KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
AHDATIKA LUBIS 067030001/BIO
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Biologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh AHDATIKA LUBIS 067030001/BIO
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE RUBIACEAE DI TAMAN WISATA DELENG LANCUK KABUPATEN SUMATERA UTARA : Ahdatika Lubis : 067030001 : Biologi
DAN ALAM KARO
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S) Ketua
(Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Dwi Suryanto, M.Sc)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal lulus : 9 September 2008
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Telah diuji pada Tanggal 9 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S
Anggota
: 1. Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc 2. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D 3. Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
ABSTRAK Penelitian Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di TWA Deleng Lancuk telah dilaksanakan pada bulan Januari 2008 – Maret 2008. Lokasi penelitian di tentukan secara Purposive dan dibagi menjadi 5 berdasarkan jumlah bukit; yaitu bukit I, II, II, IV dan bukit V, Ketinggian ke 5 bukit tersebut berada pada ketinggian 1300 – 1600 m dpl. Areal pengamatan seluas 1,25 ha (10 x 10 x 25 x 5) tiap lokasi yang diamati dibuat dalam 25 plot berukuran 10 x 10 m. Dari hasil penelitian diperoleh 32 jenis Piperaceae dan Rubiaceae dengan jumlah 3200 individu. Spesies yang mendominasi pada Piperaceae adalah: Piper sp 1 dan Piper caninum BL, sedangkan pada Rubiaceae adalah Mussaenda sp, Hedyothis philippensis Merr, Argostemma involucratum L. Jumlah jenis yang tertinggi pada Piperaceae pada bukit III sedangkan pada Rubiaceae tertinggi pada bukit IV. Tumbuhan yang mendominasi pada bukit I, Piperaceae adalah Piper caninum BL sebanyak dengan INP 99,51%, Rubiaceae adalah Mussaenda sp yaitu 64,01%. Pada bukit II Piperaceae didominasi oleh Piper sp 1 dengan INP 146,71% sedangkan pada Rubiaceae didominasi oleh Mussaenda sp dengan INP 50,73%. Pada bukit III Piperaceae didominasi oleh Piper caninum BL dengan INP 77,50%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Hedyothis philippensis Merr dengan INP 45,28%. Pada bukit IV jenis Piperaceae yang didominasi oleh Piper sp 1 130,93% sedangkan pada Rubiaceae didominasi oleh Argostemma involucratum L. dengan INP 44,33%. Sedangkan pada bukit V Piperaceae didominasi oleh Piper crassipes Korth dengan INP 89,83% sedangkan Rubiaceae didominasi oleh Argostemma involucratum L dengan INP 70,83%.
Kata kunci: Keanekaragaman, Piperaceae, Rubiaceae, TWA Deleng Lancuk
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
ABSTRACT
The diversity research of Piperaceae and Rubiaceae in Deleng Lancuk Natural Park had been done on January 2008 untill March 2008. The location of this research is made purposively and divided into 5 based on the sum of the hills; those are I, II, III, IV. Where all hills on 1300-1600 m high from sea level. The observation area is 1,25 hectare (10 x 10 x 25 x 5), each observed location stated into 25 plots with 10 x 10 m. The research finds 32 species of piperaceae and Rubiaceae with 3200 individuals. The dominant species on piperaceae is piper sp I and piper caninum BL, and on Rubiaceae is Mussaenda sp, Hedyothis philippensis Merr, Argostemma involucratum L. The highest sum of peperaceae is on hill III, and the highest on Rubiaceae is on hill IV. The dominant plant on hill I, piperaceae is Piper caninum BL as much as INP 99,51%, Rubiaceae is Mussaenda sp with 64,01%.The hill II, piparaceae is dominated by Piper SP I in INP 146,71%, and Rubiaceae is dominated by massaenda SP in INP 50,73%. In hill III, piperaceae is dominated by Piper caninum BL in INP 77,50%, and Rubiaceae is dominated by Hedyothis philippensis Merr with INP 45,28%. In hill IV, piperaceae is dominated by Piper sp 1 in 130,93%, and Rubiaceae dominated by Argostemma involucratum L in INP 44,33%. And last in the hill V Piperaceae is dominated by Piper crassipes Korth in INP 89,83% and Rubiaceae is dominated by Argostemma involucratum L with INP 70,83%.
Key word: Diversity, Piperaceae , Rubiaceae, Deleng Lancuk Natural Park
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang dengan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis “Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara”. sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S sebagai Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian sampai selesainya penyusunan hasil penelitian ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D dan Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc sebagai penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan hasil penelitian ini. 2. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc sebagai Ketua Program Studi Magister Biologi. 3. T. Alief Aththorick, M.Si yang banyak memberikan bantuan dan pemikiran mulai dari awal survei sampai penulis menyelesaikan hasil penelitian ini.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
4. Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan Kepala Bappeda Sumatera Utara yang telah memberikan beasiswa S-2 kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2. 5. Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sumatera Utara yang telah memberikan izin lokasi penelitian. 6. Keluarga besar SMA N 13 Medan yang telah memberikan izin dinas bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian ini serta telah memberikan dukungan moril dan materiil, especially Bapak Darul Aman S.Pd, dan Bapak Ibu guru, serta staf pegawai. 7. Ayahanda (H.M. Ali Musa Lubis), yang tercinta Ibunda (Hj. Faizah Nasution), dan keluarga besar Abang, kakak, ipar dan keponakan semua yang telah memberikan doa dan semangatnya. 8. Keluarga Besar SMA N 1 Medan, khususnya Dra. Hj Rebekka Girsang, Bapak Ibu wakil kepala sekolah, Bapak Ibu guru, teman-teman guru BP, guru piket, serta seluruh pegawai tata usaha dan karyawan SMA N 1 Medan. 9. Keluarga Bapak Drs. Salman Ginting dan Keluarga Eling Tuhono, Spd. 10. Teman-teman dalam tim penelitian dan adik-adik mahasiswa yang telah meluangkan waktunya menemani penulis sejak awal survei sampai pada saat penelitian, khususnya, Eka Rahmadani S.Si, Nurmaini S.Si, Marliya S.Si, Mahya S.Si, Misran, Boy, Kabul, Verta, Idom dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Akhir kata semoga Allah selalu memberikan Rahmatnya dalam kita mengejar ilmu dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Medan,
April 2008
Penulis
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
RIWAYAT HIDUP
AHDATIKA LUBIS dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1969 di Serbelawan Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Anak dari pasangan Ayahanda H.M. ALI MUSA LUBIS dan Ibunda HJ. FAIZAH NASUTION, sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara. Tahun 1982 penulis lulus SD Negri 1 Serbelawan, tahun 1985 lulus dari SMP N 1 Serbelawan dan tahun 1988 lulus dari SMA Negri Serbelawan. Pada tahun 1989 memasuki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UISU) Medan jurusan MIPA/Biologi dan lulus pada tahun 1994. Kurang lebih 13 tahun honor di Yayasan Perguruan “ANI IDRUS” WASPADA GROUP. Pada tahun 2004 diangkat menjadi guru Bantu di SMA N 13 Medan dan pada tahun 2007 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di SMA N 1 Medan dan bertugas di sekolah tersebut hingga sekarang. Tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Program Magister (S2) di Program studi Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................
i
ABSTRACT...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
ix x
.................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ I.
II.
PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang........................................................................... Masalah Penelitian..................................................................... Tujuan Penelitian....................................................................... Manfaat Penelitian.....................................................................
1 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
5
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
5 6 9 11 14 15
Deskripsi Piperaceae dan Rubiaceae ........................................ Deskripsi Umum Rubiaceae ..................................................... Distribusi Rubiaceae ................................................................. Jenis-jenis Rubiaceae................................................................. Pemanfaatan Rubiaceae............................................................. Klasifikasi Piperaceae dan Rubiaceae ......................................
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
2.7 Kepentingan Ekonomi ..............................................................
16
DESKRIPSI AREA ........................................................................
20
3.1 3.2 3.3 3.4
Letak dan Luas Area.................................................................. Topografi .................................................................................. Tipe Iklim.................................................................................. Vegetasi.....................................................................................
20 21 21 21
BAHAN DAN METODE ...............................................................
22
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 4.2 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 4.2.1 Di Lapangan .................................................................... 4.2.2 Di Laboratorium .............................................................. 4.3 Metode Penelitian...................................................................... 4.4 Analisis Data .............................................................................
22 22 22 23 24 24
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
26
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
Keanekaragaman Jenis Piperaceae dan Rubiaceae.................... Distribusi Jenis pada Kelima Bukit .......................................... Pemanfaatan Piperaceae dan Rubiaceae .................................. Indeks Nilai Penting................................................................... Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (E)..... Indeks Similaritas...................................................................... Deskripsi Spesimen Piperaceae/Rubiaceae...............................
26 31 32 32 50 53 56
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
88
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 6.2 Saran .........................................................................................
88 89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
90
III.
IV.
V.
VI.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
1.
Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae di Hutan Deleng Lancuk ......
26
2.
Sebaran Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang Didapatkan pada Setiap Bukit di Hutan Deleng Lancuk .....................................
28
3.
Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit I ................................................
33
4.
Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit II ...............................................
36
5.
Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit III .............................................
40
6.
Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit IV .............................................
43
7.
Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit V ..............................................
47
8.
Indeks Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman ..............
51
9.
Nilai Indeks Similaritas (IS) .............................................................
53
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
1.
Morfologi Rubiaceae ....................................................................
7
2.
Struktur Bunga Rubiaceae ............................................................
9
3.
Cinchona sp .................................................................................
11
4.
Ixora coccinea ...............................................................................
12
5.
Galium sp ......................................................................................
13
6.
Rubia cordifolia ………………………………………………....
13
7.
Perbandingan Jumlah Jenis....………………………………........
30
8.
Indeks Nilai Penting Bukit I ……………………….....................
34
9.
Indeks Nilai Penting Bukit II ………………………....................
37
10.
Indeks Nilai Penting Bukit III ………………………...................
41
11.
Indeks Nilai Penting Bukit IV ……………………......................
44
12.
Indeks Nilai Penting Bukit V ………………………....................
48
13.
Piper sp 1 ……………………………………………………………….
56
14.
Piper sp 2…………………………………………………………
57
15.
Piper caninum BL………………………………………………………
58
16.
Piper crassipes Kort………………………………………………
59
17.
Piper laevifolia………………………………………………...............
60
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
18.
Piper longum……………………………………………………………
61
19.
Piper recuryum BL…………………………………………………….
62
20.
Piper sarmentosum…….………………………………………………
63
21.
Piper tjibodasama………………………………………………………
64
22.
Piper ungaramence ......................................................................
65
23.
Argostemma involucratum Hemsl ................................................
66
24.
Argostemma sp ..............................................................................
67
25.
Canthium sp ..................................................................................
68
26.
Coffea malayana Ridl ...................................................................
69
27.
Hedyotis sp 1 ………………………………………………….....
70
28.
Hedyotis sp 2 ………………………………………………….....
71
29.
Hedyotis phillippensis Merr ……………………………………..
72
30.
Lasianthus tomentosus Bl …………………………………….....
73
31.
Lasianthus sp ................................................................................
74
32.
Mussaenda sp ................................................................................
75
33.
Mycetia malayana .........................................................................
76
34.
Ophiorrhiza bracteata ……………………………………………
77
35.
Ophiorrhiza blumeana Korth ………………………………………..
78
36.
Pavetta indica L …………………………………………………….....
79
37.
Petunga macrocarpa Dc ……………………………………………...
80
38.
Psychotria sp …………………………………………………………..
81
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
39
Psychotria stipulacea Wall…………………………………………...
82
40
Randia microphylla Hook. F………………………………………....
83
41
Tarenna pulchra Ridl …………………………………………….....
84
42
Tarenna sp …………………………………………………………......
85
43
Uncaria acida Merr …………………………………………………...
86
44
Urophyllum sp……………………………………………………….....
87
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Halaman
1.
Peta Penelitian Kawasan Hutan TWA Deleng Lancuk ....................
93
2.
Jalur & Plot Pengamatan di Hutan TWA Deleng Lancuk.................
94
3.
Tabel Pengamatan Vegetasi Tumbuhan di Hutan Deleng Lancuk....
96
4.
Hasil Analisis Vegetasi ....................................................................
101
5.
Contoh Perhitungan ..........................................................................
106
6.
Surat Identifikasi Herbarium MEDANENSE ..................................
109
7.
Surat Identifikasi Herbarium ANDALAS ........................................
110
8.
Data Pengukuran Faktor Fisik ..........................................................
111
9.
Foto-foto Penelitian ..........................................................................
112
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Piperaceae termasuk salah satu suku dari ordo Piperales, sedangkan
Rubiaceae adalah salah satu suku dari ordo Rubiales. kedua jenis tumbuhan tersebut merupakan jenis tumbuhan terna atau jenis tumbuhan berkayu. Hal yang membedakan kedua jenis tumbuhan ini adalah jenis Piperaceae berkayu seringkali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat, mempunyai ciri khas yaitu daunnya kerap kali berbau aromatis atau rasa pedas, sedangkan Rubiaceae memiliki ciri yang khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang memiliki daya tarik atau memiliki suatu zat penikmat. Piperaceae dan Rubiaceae ini secara alami tumbuh di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Piperaceae di Indonesia secara umum dikenal dengan sirih, Rubiaceae secara umum dikenal dengan kopi. Kedua suku tumbuhan tersebut sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dulu hingga sekarang karena mempunyai potensi ekonomi yang tinggi antara lain; sebagai tanaman budidaya, bahan rempahrempah, obat-obatan, bahan kosmetik, bahan antiseptik, dan bahan minuman. Tumbuhan Piperaceae diperkirakan mencapai ± 1300 jenis yang terbagi dalam 10 marga. Hampir semuanya tumbuh di daerah tropika, berbeda dengan tumbuhan Rubiaceae suku ini meliputi tidak kurang dari 4.500 jenis terbagi dalam ± 400 marga, tersebar di seluruh dunia, sebagian besar di daerah beriklim panas.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Jumlah jenis Piperaceae di kawasan Sumatera, khususnya Sumatera Utara belum diketahui jenisnya (Van Steenis, 2005). Mengingat pentingnya peran tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae tersebut secara ekonomi maka perlu diungkap kekayaan jenisnya. Panddey (2003) menyatakan bahwa Rubiaceae merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat secara ekonomi. Banyak jenis dari famili Rubiaceae ini dijadikan sebagai bahan obat-obatan yang berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, misalnya Morinda citrifolia yang dapat digunakan sebagai penghasil zat warna, daun dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah untuk obat tekanan darah tinggi dan Uncaria gambir sebagai obat anti diare. Jenis-jenis Rubiaceae juga dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah, halaman perkantoran dan taman-taman rekreasi, misalnya Ixara sp dan Mussaenda sp. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk yang bersebelahan dengan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo, termasuk jenis hutan hujan yang merupakan habitat yang disukai oleh Piperaceae dan Rubiaceae. Hutan Deleng Lancuk mempunyai luas areal sekitar 435 ha, dengan ketinggian antara 1300 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung memegang peranan penting dalam kelestarian lingkungan hayati yang berkelanjutan. Tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai bahan makanan, tanaman hias dan untuk tanaman obat. Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, banyak ditemukan jenis Piperaceae dan Rubiaceae, namun demikian masih belum ada informasi tentang keanekaragaman
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk. Berdasarkan hal tersebut penelitian Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Deleng Lancuk perlu dilakukan.
1.2.
