ISSN 1412-2170
MITRA WACANA
MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung
Edisi191TahunXII/2013
Belajar Bersaing dengan UsahaBesar KirimanGRATISdari: �our mills PT ISM Tbk. bogasari PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2013 Berlaku:s.d.31Desember2013
LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888,
[email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari
Belajar Menjadi Besar .......................... Hal. 6 Disadari atau tidak, pengusaha yang akhirnya meraih sukses biasanya melakukan langkahlangkah yang konkrit. Mereka tidak sekedar bermimpi, namun melakukan terobosan-terobosan sehingga usahanya tidak cuma jalan di tempat. Langkah apa saja yang bisa kita pelajari?
Jangan Mudah Tergoda ........................ Hal. 8 Menjalankan sebuah usaha, bukan hanya membutuhkan modal dan keterampilan saja, tetapi juga ketekunan dan kesabaran. Jangan mudah tergoda untuk berganti-ganti bidang usaha.
Sukses Mengangkat Usaha Gorengan lewat Paguyuban ......................................... Hal. 11 Walau hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SD, Ahmad Bahaji, sukses mengangkat perekonomian keluarga, kerabat dan sanak saudaranya, dengan membuka usaha gorengan di Semarang. Tidak hanya itu saja, bahkan Bahaji yang saat ini mempekerjakan 23 karyawan ini, membentuk sebuah paguyuban pengusaha gorengan, yang dinamakan “Paguyuban Putra Molen”.
SajianUtama....................................................3-7 Manajemen..........................................................9 Profil .................................................................. 10 Pemasaran...........................................................12 Tips ....................................................................... 14 Resep .................................................................... 15 Serba-serbi ........................................................... 16 Info BMC ............................................................... 18
Pengusaha berskala Kecil Menengah mampu bersaing dengan pengusaha Besar
P
embaca yang budiman, perusahaan berskala besar memang mempunyai banyak keunggulan, baik dari segi finansial, pengalaman, sampai kepada kemampuan menembus pasar melalui bermacam-macam terobosan pemasarannya. Namum demikian bukan berarti keberadaan produk dari perusahaan besar tersebut mampu menutup peluang produk sejenis yang digarap UKM, sebab sejatinya UKM mempunyai sederet keunggulan yang bisa dimanfaatkan untuk bisa masuk dan bersaing dengan perusahaan besar. Keunggulan-keunggulan apa saja yang dimiliki UKM tersebut dan bagaimana mengelola keunggulan tersebut, dalam Wacana Mitra edisi kali ini mengulas mengenai hal tersebut, mulai dari peluang hingga belajar menjadi besar. Ketika sudah menjadi besar atau mulai merangkak, tentunya banyak halangan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam artikel rubrik Manajemen, dan beberapa artikel menarik lainnya antara lain, melihat sisi positif persaingan dan bagaimana membangun relasi bisnis. Pembaca yang budiman, untuk menambah semangat dan motivasi, dua UKM sekaligus diangkat dalam rubrik profil. Keduanya mempunyai usaha yang berbeda dan pengalaman yang berbeda pula, namun sama-sama bisa meraih sukses dengan kreativitas masing-masing. Lalu bagaimana dengan anda, apakah sudah memanfaatkan kemampuan kreativitas? Pada edisi ini juga diulas mengenai bertumbuh lewat kreativitas. Di bagian akhir dari penyajian ini adalah mengenai Bagaimana meminimalkan dampak kerugian dalam proses produksi dan bagaimana sebaiknya kita menghargai waktu. Selamat membaca.M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi, Suhaeli Ali. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected], http//www.bogasari.com DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Sajian Utama
Bisnis UKM: Tetap Ada Peluang Diantara Perusahaan Besar Perusahaan besar, memang banyak mempunyai keunggulan. Tapi, bukan berarti usaha kecil menengah (UKM) tidak mempunyai peluang untuk eksis ketika harus bersaing dengan ‘sang raksasa’. Bahkan, UKM pun mempunyai sejumlah kelebihan yang bisa dijadikan senjata ampuh. “SAYA menang!” teriak seorang anak, ketika melakukan suit dengan temannya. Begitulah aturan main suit yang banyak dianut sebagian besar anak di Indonesia. Jari kelingking dinyatakan menang melawan ibu jari. Aturan suit itu, bisa memberikan inspirasi bagi UKM agar tidak takut bersaing dengan perusahaan besar berskala industri, yang mempunyai produk sejenis. Perusahaan besar memang punya banyak keunggulan, termasuk dalam mendukung pemasaran produknya. Misalnya, melalui strategi promosi yang gencar dilakukan dengan dukungan dana yang besar. Tapi, bukan berarti keberadan produk dari perusahaan besar tersebut, mampu
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
Sajian Utama
Sebagian besar UKM, memang menghindari persaingan secara langsung, dengan membidik konsumen menengah-bawah
menutup peluang pasar produk sejenis yang digarap UKM. Sebab, bagaimanapun, UKM memiliki sederet keunggulan juga, justru karena skala organisasi dan usahanya yang kecil. Dengan memaksimalkan keunggulan itu, mereka bisa tetap eksis sesuai dengan pangsa pasarnya. Contohnya, cukup banyak, seperti UKM yang memproduksi roti, donat, burger, dan sebagainya. Sebagian besar UKM, memang menghindari persaingan secara langsung. Misalnya, dengan membidik konsumen menengahbawah. Namun, ada juga UKM yang kemudian berani membidik konsumen menengah-atas, yang sudah digarap perusahaan besar.
