BISNIS MINI MARKET @TanpaKembalian Oleh: Deny Yogaswara (@KankDeny) Bidang: Kewirausahaan
Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pertumbuhan mini market di Indonesia, maka perlu dimunculkan sebuah gagasan baru dalam berjual beli modern yakni membeli barang tanpa memberikan uang kembalian (tentu saja jika konsumen tidak membayar dengan uang pas, namun hal itu jarang terjadi jika kita membeli barang di mini market). Mengapa harus memaksa konsumen untuk tidak perlu menerima uang kembalian yang menjadi hak mereka? Selama ini jual beli di mini market sering kesulitan dalam membayarkan uang kembalian dengan alasan tidak memiliki uang receh dengan satuan 50, 100 atau 200 rupiah, sehingga acap kali diganti dengan permen. Tentu saja hal ini tidak diinginkan oleh pembeli karena uang kembalian dengan nominal rupiah sekecil apapun adalah hak mereka sebagai konsumen, meski nilainya tidak seberapa. Mengabaikan hak-hak konsumen tentu akan menjadi preseden buruk terhadap mini market tersebut karena seolah-olah dianggap tidak menghargai hak konsumen atau menurut agama disebut dzalim.
Jadi daripada uang kembalian tersebut menjadi ganjalan dalam setiap transaksi jual beli, alangkah baiknya uang kembalian tersebut tidak diberikan kepada konsumen melainkan disedekahkan atau disumbangkan kepada mereka yang berhak atau tidak mampu. Lalu mengapa orang bersedekah harus dipaksa, mengapa tidak secara sukarela? Memang bersedekah harus secara ikhlas atau sukarela, tapi sedekah untuk kebermanfaatan yang lebih besar perlu juga tindakan yang besar pula. Lagi pula uang kembalian yang diberikan tidak begitu besar dibandingkan dengan nilai nomimal barang yang dibelanjakan oleh pembeli, dan uang yang disumbangkan jelas peruntukannya. Jika untuk membayar pajak yang dipaksa bahkan ada nada ancaman mereka rela membayar, lalu mengapa untuk kebaikan dan kebermanfaatan yang besar mereka tidak mau? Hal ini terletak pada edukasi dan kesadaran akan pentingnya sedekah untuk pemberdayaan umat. Umumnya masyarakat kurang/tidak percaya terhadap uang yang disumbangkan karena telah banyak kejadian penipuan yang berkedok sumbangan untuk kegiatan sosial maupun agama. Oleh karena itu perlu melakukan kerjasama dengan lembaga atau yayasan terpercaya, semisal PPPA Daarul Quran pimpinan Ustadz Yusuf Mansur yang sudah teruji kredibilitasnya. Atau melalui @MakelarSedekah nya Mas Mono atau @RombonganSedekah nya Mas Saptuari, atau lembaga atau yayasan terpercaya lainnya. Bila perlu saat launching minimarket ini, kita meminta Ustadz Yusuf Mansur, Kakek Jamil Azzaini, Mas Mono, Mas Saptuari, Mas Ippho Santosa, tokoh-tokoh nasional atau ustadz-ustadz yang peduli pada kegiatan sosial khususnya sedekah (tentunya dengan jumlah follower twitter atau Fan Page FB yang besar) untuk ikut meresmikannya. Dan tak lupa foto bersama dan minta mereka memberikan testimoni atau tanggapan terhadap konsep mini market @TanpaKembalian ini. Uang kembalian yang tidak “seberapa” namun akan “berapa-berapa” jika dikumpulkan secara signifikan dan masif sehingga nilai manfaatnya berlipat-lipat, insyaAllah. Bukankah bila kita meringankan urusan seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan urusan kita dunia akhirat?
Kenapa harus tidak memberikan uang kembalian? Karena sulitnya mendapatkan uang receh sehingga sering diganti dengan permen, maka sebaiknya uang kembalian tersebut disumbangkan ke lembaga atau yayasan sosial terpercaya yang sebelumnya telah menyepakati kerjasama dengan mini market ini.
Kenapa harus mini market? Karena saat ini banyak masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari di mini market, dan transaksi yang dihasilkan cukup besar, dengan harga untuk satuan unitnya relatif kecil dan uang kembalian yang ada pun juga kecil. Maka nilai nominal uang kembalian yang kecil tersebutlah yang kita targetkan untuk dikelola secara profesional agar dapat bermanfaat besar. Selain itu, mudahnya mengakses karena berada di pinggir jalan, juga nyaman dan banyak pilihan dalam berbelanja, sesuai selera dan dana yang dimiliki. Itulah mengapa konsep mini market ini dipilih untuk memudahkan kegiatan sosial dilakukan.
Apa tujuannya? Uang kembalian tersebut nantinya akan dipergunakan untuk donasi dan kegiatan sosial yang bersifat pemberdayaan kepada mereka yang layak agar menjadi produktif. Juga untuk yatim piatu, pengobatan kaum dhuafa, para penghafal alquran, dan beasiswa siswa miskin atau dhuafa.
