BAB IV
ANAHSIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Penerapan
Sistem Pembiayaan Mudharabah PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk
Pada Bab ini
akan dij elaskan syarat-syarat, prosedur pembiayaan
mudharabah dan pembiayaan bermasalah yang harus dilakukan sejak diajukannya permohonan nasabah sampai dengan lunasnya pembiayaan yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia.
1. Syarat-syarat Pembiayaan Mudharabah PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Pembiayaaan
Mudharabah
merupakan
pembiayaan
dalam
bentuk
modal/dana yang diberikan Bank Muamalat Indonesia untuk dikelola dalam usaha yang telah disepakati bersama. Selanjutnya dalam pembiayaan ini mudharib dan Bank Muamalat Indonesia sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Resiko kerugian di tanggung penuh oleh pihak
bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelola, kelalaian dan penyimpanan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.
Dalam
mengaplikasikan
mekanisme
pembiayaan
Bank
Muamalat
Indonesia telah menerapkan syarat-syarat terdiri dan syarat-syarat dokumen (proposal/surat permohonan dan syarat kelayakan permohonan pembiayaan
48
1. Syarat-syarat Dokumen (proposal/surat permohonan)
a. Gambaran Umum Perusahaan : lokasi, tujuan, penggunaan pembiayaan b. Rencana atau Prospek usaha
c. Perincian rencaoa penggunaan danajumlah dan jaiigkawaktu d. Penggunaan dana
e. Legalitas: Akte pendirian, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili, Identitas lain
f. Laporan Keuangan antara lain: Neraca dua tahun terakhir, Laporan Rugi
laba dua tahun terakhir, Data persediaan terakhir, dan Data penjualan tiga bulan terakhir' g. DataJaminan
h. Syarat lainnya akan diberitahukan kemudian
2.
Syarat kelayakan permohonan pembiayaan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan sebagai berikut: a. Status Hukum
•
Berusia minimal 21 tahun maksimai 55 tahun
•
Berakalsehat
•
Tidak dalam keadaan bangkrut
•
Sebagai nasabah PT/Badan usaha haruslah sesuai dengan syariah (sesuai deagan hukum islam) baik secara organisasi maupun
aktifitasnya seperti memegang prinsip syriah yang meliputi tiga hal yaitu: dilarangaya bunga (riba), dilarangnya usaha yang spekulatif dan adanya pengakuan posisi zakat
49
b. Kemampuan membayar
•
Kemampuan membayar sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan, harga jual, biaya dan pengeluaran. Hal ini bertumpu pada kualitas produk dan layanan, efektifitas tenaga kerja, harga dan tersedianya bahan baku serta kualitas manajemen.
•
Kemampuan membayar merupakan pendapatan dari hasil usaha maka bank hams yakin bahwa nasabah mampu memenuhi kewajiban finansialnya,
•
Integritas nasabah hams memuaskan dan dapat dibuktikan serta tidak ada perbedaan dari hasil bank checking BI yang dilakukan oleh Compliance and Corporate Support Director, juga pengalaman masa silam yang bersangkutan.
•
Pemegang rekening nasabah yang bersangkutan harus memiliki rekening di BMI (Giro, Tabungan, atau Deposito minimal enam bukan terakhir). Untuk giro jumlah yang tersimpan hendaknya memadai
sesuai dengan pembiayaan yang diperoleh karena giro baru biasa
ditarik bila sudah jatuh tempo (sesuai kesepakatan waktu yang dibuat diawal).
3. Margin pembiayaan
•
Nasabah dapat menanyakan nisbah (rasio bagi hasil) sebelum penandatanganan pembiayaan kemudian menyepakatinya bersama
50
•
Bank menentukan besarnya nisbah dengan memperhitungkan besarnya
dana (keuntungan bagi hasil untuk deposan dan. penabung) serta biaya operasionai bank lainnya
•
Jumlah keuntungan yang akan dibagikan untuk perjanjian kerjasama murni dalam bentuk proyek, menggunakan perhitungan keuntungan sebelum kena pajak
4. Cara Pengembaliaan
•
Jadwal pembayaran yang tetap dan jelas dilaksanakan sebagaimana tertulis di dalam perjanjian yang telah disepakati bersama
•
Semua pembayaran akan diberikan oleh nasabah ke bank
•
Kontrak Mudharabah secara otomatis berakhir setelah terpenuhinya seluruh kewajiban nasabah tersebut terhadap bank.
5. Agunan
Secara prinsip dalam konsep mudharabah tidak ada jaminan yang
diambil sebagai agunan. Namun dalam dunia perbankan demi pengamanan dana masyarakat maka bank islam meminta jaminan/agunan pada pemakai dana sesuai dengan petunjuk, (Al Quran Surat Al Baqarah:283)
M Jika kamu dalam perjalanan(dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang(oleh yang berpiutang)".
