Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
BASE LINE STUDY UNTUK MENENTUKAN PROGRAM INTERVENSI DI KAMPUNG LIO DEPOK Safitri1 Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
[email protected] 1
Abstrak Pemberian pendidikan informal keluarga dalam pendidikan dan pelatihan komunikasi pengasuhan anak sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu di RW 20 kampung Lio Depok. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mencari base line study untuk menentukan program intervensi apa yang dibutuhkan untuk warga kampung lio, khususnya untuk ibu-ibu dalam mendukung pendidikan informal dalam keluarga, yang pada akhirnya dapat membantu untuk meningkatkan taraf hidup. Kegiatan diawali dengan assesmen , diikuti engagemen dan dilanjutkan dengan persuasif yang melibatkan seluruh stake holder. Hasil baseline study menunjukkan adanya kebutuhan warga khususnya para ibu dalam meningkatkan pengetahuan, yang salah satunya adalah pengetahuan dalam berkomunikasi dalam pengasuhan anak Kata Kunci : Intervensi, komunikasi, pendidikan
satu harapan bagi warga di RW 20 Kampung Lio kelurahan Depok, kecamatan Pancoran Mas. Kampung yang terdiri dari 5 Rukun Tetangga (RT) dihuni oleh 322 keluarga dikenal sebagai daerah dengan kualitas hidup penduduknya yang rendah sebagai akibat masalah ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Untuk itu perlu dilakukan suatu intervensi untuk melakukan perubahan, yang harus didukung oleh hasil baseline study, sehingga dapat menentukan bentuk program yang tepat
Pendahuluan Kemiskinan masih merupakan salah satu masalah besar bagi bangsa Indonesia. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah melalui Program Peningkatan Pendapatan dan Menurunkan Beban Hidup Penduduk Miskin. Peningkatan pendapatan keluarga dapat dicapai melalui pendidikan formal maupun informal. Namun demikian, pendidikan bukan hanya menjadi tangung jawab Pemerintah tetapi keluarga dan masyarakat. Ketidakmampuan memberikan pendidikan yang layak sejak usia dini, anakanak dan remaja bukan hanya akan menimbulkan persoalan kenakalan remaja tapi dalam jangka panjang akan menimbulkan kemiskinan baru. Untuk melakukan perbaikan kualitas hidup maka diperlukan kegiatan intervensi dini untuk anak- anak melalui pemberdayaan komunitas. Meskipun peran orang tua (bapak dan ibu) penting dalm membina komunikasi keluarga, namun peran ibu memiliki hubungan yang istimewa, yang disebutkan oleh Bowbly (1973), bahwa kedekatan antara ibu dan anak akan mempengaruhi model mental diri anak, yaitu pandangan terhadap diri sendiri dan orang lain. Artinya, apabila ibu memilki keterampilan berkomunikasi yang baik dengan anak, maka model mental diri anak akan baik, sehingga pertumbuhan kesehatan mental anak akan lebih positif. Dengan pertimbangan pentingnya peran ibu tersebut, maka ibu-ibu dipilih sebagai target intervensi, diutamakan ibu-ibu yang mempunyai anak usia 3-6 tahun., yang merupakan masa perkembangan kemahiran bicara anak (Biddulph, 2004) Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan pada keluarga merupakan Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
