C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
Indeks Salat Idul Adha dan Berbagi Daging Kurban Keluarga besar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII menggelar sholat Idul Adha 1436 M di halaman Masjid Baitun Nabat Komplek Perumahan Kantor Direksi, Kamis, (24/9/2015).
Hal.3
Betung dan Tasa Buka Jalan Menuju Desa Lais 1
Pemberian Penghargaan pada Upacara Bulanan
Unit Betung dan Unit Pabrik Kelapa Sawit Talangsawit berhasil membuka kembali jalur transportasi berupa ruas jalan sepanjang 15 km dan lebar 6 m yang menghubungkan Desa Telukkijing 1 dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Lais, Kabupaten Banyuasin.
Unit Padangpelawi secara rutin menggelar upacara bulanan sebagai ajang berkumpul dan sosialisasi berbagai kebijakan perusahaan kepada karyawan. Juga untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
Hal.7
Hal.12
C MYK
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
Sumbang 104 Kantong Darah ke PMI Sebanyak 104 kantong darah berhasil dikumpulkan pada kegiatan donor darah yang digelar PTPN VII di Gedung Pertemuan, Selasa (15/9/2015). “Kegiatan rutin yang dilaksanakan tiga bulan sekali ini merupakan bentuk kepedulian sosial PTPN VII dalam membantu pasien di rumah sakit,” kata Sekretaris Perusahaan PTPN VII Sukarnoto. enurutnya, kebutuhan darah di rumah sakit di Bandarlampung masih belum bisa terpenuhi oleh PMI. “Jadi kita peduli untuk bisa menyumbang stok darah di PMI Cabang Lampung,” katanya. Pelaksanaan donor darah yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung ini diikuti pekerja dan jajaran pimpinan PTPN VII di kantor Direksi. Selain itu, para pekerja dari beberapa unit seperti Unit Way Belulu, Waylima, Rejosari, Pewa, Kedaton dan Bergen serta para keluarga pekerja. Menurutnya, aksi sosial donor darah dilaksanakan secara rutin setiap tiga bulan sekali sejak beberapa tahun lalu. Selain itu, pada momentum tertentu juga dilaksanakan di setiap unit, baik di Lampung, Sumatera Selatan, maupun Bengkulu. Sukarnoto menjelaskan banyak manfaat yang didapat kalau kita melakukan donor darah, di antaranya dapat menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu penurunan berat tubuh, mendapatkan kesehatan psikologis, dan dapat mendekteksi penyakit serius. Dokter Titi dari PMI Cabang Lampung mengapresiasi kegiatan donor darah yang dise-
M
lenggarakan PTPN VII. Apalagi PTPN VII secara rutin menggadakan kegiatan ini. “Kebutuhan darah di Bandarlampung dalam satu bulan mencapai 4.000 kantong, sementara PMI baru memenuhi 85 persen dari kebutuhan tersebut. Kami berterima kasih kepada perusahaan yang peduli dengan kegiatan donor ini,” katanya. Diharapkan PTPN VII bisa menjadi contoh perusahaan lain ikut menyelenggarakan kegiatan sosial ini. (tim)
Pelatihan Asesor KPKU
F
orum Ekselen BUMN (FEB) kembali menyelenggarakan Pelatihan Asesor Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN Tahun 2015 untuk yang kedua kalinya. Bertempat di Ruang Aula Kementerian BUMN, pukul 09.00 WIB telah dilaksanakan opening ceremony oleh Staf Ahli Bidang Komunikasi Strategis dan Hubungan Industrial Kementerian BUMN, Hambra. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara FEB, Kementerian BUMN, dan BUMN guna mendukung perwujudan cita-cita Kementerian BUMN untuk membawa BUMN menjadi perusahaan dunia dengan membangun kinerja BUMN yang baik, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua FEB Adityas Nirmala. Pelatihan Asesor berlangsung selama 3 hari mulai
tanggal 9 hingga 11 September 2015 di Ruang Rapat lantai 6 Kementerian BUMN, yang diikuti perwakilan 15 BUMN dan pegawai Kementerian BUMN. Pengurus FEB bertindak sebagai narasumber pelatihan yang siap berbagi ilmu dan pengalaman, yakni Aris Sopandi (PT Sucofindo), Abdul Halim (PT Krakatau Steel), Tio Handoko (PTPN III), Firmanto Purdhi (Bank BNI), Andi Eko (PT INTI) dan Arius Dimara (PT Timah). “Landasan hukum dari KPKU harus diperkuat agar KPKU dapat menjadi pegangan untuk mengenali perusahaan, baiknya tidak perlu lagi ada pelatihan lainnya. Kedepannya agar waktu yang dimiliki oleh teman-teman BUMN tidak hanya mengurusi kegiatan administrasi,” pesan Hambra, sebelum membuka secara resmi Pelatihan Asesor KPKU tersebut. (tim)
2
dariREDAKSI SEMANGAT BERKURBAN Hidup memang ibarat putaran roda. Suatu waktu berada di atas, pada kali lain berada di bawah. Begitu juga dalam usaha, untung dan rugi merupakan keniscayaan. Ada saatnya untung besar, datang pula waktu pas-pasan tidak untung-tidak rugi, dan suatu saat terjadi pula usaha merugi. Seperti yang kita alami saat ini, harga komoditas karet dan sawit sedang berada di lingkaran bawah. Meski hal itu membuat perolehan kita menurun, hendaknya tetap membuat hidup kita bersemangat dalam meningkatkan produktivitas. Kita sudah mengalami berkali-kali terjadinya fluktuasi harga komoditas tersebut. Karena kita tak bisa mengelola dan mengintervensi harga di pasar dunia, yang bisa kita lakukan adalah terus memacu diri agar produktivitas makin tinggi dan tinggi. Dengan harapan, jika produktivitas tinggi, ongkos operasional dan ongkos produksi kita juga makin rendah. Boleh jadi hal itu akan mengurangi beban kerugian kita. Selain itu, kita juga dituntut untuk lebih hemat, lebih efisien, dan lebih produktif agar kita tetap bisa bertahan. Hal ikhwal langkah-langkah strategis mengatasi krisis tersebut menjadi sajian utama pada edisi kali ini. Kami menurunkan hasil wawancara dengan Direktur Keuangan, Ketua Tim Krisis, dan Sekretaris Perusahaan, yang diharapkan mampu membuka hati dan pikiran kita agar bisa tetap rasional dan semangat dalam menjalankan setiap tugas. Kami juga menurunkan sejumlah berita kegiatan dari Distrik dan Unit, termasuk ulasan tentang inovasi dari Unit Rejosari dalam upaya meningkatkan produktivitas. Tak ketinggalan cerita tentang Idul Adha dan semangat berkurban, yang rasanya sangat tepat untuk kita jalani pada saat ini. Semangat berkurban adalah inti dari keimanan dan kesyukuran kita kepada Allah SWT. Setiap manusia perlu menempuh jalan yang sukar dan mendaki, jika menginginkan bisa tegak di atas puncak. Semoga menjadi bacaan bermanfaat dan menginspirasi kita untuk terus maju dan berkembang. Selamat membaca! Redaksi.
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaidi Effendi
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
BIRO-BIRO Distrik dan Unit Kebun/Pabrik DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected] dan
[email protected]
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
3
AKTUALITA
Salat Idul Adha dan Berbagi Daging Kurban S
etelah sholat Idul Adha dilaksanakan penyembelihan hewan kurban sebanyak 10 ekor terdiri atas 9 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Hewan kurban tersebut berasal dari para pimpinan dan karyawan PTPN VII, antara lain dari Direktur Utama Kusumandaru dan Direktur Keuangan Agoes Riyanto. Pelaksana kegiatan adalah Pengurus Hari Besar Islam (PHBI) PTPN VII Kantor Direksi, merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Daging kurban dibagikan kepada masyarakat sekitar komplek perumahan kantor direksi. K.H.Ahmad Ishomuddin dalam khutbahnya menyampaikan pada hakikatnya penyembelihan hewan kurban yang dilakukan karena menjalankan perintah Allah SWT merupakan perwujudan kepedulian sosial setiap hamba. “Nikmat dan karunia Allah tidak boleh hanya dirasakan sendiri, tetapi juga harus dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita. Berkurban merupakan latihan untuk mengikis sifat apatis,
individualistik, dan egoistik,” katanya. Menurutnya, semangat berkurban dan solidaritas untuk perbaikan nasib orang banyak harus digelorakan ke dalam setiap jiwa muslim, lebih-lebih saat ini bangsa Indonesia belum terbebas dari berbagai krisis, seperti krisis ekonomi, krisis kepercayaan, krisis kejujuran, bahkan krisis akhlak.. “Sudah sepatutnya ibadah kurban yang disyariatkan Allah itu kita jadikan sebagai inspirasi dan alat untuk mewujudkan nilainilai positif sehingga manfaatnya dapat dirasakan bersama-sama,” katanya. Usai shalat Idul Adha, Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir juga mengadakan silaturahmi Open House di rumah dinasnya. Kegiatan tersebut menjadi sarana bersilaturahmi dengan para pekerja maupun masyarakat sekitar kantor direksi. Sebelumnya, Bagian Umum dan PKBL Kantor Direksi juga mengelar acara ceramah agama Islam bertempat di ruang rapat lantai I Kantor Direksi dengan
Keluarga besar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII menggelar sholat Idul Adha 1436 M di halaman Masjid Baitun Nabat Komplek Perumahan Kantor Direksi, Kamis, (24/9/2015). Sholat yang diimami K.H. Ahmad Ishomuddin diikuti Direktur Produksi M. Natsir dan para pekerja PTPN VII serta masyarakat sekitar Kantor Direksi.
penceramah Ustad Drs. H. Muhammad, M.A. Karyawan dan kayawati yang muslim mengikuti kegiatan tersebut. Kepala Bagian Umum dan PKBL Sultan M.R. menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini merupakan agenda kerja
bulanan Urusan Rumah Tangga, Sosial, dan Keamanan yang tujuannya meningkatkan spiritualitas karyawan. Ustad Muhammad menguraikan tentang Makna dan Hikmah Berkurban pada Idul Adha. Ibadah kurban
sebagai napak tilas kegiatan Nabi Ibrahim bertujuan untuk menjaga agar fitrah manusia tetap suci, menguji tingkat ketakwaan, memotivasi diri untuk memiliki harta dengan berkeja keras, berjiwa sosial untuk berbagi dengan sesama. (tim)
Distrik Banyuasin Serahkan Hewan Kurban Pada hari raya Idul Adha tahun ini Kantor Distrik Banyuasin, Sumatera Selatan, menyerahkan seekor sapi untuk kurban kepada Ikatan Keluarga Musibanyuasin (Ikaba) yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun Palembang. Sapi tersebut diterima langsung oleh Ketua Ikaba Amiri Arifin, satu hari menjelang hari raya Idul Adha, yaitu pada 26 September 2015. “Terimkasih kepada PTPN 7 yang telah memberikan hewan kurban, semoga membawa berkah dan usaha PTPN7 dilancarkan Allah SWT,” kata Ketua Ikaba. General Manager (GM) Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna mengatakan meski dalam kondisi sulit, di tengah perlemahan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada penurunan harga komoditas minyak sawit dan karet, Distrik Banyuasin masih bisa berkurban seekor sapi untuk masyarakat. Wahyu Supriatna berharap dan mengimbau kepada seluruh staf dan pekerja
di Distrik Banyuasin untuk bisa berkurban pada setiap Idul Adha, baik secara mandiri maupun melalui menabung secara bulanan. “Kebiasaan kita bersyukur kepada Allah SWT dalam bentuk berkurban harus terus ditingkatkan. Dengan cara menabung setiap bulan insyaallah kita bisa. Mari kita sisihkan penghasilan kita tiap bulan agar menjadi lebih ringan,” kata Wahyu. (tim)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
4
LaporanUTAMA
AGAR TETAP KUAT & TAHAN HADAPI KRISIS Tahun ini semua perusahaan perkebunan yang mengelola bisnis komoditas kelapa sawit dan karet menghadapi tantangan yang sangat berat. Harga kedua komoditas perkebunan tersebut terus turun, hingga pada triwulan III tahun 2015 ini harga minyak sawit dan karet berada pada titik terendah dibandingkan lima tahun terakhir.