2. Prosedur Pembiayaan Mudharabah PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Prosedur pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia di mulai dari adanya pennohonan nasabah. Pemohon/nasabah mengajukan pennohonan
51
berupa proposal yamg berisi sesuai yang ditetapkan Bank Muamalat Indonesia. Selanjutnya pemohon/nasabah akan di interview untuk memberikan keterangan yang diperlukan oleh bank
1. tahap pengajuan permohonan pembiayaan Mudharib mengajukan permohonan kebagian pembiayaan, dalam
tahap ini biasanya dilakukan tanya jawab yang ^nencangkup : jenis usaha, lama usaha, lokasi usaha. Tujuan penggunaan pembiayaan dalam tahap mi Bank Muamalat Indonesia sudah dapat menilai apalah cakm mudharib itu layak atau tidak diberikan pembiayaan:
2.
Jika dalam tahap pertama tadi bagian pembiayaan memutuskan bahwa permohonan mudharib dapat diproses maka mudharib membuat proposal permohonan pembiayaan tertulis disediakan oieh bank antara lain
gambaran umum proyek usaha, rencana usaha atau proyek, perincian rencana atau tujuan penggunaan dana, jumlah dana atau pembiayaan yang
diajukan, jangka waktu pembiayaan atau penggunaan dana dan persyaratan lainnya yang akan diberitahukan kemudian.
Proposal atau formulir pennohonan pembiayaan ini harus dilengkapi dengan keterangan mengenai aspek legalitas proyek usaha, yaitu a. Suratizin
1. Aktapendirianpenisahaandansuratpengesah^ untuk PT
2. Surat izin usaha perdagangan perusahaan 3. Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak
52
4. Tanda Daftar Perusahaan
5. Surat Keterangan Domisili b. Identitas pengurus diantaranya 1.
Foto copy KTP masing-masing 2 buah
2.
Pas photo uluran 4x6 masing-masing 2 lembar
3.
Daftar Riwayat Hidup
4. Struktur Organisasi 5. fotocopy kartu keluarga c. laporan keuangan proyek usaha yang terdiri dari:
1.
Neraca dan Rugi atau Laba yang sudah di audit oleh kantor akimtan publik
2. Daftar Stokbarang
d Surat barang Jaminan yang diantaranya 1.
Sertifikat tanah
2. Kendaraan (bila ada)
3. Tahap Analisis Awal pejabat
Analisis awal pejabat dilakukan dalan rangka menilai infonnasi,
data-data serta fekta dilapangan sehubungan diajukannya permohonan pembiayaan oleh nasabah. Untuk memperoleh data-data dan infonnasi tentang cakra mudharib, cara yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut:
53
a
Interview
Wawancara dilakukan oleh account officer. Interview antara pihak bank dengan calon debitur. Wawancara dapat dilakukan di kantor Bank Muamalat Indonesia, di perusahaan calon mudharib atau tempat lainnya, wawancara dengan para pejabat inti perusahaan calon mudharib hams dilakukan dengan persiapan yang cukup yaitu mempelajari terlebih dahulu data-data yang telah disampaikan oleh calon mudharib dalam proposal permohonan pembiayaan. b. Call Visit
merupakan kunjungan laporan yaitu melakukan observasi langsung ke lokasi usaha, sesuai waktu yang telah di jadwalkan. Call visit memegang peranan yang penting dalam memperoleh
infonnasi yang di perlukan, tidak hanya itu, call visit dapat pula mempererat hubungan antara bank dengan nasabahnya. Hal-hal yang
di peroleh dari hasil call visit kemudian di simpan dalam dokumen calon mudharib yang bersangkutan sebagai bahan pengolahan permohonannya.
c. Call Report
Merupakan laporan
kunjungan, yaitu membuat laporan dari hasil
observasi, aktivitas dan waktu kunjungan, analisis dan penarikan kesimpulan yang disusun secara rapi dan sistematis dalam bentuk laporan
54
4. Analisis lanjutan pejabat bank
Setelah baban petimbangan di peroleb dari informasi yang berhasil
dihimpun dari analisis awal pejabat, selanjutnya dilakukan analisis lanjutan yang antara lain sebagai berikut: a.
Analisis
keuangan
:
Kondisi
keuangan
perusahaan
tidak
menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, tingkat penjualan
yang baik dan keuntungan perusahaan yang stabil dari tahun ke tahun
b.
Analisis usaha atau proyek yaitu perusahaan yang dikelola oleh calon mudharib barus dalam keadaan baik prospek yang jelas dan mampu menghasilkan produk yang telah ditargetkan.
c.
Analisis manajemen : seperti tingkat penjualan dan keuntungan atau kerugian, pemasaran
d. Analisis yuridis usaha : seperti surat izin usaha, struktur organisasi perusahaan
e. Analisis karakter : seperti tingkat keamanan calon mudharib, sifat dan karakter calon mudharib
f.
Analisis jaminan: seperti barang yang dijadikan jaminan tidak cacat dan berrnilai lebih dari pembiayaan
5.
