BELAJAR BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (Penelitian Tindakan di FKIP Universitas Mataram) AMRULLAH Universitas Mataram
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the process and the result of students’ increasing English speaking ability at Faculty of Teacher Training and Education University of Mataram. This study used qualitative and quantitative approaches through task based learning. The research methodology used is an action research developed by Kemmis and Mc.Taggart with the spiral model by phases: planning, action, observation, and reflection. Data collection techniques in this study conducted by observation, field note of the researcher/collaborator, and photos as documentation. Meanwhile, for quantitative data is gathered by test (the pre-test, the evaluation of group discussions cycle 1, cycle 2, and cycle 3,and the post-test). The results showed that there was a significant increase in the ability of students speaking English after attending the subject of speaking II through task based learning. Based on the test results of students English speaking ability of the three aspects assessed: accuracy, fluency, and pronunciation showed that the pre-test average student score = 16.66%, cycle 1 = 20.00%, cycle 2 = 66.66%, cycle 3 = 80.00% and posttest = 83.33%. Thus, the study concluded that the students' speaking ability can be improved through task based learning approach. Keywords: Learning, English Speaking, Task Based Learning Approach ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui pembelajaran berbasis tugas. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model spiral dengan tahapan: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Tehnik pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan observasi, cacatatan lapangan, dan dokumentasi berupa foto-foto proses pembelajaran di kelas. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dengan Tes (pre-test, evaluasi diskusi kelompok pada siklus 1, siklus 2, siklus 3, dan posttest). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan berbicara bahasa Inggris mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah speaking II melalui pendekatan pembelajaran berbasis tugas. Berdasarkan hasil tes berbicara bahasa Inggris mahasiswa dengan melihat kemampuan pada tiga aspek yang dinilai: akurasi (accuracy), kelancaran (fluency), dan pengucapan (pronunciation) menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada pre-test adalah 16.66%, silklus 1 = 20.00%, siklus 2 = 66.66%, siklus 3 = 80.00%, and post-test = 83.33%. Dengan demikian disimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran berbasis tugas. Kata Kunci: Belajar, Berbicara Bahasa Inggris, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Tugas Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
129
Bahasa peranan
Inggris
mempunyai
yang sangat penting dalam
permasalahan pembelajaran dipengaruhi oleh
metode
yang
digunakan
oleh
kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan
pengajar dalam mengajar. Lochana dan
kemampuan
Deb
seseorang
dalam
bahasa
(2006)
mengemukakan
bahwa
Inggris menjadi prasyarat bisa tidaknya
hampir keseluruhan pengajar bahasa asing
seseorang dalam melanjutkan pendidikan
mengajarkan
ke
metode
jenjang
yang
mengembangkan
lebih
tinggi,
karier,
dan
bahasa
ceramah
tersebut
dengan
(lecturing)
dan
memfokuskan pengajarannya pada aturan
meningkatkan perekonomian seseorang.
tata
Dengan memiliki keterampilan berbahasa
penggunaan bahasa itu sendiri. Padahal
Inggris
untuk
menurut Ellis pengajaran bahasa itu lebih
dengan penutur asing
efektif apabila mahasiswa belajar bahasa
seseorang
berkomunikasi
termotivasi
secara nyaman, dapat memahami budaya
bahasa
Inggris
Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris
interaksi sehari hari di dalam kelas ketika
sebagai bahasa asing adalah para dosen
belajar bahasa Ingris. Menurut Genc dan
atau pengajar lebih banyak menggunakan
Bada (2005) bahwa untuk berkomunikasi
metode
dalam interaksi sehari hari, berbicara
pembelajaran.
merupakan hal penting dan kemampuan
berbicara (speaking) di program studi
dasar yang sangat membantu mahasiswa
pendidikan
bahasa
belajar bahasa Inggris untuk menjadi
Keguruan
dan
pembaca dan penulis yang baik. Lebih
Universitas Mataram, masih sering dosen
jauh, Ellis (2003) menambahkan bahwa
mata kuliah speaking menerapkan metode
tujuan
pembelajaran yang berpusat pada mereka
utama
bahasa
mengajarkan
dari konteks dan makna.
orang lain, dan bersikap positif terhadap penggunaan
daripada
seseorang
mempelajari
tradisonal
dalam
Dalam
proses
pembelajaran
Inggris Ilmu
Fakultas Pendidikan
bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau
(teacher centered)
bahasa kedua adalah untuk mencapai
dosen lebih banyak mendominasi kelas
tujuan
daripada
pribadi
dalam
mencapai
kesuksesan.
sehingga terlihat
mahasiswa
pembelajaran.
