L1 Wawancara (Interview) Berikut ini adalah hasil wawancara antara peneliti dengan Pejabat PT.Pegadaian (Persero) Nama : Jabatan : Hari/Tanggal : Jam :
Ibu Lenny Rahmi .S Pejabat PT.Pegadaian (Persero) Selasa,11 Juni 2013 13.00-15.00
Ket : P : Peneliti , IL : Ibu Lenny
1) P : Apakah Pegadaian Syariah itu? Barang apa saja yang boleh digadaikan dan tidak boleh digadaikan menurut Pegadaian? IL : Pegadaian Syariah adalah suatu lembaga keuangan non-bank yang bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah dalam melaksanakan Rahn yang bagi pegadaian dapat dipandang sebagai pengembangan produk, sedangkan bagi Lembaga Keuangan Syariah dapat berfungsi sebagai kepanjangan tangan dalam mengelola produk Rahn.
Jenis-jenis barang yang dapat digadaikan, seperti : a. Barang perhiasan (logam dan permata) : emas, berlian. b. Kendaraan : mobil, motor. c. Barang elektronik : televisi, VCD, radio tape, mesin cuci, kulkas,dll. e. Barang-barang lainnya yang nilai ijaroh-nya diatas biaya investasi gudang dan biaya operasional pengelolaan barang.
Sedangkan jenis-jenis barang yang tidak dapat digadaikan, seperti : a. Barang-barang milik pemerintah yang memerlukan izin khusus dalam penggunaannya, seperti :
L2 - Senjata api, senjata tajam. - Pakaian dinas. - Perlengkapan TNI, Polri, dan pemerintah. b. Barang-barang yang mudah busuk, seperti : - Makanan dan minuman. - Obat-obatan. c. Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti : - Korek api. - Mercon (petasan/mesiu). - Bensin dan minyak tanah. - Tabung berisi gas. d. Barang yang dilarang peredarannya, seperti : - Ganja, opium, candu, heroin, dan sejenisnya. e. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirannya, seperti : - Lukisan - Buku. - Barang purbakala. - Barang historis. f. Barang yang cara memperolehnya bertentangan dengan Syariat Islam : - Barang yang diperoleh dari hasil tindak kejahatan. - Barang yang diperoleh dari hasil tindak kecurangan. - Barang-barang hasil perjudian (maisir/gharar) dan barang-barang yang diperoleh dengan cara Riba serta dengan cara suap-menyuap.
L3 g. Barang-barang lainnya yang pengelolannya sulit : - Barang yang disewabelikan. - Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas. -
Barang-barang
bermasalah
(barang
curian,
penggelapan,
penipuan,dll) atau barang-barang yang diduga dapat menimbulkan masalah. - Pakaian jadi. - Bahan yang pemakaiannya sangat terbatas dan tidak umum, misalnya alat-alat kedokteran, alat perlengkapan wartel, alat perlengkapan pesta, mesin pabrik, mesin giling padi dan mesinmesin lainnya. - Ternak/binatang. - Semua jenis tanaman. - Barang-barang kurang berharga yang nilai ijaroh-nya dibawah biaya investasi gudang dan biaya operasional pengelolaan barang.
2) P : Syarat apa saja yang wajib dipenuhi oleh calon nasabah yang ingin melakukan gadai? IL : Syarat yang harus dipenuhi calon nasabah adalah : - Menyerahkan fotocopy KTP Rahin atau kartu pengenal lain (SIM,Paspor) yang berlaku dengan menunjukkan aslinya. - Menyerahkan Marhun (barang jaminan) yang memenuhi persyaratan. - Membuat surat kuasa diatas materai dari pemilik barang, untuk barang bukan milik Rahin. Surat kuasa harus dilampiri fotocopy KTP pemilik barang dan menunjukkan aslinya.
L4 - Mengisi formulir permintaan pinjaman dan menandatanganinya. - Menandatangani akad Rahn dan Ijarah dalam surat bukti Rahn. - Membayar administrasi. - Khusus untuk kelengkapan Marhun kendaraan bermotor diatur dalam SE tersendiri sebagaimana yang berlaku pada PT.Pegadaian (Pesero).