Masalah Penelitian Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo merupakan kawasan
yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dari beberapa famili yang ditemukan di hutan terebut diantaranya adalah famili Piperaceae dan Rubiaceae. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan, famili tersebut memiliki penyebaran yang luas di daerah tersebut, namun sejauh ini belum diketahui bagaimanakah keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo ini.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Piperaceae dan
Rubiaceae yang terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, Sumatera Utara.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jumlah jenis
Piperaceae dan Rubiaceae sebagai salah satu kegiatan melengkapi data inventarisasi keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Deleng Lancuk. Data-data tersebut
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
dibutuhkan dalam konservasi jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae khususnya dan sumberdaya alam hayati Indonesia umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian lainnya terutama dalam bidang taksonomi tumbuhan. Dengan diketahuinya kekayaan jenis Piperaceae dan Rubiaceae, merupakan informasi awal untuk menentukan potensi jenis-jenis yang terdapat di Deleng Lancuk yang mungkin dapat dikembangkan
serta
mengungkap
aspek-aspek
biologi
lainnya
seperti:
perbungaannya, pollinator, etnobotani.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Diskripsi Piperaceae dan Rubiaceae Piperaceae kebanyakan berupa terna, hanya kadang-kadang berupa tumbuhan
berkayu sering kali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Daun duduknya berbeda, tunggal, tepi rata, bertulang daun menyirip atau menjari, kerapkali berbau aromatis atau rasa pedas. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal atau banci dengan 1-10 benang sari; putik terdiri dari 1-6 dan buah (kebanyakan 3) kepala putik beruang 1 dengan 1 bakal biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, Dengan endosperm dan perisperm. Dalam biji terdapat sel-sel minyak atsiri (Van Steenis, 2005). Rubiaceae juga berupa terna atau tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Daun penumpu terletak antara tangkai daun, berlekatan berpasangan, kadang-kadang terbagi dalam tajuk. Bunga di ketiak atau terminal, kadang-kadang tunggal, kebanyakan dalam berbagai bentuk karangan bunga beraturan, kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan mahkota berdaun lekat. Benang sari sama banyak dengan tajuk mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada tabung atau leher mahkota. Kepala sari beruang. Bakal buah seluruhnya atau sebagian besar tenggelam, beruang
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
sampai banyak. Tangkai putik satu. Buah sangat bermacam-macam: buah buni, buah batu atau pecah dalam kendaga (Tjitrosoepomo, 1993). Famili Rubiaceae masuk kedalam ordo Rubiales yang tersebar luas di daerah tropis kawasan Asia dan Eropa. Rubiales berupa terna atau tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci aktinomorf atau zygomorf, berbilang 4-5, biasanya membentuk bunga majemuk. Daun mahkota berlekatan, pada bunga yang aktinorf benang sari sama banyaknya dengan daun mahkota, pada bunga yang zygomorf jumlah benang sari lebih sedikit, duduk berseling dengan daun-daun mahkota. Ordo ini meliputi lima famili yaitu, Rubiaceae, Adoxaceae, Dipsacaceae, Caprifoliaceae dan Valerianacea (Lawrence, 1995).
2.2.
Deskripsi Umum Rubiaceae Berupa semak, perdu, atau pohon-pohon jarang berupa herba. Daun tunggal
berhadapan atau berkarang, dengan daun penumpu dalam ketiak atau antar tangkai. Bunga dalam rangkaian bersifat resemosa atau simosa, sering berbentuk seperti bongkol, aktinomorf atau zigomorf, banci atau berkelamin tunggal, biasanya berbilangan 4 – 5, kadang-kadang lebih. Daun-daun kelompok tersusun sebagai katup, daun mahkota berlekatan, bentuk mahkota bermacam-macam, benang sari melekat pada mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota, jumlah benang sari lebih kecil. Dalam bunga biasanya terdapat cakram. Bakal buah tenggelam, beruang-ruang, jarank 1 – banyak, tiap ruang dengan 1 – banyak bakal biji. Buah bermacam-macam,
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
jarang hanya beruang 1, biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok (Tjitrosoepomo, 2005). Morfologi Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
a
c e
b
d
g
f
(Sumber: Robbrecht, 1997) Gambar 1. Morfologi Rubiaceae: a. Pertulangan daun, b. Stipula, c. Perbungaan, d. Mahkota, e. Androcium dan Gynocium, f. Bakal buah, g. Kelopak Pada umumnya Famili Rubiaceae berdaun tunggal. Daunnya memiliki daun penumpu (stipula). Tipe stipula dari famili ini adalah interpetiolaris atau intrapetiolaris. Stipula sederhana, terkadang lebih besar dari daun misalnya pada Gallium (Pandey, 2003). Bunga
majemuk,
berkumpul
membentuk
satu
unit,
misalnya
pada
Sarcopcephalus, dan Morinda. Pada Gardenia dan Randia juga beberapa jenis yang lain perbungaannya disusun oleh bunga yang kecil yang terletak di bagian terminal. Pada Coffea arabica bunganya terletak di ketiak daun, dengan bunga hermaprodit,
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
tipe actinomorf, dan terdiri atas empat atau lima kelompok. Bunga lengkap dengan bakal buah yang epigin. Misalnya pada Coprosoma. Corolla terdiri dari lima atau empat petal yang saling berlekatan, dengan bentuk seperti corong. Pada jenis Henriquezia corolla zygomorf dan memiliki bibir. Androcium terdiri atas lima atau empat stamen yang terletak di dalam atau di dekat rongga pada tabung dan saling berlekatan dengan corolla. Secara umum bakal buahnya tenggelam, namun pada genus Synaptanta yang terdapat di Australia bakal buahnya setengah tenggelam. Pada Gaertnera dan Pogamea, memiliki bakal buah yang menumpang. Tipe buah pada famili Rubiaceae adalah buah drupa, kapsul atau berry. Buah-buah tersebut kering atau berdaging. Contoh jenis yang memiliki buah berdaging adalah Randia, dan Mussaenda. Buah drupa contohnya adalah Coffea, sedangkan buah kapsul contohnya adalah Galium. Terdiri atas lima atau empat sepal yang berlekatan, misalnya pada Mussaenda, dan Worscewiezia (Pandey, 2003).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Struktur bunga Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini: a
a b c d e
e f
f A
B
C
(Sumber: Pandey, 2003) Gambar 2. Struktur bunga Rubiaceae, A. Coffea arabica, B. Rubia tinctorum, C. Cinchona sp.: a. Stamen, b. Mahkota, c. Stigma, d. Stilus, e. Kelopak, f. Ovary
2.3.
Distribusi Rubiaceae Famili Rubiaceae tersebar luas di seluruh dunia, dapat ditemukan di kawasan
tropis dan subtropis. Ditemukan melimpah di Amerika Utara dan Asia Selatan. Kawasan Asia terdiri dari 135 genus yang mewakili seluruh vegetasi maupun tumbuhan bawah dari dataran rendah dan hutan hujan. Jenis ini juga tumbuh liar di pematang sawah, tebing-tebing sungai, pinggir jalan, kebun atau di padang rumput. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dari ketinggian 10 m sampai 600 m di atas permukaan laut misalnya Hedyotis diffusa (Van Balgooy, 1998). Van Balgooy (1998) mengemukakan bahwa, di daerah paleotropik terdapat genus Gardenia yang tersebar di hutan hujan dataran rendah. Hedyotis tumbuh
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
di dataran rendah dan hutan pegunungan, Ixora tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Mussaenda tumbuh di dataran rendah dan hutan pegunungan, Nauclea tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Urophyllum tumbuh di hutan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Di daerah pantropical terdapat genus Psychtria tumbuh di dataran rendah dan hutan hujan dataran rendah dan Uncaria tumbuh di hutan primer dataran rendah, dan hutan hujan sekunder, Cinchona legeriana, Cinchona succirubra, Cinchona officinalis tersebar di daerah India Selatan. Mulati (2004) menyatakan Uncaria gambir Roxb, dan Uncaria sclerophylla Bl. Ditemukan di kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, tumbuhan di atas merupakan tumbuhan memanjat. Wahyuni (2004) juga menemukan beberapa jenis dari famili Rubiaceae di kawasan tersebut antara lain Chasalia chartaceae Craib, Coffea malayana Ridl, Hedyotis philippinensis Merr, Ixora javanica DC, Lasianthus stipularis BI, L. tomentosus BI, Pogostemon cablin BI, Peristomeris malavana Ridl, Randia spinosa (L.f), Poir, jenis-jenis tersebut adalah tumbuhan semak. Mumpuni, (2004 ) menyatakan bahwa Argostemma involucrum L., A subcrassum L.,Nauclea mangayi Hook., Psycothria stipulaceae Wall, Opphioriza communis Ridl dan Randia longiflora Lam dapat ditemukan di kawasan tersebut. Handayani (2004) juga mengemukakan bahwa jenis-jenis Rubiaceae yang habitatnya berupa herba dapat ditemukan di Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, beberapa diantaranya adalah Argostema involutrata, Ophiorriza discolor.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
2.4.
Jenis-jenis Rubiaceae Beberapa jenis Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 3, 4, 5 dan Gambar 6.
2.4.1. Cinchona
(Sumber: Pandey, 2003) Gambar 3. Cinchona sp. a. Bunga, b. Daun, c. Batang Genus ini terdiri dari sekitar 25 spesies, berupa semakan atau pohon kecil 5 15 m. Daun oppsite atau Lanset dengan panjang 10 – 40 cm. Bunga putih, pink atau merah dan terletak di terminal dan buah kecil berbentuk kapsul. Beberapa diantaranya adalah Cinchona calisaya, C. ledgeriana, C. succirubra, C. Officinalis dan C. pubescens (Taylor, 1995). 2.4.2. Ixora
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
(Sumber: Pandey, 2003) Gambar 4. Ixora coccinea: a. Bunga, b. Daun, c. Batang Ixora adalah salah satu jenis Rubiaceae yang sangat dikenal. Berupa perdu yang tegak, tingginya 2-4 m. Daun penumpu bulat telur segitiga, meruncing bentuk paku. Daun berhadapan, bertangkai pendek,bentuk memanjang bulat telur terbalik, dengan pangkal dan ujung tumpul, tepi rata sedikit beringgit. Bunga harum, tersusun dalam malai rata yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan 2 anak daun pelindung kecil. Beberapa diantaranya adalah Ixora grandiflora, Ixora stricta dan Ixora coccinea (Steenis, 2005).
2.4.3. Galium
(Sumber: Pandey, 2003) Gambar 5. Gallium sp.: a. Bunga, b. Internodus, c. Nodus, d. Batang, e. Daun Genus galium berupa annual perennial herbaseus. Ada sekitar 400 jenis dari genus ini, dan tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Beberapa jenis dari genus
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
ini antara lain, Galium aparne,G. Tricornutum, G. aparine dan G. Odoratum (Taylor, 1995). 2.4.4. Rubia
(Sumber: Pandey, 2003) Gambar 6. Rubia cordifolia: a. Batang, b. Daun, c. Bunga Genus ini ada sekitar 60 jenis, perenial merambat atau herba memanjat dan juga berupa semak kecil. Tingginya ± 1,5 m, daun selalu hijau dengan panjang 5 – 10 cm. Bunga kecil dengan panjang 3 – 5 mm, dengan lima petal yang berwarna kuning dan buah berwarna merah sampai ke hitam. Beberapa jenis dari genus ini adalah, Rubia cordifolia, R. khasiana, R. sikkimensis., dan R. tinctorum (Taylor, 1995).
2.5.
Pemanfaatan Rubiaceae Jenis yang sangat dikenal dari famili ini adalah Coffea (kopi) sangat penting
dalam industri pertanian. Jenis lain yang sangat penting dalam bidang ekonomi dan kesehatan adalah Cinchona (kina) yang digunakan sebagai obat malaria, dan Psichotria ipecacuanha, dikenal sebagai obat penghilang rasa mual.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Famili Rubiaceae juga sangat penting dalam bidang holtikultura, seperti bunga Gardernia (kacapiring), Ixora, Pentas, Musaenda, dan Sherardia dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias (Robbrecht, 1997). Mumpuni (2004) menyatakan masyarakat di sekitar Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser memanfaatkan Argostemma involucrum L., Argostemma subcrassum, sebagai obat sakit perut, Nauclea mangayi Hook, digunakan sebagai obat rematik dan sakit kulit, Psycotria stipulaceae Wall digunakan sebagai obat radang otak dan lumpuh dan Randia longiflora Lam, digunakan sebagai obat gatal-gatal. Balgoy dan Tjitrosoepomo (2004), menyatakan bahwa Coffea arabica, Coffea leberica, Coffea Canephora menghasilkan kopi untuk minuman, dan Uragora ipecuacuanka sebagai obat diare. Rubia tinctorum, Rubia peregrine, Rubia cordifolia sebagai penghasil zat warna. Morinda citrifolia dapat dimanfaatkan sebagai penghasil zat warna, daun dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah sebagai obat tekanan darah tinggi. Pausinystalia johimbe dapat digunakan sebagai pemicu nafsu birahi dan Borreria latifolia sebagai indikator tanah kurus. Menurut Pandey (2003), Cinchona calisaya, Cinchona ledgeriana, Cinchona succrirubra, Cinchona officinalis ekstrak batangnya dapat digunakan sebagai obat malaria, jenis ini terdapat di Amerika Selatan dan India Selatan. Coffea arabica, dan Coffea liberica bijinya dimanfaatkan sebagai minuman non-alkohol yang disebut sebagai kopi komersial. Hamelia patens berupa semak yang indah dengan bunga berwarna merah, sering dijadikan tanaman ornamental di taman. Ixora chinensis,
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Ixora fulgens, Ixora lutea, Ixora nudulata, Musaenda glabrata dan Musaenda luteola, sering digunakan sebagai tanaman hias di taman.
2.6. Klasifikasi Piperaceae dan Rubiaceae Klasifikasi suku Piperaceae dan Rubiaceae berdasarkan Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut: A. Klasifikasi Piperaceae Divisio Sub division Kelas Ordo Famili
: : : : :
Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Piperales Piperaceae
B. Klasifikasi Rubiaceae Divisio Sub division Kelas Ordo Famili
: : : : :
Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Rubiales Rubiaceae
Suku Piperaceae mempunyai 3 anak suku (sub famili) Piper, Peperomia, Heckeria, sedangkan suku Rubiaceae terdiri dari 10 anak suku (sub family) yaitu Rubia, Cinchona, Coffea, Morinda, Ixora, Mussaenda, Gardenia, Uncaria, Uragoga, Pausingstalia.
2.7.
