SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
KATA PENGANTAR Buku Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta. Dengan ketersediaan data dan informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di Daerah maupun di Pusat, dan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun program berbasis data dan informasi, serta akan meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 274, Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah. Dengan pengoptimalan dan peningkatan sistem informasi pemerintah daerah akan memperkuat kerja sama baik antar Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat. Data yang tersaji dalam buku ini merupakan data yang terekam sampai dengan Bulan Desember tahun 2016, sehingga secara bertahap selalu diusahakan pembaharuannya serta penyempurnaan kualitas maupun kuantitasnya. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, diucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut sehingga kualitas data dan informasi yang tersaji akan semakin baik.
Surakarta, Agustus 2017 Kepala Bapppeda Kota Surakarta
Ir. AHYANI, MA Pembina Utama Muda NIP. 19631123 199003 1 009
Bapppeda Kota Surakarta
i
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................i Daftar Isi .................................................................................................. ii BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................... 2 B. Dasar Hukum........................................................................ 2 C. Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat ............................... 4 D. Ruang Lingkup Data ............................................................. 5 BAB II Selayang Pandang Kota Surakarta ............................................ 6 A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta ..................................6 B. Visi dan Misi Kota Surakarta Tahun 2016 – 2021 ................. 8 BAB III Geografi dan Pemerintahan .................................................... 10 A. Geografi ............................................................................... 10 1. Lahan persawahan...................................................... 11 2. Lahan Kering ................................................................ 12 B. Pemerintahan .................................................................... 14 1. Organisasi Pemerintahan ............................................ 14 2. Pegawai Negeri Sipil .................................................. 14 3. Pejabat Struktural dan Fungsional ............................... 15 BAB IV Sosial Budaya ........................................................................... 17 A. Kependudukan .................................................................... 17 1. Jumlah Penduduk .........................................................18 2. Komposisi Penduduk ....................................................18 3. Sebaran Penduduk .......................................................19 4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan ........................20 B. Kesehatan ............................................................................ 23 1. Sarana Kesehatan ....................................................... 24 2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan .... 27 3. Tenaga Kesehatan ....................................................... 28 C. Pendidikan............................................................................. 28 D. Kesejahteraan Sosial............................................................ 35
Bapppeda Kota Surakarta
ii
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
E. Keagamaan ........................................................................... 37 BAB V Sumber Daya Alam ..................................................................... 38 A . Pertanian .......................................................................... 38 B . Pertambangan dan Energi ................................................ 41 C . Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan .............. 41 BAB VI Infrastruktur ............................................................................... 43 A. Perumahan dan Permukiman .......................................... 43 B. Pekerjaan Umum.............................................................. 44 C. Pariwisata ......................................................................... 46 D. Perhubungan dan Transportasi ....................................... 48 BAB VII Ekonomi .................................................................................... 49 A. B. C.
Industri ........................................................................... 49 Perdagangan................................................................... 51 Lembaga Keuangan dan Koperasi ................................ 52
BAB VIII Keuangan Daerah .................................................................... 54 A . PDRB ............................................................................ 54 B. C. D. E.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ...... 58 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ..................................... 58 Pajak Daerah .................................................................. 59 Dana Perimbangan ........................................................ 60
BAB IX Politik, Hukum dan Keamanan ................................................. 61 A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik ....................... 61 B. Hukum ............................................................................. 62 C. Keamanan ....................................................................... 63 BAB X Insidensial ................................................................................... 65 A. Penyakit Menular ............................................................ 65 BAB XI Penutup ...................................................................................... 66
Bapppeda Kota Surakarta
iii
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang dipertegas dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi
pembangunan
Daerah.Dalam
rangka
mendukung
penyediaan data dan informasi hasil pembangunan, maka dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal penyediaan database yang dikemas dalam bentuk Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD). SIPD adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil daerah untuk mendukung perencanaan, pengendalian dan analisis kinerja pembangunan daerah dengan memanfaatkan
teknologi
informasi.
Pengembangan
data
dan
informasi profil daerah, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah, komunikasi data dan informasi antar daerah, dan antara daerah dengan pusat. Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini merupakan sistem informasi berbasis Website yang menyajikan data base pembangunan daerah yang menggambarkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki daerah. Data ini bersumber dari perangkat daerah dan instansi terkait. SIPD ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan stakeholder untuk mencari informasi tentang perkembangan dan potensi yang ada di daerah. Selain itu SIPD ini diharapkan bisa menjadi satu-stunya Pintu Gerbang penghimpun, penyedia data yang akurat dan terbaru untuk perencanaan daerah.
Bapppeda Kota Surakarta
1
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah mencakup 8 kelompok data, meliputi: Data Umum; Sosial Budaya; Sumber Daya Alam; Infrastruktur; Industri, Perdagangan, Keuangan, Koperasi Usaha dan Investasi; Ekonomi dan Keuangan; Politik, Hukum, dan Keamanan serta Insidental dari setiap SKPD maupun instansi pemerintah lainnya. Pengelompokan kedalam 8 Jenis kelompok data tersebut merupakan standar yang terdapat dalam SIPD sehingga daerah-daerah lain di Indonesia yang melaksanakan pendataan dalam kemasan SIPD juga melaksanakan pendataan dalam 8 jenis kelompok data dengan harapan bahwa kondisi masing-masing daerah dapat dibandingkan secara nasional. Sistem Informasi Pembangunan Daerah pada dasarnya memiliki nilai yang sangat strategis bagi kepentingan Pusat dan Daerah, apabila
keseluruhan aspek data yang
telah ditetapkan dapat
dipenuhi. Karena di dalamnya, SIPD berisi data-data mendasar yang mampu memberikan gambaran Pembangunan Daerah. Sehingga berbagai potensi daerah yang ada, dapat dikembangkan lebih lanjut kearah yang lebih tepat dalam rangka mendukung eksistensi daerah yang bersangkutan. B . Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kota Surakarta ini adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Bapppeda Kota Surakarta
2
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25); d. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); f. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 57); g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah;
Bapppeda Kota Surakarta
3
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016 C . Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat Maksud : 1. Menyediakan data dan informasi sebagai dasar kebijakan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah; 2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola kerjasama berbasis data dan informasi; 3. Menyempurnakan dan mengupdate data base profil/pembangunan daerah Kabupaten/Kota yang menggambarkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki Kabupaten/Kota secara series
Tujuan : 1. Menyediakan data bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan 2. Mewujudkan perencanaan pembangunan berbasis data
Sasaran : menyediakan analisis data dan informasi 8 kelompok data pembangunan daerah yang komprehensif sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan daerah.
Manfaat : 1. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan 2. Memetakan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi. 3. Sebagai masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan. 4. Mendukung pelaksanaan evaluasi pembangunan daerah. 5. Mendukung promosi potensi daerah.
Bapppeda Kota Surakarta
4
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016 D . Ruang Lingkup Data Ruang Lingkup Materi Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini adalah analisa indikator terdiri dari delapan kelompoktime serties 5 (lima) tahun, yaitu: 1) Data
Umum
mencakup
data
geografi
dan
pemerintahan,
demografi penduduk 2) Data sosial budaya mencakup, pendidikan, kesehatan, agama, dan kesejahteraan sosial. 3) Sumber daya alam (SDA) mencakup pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, peternakan, perkebunan; pertambangan dan energy; lingkungan hidup, tata ruang & pertanahan. 4) Data infra struktur mencakup perumahan dan permukiman; pekerjaan umum; pariwisata, pos, telekomunikasi & informatika; perhubungan, dan transportasi. 5) Data Ekonomi mencakup industri, perdagangan, koperasi, usaha, dan investasi; dan BUMD, Perbankan daerah dan Lembaga Keuangan Daerah 6) Data Keuangan Daerah mencakup pengelolaan asset / barang daerah; produk domestik regional bruto (PDRB), APBD, pajak, dana perimbangan, PAD, Pinjaman daerah, retribusi daerah. 7) Data politik, hukum & keamanan mencakup politik dalam negeri & pengawasan; hokum; keamanan dan ketertiban masyarakat 8) Data insidensial mencakup pengungsi, bencana alam, penyakit menular, pencurian ikan; pembakaran hutan; dan pencuridan dan penyelundupan kayu
Bapppeda Kota Surakarta
5
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB II SELAYANG PANDANG KOTASURAKARTA
A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta Kota Surakarta didirikan tahun 1745, yang ditandai dengan dimulainya pembangunan Keraton Kasunanan sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan Mas Gerendi Kuning)
yang
didukung
orang-orang
Tionghoa
guna
(Sunan melawan
kekuasaan Pakubuwono (PB) II yang bertahta di Kartasura Tahun 1742. Sunan Kuning juga dibantu oleh kerabat-kerabat Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang mengadakan kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung pemberontakan tersebut adalah Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu diberikan oleh Keraton Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Akibat dari pemberontakan ini Raja Paku Buwono II terdesak mundur hingga ke Jawa Timur tepatnya di wilayah Ponorogo. Paku Buwono II meminta bantuan Belanda yang diwakili oleh VOC untuk menumpas pemberontakan ini. Dengan bantuan pasukan Kompeni di bawah pimpinan Mayor Baron Van
Hogendrof
serta
Adipati
Bagus
pemberontakan berhasil dipadamkan, dan
Suroto
dari
Ponorogo
Kartasura bisa direbut
kembali namun keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Raja Sunan Pakubuwono II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo dengan dibantu pasukan Belanda J.A.B. Van Hogendorf berusaha untuk mencari lokasi ibu kota kerajaan yang baru. Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural, Paku Buwono II memilih Desa Sala – sebuah desa di tepi sungai Bengawan Solo-sebagai daerah yang terasa tepat untuk membangun istana yang baru. Sejak saat itulah, desa Sala segera
Bapppeda Kota Surakarta
6
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Pembangunan kraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan
kayu jati dari kawasan Alas
Donoloyo, hutan di daerah Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya). Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah Tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada Tanggal 15 Juli 1946 dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, kemudian ditetapkanlah tanggal 16 Juni 1946 sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Secara de facto sejak tanggal 16 Juni 1946 tersebut Pemerintah Daerah
Kota
Surakarta berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, sekaligus
menghapus
kekuasaan
kerajaan
Kasunanan
dan
Mangkunegaran (Sumber: Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12). Dilihat dari sisi perkembangan Pemerintahan di Kota Surakarta, periode pemerintahan secara umum dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12): 1) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu mulai tanggal 16 Juni 1946 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.16 Tahun 1947, yang ditetapkan pada tanggal 5 Juni 1947. 2) Periode Pemerintahan Haminte Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.16 Tahun 1947 sampai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli 1948. 3) Periode Pemerintahan
Daerah
Kota
Surakarta,
yaitu
sejak
berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1948, yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli 1948 sampai dengan berlakunya UndangUndang No.1
Tahun 1957, yang ditetapkan pada tanggal 18
Januari 1957.
