`Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 1 BANK …. LAPORAN MINGGUAN TRANSAKSI FORWARD BELI BANK DENGAN PIHAK ASING TANGGAL…..s.d…….BULAN…… (dalam ribu USD) Tanggal
No
…
1. 2. … 1. 2. …
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
… … … … … …
KETERANGAN 1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi 2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi 3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan: a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C, Perdagangan Dalam Negeri atas dasar SKBDN, atau b. Bukan Investasi 4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi 5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi 6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan 7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
94
100
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 2 BANK …. LAPORAN MINGGUAN TRANSAKSI SWAP BELI BANK DENGAN PIHAK ASING TANGGAL…..s.d…….BULAN…… (dalam ribu USD) Tanggal
No
…
1. 2. … 1. 2. …
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
… … … … … …
KETERANGAN 1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi 2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi 3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan: a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C, Perdagangan Dalam Negeri atas dasar SKBDN, ata u b. Bukan Investasi 4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi 5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi 6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan 7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
95
101
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 3 BANK …. LAPORAN MINGGUAN TRANSAKSI OPTION BANK DENGAN PIHAK ASING TANGGAL…..s.d…….BULAN…… (dalam ribu USD) Tanggal
No
…
1. 2. … 1. 2. …
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
… … … … … …
KETERANGAN 1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi 2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi 3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan: a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C, Perdagangan Dalam Negeri atas dasar SKBDN, atau b. Bukan Investasi 4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi 5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi 6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan 7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar
96
102
negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 4 BANK …. LAPORAN MINGGUAN REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF BANK DENGAN PIHAK ASING PER JENIS TRANSAKSI DAN TUJUAN TRANSAKSI TANGGAL…..s.d…….BULAN…… (dalam ribu USD) Forward Tanggal
Swap
Option
TOTAL
POSISI
Investasi
Bukan Investasi
Investasi
Bukan Investasi
Investasi
Bukan Investasi
Investasi
Bukan Investasi
Bukan Investasi
…
…
…
…
…
…
…
…
… … … … … …
…
KETERANGAN 1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi 2. Kolom Posisi diisi dengan Posisi (outstanding) transaksi Bukan Investasi sampai dengan tanggal yang bersangkutan. Cara perhitungan: Posisi awal hari (+/-) 3. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan 4. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
97
103
Lampiran 5 LAMPIRAN I5 SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/DPM TANGGAL 28 FEBRUARI 2013 PERIHAL PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 10/42/DPD PERIHAL PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK
CONTOH SURAT PERMOHONAN PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK OLEH PVA BANK DAN PVA BUKAN BANK
KOP SURAT PERUSAHAAN SURAT PERMOHONAN PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH Menunjuk Pasal 3 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/28/PBI/2008 tanggal 12 November 2008 tentang Pembelian Valuta Asing Terhadap Rupiah kepada Bank , bahwa kami : Nama PVA : ................................................................................ No. KPmIU : ................................................................................ dengan ini menyatakan bahwa: 1. Selisih antara total penjualan dengan total pembelian (net jual) valuta asing terhadap rupiah yang kami lakukan dengan nasabah dalam 1 (satu) bulan terakhir adalah sebesar USD ........................... Jumlah ini merupakan dasar transaksi kami dalam melakukan pembelian valuta asing terhadap rupiah kepada Bank. Transaksi pembelian tersebut kami perlukan untuk memenuhi kebutuhan valuta asing kami dalam bertransaksi dengan nasabah kami.
2. Sebagai …
104
2. Sebagai pendukung pembelian valuta asing di atas, terlampir kami sampaikan fotokopi data rekapitulasi transaksi jual beli harian kami dengan nasabah selama 1 (satu) bulan terakhir. Demikian surat permohonan kami buat dengan sebenar-benarnya.
Tempat ..................., Tgl/Bulan/Tahun Hormat kami, PT ......................... Ttd. dan Cap Perusahaan
Nama Jelas (Direktur/Pimpinan Cabang)
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER,
HENDAR
105
Lampiran 6 LAMPIRAN 6II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/DPM TANGGAL 28 FEBRUARI 2013 PERIHAL PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 10/42/DPD PERIHAL PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK Contoh Perhitungan Net Jual Berdasarkan Data Transaksi Harian Jual Beli UKA antara PVA “XYZ” dengan Nasabah PVA Dalam US Dollar PEMBELIAN
Tanggal 1-Apr-13 2-Apr-13 4-Apr-13 8-Apr-13 9-Apr-13 10-Apr-13 12-Apr-13 15-Apr-13 16-Apr-13 18-Apr-13 22-Apr-13 23-Apr-13 24-Apr-13 29-Apr-13 30-Apr-13 Total Total Transaksi di luar Bank dan PVA
a Nominal 30,000 150,000 25,000 10,000 60,000 120,000 25,000 5,000 75,000 120,000 25,000 75,000 120,000 110,000 10,000 960,000 155,000
Nasabah A BANK ABC D PVA MNO J PVA PQR PVA JKL Q BANK KLM PVA JKL S BANK ABC PVA MNO BANK ABC A
PENJUALAN
1)
1)
1) 1)
1) 1)
1) 1) 1)
b Nominal 35,000 120,000 30,000 10,000 50,000 110,000 30,000 35,000 80,000 140,000 35,000 120,000 110,000 130,000 9,000 1,044,000
Nasabah B C PVA PQR I K L P PVA MNO R PT BTA PVA PQR PVA JKL PVA PQR PT DEF W
714,000
2) 1)
2)
1)
2) 1) 1) 1) 2)
NET JUAL DILUAR TRANSAKSI DENGAN PVA DAN BANK (b-a) Nominal 5,000 120,000 (25,000) 10,000 (10,000) 110,000 30,000 (5,000) 80,000 140,000 (25,000) 130,000 (1,000)
559,000
Keterangan: 1) Tidak termasuk dalam perhitungan net jual. 2) Nasabah wajib melampirkan dokumen underlying pembelian sesuai ketentuan pada butir 7.c.2).a), 7.c.2).b), 7.c.2).c), 7.c.2).d), dan/atau 7.c.2).f).
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER,
HENDAR
106
Lampiran 7 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010 List of Pilot Enterprises Participating in RMB Cross-border Trade Settlement City
1
Name Of Company Guangdong Commercial Trading Import And Export Corporation
2
Guangdong Silique International Group Maufar Corp.,Ltd.
Guang Zhou
3
Guangdong Silique International Group Wintex Corp.Ltd
Guang Zhou
4
Guangdong Silique International Group Garment Co.,Ltd.
Guang Zhou
5
Guangdong Light Industrial Products Imp And Exp Holdings Corp.
Guang Zhou
6
Guangdong Foreign Trade Imp.And Exp. Corp.
Guang Zhou
7
Guangdong Foodstuffs Import & Export (Group) Corparation
Guang Zhou
8
Guangdong Native Produce I/E Corp. (Group).Ltd
Guang Zhou
9
China National Nonferrous Metals Imp.& Exp. Guangdong Corp.
Guang Zhou
10
Guanddong Stationary And Sporting Goods Imp And Exp Corp.
Guang Zhou
11
Guangzhou Henghao Chemical Science Co.Ltd.
Guang Zhou
12
Ho Yu Shoe Material Ltd
Guang Zhou
13
Gise Kam Kwan International Trade Ltd.
Guang Zhou
14
Guangzhou Flashlight Industrial Corporation
Guang Zhou
15
Guangzhou Automobile Trading Co Ltd
Guang Zhou
16
Htc Trade Co Ltd
Guang Zhou
17
Guangzhou Pearl River
18
Guangzhou Shunlung Industrial Corp.
Guang Zhou
19
Guangzhou Shun Lung Industrial Corp.
Guang Zhou
20
Guangzhou Lun Rigid New Material Corporation
Guang Zhou
21
Guangzhou Elec&Eltek Megenetic Integrated Connetors First Co.,Ltd
Guang Zhou
22
W & G Biaxial Materials Technology Corporation
Guang Zhou
23
Pan-Asia Pet Resin(Guangzhou)Co.,Ltd.
Guang Zhou
24
Guangdong Silkgroup Fortune Co.,Ltd.
Guang Zhou
25
Guangzhou Nypro Molding Plastics Products Co.,Ltd.
Guang Zhou
26
Telegoal (Guangzhou) Garment Company Limited
Guang Zhou
27
Guang Zhou Panyu Massway Stationnery & Gift Box Co.,Ltd.
Guang Zhou
28
Exquisite Knitters (Guangzhou) Ltd.
Guang Zhou
29
Guangzhou Huabao Glass Co.,Ltd
Guang Zhou
30
Guangzhou City Pan Yu Chun Fung Footwear Company Limited
Guang Zhou
31
Grg Banking Equipment Co.,Ltd.
Guang Zhou
32
Guangzhou Economic And Technical Development District Construction Import And Export Co. Ltd
Guang Zhou
33
Golden Ware Enterprise Limited
Guang Zhou
34
Guangdong Guangxin Trade Development Co.,Ltd Guangzhou Evervan Footwear Co.,Ltd.
Guang Zhou
35
Piano
Group Co., Ltd
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou 36 Guangzhou Sunmile…
101 107
36 Guangzhou Sunmile Industries Co Ltd 37 Guangzhou Trademaster & Creation Ltd.
Guang Zhou
38 Hedy Holding Co.,Ltd 39 Guangdong Silk I/E Corp.(Group).Ltd
Guang Zhou
40 Guangzhou Grace Electron Corporation 41 Epoxy Base Electronic Material Co.,Ltd.
Guang Zhou
42 Guangzhou Panyu Southern Star Co. Ltd. 43 Guangzhou Huasheng Paints And Pigments Co., Ltd
Guang Zhou
44 Guangzhou Shipyard International Co. Ltd. 45 China National Aero-Technology Guangzhou Co.,Ltd
Guang Zhou
46 Eleceltek (Guangzhou ) Electronics Co.,Ltd 47 Lg Chemical (Guangzhou) Engineering Plastics Co.,Ltd.
Guang Zhou
48 Guangzhou Zhujiang Steel Co Ltd 49 Guangzhou Tws Electronics Limited
Guang Zhou
50 Pan Overseas (Guangzhou) Electronic Co.,Ltd 51 Guangzhou Malting Company Ltd
Guang Zhou
52 Guangzhou Yiguan Leather Products Co.,Ltd 53 Wells Electronic Material(Guangzhou)Co.,Ltd.
Guang Zhou
54 Guangzhou Starlite Environmental Friendly Center Limited 55 Guangzhou Jianyuan Material Trade And Logistics Co.Ltd
Guang Zhou
56 Kingfa Sci.& Tech.Co.,Ltd
Guang Zhou
57 Guangdong Petro_Trade Development Corporation. 58 Tai-I Jiang Corp (Guangzhou) Co., Ltd
Guang Zhou
59 Tai-I Copper (Guangzhou) Co., Ltd 60 Huntsman Advanced Materials (Guangdong) Company Limited
Guang Zhou
61 Huntsman Textile Effects (China) Co.,Ltd. 62 Guangzhou Power Construct Trade Co. Ltd.
Guang Zhou
63 Panyu Metals And Minerals Imp And Exp Corp 64 Guangzhou Zhujiang Lianggua Footwear Co.,Ltd
Guang Zhou
65 High Sun Electrical Industrial Co., Ltd. 66 Ggec Thchnology Limited
Guang Zhou
67 Guoguang Electric Company Limited 68 First Audio Manufacturing Co.,Ltd.
Guang Zhou
69 Guangzhou Tiger Head Battery Group Co.,Ltd 70 Guangzhou Nansha Santis Substrates Ltd
Guang Zhou
71 Panyu Juda Car Audio Equipment Co.,Ltd 72 Guangzhou Kwangfeng Industrial Co.,Ltd.
Guang Zhou
73 Guangzhou Couger Metal Material Ltd. 74 Guangzhou Kam Hing Textile Dyeing Co Ltd
Guang Zhou
Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou
Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou Guang Zhou 75 Bogart …
102 108
75
Bogart Lingerie (Guangzhou) Limited
Guang Zhou
76
Guangzhou Panyu Pegasus Footwear Co.,Ltd.
Guang Zhou
77
Guang Zhou Chuang De Shoes Co.,Limited
Guang Zhou
78
Guangzhou Chuangyu Garment Co.,Ltd
Guang Zhou
79
Guangzhou City Panyu Ever Rich Knitting Garment Co.,Ltd.
Guang Zhou
80
Guangzhou Xingxiangweiye Development Co.,Ltd
Guang Zhou
81
Guangzhou Pule Packaging Container Co.,Ltd
Guang Zhou
82
Guangzhou Younibao Trade Co.,Ltd
Guang Zhou
83
Guangzhou Runtian Import And Export Co Ltd
Guang Zhou
84
Df Import & Export Corp.,Ltd
Guang Zhou
85
Tency Enterprise Ltd.
Guang Zhou
86
Sabic Innovative Plastics Co.,Ltd (China)
Guang Zhou
87
Guangzhou Textile Industry Union Import Export Corporation
Guang Zhou
88
Guangzhou Light Holdings Limited
Guang Zhou
89
Gree Electric Appliances, Inc. Of Zhuhai
Zhu Hai
90
Zhuhai Unicizers Industrial Co.,Ltd.
Zhu Hai
91
Philips Dap Company Ltd Zhuhai S.E.Z
Zhu Hai
92
New Ocean Energy Holdings Limited
Zhu Hai
93
Zhuhai Hansen Technology Co.,Ltd.
Zhu Hai
94
China Electronics
Zhu Hai
95
Zhuhai Yueyufeng Iron And Steel Co Ltd
Zhu Hai
96
Elec-Tech International Co.,Ltd.
Zhu Hai
97
Zhuhai Wonderful Electric Power Goods And Materdals Co.Ltd.
Zhu Hai
98
Yuhua Polyester Co.,Ltd Of Zhuhai
Zhu Hai
99
Zhuhai Founder Technology Multi-Layer Pcb Co.,Ltd.
Zhu Hai
100
Eastcom Peace Smart Card Co.,Ltd.
Zhu Hai
101
Intelligent Components Technology Zhuhai Ltd
Zhu Hai
102
V.S. Technology Industry Park(Zhuhai) Co.,Ltd
Zhu Hai
103
Zhuhai Chi Cheng Technology Co.,Ltd
Zhu Hai
104
Zhuhai Shi You Chemical Co.,Ltd
Zhu Hai
105
Zhuhai S.E.Z. Hongta Renheng Paper Co.,Ltd
Zhu Hai
106
Print-Rite. Unicorn Iwage Products Co.,Ltd Of Zhuhai
Zhu Hai
107
Jin Pin Electrical
Zhu Hai
108
Zhuhai Qinfa Trading Co.,Ltd
Zhu Hai
109
Taltex(Zhuhai) Ltd
Zhu Hai
110
Teck Soon Hong (Zhuhai) Flavours And Fragrances Ltd
Zhu Hai
111
Zhuhai Yinghao Electronic Technology Co Ltd
Zhu Hai
112
Zhuhai Sunland Trading Co.,Ltd. Guangdong Ronsen Super Micro-Wire Co.,Ltd
Zhu Hai
113
Zhuhai Co.,Ltd.
Co., Ltd Zhuhai S.E.Z.
Zhu Hai 114 Apollo …
103 109
114 Apollo Zhuhai Electronics Co.,Ltd 115 Zhuhai Lewaunion Woollen Mills Limited
Zhu Hai
116 Zhuhai Novel Spinning Knitting And Dyeing Co.,Ltd 117 Sing Hwa Garment Dlpt (Zhuhai) Ltd
Zhu Hai
118 Sunway Plastics And Electric(Zhuhai) Co.,Ltd 119 Kingtech (Zhuhai) Pcb Limited
Zhu Hai
120 Zhuhai Doree Electronic Co.,Ltd. 121 Zhuhai Lightex Woollen Mills Limited
Zhu Hai
122 Luen Fung (Zhuhai) Knitwear Ltd. 123 Zhuhai Lichen Medicine Co.,Ltd
Zhu Hai
124 Dai Cheong (Zhuhai) Concretepile Co.,Ltd 125 Zhuhai Golden Clothing Co.,Ltd
Zhu Hai
126 Guangdong Nam Kwong Industrial And Trading Corp. 127 Dongguan Fay Candle Co., Ltd
Zhu Hai
128 Dongguan Aall & Zyleman Baby Goods Ltd 129 Dongguan Datlywtn Watch Co., Ltd Dongguan Supreme Plastic And Metal Manufacturing Company 130 Limited 131 Dongguan Nine Dragons Paper Industries Co.,Ltd.
Dong Guan
132 Dongguan Texwinca Textile & Garment Ltd. 133 Dongguan Kingsun Optoelectronic Co.,Ltd.
Dong Guan
134 Dongguan Xinya Electronic Technology Co.,Ltd 135 Dongguan Ming Hui Shoes And Garment Co.,Ltd
Dong Guan
136 Dongguan Wisetex Knitwear Manufactoring Ltd 137 Dongguan Walltes Decorative Material Co.,Ltd.
Dong Guan
138 Dongguan Piko Model Manufacturing Ltd. 139 Dongguan Win-Tech Plastic Materials Ltd
Dong Guan
140 Iriver China Co Ltd 141 Guangdong Shengyi Sci. Tech Co., Ltd
Dong Guan
142 Konica Minolta Business Technologies(Dongguan)Co Ltd 143 Dongguan Shung Chong Steel Products Co Ltd
Dong Guan
144 Fugang Electronic (Dongguan) Co.,Ltd 145 Topship Chemical Co., Ltd
Dong Guan
146 Foxlink Electronic (Dongguan) Co.,Ltd 147 Tatsin Furniture(Dongguan) Co.Ltd
Dong Guan
148 Dongguan Island Printing Co,Ltd 149 Dongguan Taifu Electronic Co.,Ltd
Dong Guan
150 Dongguan Senlin Textile Ltd 151 Guangdong Silver Age Sci And Tech. Co.,Ltd.
Dong Guan
Zhu Hai Zhu Hai Zhu Hai Zhu Hai Zhu Hai Zhu Hai Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan 152 Dongguan Nova…