Kepentingan Ekonomi Piperaceae dan Rubiaceae sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Beberapa contoh jenis-jenis dari suku Piperaceae dan Rubiaceaea adalah: a. Piper nigrum: lada (Indonesia), buah untuk bumbu masak, butir-butir ditumbuk atau tidak, berguna untuk bumbu masak. Dari perlakuan terhadap buah tergantung apakah nanti diperoleh lada putih atau lada hitam. Selain itu bangsa Portugis dan Belanda dating menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan oleh komoditi rempah dan obat termasuk lada (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis, 2005). b. Piper betle: sirih (Indonesia), sebagai bahan antiseptik, atau sebagai obat: dapat menyembuhkan penyakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, mimisan, Bronkhitis, batuk, sariawan, luka, keputihan, sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduran, Diare, sakit gigi. Sirih juga dapat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan oleh Bakteri dan jamur. Menyembuhkan luka pada kulit (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). c. Piper cubeba: Kemukus (Indonesia), kemukus ini terutama dipelihara sebagai tanaman yang menghasilkan obat-obatan (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). d. Piper retrofractum: Cabe Jawa (Indonesia), dapat digunakan sebagai tanaman obat. Dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti: kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastinia, tekanan darah rendah, pencernaan terganggu,
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
rematik, tidak hamil, rahim dingin, badan lemah, Stroke dan sebagainya (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis). e. Piper sarmentosum: Cabe Jawa (Indonesia), akar tumbuhan ini berkhasiat untuk peluruh air seni, dan batu empedu. f. Rubia tinctorum: Jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai penghasil zat warna, terutama pada pabrik atau industri (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis, 2005). g. Cinchona ledgerina: Kina (Indonesia), kulit batang tumbuhan ini sangat bermanfaat karena menghasilkan berbagai alkaloid seperti kinin, dapat diolah menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit Malaria, gatal pada kulit (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). h. Coffea arabica, Coffea robusta: Kopi (Indonesia), buah kopi dapat dimanfaatkan untuk minuman yang memiliki kenikmatan yang spesial terutama pada orang yang candu terhadap kopi, dan dapat juga dipakai untuk menghilangkan rasa bau, sedangkan benalu yang hidup pada tumbuhan kopi dapat dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. (Tjitrosopomo, 1993; Van Steenis, 2005). i. Morinda citrofilia: Mengkudu (Indonesia), sering disebut dengan buah pace. Dapat digunakan sebagai penghasil zat warna dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah pace ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tekanan darah tinggi, dan berbagai jenis penyakit lainnya (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
j. Musaenda frondosa: Bunga Nusa Indah (Indonesia), dimanfaatkan sebagai tanaman hias di halaman rumah (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). k. Gardenia augusta: Bunga Kaca Piring (Indonesia), dimanfaatkan sebagai tanaman hias di halaman rumah atau pekarangan (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). l. Uncaria gambir: Gambir (Indonesia), dimanfaatkan sebagai penghasil zat samak terutama untuk Industri kulit. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai tambahan untuk
makan sirih
terutama pada
acara adat
istiadat.
(Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
III. DESKRIPSI AREA
3.1.
Letak dan Luas Area Secara administratif kawasan Taman wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan
Gunung Sinabung terletak di Desa Kuta Bulung, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Lokasi Taman Wisata Alam Deleng Lancuk terletak pada garis median 98 20 – 98 30 BT dan 03 10 – 03 15 LU. Deleng Lancuk adalah nama sebuah bukit yang berada di kawasan Hutan Sibayak II. Di kaki Selatan terdapat danau seluas lebih kurang 100 Ha yang dikenal dengan Danau Lau Kawar. Jarak dari Medan ke TWA Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung adalah ± 60 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum melalui Berastagi selama ± 1 jam 30 menit. Peta daerah pada Lampiran 1. Hutan Deleng Lancuk mempunyai luas 435 ha, termasuk: Danau Lau Kawar yang telah ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 08/Kpts/II/1989 tanggal 6 Februari 1989. Secara administratif pemerintah Kawasan Hutan Wisata ini terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Karo, Kecamatan Simpang Empat, Desa Kuta Gugung. Hutan Gunung Sinabung mempunyai luas areal 13. 844 ha, dan merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dan dijadikan sebagai tempat wisata pendakian.
3.2.
Topografi
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya Taman Wisata Alam Deleng Lancuk memiliki topografi yang relatif bergelombang sampai dengan curam. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk terletak pada ketinggian antara 1300 sampai 1600 meter dpl.
3.3.
Tipe Iklim Kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Berdasarkan Schmidt-Ferguson
mempunyai tipe iklim B, berdasarkan informasi Badan Metereologi dan Geofisika diperoleh data curah hujan di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk berkisar antara 1250 mm sampai dengan 1700 mm pertahunnya.
3.4.
Vegetasi Berdasarkan pengamatan di lapangan tipe vegetasi dataran tinggi, ditandai
dengan pohon-pohon besar yang banyak ditumbuhi oleh lumut. Tumbuhan yang terdapat pada Hutan Wisata Alam Deleng Lancuk ini didominasi oleh jenis Keliung (Quercus), Castanopsis sp, dan jenis Ficus sp, dan juga Pandanaceae dari jenis Freycinetia sp yang merambat di pohon-pohon tinggi. Pada pinggiran danau (tebing) banyak dijumpai berbagai jenis anggrek pohon dengan bunga-bungaan yang indah, diantaranya Spatoghlothis plicata, Phaleonpsis sp, bermacam-macam Nephenthes (kantong semar), tumbuhan berbatang basah dan anggrek tanah.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
IV. BAHAN DAN METODE
4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk
Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan di 5 bukit dengan berbagai ketinggian, mulai dari bulan Januari 2008 sampai dengan Maret 2008. Peta lokasi dapat di lihat pada Lampiran 1.
4.2.
Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Di Lapangan Penelitian dilakukan di sepanjang jalur pendakian TWA Deleng Lancuk yang ditetapkan secara purposive sampling, dimulai dari ketinggian 1300 mtr dpl sampai dengan 1600 mtr dpl. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan menggunakan metoda garis berpetak, pada setiap kawasan jalur pendakian dengan kenaikan 100 m dibuat petakan berukuran 10 X 10 m. Jalur pendakian dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada lokasi pengamatan tersebut, dilakukan pencatatan jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dijumpai. Masing-masing jenis dikoleksi dan diberi label gantung bernomor. Dicatat deskripsi ciri-ciri morfologinya, jenis dan jumlah masingmasing jenis. Spesimen diawetkan dengan alkohol 70% yang terlebih dahulu disusun dalam lipatan kertas koran dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Spesimen nantinya akan diidentifikasikan di laboratorium.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Pengukuran faktor fisik meliputi, suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban, ketinggian dan pH tanah di tempat penelitian.
4.2.2. Di Laboratorium Spesimen tumbuhan yang telah di herbarium di lapangan, dibuka kembali dan disusun sedemikian rupa lalu dilakukan: A. Pengapitan dan pengeringan specimen. B. Pemberian label. C. Mounting (pengeplakan). D. Pengamatan morfologi. E. Analisis kekerabatan. F. Identifikasi jenis. Selanjutnya Spesimen Piperaceae dan Rubiace diidentifikasikan di Herbarium MEDA USU Laboratorium Taksonomi tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain: 1. Angiosperm, Taxonomi, Anatomi, Embriologi (Pandey, 1981) . 2. Taksonomi Tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2004). 3. Flora (Van Steenis, C. G. J. V., 1997). 4. Malesian Seed Plants (Balgoy, 1998). 5. Taxonomi of Vascular Plants (Lawrence, 1995).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
4.3.
Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode Purposive sampling karena
penentuan lokasi penelitian dengan metode garis berpetak untuk pengambilan sampel sebanyak 25 plot yang berukuran 10 X 10 m, yang dilaksanakan pada kelima bukit di TWA Deleng Lancuk.
4.4.
Analisis Data Untuk mengetahui jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dominaan
ditemukan pada setiap lokasi dilakukan analisis data dengan cara melakukan pengukuran terhadap: Kerapatan Suatu Jenis (K):
K=
Jumlah individu suatu jenis Luas petak contoh
Kerapatan Relatif (KR):
KR =
Kerapa tan suatu jenis x100% Kerapa tan seluruh jenis
Frekuensi Suatu Jenis (F):
F=
Jumlah plotditemukan suatu jenis jumlah seluruh plot Frekuansi Relative (FR):
FR =
Frekuensi suatu jenis x100% Total frekuensi seluruh jenis
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Indeks Nilai Penting (INP): INP = KR + FR
(Michael, 1984)
Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis Piperaceae dan Rubiaceae antar bukit di lokasi penelitian. Maka perlu dilakukan uji indeks Similaritas dengan rumus: Indeks Similaritas (IS) :
IS = Keterangan : IS A B C
2c ( A + B)
= Indeks Similaritas = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B = Jumlah jenis yang terkecil yang terdapat pada kedua Lokasi yang dibandingkan (Muller-Dumbois, 1974)
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis yang terdapat di lokasi penelitian maka perlu dilakukan uji Indeks keanekaragaman Shannon Wiener dengan rumus: Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’)
H ' = −Σpi ln pi pi =
ni N
dengan : ni = Jumlah individual suatu jenis N = Jumlah total individu seluruh jenis (Michael, 1994)
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.
Keanekaragaman Jenis Piperaceae dan Rubiaceae Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lima bukit di Hutan
TWA Deleng Lancuk, diperoleh 32 jenis yang meliputi herba dan semak. Jenis-jenis tersebut termasuk dalam 2 famili dari Divisi Spermatophyta, seperti tercantum dalam Tabel 1. Tumbuhan tersebut tersebar mulai dari ketinggian antara 1300 sampai dengan 1600 m dpl. Tabel 1. Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae di Hutan Deleng Lancuk No
Famili
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Piperaceae
Genus Piper
Piperomea Rubiaceae
Argostema Chantium Coffea Hedyotis
Lasianthus Mussaenda Mycetia
Spesies Piper sp 1 Piper sp 2 Piper caninum BL Piper crassipes Korth Piper longum Piper recuryum BL Pipersarmentosum ROKS Piper ungaramence Piperomea laevifolia (BL) Piperomea tjibodasama Argostema involucratum L Argostema subcrassum L Chantium horridum BL Coffee malayana Ridl Hedyotis philippensis Merr Hedyotis sp 1 Hedyotis sp 2 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Mycetia malayana
Lanjutan Tabel 1
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Ophiorrhiza Pavetta Petunga Psychotria Randia Tarenna Uncaria Urophyllum
Ophiorrhiza blumeana K Ophiorrhiza bracteata Pavetta indica Petunga microcarpa Psychotria sp Psychotria stipulaceae Randia microphylla Hook.F Tarenna sp Tarenna pulchara Ridl Uncaria longiflora Urophyllum sp
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah jenis dari tumbuhan yang diamati pada 5 lokasi penelitian di Hutan TWA Deleng Lancuk keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae cukup tinggi. Ditemukan 17 genus dan 32 spesies, yang terdiri dari Piperaceae 2 genus dan Rubiaceae 15 genus. Genus yang memiliki jenis yang paling banyak pada Piperaceae adalah genus Piper diperoleh 8 jenis, sedangkan Piperomea hanya 2 jenis, pada Rubiaceae genus yang jenisnya banyak adalah Genus Hedyotis diperoleh 3 jenis, sedangkan Argostema, Lasianthus, Ophiorrhiza, Psycotria, Tarenna, masing-masing 2 jenis, dan Chantium, Coffee, Mussaenda, Mycetia, Pavetta, Petunga, Randia, Uncaria, dan Urophyllum masing-masing 1 jenis. Keanekaragaman
Piperaceae
lebih
sedikit
dibandingkan
dengan
keanekaragaman Rubiaceae, hal tersebut disebabkan karena famili Rubiaceae menghasilkan biji yang banyak sehingga memudahkan untuk pemencaran dan perkembangbiakannya.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Hal ini sesuai dengan Hutchinson (2000), bahwa Rubiaceae merupakan famili yang mempunyai lebih dari 10.000 spesies dan 630 genus yang tersebar luas di belahan dunia, khususnya di daerah tropis. Kebanyakan anggota dari jenis pohon, herba, semak dan termasuk beberapa liana. Sebaran jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Sebaran Jenis-Jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang Didapatkan pada Setiap Bukit di Hutan Deleng Lancuk
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Famili Piperaceae
Rubiaceae
Jenis Piper sp 1 Piper sp 2 Piper caninum BL Piper crassipes Korth Piper longum Piper recuryum BL Pipersarmentosum ROKS Piper ungaramence Piperomea laevifolia (BL) Piperomea tjibodasama Argostema involucratum L Argostema subcrassum L Chantium horridum BL Coffee malayana Ridl Hedyotis philippensis Merr Hedyotis sp 1 Hedyotis sp 2 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Mycetia malayana Ophiorrhiza blumeana K Ophiorrhiza bracteata Pavetta indica
1 21 18 45 12 17 26 7 20 48 23 -
2 16 3 47 7 17 8 79 52 35
Bukit 3 10 3 18 4 3 7 3 9 57 10 1 8 17 47 6 15 32
4 41 8 4 1 210 63 26 56 16 2 29 13 14 29 19
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5 35 3 47 3 14 808 324 5 20 13 5 29 1 130 27 1
Lanjutan Tabel 2 25 26 27 28 29 30 31 32
Petunga microcarpa Psychotria sp Psychotria stipulaceae Randia microphylla Hook.F Tarenna sp Tarenna pulchara Ridl Uncaria longiflora Urophyllum sp Jumlah Individu
2 1 1 1 2 244
61 1 326
3 36 2 2 293
10 62 9 2 1 615
23 227 7 1722
Dari Tabel 2 bahwa jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae tersebar mulai dari bukit I sampai dengan bukit V. Jenis-jenis Rubiaceae dari bukit I sampai dengan bukit V cendrung bervariasi. Penyebaran Piperaceae dan Rubiaceae cenderung menurun pada bukit II. Hal ini disebabkan karena jenis-jenis yang terdapat pada bukit II harus dapat beradaptasi dengan permukaan bukit yang terbuka karena jumlah pepohonan berkurang sehingga cahaya matahari langsung kepermukaan bukit. Resosoedarmo (1989), menyatakan bahwa karakteristik dari hutan hujan tropis adalah mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dan hanya jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup, tekstur tanah padat dan keras. Holdridge (1967) dalam Ewusie (1990) juga menyatakan bahwa kekurangan keanekaragaman dalam jenis dapat dikaitkan dengan meningkatnya ketinggian dan curah hujan yang berkurang.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Jumlah jenis Piperaceae dan Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 7 berikut: 16 14 12 Jumlah
10 8 6 4 2 0
I
II
III
IV
V
Bukit
Piperaceae
Rubiaceae
Gambar 7. Perbandingan Jumlah Jenis Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah jenis Piperaceae/Rubiaceae pada bukit II paling rendah dari pada keempat bukit yang lain, terdapat 2 Piperaceae dan 9 Rubiaceae yang termasuk kedalam 2 famili dengan jumlah 326 jenis (Lampiran 3). Sementara di bukit I, III, IV, dan V sebagai berikut: Bukit I
: 5 Piperaceae dan 11 Rubiaceae dengan jumlah 244 jenis
Bukit III : 7 Piperaceae dan 14 Rubiaceae dengan jumlah 293 jenis Bukit IV : 4 Piperaceae dan 16 Rubiaceae dengan jumlah 615 jenis Bukit V : 5 Piperaceae dan 14 Rubiaceae dengan jumlah 1722 jenis Tingginya jumlah jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit I, III, IV, dan V, kemungkinan karena kondisi fisik lingkungannya lebih baik dibandingkan pada bukit II. Pada bukit I, III, IV, dan V. Pada lokasi tersebut kelembaban udara rata-rata 94% (Lampiran 5) dan intensitas cahaya 355 lux (Lampiran 5). Hal ini sesuai dengan
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gunadi (1985), bahwa iklim suatu daerah tertentu diketahui merupakan faktor pertama yang menentukan jenis-jenis tanaman yang tumbuh di dalamnya, tipetipenya, cara dan kebiasaan tumbuhnya, kebutuhan akan cahaya matahari, temperatur udara dan kelembaban udara.
5.2.
