu memaksimalkan kerja dua belahan otak. Walaupun aktivitas fisik, senam otak mempunyai fungsi atau manfaat yang sama sekali berbeda sengan senam biasa atau olahraga fisik lain yang selama ini kita kenal. Bila olahraga biasa digunakan untuk menjaga kondisi jantung, paru-paru, dan meningkatkan kekuatan otot, sedangkan senam otak bertujuan meningkatkan kinerja otak. Senam otak selain berfungsi membantu segala hal yang berhubungan dengan kecerdasan, juga bisa membantu mengatasi keterlambatan bayi dalam berjalan atau berlari, dan membantu anak yang tidak bisa lepas dari orang tuanya, serta meningkatkan motivasi dan semangat dirinya. Bayi yang mendapat rangsangan secara tepat dan berkesinambungan tentu akan memengaruhi perkembangan otaknya. Dengan begitu, diharapkan perkembangan fisik, mental, dan intelektualnya akan melampaui kemampuan dasar atau potensi genetiknya.
BRAIN GYM | 7
Dalam hal ini, penelitian membuktikan bahwa pengalaman dan rangsangan yang diterima pada tahun pertama kehidupan akan berpengaruh pada perkembangan dan fungsi otak anak di kemudian hari. Kartini Sapardjiman, ketua senam otak Indonesia, mengatakan bahwa kecerdasan bayi juga bisa dioptimalkan dengan senam otak. Sebagaimana telah dikatakan bahwa senam otak adalah latihan yang terangkai atas gerakangerakan tubuh yang dinamis dan menyilang. Senam otak mendorong keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan sehingga diharapkan potensi kedua belahan otak akan seimbang dan kecerdasan anak pun maksimal (Muhammad, 2011).
5. GERAKAN
Gerakan-gerakan senam otak sangat sederhana. Senam otak juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Sebelum melakukan senam otak, beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain: a. Mengkonsumsi air minum (air putih) secukupnya. b. Melakukan pernapasan perut yang dilakukan sebanyak 2-8 kali. Pernapasan perut dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Dilakukan dengan duduk, dengan cara meletakkan tangan di perut sambil menarik napas, hingga tangan yang diletakkan di perut terasa terdorong ke depan. 2) Dilakukan dengan terlentang, dengan cara meletakkan buku di atas perut sambil bernapas, hingga terlihat buku terdorong ke atas (Cahyo, 2011).
8 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
c. Gerakan Hook-Ups Mengaitkan kedua tangan kanan dan kiri dilakukan dalam posisi duduk. Mengaitkan jemari tangan dan kiri dengan posisi menyilangkan pergelangan tangan. Kaitan kedua tangan diletakkan di bawah dagu. Selama melakukan gerakan ini, mata dipejamkan dan bernapas dalam.
Gambar 1. Gerakan Hook-Ups
Gerakan Hook-Ups mampu menenangkan saraf pusat, mengaktifkan belahan otak kanan dan kiri. Gerakan ini dapat dilakukan setiap sebelum memulai mengerjakan tugas atau pekerjaan, ketika kesulitan mengambil keputusan, saat merasa sedih atau marah, terlalu banyak kebisingan di kelas saat anak sekolah, sebelum mengerjakan ujian dan saat ingin fokus atau berkonsentrasi (Wagner, 2009). Gerakan HookUps dilakukan sebanyak 4-8 kali (Cahyo, 2011).
Gerakan senam otak mencakup 26 gerakan. Semua gerakan senam otak ini dapat melibatkan tiga dimensi otak, yakni lateralis, pemfokusan dan pemusatan diakhiri dengan penguatan.
BRAIN GYM | 9
a. Lateralis 1) Gerakan Silang a) Menggerakkan organ tubuh kiri dan kanan secara bersamaan. b) Mengintegrasikan otak kiri/kanan seimbang, meningkatkan energi, mempermudah belajar, dan menyeimbangkan emosi.
Gambar 2. Gerakan Silang
2) Angka 8 Tidur a) Tangan lurus ke depan, naik ke kiri atas, buat angka 8 tidur. b) Lakukan tiap tangan beberapa kali, terakhir gunakan 2 tangan, ikuti dengan mata. c) Mengaktifkan dua belahan otak kerja sama dengan baik, meningkatkan penglihatan, membantu penderita disleksia.
Gambar 3. Angka 8 Tidur
10 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Abjad 8 mengadaptasi bentuk 8 Tidur sebagai tempat meletakkan huruf kecil dari a ke t. Huruf ini mengintegrasikan gerakan yang menyangkut pembentukan huruf-huruf, memampukan penulisannya untuk menyeberangi garis tengah visual tanpa mengalami kebingungan. Setiap huruf secara jelas ditempatkan pada salah satu sisi, kiri atau kanan dari garis tengah. Banyak huruf mulai atau berakhir dengan menulis garis ke bawah. Bagi kebanyakan murid, ketika penulisan huruf kecil membaik maka tulisan tangan pun umumnya juga lebih mudah. a) b)
c)
d)
e)
Petunjuk mengajar: Murid melakukan Abjad 8 Tidur sebelum memulai dengan abjad 8 ini, Kegiatan ini dilakukan dengan ukuran besar dulu, digambarkan pada papan atau udara dengan tangan menyatu, untuk mengaktifkan otot-otot utama pada lengan, bahu, dan dada. Perhatikan bahwa huruf pada bidang pengelihatan kiri kebanyakan dimulai pada titik tengah mengikuti lingkaran ke kiri atas, putar, dan turun di garis tengah. Perhatikan bahwa huruf pada bidang pengelihatan kanan dimulai pada garis tengah dengan garis ke bawah, naik ke lingkaran kanan atas, dan putar. Bantu murid untuk menemukan struktur antarhuruf (contoh: lihat r di m dan di n).
BRAIN GYM | 11
(1)
(3)
(2) (4) (Gambar 2.4 Alphabet 8s) 3) Coretan Ganda a) Gambarlah sesuatu dengan menggunakan kedua tangan bersamaan. Mulai dengan gerakan besar dan sederhana, makin lama makin bervariasi dan bentuk makin kecil. b) Meningkatkan koordinasi mata dan tangan, menunjang kemampuan berhitung.
Gambar 4. Coretan Ganda
12 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Coretan ganda adalah kegiatan menggambar di kedua sisi tubuh yang dilakukan pada bidang tengah untuk menunjang kemampuan agar mudah mengetahui arah dan orientasi yang berhubungan dengan tubuh. a)
b) c) d) e) f) g)
Petunjuk mengajar: Mulai dengan membiarkan murid untuk bebas membuat “coretan” dengan kedua tangan bersama (seperti melukis dengan jari). Latihan dimulai dengan menggerakkan lengan secara leluasa, tengkuk dan mata rileks. Pentingkan prosesnya, bukan hasilnya. Hindari membuat penilaian positif dan negatif. Kepala dan mata ikut bergerak dengan santai. Berikan contoh gambar coretan ganda yang pernah dilakukan orang lain. Berikan dorongan untuk menciptakan percobaan baru lainnya. Coretan ganda dalam bentuk nyata, seperti lingkaran, segitiga, bintang, hati, pohon, atau wajah paling menyenangkan bila dilakukan secara spontan (Paul E. Dennison, 2008).
(Gambar 2.5 Double Doodles) BRAIN GYM | 13
4) Abjad 8 Mengaktifkan kedua belahan otak, menunjang koordinasi tangan dan mata, meningkatkan keterampilan motorik halus.
Gambar 5. Abjad 8
5) Gajah a) Pasang kuda-kuda dan lutut ditekuk sedikit, goyangkan pinggul. Letakkan telinga di atas bahu dengan tangan direntangkan ke depan. b) Bayangkan tangan menjadi belalai gajah, ikuti 8 tidur yang terletak agak jauh. c) Meningkatkan pendengaran, daya ingat, dan kemampuan bicara. d) Mengintegrasikan penglihatan, pendengaran, dan gerakan seluruh tubuh.
Gambar 6. Gajah
14 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
6) Putaran Leher a) Bahu dinaikkan. Tundukkan kepala ke depan dan putar dari satu sisi ke sisi lainnya. b) Bernapaslah dengan baik dan teratur, embuskan napas dan bayangkan ketegangan otot ikut terembus keluar badan. c) Meredakan ketegangan otot tengkuk dan leher, menenangkan sistem saraf pusat, memudahkan bicara dan belajar bahasa.
Gambar 7. Putaran Leher
7) Olengan Pinggul a) Tangan diletakkan di lantai di belakang badan. Kedua kaki diangkat sedikit sambil pinggul diputar beberapa kali ke kiri dan ke kanan, terakhir mengikuti bentuk 8 tidur. b) Menunjang koordinasi seluruh tubuh. Meningkatkan kemampuan memerhatikan dan memahami.
Gambar 8. Olengan Pinggul
BRAIN GYM | 15
8) Embusan Napas a) Letakkan tangan pada perut bagian bawah. b) Tarik napas melalui hidung, embuskan napas melalui mulut, bibir diruncingkan c) Napaslah dengan benar, yaitu panjang dan mendalam. d) Tarik napas tahan napas embuskan napas. e) Memperbaiki pasokan oksigen ke seluruh badan, terutama otak-meningkatkan energi. f) Memperbaiki kemampuan membaca dan berbicara.
Gambar 9. Embusan Napas
9) Gerakan Silang Berbaring a) Lakukan di lantai dengan alas pelindung. b) Posisi telentang, lutut, kepala diangkat, secara bergantian satu tangan menyentuh lutut sebelah. c) Anak yang lebih besar, menyilangkan tangan di belakang kepala dan coba menyentuh dengan siku, lutut kaki sebelah. Kaki bergerak seperti main bola. d) Mudah menerima pelajaran, menunjang kegiatan membaca, mendengar, menulis, dan berhitung.
16 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Gambar 10. Gerakan Silang Berbaring
10) Mengisi Energi a) Duduk di kursi secara santai. Letakkan lengan bawah dan tangan di meja, sejajar pundak dengan jari tangan sedikit ke dalam. b) Kemudian telungkup hingga dahi menyentuh meja. c) Tarik napas sambil rasakan udara naik di garis tengah ke atas seperti air mancur yang menegakkan punggung bagian atas, tengkuk, dan kepala. Pertahankan sebentar posisi ini di mana dada terbuka lebar dan pundak rileks. d) Selanjutnya embuskan napas, sambil dagu diturunkan seperti posisi semula. e) Menjaga otot punggung dan tulang belakang tetap lemas, fleksibel, dan rileks. f) Memperbaiki sikap tubuh, konsentrasi, dan perhatian.
BRAIN GYM | 17
Gambar 11. Mengisi Energi
11) Membayangkan “X” Memperkuat koordinasi seluruh tubuh, mudah berpikir, konsentrasi, dan komunikasi.
Gambar 12. Membayangkan “X”
b. Pemfokusan Terkait dimensi muka-belakang dengan melibatkan batang otak yang berhubungan dengan kemampuan konsentrasi, mengerti dan memahami. Gerakan meregangkan otot di tengkuk dan sepanjang kaki dapat melancarkan energi dari bagian belakang otak mengalir ke bagian depan di mana terdapat kemampuan mengungkapkan diri. Bila bagian ini tidak seimbang, maka otot tengkuk dan bahu tegang, kurang 18 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
semangat belajar, cepat bingung, sulit memahami, dan kurang mampu mengungkapkan diri. 1) Burung Hantu a) Pijat otot bahu kiri dengan tangan kanan. b) Gerakkan kepala perlahan menyeberangi garis tengah, ke kiri, ke kanan, dengan tinggi posisi dagu tetap. c) Keluarkan napas pada setiap putaran kepala, ke kiri, ke kanan dan kembali ke tengah. d) Ulangi untuk bahu kanan. e) Mengurangi ketegangan otot leher, menunjang konsentrasi dan daya ingat serta kemampuan bicara dan menghitung.
Gambar 13. Burung Hantu
2) Lambaian Tangan a) Luruskan satu tangan ke atas di samping telinga. b) Letakkan tangan kedua di bawah siku, lewat belakang kepala. c) Gerakkan tangan pertama ke arah luar, dalam, belakang dan depan sambil tangan kedua menahan dengan halus. d) Embuskan napas pada saat otot diaktifkan/tegang.