Hal ini biasanya dilakukan sebagai langkah pengembangan bisnis. Lagi pula, di sisi lain, mengusahakan produk yang sudah digarap perusahaan besar, ada keuntungannya juga. Paling tidak, biasanya produk tersebut sudah banyak dikenal luas oleh konsumen. Jadi, UKM tidak perlu repot lagi memperkenalkannya secara khusus. Masalahnya, memang, produk yang sudah menjadi komoditi umum bakal mengalami persaingan ketat di pasar. Termasuk dengan produk yang dipasarkan secara massal oleh perusahaan besar. Tak jarang, perusahaan besar juga membidik konsumen menengah-bawah. Produk yang dihasilkan perusahaan besar tersebut, tentu saja mempunyai sederet kelebihan. Kehadiran produk tersebut dipasar, biasanya mendapat dukungan kegiatan promosi yang gencar. Nama besar perusahaan sendiri plus mereknya yang cepat dikenal karena promosi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. Belum lagi soal sebarannya. Dengan dukungan jaringan pemasaran yang luas, produk perusahaan besar bisa menyebar hingga ke pelosok daerah. Perusahaan besar mempunyai banyak keunggulan yang di atas kertas sulit ditandingi oleh perusahaan kecil yang serba terbatas. Tapi, di lapangan, bukan berarti si kecil pasti kalah melawan raksasa. Bahkan, justru karena kecilnya, UKM bisa bergerak lebih lincah dibandingkan perusahaan besar. Terlebih untuk produk makanan, yang mempunyai karakteristik khas, antara lain harus memenuhi selera konsumen yang sangat beragam, dan mengalami perubahan yang relatif cepat. Karena langsung berhubungan dengan konsumen di wilayahnya, UKM bisa membuat produk yang benarbenar sesuai selera mereka. Untuk menyesuaikan
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Sajian Utama
dengan perubahan selera konsumen, UKM pun bisa melakukannya dengan cepat, antara lain karena proses pengambilan keputusan bisa dilakukan tanpa berbelitbelit. Kekuatan dan Kelemahan Untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan besar, UKM perlu memahami apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Sehebat-hebatnya perusahaan besar, hampir tidak mungkin menguasai semua jenis produk di seluruh daerah. Setelah itu, barulah menyusun strategi pemasarannya. Kalau tidak bisa menyerbu secara frontal, bisa saja dilakukan “perang gerilya”. Cara ini masih bisa dilakukan oleh UKM, untuk menguasai daerah-daerah atau konsumen tertentu, yang terlupakan atau tidak sempat tersentuh oleh para “raksasa”. Misalnya, roti burger yang oleh perusahaan besar biasanya dijual di pusat perbelanjaan besar, UKM masih berkesempatan menyasar langsung ke pelosok pemukiman. UKM sebaiknya membatasi diri pada pasar yang
Foto:edwinho89.blogspot.com
Pelayannya tetap ramah menyapa dan bekerja dengan cepat. Inilah yang membuat konsumen tetap betah meskipun harus antri
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
benar-benar dapat dikuasainya. Biaya operasional yang lebih murah, bisa juga dijadikan senjata untuk bisa menjual produk yang harganya lebih rendah dibanding produk sejenis dari perusahaan besar. Sebaiknya tidak terjebak untuk bersaing secara langsung dengan perusahaan besar. Misalnya, pengusaha donat menyewa outlet yang sama besarnya dan tidak jauh dari outlet donat waralaba asing yang sudah sangat terkenal. Percuma saja, karena kemungkinan besar bakal kehabisan nafas sebelum memenangkan persaingan. Kekuatan perusahaan besar perlu dicermati, di samping untuk menghindari persaingan langsung, juga bisa dijadikan acuan. Umpamanya, dalam hal pelayanan, kebersihan dan upaya-upaya lain yang sangat berpengaruh dalam menjaga citra perusahaan atau produk di mata konsumen. Tidak ada salahnya jika UKM bisa meniru. Salah satu kelemahan yang kerap ditemukan pada UKM, adalah soal pelayanan. Sering terjadi, di masa-masa awal usahanya, pelayanan yang diberikan begitu ramah. Tapi, ketika konsumen sudah banyak, bahkan terkadang mereka harus antri, keramahan itu pun mulai berkurang, bahkan hilang sama sekali. Mereka menganggap, konsumenlah yang membutuhkannya, bukan sebaliknya. Bandingkan dengan perusahaan besar, yang bisa menjaga secara konsisten pelayanan terbaiknya. Meskipun menghadapi konsumen yang antri, pelayannya tetap ramah menyapa, dan bekerja dengan cepat. Inilah yang membuat konsumen tetap betah, walaupun harus menunggu cukup lama untuk dilayani. Di sebuah outlet donat merek yang terkesan “asing” di pusat perbelanjaan misalnya, konsumen bahkan harus menunggu lebih dari setengah jam hanya untuk membeli donat. Jika sudah berhasil menguasai pasar di daerahnya dengan mantap, bukan mustahil UKM mampu melebarkan sayap dan memperbesar skala usahanya. Ada sejumlah UKM yang berhasil melampaui tahap ini, karena mereka konsisten dengan pelayan terbaiknya buat konsumen. **
Sajian Utama
Belajar Menjadi Besar Disadari atau tidak, pengusaha yang akhirnya meraih sukses biasanya melakukan langkah-langkah yang konkrit. Mereka tidak sekedar bermimpi, namun melakukan terobosan-terobosan sehingga usahanya tidak cuma jalan di tempat. Langkah apa saja yang bisa kita pelajari? MEMANG, tidak semua pengusaha mempunyai gambaran seberapa besar nantinya akan berkembang. Umumnya mereka baru memperoleh gambaran ketika usahanya mulai berjalan. Ketika mulai nampak titik terang itulah, biasanya mereka mulai bangkit. Lalu mereka melakukan langkah-langkah progresif atau perubahan dalam waktu singkat. Banyak contoh yang dilakukan oleh pengusaha besar dapat kita cermati dalam rangka pengembangan usaha. Ambil contoh apa yang dilakukan oleh Monami Bakeri. Usaha yang mempunyai 29 agen di Jakarta dan sekitarnya itu, menjadi besar karena menggarap kue-kue tradisional. Ketika tahun 1976 melihat kue tradisional untuk kelas menengah atas belum banyak. Monami langsung menggeber kue tradisional habis-habisan. Misalnya dengan melakukan survey langsung ke kota asal kue, serta memboyong tenaga ahlinya. Hal yang sama dilakukan oleh Kartikasari. Nama Kartikasari sebagai toko makanan terlengkap dari roti hingga kue tradisional ini terkenal tidak hanya di kota Bandung, pada awalnya Kartikasari ia hanya berangkat dari kue-kue sederhana seperti bolu kukus, kue lapis, pisang
