BENTUK DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP ANAK AUTIS (STUDI KASUS PADA TIGA SISWA AUTIS DI SD KHUSUS TALENTA) Feoda Inayah, Dwi Amalia Chandra Sekar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
[email protected],
[email protected] Abstrak Skripsi ini membahas mengenai pemberian dukungan sosial terhadap anak autis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maupun sekolah terhadap anak autis. Anak autis yang diteliti ialah siswa di SD Khusus Talenta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya berbagai macam bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada anak autis baik dari orang tua maupun sekolah. Menggambarkan bahwa ada keterlibatan dari lingkungan sekitar anak autis yaitu orang tua serta sekolah dalam memberikan dukungan sosial. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Anak Autis
Social Support to Autistic Children (Case Study of Three Students with Autistic at Special Talent Elementry School) Abstract This thesis deals with the granting of social support to autistic children. This research describes how social support given by parents and schools to an autistic children. Autistic children are examined are students in Special Talent Elementary School. This research used the qualitative approach with this type of case study research. The results of this research, namely the existence of various forms of social support provided to autistic children from both the parents and the school. Describe that there are involvement of the environment around the autistic children namely parents and schools in providing social support. Keywords : Social Support, Autistic Children.
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Tabel 1.1 Peningkatan Jumlah Pasien PENDAHULUAN Autis
merupakan
RSU dr Soetomo
salah
satu
150
gangguan dalam perkembangan anak yang
100
menyebabkan anak tidak dapat tumbuh
50
dan berkembang secara optimal. Hal ini
0
didukung
oleh
pernyataan
dari
pada tahun 1991 (dalam Yuwono, 2009: yang
mengatakan
bahwa
autis
merupakan gangguan perkembangan yang berat
sehingga
gangguan
tersebut
mempengaruhi bagaimana anak belajar, berkomunikasi, keberadaan anak dalam lingkungan dan hubungan dengan orang lain. American Psychiatric Association, 2000
(dalam Jamaris, 2009: 306) juga
mengungkapkan
bahwa
autis
92
2009
The
Association for Autistic Children in WA 25)
125
adalah
keadaan yang disebabkan oleh kelainan dalam perkembangan otak yang ditandai dengan kelainan dalam interaksi sosial,
107
100
2010
Setiap
2011
Jan-Okt 2012
tahunnya
peningkatan
jumlah
terjadi
pasien
yang
terindikasi autisme di beberapa rumah sakit. Diantaranya
terjadi di RSU dr
Soetomo. Seperti yang terlihat pada tabel 1,
menunjukkan
peningkatan
bahwa
pasien
yang
adanya terindikasi
mengalami autisme dari tahun 2009 hingga 2012 di RSU dr Soetomo. Pada 2009 ada 92 pasien autisme ke RSU dr Soetomo. Pada 2010 meningkat menjadi 100 pasien dan 125 pasien pada 2011. Hingga Oktober 2012 sudah ada 107 pasien autisme di RSU dr Soetomo (Logam Berat Dapat Picu Autisme, 2012).
komunikasi, dan perilaku yang sangat kaku Selain
dan berulang-ulang. Fenomena anak autis terjadi di
peningkatan
RSU jumlah
berbagai negara. Anak yang menderita
dialami
autis
Mangunkusumo
di
berbagai
belahan
dunia
oleh
dr
Soetomo,
anak
Rumah
autis Sakit
(RSCM).
juga Cipto “Pada
bervariasi.
peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia
Setiap tahunnya, angka anak yang terlahir
tanggal 16 April 2014, Wakil Menteri
autis meningkat.
Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan
menunjukkan
angka
yang
berdasarkan data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM)
tahun
2013
menunjukkan bahwa pada tahun 2013, jumlah anak autistik sebanyak 15 persen
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dari 6.600 kunjungan pasien RSCM.
impulsif juga menjadi gejala perilaku yang
Sebelumnya, jumlahnya hanya sekitar 0,23
khas
persen
D’Alessandro, 2009).
dari
10.000
kunjungan”
(Ibu
Negara Peringati Hari Peduli Autisme Bersama Anak Autistik, 2014).
dari
anak
autis
(Elder
&
Dengan berbagai karakteristik dan gangguan yang dimiliki oleh anak autis,
dan
mereka membutuhkan peran dan dukungan
gangguan dialami oleh anak autis. Seperti
sosial dari orang-orang disekitarnya agar
yang dikemukakan oleh Jamaris (2009:
dapat tumbuh dan berkembang secara
307) yang menjelaskan bahwa anak autis
optimal. Cobb (dalam Sarafino, 1994: 103)
memiliki kelainan dalam interaksi sosial
mendefinisikan dukungan sosial sebagai
seperti memperlihatkan perhatian yang
adanya
sangat
penghargaan, atau menolong seseorang
Berbagai
kurang
karakteristik
pada
stimulus
yang
kenyamanan,
diberikan kepadanya seperti tersenyum,
dengan
jarang melihat orang lain, dan tidak
dukungan sosial tersebut diperoleh dari
merespon
dipanggil,
individu maupun kelompok. Menurut Smet
menunjukkan kemampuan yang kurang
(1994: 136), ada berbagai macam bentuk
dalam memahami situasi sosial. Peeter
dukungan sosial yaitu berupa dukungan
(2009) juga mengatakan bahwa gangguan
emosional,
dukungan
dalam
pada
dukungan
penghargaan,
penggunaan berbagai perilaku non verbal
instrumen
seperti kontak mata, ekspresi wajah,
Sarafino
gesture dan gerak isyarat. Anak autis juga
dukungan sosial dapat berasal dari orang-
menunjukkan
dalam
orang sekitar individu yang termasuk
memahami dan menafsirkan isi bahasa.
kalangan non-profesional seperti keluarga,
Pola bicara yang aneh serta mengulang
teman
kata atau kalimat (echolalia) juga dialami
profesional
oleh anak autis (Elder & D’Alessandro,
dukungan sosial. Demikian juga dengan
2009). Selain dalam interaksi sosial dan
anak autis yang memerlukan dukungan
komunikasi,
sosial dari kalangan non-profesional yaitu
ketika
interaksi
namanya
sosial
terlihat
kelemahan
karakteristik
autis
juga
sikap
perhatian,
menerima
dan
dukungan informasi.