BRAIN GYM | 19
e) Melepaskan ketegangan di otot pundak, mengontrol gerakan motorik kasar dan halus, meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
Gambar 14. Lambaian Tangan
Mengaktifkan tangan merupakan gerakan isometrik untuk menolong diri sendiri yang memperpanjang otototot dada atas dan bahu. Kontrol otot untuk gerakangerakan motorik kasar dan motorik halus berasal dari area ini. Jika otot-otot ini memendek karena ketegangan maka gerakan-gerakan yang berhubungan dengan menulis dan menguasai alat akan terlambat. Petunjuk Mengajar: a) Murid diminta memerhatikan apakah tangannya tergantung lemas pada kedua sisi tubuhnya. b) Murid mengaktifkan bahu tangan, dan kepalanya tetap rileks. Kemudian dia membandingkan tangan, tingkat rileks, dan keluwesan kedua tangan, sebelum mengaktifkan tangan yang lain. c) Gerakan dilakukan pada empat posisi: menjauhi kepala, kedepan, ke belakang, dan ke arah telinga. 20 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
d) Murid bisa merasakan gerakan lengan sampai ke rongga dada. e) Pada saat melakukan gerakan mengaktifkan tangan murid mengembuskan napas dalam hitungan delapan atau lebih. f) Murid bisa merasakan meningkatnya relaksasi, koordinasi, dan vitalitas saat ketegangan tangan dilepaskan. g) Sesudah menyelesaikan gerakan, murid memutar atau menggerakkan bahu sambil merasakan relaksasinya. 3) Lambaian Kaki a) Duduk berpangku kaki. Kedua tangan masing-masing memegang ujung urat/tendon bag. Atas dan bawah betis (di bawah lutut dan di atas tumit). b) Panjangkan otot/carilah titik-titik tegang sambil melambaikan kaki. c) Embuskan napas pada saat kaki bergerak ke atas atau betis terasa tegang/ nyeri. d) Mengintegrasikan otak bagian muka dan belakang, melancarkan komunikasi.
Gambar 15. Lambaian Kaki
BRAIN GYM | 21
4) Pompa Betis a) Berdiri dengan menyandarkan kedua tangan di kursi. Rentangkan satu kaki ke belakang dengan tumit terangkat dan kaki satunya dengan lutut di bengkokkan ke depan. b) Kemudian sambil mengembuskan napas lakukan gerakan ke bawah dengan berat badan dipindahkan ke kaki belakang sampai tumit menekan lantai dan terasa tarikan pada betis. Tahan beberapa saat pada posisi ini. c) Selanjutnya tarik napas dan tumit diangkat seperti semula. d) Integrasi otak bagian muka dan belakang, lebih mampu mengungkapkan diri.
Gambar 16. Pompa Betis
5) Luncuran Gravitasi a) Duduk di kursi dan kaki dilonjorkan ke depan secara bersilang. b) Bungkukkan badan ke depan dan biarkan ke bawah. c) Rentangkan tangan ke depan, tundukkan kepala dan badan ke bawah mencium lutut sambil mengembuskan napas. Kemudian tarik napas pada saat menegakkan tubuh dengan posisi tangan sejajar dengan lantai. Ulangi ganti kaki. 22 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
d) Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi.
Gambar 17. Luncuran Gravitasi
6) Pasang Kuda-Kuda a) Bukalah kaki, arahkan kaki kanan ke kanan dan kaki kiri tetap lurus ke depan. b) Ambil napas dengan kepala lurus ke depan, tekuk lutut kanan dibarengi embusan napas sambil memalingkan kepala ke arah kanan. Ulangi untuk kaki kiri. c) Menunjang ingatan jangka pendek, tubuh terasa rileks, meningkatkan perhatian, dan konsentrasi.
Gambar 18. Pasang Kuda-Kuda
BRAIN GYM | 23
c. Pemusatan Terkait dimensi atas-bawah dengan melibatkan otak tengah yang berhubungan dengan kemampuan mengatur dan mengorganisasikan sesuatu. Gerakan tertentu dapat meningkatkan energi untuk menghubungkan bagian bawah otak (informasi emosional) dengan otak besar (berpikir abstrak). Bila bagian ini tidak seimbang maka orang akan mengalami kesulitan untuk konsentrasi, kurang percaya diri, penakut, mengabaikan perasaan dan sulit melakukan gerakan melompat. 1) Minum Air Bermanfaat untuk memperlancar pengaliran energi di otak dan seluruh badan.
Gambar 19. Minum Air
2) Saklar Otak a) Pijatlah dua titik/lekukan di bawah tulang selangka, tangan lainnya letakkan di daerah pusar. b) Variasikan dengan mata melirik ke kiri-kanan, atasbawah, jauh-dekat. c) Rangsangan titik ini meningkatkan peredaran darah ke otak
24 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Gambar 20. Saklar Otak
3) Tombol Bumi a) Letakkan dua jari tangan di tengah dagu dan tangan lainnya di daerah pusar menunjuk ke bawah. b) Ikuti gerakan mata dari bawah ke atas dalam satu garis. c) Meningkatkan otak untuk konsentrasi dan koordinasi.
Gambar 21. Tombol Bumi
4) Tombol Keseimbangan a) Sentuh di belakang telinga kanan dengan beberapa jari tangan kanan, tangan kiri letakkan di pusar dan (sebaliknya). b) Menjaga keseimbangan, meningkatkan konsentrasi/kepekaan terhadap tubuh, lebih siap menerima pelajaran.
BRAIN GYM | 25
Gambar 22. Tombol Keseimbangan
5) Tombol Angkasa a) Dua jari tangan di bawah hidung dan tangan lainnya di ujung tulang ekor. b) Tarik napas dan buang napas dengan baik. c) Mengurangi ketegangan dan rasa takut, menenangkan sistem saraf pusat.
Gambar 23. Tombol Angkasa
6) Menguap Berenergi a) Pijat otot di sekitar persendian rahang sambil membuka mulut. b) Menguaplah dengan bersuara untuk melemaskan otot. c) Merilekskan seluruh otot, meningkatkan penglihatan, kemampuan membaca dan bicara.
26 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Gambar 24. Menguap Berenergi
7) Pasang Telinga a) Daun telinga dipijit dan ditarik keluar dengan jari telunjuk dan jempol ke atas, ke samping, ke bawah. b) Mengaktifkan otak untuk mendengar, mengingat, dan bicara. c) Menjaga kebugaran fisik dan mental.
Gambar 25. Pasang Telinga
(Astuti & Prihastuti, n.d.). d. Penguatan 1) Gerakan Cross Crawl Gerakan Cross Crawl membantu meningkatkan integrasi antara otak kanan dan kiri. Gerakan ini juga mampu meningkatkan pengintegrasian antara lengan dan kaki kanan dan kiri. Gerakan ini dilakukan dengan cara berdiri tegak, kemudian melakukan gerakan menyilang antara BRAIN GYM | 27
lengan dan kaki. Lengan kanan digerakkan ke arah kiri dan kaki kiri ditekuk ke atas sehingga lutut kiri terangkat mendekati lengan kanan dan sebaliknya pada lengan kiri dan kaki kanan. Saat mengangkat kaki, disarankan untuk mengangkat setinggi sesuai kemampuan maksimal. Gerakan Cross Crawl sangat tepat dilakukan saat kita membutuhkan pasokan energi lebih, saat ingin meningkatkan koordinasi, saat diperlukan untuk memperbaiki kesadaran spasial atau orientasi ruang dan tempat (spatial awareness), sebelum berolahraga dan sebelum melakukan aktivitas yang membutuhkan ketajaman visual, pendengaran, dan integrasi kinestetik. Pada anak-anak, gerakan ini juga sangat baik dilakukan untuk merangsang peningkatan kemampuan koordiansi kanan-kiri, sebelum melakukan kegiatan baca-tulis, dan saat sebelum aktivitas olahraga (Wagner, 2009).
Gambar 26. Gerakan Cross Crawl
28 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
2) Gerakan Positive Points a) Duduk, berbaring atau berdiri. Silangkan kaki kiri di atas kaki kanan di mata kaki. b) Julurkan tangan bersilangan ke depan dengan posisi jempol ke bawah, telapak tangan berhadapan dan jari saling menggenggam. c) Tarik tangan ke depan dada. Tutup mata, bernapas dalam dan teratur sambil rileks. (Astuti & Prihastuti, n.d.). d) Pada anak-anak yang takut melakukan dengan memejamkan mata, mereka dapat pula melakukan gerakan ini dengan tetap membuka mata (Wagner, 2009). e) Saat menarik napas melalui hidung, tempelkan lidah di langit-langit mulut, pada waktu membuang napas melalui mulut, lidah dilepaskan. f) Setelah itu kembalikan kaki pada posisi biasa dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus sambil bernapas dalam.
Gambar 27. Gerakan Possitive Points
(Astuti & Prihastuti, n.d.). BRAIN GYM | 29
DEFINISI PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses permatangan (Adriana, 2011). Whaley dan Wong mengemukakan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, di antaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran. Proses pematangan berhubungan dengan peningkatan kematangan dan adaptasi. Proses tersebut terjadi secara terus-menerus dan saling berhubungan serta ada keterkaitan antara satu komponen dan komponen lain. Jadi, jika tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin matang (Supartini, 2004). 30 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Marlow (1988) dalam (Supartini, 2004). Mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus-menerus. Jadi perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu (Supartini, 2004). Keterampilan motorik halus ini melibatkan gerakan tangan yang diatur secara halus seperti menggenggam mainan, mengancingkan baju, menulis, atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan tangan (Soetjiningsih, 2012). Perkembangan motorik halus melibatkan gerakan tangan yang diatur secara halus, menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus (Santrock, 2007). Ada dua istilah dalam perkembangan motorik, yaitu yang disebut dengan gerak (movement) & motorik (motor). Motorik (motor) merujuk pada faktor biologis dan mekanis yang memengaruhi gerak (movement)… (Gellahue, 1997). Sedangkan gerak (movement) merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati. Maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam posisi tubuh. Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks. Perubahan ini terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan motorik mencakup dua klasifikasi, yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan BRAIN GYM | 31
motorik halus. Meggitt (2002) mengungkapkan istilah perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan fisik, di mana perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri. Sementara Dodge (2002) berpendapat bahwa pencapaian kemampuan motorik kasar dan motorik halus pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari pengembangan fisik anak. Perkembangan motorik anak akan melalui tiga proses, yaitu: pertama, perkembangan dari otot kasar menuju otot kecil, kemudian pertumbuhan dari kepala ke jari kaki (cephalocaudal) serta perkembangan dari sumbu tubuh menuju ke luar (proximoditssal). Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan manipulasi kasar (gross manipulative skill) dan kemampuan manipulasi halus (fine manipulative skill) yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara tepat (Carolyn Meggit, 1999). Frankenberg dalam Adriana (2011), melalui DDST (Denver Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita: 1) Personal Social (Kepribadian atau Tingkah Laku Sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 2) Fine Motor Adoptive (Gerakan Motorik Halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan 32 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 3) Language (Bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. 4) Gross Motor (Perkembangan Motorik Kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 1. PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga, dan sebagainya. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan keterampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, dan mengangkat leher adalah bagian dari aktivitas motorik kasar. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun pertama usia anak. Ada tiga jenis gerakan pada motorik kasar yang dapat dilakukan oleh anak. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat usianya. Berikut akan dijelaskan ketiga jenis kegiatan ini:
BRAIN GYM | 33
1. Kemampuan Lokomotor Perlu dikembangkan dengan tujuan membantu anak mengembangkan kemampuan menggunakan otot-otot besar untuk berpindah (menggunakan semua anggota tubuh) secara horizontal dan proyeksi tubuh. Gerakan lokomotor dapat ditunjukkan melalui kegiatan seperti melompat, meloncat, berlari cepat, berjingkrak, dan meluncur. 2. Kemampuan Non-lokomotor Kemampuan menggerakkan bagian atau anggota-anggota tubuh seperti kepala, bahu, tangan, pinggang, kaki tanpa melakukan perpindahan. Kegiatan ini dapat berupa gerakan mendorong, menarik, mengayun, meliuk, memutar, peregangan, mengangkat, membungkuk, angkat satu kaki, dst. 3. Kemampuan Manipulatif Kemampuan ini merupakan kemampuan anak menggunakan benda, alat atau media dalam bergerak. Alat atau media ini dapat diperlakukan dengan cara dilempar, diayun, diangkat, ditarik, digulirkan, dihentakkan, atau dengan cara lainnya sehingga dapat mendukung kemampuan gerak yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai.