B
andingkan saja, jika harga jual karet pada tahun 2011 mencapai Rp39 ribu perkilo setiap tahun terus turun hingga saat ini hanya Rp17 ribu. Begitu juga dengan harga minyak yang mencapai harga terendah dalam 6 tahun terakhir, pada tahun ini terjun bebas hingga pada angka Rp6 ribu per kilo yang hampir mendekati harga pokok penjualan. Jatuhnya harga tersebut antara lain disebabkan lemahnya permintaan pasar global, ditambah pula dengan meningkatnya stock minyak sawit dinegara penghasil utama minyak sawit yaitu Indonesia dan Malaysia ditambah pula dengan effek elnino yang melanda sebagian daerah di Indonesia. Sebagai perusahaan dengan produk andalan sawit dan karet, PTPN VII termasuk yang terkena dengan dampak tersebut. Manajemen harus mengambil langkah-langkah strategis agar perusahaan tetap bertahan menjalankan operasional perusahaan dengan melaksanakan optimalisasi produktivitas dan efisiensi serta pengendalian biaya di semua lini. Setelah membentuk Tim Pengawalan Efisiensi pada November 2014, selanjutnya dibentuk Team Crisis Centre yang salah satu tugasnya adalah mengawal peningkatan produksi, produktivitas dan pelaksanaan efisiensi. Menurut Direktur Keuangan PTPN VII Agoes Riyanto, semua perusahaan yang bergerak di komoditas kelapa sawit dan karet, mengalami hal yang sama. Jadi, kalau ingin tetap bertahan dan terus bergerak ke depan, harus punya langkahlangkah untuk menyelamatkan perusahaan ini. Salah satunya, ya, dengan efisiensi. “Kita tidak bisa mengelola dan mengontrol harga jual, karena harga komoditas kita memang ditentukan oleh pasar dunia. Yang bisa kita lakukan adalah terus meningkatkan produktivitas dan melakukan pengendalian biaya berdasarkan prioritas yang berbasis dengan efisiensi,” katanya. Syukurnya, hingga triwulan III tahun ini PTPN VII masih mampu memenuhi sejumlah kewajiban, terutama pembayaran gaji karyawan
Agoes Riyanto
yang masih tepat waktu dan kewajiban terhadap negara (pajak dll) dan kewajiban perbankan. Gaji karyawan merupakan prioritas pertama, kewajiban kepada negara dan perbankan merupakan prioritas kedua, sementara kewajiban kepada mitra sebagian dibayar secara bertahap. Gaji karyawan menjadi prioritas pertama karena menyangkut hajat hidup sekitar 14 ribu karyawan beserta keluarganya. “Bayangkan kalau gaji sampai tertunda atau macet, akan berpengaruh terhadap penggalian produksi yang pada akhirnya akan membebani perusahaan, karena tidak tercapainya target yang telah ditentukan. Karena itu bagaimana pun caranya gaji karyawan harus terbayar tepat waktu,” katanya. Kewajiban terhadap negara dan perbankan juga diutamakan karena menyangkut kredibilitas perusahaan. “Sementara kepada mitra kerja, kita sampaikan kepada mereka bahwa kondisi saat ini sedang sulit dan minta mereka memahami kondisi perusahan saat ini, dan kepada mitra usaha pembayaran sebagian melalui perbankan dengan pola SCF (Supply Chain Financing) atau Post Funding. Dengan demikian mereka masih mau memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan meski pembayaran sedikit tertunda, seperti pasokan pupuk. “Utang pupuk masih cukup besar, tapi pemasok masih mau memasok pupuknya, hal ini karena mereka percaya karena melihat potensi produksi kita yang produktivitasnya memang bagus,” tambah Agoes Riyanto.
Pengendalian biaya atau efisiensi juga berdasarkan prioritas, terutama biaya-biaya yang tidak terkait langsung dan tidak menggangu kepada proses produksi. “Sebagai Direktur Keuangan, saya harus melakukan sejumlah kebijakan yang boleh jadi tidak menyenangkan karyawan, seperti pengurangan jam lembur, perjalanan dinas, dan lain-lain,” katanya. Namun, jika menyangkut biaya yang akan mempengaruhi proses produksi, seperti pemupukan dan perawatan tanaman, tak boleh diganggu. “Tanaman harus tetap dipupuk dan dirawat sesuai dengan rekomendasi agar tetap terpelihara dengan baik agar produktivitasnya meningkat. Tak boleh ada pengurangan dosis dalam pemupukan, misalnya,” tegas Agoes. Yang terpenting, kata Agoes, meski dengan kondisi sesulit saat ini perusahaan masih mampu memenuhi sejumlah kewajiban dan tetap mampu mencapai target produksi. Karena itu, dia mengajak seluruh jajaran di perusahaan untuk mau melaksanakan gerakan efisiensi secara bersamasama, baik yang di Kantor Direksi, Distrik, maupun yang
di Unit. Efisiensi diterapkan dari mulai hal kecil yang dinilai bisa lebih dikendalikan. Misalnya dalam pemakaian alat tulis kantor (ATK), pemakaian listrik, telepon, dan lain-lain. “Kalau bikin konsep surat bisa pakai kertas bekas, kenapa mesti pakai yang baru. Memang kecil, tapi jika dikumpulkan nilainya jadi besar juga.” Boleh jadi memang banyak hal yang kurang mengenakkan akibat adanya kebijakan efisiensi tersebut. Ambil contoh, jika selama ini begitu masuk kantor terasa dingin oleh AC, saat ini siap bergerah-gerah dan kepananasan akibat adanya pembatasan operaional AC. Atau jika dulunya setiap rapat bisa menikmati makanan snack, kini harus siap tidak lagi menikmati snack tersebut. Begitu juga perjanalan dinas, selain frekuensinya dikurangi, perusahaan juga hanya memberikan biaya perjalanan dinas untuk tugas 2 hari saja. Lagipula, perjalanan dinas hanya untuk kegiatan yang benar-benar urgen,” katanya, karena perusahaan saat ini sudah mempunyai fasilitas IT yang dapat menjangkau sampai semua Unit dan Distrik, se-
hingga rapat-rapat dapat dilaksanakan melalui teleconference. Dia berharap kondisi seperti ini tidak lama dan harga jual komoditas dapat kembali membaik. “Kita memang tak bisa memprediksi, kapan harga jual dan kondisi perekonomian kita membaik,” katanya. Apalagi ini semua pengaruh dari eksternal, sejumlah negara juga mengalami hal yang sama. Yang bisa dilakukan saat ini adalah terus bekerja keras meningkatkan kinerja dan selalu berdoa. “Hanya Allah SWT yang tahu apa yang akan terjadi ke depan. Tugas kita terus berusaha dan bekerja dengan baik dan tetap semangat untuk mengatasi apa yang kita hadapi saat ini dan mari kita bersama-sama mohon kepada Tuhan agar kita diberikan kekuatan untuk dapat bertahan, melampaui masa sulit ini.” Agoes mengingatkan bahwa bukan hanya PTPN VII yang menghadapi kesulitan pada saat ini. “Boleh jadi kita semua memang sedang diuji, dan marilah kita untuk selalu bersyukur dan tetap semangat, yakinlah jika kondisi membaik maka semua menjadi baik dan normal kembali,” ajaknya. (tim)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
5
LaporanUTAMA
Langkah-Langkah Strategis Efisiensi PTPN 7 Hadapi Perlambatan Ekonomi Ketua Tim Crisis Centre PTPN VII H. Musyafak menjelaskan bahwa penyebab krisis kali ini adalah faktor eksternal, yaitu harga jual minyak sawit dan karet yang rendah. Saat ini harga jual karet hanya Rp17 ribu per kg, sementara minyak sawit berkisar Rp6.500 hingga Rp7.500 per kg. kibatnya pendapatan dari karet dan sawit pada volume yang sama mengalami penurunan, meski produktivitas bagus. Padahal, biaya yang dikeluarkan terus meningkat. Misalnya untuk upah dan gaji, kenaikannya bisa mencapai 10 persen. “Setiap tahun standard upah kita naik, mengikuti kenaikan UMP. Dasar perhitungan upah kita UMP Sumatera Selatan, yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung dan Bengkulu,” katanya. Menurut Musyafak, yang masih membantu saat ini adalah komoditas gula yang harganya masih bagus, meski produksi gula tidak mencapai target. Karena itu, agar perusahaan mampu bertahan perlu langkah-langkah efisiensi. Dalam hal ini perusahaan membentuk tim yang bekerja mencari, menganalisis, menerapkan, dan mengevaluasi mana saja biaya yang bisa dihemat. “Contoh di gula, menekan penggunaan residu untuk boiler dengan memaksimalkan penggunaan ampas tebu dan cangkang sawit. Pasokan tebu harus kontinyu, sehingga ampasnya bisa digunakan untuk menghidupkan boiler,” katanya. Contoh lain, dalam pemeliharaan tanaman perlu pengaturan kembali penggunaan alatalat mekanis agar lebih hemat dan melaksanakan pemeliharaan secara benar. Misalnya dalam pemupukan dan pemiliharaan pembersihan rumput, bisa dikurangi. Pemeliharaan tanaman dilaksanakan secara skala prioritas dan pengurangan rotasi pemeliharaan tanaman dari 3R menjadi 2R. Di bagian pengolahan, penggunaan bahan-bahan kimia juga dikurangi. “Begitu juga pengaturan penggunaan alat transportasi. Kita lakukan penghematan sampai sekecilkecilnya,” kata Musyafak. Tim Crisis Centre dibentuk dengan Surat Keputusan Nomor: SDM/Kpts/250/2015, berdasarkan surat dari holding PTPN III nomor: KPJAK/Hold/ X/168/2015 tanggal 13 Juli 2015 perihal Pembentukan Tim Cri-
A
sis Centre. Sebelumnya PTPN VII juga telah membentuk Tim Pengawalan Efisiensi sesuai Surat Keputusan nomor : SDM/ Kpts/251/2014 tentang Tim Pengawalan Efisiensi PT Perkebunan Nusantara VII pada tanggal 26 November 2014. Tim Crisis Centre bertugas mengidentifikasi kegiatankegiatan atau pengeluaran perusahaan yang dapat dihemat, ditiadakan atau dioptimalkan sehingga dapat mengurangi beban biaya operasional. Juga menyusun dan merumuskan kebijakan program efisiensi pada tingkat bagian/distrik/unit dengan tidak mengganggu proses produksi, operasional perusahaan, dan pengawasan. Selanjutnya menyosialisasikan dan mengawal pelaksanaan kebijakan efisiensi agar efektif, melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program efisiensi yang dilaksanakan, memberikan laporan secara berkala hasil pelaksanaan kegiatan efisiensi, dan memastikan bahwa proses bisnis telah berjalan dengan memedomani standar sistem (SMTN7). “Selain itu juga memastikan bawa organisasi quality control telah berjalan secara efektif guna mendukung peningkatan kinerja dan mutu PTPN VII,” katanya. PTPN VII melalui tim pengawalan efisiensi juga telah mengambil beberapa kebijakan operasional. Di antaranya kebijakan efisiensi di bidang SDM dan Umum, seperti perbaikan ketentuan fasilitas transportasi karyawan yang melakukan perjalanan dinas, perbaikan pedoman pemberian kenaikan berkala dan golongan, penegasan tenaga kerja perihal evaluasi dan penataan untuk optimalisasi dan pemberdayaan tenaga kerja, penegasan lembur dan fasilitas penginapan untuk perjalanan dinas. “Pengendalian biaya lembur dengan mengganggarkan 60 persen terhadap realisasi tahun 2014 dan pengurangan pemberian pakaian kerja dari 2 stel menjadi 1 stel,” katanya. Pengendalian lembur karyawan dilakukan dengan optimalisasi jam kerja.