Metode Penelitian Base line study dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari permasalahan di RW 20 Kampung Lio Depok dengan melakukan pengumpulan data dan melakukan analisis situasi dan kondisi setempat Kegiatan ini dimulai dari assesmen dengan metoda observasi, wawancara dan kuesioner, diikuti kegiatan engagemen dengan metoda lobbying dan focused group discussion. Selanjutnya dilakukan kegiatan persuasif dengan metoda sosialisasi, sehingga dapat dilanjutkan kegiatan intervensi yang tepat untuk kondisi yang ditemui. Proses pembuatan base line study melibatkan warga RW 20 dengan memperhatikan siapa yang menjadi stakeholders untuk mendukung perubahan sosial ini. Para stakeholders dari kegiatan ini adalah : Ibu RW Pengurus RW Ketua-Ketua RT Pendidik TK, TPA, Pengajian Rekar Organisasi Masyarakat Ketua Pokja Kelurahan
1
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
dan RW4, serta RW3 juga masuk dalam daerah Kampung Lio. Rw 20 Kampung Lio Depok (lihat gambar RW 20 kampung Lio cukup terbuka bagi 1) merupakan salah satu wilayah yang berada pada pendatang baru, apalagi sudah banyak program Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas Kota bantuan baik dari dunia pendidikan dan perusahaan Administratif Depok Kabupaten Tingkat II Bogor. pada daerah ini. Sehingga pada saat awal kedatangKampung Lio yang terkenal dengan masaan, penduduk menyambut hangat kehadiran tim, lah sosialnya, banyak dihuni oleh pendatang, diandan dapat melakukan pengamatan setiap saat ditaranya berprofesi sebagai pengemis dan pemulung. inginkan. Wilayah yang sebagian besar dihuni oleh Rw 20 merupakan bagian dari Kampung Lio yang pendatang ini, tidak tertata rapih, hanya ada satu jaterletak persis dibelakang kantor Walikota Depok, lan yang cukup luas dilalui kendaraan roda empat, dibatasi oleh rel kereta api. Di pinggir bantalan selebihnya hanya bisa dilalui roda dua. kereta api inilah mayoritas penduduk yang berData penduduk RW 20 berkenaan dengan profesi sebagai pengemis mendirikan bangunan tingkat pendidikan, usia anak-anak dan tingkat kesetidak permanen, membayar sewa pada orang terjahteraan sosial ekonomi diperoleh dari hasil survey tentu. Sedangkan daerah bagian lain dihuni oleh kader yang dilakukan untuk menyusun laporan penduduk dengan beragam profesi, dengan mayoKetua RW yang akan habis masa jabatannya seperti ritas berpenghasilan rendah. Selain RW 20, RW 19 ditunjukkan dalam Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 Tabel 1 Tingkat Pendidikan Masyarakat RW 20, Kampung Lio Frekuensi Frekuensi Kumulatif Tingkat Pendidikan “kurang dari” Jumlah % Jumlah % Tidak Tamat SD 29 9.01 29 9.01 Lulus SD 61 18.94 90 27.95 Lulus SLTP 75 23.29 165 51.24 Lulus SLTA 110 34.16 275 78.74 Lulus Perguruan 47 14.60 322 100 Tinggi Jumlah 322 100
Hasil dan Pembahasan
Dari data tabel 1 dapat disimpulkan bahwa, b) Tingkat pendidikan 51.24 % penduduk paling a) 27.95 % penduduk lulus tidak tamat sekolah tinggi SLTP dan selebihnya pendidikan dan tamat Sekolah Dasar sementara 14.60 % paling rendah SLTA penduduk lulus Perguruan Tinggi Tabel 2 Tingkat Usia Anak-Anak Masyarakat RW 20 Kampung Lio Frekuensi Frekuensi Kumulatif Usia Anak “kurang dari” (tahun) Jumlah % Jumlah % <5 95 13.53 95 13.53 7–9 105 14.96 200 28.49 10 – 15 111 15.82 311 44.31 16 – 21 391 55.69 702 100 Jumlah 702 100 Tabel .3 Tingkat Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat RW 20 Kampung Lio Tingkat Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kesejahteraan Sosial “kurang dari” Ekonomi Jumlah % Jumlah % Pra Sejahtera 9 2.84 9 2.84 Sejahtera I 89 28.08 98 30.92 Sejahtera II 122 38.49 220 69.41 Sejahtera III 85 26.81 305 96.22 Sejahtera III plus 12 3.78 317 100 Jumlah 317 100 Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