a. Tahap Perkembangan Motorik Kasar Tahapan perkembangan motorik paada anak usia dini: 1. Imitation (Peniruan) Keterampilan seseorang menirukan sesuatu yang dilihat, didengar, dan dialaminya. Tahap imitasi terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, di mana anak mulai
34 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
memberi respons serupa dengan apa yang diamatinya. Contoh: menirukan gerakan tari, berjalan atau melompat. 2. Manipulation (Menggunakan Konsep) Keterampilan untuk menggunakan konsep dan melakukan kegiatan. Tahap manipulasi menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Contoh: memasukkan bola ke keranjang, melakukan smash, atau melakukan gerakan senam yang didemonstrasikan. 3. Presition (Ketelitian) Berhubungan dengan kegiatan secara teliti dan benar. Aktivitas di tahap ini membutuhkan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Contoh: berjalan di atas papan titian. 4. Articulation (Perangkaian) Keterampilan motorik untuk mengaitkan bermacammacam gerakan yang berkesinambungan. Aktivitas dalam tahap ini menekankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh: mendrible dan lay up, menggiring dan mengoper bola. 5. Naturalisation (Kewajaran) Gerakan yang dilakukan dengan dihayati dan wajar. Menurut tingkah laku yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energi baik fisik maupun psikis. Gerakan biasanya dilakukan secara rutin sehingga BRAIN GYM | 35
telah menunjukan keluwesan. Contoh: bermain bola, berenang, bersepeda. Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakkan dasar pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, di samping aspek kognitif sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan anak menjadi pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, maupun sosialnya. Untuk itu dilakukan upaya yang salah satunya adalah dengan dimasukkannya program pendidikan keterampilan ke dalam kurikulum dan pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolahsekolah. Anak-anak prasekolah membuat kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar (gross motor skill), seperti berlari, melompat, yang melibatkan penggunaan otot besar. Perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang dan otot mereka semakin kuat, dan kapasitas paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik (Papalia, Old, dan Feldman, 2008: 315). Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari ke sana-kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil risiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap 36 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil risiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu objek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock, 1995: 225). Terlihat bahwa pengembangan motorik kasar untuk anak usia prasekolah (2-6 tahun) lebih kepada melatih gerak dan koordinasi mereka di mana standar kompetensi dan kompetensi dasarnya dimuat dalam kemampuan motorik pada kurikulum. Kegiatan pun banyak dilakukan melalui aktivitas bermain, sama halnya dengan pengembangan kemampuan motorik yang dilakukan di tingkat SD kelas awal. Perbedaannya adalah pada tingkat SD, unsur knowledge sudah mulai dikenalkan kepada anak. Sehingga di tengah dan akhir kegiatan pembelajaran ada serangkaian evaluasi yang tidak hanya mengukur kemampuan praktikal motorik anak melainkan juga ada pengukuran kemampuan pengetahuan mereka terkait dengan beberapa hal dalam pelajaran pendidikan jasmani itu sendiri. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi, berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai
BRAIN GYM | 37
anak sangat berguna bagi kehidupannya kelak, seperti, merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang.
b. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Kasar 1. Untuk kesimbangan tubuh anak. 2. Melenturkan otot-otot anak. 3. Mengembangkan kecerdasan anak karena dapat merangsang otak melalui gerakan aliran atau peredaran darah yang lancar yang dapat mengalirkan oksigen ke otak sehingga saraf-saraf otak dapat berkembang. 4. Untuk kelincahan gerakan anak. 5. Sebagai alat untuk menunjang perkembangan. 6. Meningkatkan kemampuan mengelola, mengontol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh. c. Perkembangan Motorik Kasar Anak TK Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh tubuh, kemudian metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik kasar yang perlu dikembangkan anak seperti anak dapat belajar menangkap bola, menendang, meloncat, dan lain sebagainya. Pada usia 3-4 tahun perkembangan motorik kasar anak, seperti, menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan, berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik, melompat sejauh 1 meter menggunakan bahu dan siku pada saat 38 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
melempar bola hingga 3 meter, melompat dengan satu kaki, dan lain-lain. Sedangkan perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun seperti berlari dan langsung menendang bola, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan satu tangan, berjalan pada garis yang sudah ditentukan, berjinjit dengan tangan dan pinggul, mengayuhkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan
d. Prinsip Perkembangan Motorik Kasar Anak TK 1. Anak usia TK sudah memiliki kemampuan melihat dengan fokus yang benar, sehingga guru dapat memberikan aktivitas melempar bola, ia telah memiliki kemampuan melihat bola dilempar ke arahnya dan ditangkap oleh tangan, guru dapat menciptakan aneka aktivitas dengan menggunakan karakteristik ini. 2. Anak usia TK telah dapat melakukan serangkaian gerakan secara berkelanjutan misalnya gerakan menangkap, melempar, menendang. 3. Guru perlu memberikan relaksasi pada anak setelah mereka beraktivitas atau melakukan suatu gerakan. 4. Gerakan oposisi, gerakan ini perlu diperkenalkan pada anak, gerakan oposisi adalah gerakan seperti berjalan atau berlari dimana posisi tangan kanan diayunkan ke depan dikoordinasikan dengan langkah kaki kanan ke depan. Koordinasi ini dapat dilatihkan kepada anak dalam kegiatan baris berbaris. BRAIN GYM | 39
5. Pemindahan beban, gerakan pemindahan pada anak dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada mereka gerakan memanjat pohon. Pemindahan beban dengan satu kaki dapat mengajarkan keseimbangan dan merasakan pemindahan beban pada tubuh mereka. 6. Tenaga sebagai guru TK memberikan aktivitas kepada anak TK sebagai contoh menendang bola atau menahan beban. e. Karakteristik Perkembangan Motorik Kasar Anak TK 1. Gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian-bagian tubuh anak terutama otot-otot besar, misalnya berlari, melompat, melempar, menangkap, dan lain-lain. 2. Pertumbuhan relatif stabil, anggota badan terus tumbuh dengan cepat dalam proporsi yang seimbang, keseimbangan perkembangan jadi lebih baik. 3. Gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak karena seluruh anggota tubuh ikut bergerak. 2. PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Motor halus merupakan aktivitas keterampilan yang melibatkan gerakan otot-otot kecil. Menggambar, meronce 40 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
manik-manik, menulis dan makan adalah contoh beberapa gerakan motorik halus. Kemampuan motor halus ini berkembang setelah kemampuan motorik kasar si kecil berkembang optimal. Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Anak pada usia 4 tahun, motorik halusnya sudah berkembang hampir sempurna. Walau demikian, terkadang, mereka masih bisa melakukan kesalahan jika menggunakan motorik halusnya, dan masih mengalami kesulitan melakukan sesuatu, dalam kapasitasnya sedang menggunakan motorik halus. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar. Pada usia 5-6 tahun, banyak anak yang sudah sempurna motorik halusnya, karena bisa dilihat dalam kegiatan menggambar ataupun menulis. Dimana anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan. Motorik halus merupakan koordinasi BRAIN GYM | 41
antara jari-jemari, telapak tangan dan kaki serta mata. Umumnya orang tua lebih memerhatikan perkembangan motorik kasar ketimbang motorik halus. Padahal, sama pentingnya. Bahkan lebih bermakna karena mengarah pada inteligensi anak. Dari sini nantinya akan terlihat kemampuan anak menulis. Anak selagi di play group atau TK belum bisa memegang pensil dengan benar, ternyata di usia sekolah kemampuan menulisnya kurang baik.
42 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN FISIOLOGIS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman, dan latihan atau praktik. Kematangan saraf pada waktu anak dilahirkan hanya memiliki otak seberat 2,5% dari berat otak orang dewasa. Saraf-saraf yang ada di pusat susunan saraf belum berkembang dan berfungsi sesuai perkembangannya. Sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak, saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik mengalami proses neurogical maturation. Pada anak usia 5 tahun saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan menstimulasi berbagai kegiata motorik yang dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, dan BRAIN GYM | 43
berlutut, berkembang lebih cepat apabila dibandingkan dengan otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, di antaranya menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang gunting atau memegang pensil. Pada waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut berkembang dengan pesat, seperti mengisi gelas dengan air, menggambar, mewarnai dengan tidak keluar garis. Di usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti berlari sambil melompat dan mengendarai sepeda. Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan fisik/motorik anak apabila bermasalah perlu dilakukan terapi. Apabila masalahnya berhubungan dengan motorik kasar, anak akan menjalani fisioterapi. Sedangkan jika masalahnya pada motorik halus, ia akan menjalani terapi 44 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
okupasi. Untuk keterlambatan bahasa, tentu anak akan menjalani terapi wicara, dan sebagainya. Anak usia 4 tahun 1) Membangun menara setinggi 11 kotak. 2) Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dan dapat dikenali oleh orang lain. 3) Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari. 4) Menjiplak gambar kotak. 5) Menulis beberapa huruf. Anak usia 5 tahun 1) Menulis nama depan; membangun menara setinggi 12 kotak; mewarnai dengan garis-garis. 2) Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari. 3) Menggambar orang beserta rambut hidung. 4) Menjiplak persegi panjang dan segitiga. 5) Memotong bentuk-bentuk sederhana (News, 2013). a. Penilaian Perkembangan Motorik Halus 1) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal, atau penyimpangan. a) Jadwal Pelaksanaan Skrining Secara rutin dilakukan pada anak umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining terdekat BRAIN GYM | 45
untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi umur tujuh bulan, maka ibu diminta datang kembali pada umur sembilan bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining, maka pemeriksaan menggunkan KPSP untuk umur yang terdekat pada umur yang lebih mudah, skrining menggunakan KPSP dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD yang telah terlatih. b) Alat/Instrumen yang Digunakan Alat/instrumen yang digunakan pada skrining KPSP adalah sebagai berikut: 1. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0-72 bulan. 2. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak enam buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit kecil ukuran 0,5-1 cm. c) Cara Penggunaan KPSP 1. Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir. Bila umur anak (dalam hitungan bulan) lebihnya 16 hari, maka dibulatkan menjadi 1 bulan. Misalnya, umur anak 6 bulan 16 hari, maka dibulatkan menjadi 7 bulan. Jika umur 46 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
anak 6 bulan 15 hari maka umur anak tetap dihitung 6 bulan. 2. Setelah menentukan umur anak, pilihlah KPSP yang sesuai dengan umur anak. 3. KPSP terdiri atas dua macam pertanyaan sebagai berikut: a. Pertanyaan dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?” b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Misalnya, “Pada posisi anak terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke arah posisi duduk!” 4. Jelaskan kepada orang tua agar tidak takut atau ragu-ragu untuk menjawab. Oleh karena itu pastikan orang tua/pengasuh anak mengerti dengan apa yang ditanyakan kepadanya. 5. Ajukan pertanyaan secara beruruta dan satu per satu. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban, yaitu ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. 6. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah orang tua/pengasuh anak menjawab pertanyaan sebelumnya. 7. Terakhir, teliti kembali apakah semua pertanyaan dalam KPSP telah terjawab.
BRAIN GYM | 47
d) Interpretasi Hasil KPSP 1. Hitung berapa jumlah jawaban ya. a) Jawaban “ya” bila orang tua/pengasuh anak menjawab anak bisa, pernah, sering atau kadang-kadang melakukannya. b) Jawban “tidak” bila orang tua/pengasuh anak menjawab belum pernah, tidak melakukan, atau orang tua/pengasuh anak tidak tahu. 2. Jumlah jawaban “ya” = 9 atau 10, berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S). 3. Jumlah jawaban “ya” = 7 atau 8, berarti perkembangan anak meragukan (M). 4. Jumlah jawaban “ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). 5. Untuk jawaban “tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa). 2) Denver Development Screening Test (DDST) Denver development screening test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun. Nama Denver diambil dari University of Colorado Medical Center di Denver. Di mana uji skrining ini dibuat. DDST mengalami beberapa kali revisi dalam perkembangannya. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (Revised Denver Development Screening Test). 48 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Perbedaan Denver II dengan skrining terdahulu terletak pada item-item tes, bentuk, interpretasi, dan rujukan. a) Manfaat Denver Developmet Screening Test (DDST) Manfaat DDST bergantung pada umur anak. Pada bayi, tes ini dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis seperti serebral palsi. Pada anak, tes ini dapat membantu meringankan masalah akademik dan sosial. 1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya. 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat. 3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan. 4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan. b) Isi DDST Denver II terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan umur anak 0-6 tahun dan terbagi dalam 4 sektor, yaitu sebagai berikut: 1. Kepribadian/Tingkah Laku Sosial (Personal Social) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosilalisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Gerakan Motor Halus (Fine Motor Adaptive) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu serta melakukan gerakan BRAIN GYM | 49
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. 3. Bahasa (Language) Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. 4. Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor) Aspek yang berhubungan dengan perkembangan pergerakan dan sikap tubuh (Adriana, 2011). c) Penilaian Item Test DDST Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 yaitu, “Tak dapat diuji”, ”Suspek” dan “Normal”. 1. Tidak dapat diuji. Interpretasi TIDAK DAPAT DIUJI diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “Terlambat” (1T) dan atau dua atau lebih “Peringatan” (2P). Ingat, dalam hal ini, T dan P harus disebabkan oleh penolakan (M), bukan oleh kegagalan (G). Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang. 2. Suspek. Interpretasi SUSPEK diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “Terlambat” (1T) dan atau dua atau lebih “Peringatan” (2P). Ingat, dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh kegagalan (G), bukan penolakan (M). Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1-2 mimggu mendatang untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan. 50 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
3. Normal. Interpretasi NORMAL diberikan jika tidak ada skor “Terlambat” (0T) dan atau maksimal 1 “Peringatan” (1P). Jika ini didapat, lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan berikutnya (Adriana, 2011).