H. Musyafak
Program kualifikasi karyawan juga dilakukan secara swakelola, tidak melibatkan lembaga lain sebagai konsultan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dalam pelaksanaan program pengembangan SDM dilakukan dengan mengoptimalisasi sumber daya internal, baik sebagai narasumber maupun lainnya dengan memberdayakan kandir, distrik dan unit,” kata Musyafak. Kebijakan lainnya adalah meniadakan extrafooding untuk senam pagi setiap Jumat, pembatasan jam operasional alat pendingin (AC) central, meniadakan snack untuk kegiatan rapat internal, dan mengoptimalisasikan penggunaan mes kantor direksi untuk penginapan tamu perusahaan. Selain itu, dilakukan pengaturan kembali kendaraan dinas perusahaan di kantor direksi, efisiensi penggunaan ATK, pembahasan angka dasar RKAP, RKO, dan PMK dengan mengirimkan data softcopy atau melalui video conference. Juga efisiensi biaya jasa audit dan mengasuransikan aset-aset produktif secara selektif sehingga menghemat biaya premi. Kebijakan di bidang teknik dan pengolahan antara lain penegasan tarif angkutan produksi, pengaturan jumlah dan fasilitas kendaraan perusahaan, penggunaan kendaraan dinas dan kompensasi penggantian fasilitas kendaraan dinas asisten kepala teknik dan pengolahan. Dalam penyusunan RKAP tahun 2015, bidang teknik dan pengolahan sudah memperhitungkan upaya efisiensi antara lain penggunaan bahan bakar cangkang pada dryer untuk pengolahan produk SIR 20 di Unit Tebenan dan Unit Padang Pelawi. Kemudian penggunaan listrik PLN sebagai pengganti genset penerangan di Unit
Ketahun. Kondisi mesin dan instalasi yang performance-nya di bawah 40 persen tidak dilakukan pergantian baru, namun dianggarkan general overhaul (GO). Penggunaan bahan kimia pengolahan 80-90 persen terhadap realisasi tahun 2014. Untuk bidang tanaman pada dasarnya telah dilakukan efisiensi semenjak dilakukannya penyusunan RKAP 2015, antara lain dalam pekerjaan tanaman. Konversi tahun 2015 tidak menggunakan pengolahan tanah mekanis (minimum tillage) dan tidak ada penanaman penutup tanah mucuna bracteata (gawangan softgrass). Juga meningkatkan prestasi strip weeding manual di kebun karet dari 1,1 ha/HK menjadi 1,4 ha/HK. Mengurangi rotasi pemeliharaan weeding manual setahun di komoditas karet dari 3R menjadi 2R dan mengurangi rotasi bokor setahun di komoditas kelapa sawit dari 3R menjadi 2R. Selain itu, meniadakan pelaksanaan pekerjaan bajak II pada kegiatan land preparation pada kebun tebu, sehingga setelah bajak I langsung pekerjaan garu I dan II. Tidak itu saja, Tim Crisis Cantre PTPN VII juga melakukan langkah-langkah efisiensi lebih intensif, seperti
di bidang produksi, meniadakan kegiatan weeding dan wiping tanaman belum menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) di komoditas karet untuk triwulan IV/2015. Efektivitas pengambilan LSU guna menurunkan biaya jasa balai penelitian untuk rekomendasi pemupukan kelapa sawit. Skala prioritas pekerjaan pemeliharaan jalan dan saluran air tanaman menghasilkan karet. Tidak dilaksanakan weeding manual/ chemis dan wiping pada tanaman menghasilkan kelapa sawit untuk triwulan IV/2015. Sementara pada tanaman tebu dilakukan pengurangan subsoiler ratoon, pengurangan penggunaan alat mekanis, dan pengurangan biaya BBM mesin tebang. Pekerjaaan kultivasi pada ratoon sebesar 50 persen dikerjakan sekaligus dengan pupuk mekanis (modifikasi implemen). Kegiatan kultivasi II pada lahan konversi tebu ditiadakan. Pekerjaan bajak II pada lahan konversi tebu hanya dilaksanakan sebesar 30 persen (70% tanpa bajak II). Selain itu, dilakukan optimalisasi penggunaan ampas sehingga mengurangi pemakaian BBM dan pelumas di pabrik gula. Optimalisasi sistem proses saccarate di stasiun pemurnian Pabrik Gula Cima sehingga menghemat pemakaian bahan pembantu/lime hydrate. Juga efisiensi penggunaan biaya eksploitasi pemeliharaan peralatan PPKR dan pabrik teh tanpa mengurangi efektivitas pemeliharaan berdasarkan kondisi mesin instalasi. Efisiensi penggunaan biaya eksploitasi pemeliharaan peralatan PPKS Talangsawit tanpa mengurangi efektivitas pemeliharaan berdasarkan kondisi mesin instalasi. “Upaya efesiensi juga dengan mengoptimalkan proses sulfitasi nira mentah di Pabrik Gula Bungamayang
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
6
LaporanUTAMA sehingga menghemat pemakaian belerang. Juga ada perubahan kemasan karet SIR dari kemasan FS ke SW di UPK Baturaja,” kata Musyafak. Penggunaan terpentine bekas pengolahan SIR sebagai bahan pencampur talk powder untuk pelabur pada packing RSS Big Bale juga dilakukan. Juga optimalisasi penggunaan
propiline dan triline guna menghemat biaya alat pengolahan, termasuk efisiensi penggunaan bahan kimia pengolahan dan alat serta bahan analisis di laborat. Direksi juga menegaskan agar Tim Crisis Centre juga dibentuk ditingkat Distrik/Unit dan membuat program efisiensi sesuai surat nomor : KEU/VII/ 52/2015 tanggal 8 Oktober 2015 perihal
pembentukan Tim Crisis Centre. Ketua Tim Crisis Centre juga telah menyosialisasikan kondisi perusahaan dan bagaimana menghadapi krisis kepada pekerja melalui manajer sampai ke tingkat asisten. “Kita sosialisasikan ke seluruh unit, dengan cara bersamaan dengan kegiatan yang ada. Misalnya bila SPI sedang melakukan audit di suatu unit,” katanya.
Intinya sosialisasi kepada pekerja bahwa kondisi perusahaan sedang krisis karena terkena dampak kondisi eksternal dan diharapkan semua pekerja memahami serta tetap semangat menggali produksi. “Selain itu, kita ajak semua pekerja tetap berdoa agar kita semua dapat selamat menghadapi krisis ini,” kata Musyafak. (tim)
Pentingnya Melaksanakan Pengendalian Manajemen dalam Mencapai Sasaran Kinerja ekretaris Perusahaan PTPN VII H. Sukarnoto mengatakan menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang berdampak pada melemahnya keuangan perusahaan saat ini, diperlukan beberapa langkah strategis, agar perusahaan bisa bertahan. “Bagaimana kita menyusun langkah agar perusahaan tetap bertahan menghadapi situasi harga komoditas yang terus menurun. Terutama harga komoditas sawit dan karet yang terus melemah. Itu yang kita perlukan, kebijakan dan langkahlangkah strategis,” katanya. Saat ini harga CPO hanya Rp 6.100 per kilogram, sudah termasuk PPN di dalamnya. Harga karet hanya 1,2 dollar AS, padahal 4-5 tahun yang lalu pernah berjaya sampai 4 dollar AS. “Kondisi saat ini sangat menekan perusahaan. Bila dari sisi penjualan menurun, otomatis pendapatan juga menurun. Untuk itu, kita harus berusaha bagaimana menekan kerugian,” katanya. Semua karyawan yang ada di kantor pusat, kantor distrik dan unit pabrik maupun unit kebun harus memahami kondisi ini. Agar kita masih tetap bersaing maka harus dapat mengendalikan harga pokok produksi, baik dengan cara meningkatkan produksi dan cara menekan biaya. “Bagaimanapun kita harus berupaya dapat meningkatkan produksi. Sebab, jika produksi meningkat meski harga jual rendah, kita masih bisa menekan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan. Di sisi lain perlu menekan biaya yang tidak mendukung produksi, bahkan menunda dan membatalkannya, melakukan penghematan di segala bidang, bahkan dituntut melakukan tindakan korektif pada kegiatan yang menimbulkan tambahan biaya, “ katanya. Sukarnoto mengajak seluruh karyawan dalam melaksanakan roda perusahaan untuk peduli dengan melakukan sejumlah pengendalian dalam manajemen perusahaan. Menurut Sukarnoto, ada 8 pengendalian manajemen yang harus dipahami oleh setiap Pimpinan dan karyawan di PTPN VII, yaitu 1. Kebijakan Perusahaan, 2. Prosedur yang berlaku, 3. Perencanaan, 4. Organisasi, 5. Personalia/SDM, 6. Pelaksanaan kegiatan, 7. Penga-
perusahaan yang meliputi Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi,dan Standard Operating Procedur berupa Sistem Manajemen Terpadu N7 (SMTN7) wajib dipahami dan disosialisasikan ke unsur pelaku operasional perusahaan atau pelaksana di lapangan.
S
H. Sukarnoto
wasan dan 8. Pencatatan dan pelaporan. Dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebijakan perusahaan dinyatakan dalam rangka mengimplementasikan strategi-strategi perusahaan, baik strategi korporasi, strategi bisnis maupun strategi fungsional, kebijakan umum yang harus dipahami Pimpinan PTPN VII berupa Lima optimalisasi atau disebut 5-O : (i) Optimalisasi pengelolaan aset perusahaan. Kegiatan di bidang tanaman berupa optimalisasi pencapaian produktivitas dan penggalian produksi, di bidang Pabrik berupa kebijakan optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan effisiensi pabrik dan pencapaian sasaran mutu. (ii) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya keuangan, yang diarahkan pada perbaikan rasio keuangan dan internal generated fund (IGF). (iii) Optimalisasi pengelolaan SDM dan organisasi, melalui implementasi budaya perusahaan, perubahan struktur organisasi yang lebih efektif, dan peningkatan kompetensi SDM. (iv) Optimalisasi pengembangn perusahaan, melalui pemberdayaan asetaset strategis, pembangunan, pengembangan dan konsolisdasi pabrik serta pengembangan sistem. (v) Optimalisasi hubungan kemitraan dan lingkungan, melalui perbaikan dan peningkatan sistem kerja pengadaan bahan baku, lingkungan masyarakat sekitar wilayah kerja PTPN VII dan peduli terhadap lingkungan hidup. 2. Prosedur. Karyawan wajib memahami prosedur yang berlaku di perusahaan, dapat berupa peraturanperaturan perundang undangan, keputusan menteri, peraturan internal
3. Perencanaan. Tolok ukur karyawan yang fokus dan tertib dalam melaksanakan kegiatan kerja sehari hari dalam upaya mencapai sasaran kerjanya, dipastikan telah menyusun rencana kerja dengan baik dan teliti. Perencanaan jangka pendek berupa rencana kerja harian,mingguan,bulanan. Sebagai contoh tugas rutin setiap sore hari di kantor afdelingnya, seorang Mandor Besar afdeling mengisi realisasi hasil pekerjaannya pada papan PDCA berupa: jumlah tenaga kerja, prestasi kerja, jumlah bahan, jumlah alat dan lokasi kerja, yang pada saat itu juga Mabes Afdeling menyusun rencana kerja untuk pagi harinya di papan PDCA. 4. Organisasi. Setiap karyawan harus memahami posisinya dalam organisasi, memahami akan peran, tugas, tanggungjawab dan wewenangnya, sebagaimana tercantum pada distinct job profile (DJP). Karyawan memiliki komitmen terhadap organisasi, dimana karyawan dan pimpinan memiliki dorongan untuk menyesuaikan perilakunya sesuai dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan perusahaan.
SDM terdiri dari unsur pengetahuan (knowledge) , ketrampilan (skill), dan perilaku (attitude). SDM/Personalia yang produktif senatiasa memiliki kompetensi yang memadai sesuai tuntutan jabatannya. Seorang Pimpinan wajib malakukan fungsi pembinaan, melaksanakan couching, conceling, dan menilai kinerja bawahannya. 6. Pelaksanaan pekerjaan, dapat dinyatakan benar apabila sesuai rencana dan memenuhi SOP dan sasaran norma-norma kerja. Ukuran pencapaian kerja yang sudah dilakanskan dinyatakan dalam satuan volume, luas, ukuran lainnya. 7. Pengawasan. Merupakan kegiatan kunci dan mutlak harus dilaksanakan sebagai tindakan korektif seorang pimpinan perusahaan (General Manager, Manajer, Kepala Bidang, Askep, Asisten dan Mandor Besar), untuk memastikan apakah kegiatan yang sudah terlaksana telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pengawasan adalah unsur yang krusial dan penting dalam mengukur dan memperbaiki terhadap pelaksanaan kerja bawahannya, prinsip-prinsip dipengawasan adalah: prinsip tercapainya tujuan, prinsip efisiensi pengendalian, prinsip tanggung jawab. Prinsip-prinsip terhadap masa depan, prinsip pengendalian langsung, prinsip tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan. Pengawasan yang ketat akan mengurangi penyimpangan yang terjadi. 8. Pencatatan dan Pelaporan. Setiap aktivitas dan kegiatan operasional dicatat realisasi prestasi kerja, jumlah sumber daya input tenaga kerja, bahan dan alat yang digunakan. Pelaku operasional di perusahaan harus melakukan pencatatan secara up to date dan sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Pencatatan yang benar akan menghasilkan laporan yang benar, yang berdampak pada kebenaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen.