Distribusi Jenis pada Kelima Bukit Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa terjadi perbedaan jumlah
jenis antara bukit I, II, III, IV dan V, baik dari jumlah jenis maupun jumlah genus, (Tabel 2). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tutupan tajuk dari pohon yang ada di sekitarnya. Pada bukit II jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae kurang ternaung atau langsung terkena cahaya matahari bahkan tekstur tanahnya padat dan keras. Pada bukit II kurang ternaung (langsung kena cahaya matahari) bahkan tekstur tanahnya padat, karena terlalu sering dilalui oleh pengunjung dan terdapat tempat peristirahatan, yang mengakibatkan jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang kurang toleran tidak dapat bertahan hidup. Resosoedarmo (1989) menyatakan bahwa karakteristik dari hutan hujan tropis adalah mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dan hanya jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup, tekstur tanah padat dan keras. Komposisi dan keanekaragaman jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada kelima bukit sangat dipengaruhi faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.3.
Pemanfaatan Piperaceae dan Rubiaceae Dari hasil penelitian diperoleh 32 jenis Piperaceae dan Rubiaceae di TWA
Deleng Lancuk. Menurut informasi dari masyarakat setempat sebagian dari Piperaceae dan Rubiaceae tersebut digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional, tetapi belum terdapat di dalam buku-buku farmasi. Jenis Piperaceae dan Rubiaceae ini semua sudah diidentifikasi dan memiliki nama ilmiah, tetapi sampai saat ini belum diketahui zat kimia apa yang terkandung dan efek farmakologinya. Beberapa jenis dari Piperaceae dan Rubiaceae di TWA Deleng Lancuk yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat adalah: 1. Piper recuryum BL : manfaatnya sebagai obat cuci badan atau sebagai bahanbahan oukup (mandi uap tradisional). 2. Piper crassipes Kort : manfaatnya sebagai obat anti racun hewan atau bisa. 3. Argostemma involucratum L : manfaatnya sebagai obat gatal pada kulit atau alergi pada kulit. 4. Ophiorrhiza bracteata : manfaatnya sebagai obat penurun panas demam. 5. Tarenna pulchara Ridl : manfaatnya sebagai obat panas dalam. 6. Uncaria longiflora : manfaatnya sebagai obat cuci badan atau sebagai bahanbahan oukup (mandi uap tradisional).
5.4.
Indeks Nilai Penting Indeks nilai penting (INP) menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan
serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu didapat
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
dari hasil penjumlahan Frekuensi Relatif (FR) dan Kerapatan Relatif (KR). Indeks nilai penting dari bukit I dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 8 berikut ini. Tabel 3. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT I Jenis
Jumlah
K Ind/Ha
KR %
F
FR %
INP %
Piperaceae 1 Piper sp 1
21
84
21.88 0.2400
31.58
53.45
2 Piper sp 2
18
72
18.75 0.0800
10.53
29.28
3 Piper caninum BL
45
180
46.88 0.4000
52.63
99.51
4 Piper recuryum BL
12
48
12.50 0.0400
5.26
17.76
96
384
100.00 0.7600
100.00
200.00
1 Hedyothis philippensis
17
68
11.49 0.2000
13.16
24.64
2 Hedyothis sp 1
26
104
17.57 0.1600
10.53
28.09
3 Lasianthus sp
7
28
4.73 0.0800
5.26
9.99
4 Lasianthus tomenthosus
20
80
13.51 0.3200
21.05
34.57
5 Mussaenda sp
48
192
32.43 0.4800
31.58
64.01
6 Ophioorrhiza blumeana
23
92
15.54 0.0400
2.63
18.17
7 Petunga macrocarpa
2
8
1.35 0.0400
2.63
3.98
8 Psycotria sp
1
4
0.68 0.0400
2.63
3.31
9 Randia (Macrophyla)
1
4
0.68 0.0400
2.63
3.31
10 Tarenna pulchara Ridl
1
4
0.68 0.0400
2.63
3.31
11 Uncaria acida Merr
2
8
1.35 0.0800
5.26
6.61
148
592
100.00 1.5200
100.00
200.00
Rubiaceae
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
P iperac eae 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% P iperac eae P iper s p 1
P iper s p 2
P iper c aninum
P iper rec uryum B L
Gambar 8. Indeks Nilai Penting Bukit I Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit I, untuk Piperaceae adalah Piper caninum BL. Hal ini menunjukkan bahwa ini merata (46,88%) dan yang
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
terendah adalah Piperre recuryum BL (12,50%) , jenis Rubiaceae yang memiliki KR tertinggi (32,43%) adalah Mussaenda sp dan yang terendah adalah Psycotria sp, Randia microphyla Hook, Tarenna pulchara Ridl (0,68%). Tinggi rendahnya nilai Kerapatan Relatif (KR) dari jenis Piperaceae dan Rubiaceae menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 3 dapat dilihat nilai Frekuensi Relatif (FR). Nilai FR tertinggi pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (52,63%) dan yang paling rendah adalah Piper recuryum BL(5,62%), sedangkan pada Rubiaceae nilai FR yang tertinggi adalah Mussaenda sp (31,58%) dan yang terendah adalah Ophiorrhiza blumeana Kort, Petunga macrocarpa Dc, Psycotria sp,Randia microphylla Hook, dan Tarenna pulchara Ridl. (2,63%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper caninum BL dan Mussaenda sp tersebar merata pada bukit I, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata. Pada bukit I INP Piperaceae berkisar antara 17,76%-99,51%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper caninum BL yaitu 99,51%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit I, sedangkan INP dari Rubiaceae berkisar antara 3,31%-64,01%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Mussaenda sp yaitu 64,01%. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Indeks nilai penting pada bukit II dapat dilihat pada Tabel 4 Gambar 9 berikut: Tabel 4. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT II Jenis Piperaceae 1 Piper caninum BL 2 Piper sp 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rubiaceae Hedyotis philippensis Hedyotis sp 2 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Ophiorrhiza blumeana Pavetta indica L Psycotria stipulaceae Randia microphylla
Jumlah
K Ind/ha
KR %
F
FR %
INP %
3 16 19
12 64 76
15.79 84.21 100.00
0.1200 0.2000 0.3200
37.50 62.50 100.00
53.29 146.71 200.00
47 7 17 8 79 52 35 61 1 307
188 28 68 32 316 208 140 244 4 1.228
15.31 2.28 5.54 2.61 25.73 16.94 11.40 19.87 0.33 100.00
0.6000 0.1200 0.2000 0.1600 0.6800 0.0800 0.3600 0.4800 0.0400 2.7200
22.06 4.41 7.35 5.88 25.00 2.94 13.24 17.65 1.47 100.00
37.37 6.69 12.89 8.49 50.73 19.88 24.64 37.52 1.80 200.00
Piperaceae 160.00% 140.00% 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Sumatera Utara, 2008. 20.00%
Rubiaceae 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Rubiaceae Hedyotis philippensis Merr Lasianthus sp Mussaenda sp Pavetta indica Randia microphylla Hook
Hedyotis sp 2 Lasianthus tomenthosus Ophiorrhiza blumeana Korth Psycotria stipulaceae Wall
Gambar 9. Indeks Nilai Penting Bukit II Dari data yang diperoleh dari analisis vegetasi pada bukit II, didapat indeks nilai penting (INP) pada Piperacea berkisar antara 53,29%-146,71%. Jenis tumbuhan yang dominan adalah Piper sp 1 yaitu 146,71%, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 1,80%-50,73%, dan jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Mussaenda sp 50,73%. Jadi jenis yang dominan pada bukit II untuk Piperaceae adalah Piper sp 1 Rubiaceae adalah Mussaenda sp. Frekuensi kehadiran suatu jenis organisma di suatu habitat menunjukkan kesering hadiran jenis tersebut dihabitat itu. Dari frekuensi kehadiran dapat tergambar penyebaran jenis tersebut pada habitat. Frekuensi relatif suatu jenis adalah proporsi frekuensi semua jenis (Suin, 2002).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 yaitu 62,50%, sedangkan pda Rubiaceae adalah Mussaenda sp 25,00%. Jenis-jenis tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik serta memiliki penyebaran yang luas. Keadaan ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut toleran terhadap kondisi yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Loveless (1989), bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beranekaragam sehingga tumbuhan tersebut cendrung berkembang luas. Nilai Frekuensi Relatif terendah pada Piperaceae adalah Piper caninum Bl 37,50%, sedangkan Rubiaceae yang terendah Randia microphyla Hook 1,47%. Nilai FR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah yang paling sedikit. Ini juga diduga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari tumbuhan itu. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jenis yang memiliki nilai Kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 84,21% sedangkan pada Rubiaceae adalah Mussaenda sp 25,73%. Dari nilai KR juga dapat diketahui bahwa jenis-jenis di atas memiliki penyebaran yang luas. Menurut Syahbudin (1987), Kerapatan Relatif (KR) dari masing-masing jenis merupakan gambaran presentase penyebaran suatu jenis tumbuhan pada suatu areal, dan juga disebabkan oleh faktor penyebaran, daya tumbuh biji dan faktor lingkungan. Dengan demikian semakin besar KR maka jenis tersebut cendrung tersebar merata pada suatu areal.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Selain itu juga didukung oleh faktor fisik lingkungan yang sesuai yaitu antara lain suhu udara 16,0°C, suhu tanah 18,9°C, kelembaban udara 94%, pH tanah 4,4 intensitas cahaya 355,3 lux yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Ewuise (1990), menyatakan bahwa cahaya, temperatur, dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting. Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper caninum BL 15,795% Sedangkan Rubiaceae adalah Randia microphylla Hook 0,33%. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktifitas para pendaki. Menurut Tjondronegoro (1979), penyebaran tumbuhan selain karena sebab-sebab yang terjadi secara alami juga dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Indeks nilai penting pada bukit III dapat dilihat pada Tabel 5 Gambar 9 berikut ini. Tabel 5. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT III Jenis
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Piperaceae Piper caninum BL Piper longum L Piper sarmentosum Piper sp 2 Piper sp 1 Piperomia leavifolia Piperomia tjibodasama
Rubiaceae Coffea malayana Hedyothis philippensis Hedyothis sp 2 Hedyotis sp 1 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Mycetia malayana Ophiorriza bracteata Pavetta indica L Petunga microcarpa Psycotria stipulaceae Randia microphylla Urophyllum sp
Jumlah
K Ind/ha
18 4 3 3 10 7 3
72 16 12 12 40 28 12
48
192
9 57 1 10 8 17 47 6 15 32 3 36 2 2
36 228 4 40 32 68 188 24 60 128 12 144 8 8
245
980
KR % 37.50 8.33 6.25 6.25 20.83 14.58 6.25
F
FR %
INP %
0.3200 0.0400 0.0800 0.0400 0.1600 0.0800 0.0800
40.00% 5.00% 10.00% 5.00% 20.00% 10.00% 10.00%
77.50% 13.33% 16.25% 11.25% 40.83% 24.58% 16.25%
100.00 0.8000 100.00% 200.00% 3.67 23.27 0.41 4.08 3.27 6.94 19.18 2.45 6.12 13.06 1.22 14.69 0.82 0.82
0.1600 0.6000 0.0400 0.0800 0.0800 0.1600 0.5600 0.1200 0.1200 0.4400 0.0400 0.3200 0.0400 0.0400
5.71% 21.43% 1.43% 2.86% 2.86% 5.71% 20.00% 4.29% 4.29% 15.71% 1.43% 11.43% 1.43% 1.43%
9.39% 44.69% 1.84% 6.94% 6.12% 12.65% 39.18% 6.73% 10.41% 28.78% 2.65% 26.12% 2.24% 2.24%
100.00 2.8000 100.00% 200.00%
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Piperaceae
90.00% 80.00%
Piper caninum BL Piper longum l
70.00% Piper sarmentosum Roks
60.00% 50.00%
Piper sp 2
40.00% Piper sp 1
30.00% 20.00%
Piperomia lavifolia
10.00% Piperomia Tjibodasama C.D.C
0.00% Piperaceae
200.00% 180.00% 160.00% 140.00% 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
R ubiac eae
R ubiac eae C offea malayana ridl Hedyotis s p 2 L as ianthus s p Mus s aenda s p O phiorrhiz a brac teata P etunga mic roc arpa Dc R andia mic rophylla Hook
Hedyotis philippens is Merr Hedyotis s p 1 L as ianthus tomenthos us B l Myc etia malayana P avetta indic a L P s yc otria s tipulac eae W all Urophyllum
Gambar 10. Indeks Nilai Penting Bukit III Pada bukit III INP Piperaceae berkisar antara 11,25%-77,50%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper caninum BL yaitu 77,50%. Hal
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit III. INP dari Rubiaceae berkisar antara 1,85%-45,28%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Hedyothis philippensis Merr yaitu 45,28 %. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit III, pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (37,50%). Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran jenis ini merata dan yang terendah adalah Piper sp 2 (6,25%), sedangkan Rubiaceae jenis yang memiliki KR tertinggi (23,85%) adalah Hedyothis philippensis Merr dan yang terendah adalah Hedyothis sp 2, (0,42%).Tinggi rendahnya nilai KR dari jenis diatas menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 5, pada bukit III dapat dilihat juga nilai FR. Nilai tertinggi pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (40,00%) dan yang paling rendah adalah Piper longum dengan Piper sp 2 (5,00%), sedangkan pada Rubiaceae yang tertinggi adalah Hedyotis philippensis Merr (21,43%) dan yang terendah adalah hedyotis sp1, Petunga
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
macrocarpa Dc, Randia microphylla Hook, dan Urophyllum sp (1,43%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper caninum BL dan Hedyotis philippensis Merr tersebar merata pada bukit III, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata. Indeks nilai penting pada bukit IV dapat dilihat pada Tabel 6 Gambar 11 berikut ini. Tabel 6. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT IV Jenis
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Piperaceae Piper caninum Piper sarmentosum Piper sp 1 Piper ungaramence Rubiaceae Argostemma involucratum Argostemma subcrassum Coffea malayana RIDL Hedyothis pilippensis Hedyothis sp 1 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussenda sp Mycetia malayana Ophiorrhiza bracteata Pavetta indica L
Jumlah
K Ind/ha
KR %
F
FR %
INP %
8 4 41 1 54
32 16 164 4 216
14.81 7.41 75.93 1.85 100.00
0.2000 0.1200 0.4400 0.0400 0.8000
25.00 15.00 55.00 5.00 100.00
39.81 22.41 130.93 6.85 200.00
210 63 26 56 16 2 29 13 14 29 19
840 252 104 224 64 8 116 52 56 116 76
37.43 11.23 4.63 9.98 2.85 0.36 5.17 2.32 2.50 5.17 3.39
0.2400 0.1600 0.2400 0.6000 0.1200 0.0400 0.2400 0.2000 0.0400 0.2800 0.3600
6.90 4.60 6.90 17.24 3.45 1.15 6.90 5.75 1.15 8.05 10.34
44.33 15.83 11.53 27.22 6.30 1.51 12.07 8.06 3.64 13.22 13.73
1.78
0.1600
4.60
6.38
Lanjutan Tabel 6 12 Petunga macrocarpa
10
40
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
13 14 15 16
Psycotria stipulaceae Randia microphylla Tarenna pulchara Urophyllum sp Jumlah
62 9 2 1 561
248 36 8 4 2.244
11.05 1.60 0.36 0.18 100.00
0.4800 0.2400 0.0400 0.0400 3.4800
13.79 6.90 1.15 1.15 100.00
24.84 8.50 1.51 1.33 200.00
P iperac eae 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% R ubiac eae
A rgos temma involuc ratum L A rgos temma s ubc ras s um L C offea malayana R idl Hedyothis piliphens is Merr
R ubiac eae 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% R ubiaceae Argos temma involucratum L C offea malayana R idl Hedyothis s p 1 L as ianthus tomenthos us B L Mycetia malayana P avetta indica L P s ycotria s tipulaceae W all T arenna pulchara R idl
Argos temma s ubcras s um L Hedyothis piliphens is Merr L as ianthus s p Mus s aenda s p O phiorrhiza bracteata P etunga macrocarpa D c R andia microphylla Hook Urophyllum s p
Gambar 11. Indeks Nilai Penting Bukit IV Dari data yang diperoleh dari analisis vegetasi pada bukit IV, didapat indeks nilai penting (INP) pada Piperaceae berkisar antara 6,85%-130,93%, Jenis tumbuhan
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
yang tertinggi adalah Piper sp 130,93%, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 1,33%-44,33%, jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Argostemma involucratum L. Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 yaitu 55,00%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Hedyotis philippensis Merr 17,24%. Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jumlah jenis tersebut pada bukit IV. Jenis-jenis tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik serta memiliki penyebaran yang luas. Keadaan ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut toleran terhadap kondisi yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Loveless (1989), bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cendrung berkembang luas. Nilai Frekuensi Relatif terendah pada Piperaceae adalah Piper Ungaramence (miq) C.D.C 5,00%, sedangkan Rubiaceae yang terendah Lasianthus sp, Mycetia malayana, Tarenna pulchara Ridl, Urophyllum sp 1,15%. Nilai FR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah yang paling sedikit. Hal tersebut juga diduga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari tumbuhan itu. Dari Tabel 6 juga dapat diketahui bahwa jenis yang memiliki nilai kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 75,93%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Argostemma involucratum L 37,43%. Dari nilai KR juga dapat diketahui bahwa jenis-jenis di atas memiliki penyebaran yang luas. Menurut
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Syahbudin (1987), Kerapatan Relatif (KR) dari masing-masing jenis merupakan gambaran presentase penyebaran suatu jenis tumbuhan pada suatu areal, dan juga disebabkan oleh faktor penyebaran, daya tumbuh biji dan faktor lingkungan. Dengan demikian semakin besar KR maka jenis tersebut cendrung tersebar merata pada suatu areal. Selain itu juga didukung oleh faktor fisik lingkungan yang sesuai yaitu antara lain suhu udara 16,0°C, suhu tanah 18,9°C, kelembaban udara 94%, pH tanah 4,4 intensitas cahaya 355,3 lux yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Ewuise (1990), cahaya, temperatur, dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper ungaramence (miq) C,D,C 1,85% Sedangkan Rubiaceae adalah Urophyllum sp 0,18%. Nilai KR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai penyebaran yang sempit. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktifitas para pendaki gunung. Indeks nilai penting pada bukit Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper ungaramence (miq) C,D,C 1,85%, sedangkan Rubiaceae adalah Urophyllum sp 0,18%. Nilai KR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai penyebaran yang sempit. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktivitas para pendaki gunung.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Indeks nilai penting pada bukit V dapat dilihat pada Tabel 7 Gambar 9 berikut ini. Tabel 7. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT V Jenis
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Piperaceae Piper caninum Piper crassipes Piper sarmentosum Piper sp 1 Piper ungaramence Rubiaceae Argostemama subcrassum Argostemma involucratum Chantium horridum Hedyothis philippensis Hedyothis sp 1 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Ophiorrhiza blumeana Ophiorrhiza bracteata Pavetta indica L Petunga macrocarpa Psycotria stipulaceae Randia microphylla
100.00%
Jumlah
K Ind/Ha
KR %
F
FR %
3 47 3 35 14 102
12 188 12 140 56 408
2.94% 46.08% 2.94% 34.31% 13.73% 100.00%
0.1200 0.5600 0.0800 0.3600 0.1600 1.2800
9.38% 12.32% 43.75% 89.83% 6.25% 9.19% 28.13% 62.44% 12.50% 26.23% 100.00% 200.00%
324 808 5 20 13 5 29 1 130 27 1 23 227 7 1620
1.296 3.232 20 80 52 20 116 4 520 108 4 92 908 28 6.480
20.00% 49.88% 0.31% 1.23% 0.80% 0.31% 1.79% 0.06% 8.02% 1.67% 0.06% 1.42% 14.01% 0.43% 100.00%
0.6400 0.8800 0.0400 0.2800 0.1600 0.0400 0.3600 0.0400 0.2400 0.1600 0.0400 0.4800 0.6800 0.1600 4.2000
15.24% 35.24% 20.95% 70.83% 0.95% 1.26% 6.67% 7.90% 3.81% 4.61% 0.95% 1.26% 8.57% 10.36% 0.95% 1.01% 5.71% 13.74% 3.81% 5.48% 0.95% 1.01% 11.43% 12.85% 16.19% 30.20% 3.81% 4.24% 100.00% 200.00%
P iperac eae
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo 10.00% Sumatera Utara, 2008.