3. PRINSIP PERKEMBANGAN
1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua. 2) Semua aspek perkembangan saling memengaruhi Setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, inteligensi, maupun sosial atau sama lainnya saling memengaruhi terhadap hubungan atau kolerasi yang positif di antara aspek tersebut. 3) Perkembangan itu mengikuti pola arah atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembanag dari tahap sebelumnya yang merupakan prasarat bagi perkembangan selanjutnya. 4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat ada yang lambat). BRAIN GYM | 51
5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: a. Sampai usia 2 tahun anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara. b. Pada usia 3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain). 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fasefase perkembangan: bayi, kanak-kanak, amak, remaja, dewasa, dan masa tua (Mylsidayu, 2011). a. Fase-Fase Perkembangan Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentan perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu, di bawah ini ada beberapa pendapat para ahli; Wong (2000) mengemukakan perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, dan masa kanak-kanak akhir. Berikut ini akan diuraikan setiap periode perkembangan anak: 1) Periode Prenatal Periode ini terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal. Fase germinal, yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih usia kehamilan 2 minggu. Fase embrio, mulai dari usia kehamilan 2 minggu sampai 8 minggu dan periode 52 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
fetal mulai dari 8 minggu sampai 40 minggu atau kelahiran. Pada periode ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan sistem organ otak. Selain itu, adanya hubungan antara kondsi ibu dan fetus yang member dampak pada pertumbuhannya. 2) Periode Bayi Periode ini terbagi atas neonates dan bayi. Neonates adalah sejak lahir (0 hari) sampai 28 hari. Dari 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk periode bayi. Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik, dan sosial dan pembentukan rasa percaya pada diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan stimulus sensoris-motor mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih bergantung secara total pada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama. 3) Periode Kanak-Kanak Awal Periode ini terdiri atas usia anak 1 sampai 3 tahun yang disebut dengan toddler dan prasekolah, yaitu antara 3 sampai 6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih dan anak menunjukkan kemampuan kreativitas lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu, dan eksplorasi terhadap benda yang ada di sekelilingnya. Dengan demikian, bahaya atau risiko terjadi kecelakaan harus diwaspadai pada periode BRAIN GYM | 53
toddler. Orang tua perlu mendapatkan bimbingan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bahaya atau ancaman kecelakaan tersebut. Kemampuan interaksi soaila lebih luas terutama pada anak prasekolah dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia sekolah, dan perkembangan konsep diri telah dimulai pada periode ini. Pada usia prasekolah, perkembangan fisik lebih lambat dan relatif menetap. Sistem tubuh harusnya sudah matang dan sudah terlatih dengan toilet trainning. Keterampilan motorik, seperti berjalan, berlari, melompat, menjadi semakin luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna. 4) Periode Kanak-Kanak Pertengahan Periode ini dimulai pada usia 6 tahun samapai 11 tahun atau 12 tahun, dengan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan, dan perkembangan motorik lebih sempurna. Untuk hal ini, anak membutuhkan aktivitas yang regular kurang lebih 4 sampai 5 jam per-hari. Periode ini dikenal sebagai fase usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga, terutama sekolah. 5) Periode Kanak-Kanak Akhir Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki usia remaja, pada usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak perempuan mulai memasuki fase pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki 12 tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan berkembangnya organ reproduksi dan pencapaian 54 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
identitas sebagai seorang remaja yang akan meninggalkan masa kanak-kanak dan memasuki perkembangan sebagai orang dewasa, terutama pada fase remaja akhir. Perkembangan Psikoseksual (Freud): 1) Fase Oral (0 sampai 11 bulan) Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral seperti mengisap, menggigit, mengunyah, dan mengucap. 2) Fase Anal (1 sampai 3 tahun) Selama fase kedua, yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga, kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak, yaitu selama perkembangan otot sfringter. Anak senang menahan feces, bahkan bermainmain dengan feces sesuai dengan keinginannya. 3) Fase Falik (3 sampai 6 tahun) Fase ini, genital menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan laik-laki dengan mengetahui adanya perbedaan alat kelamin. 4) Fase Laten (6 sampai 12 tahun) Selama periode laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya. 5) Fase Genital (12 sampai 18 tahun) Tahapan akhir masa perkembangan menurut Freud adalah tahapan genital ketika anak mulai masuk fase BRAIN GYM | 55
pubertas, yaitu dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan reproduksi hormon seks. Perkembangan Kognitif (Piaget): 1) Tahap Sensoris-Motorik (0 sampai 2 tahun) Mengisap (sucking) adalah ciri utama pada perilaku bayi dan perkembangan sekalipun tidak sedang menyusu. Pada tahap ini, anak mengembangkan aktivitasnya dengan menunjukkan perilaku sederhana yang dilakukan berulang-ulang untuk meniru perilaku tertentu dari lingkungannya. Jadi, perkembangan intelektual dipelajari melalui sensasi dan pergerakan. 2) Praoperasional (2 sampai 7 tahun) Karakteristik utama perkembangan intelektual pada tahapan pra-operasional didasari oleh sifat egosentris. Ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri di tempat orang lain. Pemikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dengan pengalaman lainnya. Pada anak usia 2 sampai 3 tahun, anak berada di antara sensoris dan motor dan praoperasional, yaitu anak mulai mengembangkan sebab akibat, trial and error, dan menginterpretasi benda atau kejadian. 3) Concrete Operational (7 sampai 11 tahun) Pada usia ini pemikiran meningkat atau bertambah logis dan koheren. Anak mampu mengklasifikasi benda dan perintah dan menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya. 4) Formal Operation (11 sampai 15 tahun) 56 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Tahapan ini ditunjukkan dengan karakteristik kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan kemampuan fleksibel terhadap lingkungannya. Pola berpikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan masalah (Supartini, 2004). b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Pola perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak terlalu sama karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan adalah sebagai berikut: 1) Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital 2) Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti aminopterin atau thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskizis 3) Endokrin Diabetes militus dapat menyebabkan makrosomia, cardiomegali, dan hyperplasia adrenal. 4) Sosio ekonomi Kemiskinan seklalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut, menghambat pertumbuhan anak. BRAIN GYM | 57
5) Lingkungan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat memengaruhi pertumbuhan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang tua. 6) Nutrisi Telah disebutkan bahwa untuk pertumbuhan dan perkembangan, anak membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahap usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa prenatal. Usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya kurang adekuatnya asupan gizi tersebut. Penyebab status nutrisi kurang pada anak: a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif. b) Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat. c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi. d) Stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau yang tidak adekuat. 7) Iklim dan Cuaca Iklim tertentu dapat memengaruhi status kesehatan anak, seperti pada musim penghujan yang dapat 58 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
menimbulkan bahaya banjir pada daerah tertentu, akan menyebabkan sulitnya transportasi sehingga sulit mendapatkan bahan makanan, bahkan timbul berbagai penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit, yang dapat mengancam semua orang termasuk bayi dan anak-anak. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap penyakit menular, apabila daya tahan tubuh sedang menurun yang juga akibat tidak adekuatnya status nutrisi, mereka akan dengan mudah terjangkit penyakit menular tersebut. Pada beberapa tempat yang edemis untuk terjadi wabah demam berdarah, terjadinya perubahan cuaca akan berakibat atas meningkatnya angka kejadian penyakit seperti diare akan meningkat. Oleh karena itu, masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi kejadian tersebut dan melakukan tindakan pencegahan. Status kesehatan anak tentunya akan berdampak pada proses pertumbuhan dan perkembangan. 8) Olahraga/Latihan Fisik Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik maupun perkembangan psikososial anak. Secara fisik, manfaat olahraga atau latihan yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu, olahraga akan meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Pada saat olahraga, anak juga akan berinteraksi dengan teman sepermainan dan mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan bersama, misalnya sepak bola yang dilakukan oleh kelompok BRAIN GYM | 59
anak sekolah. Aktivitas fisik dari sepak bola akan membantu pertumbuhan sel, selain itu kepada anak juga ditanamkan aturan permainan yang harus diikuti bersama dan interaksi sosial yang dijalankan membantu mereka memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama teman. 9) Posisi Anak dalam Keluarga Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu akan memengaruhi bagaimana pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara dan beraktivitas kecuali kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kemampuan intelektual anak tunggal akan dapat lebih cepat berkembang dan mengembangkan harga diri yang positif karena secara terus-menerus berinteraksi dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan mendapatkan stimulasi secara psikososial. Anak pertama biasanya mendapat perhatian penuh karena belum ada saudara yang lain. Segala kebutuhan dipenuhi, tetapi di lain pihak biasanya orang tua dengan anak pertama belum memiliki banyak pengalaman dalam mengasuh anak dan cenderung terlalu melindungi sehingga seringkali anak tumbuh menjadi anak yang perfeksionis dan cenderung pencemas. Anak tengah berada di antara anak tertua dan anak bungsu. Orang tua biasanya sudah lebih percaya diri dalam merawat anak, bahkan cenderung agak kurang peduli. Anak punya kesempatan belajar berkomunikasi dan lebih mampu beradaptasi di antara anak terbesar 60 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
dan anak terkecil. Hal tersebut sering kali membuat anak lebih mandiri, tetapi biasanya kurang maksimal dalam pencapaian prestasi dibanding anak pertama. Sesuai dengan posisinya, anak terkecil adalah yang termuda usianya dalam keluarga dan biasanya mendapat perhatian penuh dari semua anggota keluarga sehingga membuat anak mempunyai kepribadian yang hangat, ramah, dan penuh perhatian pada orang lain. Walaupun demikian, semua uraian di atas hanyalah satu tinjauan dari lingkungan anak 10) Kecerdasan Kecerdasan dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun stimulus ysng diberikan lingkungan demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang. 11) Pengaruh Hormonal Ada tiga hormon utama yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu somatrotopik, hormon tyroid, dan hormon gonadotropin. Hormon somatotropik (growth hormone) terutama digunakan selama masa kanak-kanak yang memengaruhi pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Apabila kelebihan, hal ini akan menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar, dan apabila kekurangan, menyebabkan BRAIN GYM | 61
dwarfism atau kerdil. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan hormon gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosterone, dan ovarium untuk memproduksi estrogen. Selanjutnya, testosterone akan menstimulasi perkembangan karakterisitik seks sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan spermatozoa, sedangkan estrogen akan menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder anak perempuan, yaitu menghasilkan ovum. 12) Pengaruh Emosi Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Anak belajar dari orang tua untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan demikian. Apabila orang tua memberi contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat anak rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk menirukan perilaku orang tua tersebut. Anak belajar mengekpresikan perasaan dan emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku emosional seperti di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian diperoleh anak melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena apabila orang tua senang membentak, anak akan belajar untuk berbicara kasar pada orang lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel, anak akan 62 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah model peran bagi anak (Supartini, 2004). Menurut Subagyo (2010) dalam Sidiarto (2013) tingkat pendidikan ibu juga memengaruhi perkembangan, tingkat pendidikan ibu yang kurang memadai memungkinkan pemahaman tentang stimulasi kurang efektif, sebaliknya tingkat pendidikan yang relatif tinggi, kemungkinan banyak memperoleh pengalaman tentang perawatan anak yang diperoleh dari referensi dan hasil pendidikan. Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan BRAIN GYM | 63
tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batubatu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktivitas olahraga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olahraga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan dimana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan berhenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997). Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan 64 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulasinya. Menurut dr. Karel A. L. Staa, M.D olahraga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya. Selain berbagai kegiatan stimulasi, hal lain yang memengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyaki (conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak BRAIN GYM | 65
dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek esensial dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan kurang gizi. Dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak untuk melakukan suatu aktivitas motorik. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat. Tengkurap, merangkak, dan berjalan menurunkan ketergantungan atau kontak yang terus-menerus dengan pengasuhnya. Keadaan ini berpengaruh nyata terhadap mekanisme self-regulatory, sehingga anak menjadi lebih bersosialisasi dan ramah dengan lingkungannya. Sebaliknya, bila terjadi keterlambatan dalam locomotion dan perkembangan motorik akan merusak akses terhadap sumber-sumber eksternal yang 66 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
berpengaruh kurang baik terhadap regulasi emosional, sehingga akan mengakibatkan terhambatnya perkembangan kecerdasan anak.