mengatakan
atau
dan
hingga
penghargaan,
dukungan
(2002)
dekat,
kondisinya,
rekan,
bahwa
kalangan
kelompok-kelompok
ditandai dengan perilaku berulang seperti
keluarga
kalangan
profesional
stereotype, yaitu pengulangan gerakan,
seperti guru, dan pihak sekolah lainnya.
seperti bertepuk tangan dan mengeluarkan
Dari berbagai sumber dukungan
bunyi suara tertentu. Selain itu, perilaku
sosial yang dijelaskan tersebut, dukungan
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
yang
berasal
dari
keluarga
khusus, hingga penanganan dini pada
dapat
anak.
memberikan efek yang sangat besar bagi seseorang (Taylor, 2006). Seperti yang
Selain
orang
tua,
lingkungan
dikemukakan Hurlock (1978: 200) bahwa
sekitar anak lainnya yaitu sekolah juga
keluarga merupakan lingkungan pertama
berperan dalam memberikan dukungan
anak dan orang yang paling penting selama
sosial bagi anak autis. Anak penyandang
tahun-tahun
formatif
autis
merupakan
kelompok
sekumpulan
awal.
Keluarga
utama,
orang-orang
termasuk
ke
dalam
anak
berkebutuhan khusus (ABK), yaitu anak
yaitu
terdekat,
yang
membutuhkan
pendidikan
dan
memiliki norma (tata cara bagaimana
layanan khusus untuk mengoptimalkan
anggota
potensi kemanusiaannya secara utuh akibat
keluarga
berperilaku)
umum, dan memberikan pengaruh
secara satu
adanya
perbedaan
kondisi
dengan
sama lain (Barker, 1991 dalam Zastrow &
kebanyakan anak lainnya (Hallahan &
Kirst-Ashman, 1994). Dukungan keluarga
Kauffman, 1994: 7). Guru-guru di sekolah
sangat berpengaruh pada perkembangan
khusus tentunya harus memahami dengan
anak,
sifat
baik bagaimana pendekatan-pendekatan
hubungan antara anak dengan berbagai
yang dilakukan terhadap muridnya yang
anggota keluarga, terutama sikap orang tua
merupakan anak berkebutuhan khusus di
(Hurlock, 1978: 202). Sikap orang tua
sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh
tidak hanya mempunyai pengaruh kuat
Mangunsong (2009: 38) bahwa guru yang
dalam hubungan di dalam keluarga tetapi
baik
juga pada sikap dan perilaku anak. Selain
perencanaan-perencanaan
itu, berbagai upaya pun dilakukan para
membuat catatan yang tepat bagi setiap
orang
kemajuan
hal
ini
ditentukan
tua
dalam
oleh
mendukung
adalah
guru
anak
dan
yang
membuat
yang
teliti,
peka
terhadap
kebutuhan
masing-
perkembangan anak autis secara optimal.
kemampuan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Turk dan
masing anak. Guru khusus juga harus
Kerns bersama Doherty (dalam Seligman
mempunyai
& Darling, 1997) yang menyebutkan
khusus dalam beberapa area (Hallahan &
bahwa
pada
Kauffman, 1994: 24-25), yaitu terkait
anak, terlebih bila masalahnya tergolong
dengan akademik siswa dengan kesulitan
berat akan mendorong keluarga terutama
belajar, manajemen masalah perilaku,
orang
penggunaan
gangguan
tua
penanganan
perkembangan
untuk psikologis,
mengupayakan pendidikan
dan
kemampuan-kemampuan
kemajuan
dan
pengetahuan tentang peraturan hukum yang
berhubungan
teknologi,
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dengan
anak
Kemampuan-
memainkan peran-peran dan kewajiban
kemampuan tersebut harus dimiliki oleh
baru. Anak-anak akan menerima suatu
guru khusus dalam memberikan dukungan
peran yang baru yaitu menjadi seorang
terhadap siswanya yang berkebutuhan
murid, berinteraksi dan mengembangkan
khusus.
hubungan dengan orang-orang baru yang
berkebutuhan
khusus.
meningkatkan
penting lainnya. Seperti yang dikatakan
kemampuan anak autis untuk berfungsi
oleh Sheafor, Charles & Gloria (1988: 5)
sosial
bahwa keberfungsian sosial terkait dengan
Untuk
dapat
dalam
diperlukan (Jamaris,
kehidupan
suatu 2009:
Kauffman
sehari-hari
pendidikan 319).
(1994:
14)
khusus
Hallahan
kemampuan
untuk
dan
keseluruhan peran sosial dalam suatu
mendefinisikan
lingkungan. Ketika status anak autis adalah
pendidikan khusus atau pendidikan luar
sebagai
biasa sebagai instruksi yang di desain
menjalankan
khusus
berkomunikasi,
untuk
melaksanakan
memenuhi
kebutuhan-
siswa,
mereka
perannya
tidak
dapat
untuk
dapat
berinteraksi
dan
kebutuhan yang tidak lazim dari anak
berperilaku dengan baik di lingkungan
berkebutuhan
sekolah.
khusus,
termasuk
di
Hal
ini
dibuktikan
dengan
dalamnya anak autis. Pendidikan khusus
pernyataan Mangunsong (2009: 184) yang
yang juga disebut dengan pendidikan luar
mengatakan bahwa siswa autis seringkali
biasa yaitu suatu program pendidikan yang
mengalami kesulitan berkomunikasi dalam
dirancang
memahami beberapa tipe bahasa atau
khusus
untuk
memenuhi
kebutuhan khusus dari siswa berkebutuhan
kalimat
tertentu.
khusus, diperlukan materi-materi, teknik-
dukungan sosial sangat berarti bagi anak
teknik pengajaran, atau peralatan, dan/atau
agar dapat menjalankan perannya sebagai
fasilitas khusus (Mangunsong, 2009: 24).
siswa di lingkungan sekolah.