5. Personalia/SDM. Pimpinan harus memandang SDM sebagai human capital yang sangat menentukan pencapaian keberhasilan perusahaan. SDM yang andal memiliki kompetensi tinggi, dimana kompetensi yang dimiliki
Kita berharap karyawan dan pimpinan di PTPN VII memahami, meresapi dan melaksanakan pengendalian manajemen dengan konsisten, maka dapat diyakini sasaran kinerja PTPN VII dapat di capai dan kita dapat keluar dari krisis saat ini. Semoga bermanfaat. (tim)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
Komisaris Utama PTPN VII Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc. bersama dengan anggota Dewan Komisaris Harun Sulkam, S.H. dan Dr. Ir. Haryono, M.Sc. berkunjung ke Unit PPKS Talangsawit dan Unit Tebenan, awal September 2015.
K
WARTA
Komut Kunjungi Talangsawit dan Tebenan
Rombongan Komisaris Utama ketika meninjau proses produksi di PPKR Tebenan.
unjungan kerja Dewan Komisaris yang didampingi Komite Audit Roni P. Sitorus dan Komite Manajemen Risiko Heri Suheri serta Kabag Pengolahan Kantor Direksi Irma Kurniawati ke Unit Pabrik Kelapa Sawit (UPKS) Talangsawit merupakan pertama kalinya sejak menjabat. “Alhamdulillah, akhirnya Tasa dikunjungi oleh Komisaris Utama bersama dua komisaris, setelah hampir 10 tahun lebih tak pernah mendapat kunjungan Komut dan Dirut. Selama ini kami beberapa kali menerima informasi akan kunjungan Komut dan Dirut. Tapi setelah di tunggu-tunggu tidak jadi datang. Nah, sekarang alhamdulillah akhirnya datang juga,” kata Manajer UPKS Talangsawit Ir. H. Lip Supran dengan nada bercanda. Saat melakukan peninjauan ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Tasa, Komut beserta rombongan menyatakan kagum dan terkesan melihat kebersihan dan kerapian pabrik. “Wah, saya baru tahu kalau Pabrik Tasa begini bagus, rapi, dan bersih. Saya berharap produksinya juga bagus,” kata Pak Mattjik yang didampingi GM Distrik Banyuasin Wahyu Supriatna dan Manajer Tasa Lip Supran. Yang lebih membuat Pak Matjik terkesan setelah menerima laporan kinerja dan produktivitas UPKS Tasa yang tergolong sangat baik di tengah kondisi dan situasi harga komoditas TBS yang sedang tidak kondusif. “Yang dikerjakan dan dihasilkan oleh teman-teman di Tasa ini bagi saya luar biasa, apalagi di tengah kondisi dan situasi seperti sekarang ini,” kata Komisaris Utama. Lip Supran dalam laporan yang disampaikan bersama Asisten Administrasi Keuangan dan UMUM (AKU) Talangsawit Doddy Aryanto menjelaskan bahwa untuk pencapain produksi hingga Agustus 2015 penerimaan TBS plasma realisasinya
7
69.119 ton dari RKAP 34.311 ton. Sedangkan hasil olahnya sebanyak 22.696 ton dari RKAP 19.776 ton. “Kontribusi margin pembelian TBS di awal September 2015 ini sudah mencapai 20 persen, naik lumayan tinggi kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2 persen,” kata Lip Supran. Sebelum mengakhiri kunjungannya di Tasa, Pak Mattjik mengharapkan apa yang sudah dicapai saat ini terus ditingkatkan,
Manajer UPKS Talangsawit Ir. H. Lip Supran sedang memberikan penjelasan kepada Komut Ahmad Anshori Mattjik saat meninjau Pabrik UPKS Tasa.
minimal bisa dipertahankan. “Seperti yang saudara-saudara ketahui dalam kondisi seperti ini kita lebih mengedepankan efesiensi di semua sektor dengan tidak meninggalkan semangat meningkatkan produktivitas dan kinerja,” katanya. Selanjutnya Komisaris Uama bersama rombongan melakukan kunjungan ke Pabrik Karet Tebenan. Mereka diterima Manajer tebenan Ir. Bagus Soko dan staf. Pada kesempatan itu Mattjik memberikan arahan kepada Manajer serta staf agar bisa menyikapi
kondisi saat ini dengan terus semangat meningkatkan produksi. “Tetap konsisten meningkatkan produksi. Itulah yang bisa kita lakukan pada saat harga komoditas terus menurun. Apa yang kalian kerjakan saat ini sudah sangat baik. Mudahmudahan harga karet membaik dalam waktu dekat, sehingga semuanya menjadi normal kembali,” katanya sambil berkeliling di Pabrik Karet Tebenan yang saat itu sedang melakukan proses produksi karet hingga penjemuran. (tim)
Betung dan Tasa Buka Jalan Menuju Desa Lais 1 Unit Betung dan Unit Pabrik Kelapa Sawit Talangsawit berhasil membuka kembali jalur transportasi berupa ruas jalan sepanjang 15 km dan lebar 6 m yang menghubungkan Desa Telukkijing 1 dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Lais, Kabupaten Banyuasin. Pembangunan ruas jalan tersebut dikerjakan selama tujuh hari. “Dengan dibukanya kembali jalan ini, jarak tempuh dari Desa Telukkijing ke Betung makin dekat, tidak lagi harus memutar melewati Kantor Camat Lais yang bisa memakan waktu sekitar 1,5 jam. Lewat jalan baru ini jarak tempuh hanya sekitar 15 menit untuk sampai ke Betung,” kata General Manager Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna, didampingi Manajer Unit Betung Daniel Solikhin dan Manajer UPKS Tasa Lip Supran. Wahyu menjelaskan bahwa ruas jalan tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun 1978. Karena sering terendam banjir bila hujan deras maka rusak berat dan tidak bisa dilalui sejak 15 tahun terakhir. “Karena tak pernah lagi dilewati,
ruas jalan tertutup semak belukar. Nah, sekarang jalan itu kita buka.” Harapannya ruas jalan itu memperlancar transportasi masyarakat, terutama distribusi TBS ke UPKS Tasa menjadi lebih capat dan ongkosnya lebih murah. “Karena jaraknya dekat sekali, paling lama 15 menit sudah sampai ke Pabrik Tasa,” GM Distrik Banyuasin itu dan mengatakan bahwa dana untuk biaya pembukaan jalan ini berasal dari Program Bina Lingkungan senilai Rp35 juta. Camat Lais H. Irwan Zajili yang didampingi Kapolsek Lais AKP Agus Irwantoro menyampaikan terimakasih kepada PTPN7 yang telah membuka jalan yang sudah sekitar 15 tahun tertutup oleh tumbuhan liar hingga
menjadi hutan. “Dengan dibukanya jalan ini maka roda perekonomian masyarakat Telukkijing 1 dan sekitarnya menjadi lebih baik. Yang jelas ongkos angkut hasil pertanian menjadi lebih murah karena jarak tempuh lebih dekat dan jalannya bagus,” kata Camat Lais. (tim)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
Unit Kedaton Ikut Pameran di China
AKTIVITAS
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII patut berbangga. Salah satu unit kerja yang berada di wilayah Lampung, yaitu Unit Kedaton, mengikuti pameran China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) di Xiamen, China, selama 4 hari dari tanggal 8 sampai 11 September 2015, di Gedung Xiamen Conference & Exhibition International Center (XICEC).
K
eikutsertaan Unit Kedaton dalam pameran ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah bagi perusahaan industri yang telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau. Kegiatan tersebut merupakan salah satu insentif nonfiskal yang diharapkan dapat mendorong pelaku industri terus mewujudkan penerapan industri hijau dalam operasional perusahaannya. Selain Unit Kedaton PTPN VII, perusahaan yang meraih penghargaan Industri Hijau dan ikut serta dalam pameran tersebut adalah PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT Djambi Waras Provinsi Jambi, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk., PT Synthetic Textile Mills Indonesia, dan PT Arwana Citramulia Tbk. Perusahaan-perusahaan yang diundang merupakan perwakilan dari berbagai jenis industri seperti industri keramik, tekstile, kertas, semen, crumb rubber dan ribbed smoked sheets (RSS). Secara khusus terpilihnya Unit Kedaton dalam kegiatan ini karena meraih
penghargaan Anugerah Industri Hijau peringkat Level V dalam urutan 10 besar dari perusahaan-perusahaan di seluruh Indonesia yang ikut dalam ajang Anugrah Industri Hijau yang digelar Kementerian Perindustrian tahun 2013 dan 2014. Menurut Rini Setiyawati, Sinder Pengolahan Unit Kedaton, selama di China delegasi dari Indonesia mengikuti beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya Pameran China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) di Xiamen, dari tanggal 8 – 11 September 2015, Forum Bisnis pada tanggal 9 September 2015 bertempat di lantai 2 Gedung XICEC, dan kunjungan industri pada 10 September 2015 di perusahaan GeoTegrity Eco Pack (Xiamen) Quanzhou Far East Enveronmental Protection Technology Development Co., Ltd. Menurutnya, acara ini menampilkan berbagai produk dari layanan bisnis industri dari belahan dunia. CIFIT tidak hanya secara komprehensif menampilkan lingkungan investasi, kebijakan, proyek, dan produk dari perusahaan yang ada di kota dan provinsi di China, tetapi juga
8
Foto bersama dengan Direktur Perusahaan GeoTegrity
Foto penyerahan cenderamata dari rombongan Indonesia kepada Direktur GeoTegrity
Foto bersama Delegasi Indonesia pada acara Bisnis Forum
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
9
AKTIVITAS diikuti delegasi dan perusahaan yang melakukan promosi investasi lebih dari 40 negara. Negara-negara yang turut berpartisipasi dalam pameran CIFIT antara lain Zambia, Prancis, Thailand, Malaysia, Vietnam, India, Nigeria, Indonesia, Swedia, Polandia, Italia, Belgia, Nepal, Hong Kong, Macau, dan beberapa negara Asia lainnya. “CIFIT berfungsi sebagai fasilitator terjalinnya kerja sama investasi bilateral antarnegara dengan tujuan memberikan kesempatan dan penawaran yang optimal untuk bisnis dari lokal maupun luar negeri untuk mendapatkan gambaran iklim investasi di China dan negaranegara lainnya yang mengikuti pameran,” katanya. Partisipasi Indonesia pada pameran ini dikoordinasikan oleh Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan KBRI di Quanzhou, China. Selain promosi industri dari Indonesia, KPAII dan BKPM juga melakukan promosi peluang usaha dan investasi di Indonesia melalui business contact. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar internasional serta dapat menarik investor untuk menanamkan investasi industri di Indonesia,” tambah Rini. Secara khusus PTPN VII Unit Kedaton dalam pameran CIFIT 2015 ini menampilkan beberapa produk berupa poster yang berisi profil dan kegiatan industri hijau di Unit Kedaton, miniatur bale RSS dan SIR, sampel produk RSS I, RSS II, RSS III dan Cutting A, serta beberapa sampel dari komoditas gula dan teh, serta leaflet yang berisi profil dan produksi yang dihasilkan dari PT Perkebunan Nusantara VII. Keikutsertaan Indonesia pada pameran CIFIT 2015 ini mendapat tanggapan positif dari para pengunjung. Hal itu ditandai dengan pengunjung yang memadati stan Indonesia dan antusias pengunjung untuk mencari informasi mengenai industri di Indonesia. Selama pameran Indonesia menempati stan dengan area seluas 72 meter persegi dan
Foto bersama didepan stand Indonesia di pameran CIFIT Xiamen, China
letaknya bersebelahan dengan stan dari Zambia. Jumlah delegasi Indonesia yang ikut dalam pameran sebanyak 20 orang, yaitu dari Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) sebanyak 3 orang, dari Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup sebanyak 4 orang, BKPM Pusat sebanyak 3 orang, BKPM Sumatera Selatan sebanyak 3 orang dan dari perwakilan Perusahaan Industri Hijau sebanyak 7 orang. Display yang dipamerkan terdiri dari berbagai sektor industri di Indonesia, antara lain dari sektor kemaritiman, industri perkebunan, tekstil, semen, dan industri lainnya. Selain sektor industri KPAII dan BKPM juga menampilkan kawasan-kawasan Indonesia yang berpotensi untuk dijadikan kawasan investasi asing di Indonesia. “Tujuan dari keikutsertaan Indonesia dalam pameran CIFIT ini adalah untuk menarik minat para investor agar menanamkan modalnya di Indonesia,” katanya. (tim)
Foto pengunjung yang ramai memadati stand Indonesia di pameran CIFIT Xiamen, China
Presentasi oleh Direktur Perusahaan GeoTegrity
Pabrik GeoTegrity Eco Pack Xiamen Quanzhou Far East Enveronmental Protection Technology Development Co.Ltd
Foto Perkenalan Perwakilan Perusahaan Industri Hijau Indonesia dalam acara Bisnis Forum
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
10
WARTA
Penerapan Ragam Irigasi di Rejosari Unit Kebun Rejosari terus melakukan inovasi sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman sawit. Sebab, cekaman kekeringan pada setiap musim kemarau menjadi salah satu faktor pembatas dalam meningkatkan produksi. Penyiraman tanaman dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan kini telah diuji coba dan dikembangkan ragam model irigasi untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien.
