PENGEMBANGAhI TAIIAMAI{ PENGHASTL
Mrt{l'AK ATSIRT*)
OIeh: Dr. Elty Proklamasiningsih, M. P.**)
Pendahuluan Permasalahan dalam pengembangan tanaman pengbasil minyak atsiri antara lain adalah: rendahnya produksi tanaman, sifaf usaha tani, mutu minyak
yang beragam, penyediaan produk kurang bermutu" fluktuasi h*gu, p€masaran' persaingan sesama negara produsen dan adanya produk sintetis (Achmad, 2004).
Diperkirakan 90o/o tanaman aromatik diusahakan oleh petani atau pengrajin di pedesaan dalam bentuk industri kecil. Pengelolaan usahatani bersifat sambilan
dengan modal kecil dan teknologi seadanya. Belum semua paket teknologi
(varietasijenis unggul, budidaya dan pengolahan/pasca panen) tersedia untuk beberapa komoditas tanaman aromatik, karena banyak ragam dan prioritas
penelitian masih rendah dibanding dengan tanaman perkebunan lainnya. Skala usaha
tani
kecil, produksi dan mutu minyak atsiri yang rendah dan kurang
optimal. Hal ini disebabkan karena kemampuan teknologi yang terbatas sehingga
tidak memenuhi persyaratan teknis, penggunaum varietas tidak unggul, peralatan dan cara pengolahan kurang memenuhi syarat.
Jenis-jenis Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Beberapa jenis tanaman penglrasil minyak atsiri potensial
di lndonesia
diantaranya adalah kayu manis (Cinnamom sp), nilam (Pogostemon sp), jahe dan pala (Myr
i s ti c a
fr a gr ans).
bio.unsoed.ac.id *)
Disampaikan pada Penyuluhan di PKK Desa Karang Kedawung, Kecamatan Sokaraja" Kabupaten Banyumas, 23 Februari 2015 **) Dosen Tetap Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto
1.
KAYU MANIS (Cinnamomum sp) Kayumanis adalah tanaman rempah dari famili Lauraceae ,v*ang terdiri
dari beberapa spesies. Hasil utama dari tanaman ini adalah kuiitnya yang digunakan sebagai rempah. Saat
ini
terdapat
7 spesies Cinnamomum yang
kulitnya dapat diperdagangkan, yaitu C. zeylanicum, C. cossia, C. tamala Ness &
Eberm, C. burmani Blume, C. sintok Blume, C. iavanicum Bh:lorte dan C. culilanan Blume. Kulit kering dari kayu manis disebut cassiavera- Tanamn ini dibudidayakan
di
Jawa Barat, Tengah, Tengger (Jawa Timur) 'lan Mangarai
(Flores).
C. burmani dapat ditanam di daratan rendah sampai daratan tinggi yang kurang dari 1500 m dpl, tidak dianjurkan ditanam di daratan rendah yang kurang
dari 500 m dpl. karena akan menghasilkan kulit yang kurang berkwalitas. Untuk pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan udara dengan kelembaban tinggi dan
curah hujan tinggi (2000-2500 mm) dan merata sepanjang tahun. Tanah yang cocok untuk pertumbuhannya adalah tanah berhumus dan tekstur remah berpasir. Tanaman
ini dapat dipanen (diambil kulitnya)
setelah berumur 2 tahun, petani
pada umumnya memanen setelah berumur 4 tahun. 2.
NILAM (Pogostemon sp.) Nilam adalah tanaman pngbasil minyak atsiri yang banyak ditanam di
Sumatera Barat, Sumatera Utara (Nias, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah), Aceh
Barat, Aceh Selatan dan Purwokerto. Ada 3 jenis nilam, yaitu: P. patchouli, P. heyneanus dan
P.
hortensis.
disebarkan dan berkembang
P. patchouli berasal dari Filipina
di Malaysi4
kemudian
Madagaskar, Paraguay, Brazilia dan
Indonesia. Di Indonesia di tanam di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
bio.unsoed.ac.id
Nilam ini tidak berbunga, kadar minyaknya tinggi (2,5-5 %). Karakteristik minyaknya sesuai dengan yang diinginkan dalam perdagangan.
P. heyneanas disebut juga nilam Jawa atau nilam hutan, berasal dari India. Di Indonesia, tanaman ini banyak ditemukan di hutan-hutan Pulau Jawa. Tanamn
ini dapat membentuk bunga dan kadang minyaknl-a lebih rendah (0,5-
t,s%a). Karakteristik minyak
ini kurang diinginkan dalam perdagangan.