104 110
152 Dongguan Nova Furniture Co.,Ltd 153 Dongguan Sheng He Chemicals Co., Ltd.
Dong Guan
154 Dongguan Keystone Electric Wire And Cable Co.,Ltd 155 Dongguan Qifeng Foreign Trade Co.,Ltd
Dong Guan
156 Dongguan Gloss Mind Apparel Co.,Ltd 157 Dongguan Maugee Industril. Ltd
Dong Guan
158 Dongguan Jing Yi Knitted Garment Co.Ltd 159 Million Harvest Dongguan Co.Ltd
Dong Guan
160 Dongguan Xinlong Varnished Wire Co., Ltd 161 Good Prosperity Furniture(Dongguan)Company Ltd
Dong Guan
162 Dongguan City Xingye Industry Co.,Ltd. 163 Dongguan Universal Circuit Board Equipment Co.,Ltd
Dong Guan
164 Dongguan Fortune Furniture Ltd 165 Dongguan Nan Sing Plastics Ltd.
Dong Guan
166 Dongguan Aoyu Hardware And Plastic Co.,Ltd 167 Dongguan Yihui Trade Co.Ltd
Dong Guan
168 The Wing Fat Printing(Dongguan)Co.Ltd 169 Silver Age Engineering Plastics (Dongguan) Co.,Ltd.
Dong Guan
170 Dongguan Great Eastern Garment Limited 171 Dong Guan Wan Tai Rubber Co.,Ltd.
Dong Guan
172 Dongguan Lingqiao Metaland Plastic Manufacturing Ltd 173 Dongguan Huasheng Audio Products Co.,Ltd.
Dong Guan
174 Dongguan Aeon Tech Co.,Ltd. 175 Dongguan Land Dragon Paper Industries Co., Ltd
Dong Guan
176 Dongguan Sea Dragon Paper Industries Co., Ltd 177 Best System (Dg) Limited
Dong Guan
178 Dongguan Skywalk Sole Co.,Ltd 179 Dongguan Shingtak Shoes Company Ltd
Dong Guan
180 Dongguan Ming Hoi Dyeing & Finishing Factory Co., Ltd. 181 Dongguan Janus Plastic Product Co Ltd
Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan Dong Guan
182 Dongguan Yongqiang Vehicles Manufacturing Co.,Ltd 183 Ricoh Elemex (Shenzhen) Co., Ltd.
Dong Guan
184 Hung Hing Printing(China) Co., Ltd. 185 Shenzhen Vitasoy (Guangming) Foods And Beverage Co., Ltd
Shen Zhen
186 Shenzhen Globe Union Industrial Corp. 187 Haojia Electronic (Shenzhen) Ltd
Shen Zhen
188 Unimicron Technology (Shenzhen) Corp. 189 Z.China Paint Mist. Co.,(Shenzhen) Ltd 190 Shenzhen Jianyi Tower Electronic Co., Ltd
Shen Zhen
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen 191 Action…
105 111
191 Action Technology (Shenzhen) Co.,Ltd 192 Shenzhen Huili Electronic Co.,Ltd
Shen Zhen
193 China Associate (Group) Co., Ltd. 194 Zte Kangxun Telecom Co.,Ltd
Shen Zhen
195 Shenzhen China Silk Enterprise Limited 196 Shekou Lam Soon Flour Mills Co., Ltd
Shen Zhen
197 Zte Corporation 198 Shenzhen Mindray Bio-Medical&Electronics Co.,Ltd
Shen Zhen
199 Shenzhen Huali Packing & Trading Co., Ltd 200 Konka Group Co., Ltd
Shen Zhen
201 Ce Lighting Ltd. 202 Byd Precision Manufacture Co., Ltd
Shen Zhen
203 Shenzhen Huawei Communication Technology Co.,Ltd 204 Shenzhen Konka Communication Technology Co.,Ltd
Shen Zhen
205 Shenzhen Zhongjin Lingnan Nonfemet Co.,Ltd 206 China Electronics Shenzhen Company
Shen Zhen
207 Tianma Microelectronics Co., Ltd 208 Strongjet Technology Co., Ltd
Shen Zhen
209 Ykk Zipper (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
210 Toshiba Tec Information Systems(Shen Zhen)Co.,Ltd 211 Ricoh Componenis Asia (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
212 Timely Electronics (Shenzhen) Co., Ltd 213 Regina Miracle Intimate Apparel (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
214 Simtai Optics (Shenzhen) Co., Ltd 215 Fuding Precision Components (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
216 Sheng Longxing Electronics (Shenzhen) Co., Ltd 217 Merry Electronics (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
218 Msi Computer (Shenzhen) Co., Ltd 219 Winner Industries (Shenzhen) Co.,Ltd.
Shen Zhen
220 Wei Chang Sing Electronics (Shenzhen) Co., Ltd 221 Apcb Electronics (Shen Zhen) Co., Ltd.
Shen Zhen
222 Shenzhen Yu Da Fu Electronic Co., Ltd 223 Sanmina-Sci Enclosure Systems (Shenzhen) Co., Ltd.
Shen Zhen
224 Chochuen Garment (Shenzhen) Co., Ltd 225 Shenzhen Baohing Electronic Wire&Cable Manufacture Co., Ltd
Shen Zhen
226 Nishoku Plastic Mold (Shenzhen)Co.,Ltd 227 Sharetronic Digital Electronic (Shenzhen) Co.,Ltd
Shen Zhen
228 Shenzhen Oriental Wanghe Industrial Co.,Ltd 229 Pantene Industrial Co., Ltd.
Shen Zhen
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen 230 Gode…
106 112
230 Gode Electronics (Shenzhen) Co.,Ltd 231 Starlite Printers (Shenzhen)Co.,Ltd
Shen Zhen
232 Embry (China) Garments Limited 233 Shenzhen Yuanxing Fruit Co., Ltd
Shen Zhen
234 Shenzhen Bada Logistics Co., Ltd. 235 Cnbmit Co.,Ltd
Shen Zhen
236 Clad Garments (SHENZHEN)Co.Ltd 237 SHENZHEN Harson Shoes.Limited
Shen Zhen
238 Southseas Oils&Fats Industrial (Chiwan) Co.,Ltd 239 Skyworth Multimedia (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
240 A-Max Technology (China) Ltd. 241 Huike Electronics (Shenzhen) Co. Ltd
Shen Zhen
242 Epson Engineering (Shenzhen) Ltd. 243 Leefung-Asco Printers Holdings Limited
Shen Zhen
244 Wynne Wood Toys Industrial (Shenzhen) Co., Ltd. 245 Shenzhen Wanhe Pharmaceutical Co., Ltd
Shen Zhen
246 Shenzhen Sangfei Consumer Communications Co,Ltd. 247 Shenzhen Seastar Technology Co.,Ltd
Shen Zhen
248 Shenzhen Zowee Technology Co.,Ltd 249 Shenzhen Chuangwei-RGB Electronics Co., Ltd.
Shen Zhen
250 Shenzhen Diguang Electronics Co., Ltd. 251 Shenzhen Coship Electronics Co.,Ltd.
Shen Zhen
252 Emerson Network Power Co., Ltd. 253 Shenzhen Yifang Digital Technologies Co.,Ltd
Shen Zhen
254 Measurement Specialties (China) Ltd Shenzhen Southern Cimc Eastern Logistics Equipment Manufatore 255 Co., Ltd 256 Byd Company Ltd
Shen Zhen
257 Omron Electronic Components (Shenzhen) Ltd. 258 Shenzhen BAK Battery CO., LTD.
Shen Zhen
259 Join-One Electric(Shenzhen) Co.,Ltd 260 Huawei Technologies Co., Ltd
Shen Zhen
261 Monforts Fong's Textile Machinery(Shenzhen)Co.,Ltd 262 Shenzhen Ktc Computer Technology Co., Ltd
Shen Zhen
263 Cnb Technology Inc. 264 Mingle Metal (Shen Zhen) Co., Ltd
Shen Zhen
265 Shenzhen Excelstor Technology Ltd 266 Shenzhen Samsung Sdi Co., Ltd 267 Shenzhen Hi-Optel Technology Co., Ltd.
Shen Zhen
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen
268 Shenzhen Aerospace…
107 113
268 Shenzhen Aerospace Guangyu Industry(Group)Corp. 269 Shenzhen Hongji Entertrises (Holdings) Ltd
Shen Zhen
270 Eternal Asia Supply Chain Management Ltd. 271 Shenzhen Prolto Supply Chain Management Co. Ltd.
Shen Zhen
272 Tianji Electronics (Shenzhen) Co.,Ltd 273 Shenzhen Longgang Foreign Economic Development Co.,Ltd.
Shen Zhen
274 Baoshan Iron&Steel Co.,Ltd. 275 Sinochem Shanghai Co.,Ltd 276 Siic Shanghai Int'l Trade(Group) Co.,Ltd. 277 Shanghai Silk Groub Co.,Ltd
Shen Zhen Shen Zhen Shen Zhen Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai
278 Shanghai Foreign Trade Enterprises Co.,Ltd. 279 Shanghai Foreign Trade Enterprises Pudong Co.,Ltd.
Shang Hai
280 Shanghai Flying Horse Imp.&Exp.Co.,Ltd. 281 Shanghai Metals & Minerals Imp&Exp Corp.
Shang Hai
282 Ikea(China)Investment Co.,Ltd 283 Sassin International Electric Shanghai Co.,Ltd
Shang Hai
284 Shanghai Baolong Sales Co.,Ltd. 285 Shanghai Electric Group Company Limited
Shang Hai
286 Shanghai Zhenhua Heavy Industry Co.,Ltd. 287 Shanghai Urban Construction Group
Shang Hai
288 China Building Material International Engineering Co.,Ltd. 289 Sinochem International Corporation
Shang Hai
290 Shanghai Zhongze International Trade Co.,Ltd. 291 Shanghai Electric International Economic & Trade Co.,Ltd.
Shang Hai
292 Shanghai Huanyu Import & Export Co.,Ltd. 293 Semiconductor Manufacturing International Corporation
Shang Hai
294 Shanghai Bell Co.,Ltd. 295 Hudong-Zhonghua Shipbuilding (Group) Co., Ltd.
Shang Hai
296 Shanghai Hewlett-Packard Co.,Ltd 297 STATS Chippac Shanghai Co., Ltd
Shang Hai
298 Basf Auxiliary Chemicals Company Limited 299 Shanghai Michelin Warrior Tire Co.,Ltd.
Shang Hai
300 Shanghai Shipyard Co.,Ltd. 301 Orient International Holding Shanghai Knitwear I/E Co.,Ltd.
Shang Hai
302 Shanghai San Kai Imp. &Exp. Co.,Ltd.C46 303 Shanghai Bada Textile Printing And Dyeing Garment Co.,Ltd.
Shang Hai
China Shanghai (Group) Corporation For Foreign Economic & 304 Technological Cooperation , 305 China S Dongfeng Automobile Import & Export Co.,Ltd.
Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai 306 Shanghai Win…
108 114
306 Shanghai Win-Wing Imp.&Exp. Co.,Ltd. 307 Shanghai Haicheng Economic & Trade Co.,Ltd
Shang Hai
308 Shanghai Dongyuan Enterprise Development Co.,Ltd. 309 Shanghai Jianpu Import & Export Co.,Ltd.
Shang Hai
310 Shanghai Jin Jiang International Trading Co.,Ltd. 311 Shanghai Atomic Energy Industry Co.,Ltd.
Shang Hai
312 Shanghai New World Corporation Ltd. 313 Shanghai Foodstuffs Imp.& Exp.Corp.
Shang Hai
314 Shanghai Minguang Imp.& Exp.Co.,Ltd. 315 Shanghai Light Industrial Prodocts Imp. & Exp.Co.,Ltd.
Shang Hai
316 Shanghai Hansen Investment Developing Co.,Ltd 317 Shanghai Lansheng Corporation
Shang Hai
318 Shanghai Shenda Imp.& Exp.Co.,Ltd. 319 Jiangnan Shipbuilding(Group)Co.,Ltd.
Shang Hai
320 China Mcc International Economic And Trade Co.,Ltd. 321 Shanghai Toys Imp.& Exp.Co.,Ltd.
Shang Hai
322 Shanghai Dragon (Group) Corporation(Sdc) 323 Sinosteel Shanghai Co.,Ltd.
Shang Hai
324 Shanghai Baoqing Asset Management Co.,Ltd. , 325 Shanghai Baolong Int L Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
326 Shanghai Senlian Timber Industrail Development Co.,Ltd. 327 Shanghai Tunnel Engineering Co.,Ltd.
Shang Hai
328 China Haisum Engineering Co.,Ltd. 329 Shanghai Port Technology Engineer Service Co.,Ltd.
Shang Hai
330 Double Coin Holdings Ltd. 331 Shanghai Chemical Industry Supply & Sales Co.,Ltd.
Shang Hai
332 Shanghai Dongsong International Trading Co.,Ltd. 333 Shanghai Shenlong International Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
334 Shanghai Vostosun Industrial Co.,Ltd. 335 Shanghai Wor-Biz. Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
336 Shanghai Tiqiao Textile &Yarn Dyeing Co.,Ltd 337 Shanghai Povos Enterprise(Group)Co.,Ltd.
Shang Hai
338 Shanghai Sanweng International Trading Co.,Ltd. 339 Ningbo United Group Shanghai Imp.& Exp. Co.,Ltd.
Shang Hai
340 Shanghai Tianyuan International Trade Co.,Ltd. 341 Johnson & Johnson (China) Co.,Ltd.
Shang Hai
342 Shanghai Jinneng International Trade Co.,Ltd 343 Shanghai Shenlong Bus Co.,Ltd. 344 Shanghai Dynacast Electron Parts Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai Shang Hai 345 Shanghai Lansheng
109 115
345
Shanghai Lansheng Daewoo Corp.
Shang Hai
346
Evapco (Shanghai) Cooling Equipment Co.,Ltd.
Shang Hai
347
Shanghai Baoshan Taiping Container Co.,Ltd.
Shang Hai
348
Bayer (Shanghai) Polyurethane Co.,Ltd.
Shang Hai
349
Hannspree Technology (Shanghai) Co.,Ltd.
Shang Hai
350
Shanghai Taiping Int,L Container Co.,Ltd.
Shang Hai
351
Shanghai Singamas Container Holdings Co.,Ltd.
Shang Hai
352
Pulcra Chemicals (Shanghai) Co.,Ltd.
Shang Hai
353
Cognis Chemicals (China) Co.,Ltd.
Shang Hai
354
Shanghai Mitsubishi Elevator Co.,Ltd.
Shang Hai
355
Shanghai Fuji Xerox Co.,Ltd.
Shang Hai
356
Shanghai Eternal Information Technology Co.,Ltd.
Shang Hai
357
Shanghai Ab Food &Beverages Ltd.
Shang Hai
358
Mitsubishi Electric Shanghai Electric Elevator Co.,Ltd
Shang Hai
359
Cooltech Power(Shanghai)Ltd.&Shantou S.E.Z.Cooltech Power Ltd.
360 361
Shanghai Bcd Semiconductor Manufacturing Co.,Ltd.
Shang Hai Shang Hai Shang Hai
362 363
Salim Van (Shanghai) Enterprise Group Co.,Ltd. Bayer Paint Systems Shanghai Co.,Ltd. Bayer (Shanghai) Polymer Co.,Ltd.
364
Shanghai Kerry Food Industries Co.,Ltd.
Shang Hai
365
Shanghai Aotuolifu Automobile Security System Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai Shang Hai
110
116
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010 SURAT PERMOHONAN PLEDGE Kepada Bank Indonesia – Direktorat Pengolaan Devisa Cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Devisa Menara Sjafruddin Prawiranegara Lantai 7 Jl. MH Thamrin No.2 Jakarta 10350 Perihal: Permohonan Pledge Dalam Rangka Transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement Sehubungan dengan rencana pengajuan transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement (Repo) kami kepada Bank Indonesia dengan jangka waktu Repo selama................... (sebut dengan huruf) hari, dengan ini kami mengajukan permohonan pelaksanaan transaksi agunan (pledge) atas SBI/SUN/SBSN milik kami yang tercatat pada BI-SSSS sebagaimana terlampir. Nama Peserta : ............................................................... Member Code : ............................................................... Seri Surat Berharga : ............................................................... Nominal : ............................................................... Harga : ............................................................... Tanggal Setelmen : ............................................................... Tenor Pledge : ............................................................... Surat permohonan beserta lampiran tersebut diatas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami membebaskan Bank Indonesia dari tuntutan hukum dan bertanggung jawab atas tuntutan hukum terhadap Penyelenggara dan tuntutan lainnya yang timbul terkait pelaksanaan pledge dimaksud. Demikian agar maklum dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, ............................... Nama Perusahaan Tandatangan Pejabat berwenang dan stempel Perusahaan
111 117
Lampiran 9 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
SURAT KUASA Yang bertandatangan di bawah ini : ......(nama)......, .......(jabatan)......, bertempat tinggal di ....................., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili (Direksi/Perusahaan Perseroan PT. Bank......), berdasarkan karena itu ..................... dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Bank ...................., berdasarkan ............* (Pasal....Anggaran Dasar-nya yang dimuat dalam Akta Notaris ....., Nomor ....., tanggal ......) berkedudukan di .........., dan beralamat di ............ selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa. *) Jika Bank adalah Bank Asing, maka : ......(nama)......, .......(jabatan)......, bertempat tinggal di ....................., dalam hal ini bertindak ..... berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal ..... Nomor .... dibuat di hadapan ......, Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama ..........................., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum ......(negara kantor pusat bank asing) .........., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ..........(alamat)..........., selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa.
---- KHUSUS ---1) Untuk melakukan penjualan dan/atau melakukan early termination Surat Berharga Bank (....... identitas Surat Berharga......) yang diagunkan (pledge) dalam rangka penyelesaian transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement. 2) Mendebit rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank Indonesia, dalam hal nilai hasil penjualan Surat Berharga tidak mencukupi Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban Bank lainnya terkait transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement. 3) Mendebit rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank Indonesia, dalam hal saldo rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank
112 118
Indonesia, tidak mencukupi untuk memenuhi kekurangan Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban Bank lainnya terkait transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement. dengan mengacu pada ketentukan PBI Nomor 12/ -- /PBI/2010 tentang Transaksi Repurchase Agreement Chinese Yuan Terhadap Surat Berharga Rupiah Bank Kepada Bank Indonesia.
Surat Kuasa ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan .................... Demikian Kuasa ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ...............................
Penerima Kuasa
...........................
Pemberi Kuasa
..........................
113 119
Lampiran 10 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
Contoh Perhitungan Transaksi CNY/IDR Repo
----------------------------------------------------------Pada tanggal 28 Januari 2010, Bank “A” mengajukan CNY/IDR Repo sebesar CNY 1.000.000,00 selama 31 hari (jatuh tempo CNY/IDR Repo tanggal 28 Februari 2010) menggunakan SUN dengan karakteristik sebagai berikut: Kupon : 13,55% Clean Price : 104,83000% Accrued Interest : 2,78530% Dengan perhitungan sebagai berikut: Accrued Interest =74 x 13,55% x 100 = 2,79 360 Data lainnya pada tanggal transaksi: Kurs Transaksi Jual CNY/IDR Bank Indonesia : Rp1.500 per CNY Haircut : 5% Repo rate : 4% Perhitungan Nominal Surat Berharga yang di-repo-kan a. Jumlah dana CNY/IDR Repo dalam rupiah Jumlah pengajuan CNY/IDR Repo dalam rupiah = Jumlah dana CNY/IDR Repo x Kurs Transaksi Jual CNY/IDR Bank Indonesia = CNY1.000.000,00 x Rp1.500/CNY = Rp1.500.000.000,00 b. Nominal Surat Berharga yang di-repo-kan Nominal Surat Berharga yang = Jumlah dana CNY/IDR Repo dalam rupiah di-repo-kan Clean Price + Accrued Interest - Haircut = Rp1.500.000,00 = Rp1.461.770.320,80 104,83000% + 2,78530% - 5% ≈ Rp1.462.000.000,00
Perhitungan…
114 120
Perhitungan Nilai Pembelian Kembali (second leg) a. Nilai nominal repo rate Nilai Jumlah dana nominal = CNY/IDR x Jumlah hari repo x repo rate Repo 360
Repo rate
= CNY1.000.000,00 x 31 x 4% = CNY3.444,44 360 b. Nilai pembelian kembali Nilai pembelian = Jumlah dana x Nilai nominal Kembali CNY/IDR Repo repo rate
= CNY1.000.000,00 + CNY3.444,44 = CNY1.003.444,44
Contoh Penyelesaian Transaksi CNY/IDR Repo jika bank tidak menyerahkan dana CNY pada second leg ----------------------------------------------------------Jika pada contoh di atas Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pengiriman Dana CNY pada Tanggal Jatuh Tempo maka Bank Indonesia melakukan penjualan Surat Berharga pada 3 (tiga) hari kerja Jakarta setelah Tanggal Jatuh Tempo. I.