Hasil analisis dari proposal permohonan pembiayaan diajukan kepada komite pembiayaan yang diberikan wewenang untuk mengeluarkan keputusan menyetujui atau tidak menyetujui permohonan pembiayaan mudharabah
karena
dianggap tidak
layak
atau
tidak memenuhi
55
persyaratan, jika kesimpuJan dianalisis diatas bahwa calon mudharib layak
diberikan pembiayaan maka bagi pembiayaan membuat kesimpulan dan meminta persetujuan dari pimpinan, yaitu persetujuan pembiayaan (credit committee member)
6.
Bila panitia pembiayaan setuju, maka pejabat bank membuat offering letter (persetujuan prinsip bersyarat). Offering letter memuat ketentuan dan persyaratan pembiayaan, dan dicantumkan pula klausula "material
adverse change" yaitu bilamana terdapat perubahan atas kondisi keuangan, jaminan atau hal-hal lain yang menurut pertimbangan bank bisa mengakibatkan tidak terpenuhinya persyaratan pembiayaan maka bank berhak untuk membatalkan offering letter tersebut
7. Bila nasabah setuju atas persyaratan atas offering letter, maka akan dilanjutkan dengan pengikatan pembiayaan dan jaminan yang selanjutnya
diberikan ke notaris, penandatanganan akad/perjanjian pembiayaan di depan notaris dan ulama.
8. Pencairan pembiayaan
Pencairan atas pembiayaan yang telah disetujui harus
dilakukan
berdasarkan ketentuan prasyarat penarikan yang telah di sepakati para pihak dalam akad Di samping itu pencairan dana ini harus juga berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Hanya dapat dilakukan apabila seluruh syarat-syarat yang ditetapkan
dalam persetujuan pembiayaan mudharabah telah dipenuhi oleh mudharib
56
2.
sebelum dilakukan pencairan dana, hams dipastikan bahwa seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan pembiayaan telah di selesaikan atau dipenuhi dan telah memberikan perlindungan yang memadai bagi bank
9. Monitoring atau pengawasan
Tahap ini dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia terutama terhadap setiap tarnsaksi yang dilakukan mudharib yang berkaitan dengan fasilitas
pembiayaan mudharabah yang telah diberikan. Pengawasan ini mempakan hak-hak Bank muamalat Indonesia sebagai shahibul maal sepanjang tidak memenuhi manajemen proyek usaha mudharib.
Salah satu metode
pengawasan adalah dengan melakukan program kunjungan berkala (period call) ke lokasi usaha mudharib minimal tiga bulan sekali untuk memantau
perkembangan usaha mudharib, meminta laporan bulanan dari pihak mudharib,
laporan
kunjungan
harus
dibuat
dan
diedarkan
kepada
manajemen 10. Pelunasan
Pada akhir masa pembiayaan mudharabah nasabah hams melunasi dana yang telah diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia beserta dengan perhitungan bagi hasil yang hams dilakukan dengan persetujuan semua pihak, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Apabila nasabah mengalami kesulitan dalam melunasi kewajibannya maka dapat
diselesaikan
sesuia
dengan
kebijakan
penyelesaian
bermasalah yang ada di Bank Muamalat Indonesia
pembiayaan
57
3. Pembiayaan Mudharabah bermasalah
Tidak mungkin terjadi suatu pembiayaan turun mutunya secara
tiba-tiba akan tetapi selalu memberikan "Warning Sigh" atau faktor-faktor penyebab terlebih dahulu dalam perjalanan pembiyaan tersebut.
Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan ditnana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang
menyebabkan kelambatan dalam pengembalian, atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss. Atau dengan kata lain, pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yan berada
pada collectibility dSam perhatian khusus, barang lancar, diragukan dan macet
1. Faktor penyebab pembiayaan bermasalah
Masalah resiko pembiayaan dalam sistem pembiayaan bagi hasil atau mudharabah merupakan masalah yang sangat rumit yang perlu
mendapatkan perhatian penting. Hal ini di sebabkan dari sifat pembiayaan
mudharabah yang menekankan pada perlimpahan kepercayaan dari pemilik dana atau bank kepada nasabah selaku pengelola,
yang
menyebabkan tanggung jawab resiko kegagalan sepenuhnya berada ditangan si pemilik dana atau banl$.
Dimana resiko yang timbul dalam pembiayaan pada ummnya menurut Robert H. Behrens, commercial Problem Loan dan Publishing Company, Boston Page 46 adalah:
58
1. ADVERSITY
Perubahan dari siklus usaha (business cycle) di luar kontrol bank dan nasabah seperti, bencana alam, sakit dan kemau'an 2. MISMANAGEMENT
Ketidakmampuan nasabah mengeloJa kegiatan usahanya dan menjaga kondisi keuangan sesuai dengan cara kegiatan usaha yang sehat dari hari-hari. 3. FRAUD
Ketidakjujuran debitur dalam memberikan infonnasi dan laporanlaporannya tentang kegiatan usahanya, posisi keuangan hutang, piutang, persediaan dan Iain-lain. Menurut Tjuekam, LIPPI
1. MANAJEMEN ; Tidak kompeten, keterbatasan pengetahuan atas usaha, waktu yang diberikan, tidak cukup,
penyertaan pada
perusahaan lain, sering terjadi wan prestasi, serakah/tamak
2. INDUTRI; Mudah dimasuki oleh pengusaha lain, muncul pesaing baru, raw material terbatas, teknologi ketinggalan
3. PRODUCT; permintaan menurun, muru tidak stabil, pelanggan utama menurun, tidak dapat bersaing baik antara kalitas dan kuantitas
4.