Para
dalam mahasiswa
proses yang
Permasalahan dalam pembelajaran
sedang belajar speaking sangat banyak
dan pengajaran bahasa Inggris sebagai
yang tidak dapat menggunakan bahasa
bahasa
Inggris
asing
berkaitan
erat
dengan
secara
efektif
baik
dalam
pengajar yang mengajar dan mahasiswa
percakapan maupun korespondensi di
yang belajar. Dalam hal ini sebagian dari
antara mereka. Padahal menurut Nunan
130
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
(2004)
mahasiswa
pada
kemampuan mahasiswa dalam bahasa
pengajar yang mendominasi pembelajaran
Inggris diantaranya adalah pembelajaran
di
berbasis
kelas
tidak
dengan
suka
metode
ceramah
tugas,
pendekatan
berbasis
(lecturing) karena dengan metode ini
permainan (game activities), pendekatan
membuat mereka tidak termotivasi untuk
berbasis camps, dan lain lain.
belajar. Mahasiswa tidak suka menjadi
Berkaitan dengan penelitian ini,
pasif di dalam kelas. Konsekuensi dari
penulis melakukan kajiannya pada salah
kepasifan mahasiswa ini mengakibatkan
satu pendekatan tersebut yaitu pendekatan
rendahnya
pengetahuan
berbasis tugas. Pendekatan ini adalah
diperoleh
mahasiswa
(input)
yang
dalam
proses
pembelajaran.
pendekatan
praktik
dalam
proses
pembelajaran yang memilki berbagai
Hashim
(2006)
mengumpakan
aktivitas dan menantang mahasiswa untuk
bahwa belajar bahasa itu ibarat mekarnya
berpikir secara bebas dan meningkatkan
warna warni bunga yang tumbuh di kebun
kemampuan
mereka.
Muller
yang subur. Lingkungan yang positif dan
menegaskan
bahwa
pengajar
diberikannya
kesempatan
para
menerapkan pendekatan berbasis tugas
mahasiswa
berkomunikasi
dengan
memiliki percaya diri meningkat karena
menggunakan bahasa target dalam situasi
mereka merasa menerapkan metode ini
authentik menjadi bagian dari proses
seperti dalam sebuah pertemuan dan
kesuksesan dalam mempelajari bahasa.
pengajar
Oleh karena itu, Lochana dan Deb (2013)
sebuah
menyarankan
mengembangkan
untuk
untuk
mengganti
pendekatan pengajaran tradisional dengan
pengajaran
komunikatif pengajaran
bahasa
merekomendasikan bahasa
komunikasi
memfasilitasi
alamiah
untuk
keterampilan
bahasa
Dalam Muller
sebuah
(2006)
penelitiannya, memperkenalkan
pembelajaran berbasis tugas pada kelas
melalui
kecil yang kemampuan bahasa Inggris
berbagai aktivitas yang menyenangkan.
mereka masih lemah di Jepang. Pada
Pendekatan ini memberikan kesempatan
penelitian ini siswa diberikan kesempatan
pada mahasiswa untuk mengekspresikan
lebih banyak untuk berbicara bahasa
ide-ide mereka pada saat mempraktikan
Inggris dengan mengadadaptasi kosakata
dan menggunakan bahasa yang dipelajari.
dari buku teks yang selama ini mereka
Ada beberapa pendekatan yang telah
pakai. Penilaian diambil dari produksi,
dikembangkan
praktek,
untuk
Inggris
banyak
yang
target yang sedang dipelajari oleh siswa.
pengajaran bahasa komunikatif (CLT). Pendekatan
lebih
(2005)
meningkatkan
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
dan
presentasi
(PPP)
yang 131
dilakukan pada waktu pembelajaran di
kelancaran, keakuratan dan kompleksitas.
kelas.