Peran dan dukungan lingkungan
demikian,
KAJIAN TEORITIS
sekolah sangat diperlukan terutama bagi anak-anak yang baru duduk di bangku
Dengan
Dalam
bagian
ini
yang
akan
Sekolah Dasar karena merupakan jenjang
dibahas mengenai pengertian autis dan
awal dalam pendidikan. Santrock (2002:
dukungan
350) mengemukakan bahwa anak yang
Educational
mulai masuk Sekolah Dasar disebut juga
Communication Handicapped Children
dengan anak usia sekolah dengan rentang
Program (TEACCH) dalam Wall (2004)
usia 6-12 tahun, anak-anak yang baru
menjelaskan pengertian autisme sebagai
memasuki bangku sekolah tersebut akan
berikut:
sosial.
and
Autistik
and
of
“Autism
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Treatment
is
a
lifelong
developmental disability that prevents
lain. Jamaris (2009: 307) menjelaskan
individuals from properly understanding
mengenai karakteristik yang dimiliki oleh
what they see, hear, and otherwise sense.
anak autis, yaitu kelainan dalam interaksi
This results in severe problem of social
sosial, kemampuan berkomunikasi, dan
relationships,
and
perilaku berulang. Sementara itu, Wall
behavior.” (Autisme adalah gangguan
(2004: 64) menjelaskan ada tiga gangguan
perkembangan
yang dialami oleh anak autis, yaitu
communication, seumur
hidup
yang
interaksi sosial, komunikasi dan imajinasi.
mencegah individu dari pemahaman yang benar mengenai apa yang mereka lihat,
Cobb (dalam Sarafino, 1994: 103)
dengar, dan rasakan. Hal ini menyebabkan
mendefinisikan dukungan sosial sebagai
masalah berat yang terjadi pada hubungan
adanya
sosial, komunikasi, dan perilaku).
kenyamanan,
perhatian,
penghargaan, atau menolong seseorang dengan
Autisme yaitu penarikan diri yang
sikap
menerima
kondisinya,
sosialnya,
dukungan sosial tersebut diperoleh dari
gangguan dalam berkomunikasi, serta
individu maupun kelompok. Hal senada
tingkah laku yang terbatas dan berulang
juga dikemukakan oleh Sarason, Shearin
(stereotipik) yang muncul sebelum usia 3
& Pierce (1987: 28) dalam mendefinisikan
tahun (Hallahan & Kauffman, 2006;
dukungan
sosial.
Widyawati, 2002, dalam Mangunsong
dukungan
sosial
2009: 169). Autis merupakan salah satu
kesediaan, kepedulian dari orang-orang
kelompok dari gangguan pada anak pada
yang dapat diandalkan, menghargai dan
anak yang ditandai munculnya gangguan
menyayangi kita.
ekstrem
dari
lingkungan
dan keterlambatan dalam bidang kognitif,
Sarafino, 1990, dalam Smet, 1994: 136),
for Autistic Children in WA pada tahun
antara lain:
1991 (dalam Yuwono, 2009: 25) yang gangguan sehingga
autis
perkembangan gangguan
1. Dukungan Emosional (emotional
merupakan yang
keberadaan,
dukungan sosial (Winnubst dkk, 1988:
sosial, dan perilakunya. The Association
bahwa
adalah
Sarason,
Horse membedakan empat bentuk
komunikasi, ketertarikan pada interaksi
mengatakan
Menurut
support).
berat
mencakup
tersebut
Dukungan ungkapan
emosional empati,
mempengaruhi bagaimana anak belajar,
kepedulian dan perhatian terhadap
berkomunikasi, keberadaan anak dalam
orang yang bersangkutan sehingga
lingkungan dan hubungan dengan orang
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Sementara itu, Sarafino (1994:
orang tersebut merasa nyaman dan
102) membedakan bentuk dukungan sosial
dipedulikan. 2. Dukungan Penghargaan (esteem
menjadi
5
bentuk,
yaitu
Dukungan
support). Dukungan ini terjadi
Emosional,
Dukungan
melalui penghargaan positif kepada
Dukungan
Instrumental,
orang yang bersangkutan, seperti
Informasi
dorongan
atau
Bentuk dukungan sosial lainnya dijelaskan
persetujuan dengan gagasan atau
oleh Taylor (2006: 199) yang membagi
perasaan individu sehingga orang
dukungan sosial menjadi 4 bentuk, yaitu
yang
Bantuan
untuk
maju
bersangkutan
merasa
dan
Penghargaan, Dukungan
Dukungan
Nyata
(tangible
assistance),
memiliki semangat untuk maju
Dukungan
atau berubah ke keadaan yang lebih
support), Dukungan Emosional (emotional
baik.
support), dan Dukungan Implisit (invisible
3. Dukungan Instrumen (instrumental
Informasi
Kelompok.
(informational
support).
support). Dukungan ini mencakup METODE PENELITIAN
bantuan secara langsung kepada seseorang,
contohnya
seperti
memberikan pertolongan kepada
Pendekatan yang digunakan dalam
seseorang yang sedang sakit atau
penelitian kali ini adalah pendekatan
memberikan
dan
kualitatif. Secara teoritis, menurut Bogdan
sumbangan kepada korban bencana
dan Taylor dalam Moleong (2001: 3),
alam. Dukungan ini merupakan
penelitian kualitatif merupakan prosedur
tindakan nyata yang diperoleh dari
penelitian
orang
membantu
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
meringankan beban dari individu
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
yang membutuhkan bantuan.
dapat diamati. Penelitian kualitatif ini
lain
bantuan
untuk
4. Dukungan
yang
menghasilkan
data
Informasi
secara spesifik lebih diarahkan pada
(informational support). Dukungan
penggunaan metode studi kasus. Pada
ini mencakup pemberian nasihat,
dasarnya penelitian dengan jenis studi
petunjuk, saran atau umpan balik
kasus bertujuan untuk mengetahui tentang
kepada
sesuatu hal secara mendalam. Menurut
seorang
membutuhkan.
individu
yang
Moleong (2001), studi kasus adalah studi yang berusaha memahami permasalahan yang
rumit
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dan
dapat
memperluas
pengalaman terhadap apa yang telah
sebagai wali kelas, kepala sekolah,
dikenal melalui hasil penelitian yang lalu.
dan konselor yang memberikan dukungan sosial secara langsung
Pada penelitian ini, yang menjadi
pada siswa autis di SD Khusus
objek penelitian adalah tentang dukungan
Talenta.
sosial anak autis dan yang menjadi
2) Observasi (Pengamatan). Observasi
informan penelitian adalah orang-orang
dilakukan
berhubungan langsung atau memberikan dukungan
sosial
kepada
anak
untuk
melihat
dan
mengamati fenomena tentang anak
autis
autis secara langsung di sekolah
diantaranya yaitu orang tua, wali kelas,
dan di rumah.
kepala sekolah dan konselor.
3) Studi Literatur .