EKONOMI;
Lesu
kehidupan
perekonomian,
pasar
local/internasional turun, kebijakan uang ketat, pertumnuhan ekonomi rendah
59
2. Dampak Pembiayaan Bermasalah 1. Rentabilitas & Solvabilitas
a. Collectibility dan perhitungan Bad Debt menjadi naik b.
PPAP semakin meningkat TabeU.l
Persentase perhitungan Bed Debt&PPAP (Sesuai SE BI) Collectibity
%tase perhitungan Bad debt
1
0
1%
2
25%
5%
% tase perhitungan PPAP
50%
15%
4
75%
50%
5
100%
100%
Sumber : Bank Muamalat (2006)
c. kerugian semakin besar atau laba menurun d
modal semakin menurun
e. Pelampauan pembiayaan BMPK menjadi semakin bertambah, yang berakibat kepada:
(1) Adanya kewajiban membuat action plan sekaligus melaporkan perkembangan ke BI
(2) Keterlambatan pelaporan ke BI, bank dikenakan denda 1 juta
f.
CAR dan tingkat kesehatan pembiayaan semakin turun dan memburuk
g. Bank dapat dilikuidasi/take over 2. Peningkatan biaya a.
Pengacara
b.
Personalia
60
3. fawmya
a.
HUangnyaVesempatan usaha (tidak bi$a meiakukan exnansi)
b.
Reputasi hank semakin hurufc yang herakihat
c.
Rerkurangnya/p'mdahnya investor dana
d.
Investor fain tidak herminaf menanamkan mndainya
4. Aspek Moral
Rank
ielah
hertindaJc
zalim
fcepada
investor
dana
Jcarena
prudentialnya aparat bank didalam menyalurkan pembiayaan, sehingga
hank iidak memberikan hagi hasiJ yang baik kepada investor dana 3. Penanganan pembiayaan bermasalah
1. Lakukan evaluasi uJang pemhiayaan yang menyangkut: a.
Aspek management
h.
Aspek pemasaran
c.
Aspek produksi
d.
Aspek keuangan
e.
Aspek yuridis
f.
Aspek iaminan
g.
Aspek nilai jaminan
Khusus untuk aspek yuridis dan jaminan minta&an opini
legal, untuk penyempurnaan ketemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam pengikatan pembiayaan maupun jaminan, agar iidak
terdapat peluang bagi nasabah dan pihak ketiga untuk meiakukan usaha-usaha yang dapal menimhuJkan kenigian bagi bank.
6!
2.
Mefakukan
nenpeiompolcan
nenanganan
account
nenyeJesaian
pembiayaan menjadi:
A, Revitalfcasi proses
Dilakukan apabila berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan yang dilakukan terdapat indikasf hahwa usaha nasahah masih
berjalan dan basil usaba nasabah diyakini masih mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada bank. Revitalisasi proses meliputi: a. Rescheduling
Perubahan
ketentuan
yang
hanya
menyangkut jadwal
pemhayaran dan atau jangka waktunya. b. Restructuring
perubahan
sehagian
pembiayaan
alau
termasuk
seluruh
perubahan
ketentuan -kelentuan maksimum
saldo
pembiayaan. c. Reconditioning
Perubahan sehagian alau seluruh keleniuan pembiayaan termasuk perubahan jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saJdo pembiayaan.
d- hanluan manapemenl
Penyehalan pembiayaan meialui penempatan sumber daya
insani pada posisi management oleh hank, Hal ini diiakukan apabila;
• Permasalahan terjadi karena kesafahan management • Sumber pengembalian pembiayaan masih potensial Langkah- iangkah proses revitahsasi adaiah:
1.
Melakukan evaluasi tentangpotensi usaha nasabab,
2. MemHuat
rekomendasi
untuk
diaiukan
kepada
komite
pembiayaan.
3.
Melakukan pengikaian-pengikafan.
4. Melakukan proses pengadministrasian la'mnya.
R. Penyelesaian Mefafui Jaminan
Penyelesaian melalui jaminan diiakukan bila berdasarkan
hasil evaluasi uiang pembiayaan, nasabah sudah tidak memiliki
usaha dan nasabah
tidak cooperatif untuk menyelesaikan
pembiayaan. Revitaiisasi proses tidak dapal diiakukan.
Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi duabagian, yaitu: a Penyelesaian dengan cara Non litigasi dapat diiakukan dengan cara Off- Set
Off-Set adaiah penyelesaian pembiayaan melalui penyeiahan
jaminan secara sukarela oleh nasabah kepada bank, sebagai
upaya penyefesaian pembiayaannya OfiT-SeY dapat di
bila
dalam
prosesnya
nasabah
bersedia
uniuk
menjual
jaminan secara sukarefa fcepada bank. T,angkah-tangkah yang dapat dilakukan untuk metakukan Off-Set adalah sehagai hen'kut:
1.
