ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
A
AGNES IVONNE de FRETES
BEBERAPA MASALAH YANG TIMBUL DARI PEMBERIAN LISENSI WAJIB MENURUT UNDANG - UNDANG NOVIOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A
1991
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BEBERAPA MASALAH YANG TIMBUL DARI PEMBERIAN LISENSI WAJIB MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN
SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI 7UGAS DAN HEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MKNCAPAI GELAR SARJANA HUKUM
OLEH AGNES IVONNE de FRETES 038612323
DOSI
DJASADIN SARAGIH, SH., LL.rt.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1991
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DIUJI PADA TANGGAL : 18 JUNI 1991
PAN1TIA PENGUJI
KETUA
: AZIS SAFIOEDIN, SH.
SEKRETARIS : SRI HANDAJANI, S H .
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK BEBERAPA MASALAH YANG TIMBUL DARI PEMBERIAN LISENSI WAJIB MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN FRETES, AGNES IVONNE de PEMBIMBING : DJASADIN SARAGIH,SH.LLM LICENSE KKB KK-2 DAG 351/92 Fre b Copyrights @ 1992 by Airlangga University Library. Surabaya
Teknologi pada dasarnya lahir dari karsa intelektual, sebagai karya intelektual manusia. Karya intelektual manusia itu kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan, yang kemudian da^at diterapkan dalam proses industri. Tentu saja teknologi itu lahir dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang melibatkan tenaga dan pikiran, waktu dan juga biaya yang biasanya sangat besar jumlahnya. Karena kelahirannya yang demikian, maka teknologi memiliki nilai atau manfaat ekonomi sehingga teknologi memiliki arti dan peran yang khusus dalam industri. Oleh sebab itu, adalah wajar bilamana terhadap hak atas penemuan tersebut diberi perlindungan hukum.
Keyword : Paten
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
MOTTO: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28) .
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
FATA PENGANTAR Dengan
mengucapkan syukur kehadirat
Allah
Bapa
Yang Maha Kuasa, karena berkat kasihNya saja saya
raampu
menyelesaikan skripsi ini dan dapat menyelesaikan
studi
di Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Adapun
skripsi
ini saya
beri
judul
"BEBERAPA
MASALAH YANG TIMBUL DARI PEMBERIAN LISENSI WAJIB MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG
PATEN",
susun dalain rangka melengkapi t.ugas dan memenuhi untuk
meneapai
bidang
gelar Sarjana
Hukum,
hukum perdata, pada Fakultas
syarat
khususnya Hukum
saya
dalam
Universitas
Airlangga Surabaya. Dalam mendapat ini
penyusunan skripsi ini, saya telah
bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat
terselesaikan dengan baik.
Pada
banyak skripsi
kesempatan
yang berbahagia ini, dengan segala kerendahan hati ingin cenyampaikan rasa terimakasih yang
saya
sebesar-besar-
nya kepada: 1. Bapak
R.
Fakultas
Djoko
Sumadijo,
Hukum Universitas
S.H.
selak.u
Airlangga.
2. Bapak Djasadin Saragih, S.H., LL.M. selaku pembimbing
dan
waktu
tenaga untuk
dan
penguji
Dekan
yang
telah
membimbing
dosen
meluangkan saya
dalam
menyusan skripsi ini. 3. Bapak Azis Safioedin, S.H. dan Bapak Moch. Isnae ni, S.H., MS.selaku dosen penguji. 4. Para dosen, serta segenap pimpinan dan staf
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pengajar
Fakultas
lainnya
yang
Hukum
Universitas
telah memberikan bekal
Airlangga ilmu
pada
saya. 5. Papa
dan
tersayang yang rongan
mama Audy,
telah
tercinta,
serta
Ivan, Yanny, dan
kakak-kakakku Agustinus
memberikan dukungan dalam
semangat, dan materiil selama
T.
doa,
do-
penyusunan
skripsi ini. 6. Teraan-temanku Iwan A., Didik S., dan Yusron yang turut menbantu memberikan sumbangan
Hz.,
pemiki
ran dalam penulisan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku Yuyun, Tina, Wiwik, dan serta yang yang
Iswari
handai tolan dan rekan-rekan lainnya tidak telah
sempat saya sebutkan memberikan
yang
satu*
persatu,
dan
simpati
perhatian
kepada saya dalam penulisan kripsi ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak lepas dari pengetahuan saya sendiri yang masih terbatas. Oleh karena itu,
saya
berharap kepada para pembaca khususnya kalangan mahasiswa
dan para dosen Fakultas Hukum Universtas
Airlangga,
kiranya dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan, dan pada akhirnya saya berharap
semoga
skripsi ini dapat bermanfaat. Surabaya, Juni 1991.
Agnes Ivonne de Fretes 038612323 ii
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR IS!
KATA PENGANTAR...... ................................. DAFTAR 1^1............................................ BAB I
: PENDAHULUAN............................... 1. Permasalahan : Latar Belakang dan
II
iii 1
Ru-
musanannya.............................
BAB
i
1
2. Penjelasan J u d u l .......................
8
3. Alasan Pemilihan Judul................
9
4. Tujuan Penulisan.......................
10
5. Metodologi.............................
10
6. Pertanggungjawaban Sistematika.......
11
: ALASAN TIMBULNYA LISENSI WAJIB........... 1. Keseimbangan Hak Dan Kewajiban.......
13 13
2. Tanpa Melanggar Paten Lain Tidak Mungkin Dilaksanakan Suatu Paten..........
17
3./Sarana Dalam Alih Teknologi...........
19
4.jProsedur Pengalihan Paten Melalui
BAB
III
Li
sensi Wajib............................
23
: AKIBAT PEMBERIAN LISENSI WAJIB...........
28
1 yHubungan Hukum Para Pihak.............. 28 2 .'/Rewaj iban Dan Hak Pemegang Lisensi Wa j i b ..................................... 3. Persaingan Curang................. . 4. Pengalihan Lisensi Wajib Hanya Pewarisan
32 39
Dengan
.......................... .
41
iii
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB
IV : PENYELESAIAN
'SENGKETA
AKIBAT
PEMBERIAN
LISENSI WAJI B ............................. 1. Tanggung
Gugat Berdasarkan
43
Perbuatan
Melanggar Hukum........................
43
2. Tuntutan Pembatalan Oleh Pemegang Pa
BAB V
ten.....................................
48
: PENUTUP....................................
52
1. Kesimpulan.............................
52
2. Saran...................................
53
DAFTAR BACAAN......................................... LAMPIRAN...............................................
iv
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1. Bermasalahan: Latar B e lakang dan Rumusannva Pada hakikatnya setiap pembangunan selalu juan
untuk
meningkatkan harkat dan
martabat
bertumanusia.
Indonesia sebagai negara berkembang juga bertujuan untuk melaksanakan dan
pembangunannya untuk
martabat manusia Indonesia.
dalam sia, suatu
meningkatkan Sebagaimana
tercantum
Garis-garis Besar Haluan Negara Republik pembangunan
nasional bertujuan
untuk
masyarakat adil dan makmur yang
harkat
Indone
mewujudkan
merata
material
dan spiritual berdasarkan Pancasila.* Sebagai salah satu upaya
untuk
pembangunan
mewujudkan cita-cita yang
dititikberatkan
sedang
kita
itu,
maka
laksanakan
strategi
dewasa
ini
pada pembangunan bidang ekonomi
dengan
sasaran utama untuk mencapai keseimbangan antara
bidang
pertanian dan bidang industri. Dengan memperhatikan arah dan sasaran pembangunan sebagaimana dengan
upaya
disebut di atas, khususnya
yang
membangun kekuatan. industri,
berkaitan salah
faktor penting yang perlu diperhatikan adalah akan teknologi. Faktor ini penting karena pada
1Bandingkan Huruf A.
satu
kebutuhan dasarnya
dengan TAP MPR II/MPR/1988, Bab
II,
2Lihat TAP MPR No. II/MPR/1988, Bab III, Huruf B, Angka 3.
1 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
merupakan salah satu kunci yang sifatnya sangat menentukan kehidupan industri. Bahkan lebih dari itu adalah
faktor penentu dalam kehidupan dan
teknologi
perkembangan
industri.® Teknologi pada dasarnya lahir dari karsa intelek tual, sebagai karya intelektual manusia. Karya
intelek-
tual manusia itu kemudian disebut sebagai ilmu
pengeta-
huan, yang kemudian da^at diterapkan dalam proses indus tri. Tentu saja teknologi itu lahir dari kegiatan litian
dan
pengembangan
yang
melibatkan
pene-
tenaga
dan
pikiran, waktu dan juga biaya yang biasanya sangat besar jumlahnya.
Karena
kelahirannya
yang
demikian,
teknologi
memiliki nilai atau manfaat ekonomi
teknologi
memiliki
arti dan peran
yang
maka
sehingga
khusus
dalam
industri. Oleh sebab itu, adalah wajar bilamana terhadap hak
atas penemuan tersebut diberi
perlindungan
hukum.
Adanya kepastian hukum bahwa hak seseorang akan memperoleh perlindungan hukum itulah yang pada gilirannya
akan
memperkuat iklim yang baik bagi penyelenggaraan kegiatan yang
melahirkan teknologi. Hak atas
tersebut Hak
karya
intelektual
diakui sebagai hak milik yang tidak seperti
inilah
yang
dikenal
berwujud. dengan
p a t e n .4 Guna menunjang perkembangan bidang industri, maka pengembangan
suatu sistem dibidang Hak
Milik
Intelek
3Lihat Penjelasan Umum, UU No. 6/1989. 4 Ibid.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
tual
(Intelectual
paten
harus
Property
Rights),
termasuk
merupakan bagian yang integral
bidang
dari
pem-
bangunan nasional yang sedang kita laksakan dewasa ini.5 Undang-undang Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten di nesia (selanjutnya disingkat UU No. 6 Thn 1989) kinkan
pemberian
paten
kepada
seorang
Indo memung-
penemu
untuk
memberikan perlindungan hukum bagi setiap penemuan baru,
yang
yang
akan dapat
mendorong
serta
menggairahkan
kreativitas
masyarakat
Indonesia
untuk
menghasilkan
penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Pemberian paten bagi
juga memberikan kesempatan ruang gerak yang sektor
industri
untuk
menggunakan
dan
teknologi baru sekaligus sebagai sarana untuk nanya
memilih terlaksa-
alih teknologi dengan baik. Dalam bidang
khususnya
di
sektor industri, adanya
luas
ekonomi
pemberian
paten
akan lebih mendorong dunia usaha untuk mengadakan investasi.®
Selanjutnya
pasal 1 angka 1 UU No. 6
Thn
1989
menyatakan: Paten adalah hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya dibidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
^Menteri Kehakiman Republik Indonesia, Sambutan pada Loka Karya Keliling di bidang Paten Bagi Para Aparat Penegak Hukum, Surabaya, 28-29 September 1990. ®Slamet Dirham, "Patentability", Makalah dalam National Public Information And Awareness, Seminar For Patent Users, Surabaya, 25-26 September 1990, h.13. 7Pasal 1 UU No. 6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4 Hak
ini
bersifat
diberikan tadi.
khusus
(eksklusif),
karena
hanya
kepada penerau untuk melaksanakan
penemuannya
Ini berarti orang lain hanya mungkin
menggunakan
penemuan
tersebut kalau ada persetujuan atau izin
penemu selaku pemilik hak. Dengan kata lain,
dari
kekhususan
tersebut terletak pada sifatnya yang mengecualikan orang lain
selain penemu selaku pemilik hak dari
untuk
keraungkinan
menggunakan atau melaksanakan penemuan
Karena
sifat
seperti itulah,
.hak
tersebut
tersebut. dikatakan
eksklusif.® Pemberian paten oleh negara yang sifatnya eksklu sif
ini
jangka
dan
sekaligus
perlindungan
hukumnya
waktu tertentu, mewajibkan kepada
tersebut
untuk
melaksanakan
selama
pemegang
penemuannya
yang
diberi paten itu secara terus menerus. Artinya,
hak telah
ia harus
secara perusahaan menghasilkan produksi atau menggunakan proses
produksi yang diberi hak paten
tersebut,
untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri atau kebutuhan eksport.9 Tidak lakukan
menjadi masalah apakah pelaksanaan dengan
menggunakannya sendiri
tersebut ataukah
dengan
memberikan persetujuan izin (lisensi) kepada orang untuk
menggunakan
paten
tersebut.
Melalui
di-
UU
lain No.
o °Bambang Kesowo, "Undang-undang Paten: Latar Belakang dan Prinsip-prinsip Pokok", Makalah Dalam National Public Information And Awareness Seminar For Patent Users, Surabaya, 25-26 September 1990, h.5. 8Sudargo Gautama, SfiRirSfigi__ Hukum Hak Intelektual. cet I, Eresco, Bandung, 1990, h.42.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
Milik
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
6
Thn
1989
negara menyediakan
menumbuhkan
perangkat
hukum
teknologi dan melindunginya .* Tetapi
guna kalau
tidak diimbangi dengan menggunakannya, untuk apa perlin dungan
hukum tersebut diberikan? Prinsipnya
hak telah diberikan imbalannya,
sederhana,
kewajiban harus dilaksa
nakan pula.**"1 Prinsip ini merupakan keseimbangan hak
dan kewajiban. Pasal 18 UU No.6 Thn
1989
antara mengatur
secara tegas kewajiban ini. Paten lambatnya
wajib dilaksanakan di Indonesia
selambat-
dalam jangka waktu empat puluh delapan
sejak tanggal pemberian paten. Di samping itu, paten
juga
tahunan
kewajiban
untuk
biaya
ketentuan
tidak dilaksanakan, maka paten dianggap
batal
hukum. Pembatalan paten tersebut dinyatakan
oleh
Kantor Paten. Pasal 94 UU No. 6 Thn 1989 f
pemegang
membayar
dalam jangka waktu tertentu. Apabila
tersebut demi
dibebani
bulan
menegaskan hal
tersebut. Paten pada dasarnya hak yang diterima dari negara untuk
selama
bersangkutan jut, dapat rikannya.**
jangka waktu tertentu,
maka
kalau
yang
tidak menghendaki hak tersebut lebih
lan
saja negara membatalkan hak yang telah dibeTidak
dilaksanakannya
suatu
paten,
pada
dasarnya merupakan pengingkaran kewajiban yang diberikan oleh
negara
sebagai
imbalan
wajar terhadap
hak yang
1^Bambang Kesowo, q p .c i t . . h.22. ^ L i h a t Penjelasan Pasal 96 UU No.6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
diterimanya’. Oleh karenanya, bilamana negara
mengetahui
pengingkaran tersebut berdasarkan laporan yang diterima nya, maka paten dapat dinyatakan Jika
batal demi hukum.12
paten telah diterima tetapi dalam waktu
36
bulan sejak tanggal paten diberikan, pelaksanaanya hanya sekedar dalam
formalitas, jumlah
menggunakan telah
atau paten
yang
kurang,
itu
digunakan
padahal
tetapi
kesempatan
untuk
secara komersial telah tersedia, maka
lewat
masa
itu, orang
lain
yang
bila
melihat
ke
mungkinan pelaksanaanya secara komersial. bisa mengajukan permintaan lisensi wajib terhadap paten tersebut, lui
Pengadilan
Negri.
Hal ini diatur dalam
mela-
pasal
82
ayat 3 UU No.6 Thn 1989. Orang tersebut juga harus mampu menunjukkan kemampuannya untuk melakukan paten serta
mempunyai
fasilitas yang tersedia
tersebut
untuk
it u .13
Begitu pula pelaksanaan suatu paten oleh pemegang
paten
yang
tanpa
bersangkutan
melanggar
paten
tidak akan mungkin
dilakukan
lain yang telah ada
terlebih
dahulu,
masalah yang terakhir ini diatur dalam pasal 88 UU No. 6 Thn
1989.
umumnya,
Seperti halnya lisensi
praktek
wajib diberikan
tertentu dan disertai
dengan
perlisensian untuk
kewajiban
jangka
pada waktu
untuk membayar
royalti yang wajar kepada pemegang paten.14
12Bambang Kesowo,
o p
.c i t
.. h.22.
13Lihat Pasal 82 UU No.6 Thn 1989. 14Lihat Pasal 88 UU No.6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
a. Apakah alasan timbulnya lisensi wajib? b. Akibat-akibat apa saja yang mungkin timbul dengan adanya mekanisme lisensi wajib? c. Bagaimanakah sehubungan
penyelesaian dengan
akibat
pemberian
yang
timbul
lisensi wajib
tersebut?
2. Pen.ielasan Judul Skripsi Timbul
Dari
ini diberi judul “Beberapa Masalah Pemberian Lisensi
Wajib
Menurut
Yang
Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1989". Judul ini mengandung pengertian, bahwa pemberian lisensi wajib menurut UU No. 6 Thn 1989 itu, timbul dari keadaan-keadaan tertentu, disebabkan
karena alasan-alasan tertentu, oleh karena itu
me
nimbulkan beberapa masalah atau akibat-akibat tertentu. Yang dimaksud dengan lisensi wajib di sini adalah suatu
mekanisme, yang dalam keadaan tertentu
dan
dasar
syarat tertentu sebagaimana ditetapkan
dalam
No.
6 Thn 1989, suatu lisensi dapat
dimintakan
atas UU
kepada
dan diberikan oleh Pengadilan Negeri. Mekanisme demikian ini
tujuanya adalah untuk menjaga keseimbangan hak
kewajiban
antara
pemegang paten dan
orang
lain
dan yang
menerima hak dari pemegang paten. UU No. 6 Thn 1989 yang relatif baru ini, kan
ketentuan
terdepan dalam
mengatur
masalah
merupa paten
diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum dan dapat
skripsi
mendorong
serta
menggairahkan
Indonesia
untuk
menghasilkan
kreativitas
masyarakat
penemuan-penemuan
BEBERAPA MASALAH YANG ....
baru
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
dalam
bidang
perumusan ini
mekanisme lisensi wajib
perlu
memang
teknologi. Namun, menurut
ditinjau
kerabali.
pendapat
dalam
saya
undang-undang
Pembahasan
ditujukan untuk raengkaji beberapa
skripsi masalah
ini yang
timbul sehubungan dengan pemberian lisensi wajib
menu
rut UU No. 6 Thn 1989.
3. Alasan Pemilihan Judul Pemilihan
judul
"Beberapa Masalah
Yang
Timbul
Dari Pemberian Lisensi Wajib Menurut UU No. 6 Thn sebagai saya
topik
gang
atas
pengamatan
terhadap UU No. 6 Thn 1989 yang relatif baru
ternyata wajib
pembahasan, didasarkan
1989"
menganut suatu paham bahwa
selalu bersifat non eksklusif. paten
masih
diberi
pemberian
ini,
lisensi
Ini berarti
kebabasan
untuk
peme
memberikan
lisensi kepada pihak ketiga lainnya. Persoalan-persoalan itulah dalam
yang skripsi
kebutuhan
menarik perhatian saya
untuk
membahasnya
ini, terutama bila ditinjau
untuk mencegah timbulnya
dari
praktek
persaingan
yang
tidak wajar. Padahal diundangkannya UU No.
1989
salah satu tujuannya adalah untuk memberikan
lindungan
dan
kepastian
hukum
dalam
Melalui skripsi ini saya berharap pembaca oleh
gambaran yang jelas tentang
sudut
masalah
6
Thn per
paten.
dapat memper-
masalah-masalah
yang
timbul di sekitar pemberian lisensi wajib dari pemberian paten menurut UU No. 6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
4. Tu.iuan Permlisan Untuk
melengkapi dan memenuhi persyaratan
dalam
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Untuk memberikan gambaran dan penjelasan terhadap masalah-masalah yang timbul disekitar pemberian wajib
lisensi
menurut UU No. 6 Thn 1989, serta memberikan
bangan pemikiran untuk kebutuhan ilrau hukum dan
sum-
praktek
hukum. 5. Metodologi a. Pendekatan Masalah Sangat
disadari bahwa permasalahan yang
meling-
kupi Paten ini sangat bervariasi dan komplek. Untuk pembahasan . masalah
dalam skripsi ini
hanya
itu
ditujukan
pada beberapa masalah yang erat kaitannya dengan kaidahkaidah
hukum
perdata.
Pendekatan
masalah
dilakukan
dengan meninjau azas-azas umum hukum perdata dan bebera pa pasal yang ada dalam UU No. 6 Thn 1989. Untuk luan
ini juga digunakan pendekatan dari beberapa
plin
ilmu,
yaitu dari segi
yuridis,
keper-
sosiologis,
disidan
ekonomis. b. Sumber Data Sumber
data
penulisan skripsi ini
adalah
data
kepustakaan. c. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data Untuk
menyusun
skripsi
ini,
dikumpulkan
data
melalui studi kepustakaan yang meliputi berbagai tulisan
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
ilmiah dan peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan masalah yang ditulis. d . Analisis Data Setelah deskriptif
data terkumpul,
dengan
saya melakukan
landasan berbagai teori
analisis
yang
telah
saya pelajari.