Bagaimana konsep pengelolaan uang kembalian tersebut? Pengelolaan uang kembalian tersebut dilakukan secara profesional dengan memberikan laporan pertanggungjawaban setiap bulannya kemudian dipublikasikan ke masyarakat umum melalui outlet-outlet yang ada dan website. Penyaluran sedekahnya sendiri dilakukan secara langsung terhadap lembaga terkait yang telah menandatangani nota kesepahaman (MoU), sehingga masyarakat juga tahu kemana uang tersebut tersalurkan.
Bagaimana agar konsumen mau mengerti jika uang kembalian mereka tidak diberikan? Untuk itu sebelum mereka berbelanja, maka di depan mini market dipajang tulisan berukuran besar bahwa jika mereka berbelanja dan ada uang kembalian maka uang kembalian tersebut tidak akan diberikan, melainkan uang kembalian tersebut akan diberikan/didonasikan untuk kegiatan sosial dengan mencantumkan nama lembaga sosial tersebut agar lebih dipercaya.
Bagaimana jika ada konsumen yang membayar dengan kartu kredit atau kartu debit? Konsumen yang membayar dengan kartu kredit atau kartu debit, maka total belanja mereka akan langsung dipotong 2,5% saat transaksi.
Bagaimana jika konsumen komplain? Jika ada konsumen yang komplain maka akan diberikan pengertian seperti apa konsep mini market @TanpaKembalian ini. Jika uang yang mereka bayar bernominal besar dan tidak punya uang bernominal kecil namun barang yang dibeli hanya sekitar 10% dari nilai nominal uang yang hendak dibayarkan, maka akan diberikan dua pilihan: 1. Apakah uang kembalian seluruhnya akan disumbangkan? Atau 2. Mereka dapat menukar uang tersebut menjadi beberapa lembar uang dengan nominal yang lebih kecil yang tersedia di meja kasir dan uang dg nominal yang lebih kecil tersebut dapat dipergunakan untuk berbelanja, namun uang kembalian yang ada tetap tidak akan diberikan. Misal, mereka hanya berbelanja Rp 5750, sedangkan uang yang dibayarkan senilai Rp 50.000, maka ada dua pilihan apakah uang kembalian yang Rp 45.250 akan disedekahkan semuanya? Atau sebelum dibayar, uang Rp 50.000 tersebut ditukar di kasir menjadi pecahan Rp 10.000 sebanyak 5 lembar. Atau menjadi pecahan 2 lembar Rp 20.000 dan 1 lembar Rp 10.000. Dan kemudian uang yang mau dibayarkan boleh yang selembar Rp 10.000 atau Rp 20.000, terserah si pemilik uang. Dan yang pasti uang yang telah mereka bayarkan tidak akan diberikan kembaliannya.
Adakah apresiasi/penghargaan terhadap konsumen yang telah berbelanja? Setiap konsumen yang berbelanja akan diberikan satu buah stiker berkonsep @TanpaKembalian, sehingga virus kebaikan dan tujuan mulia mini market ini dapat tersebar ke seluruh masyarakat.
Bagaimana konsep mini marketnya? Konsep minimarketnya kurang lebih sebagai berikut. Sama seperti mini market pada umumnya, namun ada beberapa konsep interior yang berbeda bila dibandingkan dengan mini market lain. Di depan pintu terdapat papan reklame atau banner besar yang mempromosikan mini market @TanpaKembalian. Kemudian di dalam ruang mini market tetap diberi pemberitahuan bahwa jika mereka berbelanja di sini harus siap dengan konsekuensi bahwa uang kembalian konsumen tidak akan diberikan namun akan didonasikan untuk kegiatan sosial. Lalu di meja kasir disediakan beberapa kotak dengan logo lembaga sosial yang berbeda-beda dan mereka dapat memilih kemana uang kembalian mereka akan disalurkan. Dan setiap bulannya akan dipublikasikan laporan pertanggungjawaban uang kembalian yang telah disalurkan. Dan di
dalam ruangan mini market juga dipasang banner promosi @TanpaKembalian yang berisi alamat website, facebook, twitter dan youtube, lalu mengajak konsumen agar mau mengujungi beberapa alamat tersebut. Lalu di dinding-dindingnya terdapat tulisan tentang pentingnya bersedekah dan beramal shalih. Harus juga digencarkan promosi mini market @TanpaKembalian melalui jejaring sosial, blog-blog, juga BBM.
Bagaimana keuntungan dari mini market tsb? Meski sudah memiliki donasi dari hasil uang kembalian, namun tetap hasil keuntungan mini market harus dipotong 5% untuk zakat, infaq atau sedekah.
Fokus penyaluran donasi sosial: 1. Pendidikan Anak Yatim Piatu 2. Pemberdayaan kaum dhuafa dan anak jalanan 3. Bantuan dan Santunan kesehatan dan sembako kepada kaum dhuafa 4. Musibah bencana alam 5. Bantuan ke yayasan kanker dan penyakit berat 6. Pembangunan tempat ibadah (madrasah/TPA, musholla, masjid, dll)
Rencana kerjasama: 1. PPPA Daarul Qur’an Ustd Yusuf Mansur 2. Dompet Dhuafa 3. Rumah Zakat Indonesia 4. Yayasan Kanker Indonesia 5. Panti asuhan 6. Makelar Sedekah 7. Sedekah Rombongan 8. Dan lembaga sosial lain yang amanah.