Hasil penjualan Surat Berharga Bank tidak mencukupi Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban lainnya
Pada Tanggal Jatuh Tempo, Kurs transaksi jual CNY/IDR Bank Indonesia sebesar 1.600 per CNY dan dirty price (clean price ditambah accrued interest) SUN Seri FR0011adalah 99,00000%. a.
Harga pasar Surat Berharga Harga pasar surat berharga
=
Nominal Surat Berharga yang di-repo-kan
x
Dirty price
= Rp1462.000.000,00 x 99,00000% = Rp1.447.380.000,00
b. Harga…
115 121
b. Harga pasar Surat Berharga dalam CNY Harga pasar Harga pasar surat berharga surat berharga = Kurs transaksi jual dalam CNY CNY/IDR Bank Indonesia = Rp1.447.380.000,00 = CNY904.612,50 Rp1.600/CNY
c. Sanksi kewajiban membayar Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Repo Rate ditambah 200 bps dikalikan jumlah hari dengan nominal Nilai Pembelian Kembali sejak Tanggal Jatuh Tempo sampai dengan pelunasan. Sanksi Nilai Jumlah hari Kewajiban = pembelian x (repo rate + 200bps) x 360 membayar kembali = CNY1.003.444,44 x (4% + 2%) x 5 = CNY836,20 360 d. Total kewajiban Total = Nilai Kewajiban pembelian Kembali
Sanksi + kewajiban membayar
= CNY1.003.444,44 + CNY836,20 = CNY1.004.280,64 Karena total kewajiban lebih besar dari harga pasar SSB dalam CNY maka terdapat kekurangan pembayaran sebesar CNY99.668,14 (CNY1.004.280,64 – CNY904.612,50) yang akan dibebankan ke rekening giro valuta asing Bank di Bank Indonesia. Apabila pada Tanggal Jatuh Tempo jumlah rekening giro valuta asing Bank A di Bank Indonesia hanya sebesar ekuivalen CNY50.000,00, maka sisanya sebesar CNY49.668,14 akan dibebankan pada rekening giro rupiah Bank A di Bank Indonesia.
II. Hasil…
116 122
II.
Hasil penjualan Surat Berharga Bank lebih besar dari Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban lainnya Pada Tanggal Jatuh Tempo, Kurs transaksi jual CNY/IDR Bank Indonesia sebesar 1.400 per CNY dan dirty price (clean price ditambah accrued interest) SUN Seri FR0011adalah 109,00000%. a.
Harga pasar Surat Berharga Harga pasar = Nominal Surat surat berharga Berharga yang di-repo-kan
x
Dirty price
= Rp1462.000.000,00 x 109,00000% = Rp1.593.580.000,00 b. Harga pasar Surat Berharga dalam CNY Harga pasar Harga pasar surat berharga surat berharga = Kurs transaksi jual dalam CNY CNY/IDR Bank Indonesia = Rp1.593.580.000,00 = CNY1.138.271,43 Rp1.400/CNY c. Sanksi kewajiban membayar Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Repo Rate ditambah 200 bps dikalikan jumlah hari dengan nominal Nilai Pembelian Kembali sejak Tanggal Jatuh Tempo sampai dengan pelunasan. Sanksi Kewajiban = Membayar
Nilai pembelian x (repo rate + 200bps) x Jumlah hari kembali 360
= CNY1.003.444,44 x (4% + 2%) x 5 = CNY836,20 360 d. Total kewajiban Total Nilai Kewajiban = pembelian + Kembali
Sanksi kewajiban membayar
= CNY1.003.444,44 + CNY836,20 = CNY1.004.280,64
e. Total…
117 123
e. Total kewajiban dalam rupiah Total Total Kewajiban = kewajiban dalam rupiah
x
Kurs transaksi jual CNY/IDR Bank Indonesia
= CNY1.004.280,64 + Rp1.400/CNY = Rp1.405.992.901,18
Karena total kewajiban lebih rendah dari harga pasar SSB dalam CNY maka kelebihan hasil penjualan SSB sebesar Rp187.587.098,82 (Rp1.593.580.000,00 – Rp1.405.992.901,18) akan dikembalikan kepada Bank.
Contoh Perhitungan Jumlah Hari dalam Pengenaan Sanksi Kewajiban membayar ----------------------------------------------------------Tanggal Jatuh Tempo CNY/IDR Repo: 1 Februari 2010. Tanggal pelunasan dana CNY hasil eksekusi/penjualan Surat Berharga yang di-repo-kan: 8 Februari 2010. Jumlah hari pengenaan sanksi kewajiban membayar adalah 7 (tujuh) hari kalender (jumlah hari dihitung dari tanggal 1 sampai dengan 7 Februari 2010, tidak termasuktanggal pelunasan dana CNY 8 Februari 2010).
118 124
Lampiran 11 Peraturan Bank Indonesia No. 10/34/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 No. *)Kepada Yth: Direktorat Pengelolaan Devisa Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA 10010
**)Kepada Yth. Pemimpin Bank Indonesia………….. Jl……………………. SURAT PERNYATAAN
Dengan hormat, Dengan ini kami………………………………(nama bank dan alamat) menyatakan bahwa seluruh dokumen yang kami serahkan dalam rangka penjualan Wesel Ekspor Berjangka kepada Bank Indonesia adalah benar dan telah sesuai sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PBI No.10/ /PBI/2008 tanggal Desember 2008 tentang Transaksi Pembelian Wesel Ekspor Berjangka oleh Bank Indonesia. Apabila dikemudian hari setelah dilakukan pemeriksaan terbukti bahwa dokumen-dokumen tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PBI No.10/ /PBI/2008 tanggal Desember 2008 tentang Transaksi Pembelian Wesel Ekspor Berjangka oleh Bank Indonesia maka kami bersedia untuk bertanggung jawab dan menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. ............(nama kota), ……...(tanggal) (materai) (Nama Pengurus) (Jabatan) *)
Alamat Bank Indonesia untuk Kantor Pusat Bank Penjual yang berdomisili di JABOTABEK
**)
Alamat Bank Indonesia untuk Kantor Pusat Bank Penjual yang berdomisili di Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia
119
125
Lampiran 12
I.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
PENDAHULUAN
1. Dalam dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks 2005 yang merupakan penyempurnaan dari dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks 1996, Basel Committee on Banking Supervision (Committee) merekomendasikan 2 pendekatan untuk mengukur
Risiko Pasar dalam perhitungan kecukupan modal yaitu Metode Standar dan Metode Internal. 2. Metode Standar menawarkan pendekatan pengukuran Risiko Pasar serta perhitungan kecukupan modal yang terstandardisir untuk seluruh Bank. Disamping relatif sederhana, standardisasi tersebut dapat mengurangi beban pelaporan oleh Bank serta memberikan acuan bagi pengawas dalam melakukan verifikasi. 3. Bank Indonesia telah mewajibkan Bank yang memenuhi kriteria tertentu untuk melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan menggunakan Metode Standar sejak tahun 2003. Namun berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada termasuk sejalan dengan perkembangan instrumen keuangan dan semakin kompleksnya usaha Bank, maka perlu dilakukan penyempu rnaan kembali terhadap ketentuan pelaksanaan penggunaan Metode Standar dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Risiko Pasar.
II.
PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR 1. Umum
a. Bank yang secara individual dan/atau secara konsolidasi memenuhi
kriteria tertentu untuk memperhitungkan Risiko Pasar dalam perhitungan KPMM wajib menggunakan Metode Standar. Dalam melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan menggunakan Metode Standar, Bank wajib memenuhi standar minimum yang diatur dalam ketentuan ini.
b. Risiko Pasar dalam perhitungan KPMM mencakup Risiko Suku Bunga, Risiko Nilai Tukar, Risiko Ekuitas, dan/atau Risiko Komoditas.
c. Bank secara individual dan/atau secara konsolidasi dengan
Perusahaan Anak wajib memperhitungkan Risiko Suku Bunga dan/atau Risiko Nilai Tukar.
d. Bank secara konsolidasi sebagaimana dimaksud pada huruf a selain memperhitungkan risiko sebagaimana dimaksud pada huruf c, juga wajib memperhitungkan:
1) Risiko Ekuitas, apabila Bank memiliki Perusahaan Anak yang terekspos Risiko Ekuitas; dan/atau
2) R i s i k o K o m o d i t a s , a p a b i l a B a n k m e m i l i k i P e r u s a h a a n A n a k yang terekspos Risiko Komoditas.
120 126
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
2. Perhitungan Risiko Suku Bunga a. Ketentuan Umum 1) Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap instrumen keuangan dalam Trading Book yang terekspos Risiko Suku Bunga, yang meliputi: a) Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau mengambang dan seluruh instrumen keuangan yang memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan ( Negotiable Certificates of Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh Bank dengan syarat dibeli kembali (Repo/Securities Lending); b) Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option, Interest Rate
Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate Options, dan Forward Rate Agreements/FRAs.
2) Perhitungan beban modal untuk Risiko Suku Bunga meliputi:
a) Risiko Spesifik dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik; b) Risiko Umum dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen keuangan yang berbeda dapat dilakukan saling hapus.
3) Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value dari pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest). Present value atas accrued interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran kupon, nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang material dengan nilai accrued interest. b. Perhitungan Risiko Spesifik
1) Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dirancang untuk melindungi
Bank dari risiko kerugian akibat perubahan harga dari setiap instrumen keuangan yang dimiliki akibat faktorfaktor yang berkaitan dengan penerbit instrumen keuangan (issuer). 2) Dalam perhitungan Risiko Spesifik, Bank hanya dapat melakukan proses saling hapus antara posisi long dan posisi short apabila posisi tersebut identik. Yang dimaksud dengan posisi yang identik dalam transaksi surat berharga dan transaksi derivatif, yaitu apabila terdapat kesamaan penerbit (issuer), tingkat bunga kupon (coupon rate), jatuh tempo, jenis valuta, call features, dan lainnya.
121 127
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik sehingga dilakukan
proses saling hapus maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Bank Indonesia, tetapi Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus. 4) Pembebanan Risiko Spesifik dibagi dalam kategori pembobotan seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Kategori Pembobotan untuk Risiko Spesifik Penerbit 1. Pemerintah Indonesia
Bobot 0,00%
2. Pemerintah Negara Lain a. peringkat AAA sampai dengan AA-
0,00%
b. peringkat A+ sampai dengan BBB- dengan:
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 6 (enam) bulan
0,25%
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan iii. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan
1,00%
c
peringkat . BB+ sampai dengan B-
8,00%
d
peringkat . kurang dari B-
i. ii.
e. tanpa peringkat
1,60%
12,00% 8,00%
3. Kualifikasi (Qualifying) a sisa . jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang
dari atau sama dengan 6 (enam) bulan
0,25%
b sisa . jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih
1,00%
dari 6 (enam) bulan sampai dengan 24 (dua puluh c. sisa empat) bulanwaktu sampai dengan jatuh tempo lebih jangka dari 24 (dua puluh empat) bulan
1,60%
4. Lainnya a. korporasi dengan: i.
peringkat jangka pendek A-1
1,60%
ii.
peringkat jangka pendek A-2
4,00%
iii.
peringkat jangka pendek A-3
8,00%
iv. peringkat jangka pendek kurang dari A-3 v.
peringkat AAA sampai dengan AA-
vi. peringkat A+ sampai dengan A-
12,00% 1,60% 4,00%
122 128
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Penerbit vii. peringkat BBB+ sampai dengan BB-
Bobot 8,00%
viii. peringkat kurang dari BB-
12,00%
ix. tanpa peringkat
12,00%
b. bank yang tergolong: i.
Tagihan Jangka Pendek 1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3 2) peringkat BB+ sampai dengan B3) peringkat kurang dari B4) tanpa peringkat
12,00% 4,00% 12,00% 4,00%
ii. Tagihan Jangka Panjang 1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3 2) peringkat BB+ sampai dengan B3) peringkat kurang dari B4) tanpa peringkat c.entitas sektor publik dan bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional i.
peringkat BB+ sampai dengan B-
ii.
peringkat kurang dari B-
iii. tanpa peringkat
12,00% 8,00% 12,00% 8,00%
8,00% 12,00% 8,00%
Penjelasan Tabel 1 mengenai Kategori Pembobotan untuk Risiko Spesifik adalah sebagai berikut: a) Pemerintah Indonesia Yang termasuk kategori Pemerintah Indonesia adalah seluruh instrumen yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh:
(1) Pemerintah Pusat Republik Indonesia; (2) Bank Indonesia; (3) Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang seluruh pendanaan operasionalnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Republik Indonesia.
b) Pemerintah Negara Lain Yang termasuk kategori Pemerintah Negara Lain adalah seluruh instrumen yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat atau bank sentral negara lain. c) Kualifikasi (1) Yang termasuk kategori Kualifikasi (Qualifying) adalah:
123 129
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 (a) surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh: i. Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan mengenai pemerintahan daerah; ii. bank; iii. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan mengenai BUMN, yang tidak tergolong sebagai Bank; iv. bank pembangunan multilateral, yaitu World Bank Group yang terdiri dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), African Development Bank (AfDB), European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), InterAmerican Development Bank (IADB), European Investment Bank (EIB), European Investment Fund (EIF), Nordic Investment Bank (NIB), Caribbean Development Bank (CDB), Islamic Development Bank (IDB), dan Council of Europe Development Bank (CEDB); v. lembaga internasional yaitu Bank for International Settlements, International Monetary Fund (IMF), dan European Central Bank, yang memiliki peringkat investasi (investment grade) dari 1 (satu) lembaga pemeringkat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia. Bank sebagaimana dimaksud pada angka ii mencakup bank yang beroperasi di Indonesia dan bank yang beroperasi di luar Indonesia, termasuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai lembaga pembiayaan ekspor Indonesia. (b) surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pihak selain sebagaimana dimaksud dalam Bab.II butir 2.b.4).c).(1).(a), yang memiliki peringkat investasi (investment grade) dari paling sedikit 2 (dua) lembaga pemeringkat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia.
(2) Peringkat domestik digunakan untuk surat berharga dalam mata uang Rupiah. Peringkat internasional digunakan untuk surat berharga dalam valuta asing. d) Lainnya Yang termasuk kategori Lainnya adalah seluruh surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh korporasi, bank, entitas sector publik, bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional yang tidak termasuk dalam kategori Pemerintah Indonesia, Pemerintah Negara Lain, dan Kualifikasi. Yang dimaksud dengan korporasi, bank, entitas sector publik, bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional adalah pihak-pihak yang termasuk dalam Tagihan Kepada Korporasi, Tagihan Kepada Bank, Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik, dan Tagihan Kepada Bank
124 130
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman perhitungan asset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. 5) Pos Tagihan Derivatif yang timbul dari instrumen suku bunga (efek utang) dalam neraca Bank tetap terkena perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit sesuai ketentuan yang berlaku meskipun instrumen derivatif yang mendasari timbulnya pos tersebut telah diperhitungkan dalam Risiko Spesifik. Hal ini mengingat Risiko Spesifik memperhitungkan kredibilitas penerbit, sedangkan pos tagihan derivatif merupakan counterparty credit risk.
c. Perhitungan Risiko Umum
1)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum dimaksudkan untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan dalam suku bunga pasar.
2)
Risiko Umum dikenakan terhadap posisi surat berharga dan instru men derivatif yang terkait dengan surat berharga atau suku bunga dan tercatat pada Trading Book.
3)
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan Risiko Umum adalah dengan menggunakan Metode Jatuh Tempo (Maturity Method) atau Metode Jangka Waktu (Duration Method). Bank dapat menentukan pilihan terhadap 2 (dua) metode tersebut sepanjang dilakukan secara konsisten dan akurat. Bagi Bank yang menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method), manajemen Bank harus dapat memastikan bahwa Bank memiliki kapasitas untuk menerapkan metode tersebut dengan berdasarkan prinsip kehatihatian.
4)
Bank harus memberitahukan secara tertulis kepada Direktorat Pengawasan Bank terkait atau Kantor Bank Indonesia setempat apabila Bank akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method) dalam perhitungan Risiko Umum.
5)
Bank yang akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method), dalam pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 4) harus dilengkapi dokumen dan informasi yang mencakup: a) kebijakan dan prosedur pelaksanaan Metode Jangka Waktu (Duration Method);
b) instrumen yang dihitung dengan Metode Jangka Waktu (Duration Method); c) sistem yang mendukung pelaksanaan prosedur perhitungan; d) proses dan prosedur pengendalian terhadap metode perhitungan;
125 131
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
e) validasi internal oleh pihak independen terhadap metode perhitungan Risiko Pasar yang digunakan.
6)
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap Metode Jangka Waktu (Duration Method) yang digunakan Bank untuk memastikan kebenaran dokumen dan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 5).
7)
Perhitungan beban modal dalam Risiko Umum dilakukan dengan menjumlahkan 4 (empat) komponen sebagai berikut:
a) Suatu proporsi yang terkecil antara posisi long dan short yang matched pada setiap skala waktu (vertical disallowance); b) Suatu proporsi yang terbesar antara posisi long dan short yang matched dari keseluruhan skala waktu (horizontal disallowance); c) Posisi net short atau net long dari seluruh Trading Book yang telah dibobot;
d) Pembebanan atas matched option position (net). 8) Metode Jatuh Tempo (Maturity Method). Posisi long dan short dari seluruh posisi surat-surat berharga dan instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang maturitas (maturity ladder) yang terdiri dari 13 atau 15 skala waktu (time band) sebagaimana tercantum pada Tabel 2 sesuai dengan suku bunga/ kupon instrumen keuangan. Yang dimaksud dengan jenjang maturitas adalah tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan sisa jatuh tempo atau jangka waktu sampai dengan penetapan suku bunga berikutnya dari suatu surat berharga atau instrument derivatif. Tabel 2 Skala Waktu dan Bobot Risiko (Maturity Method) Skala Waktu Kupon > 3% Kupon < 3%
Bobot Risiko (%)
< 1 bulan
< 1 bulan
>1– 3 bulan > 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan
> 1 – 3 bulan > 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan
0 0.2 0.4 0.7
> 1 – 2 tahun > 2 – 3 tahun > 3 – 4 tahun
>1 – 1,9 tahun > 1,9– 2,8 tahun > 2,8– 3,6 tahun
1.25 1.75 2.25
> 4 – 5 tahun > 5 – 7 tahun
> 3,6– 4,3 tahun > 4,3– 5,7 tahun
2.75 3.25
126 132
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 > 7 – 10 tahun > 10 – 15 tahun > 15 – 20 tahun > 20 tahun
> 5,7– 7,3 tahun > 7,3– 9,3 tahun > 9,3–1 0,6tahun > 10,6–12 tahun > 12 – 20 tahun > 20 tahun
3.75 4.50 5.25 6.00 8.00 12.50
b) Instrumen bersuku bunga tetap (fixed) dialokasikan sesuai dengan
sisa jatuh tempo, sedangkan instrumen bersuku bunga mengambang (variable) dialokasikan sesuai dengan jangka waktu sampai dengan saat penetapan suku bunga berikutnya (next
repricing date).
c) Proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan
sebagai berikut: (1) Vertical Disallowance, yaitu: Perhitungan posisi matched dalam setiap skala waktu dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 10%. Perhitungan posisi matched tersebut dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi short dan posisi long dalam setiap skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched. Selisih dari matching tersebut merupakan posisi residu (unmatched position), bai k long maupun short. (2) Horizontal Disallowance, yaitu:
(a) Dalam setiap zona (zona 1, zona 2, dan zona 3). Perhitungan posisi matched dalam setiap zona dikalikan
dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 40% untuk zona 1, 30% untuk zona 2, dan 30% untuk zona 3 sesuai Tabel .3 Perhitungan posisi matched tersebut dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi res i d u (unmatched position) long dan short dari seluruh skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched dari zona tersebut. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu (unmatched position), baik long maupun short dari zona tersebut.
