Hu~m
dan Pembangunan •
•
BEBERAPA CATATAN MENGENAI PERKULIAHAN ANTROPOLOGI HUKUM PADA FAKULTAS HUKUM * Oleh : Prof. .Dr. T.O. Ihroml
Di dalam usaha menelaah hukum sebagai salah satu aspek budaya, maka pendekatan sosiologis antropologis terhadap gejala-gejala hukum perlu mendapat perhatian. Ditegaskan oleh penulis dengan mempelajari Antropollogi hukum sebagai suatu disiplin ilmu hukum, dapat .emperluas wawasan baik para calon sarjana hukum pada khl.lsusnya, serta bermanfaat bagi para peminat ilmu hukum pada umumnya • •
.-
'. '
-
... '
,,.
.
•
.,.,-,.
•
':.~:
:'i.,;:, '. ' ,'
•
;.: .... " .'
• . ", ..
• •
1. Dalam proses "pencetakan" sarjana hukum, kajian mengenai bagaimanakah hukum beroperasi atau bekerja dalam masyarakat, sehingga dalam kenyataan menjadi pedoman berlaku dari para ~arga masyarakat, adalah suatu kajian yang mutlak perlu. Kaidah-kaidah hokum memang dipelajari oleh para calon sarjana hukum ito, dan berbagai mata kuliah telah tercantum dalam kurikulum yang akan menjamin bahwa ketika mereka selesai masa pelajarannya, maka mereka akan memiliki pengetahuan mengenai berbagai kaidah hukum yang menguasai bebagai bidang hidup. Namun masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan apa yang dalam ilmu sosial disebut "pengendalian sosial" yang perlu mereka alami, sehingga mereka akan memahami niisalnyabagaimanakah anggapan-anggapan dari para warga masyarakta pada umumnya golongan-golopgan tertentu mengenai nilainilai yang terkandung dalam berbagai peraturan atau kaidah, bagaimanakah hubungan yang mereka persepsikan mengenai apa yang dituntut oleh hukum dengan kewajiban-kewajiban mereka sebagai warga golongannya, dan apakah yang sesungguhnya mereka rasakan dan nyata-nyata ikuti sebagai pedoman berlaku dalamberbagai bidang hidup, dan apakah yang mereka asuhkan pada anakanaknya untuk ditaati dan bagaimana sangsi-sangsi yang mereka kenakan kepada anak-anak sehingga akan menjadi pendorong "memaksakan" anak-anak mem•
•
* Disampaikan pada Seminar Antropologi 9 Juni 1989, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok. •
-
-
,
Beberapa Catatan
325 .
•
•
perhatikan DOnna-nOlma yang ingin merekaasuhkan. Pelmasalahan-penllasalahan ,semacam ini dalam ihnu-ilmu sosialyan,8 memfokuskan diri pada kajian hokum dicoba dikaji dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan antropologis pada gejala-gejala hokum. Dengan mengkaji berbagai gejala sosial yang berkaitan dengan hokum dengan menggunakan metode-metode peneli . ngkajian yang telah berkembang dalam ilmu sosial, yang serasi dengan permasalahan-permasalahan sosialbudaya/hokum maka seseorang yang akan menjadi sarjana hokum kiranya akan dapat menarik manfaat yang besar dari hal-hal demikian. Pengkajian dari pendekatan sosiologis/antropologis terhadap gejala hokum memang memerlukan suatu pengkondisian tertentu yang agar berbeda dari yang digunakan oleh seorang penekun ilmu hokum. . Pengkondisian itu akan diperoleh melalui pendalarnan konsep-konsep yang berlalcu dalam sosiologi atau antropologi budaya, metode-metode penelitian ihnu sosial dan untok antropologis hokum metode-metode antropologis, dan melalui pelatihan maka pendekatan-pendekatan itu akan dapat diterapkan dan dibiasakan. .. , -- . .. . Karena terbatasnya walctu yang dapat disisihkan untuk pendalaman suatu bidang kajian yang alcan merupakan suatu ilmu bantuan saja bagi seorang penekun ilmu hokum, maka tentu hams diadakan identiflkasi dari topik-topik pembicaraan yang paling perlu