bollen dan beberapa kue rumahan lainnya. Pisang bollen yang tadinya hanya makanan biasa oleh Kartikasari disajikan dengan resep yang memiliki daya tarik. Ketika satu jenis makanan ini sudah mampu menarik. konsumen, atau dalam bahasa manajemen Brand Positioning sebagai produsen makanan sudah mantap, barulah dibuat beberapa varian bollen dan menambah jenis makanan lain mulai dari brownies, cheese stick, cheese roll, lapis legit, lapis malang, banana roll, bagelen, hingga kue-kue tradisional dan kripik. Dari sisi Manajemen, kemampuan menjaga produk supaya tetap diterima konsumen, adalah kunci yang lainnya. Karena mempunyai banyak aspek, masing-masing bisa menerapkan dengan kreativitas sesuai bidang usahanya. Misalnya seorang pengusaha kue, dapat menitikberatkan sisi manajemen dengan cara menjalin hubungan baik dengan relasi. Ketika memulai usaha agar produknya terserap pasar, ia tidak sekadar membangun jaringan, tetapi juga melakukan kemitraan usaha untuk memperkuat bisnisnya, dengan beberapa pihak misalnya pemasok dan penjual yang mendorong usahanya menjadi
berkembang. Ia dituntut mengenal dengan baik berbagai kalangan yang berpengaruh di kota atau wilayah sekitarnya yang diharapkan dapat melancarkan jalannya usaha. Pola kemitraan ini sudah diterapkan oleh Reza Dharmanta yang
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Sajian Utama
mengusung Silky Bakery, dengan produk aneka roti yang inovatif di gerainya di daerah Villa Nusa Indah, Bekasi. pergerakan omsetnya dari beberapa ratus ribu di awal usaha hingga jutaan rupiah per bulan. Kuncinya ada pada keluwesan bergaul, kata lain dari memelihara kemitraan dan jaringan tadi. Ia tak pemah segan membuka diri terhadap orang baru karena semua yang dijumpai menurutnya membawa potensi pasar. Cara lain bisa dilakukan dengan memberi peluang kepada usaha kecil yang memiliki basis usaha yang sama untuk berkembang bersama. Caranya, produk usaha kecil ditampung dan diberi merek sesuai dengan usaha utama. Produk tersebut dipasarkan di sejumlah outlet dan serta di sejumlah pasar swalayan. Dengan cara tersebut menjadikan setiap outlet terisi banyak ragam item produk, yang tak mungkin kita produksi sendiri. Strategi ini, selain menjalankan misi membantu usaha kecil, juga menjadi benteng dari gempuran persaingan. Di alam persaingan saat ini, tidak ada pengusaha yang bisa bertahan tanpa dukungan usaha lain. Tidak ada jaminan, merek yang sudah terkenal akan langgeng selamanya. Oleh karena itu, pengusaha harus melakukan kemitraan. Yang penting diingat adalah mereka (para pengusaha besar) tidak hanya melakukan hal-hal yang khusus saja. Prinsip-prinsip dasar dalam usahapun tetap mereka lakukan. Misalnya efisiensi, menjaga kualitas produk, memelihara SDM, dll, adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam usaha apapun. (pam)
BAGAIMANA BISA MENJADI BESAR Banyak perusahaan makanan menjadi besar dan mereka dengan aktraktif membuka outlet di Indonesia yang wah! Bagaimana mereka bisa besar? Inilah antara lain yang mereka lakukan : 1. Memiliki ciri khas rasa yang tidak ada di tempat lain, dan mampu mempertahankannya. 2. Mampu menciptakan beragam produk dengan ciri khas rasa yang bervariasi tapi tetap “kena” di lidah konsumen. 3. Berani membuka outlet yang besar yang di-desain menjadi tempat yang nyaman dan sehat. 4. Berani membuka cabang di tempat-tempat strategis dan kota-kota besar. 5. Buka dan tutup outlet tepat waktu dan tidak ada istilah hari libur, sekali pun hari besar. 6. Memelihara loyalitas pelanggan dengan harga yang kompetitif dan pelayanan kepada pembeli menjadi salah satu prioritas. 7. Memiliki akses perbankan dan mampu menjalankan manajemen keuangan yang tertib, dengan membuat laporan keuangan bulanan secara rutin serta diaudit oleh akuntan publik. 8. Melakukan evaluasi dan koreksi terhadap usahanya. 9. Menjadikan karyawan sebagai aset usaha. 10. Memiliki jaringan pasar yang luas dan mampu membangun jaringan kemitraan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan usahanya. (pam)
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
Manajemen
Menjalankan Usaha:
Jangan Mudah Tergoda Menjalankan sebuah usaha, bukan hanya membutuhkan modal dan keterampilan saja, tetapi juga ketekunan dan kesabaran. Jangan mudah tergoda untuk berganti-ganti bidang usaha. eorangayahyangjagoberburu,inginmewariskankepiawaiannya pada sang anak. Suatu hari, dia mengajak anaknya ke hutan, untuk berburu rusa. Setelah memberikan pengarahan soal teknik membidikrusadengantepat,lantassi anakdibiarkanmencarirusaburuannyasendiri. Sianaknyapunbergerak,dengan mata dan telinga yang siaga. Nyaris tidakadasatupungerakandansuara di sekitarnya, yang luput. Tiba-tiba, dia terkesiap karena melihat seekor rusayangsedangberjalanpelan. Dengan sigap, si anak pun mengokang senapannya. Lama dia berkonsentrasi membidik ke arah rusa,untukmendapatkanposisiyang pas. Tapi, konsentrasinya terpecah ketikadiamelihatadarusalain,yang ukurannya lebih besar. Dia berpikir, ayahnya akan lebih bangga lagi jika dirinya berhasil mendapatkan rusa besar. Lantas,larassenapanpundialihkan untuk membidik rusa besar itu. Tapi,rupanya,gerakansangpemburu pemula itu tercium indra rusa yang memangsangattajam.Dalamsekejapanmata,keduarusaitupunlarike semak-semak hingga tidak kelihatan lagi.Sianakyangbelumsempatme-
S
narikpelatuksenapan,cumaterbengong. Kepada ayahnya yang baru saja datangmenghampiri,diabercerita dengan penuh kesal, karena tidak mendapatkanrusabesar. Dengan nada bijak, sang ayah punberkata:“Nak,seandainyakamu tetap mengarahkan senapan pada rusa yang pertama, mungkin kau sudah berhasil mendapatkannnya. Meskipun rusa itu kecil.Tapi, sayang, engkaumalahtergodauntukmengalihkan bidikan pada rusa yang lebih besar.Sekarang,kautidakmendapatkansaturusapun.” Ilustrasi di atas menggambar-
kanbahwadalam dunia usaha kecil menengah, kita sering melihat pengusahayangmudahtergodauntuk berganti-gantibidangusaha.Terlebih pengusahapemula.Belumapa-apa, dia sudah merasa pesimis dengan usaha yang sedang ditekuninya, dan entengsajaberpindahpadabidang usahalain,yangmenurutnyatampak lebihmenguntungkan. Padahal, dalam bisnis, unsur ketekunandanfokuspadasatubidang usaha sangat penting. Sebab, hanya dengancaraitulah,sipengusahabisa mengetahuibetulseluk-belukbidang usaha, mulai dari soal yang bersifat teknis sampai strategis baik berupa tantanganmaupunpotensinya. Mungkin membutuhkan waktu yanglebihlamauntukmencapaisukses, mungkin juga tidak.Tapi, sejatinya, memang tidak ada jalan tol untuk mencapaisukses.Semuanyaperluproses,ketekunandankerjakeras.***
Sebaiknya pertimbangkan hal berikut: - Jangan mudah tergoda untuk ikut-ikutan usaha yang tampak sedang “ngetren” - Kenali karakter bidang usaha yang akan dipilih, sesuaikan dengan karakter Anda. - “ Lihat, apakah Anda benar-benar menyukai usaha tersebut. - Pertimbangkan, apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut. - Perhitungkan, berapa pengembalian modal yang akan Anda dapatkan, sekaligus risiko yang mungkin Anda tanggung.