S
alah satu model irigasi terbaru yang pada musim kemarau tahun ini dikembangkan adalah drip irrigation dengan memanfaatkan jeriken bekas dan plastik poli pada lahan seluas 15 ha di Afdeling I. “Masih dalam tahap uji coba, tetapi hasilnya efektif dan lebih efisien,” kata Manajer Unit Rejosari Ir. Ahmad Nurwibowo didampingi Asisten Kepala Tanaman Rusman Ali Yusuf, S.P. Bahkan, model irigasi tersebut menarik perhatian rombongan Dewan Komisaris yang berkunjung ke Rejosari pada 26 September 2015. Rombongan yang terdiri atas Komisaris Utama H. Ahmad Anshori Mattjik, Anggota Dewan Komisaris Harun Sulkan, didampingi Komite Audit Roni P. Sitorus, Komite Manajemen Risiko Heri Suheri, Kabag Tanaman Kandir Christian Priyo, GM Distrik Lampung A.A. Putra Wahyu G., dan sejumlah staf tersebut melihat langsung model irigasi tersebut. “Model ini kami kembangkan karena biayanya lebih murah dan lebih efektif,” terang Ahmad Nurwibowo. Cara kerjanya menyiram dengan sistem drip, setetes demi setetes air, sehingga pemakaian air efektif karena tidak banyak menguap. Air dimasukkan ke dalam jeriken atau plastik poli yang sudah dilubangi untuk perembesan air, selanjutnya ditanam di bawah batang tanaman sawit, sekitar 2-3 meter dari pangkal batang. Biaya terhitung murah karena yang digunakan jeriken bekas dan plastik poli merupakan sisa dari pabrik karet. Untuk mengisi air, bagian atas plastik poli dipasang potongan pipa
paralon. “Kelebihan dari model drip ini adalah pemakaian air lebih hemat, karena minim penguapan. Hanya memang perlu banyak jeriken dan plastik dalam jumlah yang banyak,” kata Nurwibowo didampingi Asisten Afdeling I Anang Budi S., S.P. Dalam cara kerja yang sama, Rejosari juga mengembangkan penyiraman model silfit pada tanaman tua, yaitu memasang plastik di bekas lubang silfit sebagai penampung air untuk dirembeskan ke akar tanaman. Jika drip pake jeriken hanya bekapasitas 20 liter air dan palstik poli 60 liter, pada satu plastik di lubang silfit bisa menampung 1.200 liter air. Ahmad Nurwibowo menyebut bahwa rata-rata kebutuhan air setiap pohon adalah 60 liter air. Jika penyiraman dilakukan dengan instalasi pipa atau mesin air maka lebih banyak air yang menguap ketimbang yang terserap tanaman. Pada musim kemarau, masalahnya pada sumber air yang terbatas. Meskipun demikian, penyiraman dengan mesin air tetap dilakukan dan pada kemarau saat ini mencapai luasan 336 ha. Sementara yang penyiraman yang menggunakan tower dilakukan di Afdeling IV dengan luasan 10 ha, dan instalasi pipa saluran di Afdeling I seluas 70 ha dan di Afdeling IV seluar 8 ha. Untuk sumber air, Asisten Kepala Tanaman Rusman Ali Yusuf menjelaskan di Rejosari ada 24 lokasi embung dengan luasan seluruhnya sekitar 35 ha atau asumsinya bisa menampung air pada musim hujan puluhan ribu meter
kubik. Namun, dari jumlah embung tersebut pada saat kemarau ini yang masih berisi air dan bisa dimanfaatkan sekitar 12 ha. Lainnya sudah kering. Karena itu, memang diperlukan revitalisasi atas embung-embung yang pada umumnya sudah dangkal tersebut. Selain itu, Unit Rejosari juga dekat dengan sumber air dari sungai, yaitu Sungai Titirandi dan Sungai Sekampung. “Untuk jangka panjang kami ingin menaikkan air tersebut ke tower yang dibangun di atas bukit dengan ketinggian 37 meter. Rencana berkapasitas 80 ribu meter kubik dan bisa mengairi areal lebih dari 10 hektar di lerenglereng bukit tersebut. Meski menghadapi masalah kekeringan pada setiap musim kemarau, Ahmad Nurwibowo bersama timnya yang tersdiri atas Asisten Kepala Tanaman Rusman Ali Yusuf, Asisten
Afdeling I Anang Budi S., S.P., Asisten Afdeling II M. Abi Nurahman, S.P., Asisten Afdeling III Operandi Siahaan, Asisten Afdeling IV Martaheri, Asisten Afdeling V Sudibyo, Asisten Kemitraan Qusaeri, Asisten Teknik Teguh Supriyanto, Asisten QC Musa Mardiyanto, Asisten AKU Retno Setyawati, S.E., dan Asisten SDM dan Umum Heri
Novianto, S.I.P. yakin bisa meningkatkan produktivitas kebun sawitnya. Masalah lain yang menjadi tantangan adalah makin berkembangnya serangan penyakit jamur Ganoderma. “Kami terus berupaya mengendalikan Ganoderma antara lain dengan pemanfaatan agensi hayati dan memperbaiki kesuburan tanah dengan pemberian bahan organik agar tanaman makin sehat,” kata Nurwibowo. Penambahan organik tersebut akan memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan water holding capasity, memperbaiki kapasitas tukar kation, meningkatkan aktivitas mikroorganisme guna membantu aerasi tanah dan pernapasan akar. Hal itu akan membuat tanaman lebih sehat dan diharapkan lebih tahan atas serangan jamur Ganoderma. Saat ini serangan Ganoderma
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
11
WARTA mencapai sekitar 3,1 persen dari seluruh tanaman. “Aplikasinya berupa pupuk kompos dengan kandungan hara N 0,9 persen, P 0,11 persen, dan K 2,4 persen. Setiap batang dipalikasikan 100 kg,” ujarnya. Khusus untuk pemberantasan jamur Ganoderma dilakukan dengan menghilangkan inokulum jamur di pohon. Caranya pohon dikoak pada pangkal batang sampai ditemukan jaringan yang
sehat, kemudian diberi marfu 400 gr/batang, dan selanjutnya dibumbun. Selain itu, juga pemanfaatan agensia hayati. Kemudian untuk pembasmian ulat kantong dilakukan dengan infus akar. Kemudian untuk mempermudan dan mempercepat panen di lokasi berbukit, para pekerja Unit Rejosari juga membuat luncuran buah. Ada dua bentuk, yaitu dari susunan bambu dan berupa parit dari atas ke bawah yang dialasi
dengan terpal plastik. “Saat ini sudah dipasang 20 unit pada lokasi 40 ha yang berada di lereng bukit,” katanya. Inovasi itu tumbuh dari para pekerja pemanen dan ternyata aplikatif. Para pemanen merasakan untuk mengangkut buah dari atas ke bawah butuh tenaga dan waktu yang banyak. Jika tanpa ada alat luncuran TBS, dalam satu hari rata-rata hanya bisa dipanen 50 TBS. Tetapi dengan alat tersebut, mereka berhasil memanen 80 TBS. (tim)
Berkah dari Kerja Semangat dan Ikhlas
N
ama Ikhsan. Jabatan Krani TNP di Distrik Muaraenim. Salah satu anaknya, yaitu Pravistania Rhemadiara Putri lulus sarjana dengan IPK terpuji, yaitu 3,65 dan kini bekerja di Kantor Komas Perlindungan Anak Jakarta. Anak keduanya kini semester VIII Jurusan Teknik Tambang di Universitas Sriwijaya Palembang, sementara anak ketiganya kuliah di Universitas Gunadarma Jakarta. Itulah sukses yang diraih Ikhsan, yang mengawali kariernya dengan kerja keras sebagai pemanen sawit di Unit Sungailengi Inti. Ikhsan juga sosok pekerja yang visioner. Ekonomi rumah tangganya kini bileh dibilang tajir, berkat kerja kerasnya berinvestasi membangun kebun sawit sendiri. Berikut petikan wawancara dengan Ikhsan. Sejak kapan bekerja di PTPN VII? Masuk kerja di PTPN VII pada bulan November tahun 1995 sebagai pemanen sawit di Afdeling VII Unit Usaha Sungailengi Inti. Pada waktu itu asistennya (sinder) Bapak Ir. Ponirin dan Ir. Vedy Pudiansyah sampai dengan tahun 2002. Pada tahun 2003 saya ditunjuk menjadi PPH, tahun 2007 dipindah menjadi Juru Tulis Produksi Afdeling IV, dan pada tahun 2013 dipindahkan lagi menjadi Krani TPH di Distrik Muaraenim.
Pravistania Rhemadiara Putri, foto bersama Ketua Komnas Anak Aris Merdeka Sirait dan Kabareskim Anang Iskandar.
Ikhsan bersama Pravistania Rhemadiara Putri dan Pravastiaa Linsani Dewi.
malam berdiskusi dengan mereka. Hari ini bagaimana, ada kendala apa. Yang terpenting jangan pernah mengeluh di hadapan anak walaupun permasalahan yang kita hadapi sangat berat, agar mereka selalu semangat dalam menghadapi kehidupan ini.
Punya anak berapa? Saya dikaruniai 3 orang anak, dua putri dan satu putra. Apa motivasi Anda bekerja? Selalu bekerja dengan serius untuk kelangsungan kehidupan, keluarga tercinta, dan cita-cita anak. Sebagai karyawan, yang saya lakukan untuk ikut serta membangun perusahaan adalah dengan ikut aktif membangun budaya kerja secara kreatif, memiliki nilainilai kebersamaan, selalu memberikan nilai positif untuk kemajuan bersama agar perusahaan menjadi besar dan terus berkembang. Bagaimana perasaan Anda melihat anak-anak sukses? Memanjatkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rezeki yang telah dititipkan dan selalu mengingatkan diri dan keluarga agar selalu belajar dan bersyukur. Harapan saya semoga mereka menjadi anak-anak yang tidak menyia-nyiakan kesempatan, berguna bagi sesama, dan tidak melupakan sejarah. Bagaimana suka dukanya dalam mendidik anaka-anak? Tidak terbayangkan mengingat 20 tahun yang lalu, tepatnya Novemer 1995, saya bersenjatakan dodos sebagai pemanen di Unit Usaha Suli dengan kondisi jalan yang belum berbatu, beraneka binatang buas, dan tantangan yang keras. Saya sangat bersyukur memiliki istri yang sangat setia mendampingi. Pada waktu itu anak saya yang pertama baru berumur 2 tahun. Dengan semangat
Foto keluarga Ikhsan.
dan keinginan yang kuat untuk memajukan kehidupan dan keluarga, alhamdulilah semua kesulitan itu dapat kami lewati. Dalam mendidik, kita jangan memaksakan keinginan kepada anak. Saya punya pengalaman memaksa anak pertama saya untuk masuk UIN Jakarta dengan jurusan Bahasa Inggris. Sebenarnya dia dari awal tidak mau, tetapi saya paksakan. Benar saja pada semester II dia pulang ke Muaraenim dan tidak mau lagi kembali kuliah pada jurusan itu. Lalu saya tanya kenapa. Jawabannya pokoknya enggak mau, karena tidak cocok. Saat itu saya termenung dan tersenyum, dan rupanya dia selama ini menginginkan untuk mengambil jurusan psikologi. Alhamdulilah setelah saya turuti dia meraih penghargaan dengan mendapatkan IPK 3.65 dan saat ini bekerja di Komnas Perlindungan Anak di Jakarta. Bagaimana kiat-kiat dalam mendidik anak-anak? Setiap orang tua tentunya mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak. Saya selalu menganggap anak sebagai teman, berkomunikasi dengan baik. Saya selalu membiasakan setelah makan
Harapan Anda kepada anak-anak? Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan berguna, baik bagi keluarga, nusa, serta bangsa. Harapan Anda terhadap perusahaan? Terimakasih kepada Allah SWT, tuhan yang mahaesa, saya bekerja di PTPN VII yang telah mengantarkan anak-anak saya meraih cita-cita. Kami selalu berdoa agar PTPN VII menjadi perusahaan sehat, berkembang, unggul, dan maju.(tim) BIODATA Nama : Ikhsan. Jabatan : Krani TNP Distrik Muaraenim. Tempat tgl lahir : Lampung, 18 Mei 1972. Nama Istri : Lin Chandra Wati. Tempat tgl lahir : Kutoharjo 23 Mei 1972. Anak: 1. Pravistania Rhemadiara Putri, S.Psi., bekerja di Kantor Komas Perlindungan Anak Jakarta. 2. Rhesade Septama Sega, semester VIII Jurusan Teknik Tambang di Universitas Sriwijaya Palembang. 3. Pravastiaa Linsani Dewi, kuliah di Universitas Gunadarma Jakarta.
