Boks 1
Penemuan Tambang Emas di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka
Pada akhir triwulan III-2008, masyarakat Sulawesi Tenggara dikejutkan dengan adanya penemuan tambang di Kabupaten Bombana
dan Kabupaten Kolaka.
Kabupaten Bombana merupakan daerah pemekaran baru yang sebelumnya bergabung dengan Kabupaten Buton. Lokasi pertambangan di Kabupaten Bombana terletak + 30 Km dari Kasipute, Ibu Kota, Kabupaten Bombana sedangkan lokasi pertambangan di Kabupaten Kolaka hanya berjarak + 12 Km dari Kota Kolaka. Berdasarkan informasi yang diperoleh dilapangan maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Terdapat dua lokasi tambang emas di Kabupaten Bombana yaitu di aliran Sungai Tahi Ite dan Aliran sungai di daerah Wuwubangka yang sebenarnya masih berasal dari sumber hulu sungai yang sama dengan Sungai Tahi Ite. 2. Penambang emas di kedua daerah tersebut berasal dari Sulawesi Tenggara dan daerah di luar Sulawesi Tenggara seperti Sulawesi Selatan dan Nabire, Papua. 3. Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana
maupun Provinsi Sulawesi Tenggara
belum melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut tentang deposit emas di Kabupaten Bombana. Namun demikian dinas terkait telah mengajukan anggaran untuk penelitian deposit emas di Kabupaten Bombana. 4. Hingga saat ini belum ada penerimaan daerah dari aktivitas pertambangan. 5. Aktivitas pertambangan yang telah dimulai sejak awal bulan September 2008, untuk sementara mulai tanggal 7 s.d 31 Oktober 2008 telah dihentikan dan akan dubuka kembali mulai tanggal 1 November 2008. 6. Penghentian aktivitas pertambangan tersebut dimaksudkan untuk melakukan penertiban dan pengaturan. 7. Pasca dibukanya kembali aktivitas pertambangan di Kabupaten Bombana, jumlah penambang mencapai 29.292 orang dimana sebanyak sekitar 3.292 orang berasal dari luar Kabupaten Bombana dan sekitar 26.000 orang dari Kbupaten Bombana. 8. Dampak yang timbul dari aktivitas pertambangan yang telah berlangsung: a) Jumlah uang yang beredar bertamabah. Di Kabupaten Bombana hanya terdapat 1 kantor Cabang Pembantu BPD Sultra,
BOKS
1 Unit Pelayanan Syariah, dan 2 Unit BRI, dengan adanya aktivitas pertambangan tersebut telah mengakibatkan penarikan uang dalam jumlah cukup besar melalui perbankan di Kabupaten Bombana oleh calon pembeli emas yang sebagian besar berasal dari luar Kabupaten Bombana. Secara umum, calon pembeli dari luar daerah melkukan transfer dana dari bank di daerah asal mereka dan akan diikuti dengan penarikan melalui jaringan perbankan di Kabupaten Bombana pada hari yang sama. Namun mengingat terbatasnya kemampuan bank untuk melayani penarikan tunai maka selain melalui transfer, dijumpai pula calon pembeli khususnya dari luar Sulawesi Tenggara yang membawa uang secara tunai. b) Kegiatan dunia usaha. Dengan munculnya tambang emas tersebut, banyak penduduk yang melakukan alih profesi dari petani, nelayan, pedagang kecil/bahan makanan, dan tukang bangunan
menjadi
penambang
emas.