4. BRAIN GYM DAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR DAN HALUS Latihan gerakan motorik kasar merupakan dasar untuk pengendalian motorik halus (Paul E. Dennison, 2008). Perkembangan motorik kasar dan halus sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. (Sudiarto, 2012). Perkembangan motorik anak menurut departemen pendidikan nasional (2010) yaitu pada usia 4 tahun kemampuan motorik anak mulai mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat. Walaupun demikian pada usia ini anak masih mengalami kesulitan dalam menggunakan koordinasi gerakan motorik (Santika, 2013). Gerakan-gerakan yang ada di dalamnya dibuat untuk merangsang otak. Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan aktivitas sehari-hari. Senam otak terkait dengan ilmu gerak tubuh, yaitu gerakan tubuh yang disatukan dan dipadukan, sehingga dapat membantu mengoptimalkan fungsi dari otak. Senam otak akan memfasilitasi agar bagian otak kanan dan otak kiri dapat bekerja secara seimbang. Dimensi lateralis, yang mendapat rangsangan adalah otak kiri dan kanan, sedangkan dalam dimensi pemfokusan, gerakan senam otak BRAIN GYM | 67
pun berupaya meringankan atau merileksasi otak belakang dan bagian otak depan. Dimensi pemusatan, gerakan senam otak juga merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (sistem limbik) dan otak besar. Gerakan senam otak pada cerebrum dapat menstimulasi fungsi cerebrum. Aplikasi gerakan senam otak pada cerebellum terdiri dari gerakan keseimbangan, koordinasi gerak otot, keterampilan motorik halus (Saichudin dkk, 2009). Hasil penelitian (Diana, s, Mafticha, E, Adiesty, F, 2016) Brain Gym dilakukan disekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai yang dibimbing oleh guru TK. Dilakukan secara rutin dan disiplin oleh murid dan guru setiap pagi. Pada saat workshop orang tua juga diajari oleh instruktur sehingga di rumah anak juga dibimbing oleh orang tua. Di sekolah Brain Gym dilakukan di ruang yang nyaman dan tenang sehingga anak bisa fokus. Setiap pembimbing mendampingi 20 anak Untuk melakukan gerakan Brain Gym. Penelitian (Diana, dkk, 2016) sama dengan penjelasan (Paul Dennison, 2012) bahwa senam otak dapat meningkatkan koordinasi motorik halus. Dengan pemberian stimulasi Brain Gym kepada anak, akan melatih koordinasi mata dan tangan sehingga semakin sering anak berlatih semakin mudah pula anak melakukannnya, bisa karena biasa melakukan stimulasi tersebut. Dengan latihan yang rutin anak akan lebih memahami masalah yang diberikan sehingga lama-kelamaan dapat memecahkan masalah dan melatih kebiasaan motorik halusnya, apabila anak dilatih atau diberi stimulasi yang membosankan akan membuat anak cepat jenuh sehingga sering tidak menghiraukan pendidik (Aprilia, 2009). 68 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Para murid melakukan kreativitas, bermain, dan inovasi. Coretan ganda membantu pengembangan keterampilan kerjasama kedua mata, koordinasi mata-tangan, dominasi tangan, pemusatan pengelihatan ke suatu titik yang dekat, dan kegunaan bidang pengelihatan tengah. Selain memelihara otak secara fungsional, senam otak juga sangat menyenangkan seperti halnya bermain, murid akan bersemangat dalam mengikuti setiap gerakannya karena memang membutuhkan konsentrasi (Afrilia, 2013). Selain menyenangkan gerakan senam otak juga sederhana sehingga dapat dilakukan kapan saja, proses senam otak juga tidak membutuhkan bahan dan peralatan yang sulit. Selain itu senam otak juga menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berpikir pada saat yang bersamaan, serta menjaga kelenturan maupun keseimbangan tubuh, salah satunya tangan dan jari-jemari. Dengan pemberian senam otak secara teratur akan memberikan stimulasi terhadap otak sehingga meningkatkan koordinasi mata dan tangan yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak (Eliasa, 2007). Perkembangan kecerdasan pada usia prasekolah/PAUD mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan semua dimensi otak adalah senam otak (Depdiknas, 2004). Gerakan-gerakan yang ada di dalamnya dibuat untuk merangsang otak. Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan aktivitas sehari-hari. Senam otak terkait dengan ilmu gerak tubuh, yaitu gerakan tubuh yang disatukan dan dipadukan, sehingga dapat membantu mengoptimalkan fungsi dari otak. BRAIN GYM | 69
PRESTASI
1. PENGERTIAN PRESTASI
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkret yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
70 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears, dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut: a. Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. b. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. c. Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktik. Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku BRAIN GYM | 71
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan, dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. 72 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005:8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah BRAIN GYM | 73
diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Siswa harus mengalami proses pembelajaran untuk mencapai suatu prestasi belajar. Siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara, 2009:11). Menurut Hetika (2008:23), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Harjati (2008:43), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil. 74 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Poerwadarminta (1987:322) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Pernyataan ini diperjelas oleh Arijo (1994:22) yang menyatakan bahwa prestasi adalah hasil usaha yang dicapai seseorang melalui perbuatan belajar yang memperoleh hasil dalam bentuk tingkah laku nyata dan baru. Hasan (1994:84) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Hal ini bermakna bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu pada lingkungannya sehingga memperoleh pengalaman. Jadi jelaslah bahwa prestasi belajar dapat dikatakan sebagai ukuran kemampuan yang didapat, dicapai atau ditampilkan seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam belajar. Oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa yang disebut dengan prestasi adalah kemampuan yang diperoleh dengan nilai yang tinggi. Sedangkan nilai yang sedang bahkan rendah belumlah disebut sebagai prestasi, walaupun sebenarnya tingkatan sedang atau rendah/kurang adalah gambaran dari kemampuan atau prestasi yang dicapai seseorang. Karena kemampuan seseorang jalas tidak ada yang sama tentunya prestasinya pun juga tidak sama. Kemampuan-kamampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar oleh Benyamin Bloom yang dikutip oleh Nana Sudjana, 2009 mengklasifikasikan secara garis besar menjadi tiga ranah sebagai berikut:
BRAIN GYM | 75
a. Ranah Kognitif Ranah Kognitif berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah Afektif Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasi isi bahan pengajaran.
2. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI ANAK
Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat variatif/berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua; (1) Faktor dari dalam diri seseorang (intrinsik) dan (2) Faktor dari luar seseorang (ekstrinsik).
76 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
a. Beberapa faktor dari dalam (intrinsik) 1. Inteligensi Winkel (1986:153) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan suatu tujuan untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan. Dari pengertian ini dapat dikatkan bahwa faktor inteligensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi belajarnya. 2. Motivasi Winkel (1986) menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman (2003) yeng menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari seseorang. 3. Sikap Sarwono (1988:20) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif maupun negatif. BRAIN GYM | 77
Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positif terhadap rangsangan yang diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar yang optimal. 4. Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan (Cony Semiawan, 1990:123). Juga menurut Winkel (1986:151) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya. 5. Bakat Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989:42), adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila 78 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang menjadi kecakapan yang nyata. 6. Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan melalui latihan. b. Beberapa faktor dari luar (ekstrinsik) 1. Faktor Keluarga Faktor keluarga turut memengaruhi perkembangan prestasi belajar siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga. Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan di luar lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya. Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
BRAIN GYM | 79
2. Faktor Sekolah Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan kemampuan memilih alat bantu pemelajaran yang sesuai serta kemampuan menciptakan situasi dan kondisi belajar. Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar. 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, yang memengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari pengalaman yang dialami siswa di masyarakat banyak diperoleh ilmu yang berguna bagi anak didik. Hal ini didukung pendapat Glesser (1987:5) yang mengatakan, manusia normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi di bidang yang dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan mempertimbangkan norma dan 80 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
batasan yang ada di lingkungan setempat ia tinggal dan hidup. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor ini meliputi: 1) Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Faktor ini antara lain: a) Perhatian orang tua Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihatnasihat dan sebagainya. b) Keadaan ekonomi orang tua Keadaan ekonomi keluarga juga memengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi. c) Hubungan antara anggota keluarga Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antarpersonel yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan, dan ketenteraman. BRAIN GYM | 81
Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula. 2) Lingkungan sekolah Yang dimaksud sekolah, antara lain: a) Guru b) Faktor alat c) Kondisi gedung 3) Faktor massa media dan lingkungan sosial (masyarakat) a) Faktor mass media meliputi; bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar. b) Lingkungan sosial Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak. Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua di 82 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
sini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan di luar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya. Kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor yang memengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas. Daradjat (Jalaluddin, 2002) menyatakan ada hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Mahatinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin, 2002). Religiusitas dan kebermaknaan hidup secara tidak langsung terkait karena hal itu bisa membuat manusia mengetahui sejauh mana mereka bisa menghargai hidup dan memanfaatkan hidupnya dengan berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agamanya. Secara tidak langsung agama dapat menjadikan seseorang sadar akan makna hidup dan bagaimana mereka untuk berbuat lebih baik untuk masa depan hidupnya dalam meraih prestasi. Seorang religius adalah individu yang mengerti akan hidup dan kehidupan secara lebih dalam arti lahiriah semata, yang bergerak dari dimensi vertikal kehidupan dan mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan Purwati, 2002).
BRAIN GYM | 83
Menurut Rola (2006), terdapat empat faktor yang memengaruhi prestasi belajar, yaitu: a. Pengaruh keluarga dan kebudayaan Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produkproduk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat. b. Peranan konsep diri Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya. c. Pengaruh dari peran jenis kelamin Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.
84 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
d. Pengakuan dari prestasi Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa dipedulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat di mana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya. Prestasi belajar seseorang atau hasil akhir yang dicapai seseorang melalui kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu pengaruh dari dalam diri seseorang (internal) dan pengaruh dari luar diri seseorang (eksternal). Adapun yang menjadi faktor internal dalam penelitian ini adalah religiusitas dan konsep diri, sedangkan faktor eksternal yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa adalah dukungan sosial.
3. CARA MENSTIMULASI PERKEMBANGAN PRESTASI SECARA MAKSIMAL
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif–bahasa, kemampuan mental anak usia dini berada pada tahap praoperasional menuju operasional konkret. Anak memiliki kemampuan mental untuk berpikir tentang sesuatu dan menyelesaikan permasalahan dengan pemikiran, karena telah dapat memanipulasi objek-objek simbolik. Anak mampu membedakan secara jelas antara fantasi dan realitas serta mampu menggunakan pemikiran untuk memberikan penilaian atau membuat keputusan. Aktivitas mental terfokus pada hal yang nyata, objek-objek yang dapat diukur oleh peristiwaBRAIN GYM | 85
peristiwa. Anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorasi, berpikir tentang sesuatu, menggunakan simbol kata nomor untuk melambungkan objek dan hubungan antara objek, serta berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Kualitas kemampuan kognisi yang dimilki anak ialah: (a) desentrasi (decentration), yakni memahami masalah yang berhubungan dengan waktu; (b) sensitivitas transformasi (sensitivity of transformation), yaitu memerhatikan dan mengingat secara signifikan objek serta menyimpan ingatan dalam waktu yang lama; dan (c) reversibilitas (reversibility) atau langkah awal memecahkan masalah dengan cara membayangkan kembali kondisi nyata permasalahan. Keterampilan kognitif yang dimiliki pada tahap perkembangan ini adalah: klasifikasi, konservasi, merangkai/ mengurut/membandingkan, memahami perbedaan waktu, memahami hubungan tempat dan ruang, mengorganisasi dan mengingat informasi, negasi, identifikasi, kompensasi, serta membuat hipotesis sederhana. Anak memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman. Perkembangan bahasa ditandai dengan pemben-daharaan kata yang bertambah. Anak memahami arti atau makna kata, menggunakan dan membuat kata berstruktur, menggunakan dua bahasa dengan pemahaman masing-masing, memahami pandangan orang lain, melakukan komunikasi/percakapan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta menggunakan kekuatan komunikasi.