P. hortensls disebut juga nilam sabun karena dapat digunakan sabun. Tanaman
sebagai
ini hanya ditemukan di hutan-hutan daerah Banten- Meskipun
sepintas mirip nilam Jawa, tanaman
ini tidak berbunga Kandungan minyaknya
juga rendah (0,5-1,5 %). Tanaman nilam tumbuh dengan baik di dtraan rendah,
tapi dapat ditanam di daratan tinggi yang tidak lebih dari pertumbuhannya tanaman
220CI
m dpl. Untuk
ini membutuhkan hujan yang merata sepanjang tahun
dengan curah hujan yang cukup tinggi (2500-3500 mm). Suhu -vang hangat 24-28AC dan kelembaban udara sedang (75%). Tanaman ini tumbuh zubur, pada tanah gembur, dan banyak mengandung humus. Tanaman sudah dapat dipanen pada umur 6-8 bulan setelah ditanam, kemudian panen dapat diulang setiap 3 bulan. 3. JAHE (Zingiber
fficinale)
Jahe merupakan salah satu tanaman rempah. Tanaman
ini membutuhkan
curah hujan yang tinggi dan tanah subur untuk pertumbuhannya- Tanaman ini
banyak diusahakan
di
daerah yang berketinggian 500-1000
m dpl.
Saat ini
terdapat 3 jenis jahe, yaitu jahe putih kecil (iahe sunti), jahe merah dan jahe besar
fiahe gajah). Jahe sunti dan jahe merah mengandung cleoresin dan serat lebih banyak dibanding jahe gajah. Jahe diolah menjadi berbagai produk, diantaranya adalah jahe kering, bubuk jahe, minyak atsiri jatre, pikel jahe, jahe kristal dan manisan jahe.
4. PALA (Myristica fragrans) Pala terdiri dari berbagai spesies, yaitu
Mfistica
fragrans yang berasal
dari Pulau Banda; M. argenta Warb (Papua noot) dan M. schefferi Warb yang berasal dari Papua Barat,
M. speciosa yang berasal dari Pulau Bacan serta M.
sucecanea yang berasal dari Pulau Halmahera. Buah dari
M
speciosa dan M.
bio.unsoed.ac.idini tidak dibudidayakan. Pala
sucecanea tidak bernilai ekonomis sehingga spesies
tumbuh dengan baik pada daerah yang banyak curah hujannya atau daerah beriklim basatr sepanjang tahun dengan udara yang cukup panas (25-300C) dan lembab. Tanaman ini dapat tumbuh didaratan rendah yang kurang dari 700 m dpl pada tanah cerul yang dapat menahan air. Pala mulai berbuah setelah berumur 5*6
tahun. Pada umur 10 tahun tanaman
ili
akan memkrikan hasil buah yang
optimal. Tanaman ini produktif berbuah sampai 25 tahun. Buah pala berbennrk bulat telur dampai lonjong, bagian terluar adalah kulit buah. Di baxah kulit buah
biji yang diselubungi oleh jala berrr-ama merah api yang disebut dengan fuli, di bawah tempurung tsrdapat biji pala- luah pala dapat digunakan sebagai bahan baku jamu dan bumbu. Minyak biji paia (misrintin)
terdapat tempurung
dapat memberikan efek halusinasi dan membunuh larva peptisida Minyak fuli dapat juga membunuh larva serangga. Buah muda dari pala dipetik untuk disuling
minyaknya karena kandungan minyak atsiri buah pala muda lebih tinggi dibanding dengan buah tua. 5.
GAMBIR Tanaman gambir (Uncaria gambir) merupakan tanaman daerah tropis.
Sebagian besar produksi gambir berasal dari Sumatera Barat dan sebagian kecil
dari Sumatera Selatan dan Bengkulu. Dalam perdagangan, gambir merupakan istilah untuk ekstrak kering daun tanaman gambir. Ekstrak ini mengandung catechin (memberikan pasca rasa manis enak) asam catechu tanat (memberikan rasa pahit) dan juercetine (pewarna kuning). Catechin tersebut larut dalam air
mendidih dan alkohol dingin. Gambir telah lama digunakan sebagai salah satu ramuiln makan sirih. Selain itu gambir digunakan sebagai astrigerl antiseptik, obat
sakit perut dan bahan pencampur kosmetika" penjemih air baku pada pembuatan bir, pemberi rasa pahit pada bir dan bahan penyamak kulit. Jenis tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia diglongkan menjadi
yang sudah berkembang dan sedang berkembang. Jenis yang sudah berkembang adalah: Nilam (Pogestemon cablin), Serai wangi
wangi
( Andropogon nardus), Akar
(Vetiveria zizanioides), Kenanga (Canangium odoratum), Cendana,
(Santalum album), Kayu putih (trIeloleuca leucadendron), eeng$eh (Syzygium
aromaticum),
fficinale).
bio.unsoed.ac.id
Pala (fuIyristica fragrans), Ladz (Piper nigntm),
Jahe (Zingiber
Jenis yang sedang berkembang adalatr: Masoi (Criptocaria massoia),
kayu manis, (Cinnamomum casea), Ylang-ylang, (Canangium odoratun), Serai (Cymbopogonflexyosus), Gaharu, (Aquilario sp), Klausen4 {Clausena anisata), Permen (ArIentha arvensis), Kemukus (Piper cabeba).