3) P : Apakah selain menggadai barang, kita bisa mendapatkan pelayanan jasa lainnya? IL : Bisa, Pegadaian memiliki 6 pelayanan jasa diluar gadai, seperti : - Kucica adalah Layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri dengan biaya kompetitif yang bekerjasama dengan beberapa remiten berskala internasional. - Multi Pembayaran Online adalah Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik, Telepon, PDAM dan lain sebagainya secara online di outlet Pegadaian di seluruh Indonesia. - Persewaan Gedung adalah Auditorium yang dikelola oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat luas guna keperluan berbagai kegiatan acara dan seremoni. - Jasa Sertifikasi Batu Mulia adalah Pegadaian G-Lab menyediakan berbagai layanan professional untuk sertifikasi keaslian dan identifikasi kualitas batu permata, dengan dukungan gemologist dan peralatan gemologi berstandar internasional dari Gemological Institute of America - Jasa Taksiran adalah Layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan emas, berlian dan batu permata, baik untuk keperluan investasi ataupun keperluan bisnis.
L5 - Jasa Titipan adalah Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun kendaraan bermotor dengan biaya terjangkau. Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box.
4) P : Apakah hanya nasabah yang beragama muslim saja yang diperbolehkan menggadaikan barangnya di Pegadaian Syariah? IL : Tentu tidak, pegadaian berlaku untuk semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan agama.
5) P : Sebagai penyedia jasa yang tidak menganut Riba, dari manakah keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya? IL : Keuntungan yang diperoleh Perusahaan berasal dari biaya ijaroh, margin, dan juga ta’wid.
6) P : Jika ada nasabah yang menggadaikan emasnya, dan harga emas saat itu mengalami suatu penurunan atau peningkatan harga, apa yang akan dilakukan pihak Pegadaian Syariah kepada nasabah yang sedang menitipkan emas-nya tersebut?
IL : Jika saat itu harga emas naik, maka nasabah bisa menambah pinjamannya. Tetapi jika saat itu emas turun, maka nasabah harus menambah jaminanya/utangnya.
L6 7) P : Sudah berapa lama perusahaan mengeluarkan layanan gadai berbasis syariah (Rahn)? IL : Sudah 10 tahun, dimulai dari tahun 2003 di cabang Dewi Sartika Jakarta.
8) P : Selama menjalani layanan gadai syariah (Rahn) pernahkah terjadi masalah, seperti nasabah dengan kredit macet? IL : Sering, namun perusahaan diberi kewenangan untuk melakukan lelang atas barang gadai milik nasabah yang macet.
9) P : Nasabah yang seperti apakah yang layak dan tidak layak mendapatkan pinjaman? IL : Nasabah yang track record odik dan mempunyai jaminan benda bergerak.
10) P : Apakah keunggulan yang dimiliki layanan jasa Pegadaian Syariah dengan Bank Syariah? Seperti yang kita ketahui bahwa Pegadaian Syariah adalah lembaga keuangan non-bank tetapi keduanya sama-sama mengeluarkan produk gadai berbasis syariah. IL : Keunggulan yang dimiliki perusaahan dibandingkan dengan Bank Syariah, antara lain : •
Layanan Rahn tersedia di outlet Pegadaian Syariah di seluruh Indonesia.
•
Prosedur pengajuannya sangat mudah. Calon nasabah atau debitur hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas dan barang berharga lainnya ke outlet Pegadaian
•
Proses pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit
L7 •
Pinjaman (Marhun Bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 200 juta rupiah atau lebih
•
Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara membayar Ijaroh saja atau mengangsur sebagian uang pinjaman
•
Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu
•
Tanpa perlu buka rekening. dengan perhitungan sewa modal selama masa pinjaman
•
Nasabah menerima pinjaman dalam bentuk tunai
11) P : Dalam menjaga barang gadai milik nasabah, standar sistem keamanan seperti apakah yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah? Apakah sudah efektif atau belum? IL : Sudah efektif. Standar sistem keamanan internal pada perusahaan yang diatur oleh Peraturan Direksi 12) P : Beberapa waktu lalu kita mendengar berita bahwa Pegadaian di daerah lain mengalami pencurian yang dilakukan oleh sekawanan perampok. Tindakan apa yang dilakukan oleh pihak Pegadaian Syariah untuk meminimalisir kemungkinan resiko yang akan dihadapi? IL : Tentunya perusahaan akan membentuk kerjasama dengan pihak kepolisiam dalam hal pengamanan, memperkuat sarana dan prasarana pengamanan, dan membuat sistem pengamanan terpadu.