86 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Unsur penunjang pengembangan kecerdasan setiap anak lahir dengan potensi tertentu dan kebutuhan perkembangan yang perlu dipenuhi. Selain kebutuhan akan gizi dan kesehatan, anak memerlukan lingkungan yang memberinya berbagai kesempatan dan kemungkinan untuk mengembangkan potensipotensi yang dimilikinya. Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai oleh beberapa proses-proses yang fundamental. Tanda esensial, dalam perkembangan usia 1-4 tahun, yaitu: 1. Pada permulaan periode ini, anak bisa duduk, berdiri, dan berjalan dengan bantuan. Selanjutnya anak dapat meloncat, memanjat, merangkak di bawah meja dan kursi, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus dengan tangan. 2. Pada usia 4 tahun, tangan dan mata mulai bekerja sama dalam koordinasi yang baik. Pada usia ini, tangan merupakan alat untuk mengadakan eksplorasi keliling. 3. Pada usia 4 tahun, anak sudah dapat mengambil bagian secara aktif dalam percakapan di rumah, dan berkomunikasi dengan teman-teman sebaya. 4. Pada akhir periode ini, anak sudah mengerti nama-nama benda dan dapat menanyakan nama benda yang belum diketahuinya. 5. Anak sudah mengerti ruang dan waktu. Ia mulai mengerti perbedaan siang dan malam. 6. Mulai ada pengertian akan norma-norma melalui kata-kata “baik”, “buruk”, “tidak boleh”, “jangan”, dsb. 7. Anak sudah dapat membuat rencana, memikirkan apa yang akan dilakukannya. BRAIN GYM | 87
8. Adanya keinginan bergaul bersama orang dewasa, mampu untuk bermain bersama dengan teman sebaya memperhatikan aturan-aturan yang ada. (Prof. Dr. Monks dan Prof. Dr. A.M.P. Knoers dalam Prof. Dr. Rahayu Haditono).
dan dan F.J. Siti
Syamsu Yusuf (2004:156) menjelasknan bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan pada keluarga tersebut. Bila anak diasuh dengan menggunakan pola yang mengarahkan pada pribadi yang sehat mental maka anak akan cenderung memiliki mental yang sehat. Pola Sikap atau Perlakuan Orang Tua terhadap Anak Prasekolah Pola perilaku Perilaku Profil tingkah laku orang tua orang tua anak Overprotection
Kontak yang berlebihan dengan anak; perawatan /pemberian bantuan kepada anak dengan terus-menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri; mengawasi kegiatan anak secara berlebihan; memecahkan masalah anak
Perasaan tidak aman, agresif dan dengki, mudah gugup, melarikan diri dari kenyataan, sangat tergantung, ingin menjadi pusat perhatian, bersikap menyerah, lemah dalam ”ego strength”, aspirasi dan toleransi terhadap frustasi, kurang mampu mengendalikan emosi, menolak tanggung jawab, kurang percaya diri, sudah terpengaruh,
88 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Pola perilaku orang tua
Premissiveness
Rejection
Ascceptance
Perilaku orang tua
Memberikan kebebasan untuk berpikir (berusaha), menerima gagasan atau pendapat, membuat anak merasa diterima dan merasa kuat; toleran dan memahami kelemahan anak; cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada menerima Bersikap masa bodoh; bersikap kaku; kurang mempedulikan kesejahterakan anak; menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak. Memberikan
Profil tingkah laku anak peka terhadap kritik, bersikap ”yes men”, egois/selfish, suka bertengkar, troublemaker (pembuat onar), sulit dalam bergaul, mengalami ”homesick” Pandai mencari jalan keluar, dapat bekerja sama, percaya diri, penuntut dan tidak sabaran.
Agresif; subnissive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut; sulit bergaul; pendiam; sadis. Mau bekerjasama,
BRAIN GYM | 89
Pola perilaku orang tua
Domination
Subnission
Perilaku orang tua
Profil tingkah laku anak
perhatian dan cinta kasih kepada anak; menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam rumah; mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak; bersikap respek terhadap anak; mendorong anak untuk menyatakan perasaan/pendapatnya ; berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya. Mendominasi anak
bersahabat, royal, emosinya stabil, ceria dan bersikap optimis, mau menerima tanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, memiliki perencanaan yang jelas untuk mencapai masa depan, bersikap realistik.
Bersikap sopan dan sangat hati-hati; pemalu, penurut, inverior dan mudah bingung, tidak bisa bekerjasama. Senantiasa Tidak patuh; tidak memberikan sesuatu bertanggung jawab; yang diminta anak; agresif dan teledor; membiarkan anak bersikap otoriter; berperilaku semaunya terlalu percaya diri. di rumah.
90 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Pola perilaku orang tua Punitiveness/ overdiscipline
Perilaku orang tua Mudah memberikan hukuman; menanamkan kedisiplinan secara keras
Profil tingkah laku anak Implusif; tidak dapat mengambil keputusan; nakal; sikap bermusuhan atau agresif.
Orangtua dan masyarakat mendambakan anak pra sekolah yang cerdas, sehat, bermoral, berbudi pekerti luhur, ceria, mandiri, dan kreatif. Untuk tercapainya harapan itu maka perlu diupayakan beberapa faktor sebagai berikut: 1. Unsur Penunjang Pengembangan Kecerdasan Panca indra: Panca indra perlu dirangsang agar anak memiliki ketajaman dan kemampuan mendeferensiasikan berbagai rangsang. Otot-otot: Anak perlu diberi kebebasan bergerak guna mengembangkan kemampuan gerakan kasar dan mengendalikan koordinasi geraknya. Rasa ingin tahu: Rasa ingin tahu merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi bahkan oleh anak prasekolah sekalipun. Mereka menyatakannya melalui gerak isyarat maupun pertanyaan. Oleh karena itu orangtua dan pengasuh harus tanggap sehingga dapat memberikan rangsangan yang tepat. Bahasa: Ada empat tugas perkembangan bicara yang perlu diperhatikan pengembangannya yaitu mengerti pembicaraan oranglain, menyusun dan menambah pembendaharaan kata, menggabungkan kata menjadi kalimat, serta pengucapan yang baik dan benar. BRAIN GYM | 91
Inteligensi: Bila sejak dini seorang anak dilatih belajar mengorganisasi berbagai informasi dan rangsangan yang diterimanya, maka diharapkan anak akan menjadi tanggap dan cerdas.
2. Pengembangan Kreativitas pada Anak Prasekolah Dengan berkembangnya kemampuan bicara, koordinasi sensomotorik dan daya pikir anak, maka seorang anak dapat mengekspresikan semua gagasan yang ada dalam pikiran dan perasaannya baik dalam bentuk verbal, grafis maupun perbuatan. Torrance mengajukan beberapa saran untuk menciptakan suasana kondusif untuk terjadinya ekspresi kreatif. Antara lain dengan menghormati pertanyaan yang tidak biasa, menghormati ide imajinatif dan kreatif, menunjukkan kepada anak bahwa ide anak memiliki makna, serta menghindari tumbuhnya perasaan takut dinilai pada diri anak. 3. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kreativitas Prasekolah Mengusahakan agara anak tetap sehat. Memberi rangsangan pada seluruh indra. Memberi peluang agar anak senang bercakap-cakap, membaca, menyanyi, menari. Memberi cukup perhatian, kasih sayang dan rasa aman dalam takaran yang tepat. Terlibat dalam kegiatan anak secara wajar. Usahakan agar anak menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Memberi kemudahan dalam berbagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan dan krativitas. 92 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Memberi waktu dan suasana yang memungkinkan anak menyibukkan diri, berimajinasi dan bereksperimen secara aman. Memberi kesempatan bagi anak untuk menyalurkan hasrat ingin tahu dan keinginan menjelajahi dunia luar selain keluarganya serta memberi kesempatan untuk mencoba mengerjakan tugas yang sulit dan mengandung risiko dalam batasan usianya. Stimulasi Mental Anak Prasekolah: Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia Masa sebelum usia lima tahun merupakan masa dimana semua aspek-aspek perkembangan sedang berkembang dengan pesat di dalam psikologi perkembangan. Masa ini merupakan masa terbentuknya “pola kepribadian dasar”. Di samping kebutuhan akan gizi dan kesehatan, seorang anak membutuhkan lingkungan berkualitas tempat ia dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya. Kualitas lingkungan awal yang sangat penting bagi seorang anak adalah adanya rangsangan dalam bicara dan kegiatan bermain. Kedua unsur ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan mental intelektual, emosi, kemandirian, dan perilaku sosial anak balita. Beberapa ciri umum yang ada pada anak Prasekolah antara lain: Penuh dengan rasa ingin tahu Senang membentuk dan memainkan benda-benda Ingin dan senang meniru perilaku orang dewasa Ingin berkomunikasi dan berbagi pengalaman dengan orang lain BRAIN GYM | 93
Ingin menyatakan dirinya secara kreatif Memiliki kebutuhan untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik Dengan memahami ciri-ciri umum tersebut, semua anggota keluarga dapat turut aktif dalam menumbuhkembangkan empat unsur yang dianggap merupakan dasar dari kesanggupan seseorang untuk belajar sesuatu. Keempat unsur tersebut adalah:
Perkembangan bahasa dan bicara Rasa ingin tahu Perkembangan sosial Dasar-dasar kecerdasan Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga yang lain, misalnya melakukan hubungan atau interaksi timbal balik dengan anak secara terarah dan efektif. Selain itu, orang tua dapat melakukan kegiatan bermain bersama anak, dengan menggunakan bendabenda sekitar atau alat permainan edukatif, serta bernyanyi dan bercerita. Karena sebagian besar waktu dari anak balita digunakan untuk bermain, maka melalui bermain dan permainanlah berbagai kemampuan dan keterampilan anak balita dapat dikembangkan. Sejauh mana anak balita dapat menarik manfaat dari berbagai stimulasi dari lingkungan sangat tergantung pada bagaimana keluarga merancang kegiatan atau pemberian stimulasi kepada anak.
94 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
1. Bermain merupakan Cara Anak Prasekolah Belajar Anak belajar melalui kelima indranya. Unsur gerak merupakan hal yang sangat menonjol pada tahap perkembangan anak balita. Diperlukan interaksi atau hubungan verbal, sosial, dan emosional yang stabil untuk mendukung proses belajar pada anak balita. Keluarga dapat merupakan lingkungan pertama dari anak yang dapat berfungsi sebagai lingkungan yang merangsang anak sejak usia dini. Berikut ini adalah butirbutir dari metode Ruth Bowdoin yang diterapkan oleh orang tua: 1. Ajarlah anak melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. 2. Timbulkan motivasi/keinginan belajar dan mencoba. 3. Anak perlu bergerak dan berbuat/bekerja untuk dapat belajar. 4. Dengan mengulang-ulang, anak belajar banyak. 5. Jadilah orang tua sebagai sumber peniruan anak. 6. Tumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik. 7. Tumbuhkan rasa ingin tahu. 8. Perlu ada reward dan punishment. 9. Doronglah anak untuk menerka arti/hal baru berdasarkan atas apa yang pernah dipelajari. 10. Pupuklah rasa aman dan perasaan dicintai . 11. Ajaklah anak mempelajari sesuatu menurut dua arah yaitu keseluruhan menuju bagian dan sebaliknya dari bagian menuju keseluruhan. 12. Orang tua harus lebih pengertian dan penuh dengan kesabaran. BRAIN GYM | 95
13. Kembangkan seluruh aspek dari anak (fisik, mental, emosi, sosial) secara utuh. Para ahli konstruktivisme mengasumsikan, bahwa pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk membangun dan mengkreasi pengetahuan. Keterlibatan, kreativitas dan inisiatif anak dalam proses belajar merupakan hal esensial yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran agar siswa memperoleh kebermaknaan belajar. Bermain memfasilitasi keterlibatan anak untuk berbuat sesuatu terhadap lingkungan atau membangun suatu pengetahuan baru. Melalui bermain, proses belajar menjadi natural, hangat, dan menyenangkan karena sesuai dengan karakteristik kegiatan anak usia dini. 2. Sekilas tentang Program Stimulasi Mental Anak Prasekolah Program Bina Keluarga dan Balita (BKB) merupakan salah satu program stimulasi mental untuk usia balita yang diprakarsai oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita. Program ini telah dimulai sejak tahun 1982. Program disusun berdasarkan kegiatan yang merangsang tujuh aspek perkembangan, yang meliputi: Gerakan kasar Gerakan halus Komunikasi pasif Berbicara Kecerdasan Menolong diri sendiri Tingkah laku sosial 96 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Stimulasi anak sejak dini diperlukan agar seorang anak dapat mengembangkan seluruh kemampuan dirinya. Stimulasi ini dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-sehari, bercakap-cakap, mendongeng, bernyanyi, menari dan bermain.