6. Pertanggung.iawaban_.Sistematika Pertama-tama latar
saya menguraikan
permasalahan
belakang yang mendorong saya untuk merailih
penulisan judul
skripsi ini. Saya juga memberikan
atas
judul
yang saya
pilih,
dan topik
penjelasan
alasan
pemilihan
judul, tujuan penulisan, metodologi yang digunakan serta pertanggungjawaban uraikan
dalam
sistematikanya. Kesemuanya itu
bab pendahuluan sebagai
bab
I,
saya dengan
maksud sebagai pengantar bab-bab pembahasan. Dalam merabahas
bab selanjutnya yaitu bab II,
masalah
lisensi wajib menurut UU
1989,
yang
berkenaan dengan alasan
wajib
yang
meliputi keseimbanmgan hak
tanpa
melanggar paten lain tidak
saya No.
timbulnya dan
mungkin
mulai 6
lisensi
kewajiban, dilaksanakan
suatu paten, pengembangan teknologi dan prosedur patkan hal
Thn
menda-
lisensi wajib. Agar pembaca dapat memahami
apa saja yang menyebabkan timbulnya lisensi
halwajib,
maka bab II ini saya beri judul "Alasan Timbulnya Lisen si Waj ib" . Dalam bab selanjutnya yaitu bab III, saya laskan
skripsi
akibat
pemberian lisensi wajib
BEBERAPA MASALAH YANG ....
bagi
menjepemegang
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
paten maupun pemegang lisensi wajib. Oleh karenanya III
ini
saya
beri
judul
"Akibat
Pemberian
bab
Lisensi
Waj i b " . Bab IV yang saya beri judul "Penyelesaian Sengketa Akibat Pemberian Lisensi Wajib" merupakan dari
pembahasan
penyelesaian
saya
sengketa
dalam bab antara
III,
kelanjutan
berisi
pemegang
tentang
paten
dengan
pemegang lisensi wajib berdasarkan ketentuan dalam UU No 6 Thn 1989, dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW). Bab V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari pembahasan seluruh bab dalam penulisan skrip si
ini,
dan saran yang berkenaan
keseluruhan
bab
terdahulu yang
dengan
topik
berlandasan
pada
dalam ke-
simpulan.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II ALASAN TIMBULNYA LISENSI WAJIB
1. Keseimbangan Hak Dan^KeHa.i iban Masalah peroleh
keseimbangan hak dan kewajiban ini
mem-
perhatian yang sangat besar dalam UU No. 6
Thn
1989. Di situ dapat kita saksikan, bahwa prinsip seluruh perlindungan
hukum
untuk paten
ini
ialah
keseimbangan
atara kepentingan pribadi dan
memelihara kepentingan f
umum.
Karena kepada penemu selaku pemilik
paten,
atau
orang lain yang menerima hak dari pemilik (dalam UU 6
Thn
1989 semuanya disebut
pemegang
paten),
No.
negara
telah memberikan hak yang bersifat khusus atau eksklusif untuk melaksanakan patennya, dan sekaligus hukum
perlindungan
selama jangka waktu tertentu. Pemberian hak
demikian
ini merupakan penghargaan yang diberikan
yang oleh
negara kepada seorang atau sekelompok penemu atas
karya
intelektualnya
disa-
yang berupa teknologi. Dan sangat
dari, oleh karena lahirnya karya intelektual yang berupa teknologi itu telah melibatkan tenaga, waktu, dan biaya, maka
teknologi itu memiliki nilai ekonomi.
itu,
adalah wajar bilamana terhadap hak
diberi semacam
perlindungan ini,
hukum. Dengan
pemegang
paten
tidak
Oleh
atas
penemuan
perlindungan hanya
sebab
hukum
memperoleh
jaminan, tetapi juga memiliki dasar hukum untuk
memper-
tahankan haknya.
13 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
Setelah
memperoleh perlindungan hukum
paten
yang
dimilikinya, pemilik
paten
berkewajiban
paten
melaksanakan
atau
patennya
Republik Indonesia.1^ Paten tersebut harus secara haan
atas
pemegang
di
wilayah
dilaksanakan
penuh dan terus-menerus, artinya secara memproduksi suatu barang atau
barang
yang
hak
perusa-
menghasilkan
dibuat dengan proses produksi
yang
diberi paten. Kewajiban pelaksanaan paten ini
suatu telah
merupakan
upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan
dalam negeri ataupun kebutuhan
ekspor.
Pelaksanaan
kewajiban tersebut tidak menjadi masalah, apakah
dilak
sanakan sendiri ataukah dengan memberi persetujuan/izin/ lisensi
kepada orang lain untuk
Apabila
paten
paten
menggunakan
itu dilaksanakan sendiri,
maka
itu dapat secara langsung menikmati
payahnya.
Tetapi
kalau pelaksanaannya
patennya. pemilik
hasil
dengan
jerih memberi
persetujuan/izin/lisensi kepada orang lain untuk menggu nakan
patennya,
berarti pemilik paten
akan
menikmati
hasil jerih payahnya secara tidak langsung, yaitu lui
royalti
imbalan sesuai Pada
yang dibayarkan
kepadanya
atau
imbalan-
lain yang harus diberikan kepada pemilik dengan
isi perjanjian yang telah
intinya, harus ada keseimbangan
mereka
atau
mela-
paten buat.
keselarasan
antara hak dan kewajiban atau antara hak tersebut dengan kepentingan yang lebih luas.
^ Bandingkan pasal 18 UU No. 6 Thn 1989
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
pemberian tidak
paten, pemegang paten atau
penerima
lisensi
melaksanakan penemuan yang bersangkutan di
negeri,
padahal kebutuhan masyarakat akan
bersangkutan mengajukan
sangat
besar, maka
Pengadilan Negeri . ^
produk
setiap
lisensi wajib (compulsory
dalam yang
orang
licence),
boleh kepada
Menurut pasal 83 ayat 1 UU No.6 Thn
1989, lisensi wajib hanya dapat diberikan apabila: a. Orang yang mengajukan permintaan tersebut dapat menunjukkan bukti yang meyakinkan bahwa ia: 1). mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sendiri paten yang bersangkutan secara penuh. 2). mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksana kan paten yang bersangkutan secepatnya. b. Pengadilan Negeri berpendapat bahwa paten terse but dapat dilaksanakan di Indonesia dalam skala ekonomi yang layak dan dapat memberi kemanfaatan kepada sebagian besar masyarakat. Menurut
ketentuan di atas, diperlukan bukti yang
kinkan
bahwa orang yang meminta lisensi wajib itu
meya mem
punyai kemampuan finansial dan teknis untuk melaksanakan paten tersebut. Maksudnya, adalah untuk mencegah lah dapat
gunaan
hak paten itu sendiri
yang
merusak sistem paten. Dan menggunakan
tersebut
untuk tujuan antara lain, sekadar
perlindungan
hukum atas penemuannya agar
orang
atau dengan maksud
lain,
monopoli tuan
pada
akhirnya hak
paten
mendapatkan tidak
ditiru
mempertahankan
posisi
yang dimilikinya terhadap
selanjutnya, yaitu
penya-
persaingan.
Pengadilan Negeri
Keten
harus dapat
18Bandingkan pasal 81 dan pasal 82 ayat 1 UU 6 Thn 1989.
No.
19Lihat pasal 83 ayat 1 UU No. 6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
meneliti apakah lisensi wajib tersebut dapat kan
dilaksana
di Indonesia dalam skala ekonomi yang layak.
Arti-
nya, apakah paten tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan
barang dalam jumlah dan tingkat harga
banding dengan kebutuhan Ketentuan Konvensi
yang
se-
dan kondisi pasar.
serupa dengan ini dikenal
juga
dalam
Paris. Pasal 5 Act of London menyatakan
dalam
ayat 2, bahwa: Nevertheless, each of the countries of the Union shall have the right to take the necessary legisla tive measures to prevent the abuses which might result from the exercise of the exclusive rights conferred by the patent, failure to use.20 Ketentuan anggauta
di
atas
berhak
menyebutkan,
menentukan
nasionalnya
bahwa
melaksanakan
hak
bahwa
dalam
setiap
negara
perundang-undangan
penyalahgunaan hak
pemegang
paten,
dihindarkan
dengan
memberikan compulsory licence kepada pihak lain.
Kemud
patennya,
dapat
ian diatur juga bahwa pemberian lisensi wajib ini
tidak
boleh lebih cepat dari pada 3 tahun sejak tanggal pembe rian
paten, dan pemegang paten tidak
dapat
memberikan
alasan yang sah tidak dilaksanakannya p a t e n . U U Thn
1989
tentang Paten yang dimiliki
bagsa
No.
6
Indonesia
ini, ternyata tidak bertentangan dengan Konvensi Paris.
^Lihat
pasal 5 Act ayat 2 Konvensi Paris
versi
London o1 * ASudargo Gautama, o p .c i t .. h .34.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
2. Tanpa Melanggar Paten Lain Tidak Mungkin Dilaksanakan Suatu Paten Keadaan
lain yang menyebabkan timbulnya
lisensi
wajib, yaitu dalam hal pelaksanaan paten merupakan hasil penyempurnaan terdahulu
atau
pengembangan dari
suatu
teknologi
yang telah dipatenkan. Apabila pemilik
paten
terdahulu selaku pemilik basis teknologi yang sudah patennya, paten
bersedia memberikan lisensi bagi
ada
pelaksanaan
yang merupakan hasil penyempurnaan atau
pengem
bangan berikutnya , maka tidak ada masalah. Tetapi kalau tidak
diberikan,
hal ini menjadi masalah. Di satu
sisi
ada ketentuan bahwa pemegang paten diwajibkan melaksana kan
patennya,
dapat lain
di sisi lain pemegang
melaksanakan yang
pemegang
patennya tanpa
merupakan basis
paten
ini
menggunakan
teknologi.
Agar
paten ini dapat dipenuhi, menurut
tidak paten
kewajiban UU
No.
6
Thn 1989 sebagaimana ditentukan dalam pasal 88 ayat 1: “Lisensi wajib dapat pula sewaktu-waktu dimintakan pemegang
paten
patennya
tidak mungkin dapat dilakukan tanpa
paten
atas
dasar
alasan
bahwa
lainnya yang telah ada".22 Tentu
lisensi wajib semacam ini akan diberikan,
pelaksanaan
saja
melanggar mekanisme
apabila
rut penelitian Pengadilan Negeri paten yang akan sanakan
ini
benar-benar mengandung
teknologi, yang
unsur
nyata-nyata lebih maju
oleh
menu dilak
pembaharuan
daripada paten
22Lihat pasal 88 ayat 1 UU No. 6 Thn 1989.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
yang telah ada terlebih dahulu. Dan lisensi wajib jenis ini
dapat diberikan tanpa menunggu
berakhirnya
pemba-
tasan waktu. Ketentuan
seperti itu juga diatur dalam pasal
Konvensi Paris (ketetapan Stockholm), sebagaimana laskan
dalam
Industrial dibuat
"The Paris Convention For
oleh
The International Bureau
dalam bab II tentang si
Paris
(ketetapan
dije-
Protection
Property: Main Features and Revision", of
WIPO.
5
Of yang
Yaitu
"Aturan-aturan Pokok Dalam Konven Stockholm),
sub bab
4
(c)
(ii)
tentang tidak dilaksanakannya paten: There are also cases where a compulsory license is provided for to protect the public, interest in unhampered technological progress. This is the case of the compulsory licese in favor of the so-called riftpftnrient patents. If a patented invention cannot be worked without using an earlier patent for invention granted to another person, then the owner of the dependent patent, under certain circumtances, may have the right to request a compulsory license to enable the use of that invention. If the owner of the dependent patent for invention obtains the compulsory license, he may be obliged to grant a license to the owner of the earlier patent for invention.23 Ketentuan dalam Konvensi Paris tersebut kan
kemungkinan
rangka
wajib
melindungi kepentingan masyarakat dan
terlaksananya dengan
untuk memperoleh lisensi
kemajuan teknologi.
memberi dalam
mendukung
Sebagai contoh, yaitu
menggunakan apa yang disebut paten turunan
(de
23The International Bureau of WIPO, "The Paris Convention For The Protection Of Industrial Property: Main Features And Revision", Makalah Dalam National Public Information And Awareness Seminar For Patent Users, Surabaya, 25-26eptember 1990, h.11-12.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
pendent
patent) yang tidak mungkin
dilaksanakan
menggunakan paten terdahulu yang telah diberikan orang
lain.
Ternyata UU No. 6 Thn 1989
tanpa kepada
tentang
paten
yang kita miliki, juga tidak bertentangan dengan Konvensi Paris.
3. Sarana Dalam Alih Teknologi Dalam bidang
rangka
pembangunan ekonomi
khususnya
industri, perkembangan teknologi memegang
penting, langkah
dan
hal ini dapat kita
kebijaksanan
yang
lihat
telah
pada
di
peran
langkah-
ditentukan,
yaitu
antara lain: (1) Teknologi baru perlu dimanfaatkan terutama dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi khususnya dalam bidang industri. (2) Teknologi baru perlu dihasilkan di negara sen diri dan yang sudah ada perlu dimanfaatkan dan ditingkatkan. (3) Teknologi asing hendaknya dapat dialihkan. 4 UU fasilitas
No. yang
6 Thn 1989 tentang paten
dengan
ada di dalamnya, merupakan
salah
segala satu
kondisi pokok untuk menghasilkan teknologi baru di dalam negeri,
dan untuk menerapkan teknologi yang ada
sesuai
dengan kebutuhan negara Indonesia, serta untuk mengguna kan
teknologi
dari
luar
negeri.
Untuk
mengalihkan
teknologi-teknologi tersebut ada beberapa cara yaitu:
24Wuryati Martosewoyo, "Sistem Paten Dalam Pengalihan Teknologi", Kertas -kertas Kerja Dalam Seminar Aspek-aspek Hukum Dalam Pengalihan Teknologi yang Diselenggarakan oleh BPHN dan FH UNSRAT, Manado 2-4 Nopember, 1978, h. 53.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20 a. pengiriman tenaga ke luar negeri. b. bantuan teknisi asing yang ditempatkan di perusahaan-perusahaan di dalam negeri. c. penanaman modal asing. d. perjanjian lisensi. 5 Dari beberapa cara di atas, menurut studi mengenai teknologi pengalihan
yang
dianggap sebagai
major
alih
avenues
untuk
teknologi, adalah penanaman modal asing
dan
perjanjian lisensi. Pengaturan . penanaman dalam
modal
asing
terdapat
undang-undang penanaman modal asing yaitu UU
1/1967 yang memuat rumusan yang mengatur alih
di No.
teknologi
dalam pasal 2 tentang pengertian modal asing yaitu: a. alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia,yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. b. alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuanpenemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang diraasukkan dari luar ke dalam wilayah Indo nesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia. c. bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.^ Dari ketentuan tersebut dapat diketahui, bahwa pengalihan teknologi
adalah
dalam bentuk investasi
langsung
dan
melalui perjanjian lisensi. Pengaturan pengalihan teknologi melalui perjanji an
lisensi terdapat di dalam Undang-undang Paten
yaitu
2^Mahmud Mz, "Arti Penting UU Paten Dalam Alih Teknologi", Surabava Po s t . 11 September 1990, h. VIII. 26Ibid. 27Lihat
skripsi
Pasal 2 UU No.
1 Thn 1967.
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
UU No. 6 Thn 1989. Di dalam UU No. 6 Thn 1989 terdapat beberapa
hal
yang
memungkinkan
Undang-undang
Paten
tersebut sebagai sarana efektif dalam pengalihan
tekno
logi, yaitu: Kesatu, adanya Undang-undang Paten memungkinkan pembangunan R & D oleh perusahaan-perusahaan transnasional. Mengingat Undang-undang Paten ditujukan untuk melindungi invensi, undang-undang tersebut dapat mendorong perusahaan-perusahaan transnasional untuk membangun R & D di negara-negara sedang berkembang yang mengundangkan undang-undang tersebut... Kedua, Undang-undang Paten mengandung ketentuan mengenai disclosure of technical knowledge. Berdasarkan ketentuan tersebut, inventor yang mengajukan permohonan paten harus mendeskripsikan invensinya balk secara teknis maupun ilmiah dalam mendaftarkan invensinya ke kantor paten di negara tempat ia mengajukan permohonan... Ketiga, Undang-undang Paten juga melindungi inovasi. Sedangkan inovasi dapat terjadi akibat perjanjian lisensi. Melalui perjanjian lisensi, teknologi asing dapat didayagunakan di negara pemegang lisensi... Keempat, Undang-undang Paten memungkinkan dilakukannya lisensi wajib. Dalam hal-hal tertentu, seorang pemilik paten dapat diwajibkan oleh suatu negara tempat paten tersebut dimohonkan untuk memberikan lisensi kepada seseorang guna melaksanakan paten tersebut. Apabila pemilik paten tersebut perusahaan asing, dengan lisensi wajib tersebut terjadilah alih teknologi...28 Apabila
ketentuan di dalam
Undang-undang
Paten
tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka kemungkinannya sangat besar untuk dapat terjadi alih teknologi di
Indonesia.
Karena semua paten yang
didaftarkan
Indonesia harus dilaksanakan di Indonesia pula. paten tersebut tidak
dilaksanakan, maka
paten
di
Apabila terse
but dapat dibatalkan. Di samping itu berdasarkan Undangundang
Paten tersebut, pemerintah
^^Mahmud H z ,
skripsi
Indonesia
mempunyai
loc.c i t .
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
kewenangan yang cukup besar untuk mengontrol klausula perjanjian lisensi. Sebagaimana tercantum dalam pasal 78 DU No.6 Thn 1989 perjanjian lisensi tidak boleh dung
klausula-klausula
ekonomi
Indonesia.
yang
Dalam
menghambat
penjelasan
mengan-
pertumbuhan
pasal
tersebut
meraang tidak disebutkan klausula-klausula yang bagaimana yang
dapat
tetapi
menghambat pertumbuhan
kiranya
membantu
melalui
menjelaskan
penulisan
klausula yang
ekonomi
Indonesia,
skripsi
ini
dapat
dimaksudkan
dalam
pasal 78 UU No. 6 Th 1989. Klausula-klausula
dalam perjanjian lisensi
yang
dianggap dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, misalnya perjanjian lisensi yang mengandung yang
sifatnya
strictive licensee
mengikat (restrictive
conditions
persyaratan
conditions).
itu antara lain,
keharusan
Re bagi
untuk membeli bahan baku, komponen, dan
mesin
dari licensor dengan harga yang terlampau tinggi, pembatasan
oleh
licensor terhadap
penjualan
barang-barang
yang dihasilkan dengan lisensi hanya untuk pasaran dalam negeri. Adanya grant-back provisions yang memberikan hak kepada
licensor
atas segala
perbaikan
licensee' dalam pembuatan barang atau Bahkan,
adanya perjanjian lisensi yang
yang
proses
diadakan produksi.
melarang
mengadakan perubahan besar atau modifikasi dalam barang . ^
untuk disain
Ini berarti perjanjian lisensi yang mengandung
oq *°Thee Kian Wie, Industrialisasi .Indonesia. I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1988, h. 190.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
cet.
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
klausula-klausula seperti disebut di atas, harus ditolak oleh
kantor paten. Demikian halnya dalam
sensi
wajib,
disebut
di
menurut atas perlu
saya
pemberian li
klausula-klausula
dihindarkan,
seperti
lebih-lebih
pemberian lisensi wajib itu merupakan pengalihan logi
dari negara-negara maju. Karena
dalam
bangsa
rangka membangun ekonominya khususnya
industri,
di .negara sendiri
dan
tekno
Indonesia di
sangat membutuhkan teknologi baru, baik
dihasilkan
bila
memanfaatkan
bidang yang serta
meningkatkan teknologi yang sudah ada, maupun
mengalih-
kannya
klausula-
dari
negara asing.
Oleh
karenanya,
klausula seperti itu dapat menghambat pertumbuhan ekono mi
Indonesia, bahkan akan menghambat terjadinya
proses
alih teknologi itu sendiri. Selanjutnya,
apabila
Undang-undang
Paten
ini
dilaksanakan secara konsisten bersama-sama Undang-undang Penanaman
Modal
Asing,
akan
terjadi
alih
teknologi
secara besar-besaran.
4 . Prosedur Pengalihan Paten Melalui Lisen.sl_fca.i-ih Prosedur berdasarkan
pengalihan paten melalui lisensi
keputusan
Pengadilan
Negeri
wajib
sebagaimana
diatur dalam Bab V UU No. 6 thn 1989 ada dua cara: a. beralih kerena tidak dilaksanakannya suatu
paten
dalam jangka waktu tertentu; b. beralih
karena suatu paten tidak
dilaksanakan
mungkin
tanpa menggunakan paten
lain
dapat yang
telah ada.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
a.