Bapppeda Kota Surakarta
7
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
4) Periode Pemerintahan Daerah Kotapraja Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.1 Tahun 1957 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.18 Tahun 1965, yang ditetapkan pada tanggal 1 September 1965. 5) Periode
Pemerintahan
Kotamadya
Surakarta,
yaitu
sejak
berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 sampai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tanggal 4 Mei 1999. 6) Periode Pemerintahan Kota Surakarta,
yaitu sejak berlakunya
Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 7) Periode Pemerintahan Kota Surakarta,
yaitu sejak berlakunya
Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sampai sekarang.
B. Visi dan Misi Kota Surakarta Tahun 2010-2016 Berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta Tahun 2016 – 2021, Visi WalikotaWakil Walikota Surakarta terpilih Tahun 2016-2021, ditetapkan sebagai visi pembangunan jangka menengah daerah Kota Surakarta Tahun 2016–2021 adalah :
Misi
Kepala
Daerah
Terpilih
tahun
2016-2021
adalah
“Mewujudkan Masyarakat Surakarta yang Waras, Wasis, Wareg, Mapan, dan Papan.” Penjabaran misi RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016-2021 dilakukan dengan meyelaraskan misi kepala daerah terpilih
Bapppeda Kota Surakarta
8
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
dengan misi RPJPD Kota Surakarta Tahun 2005-2025. Penjabaran misi pembangunan Kota Surakarta Tahun 2016-2021 dirumuskan sebagai berikut: 1.
Waras Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani dalam lingkungan hidup yang sehat.
2.
Wasis Mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkualitas, berdaya saing, mandiri, dan berkarakter menjunjung tinggi nilai–nilai luhur dan melestarikan warisan budaya daerah.
3.
Wareg Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri, dan berkeadilan mampu memenuhi kebutuhan dasar jasmani dan rohani.
4.
Mapan Mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter, dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan, dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, responsif dan melayani.
5.
Papan Mewujudkan Surakarta nyaman melalui pemenuhan kebutuhan perumahan
dan
permukiman,
tempat
untuk
berusaha
dan
berkreasi, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum perkotaan yang berkeadilan, serta berwawasan kependudukan, lingkungan, dan budaya.
Bapppeda Kota Surakarta
9
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN A. Geografi Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan pegunungan
Lawu Merapi
dan dengan
ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut, terletak di antara 110°45'15" - 110° 45'35" Bujur Timur dan 7°36’- 7°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. Kota Surakarta di bagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukoharjo, bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo, bagian utara dibatasi oleh Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 51 wilayah kelurahan. Dengan luas sekitar 4.406 ha, Kota Surakarta memiliki lahan yang cukup datar dimana 3.537 ha atau 80,3 % berupa lahan dengan kemiringan 0-2%, sedangkan sisanya 866 ha atau 19,7% berupa lahan bergelombang dengan kemiringan 2-15%. Luasan setiap kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Bapppeda Kota Surakarta
10
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan RW RT (Ha) 1. Laweyan 11 105 457 863,83 (19,61%) 2. Serengan 7 72 312 319,4 (7,25%) 3. Pasar Kliwon 9 100 422 481,52 (10,93%) 4. Jebres 11 151 646 1258,18 (28,57%) 5. Banjarsari 13 176 877 1481,1 (33,63%) Total 51 604 2714 100% Sumber : Bag.Pemerintahan Setda Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
1. Lahan Persawahan Pada tahun 2016 luas lahan persawahaan tercatat hanya sebesar 82 Ha yang terbagi atas lahan sawah teririgasi 60Ha dan sawah tadah hujan seluas 22Ha. Data terkait luas lahan Persawahan di Kota Surakarta dapat dilihat dalam data berikut : Tabel 2. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi (Ha) No
Jenis Lahan Sawah 1 Sawah Teririgrasi 2 Sawah Tadah Hujan 3 Pasang Surut 4 Sawah Lainnya Total Luas Lahan
2012 130,98
Tahun 2013 2014 130,98 127,48
2015 127
2016 60
4,05
4,05
4,05
3
22
0 0 135,03
0 0 135,03
0 0 131,53
0 0 130
0 0 82
Sumber : Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data perDesember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
11
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
140
130,98 130,98 127,48
127
120
(Ha)
100
80 60
60 40 22
20
4,05
4,05
4,05
3
0 sawah irigasi 2012
2013
sawah tadah hujan 2014
2015
2016
Gambar 1. Perkembangan Lahan Sawah di Kota Surakarta
Meskipun demikian secara periodik telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada tahun 2015
luas total sawah 130
Ha
berubah fungsi sehingga pada tahun tahun 2016 luas sawah menyusut menjadi 82 Ha. Hal ini disebabkan karena penggunaan untuk lahan permukiman, untuk ladang maupun usaha lain dan fasilitas
umum
maupun
sarana
kerja
yang
terkait
dengan
penggunaan lahan diluar sektor pertanian.
2. Lahan Kering Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannyaadalah lahan pemukiman seluas 2.880 ha (80%), lahan untuk usaha lain sebesar 389 ha (11%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 98 ha (3%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 1%.
Bapppeda Kota Surakarta
12
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
3% 11%
LADANG KERING PEMUKIMAN JASA / TANAH LAINNYA
86%
Gambar 2. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha) Tahun Jenis Lahan Kering 2012 2013 2014 2015 1 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 2 Ladang (Tegalan) 126,02 126,02 125,99 125 3 Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Permukiman 2.809,64 2.809,64 2.848,17 2.859 5 Usaha Lain 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1.231 6 Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 7 Lahan Industri 97,72 97,72 97,32 97 8 Belum/Tidak 2,71 2,71 2,71 2 Diusahakan Total Luas Lahan 625,89 4.267,50 4.267,50 4.267,50 Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta (data per Desember 2016) No
2016 0,00 98 0,00 2.880 386 0,00 98 35 3.539
Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa 14% merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi UNS, STSI, Solo Technopark dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini
Bapppeda Kota Surakarta
13
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
juga rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati.
B. Pemerintahan 1. Organisasi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat Daerah (Setda) yang membawahi 3 asisten. Untuk pelaksanaan teknis pemerintahan daerah, walikota dibantu oleh Lembaga Teknis Daerah yang terdiri atas 22 Dinas, 3 Badan, 2 Kantor, 10 Bagian dan 1 Inspektorat.
2. Pegawai Negeri Sipil
Jumlah Pegawal Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta jika dilihat dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi. Tetapi secara umum jumlah PNS menurun dari total 9.751 orang PNS pada tahun 2012menjadi 8.912 orang PNS pada tahun 2016 hal ini disebabkan
adanya
beberapa
hal
diantaranya
penambahan
pegawai dari honorer dan aturan minimal jam mengajar bagi guru bersertifikasi sehingga pengangkatan guru baru menjadi lebih sulit.
Tabel 4. Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta (Orang) Golongan PNS
1). Golongan I 2). Golongan II
Bapppeda Kota Surakarta
2012
2013
397 1.504
397 1.305
Tahun 2014
346 1.245
2015
2016
309 1.385
268 1.315
14
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Golongan PNS
3). Golongan III 4). Golongan IV Total
2012
2013
4.197 3.653 9.751
4.074 3.599 9.375
Tahun 2014
4.053 3.503 9.147
2015
2016
4.254 3.377 9.325
4.194 3.135 8.912
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Surakarta (Desember 2016)
Untuk perkembangan jumlah PNS di Kota Surakarta dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 yang dirinci menurut golongan I sampai dengan golongan IV dapat dilihat seperti gambar 5 grafik berikut : 4500 4000 3500 3000
Golongan I
2500
Golongan II
2000
Golongan III
1500
Golongan IV
1000 500 0 2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta 3. Pejabat Struktural dan Fungsional
Formasi jabatan Struktural dan Fungsional Perangkat Daerah di Kota Surakarta tercatat secara keseluruhan sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 ini terjadi pasang surut. Jumlah pejabat struktural eselon II sampai dengan eselon IV sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 ini mengalami penurunan dari 914 di tahun 2012 menjadi 863 orang di tahun 2016. Jumlha pejabat fungsional juga mengalami penurunan dari 8.837 orang di tahun 2012 menjadi 8.049
Bapppeda Kota Surakarta
15
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
orang di tahun 2016. Tabel 5. Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta Tahun 2012 2013 2014 2015 Eselon II 27 31 30 30 Eselon III 128 130 129 129 Eselon IV 726 740 738 734 Eselon V 33 35 35 33 JFK 6.116 5.920 5.771 5.695 JFU 2.721 2.519 2.444 2.704 TOTAL 9.751 9.375 9.147 9.325 Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Surakarta (Data per Desember 2016) Eselon
Bapppeda Kota Surakarta
2016 28 120 685 30 5.593 2.456 8.912 Daerah Kota
16
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB IV SOSIAL BUDAYA
Bab
IV
menyajikan
data-data
kependudukan,
kesehatan,
pendidikan, kebudayaan, olah raga, kesejahteraan sosial dan data keagamaan.