Studi
literatur
Berikut ini adalah karakteristik
dalam penelitian ini dilakukan
anak autis yang dipilih menjadi objek
dengan penelusuran bahan-bahan
dalam penelitian ini adalah: (1) Anak usia
pustaka melalui buku-buku, media
sekolah dasar yaitu anak yang berumur 6-
online, jurnal, laporan tertulis, atau
12 tahun. (2) Minimal telah mengenyam
hasil penelitian lain yang terkait
pendidikan selama 2 tahun di Sekolah
dengan
Talenta. (3) Anak autis yang merupakan
mengenai dukungan sosial anak
anak didik murni dari Sekolah Talenta,
autis.
yaitu anak autis yang mulai masuk ke
tema
penelitian,
yaitu
Teknik analisa data yang dilakukan
Sekolah Talenta sejak kelas 1 SD dan
ialah dimulai dengan menelaah seluruh
bukan merupakan siswa pindahan dari
data yang tersedia dari berbagai sumber
sekolah lain. (4) Berkembang dalam minat
baik dari wawancara, pengamatan yang
dan bakat yang dimilikinya. Berdasarkan
sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
kriteria ini, terdapat 3 orang siswa autis
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,
dan semuanya duduk di kelas C2 atau
foto, dan sebagainya. Setelah dibaca,
setara dengan kelas 1-3 SD.
dipelajari dan ditelaah, maka langkah
Teknik pengumpulan data yang
selanjutnya ialah melakukan reduksi data
digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dilakukan dengan cara membuat
sebagai berikut :
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha
1) Interview
(Wawancara).
untuk membuat rangkuman yang inti,
Dalam
proses dan pernyataan-pernyataan yang
penelitian ini, wawancara akan
perlu dijaga sehingga tetap berada di
dilakukan kepada orang tua, guru
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dalamnya (Moleong, 2001: 190). Langkah
kehidupan sehari-hari anak termasuk di
selanjutnya adalah menyusunnya dalam
sekolah.
satuan-satuan.
Satuan-satuan
tersebut
kemudian dikategorisasikan pada langkah
Dukungan Emosional
berikutnya. Kategori tersebut dilakukan
Dari ketiga anak autis yang diteliti,
sambil membuat koding. Tahap akhir
terlihat adanya penerimaan dari keluarga
analisis
termasuk orang tua. Penerimaan tersebut
data
pemeriksaan
yaitu
mengadakan
keabsahan
data.
Setelah
dapat dilihat dari bentuk perhatian yang
selesai tahap tersebut, kemudian dilakukan
diberikan oleh orang tua kepada ketiga
tahap penafsiran data dalam mengolah
anak autis tersebut. Seperti yang terjadi
hasil sementara tersebut.
pada WI. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh YU kepada WI lebih dominan daripada anaknya yang lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerimaan
Dari hasil temuan di lapangan, didapatkan
adanya
keterkaitan
antara
dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua dengan kondisi anak ketika di sekolah. Bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua ketika di rumah akan mempengaruhi anak dalam melakukan kegiatannya
di
sekolah.
Begitu
pula
dengan dukungan sosial yang diberikan oleh sekolah akan mempengaruhi kondisi anak ketika di rumah. Untuk itu, pada hasil temuan
lapangan
berikut
ini
selain
menggambarkan dukungan sosial kepada anak autis ketika di sekolah juga akan menggambarkan dukungan sosial dari orang tua terhadap anak autis ketika di rumah
karena
memegang
dukungan
peranan
penting
tersebut dalam
orang
tua
ditandai
oleh
perhatian besar dan kasih sayang pada anak. Seperti yang dikatakan oleh Taylor (1006: 199) bahwa dukungan emosional diberikan kepada seseorang dengan cara menentramkan atau menenangkan orang tersebut. Hal itulah yang dilakukan oleh YU kepada WI yaitu menenangkan WI dengan menggunakan kata-kata yang tegas agar ia bisa duduk tenang. Bentuk perhatian yang diberikan oleh FA kepada anaknya AF ialah dengan sapaan dan menghampiri atau mendatangi anak ketika melakukan sesuatu di rumah serta
bertanya
mengenai
keadaannya
seperti “lagi ngapain?” “lagi main apa?”. Bentuk dukungan emosional tersebut juga serupa dengan definisi yang dijelaskan oleh
Sarafino
(1994:
102)
bahwa
dukungan emosional ialah memberikan perhatian seperti menyapa, menanyakan
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dan
Menurut TO, dengan mengelus pundak
seseorang
seseorang akan dapat meredam emosinya
kondisi
dan lebih merasa tenang. Sementara
mendengarkan
dukungan emosional yang diberikan oleh
keluhan-keluhannya dan juga memahami
WM sebagai wali kelas ialah dengan
serta menerima keadaan seseorang apa
memberikan perhatian selayaknya kepada
adanya.
anak yang membutuhkan perhatian orang
keadaan
seseorang,
menghampiri
mendatangi
ketika
membutuhkan,
menanyakan
perasaan
seseorang,
tua. Ia berusaha untuk tidak berbuat kasar
Hal itu pula yang terjadi pada JU. Dukungan emosional yang diberikan oleh
kepada
HP kepada JU ialah dengan menanyakan
menyubit dan lainnya. Bentuk perhatian
keadaan JU ketika ia menangis atau
yang
merasa stress. Bantuan yang diberikan
melakukan kesalahan ialah dengan cara
kepada JU ialah dalam bentuk perhatian
memberikan pengertian kepada mereka
yaitu dengan menanyakan keadaan JU
secara baik-baik.
“kenapa menangis?” dan mendengarkan
dalam
menentramkan atau menenangkan orang dengannya.
Untuk
itu
dengan
untuk
Dukungan Penghargaan Dukungan
suatu hal, TO berusaha menenangkannya
penghargaan
yang
diberikan oleh YU sebagai orang tua WI
siswanya.
dan
oleh sekolah.
memberikan
pundak
semangat
para siswa merasa diterima dengan baik
sedang merasa frustasi dan stress akan mengelus
memberikan
menyambut siswanya di sekolah. Sehingga
untuk
sentuhan. Ketika ada siswa autisnya yang
dengan
kehangatan
diberikan oleh guru kepada siswanya
menentramkan atau menenangkan siswa yaitu
semangat,
“Apa Kabar”. Bentuk sapaan tersebut
Bentuk dukungan emosional juga
autisnya
bentuk
dengan mengucapkan “Selamat Pagi”,
dapat merasakan keadaan yang lebih baik. kelas
juga
Talenta. Setiap guru menyapa siswanya
seseorang yang berada di bawah stress
wali
102)
dilakukan oleh setiap guru di Sekolah
dibutuhkan
dari orang lain yang dapat membuat
oleh
(1994:
jika
personal, dan cinta. Hal inilah yang
peduli
dukungan emosional berupa kehangatan
diberikan
siswanya
merasa nyaman karena diberikan bantuan
diberikan kepada seseorang dengan cara yang
WM
membentak,
akan menyebabkan penerima dukungan
Taylor (2006: 199), dukungan emosional
ada
seperti
mengatakan bahwa dukungan emosional
merasa stress atau menangis. Menurut
bahwa
diberikan
Sarafino
serta memahami kondisi yang membuat JU
tersebut
siswanya
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
kepercayaan
menjadikan AF saat ini sudah mampu
dirinya dengan memperkenalkan WI ke
untuk dapat melakukan suatu hal sendiri
dalam
tanpa bantuan FA.
yaitu
meningkatkan
rasa
masyarakat.