Prosedur
berdasarkan
beralihnya keputusan
paten
melalui
lisensi
wajib
karena
tidak
Pengadilan Negeri
dilaksanakannya suatu paten dalam jangka waktu tertentu: (1) Setelah jangka waktu tiga puluh enam bulan lampaui,
pemegang paten masih juga
patennya
di
belum
Indonesia, maka siapa saja
ter-
melaksanakan boleh
lisensi wajib kepada Pengadilan Negeri untuk
meminta
melaksana
kan paten yang bersangkutan. (2) Peminat taan
lisensi
mendengar
lisensi wajib dapat mengajukan wajib kepada Pengadilan
penjelasan
dari
pemegang
permin-
Negeri, paten
setelah di
depan
sidang Pengadilan Negeri raengenai hal-hal yang berkaitan dengan
alasan
diajukannya
lisensi
wajib
sebagaimana
dimaksud dalam pasal 82 ayat 2, sehingga permintaan pemberian lisensi wajib itu berlangsung dengan
dan
sepenge-
tahuan pemegang paten (pasal 81 ). (3) Pengadilan Negeri melakukan pemeriksaan terhadap syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh peminta
wajib
dengan
mendengarkan
paten
dan
pendapat ahli
lisensi
dari
pemegang paten yang bersangkutan
kantor
(pasal
83
ayat 2). (4) Apabila
tidak memenuhi syarat,.maka
permintaan
lisensi wajib ditolak. Tetapi kalau'memenuhi syarat maka Pengadilan Negeri akan mengeluarkan Keputusan
Pemberian
lisensi wajib yang di dalamnya tercantum hal-hal sebagai berikut: a. alasan pemberian lisensi wajib; b. bukti termasuk keterangan atau penjelasan yang
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
paten tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa menggunakan paten lain yang telah ada: (1) Dalam dapat
hal seorang pemegang paten tidak
melaksanakan
patennya
tanpa
mungkin
menggunakan
paten
terdahulu yang merupakan basis teknologinya, maka
peme
gang paten yang baru dapat mengadakan perjanjian lisensi paten biasa dengan pemegang paten terdahulu. (2) Perjanjian
lisensi antara pemegang
dengan pemegang paten terdahulu
paten
isinya bisa
kan sebagian atau seluruh penemuan yang
baru
melaksana
telah
dipaten-
kan. (3) Apabila
lisensi untuk itu tidak diberikan
pemegang paten terdahulu, dapat
oleh
maka pemegang paten yang baru
meminta lisensi wajib melalui putusan
Pengadilan
Negeri (pasal 88). (4) Untuk selanjutnya, didaftarkan Umum
di
lisensi wajib tersebut
Kantor Paten dan dicatat
harus
dalam
Paten dengan membayar biaya pendaftaran,
Daftar memenuhi
syarat dan tata cara pendaftaran. Apabila tidak dipenuhi maka lisensi wajib dapat dibatalkan. (5) Pemegang lisensinya lisensi
dalam
lisensi
wajib,
wajib
melaksanakan
bentuk industri apabila
tidak,
wajib menjadi batal. Pelaksanaan lisensi
disertai pembayaran royalti apabila tidak, maka
maka wajib
lisensi
wajib dapat dibatalkan. Untuk prosedur
memberikan
mendapatkan
gambaran lebih
lisensi
wajib
jelas
ini,
tentang
dapat
saya
gambarkan melalui diagram alir pada halaman berikutnya.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III
AKIBAT PEMBERIAN LISENSI WAJIB
1. Hubungan Hukum Para Pihak Telah disebutkan di atas, bahwa istilah lisensi / tidak menunjukkan suatu jenis lisensi tertentu.
wajib Tetapi
lebih mengacu pada suatu mekanisme,
yang
dalam
keadaan tertentu dan atas dasar syarat tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam UU No.6 Thn 1989,
dapat
dimintakan kepada dan diberikan
suatu oleh
lisensi
Pengadilan
Negeri. Apabila kita bandingkan mekanisme lisensi
wajib
ini dengan perjanjian lisensi paten biasa, menurut sebenarnya
saya
ada perbedaan prinsip antara kedua mekanisme
ini. Di dalam suatu perjanjian lisensi paten, dilaksanakannya
suatu hak paten oleh orang lain selaku
lisensi
(licensee),
dibangun
atas
dasar
penerima
kesepakatan
bersama antara pemberi lisensi (licensor) dengan peneri ma lisensi. Kesepakatan bersama itu dalam
suatu
perjanjian
lisensi,
kemudian dituangkan yang
akan
mengikat
secara hukum bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian,
perjanjian
kebebasan 1338 wajib selaku dasar
ayat
lisensi
berkontrak,
tersebut
dikuasai
sebagaimana diatur
1 BW. Sedangkan di dalam
dalam
mekanisme
ini dilaksanakannya suatu paten oleh peraegang
oleh
lisensi wajib, tidak
wajib, tetapi lisensi
pasal lisensi
orang
lain
dibangun
atas
kesepakatan bersama antara pemegang paten
pemegang lisensi
asas
untuk
dengan melaksa-
28 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
nakan
suatu
hak paten, dimintakan dan
diberikan
oleh
Pengadilan Negeri setelah mendengar pemegang paten
yang
bersangkutan.
Yang dimaksud dengan
mendengar
paten
adalah
mendengar penjelasan
pemegang
depan
sidang
Pengadilan Negeri mengenai
berkaitan
pemegang paten
hal-hal
dengan alasan diajukannya permintaan
di yang
lisensi
wajib, sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 ayat 2 UU No. 6
Thn 1989.^
Dengan demikian permintaan dan
pemberian
lisensi wajib berlangsung dengan sepengetahuan
pemegang
paten. Atas dasar itu, saya beranggapan bahwa Pengadilan Negeri
dalam hal ini selaku pemberi lisensi yang
pemegang diri
paten. Sedangkan bagi pemegang paten itu
dapat
miliknya itu,
dikatakan,
bahwa
dialihkannya
itu tidak atas kerelaan hatinya.
istilah
kurang
bukan
compulsary
licensing
saat
sen-
hak Oleh
paten karena
ini
semakin
disukai, dan mulai digunakan istilah baru
yaitu
"non voluntary licensing".^ Apabila bangun
atas
mekanisme
lisensi wajib itu
tidak
di-
asas
ke-
dasar kesepakatan bersama, maka
bebasan
berkontrak
lisensi
paten biasa tidak berlaku dalam lisensi
Karena di
skripsi
di
dalam
perjanjian wajib.
di dalam asas kebebasan berkontrak yang
dalam
pasal 1338 ayat 1 BW disebutkan
perjanjian yang
X,
yang berlaku
dibuat secara sah
diatur
bahwa
semua
akan mengikat secara
31C.S.T. Kansil, Hak Milik Intelektua^L, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, h. 53. oo ^Bambang Kesowo, o p .c i t .. h. 26.
BEBERAPA MASALAH YANG ....
cet.
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
hukum
bagi
untuk
sahnya
syarat,
mereka yang membuatnya suatu
perjanjian
sendiri.
harus
Sedangkan
dipenuhi
empat
seperti diatur dalam pasal 1320 BW yaitu:
a.Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang raembuat perjanj ian. b.Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian. c.Ada suatu hal tertentu. OO d.Ada suatu sebab yang halal. Dengan
melihat
ke empat syarat itu,
dapat
diketahui
bahwa lisensi wajib tidak memenuhi syarat yang Untuk
itu mengenai asas kebebasan
pertama.
berkontrakpun
tidak
berlaku dalam lisensi wajib. >/ Tetapi dalam sistim lisensi wajib ini, kannya oleh
suatu putusan mengenai pemberian Pengadilan Negeri,
honan
untuk.
akibat
itu.
lisensi
disebabkan karena
Permohonan lisensi
36 bulan, padahal teknologi yang
sangat
dalam
jangka
Apabila
suatu teori dalam hukum acara perdata
perkara
volunter dan putusan yang bersifat ada kecocokan antara teori
ada,
dipatenkan
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
akan
permo
itu
melihat
maka
wajib
ada
wajib
tidak dilaksanakannya suatu paten
waktu
dikeluar-
itu kita
mengenai
deklarator,
tersebut
permasalahan lisensi wajib. Suatu perkara dapat
dengan dikata-
kan berbentuk volunter, apabila perkara tersebut berbentuk
permohonan secara sepihak agar
pemohon
ditetapkan
mempunyai kedudukan tertentu terhadap keadaan
tertentu.
Permohonan itu diajukan tidak atas dasar sengketa dengan pihak lain. Oleh karena itu, dalam perkara yang
berben-
33Pasal 1320 BW.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
tuk
volunter, putusan perkaranya akan bersifat deklara
tor, yaitu putusan dung
yang diktum putusannya hanya mengan
pernyataan hukum saja. Sehingga, putusan
yang bersifat deklarator,
volunter
hanya mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat pada diri pemohon itu sendiri.34 Kembali
kepada
permasalahan
lisensi
wajib,
permohonan pemberian lisensi wajib itu juga tidak sari oleh suatu sengketa dengan pihak lain, oleh itu
perkaranya berbentuk volunter.
Putusan
didakarena
Pengadilan
Negeri mengenai pemberian lisensi wajib adalah
putusan
yang bersifat deklarator,
merupa-
kan
pernyataan
karena isi putusannya
hukum saja,
yaitu
memberikan
lisensi
wajib
kepada pemohon agar dapat melaksanakan hak
orang
lain,
demikian
setelah mendengar pemegang
putusan Pengadilan Negeri
lisensi wajib tersebut, yang
mengikat
pemegang
hanya
paten.
mengenai
Dengan
pemberian
mempunyai kekuatan
pada diri pemohon
itu
paten
sendiri,
hukum yaitu
lisensi wajib.
Kalau pada saat diadakan pemeriksaan atas permin taan pemegang lisensi wajib, juga didengarkan pemegang Negeri obyektif
paten, dapat dan
dikeluarkan
itu tidak
mempertimbangkan benar. Jadi,
lain dan
walaupun
agar
Pengadilan
memutuskan putusan
oleh Pengadilan Negeri, setelah
34M.Yahya Eksekusi Bidang 1989, h. 12.
skripsi
hal
pendapat
secara tersebut
mendengar
Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Predata, cet. II, Gramedia, Jakarta,
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
pemegang kekuatan
Paten namun putusan tersebut tidak
mempunyai
hukum yang mengikat bagi pemegang paten.
dangkan pemegang paten hanya mempunyai hak untuk jukan pembatalan lisensi wajib tersebut kepada lan
Negeri.
Pembatalan lisensi wajib
mengaPengadi-
tersebut
dapat diajukan oleh pemegang paten dengan tertentu
Se-
hanya
alasan-alasan
sebagaimana diatur dalam pasal 89 UU No 6
Thn
1989.
2. Kewa.i ib_an._D.an H a k P e m e g a n g Lisepsi-Wa.iib .
Perjanjian bersifat perjanjian
lisensi adalah suatu perjanjian
timbal balik. Perjanjian timbal
balik
yang adalah
memberikan hak dan kewajiban kepada oc kedua belah pihak. ^ Untuk itu, di dalam suatu perjanji
an
yang
lisensi tentang paten,
akan
menjadi
perjanjian
jelas
hak dan kewajiban para
karena sudah
lisensinya.
tercantum
Sedangkan lisensi
pihak
di
dalam
wajib
bukan
perjanjian yang bersifat timbal balik, sehingga hak kewajiban
pemegang paten dan pemegang dalam suatu
akta
lisensi
tidak
tertuang
perjanjian.
telah
dijelaskan di atas, bahwa isi putusan
Negeri mengenai pemberian lisensi wajib hanya
dan
wajib, Seperti
Pengadilan merupakan
suatu pernyataan hukum bahwa Pengadilan Negeri mengabulkan permohonan permintaan lisensi Wajib, yang oleh
seseorang
(perseorangan atau badan
dilakukan
hukum).
oc °°Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan. cet. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, h. 86.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
Dari
II,
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
sini,
pertanyaan yang mungkin timbul,
caranya
pemegang
lisensi
wajib
ialah
dapat
bagaimana
melaksanakan
secara perusahaan lisensi wajib yang diperolehnya itu? Pemegang
lisensi wajib dapat melaksanakan lisen
si wajibnya berdasarkan dokumen paten. Dengan
dikeluar-
kannya putusan oleh Pengadilan Negeri mengenai pemberian lisensi
wajib,
kepada
maka Pengadilan Negeri
pemegang
lisensi wajib untuk
memberikan
hak
menggunakan
isi
dokumen paten yang tersimpan di Kantor Paten. pemegang wajib
lisensi
wajib, adalah
Kewajiban
melaksanakan
yang diperolehnya itu sesuai dengan
lisensi
isi
dokumen
paten. Kewajiban utama pemegang dikeluarkan mendaftarkan
putusan lisensi
oleh wajib
lisensi wajib
Pengadilan yang
setelah
Negeri,
telah
adalah
diterimanya.
Pendaftaran dilakukan di Kantor Paten, kemudian dalam Daftar Umum Paten,
serta membayar biaya
ran. Tanpa mendaftarkan dan membayar biaya lisensi
pendafta
pendaftaran,
wajib tidak dapat dilaksanakan. Memasuki
pelaksanaan dipenuhi sama
dicatat
paten, maka pemegang
lisensi
wajib
dengan kewajiban-kewajiban yang pada
mulai
dasarnya
dengan kewajiban pelaksanaan paten lainnya,
harus
tahap
namun
sesuai dengan isi putusan Pengadilan Negeri
yang
telah diatur dalam pasal 86 UU No. 6 Thn 1989 dan sesuai dengan ketentuan operatif dalam Dokumen Paten. Kewaj iban-kewaj iban tersebut adalah: a) melaksanakan lisensi wajib secara perusahaan,
di
wilayah Republik Indonesia;
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
b) memakai dokumen paten sebagai acuan dalam
pelak-
sanaan lisensi wajibnya. Bagian dokumentasi paten yang
harus diperhatikan khususnya adalah
bagian
uraian, karena di dalamnya diuraikan tentang: a. nama penemu dan perinci.an bidang
teknis
yang
berkaitan dengan penemuan tersebut; b. latar
belakang
ketrampilan
oleh pemegang paten
yang
diketahui
yang berguna bagi pemaha
man, penelitian, dan penyelidikan penemuan; c. ungkapan penemuan dengan istilah-istilah mudah
dipahami
cukup
jelas dan lengkap, agar penemuan
dinilai
dan
dan dengan
suatu
cara
dilakukan oleh orang
yang dapat
lain
mampu untuk itu. Menyatakan segala
yang
yang
hasi-hasil
yang bermanfat dari penemuan tersebut; d. angka-angka dalam gambar, jika ada; e. cara yang terbaik untuk melaksanakan disertai
dengan
contoh-contoh
penemuan
dan
gambar-
gambar; f. cara
di mana penemuan dapat digunakan
industri dapat muan
dan cara di mana
penemuan
dibuat atau digunakan,
secara tersebut
atau jika
pene
tersebut hanya dapat digunakan, cara
di
mana penemuan tersebut dapat dilakukan.
. Bogaerts, "The Process For ents", makalah dalam National Public Awareness Seminar For Patent Users, September, 1990, h. 4-5.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
the Grant of Pat Information And Surabaya, 25-26
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Dalam hal lisensi wajib tersebut dimintakan dasar
alasan,
mungkin
dapat
lainnya wajib atau harus
bahwa
yang
pelaksanaan
dilakukan telah ada,
hanya
tanpa kewajiban
patennya
tidak
melanggar
paten
pemegang
terbatas pada melaksanakan
lisensi
sebagian
saja
seluruh paten yang telah ada. Kewajiban lain
yang
dipenuhi, yaitu membayar royalti kepada
pemegang
paten yang besarnya dan cara pembayarannya telah tukan,
atas
serta
mematuhi ketentuan tentang
diten-
jangka
waktu
lisensi wajib. Sedangkan hak-hak yang diberikan kepada
pemegang
lisensi wajib yaitu: a) melaksanakan cara
hak paten secara perusahaan
membuat, menjual, menyewakan,
dengan
menyerahkan,
memakai, menyediakan untuk dijual atau
disewakan
atau diserahkan hasil produksi yang diberi paten; b) menggunakan untuk
proses
produksi yang
diberi
paten
membuat barang dan tindakan lainnya
seba-
gaimana dimaksud di atas;37 c) menikmati
keuntungan yang diperoleh
dari
hasil
pelaksanaan paten tersebut. d) memperoleh
perlindungan hukum dalam hal
terjadi
claim atas penggunaan paten tersebut. Salah satu isi putusan Pengadilan Negeri mengenai pemberian
lisensi wajib yang dirumuskan dalam
pasal 86 Undang Undang Paten, berbunyi;
37Pasal
skripsi
17
UU No. 6 Thn
huruf
f
"lain-lain yang
1989
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
diperlukan
untuk
bersangkutan
menjaga kepentingan para
pihak
yang
secara adil". Berdasarkan rumusan huruf
f
tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian lisensi wajib. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut umuranya biasa.
berlaku dalam perjanjian lisensi paten
Tetapi karena pada prinsipnya lisensi wajib
bukan jenis suatu lisensi tertentu, raaka hal-hal but
juga
perlu diperhatikan
wajib khususnya oleh pemegang Beberapa
dalam
itu
terse
pemberian
lisensi
lisensi wajib.
hal yang perlu diperhatikan oleh
peme
gang lisensi wajib dalam pemberian lisensi wajib, yaitu: a. Mutu. Dalam
hal mutu ini, perlu
diperhatikan
spesifikasi
produk yang dibuat dengan teknologi yang telah tenkan.
Mutunya harus sama dengan standar mutu
dipayang
telah ditentukan oleh licensor. b. Pembayaran. Pembayaran royalti dapat dilakukan setiap tahun waktu-waktu tertentu,
atau
sesuai dengan yang telah diatur
dalam putusan. c . Cross-licensing. Jika
ada
dilakukan
pembaharuan/penyerapurnaan *. teknologi oleh
licensor
ataupun
oleh
licensee,
masing-masing harus memberikannya kepada pihak nya
(cross-licensing). Biasanya
yan^f
ketentuan
lain-
mengenai
cross-licensing dimasukkan ke dalam perjanjian lisen si,
skripsi
tetapi dalam pemberian lisensi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
wajib
ketentuan
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
cross-licensing apabila perlu dapat juga dicantumkan. d. Pemakaian Merek. Pemakaian
suatu merek harus didaftarkan,
agar
dianggap sebagai "pemakai pertama” dan harus dalam
jangka
waktu tertentu. Di
dapat dipakai
Indonesia,
dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961, merek telah didaftar jika tidak dipakai dalam jangka
sesuai yang waktu
6 (enam) bulan, dianggap batal. e. Teritorial. Penjualan
dari produk lisensi,
harus
memperhatikan
batas-batas teritorial yang diharuskan oleh licensor. Dalam hal pemberian lisensi wajib, pelaksanaan
paten
harus di dalam wilayah Republik Indonesia. f. Royalti. Dalam
perjanjian lisensi, pembayaran royalti
adalah
suatu
hal
adalah
yang
lumrah. Yang
perlu
dikaji
berapa besarnya royalti yang harus dibayar dan bagaimana cara menghitungnya. Pada pemberian lisensi wajib masalah berapa besarnya royalti dan cara nya
telah
ditetapkan
oleh
pembayaran-
Pengadilan.
Penetapan
berapa besarnya royalti, dilakukan dengan memperhati kan
tata cara yang lazira digunakan
dalam
perjajian
lisensi paten atau yang lainnya yang sejenis.
Besar
nya royalti yang harus dibayarkan, dapat dinilai dari paten
tersebut,
yaitu
ditaksir
berdasarkan
nilai
penjualan atau nilai pemakaian paten tersebut. g. Force majeure. Satu pihak tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
suatu tindakan dalam keadaan memaksa. Tindakan terse but dapat berupa keterlambatan pekerjaan atau
supply
dari yang telah diperjanjikan atau penghentian peker jaan
sama sekali atau tidak menyerahkan barang
sekali,
atau lain-lain tindakan. Force majeure
umumnya
berupa keadaan yang timbul.dari luar
saan
manusia, misalnya banjir,
sedang
topan di
pada kekua-
laut
mengangkut barang dengan kapal dan
sama
(jika
barangnya
rusak kena topan)-, gempa bumi, perang, dan lain-lain. h. Arbitrase. Ketentuan-ketentuan mengenai arbitrase umumnya dicantumkan di dalam suatu Kontrak Lisensi, yang dimaksudkan
untuk
timbul
menyelesaikan
perjanjian
yang kedua
belah pihak, di luar Pengadilan. Tetapi khusus
untuk
timbul
pelaksanaan
perselisihan antara
masalah
dalam
suatu
lisensi wajib ini, semua harus diselesaikan di
perselisihan
Pengadilan
Indonesia.
Karena dalam mekanisme ini, suatu lisensi di tidak
atas
dasar perjanjian,
tetapi
yang
berikan
melalui
suatu
dicantumkan
bahwa
putusan Pengadilan Negeri di Indonesia. i. Hukum yamg diberlakukan. Dalam
perjanjian diusahakan agar
terhadap berlakunya serta interpretasi dari perjanji an tersebut diberlakukan hukum yang berlaku di nesia.
