BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini semakin meningkat begitu juga
dengan dunia telekomunikasi yang tak terbendung lagi. Di zaman yang modern ini hamper semua orang membutuhkan yang namanya telekomunikasi , lebih detailnya adalah telekomunikasi bergerak/mobile atau yang lebih sering disebut seluler dimana yang dalam beberapa tahun ini perkembangannya sangat drastis . dari AMPS , GSM , EDGE , HSDPA sampai yang paling terbaru yaitu LTE. Hal ini juga yang berbanding lurus dengan tingkat pemenuhan perangkat yang memadai. Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan untuk mendesain arsitektur , kapasitas , dan layanan tersebut dimana banyak saat ini sistem BTS GSM di paralelkan sistemnya dengan 3G , dimana kedepannya semua sistem seluler sudah 3G semua . namun hal tersebut memicu problem dimana okupansi RNC tidak dapat lagi menghandle beban dari banyaknya subordinate nodeB – nodeB. Oleh karena itu optimalisasi load balancing sangat perlu dilakukan . dimana dengan metode rehoming , beban RNC di suatu cluster dapat diperkecil atau di bagi ke RNC lainnya atau RNC baru agar kinerja sistem tidak berlebihan , sehingga kinerjanya dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan parameter optimal.
1.2
Pokok Permasalahan Tugas akhir
bertujuan mengetahui bagaimana dampak
rehoming
terhadap trafik jaringan seluler 3G akibat adanya penambahan RNC dengan tahapan pelaksanaan rehoming perbandingan parameter RNC sebelum dan sesudah dilakukannya rehoming
1.3
Batasan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, yang akan dibahas adalah analisa parameter
rehoming dengan batasan masalah sebagai berikut :
1
1.
Jaringan yang dianalisis adalah RNC XL area kota Jakarta (3G/NodeB) yaitu RNJKT13 & RNJKT21
2.
Proses rehoming yang digunakan mengacu kepada SOP PT. XL Axiata & Huawei Service
3.
Parameter
Transport
yang
digunakan
adalah
full
Ethernet/IP 4.
Parameter Utilisasi user & Iub Interface dalam proses rehoming dianalisa dari bulan November September 2012 sampai maret 2013
1.4
Metode Pendekatan Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
penelitian ilmiah, antara lain : 1.
Studi Kepustakaan,yaitu mempelajari tugas akhir terdahulu dan literatur pendukung seputar arsitektur WCDMA , RNC , Rehoming ,
2.
VLAN mencari kondisi parameter yang aktual dengan melakukan aktifitas monitoring
yang komprehensif untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam perancangan dan analisa sebelum dan sesudah 3.
eksekusi rehoming dilaksanakan. Konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak yang terkait dengan tugas akhir ini.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini akan dibagi dalam lima bab. Pada bab I berisi pendahuluan yang akan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, metodologi dan sistematika penulisan. Pada bab II membahas mengenai teori penunjang Tugas Akhir diantaranya adalah dasar teori WCDMA , VLAN serta berbagai aspek yang akan mendukung ke arah analisis tugas akhir yang akan dibuat. Pada bab III akan dijelaskan rancangan plan hal – hal yang akan dipersiapkan dan konfigurasi untuk implementasi dari sistem, serta persiapan yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan dan analisis
2
parameter sebelum dan sesudah Rehoming dalam proses load balancing . pada bab IV, akan mebmbahas tentang analisis performansi jaringan setelah implementasi. Dan yang terakhir pada Bab V simpulan ,
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Arsitektur WCDMA Pada dasarnya 3G,WCDMA ataupun UMTS itu sama saja. UMTS
( Universal Mobile Telecommunications Service ) juga disebut “third-generation ( 3G ),” broadband, transmisi paket dasar text, suara ,gambar dan multimedia dengan kecepatan data mencapai 2 Mbps yang akan menawarkan layanan ke mobile
computer dan mobile
phone.
Didasarkan
pada
standar
komunikasi Global System for Mobile communication ( GSM ), UMTS disahkan dengan standar utama perangkat dan mesin, standar ini direncanakan untuk pelanggan bergerak pada 2002. Setelah UMTS sepenuhnya diimplementasikan, komputer dan telepon seluler dapat terhubung ke Internet ketika mereka di perjalanan, dan mendapat layanan roaming serta kemampuan mengetahui dimana lokasi pelanggan. Pelanggan akan mendapat akses melalui hubungan terestrial wireless dan transmisi satelit. Sampai terealisasinya UMTS, pelanggan dapat memiliki peralatan multi mode yang terhubung ke teknologi yang sudah ada (seperti GSM 900 dan 1800). Tabel 2.1 Perbedaan 2G dan 3G
4
Wideband Code Division Multiple Access W-CDMA – teknologi radio UMTS adalah bagian dari standar 3G keluarga ITU IMT-2000. Teknologi ini mempunyai dua varian yaitu Frequency Division Duplex (FDD) dan Time Division Duplex (TDD). W-CDMA merupakan teknik modulasi spektrum tersebar dimana bandwidth kanal yang digunakan jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan data yang dibawa. Teknik modulasi ini mengkodekan setiap kanal data sedemikian
rupa
sehingga decoder mengetahui code
tersebut
dan
kemudian ”hanya” mengambil sinyal yang diinginkan saja dari sinyal yang lebar pada pita tersebut dan menganggap sinyal lainnya sebagai derau (sinyal noise). UMTS menggunakan core network yang diturunkan dari core networ GSM agar menjamin backward compatibility layanan dan memungkinkan handoverantara teknologi akses GSM dan W-CDMA. Sejak tahun 2006 jaringan UMTS di berbagai negara di upgrade ke teknologi High Speed Packet Access (HSPA), atau yang kadang disebut juga sebagai 3.5G. Diketahui saat ini bahwa pada 3G yang menggunakan packet switching lebih unggul dari pada circuit switching dalam hal biaya. Dan untuk meningkatkan reliabilitas dari packet switching dapat digunakkan TCP untuk menjamin semua paket tiba seperti yang terjadi pada circuit switching. Selain itu 3G juga memiliki keunggulan dalam hal kecepatan transmisi. Berikut merupakan Aplikasi dalam jaringan 3G:
Voice (suara)
Messaging – email, fax, etc.
Medium-rate multimedia – Internet access, educational
High-rate multimedia – file transfer, video
High-rate interactive multimedia – video teleconferencing, telemedicine, etc.
jaringan 3G sudah mendukung kecepatan transmisi yang tinggi 3G sering kali digunakan untuk multimedia (video, gambar, dan suara). Selain itu 3G juga dapat digunakan untuk panggilan suara melalui Voice over IP (VoIP). Berikut beberapa spesifikasi dari 3G:
5
1. Capability to support circuit and packet data at high bit rates :
144 kilobits/second or higher in high mobility (vehicular) traffic
384 kilobits/second for pedestrian traffic
2 Megabits/second or higher for indoor traffic
2. Interoperability and roaming 3. Common billing/user profiles :
Sharing of usage/rate information between service providers
Standardized call detail recording
Standardized user profiles
4. Capability to determine geographic position of mobiles and report it to both the network and the mobile terminal 5. Support of multimedia services/capabilities :
Fixed and variable rate bit traffic Bandwidth on demand
Asymmetric data rates in the forward and reverse links
Multimedia mail store and forward
Broadband access up to 2 Megabits/second
Pada umumnya 3G dengan kecepatan 7.2 Mbps ke atas sering disebut 3.5G. Dan HSDPA adalah perkembangan dari 3G yang memiliki kecepatan transmisi data yang tinggi. Karena HSDPA memiliki kecepatan transmisi data yang tinggi (1.8, 3.6, 7.2, dan 14.4) maka HSDPA sering disebut 3.5G. Pada gambar 2.2 dapat dilihat gambaran jaringan seluler secara umum, dan berikut penjelasan komponen – komponen di dalamnya antara lain MSC adalah berfungsi untuk memindahkan panggilan dari PSTN ke mobile, GMSC adalah MSC yang melakukan route dari panggilan luar ke jaringan mobile. Lalu untuk database terdapat HLR yang merupakan database untuk jaringan mobile yang berisi identitas dari pelanggan dari jaringan mobile tersebut. Sedangkan dalam arsitektur jaringan 3G terdapat RNC yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengontrol radio transmitter dan receiver di node Bs, dan melakukan akses radio dan link maintenance (seperti soft handoff). Dan Node B adalah Base station dari WCDMA.
6
UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) adalah fixed network infrastructure yang berisikan fasilitas untuk transmisi dari dan ke pengguna mobile. Serving GPRS Support Node (SGSN) adalah komponen utama dari jaringan GPRS, yang mengatur packet switched data di dalam jaringan. Contohnya mobility management dan autentikasi dari pengguna – pengguna. Gateway GPRS Support Node (GGSN) adalah komponen utama dari jaringan GPRS. GGSN bertanggung jawab untuk internetworking antara jaringan GPRS dan packet switched network. Base Station Controller (BSC) adalah pengontrol dari beberapa BTS. Base Transceiver Station (BTS) adalah base station dalam bahasa GSM. GSM EDGE Radio Access Network (GERAN) adalah arsitektur dari radio access network yang berdasarkan teknologi GSM/EDGE radio access. Geran secara keseluruhan terharmonisasi dengan UTRAN.
Gambar 2.2 Arsitektur 3G Dalam arsitektur 3G dapat dilihat bahwa jaringan 3G masih kompatibel dengan 2G (3G dan 2G dapat berjalan secara bergantian) dengan penggunaan switch (MSC). 2.1.1
UTRAN (UMTS Terestrial Radio Access Network)
7
UTRAN, singkatan dari Universal Terrestrial Radio Access Network, adalah istilah kolektif untuk Node B dan Radio Controller Network (RNCs) yang membentuk jaringan akses radio UMTS. Jaringan ini komunikasi, sering disebut sebagai 3G (untuk 3rd Generation Wireless Mobile Communication Technology), dapat membawa berbagai jenis lalu lintas dari Circuit Switched real-time ke IP Packet Switched berbasis. UTRAN ini memungkinkan konektivitas antara UE (peralatan pengguna) dan jaringan inti.