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Manajemen
Bertumbuh Lewat Kreativitas Industri makanan memang termasuk bisnis yang bisa bertahan di tengah krisis. Namun, agar bisa tetap bertumbuh di tengah belitan krisis ekonomi global ini, para pelaku usaha ini tetap harus kreatif mengemas konsep dan produknya. DIBANDINGKAN dengan industri lainnya, industri makanan memiliki peluang yang lebih besar untuk terus tumbuh. Bahkan, di tengah himpitan krisis ekonomi global saat ini, bisnis makanan masih memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh. Pasalnya, makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Pasarnya sangat luas dan ragam produknya juga sangat banyak. Mulai dari aneka kue, produk makanan kemasan seper� snack, hingga makanan olahan yang menjurus ke tata boga. Namun saat ini bisnis makanan juga menghadapi banyak tantangan, khususnya yang menyasar pasar menengah bawah. Sebut saja bahan baku yang terus
Kreatif menyasar anak-anak
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
naik, gejolak nilai tukar rupiah, serbuan impor makanan legal, serta turunnya daya beli masyarakat. Imbasnya, penjualan produk makanan terus melorot. Meski turun, sebenarnya kita masih tetap op�mis memandang masa depan industri makanan ini. Kalaupun saat ini sebagian masyarakat menilai adanya badai krisis global, sebenarnya kita bisa melihat adanya peluang pasar yang cukup besar, tergantung dari sisi mana kita bisa menyikapinya. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan, selain krea�vitas, misalnya dengan branding produk, variasi kemasan, variasi bahan baku, atau variasi rasa, dll. Saat ini lonjakan jumlah pelaku usaha makanan kelas menengah cukup segnifikan, terutama dalam usaha waralaba makanan seper� kebab, mie dan sebagainya yang harga jualnya murah dan �dak memerlukan banyak ketrampilan pelaku usahanya. Banyaknya orang menekuni bisnis waralaba makanan ini yang sebagian besar dipicu oleh PHK di beberapa perusahaan, karena industri makanan cenderung tahan krisis, maka waralaba makanan yang banyak diserbu. Namun perlu diingat, lonjakan jumlah pelaku waralaba makanan ini bisa menimbulkan persaingan yang kurang sehat. Untuk bisa eksis dibidang ini diperlukan krea�vitas dan ketelatenan, seper� misalnya menciptakan menu atau konsep yang menarik. Untuk menghidari persaingan yang kurang sehat itu diperlukan regulasi standar mutu industri makanan. Dengan demikian industri makanan yang memperoleh nilai bagus, tentu akan menjadi pilihan konsumen, dengan demikian masyarakat bisa memilih dan pelaku industri bisa terpacu krea�vitasnya untuk meningkatkan kualitas produknya. Namun begitu, ada baiknya para pelaku usaha �dak perlu bersaing dari sisi harga, tetapi bersainglah melalui inovasi dan kualitas produk. Menurunkan harga atau mengalihkan segmen pasar hanya akan menghancurkan merek yang sudah dibangun. (dari berbagai sumber)
Pro�l
Kresss ….. Rokers Bakery, Bikin Orang Ketagihan
M
elanjutkan tongkat estafet usaha dari sang ayah di Pangkal Pinang, Bangka, Timotuis Suhardi atau biasa disapa suhardi ini terus melakukan kreasi dalam usaha bakery. Orang bilang bakery ini bukan sembarang bakery, karena memiliki cita rasa yang sangat unik, lebih renyah dan membuat ketagihan saat menyantapnya. Pindah dari Bangka, ia memulai usahanya pada tahun 2006, berbekal ilmu dari sang ayah, ia pun memantapkan diri mencoba peruntungan di Tangerang. Sekarang ia membuka usaha yang diberi nama “Rokers Bakery Mr. Jo”, ini di kawasan Perumahan Alam Raya, Jurumudi, Tangerang, Banten. Pemilihan nama usaha rotinya, pria kela-
hiran 2 Agustus 1970 ini, cukup unik. Ia namakan rotinya “Rokers Bakery Mr Jo”. Rokers, singkatan dari kata Roti Kering, dan tambahan huruf “s” digambarkan bahwa saat dimakan roti ini akan mengeluarkan suara ‘kresss….’, dan ini menurutnya menjadi nilai tambah dari produknya. Sedangkan “Mr. Jo” adalah singkatan dari buah hatinya, Jordan. Nama ini dipilih dengan harapan ke depannya menjadi lebih maju di antara roti kering lainnya. Pria yang memiliki hobi main futsal ini membuka usaha tidak hanya dengan pengetahuan dari orang tuanya saja, tetapi ia juga memburu ilmu dengan mengikuti seminar-seminar, browsing di internet serta menjadi Follower pada akun Twitter Bogasari, “saya sangat terbantu dengan adanya akun Twitter Bogasari, karena dapat memperkaya pengetahuan saya dalam membangun usaha menjadi lebih maju,” akunya. Dari sisi kualitas, keunggulan produk “Rokers Bakery Mr. Jo” ini lebih garing dan orang yang makan dijamin akan ketagihan. “Bila orang makan pasti akan ketagihan,” yakinnya. Roti bikinannya pun sangat cocok disantap dalam suasana santai sambil minum teh bersama keluarga. Untuk menjaga agar produknya selalu prima, Suhardi sangat memperhatikan kualitas bahan baku yang yang digunakannya. Salah satunya ia selalu menggunakan tepung Cakra Kembar, “ Saya pernah coba yang lain, tapi saya kembali pakai Cakra Kembar karena kualitasnya yang memang bagus”, ujarnya. Begitu pula bahan-bahan
yang lainnya, ia tidak berani menggantinya. Bahkan Ia tidak pernah menggunakan bahan pengawet maupun pewarna yang berbahaya, sehingga ia hanya berani menetapkan masa kadaluwarsa 8 bulan saja. Baginya kualitas adalah yang terpenting. Mengenai pengembangan usaha, Suhardi tidak pernah bosan dalam menciptakan produk yang baru, saat ini ia sudah menciptakan beberapa jenis roti kering, diantaranya, roti kering rasa mentega gula, rasa strawberry, rasa blueberry dan rasa cokelat. Salah satu inovasi yang menarik dari Suhardi adalah, ia telah menciptakan kue sagon dari remah roti. Biasanya kue sagon dibuat dari tepung beras ketan dengan campuran kelapa. Hebatnya walapun sagon produksi Rokers Bakery ini terbuat dari remah roti namun sulit membedakan dengan sagon pada umumnya, karena memiliki rasa yang gurih dengan citra manis dan wangi kelapa yang membuat kue ini terasa begitu khas. Suhardi mengharapkan sagon bikinannya bisa jadi primadona usahanya. Saat ini mengingat produknya sudah banyak dikenal masyarakat luas, ayah dua putra ini selain melayani pesanan langsung juga mamanfaatkan distributor untuk memasarkan roti keringnya. Oleh karena itu tidak heran jika roti kering “rokers” ini bisa dijumpai di beberapa swalayan di beberapa kota besar di Jawa bahkan sampai menembus Sumatera. Kini pengusaha yang mempekerjakan 5 orang karyawan ini, mampu memproduksi 500 karton setiap harinya yang dipatok dengan harga mulai Rp 150 –190 ribu per karton isi 20 bungkus roti kering, Rp 200 ribu hingga Rp 336 ribu per karton sagon isi 56 bungkus. (rahman) Kontak: Suhardi - Rokers Bakery Perum Alam Raya Blok A No.77 Kel. Belendung Kec. Benda Tangerang Telepon: 021-5444132
Edisi191/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Pro�l Ahmad Bahaji
Sukses Mengangkat Usaha Gorengan Lewat Paguyuban
WALAU hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SD, Ahmad Bahaji, sukses mengangkat perekonomian keluarga, kerabat dan sanak saudaranya, dengan membuka usaha gorengan di Semarang. Tidak hanya itu saja, bahkan Bahaji yang saat ini mempekerjakan 23 karyawan ini, membentuk sebuah paguyuban pengusaha gorengan, yang dinamakan “Paguyuban Putra Molen”.