(b) Antar Zona (zona 1 dan 2; zona 2 dan 3; serta zona 1
dan 3) Perhitungan posisi matched antar zona di kalikan dengan bobot beban modal, yaitu 40% untuk zona 1 dan 2 dan 40% untuk zona 2 dan 3, serta 100% untuk zona 1 dan 3 sesuai Tabel .3 Antar Zona 1 dan 2 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi residu (unmatched position) long dan short dari zon a 1 dan zona 2 tersebut diatas, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 1
127 133
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 dan 2. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dalam zona 1 dan zona 2, baik long maupun short. Antar Zona 2 dan 3 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dari zon a 2 dengan posisi residu (unmatched position) dari zona 3, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 2 dan 3. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dalam zona 3, baik long maupun
short.
Antar Zona 1 dan 3 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi residu yang ters isa (remaining unmatched position) long dan short dari zona 1 dan zona 3, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 1 dan 3. Selisih dari proses matching antara zona 1 dan 3 tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dari seluruh proses matching antar zona.
128 134
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Tabel 3 Horizontal Disallowance
(3) Overall Net Open Position, yaitu: Perhitungan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) baik long atau short dari se lu ru h proses matching antar zona sesuai uraian angka (2) dikalikan dengan bobot beban modal sebesar 100%. Dengan demikian perhitungan kebutuhan modal minimum untuk Risiko Umum adalah penjumlahan dari : 1
Vertical . Disallowance
Matched position antara posisi long X 10% dan posisi short dalam setiap
2
Horizontal . Disallowance
Matched position antara posisi long X 40% dan posisi short dalam zona 1 Matched position antara posisi long X 30% dan posisi short dalam zona 2 Matched position antara posisi long X 30% dan posisi short dalam zona 3
skala waktu
129 135
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Matched position antara posisi long X 40% dan short dari posisi residu zona 1 dan posisi long dan short
dari posisi residu zona 2 Matched position antara posisi long X 40% dan short dari posisi residu yang tersisa zona 2 dan posisi long dan short dari posisi residu zona Matched position antara posisi long X 100% 3 dan short dari posisi residu yang tersisa zona 1 dan posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa zona 3 Overall Net Open Jumlah netto dari bobot posisi 3. X 100% Position long atau posisi short 9) Metode Jangka Waktu (Duration Method)
a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat berharga dan instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang durasi (duration ladder) yang terdiri dari 15 skala waktu (time band) sebagaimana tercantum pada
Tabel .4 Yang dimaksud dengan jenjang durasi adalah tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan durasi dari suatu surat berharga atau i nstru men derivatif. b) Dalam melakukan proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan dengan memperhatikan modified duration dan estimasi pergerakan harga dari setiap posisi serta memetakannya pada zona maturitas (maturity zones) yang sesuai dengan Tabel 4. Tabel 4 Skala Waktu dan Asumsi Perubahan Imbal Hasil Skala Waktu Zona 1 < 1 bulan > 1 – 3 bulan > 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan Zona 2 > 1– 1,9 tahun > 1,9– 2,8 tahun > 2,8– 3,6 tahun Zona 3 > 3,6– 4,3 tahun > 4,3– 5,7 tahun > 5,7– 7,3 tahun > 7,3– 9,3 tahun > 9,3–10,6tahun
Asumsi Perubahan Imbal Hasil (%) 1.00 1.00 1.00 1.00 0.90 0.80 0.75 0.75 0.70 0.65 0.60 0.60
130 136
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 > 10,6–12 tahun > 12 – 20 tahun > 20 tahun c)
0.60 0.60 0.60
Proses perhitungan beban modal dengan Metode Jangka Waktu (Duration Method) pada prinsipnya sama dengan Metode Jatuh Tempo (Maturity Method), kecuali pengenaan bobot beban modal untuk Vertical Disallowance, yaitu 5% dari posisi matched dalam setiap skala waktu.
10) Instrumen derivatif baik dalam rangka trading maupun lindung nilai atas instrumen surat berharga dalam Trading Book dilaporkan dengan pendekatan two legged approach. Contoh: a) Pembelian (long position) Forward Rate Agreement (FRA) yang dilakukan pada akhir bulan April dan jatuh tempo akhir bulan Juni dengan suku bunga SBI 3 bulan harus dilaporkan sebagai posisi long dengan jangka waktu 5 bulan dan posisi short dengan jangka waktu 2 bulan. b) suatu transaksi interest-rate swap yang dilakukan Bank dengan menerima suku bunga mengambang (floating) dan membayar untuk suku bunga tetap (fixed) harus dilaporkan sebagai posisi long untuk instrumen suku bunga mengambang sesuai jangka waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya dan sebagai posisi short untuk instrumen suku bunga tetap sesuai sisa jatuh tempo transaksi swap tersebut. d. Proses saling hapus untuk transaksi derivatif dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum: 1) Secara umum posisi long dan short dapat saling hapus sepanjang instrumen keuangan tersebut bersifat identik, yaitu terdapat kesamaan dalam hal penerbit, tingkat bunga kupon, jenis valuta, jatuh tempo, dan lain nya. 2) Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan namun Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus tersebut. 3) Transaksi forward dapat saling hapus dengan instrumen yang mendasarinya (underlying instrument). Namun posisi dengan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kontrak forward tetap harus dilaporkan karena Bank masih memiliki eksposur suku bunga sampai pada saat surat berharga tersebut diserahkan kepada pihak pembeli. Dalam hal kontrak forward menggunakan berbagai jenis surat berharga pada saat penyelesaian transaksi, maka saling hapus hanya dapat dilakukan apabila Bank memiliki posisi long atas surat berharga dan posisi short forward berdasarkan underlying surat berharga dimaksud.
131 137
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4)
Yang dimaksud dengan hal-hal lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 1) yang digunakan dalam menentukan posisi yang identik dalam proses saling hapus yaitu: a) Untuk transaksi swap dan forward rate agreement (FRA) adalah identik dalam hal referensi suku bunga (untuk posisi bersuku bunga mengambang, misalnya JIBOR dan LIBOR) dan perbedaan suku bunga/kupon setinggi-tingginya sebesar 0,15% (15 basis point); b) Untuk transaksi swap, forward rate agreement (FRA) dan forward adalah identik dalam hal tanggal penetapan suku bunga berikutnya, atau bagi instrumen dengan suku bunga tetap atau transaksi forward adalah sisa jangka waktu jatuh tempo dengan memenuhi batasan sebagai berikut: (1) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif sampai dengan 1 bulan, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut adalah sama; (2) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 bulan sampai dengan 1 tahun, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo dari masingmasing posisi tersebut adalah tidak lebih dari 7 hari; (3) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 tahun, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut tidak lebih dari 30 hari. c) Untuk posisi option, proses saling hapus adalah sebagaimana diatur dalam Bab.II.6 (Pedoman Umum dan Perhitungan Risiko Pasar terhadap Transaksi Option).
e. Perlakuan Terhadap Transaksi Repo
1)
2)
3)
Surat berharga yang diserahkan kepada counterparty sebagai collateral dalam transaksi Repo yang dicatat dalam Trading Book sesuai standar akuntansi yang berlaku, dicatat sebagai posisi long dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum. Perhitungan Risiko Spesifik Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari surat berharga ditentukan dari : a) kategori penerbit; dan b) peringkat dan/ atau sisa jatuh tempo Perhitungan Risiko Umum Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk surat berharga berbunga tetap atau sisa jangka waktu sampai
132 138
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga berbunga mengambang.
f. Perlakuan Terhadap Transaksi Reverse Repo dalam rangka kegiatan perdagangan (trading) Apabila surat berharga yang menjadi agunan transaksi reverse repo diperdagangkan maka Bank harus membukukan transaksi tersebut sebagai posisi short dalam Trading Book, sehingga terekspos Risiko Pasar. 1) Perhitungan Risiko Spesifik
2)
Perhitungan Risiko Spesifik dari surat berharga ditentukan dari : a) kategori penerbit; dan b) peringkat dan/ atau sisa jatuh tempo. Perhitungan Risiko Umum Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk surat berharga dengan suku bunga tetap atau sisa jangka waktu sampai penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga dengan suku bunga mengambang.
g. Perlakuan terhadap Transaksi Reksa dana
1)
2)
Perhitungan Risiko Pasar terhadap Reksadana yang tercatat dalam Trading Book yang meliputi Risiko Spesifik dan Risiko Umum, harus mencerminkan bobot risiko dari seluruh asset yang terkandung dalam unit reksa dana. Perhitungan Risiko Spesifik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu berdasarkan:
a) Peringkat reksa dana Dalam hal reksa dana tersebut memiliki peringkat sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, dikenakan bobot risiko 1,6%. b) Kategori penerbit dan/atau peringkat dari setiap aset dalam reksa dana Dalam menghitung Risiko Spesifik berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rincian aset-aset reksa dana tersebut berdasarkan penerbit dan/atau peringkat. Berdasarkan informasi tersebut, Bank dapat melaku kan langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah sebagai berikut: (1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang terkandung dalam reksa dana.
(2) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (1) dikalikan dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (2) dicatat sesuai kategori penerbit surat berharga.
133 139
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal ke-2 pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka 2)
tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana akan digolongkan dalam kategori “Lainnya” dan dikenakan beban modal sebesar 8%. 4) Perhitungan Risiko Umum dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu berdasarkan: a) Sisa jatuh tempo dari setiap aset reksa dana. Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rincian seluruh aset dari reksa dana tersebut berdasarkan sisa jatuh tempo. Proses perhitungan untuk mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah sebagai berikut:
(1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang terkandung dalam reksa dana.
(2) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (1) dikalikan dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (2) dicatat sesuai skala waktu.
b) Rata-rata durasi (average duration) dari seluruh aset reksa dana Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rata-rata durasi dari reksa dana. Penetapan rata-rata durasi aset reksa dana dilakukan dengan menghitung durasi dari setiap aset reksa dana dan dikalikan dengan besarnya pangsa/komposisi setiap aset reksa dana terhadap total aset reksa dana. 5) Apabila Bank menggunakan Metode Jatuh Tempo untuk menghitung Risiko Umum, sementara untuk reksa dana Bank hanya memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rata-rata durasi dari aset reksa dana, maka Bank dapat menggunakan pendekatan rata-rata durasi tersebut untuk menghitung Risiko Umum reksa dana.
6) Dalam hal dua pendekatan sebagaimana dimaksud pada angka 5) tidak
dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana tersebut dianggap memiliki sisa jatuh tempo 10 – 15 tahun dan dikenakan bobot risiko sebesar 4,5%. 7) Informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih (liquidation value) reksa dana yang diperoleh dari Manajer Investasi harus merupakan Nilai Aktiva Bersih yang disesuaikan setiap hari. 8) Seluruh informasi mengenai reksa dana yang diperoleh dari Manajer Investasi, misalnya rincian aset reksa dana berdasarkan penerbit dan atau peringkat, sisa jatuh tempo dan rata-rata durasi dapat digunakan untuk periode 1 bulan. Contoh: Pada tanggal 15 Jan uari 200X, Manajer Investasi dapat menyediakan informasi mengenai sisa jatuh tempo atau rata-rata durasi dari
134 140
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 seluruh aset reksa dana. Informasi tersebut dapat digunakan oleh Bank untuk periode 1 bulan, khususnya untuk laporan perhitungan Risiko Pasar pada posisi 31 Januari 200X. Selanjutnya, laporan perhitungan Risiko Pasar posisi 28 Februari 200X harus menggunakan informasi yang tersedia maksimal satu bulan sebelumnya. 9) Seluruh informasi yang diperoleh dari Manajer Investasi wajib didokumentasikan oleh Bank untuk kepentingan jejak audit (audit trail).
h. Perlakuan terhadap Derivatif Kredit (Credit Derivative)
1)
2)
Derivatif Kredit adalah kontrak antara dua pihak yang menggunakan instrumen derivatif untuk melaku kan li ndung nilai dengan mengalihkan risiko dari pihak pembeli proteksi (protection buyer) kepada penjual proteksi (protection seller) atas aset keuangan referensi (underlying reference asset) dalam bentuk surat berharga, kredit yang diberikan, atau tagihan lainnya. Kontrak Derivatif Kredit mengatur bahwa pengalihan risiko didasarkan pada terjadinya credit event atas kewajiban referensi (reference obligation) yang dimiliki entitas referensi (reference entity). Secara umum, Derivatif Kredit meliputi Credit Default Swap (CDS), Total Rate of Return Swap (TRS), dan Credit Linked Notes (CLN) atau instrumen serupa lainnya.
Transaksi Derivatif Kredit dapat diklasifikasikan sebagai Trading Book apabila: a) dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedge) dari posisi aset keuangan atau sekumpulan aset keuangan dalam Trading Book; dan/atau b) transaksi Derivatif Kredit (misalnya CLN) dilakukan oleh protection seller untuk tujuan diperdagangkan (trading). 4) Apabila Bank melakukan lindung nilai terhadap eksposur risiko kredit dalam Banking Book dengan menggunakan Derivatif Kredit dalam Trading Book melalui lindung nilai dari pihak internal, maka eksposur risiko kredit dalam Banking Book tersebut dianggap tidak dilindung nilai untuk tujuan perhitungan modal, kecuali jika Bank membeli Derivatif Kredit dari protection seller yang merupakan pihak eksternal. Jika proteksi kredit dari pihak eksternal tersebut dibeli dan diakui sebagai lindung nilai atas eksposur risiko kredit dalam Banking Book untuk tujuan perhitungan modal, maka Derivatif Kredit untuk lindung nilai baik dari pihak internal maupun pihak eksternal tidak dibukukan sebagai Trading Book. 5) Pelaporan Derivatif Kredit dilakukan dengan two legs approach, yaitu: a) sebagai posisi long atau short kepada entitas referensi untuk Risiko Spesifik dan posisi long atau short atas kewajiban referensi untuk Risiko Umum; dan 3)
b)
sebagai posisi long atau short untuk Risiko Umum dengan skala waktu sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap atau sisa waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya
135 141
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 sesuai skala waktu dalam Tabel ,2 apabila kontrak Derivatif Kredit mempersyaratkan pembayaran premi atau bunga secara periodik. 6) Perhitungan beban modal untuk Risiko Pasar didasarkan pada jumlah notional dari kontrak Derivatif Kredit, kecuali CLN yang menggunakan nilai wajar dari surat berharga tersebut. 7) Perhitungan beban modal dilakukan sebagai berikut: a) Metode perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah serupa dengan metode perhitungan yang digunakan pada instrumen-instrumen keuangan lainnya. b) Credit Default Swap
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi. (2) Dalam perhitungan Risiko Umum atas Credit Default Swap tanpa pembayaran premi atau bunga secara periodik sesuai kontrak swap, protection seller maupun protection buyer tidak perlu menghitung dan mengalokasikan beban modal Risiko Pasar. Dalam hal Credit Default Swap mempersyaratkan pembayaran premi atau bunga secara periodik, protection seller melaporkan sebagai posisi long dan protection buyer melaporkan sebagai posisi short dengan skala waktu sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap atau sisa waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk suku bunga mengambang. c) Total Rate of Return Swap
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi. (2) Dalam perhitungan Risiko Umum atas Total Rate of Return Swap tanpa pembayaran premi atau bunga secara periodik sesuai kontrak swap, protection seller maupun protection buyer tidak perlu menghitung dan mengalokasikan beban modal Risiko Pasar. Dalam hal Total Rate of Return Swap mempersyaratkan pertukaran arus kas secara periodik (premi dan/atau bunga), protection buyer melaporkan sebagai posisi long dengan skala waktu sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap dan sisa waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk suku bunga mengambang dan posisi short atas aset keuangan referensi. Sementara itu, protection seller melaporkan sebagai posisi short dengan skala waktu sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap dan sisa waktu sampai dengan penyesuaian
136 142
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 tingkat bunga berikutnya untuk suku bunga mengambang dan posisi long atas aset keuangan referensi. d) Credit Linked Note (CLN) (1) Dalam perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi. Disamping itu, protection seller juga melaporkan posisi long atas surat berharga yang diterbitkan protection buyer sebesar nilai wajar dari CLN. (2) Dalam perhitungan Risiko Umum, protection seller melaporkan sebagai posisi long dan protection buyer melaporkan sebagai posisi short atas surat berharga tersebut sebesar nilai wajar dari CLN. e) Derivatif Kredit dengan fitur first-to-default
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer melaporkan sebagai posisi short atas salah satu aset keuangan referensi dari sekumpu lan aset keuangan referensi (basket of underlying reference assets) yang menghasilkan perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dengan jumlah tertinggi. (2) Selanjutnya, protection seller melaporkan sebagai posisi long atas setiap aset keuangan referensi dari sekumpulan aset keuangan referensi dengan jumlah maksimum beban modal untuk Risiko Spesifik sebesar nilai notional dari kontrak Derivatif Kredit. Untuk Derivatif Kredit dengan fitur first-to-default, beban modal dibentuk terhadap seluruh aset keuangan referensi yang terdapat dalam sekumpulan aset keuangan. Hal ini berarti bobot risiko dikenakan terhadap jumlah maksimum yang harus dibayarkan dalam kontrak untuk masing-masing aset keuangan referensi dimaksud. Dalam hal jumlah perhitungan beban modal atas setiap aset keuangan referensi lebih rendah dibandingkan dengan perhitungan beban modal atas nilai notional dari kontrak Derivatif Kredit, maka posisi yang dilaporkan adalah posisi setiap aset keuangan referensi atau posisi kontrak Derivatif Kredit yang menghasilkan perhitungan beban modal tertinggi. Contoh:
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan
3 aset referensi keuangan dalam bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. CLN yang diterbitkan bank memenuhi kriteria kategori Kualifikasi sehingga dapat dilkenakan bobot risiko 1
137 143
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 .6%. Perhitungan beban modal atas 3 aset keuangan referensi tersebut adalah sebesar Rp. 0, yaitu Rp. 10 milyar x (3 x 0%) dan perhitungan beban modal atas CLN adalah sebesar Rp. 0,1 6 milyar, yaitu Rp, 10 milyar x 1 .6%. Dengan demikian, perhitungan beban modal yang digunakan adalah sebesar Rp. 0,1 6 milyar.