Gambar 2.3 bagan jaringan UTRAN Pada gambar 2.3 UTRAN mempunyai base station, yang disebut Node B, dan Radio Controller Network (RNC). RNC memberikan kontrol fungsi untuk satu atau lebih Node B. Sebuah NodeB dan RNC dapat menjadi perangkat yang sama, meskipun implementasi khas memiliki RNC terpisah yang terletak di kantor pusat yang melayani beberapa Node B. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak harus dipisahkan secara fisik, ada antarmuka logis antara mereka dikenal sebagai Iub. RNC dan Node B yang sesuai disebut Radio Network Subsystem (RNS). Ada bisa lebih dari satu RNS hadir dalam UTRAN Ada empat antarmuka UTRAN menghubungkan secara internal atau eksternal untuk entitas fungsional lainnya: Iu, Uu, Iub dan Iur. Antarmuka Iu merupakan antarmuka eksternal yang menghubungkan RNC ke Core Network (CN). Uu juga eksternal, menghubungkan Node B dengan User Equipment (UE). Iub adalah antarmuka internal yang menghubungkan RNC dengan Node B. Dan akhirnya ada interface Iur yang merupakan interface internal yang sebagian besar
8
waktu, tetapi dapat, sangat menjadi antarmuka eksternal juga untuk beberapa arsitektur jaringan. Iur menghubungkan dua RNCs satu sama lain. 2.1.2
RNC EVO Controller 8200
Gambar 2.4 Rack EVO Controller 8200 RNC Evo Controller 8200 merupakan generasi terbaru RNC merek ericsson dimana mempunyai kapasitas besar dan dimensi yang kecil . dimana dalam konfigurasi nodenya bisa dikonfigurasi dalam 3 jenis yang dapat dilihat pada gambar 2.4 :
EVO Controller 8200 RNC konfigurasi semua Subrack pada EVO controller mensupport trafik 3G dalam Ethernet interface
EVO Controller 8200 BSC konfigurasi semua Subrack pada EVO controller mensupport trafik 2G dalam E1/TRX interface
EVO Controller 8200 Multi Merupakan gabungan dari RNC dan BSC dimana sebagian subrack membawa trafik dari e1 pada 2G dan IP pada 3G
9
EVO Controller 8200 BSC bisa membawa sampai 4095 transceiver , 18000 erlang dan 8192 EGRPS channel . kapasitas ini kedepannya dapat diperbesar lagi di masa mendatang untuk mensupport sampai dengan 8000 transceiver . EVO Controller 8200 RNC dapat mensupport throughput Iub sampai dengan 20Gbps dimana 5 kali lebih besar dari RNC keluaran sebelumnya RNC 3820 R1 , dan yang terakhir adalah EVO Controller 8200 Multi dimana RNC dan BSC digabungkan menjadi satu yang dapat membawa 4095 transceiver dan 6 Gbps Iub throughput. Perangkat ini dapat membawa semua transport berbasis IP dimana dapat melayani TDM dan ATM dengan interface Iub dan Abis.
Rack Evo
Controller 8200 mempunyai kapasitas untuk 3 Subrack dimana subracknya tersebut bernama EGEM2 dan memiliki 28 slot yang mempunyai kapasitas 1Gbps dan setiap Slotnya dilengkapi dengan kipas pendingin dan temperature kontrol 2.2.
Pengertian TCP/IP TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack. TCP/IP pun mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah : 1.
IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
2.
TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang
10
di tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap. 3.
Sockets yaitu merupakan nama yang diberikan kepada paket yang menyediakan akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem. Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau
mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protokol perlu diutamakan pada penggunaan standar teknis, untuk menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan peralatan perangkat keras. Protokol secara umum digunakan pada komunikasi real-time dimana standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi untuk penyimpanan jangka panjang. Sangat sulit untuk mengelompokkan protokol dikarenakan protokol memiliki banyak variasi didalam tujuan penggunaanya. Kebanyakan protokol memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut: 1. Melakukan deteksi adanya koneksi fisik 2. Melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking). 3. Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan. 4. Mengawali dan mengakhiri suatu pesan. 5. Melakukan format pesan yang digunakan. 6. Mendeteksi saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna. 7. Mendeteksi kelemahan pada hubungan jaringan 8. Mengakhiri suatu koneksi. 2.2.1
Jaringan LAN (Local Area Network) Jaringan LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil,
umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung dan biasanya jangkauannya tidak lebih dari 1 kilometer persegi. Beberapa model konfigurasi LAN biasanya berupa sebuah komputer yang dijadikan sebagai
11
file server yang digunakan untuk menyimpan perangkat lunak ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam jaringan lokal. Komputer-komputer yang terhubung dengan suatu file server biasanya disebut workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih kurang di bawah dari file server-nya dan mempunyai aplikasi lain di dalam media penyimpanannya selain aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya. LAN merupakan jaringan komunikasi yang terbatas pada daerah yang kecil. 2.2.2
Jaringan VLAN (Local Area Network) Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara
melakukan pembagian network secara logika ke dalam beberapa subnet. VLAN adalah kelompok device dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi (menggunakan software manajemen) sehingga mereka dapat saling berkomunikasi asalkan dihubungkan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka berada pada segmen LAN yang berbeda. Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi fisikal namun lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel. Secara logika, VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama. Konfigurasi VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak (software), sehingga walaupun computer tersebut berpindah tempat, tetapi ia tetap berada pada jaringan Dengan menggunakan VLAN, kita dapat melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada fungsi, departemen atau pun tim proyek. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan sehingga para pekerja dapat mengakses segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda. Contoh penerapan teknologi VLAN diberikan dalam Gambar 2.5 dimana Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat
bergantung
pada
letak/fisik
dari
workstation,
serta
penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang
12
memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user (organisasi,
yang
kelompok
tergabung dsb)
dalam
dapat
tetap
satu
VLAN/bagian
saling
berhubungan
walaupun terpisah secara fisik.
Gambar 2.5 Contoh jaringan VLAN Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain: 1. Security –
keamanan
data
dari
setiap
divisi
dapat
dibuat
tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya. 2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal. 3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan. 4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLANVLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
13
5. Improved IT staff efficiency – VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama. 6. Simpler
project
or
application
management –
VLAN
menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk
mendukung
perusahaan
dan
menangani
permasalahan
kondisi geografis. Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang dinamakan VLAN ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN ID adalah : a. Normal Range VLAN (1 – 1005)
Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan
FDDI VLAN. ID 1, 1002 - 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat
dihilangkan. Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini disimpan dalam
memori flash milkik switch.
VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manajemen VLAN, nanti dipelajari di bab 4, hanya dapat bekerja pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database
VLAN. Digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah.
b. Extended Range VLANs (1006 – 4094)
Memiliki fitur yang lebih sedikit dibandingakn VLAN normal
range. Disimpan dalam NVRAM (file running configuration). VTP tidak bekerja di sini. memampukan para seervice provider untuk memperluas infrastrukturnya Dibutuhkan
kepada
untuk
konsumen
perusahaan
yang skala
lebih
banyak.
besar
membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal.
Berikut ini diberikan beberapa terminologi di dalam VLAN :
14
yang
a. VLAN Data VLAN
Data
adalah VLAN
yang
dikonfigurasi
hanya
untuk
membawa data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN. b. VLAN Default Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus. c. Native VLAN Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada Native VLAN. d. VLAN Manajemen VLAN
Manajemen
memanajemen
adalah
switch.
VLAN
VLAN
yang 1
dikonfigurasi
akan
bekerja
untuk sebagai
Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP. e. VLAN Voice VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk komunikasi data suara. 2.3.
Definisi Load Balancing
15
Load balancing adalah suatu proses dan teknologi yang mendistribusikan trafik di antara beberapa server. Proses ini mampu mengurangi beban kerja setiap server sehingga tidak ada server yang overload, memungkinkan server untuk menggunakan bandwidth yang tersedia secara lebih efektif, dan menyediakan akses yang cepat ke situs-situs yang di-hosting. Dengan proses ini load berlebih dapat didistribusikan secara merata kedalam suatu sistem jaringan . agar tidak terjadi kegagalan service pada suatu sistem tersebut . dalam hal ini load yang berlebihan bias didistribusikan kedalam jaringan yang masih sedikit utilisasinya ataupun penambahan perangkat mainframe baru apabila sistem lainnya memiliki utilisasi tinggi juga. Beberapa keuntungan dari penerapan load balancing antara lain : 1.
Scalability Ketika beban sistem meningkat, kita dapat melakukan perubahan terhadap sistem agar dapat mengatasi beban sesuai dengan kebutuhan.
2.
High Availability Load balancer secara terus-menerus melakukan pemantauan terhadap server. Jika terdapat server yang mati, maka load balancer akan menghentikan request ke server tersebut dan mengalihkannya ke server yang lain.
3.
Manageability Mudah ditata meskipun secara fisik sistem sangat besar.
4.
Security Untuk semua trafik yang melewati load balancer, aturan keamanan dapat diimplementasikan dengan mudah. Dengan private network digunakan untuk server, alamat IP nya tidak akan diakses secara langsung dari luar sistem.
2.3.1
Konsep Rehoming
16
Gambar 2.6 Konsep Rehoming RNC Pada dasarnya yang dimaksud dengan proses rehoming adalah proses pemindahan koneksi dan data suatu cell pada Base Transceiver Station (BTS/Node B) dari Base Station Controller (BSC/RNC) yang satu ke BSC/RNC lainnya dengan maksud pemerataan kapasitas jaringan maupun untuk perbaikan jaringan pada waktu dan daerah tertentu seperti pada gambar 2.6. Pelaksanaan rehoming
dilakukan sesuai dengan
kebutuhan jaringan, baik ketika terjadi
perubahan pola trafik maupun adanya perbaikan sistem. Rencana Rehoming diawali dengan masukan
informasi berupa data
monitoring parameter utilisasi user dan throughput Iub.