2
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
Alhamdulillah dapet juara 3. Sekarang uda nggak ada lagi kegiatan BKB. Kalau di RW 20 belum pernah ada kegiatan BKB”. Ibu Soleha ( Kader RW 20) : “Kader disini berjumlah lima orang. Sudah ada beberapa kali pelatihan di kelurahan, biasanya saya saja yang hadir. Pelatihan hanya yang berkaitan dengan pencatatan warga tentang kesehatan, buta askara, gizi..Kepingin juga kalau ada pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan keluarga. Boleh saja ada pelatihan di acara pengajian saya. Alhamdulillah setiap sore dan malam hari anak-anak dan ibu-ibu bergantian datang mengaji. Nanti kalau ibu mau adain acara, saya akan ajak mereka khusus pada hari tertentu semuanya ngumpul. Nggak apa hari itu pengajiannya dikurangi, biar nggak kemalaman pulangnya”. Bapak Asroi( Ketua RT 3): “Mayoritas penduduk di sini permasalahnnya perekonomian bu. Masih banyak warga yang tidak punya pekerjaan, dan kalau yang sudah bekerja penghasilan masih dibawah UMR. Bayangin bu..kadang dihitung-hitung bisa kurang dari $2 perhari, jauh kan dari yang diharapkan. Ibu-ibu memang sangat aktif di pengajian, hampir tiap hari ada pengajian disini. Sayangnya sering prakteknya tidak benar. Sehabis ngaji, pulang ke rumah, bicara dengan suami suka seenaknya. sama anak juga sering membentak”. Ibu Upi (warga): “Kadang-kadang memang ga terasa juga bu kita sering marahin anak. Maklum ekonomi sekarang lagi begini. Duit ga punya, anak minta yang nggak-nggak. Langsung deh, naik ke kepala.Kadang kasihan juga anak dimarahin, tapi gimana lagi. Susah mengendalikan emosi”. Ibu Nurlaela( Ketua RW baru): “Saya tidak tahu kenapa terpilih jadi ketua RW, Memang Saya aktif di setiap pengajian yang ada. Saat ini isi pengajian baru pada mengaji Al-Quran dan ilmu Agama. Bisa aja kalau diisi dengan pengetahuan tentang keluarga. Kan mereka butuh juga. Kalau dari Kelurahan setahu saya belum ada. Bagus juga kalau adek-adek mau melakukan kegiatan penambahan keterampilan untuk warga”.
Deskripsi Kebutuhan dan Harapan Warga Kampung Lio Ada beberapa cara yang telah dilakukan dalam mengumpulkan kebutuhan dan harapan dari warga kampung lio, yaitu :
Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang terdapat dalam komunitas yang dijadikan sasaran perubahan. Pengamatan sudah dimulai sejak Nopember 2007, melalui pengamatan secara langsung dan alat bantu kamera digital untuk memperoleh gambaran sebagai berikut : 1. Bagaimana keadaan limgkungan fisik RW 20 2. Bagaimana keadaan fisik rumah warga 3. Ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum bagi warga 4. Bagaimana kehidupan sehari-hari warga Wawancara Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang dimilki individu dan bersifat subyektif serta dimaksudkan untuk menggali lebih dalam lagi mengenai topik permasalahan. Wawancara dengan penduduk dilakukan sejak bulan Nopember 2007. Wawancara dilakukan terhadap stakeholders dan warga, diantaranya Ketua RW, Ketua RT, Kader PKK RW, Kader PKK Kelurahan dan warga, dengan hasil beberapa wawancara sebagai berikut : Bapak Nyanyang ( Ketua RW 20 lama ): “Kami terbuka pada program-program bantuan yang datang. Kami juga tidak tahu kenapa RW 20 sering menjadi tempat pilihan. Sudah pernah ada dari UI, Perusahaan, bahkan pernah ada Perusahaan dari Bandung. Tapi