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan 3 aset keuangan referensi dalam bentuk tanpa peringkat yang diterbitkan oleh komersial. Perhitungan beban modal atas 3 referensi tersebut adalah sebesar Rp.2,4 [(Rp. 10 milyar x (3 x 100%)) x 8%].
surat berharga 3 perusahaan aset keuangan milyar, yaitu
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan 1
3 aset keuangan referensi dalam bentuk surat berharga tanpa peringkat yang diterbitkan oleh 13 perusahaan komersial. Perhitungan beban modal atas 13 aset keuangan referensi tersebut adalah maksimum sebesar beban modal atas nilai notional dari CLN yaitu Rp. 10 milyar dan bukan Rp. 10,4 milyar [(Rp. 10 milyar x (13 x 100%)) x 8%]. (3) Perhitungan Risiko Umum tidak berbeda dengan Derivatif Kredit lainnya. f) Derivatif Kredit dengan beberapa aset keuangan referensi
(1)
Dalam perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller melaporkan sebagai posisi long kepada seluruh entitas referensi secara proporsional. (2) Dalam hal instrumen CLN memenuhi kategori Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Tabel 1, protection buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller melaporkan sebagai posisi long atas surat berharga (CLN) tersebut. g) Protection buyer dapat menggunakan instrumen Derivatif Kredit untuk melakukan saling hapus dengan aset keuangan referensi dalam perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik sepanjang memenuhi persyaratan berikut: (1) Dalam hal nilai aset keuangan referensi dan instrumen Derivatif Kredit selalu bergerak berlawanan arah dalam jumlah yang relatif sama besar yang dapat terjadi jika:
(a) aset keuangan referensi identik dengan kewajiban referensi; atau
(b) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai dengan oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau sebaliknya), dan terdapat kecocokan (match) antara aset keuangan referensi dan kewajiban referensi
138 144
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 (kecuali dalam hal jangka waktu dimana jatuh tempo kontrak Derivatif Kredit dapat lebih pendek dari aset keuangan referensi), maka Bank dapat melakukan saling hapus antara posisi aset keuangan referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit sehingga tidak perlu menghitung beban modal untuk Risiko Spesifik. (2) Dalam hal nilai dari aset keuangan referensi dan instrumen Derivatif Kredit selalu bergerak berlawanan arah dalam jumlah yang relatif tidak sama besar dengan kondisi dimana:
(a) Posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau sebaliknya), dan terdapat kecocokan (match) antara aset
keuangan referensi dan kewajiban referensi dalam hal syarat dan kondisi, jatuh tempo, serta jenis mata uang; (b) Definisi credit event dan mekanisme penyelesaian transaksi, serta aspek-aspek penting lainnya dalam kontrak Derivatif Kredit tidak menyebabkan pergerakan harga instrumen Derivatif Kredit berbeda secara signifikan dari pergerakan harga aset keuangan referensi; dan (c) Kontrak Derivatif Kredit dapat mengalihkan risiko secara efektif dimana tidak terdapat persyaratan dalam kontrak yang dapat membatasi realisasi pembayaran proteksi,
maka Bank dapat melakukan saling hapus antara pos aset keuangan referensi dan pos instrumen Derivatif Kredit sebesar 80% dalam perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik. Saling hapus diterapkan dengan memperhitungkan beban modal untuk Risiko Spesifik hanya sebesar 20% untuk satu posisi, yaitu posisi aset keuangan referensi atau posisi instrumen Derivatif Kredit yang menghasilkan perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik terbesar, sementara beban modal untuk posisi lain nya tidak akan diperhitungkan. (3) Dalam hal nilai dari aset keuangan referensi dan instrumen Derivatif Kredit umumnya bergerak berlawanan arah yang dapat terjadi jika: (a) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau sebaliknya), dimana terdapat ketidaksesuaian (mismatch) antara aset keuangan referensi dan kewajiban referensi namun memenu hi persyaratan: i. kewajiban referensi bersifat sederajat (pari passu) dengan atau bersifat yunior terhadap aset keuangan referensi; dan
139 145
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 ii.
entitas referensi sama dengan obligor dari aset keuangan referensi dan terdapat klausula dalam kontrak Derivatif Kredit mengenai cross reference yaitu cross default atau cross acceleration sesuai ISDA Credit Derivatives Definitions yang berlaku. (b) aset keuangan referensi identik dengan kewajiban referensi, atau posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau sebaliknya) namun terdapat ketidaksesu aian (mismatch) antara aset keuangan referensi dan proteksi kredit dalam instrumen Derivatif Kredit dalam hal jenis mata uang; atau (c) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau sebaliknya) dimana terdapat ketidaksesuaian (mismatch), yaitu aset keuangan referensi serupa tapi tidak identik dengan kewajiban referensi, namun aset keuangan referensi termasuk salah satu kewajiban referensi dalam kontrak Derivatif Kredit yang akan diserahkan kepada protection seller dalam hal penyelesaian dilakukan secara fisik
(physical settlement),
maka Bank dapat melakukan saling hapus antara posisi aset keuangan referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit sebesar 50% dalam perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik. Saling hapus diterapkan dengan memperhitungkan beban modal untuk Risiko Spesifik hanya sebesar 50% untuk satu posisi, yaitu posisi aset keuangan referensi atau instrumen Derivatif Kredit yang menghasilkan perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik terbesar, sementara beban modal untuk posisi lainnya tidak akan diperhitungkan. (4) Apabila kondisi sebagaimana pada angka (1), (2), dan (3) tidak terpenuhi, maka Bank wajib menghitung dan mengalokasikan beban modal untuk Risiko Spesifik atas posisi aset keuangan referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit.
h) Protection buyer dapat menggunakan instrumen Derivatif Kredit
i)
dengan fitur first-to-default untuk melakukan saling hapus dengan salah satu aset keuangan referensi dari sekumpulan aset keuangan referensi, yaitu dengan aset keuangan referensi yang menghasilkan perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik terendah. Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus.
140 146
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3. Perhitungan Risiko Nilai Tukar
a. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap posisi valuta asing dalam Trading Book dan Banking Book yang terekspos Risiko Nilai Tukar termasuk emas
dengan mengacu pada perhitungan Posisi Devisa Neto sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai posisi devisa neto. Posisi terhadap emas diperhitungkan sama dengan valuta asing dengan pertimbangan bahwa pergerakan harga emas hampir sama dengan pergerakan nilai tukar valuta asing dan Bank memperlakukan transaksi emas sama dengan transaksi valuta asing.
b. Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing selain terkena
Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan Bank terkena Risiko Suku Bunga (misalnya untuk cross-currency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan sebagaimana dijelaskan dalam Bab.II.2 (Perhitungan Risiko Suku Bunga).
c. Perhitungan beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing dibebankan sebesar 8% terhadap Posisi Devisa Neto secara keseluruhan pada akhir hari.
d. Dalam perhitungan Risiko Nilai Tukar, Bank dapat mengecualikan Posisi
Struktural dari perhitungan Posisi Devisa Neto sepanjang memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai posisi devisa neto. 1) Bila Bank memilih untuk mengecualikan Posisi Struktural tersebut maka pengecualian tersebut harus dilakukan secara konsisten dan memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
2) Dalam rangka memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, Bank wajib menyampaikan dokumen pendukung yang terkait dengan status dari Posisi Struktural dan bukti pembukuan transaksi. Contoh: Posisi Struktural berupa aktiva tetap di luar negeri perlu didukung antara lain dengan dokumen yang berupa bukti kepemilikan, bukti pembayaran dan dokumen pembukuan.
3) Bank Indonesia dapat meminta tambahan dokumen kepada Bank untuk
memastikan kelayakan dari suatu Posisi Struktural yang akan dikecualikan dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
4. Perhitungan Risiko Ekuitas a. Perhitungan Risiko Ekuitas bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalam Trading Book yang terekspos Risiko Ekuitas, yang meliputi:
1)
Saham biasa (common stocks) dengan atau tanpa hak suara (voting rights), surat berharga yang dapat dikonversi menjadi saham (convertible securities), atau instrumen keuangan lainnya yang memiliki karakteristik seperti saham,
141 147
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 namun tidak termasuk penyertaan saham di Perusahaan Anak dan penyertaan saham sementara dalam rangka penyelamatan kredit yang diperlakukan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan modal Bank, serta saham preferen yang tidak dapat di konversi (non-convertible preference shares); dan
2)
Kontrak derivatif berbasis ekuitas yang merupakan kontrak future, forward, swap, option, atau kontrak derivatif lainnya yang serupa dimana nilai kontrak tersebut dipengaruhi oleh saham atau indeks saham yang mendasari (underlying).
b. Dalam perhitungan Risiko Ekuitas, posisi kontrak derivatif berbasis ekuitas harus dikonversi ke dalam posisi nosional komoditas (notional equity positions) yang men dasari derivatif tersebut. 1) Kontrak futures dan forward yang terkait dengan saham individual dilaporkan berdasarkan nilai wajar dari saham tersebut; 2) Kontrak futures yang terkait dengan indeks saham dilaporkan berdasarkan nilai wajar dari portofolio saham yang mendasari kontrak futures tersebut; Kontrak swap saham diperlakukan berdasarkan two leg approach, yaitu sebagai 2 posisi nosional. Misalnya, swap saham dilaporkan sebagai posisi long atas jumlah yang diterima Bank berdasarkan perubahan nilai dari suatu saham atau indeks tertentu dan posisi short atas jumlah yang dibayar Bank berdasarkan perubahan nilai dari saham atau indeks lain. c. Dalam perhitungan Risiko Ekuitas, Bank dapat melakukan proses saling hapus antara posisi long dan short apabila posisi tersebut identik sehingga menghasilkan posisi ekuitas neto long atau short. Yang dimaksud dengan posisi yang identik yaitu apabila terdapat kesamaan emiten dan pasar keuangan. Contoh: 3)
Perusahaan Anak membeli saham PT. X di Bursa Efek Jakarta dan menjual kontrak berjangka (forward) saham PT. X di Bursa Efek Jakarta. Posisi yang timbul dari ke 2 transaksi tersebut dapat saling hapus karena memenuhi syarat identik. Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik sehingga dilakukan proses saling hapus, maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Bank Indonesia, tetapi Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus.
d. Perhitungan beban modal untuk Risiko Ekuitas dalam Trading Book meliputi: 1) Risiko Spesifik dari posisi ekuitas bruto yang merupakan penjumlahan nilai absolut dari posisi long dan short dari setiap instrumen keuangan yang
terekspos Risiko Ekuitas yang diterbitkan oleh setiap emiten di setiap pasar keuangan (market by market basis). Dalam hal instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas diperdagangkan di lebih dari satu pasar keuangan, maka instrumen keuangan tersebut diperlakukan sebagai posisi di pasar keuangan di mana instrumen keuangan dimaksud diperdagangkan secara utama (primary
listing).
2) Risiko Umum dari posisi ekuitas neto secara keseluruhan yang merupakan nilai
142 148
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 absolut dari selisih antara jumlah posisi long dan jumlah posisi short dari setiap instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di setiap pasar keuangan.
e. Perhitungan Risiko Spesifik
1)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dirancang untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan harga dari setiap instrumen keuangan yang yang terekspos Risiko Ekuitas akibat faktor-faktor yang berkaitan dengan emiten. Risiko yang terkait dengan pihak lawan dalam transaksi tersebut diperhitungkan tersendiri dalam perhitungan risiko pihak lawan
(counterparty credit risk).
2)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik adalah sebesar 8% (delapan persen) dari posisi ekuitas bruto.
f. Perhitungan Risiko Umum
1)
Perhitungan beban untuk Risiko Umum dimaksudkan untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan faktor pasar.
2)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum adalah sebesar 8% (delapan persen) dari posisi ekuitas neto secara keseluruhan. Contoh: Perusahaan A B C D E
Jumlah Saham 10.000 2.000 15.000 5.000 10.000 20.000
Posisi
Long Short Short Short Short Long
Harga pasar/ Harga pasar saham Rp. 100 Rp. 1.000.000 Rp. 100 Rp. 200.000 Rp. 200 Rp. 3.000.000 Rp. 400 Rp. 2.000.000 Rp. 100 Rp. 1.000.000 Rp. 200 Rp. 4.000.000
Saling hapus antara posisi long dan posisi short pada Perusahaan A, yaitu (1 0.000 x Rp.100) – (2.000 x Rp.100) = Rp. 800.000 (Long) Jumlah posisi long = Rp. 800.000 + Rp. 4.000.000 = Rp. 4.800.000 Jumlah posisi short = Rp. 3.000.000 + Rp. 2.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 6.000.000 Risiko Spesifik = (Rp. 4.800.000 + Rp. 6.000.000) x 8% = Rp. 864.000 Risiko Umum = (Rp. 4.800.000 – Rp. 6.000.000) x 8% = Rp. 96.000 Risiko Ekuitas = Rp. 864.000 + Rp. 96.000 = Rp.960.000 Dari perhitungan tersebut, maka beban modal untuk Risiko Ekuitas adalah sebesar Rp960.000,00 (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah). g. Dalam hal kontrak forward, future, atau option tidak hanya berbasis saham, namun juga suku bunga atau nilai tukar, maka Bank juga wajib menghitung beban
143 149
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
modal untuk Risiko Suku Bunga atau Risiko Nilai Tukar. 5. Perhitungan Risiko Komoditas
a. Perhitungan Risiko Komoditas bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalamTrading Book dan Banking Book yang terekspos Risiko Komoditas yang antara lain meliputi kontrak derivatif berbasis komoditas yang merupakan kontrak future, option, atau kontrak
derivatif lainnya yang serupa dimana nilai kontrak tersebut dipengaruhi oleh komoditas atau indeks komoditas yang mendasari (underlying). Yang termasuk sebagai komoditas antara lain produk fisik yang dapat diperdagangkan seperti produk agrikultur, mineral (termasuk minyak), dan logam berharga (precious metal), namun tidak termasuk emas. b. Risiko Komoditas yang harus diperhitungkan mencakup:
1)
Directional risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga spot atas posisi komoditas terbuka neto (net open positions), khususnya untuk posisi komoditas dari transaksi perdagangan spot atau perdagangan fisik.
2) 3)
Basis risk, yaitu risiko yang timbul dari pergerakan harga yang tidak
berkorelasi sempurna antara komoditas yang serupa namun tidak identik, yang antara lain dapat disebabkan oleh kualitas komoditas.
Forward gap risk dan interest rate risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga forward yang disebabkan oleh perbedaan j angka waktu (maturity mismatches);
c. Dalam perhitungan Risiko Komoditas, baik untuk posisi komoditas maupun kontrak derivatif berbasis komoditas, Bank wajib: 1) mengkonversi posisi bruto (yaitu penjumlahan posisi long dan short) untuk setiap komoditas (yang diukur dalam barrel, kilogram, atau unit pengukuran lainnya yang digunakan untuk komoditas) ke dalam satuan mata uang berdasarkan harga pasar terkini dari setiap komoditas tersebut; 2) mengkonversi posisi kontrak derivatif berbasis komoditas ke dalam posisi nosional komoditas (notional comodity positions) yang mendasari derivatif tersebut berdasarkan harga pasar terkini dari setiap komoditas tersebut dan sesuai jatuh tempo kontrak derivatif, khususnya apabila Bank menggunakan Metode Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach). a) Kontrak futures dan forward yang terkait dengan komoditas individual dilaporkan sebesar jumlah nosional dalam unit pengukuran (misalnya barrel atau kilogram) dikalikan dengan harga spot dari komoditas, dan berdasarkan jatuh tempo kontrak derivatif; b) Kontrak swap komoditas diperlakukan berdasarkan two leg approach, yaitu sebagai 2 posisi nosional dimana satu leg merupakan harga tetap dan leg lainnya merupakan harga pasar terkini. Setiap posisi dilaporkan sebesar jumlah nosional dan dipetakan pada jenjang maturitas yang sesuai. Bank melaporkan posisi long jika melakukan pembayaran secara tetap dan menerima pembayaran secara tidak tetap (floating), dan posisi
144 150
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
short jika menerima pembayaran secara fixed dan melakukan pembayaran secara tidak tetap (floating). d. Dalam perhitungan Risiko Komoditas, Bank dapat melakukan proses saling hapus antara posisi long dan short apabila bersifat identik, yaitu : 1) Komoditas yang men dasari sama; atau
2) Komoditas yang mendasari berbeda namun masuk dalam kelompok yang sama
e.
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan Risiko Komoditas adalah dengan menggunakan Metode Sederhana (Simplified Approach) atau Metode Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach). Bank dapat menentukan pilihan terhadap 2 (dua) metode tersebut sepanjang dilakukan secara akurat dan konsisten. f. Metode Sederhana (Simplified Approach) Beban modal untuk Risiko Komoditas adalah sebesar penjumlahan dari perhitungan berikut: 1) 15% dari posisi neto, baik long atau short, dari setiap posisi komoditas untuk mengantisi pasi directional risk; dan 2) 3% dari posisi bruto (penjumlahan dari nilai absolut posisi long dan short) dari setiap posisi komoditas untuk mengantisipasi basis risk, forward gap risk dan
interest rate risk.
g. Metode Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach) 1) Posisi dalam setiap jenis komoditas harus dilaporkan berdasarkan skala waktu dalam jenjang maturitas (maturity ladder) yang terpisah sesuai Tabel 5 berikut. Tabel 5 Skala Waktu dan Spread Rate Skala Waktu <1 > 1– > 3– > 6–
bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
> 1– 2 tahun > 2– 3 tahun >3 tahun
Spread Rate 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5%
Posisi spot komoditas harus dipetakan dalam skala waktu < 1 < bulan. Posisi kontrak derivatif berbasis komoditas dipetakan berdasarkan jatuh tempo kontrak derivatif.
145 151
Lampiran 12 2)
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Beban modal untuk Risiko Komoditas adalah sebesar penjumlahan dari perhitungan berikut:
a) 1,5 % (spread rate) dari jumlah posisi long dan posisi short yang matched dalam setiap skala waktu;
b) 0,6% dari posisi residu (unmatched position) yang berasal dari setiap skala waktu yang dikalikan dengan jumlah skala antara skala waktu sebelumnya dengan skala waktu berikutnya; dan c) 15% dari posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position). Contoh: Perusahaan Anak menyepakati kontrak futures beli dan jual komoditas gula dengan jatuh tempo dan harga sebagai berikut: Kontrak futures
Jatuh tempo
Beli Jual Beli Jual
4 bulan 5 bulan 2,5 tahun 7 tahun
Skala waktu < 1 bulan > 1 – 3 bulan > 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan > 1 – 2 tahun > 2 – 3 tahun
Posisi (Rp 000)
Long 800 Short 1.000
Harga (dalam Rp. 000) 800 1.000 600 600
Perhitungan Beban Modal
[800 (Long) + 800 (Short) (posisi matched)] x 1,5% 200 (Short) (posisi residu yang tersisa) yang diperhitungkan ke 3 skala waktu berikutnya yaitu skala waktu > 2- 3 tahun 200 X 3 x 0.6%
Long 600
[200 (Long) + 200 (Short) (posisi matched)] x 1,5% 400 (Long) (posisi residu yang tersisa) yang diperhitungkan ke 1 skala waktu berikutnya yaitu skala waktu > 3 tahun
> 3 tahun
Short 600
400 X 1 x 0.6% [400 (Long) + 400 (Short) (posisi matched) x 1,5%
200 (posisi residu yang tersisa) x15% Total Beban Modal
24
3.6
6
2.4 12
30 78
146 152
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal kontrak forward, future, atau option tidak hanya berbasis komoditas, namun juga suku bunga atau nilai tukar, maka Bank juga wajib menghitung beban modal untuk Risiko Suku Bunga atau Risiko Nilai Tukar. 6. Pedoman Umum dan Perhitungan Risiko Pasar terhadap Transaksi Option a. Ketentuan Umum
1) Bank yang melakukan transaksi option dengan tujuan trading atau
lindung nilai atas suatu instrumen tertentu yang berada dalam Trading Book (misalnya surat berharga yang masuk dalam Trading Book) wajib melaporkan posisi option beserta instrumen keuangan yang mendasari dan melakukan perhitungan beban modal untuk Risiko Pasar atas posisi option tersebut. 2) Perhitungan beban modal untuk Risiko Pasar terhadap transaksi option dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
a) Metode Sederhana (Simplified Approach); atau b) Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach). b. Metode Sederhana (Simplified Approach)
1) Metode Sederhana pada dasarnya digunakan hanya oleh Bank yang melakukan transaksi pembelian option. 2) D alam Me tode S ede rh an a, h as il perhitu n gan be ban modal untuk risiko option akan ditambahkan dengan perhitungan beban modal untuk kategori risiko yang sama dengan instrumen yang mendasari, misalnya Risiko Suku Bunga, Risiko Ekuitas, Risiko Nilai tukar, atau Risiko Komoditas.