YU
mulai
memperkenalkan WI dengan masyarakat
Selain
orang
tua,
dukungan
luas sejak kecil agar WI nantinya juga bisa
penghargaan juga diberikan oleh wali
bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
kelas di sekolah. WM sebagai wali kelas
Dengan
untuk
mengakui bahwa kelas C2 belum mengerti
berinteraksi langsung dengan orang lain
mengenai makna penghargaan, termasuk
membuat WI lebih memiliki keberanian
siswa autis di kelas tersebut yaitu WI.
dalam menunjukkan dirinya di depan
Maka untuk meningkatkan kepercayaan
umum seperti pada perubahan yang telah
diri siswanya, yang dilakukan WM ialah
terlihat pada WI yaitu kemauannya untuk
dengan
bersalaman dengan orang lain.
satunya dalam suatu bentuk tindakan yang
membiasakan
WI
memberikan
stimulus
salah
Selain itu, orang tua dari AF yaitu
artinya menghargai upaya yang telah
FA memberikan kepercayaan pada anak
mereka lakukan. Tindakan tersebut seperti
untuk melakukan segala hal, FA tidak
misalnya mengajak siswa untuk “tos”
membatasi anaknya dalam melakukan
ketika ia mampu menyelesaikan tugasnya.
suatu hal, mulai dari kegiatan kecil seperti
Menurut Sarafino (1994: 102), dukungan
makan, mandi, berpakaian. Hal tersebut
penghargaan ini akan sangat berguna
juga dijadikan FA untuk bisa menambah
ketika individu mengalami stres karena
kepercayaan diri anaknya bahwa ia mampu
tuntutan tugas yang lebih besar daripada
untuk
kemampuan yang dimilikinya.
melakukan
sesuatu.
Horse
(Winnubst dkk, 1988: Sarafino, 1990,
Sementara itu, TO memberikan
dalam Smet, 1994: 136) juga menjelaskan
dukungan penghargaan kepada siswanya
dukungan penghargaan terjadi melalui
ialah dengan menghargai setiap tindakan
penghargaan positif kepada orang yang
positif
bersangkutan, seperti dorongan untuk maju
Menurut Horse (Winnubst dkk, 1988:
atau persetujuan dengan gagasan atau
Sarafino, 1990, dalam Smet, 1994:136),
perasaan individu sehingga orang yang
dukungan
penghargaan
bersangkutan merasa memiliki semangat
pengakuan
dan
untuk maju atau berubah ke keadaan yang
kemampuan, keterampilan dan prestasi
lebih baik. Hal inilah yang terjadi pada
yang dimiliki seseorang. Hal inilah yang
AF, dengan dukungan yang diberikan oleh
dilakukan oleh TO sebagai wali kelas. To
FA
berusaha untuk selalu menghargai apa
kepada
anaknya
AF
tersebut
yang
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dilakukan
oleh
siswa.
muncul
penghargaan
dari
terhadap
yang telah dilakukan oleh siswanya agar
Dukungan
siswa merasa tindakan dan kemampuannya
dengan mengikutsertakan mereka dalam
dihargai oleh guru mereka. Ketika AF
berbagai ajang perlombaan di bidang seni
tidak melakukan pekerjaannya dengan
lukis maupun seni musik baik di dalam
benar, TO berusaha untuk tidak membuat
dan luar negeri. Dukungan juga tertuang
AF merasa bersalah akan apa yang sudah
dalam visi dan misi Sekolah Talenta,
ia kerjakan. TO mengatakan bahwa siswa
ditekankan bahwa Sekolah Talenta tidak
akan merasa dihargai ketika guru tidak
hanya mementingkan prestasi siswa secara
menyalahkan tetapi justru memberikan
akademik tetapi sekolah juga memberikan
arahan yang benar kepada siswanya.
perhatian pada minat dan bakat yang
Menurut Sarafino (1994: 102) dukungan
dimiliki siswanya. Selain itu, sekolah
penghargaan
memberikan kesempatan bagi siswanya
ada
ketika
seseorang
penghargaan
yang
seseorang dan melakukan perbandingan
mengembangkan dan meningkatkan bakat
positif antara individu dengan orang lain.
mereka, yaitu melalui program sekolah
Hal
dukungan
yang dinamakan intra lukis dan intra
penghargaan yang diberikan oleh TO
musik. Memberikan wadah bagi siswanya
untuk
diri
yang memiliki bakat di bidang melukis
memberikan
dan bidang musik. SF juga mengatakan
terlihat
pada
meningkatkan
siswanya
ialah
kepercayaan
dengan
sekolah
bakat
juga
untuk
ialah
memberikan penghargaan positif kepada
ini
mempunyai
lainnya
berupaya
bisa
motivasi berupa suatu penghargaan yang
bahwa
untuk
sama kepada mereka yang berhak atas apa
menyediakan pengajar yang profesional di
yang telah mereka lakukan.
kedua bidang tersebut. Selain memberikan juga
wadah bagi siswanya, Sekolah Talenta
diberikan oleh sekolah kepada WI, AF dan
juga berusaha untuk mempublikasikan
JU. Sekolah memberikan piagam khusus
minat dan bakat yang dimiliki oleh
kepada siswa bertalenta yang diadakan
siswanya.