disajikan dan metode pengajaran yang diperkirakan alcan paling relevan juga perlu dipilih/ditentukan. Mengingat'bahwa sosiologis hokum t elah disajikan pada falcultas-falcultas hukum, malca yang kami kira masih perlu dipilcirkan kurikulumnya, serta pilihan yang i>erlu diadakan adalah berkaitan dengan cabang ihnu yang selama ini telah dikenal dengan nama Antropologi Hokum (kami selanjutnya singkatkan dengan . AH.).Padahalaman-halarnanberikutkamialcanmengajukanbeberapapemikiran mengenai pengajaran A.H., di fakultas-falcultas hokum. II. Suatu pertanyaan yang tentunya muncul, bila kitahendak membicaralcan bagaimanalcah sebaiknya kurikulum yang hams diisi dalam rangka pengajaran dari suatu mata kuliah seperti A.H. adalah apalcah sebenalllya yang menjadi topoik topik yang dikaji oleh AH., itu malahan lebih mendetillagi pertanyaannya : apalcah sebenarnya A.H. itu? . Bila kita membuka-boku buku pelajaran A.H. dapatlah kita baca disitu misalnya bahwa yang dibicarakan antara lain adalah kasus-kasus sengketa yang terdapat dalam masyarakat bersahaja maupun yang'sudah modem. Kita lihat juga sering dibahas masyarakat-masyarakat yang majemok dan dikemokakan bahwa dalam masyaralcat majemok itu terdapat berbagai golongan yang masing-masing menganut nilai atau nOllna yang berbeda, dan dikajilah pranata-pranata sosial yang berbeda dalam masyarakat majemok itu dan implikasi dari kemajemukan nilai terhadap anggapan-anggapan mengenai apalcah yang dianggap sebagai garis pedoman yang mengikat oleh berbagai golongan tersebut. atau norma hukum. Dalam rangka pengkajian mengenai masyarakat yang majemuk itu, maka berbagai penelitian AH., dapat mengkaji bagaimanakah hubungan diantara nOllna'
,
.
-
•
326
•
H ukum dan Pembangunan •
. DOllna yang secara tradisi memang sudah dianut oleh berbagai golongan dalam masyarakat dengan norma-norma hukum yang diundangkan yang dapatlah dianggap sebagai hasil dari usaha modemisasi hukum. Dalam rangka kerangka majemuk itu dapat juga misalnya dikaji apakah suatu kebijaksanaan hukum yang hendak mengundangkan hukum baru perlu memperhatikan nilai-nilai yang kemungkinannyaada yang tidak akan begitu mudah disisihkan oleh aturan-aturan baru? Dinegara kita misalnya adanya kaidah-kaidah adat, adanya kaidah hukum agama, memberi gambaran bahwa pengkajian antropologi hukum mengenai masyarakat yang majemuk, relevan untuk: dikenal dalam rangka proses belajar yang. dialami oleh seorang calon sarjana hukum. Contoh-contoh topik tadi yang umumnya dikaji dalam rangka A.H. untuk: ~ mentara karoi kira cukup memberi sedikit gambaran mengenai hal-hal yang dikaji oleh A.H. Bila masih hendak dijelaskan lebihjauh, masih bisa dikemukakan keterangan bahwa A.H: itu adalah suatu cabang spesialisasi yang telah berkembang dalam ilmu Antropologi Budaya (A.B.) mempelajari kebudayaan-kebudayaan manusia dimanapun dipennukaan bum} mI. van secara idealnyajuga, ,mengkaji kebudayaan kebudayaan manusia yang hidup padakurun waktu manapun. Dalam mempelajari . . manusia seluruh kebudayaan manusia yang telah terwujud disuatu lokasi tertentu ditinjau sebagai suatu keseluruhan atau sesuatu yang bersifat holistik. Maka misalnya aspek-aspek dari kebudayaan itu diusahakan untuk dikaji secara terkait satu dengan yang lain. Demikianlah hukum sebagai suatu aspek budaya tidak dilihat secara terpisah dari segi-segi lain dari kebudayaan, dan dalam mengkaji hukum misalnya diperhatikanlah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tercermin dalam