0.00%
INP %
R ubiaceae 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% R ubiaceae Argos temma s ubcras s um L H edyothis philippens is Merr L as ianthus tomenthos us B L O phiorrhiza P s ycotria s tipulaceae W all
Argos temma involucratum L H edyothis s p 1 Mus s aenda s p P avetta indica L R andia microphylla H ook
C hantium horridum B L L as ianthus s p O phiorrhiza blumeana K orth P utunga macrocarpa D c
Gambar 12. Indeks Nilai Penting Bukit V Pada bukit V INP Piperaceae berkisar antara 9,19%-89,83%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper crassipes Korth yaitu 89,83%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit V. INP dari Rubiaceae berkisar antara 1,01%-70,83%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Argostemma involucratum yaitu 70,83% %. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit V. Pada Piperaceae adalah Piper crassipes Korth (46,08%). Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran jenis ini merata dan yang terendah adalah Piper caninum BL, dan Piper sarmentosum Roks (2,94%), sedangkan Rubiaceae jenis yang memiliki KR tertinggi (49,88%) adalah Argostemma involucratum L dan yang terendah adalah Mussaenda sp dan Pavetta indica L (0,06%). Tinggi rendahnya nilai KR menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 7 dapat dilihat juga nilai FR. Nilai tertinggi pada Piperaceae adalah Piper crassipes Korth (43,75%) dan yang paling rendah adalah Piper sarmentosum Roks (6,25%), sedangkan pada Rubiaceae yang tertinggi adalah Argostemma involucratum (20,95%) dan yang terendah adalah Chantium horridum, Lasianthus sp, Mussaenda sp, dan Pavetta indica L (0,95%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper crassipes Korth dan Argostemma involucratum tersebar merata pada bukit V, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah keadaan lingkungan yang ekstrim, di mana suhu rendah, kelembaban tinggi, pH rendah, tanah dengan unsur hara yang sedikit, angin yang kuat serta intensitas cahaya yang tinggi. Menurut Resosoedarmo et al. (1989) dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa suhu atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Menurut Pramono (1992), pertumbuhan selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri faktor tanah, iklim, mikroorganisma, kompetisi dengan organisma lain. Lebih lanjut Daniel et al,. (1992) menambahkan bahwa pertumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologi tumbuhan tersebut.
5.5.
Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (E) Nilai indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (E) dapat dilihat
pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Piperaceae Bukit I II III IV V
H’ 1,2614 0,4362 1,7023 0,758666 1,204065
E 0,909928 0,629249 0,874816 0,547262 0,748128
Rubiaceae Bukit
H’
E
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
I II III IV V
1,8410 1,8662 2,1692 2,1205 1,5086
0,767761 0,849328 0,821948 0,764794 0,571649
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener (H’) Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit I adalah 1,2614 untuk Piperaceae dan Rubiaceae 1,8410, pada bukit II Piperaceae 0,4362 dan Rubiaceae 1,8662, pada bukit III Piperacaeae 1,7023 dan Rubiaceae 2,1692, pada bukit IV Piperaceae adalah 0,758666 dan pada Rubiacea 2,1205, pada bukit V pada Piperaceae 1,204065 dan Rubiaceae 1,5086. Indeks Keanekaragaman tertinggi bukit I pada Piperaceae yaitu pada bukit III 1,7023 sedangkan Rubiaceae memiliki Indeks Keanekaragaman yang tertinggi pada bukit III 2,1692. Sedangkan Indeks Keanekaragaman yang terendah pada Piperceae adalah pada bukit II yaitu 0,4362 sedangkan indeks Keanekaragaman yang terendah pada Rubiaceaea dalah pada bukit V sebesar 1.5086. Menurut Masson (1980), kisaran dan pengelompokan indeks keanekaragaman yaitu keanekaragaman rendah apabila H’< 1, keanekaragaman sedang apabila 1< H’ < 3 dan keanekaragaman tinggi apabila H’ > 3. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai indeks Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Deleng Lancuk tergolong sedang, kecuali pada bukit II keanekaragaman Piperaceaenya tergolong rendah yaitu 0,4362. Odum (1971) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah spesies, maka semakin tinggi keanekaragamannya. Sebaliknya, bila nilainya kecil maka komunitas tersebut
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
didominasi oleh satu atau sedikit jenis. Keanekaragaman jenis di pengaruhi oleh pembagian penyebaran individu dalam tiap jenisnya, karna suatu komunitas walau pun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individu tidak merata maka keanekaragaman jenis di nilai rendah. Dari Tabel 8 juga dapat dilihat indeks keseragaman Piperaceae dan Rubiaceae adalah pada bukit I pada Piperaceae 0,909928 dan Rubiaceae 0,767761, pada bukit II Piperaceae 0,629249 dan Rubiaceae 0,849328, pada bukit III pada Piperaceae 0,874816 dan pada Rubiaceae 0,821948, pada bukit IV Piperaceae 0,547262 dan Rubiaceae 0,764794, pada bukit V Piperaceae 0,748128 dan Rubiaceae 0,571649. Pada lima bukit penelitian Piperaceae memiliki indeks keseragaman yang tertinggi pada bukit I 0,909928 sedangkan Rubiaceae pada bukit II 0,849328. Hal ini menujukan bahwa keseragaman jenis Peraceae pada bukit I dan Rubiaceae pada bukit II lebih tinggi dibandingkan jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit yang lain. Menurut Krebs (1985) keseragaman rendah apabila E bernilai 0-0,5 dan keseragaman tinggi apabila E bernilai 0,5-1 sehingga dapat dikatakan bahwa pada kelima bukit penelitian jenis-jenis Piperaceae/Rubiaceae memiliki keseragaman yang tinggi.
5.6.
Indeks Similaritas Suatu komunitas dapat dibedakan dengan komunitas lainnya dengan
memperhatikan struktur komunitas tersebut. Dari daftar komposisi serta peubah lainnya dapat dihitung secara kuantitatif apakah suatu komunitas sama atau berbeda
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
dengan komunitas lainnya. Bila dua komunitas jenis organisma penyusunnya sama berarti kedua komunitas itu sama. Dalam hal ini berarti tingkat kesamaannya 100%. Dari data yang telah dianalisis, diperoleh data mengenai tingkat kesamaan dari 5 bukit penelitian pada hutan Deleng Lancuk seperti tercantum pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Indeks Similaritas (IS) Piperaceae IS I II III IV V Rubiaceae IS I II III IV V
I -
II 66,67% -
III 54,54% 44,44% -
IV 50% 66,67% 54,54% -
V 44,44% 57,14% 50% 88,89% -
I -
II 60% -
III 56% 69,56% -
IV 51,85% 56% 86,66% -
V 64% 69,56% 71,42% 80% -
Dari Tabel 9 dapat dibandingkan tingkat kesamaan jenis Piperaceae antara bukit I dan II sebesar 66,67%, antara bukit I dan III sebesar 54,54%, antara bukit I dan IV sebesar 50%, antara bukit I dan V sebesar 44,44%, antara bukit II dan III sebesar 44,44%, antara bukit II dan IV sebesar 66,67%, antara bukit II dan V sebesar 57,14%, antara bukit III dan IV sebesar 54,54%, antara bukit III dan V 50%, antara bukit IV dan V sebesar 88,89%. Pada Rubiaceae antara bukit I dan II sebesar 60%, antara bukit I dan III sebesar 56%, antara bukit I dan IV sebesar 51,85%, antara bukit I dan V sebesar 64%,
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
antara bukit II dan III sebesar 69,56%, antara bukit II dan IV sebesar 56%, antara bukit II dan V sebesar 69,56%, antara bukit III dan IV sebesar 86,66%, antara bukit III dan V sebesar 71,42%, antara bukit IV dan V sebesar 80%. Nilai IS paling tinggi pada Piperaceae adalah antara bukit IV-V sebesar 88,89%, sedangkan IS paling tinggi pada Rubiaceae adalah antara bukit III-IV sebesar 86,66%. Tingginya nilai IS tersebut didukung oleh kondisi faktor fisik-kimia yang hampir sama antara kedua bukit tersebut. Data faktor fisik-kimia dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada Piperaceae antara bukit IV-V dengan suhu udara 16,1-16,6°C, pH tanah 5,3 kelembaban udara 92-94%, Intensitas cahaya 187,6-245 lux dan suhu tanah 17,718,5 (°C). Pada Rubiaceae antara bukit III-IV dengan suhu udara 16,0-16,1 °C, pH tanah 4,4-5,3, kelembaban udara 92-94 %, Intensitas cahaya 187,6-355,3 lux dan suhu tanah 17,7-18,5 (°C). Gusmaylina (1983), menyatakan komposisi dari keanekaragaman jenis Piperaceae/Rubiaceae sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Indeks similaritas digunakan untuk mengetahui kesamaan jenis dari lima bukit pengamatan. Menurut Krebs (1985) indeks kesamaan berguna untuk mengetahui seberapa besar kesamaan organisma yang dapat hidup di dua tempat yang berbeda, dan juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebarannya. Semakin besar IS maka jenis yang sama pada lokasi yang berbeda semakin banyak.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Kesamaan jenis pada kelima bukit pengamatan sangat tinggi karena mencapai 50%. Nilai IS yang tinggi ini menunjukan bahwa vegetasi antara bukit yang satu dengan bukit yang lain mirip bahkan sangant mirip. Hal ini sesuai dengan pengelompokan IS oleh Suin (2003) sebagai berikut: a. Kesamaan ≤ 25%
: Sangat tidak mirip
b. Kesamaan 25% - 50%
: Tidak Mirip
c. Kesamaan 50% - 75%
: Mirip
d. Kesamaan ≥ 75%
: Sangat mirip
Swan et al (1978) dalam Tobing (1980), menyatakan nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0 – 100, maka makin dekat ke 100 kedua contoh yang dibandingkan semakin sama dan semakin dekat ke 0, maka kedua contoh yang dibandingkan semakin berlainan. Hal ini semakin menjelaskan
5.7.
Deskripsi Spesimen Piperaceae/Rubiaceae
5.7.1 Piper sp 1 Melekat pada pohon atau batu. Daun lonjong dengan ujung runcing memiliki daun tambahan dengan ukuran lebih kecil. Berhadapan dengan daun sebenarnya. Panjang internodus 5 – 6 cm, terdapat akar pada nodus dan internodus. Panjang daun 6,5 – 7 cm. Lebar daun 4,3 – 5 cm. Spesimen
: AL 02 , 3 Februari 2008
Distribusi
: Sumatera Utara.
(MEDA - USU)
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300 – 1600 m dpl.