P
ria kelahiran Kebumen 20 Mei 1965 ini memulai karir usahanya dengan mengadu nasib di kota Semarang pada tahun 1982. Bahaji ikut saudara sekampungnya di Semarang yang berjualan Kue Bandung (Martabak; red). Terdorong keinginan untuk mandiri, pada tahun 1986 Ia memutuskan untuk berjualan sendiri di depan Pasar Lama, Sampangan. Tiga tahun kemudian dia melirik usaha dagang molen yang waktu itu mulai digemari banyak orang. Bahaji pun mulai nyambi berjualan molen. Usaha Bahaji mulai menapaki sukses. Apalagi ia menambah jenis gorengan lainnya seperti tahu isi, tahu petis, dan tempe mendoan. Tahun 1990 an usahanya mulai berkembang menjadi
4 gerobak. Dua gerobak ia kelola sendiri, masing-masing 1 gerobak dipercayakan kepada istri dan adiknya. Seiring dengan pengembangan usaha gorengan tersebut, agar usahanya lebih dikenal maka Bahaji pun memberikan nama usahanya “Putra Molen.” Pilihan nama itu sebenarnya sebagai wujud keinginannya memiliki anak pertama lakilaki. tetapi, ternyata yang lahir perempuan dengan nama Ika Sovitrisnawati. Karena itu pula, tetangga dan saudaranya acapkali menyebut putrinya Ika Molen Sari yang sekarang sudah menjadi bidan. Usaha Bahaji pun terus bertumbuh. Uniknya seluruh karyawannya berasal dari kalangan
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
keluarga sendiri. Mulai dari adik, ipar, hingga keponakan. Kendati demikian, Bahaji mendorong sanak saudaranya untuk berani membuka usaha sendiri. Alhasil penjaja gerobak molen yang dulu karyawan sekaligus saudaranya kini berkembang menjadi pedagang gorengan yang mandiri. Untuk membangun kekerabatan dan kebersamaan diantara pedagang gorengan, pada tahun 2002 ia pun membentuk “Paguyuban Putra Molen”. Nama inilah yang terpampang jelas di setiap gerobak para anggota paguyuban. Total gerobak mangkal milik paguyuban ini sudah mencapai 28 gerobak. Setiap anggota ada yang memiliki 1 sampai 2 gerobak. Lewat paguyuban inilah mereka terus berbagi. Mulai dari arisan, rekreasi bersama, hingga berhasil membangun Masjid Haitul Islam di kampung halaman mereka. “Paguyuban ini memang ditujukan untuk mengikat persaudaraan. Bersaing secara sehat dan tumbuh bersama dengan tetap menjaga kualitas produk serta tali silaturahmi. Kalau mau jadi anggota harus ikut aturan demi menjaga persaudaraan,” ucap pria yang murah senyum ini. Dari sukses itu pula, Bahaji dan istrinya berhasil menunaikan ibadah haji pada tahun 2003. Rezeki pun terus mengalir hingga orangtua dari 3 anak ini memiliki 4 rumah. Satu diantaranya menjadi tempat produksi sekaligus mess penginapan karyawan. Dalam menjalankan usaha dan meraih sukses seperti sekarang ini, Bahaji mengakui haruslah dengan kerja keras. “Yang terpenting adalah menjaga kualitas, oleh karena itu saya tidak berani pakai merek lain kecuali dari bogasari, karena menyangkut kualitas dan kepuasan pelanggan.” ucap Bahaji. (RAP)
Kontak : Ahmad Bahaji Ketua Paguyuban Putra Molen Grup Jl. Menoreh Utara XII No.10, RT/RW. 006/001, Kel. Sampangan, Kec. Gajah Mungkur, Semarang Telepon : 081325297578
Pemasaran
Bersahabatlah dengan Pesaing Dalammenjalankanusaha,cara praktisyangbisadilakukanadalah mencaripesaingyangbanyak. Persainganmembuatkitabanyak belajardenganusahasejenis.Bersaing sekaligusbersahabatakanmemacu motivasidankreatifitas.
S
ebagusapapunprodukyangkitahasilkan,jikatidak laku di pasaran maka tidak ada artinya bagi usaha kita. Ada hal yang mestinya kita pahami, bahwa pemilihan produk tidak selamanya dilihat dari belum banyaknya produk pesaing, tetapi juga sangat bergantung kepada minat pasar untuk menerima produk tersebut. Ide-ide bagus belum tentu menjadi kenyataan yang bagus, tetapi sering kali lebih baik menjual produk yang sederhanatetapidengancarayangtepat. Ada seorang yang ingin mencoba memasarkan suatu produk baru yang penuh dengan inovasi. Ia mencoba menjelaskanbahwaprodukinibenar-benarbelumadapesaingnya, sehingga berharap pasarnya pasti akan bagus. Tetapisebenarnyatidaksederhana,karenatentunyadibutuhkanenergiekstrauntukmeyakinkancalonkonsumen untuk benar-benar membeli produknya. Mungkin akan lebih baik memilih produk yang umumnya dibutuhkan olehmasyarakatbanyak,bukansekedarmengenal,mencobadansetelahitutidakmaulagi. Ketika kita akan memasarkan aneka kue, lokasi mana yangakankitapilih,apakahPasarKueSubuhSenen,atau Pasar Tanah Abang. Bisa dipastikan akan memilih Pasar KueSubuhSenen.Kenapa?Bukannyadisanabanyaksekali pesaingnya, sedangkan di Tanah Abang belum banyak pesaing?Jawabannyasederhana.TernyatadiPasarSenen jumlahpembelinyasangatbanyak,karenatanpadisadari pembelimemangsudahdiarahkankepusat-pusatperdagangantertentu.