A. Kependudukan Data penduduk sangat penting karena menjadi dasar dalam perencanaan
kebutuhan
sarana
publik
(transportasi,
pendidikan,
kesehatan, dll) dan juga sebagai dasar perencanaan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, papan, produk industri, jasa dan sebagainya menuju masyarakat yang berkualitas. Tujuan ini sejalan dengan visi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai sasaran pembangunan dan sekaligus pelaku pembangunan. Dengan data
kependudukan yang
valid
(benar dan
akurat) dan selalu
diperbaharui, maka diharapkan semua perencanaan, yang berdasarkan data
kependudukan,
menjadi
perencanaan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan dan tepat sasaran. 1. Jumlah Penduduk Data penduduk Kota Surakarta termasuk yang dinamis, selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, karena itu perlu diperbarui (update) secara berkala dengan mekanisme pengumpulan data secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat
kota.
Menurut
data
yang
diperbarui
melalui
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, pada tahun 2016 jumlah penduduk wajib KTP Kota Surakarta tercatat 426.663orang. Sementara itu, julah keseluruhan penduduk d Kota Surakarta tahun 2016 tercatat 570.876orang.
Bapppeda Kota Surakarta
17
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang) Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total
2012 2013 266.724 273.012 278.929 278.114 545,653 551.126
Tahun 2014 273.038 279.612 552.650
2015 275. 266 282. 340 557. 606
2016 282.336 288.540 570.876
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta (Data per Desember 2016) 580000 560000
570876
545653
551126
552650
2013
2014
557606
540000 520000 500000 2012
2015
2016
Pertumbuhan Penduduk
Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Penduduk
2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2016 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio sebesar 97,85%, yaitu mengalami sedikit penurunan sex ratio jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang memiliki sex ratio sebesar 97,21%. Dilihat dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah penduduk perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Di Tahun 2016 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar 288.540jiwa (50,54%) dan penduduk laki-laki tercatat 282.336(49,46%). Walaupun jumlah penduduk
perempuan
selalu
lebih
banyak,
dengan
melihat
perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk
Bapppeda Kota Surakarta
18
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan. 300000
200000 Laki-laki Perempuan
100000
0 2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 4. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita
3. Sebaran Penduduk Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan.
Di
tingkat
kecamatan
terlihat
bahwa
Kecamatan
Banjarsari memiliki penduduk paling besar pada tahun 2016 yaitu 181.006 jiwa atau 31,71% dari total jumlah penduduk.Sedangkan Kecamatan Serengan memiliki penduduk paling kecil yaitu 54.649 jiwa atau 9,57% dari total jumlah penduduk Kota Surakarta. Data terkait sebaran penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan Jumlah Penduduk ( % )
Luas Wilayah (km2)
1 Laweyan
17,93%
8,638
11.847
2 Serengan
9,57%
3,194
17.110
3 Pasar Kliwon
15,18%
4,815
18.002
4 Jebres
25,61%
12,582
11.620
5 Banjarsari
31,71%
14,811
12.221
No
Kecamatan
Kepadatan (jiwa/km2)
Total 100% 44,040 12.963 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
19
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Dari sebaran penduduk di atas diketahui Kecamatan Banjarsari memiliki jumlah penduduk yang paling besar, tetapi karena daerahnya cukup luas maka tingkat kepadatan Banjarsari justru lebih rendah dibanding Kecamatan Serengan yang memiliki jumlah penduduk terkecil. Wilayah paling padat penduduknya adalah Kecamatan Pasar Kliwon, dan kepadatan penduduk paling kecil adalah Kecamatan Jebres. 4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 108 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-rata menyerap tenaga kerja diatas 40,14%.
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha (Orang) No 1
2
Tahun
Lapangan Usaha Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan Pertambangan dan penggalian
2012 2.034
2013 2.015
2014 1.586
2015 2.073
2016 1840
339
348
365
342
364
3
Industri pengolahan
49.748
58.584
50.956
64.014
62,226
4
Listrik , gas dan air
1.068
1.042
430
459
426
5
Bangunan Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel Angkutan, penggudangan dan
17.111
14.107
10.701
11.638
13,658
84.608
95.302
84.693
97.710
108,207
15.847
10.772
29.052
14.034
12,643
6
7
Bapppeda Kota Surakarta
20
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
No
Tahun
Lapangan Usaha 2012
2013
2014
2015
2016
komunikasi 8
Keuangan, asuransi, usaha sewa bangunan, tanah dan jasa perusahaan
12.748
12.226
13.750
13.832
16,612
9
Jasa kemasyarakatan
65.865
61.225
68.331
54.132
55,223
246.768
235.998
249.368
255.621
269,543
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Sektor ketiga yang terbesar menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa kemasyarakatan. Sektor ini mampu menyerap lebih dari 55 ribu tenaga kerja atau sebesar 20,49% dari total tenaga kerja. Untuk sektor industri pengolahan menempati urutan kedua dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 62 ribu orang. Pada tahun 2016, ketiga sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar yaitu dikisaran 83,72%. Dari delapan sektor yang ada, nampaknya sektor perdagangan mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sebanding dengan itu sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja.
2016 108.207
62.226 1.840
364
55.223 426
13.658
12.643 16.612
Gambar 5. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2016
Bapppeda Kota Surakarta
21
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima
tahun
terakhir
mengalami
pasang
surut
meskipun
prosentasenya tidak begitu besar. Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. Jumlah tenaga kerja PHK terjadi peningkatan signifikan, pada tahun 2015 terdapat 32 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 32 orang, sedangkan tahun 2016 terjadi 16 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 110 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Kondisi Ketenagakerjaan No 1
2
3 4
Jumlah kesempatan Kerja TKI Diluar Negeri (Penempatan TKI) Kasus PHK Jumlah Orang Terkena PHK
2012 2.406
2013 2.194
Tahun 2014 1.366
35
21
41
14
15
18 32
18 18
24 90
32 32
18 110
2015 1.200
2016 1.061
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta dan BPS Kota Surakarta(Data per Desember 2016)
Keterangan: Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
bekerja dan atau mencari pekerjaan. Penduduk yang bekerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas
yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu dari saat
Bapppeda Kota Surakarta
22
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
dilakukan survey. Mencari pekerjaan atau pengangguran terbuka adalah seseorang
yang tidak bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari
35 jam/minggu.
B. Kesehatan Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Kota Surakarta berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Selain meningkatkan prasarana dan sarana kesehatan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya
adalah
dengan
Program
PKMS
(Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). PKMS ini terbagi dalam dua jenis, yaitu untuk masyarakat miskin berhak mendapatkan Kartu PKMS Gold, dan PKMS Silver bagi masyarakat yang tidak masuk kategori penduduk miskin dan bukan PNS.
1. Sarana Kesehatan a. Posyandu Jumlah posyandu untuk tahun 2016 tidak mengalami peningkatan dari tahun 2015 yaitu sebanyak 602 unit. Keberadaan posyandu umumnya berada pada tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah memiliki posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis kemasyarakatan.
Bapppeda Kota Surakarta
23
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Posyandu Posyandu 603
602
2012
602
2013
602
2014
602
2015
2016
Gambar 6. Perkembangan Posyandu di Surakarta
Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 602 unit yang tersebar di 51 kelurahan.
Kegiatan
posyandu
dalam
membina
kesehatan
masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya.
b. Puskesmas Jumlah Puskemas Induk pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yaitu 17 unit. Demikian juga dengan puskesmas keliling dibandingkan dengan tahun 2015 tidak mengalami peningkatan yakni 17 unit puskesmas keliling. Untuk Puskemas Pembantu (Pustu) dibandingkan dengan tahun 2015, pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan, yaitu 25 unit puskesmas pembantu menjadi 26. Daftar puskesmas, wilayah kelurahan, dan alamatnya pada tahun 2016 seperti tabel di bawah ini :
Bapppeda Kota Surakarta
24
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 10. Puskesmas di Kota Surakarta No.