.
Prospek Minyak Atsiri
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik menrpakan komoditas ekspor yang dibutuhkan oleh berbagai industri seperti indusrri parfum, kosmetika, obat-obatan, makanan dan minuman. Dalam perdagangaa komoditas
ini dinilai memiliki peran strategis dalam menghasilkan produk primer maupun sekunder, untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Dewasa tersebut masih tetap eksis walaupun selalu terjadi fluktuasi
h*ga
ini
komoditas
namun petani
maupun produsen masih mendapatkan keuntungan.
Di lndonesia penggunaan minyak atsiri
sangat beragam, dapat digunakan melalui
berbagai cara yaitu 1) dikonsumsi langsung berupa makanan dan minuman: jamu
yang mengandung minyak atsiri, penyedap makanan, flavour es krim, pefinen, pasta gigi dan lain-lain. 2) pemakaian luar: pemijatan, lulur, lotion, balsam, sabun
mandi, shampo, obat luka/memar, pewangi badan (parfrm). 3) aromaterapi: pengharum ruangan, pengharum tissue, pelega pernafasan. Pemanfaatan aroma
terapi sebagai salah satu pengobatan dan perawatan tubuh yang menjadi trend o'back
to nature" sangat membutuhkan bahan baku yang beragam dan bermufu
dari tanaman aromatik. Keanekamgaman tanaman aromatik yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan 160-200 jenis yang termasuk dalam beberapa famili diantaranya adalah: Labiatae, compositae, Lauraceae, Graminae, Myrtaceae, Umbiliferae (Esti dan Sarwedi. 2001).
Jenis-jenis minyak atsiri lndonesia yang telah memasuki pasaran internasional diantaranya nilam, seraiwangi, akar wangr, kenanga/ylang-ylang,
jahe dan pala/fuIi. Pangsa pasar beberapa komoditas aromatik seperti nilam (64%), kenanga (67%), akar wangi (26%), seraiwangi (r2%),para(72%), cengkeh
bio.unsoed.ac.id
(63%), jahe (0,4%) dan lada (0,9o/o) dari ekspor dunia (Ditjenbun 2004). Tahun
2007 volume ekspor atsiri mencapai us$ 101.140.080, namun disisi lain lndonesia juga mengimpor minyak atsiri pada tatrun 2007 mencapai nilai US$ 381.940.000. Oleh klarena
itu keanekaragaman minyak atsiri lndonesia yang
berfujuan untuk ekspor maupun berfungsi sebagai substitusi impor perlu ditingkatkan.
Penutup Kebutuhan minyak atsiri untuk industri farmasi. kimia- kosmetika dan aroma terapi cukup besar. Kebutuhan untuk ekspor juga meningkat sehingga peluang pengembangan minyak atsiri masih terbuka luas. Salah satu minyak atsiri yang potensial dikembangkan adalah nilam yang biasa dikenal dalam perdagangan sebagai patchouli oil. Dalam pengembangannya tanaman nilam dapat dibudidayakan dengan pola tanam polikultur baik pada tanaman semusim, tahunan maupun tanamankehutanan, dengan kualitas minyak nilam yang dihasilkan memenuhi standar trnfuk dipasarkan. Tanaman seraiwangi dan kenanga dapat digunakan sebagai konservasi lahan yang sekaligus dapat menambah pendapatan petani.
Daftar Pustaka Achmad, S.A. 2004. Bahan Alam Untuk Mendukung Pengembangan Bioindustri. Makalah Seminar Nasional Kimia Bahan Alam. Surabay4 4 September 2004. Anonim. 2008. Standar Prosedur Operasional (SPO) Budidaya Tanaman Nilam. Ditjenbun-Balittro. 40 p. Djazuli, M. dan Emmyzar. 2006. Monograf Tanaman Nilam. Barittro. Esti dan Sarwedi. 2001. Tanaman Penghasil Minyak Astiri. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat Handayani, T., A. Mulyanto, dan Titiresmi. 2006. Kualitas Minyak Atsiri Nilam sebagai Tanaman Sela pada Areal Lahan Hutan Rakyat di Desa Cibojong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Makalah Seminar Konferensi Nasional Atsiri 2006,19-20 September 20M. Nasrun, S. Christanti, T. Arwiyanto, dan I. Mariska. 2007. Karakteristik Fisiologi Ralstonia solanacearum Penyebab Penyakit Layu Bakteri Nilam. Jurnal
Linri. t3 (2):43-48.
bio.unsoed.ac.id