Kasus di atas, menyadarkan kita bahwa berjualan di tempatyangbelumadapesaingnyamungkinmalahtidak laku, tetapi bisa jadi malah harus mencari tempat usaha yangbanyakpesaingnyakarenapadaumumnyadisanalah pembelisangatbanyak. Adakeuntunganlaindarimencaritempatyangbanyak pesaingnya,yaitukitajustrubisabekerjasamadenganpara pesaing.Dilokasiberkumpulnyapedagangmakanan,jika satu warung tiba-tiba kedatangan banyak tamu, sementarapersediaanmakanantidakmencukupi,makawarung tersebut akan pinjam ke warung pesaingnya yang tidak jauhlokasinya.Dengandemikian,ketikakitaharusbersaing de-ngan warung lain, sekaligus harus berhubung-an baik dengan mereka. Biasanya di antara mere-ka yang bersaingsekaligusbekerjasama,usahamerekaakansamasamamaju,sebaliknyajikamerekajarangbergauldengan pesaingmalahakandikucilkan. Dalam menjalankan usaha, cara praktis yang bisa dilakukanadalahmencaripesaingyangbanyak.Persaingan membuat kita banyak belajar dengan usaha sejenis. Bersaing sekaligus bersahabat akan memacu motivasi dan kreatifitas.(pam)
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Pemasaran
Strategi Membangun Relasi Untuk menunjang pemasaran, mutlak diperlukan jaringan relasi yang luas. Inilah langkah awal yang penting dilakukan.
S
ebagai pengusaha, keterampilan membuat produk yangberkualitas, kadang tidak cukup. Di butuhkan keterampilan lain, yaitu memasarkan produk tersebut dengan baik. Bahkan, dalam praktiknya, keterampilan memasarkan ini seringkali terasa jauh lebih penting. Salah satu langkah awal yang sangat strategis untuk dilakukan dalam rangka pemasaran, adalah membangun relasi yang luas dan kuat. Terlebih jika kita membidik pasar khusus. Misalnya, menjadi rekanan sebuah perusahaan atau instansi, sebagai pemasok kebutuhan konsumsi pegawainya. Berikut ini, empat hal sederhana yang bisa kita pertimbangkan untuk membangun relasi. 1. Percaya Diri yang kuat Kendati hanya mengelola usaha skala
kecil, tidak ada alasan bagi kita untuk minder ketika berhadapan dengan pihak lain, misalnya pejabat atau manajemen perusahaan besar. Jika punya keterampilan untuk membuat produk yang berkualitas, dan mampu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, yakinlah bahwa kita merupakan pilihan yang terbaik bagi mereka. Jika kita mampu menunjukkan sikap percaya diri (bukan sombong), niscaya mereka akan lebih menghargai kita, dan bersedia menjalin hubungan yang lebih dekat dengan kita.
2. Banyak Bergaul Sikap supel dan mudah bergaul, merupakan salah satu modal penting untuk
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
menjadi pengusaha sukses. Semakin banyak teman bergaul, makin terbuka kesempatan untuk membangun relasi. Tapi, tentu saja, kita harus lebih selektif dalam mengenali kawan mana yang kira-kira berpeluang untuk diajak kerja sama dalam bisnis. 3. Miliki Kartu Nama Kartu nama merupakan alat untuk menjalin relasi yang cukup efektif, tapi murah. Kenalan baru yang menerima kartu nama kita, akan lebih mudah mengingat kita dan menghubungi kita, jika kelak membutuhkan pelayanan bisnis kita. Pastikan nama, alamat dan kontak (nomor telepon) kita tercantum dengan jelas. 4.Persahabatan yang tulus. Relasi bisnis yang baik, kadang kala terbentuk dari sebuah persahabatan yang akrab. Untuk itu, berkawanlah dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Jangan buru-buru untuk membicarakan masalah bisnis, dengan orang yang baru saja Anda kenal. Mungkin saja orang tersebut malah jadi berpikir bahwa Anda hanya mau “memanfaatkan” dia. Tawarkan persahabatan yang tulus terlebih dahulu. Jika mereka menganggap Anda orang yang kompeten dan merupakan sahabat yang baik, peluang kerjasama bisnis itu bakal muncul dengan sendirinya.
Tips
Agar Sus Mengembang Sempurna 1. Gunakan terigu merek Cakra Kembar, untuk mendapatkan volume yang lebih besar 2. Gunakan telur yang segar agar saat dioven sus bisa mengembang maximal 3. Pastikan suhu oven benar-benar panas yaitu: 2000 – 2100C 4. Tambahkan telur pada saat adonan kulit sus sudah agak dingin, agar telur tidak matang/ menggumpal. 5. Pastikan terigu matang dan tercampur rata sewaktu dimasak 6. Agar mengembang lebih sempurna, sewaktu adonan dispuit di loyang, jarak antara adonan satu dengan yang lain jangan terlalu dekat. 7. Pastikan adonan yang masih sisa ditutup dengan kain basah, agar tidak kering 8. Jika jumlah telur dikurangi dan diganti dengan air maka, bisa ditambahkan baking powder atau amoniak kue
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Resep Bahan 250 gram 250 gram 200 gram 100 gram 350 gram 2 gram 2 bu�r 3 bu�r
Terigu Segi�ga Biru Kentang rebus (diblender) Gula pasir Santan Air kelapa Garam Kuning telur Telur
Topping 100 gram 1 buah
Kismis Kelapa muda (dikerok �pis)
Cara Membuat 1. Campurkan seluruh bahan, kemudian aduk sampai rata 2. Setelah rata saring adonan kue lumpur dengan saringan 3. Diamkan selama 15 menit 4. Panaskan cetakan kue lumpur dengan api kecil 5. Setelah cetakan panas, tuangkan adonan kue lumpur dan tutup dengan penutup cetakan
Kue Lumpur
6. Setelah adonan agak sedikit kering, taburi dengan kismis dan kelapa muda tunggu hingga matang 7. Angkat kue lumpur yang masih dalam keadaan hangat, sajikan bersama teh hangat
Pie Rendang Kacang Polong Bahan Kulit Pie 150 gram 100 gram 50 gram 1 gram 1 gram 2 gram
Terigu Kunci Biru Margarine Royal Palmia Telur Baking powder Garam Kaldu sapi Indofood
200 gram 40 gram 20 gram 50 gram 1 bks 150 gram 5 gram 5 gram 10 gram 4 gram
Kacang polong kalengan Daging sapi cincang dadu Bawang pu�h cincang Bawang bombai Bumbu rendang Indofood Santan Garam Lada Gula pasir Kaldu bubuk Indofood
4 lbr 50 ml 2 bu�r
Kulit lumpia potong segi�ga Minyak goreng Bimoli Kuning telur
Bahan Isian
Hiasan
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
Cara Membuat
1. Campur semua bahan dan aduk sampai rata, lalu diis�rahatkan 15 menit 2. Sambil menunggu adonan siap, tumis bawang bombai dan bawang pu�h sampai harum, masukan daging sapi aduk sebentar 3. Tuangkan bumbu rendang Indofood dan tambahkan santan aduk sampai kental 4. Masukkan seasoning (garam, lada dan kaldu bubuk dan kacang polong kalengan ) 5. Isian siap digunakan
Penyelesaian
1. Ambil adonan pie, lalu cetak di loyang mini pie dan masukkan isian dan beri hiasan kulit lumpia 2. Tutup dengan adonan pie cukup untuk mengikat kulit lumpia 3. Poles kocokan kuning telur lalu panggang dengan suhu 1700 C selama 25 menit 4. Pie siap disajikan bersama saus sambal extra pedas Indofood
Serba-Serbi
Minimalkan Dampak Kerugian dalam Produksi Dalam menjalankan produksi, selalu ada risiko kerugian. Pengusaha perlu cermat menditeksi kerugian tersebut, agar dampaknya tidak terlalu parah.