NAMA TEMPAT
ALAMAT
KECAMATAN
Jl. Sidoluhur no. 29 Rt 03/IV Laweyan Songgalan Pajang Jl. Kiageng Manger Gg.II 2 Penumping Laweyan Penumping Jl. Flamboyan Dalam no. 2 Rt 3 Purwosari Laweyan 002/XI Purwosari Jl. Pringgodani no. 34 4 Kratonan Serengan Kratonan Kartopuran RT 12/V 5 Jayengan Serengan Jayengan 6 Gajahan Pasar Kliwon Jl. Veteran no. 46 Gajahan Jl. S. Indragiri RT 04/I 7 Sangkrah Pasar Kliwon Sangkrah Sibela Timur no. 1 Perum 8 Sibela Jebres Mojosongo Jl. Suryo no. 49 9 Purwodiningratan Jebres Purwodiningratan 10 Ngoresan Jebres Jl. Kartika IV no. 2 RT 03/18 Jl. Waringin no. 1 RT 03/13 11 Pucangsawit Jebres Pucangsawit Jl. Bone Utara no. 38 12 Banyuanyar Banjarsari Banyuanyar Jl. Srigunting VII / 11 13 Manahan Banjarsari Manahan Jl. Sriwijaya Utara III / 5 14 Nusukan Banjarsari Nusukan Bibis Wetan RT 03/19 15 Gilingan Gilingan Banjarsari Jl. D.I. Panjaitan no. 5 16 Setabelan Setabelan Banjarsari Jl. Kelud Barat RT 06 /13 17 Gambirsari Kadipiro Banjarsari Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) 1
Pajang
Telp 0271 - 714594 0271 - 714832 0271 - 716333 0271 - 655539 0271 - 641257 0271 - 654077 0271 - 655061 0271 - 854252 0271 - 647545 0271 - 646919 0271 - 648990 0271 - 719313 0271 - 719313 0271 - 717736 0271 - 637025 0271 - 641033 0271 - 857376
Data terkait posyandu dan puskesmas di Surakarta dapat dilihat dalam table berikut:
Bapppeda Kota Surakarta
25
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 11. Jumlah Posyandu dan Puskesmas di Kota Surakarta (Unit) Sarana Kesehatan 1 Posyandu 2 Puskesmas a). Induk b). Pembantu c). Keliling
No
2012 602
2013 602
Tahun 2014 602
17 25 17
17 26 17
17 26 17
2015 603
2016 602
17 25 17
17 26 17
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
30 25
26
26
25
26
25 20
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
15 10 5 0 induk
pembantu 2012
2013
2014
keliling 2015
2016
Gambar 7. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta
c. Rumah Sakit Data Rumah Sakit Umum Pemerintah untuk type A sebanyak 1 unit (RS Moewardi) dan rumah sakit tipe C sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit umum swasta, Kota Surakarta memiliki rumah sakit tipe B sebanyak 3 unit, tipe C sebanyak 3 unit, dan tipe D sebanyak 2 unit. Untuk rumah sakit khusus tahun 2016 terdapat 3 unit.
Bapppeda Kota Surakarta
26
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 12. Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit (Unit) Tahun Tipe Rumah Sakit 2012 2013 2014 2015 2016 a. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 1 1 1 1). Tipe A 1 1 0 0 0 2). Tipe B 0 0 1 1 1 3). Tipe C 0 1 0 0 0 4). Tipe D 1 0 b. Rumah Sakit Umum Swasta 0 0 1). Tipe A 0 0 0 3 3 2). Tipe B 2 3 3 4 3 3). Tipe C 5 3 2 1 2 4). Tipe D 1 1 1 c. Rumah Sakit Khusus 0 0 0 0 3 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan Secara umum sarana industri kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatan jumlah dibanding dengan tahun 2015, yaitu apotek sebanyak 168 unit, dan mengalami penurunan untuk pedagang besar farmasi jumlah sebanyak 34 unit di tahun 2015 dan menurun menjadi 32 unit di tahun 2016. Sedangkan yang tidak mengalami perubahan adalahtoko obat sebanyak 23 unit.. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 13. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta (Unit) Tipe Pedagang farmasi
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
a. Pedagang Besar 0 0 33 34 32 Farmasi 161 163 171 166 168 c. Apotik 21 20 20 23 23 d. Toko Obat Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
27
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
3. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari tenaga dokter, keperawatan, gizi, farmasi, teknis medis, kesehatan masyarakat, dan sanitasi. Secara umum jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatandibandingkan tahun 2015. Tabel 14. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta (Orang) No
Tenaga Kesehatan
1 2 3 4 5
2012
2013
Tahun 2014 246 294 85 2.274 314 75
2015 619 601 198 2.493 410 39
2016
Dokter Umum 178 255 619 Dokter Spesialis 154 272 601 Dokter Gigi 51 72 198 Perawat 2.068 2.317 2.735 Bidan 294 299 466 Ahli Penyehatan 35 58 39 6 Lingkungan 332 381 7 Apoteker 78 323 381 90 76 8 Ahli Gizi 83 72 81 9 Analis Laboratorium 150 252 192 192 285 61 61 10 Ahli Rontgen 52 68 0 Pranata Laboratorium 11 Kesehatan 150 252 192 192 285 35 58 75 39 39 12 Sanitarian Total 3.328 4.298 4.230 5.301 5.729 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Untuk tahun 2016 jumlah tenaga dokter yang ada di wilayah Surakarta masih sama dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 619 dokter. Sedangkan tenaga perawat mengalami peningkatan dari 2.493 di tahun 2015 menjadi 2.735 di tahun 2016.
C. Pendidikan 1. Sarana Pendidikan Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan
Bapppeda Kota Surakarta
28
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Kebijakan
pemerintah
untuk
meningkatkan
kualitas
sumberdaya manusia ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national character
building),
seperti
kejujuran,
keadilan,
keikhlasan,
kesederhanaan dan keteladanan. Dengan meningkatnya pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan, maka masyarakat mulai menuntut adanya peningkatan sarana dan mutu pendidikan. Pemerintah beserta
pihak
swasta
harus
mampu
memenuhi
kebutuhan
pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya pemerintah telah banyak dilakukan antara lain pengadaan sarana dan peralatan belajar, penyempurnaan kurikulum, penataran guru, dan perbaikan gedung sekolah dasar. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan bagi anakanaknya cukup tinggi. Dilihat selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai 2016 jumlah siswa TK mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan sebaliknya mengalami penurunan di tahun 2014. Namun demikian jika dibandingkan dengan tahun 2014, tahun 2015 mengalami peningkatan jumlah siswa menjadi 16.182 dan menurun lagi di tahun 2016 menjadi 16.005 siswa.
Tabel 15. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru No 1
Taman Kanakkanak (TK) Jumlah Sekolah a) Negeri
Bapppeda Kota Surakarta
Tahun 2012 2
2013 2
2014
2015 2
Ket
2016 2
2
buah
29
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
No
Taman Kanakkanak (TK)
Tahun
Ket
2012 291
2013 293
2014 293
2015 324
2016 324
buah
214 17.485
223 16.627
132 16.175
252 15.930
245 15.760
orang orang
16 18 18 19 19 a) Negeri 1.291 1.305 1.310 1.259 1.320 b) Swasta Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
orang orang
2
b) Swasta Jumlah Siswa
3
a) Negeri b) Swasta Jumlah Guru
2016 2015 2014 Jumlah Guru
2013
Jumlah Sekolah 2012
Jumlah Siswa 0
Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
5.000
10.000
15.000
20.000
2012 1.339
2013 1.278
2014 1.328
2015 1.323
2016 1.307
326
326
295
295
293
16.005
15.955
16.307
16.850
17.699
Gambar 8. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi oleh pendidikan Negeri. Tahun 2016 dominasi sekolah negeri sebesar 66,40 % dimana jumlah SD negeri terdapat 166 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit (33,60%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 34.847 orang dan SD swasta 27.501 orang.
Bapppeda Kota Surakarta
30
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 16. Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru No
Sekolah Dasar (SD)
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
1
Jumlah Sekolah 177 170 166 a) Negeri 189 182 85 85 84 b) Swasta 79 84 2 Jumlah Siswa a) Negeri 41,365 39,632 38,531 36.671 34.847 b) Swasta 24,485 25,564 26,144 27.568 27.501 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
2016 2015 2014 Jumlah Sekolah
2013
Jumlah Siswa 2012 0 Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
20.000
40.000
60.000
80.000
2012 268
2013 266
2014 262
2015 255
2016 250
65.850
65.196
64.675
64.239
62.347
Gambar 15. Grafik jumlah Sekolah SD, Siswa dan Guru
Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SLTP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 % dimana pada tahun 2016 jumlah SLTP swasta berjumlah 48 sedangkan jumlah SLTP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid yang masuk, maka jumlah murid SLTP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke sekolah negeri dengan porsi untuk SLTP Negeri
Bapppeda Kota Surakarta
31
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
hingga 19.124 murid pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta. Tabel 17. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru No
SLTP
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
1
Jumlah Sekolah 27 27 27 27 27 a) Negeri 44 47 47 48 48 b) Swasta 2 Jumlah Siswa 17,409 18,027 18,800 19.077 19.124 a) Negeri 14,401 14,119 14,041 13.637 12.483 b) Swasta 3 Jumlah Guru 1,235 1,213 1,169 1153 1133 a) Negeri 1,273 1,173 1,323 1200 1152 b) Swasta Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
2016 2015
2014 2013
Jumlah Guru
2012
Jumlah Sekolah 0
Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
5.000
10.000
15.000
20.000
2012 2.508
2013 2.386
2014 2.492
2015 2.353
2016 2.285
71
74
74
75
75
31.810
32.146
32.841
32.714
31.607
Jumlah Siswa
Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru
Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan, sedangkan jumlah sekolah swasta berkurang menjadi 25 pada tahun 2016. Jumlah murid dan jumlah guru secara umum
Bapppeda Kota Surakarta
32
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU tahun 2016 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 20 guru. Tabel 18. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru No
SMU
2012
Tahun 2013 2014
2015
2016
Jumlah Sekolah 1 a) Negeri 8 8 8 8 8 b) Swasta 26 26 27 26 25 Jumlah Siswa 2 a) Negeri 7,695 6,724 7,490 7427 7323 b) Swasta 8,125 8,278 8,574 9234 9652 Jumlah Guru 589 3 a) Negeri 637 599 588 568 803 b) Swasta 816 798 803 811 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
2016 2015 2014 2013
Jumlah Guru
2012
Jumlah Sekolah 0
Jumlah Guru
Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
5.000
10.000 15.000 20.000
2012 1.453
2013 1.397
2014 1.392
2015 1.391
2016 1.379
34
34
35
34
33
Jumlah Siswa
15.820 15.002 16.064 16.661 16.975
Gambar 9. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru
Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika dibandingkan dengan SMU, minat
Bapppeda Kota Surakarta
33
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
masyarakat hampir berimbang untuk menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum sekolah kejuruan juga memberikan pendidikan ketrampilan yang mencukupi sehingga lulusan SMK dapat bersaing di dunia usaha. Bisa dilihat di tahun 2016, dengan jumlah sekolah 49 buah, SMK mempunyai jumlah siswa sebanyak 22.970 orang. Tabel 19. Jumlah Sekolah SMK, Murid, Guru No
SMK
2012
Tahun 2014
2013
2015
2016
Ket
1
Jumlah Sekolah a) Negeri 9 9 9 9 9 b) Swasta 40 40 41 41 40 2 Jumlah Siswa a) Negeri 11,591 11,441 11,332 11252 11,390 b) Swasta 13,578 12,912 11,523 11804 11,580 3 Jumlah Guru 988 a) Negeri 953 967 1.002 992 1,127 b) Swasta 1,238 1,252 1,223 1,205 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
buah buah orang orang orang orang
2016 2015 2014 2013
Jumlah Guru
2012
Jumlah Sekolah 0
Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
10.000 2012 2.191
2013 2.219
20.000 2014 2.115
30.000
2015 2.225
Jumlah Siswa
2016 2.197
49
49
50
50
49
25.169
24.353
22.855
23.056
22.970
Gambar 10. Grafik Jumlah Sekolah SMK, Siswa, dan Guru.