L8 13) P : Apabila barang gadai rusak akibat suatu bencana (mis: kebakaran) tindakan apa yang dilakukan oleh pihak Pegadaian Syariah terhadap barang gadai itu? IL : Perusahaan akan mengganti barang jaminan, dan melakukan kerjasama dengan asuransi.
14) P : Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap barang gadai, pihak Pegadaian Syariah akan mengganti barang yang serupa atau dalam bentuk uang tunai? IL : Bisa berupa uang tunai atau barang yang sejenis sesuai dengan harga pasar saat itu.
15) P : Dalam hal ini saya pernah menemukan sebuah kasus bahwa, “ada pihak internal perusahaan pada Bank X membawa lari barang jaminan milik nasabah”. Menanggapi hal tersebut, apa yang akan dilakukan pihak Pegadaian Syariah, agar tidak terjadi hal demikian? Mengingat bahwa tindak kecurangan tidak hanya datang dari pihak eksternal tetapi juga pihak internal. IL : Untuk menghindari hal buruk tersebut, maka perusahaan akan memperkuat sistem waskat internal, mengimplementasikan budaya perusahaan, dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Tetapi saat ini, perusahaan juga telah menerapkan sistem pengamanan kunci untuk menghindari terjadinya pegawai atau manajer cabang
L9 membuka lemari penyimpanan uang/surat berharga seorang diri. Penyimpanan kunci diatur sebagai berikut ini : a. Pada setiap gudang marhun/kluis/lemari besi, harus terdapat sedikitnya 2 (dua) kunci : kunci tanam (slot), kunci gantung (gembok), kunci kombinasi (digital), atau berbagai model kombinasi kunci tersebut. b. Anak kunci asli dari kunci-kunci tersebut harus dipegang oleh lebih dari seorang petugas. Misal : anak kunci 1 dipegang oleh orang yang bertanggung jawab terhadap gudang/kluis/lemari tersebut, sedangkan anak kunci 2 dipegang oleh Mancab atau pegawai lain yang ditunjuk olehnya (bukan pemegang anak kunci). c. Pada setiap pintu yang bisa dilewati untuk menuju ketempat penyimpanan marhun/uang/lemari besi/kluis juga harus dipasang minimal 2 (dua) kunci (slot dan gantung). Anak kunci asli dari kuncikunci pintu tersebut (kecuali pintu besar) harus dipegang oleh dua orang yang berbeda pula. d. Anak kunci asli pintu besar (slot dan gantung) harus dipegang oleh manajer cabang. e. Semua duplikat anak kunci yang digunakan di Cabang Pegadaian Syariah harus dibungkus dan disegel oleh pemeriksa atau pejabat lain yang ditunjuk. Bungkusan kunci itu disimpan disuatu tempat yang sangat aman dan tersembunyi yang hanya diketahui oleh manajer cabang. Setiap perkunjungan ke cabang tersebut, Pemeriksa atau Direksi dianjurkan untuk memeriksa segel bungkusa dwilipat kunci tersebut. Apabila kondisi memungkinkan, bungkusan dwilipat tersebut
L10 disimpan di Kanwil. Kalau letak Kanwil berlainan kota, maka duplikat anak kunci tersebut disimpan di Safe Deposit Box pada Bank setempat. f. Penyimpanan kunci harus dilakukan kepada orang yang berbeda. Daftar pemegang dan penyimpan anak-anak kunci dibuat menurut contoh dibawah ini. Daftar ini harus dibuat rangkap dua, lembar asli disimpan oleh manajer cabang dan dwilipatnya direkatkan pada bungkusan dwilipat anak kunci. g. Kluis/lemari yang memakai kunci berupa kombinasi nomor, maka nomor kombinasinya harus rahasia dan hanya diketahui olen Mancab, Direksi, atau pejabat yang ditunjuk dan bertugas dan bertanggung jawab atas kluis/lemari tersebut. Dengan demikian, setiap ada pergantian
penanggung
jawab
kluis/lemari
tersebut,
nomor
kombinasinya harus diubah. h. Apabila terjadi kerusakan kunci atau terjadi penggantian kunci, harus diberitahukan kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk. Penyimpanan duplikat anak kunci yang baru itu harus dilakukan sesuai bunyi butir (e) diatas.