Gambar 13. Piper sp 1 5.7.2
Piper sp 2
Semak menjalar. Daun berbentuk ujung tumbuh, ujung daun meruncing, pangkal daun membelah. Lebar daun 2,5 – 4,8 cm. Panjang daun 5 – 7,5 cm. Panjang internodus 5 – 6 cm. Akar tidak terdapat pada setiap nodus. Spesimen
: AL 09 , 3 Februari 2008
(MEDA – USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 14. Piper sp 2 5.7.3 Piper caninum BL Tanaman memanjat, Panjang internodus 4,5– 9,2 cm. Panjang daun 7 – 10 cm. Lebar daun 2,3 – 4,5 cm. Spesimen
: AL 11, 3 Februari 2008
(MEDA-USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat tersterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian. 1300 – 1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 15. Piper caninum BL 5.7.4 Piper crassipes Kort Pteolus (daun pucuk muda) berbulu rapatberwarna putih kekuningan permukaan bawah daun berbulu jarang. Panjang antara nodus 2,5 – 5 cm. Lebar daun 2 – 4 cm Panjang daun 3,5 – 8 cm ujung daun meruncing. Spesimen
: AL 46, 3 Februari 2008
(MEDA-USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 16. Piper crassipes Kort 5.7.5 Piperomea laevifolia (BL) Seluruh tubuh tanaman di tumbuhi bulu – bulu halus yang rapat, kecuali bunga, ujung daun tumpul Bunga aksilar daun terminal. Lebar daun 1 – 2 cm Panjang daun 1,9 – 3,1 cm letak daun berserling tinggi tanaman 15 – 20 cm Panjang untai 1,5 – 2,3 cm. Spesimen
: AL 33, 3 Februari 2008
Distribusi
: Sumatera Utara.
(MEDA-USU)
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 17. Piper laevifolia 5.7.6 Piper longum Tanaman memanjat, panjang internodus 5 – 8 cm. Panjang daun 6 – 11 cm, Lebar daun 3,4 – 7,3 cm setiap nodus tumbuh akar. Spesimen
: AL 30, 3 Februari 2008
(MEDA-USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 18. Piper longum 5.7.7 Piper recuryum BL Tanaman memanjat, panjang internodus 2,8 – 9,2 cm. Di setiap nodus tumbuh akar, panjang daun 5,3 – 1,4 cm lebar daun 1,7 – 6 cm. Spesimen
:
AL 04, 3 Februari 2008
(MEDA-USU)
Distribusi
:
Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 19. Piper recuryum BL 5.7.8 Piper sarmentosum Roks Seluruh permukaan tubuh ditutupi bulu – bulu halus. Panjang internodus 1 – 5 cm memiliki stipula tipe liberal. Panjang daun 2 – 6 cm lebar daun 1 – 4 cm. Spesimen
: AL 38, 3 Februari 2008.
(MEDA-USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 20. Piper sarmentosum 5.7.9 Piperomea tjibodasama C.D.C Tinggi tanaman 5 – 10 cm seluruh permukaan tanaman ditutupi oleh bulu – bulu halus, daun, ukuran kecil. Spesimen
: AL 32, 3 Februari 2008
(MEDA-USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 21. Piper tjibodasama 5.7.10 Piper ungaramence Tanaman memanjat. Seluruh tumbuhan licin (tidak ada bulu) internodus 5 – 7,5 cm percabangan aksilar. Pada setiap nodus tumbuh akar. Panjang daun 17.5 – 18 cm lebar daun 10 – 11 cm Pada daun muda terdapat vagina. Spesimen
: AL 42, 3 Februari 2008
(MEDA USU)
Distribusi
: Sumatera Utara.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 22. Piper ungaramence 5.7 Deskripsi Rubiaceae 5.7.11 Argostemma involucratum Hemsl Herba. Batang: bulat, permukaan berbulu. Daun: tunggal, permukaan atas dan bawah berbulu, ujung meruncing, pangkal tumpul, panjang: + 2-6 cm, lebar: + 1-2,5 cm. Stipula: besar, berbentuk bulat telur berwarna hijau, panjang: + 0,5-0,7cm, lebar: + 0,3-0,5 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal, pada 1 perbungaan terdiri dari 3-4 bunga. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling bebas, mahkota berbentuk bintang, berwarna putih dengan 5 petal yang saling bebas, pada tepi mahkota terdapat bulu halus, memiliki 5 benang sari dan 1 putik. Spesimen : AL 43, 3 Februari 2008 (fl)
MEDANENSE-USU (MEDA-USU)
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Distribusi : Sumatera Utara, Malaysia, Borneo, Jawa, Asia dan Afrika Barat (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1700 m dpl.
Gambar 23. Argostemma involucratum Hemsl 5.7.12 Argostemma sp Herba. Batang: bulat, permukaan berbulu. Daun: tunggal, membulat, permukaan atas dan bawah berbulu, panjang: + 3-9 cm, lebar: + 2-6 cm, ujung runcing, pangkal tumpul. Stipula: besat, bentuk oval, berwarna hijau, permukaan berbulu, panjang: + 1-1,5 cm, lebar: + 0,5-1 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal, pada 1 perbungaan terdiri dari 10-14 bunga. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling berlekatan, mahkota kecil, berbentuk bintang berwarna putih, dengan 5 petal yang saling bebas, permukaan berbulu, benang sari 4-5, berwarna kuning. Spesimen : AL 44, 3 Februari 2008 (fl)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Malaysia, Borneo, Jawa, Asia dan Afrika Barat (Lemmens, 2003).
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 24. Argostemma sp 5.7.13 Canthium sp Semak. Batang: bulat, permukaan berbulu, memiliki duri pengait yang berhadapan, berwarna coklat dan terletak di ketiak daun, panjang: + 0,5-1 cm. Daun: majemuk, bulat telur atau elips, ujung meruncing, pangkal membulat. Stipula: kecil berwarna coklat, panjang: + 0,3-0,5 cm, lebar: + 0,3-0,5 cm. Spesimen : AL 45, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Indo-Cina, Thailand, Malaysia, Singapura, Jawa, Borneo dan Philipina (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 25. Canthium sp 5.7.14 Coffea malayana Ridl Semak. Batang: bulat berkayu, permukaan licin. Daun: tunggal, berbentuk bulat telur atau elips, panjang mencapai 20 cm, ujung meruncing, pangkal runcing. Stipula: berbentuk segi tiga berwarna coklat, panjang: + 0,6-0,8 cm, lebar: + 0,4-0,5 cm. Perbuahan: terletak di aksilar, pada 1 tangkai terdapat 1 buah. Bunga tidak ditemukan. Buah: muda berwarna hijau, panjang: + 1,5 cm. Spesimen : AL 34, 3 Februari 2008 (fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya (Henderson, 1959). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 26. Coffea malayana Ridl
5.7.15 Hedyotis sp 1 Herba. Batang: permukaan berbulu, berbentuk segi empat. Daun: tunggal, berbentuk oval, panjang: 3-6 cm, lebar: 2-5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul. Stipula: oval, berwarna coklat, panjang: + 0,5-1 cm, lebar: + 0,5-0,7 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di aksilar. Bunga: kelopak dengan 5 sepal, mahkota berwarna putih. Buah: kecil, berwarna putih, panjang: + 4 mm. Spesimen : AL 07, 3 Februari 2008 (fl)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, India, Asia Tenggara, Australia dan Amerika Utara (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang tinggi. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 27. Hedyotis sp 1
5.7.16 Hedyotis sp 2 Semak. Batang: bulat berkayu. Daun: tunggal, memanjang, ujung dan pangkal meruncing, panjang: + 6-10 cm, lebar: + 1-2 cm. Stipula: bentuk oval berwarna coklat, panjang: + 0,3-0,5 cm,. Lebar: + 0,2-0,3 cm. Bunga tidak ditemukan. Perbungaan: terletak di aksilar dan terminal, kelopak dengan 5 sepal yang saling bebas, mahkota berbentuk terompet, berwarna putih kekuningan dengan 5 petal, terletak di terminal dan aksilar. Buah: berry, tua berwarna putih. Spesimen : AL 28 , 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, India, Asia Tenggara, Australia dan Amerika Utara (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 28. Hedyotis sp 2 5.7.17 Hedyotis philippensis Merr Semak atau perdu. Batang: bulat berkayu, permukaan licin. Daun: tunggal, oval atau membulat, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang: 5-12 cm, lebar: 2-5 cm, Stipula: berbentuk segitiga, berwarna hijau, permukaan berbulu, panjang: 1 cm, lebar: 0,3 cm. Bunga tidak ditemukan. Perbuahan: terletak di aksilar. Buah: muda berwarna hijau, panjang: + 1-1,5 cm. Spesimen : AL 14, 3 Februari 2008 (fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, India, Asia Tenggara, Australia dan Amerika Utara (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar 29. Hedyotis philippensis Merr
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.18 Lasianthus tomentosus Bl Semak. Batang: bulat, permukaan berbulu. Daun: majemuk, bentuk melanset, permukaan atas licin, permukaan bawah berbulu. Stipula: kecil, berbentuk segi tiga, permukaan berbulu, panjang: + 0,5-0,8 cm, lebar: + 0,5 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di aksilar, kelopak seperti rambut-rambut dengan bulu-bulu halus pada permukaannya. Buah: tua berwarna biru, panjang: + 4-5 mm. Spesimen : AL 41, 3 Februari 2008 (fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya (Henderson, 1959). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 30. Lasianthus tomentosus Bl
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.19 Lasianthus sp Perdu. Batang: bulat, berkayu, berbentuk persegi empat, permukaan licin. Daun: majemuk, memanjang atau elips, permukaan licin, panjang: + 10-17 cm, lebar: + 3-5 cm. Stipula: berbentu segi tiga, warna hijau, meruncing pada bagian ujung dan permukaan berbulu, panjang: + 1-1,5 cm, lebar: + 0.2-0,5 cm. Spesimen : AL 17, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara. Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 31. Lasianthus sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.20 Mussaenda sp Semak. Batang: bulat berkayu, permukaan berbulu. Daun: tunggal, berbentuk bulat telur, ujung meruncing, pangkal meruncing, panjang: + 9-15 cm, lebar: + 3-7 cm. Stipula: berbentuk segitiga, menyempit pada ujung dan berbulu halus, berwarna hijau kecoklatan, panjang: + 0,5-0,8 cm, lebar: + 0,3-0,5 cm. Spesimen : AL 37, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara. Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup ketinggian 13001600 m dpl.
Gambar 32. Mussaenda sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.21 Mycetia malayana Semak. Batang: bulat berkayu, permukaan licin. Daun: tunggal, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang: + 10-24 cm, lebar: + 4-9 cm. Stipula: berwarna coklat, bentuk oval, panjang: + 1,5-2,5 cm, lebar: + 1 cm. Perbungaan: majemuk berbatas, melekat pada batang. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling berlekatan, mahkota berbentuk terompet, berwarna kuning dengan 5 petal yang saling berlekatan, benang sari 5, putik 1. Buah: berry, tua berwarna putih, panjang: + 1 cm. Spesimen : AL 29 , 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara. Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 33. Mycetia malayana
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.22 Ophiorrhiza bracteata Herba. Batang: bulat, permukaan licin. Daun: tunggal, berbentuk bulat telur atau elips, ujung meruncing, pangkal meruncing, panjang: + 5-18 cm, lebar: + 2-6 cm. Stipula: kebanyakan pada genus ini berukuran sangat kecil, panjang: + 1 cm, lebar: + 0,1 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling berlekatan, mahkota berwarna putih, bentuk terompet, dengan 5 petal yang saling berlekatan. Buah: berbentuk kapsul, muda berwarna hijau, panjang: + 5 mm. Spesimen : AL 35 , 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Asia Tenggara, Australia, India, Cina Selatan, Jepang dan Malaysia (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300- 1600 m dpl.
Gambar 34. Ophiorrhiza bracteata
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.23 Ophiorrhiza blumeana Korth Herba. Batang: bulat, permukaan berbulu. Daun: tunggal, permukaan berbulu, berbentuk bulat telur atau elips, ujung meruncing, pangkal meruncing, panjang: + 1015 cm, lebar: + 2-4 cm. Stipula: kecil berbentuk bulat telur, panjang: + 0,5-0,8 cm,. Lebar: + 0,3-0,5 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling bebas, mahkota berbentuk terompet, putih kekuningan, dengan 5 petal yang saling berlekatan. Buah: muda berwarna hijau, panjang: 5-7 mm. Spesimen : AL 25, 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Asia Tenggara, Australia, India, Cina Selatan, Jepang dan Malaysia (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 35. Ophiorrhiza blumeana Korth
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.24 Pavetta indica L Semak atau pohon kecil. Batang: bulat berkayu, permukaan kasap dan berbulu halus. Daun: tunggal, memanjang, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang: 7-14 cm, lebar: 2-4 cm. Stipula: hijau dan berbulu halus, panjang: + 1 cm, lebar: + 0,3-0,5 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal dan aksilar. Bunga: berbentuk terompet, mahkota berwarna putih dengan 5 petal yang saling berlekatan. Buah: tua berwarna hijau kehitaman, panjang: + 4-6 mm. Spesimen : AL 27 , 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, India, Utara sampai Barat Himalaya, Cina Selatan, Malaysia dan Australia Utara (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 36. Pavetta indica L
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.25 Petunga macrocarpa Dc Semak atau perdu. Batang: bulat berkayu, permukaan licin. Daun: majemuk, berbentuk oval, permukaan licin, beraroma tidak sedap, panjang: 7-14 cm, lebar: 2-6 cm, ujung meruncing, pangkal runcing. Stipula: oval berwarna coklat, panjang: + 0,5-1 cm, lebar: + 0,5-1 cm. Perbungaan: terletak di aksilar. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang saling berlekatan, mahkota berwarna putih memiliki 4 atau 5 petal yang setengah bebas. Buah: muda berwarna hijau, tua berwarna ungu kehitaman, panjang: + 0,5-0,7 cm Spesimen : AL 23, 3 Februari 2008 (fl + fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya (Henderson, 1959). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 37. Petunga macrocarpa Dc
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.26 Psychotria sp Herba memanjat pada pohon. Batang: bulat, permukaan licin. Daun: tunggal, berbentuk oval, permukaan licin, ujung runcing, pangkal runcing, panjang: + 2-3,5 cm, lebar: + 1-1,6 cm. Stipula: kecil, berwarna coklat dan berbentuk segi tiga, ujung meruncing, panjang: + 0,3-0,5 cm, Lebar: + 0,3 cm. Spesimen : AL 16, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Afrika, Asia Tenggara, Amerika, Papua Nugini dan Pulau Pasifik (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 38. Psychotria sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.27 Psychotria stipulacea Wall Semak. Batang: bulat berkayu, permukaan berbulu. Daun: tunggal, selalu melebar di dekat ujung daun dan menyempit pada bagian pangkal, ujung meruncing, pangkal meruncing, permukaan bawah daun berbulu halus dan jarang, panjang daun mencapai 23 cm. Stipula: besar, berbentuk segitiga, permukaan berbulu, panjang: 1-2,5 cm, lebar: 0,5-1 cm. Perbungaan: majemuk berbatas terletak di terminal, dengan susunan padat dan 3 tangkai bunga. Bunga: kelopak dengan 5 sepal yang berlekatan, mahkota berwarna putih kehijauan dengan 4 atau 5 petal yang saling berlekatan, memiliki bulu yang halus pada tepinya, stamen banyak. Spesimen : AL 26, 3 Februari 2008 (fl)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Afrika, Asia Tenggara Amerika, Papua Nugini dan Pulau Pasifik (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 39. Psychotria stipulacea Wall
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.28 Randia microphylla Hook. F Semak atau perdu. Batang: berkayu, segi empat, permukaan berbulu. Daun: tunggal, berbentuk oblongus atau elips, permukaan atas dan bawah berbulu, ujung dan pangkal meruncing, panjag: + 17-24 cm, lebar: + 6-10 cm. Stipula: Kecil, berbentuk segi tiga, ujung meruncing dengan permukaan berbulu, panjang: + 2 cm, lebar: + 0,5-0,7 cm. Spesimen : AL 18 , 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara, Cina, Thailand, Malaysia, Philipina, Australia, Papua Nugini, Sulawesi, Jawa dan Selat Sunda (Lemmens, 2003). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 40. Randia microphylla Hook. F
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.29 Tarenna pulchra Ridl Semak atau perdu. Batang: bulat dan berkayu. Daun: tunggal, melanset, panjang: + 8-22 cm, lebar: + 2-3 cm. Stipula: berbentuk segitiga, berwarna hijau dengan ujung meruncing, panjang: + 1-1,5 cm,. lebar: + 0,3-0,5 cm. Spesimen : AL 39, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya (Henderson, 1959). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah
dengan intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 41. Tarenna pulchra Ridl
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.30 Tarenna sp Perdu atau pohon. Batang: bulat, berkayu, permukaan licin. Daun: tunggal, berbentuk elips atau memanjang, permukaan licin, panjang: + 5-14 cm, lebar: + 1-4 cm. Stipula: berbentuk segi tiga, berwarna hijau, dengan permukaan licin, panjang: + 0,4-1 cm, lebar: + 0,2-0,5 cm. Perbuahan: terletak di aksilar. Buah: muda berwarna hijau, panjang: + 1-1,3 cm. Spesimen : AL 21, 3 Februari 2008 (fr)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara. Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 42. Tarenna sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.31 Uncaria acida Merr Memanjat dengan kait yang terletak di ketiak daun, panjang: + 2,2,5 cm. Batang: berkayu, berbentuk segi empat, permukaan licin. Daun: tunggal, berbentuk oval atau membulat, permukaan licin, panjang: + 9-14 cm, lebar: + 6-9 cm. Stipula: berbentuk oval, panjang: 1-1,5 cm, lebar: 1-1,5 Spesimen : AL 15, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya (Henderson, 1959). Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 43. Uncaria acida Merr
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
5.7.32 Urophyllum sp Semak atau perdu. Batang: bulat berkayu, permukaan berbulu. Daun: tunggal, bulat telur atau elips, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang: + 13-17 cm, lebar: + 5-7 cm. Stipula: berbentuk segi tiga, berwarna hijau, menyempit pada ujung dan permukaan berbulu, panjang: 1-2 cm, lebar: 0,5-0,7cm. Spesimen : AL 36, 3 Februari 2008 (St)
(MEDA-USU)
Distribusi : Sumatera Utara. Habitat
: Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat pada daerah dengan
intensitas cahaya yang cukup. Pada lokasi penelitian, jenis ini hidup pada ketinggian 1300-1600 m dpl.