Sehingga
kuasa/jurisdiksi
negara untuk
Indonesia
akan
menyelesaikan
mempunyai perselisihan
yang timbul dalam pelaksanaan isi perjanjian.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
Indo
Tetapi
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
untuk
masalah lisensi wajib ini, semua
yang
perselisihan
timbul harus diselesaikan dengan hukum
Indone-
sia.38
3. Persaingan Curang
Satu
diperhatikan
dalam
Undang-undang
Paten
Indonesia
yaitu UU No. 6 Thn 1989 menganut paham
bahwa
pemberian
lisensi wajib selalu bersifat
sistim
hal penting yang perlu
lisensi
Konsekuensi
wajib
ini
yaitu
non-eksklusif.
paham yang demikian ini yaitu tidak
rangnya hak pemegang paten untuk tetap dapat kan
sendiri
paten
yang
bersangkutan,
lisensi wajib. Sifat non eksklusif itu tetap
berku-
melaksana-
sekalipun
ada
juga tampak dari
adanya kebebasan untuk memberikan lisensi
kepada
pihak ketiga lainnya, oleh pemegang paten. Lisensi wajib berakhir sesuai dengan jangka waktu yang
diberikan
pemegang
paten
oleh Pengadilan Negeri. dapat
menunjukan
bukti
Namun
apabila
bahwa
selama
jangka waktu lisensi wajib tersebut, pemegang paten juga telah ia
melaksanakan sendiri patennya secara cukup,
maka
dapat meminta kepada Pengadilan Negeri untuk
memba-
talkan lisensi wajib tadi. Tentu saja dasar yang
dipa-
kai untuk
mengajukan
pasal
ayat
89
pembatalan
lisensi wajib
1 huruf a UU No. 6
Thn
1989.
adalah Keadaan
qq °°Ita Gambiro, "Perjanjian Lisensi Dan Perjanjian Bantuan Tehnik (Tehcnical Assistance)” , makalah dalam Seminar Beberapa Permasalahan di Sekitar Penanaman Modal, Jakarta, 18-20 Juni 1990, h. 86-90.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
seperti
ini dapat saja menimbulkan kemungkinan
kannya
mekanisme
saingan
curang
lisensi wajib ini untuk atau
persaingan
Hisalnya
pemegang
patennya
secara tidak cukup, dengan
pesaingnya lisensi
akan
paten
yang
minta
semula
lisensi
tujuan
melaksanakan
suatu
wajib.
perhitungan
Tetapi
begitu
dilakukan,
baru beberapa saat mulai melaksanakan lisensi
sendiri
produk
secara
penuh. Sehingga
akan
yang sama tetapi dari pabrik yang
atau
wajibnya,
pemegang paten tersebut langsung menggunakan hak nya
per-
39 sehat. °
tidak
sengaja
wajib diberikan dan persiapan
diguna-
paten
muncul
dua
berbeda,
dan
dengan munculnya produk yang terakhir ini akan menimbul kan
kekacauan
lisensi
wajib
mengeluarkan lisensi secara
dalam
masyarakat.
akan mengalami
Akibatnya,
kerugian,
biaya yang cukup banyak
wajib, penuh,
tetapi
belum
lisensi wajib tersebut
karena
untuk
sempat
pemegang telah
memperoleh
melaksanakannya telah
dibatalkan
oleh pemegang patennya. Upaya untuk mencegah adanya kemungkinan di ialah
apabila ada permintaan pembatalan lisensi
hendaknya
pembatalan tersebut dilakukan setelah
waktu tertentu.^ lisensi wajib
Dalam
seharusnya
jangka waktu tersebut memperoleh
pihak pemegang paten sendiri.
wajib, jangka pemegang
perlindungan dari
setiap persaingan yang tidak sehat, termasuk dari
atas,
persaingan
Ketentuan
demikian
oq
°°Bambang Kesowo, o p .c i t . h.25 40Ibid.
skripsi
h.26.
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
ini
tidak
timbulnya
diatur
di dalam UU No.
kemungkinan
sebagaimana
6 di
Thn
1989,
atas
dan
merupakan
kelemahan dalam penggunaan mekanisme lisensi wajib.
4. Pengalihan Lisensi Wa.iib Hanva Dengan Pewarisan Lisensi
wajib
tidak
dapat
dialihkan
karena pewarisan.41 Pada prinsipnya, dapat
dialihkan.
berikan
Sebab,
kecuali
lisensi wajib tidak
lisensi seperti ini
hanya
dalam keadaan khusus, dan terikat pada
di-
syarat-
syarat yang khusus pula dalam pelaksanaannya. Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah dalam hal
pewarisan,
yaitu orang perorangan yang memperoleh lisensi
tersebut
meninggal dunia. Bagi badan hukum, tidak berlaku
keten
tuan tentang pewarisan ini. Agak dimintakan paten,
berlainan halnya dengan lisensi wajib dalam
kaitannya
dengan
pelaksanaan
yang suatu
seperti yang diatur dalam pasal 88 UU No. 6
thn
1989. Dalam hal ini, pengalihan tetap dapat berlangsung. Sebab yang dialihkan adalah paten yang baru, yang pelak sanaannya tidak raungkin dapat berlangsung tanpa
melang-
gar
dimintakan
lisensi
ketentuan
tentang
paten
yang lama dan untuk itu
wajib.Bagi
paten yang baru tadi,
dapat berlakunya paten sebagaimana diatur dalam pasal 73 berlaku sepenuhnya.
41Pasal 92 UU No. 6 Thn 1989. 4^C.S.T.
skripsi
Kansil,
op
.c i t .
h.
BEBERAPA MASALAH YANG ....
61
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Lisensi wajib yang beralih karena pewarisan tetap terikat
oleh syarat pemberiannya dan ketentuan
terutama kepada
mengenai Kantor
jangka waktu
dan
Paten untuk dicatat
harus dalam
lainnya
dilaporkan Daftar
Umum
Paten. Dalam karena
hal beralihnya lisensi wajib
berlangsung
pewarisan, maka pelaksanaannya oleh
ahli
waris
tetap terikat pada syarat-syarat pemberiannya dan keten tuan lainnya, serta berlangsung untuk sisa jangka yang
masih
ada. Selain itu, beralihnya
waktu
lisensi wajib
karena pewarisan tersebut harus dilaporkan kepada Kantor Paten untuk selanjutnya dicatat.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
PENYELESAIAN SENGKETA AKIBAT PEMBERIAN LISENSI WAJIB
1. langgung Gugat Berdasarkan Perbuatan Melanggar Hukum. Pada Bab III sub bab " Persaingan Curang",
telah
dijelaskan bahwa kelemahan yang ada pada lisensi adalah
kemungkinan
timbulnya
persaingan
wajib,
curang
persaingan yang tidak sehat. Apabila pada saat
atau
berlaku-
nya UU Paten tanggal 1 Agustus 1991, hal tersebut benarbenar terjadi, maka pihak yang dirugikan dapat kan
gugatan berdasarkan
perbuatan melawan
mengaju-
hukum
(on-
rechmatige daad). Dengan adanya putusan H.R dalam Lindebaum-Cohen
Arrest yang menafsirkan ajaran
onrechmatige
daad secara luas, maka sejak itu putusan tersebut tapkan
sebagai
jurisprudensi yang
mempunyai
dite-
kekuatan
tetap. Sejalan dengan itu, ajaran onrechtmatigheid luas
telah
ditetapkan
juga
dalam
bidang
yang
persaingan
curang. Persaingan curang sebagai perbuatan melawan hukum antara lain menyangkut a. Iklan yang sama. Suatu
reklame
yang
hampir
sama
pada
asasnya
diperbolehkan, tetapi hal itu dapat segera menjadi onrechtmatig, dimaksudkan
Pohan, 14.
karena reklame itu pada
untuk membangkitkan
umumnya
sugesti-sugesti
43R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Qnrechtmatige d a a d . Djumali, Surabaya, 1979, h.
43 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
tertentu . b. Meniru produk orang lain. Meniru
produk milik orang lain
dapat
dilarang,
apabila ia telah membuat pelanggaran atau rangan
terhadap
tertentu
atau
dengan jalan lain telah berbuat sedemikian
rupa,
sehingga
telah
bagian-bagian
pengu-
menimbulkan
kekacauan
terhadap
masyarakat.44 Sedangkan pemberian
persaingan
yang
timbul
lisensi wajib ini, tidak termasuk
kedua hal tersebut. Karena, dari
curang
di
timbulnya persaingan
lisensi wajib ini disebabkan adanya hak
dari dalam curang
eksklusif
yang dimiliki oleh pemegang paten, dan kewenangan mengajukan tuntutan pembatalan lisensi wajib, yang
untuk juga
hanya dimiliki oleh pemegang paten. Seperti paten
telah dijelaskan dalam Bab
I,
pemegang
atau pemilik hak paten mempunyai hak yang
(eksklusif),
yaitu
pemegangnya
untuk
hak
yang
dalam
hanya
waktu
diberikan
tertentu
khusus kepada
melaksanakan
sendiri penemuan tersebut, atau untuk memberi kewenangan kepada
Ini
berarti,
orang
lain hanya mungkin menggunakan penemuan
tersebut
kalau
ada
pemilik paten
orang
lain guna melaksanakannya.
persetujuan
hak. Dengan masih
atau izin
hak yang
tetap berhak
dari
demikian
melaksanakan
penemu ini, hak
selaku pemegang
patennya,
4 4 Ibid .. h. 15-16.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
sekalipun ada lisensi wajib. Bahkan, dengan memanfaatkan lisensi wajib ini pemegang paten dapat menjatuhkan lawan saingannya yaitu
seperti
"Persaingan dapat
dengan
atau
curang,
telah dijelaskan dalam bab III
sub
curang"). Untuk itu pemegang lisensi
sebagai
berikut,
menimbulkan
karena
perbuatan melanggar hukum. Dan
gugatannya,
adalah pasal 1365 BW "tiap perbuatan
sebagai
yang
melawan
bab wajib
mengajukan gugatan kepada pemegang paten,
telah melakukan dasar
cara yang tidak sehat
mengatur
hukum
yang
kerugian pada orang lain, mewajibkan
orang
yang bersalah menimbulkan kerugian itu, mengganti
keru
gian tersebut” .4 ^ Dari rumusan pasal tersebut dapat kita lihat, bahwa untuk mencapai suatu hasil yang baik melakukan
gugatan berdasarkan perbuatan melawan
dalam hukum,
harus dipenuhi syarat-syarat atau unsur-unsur: a. ' perbuatan yang menimbulkan kerugian itu bersifat melanggar hukum (perbuatan melanggar hukum); b. kerugian itu timbul sebagai akibat perbuatan tersebut (hubungan kausal); c. pelaku tersebut bersalah; dan d. norma yang dilanggar mempunyai "strekking" untuk mengelakkan timbulnya kerugian (relativitas). ® Persaingan
curang
yang
timbul
dari
mekanisme
lisensi wajib, harus sesuai dengan unsur-unsur perbuatan melawan hukum menurut pasal 1365 B W . Hal itu dapat
saya
uraikan sebagai berikut a. Perbuatan melanggar hukum.
4 ^Pasal 1365 Burgerlijk Wet Boek. 46J.H Nieuwenhuis, Pokok-pokok Hukum__ Perikatan, terjemahan Djasadin Saragih, Universitas Airlangga, Surabaya, 1985, h. 118.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum ialah: berbuat atau tidak berbuat yang (1) melanggar hak orang lain; atau (2) bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku; atau (3) bertentangan dengan kesusilaan; atau (4) bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri dan barang orang lain. 7 Unsur
perbuatan melawan hukum dalam
melalui
mekanisme
perbuatan yang
lisensi
wajib
persaingan ini,
terletak
pemegang paten yang dilakukan secara
akibat
pemegang
perbuatan itu
menimbulkan
curang
sengaja
kerugian
lisensi wajib. Perbuatan pemegang
pada
paten
bagi yang
telah menimbulkan kerugian bagi Pemegang lisensi
wajib,
tergolong
dengan
sebagai perbuatan
kecermatan
yang
bermasyarakat. melarang
harus Yaitu,
yang bertentangan
diindahkan melanggar
dalam
lalu
aturan-aturan
merugikan kepentingan orang lain, ketika
lintas yang kita
raenyelenggarakan kepentingan kita sendiri. b. Kerugian
itu
timbul
sebagai
akibat
perbuatan
tersebut (hubungan kausal). Untuk menetukan apakah antara perbuatan melanggar hukum
dan
kerugian ada syarat hubungan
kausal,
dapat
dilakukan: penyelidikan apakah perbuatan dalam hubungannya dengan kerugian dapat dinilai sebagai syarat yang sedemikian sehingga tanpa perbuatan tersebut kerugian tidak akan timbul (conditio sine qua non);harus dipastikan apakah kerugian itu dapat dianggap sebagai akibat yang wajar diharapkan dari perbuatan melanggar hukum (hubungan adequat). 8
48L h M . ,
skripsi
h.
131.
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
Ternyata, perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh
pemegang paten, merupakan syarat timbulnya kerugian yang diderita wajib
oleh pemegang lisensi wajib. Pemegang
lisensi
tidak akan menderita kerugian, apabila tidak
perbuatan
melanggar
hukum
dari
pemegang
ada
paten.
Dan
kerugian yang timbul itu, merupakan akibat yang langsung dan meliputi keuntungan-keuntungan yang diharapkan
dari
pelaksanaan paten tersebut. c. Pelaku tersebut bersalah (kesalahan). Syarat kesalahan dalam pasal 1365 BW bahwa
di
samping
sifat
tercelanya
menghendaki
perbuatan
(sifat
melanggar hukum), dapat disesalinya pelaku perbuatan itu (kesalahan)
merupakan
syarat
untuk
tanggung
gugat,
Terhadap perbuatan itu, pemegang paten dapat disesalkan, bahwa ia telah melakukan perbuatan yang seharusnya dapat dihindarkan dapat
atau dapat dikira-kirakan.
dikira-kirakan,
mengira-ngirakan seharusnya dapat
artinya
manusia
Perbuatan normal
yang dapat
dalam keadaan tertentu, perbuatan
tidak dilakukan. Pemegang
mengira-ngirakan,
bahwa
paten
itu
seharusnya
perbuatannya
itu
akan
menimbulkan kerugian bagi Pemegang lisensi wajib. d. Norma yang dilanggar mempunyai "strekking"
untuk
mengelakkan timbulnya kerugian (relativitas). Dalam gugat
hukum perdata, untuk menghindari
keperdataan tidak cukup dengan
tanggung
mematuhi
aturan tingkah laku dalam undang-undang saja,
aturanmelainkan
harus pula dipatuhi norma-norma sopan santun yang
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
tidak
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48 tertulis.
Dasar
putusan hakim
perdata
untuk
apakah suatu tingkah laku merupakan perbuatan hukum,
jarang
semakin laku
bertumpu
pada
kesusilaan.
sering hakim mengkualifikasikan
sebagai
perbuatan melaggar hukum
menilai melanggar
Sebaliknya
suatu
tingkah
karena
berten
tangan dengan kecermatan dalam masyarakat. Aturan-aturan
kecermatan ini secara global
ter-
diri atas dua kelompok, yaitu: a. aturan
yang
mencegah orang lain
terjeruraus
ke
dalam bahaya; b. aturan yang melarang merugikan kepentingan lain
ketika
kita
menyelenggarakan
orang
kepentingan
kita sendiri. Persaingan wajib
curang
yang timbul dari
pemberian
ini, tergolong sebagai perbuatan
yang
lisensi melanggar
aturan yang melarang orang lain ketika kita menyelengga rakan
kepentingan
kita.
Seharusnya,
pada
saat
tenggang waktu lisensi wajib tersebut, pemegang wajib
dilindungi dari setiap persaingan,
masa
lisensi
termasuk
per
saingan dengan pemegang patennya sendiri.
2 . Tuntutan__ Pembatalan __ Lisensi__ Wa.iib
Oleh___ Pemegang
Paten. Seperti "Hubungan punyai
hak
telah disinggung dalam Bab III, sub
Hukum Para Pihak", pemegang paten hanya untuk mengajukan pembatalan
lisensi
bab mem wajib
kepada Pengadilan Negeri. Henurut pasal 89 ayat 1 UU No. 6
skripsi
Thn
1989, pembatalan lisensi
wajib
BEBERAPA MASALAH YANG ....
tersebut
hanya
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
dapat diajukan oleh pemegang paten dengan
alasan-alasan
tertentu: a. Alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian Lisen si Wajib tidak ada lagi; b. penerima lisensi wajib ternyata tidak melaksana kan Lisensi tersebut atau tidak melakukan usaha persiapan yang sepantasnya untuk segera melaksanakannya; c. penerima lisensi wajib tidak lagi menaati syarat dan ketentuan lainnya termasuk kewajiban pembayaran royalti Yang ditetapkan dalam pemberian lisensi wajib. 9 Untuk ini dapat saya uraikan sebagai berikut: a. Alasan
yang
dijadikan
dasar
bagi
pemberian
lisensi wajib tidak ada lagi. Alasan
yang
dijadikan dasar
wajib adalah seperti
pemberian
lisensi
yang diatur dalam pasal 82 ayat
& 2 UU No. 6 Thn 1989, yaitu setelah lewat jangka tiga puluh enam bulan terhitung sejak tanggal paten,
paten
yang bersangkutan tidak
Indonesia oleh pemegang paten. Padahal,
1
waktu
pemberian
dilaksanakan
di
kesempatan untuk
melaksanakannya secara komersial sepatutnya dapat ditempuh. Maka setiap orang setelah lewat jangka waktu terse but
dapat
mengajukan permintaan lisensi
wajib
kepada
Pengadilan Negeri untuk melaksanakan paten yang bersang kutan . Apabila pada saat masih berada dalam jangka waktu lisensi
wajib,
melaksanakan
ternyata sendiri
pemegang patennya
paten
sudah
secara
mampu
komersial,
makapemegang paten berhak mengajukan tuntutan pembatalan
49Pasal
skripsi
89 ayat 1 UU No. 6 Thn
BEBERAPA MASALAH YANG ....
1989.
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
lisensi wajib tersebut. Untuk alasan wajib
pembatalan lisensi
yang demikian ini, hendaknya .pemegang paten
perhitungkan terlampaui, curang
jangka
waktu
lisensi
untuk menghindarkan
wajib
yang
terjadinya
memtelah
persaingan
atau persaingan yang tidak sehat, seperti
telah
dijelaskan dalam bab sebelumnya. b. Penerima
lisensi wajib
melaksanakan
ternyata
lisensi wajib tersebut
tidak atau
tidak
melakukan usaha persiapan yang sepantasnya
untuk
segera melaksanakannya. Sedangkan
salah
satu
tujuan
diadakan
lisensi
wajib, adalah agar suatu penemuan tidak dibiarkan begitu saja karena pemegang patennya tidak mampu nya.
Padahal, masyarakat Indonesia
penemuan
tersebut.
paten
dapat
wajib
tersebut
sangat
Mengetahui hal
membutuhkan
demikian,
mengajukan permintaan kepada
melaksanakan
pemegang
pembatalan
Pengadilan
Negeri
lisensi
yang
telah
memberikannya. c. Penerima lisensi wajib tidak lagi mentaati dan
ketentuan
bayaran pembe
lainnya termasuk
royalti
yang
telah
syarat
kewajiban
ditetapkan
pem dalam
rian lisensi wajib. Apabila hal yang demikian ini terjadi dalam suatu
perjanjian dapat
mengajukan
Pemegang karena
skripsi
lisensi
Lisensi lisensi
paten biasa,
maka
pemegang
paten
dengan
dalih
tuntutan ke Pengadilan
telah melakukan wanprestasi. wajib ini diberikan kepada
BEBERAPA MASALAH YANG ....
Tetapi,
orang
lain
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V PENUTUP
1 .
K e s im p u la n
Dari
uraian
bab-bab
terdahulu,
dapat
diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Mekanisme Thn
lisensi wajib yang diatur dalam UU
1989 tentang paten timbul
tertentu,
karena
yaitu: untuk menjaga
No.
6
alasan-alasan
keseimbangan
antara
hak paten yang sifatnya eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada pemegang paten untuk melaksanakan
tersebut
demi
kepentingan yang
lebih
luas;
melaksanakan paten lain yang merupakan hasil
hak untuk
penyem-
purnaan atau pengembangan dari suatu teknologi terdahulu yang telah dipatenkan; sebagai salah satu sarana yang
efektif dalam pengalihan teknologi;
dan
untuk
memperjelas bagaimana memperoleh lisensi wajib terse but dapat diketahui dari b. Aikibat-akibat
yang
prosedur perolehannya.
mungkin timbu-l
dari
pemberian
lisensi wajib, yaitu: hubungan hukum para pihak tidak dikuasai
oleh
asas kebebasan
berkontrak,
sehingga
putusan Pengadil'an Negeri mengenai pemberian wajib bagi
hanya mempunyai kekuatan hukum pemegang lisensi saja; hak dan
yang
dilaksanakan sesuai dengan isi putusan
dilan
Negeri dan ketentuan operatif serta
memperhatikan
mengikat
kewajiban
pihak
paten,
lisensi
dalam
beberapa
hal
para Penga
dokumen penting
52 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53
lainnya;
adanya persaingan curang yang dilakukan oleh
pemegang paten merupakan suatu kelemahan dalam nisme
lisensi wajib;
meka
lisensi wajib tidak dapat
dia
lihkan kecuali karena pewarisan. c. Penyelesaian akibat yang timbul dari pemberian lisen si
wajib
dapat dilakukan dengan
dua
cara,
yaitu:
apabila timbul persaingan curang yang dilakukan pemegang perbuatan dan
paten,
dapat diajukan gugatan
atas
melanggar hukum kepada Pengadilan
untuk sebab-sebab tertentu
seperti
oleh dasar
Negeri;
dicantumkan
dalam pasal 89 ayat 1 UU No. 6 Thn 1989, dapat diaju kan
tuntutan pembatalan lisensi wajib oleh
pemegang
paten kepada Pengadilan Negeri.