saya heran, kenapa banyak program khusus diberikan pada kelompok komplek (pengemis), dan belum banyak perubahan. Salah satu contoh yang masih kelihatan, dulu ada seorang artis yang kasih bantuan buku perpustakaan untuk anak-anak komplek. Sekarang liat tuh, nggak kepakai..numpuk berdebu di Musholla. Kayanya mereka udah susah berubah. Enak kali, soalnya pendapatan mereka cukup besar, kalah penghasilan kita”. Ibu Onah ( Kader PKK RW): “Kegiatan Posyandu kelurahan Depok sudah baik. Saya jadi kader sejak tinggal di RW 19, sudah aktif hampir 20 tahun. Nggak tau masih kepake. Sekarang membawahi Pokja 1, bagian keagamaan...Kalau BKB dulu sudah pernah di tingkat kelurahan, tapi baru 3 kelompok yang terbentuk. Sudah pernah ada kegiatan lomba lagu BKB, dan saya ikut. Eh Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
Kuesioner Pengisian kuesioner juga dilakukan untuk melengkapi data. Mengingat target perubahan mayoritas berpendidikan dibawah SMA dan fokus pada ibu-ibu, maka dibuat kuesioner dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan penggunaan jawaban sederhana antara “ Ya dan Tidak “ saja. Kuesioner pertama dibuat oleh tim tentang permasalahan yang 3
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
berkaitan dengan ibu, anak dan lingkungan pada 20 wawasan tentang komunikasi. Hasil rangkuman ibu-ibu setelah melakukan pengajian yasinan di jawaban dapat dilihat pada Tabel 4. rumah Ketua RW lama dan mendapat sedikit Tabel 4 Hasil Penjajakan Awal Tentang Permasalahan yang Berkaitan dengan Ibu, Anak dan Lingkungan No PERTANYAAN : Apakah Ibu..... Ya Tidak 1 Tahu saat anak sedang marah 17 2 2 Tahu saat anak sedang senang 18 2 3 Suka mengatakan pada anak “dasar anak malas” 12 8 Suka mengatakan pada anak “tumben mau nyapu, pantesan aja turun 4 14 6 Hujan ” Suka mengatakan pada anak “ayo belajar, nanti kalau belajar ibu 5 4 15 belikan kue” 6 Tahu tentang bercerita pada anak 11 9 Tahu anak-anak makin cerdas kalau sering mendengar cerita 7 12 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Mementingkan beli buku bacaan untuk anak Pernah mengajari agama melalui bercerita Suka bermain dengan anak Tahu tentang pendidikan anak usia dini Membeli mainan karena anak suka Membeli mainan karena mainan tersebut berguna Tahu bermain sambil belajar Memaksa anak usia dini untuk membaca menulis dan menghitung Tahu tentang kesehatan untuk anak Tahu tentang imunisasi & gizi Tahu bahwa kebersihan penting untuk kesehatan anak Rajin ke dokter untuk periksa kesehatan anak Membiarkan anak bermain di tempat yg kotor
5 15 17 1 16 8 12
15 5 3 18 4 11 8
11
9
11 12 19 17 1
9 8 1 3 19
Inventarisasi lebih dalam tentang dan meminta masukan tentang masalah dan pendidikan anak, pengaruh lingkungan komplek, keterampilan keluarga yang dibutuhkan dari gaya komunikasi, keterampilan orang tua didapat responden. Hasil rangkuman jawaban ditunjukkan dari kuesioner dengan jawaban “Ya” dan “Tidak” pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 Pendidikan anak, Pengaruh Lingkungan Komplek,Gaya Komunikasi dan Keterampilan Orang tua No PERTANYAAN : Ya Tidak 1 Apakah Ibu ingin anak bisa sekolah sampai tinggi 24 2 2 Apakah Ibu membiarkan jika anak sudah tidak mau 4 22 sekolah lagi 3 Apakah anak Ibu pernah bertanya tentang kelompok 18 8 Komplek Apakah anak-anak mulai terpengaruh dengan kehidupan 6 20 4 anak Kompek 5 Apakah anak selalu menurut atas perintah/saran Ibu 18 8 6 Apakah Ibu sering mengomel dengan kelakuan anak 25 1 Apakah Ibu pernah merasa terganggu dengan warga 7 6 20 komplek 8 Apakah anak sering melawan kalau diminta belajar 16 10 9 Apakah pernah belajar khusus untuk mendidik anak 2 24 10 Apakah Ibu ingin mendapat tambahan pengetahuan 26 0 11 Apakah Ibu setuju jika dalam pengajian diisi pengajaran 26 0 pendidikan keluarga 12 Apakah Ibu membantu dalam mencari nafkah keluarga 15 11 Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