berbagai norma sosial, dan sebagian dari norma sosial itu diperkuat statusnya menjadi norma hukum dan penghonnatan terhadap nilainilai tersebut memperoleh penguatan melalui penggunaan dari berbagai sanksi. Jadi ada suatu mekanisme yang diciptakan oleh masyarakat melalui mana penataan masyarakat dicapai melalui adanya pedoman berlaku yang ditopaIig oleh nilai-nilai yang dianut. .Selanjutnya jika seorang yang berlaku sesuai dengan pedoman itu akan menerima ganjaran positip sedangkan yang mengingkarinya akan dipaksakan sedemikian rupa sehingga akan menghormatinya, mekanisme mana dinamakan pengendalian sosial. Mekanisme itulah yang diaji oleh A.H. dalam semua kebudayaan manusia dan pengamatan secara lintas budaya ter hadap mekanisme itu dilakukan melalui kajian-kajian yang dilangsungkan. Hasil-hasil dari kajian tersebut menjadi bahan pelajaran dalam A.H. dan pengetahnan yang berkembang mengenai cara-cara pengendalian sosial yang ditempuh dalam berbagai jenis masyarakat, tel masuk pengetahuan mengenai nilai/nilai, nOl lila dan pranataa sosial yang berbeda-beda itu termasuk "anggapananggapan hukum yang dianut dalam kebudayaan yang beraneka yang dikaji itu, atau katakanlah "teeri-teori hukum" yang bersifat khas bagi berbagai kebudayaan yang dikaji, akan memperluas wawasan dari para penekun ilmu ~ukum, suatu hal yang positip dampaknya dalam proses belajar yang ditempuh oleh seorang-calon
•
I
Beberapa Catatan •
327
sarjana hukum bahkan juga bagi seorang yang merupakan praktikus. Dalam masyarakat kita yang majemuk, bila diadakan berbagai kegiatan pengkajian dengan topik-tOpik yang dicontohkan dimuka, maka hasilnya akan memperdaIaJn pemahaman kita mengenai berbagai gejala yang berkaitan dengan hukum dalam masyarakaat kita dan hal itu akan diberi darnpak positip bagi perna haman kita mengenai masyarakat kita. ' III. Sekarang kami ingin menyinggung beberapa hal yang praktis. Penyajian mata kuliah mengenai antropologi hukum karni kim sebaiknya di dasarkan pada paling sedikit satu ,semester pengkajian Antropologi Budaya dengan nilai SKS 3. Bila kuliah Antropologi Hukum telah didahului oleh kuliah Antropologi Budaya maka berbagai pengertian dasar yang diperlukan untuk me mahami berbagai konsep dan teOTi yang digunakan dalam kuliah Antropologi Hukum serta dalam literatur Antropologi Budaya akan dapat dimengerti dan dengan menopang pada pengertian-pengertian yang telah difahami itulah maka pengenalan yang lebih bennakna mengenai Antropologi Hukum akan dapat di bangun. Bila diambil pilihan bahwa tidale disediakan waktu khusus bagi perkuliahan Antropologi Budaya sebagai prasyarat bagi Antropologi H~m maka dalam pengajaran Antropologi Hukum hams disediakan cukup waktu dan hams diberi perhatian yang memadai terhadap tercapainya suatu dasar pengertian Antropol ogi Budaya sebelum perkuliahan mengenai Antropologi Hukum dapat dimulai. Dari pengalaman kami mengajar Antropologi Hukum maka para peserta Antropologi Hukum dalam suatu kelas, sebaiknya kecil saja jumlahnya sehingga kelas. kelas dapat diorganjs'asikan sebagai seminar-seminar. Bila tidak dapat dielakkan bahwa jumlah mahasiswa hams besar maka sebaiknya perkuliahan diberi dalam dua kategori, kategori kuliah umum dengan menggunakan bantuan over head projector dan kegiatan terstruktur kategori dua dimana peserta dipecah dalam kelompokkelompok. , Bahan-bahan yang dikuliahkan secara umum, dipecah-pecahkan menjadi berapa topik dan berkaitan dengan itu pada para mahasiswa diberi