Dukungan
setiap
semesternya
penghargaan
sebagai
dukungan
penghargaan yang diberikan sekolah untuk
Dukungan Instrumen
siswa-siswa yang mempunyai bakat dan
Bantuan
secara
langsung
pun
berprestasi. WI, AF, dan JU ialah siswa
diberikan oleh orang tua maupun guru di
SD yang termasuk ke dalam nominasi
sekolah
siswa
Diantaranya yang dilakukan oleh YU
berprestasi
dan
berkreasi
kepada
WI,
AF
dan
JU.
sebagai orang tua dari WI. Ia memberikan
pertengahan semester II tahun 2013-2014.
berbagai jenis terapi untuk perkembangan
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
WI dan hasilnya sudah mulai terlihat yaitu
kesulitan
WI telah memiliki emosi dan tidak
tindakan langsung agar ia dapat dengan
bersikap cuek. Selain memberikan terapi
cepat
untuk WI, YU juga banyak membaca
dihadapinya, menyediakan segala sesuatu
literatur
juga
yang diperlukan JU untuk sekolah, dan
mengajak WI berolahraga secara rutin,
menemani ketika JU belajar. Dengan
memperkenalkan WI sedini mungkin pada
berbagai bentuk dukungan langsung dari
transportasi
umum,
orang tua tersebut, tujuannya ialah untuk
mengantarkan WI sekolah setiap hari,
membantu meringankan tugas dari anak
selalu menemai ketika WI sedang bermain
mereka ketika melakukan sesuatu, ketika
di luar rumah. FA sebagai orang tua AF
belajar dan beraktivitas sehari-hari. Seperti
juga melakukan hal yang serupa dengan
yang dikatakan oleh Horse (Winnubst dkk,
yang dilakukan oleh YU. FA memberikan
1988: Sarafino, 1990, dalam Smet, 1994:
dukungan langsung dengan membawa AF
136) mengenai dukungan instrumen ialah
ke
merupakan tindakan nyata yang diperoleh
mengenai
tempat
autis.
dan
terapi,
YU
tempat
membaca
literatur
dalam
melakukan
mengatasi
orang
masalah
dari
playgroup, TK hingga Sekolah Dasar,
meringankan beban dari individu yang
mengajak AF untuk berolahraga, hingga
membutuhkan bantuan. Selain
orang
untuk
yang
mengenai autis, memasukan AF mulai dari
memustuskan untuk tidak lagi bekerja agar
lain
sesuatu,
tua,
membantu
guru
juga
dapat mengajarkan AF mengenai banyak
memberikan dukungan secara langsung
hal, terutama tentang kemandirian. Selain
kepada WI, AF dan JU. Dukungan yang
itu,
yang
diberikan ialah dengan mengawasi dan
diberikan kepada AF ialah dengan selalu
mendampingi siswanya baik di dalam
menemani dan mendampingi AF ketika ia
kelas maupun di luar kelas, misalnya saat
sedang belajar atau saat bermain komputer.
beristirahat dan saat waktunya untuk
Hal ini dilakukan FA agar ia mengetahui
pulang.
dukungan
secara
langsung
sampai mana proses pembelajaran yang dilakukan oleh AF. Begitu pula saat
Dukungan Informasi
bermain komputer, FA akan mendampingi
Dalam
memberikan
informasi,
AF untuk melihat apa yang sedang
yang dilakukan YU kepada WI ialah
dilakukan oleh AF. Sementara itu, HP
dengan menyederhanakan kalimat yang
sebagai orang tua dari JU memberikan
dapat dipahami oleh anak dan tidak
dukungan langsung dengan memberikan
membuatnya bingung. Nasihat dan arahan
bantuan kepada JU ketika ia mengalami
yang diberikan kepada WI tidak hanya
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
diungkapkan dalam bentuk ucapan, tetapi
maka
juga diungkapkan dalam bentuk tindakan.
informasi berupa arahan kepada anak
Hal
dapat
tersebut. Cara lain juga diberikan oleh TO
melakukan suatu kegiatan sesuai dengan
sebagai guru kepada siswa autisnya.
aturannya. Seperti yang dikatakan oleh
Ketika TO memberikan nasihat kepada
Sarafino (1994: 102) yang menjelaskan
siswa autisnya, terkadang mereka menuruti
bahwa dukungan informasi terdiri dari
nasihat TO namun terkadang mereka pun
nasehat, arahan, saran ataupun penilaian
tidak mengikuti nasihatnya.
ini
dilakukan
agar
WI
WM
memberikan
dukungan
tentang bagaimana individu melakukan sesuatu. Selain itu, bentuk dukungan
Hambatan
yang
Dialami
dalam
informasi lain juga diberikan oleh FA
Memberikan Dukungan Sosial terhadap
kepada AF dengan memberikan nasihat
Siswa Autis SD Talenta
kepada anaknya dalam bahasa sehari-hari. FA mengatakan bahwa anaknya sudah
Sebagian besar hambatan yang
mengerti dengan baik arahan-arahan yang
dialami oleh orang tua ialah berasal dari
diberikan dalam bahasa sehari-hari seperti
karakteristik anak autis mereka. Seperti
anak pada umumnya. Sama halnya dengan
yang dialami oleh orang tua FA dalam
yang dilakukan oleh HP kepada JU. Untuk
memberikan dukungan informasi kepada
menyampaikan arahan atau nasihat kepada
AF ialah dimana kondisi AF yang masih
JU, HP menggunakan bahasa sehari-hari
sulit untuk mengerti pembicaraan dan
seperti ketika ia berbicara dengan anak lain
sikap moody
pada umumnya. Hal tersebut menunjukkan
yang dikatakan oleh Sarafino (1994: 102)
bahwa dukungan yang diberikan oleh
yang
orang tua terhadap perkembangan anak
informasi terdiri dari nasehat, arahan,
autis ialah dengan membimbing pola
saran ataupun penilaian tentang bagaimana
perilaku
arahan
individu melakukan sesuatu. Hambatan
ataupun nasihat yang diberikan kepada
yang dialami orang tua FA tersebut
mereka.
menjadikan
yang
benar
melalui
Dukungan informasi juga diberikan
yang dimilikinya. Seperti
menjelaskan
AF
bahwa
justru
dukungan
tidak
dapat
melakukan sesuatu dengan benar, hal ini
oleh guru kepada siswanya yang autis.
dikarenakan
WM memberikan informasi yang lebih
membuat ia tidak mengerti informasi yang
bersifat
diberikan oleh orang tua FA.