Berdasarkan data Dikpora Kota Surakarta, jumlah olahraga yang berkembang di masyarakat ada 41 cabang olahraga, dengan
Bapppeda Kota Surakarta
34
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
sarana prasarana olahraga yang cukup memadai, yaitu sejumlah 135 kelompok klub olahraga, 30 unit gedung olahraga, 40 kelompok organisasi olahraga.
D. Kesejahteraan Sosial 1. Penduduk Rawan Sosial Perkembangan jumlah penduduk yang berstatus rawan sosial seperti fakir miskin, balita telantar, penyandang cacat, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 20. Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kota Surakarta (Orang) No
Tipe Kerawanan Sosial
1 Fakir Miskin 2 Balita Terlantar 3 Anak Terlantar
2012 19.881 22 89
2013 21.763 33 81
Tahun 2014 23.319 29 87
2015 26.867 38 83
4 Lanjut Usia Terlantar 318 329 337 57 62 5 Gepeng 88 Penyandang Cacat 88 79 83 6 Ganda 13 11 17 7 Tuna Susila 203 203 211 8 Bekas Narapidana 22 18 16 9 Pengidap HIV/AIDS Korban 183 191 208 Penyalahgunaan 10 NAPZA 34 38 31 11 Anak Jalanan 19 32 27 12 Penderita sakit jiwa Sumber : Dinas Sosial Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
2016 28.340 42 78
390 74 81
379 71 80
23 217 17 209
22 219 23 183
27 23
29 18
Jika dilihat perkembangannya tampak bahwa jumlah fakir miskin di Kota Surakarta dari tahun 2012 hingga tahun 2016 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dari tahun tahun 2012 hingga tahun 2016 jumlah fakir miskin mengalami kenaikan cukup besar
Bapppeda Kota Surakarta
35
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
yaitu dari 19.881 orang menjadi 28.340 orang.
Fakir Miskin 30.000 25.000
Orang
20.000 15.000 10.000 5.000 0 Fakir Miskin
2012
2013
2014
2015
2016
19.881
21.763
23.319
26.867
28.340
Gambar 11. Grafik Jumlah Fakir Miskin
E. Keagamaan Pemeluk agama di Kota Surakarta cukup beragam. Pemeluk agama Islam masih dominan dengan jumlah 77.08%. Sedangkan pemeluk agama Kristen dan Katolik menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing 13,39 % dan 9.19 %. Untuk pemeluk agama yang lain jumlahnya sangat kecil, yaitu di bawah 1%.
Tabel 21. Jumlah Pemeluk Agama dan Jumlah Sarana Ibadah Keterangan 1. Jumlah Pemeluk Agama (Orang) 2012 424.421 a. Islam 78.404 b. Kristen 40.936 c. Katolik 424 d. Hindu 1.355 e. Budha 85 f. Konghucu 28 g. Lainnya 2. Sarana Ibadah (Buah) 2012
Bapppeda Kota Surakarta
Tahun 2013 437.646 81.271 42.612 436 1.545 117 32
2014 430.520 79.169 40.948 428 1.442 110 33
2013
2014
2015 2016 431.362 453.511 78.756 78.800 40.813 54.048 421 422 1.428 1.428 120 120 30 30 2015
2016
36
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Keterangan 1). Mesjid 2). Langgar/ Mushola 4). Gereja Kristen 5) Gereja Katolik/ Kapel 6). Pura/Kuil/ Sanggah 7). Vihara/Cetya/ Klenteng
560 216 166 16 2 8
562 216 166 17 2 8
Tahun 526 216 195 18 3 7
666 209 185 19 3 8
670 212 201 18 3 8
Sumber : Bagian Kesra Setda Kota Surakarta ( data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
37
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB V SUMBER DAYA ALAM
A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan lahan usaha. Meskipun demikian, adanya teknologi pertanian yang lebih maju seperti dalam bibit unggul dan pupuk menyebabkan produksi gabah dan beras tetap meningkat meskipun luas lahan pertanian berkurang. Berikut ini data yang menggambarkan volume produksi sektor pertanian. Tabel 22. Potensi Pertanian di Kota Surakarta Potensi
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
Padi/ sawah 184 202 171 195 203 1) Luas Areal Produksi (Panen dalam Ha) 1.030,40 1.271,18 917,04 1.351,94 1.338,00 2) Jumlah Produksi Gabah (ton) 759,92 711,86 550,23 811,16 802,8 3) Produksi Beras (ton) Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Produksi gabah Tahun 2016 mengalami penurunan dari 1.351,94 ton di tahun 2015 menjadi 1.338 ton di tahun 2016 ini.Demikian juga produksi beras per hektarnya sebesar 811,16ton pada Tahun 2015, sedangkan tahun 2016 produksi beras sebesar802,8 ton.
Bapppeda Kota Surakarta
38
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi perikanan darat (sungai dan kolam) dan perikanan perairan umum. Hasil ikan yang dapat dipanen dari kolam air tenang tahun 2016 sebanyak 37,67 ton. Jumlah ini meningkat sangat besar dibanding tahun 2012 yang menghasilan 18,3 ton. Jumlah ikan yang diproduksi antara lain ikan sidat, ikan nila, ikan lele, ikan gurame, dan ikan tawar lainnya. Tabel 23. Produksi Perikanan Kota Surakarta Perikanan
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
Ket
1) Kolam Air Tenang 0,6 0,6 ha a. Luas 0,6 0,73 3,13 18,3 27,77 68,81 36,21 37,63 ton b. Jumlah produksi 2). Perikanan Perairan Umum 89,1 89,1 89,1 89,1 89,1 ha a. Luas 18,58 10,52 12,06 11,9 11,9 ton b. Produksi Rawa, Danau, Sungai 48 48 75 75 75 kk c. Jumlah rumah tangga produksi Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong dan sapi perah. Terjadi trend penurunan jumlah populasi ternak sapi perah dari tahun 2012 ke tahun 2016, jumlah populasi ternak sapi potong juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2016. Penurunan paling tajam tampak untuk sapi potong dari tahun 2013 ke tahun 2016 seperti terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 24. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta A. Ternak Sapi Potong
1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan
Bapppeda Kota Surakarta
2012 881 3.604
2013 809 3.633
2014 789 6.287
2015 701 5.108
2016 568 1.675
Ket ekor ekor
39
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
A. Ternak Sapi Potong per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Ket
0,3
-8,17
-2,47
-11,15
-67,2
%
4) Rata-rata kepemilikan
2 2012 134 84,97
2 2013 100 135,05
2 2014 62 52,42
1 2015 15 44,65
4 2016 21 6,17
ekor/pet Ket ekor ribu liter
-25,37
-25,37
-38
66,67
40
%
32 6
17 8
16 5,17
-75,8 4,32
7 2,7
ekor/pet lt/ek/hr
B. Ternak Sapi perah
1) Jumlah populasi 2) Jumlah produksi susu per tahun
3) Laju pertumbuhan populasi per tahun
4) Rata-rata kepemilikan 5) Rata-rata
produktivitas per ekor per hari Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
1000 900
881 809
800
789 701
700 600
568
500
A. Ternak Sapi Potong
400
B. Ternak Sapi Perah
300 200
134
100
100
62
0 2012
2013
2014
15 2015
21 2016
Gambar 12. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta
Bapppeda Kota Surakarta
40
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
B. Pertambangan dan Energi Kebutuhan akan energi masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupa listrik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang ada wilayah di Surakarta. Jangkauan keluarga yang menggunakan listrik PLN telah mencapai 153.992KK atau sekitar 97% dengan daya listrik terpasang mencapai 172.971.967 VA. C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan Lingkungan kebutuhan
hidup
pokok.