tugas-tugas, dan mereka secara bergilir diberi kesempatan presentasi. Juga perlu diberikan tugas-tugas penelitian kecil secara berkelompok, tugas tugas dimana sebaiknya dipersiapkan secara baik, dan dalam melakukan penelitian kecil itu, para maha siswa memperoleh bimbingan yang terarah . • Supaya suasana seminar dapat dicapai, maka sebaiknya para mahasiswa yang menjadi peserta mata ajaran ini adalah mahasiswa yang benar-benar berminat, dan telah mencapai tingkat pengetahuan tertentu, . misaloya telah mencapai 40 SKS, telah mengikuti metodologi penelitian hukum I. IV, Bebagai penutup kami hendale mengemukakan bahwa pendapat karni An.tropologi Hukum akan dapat memperluas wawasan para calon sarjana hukum dan kalau disajikan akan dapat bellnanfaat bagi peminat ilniu hukum pada umumnya. Janganlah dianggap bahwa AH adalah penganti Hukum Adat, atau menyaingi hukum adat. Sebagai hukum yang mengandung nOllna-nOllna yang dianut oleh para warga masyarakat secara tradisional, dapat dikatakan bahwa hukum adar ,
/
,
323
H ukum dan Pembangunan
mem~g diikuti hampir.secara alamiah. AHmemang menaruh minatpada hokum adat lt~. N~un perhatJ~n AH jauh lebih .Jllas daripengkajian terhadap hokum
•
adat saJa. Bldang pematIan AH ito akhir-akhir ini maJahan merembat kemanamana Karena dia menaruh minat untok memahami, untuk mendalami hal-hal yang o~eh w~gaa masyarakat dihayati sebagai nonna yang mengikat, hal-hal yang dihayatl oleh golongan dalam masyarakat sebagai yang mengikat. Ambillah misalnya tingkah laku para remaja. Mereka mempunyai pedomanpedoman berlaku yang khas. Ini perlu diketaui, sehingga tingkah laku mereka dapatdimengerti. Topik demikian dapatdikaji denga'n metode-metode pendekatan AH. Topik demikian tidaklah dikaji untok m~ngatakan bahwa pedoman-pedoman berlaku yang dianut oleh para remaja ito adalah benar tetapi bahwa itolah yang mereka anggap harus mereka ikuti. Kalaupun kita orang dewasa menilai pedoman mereka salah, maka kita yang ingin memperbaiki yang salah itu, perlu mengenal apa yang mereka anut sebenarnya, sehingga perbaikan dapat dicapai melalui pengetahuan mengenai kenyataan ito. Contoh lainnya adalah mengenai hokum lingkungan. Berbagai peraturan mengenai lingkungan, telah diundangkan. Dalam banyak hal peraturan baru menintroduksikan konsep-konsep yang baru mengenai lingkungan. Untuk dapat dijadikan hokum barn ito pedoman berlaku yang akan diikuti oleh para warga masyarakat, maka perlu diketahui berbagai anggapan-anggapan yang dianut oleh para warga masyarakat mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan. Kalau hal-hal itu sudah diketahui maka perlu pula dikji sampai berapa jauh konsep-konsep yang dianut oleh para warga masyarakat itu sudah membuatnya siap menerima hokum baru tadi. Untuk mengenal berbagai konsep mengenai lingkungan dan hal-hal yang berkaitan dengannya maka kajian terhadap "hokum lingkungan" yang dianut oleh rakyat atau apa yang oleh Bohannan konsep jelata (folk concepts) mengenai lingkungan perlu dikaji, dan hal ito tel masok bidang yang dapat dikaji dengan pendekatan AH. Selanjutnya kami kira selama pertemllan ini kita sebagai pengajar pada fakultashukumdapatbersama-samamendiskusikanhal-halyangkiranyadapatdiajarkan dalam rangka AH yang akan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa dalam proses belajar yang mereka ikuti untokmenjadi seorang yang memahami hokum dan berbagai masalah yang berkaitan dengan hukum, dalam masyarakat kita yang sedang membangun.
•
,
••••