16) P : Alat apakah yang digunakan untuk menyimpan barang gadai milik nasabah? Apakah alat tersebut sudah teruji keamanannya? IL : Sudah teruji. Perusahaan memiliki 2 alat yang digunakan sebagai sarana penyimpanan barang gadai berupa brankas dengan sistemnya, atau kluis dengan sistemnya.
L11 17) P : Dalam hal audit internal, auditor bertugas untuk memberikan penilaian yang sistematis dan objektif terhadap operasi dan kontrol. Berdasarkan apa sajakah penilaian itu diberikan? Sudah efektif-kah audit internal yang diterapkan Pegadaian Syariah? IL : Penilaian audit internal berdasarkan seluruh kegiatan operasi, SDM, keuangan, budaya kerja, waskat,dll. Sistem audit internal pada perusahaan sudah efektif, dan sistem ini tertuang pada program “Zero Fraud”
18) P : Dalam menjalakan sistem audit internal, bagaimanakah prosedur audit yang diterapkan pihak Pegadaian Syariah? IL : Prosedur audit perusahaan telah diatur oleh Peraturan Direksi dalam menjalankan mekanisme audit internal.
19) P : Siapakah personal yang memeriksa sistem audit internal Pegadaian Syariah? Karyawan perusahaan atau entitas independen? IL :
Yang memeriksa sistem audit internal perusahaan adalah entitas independen, yaitu Satuan Pengawas Internal (SPI). SPI dipimpin oleh kepala SPI yang mempunyai fungsi merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan, melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi atas seluruh kegiatan pengawasan internal perusahaan. SPI terdiri atas : a. Inspektur Pusat b. Inspektur Wilayah c. Investigator
L12 d. Pemeriks Teknologi Informasi e. Pemeriksa
20) P : Apakah auditor internal Pegadaian Syariah dapat dijamin independensi-nya dalam melakukan audit internal? IL : Tentu, karena tujuan dari SPI itu sendiri adalah independensi yang merupakan alat manajemen untuk melakukan audit.
21) P : Apakah pelaksanaan audit internal pada Pegadaian Syariah di bagi dalam waktu tertentu atau secara berkala? IL : Ada yang berkala, dan ada juga yang sewaktu-waktu. Hal ini telah diatur dalam peraturan sistem audit internal. 22) P : Apakah Pegadaian Syariah mempunyai acuan audit internal dalam menjalankan tugas? (acuan bisa termasuk UU, Peraturan, Manual, Prosedur, IK, Persyaratan lain) IL : Punya, acuan audit itu berupa Peraturan Direksi, Peraturan Pasar Modal, Peraturan BPK, Peraturan OJK, dan Peraturan DSN.
23) P : Audit internal berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas suatu pelaksanaan tanggung jawab yang ditugaskan. Kepada siapakah pihak Pegadaian Syariah menyediakan informasi tersebut? IL : Perusahaan memberikan informasi tersebut kepada seluruh StakeHolders yang menyatu dalam Annual Report (Laporan Tahunan) yang disajikan oleh manajemen.
L13 Prosedur Pemberian Pinjaman Gadai Syariah Pelaksana No. 1. Rahin
2.
Penaksir/KPM
Langkah 1.
Aktivitas Mengisi formulir permintaan pinjaman(FPP).
2.
Menyerahkan FPP yang telah ditandatangani dengan melampirkan foto copy KTP/kartu identitas lainnya serta barang yang akan dijamin penaksir.
3.