bagi
Disamping
masyarakat sebagai
kota
sudah
penyeimbang
menjadi pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan kota, juga sebagai sarana rekreasi keluarga, tempat olah raga, dan kegiatan sosial. Kota Surakarta memiiiki area hijau berupa hutan kota sebagai paru-paru kota dengan luas 499,436 Ha dan ruang terbuka hijau seluas 56,1 Ha. Luas area hijau ini jika dibandingkan dengan luas total kota Surakarta (44.040 Ha) hanya sebesar 1,68%. Perlu kesadaran oleh masyarakat kota untuk berpartisipasi membantu menghijaukan kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor maupun di tempat usaha. Sebagai kota budaya, Surakarta memiliki 72 bangunan cagar budaya yang dilestarikan, 44 diantaranya merupakan bangunan cagar budaya yang dimiliki daerah. Selain bangunan cagar budaya, Kota Surakarta juga memiliki 15.216 benda cagar budaya, 8 situs cagar budaya dan 11 kawasan cagar. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Oleh karena itu, cagar budaya perlu dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya untuk diwariskan kepada anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa. Sisi lain dari lingkungan hidup adalah kualitas lingkungan yang
Bapppeda Kota Surakarta
41
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
mencakup udara, tanah, dan air. Jika dibandingkan dengan data tahun 2012, jumlah kasus pencemaran di Kota Surakarta mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2016 terjadi 1 kasus pencemaran tanah dan 2 kasus pencemaran air, sebelumnya pada tahun 2012 tidak ada kasus pencemaran tanah dan air. Sementara itu, kasus pencemaran udara juga mengalami kenaikan dari 1 kasus pada tahun 2012 menjadi 4 kasus pada tahun 2016. Sementara itu, tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta dengan berbagai jenis status kepemilikan menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 25. Status Kepemilikan Tanah No 1 2 3 4
Status Kepemilikan Hak Milik Hak guna Bangunan Hak Guna Usaha Hak pakai
5
Tahun 2012
2013
2014
2015
126.459 126.459 123.439 10.904
10.904
-
-
1.682
1.682
10.082
-
1.512
Girik Hak 6 Pengelolaan Hak 7 15.017 15.017 15.017 Tanggungan 8 Wakaf 502 502 502 Sumber : BPN Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
-
Ket
2016 121.508 5.919 0
buah buah buah
-
1.430
buah
-
0
buah
-
-
buah
-
-
buah
-
-
buah
42
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB VI INFRASTRUKTUR
Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik dapat menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor Iainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan. A. Perumahan dan Permukiman Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi migrasi dari daerah lain, khususnya dari
beberapa
kabupaten
di
sekitarnya.
Dengan
kondisi
ini
permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi dengan menyediakan rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu membeli rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta. Tahun 2016 jumlah rumah sewa dan rumah susun mengalami kenaikan dibanding tahun 2015. Rumah sewa bertambah dari 900 unit menjadi 908 dan rumah susun bertambah dari 11 unit menjadi 12 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel di bawah ini : Tabel 26. Status Kepemilikan Rumah Kota Surakarta Status 2012 2013 2014 2015 2016 Kepemilikan 1 Rumah Sewa 658 658 800 900 908 2 Rumah Susun 7 7 10 11 12 Sumber : Dinas Perumahan, Kawasa Permukiman dan Pertanahan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
No
Bapppeda Kota Surakarta
43
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
B. Pekerjaan Umum Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika ditunjang dengan sektor perhubungan dan transportasi yang memadai, karena fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan transportasi yang balk antara pusat-pusat industri dengan daerah penghasil bahan baku dan pusat perdagangan hasil prcduksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang dan sarana transportasi yang baik. Tabel 27. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan 2012
2013
Tahun 2014
1. Panjang Jalan berdasarkan Kelas a. Nasional 13,15 13,15 13,15 b. Propinsi 15,48 15,48 15,48 c. Kabupaten 204,22 204,22 204,22 d. Desa/Lokal 472,34 472,34 472,34 2. Kondisi Jalan a. Aspal 632,11 471,6 486,33 b. Hotmix 0 0 0 c. Berbatu 0 0 0 97,61 d. Kerikil 0 96,01 e. Tanah 5,50 0,95 5,15 f. Cor beton 3. Jembatan a. Panjang b. Jumlah
38,96
106,4
89,07
2015
2016
Ket
13,15 15,48 204,22 472,34
14,60 9,44 214,41 472,34
km km km km
495,23 0 0
535,47 0 0
89,01
68,11
5,15
4,48
km km km km km km
87,17
78,69
Km 1,10 1,10 1,10 1,13 1,14 buah 107 107 107 108 110 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
44
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta berdasarkan kelasnya meliputi jalan nasional, propinsi, kabupaten dan lokal. Perkembangan status dan kondisi jalan dan jembatan di Kota Surakarta tahun 2016 ditampilkan pada tabel di atas serta gambar grafik di bawah ini. Sebesar 67% jalan di Kota Surakarta tergolong jalan desa/lokal, 30% jalan kabupaten, dan masing-masing sebesar 1% untuk jalan propinsi dan 2% untuk jalan nasional. nasional
propinsi 2% 1%
30%
67%
Gambar13. Persentase panjang jalan berdasarkan kelas
1% 0%
11% a. Aspal
10%
b. Hotmix
0%
c. Berbatu 78%
d. Kerikil e. Tanah f. Cor Beton
Gambar 14. Persentase Kondisi Jalan
Bapppeda Kota Surakarta
45
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
C. Pariwisata Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan bagi Kota Surakarta
dalam
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
dan
pemerintah melalui pajak dan retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Jumlah kunjungan wisata asing dan domestic mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Jumlah wisatawan asing meningkat dari 30.977 orang pada tahun 2012 menjadi 33.682 orang pada tahun 2016. Sementara itu, jumlah wisatawan domestik meningkat dari angka 2.141.981 pengunjung pada tahun 2012 menjadi 4.361.858 orang pada tahun 2016. Tabel 28. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang) Asal Wisatawan 1) Asing 2) Domestik
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
30.977
36.777
44.936
36.546
33.682
2.141.981
3.338.203
4.187.207
4.106.239
4.361.858
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Asing
Domestik
4.187.207
4.106.239
4.361.858
3.338.203
2.141.981
30.977 2012
36.777 2013
44.936 2014
36.546 2015
33.682 2016
Gambar 15. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal
Bapppeda Kota Surakarta
46
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern. Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 16 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 1 wisata alam dan 15 wisata buatan. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Museum Batik, dan Museum Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik). Tabel 29. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta Tahun 2014 2015
2016 Obyek Wisata& Hotel 2012 2013 1) Jumlah Obyek Wisata 0 0 0 1 1 a) Alam 10 10 2 15 15 b) Buatan 2 2 2 2 2 c) Pusat Kebudayaan 7 7 7 7 7 d) Museum 2) Jumlah Hotel 23 26 30 42 43 a) Hotel Bintang 110 115 117 103 103 b) Hotel Non Bintang Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2016, Kota Surakarta memiliki 43 hotel berbintang dari bintang 1 sampai dengan bintang 5. Sedangkan jumlah hotel nonbintang adalah 103 buah. Kantor pos yang ada di Kota Surakarta masih tetap sama dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yaitu sebanyak 16 unit.
Bapppeda Kota Surakarta
47
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Sedangkan
untuk
sistem
informasi
manajemen
Pemda
ada
penambahan jumlah yang cukup signifikan yaitu dari 30 unit di tahun 2015 melonjak menjadi 93 unit di tahun 2016. Penambahan itu juga diimbangi dengan meningkatnya jumlah website daerah, dari 1 unit di tahun 2015 menjadi 24 unit di tahun 2016.
D. Perhubungan dan Transportasi Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal petikemas, dan stasiun KA (kereta api). Untuk angkutan jalan raya, terminal bus kelas A berjumlah 1 buah dan kelas C sebanyak 2 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Data selengkapnya terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 30. Potensi Perhubungan dan Trasportasi TERMINAL
2012
2013
Tahun 2014
2015
2016
1) Terminal 1 1 1 1 1 Kelas A Kelas B 3 3 3 2 2 Kelas C 425 360 291 252 252 2) Bus (AKAP) Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
48
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB VII EKONOMI Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi.
A. Industri Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting
sebagai
pendorong
pertumbuhan
ekonomi
kota.
Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri
yang
menyerap
100
atau
lebih
pekerja,
industri
sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara 20 — 99 orang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga.
Table 3.1 Jumlah Industri Kota Surakarta Tahun 2012 2013 2014 2015 Industri Kecil (unit) 1.512 1.561 1.582 1.608 Industri Menengah (unit) 126 150 151 158 Industri Besar (unit) 59 63 67 68 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta Desember 2017) INDUSTRI
Bapppeda Kota Surakarta
2016 1.634 167 69 (data per
49
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
1800
1600
1512
1561 1582
1608 1634
1400
(Unit)
1200 1000 800 600 400 126 150 151 158 167
200
59
63
67
68
69
0 Industri Kecil 2012
Industri menengah 2013
2014
2015
industri besar 2016
Gambar 16. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar
35.000
30.000
(orang)
25.000 20.000 15.000 10.000
5.000 0
Industri kecil
industri menengah
industri besar
2012
27.866
8.697
9.216
2013
28.181
9.146
9.415
2014
28.341
9.155
9.839
2015
28.532
9.446
9.852
2016
29.857
11.802
13.757
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 17. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil, Menengah, dan Besar
Pada tahun 2016 jumlah indusri kecil di Kota Surakarta adalah 1.634 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 29.857
Bapppeda Kota Surakarta
50
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
orang. Sedangkan sektor industri menengah berjumlah 167 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 11.802 orang. Sektor industri besar berjumlah 69 unit dan mampu menyerap tenaga kerja total sebanyak 13.757 orang tenaga kerja. Jika dilihat dari data tersebut dapat dilihat bahwa banyak industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya.
B. Perdagangan Selain mengandalkan bidang industri, Kota Surakarta juga mengandalkan sektor perdagangan. Jumlah seluruh ukm yang ada di di Kota Surakarta sampai dengan tahun 2016 mencapai 2.978 unit. Sementara itu, jumlah kelompok pedagang/ usaha informal di Kota Surakarta berjumlah 17 kelompok dan terdapat
9 kelompok
pengrajin.