Temuan
penelitian
mengadopsi tahapan-tahapan seperti yang
bahwa
para
digunakan oleh Willis, sebagai berikut:
mendorong guru menerapkan pendekatan
menampilkan tugas komunikatif, rencana
berbasis tugas di kelas mereka. Hal ini
pelaporan kinerja yang telah ditampilkan,
disebabkan karena guru merasa nyaman
dan melaporkan hasil tugas ke kelas.
dan dapat memenuhi kondisi dasar untuk
Muller
Dia
dalam
penelitian
menyimpulkan
penerapan
pendekatan
ini
bahwa
pembelajaran
belajar
ini
menunjukkan
peneliti
bahasa
cenderung
kedua,
paparan, penggunaan bermakna, motivasi,
berbasis tugas dalam penelitian ini tidak
dan
memenuhi
direkomendasikan oleh Willis.
kriteria
yang
diharapkan.
Peneliti menekankan bahwa tidak bisa serta
merta
secara
utuh
pendekatan
yaitu
analisis
bahasa,
seperti
yang
Sementara itu, Nunan (20004) menyebutkan setidak tidaknya ada dua
pembelajaran berbasis tugas diterapkan
keunggulan
pada semua tingkatan, apalagi itu di kelas
berbasis tugas dalam pengajaran bahasa
rendah. Karena menurut Muller, siswa
Inggris sebagai bahasa asing (TEFL).
tersebut berkembang secara bertahap dan
Pertama, pendekatan ini memberikan
dalam
pengalaman belajar bahasa di dalam kelas
setiap
mereka
tahapan
memiliki
berbeda-beda
perkembangan
kemampuan
tugas,
pembelajaran
yang
dan Kedua, pendekatan berbasis tugas
kemampuan
fokus pada belajar menggunakan bahasa
merencanakan
secara alami dengan perangkat tugas yang
dalam
mengerjakan
pendekatan
dikerjakan
setiap tugas yang telah dikerjakan.
berpasangan (pairwork) dan berkelompok
Birjandi dan Ahangari (2008)
bersama
–
pelaporan, dan memberikan laporan dari
(groupwork).
sama
secara
Keunggulan lain metode
meneliti efek dari tugas pengulangan
pembelajan
dan jenis tugas pada kefasihan, akurasi,
menyebutkan antara lain; pendekatan ini
dan
sangat sesuai dengan proses kognisi
kompleksitas.
Peneliti
berbasis tugas ini, Ellis
membagi 120 siswa ke dalam enam
dalam
kelompok.
analisis
mahasiswa merasakan kebersamaan yang
varians menunjukkan bahwa pengulangan
sangat kuat, dan tugas yang diberikan
tugas
dirancang
interaksi
Hasil
dan antara
jenis
dan
tugas,
serta
variabel-variabel
ini,
mengakibatkan perbedaan yang signifikan dalam wacana lisan subyek dalam hal 132
pemerolehan
sesuai
bahasa
dengan
kedua,
tingkat
kebutuhan pebelajar bahasa. Tidak
terkecuali
dalam
hal
keterampilan berbicara pada mata kuliah
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
speaking, seorang dosen harus mencari
peningkatan kemampuan berbicara bahasa
dan menemukan metode, pendekatan, dan
Inggris mahasiswa melalui pendekatan
tehnik yang lebih efektif tersebut. Dengan
pembelajaran berbasis tugas.
menerapkan tehnik yang bervariasi, dosen
Secara
umum
penelitian
ini
dapat membuat belajar lebih menarik bagi
bertujuan untuk memperoleh pemahaman
mahasiswa dan membantu menghentikan
yang
pelajaran
peningkatan kemampuan berbicara bahasa
yang tidak menarik. Pada
keterampilan
berbicara,
Spratt,
dkk
mendalam
bagaimana
proses
Inggris mahasiswa di Fakultas Keguruan
menyebutkan bahwa seseorang dikatakan
dan
Ilmu
mampu berbicara apabila memenuhi tiga
Mataram.