Selanjutnya adalah
analisa hasil parameter dengan periode tertentu dengan penarikan kesimpulan kemungkinan yang terjadi. Melalui analisis ini dapat ditentukan mekanisme apa yang akan dilakukan. Setelah dilakukan eksekusi akan dianalisa parameter RNC setelah rehoming sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya proses rehoming. Apabila terdapat penurunan kinerja maka proses rehoming dinyatakan gagal dan pengaturan jaringan harus dikembalikan ke kondisi semula. 2.4
NMS (Network Monitoring System)
17
Gambar 2.7 Arsitektur NMS pada jaringan Konsep Network Monitoring System (NMS) sebenarnya sederhana yaitu system ekstra atau kumpulan system yang memiliki tugas mengamati/memonitor system terhadap kemungkinan terjadinya masalah pada system agar dapat dideteksi secara dini. Sebagai contoh, suatu monitoring system dapat secara periodic menghubungi suatu web server untuk menjamin adanya respon dari web server, jika tidak ada respon maka monitoring system kemudian mengirimkan pesan atau notifikasi ke administrator. NMS bagian dari network management. Jika NMS diterapkan dengan tepat dan benar maka NMS dapat mempermudah pekerjaan, namun jika tidak maka NMS akan mempersulit pekerjaan. Pada gambar 2.7 terlihat NMS terkoneksi ke semua perangkat dimana memantau kondisi sistem yang ada dan mempunyai output berupa informasi tentang kondisi sistem dalam bentuk log file , email , sms , alarm atau yang lainnya. Hal yang dimonitoring dalam network tentunya akan sangat kompleks, dan sistem monitoring yang baik seharusnya menyediakan history dan log yang memungkinkan kita membuat laporan, statistik dan graph dari masing-masing object yang dimonitoring sehingga sistem NMS yang digunakan memberikan kontribusi penuh dalam pendeteksian secara dini terhadap kemungkinan masalahmasalah yang timbul. 2.5
MPLS
18
Multiprotocol Label Switching (disingkat menjadi MPLS) adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF,ISIS,BGP,atau EGP.Protokol routing berada pada lapisan network (ketiga) dalam sistem OSI, sedangkan MPLS berada di antara lapisan kedua dan ketiga. Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antaraheader layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path). 2.6
Router Perute atau penghala (bahasa Inggris: router) adalah sebuah alat yang
mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari protokol tumpukan(stack protocol) tujuh-lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switchmerupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
19
Router
sangat
banyak
digunakan
dalam
jaringan
berbasis
teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernetke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
20
BAB III Perancangan Rehoming RNC 3.1
Konsep Perancangan Rehoming RNJKT13 to RNJKT21 Perancangan rehoming diawali dengan pemantauan hasil parameter utilisasi
user & throughput Iub di sebuah RNC. berdasarkan parameter tersebut didapat keputusan
untuk
dilakukan
proses Rehoming
3G/RNC (Radio Network
Controller atau dalam 2G/GSM dikenal dengan
nama BSC (Base Station
Controller), yang bertujuan pembagian trafik yang melewati RNC awal. Fungsi RNC salah satunya adalah untuk menyimpan,mengatur dan menghandle fungsi
21
handoff dari puluhan atau ratusan site nodeB tergantung dari spesifikasi Hardware RNC yang dipakai. pada gambar 3.1 merupakan contoh notifikasi parameter yang dikirimkan NMS melalui email dimana parameter yang ditunjukan yaitu utilisasi user dan throughput Iub, Dimana pada tanggal 20 September 2012 RNJKT13 memiliki utilisasi user sebesar 70.26% yang mana memiliki remark high utilize atau kapasitas tinggi sehingga harus dilakukan proses rehoming.
Gambar 3.1 Contoh Email Notifikasi Alert dari Parameter RNC Persiapan Awal
Proses rehoming melibatkan bagian engineer transmisi, planning, statistic, performance dll yang berkaitan dan bertanggung jawab atas segala proses maupun Analisa hasil dampak setelahnya. Kemudian eksekusi rehoming ini biasanya dilakukan pada Monitoring
malam hari hingga pagi hari kira-kira antara pukul 11 malam hingga 5 pagi, karena dampak akibat rehoming adalah penurunan kualitas jaringan dan trafik. Konklusi dilakukan
Pada gambar 3.2 merupakan urutan pekerjaan rehoming yang dimulai dari atau tidaknya rehoming persiapan awal seperti dijelaskan pada subbab 3.1 sampai subbab 3.6 Pemetaan nodeB dan luas cluster yang akan direhoming Alokasi channel , IP , VLAN , Transmission Tunnel Eksekusi Rehoming
22 Analisa hasil parameter Rehoming
Gambar 3.2 Proses Pekerjaan Rehoming Pada proses load balancing ini RNJKT13 load okupansinya sudah hampir mencapai batas maksimalnya yang dimana informasi tersebut didapatkan dari sistem monitoring network seperti terlihat pada gambar 3.1 dan tabel 3.1 dimana utilisasi user dan throughput Iubnya dapat diketahui. Pada gambar 3.3 adalah peta cluster RNJKT13 dimana nantinya cluster tersebut akan diperkecil atau dibagi menjadi 2 cluster yaitu cluster RNJKT13 dan RNJKT21. Posisi RNC ditunjukkan oleh kotak berwarna biru sedangkan lingkaran berwarna abu-abu di dalam cluster RNJKT13 merupakan jumlah nodeB yang tercover dalam cluster tersebut dengan total 219 nodeB. Metode untuk load balancing RNC yang dipilih untuk direhoming mengacu kepada pembagian cluster berdasarkan wilayah di map perencanaan cluster, dimana pembagian yang dilakukan adalah pembagian konvensional tanpa memperhatikan beban nodeB satu dan lainnya. Koneksi untuk mengubungkan node-B dan RNC akan diatur oleh tranmisi dengan menggunakan media fiber optic dengan sistem MSTP.
23
Gambar 3.3 Peta Cluster RNJKT13 3.1.1
Analisis data okupansi RNJKT13 Pada perancangan rehoming, analisis hanya meliputi parameter utilisasi
trafik di RNJKT13 seperti dilihat pada tabel 3.1 karena parameter utilisasi user pada RNJKT13 menunjukkan kondisi high utilize, analisis dilakukan pada sisi parameter antara lain pm Capacity Limit, Fach Dch Hs Users Max, utilization. Data ini diambil dari hasil pengukuran aktual dari lapangan per minggu.
Tabel 3.1 Data utilisasi users RNJKT13 sebelum rehoming
pmCapacityLimit RNC
DATE
Total FachDchHsUsersMax(users)
Utilization (%)
(users)
RNJTK13
Nov 28 2012
20,000.00
Remarks NodeB
17,965.71
89.83
219
Tabel 3.2 Data utilisasi Throughput Iub RNJKT13 sebelum rehoming
24
HIGH UTILIZE
pmCapacityLimit RNC
DATE
Total IuBThroughputMax (kbps)
Utilization (%)
(kbps)
RNJTK13
Nov 28 2012
4.000.000,00
Remarks NodeB
286,760.20
7.17
219
Dari tabel 3.1 dan 3.2 atas dapat dijelaskan bahwa pada RNJKT13 untuk data utilisasi user sudah mencapai angka over limit (high utilize) sehingga harus dilakukan rehoming untuk mencegah congestion atau overload traffic. Dimana batas maksimal nilai optimal okupansinya usernya adalah dibawah 70%. 3.1.2
Perangkat yang digunakan Pada proses rehoming ini perangkt yang digunakan adalah Evo controller
8200/RNC di sisi RNJKT21 dan RNC 3820R1 disisi RNJKT13. Evo controller 8200/RNC
adalah RNC ericsson generasi terbaru dengan pengontrol trafik
kapasitas kapasitas besar dimana dapat mensupport sampai 20 Gbps throughput dari Iub dan 5 kali lebih besar kapasitas signalingnya jika dibandingkan dengan RNC 3820 R1 dimana produk tersebut yang sekarang eksisting dipakai di RNJKT13. Kapasitas EVO controller tersebut masih bisa diperbesar sampai 3050 Gbps Throughput Iubnya dan diperbesar 2 kali lipat dari kapasitas awal dengan HW sama menggunakan optimisasi SW. dimana di masa mendatang diharapkan mampu menampung laju trafik yang besar dari eNode B (LTE) yang akan dibangun ke depannya. Pada Evo controller 8200/RNC mempunyai Subrack yang bernama EGEM2 dimana mempunyai 28 slot dimana setiap slot mempunyai lebar 15mm. setiap slot mempunyai duplikasi 1 Gbps dan 10/40 Gbps koneksi ethernet. Total kapasitas switching backplane per subracknya adalah 960 Gbps. Subrack yang dapat digunakan sampai 3 buah EGEM2 , dimana memberikan total 84 slot plug ins. Setiap subrack sudah dilengkapi dengan pengatur suhu dan kipas pengontrol. 3.2
Alokasi Data Rehoming NodeB over IP
25
SAFE
Ada pun alokasi yang harus disiapkan sebelum aktifitas rehoming dilakukan sehingga dapat terlaksana dengan baik antara lain: 1. persiapan data desain pemetaan cluster dan jumlah node-B dari team BSS 2. Persiapan data CGI lama dan update CGI terbaru di sistem 3. Persiapan Link transmisi untuk alokasi IP dan VLAN ID dari desain rehoming di sisi router dan MinilinkTN / Pasolink
3.2.1
EWO (Engineering Work Order) dan Skenario Rehoming EWO merupakan suatu surat tugas (work order) untuk aktifitas
engineering dilapangan maupun di sisi konfigurasi biasanya untuk site yang sudah eksisting untuk kegunaan upgrade, reposisi, repointing, wiring dimana nantinya work order ini akan menjadi ticket jobdesk untuk engineer dilapangan. skenario EWO digunakan untuk merancang site list yang akan di rehoming. yang akan dibagi ke beberapa phase karena pekerjaan pemindahaan trafik pada suatu cluster memakan waktu 3 – 4 bulan dan untuk meminimalisir gangguan apabila terjadi kegagalan pada kinerja RNC yang disebabkan proses rehoming.
Gambar 3.4 EWO Facesheet skenario rehoming 3.3
Pemetaan Area Rehoming dari RNJKT13 ke RNJKT21 Proses penentukan
site rehoming
ke RNC baru
dilakukan dengan
pemetaan area menggunakan Map Info. Setelah mendapatkan data site yang akan direhoming maka pekerjaan rehoming dibagi menjadi beberapa phase, Dimana pekerjaan dibuat dalam beberapa phase agar dapat dipantau perkembangannya secara berkala dan pengaruhnya terhadap trafik serta meminimalisir resiko gangguan yang disebabkan oleh proses rehoming. Proses pekerjaan rehoming
26
dalam 1 fasa memakan waktu 1 sampai 2 minggu. Pada gambar 3.5 adalah perencanaan cluster dari RNJKT21 dimana akan dibagi dalam 10 fasa.
Gambar 3.5 Skenario Pemetaan Site untuk rehoming ke RNJKT21 3.4
Alokasi Cell Global Identifier (CGI) & Routing Area Code (RAC) CGI (Cell Global Identity) adalah sebuah identititas (ID) yang unik dari
cell-cell dalam suatu jaringan seluler. Sebuah CGI untuk sebuah cell bersifat unik di seluruh dunia, artinya tidak akan ada 1 CGI yang dipakai oleh 2 (atau lebih) cell yang berbeda di seluruh dunia.