50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 jumlah UKM
Jumlah kelompok pengrajin
jumlah kelompok pedagang
2012
20.455
9
17
2013
43.700
9
17
2014
43.700
9
17
2015
2.847
9
17
2016
2.978
9
17
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 18. Jumlah UKM, Kelompok Pedagang dan Kelompok Pengrajin Kota Surakarta
Data terkait sarana perdagangan di Kota Surakarta dapat dilihat
Bapppeda Kota Surakarta
51
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
dalam gambar berikut: 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
pasar tradisional
pasar swalayan
pasar grosir
mal/plaza
2012
43
9
3
3
2013
43
9
3
4
2014
44
9
2
5
2015
44
9
2
3
2016
44
5
2
5
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 19. Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surakarta
C. Lembaga Keuangan dan Koperasi Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta nampak dari jumlah koperasi yang beroperasi. Pada tahun 2012 Koperasi yang aktif sebanyak 326 unit. Pada tahun 2016 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 248 unit, tidak berbeda jauh jumlahnya dibandingkan pada tahun 2015 yang lalu yaitu sebanyak 230 unit. Jumlah koperasi selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil. Tabel 32. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer Jenis Koperasi 1) Jumlah koperasi aktif 2) Jumlah koperasi Tidak Aktif 3) Jumlah koperasi Primer 4) Jumlah induk koperasi
2012 326 236 555 7
2013 325 237 555 7
Tahun 2014 2015 270 230 293 335 556 559 7 6
2016 248 326 568 6
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
52
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti tabel berikut ini:
Tabel 33. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta Kepemilikan 1) Milik Pemerintah 2) Swasta Nasional 3) Swasta Asing 4) Milik Pemerintah Daerah
2012 4 30 3 1
2013 4 30 3 1
Tahun 2014 4 30 3 1
2015 4 30 3 1
2016 4 51 3 8
Sumber : Bag. Perekonomian Setda Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
53
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB VIII KEUANGAN DAERAH
Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah memberikan otonomi yang luas kepada setiap daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dan menumbuhkembangkan serta memajukan ekonomi daerah. Dengan pelaksanaan otonomi daerah maka sistem pembiayaan, pengelolaan dan pengawasan daerah harus berubah dan lebih akuntable serta terencana. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal agar mampu mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah dan melaksanakan pelayanan dasar kepada masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kapasitas pajak daerah adalah dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesadaran membayar pajak bagi masyarakat wajib pajak.
A. PDRB Jika bidang ekonomi daerah dibagi menjadi tujuh belas sektor, maka dari data PDRB kota Surakarta sektor yang memberikan penyumbang terbesar adalah sektor konstruksi (26,97%) dan perdagangan besar dan eceran (22,49%). Untuk lebih jelasnya proposi kontribusi masing-masing sektor dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Bapppeda Kota Surakarta
54
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial 13. Jasa 5,95 Wajib; Perusahaan; 0,81
16. Jasa Kesehatan 17. Jasa lainnya; 1. Pertanian, dan Kegiatan Sosial; 0,95 Kehutanan, dan 1,10 Perikanan; 0,49 15. Jasa Pendidikan; 5,33 3. Industri Pengolahan; 8,55
12. Real Estate; 4,11 10. Informasi dan 11. Jasa Komunikasi; 10,43 Keuang an dan Asurans i; 3,93
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; 5,93
2. Pertambangan dan Penggalian ; 0,00 4.Pengadaan Listrik dan Gas; 0,19
6.Konstruksi; 26,97 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; 0,15
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; 22,49
8. Transportasi dan Pergudangan ; 2,60
Gambar 20. Sebaran PDRB terhadap 17 Sektor Ekonomi Tahun 2016
Pada tahun 2016, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak merata. Sektor konstruksi terlihat sebagai sektor yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26,97%. Urutan kedua sebagai sektor yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 22,49%. Perhitungan berkelanjutan
dan
PDRB berkala
atas
dasar
harga
sangat berguna
konstan
secara
untuk mengetahui
perkembangan sektor ekonomi rill. Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2010 sebagai tahun dasarnya, sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 2000.
Bapppeda Kota Surakarta
55
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Selanjutnya dari gambar grafik PDRB atas dasar harga berlaku dibawah ini, kita dapat melihat pertumbuhan rill ekonomi Kota Surakarta. Dari tahun 2015 hingga 2016 pertumbuhan tujuh belas sektor PDRB cenderung stabil. Sektor konstruksi masih merupakan sektor tertinggi yang memberikan nilai tambah terhadap ekonomi Surakarta. Sektor kedua yang memberikan nilai tambah (PDRB) terhadap ekonomi Surakarta adalah sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor industri tetap merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi potensial karena sifat industri yang mampu mendorong pembentukkan nilai tambah yang tinggi terhadap ekonomi lainnya. Atau dengan kata lain sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor yang lain sangat kuat. Sektor industri dapat menarik produksi bagi sektor sebelumnya sebagai pemasok bahan baku (backward linked), artinya jika produksi sektor industri meningkat maka
akan
memberikan
dampak
pada
industri
pertanian,
pertambangan, dan listrik untuk menyediakan bahan baku dan energi bagi kegiatan industri. Begitu pula jika sektor industri pengolahan meningkat, maka sektor hulu setelah industri pengolahan seperti sektor transportasi, perdagangan, perbankan, jasa-jasa lainnya akan didorong untuk meningkatkan kinerja.
Bapppeda Kota Surakarta
56
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
17. Jasa lainnya 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15. Jasa Pendidikan 14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan… 13. Jasa Perusahaan 12. Real Estate 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 10. Informasi dan Komunikasi
2016
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan… 8. Transportasi dan Pergudangan
2015
7. Perdagangan Besar dan Eceran;… 6.Konstruksi 5. Pengadaan Air, Pengelolaan…
4.Pengadaan Listrik dan Gas 3. Industri Pengolahan
2. Pertambangan dan Penggalian 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,00
4.000.000,00 8.000.000,00 12.000.000,00
Gambar 21. Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2015-2016
Tabel 34. Pertumbuhan PDRB Per Kapita Tahun
Keterangan 1. PDRB atas dasar harga berlaku 2. Penduduk Per tengahan Tahun 3. Pendapatan Per kapita (rupiah)
Ket
2012
2013
2014
2015
2016
26.425.273,02
29.081.312,47
32.059.446,90
34.982.374,09
37.793.266,18
506.619
508.951
511.152
511.142
513.210
52.160.051,29
57.139.709,86
62.719.987,20
68.439.639,25
73.640.938,76
Rp juta orang Rp juta
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pendapatan Nasional/Regional dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional dan regional, khususnya di bidang ekonomi. Nilai pendapatan nasional/regional juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak,
Bapppeda Kota Surakarta
57
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Walaupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dapat dijadikan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi alat ini masih bersifat kasar. Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan kapasitas pendapatan perkapita. Untuk mengetahui income per kapita atas dasar harga berlaku dapat dihitung dari pembagian PDRB harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk. Jika dilihat dari data di atas, pendapatan masyarakat kota Surakarta naik dari tahun ke tahun dari Rp. 68.439.639,25 pada tahun 2015 dan menjadi Rp 73.640.938,76 pada tahun 2016. B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jumlah anggaran pendapatan daerah Kota Surakarta dari tahun ke tahun Iebih rendah dari pada anggaran belanja daerah. Kondisi ini terlihat dari sejumlah anggaran berikut ini: C. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta Tahun 2016 sebesar Rp. 16.875.228.210.621,- meningkat dibandingkan PAD tahun 2015 yang berjumlah Rp.45.428.052.739.641,- yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber PAD yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PAD Kota Surakarta adalah pajak daerah sebesar Rp.252.052.998.369,-, retribusi daerah sebesar Rp.5.965.082.820.372,-, hasil pengelolaan kekayaan
daerah
sebesar
Rp
7.290.937.952,-,serta
lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp.10.650.801.453.928,-. Rincian komponen-komponen penyusun PAD adalah seperti pada tabel berikut ini:
Bapppeda Kota Surakarta
58
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Tabel 35. Pertumbuhan Kompunen PAD dan Konstribusinya 1) Pendapatan asli daerah* (Rp) 1 Pajak Daerah 2 Retribusi Daerah 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 5 Pelampauan Penerimaan PAD 6 Pelampauan Lainlain PAD yang Sah 5) Rasio Kemandirian 6) Rasio Efektifitas 7) Rasio Pendapatan Asli Daerah Terhadap Total Belanja APBD
2012
2013
2014
2015
2016
151.905.454.913
193.906.210.948
206.750.725.212
37.279.842.679.007
252.052.998.369
55.056.791.081
64.767.799.578
62.973.172.755
51.234.923.568
5.965.082.820.372
5.118.469.295
8.244.980.845
5.507.540.256
7.584.189.359
7.290.937.952
19.591.385.140
31.481.855.261
6.042.876.841.782
8.089.390.947.707
10.650.801.453.928
4.920.756.152
38.769.159.826
18.212.302.733
16.846
18.530.158.906.326
99.743.754.041
16.407.070.382.