AnaVisa kecukupan
ntlai jaminan untuk
menutup seluruh
kewajihan dan hiaya-hiaya untuk proses Off-Set (Nilai heli bank), dengan ketentuan:
1)
Riia nilai beli lehih kecil dari nilai faksasi,, maka semua
kewajihan
dan
biaya-biaya dapat dimasukkan
dalam
komponen harga beli bank
2) Rila nilai beVi bank lebib besar dari nilai taksasi, maka harga beli bank maksimai sebesar nilai pasar, sisanya tetap datam bentuk pembiayaan 3)
Untuk diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini
tunggakan margin tidak dapat dimaksukan sebagai harga beli bank.
2. Lakukan negoisasi dengan nasabah untuk pembeVian jaminan.
3. Bila nasabah ingin membeli kembah* jaminan yang akan dibeli oleh bank, maka berikan hak opsi dengan jangka waktu berdasrkan persetujuan kedua beJah pihak. 4.
Setelah
mendapat
persetujuan
komite
pembiayaan lakukan pengikatan juai beJi.
penyelesaian
64
5.
fakufcan
peJunasan
pemhiayaan
dan
proses
pengadministrasian lainnya.
h. MieJaJui BAMUI (Radan Arbitrage Mnamafaf Indonesia) Sesuai
pembiayaan,
dengan
setiap
klausal
sengketa
pasal
yang
9
fimhul
perjanjian
herdasarkan
penanjian yang dthuat antara nasabah dan Bank Muamaiat Indonesia, maka akan diselesaikan malalui Badan Arbitrase
Muamalat Indonesia. I^ingkah-Jangkah yang dilakukan adalah sehagai herikut:
1.
Pembuatan usulan penyelesaian ke kornite pembiayaan
2.
Pembualan surat gugafan ke BAMV1
3.
Pengajuan gugatanke RAMIII (pendaftaran perkara)
4.
Sidang BAIVflll (jangka waktu paJing lama 6 bulan)
5.
Putusan BAMUI
6.
Pendaftaran putusan BAMUI ke pengadilan negeri
7.
Permohonan pelaksanaan putusan RAMIU ke pengadilan
negeri 8.
Pelaksanaan eksekusi oleh pengadilan negeri Keputusan
didaftarkan
di
yang dikeluarkan oieh
pengadilan
negeri
untuk
BAMUI akan
mendapatkan
pengesahan, sehingga akan mempunyai kekuatan eksekulorial.
65
C. Penyeie&aian Dengan Cara f .itigasi
I jtigasi
adalah
nenyelesaian
pembiayaan
melalui jalur
hukum yang dilakukan melalui pengadiian. a. Penyelesaian melalui pengadiian
Sebeium pengadilan,
dilakukan
periu
dilakukan
proses check
dan
litigasi
meiaiui
evaiuasi
.sebagai
berikut;
1.
dokumen
sural
menyurat
Rank
Muamaiat
Indonesia
kepada nasahah, SPT Surai Peringafan I, 2 & 3 dan surat nasabah kepada Rank Muamaiat Indonesia. 2.
Dokumen
perjanjian
dan
jaminan
hak
tanggungan,
sehingga secara yuridts posisi Rank Muamaiat Indonesia menjadi kuat
3.
Jatuh waktu fasilitas pembiayaan, karena proses litigasi hanya
dapat
dilakukan
apahila
fasilitas
pemhiayaan
nasabah telah jatuh waktu. SeteJah diJakukan checking dan evaiuasi tersebut di
atas, selanjutnya dilakukan: 1,
Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman
dalam bidang nenagihan dan dapat bekerjasama dengan Bank Muamaiat Indonesia.
66
2,
Memnuaf
UP (Usulan pemhiayaan)
Ke knmite
IJPP
perihal perselujuan pemakaian lawyer dan biaya-biaya yang limhul.
3.
Memintakan rencana kerja dan target data dari lawyer yang felah di.setujui knmiJe.