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
12
WARTA
Optimistis Raih Kinerja Terbaik Sejak bergabungnya Unit Senabing dan Pagaralam ke wilayah kerja Distrik Bengkulu pada 29 Juli 2015 berdasarkan SK Direksi No. SDM/Kpts/231/2015, untuk kedua kalinya Distrik Bengkulu menggelar rapat koordinasi (rakor) di Kantor Distrik, Selasa 8 September 2015.
T
ujuan dari rakor adalah fokus membahas alur proses bisnis dan peran setiap bagian, baik tanaman, keuangan, maupun SDM dan Umum. Rakor dibuka oleh GM Distrik Bengkulu Budi Firman, diikuti Manajer Padangplawi Sufri Gunawan, Manajer Ketahun Sugeng, Manajer Talopino Kusnadi, Manajer Senabing Ganif, Manajer Pagaralam Bima Sakti, Kabid Keuangan Gede, Kabid SDM Umum Ambar Anusso, serta sejumlah staf distrik dan unit. Dalam pengarahannya Budi Firman mengatakan bahwa setiap unit di wilayah kerja Distrik Bengkulu diharapkan mampu menjalankan Lima Kebijakan Strategis Perusahaan atau yang dikenal dengan Lima Optimalisasi (5O), yaitu
optimalisasi aset perusahaan, sumber daya keuangan, SDM dan organisasi, pengembangan perusahaan, serta hubungan kemitraan dan lingkungan. “Rapat koordinasi ini dimaksudkan agar peran distrik sebagai pendukung kinerja unit-unit kebun, bisa lebih terarah dan maksimal. Koordinasi dan sinergi dengan unit-unit sangat penting dan diharapkan dapat berjalan dengan baik,” ujarnya. Budi Firman juga menekankan agar program kerja unit empat bulan ke depan, yaitu di penghujung tahun 2015, dapat dijalankan secara optimal. Pertama, optimalisasi penggalian produksi dengan meningkatkan pengawasan di lapangan, sehingga produktivitas tanaman meningkat.
Kedua, penggunaan biaya secara efisien dan efektif berdasarkan skala prioritas sehingga harga pokok terkendali. Untuk wilayah Distrik Bengkulu, sampai dengan bulan Agustus 2015 protas komoditas karet 1.132 kg/ha (109 persenterhadap RKAP). Kemudian protas komoditas kelapa sawit
12.692 kg/ha (131 persen terhadap RKAP). Sementara protas komoditas teh 1.885 kg/ha (93 persen terhadap RKAP). Sedangkan prognosis sampai dengan akhir tahun 2015 protas komoditas karet 1.751 kg/ha (113 persen terhadap RKAP). Protas komoditas kelapa sawit 19.658 kg/ha (114 persen terhadap RKAP), dan protas
komoditas teh 3.108 kg/ha (97 persen terhadap RKAP). “Sejauh ini semua unit menjalankan komitmen dalam pencapaian produksi serta pengendalian biaya sesuai prognosis yang disepakati. Dengan begitu, kita semua optimistis semua unit mampu mencapai kinerja terbaik tahun 2015 ini,” kata Budi Firman. (tim)
Pemberian Penghargaan pada Upacara Bulanan
U
nit Padangpelawi secara rutin menggelar upacara bulanan sebagai ajang berkumpul dan sosialisasi berbagai kebijakan perusahaan kepada karyawan. Juga untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Kegiatan upacara pada bulan Agustus 2015
menjadi istimewa karena dihadiri dan dipimpin langsung oleh General Manager Distrik Bengkulu Budi Firman. “Kami menyambut baik kegiatan upacara bulanan ini yang bisa kita manfaatkan sebagai sarana sosialisasi berbagai program dan kebijakan perusahaan,” kata Budi Firman ketika memberikan pengarahan. Karena itu, dia meminta agar Manajer Unit
General Manager Distrik Bengkulu dan Manajer Unit Pawi beserta stafnya berpose dengan pekerja yang mendapatkan penghargaan atas prestasi mereka.
Padangpelawi Ir. H. Sufri Gunawan terus memacu semangat karyawan agar mencapai produktivitas dan kinerja yang unggul. Pada kesempatan tersebut, Budi Firman juga menyerahkan penghargaan kepada pekerja yang mendapakan reward atas pretasi yang mereka capai. (tim)
General Manager Distrik Bengkulu dan Manajer Unit Pawi memberikan ucapan selamat kepada karyawan berprestasi.
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
13
WARTA
Kondisi Aman, Produksi TBS Meningkat Produksi tandan buah segar (TBS) sawit UKKS Bentayan untuk periode Agustus 2015 tercapai 140 persen terhadap RKAP. Terjadinya peningkatan yang lumayan besar dibandingkan dengan periode sebelumnya itu setelah tingkat pencurian TBS menurun.
K
alau pada periode 1 sampai dengan 14 Juli 2015 produksi TBS dari afdeling I hingga VIII hanya 6.469.160 ton, pada di periode 1 sampai dengan 14 Agustus 2015 mencapai 9.043.160 ton. Terjadi peningkatan prestasi yang menggembirakan bagi kami,” kata Manajer UKKS Bentayan Ir. Andi Riswandi kepada wartawan Media Agro 7, belum lama ini. Masih menurut Andi, meningkatkanya hasil TBS UKKS Bentayan ini tidak terlepas dari kondisi keamanan yang semakin kondusif. “Kalau selama ini buah TBS kita sering dicuri, sekarang para pelaku pencurian sudah ditangkap oleh Tim Buser Polres Banyuasin yang memang sengaja kita minta untuk melakukan pengamanan dan penangkapan,”
“
katanya. Menurutnya, setiap terjadi pencurian dan pengancaman terhadap karyawan, pihaknya segera melaporkannya ke polisi. “Para pelaku pencurian ketika beraksi melakukan pengancaman kepada karyawan kita dengan senpi. Bahkan, TBS kita yang sudah di atas mobil pun dipaksa diturunkan dan dipindah ke mobil mereka,” katanya. Sejak pengamanan diperketat dengan tindakan tegas, yaitu menangkap para pencuri, kondisi sudah kondusif. “Bahkan karyawan yang selama ini tertekan akibat ancaman para pelaku, sekarang sudah bisa bekerja dengan tenang dan produksi TBS kita pun meningkat,” kata Andi Riswandi. Selain dengan tindakan penangkapan, UKKS Bentayan juga terus melakukan tindakan
Tim Buser Polres Banyuasin yang dipimpin Lettu Pol. Adiahyat pose bersama GM Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna, Manajer UKKS Bentayan Andi Riswandi dan staf.
preventif, dengan terus menjalin hubungan yang baik dengan para tokoh dan masyarakat sekitar. “Kita berusaha agar masyarakat di sekitar kebun juga memperoleh manfaat dari kebun kita sehingga berkepen-
tingan membantu pengamanannya,” katanya. Menurut Andi, penangkapan terhadap pencuri merupakan tindakan shock therapy untuk mencegah agar jangan ada lagi yang punya biat mencuri.
“Sebab, kita akan menindak tegas. Namun, yang lebih penting adalah tindakan preventif dengan memberdayakan karyawan dan masyarakat sekitar agar ikut secara aktif menjaga aset kita,” katanya. (tim)
Olahraga Bersama Pejabat Pemerintah yang dilakukan General Manager (GM) Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna. Sejak menjadi GM Distrik Banyuasin, kegiatan olahraga terus ditingkatkan, khusunya olahraga tenis lapangan, termasuk dengan mengundang lawan tanding dari berbagai instansi pemerintah. “Saya memang sejak muda hobi olahraga, terutama sepak bola dan sekarang tenis lapangan. Bukan saja membuat kita menjadi sehat, melainkan juga menjadi salah satu sarana silaturahim dan menambah sahabat. Misalnya hari ini, saya mendapatkan teman baru setelah
ecara umum tujuan olahraga adalah untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kebugaran dan kesehatan jasmani. Dengan olahraga peregangan otot-otot tubuh juga terjadi, sehingga membuat tubuh dan otak menjadi segar. Dengan tubuh dan otak yang segar maka akan mencegah stres dan depresi. Selain itu, olahraga juga menjadi sarana komunikasi dan perekat persahabatan. Seperti
S
bermain tenis bersama,” katanya. Pada Minggu pagi 20 September 2015 itu, Wahyu memang mengundang sejumlah sejumlah pejabat untuk bermain tenis. Antara lain Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Sitabat Sumatera Utara, Hendri, kemudian Jaksa di Bangka Belitung Dodi, dan Asisten II Pemkot Palembang Bagrib. Menurut Wahyu, saat ini banyak pejabat pemerintah yang datang bermain tenis di lapangan tenis Distrik Banyuasin. “Kita berharap lebih banyak lagi pejabat pemerintah maupun nonpemerintah yang datang
berolahraga di tempat kita. Dengan demikian PTPN 7 semakian banyak teman,” katanya. Bahkan, setiap hari Sabtu selain dilaksanakan senam jantung sehat, aerobik, dan tenis, juga dilaksanakan futsal dan tenis meja. “Dengan bertambahnya kegiatan olahraga maka rasa per saudaraan di Distrik Banyuasin semakin erat dan motivasi kerja labih meningkat sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan bisa tercapai,” katanya optimistis. (tim)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
14
WARTA
Pelatihan “Legal Drafting” untuk Staf SDM dan Umum Guna meningkatkan keahlian dan keterampilan staf SDM dan Umum dalam membuat dokumen dan surat menyurat, Bagian SDM PTPN VII melaksanakan pelatihan Legal Drafting. Pelatihan diikuti seluruh asisten SDM dan Umum di unit kebun/pabrik PTPN VII.
P
elatihan dilaksanakan selama dua hari, yaitu Rabu dan Kamis (2—3/ 9/2015), di ruang Rapat Lantai I Kantor Direksi, dibuka oleh Direktur SDM dan Umum Budi Santoso. Dalam pelatihan tersebut diberikan beberapa materi dalam hal administrasi dan dokumen. Dalam pengarahaannya Direktur SDM dan Umum Budi Santoso meminta kepada peserta untuk benar-benar mengikuti pelatihan, sehingga nantinya tidak ada lagi kesalahan dalam pembuatan format dan penulisan surat. Ia juga meminta kepada para memateri agar dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta. “Jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami,” katanya. Dalam pengarahannya Budi Santoso juga menjelaskan tentang pentingnya redaksional dalam
Pelatihan legal drafting SDM.