MCC (Mobile Country Code) : adalah identifikasi suatu negara dengan menggunakan 3 digit . 3 digit MCC ini merupakan bagian dari format penomoran IMSI, dimana secara total IMSI terdiri dari 15 digit. Untuk Indonesia sendiri nomor MCCnya adalah 510
MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah sistem seluler. Kombinasi antara MCC dan MNC akan selalu menghasilkan sebuah code yang unik di seluruh dunia. 2 digit MNC ini juga digunakan di penomoran IMSI , setiap operator masing – masing memiliki nomor masing – masing . untuk operator XL Axiata nomor MNCnya adalah 11
27
LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan untuk menunujukan kumpulan beberapa cell. Dalam sebuah sistem seluler yang sama, tidak boleh digunakan 1 LAC yang sama untuk 2 group cell yang berbeda. Sebuah LAC dapat digunakan dalam 2 (atau lebih) RNC yang berbeda, asalkan masih dalam 1 MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan LAC yang berbeda. Pada proses rehoming ini akan diubah nomor dari LAC RNJKT13 (32401) menjadi LAC RNJKT21 (34301)
CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah cell dalam jaringan seluler. Dalam sebuah sistem seluler, CI yang sama dapat digunakan untuk 2 (atau lebih) cell yang berbeda, asalkan dalam LAC yang berbeda. Untuk proses rehoming disini nomor Cell Identity tidak dirubah , karena merupakan kode unik yang sudah di set pada saat cell tersebut dibuat pada saat pertama kali. Pada masing – masing site jumlah CInya berbeda – beda berdasarkan jenis sitenya menurut jumlah overlay , 3G standalone ataupun picocell yang mana deret penomoran CGI dapat dilihat di tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi digit pada CGI
Tabel 3.4 menunjukkan salah satu tabel alokasi CGI untuk node-B yang akan di rehoming ke RJKT21 , dimana site 5696G 3G Jelambar memiliki sistem 3G & overlay L1 dimana masing – masing memiliki 3 sector / cell dimana masing – masing cell memiliki cell ID yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di proses rehoming ini juga terdapat node-B picocell yang hanya memiliki 2 cell ID , dimana data lengkapnya terlampir pada lampiran 4
28
Tabel 3.4 Tabel Alokasi CGI untuk nodeB yang akan di rehoming 3G Site Name 5696G_3G_JELAMBAR
Transport IP
Old RNC RNJKT13 RNJKT13 RNJKT13 RNJKT13 RNJKT13 RNJKT13 New RNC RNJKT21 RNJKT21 RNJKT21 RNJKT21 RNJKT21 RNJKT21
Old LAC 34201 34201 34201 34201 34201 34201 New LAC 34301 34301 34301 34301 34301 34301
Cell ID 46454 46455 46456 56961 56962 56963 Old CGI 510-11-34201-46454 510-11-34201-46455 510-11-34201-46456 510-11-34201-56961 510-11-34201-56962 510-11-34201-56963 New CGI 510-11-34301-46454 510-11-34301-46455 510-11-34301-46456 510-11-34301-56961 510-11-34301-56962 510-11-34301-56963
RAC (Routing Area Code) adalah sebuah kode dengan panjang 1 oktat yang berfungsi untuk kode identifikasi di dalam suatu lokasi area . RAC merupakan bagian dari RAI (routing area identity). Routing area di definisikan sebagai area dimana MS bias bergerak bebas tanpa mengupdate lokasi terbarunya di SGSN. Dalam sebuah kasus MS keluar dari routing area lalu menginformasikan lewat prosedur routing area update. Seperti location area , routing area mungkin terdapat satu cell atau lebih . pengelompokan cell menjadi routing area memfasilitasi efisiensi dalam managemen lokasi. Setiap routing area diidentikan kode unik dengan Routing area identity (RAI). Dimana RAI = LAI + RAC , dalam proses rehoming ini , nomor RAC setiap nodeB yang akan kita pindahkan ke RNJKT21 akan berubah yang awalnya kode RAC 25 pada RNJKT08 menjadi RAC38 pada RNJKT21 dimana untuk penomorannya , diatur managemennya oleh masing – masing operator. Tabel 3.5 Tabel Alokasi RAC untuk nodeB yang akan di rehoming 3G Site Name
Transport
29
Cell ID
Old
New
5696G_3G_JELAMBARBR
3.5
IP
RAC 151 151 151 151 151 151
46454 46455 46456 56961 56962 56963
RAC 38 38 38 38 38 38
Alokasi IP & VLAN ID untuk mekanisme Transmisi Pada proses perancangan ini
nodeB yang akan di rehoming sudah
menggunakan IP sebagai transportnya (IuB over IP).
IP dan VLAN ID
merupakan suatu jalur transmisi yang digunakan agar suatu site dapat berkomunikasi dengan site lainnya. IP yang akan digunakan adalah IP kelas C dengan previks /27 dengan
segmen VLAN ID yang sudah ditentukan
sebelumnya. Sebelum tim transmisi membuat desain konfigurasi cross connect harus disiapkan terlebih dahulu site list dan data pendukung yang diperlukan antara lain routepath dan informasi RNC tujuan. 3.5.1
Konfigurasi dan tunneling di sisi MSTP Lingkup pekerjaan rehoming pada sisi transmisi melingkupi perancangan
desain konfigurasi untuk tunnel dan service, dimana tunnel berfungsi untuk mengenkapsulasi PW (pseudowire) yang membawa service (E-LAN/E-Line). Adapun tahapan - tahapan yang dilakukan dalam membuat desain konfigurasi tunnel dan service dalam mekanisme rehoming adalah sebagai berikut: 1. Alokasi IP dan VLAN ID untuk NodeB 3G Untuk NodeB yang transportnya berbasis over IP untuk meng-integrasikan suatu site ke RNC maka dibutuhkan VLAN ID yang terdapat 2 jenis yaitu VLAN IuB dan VLAN OAM. Site NodeB yang akan di rehoming harus dialokasikan IP dan VLAN ID
yang baru untuk Iub mengingat IP dan VLAN ID untuk Iub
sebelumnya masih on air, karena jika dialokasikan dengan IP dan VLAN ID yang sama akan terjadi proses looping dan mengakibatkan beberapa NodeB down. Sedangkan untuk VLAN OAM tidak perlu dialokasikan dengan VLAN ID yang baru karena VLAN OAM sendiri digunakan untuk monitoring dan tidak dilewati trafik data. IP yang digunakan oleh PT. XL Axiata adalah IP kelas C dengan prefix
30
/27, dimana prefix /27 dapat menghasilkan 254 host number yang bisa digunakan untuk integrasi NodeB. Adapun data pendukung yang harus dilengkapi pada saat alokasi IP VLAN ID antara lain seperti pada tabel 3.5 a. Nama dan site ID Tentu saja nama dan site ID merupakan data utama yang harus dilengkapi dalam peng-alokasikan suatu IP dan VLAN ID. b. RNC IP yang dikonfigurasi di sisi MSTP dan RAN router tiap RNC berbeda, maka dari itu jika IP dan VLAN yang dialokasikan tidak tepat RNC nya otomatis pada saat IP di ping akan keluar command RTO (Request Timed Out). c. Routepath Data routepath digunakan untuk menentukan HUT dari suatu NodeB. Setiap HUT harus dikonfigurasi tunnel ke RNC dan VLAN ID yang akan di allow. Jika suatu NodeB dialokasikan VLAN ID yang belum di allow dalam suatu HUT di sisi MSTP maka mac address tidak akan terbaca di sisi RAN router dan pada saat ping test juga akan keluar command RTO Tabel 3.6 Tabel NodeB yang dialokasikan VLAN IuB baru Site ID
Site Name
VLAN
IP VLAN
IP Gateway
Subnet Mask
IuB
VLAN
IP Gateway
Subn
OAM
PC412G
3G_ROXYQUARE
4
10.164.218.73
10.164.218.65
255.255.255.224
2502
10.164.126.41
255.
PC412G
3G_ROXYQUARE
60
10.165.175.197
10.165.175.193
255.255.255.224
2502
10.164.126.41
255.
2. Desain konfigurasi cross connect dari HUT ke RNC Sebelum perancangan konfigurasi cross connect dikerjakan harus dilakukan listing pada HUT yang belum ada tunnel dan service ke RNC yang dituju. Dalam perancangan kali ini akan diambil sampel salah satu HUT yang harus dibuat desain konfigurasinya di sisi MSTP, yaitu HUT04 ke RNJKT21. a. Desain Tunneling
31
Gambar 3.6 Topologi HUT04 yang akan dibuat tunnel main dan protection Tunneling ada dua jenis, yaitu jalur main dan jalur protection. Jalur working digunakan sebagai jalur utama yang dilewati trafik, sedangkan
jalur
protection digunakan sebagai jalur proteksi. jika suatu saat terjadi fiber cut di jalur working, maka secara otomatis trafik akan berpindah melewati jalur proteksi. Dalam perancangan suatu tunnel harus dilengkapi data topologi area yang akan di rehoming, dimana dalam perancangan yang digunakan adalah topologi area Jakarta. Untuk perancangan desain
tunnel working dan
protection harus menggunakan port yang berbeda seperti gambar 3.6 dimana HUT04 memiiki 4 port yang bisa digunakan untuk 4 output sebagai jalur awal tunneling, dimana tim engineering transmisi menggunakan port 11PEX1 sebagai port output jalur main dan port 8-PEX1 sebagai port output jalur protection. Pada tabel 3.7 menunjukkan label port in yaitu 1220 dan label port out yaitu 952. Tabel 3.7 Tabel Jalur Working dan Jalur Protection
32
Setelah ditentukan port yang akan digunakan langkah selanjutnya adalah mencari jalur atau hop terpendek dari HUT ke RNC. Umumnya jalur terpendek digunakan untuk jalur working sedangkan jalur yang lebih jauh digunakan untuk jalur protection. b. Alokasi Servis E-LAN Dalam topologi MSTP OSN 3500 terdapat 3 servis yaitu servis E-LAN (multipoint to multipoint),
E-Line (point to point) dan
E-AGGR
(multipoint to point), namun pada perancangan ini digunakan servis ELAN. HUT yang akan digunakan sebagai sampel dalam pekerjaan rehoming ini adalah HUT04. Dalam pembuatan suatu servis harus dipastikan terlebih dahulu port yang available dan VLAN ID yang belum di allow di HUT04. Adapun salah satu contoh desain servis E-LAN yang akan dibuat di sisi MSTP terdapat pada tabel 3.7 dimana Servis yang akan dibuat harus di sisi HUT dan di sisi RNC, maka dari itu dibutuhkan PW ID yang berfungsi untuk membungkus data dan PW ID tersebut dikonfigurasi di sisi HUT dan RNC agar bisa berkomunikasi antara satu dan yang lainnya. Gambar 3.8 Tabel servis E-LAN di RNJKT21
33
PW (pseudo wire) terdiri dari 3 jenis, yaitu Ethernet Tagging Mode, Access, & Hybrid, dikarenakan PW ID yang dirancang kali ini membungkus data VLAN ID yang sudah ditentukan maka harus menggunakan Ethernet Tagging Mode. Tabel 3.9 Tabel servis E-LAN di HUT04
c. Konfigurasi MSTP di sisi NMS NMS adalah singkatan dari Network Monitoring System dimana sudah dijelaskan di bab 2 yang merupakan sebuah aplikasi yang digunakan salah satunya untuk memonitor dan mengkonfigurasi suatu MSTP. Setelah perancangan pada HUT04 selesai maka desain tersebut akan diaplikasikan
34
menggunakan NMS.