Proses litigasi melalui pengadilan terdiri dari: 1. Gugatan Perdata
Apabila nasabah sudah tidak ada harapan menyelesaikan kewajiban secara sukare/au, cepal dan fnnfas melalui Hak Tangungan,
Tujuan Utama:
Untuk
mendapatkan
keputusan
berkekuatan
hukum
dan
mengikat, yang wajih difaksanakan oleh pfhak lerkait, yang wajib dilaksanakan oleh pihak terkait dalam perkara gugatan Kelebihan: 1. Dimungkinkan adanya UVR 2. Dimungkinkan unfnk mengiiasai/ menjual asset nasabah yang bukan jaminan
Dapat ditakukan melaiui: 1. Pengadilan Negeri 2. BAMUI
67
Apahila ada tindak perVmaUn yang patut disangka dilakukan oleh nasabah atau pemilik jaminan atau nun pihak Iain5 yang
patut
diduga
termasuk
dalam
tindak
pidana
sehingga
menimbuikan kerugian. Tujuan TTtama adalah:
Xlntuk penekanan psokologis kepada nasabah., guna mengakui kesaiaban dan seianjutnya mengembaVikan kekayaan yang diperoleh dari hasil perbuatan pidana iersebut sehingga pada
akhirnya menyelesaikan kewajibannya. Kelebihannya adalah pihak yang disangka terlibat tindak pidana cenderung ingin cepat menyelesaikan perkara yang dihadapi. 3. Rilleksekusi
Apabila jaminan yang ada telah ditkal hak tangguangan, sehingga bank mempunyai hak preference terhadap pelunasan pembtayaan yang bersumber dari jaminan. Tujiian IJtama adalah:
Untuk dapat dilaksanakan Kksekust (lelang) terhadap jaminan yang telah dibebani hak tanggungan sehingga dapat meiunasi kewajiban nasabah. Kelebihan; 1. Dapat dilaksanakan dalam waktu cepat 2. Bank memiliki Hak preferance
68
3- Pengembaiian Jebih nasii Proses Penvelesaian Melalui Riil F.ksekusi Jamiuan
Penyelesaian pembiayaan
yang jaminannya
ielah diikat
dengan hak tanggungan dapat dilakukan melalui riil eksekusi jaminan,
yai(u
meminta
kepada
melaksanakan
eksekusi
serlifikai
langgiiangan
hak
pengadilan
atas jaminan yang
yang
meinuat
negeri
untiik
ada berdasarkan irah-irah
"Demi
Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa".
Permohonan pelaksanaan eksekusi tersebut dimungkinkan karena
dengan
memuat
irah-irah
tersebut,
sertifikat
hak
tanggungan adalah merupakan putusan yang tefah mempunyai kekuatan yang tetap (sama dengan putusan hakim) sehngga dapat dimintakan peiaksanaan eksekusinya Tahap penyelesaian melalui riil eksekusi jaminan: a. Bank mengajukan permohonan pelaksanaan eksekusi jaminan
kepada pengadilan
negeri
setelah disetujui
okeh komite
pembiayaan.
Dokumem yang disiapkan antara lain adalah sebagai berikut: (1) Permohonan eksekusi (2) Perjanjian pembiayaan
(3) Sertifikai hak tanggungan & APHT (4) Sertifikat tanda bukti hak (5) Surat ieguran.
69
Dokumen tersehul diserahkan kepada panitera pengadiian negeri.
b.
Pelak.sanaan
eksekusi
(Aanmaning)
diawafi
kepada
dengan
nasabah
peringatan/teguran
agar
segera
melunasi
kewajibannya kepada hank. Jangka wakfu teguran ini adalah 8 hari yaitu : nasabah harus melunasi kewajibannya paling Jamhat daiam jangka wakiu 8 hari. Dalam
tahapan
Aanmaning
ini
hal-hal
yang
perlu
diperhalikan adaiah:
(1)
Nasabah bersedia memenuhi kewajiban kepada bank melalui
hayar
tunai
ataupun
juai
jaminan
secara
sukarela dimana hasil dari penjuaian tersebut d'tgunakan untuk melunasi kewajiban (peiaksanaan ps 6 UUHT).
Setelah ttu, maka permohonan eksekusi dapat dicabut oleh bank.
(2)
Nasabah tidak bersedia memenuhi kewajiban, maka dilakukan proses selanjutnya, yaitu Sita Fksekusi.
c.
Dalam proses Sila F-ksekusi, juru sita pengadilan negeri melaksanakan berdasarkan
penyitaan atas penetapan
ketua
barang yang dijaminkan pengadilan
negeri
dan
seJanjutnya dibuat beriia acara penyitaan. Jangka waktu sita
eksekusi adaiah 8 hari, Rila dalam jangka waktu 8 hari
70
nasahah
tidak
memenuhi
kewajiihanya-,
maka
proses
selanjulnya pengajuan permohonan leleng. d. permohonan
ieieng difrndakJanjuti oleh pengadilan negeri
dengan dikeluarkanya penetapan lelang yang ditandatangani oleh ketiia pengadilan negeri^ dan pada saat itu pengadilan negeri meminta/mengurus SKPT ke BPN, permintaan NJOP kepada kanlor PBB dan mengumumkan pelaksanaan lelang
dimedia massa
sebanyak
2
kali.
Masa pra
lelang
ini
berlangsung selama knrang iebih 35 hari. e.