Pendidikan
Universitas
komponen: (1) akurasi (accuracy), (2) kelancaran (fluency), dan (3) pengucapan
METODE
(pronunciation)
Penelitian
Menyadari pentingnya berbicara
permasalahan
meningkatkan bahasa
Inggris
dan
metode
tindakan
yang
dikembangkan
research)
mahasiswa,
Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model
pendekatan
(planning),
dalam
kemampuan
(action
kemampuan
spiral
meningkatkan
menggunakan
penelitian
peneliti memandang perlu untuk mencari alternatif
ini
usaha
berbicara
dengan
observasi
tahapan:
perencanaan
pelaksanaan (observation),
(action), dan
refleksi
bahasa Inggris mahasiswa di Fakultas
(reflection)
Keguruan
Pendidikan
pembelajaran
berbasis
Universitas Mataram. Adapun pendekatan
pengumpulan
data
alternatif yang peneliti maksudkan adalah
penelitian ini diperoleh dengan observasi,
pendekatan pembelajaran berbasis tugas.
cacatatan lapangan, dan dokumentasi
dan
Ilmu
dengan
oleh
pendekaan tugas.
Tehnik
kualitatif
dalam
Supaya penelitian ini lebih terarah
berupa foto-foto proses pembelajaran di
maka penelitian tindakan ini fokus utama
kelas. Sedangkan untuk data kuantitatif
kajiannya adalah peningkatan kemampuan
diperoleh dengan tes (pre-test, evaluasi
berbicara bahasa Inggris mahasiswa di
diskusi kelompok pada siklus 1, siklus 2,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
siklus 3, dan post-test).
Universitas Mataram. Sedangkan sub
Selanjutnya data dianalisis melalui
fokus penelitiannya adalah: (1) proses
dua cara yaitu analisis data kualitatif dan
peningkatan kemampuan berbicara bahasa
analisis data kuantitatif. Analisis data
Inggris mahasiswa melalui pendekatan
kualitatif yaitu menganalisis data yang
pembelajaran berbasis tugas, dan (2) hasil
terjadi dalam proses pembelajaran dengan
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
133
melaksanakan
pembelajaran
speaking
Pada diagram di bawah ini terlihat
melalui pendekatan pembelajaran berbasis
bahwa nilai ketuntasan belajar mahasiswa
tugas. Sejak dimulai observasi awal,
pada pre-test speaking II dengan jumlah
catatan lapangan peneliti/kolaborator, dan
mahasiswa yang mengikuti tes 30 orang
dokumentasi lainnya (foto-foto dan video-
terdapat sebanyak 5 orang atau 16.00%
recorder) kegiatan pembelajaran di kelas.
sudah tuntas (T). Sedangkan mahasiswa
Sedangkann
kuantitatif
yang belum tuntas (BT) sejumlah 25
dilakukan terhadap hasil kemampuan
orang atau 83.33%. Nilai ketuntasan dapat
berbicara pada saat pre-test, evaluasi
dilihat pada grafik berikut ini.
analisis
data
siklus 1, siklus 2, siklus 3, dan post-test.
PRE-TEST
83,33%
100,00% 16,66%
HASIL
50,00%
Hasil kegiatan mahasiswa pada
0,00% T
saat pre-test (pra-observasi) dapat dilihat
TT
dari hasil analisis sebagai berikut: dari jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang dalam pre-test ini tidak ada seorangpun
Grafik 4.2: Nilai Ketuntasan
mahasiswa dalam kriteria sangat baik
Belajar Pre-test Kemampuan Berbicara
(SB) atau 0.00%, ada 2 orang atau 6.66%
Bahasa Inggris
dalam kriteria baik (B), 3 orang atau 10,00% mahasiswa berkriteria cukup (C),
Hasil
pengamatan
kegiatan
berkriteria kurang (K) 2 orang atau
mahasiswa pada saat siklus l dapat dilihat
6,66%, dan berkriteria sangat kurang (SK)
dari hasil analisis sebagai berikut: pada
23 orang atau 76,66%. Adapun hal ini
siklus I ini mahasiswa yang berkriteria
dapat dilihat pada grafik brikut:
penilaian sangat baik (SB) sebanyak 3 orang atau 10.00%, berkeriteria baik (B)
PRE-TEST 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
76,66%
sebanyak 1 orang atau 3.33%, berkeriteria cukup (C) 2 orang atau 6.66%, berkriteria
0,00%
6,66%
kurang (K) sebanyak 5 orang atau
10,00% 6,66%
16.66%, dan yang berkriteria sangat kurang (SK) 19 orang atau 63.33%. Adapun hal ini dapat dilihat pada grafik
Grafik 4.1: Hasil pengamatan Pre-
berikut ini:
test 134
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
23.33%, berkriteria baik (B) 8 orang atau
SIKLUS 1
26.66%, berkriteria cukup (C) adalah 5 orang atau 16.66%, berkriteria kurang (K)
70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
63,33%
adalah 16,66% 10,00%
6
orang
atau
20,00%,
dan
berkriteria sangatb kurang (SK) adalah 4
16,66%
3,33%
orang atau 13,33%. Adapun hal ini dapat SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP
KURANG SANGAT KURANG
dilihat pada grafik berikut di bawah ini:
Grafik 3: Hasil pengamatan Siklus 1
SIKLUS 2 23,33%
Pada diagram di bawah ini terlihat bahwa nilai ketuntasan belajar mahasiswa
26,66% 16,66%
30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
20,00% 13,33%
pada siklus I dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti pre-test 30 orang terdapat 3 orang atau 10.00% sudah tuntas(T). Sedangkan mahasiswa yang belum tuntas
Grafik 5: Hasil Pengamatan Siklus 2
(BT) adalah 27 orang atau 90.00%. Nilai ketuntasan dapat dilihat pada grafik
Adapun nilai ketuntasan belajar pada siklus II mata kuliah speaking II
berikut ini:
sebagai berikut. Dari 30 mahasiswa yang SIKLUS 1
diuji terdapat
20 orang atau 66.66%
dinyatakan telah tuntas (T), sedangkan 80,00%
yang tidak tuntas (TT) sejumlah 10 orang
60,00% 80,00%
40,00% 20,00%
atau 33.33%. Nilai ketuntasan belajar mahasiswa dapat dilihat pada grafik
20,00%
0,00% T
berikut di bawah ini:
TT
Grafik 4: Nilai Ketuntasan Belajar
SIKLUS 2
Siklus 1 80,00% 60,00%
Hasil
pengamatan
kegiatan
mahasiswa pada saat Siklus II dapat
40,00%
33,33%
0,00% T
dilihat dari hasil analisis sebagai berikut: mahasiswa yang berkriteria penilaian
66,66%
20,00%
TT
Grafik 6: Nilai Ketuntasan Belajar
sangat baik (SB) adalah 7 orang atau
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
Siklus 2
135
Hasil
pengamatan
mahasiswa
pada
menunjukkan perolehan
terjadi
nilai
signifikan.
saat
kegiatan siklus
peningkatan
mahasiswa
Mahasiswa
SIKLUS 3
3
83,33% 100,00%
secara
50,00%
berkriteria
0,00%
16,66%
T
penilaian sangat baik (SB) adalah 10 orang atau 33.33%, berkriteria baik (B) 8
TT
Grafik 8: Nilai Ketuntasan Belajar Siklus 3
orang atau 26.66%, cukup (C) adalah 7 orang atau 23.33%, berkriteria kurang (K) adalah 3 orang atau 10.00%, dan yang
Hasil
pengamatan
kegiatan
berkriteria sangat kurang (SK) 2 orang
mahasiswa pada saat post-test dapat
atau 6.66%. Adapun hal ini dapat dilihat
dilihat dari hasil analisis sebagai berikut:
pada grafik berikut ini:
30 mahasiswa yang ikut tes terdapat 10
33,33%
26,66%
40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
orang atau 33.33%, berkriteria sangat baik
SIKLUS 3
(SB), 8 orang atau 26.66% berkriteria 23,33% 10,00%
baik (B), 7 orang atau 23.33% berkriteria 6,66%
cukup (C), berkriteria kurang (K) 3 orang atau 10.00%, dan berkriteria sangat kurang (SK) 2 orang
Grafik 7: Hasil Pengamatan Siklus 3
atau 6.66%.