Menerima kembali duplikat FPP sebagai tanda penyerahan dan penaksiran Marhun.
4.
Menyerahkan duplikat FPP kepada kasir.
5.
Menandatangani Surat Bukti Rahn(SBR) dan duplikat yang diserahkan oleh kasir.
6.
Menerima sejumlah uang UP(Marhun bih) dan SBR asli setelah membayar Biaya Administrasi. Menerima FPP/kartu identitas lain, Marhun.
7.
8.
Memerikasa kebenaran FPP dan Marhun.
9.
Menentukan taksiran Marhun berdasarkan buku pedoman Menaksir dan SE yang berlaku serta menetapkan UP sesuai kewenangannya.
10.
Menentukan biaya administrasi.
11.
Menyerahkan duplikat FPP yang telah di tandatangani ke Rahin.
12.
Mengisi dan menandatangani SBR rangkap dua sesuai kewenangannya.
13.
Merobek kitir bagian luar dan menyimpan bersama Marhun.
14.
Menyerahkan asli dan duplikat SBR kepada kasir.
L14
3.
4.
Kasir
Petugas Tata Usaha
15.
Me-matrys kitir Marhun kantong dan gudang.
16.
Menyusun SBR duplikat, menghitung jumlah Marhun, Taksiran, dan UP, kemudian menuliskan pada halaman belakang SBR duplikat nomor terakir pada hari itu.
17.
Mencocokan jumlah Marhun yang telah di matrys atau di ikat dan menyerahkan kepada penyimpan/pemegang gudang dengan menggunakan BSTM dengan memberikan tanda tangan di kolom penyerahan. Menerima SBR asli yang telah di tanda tangani KPM.
18.
19.
Memeriksa kelengkapan dan keabsahan SBR dan KPM.
20.
Mencocokan duplikat FPP dari rahin dengan SBR.
21.
Meminta tandatangan rahin dan melakukan pembayaran UP sebesar yang tercantum di SBR.
22.
Mengisi buku pinjaman (BP)berdasarkan SBR duplikat.
23.
Menyerahkan SBR duplikat ke KPM dan FPP duplikat ke petugas Tata Usaha. Menerima SBR duplikat dari KPM dan FPP duplikat dari kasir.
24.
25.
Mencatat data rahin pada buku Rahin (BR) yang diambil dari FPP duplikat dan mengisi Rekapitulasi data Rahin (BRDR).
26.
Melakukan pencatatan Marhun yang diterima ke dalam buku gudang (BG) dengan dasar SBR duplikat.
27.
Menyimpan SBR dan FPP duplikat.
28.
Setiap akhir bulan mengisi Buku Statistik Perkembangan Usaha (BSPU
L15
5.
Petugas Gudang
29.
GS-09). Memeriksa, menghitung dan menerima Marhun yang diserahkan oleh KPM. Serah terima Marhun menggunakan Buku Serah Terima Marhun (BSTM).
30.
Mencocokan Marhun yang diterima dengan jumlah yang tertera pada BSTM dan apabila terdapat cocok, memberikan tanda tangan pada kolom “ Penerimaan”.
31.
Menyimpan Marhun yang diterima sesuai dengan golongan rubrik, dan bulan pinjaman, di Gudang atau Kluis.