Pada
tahap
mengajukan
tn't,
nasabah
(termasuk
bantahan/keberaian
atas
eksekusi)
lelang
yang
dapat
akan
dtiaksanakan. Rila ada bantahan, maka lelang ditunda dan dilakukan
sidang
untuk
mengkaji
apakah
alasan
yang
diajukan dapat diterima atau tidak. Jika alasan dapat diterima maka hakim dapat memutuskan pembatalan lelang. Namun apabila
tidak
diterima,
maka
pelaksanaan
lelang
tetap
dilaksanakan.
f\ Pelaksanaan lelang diawali dengan penawaran secara tertulis (tertutup) dari para peserta, kemudian apabila penawaran
tertinggi dari peserta telah melampaui limit lelang, maka diJanjutkan
dengan
penawaran terbuka secara naik-naik
sehingga diperoleh harga tertinggi diatas limit leleng- Jika
tahap ini pun penawaran tertinggi tidak melampaui limit
lelang, maka lelang akan diuiang kuiang lebih daian jangka waktu
satu
bulan
kedepan,
dalam
hal
ini
mempunyai
implikasi terhadap biaya. g,
Setelah
pemegang
Jelang
ditunjuk,
maka
dilakukan
pemhayaran dimana hasil dari penjualan tersebut digunakan
untuk
menyelesaikan
pembiayaan
yang
ada.
Setelah
itu
pemegang lelang akan mendapatkan risaiah lelang yang akan
digunakan untuk meiakukan Ralik Namake RPN. h.
Pengosongan terhadap objek lelang dilakukan apabila periu dengan minta bantuan Muspida setempat.
i.
Proses Balik Nama di BPN.
4. Permohonan KepaiUtan
Apabila jaminan yang tidak dapat cepat dilikuidasi\ misaJnya proyek,
Dal am
hal
ini
bank
sul i t
bernegoi sasi
dengan
nasabah. Permohonan kepaiJitan ini hanya dapal dilakukan apabila ada minimal 2 perusahaan yang memohon melalui pengadilan nia^. Tujuan utama:
Untuk memastikan pengembalian pembiayaan bersumber dari harta kekayaan nasabah dengan mendudukkan bank sebagai kreditur konkuren.
72
Kvivu iiiiul.
1.
Lebih push,
karena hank
sebagai kredihir konkuren
kedudukannya cukup kuat 2. Prnsesnya lebih cepat, Bertitik toiak dari pendapatan para ahh* dan pengafaman
yang
diperoleh
selama
int,
maka
pada
prinsipnya
penyebab
pembiayaan bermasalah di Bank Muamafat Indonesia dapat dihagi menjadi 2 faktor yaitu: 1. Faktor Jntemal (Bank) a.
Aspek anaVisa pembiayaan (1)
Kurang baiknya pemahaman atas business nasabah.
(2)
Kurang duakukan evaiuasi apakah laporan keuangan yang
disajikan wajar atau tidai. b.
Aspek perbitungan modal kerja (1)
Perhitungan modal kerja tidak didasarkan kepada
business usaha nasabah. c.
Aspek sumber pengembaJian
d. Aspek jaminan
e. f.emahnya aspek supervisi dan monitoring 2. faktor F.ksternal (Nasabah) 1. Kaiah dalam persaingan usaha 2. Usaha yang dijalankan relatif baru 3. Gagal dalam collection
73
4. Side streaming penggunaan dana 5. Meninggalnyaker person
6. Pereelisihan sesama direksi 7. penceraian key person
8- Anggota keiuargasakit 9.
Karakter tidak bagus
Dari uraian diatas dapat disimpuikan bahwa penerapan
sistem pembiayaan mudharabah pada Rank Muamalat Indonesia adaiah penerapan sistem pengkonsian atau kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama yaitu bank sebagai pemilik dana (shahibul maat) dan pihak kedua yaitu peminjam dana sebagai pengeiola (mudharih) untuk melakukan suatu proyek atau usaha. Keuntungan dibagi sesuai ketentuan yang telah disepakati bersama dalam kontrak, namun jika terjadi kerugian yang bukan disebabkan
oleh pengelola, maka bank yang akan bertanggung jawab, tetapi jika
kerugian
terjadi
karena
kecurangan
atau
pengelola maka pengeioJa yang bertanggung jawab.
kelalaian
dari
74
R.
Tata
Cara
Perbitungan
IVfekanisme
Rag*
Hasii
Pcmhiayaan
Al
Mudbarabab
Daiam mekanisme bagi hasii pembiyaan mudharahah maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Rank menyediakan 100% pembiayaan nuatn proyek asaha. 2. Pengusaha pengeiola proyek usaha tanpa campur tangan bank namun bank mempunyai hak alau lindak lanjul dan pengawasan. 3. Bank dan pengusaha sepakat melalui
negoisasi tentang porsi bagian
keuntungan masing-masing.
4. Apabila teijadi rugi, bank akan menanggung kerugian sebesar pembiayaan yang
disediakan,
sedangkan
pengusaha
menaggung
kerugian
tenaga
waktu; managerial skill, serta perhitungan nisbah keuntungan bagi hasii yang akan diperolehnya. a. Cara pembagian
1. JadwaJ pembayaran yang tefap dan jelas hendaklah diJaksanakan
sebagaimana
tertera
dalam
perjanjian
yang
telah
disepakati
bersama. 2. Semua pembayaran akan berlangsung dialamatkan oleh nasabah ke Bank Muamalat Indonesia. 3.