Adapun hal ini dapat kita lihat pada grafik berikut ini:
Pada diagram di bawah ini terlihat bahwa nilai ketuntasan belajar mahasiswa pada siklus 3 dengan jumlah mahasiswa
33,33% 26,66%
POST-TEST 23,33%
0,4 0,3 0,2 0,1 0
10,00% 6,66%
yang mengikuti tes 30 orang terdapat 25 orang atau 83.33% sudah tuntas (T). Sedangkan mahasiswa yang belum tuntas (BT) sejumlah 5 orang atau 16.66%. Nilai
Grafik 9: Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Post-test
ketuntasan dapat kita lihat pada grafik berikut ini:
PEMBAHASAN Keterampilan bahasa
Inggris
berbicara
dalam
merupakan
suatu
keterampilan bahasa yang perlu dikuasai 136
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
dengan baik, karena keterampilan ini
berpikir tentang apa dan bagaimana cara
merupakan suatu indikator terpenting bagi
mengungkapkan ide-ide tersebut. Dalam
keberhasilan mahasiswa dalam belajar
masalah akurasi (accuracy) berbahasa,
bahasa. Dengan penguasaan keterampilan
mahasiswa sering melakukan kesalahan
berbicara yang baik, mahasiswa dapat
gramatika dengan tidak mengindahkan
mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik
kaidah-kaidah
di kampus maupun dengan penutur asing
menyangkut penggunaan tenses, seperti I
dan juga menjaga hubungan baik dengan
stay here two days ago; subject-verb
orang lain.
agreement, seperti She go to campus
Berhubungan dengan deskripsi di atas, Ur (1996) menyatakan bahwa “Jika
bahasa.
Hal
ini
everyday; plural, seperti all my friend like to have a party.
seseorang menguasai suatu bahasa, secara
Berdasarkan
hasil
pengamatan
intuitif ia mampu berbicara dalam bahasa
ditemukan bahwa motivasi mahasiswa
tersebut”.
selama proses belajar dan mengajar juga
Ungkapan
ini
jelas
mengidentifikasikan bahwa keterampilan
kurang
berbicara menunjukkan suatu indikasi
diperhatikan, mereka lebih memilih untuk
bahwa
suatu
berbicara dengan bahasa Indonesia atau
bahasa. Berdasarkan hasil observasi yang
bahasa daerah dan yang dibicarakan
berkelanjutan yang dilakukan terhadap
umumnya adalah topik - topik diluar
mahasiswa yang mengambil mata kuliah
perkuliahan. Ketika seorang dari mereka
Speaking 2 di Jurusan Pendidikan Bahasa
mempresentasikan sesuatu di depan kelas,
Inggris, ditemukan bahwa mahasiswa
mahasiswa yang lainnya cenderung untuk
memiliki keterampilan berbicara yang
kurang
kurang memadai.
Peneliti berasumsi bahwa hal ini sering
seseorang
mengetahui
Permasalahan yang diketemukan meliputi
akurasi,
kelancaran
dan
pengucapan berbahasa. Dalam masalah
gagap
atau
ragu-ragu
cenderung dalam
Kalau
sedang
memperhatikan
terjadi,
karena
metode
tidak
presentasi.
dan
teknik
mengajar yang digunakan selama ini masih sangat konvensional.
kelancaran (fluency) dan pengucapan (pronunciation, mahasiswa
baik.
Berkaitan dengan pembelajaran mata kuliah speaking II dalam rangka meningkatkan
berbicara
mengungkapkan ide-ide mereka. Ketika
bahasa
mereka diberi pertanyaan atau diminta
memilih
untuk mengungkapkan ide-ide mereka,
pembelajaran
mereka cenderung terdiam lama dan
Pembelajaran berbasis tugas merupakan
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
Inggris
kemampuan mahasiswa,
menggunakan berbasis
peneliti
pendekatan tugas.
137
suatu teknik pengajaran keterampilan
yang
berbicara
dari
keterhubungan antara bentuk dan makna.
yang
Terakhir, hubungan antara bentuk dan
pada
fungsi lebih mudah dipahami pembelajar
yang
pendekatan
dikembangkan komunikatif
menekankan
atau
berorientasi
pentingnya tugas-tugas atau tujuan-tujuan
lebih
pada
bentuk
dan
dalam pembelajaran berbasis.
komunikasi dalam melakukan komunikasi
Pengajaran
berbicara
bahasa
lisan. Richard dan Renandya (2002)
Inggris dengan pendekatan pembelajaran
menyebutkan bahwa dengan menerapkan
berbasis
pembelajaran berbasis tugas pembelajar
untuk lebih aktif mengungkapkan ide-ide
melakukan
yang
mereka di dalam kelas. Pendekatan
menegosiasikan
pembelajaran berbasis tugas mengadopsi
parafrase
semua
suatu
berhubungan makna,
kegiatan
dengan
melakukan
melakukan
eksperimen
yang
dan akan
tugas
membantu
konsep
mahasiswa
berpikir
yang
menempatkan pembelajar dalam posisi
membawa pembelajar pada pertumbuhan
utama.