3) Perhitungan beban modal berdasarkan Metode Sede rhana adalah sebagai berikut:
147 153
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4) Bobot beban modal untuk risiko option adalah sebagai berikut:
148 154
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Contoh: PT A (Perusahaan Anak dari Bank) memiliki 100 lembar saham PT X dalam rangka kegiatan trading. Nilai pasar dari 1 lembar saham tersebut adalah Rp. 1 .000.000,00. Selain itu, PT A juga memiliki opsi jual (put option) saham tersebut dengan strike price sebesar Rp. 1.100.000,00. Perhitungan beban modal untuk posisi tersebut adalah sebagai berikut: Rp. 16.000.000,001) – Rp. 10.000.000,002) = Rp.6.000.000,00
1) Rp 1 6.000.000,00 merupakan perkalian antara Nilai saham (100 lembar saham x Rp. 1.000.000,00 = Rp.1 00.000.000,00) dengan bobot beban modal untuk Risiko Ekuitas (8% untuk Risiko Spesifik + 8% untuk Risiko Umum = 1 6%)
2) Rp. 10.000.000,00 merupakan selisih nilai option pada posisi in the money [(Rp. 1.100.000,00 – Rp. 1.000.000,00) x 100 lembar saham]
Metodologi perhitungan yang serupa juga berlaku untuk option dengan instrumen keuangan yang terekspos Risiko Nilai Tukar, Risiko Suku Bunga, atau Risiko Komoditas.
5)
Untuk transaksi option valuta asing, instrumen yang mendasari adalah aset yang akan diterima apabila option dieksekusi. Dalam hal nilai wajar dari suatu instrumen yang mendasari adalah nol (misalnya caps and floors, swaptions), maka Bank harus menggunakan nilai notional dalam perhitungan Risiko Pasar.
c. Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach) 1) Umum
a) Bank yang melakukan transaksi penjualan option wajib menerapkan Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach) yang terdiri dari
149 155
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Pendekatan Delta-Plus (Delta Plus Approach) dan Pendekatan Analisis Skenario (Scenario Analysis Approach). b) Perhitungan beban modal untuk risiko option dengan Pendekatan Intermediate meliputi perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dan Risiko Umum. c) Beban modal untuk Risiko Spesifik dihitung dengan mengalikan nilai delta ekuivalen dari setiap posisi option dengan bobot risiko yang ditetapkan sesuai dengan kategori risiko dari instrumen yang mendasari option. Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum . 2) Pendekatan Delta-Plus (Delta-Plus Approach) a) Bank yang melakukan transaksi penjualan option wajib paling kurang menggunakan Pendekatan Delta-Plus dalam menilai posisi option. Pendekatan ini menggunakan nilai delta ekuivalen dan parameter sensitivitas atau “Greek letters” yang terkait dengan option untuk mengukur Risiko Pasar. Nilai delta ekuivalen harus dilaporkan sebesar nilai wajar dari instrumen yang mendasari dikalikan dengan nilai delta.
b) Bila nilai delta tidak tersedia di pasar, Bank dapat memperhitungkan nilai delta dengan menggunakan option pricing model seperti standard Cox, Ross, Rubinstein atau a Black and Scholes type algorithm atau model lain yang dapat dibandingkan dan setara dengan algoritma.
c) Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai delta option adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi option yang diterbitkan Bank (Bank sebagai writer) dan posisi option yang dibeli Bank (Bank sebagai holder). d) Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud pada huruf c) dapat saling hapus dengan posisi option lainnya sepanjang memenuhi persyaratan berikut:
(1) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang sama; (2) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung nilai. Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank menerbitkan call option (Bank sebagai writer) maka posisi simetris adalah posisi : (a) pembelian call option (Bank sebagai holder); atau (b) penjualan put option (Bank sebagai writer). Contoh: Bank melakukan transaksi penjualan call option USD 50.000 dengan strike price Rp. 8.800,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer). Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi penjualan put option USD 40.000 dengan strike price Rp. 8.750,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer) dan transaksi pembelian call option USD 20.000 dengan strike price Rp. 8.850,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai holder). Berdasarkan perhitungan nilai delta, diasumsikan bahwa ketiga transaksi option tersebut masing-masi ng memiliki nilai delta 0,5 , 0,6 dan 0,8. Dengan demikian, perhitungan risiko option adalah sebagai berikut :
150 156
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 0,5 x USD 50.000 = USD 25.000 (short) 0,6 x USD 40.000 = USD 24.000 (long) 0,8 x USD 20.000 = USD 16.000 (long) USD 15.000 (long)
e)
f)
g)
Posisi long atau short yang timbul dari beberapa transaksi option (penjualan call dan put option maupun pembelian call dan put option) dapat saling hapus sepanjang bersifat identik, yaitu memiliki kesamaan dalam hal instrumen yang mendasari (underlying instrument), tanggal pelaksanaan (exercise date), harga yang disepakati (strike price), jenis option, serta jenis mata uang. Contoh: Bank melakukan transaksi penjualan put option atas suku bunga JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X. Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi pembelian put option atas suku bunga JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X. Mengingat kedua transaksi yang menimbulkan posisi long dan short tersebut bersifat identik, maka dapat dipastikan memiliki nilai delta yang sama sehingga dapat dilakukan saling hapus. Beban modal untuk Risiko Umum dihitung berdasarkan nilai delta ekuivalen dari setiap option. Namun, karena nilai delta tidak cukup untuk mencakup seluruh risiko yang terkait dengan posisi option, Bank juga wajib mengukur sensitivitas gamma (mengukur tingkat perubahan delta) dan vega (mengukur sensitivitas harga option terhadap perubahan volatilitas dari instrumen yang mendasari option). Bank yang men ggunakan Pendekatan Delta-Plus diwajibkan menghitung risiko delta, risiko gamma, dan risiko vega untuk setiap posisi option (termasuk posisi lindung nilai). Pengukuran beban modal tersebut adalah sebagai berikut: (1) Perhitungan risiko delta (a) Beban modal untuk risiko delta dihitung berdasarkan nilai delta ekuivalen dengan surat berharga atau suku bunga sebagai instrumen yang mendasari sesuai skala waktu suku bunga, yaitu menggunakan pendekatan two-legged dengan cara yang sama dengan pelaporan transaksi derivatif lainnya, yaitu posisi pada saat kontrak berlaku dan posisi pada saat instrumen yang mendasari jatuh tempo. Contoh:
Pada bulan April, Bank membeli call option berjangka 2 bulan dengan underlying suku bunga 3 bulan. Pada akhir April, Bank melaporkan posisi long dan short masingmasing dengan jangka waktu 5 dan 2 bulan sesuai nilai delta ekuivalen. Pada bulan April, Bank membeli call option atas surat berharga yang akan diserahkan dalam jangka waktu 5 bulan. Pada akhir April, Bank melaporkan posisi long dengan jangka
151 157
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
waktu sesuai surat berharga dan posisi short dengan jangka waktu 5 bulan sesuai nilai delta ekuivalen. Pada bulan April, Bank menjual call option berjangka 2 bulan dengan underlying suku bunga 3 bulan. Pada akhir April bank melaporkan posisi long dan short masingmasing dengan jangka waktu 2 dan 5 bulan sesuai nilai delta ekuivalen.
(b) Beban modal untuk option atas posisi nilai tukar d an e m as din i l ai be r d as ar k a n n il ai de lta ekuivalen yang mengacu pada perhitungan Risiko Nilai Tukar.
(c) Beban modal untuk option saham dinilai berdasarkan nilai delta ekuivalen yang mengacu pada perhitungan Risiko Ekuitas. Untuk
tujuan perhitungan tersebut, pasar keuangan di setiap negara akan diperlakukan sebagai underlying yang berbeda. (d) Beban modal untuk option komoditas dinilai berdasarkan nilai delta ekuivalen yang mengacu pada perhitungan Risiko Komoditas. (2) Perhitungan risiko gamma
(a) Perhitungan risiko gamma untuk setiap posisi option adalah sebagai berikut:
Gamma impact = 1/2 x Gamma x VU² VU = perubahan/variasi dari instrumen yang mendasari option (b) VU dihitung sebagai berikut:
i. Untuk option suku bunga, apabila instrument yang mendasari adalah surat berharga, maka nilai wajar dari instrumen tersebut dikalikan dengan bobot risiko sesuai Tabel .2
ii. Untuk option valuta asing, nilai wajar dari instrumen yang mendasari dikalikan 8%;
iii. Untuk option saham dan indeks saham, nilai wajar dari instrumen yang mendasari dikalikan 8%;
iv. Untuk option komoditas, nilai wajar dari instrumen yang mendasari
dikalikan 15%. (c) Untuk tujuan perhitungan tersebut, posisi-posisi berikut harus diperlakukan sebagai option yang memiliki underlying yang sama: i. Untuk suku bunga: setiap skala waktu.
ii. Untuk valuta asing: setiap jenis valuta asing; iii. Untuk saham dan indeks saham: setiap pasar keuangan; iv. Untuk komoditas: setiap jenis komoditas (d) Setiap option dengan underlying kategori risiko yang sama akan menghasilkan perhitungan risiko gamma yang bernilai positif atau negatif. Hasil perhitungan
152 158
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 risiko gamma dalam setiap kategori risiko tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan angka risiko gamma neto untuk setiap kategori risiko baik bernilai positif atau negatif. Selanjutnya, hanya angka risiko gamma neto yang bernilai negatif dari setiap kategori risiko yang dikenakan perhitungan beban modal.
(e) Total beban modal untuk risiko gamma merupakan penjumlahan atas nilai absolut dari angka risiko gamma neto yang bernilai negatif. (3) Perhitungan risiko vega
(a) Risiko vega merupakan risiko pergeseran volatilitas dari underlying secara proporsional sebesar ± 25%. Dalam perhitungan risiko vega, Bank wajib menghitung beban modal dengan mengalikan jumlah vega dari seluruh option dengan underlying yang sama dengan pergeseran secara proporsional dari asumsi sebesar ± 25%. Setiap option dengan underlying yang sama akan menghasilkan perhitungan vega yang bernilai positif atau negatif. Angka vega tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan angka neto vega untuk setiap underlying baik bernilai positif atau negatif. (b) Total beban modal untuk risiko vega merupakan penjumlahan atas nilai absolut dari angka neto vega yang diperoleh dari perhitungan untuk setiap option. Contoh: Volatilitas dari underlying sebesar 20% sedangkan hasil perhitungan vega sebesar 1,68. Dengan pergeseran proporsional sebesar 25%, maka perhitungan beban modal untuk risiko vega adalah sebagai berikut: 51) x 1,68 = 8,4 1)
Terdapat peningkatan volatilitas sebesar 5% yaitu dari 20% ke 25%
3) Pendekatan Analisis Skenario (Scenario Analysis Approach)
a) Bank dengan aktivitas transaksi option eksotis yang tinggi, atau memiliki strategi perdagangan option yang kompleks atau Bank yang telah
menggunakan Model Internal namun belum dapat menggunakan model tersebut untuk mengukur risiko option wajib menggunakan metode pengukuran dan pemantauan risiko option yang lebih komprehensif. Bank wajib mengukur beban modal untuk risiko option serta posisi lindung nilai yang terkait dengan menggunakan Pendekatan Analisis Skenario berdasarkan Matriks Skenario (Scenario Matrix Analysis). Dalam hal ini, Bank wajib menerapkan manajemen Risiko Pasar yang memadai dan skenario telah melalui proses validasi oleh pihak intern yang independen.
b) Pendekatan Analisis Skenario menggunakan teknik simulasi untuk mengukur perubahan nilai portofolio option karena perubahan tingkat dan
volatilitas instrumen keuangan yang mendasari. Dengan pendekatan ini, beban modal untuk Risiko Umum ditetapkan berdasarkan skenario “grid” (yaitu kombinasi dari perubahan faktor risiko yang mendasari option dan volatilitas dari faktor risiko tersebut) yang mengakibatkan kerugian terbesar. Bank harus menginformasikan kepada Bank Indonesia mengenai
153 159
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 latar belakang penetapan metode pengukuran volatilitas.
c) Pengukuran
berdasarkan:
volatilitas
dapat
dilakukan
dengan
2
metode,
yaitu
(1) estimasi dari data historis sekurang-kurangnya 1 tahun (250 hari
kerja). Estimasi dapat dilakukan menggunakan skim pembobotan (weighting scheme) seperti equal weight atau exponential weight.
(2) implied volatility dari model penetapan harga option (option pricing model). d) Pendekatan Analisis Skenario dilakukan dengan menetapkan suatu kisaran tertentu dari perubahan faktor risiko dalam portofolio option dan menghitung perubahan nilai portofolio option pada setiap sel dalam matriks. Matriks yang berbeda akan ditetapkan untuk setiap faktor ri s i ko. e) Dimensi pertama dari Matriks Skenario ditetapkan berdasarkan perubahan harga/suku bunga dari instrumen yang mendasari option, yang dapat mempengaruhi harga option dan/atau posisi lindung nilai yang terkait. Tingkat perubahan harga/suku bunga, harga ekuitas, nilai tukar, dan harga komoditas sekurang-kurangnya dibagi ke dalam 7 skenario (termasuk skenario tingkat suku bunga dan/atau harga saat ini) dengan interval yang sama. Option dan posisi lindung nilai yang terkait akan dievaluasi berdasarkan berbagai skenario perubanan suku bunga dan/atau harga tersebut, yaitu skenario perubahan dalam kisaran di atas maupun di bawah suku bunga dan/atau harga saat ini. (1) Untuk option berbasis suku bunga, kisaran perubahan suku bunga adalah -1 % sampai +1 %;
(2) Untuk option berbasis ekuitas, kisaran perubahan harga saham adalah - 8% sampai + 8%;
(3) Untuk option berbasis nilai tukar, kisaran perubahan nilai tukar dan emas adalah - 8% sampai + 8%; dan
(4) Untuk option berbasis komoditas, kisaran perubahan harga komoditas adalah - 15% sampai + 1 5%.
f)
Dimensi kedua dari matriks mencakup perubahan volatilitas dari suku bunga atau harga dari instrumen yang mendasari option yang dapat mempengaruhi harga option. Dalam hal ini, perubahan volatilitas dari suku bunga atau harga ditetapkan sebesar + 25% dan - 25%. Apabila dipandang perlu, Bank Indonesia dapat mempersyaratkan Bank untuk menggunakan perubahan volatilitas yang berbeda.
154 160
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Matriks Skenario Faktor Risiko Suku Bunga
Matriks Skenario Faktor Risiko Ekuitas dan Nilai Tukar (termasuk emas)
Matriks Skenario Faktor Risiko Komoditas
155 161
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
g) Untuk tujuan menghitung beban modal, Bank harus menggabungkan transaksi option dengan underlying yang sama, serta melakukan penilaian kembali (revaluasi) posisi portofolio option terhadap perubahan faktor risiko mendasari option dan volatilitas faktor risiko tersebut secara simultan dengan menggunakan matriks tersebut. Revaluasi berdasarkan berbagai skenario dalam matriks tersebut akan menghasilkan data keuntungan atau kerugian neto dalam setiap sel. h) Beban modal untuk risiko option adalah sebesar jumlah kerugian terbesar yang dihasilkan oleh suatu skenario dalam matriks.
i)
Selain terekspos risiko delta, gamma, dan vega, transaksi option juga terekspos pada risiko lainnya, yaitu risiko rho (tingkat perubahan harga option yang terkait dengan suku bunga) dan risiko theta (tingkat perubahan harga option yang terkait dengan waktu). Bank yang melakukan transaksi option dalam jumlah yang signifikan wajib melakukan pemantauan terhadap risiko rho dan theta tersebut.
III. PERHITUNGAN ASPEK RISIKO PASAR DENGAN METODE STANDAR 1.
Umum a. Bank wajib menggunakan Metode Standar dalam perhitungan aspek Risiko Pasar dan memenuhi standar minimum yang diatur dalam Pedoman ini secara konsisten. Bank dapat menggunakan Internal Model hanya dalam rangka keperluan internal khususnya penerapan manajemen risiko. b. Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap posisi Bank yang diklasifikasikan sebagai Trading Book sedangkan perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap posisi Bank yang diklasifikasikan sebagai Trading Book maupun Banking Book. c. Pengelompokkan instrumen keuangan ke dalam Trading Book atau Banking Book harus dilakukan secara konsisten. d. Dalam perhitungan Risiko Pasar seluruh posisi dalam Trading Book (termasuk lindung nilai atas Trading Book) wajib dilakukan proses mark to market setiap hari. e. Proses mark to market sebagaimana dimaksud dalam huruf d dilakukan dengan menggunakan nilai pasar sebagai berikut: 1)
nilai pasar (market value) instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar sekunder misalnya BES, NASDAQ, Dow Jones, Nikkei, Han Seng, Bloomberg dan Reuters;
2)
apabila nilai pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1) tidak
156 162
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 tersedia maka digunakan nilai pasar sekunder yaitu nilai pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1) yang terbentuk dari transaksi yang terjadi paling lama dalam 10 (sepuluh) hari kerja terakhir; 3)
apabila nilai pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan 2) tidak tersedia maka digunakan rata-rata quotation dari minimal 2 (dua) market maker atau broker.
f. Dalam hal nilai pasar tidak tersedia untuk melakukan proses mark to market sebagaimana dimaksud dalam huruf e maka penilaian posisi Bank dilakukan dengan menggunakan: 1)
metode present value dalam jangka waktu sampai dengan 30 (tiga puluh) hari;
2)
metode present value dan faktor deflator dalam jangka waktu setelah 30 (tiga puluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun.
g. Dalam hal setelah jangka waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam huruf f angka 2) nilai pasar tetap tidak tersedia maka Bank wajib memindahkan posisi Trading Book ke Banking Book. h. Dalam hal tidak tersedia nilai pasar dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam huruf g namun Bank akan menggunakan instrumen keuangan surat berharga sebagai agunan dalam rangka memperoleh Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) maka instrumen keuangan tersebut tetap dibukukan dalam Trading Book dengan menggunakan metode sebagaimana dimaksud dalam huruf f angka 2). i. Dalam penggunaan metode present value sebagaimana dimaksud dalam huruf f, Bank harus menentukan terlebih dahulu tingkat diskonto (discount rate) yang akan digunakan secara prudent berdasarkan observasi terhadap instrumen-instrumen yang tersedia di pasar yang dapat digunakan sebagai benchmark, misalnya SBI, Obligasi Rekap, serta Surat Utang Negara lainnya. j. Posisi Trading Book adalah seluruh posisi perdagangan Bank (proprietary position) pada instrumen keuangan dalam neraca dan rekening administratif serta transaksi derivatif yang: 1)
dimaksudkan untuk dimiliki dan dijual kembali dalam jangka pendek;
2)
dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari perbedaan secara aktual dan atau potensial atas nilai jual dan nilai beli atau dari harga lain atau dari perbedaan suku bunga;
3)
timbul dari kegiatan perantaraan (brokering) dan kegiatan pembentukan pasar (market making);atau
157 163
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 4)
diambil untuk kegiatan lindung nilai (hedging) komponen Trading Book lain.
k. Instrumen di bawah ini yang dibukukan sebagai Trading Book atau bukan Trading Book (Banking Book), antara lain: 1)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimiliki Bank tidak diperhitungkan dalam Risiko Pasar walaupun berdasarkan tujuan kepemilikan (intention) SBI tersebut termasuk kategori Trading Book;
2)
Obligasi Syariah tidak termasuk dalam Trading Book kecuali untuk tujuan kebutuhan likuiditas;
3)
Efek utang yang memiliki opsi untuk menjadi efek ekuitas yang dimiliki Bank misalnya Convertible Bonds tidak diperhitungkan sebagai komponen eksposur Risiko Pasar, mengingat posisi ini termasuk dalam definisi penyertaan Bank;
4)
Posisi dalam Trading Book yang digunakan untuk lindung nilai (hedging) posisi dalam Banking Book tidak termasuk dalam Trading Book, contohnya transaksi Swaps untuk lindung nilai posisi dalam Banking Book. Berkaitan dengan hal tersebut, posisi lindung nilai harus diidentifikasi dengan jelas pada saat transaksi;
5)
Surat berharga yang mengandung instrumen derivatif yang melekat (Embedded Derivative) misalnya obligasi yang mengandung call/put option dan dimaksudkan untuk diperdagangkan (Trading Book) diperhitungkan dalam risiko pasar;
6)
Surat-surat berharga yang dimiliki Bank dalam portofolio “Tersedia Untuk Dijual” (Available For Sale) termasuk dalam Trading Book;
7)
Surat berharga yang dijual melalui proses Repurchase Agreements (Repos) termasuk dalam Trading Book mengingat surat berharga tersebut digunakan sebagai agunan;
8)
Transaksi forward beli surat berharga secara outright yang merupakan kontrak berjangka pembelian dari transaksi penjualan surat berharga yang sama secara outright, termasuk dalam
Trading Book.