2. Saran Bertumpu pada tiap-tiap butir kesimpulan di dan guna memberikan sumbangan.pemikiran untuk ilmu
hukum serta praktek hukum, saya
atas
kebutuhan
memberikan
saran
sebagai berikut: a. Hendaknya di dalam pengaturan lebih lanjut mengenai pemberian
lisensi wajib disebutkan, bahwa lisensi wajib harus sesuai
dan
ketentuan permohonan mendukung
alasan-alasan timbulnya lisensi wajib. b. Untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan yang
skripsi
mungkin
timbul dari
pemberian
lisensi
wajib
hendaknya di dalam pengaturan lebih lanjut
ketentuan
mengenai
diuraikan
lisensi
wajib
dicantumkan
BEBERAPA MASALAH YANG ....
dan
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
secara jelas hal-hal sebagai berikut: sampai seberapa jauh
sifat
kekuatan mengikat secara
Pengadilan bagi
Negeri mengenai pemberian
putusan
lisensi
wajib
para pihak; hak dan kewajiban para pihak
dalam
pelaksanaan dari
hukum
lisensi
wajib;
pemberian
segala macam persaingan bagi
perlindungan
pemegang
lisensi
wajib selama jangka waktu pelaksanaan lisensi nya;
dan
bagi pemegang
paten,
baru
wajib-
diperkenankan
mengajukan permintaan pembatalan lisensi wajib
sete-
lah melewati jangka waktu tertetu. c. Dalam oleh
hal timbul pemegang
mengajukan hukum;
pemegang lisensi
atas dasar
untuk sebab-sebab dalam
dilakukan
wajib
perbuatan
sebagaimana
pasal 89 ayat 1 UU No. 6 gugatan
kepada Pengadilan Negeri
dapat
melanggar
tertentu
paten dapat mengajukan wajib
yang
paten, pemegang lisensi
gugatan
dan
tercantum
persaingan curang
Thn
1989
pembatalan yang
telah
memberinya.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR BACAAN
BuJiii Kansil, C.S.T., Hak Milik Intelektual. cet. Aksara, Jakarta, 1990.
I,
Bumi
Gautama, Sudargo, Segi-Segj_Hu_kum Hak Mili_k_In±e_lgk-tiial. cet. I, Eresco, Bandung, 1990. Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. cet. II, Gramedia, Jakarta, 1989. Nieuwenhuis, J.H., Pokok-Pokok Hukum Perikatan. terjemahan Djasadin Saragih, Universitas Airlangga, Surabaya, 1985. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan. cet. Aditya Bakti, Bandung, 1990.
II,
Soetojo Prawirohamidjoyo, R dan Marthalena Pohan, rechtmatige d a a d . Djumali, Surabaya, 1979.
Citra
On -
Thee Kian Wie, Industrialisasi Indonesia, cet. I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1988.
Perundang-undangan Subekti, R dan R. Toitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. terjemahan B W , Pradnya Paramita, Jakarta, 1979. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, Lembaran Negera Nomor 1 Tahun 1967. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten, Lembaran Negara Nomor 6 Tahun 1989. Makalah Bambang Kesowo, "Undang-Undang Paten: Latar Belakang Dan Prinsip-Prinsip Pokok" Disampaikan dalam Nationanal Public Information And Awareness Seminar For Patent Users, Surabaya, 25-26 September 1990. Ita Gambiro, ’'Perjanjian Lisensi Dan Perjanjian Bantuan Teknik (tehcnical assistance)", Disampaikan dalam Seminar Beberapa Permasalahan di Sekitar Penanaman Modal, Jakarta, 18-20 Juni 1990. Bogaerts,' M., "The Process For The Grant of Patents", Disampaikan dalam National Public Information And
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Awareness Seminar For Patent Users, Surabaya, September, 1990.
25-26
Slamet Dirham, "Patentability", Disampaikan dalam Na tional Public Information And Awareness, Seminar For Patent Users, Surabaya, 25-26 September 1990. The International Bureau of WIP0, "The Paris Concention For The Protection Of Industrial Property: Main Features And Revision",Disampaikan dalam National Public Information And Awareness Seminar For Patents Users, Surabaya, 25-26 September 1990. Wuryati Martosewoyo, "Sistem Paten Dalam Pengalihan Teknologi", Kertas-kertas Kerja Dalam Seminar AspekAspek Hukum Dalam Pengalihan Teknologi yang Diselenggarakan Oleh BPHN dan FH UNSRAT, Manado 2-4 Nopember, 1978. Harian Snrahava Post. 11 September 1990.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
z r
2 <* — 00
s LU
*
O sO tf 2 O <0 O 2
z 1 o
< o z D
o z < H
Z
Z LU
f-
< 12 a.
<
C
4*
a
z
LU H < Cu o
£
1
0
Q
4> s
£2
| S
s S3 M >- s
z ^ < £ 3 £ H
< < * o
5
fiu
s
©\ 00
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
re
c
3
X eO
E
o X &
3
M 13 §8
c
cO +->
M CO
Crt
"5?
co
x
3 Xi «
oo
.5 •3 «
c
X
« 05
-
2,
co 60
1|
*£
<0
c CO
6 0
*
CO
C
c
O
3 6 0
■O 4)
•E j :
4> *-*
*-
« *o
CO
.5
g O P X* « CO « E <-» c c
•m i
E
«
TD
i.
D
r a
3
« C
_ 3
«
CO
03
0-
^
E
a
aj «0
C3
•O
CO
P
X co
T3 co
IS
60
E
CO
e CO
3
e
g?
^
s
g
c
-s
co 60 X
X
E S'
CO
p- ;c 60 *P
c CO
£ o
60 i
3
« >*
g
D-
cw cG ^ •O 60
CO
,;3 i
E w cO
oo C s 5 'C
c CO
t/)
w X
-
o a.
E w C/i * 60 •o M
c
co
£
-o
g
C
CM r”« 8 0h
D X c
co
u.
JS w3 TO o re co ^
c
CO 55 1) *0>
s o
O60 > .
CO
3
c
CO
^
5 *c g c E 0)
60 3
11
■o
E o
*
4J
n£
0)
co
yy
re X 0 •£T o> C E co co eo £: w 3 <0
E *O.
CO
«
•o p
3
73
~ 60 E c o i» CO
8.S
1-1x
E .-£
c *- 5 re c iS c
3 v> 3 C/3
«
CO
«
O.
o
2 3 &
S
2
c
co
*->
CO
*co V) 0.
o. c
« o
rv
c
T3
= OJ G.
3
ia>
z < a. t:
CO
c «
E
B
> Z .2 £
3
CO
3
D Q.
4>
a.
P
CO
c
X «o X
3
!s ■o (0 co X
*-•
*« o> x
s-
CO
C
D.
CO
1 18 e.
£; E a>
a. CO
3
c 1)
CO
■•-* Om
E CO
re
CU
a .
E u (L>
c
CO «_•
co
X 3
CO
P ■o s
60
X
CO
S3 ■» 5
.S
3
re
C
V)
JO ’S
E
X
co
JO
E
X
CO
C
co
c k*
3
D a
3 CO
co
C
c
O
In l> a ^ s> CO
O . -o
re
>, P D
60
I* a CQ c
c 5
c
u a.
“ i 60 < o 2 w a.
«
trt
S e
CO
8
E
o r~
"re •a co >> c 4-> CO
60 4—>
o. 5 cO p co *° co
3 t 5 CO W.
«
•c ^
C
w
C c cO CO £ >» b. 0> cx
x
CO
E JO
«
3 cre re •°
P E CO o >>
O. 3
3 a>
«
c S .E
«
•o
> ,6
.2
_ re
—
c-i
<
re 3
3 = 0.
o> E co X c bo 13 re o> fS « re ^4> co3 x U re ^ v C. CO
60 c E
c CO CO
X
co
oo c •o c
"O
TO ^
C co
£ •3
a
c JS
E
a>
C
3 CE 60
co ■3
Ov
re c
4>
so
co
•E c
<0
•5 c
co
a>
60
Oh .E
•5 c CO
CQ
E
o CO
o 60 i ss 60 C X co V
co ^
u'l
X ^ x
Z>
■g »■ 3 ^ 10 r- S ^ tt C
3
3 S ° >-v 5 § J2 E M ^ « O
60 5
2
«
.S « ^ ■o w E
T3
a
is a> O fll k«* (/> co x
*ri
60 c
60 2
^
5 3 <
CL 4)
S c C C « >% 'c CO 5^ X 3 w CO X CO O a> ^ p c ^ C 60 *D . . 2 , S co c CO cO g s•a u E eo V C T3 [a . !> CO X c 'C • 5 QJ CO u . CO S X CO
"« •o
CO
c 4>
«-• co
Oh
60 2 T34) 60
CO
e Q,
c
CO *co
8
u
S 3
2
°
•E ^
r- ■o c CO
o
E
£ S CQ
w
^ 5
-> « -• >> 5L c
a c re u 60 * 60 re c Q.2 u_ O -w C re < 0
P
M ^
(0 (0 r u
X «
O *S « O .^
°
8
f> “
•— c ' ‘-S CO " 3 (/)
=s 1
TJ 3 CO 4—* L_ a>
•5 4-<
C
CO
«
3 w«
4->
r) CO
>> CO E (L> CO 4->
CO
«
<—
(L)
a re
*3 CO
X
OJ c a>
-w re a
*re CO 3 ■a Oh re e +re ■» TD 3 P c C/3 t/j
«-> c> . « _
•r - * e o 60 T3 W <0
n «
a •*—»
■C
u
co o c
*-
E
i! co
“o
to X
g ’ l - S « P CO > . O a .
Q
3
c
« C >
J2
CO
co
O C TO
C
.TO
OJ
a
^ *JS COCO
2 CO CO o « «
= g I flj 2 60 ^ « - 5 g 73 >• ^ M 3 >>
3 c 'S ' -CO i 2 w •C co
a *? -1 CL c 3 co c S -o ' -= E ro E ■^5 Q. v
60
•c EP C •S
C
CO c .E
C co x
,5
fN
o- E CQ ^
CO1 .93 -o !0 . 5 60 £ 60 •O w (1 c c 3 n •rr w <0
Q - (A.
C -3 w i_
CO co
^
CO
CO *«, co — i ’ co *3 60 CO co C c c cO 4) "O ~ co 60 3 4>> C vi 60 C C
DO
•5
CO
C
X
co
TD
CO
C l
cO * rt
Urn
CO >
£
oo
VO s CO
a.
— .
00 & § 8 . E Q. c E 3 co 3 6 ■•-* Q . g £X a CO a. ■3 3 c £ C JS n , 5 f; e: cj Q3 e s S g « ^ *o £ ^r «3 C C CO 3 c .E «• c o . i3 E « _ o TO 3CO oc -X
P
~
u
co
n
(Q a . ^«
3
J2
U M Q, C
n
“
O' c c <0 _ « 60 C — . c re ••— <0 s s E co
3 — 7?
~
^ §f
c CO CO ** c
CQ
re
00 c
£ !<
co
a E 4) 24
P
re s CQ v«
■ » Oh c CO
c •5
X c
c
co co +*
C E C i— l0) Om O .
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a
9
% £
C
-O
’C5 J
C .B .9 CO
•tf
trz
'O r a (4
CU
o * o
v
(N
™
C CO
p fl W £ r-v •— 4)
C
« 00
CO .
T J
c> dO O r(: S x4> c eo VJ — -I
A>
JO
-C
a «OO3 C
•Oc
w
.Q > > 4 ) " c <0 . — CO
CO
r -
r*w
Pu
-O
M M 3 - fl * C 1- ^ 00 « J 3 u, QU« £3 £« WO >> *3 & m cj
o .o
V
•c ft ji -2?
c CO
'S.
a CO M *-> CO u .e *->
fit (0 00 cO
X>
■e
"flj
<0
CA
c « .
ca
u a c
eO *-* eO
« — 4) M •£ e c § .52 c —
2 (0
3
6
eg • £
Oh
S
(0
C * *0
c .5 «0
4>
tA
t -^
3 —
^
*E* C E &
*—o c CO m
c -a
.3
S55 cs 5 « —» C 3 8 =23 •s* eo ^ 6 E 0)
3 .3
u
CO
£1 E 3
U
cu cu
00 r—
73 8 cu
r -
S CO Cu
c CO
3
*
co co
<0 « -* -• cx
s: ■a js
X co « !2 •o x> * c C/3 3
6
4>
— «
£
a 5 -| 00 « "co C ^ «e
CO
€
«
"eo
c
•—
•a CO
T3
4»
c
3
J3 .C CO •o
’ co . — «0
«
00 00
c
CO •“
(—
•*
b. 1) O V3 -5 CO
Q.
U !0S
c v £ CO >»
C
3
* -!
‘c* — bO
~9>
c
00 CO >* c a>
^ t-
<0
«-
0
CO
CO
c
^ 13
® <0
5 co C3
a 3 3 s <0
■S Cl
= -5 J3 00
C C CO
c
CO E eo
c
Cu
w eo
00 0 < /i
CO x>
l l
<0
w n
c O
CO c a> CO *-» CO CO C U > » 1-
■a
i 3
I-tS £ I i * a 6 I I Si £ | -3 *
<0 *-< u .
JC
% Q
ajC _ CO
■o co
« eo <0 u
c —
Q,
. •a w
«
«
*
M
<0
«
•S c
c
n -2 ■ “
£
X
CO
^
^
S
c
«
2P
•a
CO
.*
3
C ■ ° S ^ c co c J ro O C j= CO
(/)
•<0c
u a
"co S
.C
CO
CD
a . m *0 cu
"co c S « C O CO •a |TD 5 S"S * 5 • 3 J = « a CO C O 3 ^ c« X ) 3 0 0 5 3 • •— O c> * 55J . a- < Su*«0* a id
rM
os r* 1/3
73
ca CU
wo r -
h
<0 O
3
4 ->
JS p « c
S 03
•* £P
a
E (0
«0
3 00
.*
£2
co
C >. 3 c
I
12
a>
c
c c
CO >>
*«0 •o
Icuj£2 eo x :
3 a CO
■i c o £
eo •o
a>
c CO c T3 CO Q.
c c
l
T3
«-• c <0 o
£
CO
eo
3
c
£ 4>
a. c CO x :
C
3
>o
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
e
c
C
c
rvj
w _o W) .■=
c2 g c .0 0^ ca H
oo
c
ca J
ca c
ca •l? V 2X
«
*o
.2
ca oo c t> T> k. 3 M
23 §
c O 00
1
Cl.
o
£
•p x:
CO
00 oo
c e ca « >V 00
{3
S ■ <-> £ o ca ft, Cl 3
1 g c c ca 4> E
" •a
i |
00
o
in TO | % ^ a 3 ca
a.
c ca c ca •3 4 ca -> oo 3 c > c o 4>
-> X) * ca Cu
oo c C ^ ca C ca ca 3 >. 03 «a >» 3 x» £ C £ ‘3 ! <S ji ca C E ca c 4J U c 0 0 T3 a x: ■O ca ^3 03 z v3> x£: *3 ffl C a a ca c> • O 5 X ca £ oo , *5 c I • ■3 ca ♦s j c ca £ da c ca v c oo C4 * .s ■§ -a c: 00 ££, a> ■s 0 S0 P -o •O ^ u . c D ca CU ca a£ 'ca* 3 ca is o PfQ ca i JS ca c(A - "K "O c 4> ca 1 ) a «u -• v> .5 2 a V) c « • .£ 0/3 ) C L < ca i_J c ca ca 00 x> c s •* cg a ca ca ca v OO ea c c c .5 V- ca ca 3 jSj i-i *■ Ei__ ca
c e u. < ca 5 5 4> « -* s -u < 44) -> a X) x> T3 O g> 03 ^ a> ca ca >» a> S X > CL J3 •a D f- 63 P-i co w oo c £ *o DO i 5 3 c c ca S c C ea .2 Xi s M C Z D >» "So 00 S3 ca = i 4 co ) c cd J2 •-N X > M "= ca JS c C £ o V) *u-■ £ v c oo < L> «? _ o > c •o §o 2 c c >» 03 ja c P4> o 03 - >■> .o u C 4-> T3 S JS o « ca .* *s 3 £ CL 1) a C ■X 5 I I •o 0) C 9 (D CO ca * c« c CL 3 J 03 oo 13 ^2 * *-> -> ^ a ... c «0 X 3 ca 3 C td G 2 2 < 0 f c J % d C c) • *— o a. X> C o x> £ w 4 : % <0 c C 3 ~rA (Q . 2 2 2 O CO SS-fl 5/5 w W « * ■§ .cd i-J W c C ^ a. cl o * .2 oo Cd £ ~ ca ^ C 3 c 3 ^3 lw ‘«g *c3 « co ~ £ CO co i>» cia— ■3a «-« V ■8£2 ‘B w ti 3 •C 4) a< c o 0 3 C S r t 3 Cu 0S * c c .t: c a •o T3 2 > O a £ • c g H c u 5 k5 a c 3 £t TJ 1 I OO c J= J5 ._ 2 -3S 2 u, —' c 03 3) 4 X> M * > .— 03 £ *3 1 2 3 oo <0 >% '< >, c * Cs5 tf-O <5 -c ^ s £ . a. 2 I - s <—> e co c e «_> S ' « « 3 3 >. 3 « z s « §? 3 a c §.-° j-a 5 ■«* t oi 3 co X) C c X> C OO « ffl o. 15 c ^ 4 > £ ^ 00 m w e p. « •5 co 03 < c u *—< 0 3 o s a S. 0 0M *5 w C eg CL, T3 ■3 £ s s O, 00 S w• 3 «—k £ c C C V V > J S iS
c
■« * fS 0
« -r •n? S E. € C
c o« «
- cd c a l. ^ 3 C *CQ
& fc «
^ cu
•o c oo ca c
uS~. 43
c .2,
X>
C ca ■2 ^
n>
ca ca X) C
c ct 03 c 3 r
5
£ £ ^
3
c 4-> ca .2 ■O •5 j= c « 4) >.
1 3 S1S a>
ca
>. c c ca
ca
c
lO co ca 0k
■§
"ra
C CL ca ca
C
s
&
«
s
w ca ^ CL 6i a ca c ca C
ca ca
'C JS
u.
e ea ea * o
«•§> * -2 ca "O
“ c & !
D S c Q"
I I
£1 5=3
I s?
S ca £> c ca c c *ca "SJ a> 4> £ | *& CL ^ +-* u ca •Cr— a> 4-* §. e 4> 3-> £ C eo 4 c . ca «> 3 JZ £ E 3 D 4-. ca CL C g* S E « « CL •-
£ ca « si
t; w. C 8 4->c x: JiC 4> ’C 3 f t& __■ £ « ca x: cl £, E £ ^ « •coa « «
a .2 C /5 £ « c
ro oo s ca a. ca :s,
o\
ao
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
so 3
03
ca ca 4-> G (N "1
■*-»
2 ca £ ca ■a c
a*
ca & >% ca g c 3 ca ’ca* •o 00 , G y~s 4> •-M a. w 'w ' CQ >> CO
ca >« ca <■* c — la •a
Os 00 8
*W 0-
®
*e 8 *3 a
J
£
£
£
9 £
3
ca
>» E
8i H
ji i s
■S 6'g
(N
ro
^ S
c
~ y c <0 m •o •w 4-» c *- ca a ca rM
£ i
S?
ca •o ea ^ *3 J3 •C •a *5 a ca •a ca
3
•a .o o CO a ca
§8 C G
.2
•a
ca x> o o ca •—» « o ^ trt X>
£
ca c ca w <s G ca ca ca a ca T3
iS 3
rt* ?
£ g
3 « C ca >» u x> ca m C
S
c £ * G G ca > > * ca 5 D I ._ ca a> .* ^ £ c h. crt ^ O. 9* 'K ca w 2 c ca ^ ■* r2 ea 4S > V .£ «/l :2 *w •S Q J o < •5 — 3 •o a.
00 2 ‘i? o 43
^
£ x> c S 0 0 ca « .2 ■3 § cq T3 ca >» e >* cd d « <3 >* .2 c ■" (X c 'Jo u G a> 4> o o ♦; c E 4-» q> « ca ca c Cu ca .o - o 'ca* a r- £ « o o u Utf C9 B % £ 8 4> <9 •a *C ca ca x> •o ca - & S* fta ca ^ frt M 03 >» a) .2 a> c . £ 2 c ~Ofl * .a i-J c e _ •C C ~(Q ca o £ 4V-< -* « c « CU >» ■ c*a «« .—
c (Q 00 £
4)
4> CU
oo
G 4O-> ca o.
§8
4ca ->
G
a
ca
£
G
ca
u*
X ca ca 4> >% >> G o G G C V c 2 « 'M ca ca ca c ca0 0 ja *5 M o. ca ca * 2 * §
oo » « G M 2 ca *ca c/i ca 13 ja ,_ 3 CU ca T3
«->
3 O - 03 •S
* I
4-1 c c ca > . ca ca ca E oo •£ C3 «
£
g &
-
ca la •a ^
*o 3
G
■3 ” ja
G
§
CO a sV5
E
c 2 i £ c
ca ca ‘ca M 00 00 ca 00 G
•a oo ca *« D. G G 3 ca ca •o
X>
v. 2 O C
.a - ■?