Forumulir yang terkait : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Forumulir Permintaan Pinjaman (FPP) Surat Bukti Rahn (SBR) Buku Pinjaman (BP) Buku Serah Terima Marhun (BSTM) Laporan Harian Kas (LHK) Buku Gudang (BG) Buku Statistik Perkembangan Usaha (BSPU) Buku Rekapitulasi Data Rahin (BRDR)
L16 Flow Chart Prosedur Pemberian Pinjaman Rahin Sumber : PT.Pegadaian (Persero)
Rahin
Penaksir
1
Kasir
Gudang
FPP 1
2 Mrh
SBR 1 BPd
FPP 1
Tata Usaha
2
4
2 Siapkan pembayaran
Diisi dan dilengkapi bukti pendukung Diisi dan dilengkapi bukti pendukung
2
SBR 2
5
3 FPP 1 Didistribusikan
Mrh
2 BPd
Mrh
Mrh SBR 1 SBR 2
Menerbitkan SBR
Catat
Rp BP
SBR 1 Rp
2 BP
Lihat Sisdur Akuntansi
Lihat Pengelo laan BJ LHK
BRDR
Keterangan : FPP : Formulir Permintaan Pinjaman BPD : Bukti Pendukung BJ : Barang Jaminan/Marhun Rp : Uang Tunai SBR : Surat Bukti Rahn BP : Buku Pinjaman LHK : Laporan Harian Kas BRDR : Buku Register Data Rahin
L17 Prosedur Pelunasan Penuh Gadai Syariah Pelaksanaan No. 1 Rahin
Langkah 1
Aktivitas Menyerahkan SBR asli dan menunjukan asli identitas diri, a.n. yang tercantum dalam SBR. Jika yang melunasi bukan nama yang tercantum dalam SBR, maka harus mengisi kolom pengalihan hak yang dilampiri foto copy, dengan menunjukan asli identitas diri, pemberi dan penerima kuasa.
2
Kasir
2
Menyerahkan sejumlah uang untuk pelunasan sesuai dengan jumlah yang harus di bayar.
3
Menerima slip pelunasan, sebagai bukti untuk mengambil Marhun.
4
Menerima dan mencocokan Marhun yang telah ditebus sesuai dengan nomor Marhun seperti tersebut pada slip pelunasan. Bagi cabang yang non komputer, membuat table Perhitungan Tarif Ijaroh (PTIJ GS-13) .
5
6
Menerima SBR asli dari Rahin.
7
Menerima keabsahan SBR yang diterima.
8
Melakukan perhitungan jumlah yang harus di bayar oleh Rahin, yaitu : Pokok Pinjaman dan besar nya Ijaroh.
9
Menerima jumlah pembayaran dari Rahin.
10
Menerbitkan dan menyerahkan Slip Pelunasan (SP GS-12) kepada Rahin sebagai tanda bukti pelunasan.
11
Memberikan cap “LUNAS”, tanggal dan paraf pada SBR yang dilunasi, baik pada badan SBR, maupun kitir.
12
Melakukan distribusi SBR :
L18 -
3
4
Bagian Gudang
Bagian Administrasi
13
Kitir kepada petugas gudang. Badan SBR kepada bagian administrasi Menerima kitir SBR dari kasir.
14
Memeriksa cap “LUNAS”, tanggal dan paraf kasir.
15
Mengambil Marhun ke gudang dengan cara mencocok nomor kitir SBR dengan nomor kitir SBR dwilipat yang menempel di Marhun.
16
Menerima slip pelunasan dari Rahin, jika terdapat cocok slip pelunasan dipotong, bukti pembayaran di paraf dan di berikan kepada Rahin, sedangkan bagi pengeluaran barang di musnahkan, Marhun diserahkan kepada Rahin.
17
Setiap akhir jam kerja melakukan pencocokan/pemeriksaan : a. Menghitung dan mencocokan kitir SBR yang dimasukan kedalam liaspen dengan kitir Marhun sesuai bulan pinjaman, nomor rubrik dan UP. b. Meneyerahkan hasil hitungan pada huruf A, kepada bagian administrasi. Mencatat setiap transaksi pelunasan, berdasarkan badan SBR asli yang diterima dari kasir pada Buku Pelunasan, Buku Kas, Ikhtisar Pinjaman dan Pelunasan dan Buku Gudang.
18
19
Membuat Rekapitulasi Pelunasan, mencocokannya dengan Buku Gudang, dan Buku Pelunasan.