2.
Perhitungan Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk) a. Ketentuan Umum 1)
Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap posisi efek utang (debt securities) dan instrumen lain yang terkait dengan suku bunga yang tercatat dalam Trading Book, yang meliputi:
158 164
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 a) Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau mengambang dan seluruh instrumen yang memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan (Negotiable Certificates of Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh Bank dengan syarat dibeli kembali (Repo/Securities Lending); b) Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option, Interest Rate Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate Options, dan Forward Rate Agreements/FRAs. 2)
Perhitungan kebutuhan modal minimum dilakukan terhadap 2 (dua) faktor risiko yaitu: a) Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik; b) Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus.
3)
Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value dari pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest). Dalam perhitungan Risiko Spesifik, nilai pasar surat berharga (clean price) tersebut dikurangi pula dengan cadangan khusus Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) untuk Surat Berharga dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet. Present value atas accrued interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran kupon nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang material.
b. Perhitungan Risiko Spesifik (Specific Risk) 1)
Perhitungan kebutuhan modal terhadap Risiko Spesifik dirancang untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan harga dari setiap instrumen yang dimiliki dengan memperhatikan faktor kredibilitas dari penerbit instrumen (issuer).
2)
Dalam perhitungan Risiko Spesifik, Bank hanya dapat melakukan proses saling hapus terhadap posisi long atau posisi short apabila posisi tersebut identik. Yang dimaksud dengan posisi yang identik dalam transaksi surat berharga dan transaksi derivatif,
159 165
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 yaitu apabila terdapat kesamaan penerbit (issuer), coupon rate, jatuh tempo, jenis valuta, call features, dan hal lainnya. 3)
Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Bank Indonesia, tetapi Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus (off setting).
4)
Pembebanan Risiko Spesifik dibagi dalam 6 (enam) kategori pembobotan seperti pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Penerbit 1. Pemerintah 2. Kualifikasi (Qualifying) a. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 6 bulan. b. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo antara 6 bulan sampai dengan 24 bulan. c. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 24 bulan. d. diterbitkan oleh Bank dengan jangka waktu awal (original maturity) kurang dari 24 bulan dan tidak memiliki rating. 3. Lainnya
Bobot 0,00% 0,25% 1,00% 1,60% 1,60% 8,00%
a) Yang termasuk kategori Pemerintah adalah seluruh instrumen yang dikeluarkan Pemerintah seperti Surat Utang Negara yang meliputi Obligasi Negara dan Surat Perbendaharaan Negara. Instrumen tersebut akan memperoleh bobot 0% untuk Risiko Spesifik apabila: (1)
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia atau Bank Indonesia;
(2)
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau Bank Sentral dari negara-negara lain dan diterbitkan dalam mata uang lokal negara penerbit, yang pendanaannya oleh Bank pelapor menggunakan mata uang yang sama.
b) Yang termasuk kategori Kualifikasi (Qualifying) adalah: (1)
Surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh
160 166
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Pemerintah Daerah, lembaga non departemen dan BUMN; (2)
Surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh Bank pembangunan multilateral, seperti International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), InterAmerican Development Bank, Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), European Investment Bank (EIB), Islamic Development Bank (IDB), Council of Europe Social
Development Fund (Council of Europe Resettlement Fund), Nordic Investment Bank, Caribbean Development Bank, European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), European Investment Fund, Inter-American Investment Corporation dan African Development Bank (AfDB);
(3)
Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh Bank dengan jangka waktu awal (original maturity) kurang dari 2 (dua) tahun dan tidak memiliki peringkat, misalnya Negotiable Certificate Deposit (NCD);
(4)
Surat-surat berharga yang diterbitkan pihak selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b) angka (1),(2) dan (3) yang memenuhi kriteria: (a) Memiliki peringkat investasi (investment grade) dari sekurang-kurangnya 2 (dua) lembaga pemeringkat sebagaimana terdapat dalam Lampiran 3; atau (b) Memiliki peringkat investasi (investment grade) dari 1 (satu) lembaga pemeringkat sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 3 dan 1 (satu) lembaga pemeringkat yang setara berdasarkan persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. (c)
Peringkat yang bersifat local scale/ national scale dari lembaga pemeringkat sesuai Lampiran 3 hanya dapat digunakan untuk Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan lokal dalam mata uang Rupiah.
Yang dimaksud peringkat yang bersifat local scale/ national scale adalah peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat dengan membandingkan suratsurat berharga tersebut dengan surat-surat berharga sejenis di pasar lokal, tanpa memperhitungkan country
161 167
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
risk. c) Lainnya Surat-surat berharga yang tidak termasuk kategori Pemerintah dan Kualifikasi dicatat dalam kategori Lainnya. 5)
Pos Tagihan Derivatif yang timbul dari instrumen suku bunga (efek utang) dalam neraca Bank tetap terkena perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit sesuai ketentuan yang berlaku meskipun instrumen derivatif yang mendasari timbulnya pos tersebut telah diperhitungkan dalam risiko spesifik. Hal ini mengingat risiko spesifik memperhitungkan kredibilitas penerbit, sedangkan pos tagihan derivatif merupakan counterparty credit risk.
c. Perhitungan Risiko Umum (General Market Risk) 1)
Perhitungan kebutuhan modal untuk Risiko Umum dimaksudkan untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan dalam suku bunga pasar.
2)
Risiko Umum dikenakan terhadap posisi surat-surat berharga dan instrumen derivatif yang terkait dengan surat berharga atau suku bunga dan tercatat pada Trading Book.
3)
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan Risiko Umum adalah dengan menggunakan Metode Jatuh Tempo (Maturity Method) atau Metode Jangka Waktu (Duration Method). Bank dapat menentukan pilihan terhadap 2 (dua) metode tersebut sepanjang dilakukan secara konsisten dan akurat. Bagi Bank yang menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method), manajemen Bank harus dapat memastikan bahwa organisasi Bank memiliki kapasitas untuk menerapkan metode tersebut dengan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
4)
Bank harus memberitahukan secara tertulis kepada Direktorat Pengawasan Bank terkait atau Kantor Bank Indonesia setempat apabila Bank akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method) dalam perhitungan Risiko Umum.
5)
Bank yang menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method), dalam pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam angka 4) harus dilengkapi dokumen dan informasi yang mencakup: a) kebijakan dan prosedur pelaksanaan Metode Jangka Waktu (Duration Method); b) instrumen yang dihitung dengan Metode Jangka Waktu (Duration Method);
162 168
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 c) sistem yang mendukung pelaksanaan prosedur perhitungan; d) proses dan perhitungan;
prosedur
pengendalian
terhadap
metode
e) penilaian secara independen oleh satuan kerja lain terhadap metode perhitungan Risiko Pasar yang digunakan. 6)
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap Metode Jangka Waktu (Duration Method) yang digunakan Bank untuk memastikan kebenaran dokumen dan informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 5).
7)
Perhitungan beban modal dalam Risiko Umum dilakukan dengan menjumlahkan 4 (empat) komponen sebagai berikut: a) Suatu proporsi yang terkecil antara posisi long dan short yang matched pada setiap skala waktu (vertical disallowance); b) Suatu proporsi yang terbesar antara posisi long dan short yang matched dari keseluruhan skala waktu (horizontal disallowance); c) Posisi net short atau net long dari seluruh Trading Book yang telah dibobot; d) Pembebanan atas matched option position (net).
8)
Metode Jatuh Tempo (Maturity Method) a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat-surat berharga dan instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang maturitas (maturity ladder) yang terdiri dari 13 atau 15 skala waktu (time band) sebagaimana tercantum dalam Tabel 7 sesuai dengan suku bunga/ kupon instrumen. Yang dimaksud dengan jenjang maturitas adalah tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan sisa jatuh tempo atau jangka waktu sampai dengan penetapan suku bunga berikutnya dari suatu surat berharga atau instrumen derivatif. Tabel 7 Skala Waktu dan Bobot Risiko (Maturity Method) Skala Waktu Kupon > 3%
Kupon < 3%
Bobot Risiko (%)
< 1 bulan > 1 – 3 bulan
< 1 bulan > 1 – 3 bulan
0 0.2
163 169
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 > 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan
> 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan
0.4 0.7
> 1 – 2 tahun > 2 – 3 tahun > 3 – 4 tahun
> 1 – 1,9 tahun > 1,9– 2,8 tahun > 2,8– 3,6 tahun
1.25 1.75 2.25
> 4 – 5 tahun > 5 – 7 tahun > 7 – 10 tahun > 10 – 15 tahun > 15 – 20 tahun > 20 tahun
> 3,6– 4,3 tahun > 4,3– 5,7 tahun > 5,7– 7,3 tahun > 7,3– 9,3 tahun > 9,3–10,6tahun > 10,6–12 tahun > 12 – 20 tahun > 20 tahun
2.75 3.25 3.75 4.50 5.25 6.00 8.00 12.50
b) Instrumen bersuku bunga tetap (fixed) dialokasikan sesuai dengan sisa jatuh tempo, sedangkan instrumen bersuku bunga mengambang (variable) dialokasikan sesuai dengan jangka waktu sampai dengan saat penetapan suku bunga berikutnya (next repricing date). c) Proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan sebagai berikut: (1)
Vertical Disallowance, yaitu: Perhitungan posisi matched dalam setiap skala waktu dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 10%. Perhitungan posisi matched tersebut dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi short dan posisi long dalam setiap skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched. Selisih dari matching tersebut merupakan posisi residu (unmatched position), baik long maupun short.
(2)
Horizontal Disallowance, yaitu: (a) Dalam setiap zona (zona 1, zona 2, dan zona 3). Perhitungan posisi matched dalam setiap zona dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 40% untuk zona 1, 30% untuk zona 2, dan 30% untuk zona 3 sesuai Tabel 8. Perhitungan posisi matched tersebut dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi residu (unmatched position) long dan short dari seluruh skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched dari zona tersebut. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu
164 170
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
(unmatched position), baik long maupun short dari zona tersebut.
(b) Antar Zona (zona 1 dan 2; zona 2 dan 3; serta zona 1 dan 3) Perhitungan posisi matched antar zona dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu 40% untuk zona 1 dan 2 dan 40% untuk zona 2 dan 3, serta 100% untuk zona 1 dan 3 sesuai Tabel 8. Antar Zona 1 dan 2 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi residu (unmatched position) long dan short dari zona 1 dan zona 2 tersebut diatas, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 1 dan 2. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dalam zona 1 dan zona 2, baik long maupun short. Antar Zona 2 dan 3 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dari zona 2 dengan posisi residu (unmatched position) dari zona 3, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 2 dan 3. Selisih dari proses matching tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dalam zona 3, baik long maupun short. Antar Zona 1 dan 3 Perhitungan posisi matched dilakukan dengan mempertemukan (matching) antara posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) long dan short dari zona 1 dan zona 3, dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 1 dan 3. Selisih dari proses matching antara zona 1 dan 3 tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dari seluruh proses matching antar zona.
165 171
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Tabel 8 Horizontal Disallowance
Zona
Skala Waktu
Zona 1
< > > >
Zona 2
Zona 3
(3)
1 1 3 6
bulan – 3 bulan – 6 bulan – 12 bulan
> 1 – tahun > 2 – tahun > 3 – tahun
Dalam zona
Antar Zona Berurutan
Antar Zona 1 dan Zona 3
40% 40%
2 3
30%
100%
4
> 4 – 5 tahun > 5 – 7 tahun > 7 –10 tahun > 10–15 tahun > 15–20 tahun > 20 tahun
40%
30%
Overall Net Open Position, yaitu: Perhitungan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) baik long atau short dari seluruh proses matching antar zona sesuai uraian angka (2) dikalikan dengan bobot beban modal sebesar 100%.
(4)
Pembebanan atas matched option position (net) sebesar 30%. Matched option position (net) diperoleh dari proses perhitungan sebagai berikut: (a) jumlah dari matched option position yang diperoleh
166 172
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 dari proses matching antara posisi setelah pembobotan dengan posisi option neto setelah pembobotan, dimana posisi terkecil antara long dan short merupakan posisi matched; (b) posisi setelah pembobotan maupun posisi option neto setelah pembobotan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) adalah selisih antara nilai long dan short. Dengan demikian perhitungan kebutuhan modal minimum untuk Risiko Umum adalah penjumlahan dari : 1. 2.
3.
Vertical Matched position antara X 10% Disallowance posisi long dan posisi short dalam setiap skala waktu Horizontal Matched position antara Disallowance posisi long dan posisi short dalam zona 1 Matched position antara posisi long dan posisi short dalam zona 2 Matched position antara posisi long dan posisi short dalam zona 3 Matched position antara posisi long dan short dari posisi residu zona 1 dan posisi long dan short dari posisi residu zona 2 Matched position antara posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa zona 2 dan posisi long dan short dari posisi residu zona 3 Matched position antara posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa zona 1 dan posisi long dan short dari posisi residu yang tersisa zona 3 Overall Net Jumlah netto dari bobot Open posisi long atau posisi short
X 40% X 30% X 30% X 40%
X 40%
X 100%
X 100%
Position
167 173
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 4.
Matched option position (net)
Matched option position (net) X 30% antara posisi long dan short dari posisi setelah pembobotan dengan posisi long dan short dari posisi
option neto 9)
Metode Jangka Waktu (Duration Method) a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat berharga dan instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang durasi (duration ladder) yang terdiri dari 15 skala waktu (time band) sebagaimana tercantum dalam Tabel 9. Yang dimaksud dengan jenjang durasi adalah tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan durasi dari suatu surat berharga atau instrumen derivatif. b) Dalam melakukan proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan dengan memperhatikan modified duration dan estimasi pergerakan harga dari setiap posisi serta memetakannya pada zona maturitas (maturity zones) yang sesuai dengan Tabel 9. Tabel 9 Skala Waktu dan Assumed Changes in Yield Skala Waktu Zona 1 < 1 bulan > 1 – 3 bulan > 3 – 6 bulan > 6 – 12 bulan Zona 2 > 1 – 1,9 tahun > 1,9– 2,8 tahun > 2,8– 3,6 tahun Zona 3 > 3,6– 4,3 tahun > 4,3– 5,7 tahun > 5,7– 7,3 tahun > 7,3– 9,3 tahun > 9,3–10,6tahun > 10,6–12 tahun > 12 – 20 tahun > 20 tahun
Assumed Changes in Yield (%) 1.00 1.00 1.00 1.00 0.90 0.80 0.75 0.75 0.70 0.65 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60
168 174
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 c) Proses perhitungan beban modal dengan Metode Jangka Waktu (Duration Method) pada prinsipnya sama dengan Metode Jatuh Tempo (Maturity Method), kecuali pengenaan bobot beban modal untuk Vertical Disallowance, yaitu 5% dari posisi matched dalam setiap skala waktu. 10)
Instrumen derivatif baik dalam rangka trading maupun lindung nilai atas instrumen surat berharga dalam Trading Book dilaporkan dengan pendekatan two legged approach. Contoh: a) Pembelian (long position) Forward Rate Agreement (FRA) yang dilakukan pada akhir bulan April dan jatuh tempo akhir bulan Juni dengan suku bunga SBI 3 bulan harus dilaporkan sebagai posisi long dengan jangka waktu 5 bulan dan posisi short dengan jangka waktu 2 bulan. b) suatu transaksi interest-rate swap yang dilakukan Bank dengan menerima suku bunga mengambang (floating) dan membayar untuk suku bunga tetap (fixed) harus dilaporkan sebagai posisi long untuk instrumen suku bunga mengambang sesuai jangka waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya dan sebagai posisi short untuk instrumen suku bunga tetap sesuai sisa jatuh tempo transaksi swap tersebut.
d. Proses saling hapus untuk transaksi derivatif dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum: 1)
Secara umum posisi long dan short dapat saling hapus sepanjang instrumen keuangan tersebut bersifat identik, yaitu terdapat kesamaan dalam hal penerbit (issuer), coupon rate, jenis valuta, jatuh tempo dan hal-hal lainnya.
2)
Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan namun Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus tersebut.
3)
Transaksi forward dapat saling hapus dengan instrumen yang mendasarinya (underlying instrument). Namun posisi dengan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kontrak forward tetap harus dilaporkan karena Bank masih memiliki eksposur suku bunga sampai pada saat surat berharga tersebut diserahkan kepada pihak pembeli. Dalam hal kontrak forward menggunakan berbagai jenis surat berharga pada saat penyelesaian transaksi, maka saling hapus hanya dapat dilakukan apabila Bank memiliki posisi long atas surat berharga dan posisi short forward berdasarkan underlying surat berharga dimaksud.
169 175
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 4)
Yang dimaksud dengan hal-hal lainnya sebagaimana dimaksud dalam angka 1) yang digunakan dalam menentukan posisi yang identik dalam proses saling hapus yaitu: a) Untuk transaksi swap dan forward rate agreement (FRA) adalah identik dalam hal referensi suku bunga (untuk posisi bersuku bunga mengambang, misalnya JIBOR dan LIBOR) dan perbedaan suku bunga/kupon setinggi-tingginya sebesar 0,15% (15 basis point); b) Untuk transaksi swap, forward rate agreement (FRA) dan forward adalah identik dalam hal tanggal penetapan suku bunga berikutnya, atau bagi instrumen dengan suku bunga tetap atau transaksi forward adalah sisa jangka waktu jatuh tempo dengan memenuhi batasan sebagai berikut: (1)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif sampai dengan 1 bulan, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut adalah sama;
(2)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 bulan sampai dengan 1 tahun, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo dari masing-masing posisi tersebut adalah tidak lebih dari 7 hari;
(3)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 tahun, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut tidak lebih dari 30 hari.
c) Untuk posisi option, proses saling hapus adalah sebagaimana diatur dalam angka 4 (Pedoman Umum dan Perhitungan Modal terhadap Transaksi Option). e. Perlakuan Terhadap Transaksi Repo 1)
Surat berharga yang diserahkan kepada counterparty sebagai collateral dalam transaksi Repo dicatat dalam Trading Book karena masih berada dalam penguasaan Bank dan dicatat sebagai posisi long dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum.