BRAIN GYM | 97
BERMAIN DAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH
Tumbuhkembang seorang anak dipengaruhi berbagai kondisi dari dalam diri anak maupun kondisi lingkungan. Berbagai rangsang akan berpengaruh pada segi fisik, kognisi, emosional, dan sosialnya. Salah satu kegiatan yang penting bagi perkembangan anak adalah kegiatan bermain. Melalui bermain beberapa tujuan perkembangan dapat tercapai. 1. Stimulasi Perkembangan Anak Melalui rangsangan yang diterima secara terus menerus akan menstimulasi anak untuk memproses rangsangan. Rangsangan pada anak akan berpengaruh positif jika lingkungan sekitarnya memberikan responsivitas verbal dan emosional yang positif, menghindari restriksi dan hukuman, organisasi dari lingkungan, keanekaragaman alat untuk bermain, keterlibatan ibu dan ayah, dan banyaknya ragam stimulasi. 2. Fungsi Bermain Bagi Perkembangan Anak Hal esensial dari bermain menurut Vigotsky adalah menciptakan situasi imagier yang membantu individu membangun dan mengkonstruksi skema mental secara berkesinambungan menjadi jaringan yang luas dan banyak. 98 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Mengkonstruksi skema mental tentang suatu konsep merupakan belajar bermakna dan akan terakumulasi menjadi pengalaman belajar yang bermakna. Sependapat dengan Vigotsky, Wisberg, dan Fuad Hasan menyatakan bahwa proses pembelajaran pengembangan perilaku kognitif dan akademis harus dipromosikan dalam adegan pengarahan tidak langsung atau bermain agar anak tidak hanya mengikuti tetapi memahami makna. Bagi anak, dunia bermain merupakan pengalaman yang berdampak sebagai proses belajar. Kegiatan bermain memberikan pengalaman pada anak untuk membangun dunia melalui berbagai fungsi mental dan emosional. Tahapan bermain anak usia dini menurut Piaget (Heideman dan Hewit:1992) berada pada tahapan bermain simbolik dengan tahapan bermain game. Tahapan bermain simbolik ialah anak menggunakan skema mental suatu objek untuk objek lain dalam bentuk bermain konstruksi dan bermain dramatik. Tahapan bermain sebagai game (permainan) ialah bermain dengan menggunakan berbagai aturan formal yang dikembangkan oleh diri sendiri maupun dari luar diri atau orang lain. Bentuk bermain adalah konstruksi tingkat tinggi dan sosiodramatik. 3. Program Interaksi dalam Program Bina Keluarga anak Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pendekatan Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu cara merancang bahan pengajaran sejalan atau sepadan dengan karakteristik perkembangan. Cara ini dipandang sebagai upaya menetapkan perkembangan. Cara ini dipandang sebagai upaya menetapkan perkembangan secara tepat. BRAIN GYM | 99
Pertimbangan guru dalam memilih dan menetapkan bentuk dan jenis permainan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kondisi alamiah anak, struktur isi kurikulum, waktu, tempat, dan bagian lingkungan belajar, prosedur dan sistem belajar, serta bimbingan orang dewasa pada pengalaman belajar. Pengajaran dibangun atas dasar kurikulum yang terintegrasi, yang memberikan fasilitas bagi anak untuk merencanakan dan menyeleksi kegiatan serta menstimulus bermain secara spontan. 4. Memilih Alat Bermain untuk Anak Jenis permainan yang disarankan oleh Vigotsky bagi anak usia dini meliputi : (a) membangun balok dan puzzle yang bertujuan membangun pengaturan diri, perencanaan dan koordinasi peran; (b) membuat peta untuk mempromosikan berpikir simbolik, kemampuan berbahasa dan mediator eksternal; (c) bercerita bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa, kreativitas, berpikir logis, pengaturan diri, pertimbangan memori yang mendalam, pertimbangan perilaku serta pola umum dan makna cerita; (d) menulis jurnal untuk membantu anak menuliskan pokok pikiran; (e) membaca sebagai keterampilan kognitif yang pokok; (f) permainan aktivitas otot besar yang berperan membantu mengontrol gerakan, belajar perilaku kognitif serta pengaturan emosi diri; dan (g) serta permainan aktivitas otot kecil sebagai cara mengontrol gerakan kecil dengan menggunakan koordinasi tangan dan mata. Kualitas perkembangan melalui aktivitas bermain dalam proses pembelajaran mencakup:
100 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
1. Menilai kemampuan diri dan orang lain, mempelajari pengetahuan serta keterampilan baru, mengembangkan ekspresi perasaan, mengembangakan kemampuan serta konsep diri, mengembangkan konsep berpikir, kemampuan memecahkan masalah dan menanggulangi stres. 2. Menurut lebih cerdas, kerja otak lebih efisien dan gembira, memperoleh pengalaman akademik, sikap dan persepsi yang positif tentang belajar. Belajar keterampilan kognitif termasuk keterampilan logika, strategi kognitif dan keterampilan intelektual. Belajar keterampilan sosial termasuk relasi kerja orang dewasa. Mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berbahasa termasuk pengembangan pembendaharaan kata. Belajar dan bersikap positif terhadap matematika dan IPA serta minat terhadap komputer. 3. Mengatur diri, mengembangkan kemampuan verbal, menambah pembendaharaan kata dan kemampuan berbahasa. 4. Meningkatkan kualitas perhatian strategi memecahkan masalah dan konsentrasi. Mengembangkan empati, partisipasi dalam kelompok dan memimpin aktivitas belajar. 5. Memimpin aktivitas belajar dan membangun dasar teoretis termasuk konsep pengetahuan menimbulkan fungsi mental yang tinggi termasuk merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi pikiran serta mempertinggi daya ingat. 6. Membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan sosial, kecakapan untuk mengatasi kesulitan BRAIN GYM | 101
rasa memiliki kemampuan dan keterampilan motorik. Mengembangkan otot-otot besar, keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan mengendalikan ekspresi perasaan. Upaya menilai anak dilakukan dengan Dynamic Assessement, yaitu penilaian yang dirancang untuk mendorong anak memperlihatkan apa yang diketahui atau tingkatan pemahaman paling tinggi yang dimiliki anak. Hasil penilaian dimaknai sebagai indikator kebermaknaan belajar yang dapat diperoleh anak. Prestasi yang ditampilkan bersifat individualistik. Perubahan perilaku yang terjadi tergantung pada seberapa besar pengaruh proses bermain menyentuh diri anak. Bredekamp menyarankan teknik penilaian dapat digunakan untuk mengembangkan program yang dapat memfasilitasi pengalaman belajar dan pengalaman hidup yang lebih baik.
Rekomendasi Rekomendasi yang tepat dalam optimalisasi anak prasekolah bagi guru, orang tua dan atau pemerhati tugas-tugas pekembangan anak di antaranya sebagai berikut: 1. Menciptakan Rasa Aman Rasa ini umumnya muncul pada saat anak berada di luar rumah. Saat itu ia merasa harus terpisah dari keluarganya, terutama ayah dan ibu. Agar anak merasa aman, orang tua perlu memberi penjelasan sederhana yang mudah dimengerti, contohnya, "Om ini baik, kok. Dia juga pintar nyanyi dan bikin mainan lucu-lucu. Jadi, kamu enggak 102 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
perlu takut." Selain aman, tumbuhkan pula rasa nyaman. "Kenapa takut? Kan, Mama ada di sini, di samping Adik," misalnya. Jangan lupa, tersenyumlah kepadanya agar tumbuh perasaan nyaman. Rasa aman dan nyaman merupakan modal penting dalam melakukan berbagai aktivitas. 2. Binalah Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri erat kaitannya dengan kemampuan menjadi mandiri. Jika diteruskan, kemandirian adalah lepasnya ketergantungan anak dari orang tua. Pupuklah rasa percaya diri anak dengan memberinya kebebasan dan kepercayaan melakukan segala sesuatu, asalkan tidak berbahaya. Contohnya, biarkan anak memutuskan sendiri hari ini akan memakai baju yang mana. Beri kesempatan padanya untuk mengenakan baju dan sepatunya sendiri, bahkan menyisir rambut. Melalui kesempatan dan kebebasan yang kita berikan, rasa percaya dirinya akan terpupuk. Dari hari ke hari ia jadi semakin yakin dapat melakukan tugas-tugas tadi. Bila kebiasaan ini terpupuk dengan baik, nantinya anak dapat memutuskan apakah dia memang bisa dan harus melakukan sesuatu atau tidak. 3. Hargai Anak Jangan pelit memberi penghargaan yang pas. Jangan pula menghubung-hubungkannya dengan pemberian materi. Pujian, belaian, ucapan kata-kata sayang dan hal-hal sejenis sudah cukup menumbuhkan rasa percaya diri anak. Penghargaan atas hasil yang dicapai anak juga merupakan fondasi bagi bangunan percaya dirinya. "Setiap individu, termasuk anak pasti ingin mendapat penghargaan atas apa BRAIN GYM | 103
pun yang sudah dilakukannya. Termasuk bila masih terdapat kesalahan di sana-sini." Pada anak yang merasa dihargai akan terbentuk konsep diri yang positif. 4. Keleluasaan Bermain Biarkan anak bebas bermain bersama teman-temannya. Jangan lelah mendorongnya agar tertarik bermain bersama teman-teman. "Lihat, tuh. Kayaknya asyik banget, ya, main bola dengan teman-teman. Ayo, ikut main sana." Memperbanyak hubungan anak dengan dunia luar, baik dengan teman-teman sebaya maupun dengan yang beda usia akan menguatkan rasa percaya dirinya. Buang jauh sikap overprotektif yang hanya akan merusak rasa percaya dirinya. Larangan ini-itu hanya akan mematikan kreativitas anak yang selanjutnya memperkuat rasa ketergantungan pada orang tua. Agar anak bisa diarahkan melakukan segala sesuatu sendiri, mulailah dari hal-hal kecil yang kemudian meningkat ke hal-hal besar. Bila dari awal rasa percaya diri anak relatif rendah, sementara ia juga kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi sama sekali, bukan mustahil akan makin sulit meminta anak tampil bersama orang lain. Tak heran, dalam melakukan aktivitas apa pun ia hanya mau bersama-sama dengan orang tua saja. 5. Perkenalkan Lingkungan di Luar Rumah Buka wawasannya dan beri ia alternatif kegiatan yang melibatkan banyak orang. Misalnya mengajaknya ke rumah tetangga atau kerabat yang memungkinkannya bermain bersama kawan sebaya. Anak yang sudah memiliki rasa percaya diri umumnya akan lebih mudah diajak berkenalan dengan lingkungan luar rumah. Dengan rasa percaya diri, 104 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
anak lebih mampu diharapkan menekan rasa takut dan mindernya saat berada di lingkungan yang lebih luas. Kesempatan untuk mengenal lingkungan yang lebih luas inilah yang sepatutnya diberikan orang tua. 6. Hindari Intervensi Ketika anak mengalami masalah, orang tua sebaiknya jangan langsung menolong, apalagi mengambil alih semua permasalahan anak. Pola asuh semacam ini hanya akan membuatnya kurang memiliki citra diri positif dan semangat juang. Mungkin, intervensi orang tua dilakukan atas dasar rasa sayang. Tujuannya, membebaskan anak dari masalah. Namun kenyataannya, sikap seperti ini sama sekali tidak menguntungkan anak. Sebaliknya, kalau orang tua memang sayang, latihlah ia menolong diri sendiri. Mulailah dari halhal sederhana, seperti menyuap makanan sendiri. Yang tidak kalah penting, janganlah mudah menyerah. Upaya yang merupakan salah satu dari tahapan belajar ini memang butuh waktu yang panjang di samping kesabaran. 7. Arahkan yang Menjadi Tujuan Jika anak keliru atau tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, barulah orang tua boleh ikut campur. Itu pun sebatas memberi arahan dan bukan merampas kesempatan. Hanya saja, arahan yang diberikan haruslah disampaikan secara bijak. "Lo, kok, pegang sendoknya terbalik. Nasinya jadi tumpah, deh. Harusnya kamu pegang seperti ini (sambil mencontohkan) lalu masukkan ke mulut." Penjelasan bijak yang bersifat mengarahkan akan sangat membantu dalam memperbaiki kesalahan tanpa membuat ketergantungannya jadi semakin kuat. Hindari pula sikap BRAIN GYM | 105
maupun kata-kata yang bersifat memojokkan, apalagi yang bernada menghujat. Kata-kata seperti itu hanya akan membuatnya merasa rendah diri dan takut mencoba atau melakukan sesuatu sendiri. Inisiatifnya surut ke batas minimum. Jika mendapat tugas apa pun, ia akan selalu kembali ke orang tuanya tanpa berusaha hanya karena ia takut salah, dicemooh, dan dipojokkan. Celakanya lagi, anak akan merasa orang tuanya selalu benar, sementara dirinya selalu salah, yang akhirnya timbul ketergantungan. 8. Tidak Terlalu Menuntut Orang tua, sebaiknya jangan terlalu menuntut anak untuk bisa melakukan apa saja sesuai standar tertentu. Misalnya, menuntut anak mengancing baju sendiri dengan sempurna. Bila tuntutan-tuntutan semacam ini dipaksakan kepadanya, sementara kemampuannya belum tumbuh dengan baik, hal itu hanya akan memunculkan konsep diri yang negatif. Padahal, agar bisa berkembang secara optimal, dibutuhkan suasana kondusif yang bisa memunculkan semua potensi anak. Penilaian dalam Pembelajaran: 1. Penilaian dalam pembelajaran Kreatif Imajinatif dalam menyusun cerita adalah suatu usaha untuk mengembangkan imajinasi siswa secara optimal, berkesinambungan, dan menyeluruh baik untuk mengukur kemampuan menyimak, berbicara-bercerita, maupun menulis. 2. Penilaian dilaksanakan dengan tetap mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di Sekolah Dasar. Mengingat bahwa peserta didik kelas awal SD belum 106 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis. 3. Kemampuan membaca, menulis, dan bercerita merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, penguasaan terhadap kemampuan tersebut harus mampu mengukur kompetensi kebahasaan secara menyeluruh. 4. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masing-masing Kompetensi Dasar dari masing-masing pokok bahasan/tema. 5. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu peserta didik bercerita pada kegiatan awal, pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir. 4. BRAIN