pembuatan surat, akurasi penulisan tiap kata, tanggal surat, alamat, dan lain sebagainya. Kepala Bagian SDM Kantor Direksi Habib Wibowo ketika menyampaikan materi tentang pentingnya penguasaan legal drafting bagi asisten/ staf bagian SDM, mengatakan kondisi saat ini banyak kesalahan dalam pembuatan doku-
men. “Bahkan ada dokumen perusahaan yang beredar di pihak eksternal. Terdapat permasalahan permasalahan yang muncul akibat kesalahan dalam pembuatan dan penyimpanan dokumen tersebut,” katanya. Keterbukaan informasi, menurutnya, bukan dalam konten. Kesalahan dalam legal
drafting akan dengan mudah diketahui dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan. Karena itu, diperlukan kehati-hatian dan ketelitian dalam pembuatan dan penyimpanan dokumen. Yang harus diperhatikan adalah kejelasan orang untuk memahami, menghindari masalah hukum, dan mencegah dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain. “Penyebab kesalahan karena kurangnya penguasaan
Wejangan tentang Ilmu Bahagia (2) Tulisan ini terjemahan dari naskah berjudul “Wejangan Kawruh Beja Sawetah” oleh Ki Ageng Suryomentaram. Tulisan ini merupakan hasil renungan Ki Ageng Suryomentaram bahwa pada hakikatnya proses rasa hidup manusia yang sesuai dengan hukum alam serta tindakan yang mengikuti hukum itu pasti berkembang dan berbuah dengan wajar. ontoh yang makin jelas lagi ialah bila seorang laki-laki ingin seorang isteri, maka dipilihnya yang cantik, masih gadis, kaya, keturunan priyayi, cerdas, berbakti, cermat, cinta suami, dan seterusnya. Bila keinginan-keinginannya itu tidak terpenuhi, ia pun tidak benar-benar celaka, melainkan susah sebentar, kemudian senang kembali. Oleh karena keinginannya mungkret, maka rasanya, “walaupun syarat pilihanku tidak terpenuhi semua, asal cantik wajahnya bolehlah.” Jika yang cantik pun tidak diperolehnya, tentu keinginannya mungkret lagi, “walaupun tidak cantik asal saja masih gadis jadilah.” Bila ini pun tidak berhasil, mungkret lagi keinginannya, “walaupun seorang janda asal belum punya anak, bolehlah.” Bila pilihan ini masih juga gagal, pasti keinginannya mungkret lagi, “Walaupun banyak anak, asalkan ia sehat, ya tak apa.” Bila keinginan ini pun tidak terpenuhi, pasti mungkret lagi keinginannya,”walaupun cacat, asalkan berwujud orang, cukuplah.” Padahal mencari isteri dengan syarat asal berwujud orang saja, pastilah tidak sukar, maka ia lalu merasa senang lagi. Dari sebab itulah penderita cacat, baik laki-laki atau perempuan, banyak yang bersuami/beristeri. Sebab satu sama lain berjumpa dalam keadaan keinginannya sama-sama mungkret. Demikianlah menyusutnya keinginan sampai apa yang diinginkan itu tercapai, maka timbullah rasa senang. Jadi senang dan susah itu tidak tetap. Sebab senang itu karena keinginan tercapai dan keinginan yang tercapai ini mesti mulur sehingga yang diinginkan tidak mungkin tercapai, dan akhirnya timbullah rasa susah. Kesusahan itu disebabkan karena keinginan tidak tercapai, padahal keinginan yang tidak tercapai ini akan mungkret sehingga apa yang diinginkan itu
C
tercapai dan timbullah rasa senang. Selanjutnya keinginan itu mulur, tidak tercapai, susah sebentar, lalu keinginan mungkret lagi, tercapai dan merasa sebang lagi. Jadi, sifat keinginan itu sebentar mulur, sebentar mungkret, yang menyebabkan mengapa rasa hidup manusia itu sejak muda sehingga tua, pasti bersifat sebentar senang sebentar susah, sebentar senang, sebentar susah.
BAGIAN II: RASA SAMA Manusia itu mempunyai keinginan, yang bersifat sebentar mulur, sebentar mungkret. Sifat ini yang menyebabkan rasa hidup orang sejak kecil sampai tua, bersifat sebentar senang, sebentar susah. Siapa saja dan di mana saja rasa hidup orang tentu bersifat sebentar senang, sebentar susah, karena semuanya mempunyai keinginan. Jika tidak mempunyai keinginan, ia bukanlah manusia, dan tiap keinginan pasti bersifat seperti itu. Jadi rasa hidup manusia sedunia ini sama saja: sebentar senang, sebentar susah. Orang kaya, miskin, raja, kuli, wali (aulia), dan bajingan, rasa hidupnya sama saja, yaitu sebentar senang, sebentar susah. Yang sama adalah rasanya senang-susah, lama-cepatnya, berat-ringannya. Sedang yang berbeda adalah hal yang disenangi atau disusahi. Misalnya orang kaya, senang dapat mendirikan pabrik dan orang miskin senang dapat mendirikan periuk nasi. Kesenangan kedua orang tadi pada hakekatnya sama. Seorang raja merasa senang dapat menyerbu sebuah kota lawannya dan memboyong puteri. Sedangkan seorang kuli kereta-api merasa senang bila dapat menjelajahi gerbong-gerbong dan memboyong (mengangkat-angkat) koper. Keduanya sama di dalam merasa senang. Seorang wali (orang sakti) merasa senang bila
terhadap aturan, kurangnya ketelitian, dan kurangnya kepedulian. Kita harus lebih teliti dan peduli,” katanya. Menurutnya, peran strategis asisten/staf SDM sejak dari pengawalan konsep redaksional, implementasi manajemen pengarsipan dan penyimpanan dokumen secara efektif, serta pembinaan dan pengarahan kepada pekerja pelaksana tentang pembuatan dan penyimpanan dokumen. (tim)
dapat terbang di angkasa, sedangkan seorang bajingan merasa senang pula dapat mencopet barang. Keduanya sama di dalam merasa senang. Tetapi orang miskin sering beranggapan bahwa orang kaya itu tidak pernah susah. Anggapan demikian itu keliru, sebab diri orang kaya pun berisi keinginan yang bila tercapai pasti mulur. Misalnya seorang kaya raya, memiliki perusahaan kendaraan bus. Walaupun sudah mempunyai beratus-ratus bus, keinginannya tentu mulur, ingin mempunyai kereta api. Setelah mempunyai kereta api, keinginannya mulur lagi, ingin mempunyai kapal laut. Sebelum keinginan mempunyai kapal laut tercapai, tiba-tiba ia menghadapi masalah berdirinya perusahaan bus baru sehingga ia merasa susah karena khawatir kalah bersaing. Maka orang kaya bagaimanapun, rasa hidupnya tentu sebentar senang, sebentar susah. Demikian pula seorang wali (aulia) sering dikira tidak pernah susah. Perkiraan demikian itu keliru, karena wali pun berisikan keinginan. Misalnya seorang wali yang sakti, seperti dalam dongengnya Sinuhun Kanjeng Sultan Agung di Mataram. Ia raja dan juga wali dan ketika ia hendak pergi ke Banten dengan jalan terbang, dan itu terlaksana, maka senanglah ia. Tetapi ketika hendak pulang ke Mataram, juru tamannya meninggalkannya, maka rontoklah bulu sayapnya, hingga susahlah ia. Jadi wali yang bagaimanapun, rasa hidupnya pasti sebentar senang, sebentar susah. Apabila kita mengerti bahwa rasa orang di dunia sama saja, yakni sebentar senang, sebentar susah, bebaslah kita dari penderitaan neraka iri hati dan kesombongan.
Iri dan Sombong Iri adalah merasa kalah terhadap orang lain dan sombong adalah merasa menang terhadap orang lain. Iri dan sombong inilah yang menyebabkan orang berusaha keras, mati-matian, jungkir balik, untuk memperoleh semat (kekayaan), derajat (kedudukan) dan kramat (kekuasaan). Hatinya berkata, “Sebaiknya kucari uang sebanyak-banyaknya agar menjadi kaya seperti orang itu, dan jangan sampai miskin seperti orang ini; agar bisa mengejek orang ini dan jangan sampai diejek orang itu. Dan aku harus memperoleh derajat yang luhur, supaya mulia seperti orang itu, dan jangan sampai hina seperti orang ini, sehingga terhormat seperti orang itu, dan tidak diremehkan seperti orang ini. Harus kucari
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
kramat (kekuasaan) yang besar, supaya berkuasa dan dapat menaklukkan orang itu. Jangan sampai lemah dan ditaklukkan orang ini.” Begitu hebat usahanya, hingga ia merasa “lebih baik mati jika tidak tercapai”. Perasaan “lebih baik mati jika tidak tercapai” itu bila sering terlintas dalam pikiran, dapat membangunkan tekad yang aneh-aneh dan bertapa yang aneh-aneh. Orang yang sedang dihinggapi iri dan sombong cenderung mencari guru atau dukun. Kepada guru atau dukun itu minta petunjuk, “Bagaimana kiai, hidupku ini mengapa senantiasa susah. Apakah memang nasibku harus dibenci orang? Bagaimana baiknya?” Jika guru atau dukun itu mengatakan, “Sanggupkah kamu bertapa dengan badan ditanam selama empat puluh hari? Itu memang berat tetapi bila dikurniakan, tentu nasibmu akan lebih baik.” Makin gelap pikirannya, namun karena terbenam dalam rasa iri dan sombong, ia akan menyanggupinya. “Baiklah saya bersedia ditanam, asal dapat kurnia. Andaikata aku gagal dan mati, itu pun justru lebih baik daripada hidup sekali saja menjadi ejekan tetangga, ke sana diejek, ke sini diejek.” Ketika benar-benar digali lobang untuknya dan ia memeriksanya serta menengok ke kanan ke kiri, tiba-tiba ia merasa ngeri, “Guru, jika penguburan diriku ditangguhkan saja sampai setelah tanggal dua, bagaimana?” Bila orang mengerti bahwa rasa orang sedunia itu sama, teranglah pandangannya. Kemudian ia tahu bahwa orang yang ditanam selama empat puluh hari, pasti akan mati karena tidak dapat bernapas. Mengingat bahwa jika dibungkam selama dua menit saja orang sudah kehabisan napas, bagaimanakah bila ditanam empat puluh hari? Idam-idaman orang yang iri hati atau sombong ialah asal dapat melebihi orang lain dalam segala hal. Dalam hal makanan, pakaian, rumah, keluarga, anak, dan sebagainya, ia ingin melebihi orang lain. Sedangkan orang-orang lain pun ingin menyaingi atau melebihi orang lain lagi. Dari itu beribu-ribu, berjuta-juta manusia, bila dijangkiti iri-sombong, tindakannya hanyalah satu sama lain bersaingan sehingga semuanya jatuh ke bawah. Bila dalam usahanya melampaui orang lain ia tergelincir bahkan dilampaui orang lain maka kesallah hatinya. “Sekalipun aku kalah asal saja tetanggaku itu hidupnya merana maka senanglah hatiku.” Sedangkan tetangganya pun berusaha menyusahkan orang lain. Dari itu beribu-ribu, berjuta-juta manusia bila dijangkiti irisombong, tindakannya hanyalah saling menyusahkan. Bila usahanya menyusahkan orang lain berbalik menyusahkan diri sendiri maka ia masih dapat mengumpat orang lain. Sedangkan orang lain pun mengumpat orang lain lagi. Beribu-ribu, berjuta-juta manusia, bila dihinggapi iri-sombong, tindakannya hanya saling mengumpat. Bahkan tiap kali bercakap-cakap dengan suami atau isterinya tidak lain hanya menjelekkan tetangganya, sampai pada soal yang kecil-kecil. Misalnya, “Sesungguhnya si anu itu kan sudah payah betul. Lihat saja surat gadainya sudah daluwarsa; kebun kelapanya sudah digadaikan dan ia hanya kebagian cukup untuk dimakannya sendiri.” Padahal untuk melebihi seseorang saja sudah susah-payah, memaksakan diri bertirakat sampai luarbatas, di Nglawet (nama tempat bertapa), Gua Langse (di pantai Parangtritis, Yogya), dan Gedancer (tempat bertapa). Bila ia telah dapat melebihi seseorang, ia akan melihat bahwa ada orang lain lagi yang melebihinya. Sedangkan jumlah orang yang melebihinya tidak terhitung banyaknya. Apalagi untuk melebihi orang lain dalam hal perincian, pastilah tidak akan berhasil, sekalipun sudah bertirakat segala. Misalnya orang melebihi orang lain dalam kekayaan, tetapi kalah dalam kedudukan, lalu berusaha keras untuk melebihi kedudukannya. Kalau sudah melebihi kedudukannya, tetapi kalah kekuasaannya, ia akan berusaha keras untuk melebihi kekuasaannya. Kalau sudah melebihi kekuasaannya, tetapi kalah tampan wajahnya, ia akan berusaha keras untuk melebihi ketampanannya. Misalkan ia sudah menang dalam hal ketampanan, tetapi kalah muda dalam usia, ia pun berusaha keras untuk membuat dirinya lebih muda. Karena dalam janggrungan (pesta dengan penari wanita), orang-orang muda dipersilakan masuk gelanggang dan menari lebih dulu. Kemudian ketika lebih muda pun, ingin menjadi lebih tua, karena orang-orang tua itu dalam pesta-pesta makan selalu dipilihkan makanan yang serba empuk. Perasaan orang yang irihati-sombong ini, tiap kali menyumpahi orang, jika tidak melebihi tentu dilebihinya. Bila melebihi, dalam hatinya mengejek, “Lihat si Anu
itu akhirnya celaka, karena tidak mau percaya padaku, tidak mau meniru jejakku, tentu saja celaka.” Tetapi bila diungguli ia merasa penasaran, “Tidak heran si Anu itu kaya, karena bukan main kikirnya. Bila ia buang air kedapatan kacang kedele dalam kotorannya, kedele itu dikorekinya dari kotorannya.” Padahal tiap kali orang ke luar rumah pasti bertemu orang yang jika tidak melebihi tentu dilebihinya. Maka hidup orang sedari kecil sehingga tua, bila dihinggapi irisombong, hanya merasa mengejek dan diejek orang. Jika orang hendak mengetahui rasa iri-sombong atau lebihnya sendiri, lihatlah saat sedang nonton pasar malam, menghadiri pesta perjamuan, dan sebagainya. Bila di situ orang merasa kalah baik sarungnya ia akan meraba-raba ikat kepalanya dan berkata, “Ikat kepalaku lebih baru.” Bila ikat kepalanya dirasakannya masih kalah, diangkatlah dadanya dan diperlihatkan bajunya, “Bajuku lebih bagus.” Bila ia merasa kalah, diangkatlah sarungnya dan diperlihatkan celana dalamnya, “Celanaku menang lebar.” Bila toh masih merasa kalah, jengkellah ia, maka dikeluarkan pipanya, “Tetapi pipaku lebih panjang.” Pandangan orang yang iri-sombong terhadap semua keadaan dan kejadian di dunia ini terbalik-balik dan tidak benar. Misalkan orang ingin memiliki sepeda, dari kerasnya keinginan itu ia merasa, “Benar-benar aku menderita bila tidak memiliki sepeda, kalau barangbarang lainnya tidak kuhiraukan.” Maka jika dijumpainya seorang mengendarai sepeda, apalagi jika pengendara itu tetangganya yang dibencinya dan hendak dilebihinya, begitu ia mendengar suara “kring” bel sepeda, terkejutlah ia. Pulang rumah dengan gelisah dan tidak bisa tidur, hatinya penasaran dan dijelekkannyalah lawannya itu, “Tidak heran si Anu itu memiliki sepeda, karena hidupnya tidak lazim, bermuka tebal. Lain dengan aku yang tidak tega hati menyikut orang.” Demikian pandangan orang terbalik-balik disebabkan rasa iri-sombong. Benarkah orang mengendarai sepeda itu sengaja membuatnya terkejut dan gelisah? Tentu tidak! Dari sangat hebatnya pandangan terbalik-balik itu sehingga membikin orang, sehabis memandang perempuan cantik atau laki-laki tampan, maka membenci suami atau isterinya. Hatinya mengomel, “Bila kurasakan, suami atau isteriku ini memang sungguh-sungguh jelek, ya rupanya, ya jelek hatinya. Kalau sampai menjadi jodohku ini pasti tidak melalui jalan sewajarnya. Dulunya pasti aku digunaguna sehingga aku terpikat kepadanya.” Demikianlah terbalik-baliknya pandangan orang yang iri-sombong. Padahal wanita cantik atau laki-laki tampan pastilah tidak sengaja membikin ia benci pada suami atau isterinya.