Dapat dilihat dari gambar 3.7
tunnel ID yang
digunakan untuk membuat tunneling HUT04 ke RNJKT21 statusnya sudah deployed atau sudah sukses.
Gambar 3.7 Tunnel ID dari HUT04 ke RNJKT21 Servis E-LAN HUT04 yang sudah dikonfigurasi di sisi MSTP dapat dilihat di gambar 3.8 dibawah dimana VLAN yang di tagging yaitu VLAN 60 sudah dikonfigurasi untuk servis ID ke-4 yaitu servis 3G_IuB RNJKT21.
Gambar 3.8 Konfigurasi servis E-LAN 3G_IuB RNJKT21 di NMS Sedangkan pada gambar 3.9 dapat dilihat VLAN ID yang sudah di tagging yaitu VLAN 2502 sudah dikonfigurasi untuk servis ID 8 yaitu 3G_OAM RNJKT13 (VLAN OAM existing).
35
Gambar 3.9 Konfigurasi servis E-LAN 3G_OAM RNJKT13 di NMS 3.5.2
Konfigurasi IP di sisi MPLS RAN Router Setelah konfigurasi tunnel dan servis di sisi MSTP sudah selesai,
maka IP VLAN RNJKT21 yang akan diintegrasikan harus dikonfigurasi terlebih dahulu di sisi MPLS RAN router. Adapun alokasi IP yang akan di konfigurasi terdapat di tabel 3.9 dan tabel 3.10. Tabel 3.9 Tabel alokasi IP VLAN untuk RNJKT21 Jabodetabek
RNJKT21
SN Kalideres
2551-2558
10.165.49.0
255.255.255.224
51-58
10.165.174.0
255.255.255.224
2559-2566
10.165.50.0
255.255.255.224
59-66
10.165.175.0
255.255.255.224
Tabel 3.10 Tabel alokasi port interface untuk RNJKT21 RNJKT21
SN Kalideres
952-3-PEG8#7
RN-JKKDS-01 Gi0/1/0/0
952-3-PEG8#8
RN-JKKDS-02 Gi0/1/0/0
Jika IP VLAN tersebut sudah dikonfigurasi di sisi RAN router dan mac address NodeB juga sudah terbaca maka tes ping dan konfigurasi IP VLAN di sisi MSTP dan MPLS RAN router sudah sukses. Gambar 3.10 adalah hasil capture IP
36
VLAN NodeB 3G_ROXYQUARE yang sudah sukses dikonfigurasi di sisi RAN router menggunakan IP VLAN IuB 10.165.175.197.
Gambar 3.10 Capture IP VLAN dan Mac Address di sisi RAN router
3.6
Eksekusi Insert Script disisi RNC & NodeB Setelah alokasi pendukung
yang dibutuhkan siap, pekerjan eksekusi
rehoming dapat dilakukan yaitu insert script command rehoming ke sisi RNC dan nodeB untuk pengaturan parameter link transmisi yang akan dilalui oleh trafik hingga sampai ke RNC tujuan . pada gambar 3.12 ditunjukkan proses cara kerja rehoming tersebut dimana apabila terjadi kegagalan pada proses rehoming , pekerjaan rehoming di rollback/dilanjutkan dikemudian hari agar proses rehoming tidak berpengaruh ke jaringan agar tidak menggangu layanan servis ke pelanggan , sehingga pelanggan tetap dapat menggunakan service seperti biasanya tanpa merasakan adanya gangguan. Untuk parameter script pada sisi RNC dan nodeB terlampir pada lampiran 3. Berikut adalah cek post yang harus dilakukan setelah proses insert script selesai atau rehoming selesai dilakukan yaitu : 1. 2. 3. 4.
cek channel resources dan traffic in sisi Node B Cek link Iub dan Utran cell di sisi RNC Cek alarm dalam node B dan RNC Cek CGI baru pada sisi MSS
Setelah health cek pada cluster di rehoming selesai dan menunjukkan tidak terdapat gangguan atau alarm, maka lingkup pekerjaan rehoming selesai dilakukan. dan apabila dalam pengecekan tersebut masih terdapat gangguan alarm , maka proses insert script pada RNC dan node B dapat di rollback kembali
37
sehingga servis masih tetap seperti biasa pada saat sebelum dilakukan proses insert script.
Baca Baca Parameter Parameter
Pendeteksian Pendeteksian Unbalanced Unbalanced Capacity Capacity Condition? Condition?
Pelanjutan Pelanjutan Koneksi Koneksi Lama Lama Tidak
Ya
Pemilihan Pemilihan RNC RNC Okupansi Okupansi rendah/kosoh rendah/kosoh
Pengiriman Pengiriman Operation Operation Data dari RNC RNC okupansi okupansi tinggi tinggi ke ke rendah rendah
Rollback Rollback Sistem Sistem
Eksekusi Eksekusi Berhasil? Berhasil? Tidak Ya
Selesa Selesa ii
Gambar 3.12 Flowchart Pengerjaan Rehoming
38
BAB IV ANALISIS HASIL SETELAH PROSES REHOMING 4.1
Hasil Pemantauan Parameter Rehoming
39
Pekerjaan rehoming diselesaikan
dari bulan September 2012 sampai
dengan maret 2013 yang mana terlihat pada gambar 4.1 terlihat cluster baru di area XL jabodetabek dimana cluster RNJKT13 sudah dibagi menjadi dua cluster dimana area selatan border RNJKT13 sebelumnya sekarang menjadi area cluster RNJKT21 dimana nodeB yang ada di area tersebut berhasil di rehoming ke RNJKT21 dimana setelah rehoming terjadidapat dianalisa hasilnya melalui report parameter yang dikirimkan oleh sistem NMS melalui email yang terdapat pada gambar 3.1 di bab 3. adapun tampak terdapat beberapa blank yaitu tidak ada report melalui email disebabkan adanya kesalahan pada sistem monitoring server itu sendiri yang mana dalam masa development , bukan dikarenakan oleh perubahan konfigurasi jaringan ataupun proses rehoming itu sendiri.
Gambar 4.1 Peta cluster RNJKT13 dan RNJKT21 setelah rehoming.
Parameter detail hasil pekerjaan rehoming terdapat pada tabel 4.1 sampai tabel 2.24 dimana jumlah titik – titik pada gambar 4.1 yang terdapat dalam cluster RNJKT21
dan
RNJKT13
sangat
mempengaruhi
performansi dari kapasitas cluster itu sendiri.