2)
Perhitungan Risiko Spesifik Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari kategori penerbit surat berharga tersebut serta sisa jatuh tempo (khusus untuk kategori “qualifying”).
170 176
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 3)
Perhitungan Risiko Umum Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk surat berharga berbunga tetap atau sisa jangka waktu sampai penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga berbunga mengambang.
f. Perlakuan Terhadap Transaksi Reverse Repo dalam rangka kegiatan perdagangan (trading) Apabila surat berharga yang menjadi agunan transaksi reverse repo diperdagangkan maka Bank harus membukukan transaksi tersebut sebagai posisi short dalam Trading Book, sehingga terekspos Risiko Pasar. 1)
2)
Perhitungan Risiko Spesifik Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari kategori penerbit surat berharga tersebut serta sisa jatuh tempo (khusus untuk kategori kualifikasi/”qualifying”). Perhitungan Risiko Umum Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk surat berharga dengan suku bunga tetap atau sisa jangka waktu sampai penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga dengan suku bunga mengambang.
g. Perlakuan terhadap Transaksi Reksa dana 1)
Reksa dana dapat dilaporkan dalam Banking Book atau Trading Book, tergantung dari tujuan (intention) kepemilikannya.
2)
Perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum terhadap surat berharga reksa dana yang masuk dalam Trading Book harus mencerminkan bobot risiko dari seluruh aset yang terkandung dalam unit reksa dana.
3)
Perhitungan Risiko Spesifik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu berdasarkan: a) Peringkat reksa dana Dalam hal reksa dana tersebut memiliki peringkat sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, dikenakan bobot risiko 1,6%. b) Kategori penerbit dan/atau peringkat dari setiap aset dalam reksa dana Dalam menghitung Risiko Spesifik berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rincian aset-aset reksa dana tersebut berdasarkan penerbit dan/atau peringkat. Berdasarkan informasi tersebut, Bank dapat melakukan langkah-langkah perhitungan untuk
171 177
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah sebagai berikut: (1)
menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang terkandung dalam reksa dana.
(2)
nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dikalikan dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3)
nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dicatat sesuai kategori penerbit surat berharga.
4)
Dalam hal ke-2 pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka 3) tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana akan digolongkan dalam kategori “Lainnya” dan dikenakan beban modal sebesar 8%.
5)
Perhitungan Risiko Umum dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu berdasarkan: a)
Sisa jatuh tempo dari setiap aset reksa dana. Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rincian seluruh aset dari reksa dana tersebut berdasarkan sisa jatuh tempo. Proses perhitungan untuk mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah sebagai berikut: (1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang terkandung dalam reksa dana. (2) nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dikalikan dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank. (3) nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dicatat sesuai skala waktu.
b)
6)
Rata-rata durasi (average duration) dari seluruh aset reksa dana Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rata-rata durasi dari reksa dana. Penetapan ratarata durasi aset reksa dana dilakukan dengan menghitung durasi dari setiap aset reksa dana dan dikalikan dengan besarnya pangsa/komposisi setiap aset reksa dana terhadap total aset reksa dana.
Apabila Bank menggunakan Metode Jatuh Tempo untuk menghitung Risiko Umum, sementara untuk reksa dana Bank hanya memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai ratarata durasi dari aset reksa dana, maka Bank dapat menggunakan pendekatan rata-rata durasi tersebut untuk menghitung Risiko Umum reksa dana.
172 178
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 7)
Dalam hal dua pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka 5) tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana tersebut dianggap memiliki sisa jatuh tempo 10 – 15 tahun dan dikenakan bobot risiko sebesar 4,5%.
8)
Informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih (liquidation value) reksa dana yang diperoleh dari Manajer Investasi harus merupakan Nilai Aktiva Bersih yang disesuaikan setiap hari.
9)
Seluruh informasi mengenai reksa dana yang diperoleh dari Manajer Investasi, misalnya rincian aset reksa dana berdasarkan penerbit dan atau peringkat, sisa jatuh tempo dan rata-rata durasi dapat digunakan untuk periode 1 bulan. Contoh: Pada tanggal 15 Januari 200X, Manajer Investasi dapat menyediakan informasi mengenai sisa jatuh tempo atau rata-rata durasi dari seluruh aset reksa dana. Informasi tersebut dapat digunakan oleh Bank untuk periode 1 bulan, khususnya untuk laporan perhitungan Risiko Pasar pada posisi 31 Januari 200X. Selanjutnya, laporan perhitungan Risiko Pasar posisi 28 Februari 200X harus menggunakan informasi yang tersedia maksimal satu bulan sebelumnya.
10)
3.
Seluruh informasi yang diperoleh dari Manajer Investasi wajib didokumentasikan oleh Bank untuk kepentingan jejak audit (audit trail).
Perhitungan Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Risk) a. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap semua posisi Bank baik Trading Book dan Banking Book dalam valuta asing termasuk emas. Posisi terhadap emas diperhitungkan sama dengan valuta asing dengan pertimbangan bahwa pergerakan harga emas hampir sama dengan pergerakan nilai tukar valuta asing dan Bank memperlakukan transaksi emas sama dengan transaksi valuta asing. b. Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing selain terkena Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan Bank terkena Risiko Suku Bunga (misalnya untuk cross-currency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan sebagaimana dijelaskan dalam angka 2 (Perhitungan Risiko Suku Bunga). c. Perhitungan beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing dibebankan sebesar 8% terhadap Posisi Devisa Neto yang dimiliki Bank. d. Posisi Devisa Neto adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari: 1)
Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta
173 179
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 asing; ditambah dengan 2)
Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing;
yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. e. Perlakuan terhadap Posisi Struktural 1)
Bank dapat mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia untuk dapat mengecualikan Posisi Struktural dalam valuta asing dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
2)
Posisi Struktural adalah posisi yang sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum.
3)
Bila Bank memilih untuk mengecualikan Posisi Struktural tersebut maka pengecualian tersebut harus dilakukan secara konsisten dan memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
4)
Dalam rangka memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, Bank wajib menyampaikan dokumen pendukung yang terkait dengan status dari Posisi Struktural dan bukti pembukuan transaksi. Contoh: Posisi Struktural berupa aktiva tetap di luar negeri perlu didukung antara lain dengan dokumen yang berupa bukti kepemilikan, bukti pembayaran dan dokumen pembukuan.
5)
4.
Bank Indonesia dapat meminta tambahan dokumen kepada Bank untuk memastikan kelayakan dari suatu Posisi Struktural yang akan dikecualikan dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
Pedoman Umum dan Perhitungan Modal terhadap Transaksi Option a. Ketentuan Umum 1)
Bank yang melakukan transaksi option dengan tujuan trading atau lindung nilai atas suatu instrumen tertentu yang berada dalam Trading Book (misalnya surat berharga yang masuk dalam Trading Book) wajib melaporkan posisi option beserta underlying asset dan melakukan perhitungan kebutuhan modal atas posisi option tersebut.
2)
Bank yang akan melakukan transaksi option harus memiliki staf pelaksana dan pendukung seperti trading, back-office, risk management termasuk sistem pemantauan risiko dan accounting
174 180
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 yang dapat menangani transaksi option tersebut. 3)
Bank yang akan menerbitkan option harus mengukur setiap faktor risiko perubahan harga option yang tercermin pada parameter delta, gamma, vega, theta dan rho. Namun mengingat transaksi option yang dilakukan perbankan di Indonesia masih relatif sederhana (plain vanilla), maka faktor risiko yang dapat diperhitungkan oleh Bank adalah parameter delta.
4)
Bank harus memiliki batasan (limit) terhadap parameter faktor risiko tersebut.
5)
Uraian persyaratan pada angka 1) sampai dengan angka 4) di atas merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam Kebijakan dan Pedoman Trading Book.
6)
Perhitungan risiko dari transaksi option selain plain vanilla options, yang diperdagangkan di Over The Counter (OTC) ataupun di bursa, wajib dilakukan dengan menggunakan pendekatan deltaplus yaitu yang tercermin pada parameter delta, gamma, vega, theta dan rho.
b. Metode Simple Delta 1)
Bank wajib menggunakan Metode Simple Delta terhadap posisi option yang memiliki underlying asset berupa instrumen yang terkait dengan suku bunga (Trading Book) dan/ atau valuta asing (Banking Book dan Trading Book), sepanjang tidak dinyatakan lain oleh Bank Indonesia.
2)
Dalam metode sebagaimana dimaksud dalam angka 1), option diperhitungkan dengan cara melakukan perkalian antara nilai underlying asset dengan nilai delta option.
3)
Perolehan nilai delta option oleh Bank dilakukan sesuai dengan Romawi III.1.e.1) dan 2).
4)
Bila nilai delta option sebagaimana dimaksud dalam angka 3) tersebut tidak tersedia, Bank dapat memperhitungkan nilai delta option dengan menggunakan option pricing model seperti standard Cox, Ross, Rubinstein atau a Black and Scholes type algorithm atau model lain yang dapat dibandingkan dan setara dengan algoritma.
5)
Posisi option dapat saling hapus terhadap posisi yang bersifat identik dari suatu underlying asset sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam pedoman ini.
175 181
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 c. Option suku bunga 1)
Perhitungan Risiko Spesifik Bila underlying dari option adalah instrumen hutang/surat berharga, maka delta weighted position dari underlying tersebut harus dikalikan dengan bobot risiko sebagaimana dimaksud dalam Tabel 7.
2)
Perhitungan Risiko Umum a) Dalam perhitungan Risiko Umum, transaksi option yang tercatat pada Trading Book harus dilaporkan dengan pendekatan two legged approach, yaitu sebagai posisi long dan short dengan jangka waktu sampai saat penyerahan atau realisasi kontrak, ditambah dengan jangka waktu instrumen yang mendasari. Posisi option tersebut diperhitungkan berdasarkan skala waktu dalam jenjang maturitas. b) Transaksi option tersebut harus dilaporkan dengan menggunakan nilai wajar dari underlying instrument, serta nilai delta weighted, yaitu nilai wajar dari underlying instrument dikalikan dengan besarnya delta dari setiap posisi option tersebut. c) Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai delta option adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi option yang diterbitkan Bank (Bank sebagai writer) dan posisi option yang dibeli Bank (Bank sebagai holder). d) Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud dalam huruf c) dapat saling hapus dengan posisi option lainnya sepanjang memenuhi persyaratan berikut: a) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang sama; b) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung nilai. Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank menerbitkan call option (Bank sebagai writer) maka posisi simetris adalah posisi : (1)
pembelian call option (Bank sebagai holder); atau
(2)
penjualan put option (Bank sebagai writer).
e) Posisi long atau short yang timbul dari beberapa transaksi option (penjualan call dan put option maupun pembelian call dan put option) dapat saling hapus sepanjang bersifat identik, yaitu memiliki kesamaan dalam hal instrumen yang mendasari (underlying instrument), tanggal pelaksanaan (exercise date),
176 182
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 harga yang disepakati (strike price), jenis option, serta jenis mata uang. Contoh: Bank melakukan transaksi penjualan put option atas interest rate JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 2003. Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi pembelian put option atas interest rate JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 2003. Mengingat kedua transaksi yang menimbulkan posisi long dan short tersebut bersifat identik, maka dapat dipastikan memiliki nilai delta yang sama sehingga dapat dilakukan saling hapus. f) Saling hapus dapat dilakukan antara posisi option dengan surat berharga dan derivatif lainnya, dimana posisi yang match pada saat saling hapus akan dikenakan beban modal, yaitu : (1)
sebesar 10% untuk posisi surat berharga dan derivatif (diluar option) yang mengacu kepada proses vertical disallowance;
(2)
sebesar 20% untuk posisi option yang diperdagangkan di bursa; dan
(3)
sebesar 30% untuk posisi option yang diperdagangkan secara Over the Counter (OTC).
g) Posisi match (matched position) didasarkan pada posisi terkecil antara surat berharga dan derivatif (di luar option) dengan posisi option. d. Option valuta asing 1) 2)
3)
Setiap posisi option long dan short yang dilaporkan wajib dikonversi dengan menggunakan nilai delta dan dilakukan saling hapus untuk memperoleh posisi option neto. Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai delta option adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi option yang diterbitkan Bank (Bank sebagai writer) dan posisi option yang dibeli Bank (Bank sebagai holder). Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dapat saling hapus dengan posisi option lainnya sepanjang memenuhi persyaratan berikut: a) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang sama; b) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung nilai. Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank menerbitkan call option (Bank sebagai writer) maka posisi simetris adalah posisi : (1)
pembelian call option (Bank sebagai holder); atau
(2)
penjualan put option (Bank sebagai writer).
177 183
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Contoh: Bank melakukan transaksi penjualan call option USD 50.000 dengan strike price Rp. 8.800,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer). Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi penjualan put option USD 40.000 dengan strike price Rp. 8.750,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer) dan transaksi pembelian call option USD 20.000 dengan strike price Rp. 8.850,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai holder). Berdasarkan perhitungan nilai delta, diasumsikan bahwa ketiga transaksi option tersebut masing-masing memiliki nilai delta 0,5 , 0,6 dan 0,8. Dengan demikian, perhitungan risiko option adalah sebagai berikut : 0,5 x USD 50.000 = USD 25.000 (short) 0,6 x USD 40.000 = USD 24.000 (long) 0,8 x USD 20.000 = USD 16.000 (long) USD 15.000 (long)
4)
Selanjutnya, risiko option sebesar USD 15.000 tersebut harus dikonversikan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs penutupan, yaitu kurs tengah sesuai dengan Reuters pukul 16.00 WIB. Saling hapus dapat dilakukan antara posisi option dan posisi transaksi valuta asing (selain option), dimana posisi yang match pada saat saling hapus akan dikenakan beban modal yaitu: a) sebesar 8% untuk posisi surat berharga dan derivatif (diluar option); b) sebesar 20% untuk posisi option yang diperdagangkan di bursa; dan c) sebesar 30% untuk posisi option yang diperdagangkan secara Over the Counter (OTC).
IIIA. PERALIHAN 1. Selama pelaporan Risiko Spesifik sebagaimana dimaksud dalam Formulir I.a Lampiran 4 ketentuan ini belum dapat dilakukan secara online melalui Laporan Berkala Bank Umum, laporan disampaikan secara offline. 2. Laporan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan secara bulanan untuk posisi setiap akhir bulan dan disampaikan pada periode penyampaian I sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai laporan berkala bank umum.
178 184
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 3.
4.
5. a.
b.
Dalam hal tanggal penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, dan/atau hari libur, maka penyampaian laporan dilakukan pada hari kerja berikutnya. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan pertama kali untuk posisi akhir bulan Agustus 2012 yang disampaikan pada periode penyampaian I di bulan September 2012. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan kepada Bank Indonesia dengan alamat: Departemen Pengawasan Bank terkait, Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; atau Kantor Perwakilan Bank Indonesia, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia, dengan tembusan kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.
IIIB. PENGENAAN SANKSI Dalam penyampaian secara offline sebagaimana dimaksud dalam Bab IIIA, Bank yang tidak menyampaikan laporan atau menyampaikan laporan tidak sesuai dengan ketentuan, dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. IV.
PERHITUNGAN (KPMM) 1.
KEWAJIBAN
PENYEDIAAN
MODAL
MINIMUM
Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasar dilakukan dengan formula sebagai berikut:
KPMM = (Tier 1+Tier 2+Tier 3)- Penyertaan = 8% (minimum) ATMR (Risiko Kredit) + 12,5 x beban modal untuk Risiko Pasar 2.
Sebelum mengalokasikan beban modal untuk Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Bank wajib memenuhi KPMM untuk Risiko Kredit yaitu minimal sebesar 8% sesuai ketentuan yang berlaku dengan formula: KPMM =
3.
(Tier 1+Tier 2)- Penyertaan ATMR (Risiko Kredit)
= 8% (minimum)
Dalam melakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 1,
179 185
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP 2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012 Bank harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
b.
Menghitung jumlah beban modal untuk seluruh jenis Risiko Pasar yang terdiri dari Risiko Suku Bunga, Risiko Nilai Tukar termasuk Risiko perubahan harga option.
c.
Untuk menghindari duplikasi perhitungan Risiko terhadap surat berharga, eksposur yang termasuk dalam Trading Book yang telah diperhitungkan Risiko Spesifik untuk Risiko Suku Bunga, seperti obligasi yang diterbitkan oleh BUMN/Swasta dikeluarkan dari perhitungan ATMR berdasarkan Risiko Kredit.
d.
Menghitung eksposur tertimbang menurut Risiko Pasar (market risk-weighted exposures), dengan cara mengkonversikan jumlah beban modal untuk seluruh jenis Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam huruf b menjadi ekuivalen dengan ATMR (dikalikan dengan angka 12,5, yaitu 100/8).
e. Menjumlahkan ATMR untuk Risiko tertimbang menurut Risiko Pasar. f.
Kredit
dengan
eksposur
Menghitung modal Bank yang terdiri atas Modal Inti (tier 1), Modal Pelengkap (tier 2), dan Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang dialokasikan untuk menutup Risiko Pasar setelah dikurangi Penyertaan.
g. Membagi total modal sebagaimana dimaksud dalam huruf f dengan jumlah ATMR dan eksposur tertimbang sebagaimana dimaksud dalam huruf e, yang hasilnya dinyatakan dalam persentase. 4.
Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang digunakan dalam perhitungan rasio KPMM adalah sebesar yang dibutuhkan untuk menutup Risiko Pasar.
5.
Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang memenuhi persyaratan namun tidak digunakan dalam perhitungan rasio KPMM sebagaimana dimaksud dalam angka 4, dihitung sebagai rasio kelebihan Modal Pelengkap Tambahan (excess tier 3 capital ratio), dengan formula: Rasio kelebihan Modal Pelengkap Tambahan
6.
=
kelebihan Modal Pelengkap Tambahan ATMR (Risiko Kredit) + ATMR (Risiko Pasar)
Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Pasar berlaku efektif 18 bulan sejak Peraturan Bank Indonesia tentang KPMM Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk) ditetapkan.
180 186
Lampiran Peraturan Bank Indonesia No.12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 Lampiran 13 No. Ref.
*) Kepada Yth: Direktorat Pengawasan Bank Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350
**)Kepada Yth: Pemimpin Bank Indonesia ................................. Jl. ..........................................
No. 1 2
Jam terjadinya pelanggaran
Nama Bank Tanggal Laporan Besarnya PDN Setiap 30 (tiga puluh) menit (dalam % Modal)
. . Nama Bank Tanggal Laporan No.
1 2
Jam terjadinya pelanggaran
Besarnya PDN Keseluruhan (dalam % Modal)
. . ............. (nama kota), ............. (tanggal)
(Nama Pejabat Eksekutif) (Jabatan) *) Alamat Kantor Bank Indonesia bagi Kantor Pusat Bank yang berada di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia **) Alamat Kantor Bank Indonesia bagi Kantor Pusat Bank yang berada di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia
181 187