, , ) - .!" , )( * + , % &' $ # !" 8 Bab 8 Orang yang Ikut Duduk ketika Menghadiri Sebuah Majelis dan Orang yang Menjumpai Tempat yang Lowong dalam sebuah Majelis lalu Ia pun Duduk Menempatinya Penjelasan : Yang dimaksud dengan Majelis dan Halaqoh disini adalah Majelis dan Halaqoh ilmu, sebagaimana dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam “Al Fath”. Karena begitu besarnya keutamaan majelis ilmu maka syariat sangat menganjurkan kepada setiap Muslim untuk menghadirinya, bahkan majelis ini adalah taman surganya dunia, Rasulullah bersabda :
« + ;<=!" : » 9 ) 5 !" 4 ' $ 9 .« "6 3 ' , ) 5 !" 4 + 2 3' + " 01 » “Jika kalian melewati taman surga, maka bergabunglah. Para sahabat bertanya : ‘apa itu taman surga? Nabi menjawab : “Majelis Ilmu”” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan selainnya dihasankan oleh Imam Tirmidzi). Ketika manusia pada zaman sekarang ini butuh kepada hiburan untuk menyegarkan pikiran mereka, dimana mereka rela mengeluarkan uang yang banyak untuk memenuhi tempat-tempat hiburan sekedar mendapatkan ketenangan sejenak dari penatnya dan padatnya aktivitas yang menyita perhatian mereka. Namun sayangnya mereka tidak menempuh cara yang ditawarkan oleh Islam, yakni Allah telah menjadikan ketenangan turun dan berada didalam majelis dan Halaqoh Ilmu. Nabi bersabda :
) K5L!" 2 J B ! I F DH1 2 F 6G' " $ D!" ; E 6 ! 3 D!" C 6 B A , @? 6 > * " » « S J , D!" 2 R + ; 0 $ ) K PQ
!" 2 DO $ ) 5+!" 2 M N $ “Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah dari rumah-rumah Allah dalam rangka membaca dan mempelajari Kitabullah, melainkan akan turun kepadanya ketenanganan, diliputu oleh Rahmat, dinaungi oleh Malaikat dan disebut-sebut namanya oleh Allah dihadapan para Malaikatnya”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dishahihkan oleh Imam Al Albani). Berkata Imam Bukhori :
& V -J !6 [ 5+ & DE& ) . Z & D!" Y J X .G 1 J W ? ! U 5 9 V J G 1 U 5 66 L !" , ? ! * 6 R 2G$ J b" a D!" 9 6G' DE& _` D!" A " $ & J S + Y ^ & ] \ ! Z 9 # ? " $ ] R 0 $ 2G$ J b" a D!" 9 6G' !1 E U" V Y d, # +\ O F ) U Q
U V Y & 01 # c 5!" $ 5 & $ # , , ) - .!" , )( * + , % &+ , R & 5 d , 2G$ J b" a D!" 9 6G' J O 6 , H & » 9 2G$ J b" a D!" 9 6G' h
+ , 5 , # gYR " 0 + f d , !D`!" 5 & $ # 2 O ^ , + ^ e" # D!" . G , # . G , + ^ e" 5 & $ # D!" S " $i , # D!" !1 % $d , 2 R & 5 & ) U Q
D`!" + O 5!" J 2 ; + Y^ & « J D!" 4 + J d , # 4 + J d , + ^ e" 5 & $
8). Hadits no. no. 66 “Haddatsanaa Ismail ia berkata, haddatsanii Malik dari Ishaq bin Abdillah bin Abi Tholhah bahwa Abu Murroh Maula (bekas budaknya) ‘Aqiil bin Abi Tholoib mengabarinya dari Abu Waaqid Al Laitsi bahwa Rasulullah pada suatu hari sedang duduk di Masjid bersama para sahabatnya, lalu melewatinya 3 orang, 2 orang segera bergabung dalam majelisnya Beliau dan seorang lagi langsung pergi. Abu Waqid berkata : ‘keduanya bergabung dengan majelis Beliau , salah satunya ketika melihat ada tempat yang lowong segera maju dan duduk disitu, adapun yang satunya lagi duduk dibelakangnya, sedangkan orang yang ketiga, berlalu tidak ikut bergabung dalam majelis tersebut. ketika selesai pelajaran yang diberikan oleh Nabi , Beliau bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang tiga orang tersebut? yang satu segera bergabung bersama majelisnya Allah , sehingga Allah pun menggabungkannya dalam rahmar dan keridhoannya, yang satunya lagi malu-malu kepada Allah, sehingga Allah pun malu memberikan rahmat kepadanya (sekalipun tidak mengadzabnya) dan yang satunya lagi karena berpaling, maka Allah pun berpaling (marah) kepadanya”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (no. 2176). Penjelasan biografi perowi hadits : 1. Ismail disini adalah Ismail bin Abi Uwais yang telah berlalu biografinya dalam Kitab Iman. 2. Malik bin Anas Imam Darul Hijroh.
3. Nama Kelahiran Negeri tinggal Komentar ulama Hubungan antar perowi
4. Nama Kelahiran Negeri tinggal Komentar ulama Hubungan antar perowi
5. Nama Kelahiran Negeri tinggal Komentar ulama Hubungan antar perowi
: : : :
Abu Yahya Ishaq bin Abdullah bin Abi Tholhah Wafat 132 H atau setelahnya Madinah Ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Ma’in, Imam Abu Zur’ah, Imam Abu Hatim, Imam Nasa’I, dan Imam Ibnu Hibban. : Abu Murroh adalah salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi.