V Xa> (A jO £ •U« •3 ‘ca1 < D
G
ca ^4 ca ca
G
ca
s i *f>
ca >% G ca
•O
«a
ajs
‘w ■° (5 4-i C
ca % Cm
M
ca G •o a> G CO J.2 2 ■o OO ca G G JG ca 3 ja ■«-> £ 13 4»> C 00 G ca G
ca ca o. ca a, ca ca *° c
00 ^
a ta 'ca* flu *£ M vi c
cu
.22 g nJ
04
o
fS
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Os
TJ C
■*-<
cu
e c a * JS
3 3
x:
<0
CO
CO
c
oj
CO
CO
*■* _
Cu x:
-—
•- SIJ CO O -O •o C C 4>
C *'■
CO
l l
co _.
C C Ow to CO Q. c •g c 3 £ x: 3 Si CO .« cd 00 c D.
4> 0)
3 §8 S
•a I S » -S « •2 & E ~CN ' •K c >> co _ op JO s <0 c X> «C C *S >* eo co —I 0> Ev a c So ‘O I « ! .2 c T3 < 0 — CO " C JO *t3 <0 3 •* 3 ■CO => 00 r~ CU £ •* £ (l> E .2,1 93 C « ^
££
>%
CO
> ,
ft )
<0
•O si
<0 ^ JS >. *co « C 5 J2
.C O
co M 2co a« DO C
33
CO
C cO
*-*
to
C
« “ •c £ j* eo E .!? > CO «/5 eg C eo co •O 8 b&
v? CO
C
.
«
(-0
£ £ Q E
i
-«->
*a
CO . . CO
s^«
co " 3
c CO >.
eo
Cu 3 h £ > c I CO 2 3 -1
c g I
CJj
«a rj < c to
si O
.22 c -J 2 g ^ « . 2,
eo ST o > ) co E u 4> ^3 4> f t- j| M
« £ •o
c c eo
3
Si
3 E 3 4>
c
•*
X * co co s *2 a •o 8 CO
£ CU
5JO w«
S eoj
■*w —• C C l.
•*—
fc .
^
E ^4>c h (y •o
u
s
eo •o 3 eo
■S
C
o
—3 Tco3 TO
T3
3 CU « (A
co
■S E £ 3 "’B E CO D 2
E « eo i j
C
eo O C 3 «0 I>s> E n cu
o . to
co
CO u
c 4) a c
co
-E- Ea> S8 co > .
s
• a ft* CO C <0 X
E
§
X
xco> x5 (D t/l
fz
CO
£
6
<0
g1! CO
2
£ a-
os c?
co
•3
CU
CO u 4>
X) Os
CO
^ C
1 $ to V
«o
to
CO
1 5
00
^«
&1 * CO
co 2e:* ca cu *-•
V) +~" CO
3 "° c c w to5 2 Os -t->
^
CO ftH
co
c
>, E 1) >.On E c £ 3 5 _ To 2c £ co eo E « 52 eo « « § co co .2 CO ^ a. a CQ Ah •5
CO
CO ^5 h C ft> ■• 8 4- a: e T8 2 CO to 5 s c o ^ eo ^3 V c "VCQ c "c/j y / «o I* ■O 2 £ JEO C c *- To 4*->* n ■a co ■ co >>
co «g 33 -« -» •c cS e m H) eo co O w> N :2 c *_, •= *5 *« aeo E a)
3 3
4> £CO 34>* g3 4>eo la <— CO 4-) E ^ Z Xl ■_ 3 c ca c JS rs co T x: D to “ « w- CO a ft, » ceo eo E E a.u 3 e co E E D c cO a * c4> CO -> ^ C c 4 CO ■h Q co CU oo JJ e ^£ = 3 CU co a J 3* sC 00 c a> co ^ g *- c Oh E '5 co E £ 2 "5 5 —co wco 01 O Cd *- « I ■s S. £ CO « & £ G c>» E c X 33 .52 3 a>
.b
>
CO c *C 3 *c 4J 5 c + • 3 T * -2 g L> CQ 3 <5 £ 2 | •> ^ *2 *-< >> 73 « ^ - J ! | .£ Cu _* « G <0 js co o o CO •— ■5 D *o C 3 -O .. '•£ *o 'S •2, u 2
x>
<0 E o> T3
CU
o Os
c co c c eo C c co CO •c v cu T3 D X)
E
CO
0> X 5 a. CO co k_ a J2 g
^ u >. C « ep x: D <”> m CO 2S' a> 1U S a> E .ti •O CU
(N
— o
so Os eo
CU
O
2 . 2?2 co
T3
4> 3 s 2 - %
(N
vj eo
3 3 «U
£
2
o
«
r
c ft.
ea
4>
>
i? c
a 2? CQ ea
.2
c Ai2
4) ft.
E
a ♦-
s
£
S
CQ
5
z
C0
< ft.
.*
co
c V eo c
£
T3
.2
c a> •a
3 «2 « 2 01 0 * ea m a .
os CO ft-
4)
E
c
‘C
c x CO CO «-• ■S
4)
Su s E —
3
3 § c
o -
" 52 « ^
m CM FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
g * H-t CTi u M
>
-P
0
a>
o o
U I
a> •H
01
■P
§ I
03 0) •H •B
1 *pR> o * 1 •A
73
©
§
£ £
*
•3SS +» e© & 5» *Ort f©j *P o a m4 ID D*« S f e g S & © rH CJ c>
•rt > O CQ *H 0) -P -P ^
•H g O *H |4 j3 © © g-S 2 s3
P
0) fl
§
!>.+?
fl ©
ni**3 ^ *« j> fe» “« S'S bo
R & ra£| •H 4> & © d ©
•3t$ 8
H
A O ^ Q ■p -m -p ra O -P O -P S©
. ° & S fi fil-P
•p ^ P.J5
$
•H
o
O •ri ■P 0 53
fl
a
&■
o ilJ .n & -p c o fl * hJ3 k
a
a. a
LJ UJ 5 x cl n
to : £ k
cr o
2H H
o a: h-
►H v- z =) 3
Z CO UJ O 2 J Z O er H C J
z a u. z h-( a
a tD e a)•p o 2 *h $
§*£
p* o
*-*-} -p
K
o
j
a: z tr UJ
* . c; (D *P 5 .G J J * 4* >
S8
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
t *
A
cj
m
CO
3 3 t O
4> ^ t n -P
fri •rt r-H
8)00
Pi o C
.*A-d
o£ Jtj 3 s c ai > rt
W «H
o
C G , OH O O .8 "S'«c *■£ *3 5
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
FRETES, AGNES IVONNE de
>5 £
C XJ
BEBERAPA MASALAH YANG ....
-P O O 3
0 p
U fi
•H -H -r-a O
skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
g
O w Pi
to C .C
O ‘w CD .H
c M to -H
C! fd0•d O
n 3
-H Vj 43 r -i 'O c
1$
Cl
£3
H
*& 'Ed fl)• H
0 0 +» H Pi *H $ o••p co rt 3 fj 'O ■COP «H PJ +»
f
a ■H 4* o • •J3 (3 O •ni > *H n - p fl q £ S' o 0 ^ 0 ) H O O 0 ' O ' er tO Tri £ O -H ^ O -P * ° < 1 ) P* M *H O -P +» 4^ VS S3 *P.+> ^d h ‘ HJ C2 Pj O rt -P*H o, O fH d _, ^ . 55 g c P. Mp(+-' 5 t3 O • 3 2 0 W r d ffl j H Q C 0 •HO A 0-H M 'd rH O rH •K d tj m -p ^ !j0 0 ri -Q ? CQ d ft-P (DO) 0 43 C o {, h q o T3 "ra ,ci rt h a « -p fc 4 * <* ft a) c 3 3 .E +» ,S *rt ra O.rfCOi G H ^ fao >> Cl cl <j> tH •r| -rl to g fj (1) o * +» O H o C -ri ^ *rt C
CO S
S n
O -P O P« rH 5 *
§ 's ! rt.C O & 4-1 PJ f3 O £■< n -p a o Pt O ^ 0 S'§ o O R © ... ^ p*£i £ O rJ H ^+>-P . . ! 4» •H -P O T O P H Q> •H *H d Vi 'Hi X 'H •S & O R O Pi 4* O
m -P m
o
rt
rt
4>
V
o
•m
*rl in
ft
.‘4 3
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gji ^ •o
o> 1c ta
l +» w o
U-t
uu
3
,c
§
>»
3 ° »d
S
Q> c & *H
+> c (0 0>
-P
8
4* P«
•3 P s,t<* ~ aH P -H o
< y 'd •H <w £ o
o
§ 3 K ii -c o
TJ 0)
-as s: o
03
+>
r:
■p
<1>
s
g
o
o > o
X -p
rt
d )* o o n
- a> h *H c u 0) U Q) xz •+•» O
■s I
s
o ■s o
<0 .. .. f j •H J4 rj *4 cd CD a x as XX 6 w y 4* H -P E O ro *H a> C •oH xz OA +> •H« c•
o + » .h U o j 3 d £
£ £
rt o
-p
c •H
§ £
£
fl *d (1) M
•
^
O
- a -d
fa M t£)-H O -r { U a H o H O & p<
O
<M
o
O 0
XI
-p a>
t*
7i ■
© tJ <1) /3 rH *8 60 C
13
O
M i t t «
3
2
F2
ca x l *3
o n *H
,C
+>
«
TO
P, a) a)
M
o *rt n)
•rH O 4* rH
O
*§ • | o o _ S h P c ° g S-'d-p
•£ T» 2
f3 ta n c O 5» cti P
S
“3 c ** a t§ *5 ^3«i 5.5
*9 ** 8
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
fQ
1.8 skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ill"
?>v*H
»cJ4» O
FRETES, AGNES IVONNE de
3
"■a*
BEBERAPA MASALAH YANG ....
Cj O
'
°d 3
s.f i 8
TJ 3 ,c5 Q) o ~ -P Ot3 11) 0)£ W 06
skripsi
0
*§ & o © o o
a s£ §
.1
•P +» O -P flj U 10
fa
o s?m g £
* RK
O
ro Ch ,
S,|l. •P 6 o
a> o
'd
•p t>»+ > •O -H 4 O o u +» 3 M b O SB. 8 h U
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ON
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
*•*•** -a
-H
81 3^3
«H
<1> O £ l! i +> O o3
01
£
£ °S-SE »o w ,>>-H o +>
•p CM m oW
I
H t * t-
iao
° ' A 'A skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
H
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
(H OI Ofl •>© O S H + 3 ft O
S5
ft
skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga “Jj*
CM
cc tr M
CL S cr
rt
cn z
a
.
1
UJ >
a
cn
UJ £ H 2 =3
a LD C3
/
HH CL a
_j LJ r» UJ Q
a: o
3
et
UJ O o 2:
0
0
•fll5 3 m •H
03 0
1
f t TO
Cfl m
t o rH ' d 0 ft € H CQ
cfl ■p co *H CO
«, T~* 0 A 0 O f*-l CO •rH O rH f t P 0J •ri O H
0
U
s 3
0) 4-» C QJ ■P tD
a •• M +* fH (a a
0 C2 0 P
0
-p
0 a
-P
,
M
u CL
QJ +J to
0)
c
0 ■H O •H > O
U
CL
(0
H
co 0 o
JC u QJ
C QJ
^
ID
CQ «h c i0 o <M
O
§
0 ^
•H ON
§ o
CO
0
8
O
_
•3
«H
0 u
CQ
a
V
"S
•.•p
tu
“
cd
CQ
* 'S
Et3
CQ
T3
■a •P n5 '3
0
W
I
0
•3
0 -P t ,c
-p 0
1 o
-p ca
0 ■H
§
is O O
0
§-
•3 ^
a
x
O_
o
ca
0
cfl
81 f t
"5- -§ g
ca <>{
H
0 +3 10 to
O
J4
*£ 0
- P 10 Cm f-t CQ 0 tH X . •H 0 C CQ O 0 •H •H ca -P O
fl
-p 0 0 si & ca - p ■P
,0
0
B .9 - a
Jh m
1 0
w
o c X *H
•§• 3 6 1 •H p ° &) 0
.n -p .g 03
S ^ •* 5? CO p
+9
0 •H G
O
.p O
0
»ri __ T3
CO •- *H
G r-J 03 O f t 0 -H f t H + f rt
& I o
S •* o
g
> o
h
0 ca *rl
* “
CV/ *P
On
•s
H
*3
•S p , «
c l - S
^ 10*H
§s °£
0
CQ
•P CQ
0 s UB a 0
0 09
W W W
g5 §§ g o > -p
*0 a
CD jj - P 43
o o
•© -p
SS
, 0 »d 'cJ
£ $
«P O a)
co
6 *» -P
.
0
t
|
<5
f t
l a "o o v
H
•H'rt ■ S ’3
+» +» m © ©
, »
0
s s^s *
^
§
efl o
+>
0 “ 4s ^3 3C _
s * S" -3 S U. -. S. § T* ■P ©©
H H
tv l ,51. ©
o 3 j? -p 2 8
+> 0 *P c *h
©
O
©
f l-H
Ch
M
O
©
t)
i— t <M
O
•' H
s£a& H
u 3 H n'd © > > th a j co 0 -O h a. 43 « ■P .
O O O O 4* 0 C *H *r|*H h H gg f t«O a rh -i <5 h H H
o
C
d +> 1
O
Ih
a) a) -h
f jw ii*
4*
to
M (3
§J
•H O »H O Q <m 4» +> J3 J3 3 0 ^ ■ H3
O -H
s*gi.sg*s« -H O ^ * . . 2 3 ^
^ SS S 0 « S
FRETES, AGNES IVONNE de BEBERAPA MASALAH YANG .... skripsi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/08 '90 18 08
04122 733 54 28 _ _
O H P U ,gjP0 CH
---------- -------
B 884/038 '
T H E P A R I S C O N V E N T I O N TOR Till P R O T E C T I O N O P I N D U S T R I A L PROPERTY: MAIN FEATURES A N D REVISION
I.
INTRODUCTION
H i s t o r y of
the P a r l e C o n v e n t i o n
1. Dur i n g the l a d century. b e f o r e the e x i s t e n c e uC a n y I n t e r n a t i o n a l c o n v e n t i o n In the fi eld of I n d u s t r i a l prop ert y, it w aa rat h e r d i f f i c u l t co o b t a i n p r o t e c t i o n £or i ndu str ial p r o p e r t y r ights in the v a r i o u s c o u n t r i e s Of tha w o r l d b c c a u s e the laws were v e r y dif f e r e n t . Mor e o v e r , pat e n t a p p l i c a t i o n s had to be m a d e r o u o h l y At the e *m« time in all c o u n t r i e e in o r d e r to a v o i d that a p u b l i c a t i o n In one c o u n t r y d o u t c o y e d the n o v e l t y of the i n v e n t i o n In the o t h e r c o u n t r i e s . These p r a c t i c a l p r o b l e m s c r e a t e d a str o n g d e s i r e to overcome
suc h
di f f i c u l t i e s .
2.
In a d d i t i o n to those p r a c t i c a l c o n s i d e r a t l o n e , there was, as m o r e an d c o u n t r i o c d e v e l o p e d a e y a t e m t o e the p r o t e c t i o n Ol i n v e n t i o n s d u r i n g the c e c o n d half o£ the laet c c n iur y, a gen era l desire, a b w i t h o t h e r f i e l d s of m ore
law, for the h « r n o n l c o t i o n ot the iaw> of i n dus tri al p r o p e r t y on an j n l o r n a t 1onal and e v e n w o r l d w i d e basis. Tnifi w a s du e 10 the d e v e l o p m e n t Of A ror ® ]n t « t n « t ioneLly cniwiited f l o w of t e c n n o l o g y an a to the i n c r e a s e of in te r n a t i o n a l trade, w h i c h m a d e such h a r m o n i z a t i o n urg e n t in b o t h the p a t e n t and tha t r a d e m a r k Cield. Th e
lock
of a d e q u a t e p r o i e c L i o n of f o r e i g n
a p pa ren t
3.
when
the G o v e r n m e n t
other held
c o u n t tic* in 1873
at
or
to p a r t i c i p a t e Vi enn a.
inventions
became p a r t i c u l a r l y
the E mpi r e of A u s t r i a - H u n g a r y in an
invited
i n t e r n a t i o n a l e x h i b i t i o n of
P a r t i c i p a t i o n was
hampered by
the fact
the
inventions that
many
f o r e i g n v i s i t o r s w e r e not w i l l i n g to exhibit t he ir inv e n t i o n s at that e x n l o n i o n in v i o v or the i n a d e q u a t e legal p r o t e c t i o n o f f e r e d to e x h i b i t e d 1n v e n t i o n s . 4. m i s led to two d e v e l o p m e n t s i firstly, a s p e c i a l A u s t r i a n la v s e c u r e d t e m p o r a r y p r o t e c t i o n to all f o r e i g n e r s p a r t i c i p a t i n g in the e x h i b i t i o n for t h o i r inven tio ns, t r n d t r a r k o and in d u s t r i a l design s. Sec ond ly, the C o n g r e s s of V i e n n a for P otent R e f o r n was c o n v e n e d d u r i n g the sane y e a r 1873. Th e c o n g r e s s Cor Pa t e n t R e f o r m p a s s e d several re sol u t i o n s , s e t t i n g f o r t h a n u m b e r of p r i n c i p l e s on w h i c h an e f f e c t i v e a n d usef ul pate nt s y G t e m s h o u l d be ba s e d * a n d u r g i n g g o v e r n m e n t s ’ to b r i n g a b o u t an pate n t p r o t e c t i o n as soon as p o s s i b l e . "
I nte r n a t i o n a l u n d e r s t a n d i n g u p o n
5. As a f o l i o w - u p to the V i e n n a C o n g r e s s / an I nte r n a t i o n a l c o n g r e s s on i n d u o i r i & l Prap£i
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
90
That
04122 733 JX U Z!L __
18 08
C o n f e r o n c e ad o p t e d a draft
0WI/_Wlf°,CH
_________________ 0805^038
convention which contained
s u b s t a n t i v e p r o v i s i o n s w hi ch er e still
t o d a y the n a l n
in e a a e n c * t h o s e Of
f e a t u r e s of the P a r i s
Convent ion. /.
A now Diplomatic Conference
convened
in P a r l e
in 1 6 0 3 r w h i c h e n d e d
w i t h fi nal a p p r o v a l and si gna t u r e o t the i>arie C o n v e n t i o n for the P r o t e c t i o n of I n d u s t r i a l P rop e r t y . The Paris C o n v e n t i o n wa s s i g n e d by 11 States: B e l g i u m , Draz il, El Salvador, Fra noe , C u a t e m a l a , Italy* the netfterlan<3S» P o r t u g a l , Se rbi a. S p a i n and S w i t z e r l a n d . W h e n the P a r l e C o n v e n t i o n c a m o Int o e f f e c t on J u l y 7. 1884, Croat. B r i tai n, T u n i a a n d E c u a d o r had a d h e r e d as w e l l * b r i n g i n g tho initial numb©*1 of m e m b e r o o u n t r l e a to 14. At the find Of the n i n e t e e n t h c e n tur y, the numbor o£ m e m b e r c o u n t r i e s ha d r i s e n to 19. It w a s o n l y d u r i n g the f i m t q u a r t e r of thle c e n t u r y and then in p a r t i c u l a r a f t e r W o r l d Wa r 11 that the Paris C o n v e n t i o n i n c r e a s e d Its m e m b e r s h i p m o r e s i q n i £ i c a n t l y . Tod a y , the P a d * C o n v e n t i o n c o m p r i s e s (see list c o n t a i n e d in the A n n e x of t h i s . d o c u m e n t ).
100 m e m b e r c o u n t r i e s
B. 'Tho Pk cic C o n v e n t i o n has b e e n r e v i s e d t r o o time to l i m e a f t e r its s i g n a t u r e in 1883. R e v i s i o n C o n f e r e n c e s w e r e hel d in R o n e in 1B0$» in M a d r i d in 189 0 Hague
And
in
1001,
192b,
in B r u s sel s
in L o n d o n
in 1897 a n d
in 19 3 4*
in W a s h i n g t o n In 1911,
In L i s b o n
In 1958 an d
in S t o c k h o l m
in T h e
in 1967*
g. » * o h o £ the r t v i o i o n co nfe r e n c e s , s t a r t i n g w i t h the B r u s s e l s C o n f e r e n c e in Icoo, e nde d w i t h the a d o p t i o n oE a re v i s e d Act of the P ari s C o n v e n t i o n , tfieh th« e x c e p t i o n of the Acts c o n c l u d e d at the r e v i s i o n c o n f e r e n c e s of B r u s s e l s and w ^ . h i n g c o n , w n ich are no longer in force, all t hos e e a r l i e r A c t s »r« s t i l l of s i g n i f i c a n c e , a l t h o u g h the great m a j o r i t y of the c o u n t r i e s la n o w a p a r t y to the la test Act, that or S t o c k h o l m of 1967.
IX .