Gambar 44. Urophyllum sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Keanekaragaman Piperaceae dan
Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dapat disimpulkan bahwa: 1. Diperoleh 32 jenis yang terdiri dari 10 jenis Piperaceae dan 22 jenis Rubiaceae.
Piperaceaeditemukan
2
genus,
sedangkan
Rubiaceae
ditemukan 15 genus. 2. Jumlah jenis dan jumlah individu tertinggi pada Piperaceae terdapat pada bukit III yaitu 7 jenis, dan pada bukit V yaitu 102 individu, sedangkan pada Rubiaceae pada bukit IV yaitu 16 jenis dan pada bukit V yaitu 1620 individu. 3. Tumbuhan Piperaceae yang mendominasi pada bukit I adalah Piper caninum BL dengan INP 99,51%, pada bukit II Piper sp 1 dengan INP 146,71%, pada bukit III Piper caninum BL dengan INP 77,50%, pada bukit IV Piper sp 1 dengan INP 130,93%, pada bukit V Piper crassipes kort dengan INP 89,83%. Pada tumbuhan Rubiaceae yang mendominasi bukit I adalah Mussaenda sp dengan INP 64,01%, pada bukit II Mussaenda sp dendan INP 50,73%, pada bukit III Hedyothis philippensis Merr dengan INP 45,28%, pada bukit IV Argostemma involucratum L
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
denan INP 44,33%, pada bukit V Argostemma involucratum L dengan INP 70,83%. 4. Indeks keanekaragaman, tertinggi Piperaceae pada bukit III 1,7023 Rubiaceae pada bukit III 2,1692, indeks keseragaman tertinggi Piperaceae pada bukit I 0,909928 Rubiaceae pada bukit II 0,849328, sedangkan indeks similaritas pada lima bukit penelitian adalah sangat tinggi karena mencapai diatas 50% yang menandakan bahwa kesamaan antara bukit yang satu dengan bukit yang lain mirip bahkan sangat mirip.
6.2.
Saran A. Perlu dilakukan penelitian menyeluruh di Hutan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk untuk memperoleh data yang lebih menyeluruh mengenai jenis-jenis tumbuhan yang terdapat didaerah tersebut. Kepada Instansi terkait diharapkan dapat menjaga kelestarian hutan TWA Deleng Lancuk yang merupakan habitat alami bagi jenis-jenis Piperacea dan Rubiaceae. B. Perlu dilakukan Penelitian lebih lanjut sehingga menambah khasanah kekayaan keanekaragaman hayati tanaman obat tradisional Indonesia yang belum tergali.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, J., Sengli J.D., Nazaruddin H., Anthony J.W. 1987. Ekologi Ekosistem Sumatera, Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press. Benson., L. 1957. Plant Classification. California: Pomona College Claremont. Hal. 113, 237, 287, 289, & 451. Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Cetakan I. Jakarta: Puspa Swarea. Daniel,
T. W., J. A. Helms, & F. S. Baker. Silvinatural.Yogyakarta: UGM Press. Hal. 46-50.
1992.
Prinsip-prinsip
Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Penerjemah Usman Tanuwijaya. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 273. Handayani., K. 2004. Inventaris Jenis-jenis Herba di Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Lauser. Skripsi Sarjana Biologi (tidak Dipublikasikan) Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal. 17. Gusmalayna. 1983. Analisis Vegetasi Dasar di Hutan Setia Mulia Ladang Padi Padang. Tesis Sarjana Biologi (Tidak dipublikasikan) FMIPA Universitas Andalas Hafild & Aninger. 1984. Lingkungan Hidup di Hutan Hujan Tropika. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan. Hal. 25. Hutchinson. 2000. Encylopedia. Jones., Samuel B, Arlene E. Luchsinger.1986. Plant Systematics. New York: Mc Grew-Hill, Inc. Hal. 411-412. Krebs, C. Z. 1985. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Third Edition. New York: Harper and Row Publisher Inc. Hal. 106. Kusrinawati 2005. Studi Taksonomi Vegetasi bawah Pada jalur Pendakian Gunung Sinabung Kabupaten Tanah Karo. Skripsi (Tidak dipublikasikan) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 11 & 34.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Lawrence., H. M Taxonomi of Vascular Plants. United States of Amerika Copyright 1951 by Macmillan Company. Hal. 711. Loveless, A. R. 1989 Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta. PT. Gramedia. Hal. 243. Mason, C. F.1980. Ecology. Second edition. Longman Inc. USA, New York. Pp 4-23. Mueller-Dombois, D. and H. Ellenbreg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecologi. New York: Jhon Willey & Son, Inc. Mulati., Y. 2004. Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Pemanjat di Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi Penelitian Mahasiswa Jurusan S1 Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 19. Mumpuni., M. 2004. Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi (Tidak dipublikasikan) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan. Hal. 20. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B Saunder Company, London. Pp. 295-298 Pandey, B. P. 2003. A Text Book of Botani Angiosprems. Ram Nagar, New Delhi: S. Chan & Company LTD. Hal. 219-221. Pramono, H. A. 1992. Tataguna Lahan dan Deforestasi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hal. 169. Resosoedarmo, S., K Kartawinata., & A. Soegiarto. 1989. Pengantar Ekologi. Bandung: Penerbit Remadja Karya. Hal. 79-80. Richard, P. W. 1981. The Tropical Rain Forest. An Ecological Study london Cambridge and the Univesity Press. Hal. 96-98. Robbrecht. 1997. Monografik and Systematic Studies In Rubiaceae Http:// www.br.fgov .be/SCIENCE/PROJECTS/Rubiaceae.html.[April 12,2007. Setiadi, D., I. Muhadiono dan A. Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Shdarnady, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Pusat antar Universitas Ilmu Hayat. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hal. 51-56. Smith, G. M 1992. Cryptogamic Botany. Vol. H Bryophytes and Pteridophyta. Second Edition. NewYork: McGraw-Hill Book Company Inc. Pp. 304-306. Soerianegara, I, & A. Indrawan. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan Bogor. Hal. 28, 136. Sofyan, M. Z. 1991. Analisis Vegetasi Pohon di Hutan Salagumo. Tesis Sarjana Biologi (Tidak dipublikasikan) FMIPA UNAND. Padang. Hal. 3-10. Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Padang: Penerbit Universitas Andalas. Hal. 78. Syahbuddin., 1987. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Padang: Universitas Andalas Press. Hal. 55-72. Taylor., Charlotte M. Rubiaceae Http:// www.mobot.org /MOBOT/Research/Tailor. Shtml[April 12,2007]. Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hal. 335 – 337. Tjondronegoro, P. D. 1979. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bagian Ekologi, Departemen Botani Fakultas Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Hal. 13. Unit Manajemen Leuser (UML). Program Pengembangan Lau Kawar. BZD Ecotourism, UML. Hal. 9 – 10. Van Balgooy., M. M. J. 1998. Malaysian Seed Plants. Vol. 2. Leiden, Netherlands: Rijksherbarium/Botanicus. Hal. 234. Van Steenis, C.G.C. 2005. Flora. Cetakan Kedua. Jakarta: Pradnya Paramita. Hal. 385. Wahyuni., S. 2004. Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Semak Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi Penelitian Mahasiswa Jurusan Biologi S1. Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 17.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI PENELITIAN
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 2. JALUR PENELITIAN KAWASAN TAMAN WISATA ALAM ± 10m
DELENG LANCUK
± 10m ± 10m
± 10m
Keterangan Gambar :
± 10
Jalur pengamatan Jarak pengamatan
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 2. PLOT PENGAMATAN
10 M
10 M
10 M
10 M
25 M
25 M
10 M
10 M 25 M
10 M
Gambar 2. Sketsa Flot Penelitian.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
10 M
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Vegetasi Tumbuhan di Hutan Deleng Lancuk Bukit I Plot JENIS
FAMILI
1 2 - 5 - 1 4 - -
3 4 5 6 7 8 9 1 0 - 2 - 3 - 3 - 4 - - - - - - -
1 1 2 -
1 2 -
1 3 -
1 4 -
1 5 -
1 6 -
1 7 -
1 8 -
1 9 -
2 0 -
2 1 -
2 2 6 -
2 3 -
2 4 -
-
-
6 -
1 6 1 -
4
-
-
-
--
-
5
1
6
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 2 -
-
-
-
-
-
-
- 3 -
-
-
9 - -
-
1 -
1 -
1 -
-
2
--
-
-
-
-
-
-
7
-
1
7
1
1
4 -
1
-
4 -
1 -
6 2
-
1 4 2 5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
1
--
2 -
-
-
per sp 1 per sp 2
Piperceae Piperceae
per caninum
Piperceae
per recuryum
Piperceae
dyotis p Merr dyotis sp1
Rubiaceae Rubiaceae
- 1 2 - - -
sianthus sp omenthosus ssaenda sp
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
- - 2 - -
-
- - 2 - 8 2 -
- 1 - - 4 - -
3 2
2 -
blumeana K
Rubiaceae
- -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 4 -
unga m Dc ycotria sp microphylla H renna sp caria l
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
-
-
-
-
-
1 1
-
1 -
-
-
-
-
J
BUKIT II
sp 1 caninum BL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Piperaceae - - - - - - - - Piperaceae - - 1 1 - - - - -
PLOT 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2 1 2 5 2 -- 6 1
tis p Merr tis sp 2 thus sp
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
1 2
ENIS
FAMILI
-
-
1 - - -
8 4 2 5 4 - - - - - - - - -
-
4 3 -
3 -
1 -
-
-
-
1 4
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
4 -
3 -
5 4
-
5
2 2
nthosus enda sp meana
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
- - - 5 - - - 2 4 7 5 1 3 3 - - - - 2 - - -
a indica L ulaceae
Rubiaceae Rubiaceae
- 1 -
-
-
-
a phyla
Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
-
-
3 - - 6 - 2 3 10 -
9 2 12 5
6 6
14 -
-
-
-
-
-
-
7 -
-
1 2 50 -
-
-
1 11 1 -
-
7 -
4 -
2-
15 4 -
1 -
-
-
-
-
-
-
2 1
3 3
1 3
-
3 1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
ENIS
BUKIT III FAMILI
PLOT 14 15 -
1 Piperaceae Piperaceae Piperaceae -
2 -
3 3 -
4 4
5 2
6 1
7 2 -
8 -
9 3 -
10 1 -
11 1
12 1
13 -
16 -
17 4 -
18 1
19 -
20 -
21 4
22 4
23 -
24 -
Piperaceae -
4 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Piperaceae Piperaceae -
-
-
-
5 - -
-
-
-
-
2 -
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
2
Piperaceae -
-
-
-
2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
ea m yotis p
Rubiaceae Rubiaceae
-
-
-
- 1 -
2 - - 2 7 11 3 2
7
-
-
1
1
1 -
-
2
-
5
4 5
2 2
-
6
yotis sp
Rubiaceae
-
-
7 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
yotis sp
Rubiaceae
1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
anthus
Rubiaceae
-
-
6 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rubiaceae
-
5 -
6 -
-
5 -
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
Rubiaceae
2 1 1 -
-
-
-
3
1
4
2
-
10 13 -
3
-
1
-
-
1
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
-
3 - - - - - 1 3 3 -
- - - 5 2 5 -
-
-
1
7 -
-
2
4
2
-
1
-
2 3 -
-
-
1 -
-
Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
ipulaceae Rubiaceae dia Rubiaceae
9 - -
-
-
-
-
2 4 - -
-
-
-
5 -
-
8 -
-
1 -
-
-
-
-
2 -
-
5 -
-
phylum
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
er sp 2 er sp 1 er num er gum aevifolia
mentosum
odasama
enthosus saenda
etia m racteata etta ca unga m
Rubiaceae
-
-
3 -
-
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
BUKIT IV JENIS
FAMILI
1 2 3 4 5 6 7 8
9
Piperacea e Piperacea e Piperacea e Piperacea e
- -
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
2
1 1 -
1 -
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
cloucratum
Rubiaceae
- -
-
-
-
-
bcrassum L
Rubiaceae
- -
-
-
-
ee m Ridl
Rubiaceae
- -
-
-
hilippensis
Rubiaceae
- -
yotis sp 1 anthus sp menthosus
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
saenda sp etia m
PLOT 1 1 4 5 1 -
1 0 -
1 1 -
1 2 2
1 3 -
2
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4 -
-
2 1 9
- - - -
-
-
-
-
-
Rubiaceae Rubiaceae
7 - -
-
3 - -
-
-
acteata etta indica nga m pulaceae
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