40
sangat
mempengaruhi
1. Hasil Report monthly Oktober 2012 : Hasil result rehoming pada periode ini tidak berimpact apa – apa karena pada periode ini pelaksanaan rehoming masih pada tahap persiapan CGI , & IP dan VLAN ID di sisi Transmisi RNJKT13 pada tabel 4.1 nilai dari utilisasi usernya yang tertinggi adalah 84.36 % melebihi 14.6% dari batas optimal yaitu maksimal yang 70% dan subordinate nodeB RNJKT13 adalah 216 , adapun berkurang menjadi 213 dikarenakan ada 3 nodeB yang bermasalah / mati Tabel 4.1 utilisasi user RNJKT13 Periode 30 September 2012 – 24 Oktober 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
RNJKT13
Sep 30 2012
20,000.00
14,052.36
70.26
213
RNJKT13
Oct 29 2012
20,000.00
16,871.38
84.36
216
RNJKT13
Oct 28 2012
20,000.00
14,125.90
70.63
216
RNJKT13
Oct 24 2012
20,000.00
16,413.08
82.07
213
REMARKS HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE
Tabel 4.2 throughput RNJKT13 Periode 30 September 2012 – 24 Oktober 2012 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Sep 30 2012
4,000,000.00
229,175.94
5.73
213
SAFE
RNJKT13
Oct 29 2012
4,000,000.00
250,038.90
6.25
216
SAFE
RNJKT13
Oct 28 2012
4,000,000.00
240,200.06
6.01
216
SAFE
RNJKT13
Oct 24 2012
4,000,000.00
246,029.57
6.15
213
SAFE
RNJKT21 pada periode ini di RNJKT masih belum terdapat subordinate nodeB , dan utilisasi user dan utilisasi Iubnya masih 0% dimana kapasitas di RNJKT21 sebesar 64000 untuk kapasitas usernya yaitu tiga kali lebih besar dari RNJKT13
41
Tabel 4.3 utilisasi user RNJKT21 Periode 24 September 2012 – 29 Oktober 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNJKT21
Oct 29 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Oct 28 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Oct 24 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
Tabel 4.4 throughput RNJKT21 Periode 24 September 2012 – 29 Oktober 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNJKT21
Oct 29 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Oct 28 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Oct 24 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
2. Hasil Report monthly November 2012 : Hasil result rehoming pada periode ini tidak berimpact apa – apa karena pada periode ini pelaksanaan rehoming masih pada tahap persiapan CGI , & IP dan VLAN ID di sisi Transmisi
RNJKT13 Hasil dari parameter utilisasi user yang terdapat di tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat lonjakan yang sangat besar yaitu daru 14983 menjadi 16881 dimana terdapat kenaikan sebesar 9,72 % dimana pada status high utilize ini sangat beresiko menyebabkan blank service pada RNC apabila sewaktu – waktu terdapat pelonjakan banyaknya user yang aktif dalam cluster tersebut Tabel 4.5 utilisasi user RNJKT13 Periode 20 November 2012–27 November 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
RNJKT13
Nov 20 2012
20,000.00
17,146.78
85.73
218
RNJKT13
Nov 21 2012
20,000.00
17,264.74
86.32
218
RNJKT13
Nov 22 2012
20,000.00
17,245.77
86.23
219
42
REMARKS HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE
RNJKT13
Nov 23 2012
20,000.00
17,052.48
85.26
219
RNJKT13
Nov 25 2012
20,000.00
14,938.30
74.69
219
RNJKT13
Nov 26 2012
20,000.00
16,881.10
84.41
219
RNJKT13
Nov 27 2012
20,000.00
17,226.40
86.13
219
HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE
Tabel 4.6 throughput RNJKT13 Periode 20 November 2012 – 27 November 2012 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Nov 20 2012
4,000,000.00
262,207.34
6.56
218
SAFE
RNJKT13
Nov 21 2012
4,000,000.00
270,328.96
6.76
218
SAFE
RNJKT13
Nov 22 2012
4,000,000.00
264,185.28
6.60
219
SAFE
RNJKT13
Nov 23 2012
4,000,000.00
263,275.82
6.58
219
SAFE
RNJKT13
Nov 25 2012
4,000,000.00
261,534.82
6.54
219
SAFE
RNJKT13
Nov 26 2012
4,000,000.00
258,290.54
6.46
219
SAFE
RNJKT13
Nov 27 2012
4,000,000.00
256,995.64
6.42
219
SAFE
RNJKT21 pada periode ini sama dengan parameter RNJKT21 di bulan oktober 2013 yaitu utilisasi RNJKT21 masih kosong utilisasinya Tabel 4.7 utilisasi user RNJKT21 Periode 20 November 2012–27 November 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNJKT21
Nov 20 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 21 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 22 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 23 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 25 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 26 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 27 2012
64,000.00
0.00
0.00
SAFE
Tabel 4.8 throughput RNJKT21 Periode 20 November 2012 – 27 November 2012 RNC
DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
RNJKT21
Nov 20 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 21 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 22 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
43
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNJKT21
Nov 23 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 25 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 26 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
RNJKT21
Nov 27 2012
2,000.00
0.00
0.00
SAFE
3. Hasil Report monthly Desember 2012 : Pada periode ini hasil weekly yang didapatkan terdapat penurunan pada RNJKT13 karena terdapat aktifitas rehoming dimana ada 9 nodeB yang di rehome ke JKT21 dimana tampak pada tabel 4.11 ada utilisasi sebesar 1.66 % RNJKT13 Utilisasi user di RNJKT13 pada desember 2012 terdapat proses rehoming 9 nodeB ke RNJKT21 yang menurunkan tingkat utilisasi usernya menjadi 16.09 %. Tabel 4.9 utilisasi user RNJKT13 Periode 19 Desember 2012 – 27 desember 2012 FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
RNJKT13
Dec 19 2012
20,000.00
18,375.25
91.88
220
RNJKT13
Dec 27 2012
20,000.00
15,157.55
75.79
211
REMARKS HIGH UTILIZE HIGH UTILIZE
Tabel 4.10 throughput RNJKT13 Periode 19 Desember 2012 – 27 desember 2012 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Dec 19 2012
4,000,000.00
281,989.89
7.05
220
SAFE
RNJKT13
Dec 27 2012
4,000,000.00
270,572.81
6.76
211
SAFE
RNJKT21 di akhir periode desember RNJKT21 memiliki subordinate 9 nodeB yang membuat utilisasi di RNJKT21 menjadi 9% Tabel 4.11 utilisasi user RNJKT21 Periode 19 Desember 2012–27 desember 2012
44
RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
RNJKT21
Dec 19 2012
64,000.00
1,059.85
1.66
RNJKT21
Dec 27 2012
64,000.00
920.97
1.44
#TOTAL NODEB
REMARKS
SAFE 9
SAFE
Tabel 4.12 throughput RNJKT13 Periode 19 Desember 2012 – 27 desember 2012 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT21
Dec 27 2012
2,000.00
16.08
0.80
9
SAFE
RNJKT21
Dec 19 2012
2,000.00
18.26
0.91
SAFE
4. Hasil Report monthly Januari 2013: Pada periode januari terdapat perubahan signifikan dimana 52 nodeb berhasil di rehome , dimana kondisi tersebut menurunkan utilisasi RNJKT13 menjadi 50,20% pada 29 Januari 2013 di tabel 4.13 RNJKT13 Periode awal dan pertengan januari pada tabel 4.13 dan 4.14menunjukkan proses rehoming masih hold karena issue belum lengkapnya alokasi IP , dimana dalam pemantauan total node B di RNJKT13 masih berjumlah 211 node. Trafik pada periode awal januari menunjukkan trafik user yang ditampung oleh RNJKT13 bisa mencapai kenaikan sampai 1635 user dimana masih dalam status high , yang sewaktu – waktu apabila dalam posisi sangat tinggi dapat menyebabkan restartnya RNC. Sehingga menyebabkan service blank
Tabel 4.13 utilisasi user RNJKT13 Periode 1 Januari 2013 – 29 Januari 2013 #TOTAL NODEB
RNC
DATE
pmCapacityLimi t (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
RNJKT13
Jan 01 2013
20,000.00
14,118.64
70.59
211
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 02 2013
20,000.00
14,429.44
72.15
211
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 03 2013
20,000.00
15,219.56
76.10
211
HIGH UTILIZE
45
REMARKS
RNJKT13
Jan 04 2013
20,000.00
15,753.83
78.77
211
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 05 2013
20,000.00
14,266.52
71.33
211
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 06 2013
20,000.00
13,790.28
68.95
211
WARNING
RNJKT13
Jan 07 2013
20,000.00
15,691.05
78.46
211
HIGH UTILIZE
Tabel 4.14 utilisasi user RNJKT13 Periode 8 Januari 2013 – 15 Januari 2013 #TOTAL NODEB
REMARKS
78.52
211
HIGH UTILIZE
16,998.97
84.99
212
HIGH UTILIZE
20,000.00
16,998.97
84.99
211
HIGH UTILIZE
Jan 11 2013
20,000.00
15,731.91
78.66
212
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 12 2013
20,000.00
14,013.00