THE MAIN rCATURTS OF THE P A M S
(i }
General
io. r ne p r o v i s i o n s of categories. n.
a
( S T O C K H O L M ACT)
the P a r i u C o n v e n t i o n may be s u b d i v i d e d
first c a t e g o r y of p r o v i s i o n s c o n t a i n s
g u a r a n t e e a b a s i c right the m e m b e r c o unt rie s. 12. the
CONVgNTION
k no wn as t he right
i n t o four
rules of s u b s t a n t i v e
to nat ional t r e a t m e n t
A s e c o n d c a t e g o r y of p r o v i s i o n s e s t a b l i s h e s a n o t h e r r j ght of p r i o r i t y .
main
la w w h i c h In e a c h of
basic eight known
ae
13. A th ird c a t e g o r y of p r o v i s i o n s d e f i n e s a c e r t a i n n u m b e r oC c o m m o n r ule s in the f iel d of s u b s t a n t i v e la w w h i c h c o n t a i n e i t h e r r u les e s t a b l i s h i n g r i g h t * an d o b l i g a t i o n s of n a t u r a l p e r s o n s a n d leo al e n t i t i e s or r u l e c r e q u i r i n g or pe::nitting the c t m b e r c o u n t r i e s to e na ct l e g i s l a t i o n f o l l o w i n g t h o s e rules. 14. A fo u r t h c a t e g o r y of p r o v i s i o n s d e a l s w i t h the a d m i n i s t r a t i v e f r a m e w o r k , w h i c h has bee n 6et up to implement the C o n v e n t i o n , a nd I n c lud es the f i n a l c l a u s e s of the C o n v e n t i o n ,
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/08 ’90
(">■)
16:09
04122 733 84 28
Natio nal
15.
Th e
an d
3 of
Treatment
OMPI / WlPO CH
0006/038
Princ ipl e
p r o v i s i o n s c o n c e r n i n g national
tre at m e n t
are c o n t a i n e d
in A r t i c l e s
2
the C o n v e n t i o n
16. N a t i o n a l t r e a t m e n t aeans that# a« r e g a r d s the p r o t e c t i o n o f i n d u s t r i a l p r o p e r t y , e a c h c o u n t r y p A r t y to th« Paris C o n v e n t i o n m u s t g r a n t the same protection
to n a t i o n a l s of
the o t h e r m e m b e r c o u n t r i e s as
it g r a n t s to
its o w n
nationals. 17. Th e s ame n a t i o n a l trea tme nt m ust be g r a n t e d to n a t i o n a l s o C c o u n t r i e s w h i c h ar e noL p a r t y to the Paris C o n v e n t i o n , 1C they a r e d o m i c i l e d in a m e m b e r c o u n t r y or If t h e y h a v e a "real and e f f e c t i v e " i nd u s t r i a l or c o m m e r c i a l e s t a b l i s h m e n t in s u c h a count ry. H o wev er, n o r e q u i r e m e n t as to d o m i c i l e or e s t a b l i s h m e n t In th e c o u n t r y w h e r e p r o t e c t i o n is c l a i m e d ma y be i m p o s e d u p o n n a t i o n a l s of m e m b e r c o u n t r i e s as a o o n d i t l o n for b e n e f i t t i n g f r o m an I nd ust rie ) p r o p e r t y right. 10. T h i s n a t ion al tr ea t m e n t rul e la o ne of the c o r n e r s t o n e s of thw s y s t v n o£ i n t e r n a t i o n a l p r o t e c t i o n e s t a b l i s h e d under the P a r i s C o n v e n t i o n . It g u a r a n t e e not o n l y that f o r e i g n e r s will be p r o t e c t e d , but a l s o that they w i l l not be d i s c r i m i n a t e d a g a i n s t in a n y way. W i t h o u t that rule, it w o u l d f r e q u e n t l y be v e c y d i f f i c u l t a n d so me t i m e s e v e n i m p o s s i b l e to o b t a i n a d e q u a t e protection of
in f o r e i g n c o u n t r i e s
Industrial
19.
for
i nventions,
tradenarka And other
subjects
p rop e r t y .
The n a t i o n a l
treatment
rule sp p l l e a
f ir st of all
to the
" n a t i o n a l s " of
tho n u m b e r o o u n u U s . T h © tern " n a t i o n a l 1* I n c lud es b o t h n a t u r a l p o r e o n c a n d legal e nti t l e s . w i t h rocpeot to legal enti tie s, the q u a l i t y of b e i n g a of a p a r t i c u l a r cou ntr y m a y be d i f f i c u l t to d et erm ine . G e n e r a l l y , no n a t i o n a l i t y aa e uoh ie g r a n t e d to legal e n t i t i e s by the v a r i o u a n a t i o n a l laws.
There
ia of
o o y n t c y or o t h e r
c o u r s e no doubt' that
e n t i t i e s o rea ted
under
C l a l e o w n e d e n t e r p r i s e s of a m e m b e r the p u b l i c
law of
auoh c o u n t r y ar e
as n a t i o n a l s of the n e m b e r
created
the private* low of a neither c o u n t r y v«ill u s u a l l y be c o n s i d e r e d a
u nde /
country concerned.
to
be c o n s i d e r e d
Legal entltieo
n a t i o n a l of that country . If they har e their a ctu a l h e a d q u a r t e r s In a n o t h e r m e m b e r c o u nt ry, they reay a l s o be c o n s i d e r e d s n a t i o n a l of the h e a d q u a r t e r o co unt r y . 20. A c c o r d i n g to A r t i c l e 2(1)* the n a t i o n a l t r e a t m e n t r u l e a p p l i e s to all a d v a n t a g e s that the v a r i o u s n a t i o n a l laws g r ant to n at i o n a l s . T h i s m e a n s that the n a t i o n a l law, as it is a p p l i e d to the n a t i o n a l s of a p a r t i c u l a r m e m b e r c o u n t r y , mus t a l s o be a p p l i e d to the n a t i o n a l s oC oth er m e m b e r c o u n t r i e s , in this r espect, the nat ional tre atm ent rule e x c l u d e s a n y p o s s i b i l i t y ot d i s c r i m i n a I Ion to the d e t r i m e n t of n a t i o n a l s of o t h e r n e a b e r c o u n t r i e s . 21.
This means
furthermore,
that an y
r e q u i r e m e n t of r e c i p r o c i t y of p r o t e c t i o n
is e x c l u d e d . S u p p o s e that a g i v e n n em b e r c o u n t r y has a lo nger term of p a t e n t p r o t e c t i o n than a n o t h e r m e m b e r c o unt ry: the f or m e r c o u n t r y w i l l not h a v e the r ig ht to p r o v i d e that n a t i o n a l s of the l att e r c o u n t r y w i l l e n j o y a t e r m of p r o t e c t i o n of the uarae len g t h as the t erm of p r o t e c t i o n is in the l a w of t h e latter country. T h i s p r i n c i p l e a p p l i e s not o n l y to c o d i f i e d lew, b u t a l s o to the p r a c t i c e of the c o u r t s ( j u r i s p r u d e n c e ) a nd to the p r a c t i c e of the P a t e n t O f f i c e or o t h e r a d m i n i s t r a t i v e g o v e r n m e n t a l the n a t i o n a l s of the country.
skripsi
i nst i t u t i o n s ,
BEBERAPA MASALAH YANG ....
as
It
is a p p l i e d
to
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/68 *90
18-1©
®«07/«36
0HP1 / fliPO CH
TJ4122 733 54 28
22. The application of the national law to tha national of another member country does not, however, prevent him from Invoking moro beneficial rights specially provided in the Pails Convention. These rights Are expressly reserved. The national treatment principle must be applied without prejudice to such rights. 23. Article 2(3) states an exception to the national treatment rule. The national law relating to judicial and administrative procedure* to jurisdiction and to requirements oC representation is expressly "reserved." This means that certain requirements of * m e r e procedural nature which impose special conditions on foreigners for purposes of judicial and administrative procedure, may also validly be Invoked againwt foreigners who Are nationals of member countries. An example is a requirement for foreigners to deposit a certain sun as security or bail for the costs of litigation. Another example is expressly stated] the requirement on foreigners to either designate an address for service ur to appoint an agent in the country in which prote c t i o n is requested. This latter is perhaps the most common special requirement imposed on foreigners, and is a permitted exception from the national .treatment rule. 24. At> indicated initially, the application of the national treatment rule extends also to nationals of non-member countries, provided they are d o m l c l l e d or have an industrial or commercial establishment in a member country. This provision Is contained In Article 3. 2b. The term "domiciled* is vener&lly interpreted not to require a domicile in the strict legal sense of the term. A person Is alao "domiciled" in the sense of Article 3 If he lives more or less permanently in a particular place, without having hi a leQal residence there. In other worde, a mere residence, *■
distinct
domiciled
at
from the
m ltga] place
domicil*.
of
their
I*
actual
sufficient.
Legal
entltiea
ere
headquarter*.
' 16. ic ihoio lc no dcre.lcllo, there may otlll be an induetclal Of commercial v c t a b 1 ishniont whicli givow * percdn the right to national treatment. The '■‘Ol ion of the industrial or comaoroial o*tabl 1 ehnenk in a rombor country o£ a national o£ a /*on-m®mber oountry ia further qualified by the te*t of the Convention itwelf. It requires that the establishment be real and effective. TK*« ai«an* that there muet be eotual industrial or commercial activity. A mere letter bo* or the renting of a small office vith no real dativlty la not 3uf f ic ient. (3)
Tnc Right of Priority
27. The provision* concerning the right of priority are contained in Article 4 of the Convention. 28. T h e right of priority neena that, on Che basis of a regular application for an industrial property right filed by a given applicant in one of cne member countries, the same applicant (or its or his successor in title) nay, witnin a spcciru-d period ot time (6 or 12 months), apply for protection in all tiiy other mender countries. These later applications will then be regarded au if they had been filed on the same day as the first (or earlier) application. In other words, these latoe applications enjoy a priority status with respect to all applications relating to the same Invention filed after the date of the first application. They also enjoy a priority status wi t h ce6pect to all acts accomplished after that date which would normally be apt to destroy the rights of the applicant oc the patentability of his Invention.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/08 *90
18:10
P4122 733 54 28
@008/038
OHPI / WIPO-.CH
39. T-ho right, of p r i o r i t y o f f v m g r e at p r a c t i c a l a d V A n t s Q o a to the a p p l i o a n t d e s i r i n g p r o t o c t i c m in covoral c o u n t r i e s . T h e a p p l i c a n t i* n o t r e q u i r e d to p.’c v o n t all a p p l i c a t i o n s ai homo a n d in f o r ei gn c o u n t r i e s at the s a n e tine* u i n c o h<* ‘\*c 4» ©<: 13 n o n t h u At h f » diwpoae'l Co d e c i d e if) w h i c h C O U H t l l c B tO ro-jije^t Tli« applicant can us* that period to organise with due :a»e the stepa to ..be taken to eoouco protection In the vitciou* countries of ntcf'.jl: In thi.t oas*> 20. ihc t*e.>ef ioi sry of the right of priority i« any person entitled to benefit from the n
The
right of p r i o r i t y n a y be t r a n s f e r r e d
to a s u c c e s s o r
in t i t l e
w i t h o u t t r a n s f e r r i n g at the came i i m t the first a p p l i c a t i o n itseir* Thlt a l l o w s in p a r t i c u l a r a l s o the tranuft/r of the right of p r i o r i t y to d i f f e r e n t persons C3.
fur d i f f e r e n t
Tli* later
countries!
a practice which
a p p l i c a t i o n rust c o n c e r n
la q u i t e c o m m o n .
the same S u b j e c t
as
the first
a p p l i c a t i o n the p r i o r i t y of w h i c h is cl aimed* In o t h e r w o r d s # t h e s a n e i n d e n t i o n , u t i l i t y nodel, tra de m a r k or I n dus tri al d e s i g n m u s t be the s u b j e c t of
both
applications.
II
Is,
h o w ev er,
possible
a p a t e n t foe i n v e n t i o n as p r i o r i t y b asi s a n d v i c e versa. 34.
The
C l cst a p p l i c a t i o n fiuat b *
right o f filing, neans
priority.
Any
1s a v a l i d b a s i s
a ny
filing
that
filing, for
" d u l y filed*
which
to us e o first a p p l i c a t i o n
in o r d e r t o g i v e
Jg e qu i v a l e n t
the r i ght of pri o r i t y ,
is a d e q u a t e
for
for a r e g i s t r a t i o n of a u t i l i t y m o d e l
to e s t a b l i s h
r i s e to th v
lo a r e g u l a r n a t i o n a l & . regular national filing
the d a t e o n w h i c h
the
a p p l i c a t i o n w a s filed in the c o u n t r y c o n c e r n e d . Th e n o t i o n o f "national'* f i l i n g 1 b q u a l i f i e d by inc lud ing a l s o a p p l i c a t i o n s f i l e d u n d e r b i l a t e r a l or nultilateral treaties concluded between nenber countries* 35. w i t h d r a w a l , a b a n d o n m e n t or r e j e c t i o n of the first a p p l i c a t i o n d o e s not d e s t r o y its c a p a c i t y to s er ve as a p r i o r i t y ba sis. T h e r i ght of p r i o r i t y s u b s i s t s e v e n w h e r e the first a p p l i c a t i o n g e n e r a t i n g that r i g h t is n o l o n g e r e x i ct e n t .
36. The effect of the righL of priority la regulated In Article 4B. One c a n »umm»rite thiu effect by saying that, as a consequence of the priority claim# tho later application nuflt be treated ac If It had been filed already at the tine of the filing, in another member country, of the first application the prio rity of which It claimed. By virtue of the right of priority, all thft
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
05/09 '90
acta
16:09
accomplished during
0003/034
OMP! / WIPO CH
04122 733 54 28
the time b e t w e e n
the
filing d a t e * o£
the later a p p l i c a t i o n s , the s o - c a l l e d p r i o r i t y period, ri g h t s w h i c h are the subject of t h e later app lication.
c annot
the Cleat destroy
a nd
the
I d terms of c o n c r e t e examp les , thia m ean s that a patent a p p l i c a t i o n for the sam e I n v e n t i o n filed by a t hir d p a r t y d u r i n g the p r i o r i t y p e r i o d will not g i v e a p r ior rigtit, a l t h o u g h it w a s filed b efore the later a p p l i c a t i o n . 37.
Li kew i s e , a p u b l i c a t i o n or p u b l i c use of the invention, w hi ch is the su bje ct of the later a p p l i c a t i o n , d u r i n g t h e p r i o r i t y pe r i o d w o uld not d e 6 t * o y the n o v e l t y or i nve n t i v e ch ara c t e r of that invention. It le i n s i g n i f i c a n t for Dial p u r p o s e wh e t h e r that p u b l i c a t i o n is m ade by the a p p l i c a n t or the i n v e n t o r hinself 30.
Th e
or by a third party. lengt h o£
the p r i o r i t y per i o d
is di ffe r e n t
according
to the
various
k in ds of Industrial pro perty rights. F o r pa t e n t s for inve nti on end u t i l i t y m o d e j s the p r i o r i t y period is 12 months, for induetrial d e s i g n s and t r a d e m a r k s It Is six months. in d e t e r m i n i n g the length of the p r i o r i t y period, the P a r i u C o n v e n t i o n had to take Jnto a c c o u n t the c o n f l i c t i n g in ter est s of the a p p l i c a n t a n d of th ird p a r t i e s . The p r i o r i t y p e r i o d s now p r o s c r i b e d by the Paris Convention
seem
Lo stri ke on a d e q u a t e b a l a n c e
be t w e e n
these
conflicting
interest's. 39. T h e right of p r i o r i t y as r e c o g n i s e d b y the C o n v e n t i o n p e r m i t s the c l a i m i n g of "multiple* p r i o r i t i e s " and of “p ar t ia l p r i o r i t i e s . " T h e r e f o r e , the l a t e r a p p l i c a t i o n may not o n l y c l a i m the p r i o r i t y of on e e a r l i e r a p p l i c a t i o n , b u t it may a l s o c o m b i n e the p r i o r i t y of s e ve r al e a rl i er a p p l i c a t i o n s , e a c h of w h i c h p e r t a i n i n g to di f f e r e n t f ea tures of the subject n a t t e r of the later application. Pu r cho I'mo rc , in the later ap p li c a t i o n , e l e n n n t u for w h i c h p r i o r i t y in clwiiiwid ir,.iy bo contained w i t h e l e m e n t s for w h i c h no p r i o r i t y Ifi cl ftirt*J . in nil these c«t»>, the later a p p l i c a t i o n muat o£ c o u c u e c o n p l y w i t h the
rot^uirwmsnt
of- u n i ty of
invent! <>«"».
JO. T h * * v p o « c i b i1 i 1 1ec c o r r e s p o n d t o « p r a c t i c a l n««d. F r e q u e n t l y sifter a tirct fiii ng fu r t h e r i n p r o v « m » n t « m*<3 a d d i t i o n s t o t h o i n v e n t i o n a r e t h e s u b j e c t of fu r th e r a p p l i c a t i o n s i n t h e c o u n t r y o f o r i g i n . In s u c h o a a a c , it io v ery pr a ct i c a l t o b e a b l e t o c o m b i n e t h e e e v « r J o u e e a r l i e r a p p l i c a t i o n s into o n e later a p p l i c a t i o n , w h e n f i l i n g b e f o r e t h e e n d o f t h e p r i o r i t y y e a r i n a n o t h e r n e n b o c country. T h i s c o m b i n a t i o n is e v e n p o s s i b l e p r i o r i t i c o conic from d i f f e r e n t n e n b e r c o u n t r i e s . ( -1 )
Provisions
(a) 41.
Concerning
if
the
multiple
Patents
I n d e p e n d e n c e of Patente m e
contained
r ule
concerning
in A r t i c l e
the
«ois.
•independence*’ of pa ten ts This
rule m e ans
Cor
that p a t e n t s
Invention
for
io
inv en t i o n
granted
in m e n b o r c o u n t r i e s to n a t i o n a l s or re si d e n t s of aeraber c o u n t r i e s rauat be t r e a t e d as i n d e pe nde nt Ql p a t e n t s Cor inve nti on o b t a i n e d cor the same i n v e n t i o n In o t h e r c o u n t r i e s , including n o n - m e m b e r c o unt rie s. 42. T n l s p r i n c i p l e Is to be u n d e r s t o o d Jn Jta b c o a d e n t aenit. it o « * n 8 that the g r a n t of a p at e n t Cor inv en t i o n in o ne co u n t r y for a g i v e n •invention d o e s not o b l i g e any o t h e r m e n b e r co u n t r y to grant a pa te n t Cor i nve n t i o n Cor the same i n v e n t i o n , rutthortnore , the p r i n c i p l e m ean s that a pa tent Cor i n v e n t i o n cannot
skripsi
oe
refusea,
i n v a l ida ted or o t n o r w l s c
te r m i n a t e d
BEBERAPA MASALAH YANG ....
in a ny memfcer c o u n t r y
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
'08 '90
18-11
04122 733 54 28
OHPI / I?IPO CH
©O09/O38
on the g r o u n d r.hat a patent for invention cor cn* •*m« i n v e n t i o n h*« b«*n r e f u s e d or invai i d a t e d , or that It is n o lonyex realncained or h*» in Any o t h e r c o u n t r y . In this respect* the fate of a p a r t i c u l a r p a t e n t for invention pa te n t
in an y g i v e n c oun try has no
for
the Eatne invention
Influence w h a t s o e v e r on thn fato of
a
in an y of the o th er co untrleo.
43, Th e u n d e r l y i n g r eason and w a i n arg ument in favor of the p r i n c i p l e of i n d e p e n d e n c e of p a t e n t s for I nve n t i o n is that the n a t ion al laws and a d a ! n i s t r a t i v e pi.acticeu are u s u a l l y q u i t e d iff e r e n t f rom c o u n t r y to c o u n t r y . A d e c i s i o n not to g ran t or to I n v a l i d a t e a patent for inv en t i o n in a p a r t i c u l a r c o u n t r y on the basin of Its law will f r e q u e n t l y n ot have any b e a r i n g on the d i f f e r e n t legal s i t u a t i o n in the o the r c ou n t r i o s . It w o u l d not be j u s t i f i e d to rr.ake the owner l o s e the pate nt for inven tio n in other c o u n t r i e s on the gr ou n d that it or he loot a patent in a g i v e n c o u n t r y as a c o n s e q u e n c e of not having paid an a n n u a l fee in that co u n t r y or as a c o n s e q u e n c e of the p a t e n t ' s i n v a l i d a t i o n in that co u n t r y on a g r o u n d w h i c h doe s
not
exist
in the laws of t h e o t h e r cou ntries.
p a t e n t 5 are d e p e n d e n t national
tre atm ent
fron foreign patents
would
M ore o v e r ,
not be
a systen where
in c o n f o r m i t y w i t h the
rule.
4 4. a spec ial feat ure of the p r i n c i p l e of ind epe nde nce of p a t e n t s for i n v e n t 'on ic c o n t a i n e d In A r t i c l e 4b l s (5). This p r o v i s i o n r e q u i r e s that a p a t e n t g r a n t e d o n an a p p l i c a t i o n w h i c h c l a i m e d the p r i o r i t y of on e or m o r e t o r e l g n a p p l i c a t i o n s must be g i v e n the same d u r a t i o n w h i c h it w o u l d h a v e a c c o r d i n g to the n a t i o n a l low if n o p r i o r i t y had b een claimed, In o t h e r wcrdc, it is not p e r m i t t e d to d e d u c t the p r i o r i t y per i o d frori the terra of a pA toiu i n vok ing the p r i o r i t y of a first ap pli cat ion . For inotance, a p r o v i s i o n in a n a t i o n a l law e t a r t i n u the tern of the pa t e n t for i n v e n t i o n £ro n t ho (Toro ign ) p r i o r i t y date, a nd not from the : r. die countr y, uoulc’ be in v i o l a t i o n of this (L>)
Tho n i ght
of
the
Inv entor
filing date of rule.
the a p p l i c a t i o n
to be M e n t i o n e d
‘
«
4$ a no t ho r irr.po r t «nc c om m o n ruls i< Ar t i c l e 4 ter w h i c h d e a l s w i t h the ru-ntioning of *.h® inventor. The P*rle C o n v e n t i o n p r o v i d e s for thii queafcion o n l y a ge n e r a l r u l « . It elates that th* Uiver.toi must hav e the riflht to be nc n 1 10110 J ns ouo h in the patent for invention.