4
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
Tabel 6 Masalah Yang Dihadapi dan Pelatihan Yang Diingikan No 1
Pelatihan Yang Diinginkan Menjadi ibu yang baik dan benar dalam mendidik anak Manajemen keluarga untuk menambah penghasilan Pengajian Bimbingan Tugas rumah tangga Mendidik agar anak mengaji Cara komunikasi pada anak Mendidik anak mandiri Cara menahan emosi Pendidikan hak perempuan
2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
No
Masalah
Jumlah
8
1
Perekonomian
10
5
2
Kenakalan anak/ Remaja
5
4 3 2 1 1 1 1
3 4 5 6 7 8
Kebanjiran Saluran air Kesehatan lingkungan kotor Lingkungan sempit Sampah Bermasyarakat
4 2 2 1 1 1
semua ketua RT, tokoh masyarakat, pendidik, kader, dimana dilakukan analisa SWOT (kekuatan, Focused-Group Discussion kelemahan, peluang dan ancaman) mengenai Untuk mempertajam gambaran pengertian lingkungan RW 20 dengan membagi peserta atas 3 dan pendefinisian masalah maka dilakukan focusedkelompok. Rangkuman hasil diskusi masing-masing group discussion ( FGD ) bersama beberapa warga kelompok tentang kekuatan dan kelemahan serta yang dipilih berkaitan dengan beberapa topik yang peluang dan ancaman dirangkum dalam satu khusus. Terpilihnya ketua RW 20 yang baru , kesimpulan dapat ditunjukkan dalam Tabel 7 dan memudahkan pengumpulan warga, dan FGD Tabel 8. dilakukan pada tanggal 25 Februari 2007. Hadir Tabel 7 Kekuatan dan Kelemahan Lingkungan RW 20 No 1
Kekuatan Kegiatan keagamaan RW 20 tinggi ( adanya beberapa Majelis Ta’lim yang aktif hampir setiap hari dalam satu minggu)
No 1
2
Warga cukup kompak, saling mendukung akan permasalahan dan program yang disepakati Pengurus RT dan RW yang solid, dengan kepedulian yang tinggi terhadap warga
2
4
Pengurus RT dan RW yang solid, dengan kepedulian yang tinggi terhadap warga
4
5
Banyak lembaga pendidikan yang sudah berdiri, dan bantuan pendidikan seperti BOS yang sudah terlaksana Organisasi masyarakat : Posyandu, PKK, Yayasan Yatim dan Warga Siaga berjalan lancar
3
6
3
Kelemahan Rendahnya tingkat perekonomian warga, dimana banyak warga mempunyai penghasilan rendah. Bahkan ada warga yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan makanan untuk harian Pendidikan, baik dalam motivasi atau sarana dan prasarana kurang Kurangnya perhatian terhadap kesehatan. Kondisi perumahan dan lingkungan mengurangi kepedulian masyarakat akan kesehatan Komunikasi antar warga sering tidak nyambung, dimana faktor keterampilan/cara berkomunikasi warga menjadi salah satu penyebabnya
Tabel 8 Peluang dan Ancaman Lingkungan RW 20 No 1
2
3
Peluang Adanya subsidi pemerintah untuk pendidikan. Bantuan BOS disekolah sudah bisa terealisir, walau masih banyak yang belum mendapatkan Banyak intervensi dari mahasiswa, baik dalam pengajaran ataupun tambahan keterampilan, yang sebagian besar terkait dengan kesehatan Intervensi kesehatan dari pemerintah seperti pengobatan gratis sudah sering dilakukan
No 1