Pendekatan
ini
memberi
bahasa yang sukses.
kesempatan: a) menggunakan bahasa
Prinsip-prinsip dalam pendekatan
secara kontekstual; b) mengeksplorasi
pembelajaran berbasis tugas ini juga
bahasa target melalui kegiatan situasional;
sesuai
pembelajaran
dan c) mengalami pembelajaran yang
inovatif yang sedang digalakkan saat ini.
tidak dapat diduplikasi di dalam kelas.
Tugas memberikan pembelajar beberapa
Dengan
keuntungan yang sangat menarik untuk
menjadi sangat sentral dalam kesuksesan
diperhatikan. Tugas menyediakan input
kegiatan
dan kesempatan bagi pembelajar untuk
menciptakan atau menstimulasi kereasi
penggunaan bahasa yang bermakna, yang
mahasiswa
tentu
memungkinkan
dengan
saja
konsep
dipandang
penting
bagi
alasan
ini,
peran
berbasis
serta
pengajar
tugas
jenis
situasi
interaksi
dalam
yang dapat
penguasaan bahasa. Selain itu, Tugas
berkembang secara alamiah. Di dalam
menyediakan lingkungan yang secara
pembelajaran berbasis tugas, salah satu
linguistik
yang pada dasarnya
hal dominan yang dilakukan adalah
mampu untuk mengaktifkan keterampilan
mahasiswa dirancang untuk mengerjakan
pembelajar
tugas-tugas baik tugas yang dikerjakan
kaya
dalam
berbahasa.
memberikan banyak pemberian menghasilkan
Tugas
penekanan
kesempatan bahasa
pada untuk
memaksa
pembelajar untuk memberikan perhatian 138
secara
berpasangan
(pairwork)
dan
diskusi berkelompok (group discussion) untuk
meningkatkan
interaksi
dan
kolaborasi di antara mereka. Sesuai
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
dengan namanya, tugas adalah kegiatan
pengaruh yang positif dalam peroses
yang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah
pembelajaran
unit
memerlukan
penelitian ini sudah selesai, peneliti
pemahaman, produksi, manipulasi, dan
berharap agar dosen pengampu mata
interaksi di dalam bahasa yang dipelajari.
kuliah speaking II masih menerapkan
Di
pendekatan
fundamental
dalam
perhatian
dan
model
pembelajaran
terutama
ditujukan
ini
kepada
makna bukan bentuk. Hingga
akhir
di
ini.
adalah
temuan
melihat
tiga
kelas.
Sekarang
Keterbatasan penelitian
komponen
ini
lainnya hanya
kemampuan
implementasi
berbicara mahasiswa (akurasi, kelancaran,
pendekatan pembelajaran berbasis tugas
dan pengucapan). Oleh karena itu perlu
yang diterapkan, masalah pada aspek
penelitian lebih lanjut untuk mencari
akursi (accuracy), kelancaran (fluency),
temuan pada aspek-aspek lain seperti
dan pengucapan (pronunciation) bisa
psikolinguistik, sosiolinguistik, dan lain-
teratasi. Mahasiswa berhasil mencapai
lain.
ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh peneliti
yaitu
standard
75%,
penilaian
(mengacu FKIP
pada
KESIMPULAN
Universitas
Mataram).
Berdasarkan
temuan
yang
didapatkan
dari
penelitian
dan
Masalah yang terindentifikasi pada
pembahasan
yang
dilakukan
dapat
refleksi siklus 1, 2 dan 3 bisa teratasi
disimpulkan
dengan adanya kesiapan yang baik dari
mahasiswa
dosen
Inggris
peneliti
Selanjutnya
dan
sebagai
kolaborator. implikasi
bahwa dalam
dapat
kemampuan
berbicara
ditingkatkan
bahasa melalui
dari
pendekatan pembelajaran berbasis tugas.
pendekatan pembelajaran berbasis tugas
Respon mahasiswa selama proses belajar-
adalah kedisiplinan mahasiswa
untuk
mengajar juga sangat baik. Hal ini terlihat
terus berlatih baik di kampus maupun di
dari antusiasme dan keseriusan mereka
rumah. Hal ini sangat penting karena
dalam belajar seperti terbetik pada hasil
semakin sering berlatih dan berlatih akan
observasi, catatan lapangan, dokumentasi
tercipta kebiasan-kebiasan yang tentunya
(audiovisual), foto-foto selama proses
dapat
pembelajaran berlangsung di kelas,, hasil
meningkatkan
mahasiswa
dalam
kemampuan
berbicara
bahasa
Inggris pada mata kuliah speaking. Meskipun penelitian ini terbatas dalam waktu tertentu tapi memberikan
pre-test, evaluasi setiap siklus, dan pretes.