Dampak
yang
muncul
adalah
melambungnya harga bahan makanan seperti ikan karena pasokan berkurang, terhambatnya aktivitas di sektor bangunan, serta berkurangnya tenaga untuk panen padi di Kabupaten Bombana yang jatuh pada bulan Agustus – September 2008. c) Dampak Lingkungan. Proses
pertambangan
yang
dilakukan
secara
masal
tersebut
masih
menggunakan peralatan yang tradisionaldan kurang memperhatikan lingkungan sehingga berpotensi merusak lingkungan dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. d) Potensi Penerimaan Daerah Pendapatan yang diterima oleh Pemerintah daerah Kabupaten Bombana sekitar Rp13,03 miliar yang berasal dari biaya retribusi Rp800 ribu per orang dengan rincian Rp300 ribu untuk pembelian kartu pendulang dan Rp500 ribu biaya retribusi per bulan. Penerimaan tersebut dimasukkan dalam PAD Kabupaten Bombana tahun 2008 9. Terkait dengan pengelolaan tambang di Kabupaten Bombana maka perlu diperhatikan kondisi infrastruktur seperti: a) Kondisi jalan di Kabupaten Bombana sebagian besar dalam kondisi rusak. b) Hanya terdapat satu SPBU dengan kondisi yang masih dalam proses pembangunan.
2
BOKS
c) Kondisi kelistrikan yang masih harus ditingkatkan. d) Kondisi pelabuhan yang belum bisa untuk berlabuh kapal besar. Sementara itu, aktivitas pertambangan di Kabupaten Kolaka hampir sama dengan di Kabupaten Bombana dimana aktivitas pertambangan dilakukan secara sederhana. Beberapa tambahan informasi terkait dengan pertambangan di Kabupaten Kolaka: 1. Aktivitas pertambangan di Kabupaten Kolaka diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan Kabupaten Bombana. 2. Lokasi pertambangan berada di kawasan hutan lindung yang juga merupakan kawasan wisata. 3. Sarana infrastruktur di Kabupaten Kolaka masih lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Bombana.
3
BOKS
Boks 2 Peluncuran Program Bahtera Mas dan PNPM Mandiri Di Sulawesi Tenggara Salah satu upaya Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui Program Bangun Sejahtera Masyarakat (Bahtera Mas). Program pokok Bahtera Mas meliputi pembebasan biaya operasional pendidikan, Pelayanan Kesehatan gratis dan dana Blockgrand / Hibah Rp 100 juta bagi setiap Desa/kelurahan, program ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada masyarakat dan menjadi komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan Program Bahtera mas tersebut lebih diprioritaskan pada peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, guna meningkatkan daya saing daerah Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2008, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengalokasikan dana untuk Program Bahtera Mas sebesar Rp350 miliar, yang digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan bantuan desa/kelurahan. Program tersebut telah diluncurkan pada saat peringatan HUT Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditandai dengan penyerahan secara simbolis bantuan dana blockgrand
sebesar Rp 100 juta kepada setiap desa/kelurahan
sebanyak 1909
desa/kelurahan. Meskipun demikian untuk mencegah terjadinya penyimpangan penggunaan dan blockgrand maka Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara akan menyerahkan dana blockgrand yang akan diterima apabila desa/kelurahan telah memiliki perencanaan atas penggunaan dana yang diterima. Selain itu, Pemerintah Sulawesi Tenggara juga telah menyalurkan dana senilai 79 milyar yang akan digunakan untuk pembebasan biaya operasional sekolah untuk tingkat SD, SMP dan SMA se Sulawesi Tenggara sebagai satu rangkain Program Bahtera Mas. Peluncuran Pogram Bahtera Mas bertepatan dengan adanya kunjungan Presiden RI Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono di Kota Kendari dan menyambut positif serta
mengapresiasi Program Bahtera Mas sebagai wujud keberpihakan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kesempatan tersebut
Presiden RI juga
menyerahkan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Rp137,38 miliar untuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara nasional, PNPM Mandiri telah mencakup 3.999 kecamatan di seluruh Indonesia dengan anggaran Rp13,8 triliun. Pada 2009 mendatang, program ini akan mencakup seluruh Indonesia yang meliputi 5.720 kecamatan dengan besaran dana yang dikucurkan Rp3 miliar per kecamatan.
4
BOKS
5