BIMBINGAN BELAJAR, oleh Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd Hak Cipta © 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
[email protected] Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-352-6 Cetakan Pertama, tahun 2014
KATA PENGANTAR
B
elajar adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan dan mengelola semua potensi belajar secara sinergis baik fisik maupun mental untuk mencapai sebuah perubahan kearah yang lebih sempurna. Meski rumusan ini kedengarannya mudah tetapi tidak semua orang belajar berhasil seperti yang diharapkan. Banyak kasus dan kegagalan belajar siswa timbul bukan karena faktor kecerdasan (dalam hal ini rendahnya taraf kecerdasan) atau kematangan (belum mencapai taraf kematangan), me lainkan karena faktor kejiwaan, siswa mengalami gangguan emosi, kekacauan pikiran atau perilaku belajar yang buruk. Buku ini disusun untuk memberi pedoman kepada peserta belajar bagaimana belajar yang berhasil. Bahwa belajar yang berhasil melibatkan banyak aspek secara utuh. Mengabaikan salah satu aspek pen dukung belajar tidak akan mencapai hasil belajar yang maksimal. Motivasi yang tinggi bukan satu-satunya modal dalam belajar jika tidak dilengkapi dengan penguasaan keterampilan belajar yang tinggi. Demikian pula seseorang yang telah menguasai keterampilan belajar, memiliki kemampuan belajar (IQ) yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan hubungan interpersonal (EQ) yang baik, juga merupakan usaha belajar yang sia-sia. Masih banyak potensi dan factor ekternal lainnya yang perlu dikelola dengan baik jika ingin meraih hasil belajar yang tinggi. Kebiasaan belajar, kondisi fisik, dan lingkungan belajar turut memberi andil ter hadap keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. Kebiasaan belajar yang buruk, kesehatan yang terganggu, lingkungan belajar yang tidak nyaman dan tidak aman dipastikan tidak memberikan sumbangan yang ber arti terhadap capaian hasil belajar. Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi para pendidik dalam keluarga, untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak, dapat digunakan oleh guru dalam memberikan bimbingan belajar pada siswa di sekolah dan dapat pula digunakan oleh para pendidik dalam setting pendidikan non formal.
vi
Bimbingan Belajar
Penulis menyadari bahwa buku ini masih perlu penyempurnaan, karena itu masukan dari pemakai sangat diharapkan. Semoga buku ini menjadi pedoman yang bermanfaat sebagai pendukung keberhasilan belajar. Singaraja, November 2013 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
v vii
PERMASALAHAN DALAM BELAJAR
1
1.1 1.2 1.3 1.4
1 2 2 4
Kurang berfungsinya potensi belajar Kondisi fisik Lingkungan Tidak menguasai keterampilan belajar
KONSEP DASAR BELAJAR
BAB III MELATIH KETERAMPILAN BELAJAR 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10
Keterampilan Mendengarkan Keterampilan Membaca Keterampilan Mencatat Keterampilan Menggarisbawahi Keterampilan Membuat Outline Katerampilan Membuat Kesimpulan Keterampilan Mensintesa dan Mengorganisasi Bahan Ketermpilan Mengingat Keterampilan Menyusun Laporan Katerampilan Mengerjakan Test
BAB IV MENGENAL TIPE BELAJAR 4.1 Tipe Belajar Visual 4.2 Tipe Belajar Auditori 4.3 Tipe Belajar Kinestetik
5 9 9 11 14 15 16 17 18 18 21 23 25 27 27 28
viii BAB V
Bimbingan Belajar MENGEMBANGKAN POTENSI BELAJAR 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
Perilaku Belajar (Behavior) Afeksi Penginderaan Kesan Diri (Imagery) Kognisi Hubungan Interpersonal Drug /ketergantungan
29 32 39 41 42 44 45 46
BAB VI BIMBINGAN BELAJAR DALAM BERBAGAI SETTING PENDIDIKAN
49
Bimbingan Belajar Dalam Setting Pendidikan Informal Bimbingan Belajar di Taman Kanak-Kanak Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar Bimbingan Belajar di Sekolah Menengah Bimbingan Belajar di Perguruan Tinggi Bimbingan Belajar dalam Setting Pendidikan Non Formal
49 50 51 52 52 53
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6
DAFTAR PUSTAKA
55 -oo0oo-
BAB I PERMASALAHAN DALAM BELAJAR
P
ermasalahan belajar dapat muncul karena adanya kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Apa yang menyebabkan kesenjangan itu bisa terjadi, tentu tidak hanya di tentukan oleh satu factor saja, tetapi dipengaruhi oleh banyak hal. Jika diidentifikasi, faktor-faktor yang dimaksud bisa terjadi dari dalam diri sebagai factor internal dan factor dari luar sebagai factor ekster nal. Kedua factor ini biasanya saling mempengaruhi. Sebagai contoh, sesorang yang memilki kemampuan belajar yang tinggi tetapi tidak memilki kebiasaan belajar yang baik (ketika ujian baru memulai belajar), maka hasil yang diperoleh tidak maksimal. Sebaliknya meski sesorang memilki kemampuan yang biasa saja tetapi memiliki motivasi dan kemauan yang tinggi, menunjukan minat yang tinggi untuk mempelajari sesuatu, melakukan diskusi yang inten dengan sesorang yang lebih menguasai bidang tersebut, tentu hasil belajar yang dicapai tidak terlalu jelek. Berikut akan dijelaskan beberapa faktor-yang dinilai sebagai peng hambat dan keberhasilan belajar.