T
idak ada gading yang tak retak. Jika diterapkan pada dunia usaha, pepatah lama itu mengandung arti: tidak ada usaha yang betul-betul bebas dari kerugian, berapapun kecilnya. Jadi, jangan terlalu panik kalau tibatiba Anda mendapati sesuatu yang merugikan usaha. Asal tidak fatal. Nah, untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang berakibat fatal itu, kita harus jeli mencermati kerugian-kerugian kecil yang mungkin saja terjadi. Terlebih, bentuk kerugian tersebut tidak semuanya tampak nyata. Ada juga kerugian yang tidak tampak, atau tidak disadari, jika tidak diselidiki. Ambil contoh, pengusaha yang memproduksi roti. Karena produksi rotinya sudah berjalan secara rutin setiap hari, bisa saja tidak menyadari bahwa sebetulnya terjadi ine�siensi dalam proses peragian, karena penguapan adonan, perbedaan berat adonan dengan berat menurut resep, dan sebagainya. Kerugian-kerugian semacam itu, hanya dapat diketahui secara nyata bila diselidiki dengan seksama. Tetapi jika sudah terbiasa menimbang adonan setelah percampuran dan sebelum mengirimkannya ke meja adonan, maka beberapa
kerugian yang tak nyata akan menjadi nyata. Sedangkan kerugian dalam proses produksi yang nyata atau mudah dilihat dengan jelas, misalnya cacat waktu dalam oven, kesalahan saat membungkus dan mengepak sehingga menyebabkan roti mudah apek, dan sebagainya. Bila kerugian-kerugian yang nyata ini dicatat
dengan terperinci, maka pengusaha bisa segera memperhitungkannya. Disarankan agar semua adonan yang rusak dibakar saja, walaupun nantinya tidak dijual bersama dengan roti atau kue yang baik. Yang cacat ini dapat disatukan dengan yang rusak dalam oven atau produk yang apek, untuk digunakan sebagai makanan ternak atau untuk
tujuan lainnya, sehingga hasil penjualannya akan menurunkan jumlah kerugian netto. Sudah tentu semua pengusaha ingin bisa terbebas dari kerugian, termasuk yang kecil-kecil, atau mampu menjalankan e�siensi 100 persen. Tapi, kenyataannya, sangat sulit mencapai kesempurnaan. Hal ini bukan cuma berlaku pada usaha skala kecil-menengah yang tradisional, tapi juga perusahaan besar yang menjalankan manajemen modern. Tapi, yang paling penting ialah, pengusaha harus berupaya untuk mengetahui segala kerugian yang terjadi, dapat menetapkan alasannya serta mengambil tindakan seperlunya untuk mengurangi kerugiankerugian itu sampai batas minimal. Pembuatan catatan yang meliputi aktivitas seluruh pabrik, merupakan salah satu cara yang paling mendasar untuk mengetahui dan mengontrol kerugian yang nyata dan yang tidak nyata, serta menentukan penanggulangannya. Hanya dengan mengecek seperti itulah, e�siensi yang sebenarnya dapat ditegakkan. Karena itu, pelaksanaan sistem pencatatan dan pembukuan yang sistematis, sudah merupakan keharusan. Termasuk buat usaha skala kecil. (pam dari berbagai sumber)
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Serba-Serbi
Menghargai Waktu Pengusaha yang menghargai waktu, berpeluang besar memenangkan persaingan usaha. WAKTU ADALAH UANG. Dalam bisnis, ungkapan ini tidak akan pernah usang. Bahkan, boleh jadi, makin lama relevansinya akan makin terasa. Sebab, dari waktu ke waktu, lahan bisnis selalu ditandai dengan makin ketatnya persaingan. Nah, menjalankan bisnis di tengah-tengah persaingan ketat itu, waktu menjadi salah satu faktor penting penentu daya saing. Jadi, setiap satuan waktu baik jam, menit atau detik, merupakan satuan nilai yang sangat berharga. Keterlambatan sedetik saja, sudah berarti kerugian. Ketepatan waktu, harus diterapkan oleh perusahaan di setiap lini kerjanya. Sebab, semuanya merupakan satu kesatuan. Jika pekerjaan di satu lini terlambat, maka akan menghambat proses kerja secara keseluruhan. Misalnya, di lini pemasaran, mampu bergerak cepat mendapatkan pesanan sebanyak-banyaknya, tapi lini produksinya ternyata lelet. Akibatnya, pengiriman pesanan bisa terlambat, yang berujung pada masalah fatal: konsumen kapok! Pengusaha, termasuk yang bergerak di bidang makanan, harus selalu ingat, bahwa konsumen jaman sekarang makin sibuk. Mereka sangat memperhitungkan waktu. Konsumen yang mendatangi kedai mi, misalnya, tentu akan kecewa kalau harus menunggu berlama-lama untuk pesanannya. Kendati mereka datang ke kedai dalam keadaan
senggang, atau ingin sekaligus mencari tempat buat ngobrol santai de-ngan temannya, tetap saja tidak akan merasa nyaman kalau layanan di kedai serba lamban. Berjubelnya konsumen yang datang ke kedai, sama sekali tidak bisa dijadikan alasan yang bisa
meredam kekecewaan konsumen. Sebab, bagaimanapun, konsumen adalah individu, yang cenderung lebih mementingkan kebutuhannya sendiri. Paling tidak, untuk urusan makanan yang telah dipesannya. Contoh menarik, pernah dilakukan oleh salah satu restoran cepat saji ternama. Karena memahami konsumen butuh layanan cepat, restoran ini sampai berani menjamin layanan
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