L19 Formulir yang terkait : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Surat Bukti Pinjaman (SBR) Slip Pelunasan (SP) Buku Pelunasan (BPL) Buku Gudang (BG) Laporan Harian Kas (LHK) Buku Rekapitulasi Pelunasan (BRPL) Buku Ikhtisar Pinjaman dan Pelunasan (BIPP) Laporan Bulanan Oprasional Buku Kontrol Pelunasan (BKP)
L20 Flow Chart Prosedur Pelunasan Pinjaman Sumber : PT.Pegadaian (Persero)
Rahin
Kasir
Gudang
SBR
1
Administrasi
K SBR
2
SBR
Rp
SP
- Memeriksa keaslian - Menghitung IJ
Rp
SP
- Memeriksa kitir dan - Mencocokkan dgn MRH
Mrh
K
Serahkan Mrh
Lihat Sisdur Akuntansi
Catat
SBR Catat Buku pelunasan
3
- Menandatangani - Stempel lunas Buku gudang
Mrh
Didistribusikan
Catat
Laporan harian kas
Keterangan : SBR : Surat Bukti Rahn Rp : Uang Tunai K : Kitir SP : Slip Pelunasan Mrh : Marhun
L21 Prosedur Pelunasan Ulang Gadai Syariah Pelaksana No. 1 Rahin
2
3
Kasir
Penaksir
Langkah 1
Aktivitas Menyerahkan SBR asli dan menunjukan asli identitas diri a.n. yang tercantum dalam SBR. Jika yang melunasi bukan nama yang tercantum dalam SBR, maka harus mengisi kolom pengelahan hak, yang dilampiri foto copy dengan menunjukan asli identitas diri, pemberi dan penerima kuasa.
2
Menyerahkan pembayaran sesuai transaksi pelunasan UR, yang diinginkan. Menanyakan jenis traksaksi UR, yang di kehendaki, untuk menetapkan jumlah uang yang harus di bayar oleh Rahin.
3
4
Menghitung jumlah Ijaroh dan meminta konfirmasi kepada Penaksir (KPK/Manager cabang) sebelum menetapkan jumlah yang harus di bayar, apa bila transaksi yang di lakukan MT/A/PS.
5
Memberitahukan kepada Rahin jumlah yang harus di bayar. Jika Rahin sudah sepakat, membubuhkan cap yang di perlukan (UR/A/MT/PS) pada badan SBR dan kitir SBR.
6
Menyerahkan bukti pembayaran pelunasan UR pada Rahin.
7
Memberikan SBR asli kepada pemegang gudang/penyimpanan.
8
Menerima dan meneliti SBR lama dan baru dari penaksir, kemudian mencatat ke BPP.
9
Meminta Rahin menandatangani SBR dan menerima segi pengeluaran Marhun dari Rahin serta menyerahkan SBR baru. Menerima badan SBR dan BJ dari pemegang gudang/penyimpan,
10
L22 kemudian menaksir kembali untuk transaksi MT/PS.
4
Pemegang Gudang/Penyimpan
11
Mengkonfirmasikan hasil taksiran kepada kasir, kemudian mencetak SBR baru dengan member tanda jenis transaksi (MT/A/PS), serta menandatangani sesuai dengan kewenangannya.
12
Menyerahkan SBR baru dan lama kepada kasir. Menerima badan SBR asli dan kitir dari kasir, mengambil Marhun ke gudang.
13
14
Formulir Yang Terkait : 1. Surat Bukti Rahen (SBR) 2. Buku Gudang (BG) 3. Buku Pinjaman dan Pelunasan (BPP)
Menyerahkan Marhun dan badan SBR kepada penaksir. Kitir disimpan di liaspen.
L23 Flow Chart Prosedur Pelunasan Ulang Gadai Syariah Sumber : PT.Pegadaian (Persero)
Rahin SBR
K
Kasir 1
Penaksir
Gudang
SBR
5
2
K
- Memeriksa keaslian - Menghitung IJ
3
Rp
Administrasi 7
SBR
- Mencocokkan kitir - Mengeluarkan Mrh
Rp BJ
6
Mrh
K
4 - Menaksir kembali - Mencetak SBK baru - Serahkan kpd kasir
SP
SP
SBR
Lihat pengelol aan Mrh
Lihat Sisdur Akuntansi
K Catat
Catat
Menukar kitir slip dengan SBR - Ditandatangani dan - Dicap “LUNAS” Buku gudang
Catat
SBR
K
8
SBR
Buku pinjaman dan pelunasan
K
Keterangan : SBR : Surat Bukti Rahn Rp : Uang Tunai K : Kitir SP : Slip Pelunasan Mrh : Marhun
L24