: Abu Murroh Yaziid Maula ‘Aqiil bin Abi Tholib (pendapat lain, beliau Maulanya Ummu Hanii bin Abi Tholib) :: Madinah : Tabi’I pertengahan. Ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Sa’ad, Imam Al’Ijliy dan Imam Ibnu Hibban. : Abu Waaqid adalah salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi. : Abu Waaqid Al Harits bin Malik atau Al Harits bin ‘Auf atau ‘Auf ibnul Harits bin Usaid : Wafat 68H di Mekkah : Madinah : seorang Sahabat veteran perang Badar. : Salah satu sahabat Nabi yang terbaik.
(Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar)
Penjelasan Hadits : 1. Hadits ini menunjukan bahwa Masjid juga merupakan tempat pengajaran ilmu-ilmu agama, disamping sebagai tempat sholat. 2. Keutamaan orang yang terdepan dalam menghadiri majelis ilmu. 3. Kerugian bagi orang yang berpaling dari majelis ilmu karena akan mendapatkan kemurkaan Allah . Allah berfirman :
(K l )( M ! DEk, j+;0 J 4 + J & $ “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” (QS. Thaahaa (20) : 124).
4. Hendaknya rasa malu jangan sampai menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu demi mencapai kebenaran. Ibu Kita Aisyah mengomentari para wanita Anshor :
_!" , D-O E & nm . !" 5 K 2 ! ' oFqp " nm LF nm L_!" 2 F “Sebaik-baik wanita adaalah wanita Anshor, rasa malu tidak menghalangi mereka menuntut ilmu agama” (HR. Bukhori Mu’alaq dan Muslim). 5. Hadits ini dalil penafsiran tentang makna majelis atau halaqoh dzikir adalah mejelis atau halaqoh yang diajarkan ilmu-ilmu agama yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, bukan sebagaimana yang dipahami sebagian orang untuk ramai-ramai mengadakan majelis dzikir jama’ah. Yakni mereka secara bersama-sama dengan dipimpin sama-sama berdzikir dengan suara yang serempak, ini adalah perbuatan bid’ah yang tercela yang dahulu pernah dijelaskan oleh Abdullah bin Mas’ud . Imam Darimi dalam “Sunannya” (no. 210) yang disahihkan oleh Imam Al Albani, menceritakan kisahnya dengan baik secara panjang didalamnya Ibnu Mas’ud berkata kepada mereka tukang dzikir jamaah :
.v YL 5!" $ V 5!" $ u YK5!" t F go 5+!" Y J & : "6! s E6 o 3 2 ; " '& %=D!" " =R : 9 -, { + G & A 5. ) 5 & 2 K . $ # ny z 2 K 3 L > x H E & ? l Fd , 2 K 3 w_G "$t , : 9 # + L K3 2 ! F~ $ V Y 3 2 ! U S = R $ E $+, " 6 2G$ J b" a 2 K _YF ) .a n| H } R # 2 K K R D!" $ : "6! .)A ! Q
l . O $ & # A 5. ) D % R & R )A D ! 2 K 5F1 S , |LO F %=D!" $ Y o ! + ! A + 2 ; $ : 9 .+ !" DH1 Ff ' & 5+!" Y J & “Apa ini yang aku lihat kalian melakukannya? Mereka menjawab : ‘wahai Abu Abdurrokhman ini adalah bijih (tasbih) yang kami gunakan untuk menghitung takbir, tahlil dan tasbih’. Ibnu Mas’ud berkata lagi : ‘hitunglah kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin tidak akan sia-sia kebaikan kalian sedikitpun, celaka kalian wahai umat Muhammad alangjah cepatnya kalian binasa, mereka para sahabat Nabi kalian masih bertebaran, ini baju Beliau masih utuh dan bejananya belum pecah, demi zat yang jiwaku berada di tangannya, kalian berada diatas jalan yang lebih mendapatkan petunjuk dari jalannya Muhammad atau kalain sedang membuka pintu-pintu kesesatan? Mereka menimpali : ‘demi Allah wahai Abu Abdurrokhman kami tidak menginginkan kecuali kebaikan!. Ibnu Mas’ud menjawab : “berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun ia tidak mendapatkannya”.
6. Al Hafidz dalam “Al Fath” memberikan faedah bahwa hadits ini dalil bolehnya menyebutkan perbuatan ahli maksiat dalam rangka memberikan peringatan kepada yang lainnya dan ini bukan termasuk ghibah yang diharamkan. 7. Dalil keutamaan sahabat yang memanfaatkan peluang kebaikan, ketika mendapati majelis ilmu dan tempat lowong yang dekat dengan sang pengajar. 8. Kemungkinan orang yang ketiga yang bepaling adalah orang Munafik yang memang tidak senang dengan kajian ilmu. 9. Hadits ini menunjukan kemudahan administrasi tempat belajar dan mengajarnya kaum salaf terdahulu, dimana Rasulullah tidak membatasi orang-orang yang ingin belajar kepada Beliau . 10. Metode tahdzir (memberikan peringatan) Nabi layak untuk diteladani, dimana kebanyakan Beliau cukup menyebutkan kesalahan pebuatan yang dilakukan oleh person tertentu tanpa perlu menyebutkan namanya, sehingga barangkali tujuan pemberian nasihat lebih dapat tersampaikan tanpa perlu lebih dalam membongkar aib nama seseorang.