-3.242.538.565
0
5.587.837.351
21
19
19
30
50,61
100
100
107
103
100
24
13
13
20
13,28
Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
D. Pajak Daerah Berdasarkan data yang tahun 2012 sampai dengan 2016 ada beberapa komponen pajak daerah mengalami kenaikan, seperti Pajak hotel dan restoran yang pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan bahkan untuk Pajak Penerangan Jalan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hampir Di semua sektor pajak mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2016 ini, berikut tabel pertumbuhan pajak di Kota Surakarta hingga tahun 2016 :
Tabel 36. Pertumbuhan Kompunen Pajak Daerah dan Konstribusinya 2012
2013
Tahun 2014
1. Pajak Hotel
18.867,49
20.423,58
21.823,25
19.290,76
24.931,13 Rp juta
2. Pajak Restoran
14.831,05
18.423,24
21.972,68
24.696,01
31.625,75 Rp juta
3. Pajak Hiburan
8.007,51
8.999,55
9.058,60
8.855,10
10.576,63 Rp juta
4. Pajak Reklame
5,600,19
6.143,11
6.501,38
8.055,34
8.538,16 Rp juta
31.707,68
38.863.51
45.144,00
49.395,68
52.037,14 Rp juta
Sumber pajak
5. Pajak Penerangan
Bapppeda Kota Surakarta
2015
2016
Ket
59
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
Sumber pajak
2012
Tahun 2014
2013
2015
Ket
2016
Jalan 6. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
0
0
0
0
0 Rp juta
1.704,05
2.029,86
2.530,72
2.871,41
3.460,62 Rp juta
390,9
787,71
1.011,28
1.133,09
1.117,00 Rp juta
24
4,47
5.033,00
2,09
2,38 Rp juta
0
47.333,61
50.129,66
56.913,58
57.884,94 Rp juta
70.797,06
50.897,53
48.573,97
61.872,29
61.820,26 Rp juta
Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
E. Dana Perimbangan Dana Perimbangan menjadi salah satu unsur pendukung pendapatan daerah yang sangat penting. Dana Perimbangan ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Adapun jumlah besaran dana Perimbangan di Tahun 2016 adalah 1.125.844,88 juta rupiah, yang terdiri dari DAK 198.974,02 juta rupiah, DAU 841.536,12 juta rupiah, Bagi hasil pajak 84.046,77 juta rupiah, dan Bagi Hasil SDA 1.287,97 juta rupiah. Tabel 37. RealisasiDana Perimbangan Dana Perimbangan (Juta Rupiah)
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
43.848,11
3.750,10
198.974,02
713.300,86
841.536,12
DAK
28.972,18
32.893,04
DAU
595.222,83
659.647,38
Bagi Hasil Pajak
80.821,01
50.418,85
35.884,32
37.688,68
84.046,77
Bagi Hasil SDA
5.253,77
7.107,50
6.758,65
988,79
1.287,97
710.803,93
Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
60
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
Dengan meningkatnya keberadaaan badan legislatif yang menjadi mitra sejajar dengan badan eksekutif, akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat jika fungsi badan legislatif ini berjalan dengan baik dan terjadi keharmonisan antara Badan legislatif dan eksekutif dalam melaksanakan dan mengawasi jalannya pemerintahan. A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik Hasil dari pemilihan legislative pada tahun 2014, menetapkan Anggota DPRD di Kota Surakarta berjumlah 45 orang. Pada tahun 2016 jumlah Anggota DPRD tetap sejumlah 45 orang.Jumlah partai politik di daerah pada Tahun 2016 sejumlah 10 parpol. Data terkait infrastruktur politik Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 38. Infra Struktur Politik Kota Surakarta Tahun
Infrastruktur Politik 2012 2013
1). Partai Politik 48 a). Jumlah Parpol di Daerah b). Jumlah Parpol Peserta Pemilu 32 2). Organisasi Kemasyarakatan a). Jumlah Orkemas berdasarkan 39 Profesi b). Jumlah Orkemas berdasarkan 2 Agama 3). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
12 12
2014
2015
2016 satuan
12 15
10 15
10 15
parpol parpol
40
64
64
64
orgs
7
7
7
7
orgs
104 123 123 133 104 a). Jumlah LSM Lokal 11 0 0 0 1 b). Jumlah LSM Nasional c). Jumlah LSM Asing/Internasional 0 0 0 0 0 yang beroperasi di Daerah Sumber : Sekretaris DPRD Kota Surakarta dan Kantor Kesbangpol Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
lsm lsm lsm Kota
61
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
140
120 100 2012
80 60
2013
40
2014
20
2015
0
2016 jumah parpol d daerah
jumlah parpor peserta pemilu
jumlah jumla jumlah orkesmas oresmas LSM lokal berdasar berdasar profesi agama
jumlah LSM nasional
Gambar 22. Infra Struktur Politik Kota Surakarta tahun 2012-2016
Keberadaan dan keragaman partai-partai politik ini menjadi aset penting dalam menciptakan kondisi dan Iingkungan politik serta demokrasi yang baik bagi KotaSurakarta. Sebagai gambaran yang ada saat ini, jumlah wakil rakyat di DPRD sejumlah 45 orang terdiri dari 36 laki-laki dan 9 perempuan.
B. Hukum Upaya penegakan hukum di Kota Surakarta terus ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti pencegahan, pembinaan, dan pemberian hukuman yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jumlah kasus yang mampu diselesaikan baik pidana maupun perdata tergolong cukup bagus, yaitu 100% untuk pidana dan 94% untuk perdata. Berikut tabel kasus pelanggaran hukum dalam lima tahun terakhir. Tabel 39. Kasus Pelanggaran Hukum Kasus Pelanggaran Hukum 2012
Bapppeda Kota Surakarta
2013
Tahun 2014
2015
2016
Ket
62
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
a. Jumlah perkara dilaporkan 475 1) Pidana 1 2) Perdata 0 3) Politik dan Ham 0 4) Lalu lintas
380 732 0 22.419
356 502 0 34.166
421 550 0 36.715
841 564 0 34.436
perkara perkara perkara perkara
b. Jumlah perkara terselesaikan 466 429 377 441 1) Pidana 1 799 518 567 2) Perdata 0 0 0 0 3) Politik dan Ham 0 22.419 34.166 36.715 4) Lalu lintas 0 0 0 0 5) Sengketa Sumber :Polres Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
841 531 0 34.436 0
perkara perkara perkara perkara perkara
Pidana
Perdata 841
732
502
475
421
380
1 2012
564
550
356
2013
2014
2015
2016
Gambar 23. Jumlah Perkara pidana dan perdata selama lima tahun
C.
Keamanan Untuk bidang keamanan pada tahun 2016, terjadi penurunan jumlah
kasus unjuk
rasa
khususnya
yang berkaitan
dengan
ekonomidan politik. Pada sisi lain, unjuk rasa di bidang lainnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 menjadi 60 kasus. Kriminalitas pada tahun 2016 terjadi peningkatan , yaitu sebanyak
Bapppeda Kota Surakarta
63
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
1.544 kasus dengan modus perampokan, terorisme, penjambretan, dan lain-lain. Berikut tabel data unjuk rasa di Kota Surakarta hingga tahun 2016. Tabel 40. Persoalan Keamanan di Kota Surakarta Macam Persoalan 1) Unjuk Rasa Bidang Politik 2) Unjuk Rasa Bidang Ekonomi 3) Unjuk Rasa Bidang Lainnya 3) Kriminalitas
2012
Tahun 2013 2014 2015
Ket 2016
53
0
12
0
0
Kasus
33
45
17
1
0
Kasus
0
0
28
7
60
Kasus
1.544
Kasus
1.925 1.493 1.317 1.516
Sumber :Satpol PP Kota Surakarta (Data per Desember 2016)
Bapppeda Kota Surakarta
64
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB X INSIDENSIAL
A. Penyakit Menular Selama tahun 2012-2016 Dinas Kesehatan Kota Surakarta mencatat beberapa kejadian penyakit menular, seperti digambarkan dalam tabel di bawah : Tabel 41. Kejadian Penyakit Menular di Kota Surakarta Jumlah Kasus Wabah/Endemi Pada 2012 2013 2014 215 2016 Manusia (kasus) 1). Sapi Gila 0 0 0 0 0 2). Flu Burung 0 0 0 0 0 3). Chikungunya 0 49 0 0 0 4). Demam berdarah 30 263 256 471 751 5). Hepatitis 0 0 0 0 0 6). Kolera 0 0 0 0 0 7). Malaria 0 0 0 0 0 8). Meningitis 0 0 0 0 0 9). Tuberkulosis 466 173 145 107 176 10). AIDS 18 39 4 49 59 11). HIV 7 18 18 27 32 12. Dikteri 0 0 0 0 0 13. Rabies 0 0 1 0 0 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (data per Desember 2016)
Dari data tersebut di atas dapat diketahui kejadian penyakit menular yang terjadi di Kota Surakarta pada tahun terakhir meliputi demam berdarah sejumlah 751 kasus, tuberculosis 176 kasus, AIDS 59 kasus, serta HIV 32 kasus.
Bapppeda Kota Surakarta
65
SIPD Kota Surakarta Tahun 2016
BAB IV PENUTUP Buku Profil Daerah Kota Surakarta telah kami susun dan sajikan dalam bentuk narasi deskripsi, tabel dan grafik. Kami berharap laporan yang berisikan 8 kelompok data ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran data dan informasi tentang Kota Surakarta serta bermanfaat sesuai dengan harapan awal penyusunan buku laporan ini yakni pengoptimalan dan peningkatan sistem informasi pemerintah daerah untuk memperkuat kerja sama antar pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi pegangan bagi masyarakat pada umumnya dan seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Kota
Surakarta
pada
khususnya
dalam
penyusunan
program
pembangunan Kota Surakarta. Beberapa saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki buku profil ini di masa mendatang, antara lain : 1.
Pengumpulan dan validasi data oleh Tim Kelompok Kerja lebih intensif, tepat waktu sesuai format data yang sudah disampaikan, sehingga
pembuatan
laporan
profil
Kota
Surakarta
dapat
terselesaikan dengan baik sesuai jadwal yang telah disusun, tidak ada kendala dalam penyusunan yang dikarenakan data belum lengkap atau data belum masuk. 2.
Perlu adanya standar pendataan antar Perangkat Daerah dengan BPS sehingga tidak terjadi keraguan dalam membuat analisis dalam perencanaan pembangunan.
3.
Perlu adanya sinkronisasi kebutuhan data perencanaan dengan data dasar dalam SIPD. Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh Perangkat
Daerah / Instansi terkait di Kota Surakarta atas partisipasi dalam penyediaan data yang diperlukan dalam penyusunan buku Profil Daerah Kota Surakarta.
Bapppeda Kota Surakarta
66