arahan
bukan
dalam
bentuk
sikap
moody
nya
yang
larangan. Karena kondisi anak autis yang
Selain itu, hambatan juga dialami
memang memiliki impulsifitas yang tinggi,
oleh orang tua HP dalam memberikan
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
dukungan sosial terkait karakteristik anak
suatu persepsi buruk yang berkembang
autis. Dari hasil temuan lapangan, HP
bagi masyarakat sekitar. Hambatan serupa
mengaku bahwa hambatan yang dialami
juga dialami oleh AS sebagai konselor
olehnya ketika memberikan dukungan
sekolah.
sosial kepada JU ialah kurangnya ekspresi
hambatan yang seringkali dialami dalam
yang ditunjukkan oleh JU ketika menerima
memberikan
sesuatu dari HP. Sarafino (1994: 102)
mengenai pemahaman akan anak autis itu
dukungan emosional akan menyebabkan
sendiri. Pemahaman yang kurang baik
penerima
nyaman,
terhadap keterbatasan mereka menjadi
tentram kembali, merasa dimiliki dan
hambatan dalam memberikan dukungan
dicintai ketika dia mengalami. Dalam hal
sosial.
dukungan
merasa
ini, orang tua HP tidak mengerti dengan
AS
mengungkapkan dukungan
sosial
bahwa ialah
Hambatan lain dalam memberikan
jelas bagaimana perasaan yang dialami
dukungan
oleh JU ketika mendapatkan perhatian
sekolah. Sama halnya dengan hambatan
karena gangguan yang dialami oleh JU
sebelumnya yang terkait dengan persepsi,
dalam
SF sebagai kepala sekolah mengatakan
mengekspresikan
wajah
atau
sosial
datang
dari
kepala
bahwa hambatan yang dialami dalam
perasaannya. Selain orang tua, hambatan juga
memberikan dukungan sosial kepada siswa
dalam
autisnya ialah mengenai pemahaman dan
memberikan dukungan sosial kepada anak
kesadaran dari orang tua akan kemampuan
autis. Salah satunya ialah hambatan yang
anak autisnya. SF menilai bahwa orang tua
dialami oleh WM sebagai guru dalam
yang
memberikan dukungan intrumen, yaitu
kesadarannya dapat menghambat dalam
dukungan yang berupa bantuan secara
pemberian dukungan sosial kepada anak
langsung dan nyata ketika mengajar anak
autis. Ada beberapa orang tua yang sulit
autis. WM mengatakan bahwa yang
sekali
menjadi
yang
kemampuan yang dimiliki anaknya, namun
Sehingga
materi
orang tua hanya sekedar mendengarkan
disampaikan
kurang
sekolah tanpa ada tindak lanjut dalam
dialami
oleh
pihak
kendala
dimiliki
sekolah.
pelajaran
yang
sekolah
ialah
fasilitas
kurang
diberikan
opitimal diterima oleh. Selain hambatan
mengembangkan
dalam memberikan dukungan instrumen,
dimiliki anaknya.
guru lainnya juga memiliki hambatan dalam persepsi. Kondisi mereka yang mengalami gangguan telah menimbulkan
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
pemahaman
pengertian
dan
mengenai
kemampuan
yang
dalam
KESIMPULAN
memberikan
dukungan
sosial
kepada anak autis. Berdasarkan hasil Bagian
ini
akan
analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa
menjelaskan
kesimpulan yang didapatkan berdasarkan
orang
temuan lapangan dan analisis pada bagian
dukungan
pertama mengenai bentuk dukungan sosial
emosional, penghargaan, instrumen dan
terhadap anak autis di SD Talenta, dan
informasi.
kesimpulan
yang
kedua
tua
dan
sekolah
dalam
bentuk
Dukungan
mengenai
memberikan dukungan
emosional
dan
hambatan yang dialami dalam memberikan
dukungan instrumen merupakan dukungan
dukungan sosial terhadap anak autis di SD
yang paling menonjol diberikan oleh orang
Talenta.
tua
kepada
anak
autis.
Dukungan
emosional berupa perhatian merupakan dukungan yang efektif diberikan kepada
Bentuk Dukungan Sosial Terhadap
anak autis melihat kondisi mereka yang
Anak Autis di SD Khusus Talenta Dari
hasil
pembahasan
sangat memerlukan perhatian yang khusus. Selain itu memberikan bantuan secara
dapat
langsung kepada anak autis juga sangat
disimpulkan bahwa terdapat dukungan
penting agar mereka dapat menjalani
sosial yang diberikan untuk anak autis di
kegiatan dan memecahkan masalah yang
SD Khusus Talenta. Dukungan sosial yang
dihadapi oleh anak sehari-hari.
diperoleh ialah dari orang tua dan pihak
Sementara itu, dukungan yang
sekolah yang terdiri dari guru, kepala
paling dominan didapatkan oleh anak autis
sekolah dan konselor. Masing-masing
dari sekolah ialah dukungan penghargaan.
pihak tersebut baik dari orang tua maupun sekolah
memberikan
dukungan
Bentuk dukungan penghargaan diberikan
yang
kepada anak autis untuk meningkatkan
berbeda satu sama lain sesuai dengan
kepercayaan
perannya masing-masing. Sehingga dapat
yang
tua serta sekolah dalam memberikan Meskipun
tua
dengan
sekolah,
dimilikinya.
hanya
sekolah, tetapi juga mengapresiasikannya dengan cara mempublikasikan bakat anak
namun
di luar sekolah.
keduanya saling mendukung dan terkait
Tidak
mengembangkan minat dan bakatnya di
bentuk
dukungan yang diberikan berbeda antara orang
diantaranya
dalam mengembangkan minat dan bakat
lingkungan sekitar anak autis yaitu orang sosial.
mereka,
dengan memberikan wadah untuk anak
disimpulkan bahwa ada keterlibatan dari
dukungan
diri
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Dalam mengembangkan minat dan
sulit sekali diberikan pengertian bahwa
bakat yang dimiliki oleh anak autis, dapat
anaknya mempunyai kemampuan yang
disimpulkan
dukungan
cukup bagus, kemudian anak tersebut tidak
intrumen
didukung akan kemampuan yang dimiliki.
menjadi dukungan yang paling berperan
Sementara itu, hambatan yang dialami oleh
penting terhadap minat dan bakat. Kedua
orang tua pun beragam. Mulai dari
dukungan yang berperan tersebut diberikan
hambatan pada perilaku impulsifitas anak,
oleh orang tua maupun pihak sekolah.