Rasa Tenteram Jika orang mengerti bahwa rasa orang sedunia sama saja, bebaslah ia dari penderitaan neraka irihati dan sombong, kemudian bisa masuk surga ketenteraman. Artinya dalam segala hal bertindak seenaknya, sebutuhnya, seperlunya, secukupnya, semestinya, dan sebenarnya. Ia dapat merasakan rasa hidup yang sebenar-benarnya, yaitu mesti sebentar senang, sebentar susah. Sebab ketika dihinggapi iri-sombong, orang tidak dapat merasakan rasa hidup yang sebenarnya. Dalam hal makan misalnya, walaupun setiap hari makan, orang tidak merasakan makanannya, tetapi yang dirasakan hanyalah makanan tetangga-tetangganya. Kemudian mengeluhlah ia, “Kalau si Anu itu memang senang hidupnya, makannya terjamin tiga kali sehari, sepiring penuh, lauk-pauknya enak-enak dan berganti-ganti. Lain dengan aku yang serbacelaka, makanannya tidak menentu, lauk-pauknya hanya sambel, paling mujur tempe.” Jika bebas dari siksaan neraka iri-sombong dan masuk ke dalam surga ketenteraman, ia akan dapat menasihati dirinya. “Lho, mau makan kok menggerutu. Jika enak teruskanlah, jika tidak enak hentikanlah.” Teranglah pandangannya, mengerti maksud tujuan orang makan, yaitu enak (lezat) dan kenyang. Maksud tujuan itu sudah tercapai, karena tiap kali merasa lapar, makanlah segala apa yang lazim dimakan orang, pasti enak, dan kalau banyak jumlahnya pasti kenyang. Maka tenaga kaki-tangan berkelebihan untuk mencari makanan yang enak serta mengenyangkan itu. Jadi rasa hidup yang sebenarnya sebentar senang, sebentar susah, dalam hal makan pasti sebentar enak, sebentar tidak enak, sebentar kenyang, sebentar lapar. Tetapi bila dihinggapi iri-sombong, orang tidak memedulikan enak atau kenyang, melainkan berusaha melebihi orang lain.
15
Jika hendak mengetahui iri-sombong atau keinginannya sendiri untuk melebihi orang lain, perhatikan ketika kebetulan sedang bersama orang banyak dalam kedai makan. Baru saja datang orang segera berteriak “Godog!” (minta direbuskan suatu makanan). Kemudian baru saja masakan tadi disodorkan, ia minta lagi “Goreng! Cabenya yang banyak!” Bila dilihatnya pengunjuung lain memegang telur, ia pun mengambil ayam goreng, dipegangnya dengan kedua tangannya. Jika masih merasa kalah, hatinya penasaran, diangkat kakinya ke atas meja sembari bersiul, sekalipun tidak bersuara. Oleh karena dihinggapi iri-sombong sehingga gelap pandangannya. Walaupun sudah beranak-cucu, orang tidak dapat merasakan rasa bersuami-isteri. Setiap kali menjumpai suami atau isterinya, yang dirasakan suami/ isteri orang lain. “Si Anu itu hidupnya memang enak lantaran mempunyai suami/isteri yang menyenangkan, perhatiannya besar, lagi setia. Lain dengan diriku ini serba celaka, mempunyai suami/isteri rewel sekali, sedikit-dikit marah, sedikit-dikit marah.” Bila sudah bebas dari siksaan neraka iri-sombong dan masuk surga ketenteraman, orang lalu dapat menasihati dirinya, “Bagaimana to, bersuami/isteri kok mengomel. Sesungguhnya perkawinannya enak atau tidak, jika enak diteruskan, jika tidak enak ya diceraikan saja.” Maka tenanglah pandangannya dan mengerti bahwa rasa bersuami/isteri itu nikmat. Bila ingin mengerti kenikmatan bersuami/isteri, ialah pada waktu malam hari udara dingin, lagi turun hujan, berdesak-desak dengan suami/isteri pun hangat. Bila pinggangnya kaku pun lantas lemas, tidurnya pulas, bangun pagi merasa segar, bekerja penuh semangat. Kebalikannya jika tidak bersuami/isteri tidak demikian nikmat. Pada malam yang dingin, apalagi turun hujan, badannya benar-benar dingin. Berdesak-desak hanya dengan balai-balai, pinggangnya kaku tetap kaku, ingin tidur tidak dapat memejamkan mata, dari pukul sembilan hingga pukul tiga malam belum juga pulas karena memikirkan suami/isteri orang lain. Maka para duda, janda, jejaka, gadis, bila dijangkiti iri-sombong, seringkali betah bergadang. Tetapi bila tidak, hanyalah sekali tempo saja. Jadi rasa hidup yang sebenarnya ialah mesti sebentar senang, sebentar susah. Dalam perkawinan tentu sebentar nikmat, sebentar tidak nikmat. Bila keluar dari neraka iri-sombong dan masuk surga ketenteraman, orang akan bebas dari kewajiban yang berat-berat. Kebiasaan orang itu mewajibkan dirinya sendiri, “Orang hidup itu harus begini, makannya harus begini, pakaiannya harus begini, rumahnya harus begini, tindaktanduk terhadap tetangga, suami/isteri, serta anakanaknya harus begini.” Semua keharusan itu adalah hal-hal yang berat sehingga tidak dapat dilaksanakan, karena bertentangan antara kewajiban yang satu dan kewajiban yang lain. Sebagai contoh, orang menerima undangan dari tetangganya yang punya hajat pesta mengawinkan anak. Ia akan mewajibkan dirinya untuk hadir dengan pakaian baru, serta membawa uang cukup untuk menyumbang, dan main kartu domino. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan, tidak mempunyai pakaian baru dan uang, oleh karena itu ia merasa susah. Hendak hadir takut dan tidak hadir pun takut. Jika lepas dari neraka iri-sombong dan masuk surga ketenteraman ia dapat menasihati dirinya, “Lho, bagaimana aku ini, mau datang takut, tidak datang pun takut. Apakah harus setengah datang dan setengah tidak datang? Lalu bagaimana wujudnya, apakah melongok-longok di depan pagar saja, ataukah terus menerobos masuk ke dapur, membantu cuci piring?” Dengan kesadaran di atas, pandangannya semakin terang, “Sudahlah, jika mau datang, ya datang saja. Jika tidak mau datang, ya tidak usah datang. Kalau tidak punya pakaian baru, pakai saja yang lama, itu sudah benar. Kalau tidak punya uang, tidak dapat menyumbang dan main domino, pun sudah selayaknya.” Jadi rasa hidup yang benar adalah sebentar senang, sebentar susah, yang dalam hal menentukan kewajiban mesti suatu waktu begini dan suatu waktu begitu. Jika orang mengerti bahwa rasa hidup manusia sedunia sama saja, yakni pasti sebentar senang, sebentar susah, bebaslah ia dari neraka iri-sombong dan masuklah dalam surga ketenteraman. Kemudian dalam usahanya mencari kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan, dengan cara semudahnya, sebutuhnya, seperlunya, secukupnya, semestinya, dan sebenarnya. Itulah hidup tenteram.
(Bersambung)
TABLOID BULANAN No.108/September 2015
IKI Bantu Buku Bacaan Sebagai ungkapan kepedulian di bidang pendidikan, Ikatan Keluarga Istri (IKI) PTPN VII memberi bantuan buku bacaan kepada sekolah dasar yang ada di lingkungan perusahaan. Secara simbolis bantuan buku diserahkan oleh Wakil Ketua IKI Pusat Ny. Yudi Herlina Natsir kepada Ketua IKI Unit, bertempat di Kantor IKI Pusat, Rabu (10/9/2015).
P
ada tahun 2015 ini IKI PTPN VII memberikan bantuan sebanyak 3.069 buku,” kata Ny. Yudi Herlina. Buku-buku yang diberikan berupa buku pengetahuan umum, buku cerita anak-anak, buku peta Indonesia, buku peta Provinsi Lampung, buku cerita tentang pahlawan, dan buku cermat matematika. Buku-buku tersebut selanjutnya disalurkan ke sekolah-sekolah yang ada di sekitar unit kerja PTPN VII. Ny. Herlina berharap bantuan tersebut bermanfaat dan menambah wawasan anak-anak. IKI memberikan bantuan buku bacaan kepada 42 SD wilayah Lampung, 48 SD wilayah Sumatera Selatan, dan 12 SD untuk wilayah Bengkulu. Selain bantuan buku, IKI juga memberikan bantuan PMTAS (Pemberian makanan tambahan anak sekolah) bagi SD di sekitar perusahaan. Program
“
PMTAS yang diberikan kepada 200 murid sekolah dari 34 SD di seluruh wilayah kerja PTPN VII. Program bantuan di bidang pendidikan ini diharapkan akan terus berjalan setiap tahunnya. “Mudah-mudahan ke depan, perusahaan terus dapat memberi sumbangsih terhadap masyarakat sekitar. Sehingga keberadaannya juga bisa dirasakan masyarakat di lingkungan perusahaan,” katanya. Selain itu, IKI juga terus memberikan pembinaan istri karyawan PTPN VII, yang meliputi bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Sebab, tujuan IKI untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta menjalin kerja sama dalam kepedulian sosial serta turut melestarikan budaya bangsa. (tim)
SALAT MINTA HUJAN Pimpinan, karyawan, dan masyarakat di sekitar Unit Rejosari, Natar, Lampung Selatan, melaksanakan salat Istisqo (minta hujan) di lapangan setempat, awal September 2015. Kemarau yang telah berlangsung sejak 4 bulan lalu membuat kekeringan. Bahkan, banyak warga yang kesulitan memperoleh air bersih. Selain itu, banyak tananam kelapa sawit yang sengkleh. Jika tidak segera mendapat siraman air dari langit, kondisi tanaman akan makin rusak yang berakibat pada menurunnya produksi tahun mendatang. Karena itulah, karyawan dan masyarakat Rejosari melaksanakan salah satu syariat Islam, yaitu salat Istisqo, berdoa kepada Allah SWT untuk menurunkan rahmat-Nya berupa hujan. Semoga makbul. Amin. (tim)
16