2
3
4
Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
5
Ancaman Adanya rentenir yang bertambah subur karena perekonomian yang menekan warga. Banyak warga terpaksa harus berurusan dengan rentenir untuk mengatasi masalah keuangan mereka Bahaya narkoba dan kenakalan remaja sudah mulai terlihat. Bertambahnya anak yang putus sekolah meningkatkan jumlah terlibatnya remaja dalam kenakalan, bahkan narkoba Urbanisasi, khususnya pada RT 05 tidak bisa dikendalikan. Banyaknya pendatang yang bergantian tidak bisa terdata. Keberadaan mereka di dukung orang yang menyewakan tanah Infra struktur kurang baik
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
RT, kader PKK tingkat RW dan kelurahan, beberapa warga di RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05. Rangkaian kegiatan dapat dilihat pada rangkuman jurnal kunjungan ke RW 20 kampung Lio Depok di lampiran Pengumpulan informasi dan baseline data dilakukan melalui pengamatan, wawancara, kuestioner dan focus-group discussion. Dari rangkaian kegiatan, maka dapat dirangkum permasalahan yang ada di RW 20 Kampung Lio terkait dengan masalah pendidikan dan sikap orang tua terhadap pendidikan dan parenting seperti ditunjukkan dalam Tabel 9
Dokumentasi dan Arsip Data penduduk berkenaan dengan tingkat pendidikan, usia anak-anak dan tingkat kesejahteraan sosial ekonomi diperoleh dari hasil survey kader yang dilakukan untuk menyusun laporan Ketua RW yang akan habis masa jabatannya seperti ditunjukkan dalam Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3
Pembahasan Hasil Baseline Study Baseline study dilakukan dari bulan Nopember 2006 hingga Februari 2007 di RW 20 Kampung Lio dengan melibatkan sejumlah nara sumber antara lain ketua RW lama dan baru, ketua Tabel 9 Rangkuman Hasil Baseline Study Waktu Nov 2007
Des 2007
Kegiatan Bertemu Ketua RW 20 lama(Bp Nyanyang), Ke tua RT05 lama. 1. Bertemu ketua RW 20 2. 3.
4. 5.
Melakukan Transek Mengisi acara dalam pengajian, dan menyebarkan kuesione Kunjungan acara Posyandu Nuri Mencari data ke Bappeda, Kelurahan,Dinas Pemberda yaan Masyarakat
Metoda Wawancara
Hasil
a. Informasi perilaku warga RT05 yang berprofesi pengemis. b. Ketua RT & RW merasa menyerah untuk masalah profesi pengemis
Wawancara
Informasi tentang masalah utama yang masih berkisar ekonomi dan pendidikan rendah
Observasi
Mendapatkan peta RW 20 ( RT 1 s/d RT 5)
Permainan, Mengisi kustioner Observasi Wawancara Wawancara
Mendapat data survey awal dari ibu-ibu pengajian untuk melihat permasalahan yang berkaitan dengan ibu, anak dan lingkungan
a. Mendokumentasi kegiatan Posyandu b. Melihat komunikasi ibu dan anak
yang sering memaksa dan
memarahi anak
c. Mendapat data kader Posyandu dan kegiatan yang telah dilakukan a. Bappeda mengharapkan program yang terintegrasi b. Pemberdayaan masyarakat belum terlaksana baik di RW 20 c. Lokasi Komplek adalah bagian dari squatter
Feb 07
1. 2.
Bertemu ketua RW 20 baru ( ibu Nurlaela) Melihat kegiatan Posyandu di rumah RW baru, mencari data penunjang dari kader dan warga
Wawancara Wawancara
Ketua RW sangat terbuka dengan kedatangan kelompok
a. Pokja
I kelurahan menyambut baik kalau ada kegiatan di Majlis
Ta’lim
b. Di kelurahan Depok baru terbina 3 kelompok BKB, dengan kegiatan sebatas lomba lagu BKB
c. Mendapat data penunjang hasil kuestioner tentang pendidikan anak, pengaruh lingkungan komplek, gaya komunikasi dan keterampilan orang tua
3. 4.
5.