10. the
National inventor
Order
laws only
have
Jmpltre jr. t »<J t h l * Cot’ ci.vil
n«oi«
tho
v&ys.
lt> l h a pjitont
applicant
Some
for
or
give
CX
hie
againot
p»vaial
that t e nd enc y seeroo to be i n c r e a s i n g — enfo rce the n a m i n g o f the d u r i n g the p r o c e d u r e for the grant of * p atent for i n v o n t i o n o n on
i n c l u s i o n o*
Aotion
in
in
the
right
provision
owner
to o b t a i n
the
invention.
0 1 here*— and
Inventor
DC C 1C IU basis. In a ome c o u n t r i e s for I n o tan co tho U n i l e d S t a t i c of A m e r i c a , It is even r e q u i r e d that the a p p ) i c a n t foe a patent ba tho i n ve nto r h i m c o l f . (c)
Importation;
railure
to work
and C o m p u l s o r y L i c c n o c a
•5/, T h e C o n v e n t i o n a e a l s in A r t i c l e 3A w i t h the ( j u c a U o m o£ f a i l u r e to w o r k tne p a t e n t e d inverilion, of i m p o r t a t i o n of a r t l d c s c o v e r e d by p a i e n t o , *n d of c o m p u l s o r y lic ens es.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/0ft '90
}A•19
(i) 40.
f*4199 7
C?l
OHPi / tflPO CH
lnportac;on
With
re spe ct
to i mportation ths p r o v i s i o n states
that
l a p o r t a t i o n by
the
pa ten t ® * , Jnio the c o u n t r y where the patent has b e e n granted , 0 1 a r t i c l e s c o v e r e d by the pa t e n t an d n a n u r a e t u r e d in an y of the c o u n t r i e s of the U n i o n win
not
e n t a i l f o r f e i t u r e of the patent. This p r o v i s i o n is q u l t t n a r r o w l y henc e o n l y applies w h e n several c o n d i t i o n s are met. Consequently th e c o u n t r i e s of the u n i o n have c o n s i d e r a b l e lee w a y to leg isl ate w i t h r e s p e c t to i m p o r t a t i o n of p a t e n t e d goo<36 u nde r any of the c i r c u m s t a n c e s w h i c h arc d i f f e r e n t to those f o r e s e e n in this provision, worded,
and
■59. T h i s A r t i c l e n p p l i e c to p a t e n t e e s w h i c h nee e n t i t l e d to b e n e f i t £ r c « the l\'i: u C o n v e n t i o n and who, ha ving a p atent in one of the c o u n t r i e s of the P a ris un ion, import to this c o u n t r y go ods (covered by the patent) w h i c h vece m a n u f a c t u r e d in a n o t h e r c o u n t r y of the Union. In suc h a Case# the patent g r a n t e d in the c o u n t r y of s u c h im por tation.
i m p o rta tio n may not
be
forf eit ed as a s a n c t i o n
for
50. in thin c o ntc xt, the term " p a t e n t e e ” w o u l d also cover the r e p r e s e n t a t i v e oL the p a t e n t e e , or any p erson wh o e f f e c t s the Impor tat ion in the nane of s u c h pa t ent ee < bl. W i t h r e o p e c t to the yoodu that are rr.Anufoctufcd in a c o u n t r y of the U ni o n .
imported, T he fact
it s u f f i c e s that t hey be that the g oods, h a v i n g b e e n
m a n u f a c t u r e d in a c o u n t r y of the Union, ate t h ere aft er c i r c u l a t e d th r o u g h ot h e r c o u n t r i e s a nd e v e n t u a l l y iropoi'Led tco«* a co u n t c y w h i c h in not a r»nt>or ct the Union, w o u l d not prevent this A r t i c l e f r o m being applic abl e. finally, it m ay be m e n t i o n e d -that thfc i*in». * fui f«■! I u l . " 1j. A r t i c l e 5A ( 1 ) jri<: J u d e a any racA5 Ut<* w h i c h ha s th e e f f e c t o f d e f i n i t i v e l y t o v m l n a t i n g t ho patent. T h e r e f o r e it w ou ld c o v e r t h e c o n c e p t s of i n v a l i d a t i o n , c e v o o a i l o n . <m nuJrn&nt, repeal* etc. W h e t h v r “ f o r f e Ituc*" o n y , i t h e l i g h t o f the p u r p u a e bl.
Of
this
Article or
the
spirit
of
C O v e c ip.q a l s o O t h e r
ttenaurat
importation
(finec,
eucpeneion
legislation
»nd
(ii) S3.
courtn
to
thut of
the
Pat'ifc C o n v e n t i o n ,
would
hava
rights,
t ho
otc.)
«ff©ct i«
loft
be
construed
of
ah
preventing
for
t he
national
decide.
JP* I1.u r & to * O rh and oor>pu 1 ©or y liccnoco
'fii x.h r«p poo t
to
the wo rki ng of
palci'ito arid c o m p u l s o r y
licences,
tne
iiOBflnco of the p r o v i o i o n s co nta i n e d in A r t l c l c 5A Is that e a c h C O U D t t y Play '.fiUo l e g i s l a t i v e racojures p rov i d i n g for the grant of c o m p u l s o r y licenses. I’hcic c o m p u l s o r y liccrfisco tie in tended to p r e v e n t the a bu s e s w h i c h might fs s'ju (to ™ ihe c u c H m i v e rights c o n f e r r e d Dy a patent, for Inv ention, ror runinpi" f a i l u r e to work or I nsu fficient working. •m .
CcT.puiaory
working io
trc
pruvan;
are S3 .
the
licensee most
abuses
expresaly
•/*»*.e m a i n
of
dealt
on
the g r o u n d uf
fail ure
co worK
in suf f i c i e n t
or
c o m m o n Kind of c o e r c i v e m e a s u r e a g a i n s t tne rights c o n f e r r e d by tlie pa te n t with by Article
argument
for
the pa te n t i nve nti on.
o-^ner They
5A,
for e n f o r c i n g w o r k i n g of
the i n v e n t i o n
In a p a r t i c u l a r
is the c o n s i d e r a t i o n that, In o r d e r to p r o m o t e the 1n d u a 1 1 i a l i z a t i o n of. t he c o u n t r y , p a t e n t s for Inv ent ion sh o u l d not be u s e d m e r e l y to bl ock the w o r k i n g o r t he inve nti on in the c o u n t r y or to m o n o p o l i z e i m p o r t a t i o n of the • p i u c n u o a r t i c l e by the patent owner. T h e y should rather b« used to i n t r o d u c e t h e u ? e of the n e w t ec hnology into the country. W h e t h e r t he p a t e n t o w n e r can country
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
•03’90
18:13
l&Oi1/038
OHPl / w ipu i.h
04122 733 64 26
r e a l l y be exptetofl to d o eo, l« first of nil an oc onomic cona Iderat 1on and tiicin o i u w o qg*t,.tlon of t ‘m*. W o r k i n g In ell c oun t r t o a Iff 9 « n j i a l l y not economical. Mo reo ver , it is g e n e r a l l y recogniz-ed that inm ed i a t e w o r k i n g in a)1 countrleo '• impossible. Ar t i c l c Sa therefore trl«* to st rike a b a l a n c e between theee c o n f l i c t i n g interests. ,
Compoloory
lo work or insufficient w o r V i n y of the * c^tt'.ln period of tin© Of n o n - w o r k i n g oc insufficient, w o r k i n g e l a ps ed, T h l e time llm.'t expire*- e it h e r fou r yeftcs Ccom the date of tiling of the pai-ent a p p l i c a t i o n oc tbre? y e a r ? f r o m i ht% ilflfr of tlu* Qir.r nf thr pnf-pnt for Invent, ion. The a p p l i c a b l e lima Is Iho i n v e n t io.i m a y
one
whic^,
lic ences
in the
b7. Tiie cirae paten'.- o wn er muse
for
fa ilu re
rsqo^et- od b c J o r *
n ov
:.;.d ivid-ja). c u e t , */tpir\ 2
cE tn.ee or Cojr yffti'S Is a min imu m time limit. Th e bt. e v ' e n a longer 'irrse H i n t , if he ca n g i v * l e g i t i m a t e
ret,sons for hifc inaction. In o th er vords, tht pa'.ent ownec ca n pro-Juc? e v i d e n c e t Ka ; . legn.1.- e c o n o m i c or fc^f.hr. icftl o.;rtac3«8 p r e v e n t vrorklng, or wot:*, ino mete in* ?r.t» ive Iy , tne in^er -Mo n in the country. If t.hal is pro ven , the req.test for a c o m p u l s o r y lice.nc; u u s t be rejected, at lea*t for the time being. The t {ma 3imii of t h ree or fou> years is f t ftiin?rtiun tine linit a l o o in that
stjnse that
b8.
The c ompulse »:y license
non-exclusive
national
license
le.w c a n p r o v i d e
for a longer time
fo.T n o n - w o r x i n g or
ar.c ttn or.J.y be
1/n.it.
Insufficient w o r k i n g rust
t r a n s f e r r e d together w i l h
the pari
be a of
t ho e n t e r p r i s e b e n e f i t t i n g ?ro.n the cotsp.; iaorv License. T h e p a t e n t o w n e r muo t retain the right to g can t O ’ c har ?.on-*'X'.vueJv*» licensee a n d Lo work the I n v e n t i o n h i ^ G elf . rioreove ■ ao tPe roiopul so.v.y license has b e e n g r a n t e d to a D» t l i c u i a r e n t e r p r i s e on the- bos Is of its K no wn capacities. it ia b o u n d Lo that e n t e r p r i s e and cannj c be tronefcrrr-d ser>ar*lfly from th'it • n t o r p i l w o Th*? c o u n try. -b 9 .
only
/■ i. l.
t l U ' S .■ c p o < i * 1
app'icabLe
to
woi-iinfj.
T'ney » r «
ooi-
which
national
law
ih©
.na y b e
1 icsncoo
jiw.r.icJ
i nc u £ H o 1 »nt w o r k i n g .
tor
unre#oon«t)le
ter-jio
which
in^uot » ia l,
hamper
p O u i c .* d n r .
fo r
O" »
c o m ^ v 1 ror » II-ic'bo# * p p l ?c»l>\e
ic pto
to Cuch
e nt
ir» A t l l o l *
-'or: nor--\-o-t ing o r
ti.-;
.'Um:
*.dc lot.
obu"cc
cih*r
abi'BQa tnfty ba , for
nr>r. t rue* i'oi Aic^nrc>T
or
lic©na©u
types
of
*.hi*n n o n - v /O t ki nj
or
t ;un-ipl«, other
* iu
i n o u f f lo l*o I
/P**s c.C o o ni p yl co ry lirs^h O t h o C
SA(4)
a
exceaoivc
restrictive
coi'puleory
prices
or
®eftautf« 0
'1c .-clopmcnt .
60. C o m p u l s o r y li',,n9e» moy alb ? r>c qurS.rd, by c o n & l d c r a t JOllt> of p u b l i c i r t f re s t i ift c a c c a .rhcrc there li n o ab.j.vt; ty Djp wai en t o w n e r Of his r l y n c s . T h e s e arc in p a r t i c u l a r c t i e s w h ere n pac^nc for in ven tio n a f f e c t s a v i t a l p u u i i c intcrcoi , foe exampl e, hi the ot m i l i t a r y s e c u r i t y oi p u b l i c n * a 1t h
. S
*
Cl. T h e r e are a i D O c a a e s viirr^ ^ compuJ *ory llce'iat i* p i o ' I d e a for to p r o t e c t the p u b l i c interest in ur .\a(rp&re
skripsi
c e r t a i n c i r c u m s t a n c e s , n ay have the right
to requ est a con»pvlnuxy
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
•<1/06 '90
1813
license
1T4122 733 64 28
to en a b l e
tho uo« of
0012/038
0MP1 / W1P0 CH
that
Invention.
If th« o w n « i at
th* 6 « p « n d o n t
jiatQnt foe i nve n t i o n o o t a i n * the conipylcocy lic«mce, ho n a y in turn to© o b l i g e d to g r n n t a 1 iconco to tho owner of the patent fvr invention. €2.
Ail
undojc
i.hea«
the
Jonal
othoc
gonaral
are
laws
typee
not
lioeneee,
and
in
5A.
means
This
oonpulcorj'
prevented
compulsory Article
o£
o C compulsory
heading
they
are
in
intercol
can
be
limlto
provided
for
compulsory
(cl)
Gtacc
the not
Paris
granted
without licenses
Lo
that
be
the
the
for
to
together
lntefeat.
yrovidtf
restr letiuno
the
relate
yrouped public
compulaary
waiting that
can in
Convention
aubjeot
particular
public
i m u f f icienl
by
licenses liccnoco
to
licensee
foe
provided In
the
expiration
of
Che
failure
work
Co
The
uuch for
Ciut?
or
working. period
Cor
Ch e
l*aymenc
of
Maintenance
Fees
63. a r t i c l e s bls p r o v i d e s cor a grace pe r i o d Cor the payrient of iialntena/.<. fees for i nd u s t r i a l p r o p e r t y rights and d e a l * with the r e s t o r a t i o n of pnte> for i n v e n t i o n 1r, case oC n o n - p a y m e n t of fees, 64.
in most
r?ainiy
the
countries
rights
the m a i n t e n a n c e
in p ate nts
Cot
of c e r t a i n
i nd uot ria l p r o p e r t y
Inve nti on and t r a d e mar ks,
is subject
rights, to the
p e r i o d i c payme.it of fees. T o r p a t ent s* the n a i n t e n o n c e Cee6 fliu6t g e n e r a l l y be p a i d annua lly , and in that c a s e are a l s o c a l l o d a nn uit ies . in ned i a t e Joss of tho pot e n t foe i n v e n t i o n in the event that o n e a n n u i t y its not paid at the d u e d a t e w o u l d be too har sh a sanc tio n. T her efo re, the Par is C o n v e n t i o n p r o v i d e s tor a p e r i o d of grace, d uri n g w h i c h the pa yme nt can still be m a d e a f t e r th'* due
date
with
the e t C c c l
and is e s t a b l i s h e d >nger period.
to m a i n t a i n the patent.
Tha t p e r i o d
as a m i n i m u m p e r i o d so that c o u n t r i e s a re
J6 six m ont hs, free to A c c o r d a
G5. ,The d e l a y e d p a y m e n t oC the a n n u i t y may be s u b j e c t e d to the p a y m e n t of A surcharge. In that case, both the d e l a y e d fee and the s u r c h a r g e ausl be pai' w i t h i n m e g r a c e per iod . D u r i n g the y ro ce period, the p a t e n t for I nve n t i o n terrains p r o v i s i o n a l l y in- force. If the pa yme nt is not m a d e d u r i n g the g c a c e
Knj9iU.Si)iLBalieO^fn[4nKnbl0p,v111 PAfconfee in I n t e r n a t i o n a l
rrrrnnrr*wnlur ihnr U
is nf
rhe
Traffic
C S . A n o t h e r c o m m o n rule of # u b a t o n t i v e importance, c o n t a i n i n g a l i m i t a t i o n Of the r i g h t s oC the po t e n t o w n e r under spe cia l c 1rcurat*tances, la c o n t a i n e d in Au:c]c It: d c a l o »iih the transit of de v i c e s on shj p 6 ,, a i r c t a f t or L a n a v « h i c 1c ! T T h r o u g h a m enber c o u n t r y in w h i c h CuCD d e v i c e la patentee,
67.
The effect of m i s p r o v i s i o n la e s s e n t i a l l y the f o l low ing . W h e r e ships, or land vehicles of o t h e r m emb e r c o u n t r i e s enter t e m p o r a r i l y or acciScniaiiy a g i v e n me mo e r c o u n t r y and have on board d e v i c e s p a t e n t e d in chat cour.tiy, che O wn er of the me a n s Of t r a n s p o r t a t i o n is not r e q u i r e d to o b t a i n prior approval, ov a li c e n s e fro r the p ate n t owner. T e m p o r a r y or a c c i d e n t a l entry of ihe patented de vi c e into the c o u n t r y In wuch c ase s c o n s t i t u t e s no i n f r i n g e m e n t of the paten t for invention. nlrcroft
50. T he d e v i c e on b o a r d the ship, a i r c r a f t or v e h i c l e oiuut be in the body, in the r.ach iner y , tackle, gear or o t h e r a c c e s s o r i e s Of the c o n v e y a n c e , and must be u s e d e x c l u s i v e l y for o p e r a t i o n a l needs.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31/08 ’90
18:19
0021/038
04122 733 54 28_______ OMPI / WIPO CH
126. Th« porpooc of chi* ruif>» and Alto the coreparaDie rule in Article Iguater regarding patcnta for invention, it to make tne protection of industrial property independent of the question whether 900O 5 in respect 0 t Which auCh protection would apply may or uiay not De toifl in the country concerned. 1 2 7 . rt
sometimes o c c u r s thj.t a trademark concerns goods which, tor example* to t he Farety requirements of! th« law of a particular country. F o r instance, tho food and drug Xawfl OC a country may prescribe requirement* c o n c e r n i n g t h o ingredients oC a Cood product Or the effects Of a p h a c n a c e u c ical pxoduci upc aiiov Jt« tale o ^ y after Approval of the competent authorities on the b*sie oi‘ an examination of the foo-f product, or. of clinical trials as to tno effect of the use of Che p^acnnceutical product OH hunan oeings or animals, do
not
conform
1 2 0 . in ill such c?ftee, .it would be -unjust to refuse registration of a trademark concerning such goods. The safety or quality regulations may change and the product may be parn.it.led for oale latsr on. 5in those cases where no cuch change ia contemplated but the approval of the competent authorities of the country concerned is ? U 11 pending, such approval, if. inposed as a condition to filing or registration in that country, itay be prejudicial to an Applicant who wiohea to make a tlnely filing for protection in another tnember country. (1)
'V’l l e c t i v e Mftrkt
may He def.'ned as a sign w h i c h serves to distinguish rratti. iol<. node of ranufACture, quality or oth^r c o m m o n c h a r a c t e r i s t i c s of g o o d s u.r >.£rvJcep of different enterpriao* that 129.
A collective mark
the g e o g r a p h i c a l
origin,
s i o u 1 t a n e o u s l y use
the c o l l e c t i v e n a r k
under
the c o n t r o l of
o w n e r m ay b * ei t h e r an at’Eor'-.nLJon of w U c l a n y o t h ^ r entity, inciudr.ijg / p m o X i J •boi.'y.
it# ovnec.
T he
entarprJ.ae* are tienbcrc o r
130. ArtJcie Voi_3 of the C''ivon'.lon chilis <_‘i>.h coi).«oi:lvo warhr,. I*. o bligee a member couni-ry to rccept (Ter and to protc.O , lev aceotdsno* vith the particular conditions set: £■•* that ^ounLry* e o l l e c M v e marks belonging to "as coc iat ionf;. "
T h e s e '.lii gener*!.1 ly He ;*.sioo i*fc ion* of p r odu cer s,
fTiinufacturero, d i s t r i b u t o r s / cellari* <:»• otho.,* m o c o h a n t c , o£ g o o d e that ore p r o d u c e d or tnanuCactured in * c e r t a i n c o un try , re gion cr l o c a l i t y or that h a v e other common characteristics. C o l l e c t i v e n*rl,p of S t a t e n or o t h e r p u b l i c b o d i e o are not c o v e r e d by the proviv.'o'.t. 1 31.
1.n o r d e r
association law
or
the
conforms
to
protection association
that
Articlo
to w h i c h country th»
o£
tho
7b^P
origin.
applicable,
i*h-,
found
the
t-.o be
m«
existence Of
Bust
not
ft«ff.oolatlon d O ' n o t
l e g i c l a t ion o.f i
of. ‘ l: o o l l g c t i v * ic
ba
o o l l e r t i v ’e -nark beJ.cnge
c o u n t r y Oil O r i g i n , nay
ooritrary
be
refuncd
have
but
the
be c o n t r a r y CO prove
tO
th^
that
it
rstflC trat i o n a n d
f. t h e ? X i StfcnC**. O f
tHfll
to '-hat l * g i ol ^ t i o n .
L3 3 . no?ucil cf voglotifofe ion and f.ruhcct Ion Of trif1 COllCCtiVe mark it not poacioio on the cjreund tho*. a m o r - . - i o n is not t-itaM lsft&<5 in the country whoro proteotion ia ©ought, >ji Jy no', conet.lt-.red according to the law of that country. Article 7bia adds a furtn^r ficipuiation that the association may not even be required to possess an indu*tJ.u 1 or commercial establishment anywhere, in other words, an association, without possessing any Industrial or sommetciai «rt«blanhmant Itself, oay be one that simply controls the uoe of a collective aadi by others.
skripsi
BEBERAPA MASALAH YANG ....
FRETES, AGNES IVONNE de