70.07
212
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 13 2013
20,000.00
13,020.19
65.10
211
WARNING
RNJKT13
Jan 14 2013
20,000.00
14,671.21
73.36
211
HIGH UTILIZE
RNJKT13
Jan 15 2013
20,000.00
13,859.43
69.30
211
WARNING
RNC
DATE
pmCapacityLimi t (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
RNJKT13
Jan 08 2013
20,000.00
15,704.91
RNJKT13
Jan 09 2013
20,000.00
RNJKT13
Jan 09 2013
RNJKT13
Di periode akhir januari di tabel 4.15 sebesar 52 nodeB berhasil di rehoming ke RNJKT21 dimana pada akhir terdapat 2 nodeB terdapat alarm akibat proses rehoming sehingga di rollback kembali seperti sebelum di rehoming. Tabel 4.15 utilisasi user RNJKT13 Periode 21 Januari 2013 – 29 Januari 2013 #TOTAL NODEB
REMARKS
42.33
169
SAFE
9,310.51
46.55
169
SAFE
8,678.23
43.39
169
SAFE
20,000.00
7,663.71
38.32
160
SAFE
Jan 27 2013
20,000.00
7,824.88
39.12
159
SAFE
Jan 28 2013
20,000.00
9,061.39
45.31
159
SAFE
RNC
DATE
pmCapacityLimi t (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
RNJKT13
Jan 21 2013
20,000.00
8,466.74
RNJKT13
Jan 22 2013
20,000.00
RNJKT13
Jan 23 2013
20,000.00
RNJKT13
Jan 24 2013
RNJKT13 RNJKT13
46
RNJKT13
Jan 29 2013
20,000.00
10,039.04
50.20
161
SAFE
Pada tabel 4.16 diketahui nilai okupansi Iub throughput dimana masih pada komposisi yang aman karena masih jauh dari nilai thresholdnya dimana sejauh ini untuk utilisasi Iub tidak mengalami kendala yang berarti. Tabel 4.16 throughput RNJKT13 Periode 1 Januari 2013 – 29 Januari 2013 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Jan 01 2013
4,000,000.00
240,694.25
6.02
211
SAFE
RNJKT13
Jan 02 2013
4,000,000.00
261,185.16
6.53
211
SAFE
RNJKT13
Jan 03 2013
4,000,000.00
271,857.73
6.80
211
SAFE
RNJKT13
Jan 04 2013
4,000,000.00
267,355.81
6.68
211
SAFE
RNJKT13
Jan 05 2013
4,000,000.00
269,362.46
6.73
211
SAFE
RNJKT13
Jan 06 2013
4,000,000.00
277,493.68
6.94
211
SAFE
RNJKT13
Jan 07 2013
4,000,000.00
289,160.68
7.23
211
SAFE
RNJKT13
Jan 08 2013
4,000,000.00
279,298.89
6.98
211
SAFE
RNJKT13
Jan 09 2013
4,000,000.00
287,193.61
7.18
212
SAFE
RNJKT13
Jan 09 2013
4,000,000.00
287,193.61
7.18
211
SAFE
RNJKT13
Jan 11 2013
4,000,000.00
279,133.80
6.98
212
SAFE
RNJKT13
Jan 12 2013
4,000,000.00
258,711.24
6.47
212
SAFE
RNJKT13
Jan 13 2013
4,000,000.00
250,774.85
6.27
211
SAFE
RNJKT13
Jan 14 2013
4,000,000.00
243,076.95
6.08
211
SAFE
RNJKT13
Jan 15 2013
4,000,000.00
245,976.02
6.15
211
SAFE
RNJKT13
Jan 21 2013
4,000,000.00
168,474.80
4.21
169
SAFE
RNJKT13
Jan 22 2013
4,000,000.00
174,694.50
4.37
169
SAFE
RNJKT13
Jan 23 2013
4,000,000.00
170,320.80
4.26
169
SAFE
RNJKT13
Jan 24 2013
4,000,000.00
164,526.60
4.11
160
SAFE
RNJKT13
Jan 27 2013
4,000,000.00
175,975.51
4.40
159
SAFE
RNJKT13
Jan 28 2013
4,000,000.00
176,801.12
4.42
159
SAFE
RNJKT13
Jan 29 2013
4,000,000.00
179,573.46
4.49
161
SAFE
RNJKT21 Tabel 4.17 menunjukkan nilai user di RNJKT21 sudah terdapat peningkatan sampai 5093 user dimana RNC tersebut mempunyai subordinate 61 nodeB dimana 50 node B berasal dari hasil rehoming RNJKT13 dan 11 nodeB berasal dari site 3G pembangunan baru yang on air pada bulan januari Tabel 4.17 utilisasi user RNJKT21 Periode 1 Januari 2013 – 29 Januari 2013
47
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT21
Jan 01 2013
64,000.00
777.19
1.21
10
SAFE
RNJKT21
Jan 02 2013
64,000.00
935.76
1.46
10
SAFE
RNJKT21
Jan 03 2013
64,000.00
943.96
1.47
9
SAFE
RNJKT21
Jan 04 2013
64,000.00
990.53
1.55
9
SAFE
RNJKT21
Jan 05 2013
64,000.00
896.12
1.40
9
SAFE
RNJKT21
Jan 06 2013
64,000.00
948.10
1.48
10
SAFE
RNJKT21
Jan 07 2013
64,000.00
1,027.76
1.61
10
SAFE
RNJKT21
Jan 08 2013
64,000.00
958.22
1.50
10
SAFE
RNJKT21
Jan 09 2013
64,000.00
1,055.53
1.65
10
SAFE
RNJKT21
Jan 09 2013
64,000.00
1,055.53
1.65
10
SAFE
RNJKT21
Jan 11 2013
64,000.00
1,107.75
1.73
10
SAFE
RNJKT21
Jan 12 2013
64,000.00
1,928.08
3.01
10
SAFE
RNJKT21
Jan 13 2013
64,000.00
1,978.98
3.09
10
SAFE
RNJKT21
Jan 14 2013
64,000.00
2,184.81
3.41
10
SAFE
RNJKT21
Jan 15 2013
64,000.00
3,016.06
4.71
10
SAFE
RNJKT21
Jan 21 2013
64,000.00
4,671.24
7.30
52
SAFE
RNJKT21
Jan 22 2013
64,000.00
4,855.32
7.59
52
SAFE
RNJKT21
Jan 23 2013
64,000.00
6,500.24
10.16
52
SAFE
RNJKT21
Jan 24 2013
64,000.00
5,277.90
8.25
62
SAFE
RNJKT21
Jan 27 2013
64,000.00
5,442.63
8.50
63
SAFE
RNJKT21
Jan 28 2013
64,000.00
6,022.30
9.41
63
SAFE
Jan 29 2013
64,000.00
6,093.96
9.52
61
SAFE
RNJKT21
Pada tabel 4.18 terlihat nilai utilisasi Iub pada RNJKT21 terlihat masih rendah sehingga masih banyak nodeB yang dapat ditampung oleh RNJKT21 dimana hanya 2 buah board yang dibutuhkan pada subrack EGEM2 untuk menampung Iub throughput pada RNJKT21 dimana dapat ditambahkan apabila kapasitasnya sudah melebihi 70% atau 1,4 Gbps Tabel 4.18 throughput RNJKT21 Periode 1 Januari 2013 – 29 Januari 2013
48
DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT21
Jan 01 2013
2,000.00
14.50
0.73
10
SAFE
RNJKT21
Jan 02 2013
2,000.00
19.39
0.97
10
SAFE
RNJKT21
Jan 03 2013
2,000.00
16.88
0.84
9
SAFE
RNJKT21
Jan 04 2013
2,000.00
18.54
0.93
9
SAFE
RNJKT21
Jan 05 2013
2,000.00
16.58
0.83
9
SAFE
RNJKT21
Jan 06 2013
2,000.00
16.20
0.81
10
SAFE
RNJKT21
Jan 07 2013
2,000.00
26.53
1.33
10
SAFE
RNJKT21
Jan 08 2013
2,000.00
20.47
1.02
10
SAFE
RNJKT21
Jan 09 2013
2,000.00
21.74
1.09
10
SAFE
RNJKT21
Jan 09 2013
2,000.00
21.74
1.09
10
SAFE
RNJKT21
Jan 11 2013
2,000.00
20.55
1.03
10
SAFE
RNJKT21
Jan 12 2013
2,000.00
36.30
1.81
10
SAFE
RNJKT21
Jan 13 2013
2,000.00
38.36
1.92
10
SAFE
RNJKT21
Jan 14 2013
2,000.00
37.01
1.85
10
SAFE
RNJKT21
Jan 15 2013
2,000.00
56.12
2.81
10
SAFE
RNJKT21
Jan 21 2013
2,000.00
75.20
3.76
52
SAFE
RNJKT21
Jan 22 2013
2,000.00
71.97
3.60
52
SAFE
RNJKT21
Jan 23 2013
2,000.00
92.95
4.65
52
SAFE
RNJKT21
Jan 24 2013
2,000.00
92.20
4.61
62
SAFE
RNJKT21
Jan 27 2013
2,000.00
89.66
4.48
63
SAFE
RNJKT21
Jan 28 2013
2,000.00
101.36
5.07
63
SAFE
Jan 29 2013
2,000.00
100.42
5.02
61
SAFE
RNJKT21
5. Hasil Report monthly Februari 2013 : Pada periode ini di akhir periodenya proses rehoming selesai dilakukan dimana di tanggal 1 maret utilisasi RNJKT13 sebesar 41% dan RNJKT21 sebesar 10.83% dimana mengubah remarks status di RNJKT13 menjadi “SAFE” karena utilisasinya dibawah 75% yang berada di nilai utilisasi optimal karena apabila ada lonjakan trafik tiba – tiba pada momen tertentu RNJKT13 bisa mengcovernya. RNJKT13 Tabel 4.19 utilisasi user RNJKT13 Periode 2 Februari 2013 – 1 Maret 2013
49
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Feb 02 2013
20,000.00
8,343.50
41.72
148
SAFE
RNJKT13
Feb 03 2013
20,000.00
7,374.97
36.87
148
SAFE
RNJKT13
Feb 04 2013
20,000.00
8,541.73
42.71
148
SAFE
RNJKT13
Feb 04 2013
20,000.00
8,541.73
42.71
148
SAFE
RNJKT13
Feb 07 2013
20,000.00
8,741.33
43.71
148
SAFE
RNJKT13
Feb 08 2013
20,000.00
8,815.78
44.08
148
SAFE
RNJKT13
Feb 09 2013
20,000.00
7,826.58
39.13
148
SAFE
RNJKT13
Feb 10 2013
20,000.00
7,525.95
37.63
148
SAFE
RNJKT13
Feb 11 2013
20,000.00
8,301.53
41.51
148
SAFE
RNJKT13
Feb 11 2013
20,000.00
8,301.53
41.51
148
SAFE
RNJKT13
Feb 14 2013
20,000.00
8,961.92
44.81
149
SAFE
RNJKT13
Feb 15 2013
20,000.00
9,162.02
45.81
149
SAFE
RNJKT13
Feb 15 2013
20,000.00
9,162.02
45.81
149
SAFE
RNJKT13
Feb 17 2013
20,000.00
7,687.14
38.44
149
SAFE
RNJKT13
Feb 18 2013
20,000.00
9,244.57
46.22
149
SAFE
RNJKT13
Feb 19 2013
20,000.00
8,293.90
41.47
149
SAFE
RNJKT13
Feb 19 2013
20,000.00
8,293.90
41.47
149
SAFE
RNJKT13
Feb 21 2013
20,000.00
8,633.03
43.17
139
SAFE
RNJKT13
Feb 22 2013
20,000.00
8,369.53
41.85
139
SAFE
RNJKT13
Feb 23 2013
20,000.00
7,934.24
39.67
139
SAFE
RNJKT13
Mar 01 2013
20,000.00
8,200.57
41.00
139
SAFE
Pada tabel 4.20 terlihat hasil utilisasi dari throughput Iub dimana okupansi Iubnya semakin rendah dimana maksimal hanya 4.67% pada tanggal 15 Februari 2013. Sampai tanggal 1 maret okupansi Iubnya masih sangat jauh dari nilai threshold 75% dimana sampai sejauh ini sejak awal pengerjaan rehoming , tidak ada issue capacity dalam Iub Throughputnya dimana dalam lingkup transport Iub masih bisa menghandle trafik LTE dimasa mendatang Tabel 4.20 throughput RNJKT13 Periode 2 Februari 2013 – 1 Maret 2013
50
DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT13
Feb 02 2013
4,000,000.00
183,565.61
4.59
148
SAFE
RNJKT13
Feb 03 2013
4,000,000.00
162,100.23
4.05
148
SAFE
RNJKT13
Feb 04 2013
4,000,000.00
167,206.62
4.18
148
SAFE
RNJKT13
Feb 04 2013
4,000,000.00
167,206.62
4.18
148
SAFE
RNJKT13
Feb 07 2013
4,000,000.00
176,177.00