tidak lebih dari 60 detik. Setelah menyebut pesanannya, konsumen bisa membalikkan “hourglass” (sebuah alat seperti jam pasir), yang jika dibalikkan pasir di bagian atas akan turun dan habis dalam waktu 60 detik. Jika dalam waktu pendek itu pesanan konsumen belum juga datang, dia berhak mendapat potongan 10 persen! Padahal, pada jam-jam tertentu, konsumen restoran itu selalu padat luar biasa. Agar seluruh lini mampu perusahaan bergerak dengan target waktu yang terukur, maka pengusaha harus secara tegas menciptakan budaya “tepat waktu”, kepada seluruh karyawannya. Kalau perlu, berikan sangsi kepada siapa saja yang gagal menyelesaikan pekerjaannya sesuai waktu yang ditentukan. Tapi, tentu saja, soal budaya tepat waktu itu, hanya akan efektif berjalan, kalau si pengusaha sendiri memberikan contoh secara langsung. Bagaimana mungkin para karyawan terdorong untuk bekerja tepat waktu, kalau si bosnya sendiri cenderung lelet, baik dalam bekerja maupun mengambil keputusan. Ada seorang pengusaha sukses di Tanah Abang, Jakarta, menyampaikan jawaban yang sangat menarik, ketika ditanya kunci suksesnya. “Berdagang itu gampang. Beli murah, jual mahal. Beli tepat waktu, jual tepat waktu,” begitu dia bilang. ***
Info BMC
Manfaatkan Kartu BMC untuk Penarikan Tunai di ATM
Kumpulkan dan Kirim e-kuponnya ke Bogasari, lalu ambil uangnya di ATM
SEBAGAIMANA diketahui bahwa Bogasari telah meluncurkan berbagai program dalam rangka apresiasi kepada para mitra UKM. Salah satunya adalah program Bogasari Mitra Card (BMC) yaitu program keanggotaan yang diselenggarakan khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC. Tentu saja beberapa manfaat sekaligus dapat diperoleh dalam keanggotaan BMC ini, salah satunya adalah Mendapatkan Point Reward dengan cara mengirimkan label e-kupon yang terdapat pada kemasan terigu bogasari 25 kg, yang secara triwulan dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang tunai. Khusus bagi mitra UKM yang memilih point rewardnya dalam bentuk uang tunai, secara otomatis akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC. Agar Point Reward tersebut dapat benar-benar bermanfaat, para mitra UKM diharapkan dapat mengecek saldo Point Reward tersebut segera setelah mendapatkan pemberitahuan melalui SMS dari pihak bogasari, dan menarik tunai melalui ATM
UKM diharapkan segera mengambil dan memanfaatkan point reward berupa uang tunai di ATM Permata Bank atau bank lain di jaringan Alto, ATM Bersama, dan Prima (BCA)
Permata bank atau bank lain di jaringan ALTO, ATM Bersama dan PRIMA (BCA) Perlu diketahui kartu BMC hanya digunakan sebagai media pembayaran hadiah langsung BMC. Tidak seperti kartu ATM pada umumnya, kartu BMC ada masa daluwarsanya. Oleh karena itu agar mendapatkan manfaat semaksimal mungkin, sangat diharapkan bagi para mitra UKM pemegang kartu BMC dapat menggunakan fasilitas kartu BMC ini, baik untuk penarikan tunai di ATM maupun belanja di toko yang menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture), yang telah bekerjasama
dengan Permata Bank. Untuk melakukan penarikan uang tunai atau cek saldo, pilih rekening tabungan pada layar ATM, dengan ketentuan limit transaksi per hari untuk penarikan tunai maksimal Rp 10.000.000, transfer online Rp 25.000.000 dan transaksi pembelanjaan di merchant-merchant maksimal Rp 5.000.000. Apabila masa berlakunya sudah habis (expired), kartu rusak, hilang, atau ada kendala dalam penggunaan kartu BMC, segera menghubungi LAGANSA 08071-800-888 atau BMC Center 021292638000 ext. 62335 agar dapat diterbitkan kartu yang baru. (pam)
Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra
Bogasari Mitra Card
Bogasari Mitra Card Cara Mudah Mendapatkan Manfaat Lebih
”Tumbuh Bersama” adalah komitmen PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari dalam membangun kemitraan dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) makanan berbasis terigu. Berbagai program telah diluncurkan, salah satunya adalah loyalti program Bogasari Mitra Card (BMC). Program keanggotaan yang diselenggarakan Bogasari khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC. Manfaat Keanggotaan
• Mendapatkan Point Reward, yang secara triwulan dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang cash yang akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC. • Gratis berlangganan majalah bulanan Wacana Mitra yang berisikan peluang usaha, sharing pengalaman sesama UKM dan tips-tips lainnya. • Fasilitas asuransi kesehatan rawat inap* dan kecelakaan diri. • Fasilitas asuransi kebakaran. • Rekomendasi kredit mikro dari perbankan. • Diskon biaya pelatihan di seluruh cabang Bogasari Baking Center (BBC). • Kesempatan berbagi pengalaman dan pengetahuan melalui wadah edukasi dan pelatihan. • Diikutsertakan dalam setiap program consumer promo lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari. • Diskon 5% untuk pembelian mesin dan peralatan di PT Sinar Cahaya Cemerlang (syarat & ketentuan berlaku)
Syarat & Ketentuan Menjadi Anggota BMC
• Perajin, pengguna tepung terigu Bogasari yang masih dalam taraf usaha kecil menengah serta pengecer kiloan. * Syarat dan Ketentuan Berlaku
Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013
• Pengelolaan usaha masih dilakukan secara sederhana (tradisional). • Minimum pembelian 1 sak @25 kg terigu produk bogasari tiap kali transaksi. • Dilakukan pengecekan lapangan oleh staf Bogasari setempat. • Keputusan Bogasari untuk menerima, menolak atau memperpanjang keanggotaan tak dapat diganggu gugat.
Klasi�kasi Keanggotaan
• Kartu Platinum, total konsumsi terigu > 750 sak/ bulan. • Kartu Gold, total konsumsi terigu 250 - 749 sak/ bulan. • Kartu Silver, total konsumsi terigu < 250 sak/ bulan.