Maret 2007
Hadir pada kegiatan Majlis Talim PKK Bertemu dengan stakeholders : Pengurus RW dan RT, Tokoh masyarakat, Tokoh pendidik, Kader PKK Kelurahan Hadir pada pertemuan PKK Kelurahan
Pemantapan intervensi
program
Majlis Ta’lim PKK FGD Observasi dan wawancara
Pengajian Majlis Ta’lim cukup terbuka dengan sisipan menambah pengetahuan di luar materi pengajian
acara untuk
a. Diperoleh
hasil SWOT, dimana kelemahan utama adalah ekonomi, pendidikan, kesehatan dan komunikasi.
b. Ancaman terhadap generasi muda, dari bertambahnya jumlah putus sekolah dan keterlibatan dalam kekerasan dan narkoba.
c. Direncanakan
bahwa program intervensi yang diambil adalah intervensi dini yang berfokus pada masalah anak, melalui pendidikan informal pada keluarga dan pendidik Aktifitas dan antusias kader cukup tinggi, mayoritas pada kegiatan Posyandu Observasi, Wawancara dan Kuestioner
a. Menjumpai banyak orang tua berkomunikasi
dengan ucapan kasar, emosi tinggi dan kurang memotivasi dalam pendidikan
b. Keputusan untuk fokus pada masalah sikap dan perilaku ibu dalam komunikasi pengasuhan anak diterima ibu RW, Ketua RT dan Para Pendidik TK dan TPA
c. Program Sosialisasi akan dilakukan terlebih dahulu untuk membuka wawasan warga akan pentingnya komunikasi yang baik dengan anak
d. Pelatihan
awal kelompok satu untuk menguji modul mulai
dilakukan April 2007
Pemantapan intervensi
program
Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
Wawancara
a. b.
Pemilihan tempat sosialisasi Edukasi disepakati untuk ibu– ibu yang telah ikut sosialisasi dan mempunyai anak usia 3-6 tahun
6
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Depok & Badan Kemitraan Ventura UI : “Pembuatan Perencanaan Penanganan Squatter Kota Depok”, Bappeda Depok, Depok 2005.
Kesimpulan Dari hasil base line study di Kampung Lio, maka diperoleh deskripsi dari warga Kampung Lio adalah sebagai berikut, (1) 51.25 % penduduk tidak tamat SD, lulusan SD dan SLTP.; (2) 71 % penduduk terdiri dari keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I dan Keluarga Sejahtera II.;(3) Sekolah yang tersedia di lingkungan hanya MI Assuhada dan SMP Harapan Bangsa yang berada pada satu lokal dengan kualitas rendah. Pada tahun 2006 seluruh siswa SMP Harapan bangsa yang 90% siswanya berasal dari RW 20 tidak lulus ujian negara.; (4) Posisi antara rumah yang saling berdekatan dengan saluran air disekitar perumahan yang tidak dikelola dengan baik.; (5) Penduduk di RT 05 / RW20 mayoritas berprofesi sebagai pengemis, yang tinggal disekitar rel kereta api di atas tanah yang disewa dalam bilik sederhana walaupun dilengkapi dengan peralatan elektronik lengkap seperti TV,DVD, kulkas dan dispenser.(6) Program kemasyarakatan yang didanai pemerintah seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Balita(BKB), Bina Keluarga Mandiri (BKM) belum pernah dibentuk. Hasil deskripsi yang terkait dengan kebutuhan warga adalah; (1) Banyaknya jumlah anak-anak dibawah usia 9 tahun yaitu 120 anak, terdiri dari usia Balita 95 anak, dan usia 6-9 tahun 105 anak. Usia ini adalah merupakan rentangan usia terbaik dilakukannya intervensi dini; (2) Kurangnya pengetahuan para orang tua dalam komunikasi dengan anak, sehingga sering terdengar percakapan yang disertai ancaman, mencap anak (nakal, bodoh, tolol dsb), dan juga kata-kata kotor. Hal ini akan sangat mengganggu dalam masa usia dini, sebab anak yang sedang berkembang dan belajar menjadi manusia utuh akan mudah tak percaya diri karenanya; (3) Adanya pengaruh ekonomi terhadap emosi orang tua, yang meningkatkan tingkat stres, sehingga banyak orang tua cepat marah, dan mudah menghukum.; (4) Dari hasil focused group discussion warga, komunikasi merupakan salah satu kelemahan selain ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Kenakalan remaja dan narkoba menjadi bagian ancaman yang dikhawatirkan.; (5) Terdapatnya beberapa Taman KanakKanak dan Taman Pengajian Al-Qur’an yang sudah berjalan dan dapat digunakan untuk melakukan kegiatan intervensi berupa pertemuan atau pelati-han; (6) Kegiatan Majlis Ta’lim dan Pengajian Lekar yang telah berjalan secara rutin; (7) Adanya seorang Ibu yang pada bulan Februari 2007 terpilih sebagai ketua RW yang selalu aktif dan mendukung aktifitas pemberdayaan masyarakat dengan pendamping seorang suami yang mantan ketua Rukun Tetangga, dan dapat diharapkan menjadi motor penggerak bagi pemberdayaan komunitas.