4.40
148
SAFE
RNJKT13
Feb 08 2013
4,000,000.00
180,542.11
4.51
148
SAFE
RNJKT13
Feb 09 2013
4,000,000.00
174,265.14
4.36
148
SAFE
RNJKT13
Feb 10 2013
4,000,000.00
160,908.09
4.02
148
SAFE
RNJKT13
Feb 11 2013
4,000,000.00
174,507.15
4.36
148
SAFE
RNJKT13
Feb 11 2013
4,000,000.00
174,507.15
4.36
148
SAFE
RNJKT13
Feb 14 2013
4,000,000.00
181,504.61
4.54
149
SAFE
RNJKT13
Feb 15 2013
4,000,000.00
186,640.11
4.67
149
SAFE
RNJKT13
Feb 15 2013
4,000,000.00
186,640.11
4.67
149
SAFE
RNJKT13
Feb 17 2013
4,000,000.00
172,313.14
4.31
149
SAFE
RNJKT13
Feb 18 2013
4,000,000.00
186,863.34
4.67
149
SAFE
RNJKT13
Feb 19 2013
4,000,000.00
167,762.94
4.19
149
SAFE
RNJKT13
Feb 19 2013
4,000,000.00
167,762.94
4.19
149
SAFE
RNJKT13
Feb 21 2013
4,000,000.00
168,849.84
4.22
139
SAFE
RNJKT13
Feb 22 2013
4,000,000.00
167,461.09
4.19
139
SAFE
RNJKT13
Feb 23 2013
4,000,000.00
163,442.94
4.09
139
SAFE
RNJKT13
Mar 01 2013
4,000,000.00
170,172.73
4.25
139
SAFE
RNJKT21 Di periode februari ini sampai tanggal 1 maret telah berhasil direhoming 72 nodeB dari RNJKT13 ke RNJKT21 dan 14 nodeB yang on air di bulan februari yang menjadi subordinate RNJKT21 dimana kapasitas tertinggi untuk utilisasi usernya pada tanggal 22 februari 2013 yaitu sebesar 10.87% dan masih jauh dari nilai thresholdnya yaitu 70%. Tabel 4.21 utilisasi user RNJKT21 Periode 2 Februari 2013 – 1 Maret 2013 RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
51
UTILIZATION
#TOTAL
REMARKS
(%)
NODEB
RNJKT21
Feb 02 2013
64,000.00
6,049.82
9.45
75
SAFE
RNJKT21
Feb 03 2013
64,000.00
6,357.25
9.93
74
SAFE
RNJKT21
Feb 04 2013
64,000.00
7,197.36
11.25
74
SAFE
RNJKT21
Feb 04 2013
64,000.00
7,197.36
11.25
74
SAFE
RNJKT21
Feb 07 2013
64,000.00
5,173.74
8.08
74
SAFE
RNJKT21
Feb 08 2013
64,000.00
5,802.37
9.07
74
SAFE
RNJKT21
Feb 09 2013
64,000.00
5,267.82
8.23
74
SAFE
RNJKT21
Feb 10 2013
64,000.00
4,988.65
7.79
74
SAFE
RNJKT21
Feb 11 2013
64,000.00
5,532.58
8.64
74
SAFE
RNJKT21
Feb 11 2013
64,000.00
5,532.58
8.64
74
SAFE
RNJKT21
Feb 14 2013
64,000.00
5,884.42
9.19
74
SAFE
RNJKT21
Feb 15 2013
64,000.00
5,875.56
9.18
74
SAFE
RNJKT21
Feb 15 2013
64,000.00
5,875.56
9.18
74
SAFE
RNJKT21
Feb 17 2013
64,000.00
5,623.87
8.79
74
SAFE
RNJKT21
Feb 18 2013
64,000.00
6,150.04
9.61
74
SAFE
RNJKT21
Feb 19 2013
64,000.00
6,705.00
10.48
74
SAFE
RNJKT21
Feb 19 2013
64,000.00
6,705.00
10.48
74
SAFE
RNJKT21
Feb 21 2013
64,000.00
7,089.06
11.08
86
SAFE
RNJKT21
Feb 22 2013
64,000.00
6,953.63
10.87
86
SAFE
RNJKT21
Feb 23 2013
64,000.00
6,374.18
9.96
86
SAFE
RNJKT21
Mar 01 2013
64,000.00
6,929.46
10.83
86
SAFE
Sedangkan untuk throughput iub pada tabel 4.22 sejauh ini masih aman karena maksimal hanya berkisar sebesar 7.32 % , dimana RNJKT21 sudah dipersiapkan untuk utilisasi Iub yang besar dimasa mendatang untuk sistem LTE 4G. Tabel 4.22 throughput RNJKT21 Periode 2 Februari 2013 – 1 Maret 2013 DATE
pmCapacityLimit (kbps)
IUB_THROUGHPUTM AX (kbps)
UTILIZATIO N (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNC RNJKT21
Feb 02 2013
2,000.00
114.48
5.72
75
SAFE
RNJKT21
Feb 03 2013
2,000.00
119.05
5.95
74
SAFE
RNJKT21
Feb 04 2013
2,000.00
117.62
5.88
74
SAFE
RNJKT21
Feb 04 2013
2,000.00
117.62
5.88
74
SAFE
RNJKT21
Feb 07 2013
2,000.00
109.18
5.46
74
SAFE
RNJKT21
Feb 08 2013
2,000.00
120.08
6.00
74
SAFE
RNJKT21
Feb 09 2013
2,000.00
114.06
5.70
74
SAFE
RNJKT21
Feb 10 2013
2,000.00
108.40
5.42
74
SAFE
52
RNJKT21
Feb 11 2013
2,000.00
117.11
5.86
74
SAFE
RNJKT21
Feb 11 2013
2,000.00
117.11
5.86
74
SAFE
RNJKT21
Feb 14 2013
2,000.00
121.43
6.07
74
SAFE
RNJKT21
Feb 15 2013
2,000.00
126.67
6.33
74
SAFE
RNJKT21
Feb 15 2013
2,000.00
126.67
6.33
74
SAFE
RNJKT21
Feb 17 2013
2,000.00
123.83
6.19
74
SAFE
RNJKT21
Feb 18 2013
2,000.00
125.27
6.26
74
SAFE
RNJKT21
Feb 19 2013
2,000.00
129.84
6.49
74
SAFE
RNJKT21
Feb 19 2013
2,000.00
129.84
6.49
74
SAFE
RNJKT21
Feb 21 2013
2,000.00
140.99
7.05
86
SAFE
RNJKT21
Feb 22 2013
2,000.00
145.01
7.25
86
SAFE
RNJKT21
Feb 23 2013
2,000.00
136.34
6.82
86
SAFE
RNJKT21
Mar 01 2013
2,000.00
146.43
7.32
86
SAFE
Tabel – tabel diatas merupakan data alert yang dikirimkan dari mail server XL axiata yang tersinkronisasi dengan parameter RNC dimana apabila suatu RNC hamper mendekati nilai thresholdnya , maka terdapat remark yaitu warning atau high utilize. Pada saat progress rehoming ini dinyatakan finish oleh team project management XL axiata didapat nilai sebagai berikut Tabel 4.23 Parameter user pada saat pekerjaan rehoming dinyatakan selesai RNC
DATE
pmCapacityLimit (users)
FachDchHsUsersMax (users)
UTILIZATION (%)
#TOTAL NODEB
REMARKS
RNJKT13
Mar 08 2013
20,000.00
8,190.91
40.95
139
SAFE
RNJKT21
Mar 08 2013
64,000.00
5,792.70
9.05
87
SAFE
Tabel 4.24 Parameter throughput pada saat pekerjaan rehoming dinyatakan selesai UTILIZATION (%)
REMARKS
RNC
DATE
RNJKT13
Mar 08 2013
4,000,000.00
186,469.45
4.66
139
SAFE
RNJKT21
Mar 08 2013
2,000.00
146.17
7.31
87
SAFE
4.2
IUB_THROUGHPUTMAX (kbps)
#TOTAL NODEB
pmCapacityLimit (kbps)
Analisa hasil perbandingan sebelum dan sesudah rehoming Pada grafik gambar 4.1 menunjukkan periode rehoming antara RNJKT13
to RNJKT21 dimana pada saat on air pertama kali RNJKT21 tidak mempunyai terakhir sampai saatnya eksekusi pertama kali dimulai di bulan desember dimana
53
trafik yang masuk ke dalam RNJKT21 hanya dari beberapa nodeB sampai ke bulan januari dan februari banyak nodeB RNJKT13 yang di rehoming ke RNJKT21 dimana RNJKT13 semakin lama okupansinya rendah , sampai ke batas optimal sehingga apabila ada lonjakan trafik tiba – tiba yang berlebihan RNJKT13 masih bisa menghandlenya sehingga tidak berimpact kepada layanan kepada pelanggan.
Gambar 4.2 Grafik beban user pada saat periode rehoming Grafik rehoming pada gambar 4.2 menunjukkan okupansi sejak sebelum rehoming sampai rehoming terlihat bahwa okupansi RNJKT13 berangsur – angsur menurun . walaupun begitu pada kondisi sebelum rehoming nilai throughput Iub masih jauh diatas ambang threshold RNJKT13 dimana okupansi masih <75% atau masih jauh dari 4Gbps. akan tetapi apabila okupansi user yang masuk sudah memenuhi batas maksimum maka layanan servis ke pelanggan akan mengalami impactnya.
54
Gambar 4.3 Grafik beban throughput Iub (mbps) pada periode rehoming
BAB V SIMPULAN Pada pekerjaan rehoming yang berlangsung sejak bulan November 2012 hingga maret 2013 menghasilkan tujuan load balancing yang dilakukan untuk optimalisasi transport Iub dan utilisasi pada jaringan backhaul tercapai , dimana Hasil dari proses rehoming RNJKT13 ke RNJKT21 menunjukkan penurunan
55
utilisasi user dari 89.93% menjadi 40.95% dimana kapasitas RNJKT21 yang menjadi tujuan rehoming mempunyai utilisasi sebesar 9.05%
yang mana
menjadikan RNJKT13 atau RNC awal menjadi optimal nilai utulisasi usernya karena dibawah angka 70%, Sementara untuk nilai iuB pada RNJKT13 penurunan okupansi di RNJKT 7.17% menjadi 4.66% dan di RNJKT21 mempunyai utilisasi sebesar 7.31% dimana sejak awal rehoming transport Iub masih tetap rendah utilisasinya
DAFTAR PUSTAKA
[1] Blake, Lamont V., “Antennas”, John Willey & Sons, Inc., New York, 1976. [2] Freeman, Roger L, TelecommunicationTransmission Handbook, 4th Edition, John Wiley & Sons,Inc. New York, 1998
56
[3] Budiyadi, A., Analisis Dan Optimalisasi Parameter Radio GSM, Skripsi S-1, Universitas Diponegoro Semarang, 2011 [4] Roddy, Dennis and Coolen, John, “Electronic Communication”, Prentice Hall of India, 1984. [5] Sunomo, Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel, Grasindo, Jakarta, 2004 [6] Vijay Garg. 2007. Wireless Communication and Networking. Morgan Kaufmann Publishers is an imprint of Elsevier.500 Sansome Street, Suite 400, San Francisco. [7] Seybold, John S. Ph.D. Introduction to Rf Propagation.John Wiley & Sons, Inc.2005 [8] Ray Horak. 2007. Telecommunications And Data Communications Handbook. Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey Published simultaneously in Canada. [9] Harmatos, J, Planning of UMTS core networks, Personal, Indoor and Mobile Radio Communications,2002. The 13th IEEE International Symposium, Volume 2, 15-18 Sept. 2002 Page(s):740 - 744 vol.2. [10] Roddy, Dennis and Coolen, John, “Electronic Communication”, Prentice Hall of India, 1984. [11] Ouyang, Y. and Fallah, M.H., A Study of Throughput for Iu-CS and Iu-PS Interface in UMTS Core Network. Performance, Computing and Communications Conference, 2009. IPCCC 2009. IEEE International. Dec 14-16, 2009.
57