1.1 KURANG BERFUNGSINYA POTENSI BELAJAR Belajar adalah kegiatan full cantact , kata Bobby De Porter (1999:15) artinya, bahwa kegiatan belajar meli batkan semua aspek kepribadian manusia seperti, pikiran, perasaan, sikap, keyakinan, dan persepsi masa datang. Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar diperkirakan tidak semata-mata karena kemampuan (tingkat kecerdasan rendah), tetapi dimungkinkan karena belum mampu mengembangkan potensi belajar secara optimal. Karena itu harapan ahli bimbingan seperti Munandir (1996:48), agar bimbingan ditekankan untuk mengembangkan matra afektif belajar, yaitu pengembangan sikap, nilai dan kepribadian. Ini meru pakan penciptaan kondisi emosional dalam diri siswa yang mempunyai nilai pendukung bagi keberhasilan belajar mereka. Banyak kasus dan kegagalan belajar siswa timbul bukan karena faktor kecerdasan (dalam hal ini rendahnya taraf kecerdasan) atau kematangan (belum mencapai taraf kematangan), melainkan kare na faktor kejiwaan, siswa mengalami gangguan emosi atau kekacauan pikiran”. Karena itu, agar belajar
2
Bimbingan Belajar
bisa berhasil maksimal maka, semua potensi belajar juga dikelola secara maksimal pula. Pusatkan kon sentrasi terhadap mata pelajaran yang dipelajari, yakini bahwa mata pelajaran tersebut bermanfaat dalam kehidupan, jalin hubungan yang baik dengan teman-teman sebagai ajang untuk bekerja sama dalam belajar dan bersikap positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari serta bersikap positif pula terhadap pengajar nya bahwa dia professional dalam mengajar.
1.2 KONDISI FISIK Kondisi fisik yang terganggu juga menjadi salah satu hambatan belajar. Misalnya, tergagangunya fungsi salah satu atau beberapa alat indra (telinga atau mata) yang memilki funsi penting Dua alat indra tersebut dianggap sebagai pintu masuknya ilmu pengetahuan dipastikan akan mengganggu aktivitas belajar.. Meski orang memilki kemampuan tinggi tetapi jika alat indera tidak berfungsi penuh maka hasil belajar yang di capai pun tidak optimal. Sebaliknya jika semua organ tubuh ada dalam keadaan sehat, semua berfungsi se hat dan jika tidak ada hambatan lain maka kegitan belajar akan berjalan dengan lancar. Jika semua berjalan lancar dibarengi dengan usaha dan motivasi yang tinggi tentu hasil yang dicapai akan maksimal.
1.3 LINGKUNGAN Hal lain yang diperkirakan dapat menjadi penyebab gagalnya belajar adalah lingkungan belajar yang kurang kondusif. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Kedua jenis lingkungan ini akan memerikan pengaruh pada setiap aktivitas belajar. Lingkungan pendukung atau peng ganggu belajar belajar itu, bisa terjadi dalam keluarga, dalam sekolah mapun di masyarakat. a.
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama tempat bernaungnya anak-anak untuk mengembangkan diri. Segala aktivitas termasuk aktivitas belajar selama enam tahun pertama berjalan dalam keluarga. Malah, setelah anak menginjak sekolah pun sebagian besar aktivitasnya berlangsung dalam keluarga. Menyadari bahwa, sebagaian besar waktu yang dimiliki anak ada dalam keluarga, maka keluarga memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam aktivitas belajar, peranan orang tua dalam keluarga adalah, memberikan bimbingan belajar dan memenuhi kebutuhan belajar yang dibutuh kan. . Sebagai pembimbing belajar orang tua dituntut menciptakan suasana yang kondusif bagi keberlang sungan kegiatan belajar. Iklim keluarga yang nyaman dan aman memberi peluang besar bagi anak untuk mengembangkan potensi belajarnya secara optimal. Sebaliknya, suasana keluarga yang kurang nyaman, dimana orang tua sering berselisih, hubungan anggota keluarga tidak harmonis, kualitas komunikasi yang buruk, bekerja pada waktu-waktu anak belajar, menikmati hiburan berlebihan, suka bermain, atau malah melibatkan anak bekerja menambah pendapatan keluarga, maka lingkungan seperti ini tidak akan memberi kan keuntungan bagi perkembangan belajar anak. Muncul kecemasan menyaksikan berbagai perselisihan dalam keluarga, mendengar komunikasi dan interaksi keluarga yang kurang harmonis, akan mengganggu konsentrasi anak dalam mengejakan tugas-tugas belajar. Sedangkan lingkungan non sosial dalam keluarga adalah lingkungan yang tidak melibatkan orang-orang dalam aktivitas belajar. Lingkungan ini menyang