Biddulph Steve, “The secret of Happy Children”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Biro
BKKBN,“Modul Bina Jakarta, 1989.
Keluarga
dan
Balita”,
BKKBN “Laporan Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan”, BKKBN, Direktorat Pelaporan dan Statistik, Jakarta, 2000. Brooks Jane “Parenting (3th edition)”, Mayfield Publishing Company, Toronto, 2001. David W Johnsons & Frank P Johnson(2006): “Joining Together-Group Theory and Group Skills”, Pearson Education Inc, United State of America, 2006. Deaux, Kay Dane, Francis C & Wrightman, Lawrence S “Social Psychology in the 90’s (6th edition)”, Brooks/Cole Publishing Company, California: 1993. Donny Cleopatra dkk, “Final Report Hasil Survey Kelurahan Depok (Kecamatan Pancoran Mas)”, Departemen Sipil FT-UI, Depok, 2004. Gordon Thomas, “PET (Parent Effectiveness Training)”, Peter H Wyden Publisher, New York, 1973. Hainah Ellydar (Desember 2003): “Laporan Hasil Review Modul Pelatihan Kader BKBPosyandu”, Jakarta, 2003. Katherina Camelia “Upaya Mengoptimalkan Kemampuan Kelompok Ibu Peduli Dalam Mendidik Anak Dini Usia (3-6 Tahun)”, Pasca Sarjana Fakultas Psikologi UI, Jakarta, 2005. Oskamp, S dan Schultz PW “Applied Social Psychology”, Prentice Hall, New Jersey, 1998. Patmodewo S, SC Utami Munandar (ed): “Intervensi Dini Suatu Usaha Alternatif
Daftar Pustaka Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
Pelayanan Program Integrasi-PusDiklat Tenaga Program “Panduan Orientasi Bina Keluarga Balita”, BKKBN, Jakarta, 1990.
7
Base Line Study Untuk Menentukan Program Intervensi Di Kampung Lio Depok
Guna Meningkatkan Kualitas Bangsa dalam Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi”, UI-Press, Jakarta, 2001. Rakhmat Jalaluddin, “Psikologi Komunikasi”, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996. Robert Chambers “PRA (Participatory Rural Appraisal)-Memahami Desa Secara Partisipatif”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1996. Soebandono Joni P “Pemberdayaan komunitas desa Tegalgede melalui pengembangan agen perubahan”, Pascasarjana Psikologi Universitas Indonesia, Depok, 2006. Tresnahati Ashar, Sri dkk “Laporan Kelompok Pelatihan Komunikasi Ibu Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi”, Jakarta: Pasca Sarjana Fakultas Psikologi UI, Jakarta, 2007. Wibowo dkk “Materi Pokok Psikologi Sosial”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka, Jakarta, 1988. Yayasan Kita dan Buah hati “Modul KPA untuk peserta TOT”, Yayasan Kita dan Buah Hati, Jakarta, 2001. Zaltman, Gerald, Kotler, Philip, & Kaufman, Ir, “Creating Social Change”, Holt, Rinehart and Winston, Inc, New York, 1972.
Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 1, Juni 2010
8