kondisi
penghargaan
bahwa dan
dukungan
pekerjaan
orang
tua
yang
berpindah-pindah. Hambatan
yang
Dialami
dalam SARAN
Memberikan Dukungan Sosial Kepada Anak Autis di SD Khusus Talenta
Saran yang dapat diberikan terkait hasil Hambatan yang paling utama yaitu
penelitian ini antara lain :
dialami oleh pihak sekolah. Pemahaman
1. Saran untuk orang tua:
guru
terhadap
a) Memperluas wawasan mengenai
keterbatasan mereka menjadi hambatan
anak autis dengan ikut bergabung
dalam memberikan dukungan sosial. guru
dalam perkumpulan orang tua yang
khusus dituntut untuk memahami anak
memiliki anak-anak autis untuk
autis dengan baik. Pemahaman mengenai
dapat berbagi pengalaman dalam
karakteristik, penyebab, maupun gangguan
mengurus anak autis.
yang
kurang
baik
yang dialami oleh anak autis harus
b) Mengikuti berbagai seminar yang
dikuasai oleh setiap guru yang menangani
diadakan
mengenai
anak autis.
untuk
dapat
anak
autis
meningkatkan
Selain itu, persepsi masyarakat
pengetahuan mengenai penanganan
juga menjadi hambatan dalam memberikan
anak autis yang memiliki berbagai
dukungan sosial kepada anak autis. Masih
karakteristik dan gangguan yaitu
banyak masyarakat yang memiliki persepsi
diantaranya memiliki impulsifitas
buruk terhadap anak autis.
yang tinggi.
Lebih pemahaman
lanjut, pada
tidak
masyarakat
hanya yang
c) Orang
tua
diharapkan
menindaklanjuti
saran
dapat yang
menjadi hambatan, tetapi juga pemahaman
diberikan oleh sekolah terhadap
pada orang tua itu sendiri. Hambatan
anak autisnya. Seperti misalnya,
tersebut terjadi ketika ada orang tua yang
anak disarankan agar mengikuti les
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
d) Untuk mengubah persepsi buruk
sesuai dengan bidang pada minat
masyarakat,
dan bakat yang dimilikinya.
disarankan
sekolah
agar menyelenggarakan open day 2. Saran untuk pihak sekolah:
atau open house untuk masyarakat
a) Untuk meningkatkan pengetahuan
umum. Open house ini dibuat agar
dan
keterampilan
menangani
anak
guru
dalam
masyarakat dapat melihat pameran
autis
dapat
lukisan-lukisan dari hasil karya siswa di Sekolah Talenta.
dilakukan melalui pelatihan dan seminar khusus mengenai autis. b) Sekolah Talenta memiliki jadwal
DAFTAR REFERENSI
rutin untuk pertemuan orang tua
Elder, J..H. & D’Alessandro, T. (2009).
(supporting parent) yaitu setiap
Supporting families of children
dua
Namun,
with autism spectrum disorders:
ditetapkan
Questions parents ask and what
tanggal
nurses need to know. Pediatric
bulan
penentuan
sekali. tanggal
ketika
mendekati
nursing, 35, 4, 240-253.
pelaksanannya, sehingga tidak ada tanggal
yang
pasti
dalam
pelaksanaannya. pelaksanaannya
Hallahan, D.P., & Kauffman, J.M. (1994).
Agar tertata
Exceptional Children: Introduction
dengan
to Special Education (6th edition).
baik, maka perlu ditetapkan jadwal
Buston: Alyyn & Bacon
yang tetap sehingga orang tua
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan
dapat meluangkan waktunya saat
Anak
pertemuan akan dilaksanakan. c) Disarankan
sekolah terdapat
(Perspektif,
Pentas
seni
ini
siswa
autis.
juga
turut
Keenam.
Assessmen,
Penanggulangannya).
untuk seluruh siswa di Sekolah termasuk
Edisi
Jamaris, M. (2009). Kesulitan Belajar
kegiatan
perlombaan melukis dan bernyanyi Talenta,
2,
Jakarta: Erlangga
untuk
merancang sebuah pentas seni yang didalamnya
Jilid
dan Jakarta:
Yayasan Penamas Murni Lusia Kus Anna. (2012). Logam Berat
mengundang orang tua siswa agar
Dapat
Picu
Autisme.
mereka dapat melihat minat dan
http://lipsus.kompas.com/indocomt
bakat yang dimiliki oleh anaknya,
ech2013/read/2012/11/01/0905508 3/logam.berat.dapat.picu.autisme.
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Diakses pada tanggal 9 Februari
Edition). New York: John Wiley &
2014.
Sons
Mangunsong,
F.
Pendidikan
(1998). Anak
Psikologi
Luar
Biasa.
Depok: LPSP3 UI
anak berkebutuhan khusus Depok
:
Jilid
Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)
(2014).
Ibu
Negara
Peringati Hari Peduli Autisme Bersama
Anak
Autistik.
http://www.jurnas.com/news/13183 1/Ibu-Negara-Peringati-HariPeduli-Autisme-Bersama-Anak-
(1987).
Implications. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 44 No.1 Seligman, M. & Darling, R.B. (1997). Families,
Special
Children: A Systems Approach to Childhood Disability (2nd edition). New York: The Guilford Press. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Taylor, E. S. (2006). Health psychology
Autistik-2014/1/Sosial-
6th Edition. McGraw-Hill Hinger
Budaya/Kesehatan. Diakses pada
Education
tanggal 29 April 2014.
Wall, K. (2004). Autism and Early Years
Peeters, T. (2004). Autisme: Hubungan Pengetahuan Intervensi
dan
Professional, Teacher and Parents.
Pendidikan
bagi
London: Paul Chapman Publising.
Rakyat.
Yuwono, J. (2009). Memahami Anak Autistik. Bandung: Alfabeta
Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology : Biopsychosocial
Interaction
(Second Edition). New York: John Wiley & Sons (2002).
Practice, A Gide for Early Years
Teoritis
Penyandang Autis. Jakarta: Dian
___.
I.Q.
Measure: Theoritical and Practical
Ordinary
Melati Hasanah Elandis & Jan Prince Permata.
G.R.&Sarason.
Interrelation of Social Support
___. (2009). Psikologi dan pendidikan Kesatu.
Sarason, B.D. Shearin, E. N. Pierce,
Health
Zastrow, C., Karen K., Kirst. A. (1994). Understanding Human Behavior and The Social Environment: Third Edition.
Psychology
:
Publis
Biopsychosocial Interaction (Fifth
BEntuk dukungan..., Feoda Inayah, FISIP UI, 2014
Chicago:
Nelson-Hall