Pendekatan
berorientasi
pada
pembelajaran tugas
yang
merupakan
modifikasi dari model Harmer (1997)
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
139
mengandung
langkah-langkah:
(a)
peneliti lain yang tertarik untuk meneliti
memperkenalkan dan mendemonstrasikan
tentang
pengajaran
bebicara
agar
penggunaan ekspresi bahasa baru yang
menggunakan hasil dari penelitian ini
akan digunakan dengan menggunakan
sebagai masukan lebih lanjut dalam studi-
pendekatan pembelajaran berbasis tugas
studi mereka.
dan diskusi, (b) mendiskusikan bagaimana pola atau kata- kata yang membentuk ekspresi-ekspresi tersebut, (c) berlatih untuk
menghasilkan
ekspresi-ekspresi
yang dipelajari, (d) menjelaskan dan menyuruh
mahasiswa
untuk
mencari
informasi pada mahasiswa yang lain sehubungan dengan topik bahasan, (e) melaporkan hasil yang mereka dapatkan di depan kelas, dan (f) memberikan umpan
balik
tentang
kelebihan
dan
kekurangan mahasiswa dalam pelaporan dengan memutar kembali hasil rekaman
DAFTAR PUSTAKA Birjandi, P, and Ahangari, S. Effects of task repetition on the fluency, complexity and accuracy of Iranian EFL learners oral discourse. from: http://www.asian-efljournal.com/site_map_2008.php (di akses 17 Desember 2015). Ellis, R. Task -Based Language Learning and Teaching. Oxford: Oxford University Press, 2003. Genc, B., Bada, E. Culture in Language Learning and Teaching. The Reading Matrix. Vol. 5, No. 1., 2005.
presentasi mereka. Mengacu pada kesimpulan di atas, diajukan saran tindak lanjut sebagai berikut:
1)
memegang
agar
para
mata
memperhatikan
dosen
kuliah dan
yang
speaking mengadopsi
pendekatan pembelajaran berbasis tugas karena pendekatan ini sangat efektif dan dapat
dipakai
untuk
meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam bebicara bahasa Inggris; 2) agar kurikulum dan silabus
pengajaran
speaking
juga
memperhatikan temuan penelitian ini sehingga terjadi semacam pengembangan yang bersifat positif pada kurikulum atau silabus yang ada; dan selain itu 3) bagi 140
Harmer, J. The practice of english language teaching. New York: Addison Wesley Longman Limited, 1997. Hashim, F. Language Immersion for Low Proficiency ESL Learners: The ALEMAC Project. The Reading Matrix. Vol. 6., 2006. Kemmis, S. Improving Education through Action Research in Zuber-Skerrit Ortrun, Action research in Higher Education. Brisbane: Griffith University Press, 1999. Lochana, M., Deb, G. Task Based Teaching: Learning English without Tear. 2006. Retrieved August 20, 2013 from http://www.asian-efljournal. com/Sept_06_ml& gd.php.
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
Mary.
Spratt, Alan. Pulverness, and Melanie. Williams. TKT. Cambridge: University Press, 2006.
Muller, T. Adding tasks to textbooks for beginner learners. In Edward, C. and J. Willis (Eds). Teachers Exploring Tasks in English Language Teaching. Palgrave: Macmillan, 2005. Muller, T. “Researching the Influence of Target Language on Learner Tugas Performance”. Proceedings from the Asian EFL Journal International Conference, 2006.
Nunan, D. Task -Based Teaching. Cambridge: Cambridge University Press, 2004. Richard, Jack C. dan Wlly A. Renandya. Methodology in Language Teaching: An Anthology of Current Practice. Cambridge: Cambridge University Press, 2002. Ur, Penny A. Course in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press,1996.
Amrullah : Belajar Berbicara Bahasa Inggris .... (129 - 141)
141