-
-
dia m ulchara Ridl phyllum sp
Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
- 1 - - - - -
r sp 1
r caninum
rmentosum
garamence
1 7
1 6 -
1 7 5
1 8 1
1 9 4
2 0 2
2 1 2
2 2 4
2 3 3
2 4 -
-
-
-
-
-
-
-
1
2
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 5 -
-
3 5 -
-
-
7
-
-
-
-
1
-
1
1
8
4
-
-
1 4 1
4 0 2 5 1
1 5 5
-
4 0 2 3 -
4
2
6
-
2
-
-
1
1
-
2
-
-
2 3
4
-
-
-
1 0 -
1
-
-
5 -
-
6 8
1 4 - - - 3 3 - 1 2 - 1 - - - - 7 - 3 - 2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 -
1 -
-
5 1 1 1 -
-
-
9 3
1 -
1 -
1 1 -
1 6
2 3
7 8
4
3 1
5
1 -
-
2 -
6 -
1 -
1 - - -
-
-
-
-
-
1 1 3 -
-
1
1 -
1 -
-
-
-
-
-
-
- 4 1 2 - - - -
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
2
S
1 m pes k
BUKIT V FAMILI
1 4 -
2 -
3 2 -
4 -
5 6 -
6 -
7 4 1 -
8 7 -
9 1 3 -
10 3 1 -
11 3 5 -
12 3 2
Piperaceae -
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
2
Piperaceae Piperaceae Piperaceae Piperaceae
PLOT 13 14 1 2 -
15 -
16 1 1
17 9 -
18 -
19 2 2 -
20 5 -
21 2 11 -
22 2 -
23 3 -
4
7
-
-
-
-
-
-
-
osum -
-
mence Rubiaceae
45 15 35 5 40 65 80 35 15 60 55 33 15 30 -
30 20 55 -
80 15 -
20
Rubiaceae
-
-
15 6 -
-
-
1
-
15 20 20 21 15 -
15 15 60 -
25 11 -
35
Rubiaceae Rubiaceae
4
4
3
-
-
3
5 1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
nsis sp 1 Rubiaceae us Rubiaceae
-
4 -
4 -
2 3 - -
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
2
2
5
3
-
-
5
-
-
-
1
-
1
-
-
-
3
osus da
Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
ana
Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
45 15 -
15 -
20 25 -
-
-
ata
Rubiaceae Rubiaceae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7 -
-
-
-
10 5 -
-
-
1
-
-
5 -
-
Rubiaceae
4
1
1
-
-
2
2
1
2
-
-
-
-
-
-
1
2
2
-
-
-
4
rpa aceae Rubiaceae Rubiaceae yla
-
-
-
-
-
-
17 2 -
-
7 -
3 1
14 13 30 5 3 1
atum ma
m sp
1
50 2 -
25 20 -
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
10 34 40 -
LAMPIRAN 4. HASIL ANALISISVEGETASI PADA BUKIT I, II, III, IV, DAN V DI HUTAN TWA DELENG LANCUK
Tabel Nilai K,KR, F, FR, INP BUKIT 1 Jenis
Jumlah
K Ind/ha
KR %
F
FR %
INP %
piperaceae 1
Piper sp 1
21
84
21.88 0.2400
31.58
53.45
2
Piper sp 2
18
72
18.75 0.0800
10.53
29.28
3
Piper caninum BL
45
180
46.88 0.4000
52.63
99.51
4
Piper recuryum BL
12
48
12.50 0.0400
5.26
17.76
96
384
100.00 0.7600
100.00
200.00
Rubiaceae 1
Hedyothis philippensis
17
68
11.49 0.2000
13.16
24.64
2
Hedyothis sp 1
26
104
17.57 0.1600
10.53
28.09
3
Lasianthus sp
7
28
4.73 0.0800
5.26
9.99
4
Lasianthus tomenthosus
20
80
13.51 0.3200
21.05
34.57
5
Mussaenda sp
48
192
32.43 0.4800
31.58
64.01
6
Ophioorrhiza blumeana
23
92
15.54 0.0400
2.63
18.17
7
Petunga macrocarpa
2
8
1.35 0.0400
2.63
3.98
8
Psycotria sp
1
4
0.68 0.0400
2.63
3.31
9
Randia ( Macrophyla)
1
4
0.68% 0.0400
2.63
3.31
10
Tarenna pulchara Ridl
1
4
0.68% 0.0400
2.63
3.31
11
Uncaria acida Merr
2
8
1.35% 0.0800
5.26
6.61
592 100.00% 1.5200
100.00
200.00
148
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Tabel Nilai K,KR, F, FR, INP BUKIT 2 Jenis Piperaceae 1 Piper caninum BL 2 Piper sp 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rubiaceae Hedyotis philippensis Hedyotis sp 2 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussaenda sp Ophiorrhiza blumeana Pavetta indica L Psycotria stipulaceae Randia microphylla
Jumlah
K Ind/ha
3 16 19
12 64 76
47 7 17 8 79 52 35 61 1 307
188 28 68 32 316 208 140 244 4 1.228
KR %
F
FR %
INP %
15.79 0.1200 84.21 0.2000 100.00 0.3200
37.50 62.50 100.00
53.29 146.71 200.00
15.31 2.28 5.54 2.61 25.73 16.94 11.40 19.87 0.33 100.00
22.06 4.41 7.35 5.88 25.00 2.94 13.24 17.65 1.47 100.00
37.37 6.69 12.89 8.49 50.73 19.88 24.64 37.52 1.80 200.00
0.6000 0.1200 0.2000 0.1600 0.6800 0.0800 0.3600 0.4800 0.0400 2.7200
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Tabel Nilai K,KR, F, FR, INP BUKIT 3 Jenis
Jumlah K KR Ind/ha %
F
FR %
INP %
Piperaceae 1
Piper caninum BL
18
72
37.50 0.3200
40.00
77.50
2
Piper longum L
4
16
8.33 0.0400
5.00
13.33
3
Piper sarmentosum
3
12
6.25 0.0800
10.00
16.25
4
Piper sp 2
3
12
6.25 0.0400
5.00
11.25
5
Piper sp 1
10
40
20.83 0.1600
20.00
40.83
6
Piperomia leavifolia
7
28
14.58 0.0800
10.00
24.58
7
Piperomia tjibodasama
3
12
6.25 0.0800
10.00
16.25
48
192
100.00 0.8000
100.00
200.00
9
36
3.67 0.1600
5.71
9.39
57
228
23.27 0.6000
21.43
44.69
Rubiaceae 1
Coffea malayana
2
Hedyothis philippensis
3
Hedyothis sp 2
1
4
0.41 0.0400
1.43
1.84
4
Hedyotis sp 1
10
40
4.08 0.0800
2.86
6.94
5
Lasianthus sp
8
32
3.27 0.0800
2.86
6.12
6
Lasianthus tomenthosus
17
68
6.94 0.1600
5.71
12.65
7
Mussaenda sp
47
188
19.18 0.5600
20.00
39.18
8
Mycetia malayana
6
24
2.45 0.1200
4.29
6.73
9
Ophiorriza bracteata
15
60
6.12 0.1200
4.29
10.41
10
Pavetta indica L
32
128
13.06 0.4400
15.71
28.78
11
Petunga microcarpa
3
12
1.22 0.0400
1.4
2.65
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
12
Psycotria stipulaceae
36
144
14.69 0.3200
11.43
26.12
13
Randia microphylla
2
8
0.82 0.0400
1.43
2.24
14
Urophyllum sp
2
8
0.82 0.0400
1.43
2.24
245
980
100.00 2.8000
100.00
200.00
Jumlah
K Ind/ha
KR %
FR %
INP %
8 4 41 1 54
32 16 164 4 216
14.81 7.41 75.93 1.85 100.00
0.2000 0.1200 0.4400 0.0400 0.8000
25.00 15.00 55.00 5.00 100.00
39.81 22.41 130.93 6.85 200.00
210 63 26 56 16 2 29 13 14 29 19 10 62 9 2 1
840 252 104 224 64 8 116 52 56 116 76 40 248 36 8 4
37.43 11.23 4.63 9.98 2.85 0.36 5.17 2.32 2.50 5.17 3.39 1.78 11.05 1.60 0.36 0.18
0.2400 0.1600 0.2400 0.6000 0.1200 0.0400 0.2400 0.2000 0.0400 0.2800 0.3600 0.1600 0.4800 0.2400 0.0400 0.0400
6.90 4.60 6.90 17.24 3.45 1.15 6.90 5.75 1.15 8.05 10.34 4.60 13.79 6.90 1.15 1.15
44.33 15.83 11.53 27.22 6.30 1.51 12.07 8.06 3.64 13.22 13.73 6.38 24.84 8.50 1.51 1.33
Tabel Nilai K,KR, F, FR, INP BUKIT 4 Jenis
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Piperaceae Piper caninum Piper sarmentosum Piper sp 1 Piper ungaramence Rubiaceae Argostemma involucratum Argostemma subcrassum Coffea malayana RIDL Hedyothis pilippensis Hedyothis sp 1 Lasianthus sp Lasianthus tomenthosus Mussenda sp Mycetia malayana Ophiorrhiza bracteata Pavetta indica L Petunga macrocarpa Psycotria stipulaceae Randia microphylla Tarenna pulchara Urophyllum sp
F
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
561 2.244
100.00 3.4800
100.00
200.00
KR
FR %
INP %
Tabel Nilai K,KR, F, FR, INP BUKIT 5 Jenis
Jumlah
K Ind/ha
F %
Piperaceae 1
Piper caninum
3
12
2.94 0.1200
9.38
12.32
2
Piper crassipes
47
188
46.08 0.5600
43.75
89.83
3
Piper sarmentosum
3
12
2.94 0.0800
6.25
9.19
4
Piper sp 1
35
140
34.31 0.3600
28.13
62.44
5
Piper ungaramence
14
56
13.73 0.1600
12.50
26.23
102
408
100.00 1.2800
100.00
200.00
Rubiaceae 1
Argostemama subcrassum
324
1.296
20.00 0.6400
15.24
35.24
2
Argostemma involucratum
808
3.232
49.88 0.8800
20.95
70.83
3
Chantium horridum
5
20
0.31 0.0400
0.95
1.26
4
Hedyothis philippensis
20
80
1.23 0.2800
6.67
7.90
5
Hedyothis sp 1
13
52
0.80 0.1600
3.81
4.61
6
Lasianthus sp
5
20
0.31 0.0400
0.95
1.26
7
Lasianthus tomenthosus
29
116
1.79 0.3600
8.57
10.36
8
Mussaenda sp
1
4
0.06 0.0400
0.95
1.01
9
Ophiorrhiza blumeana
130
520
8.02 0.2400
5.71
13.74
10
Ophiorrhiza bracteata
27
108
1.67 0.1600
3.81
5.48
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
11
Pavetta indica L
1
4
0.06 0.0400
0.95
1.01
12
Petunga macrocarpa
23
92
1.42 0.4800
11.43
12.85
13
Psycotria stipulaceae
227
908
14.01 0.6800
16.19
30.20
14
Randia microphylla
7
28
0.43 0.1600
3.81
4.24
1620
6.480
100.00 4.2000
100.00
200.00
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 5. CONTOH PERHITUNGAN (K,KR, F, FR, INP, H’ dan IS) A. Contoh Perhitungan Kerapatan Mutlak pada Piper sp 1
Jumlah individu suatu jenis Kerapatan Mutlak (KM)
=
Luas Plot contoh / Plot pengamatan
21 x 10.000 2500 m2
=
=
84 ind/ha
B. Contoh Perhitungan Kerapatan relatif pada Piper sp 1
Kerapatan mutlak suatu jenis Kerapatan Relatif (KR)
=
Jumlah total kerapatan x100% mutlak Seluruh jenis
0.01 =
0.04 x 100%
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
=
21,88%
C. Contoh Perhitungan Frekuensi Mutlak pada Piper sp 1
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Frekuensi Mutlak (FM)
=
Jumlah seluruh plot pengamatan
6 = 25
=
0.24
D. Contoh Perhitungan Frekuensi Relatif pada Piper sp 1
Frekuensi suatu jenis Frekuensi Relatif (FR)
=
Frekuensi total seluruh jenis x 100%
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
0.24 0,76 x 100%
=
=
31,58%
E. Contoh Perhitungan Indeks Nilai Penting pada Piper sp 1
INP
= KR + FR = 21,88% + 31,58% = 53,45%
F. Contoh Perhitungan Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener pada Piper sp 1 di Bukit I
ni pi
=
N
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
21 96
=
= 0.2188
= -Σpi ln pi
H’
= - (-1,2614) = 1,2614
G. Contoh Perhitungan Indeks Keseragaman pada Bukit I H’ E = H maks 1,2614 = 1,3863 = 0,9099
H. Contoh Menghitung Indeks Similaritas Bukit I dengan Bukit II
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
2C IS =
X 100 % A + B 2x2
=
X 100 % 2+4
= 66,67%
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 6. HASIL IDENTIFIKASI Spesimen Instansi
NIM Lokasi Penelitian NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
No Koleksi AL 46 AL 33 Al 30 AL 04 AL 38 AL 32 AL 42 AL 34 AL 14 AL 37 AL 35 AL 23 AL 26 AL 39 AL 15 AL 36
: AHDATIKA LUBIS : Mahasiswa S-2 Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan : 067030001 : Hutan TWA Deleng Lancuk, Kabupaten Karo, Sumatera Utara Famili Spesimen Piperaceae Piper crassipes korth Piperomea laevifolia miq Piper longum Piper recuryum BL Piper sarmentosum Roks Piperomia tjibodasama C.D.C Piper ungaramence C.D.C Rubiaceae Coffea malayana Hedyotis philippensis Merr Mussaenda sp Ophiorrhiza bracteata Petunga microcarpa Psycotria stipulaceae Tarenna pulchara Ridl Uncaria longiflora Urophyllum sp Medan, 15 Mei 2008 Diketahui Kepala Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
Etti Sartina Siregar, S.Si., M.Si. NIP 132 206 572
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 7.
HASIL IDENTIFIKASI SPESIMEN Nama Instansi
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
: AHDATIKA LUBIS : Mahasiswa (S-2) Biologi USU – Sumatera Utara
Kode sampel
Famili
AL 02 AL 07 AL 09 AL 11 AL 16 AL 17 AL 18 AL 21 AL 25 AL 27 AL 28 AL 40 AL 41 Al 43 AL 44 AL 45
Piperaceae Rubiaceae Piperaceea Piperaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae Rubiaceae
Species Piper sp 1 Hedyothis sp 1 Piper sp 2 Piper caninum BL Psychotria sp Lasianthus sp Randia microphylla Tarenna sp Ophiorrhiza blumeana Korth Pavetta indica L Hedyothis sp 2 Mycetia malayana Lasianthus tomentosus BL Argostema involucratum Argostema sp Chantium sp
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 8. DATA FAKTOR FISIK & KIMIA HUTAN TWA DELENG LANCUK No
01. 02. 03. 04. 05.
Bukit
I II III IV V
Suhu Udara (oC) 19,8 18,3 16,0 16,1 16,6
Faktor Fisik & Kimia pH Kelembaban Intensitas Tanah (%) Cahaya 6,2 87 426,6 5,9 84 266,6 4,4 94 355,3 5,3 92 187,6 5,3 94 245
Suhu Tanah 19,8 18,8 18,9 17,7 18,5
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
LAMPIRAN 9. FOTO-FOTO PENELITIAN
Gambar Hutan Deleng Lancuk
Gambar Jalur Pengamatan di TWA Deleng Lancuk
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar Plot Penelitian 10 X 10
Gambar Pengkoleksian Piperaceae/Rubiacaea
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
c a b
d
f
e
Gambar Pengukuran Faktor Fisik Keterangan
: a. Soil Thermometer, b. Soil Tester, c. Thermometer, d. Lux Meter, e. Hygrometer, f. altimeter
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.
Gambar Pengawetan Sampel di Lapangan
Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.