GYM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN PRESTASI ANAK a. Cara Kerja Brain Gym Pada metode ini dilakukan dengan mudah oleh siapa saja dengan efek yang langsung terlihat. Sebagaimana cara kerja Brain Gym yang dikemukakan oleh Paul dan istrinya, Gail E. Dennison membagi otak ke dalam tiga fungsi: 1. Dimensi lateral: Koordinasi antara hemisfir kiri dan hemisfir kanan dari otak untuk bisa berkomunikasi dengan efektif. 2. Dimensi pemusatan: Koordinasi antara bagian atas dan bawah dari otak untuk pengaturan proses berpikir dan tindakan. BRAIN GYM | 107
3. Dimensi fokus: Koordinasi antara batang otak dan prefrontal cortex untuk tujuan pemahaman dan perspektif. Brain Gym membuat ketiga dimensi ini dapat menyatu dan terintegrasi secara menyeluruh. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan prestasi yang sangat signifikan. b. Peningkatan Daya Imajinasi Kebanyakan siswa menganggap keterampilan memori mengasyikkan. Mereka suka menggunakan imajinasi untuk menghasilkan asosiasi yang aneh-aneh dan mereka suka menomerkan memori mereka yang luar biasa. Adapun peningkatan keterampilan ini bisa dilakukan di kelas dari waktu ke waktu dan bisa menyarankan siswa agar menggunakannya di rumah saat belajar menghadapi ujian. Ajarkan asosiasi lebih dahulu seakan-akan menceritakan sebuah kisah, kemudian mintalah siswa untuk menebak apa yang baru mereka pelajari. Dengan demikian belajar dapat menjadi keasyikan dan membuat siswa-siswa selalu berminat. (Bobbi De Porter, 2000: 190). Gerakan Brain Gym dirasa kurang menarik bila hanya dilakukan secara terpisah. Untuk lebih kreatif maka guru bisa membuat satu cerita atau tema yang melibatkan gerakan yang ada dalam Brain Gym. Efektivitas Brain Gym dalam meningkatkan konsentrasi Belajar Anak. Brain Gym dapat membantu anak belajar mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, dan tubuh karena gerakan Brain Gym adalah suatu usaha alternatif alami yang sehat untuk menghadapi ketegangan 108 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
dan tantangan pada diri sendiri dan orang lain (Dennison & Dennison, 2006). Latihan meregangkan atau meringankan otot (gabungan dari ketiga dimensi) menyangkut konsentrasi pengertian, dan pemahaman akan mengaktifkan dimensi muka belakang yang bermanfaat, membantu kesiapan dan konsentrasi untuk menerima hal baru, serta mengekspresikan apa yang sudah diketahui. Gerakan dalam dimensi ini membantu berkonsentrasi pada apa yang sedang dikerjakan dan juga menolong mengingat apa yang telah dipelajari (Sari D. P., 2006). Brain Gym dilakukan dengan cara menstimulasi gelombang otak melalui gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki seperti gerakan hooks-up (kait rileks), gerakan silang, saklar otak, titik positif, lazy 8, menguap berenergi, pengisi energi, luncuran gravitasi, tombol angkasa, dan pasang telinga dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan belajar dan pemusatan perhatian atau konsentrasi dan pemusatan perhatian atau konsentrasi anak karena seluruh bagian otak digunakan dalam proses belajar dan berkonsetrasi. Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan diasumsikan Brain Gym efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada anak. Dalam mengoptimalkan pembelajaran kreatif imajinatif melalui lima komponen pendidikan:
BRAIN GYM | 109
1. Anak Saat anak datang kesekolah dengan membawa potensi kreatif imajinatif yang dimiliki. Dalam pembelajaran kreatif imajinatif ini ditujukan agar dapat mengoptimalkan potensi anak yang sudah terlihat dan memunculkan potensi yang masih terpendam sehingga ia menjadi pribadi yang cerdas dan kreatif imajinatif. Pada pembelajaran ini anak diberi kebebasan untuk bereksplorasi dan menjelajah apa yang ada di depannya. 2. Materi Materi pembelajaran kreatif imajinatif memuat seluruh kemampuan yaitu fisik, kognisi, bahasa, sosio emosional, dan seni. 3. Metode Dalam pembelajaran menggunakan metode:
kreatif
imajinatif
dapat
Bercerita, tanya jawab, bernyanyi, dramatisasi, demonstrasi, pemberian tugas, dan eksplorasi. Metode ini dapat dipakai dan diintegrasikan dalam satu waktu kegiatan dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang ada pada penyajian materi lebih bersifat mengembangkan kreativitas yang menjurus pada imajinasi secara natural yang dalam penyampaian materi bertujuan untuk merangsang anak berimajinasi secara alami sesuai kemampuan dan potensi di setiap anak.
110 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
4. Guru Pada pelaksanaan pembelajaran ini dibutuhkan guru yang kreatif dan mampu merangsang belahan otak anak secara seimbang. Selama di sekolah guru mempunyai peran penting terhadap emosional dan sosial anak terhadap perkembangan kepribadiannya guru dalam pembelajaran kreatif imajinatif berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam belajar di kelas. 5. Media Merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran yaitu apabila media yang digunakan mampu merangsang berkembangnya potensi yang ada pada anak. Media juga tidak harus dibuat oleh guru. Penggunaan metode Brain Gym dalam bentuk cerita lebih baik dengan mengombinasikan dengan gerakan tubuh yang mampu melemaskan otot leher, bahu, tangan, dan badan. Iringi dengan musik yang mendukung, misalnya musik klasik. Brain Gym memerlukan piranti pendukung misalnya, ruang yang cukup luas, suasana yang tenang dan santai, dan juga guru yang memiliki keterampilan yang memadai. Oleh sebab itu pelaksanaannya jangan sampai dipaksakan. Brain Gym untuk mengatasi problem belajar anak, tahun 2012 oleh Sri Suneki, Ririn Ambarini dkk menghasilkan jika guru melatih gerakan Brain Gym secara terjadwal bermanfaat untuk pemaksimalan aspek kognitif dan motorik anak di HIMPAUDI Tembelang Semarang. Secara prinsip penelitian yang dilaksanakan BRAIN GYM | 111
sebelumnya mendasari ide dalam merancang penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan akan menghasilkan formula yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus, kasar, dan prestasi anak PAUD.
112 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Referensi Ahman. 1998. Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung: Disertasi PPS IKIP Bandung. Haditono. Siti Rahayu. Prof. Dr. 1982. Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Jogjakarta: Gadjah Mada Press. Turner, J.S dan Helms, D. B 1995. Lifespan Development. Orlando: Harcourt Brace. Yusuf LN, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda Karya. Ohen, David. 2007. Olahraga Otak. Jakarta: Jabal. Dennison, Paul E dan Gail E. Dennison. 2002. Brain Gym. Jakarta: Gramedia. Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004. Standard Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy. Petunjuk praktis untuk menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Depdikbud. BRAIN GYM | 113
Prayitno, Elida. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud. Syamsi, Katam, dkk. 2004. Aku Mampu Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas II. Jakarta: SIC. Astuti, S.I. & Prihastuti, n.d. Senam Otak Bersama Keluarga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Available at: staff.uny.ac.id [accessed 02 November 2016]. Cahyo, A.N., 2011. Latihan Otak & Daya Ingat dengan Menggunakan Ragam Media Audio Visual. Pertama ed. Jogjakarta: Diva Press. Wagner, M., 2009. Brain Boosters for Your Kids. [Online] Available at: http:www.BrainGym.org [Accessed 2 November 2016]. Andriana D, 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Anak. Jakarta: Salemba Medika. Afrilia 2013. Tingkatkan Kualitas Kecerdasan Anak dengan Brain Gym. http://mag.icreativelabs.com/ibu danbalita/pojokcerdas/tingkatkan-kualitas-kecerdasananak-dengan-brain-gym/540, diakses pada bulan April 2014 Jam 16.24 WIB. Aprilia, 2009. Brain Gym 101: Untuk Kehidupan yang Seimbang. Sulawesi Utara: Yayasan Kinestilogy Indonesia. Azril. 2012. Hambatan Belajar revi.co.cc/hambatan-belajar-anak.
Anak.
http://azril-
Campbell, Donald T, and Juan C. Stanley. 1997. Experimental and Quasi Experimentall design for Research Chicago, Rand Menally College. Dennisan Paul E. 2009. Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta: Grasindo. 114 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud. Eliasa, Imania Eva. 2007. Mari Bermain Otak dengan Senam Otak. http://webcache., diakses pada bulan April 2014 Jam 16.28 WIB. Hurlock. 2012. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama. Hartono. 2013. Babyorchestra. Jakarta: Wordpress. Hidayati. 2010. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsilo. Handrawan, N. 2008. Tumbuh Kembang Anak Toddler. Jakarta: Puspa Swara. Hidayat, A Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Maslihudin. 2008. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar. Jakarta. Muhammad A. 2013. Tutorial Senam Otak untuk Umum. Yogyakarta: Flashbook. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riyadi. 2012. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Ryan. 2013. Pengertian Brain Gym atau Senam Otak dan Gerakan-Gerakannya. http://webcache.googleusercontent.com. BRAIN GYM | 115
Santrock. 2007. Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga. Sumantri. 2005. Senam Otak. Yogyakarta: Diva Press. Sudiarto. 2012. Perkembangan Anak usia Dini. Jakarta: Prenata Media Group. Sudiarto. 2013. Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di RA Baitul Mukmin. Malang. Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Santika. 2013. Publikasi Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap Peningkatan Motorik Halus. http://repository.upi.edu/679/4/SPAUD080227 3_CHAPTER1.pdf, diakses pada bulan April 2014 Jam 16.37 WIB. Setiadi. 2013. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wardani, Rizki S. 2013. Efektivitas Brain Gym terhadap Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Prasekolah. Surakarta: UNS. Zahdi. 2014. Pengertian Prestasi Belajar. http://rgpnd. blogspot.com/search/ label/Pendidikan. Yunita Saiful. 2012. Pengaruh Terapi Bermain Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus, Kognitif Anak Pra Sekolah.
116 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
GLOSARIUM Gigantisme yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar, dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau kerdil. Desentrasi yakni memahami masalah yang berhubungan dengan waktu. Reversibilitas adalah langkah awal memecahkan masalah dengan cara membayangkan kembali kondisi nyata permasalahan. Dynamic Assessement yaitu penilaian yang dirancang untuk mendorong anak memperlihatkan apa yang diketahui atau tingkatan pemahaman paling tinggi yang dimiliki anak. Dimensi Lateral adalah koordinasi antara hemisfir kiri dan hemisfir kanan dari otak untuk bisa berkomunikasi dengan efektif. Dimensi Pemusatan adalah koordinasi antara bagian atas dan bawah dari otak untuk pengaturan proses berpikir dan tindakan. Dimensi Fokus adalah Koordinasi antara batang otak dan prefrontal cortex untuk tujuan pemahaman dan perspektif. Paul E. Dennison adalah tokoh pengembang metode belajar brain gym.
BRAIN GYM | 117
Brainstem adalah bagian belakang otak/batang otak. Okupasi adalah terapi untuk mengobati masalah pada motorik halus. Kuesioner
Pra
Skrining
Perkembangan
(KPSP)
adalah
alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal, atau penyimpangan. Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun.
118 | STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I
Indeks Brain Gym: v, vi, 1, 2, 6, 67, 68, 69, 107, 108, 109, 111. Motorik Kasar: v, 20, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 50, 63, 65, 67. Motorik Halus: v, 14, 20, 31, 32, 40, 41, 42, 44, 45, 64, 67, 68, 69, 112. Prestasi: v, vi, 61, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 102, 107, 108, 112. Lateralis: 4, 5, 6, 9, 10, 67. Maturasi: 30, 62. Skrining: 45, 46, 48, 49. Kognitif: 2, 6, 35, 53, 55, 66, 70, 73, 76, 85, 86, 99, 100, 101, 111. Afektif: 36, 70, 73, 76. Psikomotorik: 70, 76. Inteligensi 77, 92.
BRAIN GYM | 119