Kontrak
Mudharabah
secara
otomatis
akan
berakhir
terpenuhinya seluruh kewajiban nasabah ierhadap bank.
dengan
75
b. Menentukan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah Agar dapat bersaing data berikut ini mutlak diperlukan dalam penentuan nishah: 1. Jumlah pembiayaan
2. Jangka waktu 3. Perkiraan laba
Hntuk merencanakan suatu perjanjian pembiayaan mudharabah,
hal yang utama ditetapkan pada saat akad adalah menetapkan nisbah bagi hasil. Besarnya nisbah tidak hanis sama setiap buJannya, Sesuai dengan kesepakatan dalam akad seperti: •
Nisbah bulan 1-3: 60-40 (Bank-Debitur)
•
Nisbah bulan 3-6: 65-35 (Bank-Debitur)
•
Nisbah bulan 6-12: 70-30 (Bank-Debitur)
Penentuan nisbah diserahkan pada kerelaan, kalaupun pada suatu bank islam ditetapkan nisbah debitur harus lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan
nisbah bank,
maka hal
itu hanya merupakan
kebijakan bisnis bank islam tersebut bukan menipakan ketentuan fikih Pembiayaan berakhir pada saat cicilan dalam tabel pembayaran sama dengan besarnya pembiayaan yang diberikan bank, misaJnya: •
Jika
pendapatan
aktual
iebih
dari
proyek
pendapatan,
pelunasan kurangdari 12 bulan.
•
Jika pendapatan aktual kurang dari proyek pendapatan, pelunasan lebih dari \2 bulan.
76
pendapatan aktuaf sama dengan prove* pendapalan, pelun&san sama dengan 12 bulan. CoQtob kams;
Sebuah tambak udang mengajuVan permohonan pembiayaan dengan metode mudharahah. Tola' pemhiayaan (7) terdiri dari komponen pembiayaan mvestasi (Y) dan komponen pembiayaan modal kerja (X) Karakteristik usaha:
1. udang di panen setiap 6 bulan sekali
2. Modai kerja (X) sebesar Rp 4,705.000, pembiayaan modaJ kerja untuk ongkos produksi berputar setiap 6 bulan sekali, yaitu ongkos-ongkos produksi musim panen berikutnya 3. Pembiayaan investasi (Y) sebesar Rp 5.648.750 4. Proyeksi penjualan udang sebesar Rp 8.750.000 setiap panen Asumsi perhitungan
1. Bank menginginkan bagi hasil setara dengan Mark-up 20% pertahun efektif 2. Bank menginginkan pembiayaan selesai dalam 36 buJan yaitu enam kali panen Analtsa perhitungan bagi hasil
Jumlah pembiayaan dari bank Rp 10.353.750 Pembiayaan direncanakan dalam 6 kaii
Volume penjualan setiap panen Rp 8.750.000
77
Ekspektasi return RM1: 20% p^ efcktif
20% xRpl0.353.750 = Rp 2.070.750 Rp 2,070.750
Nisbah untuk BMI
:
X 100% - 23,665% Rp 8.750.000
NisbahuatuL nasabah : 100% - 23,665% = 76,335% Sebelumnya, menghitung pokok pinjaman per bulan. Pokok pinjaman yang haius dibayar seliap panen
Rp 10353.750 = Rp 1,725.625 6
Kemudian menentukan persentase yang akan dikalikan dengan sisa setiap panen, yang diperoleh dari 20% (dari ekspektasi BMJdibagi 12 bulan) diperoleh 1,67%
Seletah ilu, dapai dibual label perhitungan nisbah yang terdiri dari 7 kolom; Kolom Perinde
Periode pembayaran
Kolom Pokok
Pokok angsuran yang diperoleh dari jumlah pembiayaan dibagi jangka waktu
Kolom Sisa hutang
Sisa pembayaran setelah dikurangi pokok angsuran
Kolom Margin
Persentase
margin
dikalikan
dengan
sisa
hutang Kolom angsuran
Pokok angsuran di tambah dengan margin
Kolom nisbah bank
Nisbah yang di peroleh bank
Kolom nasabah
Nisbah yang di peroleh nasabah
Tafee!4.2
PERHITUNGAN STANDAR NISBAH Panen
Pokok (A)
Sisa
Margin 1,67%
Angsuran
Nisbah
Nisbah
Hutang
x sisa hutang
C = A+B
Bank
nasabah
(B) 1
1.725.625
10.353.750
172.907,625
1.898.533
23,665%
76335%
2
1.725.625
8.628.125
144.089,6875
1.869.715
23,665%
76,335%
3
1.725.625
6.902.500
115.271,75
1.840.897
23,665%
76,335%
4
1.725.625
5.176.875
86.453,813
1.812.079
23,665%
76,335%
5
1.725.625
3.451.250
57.635,875
1.783.261
23,665%
76335%
6
1.725.625
1.725.625
28.817,9375
1.754.443
23,665%
76,335%
864.538,125
10.958.928
10.353.750
Sumber : Data Diolah (2006)
Setelah menghitung nisbah, kemudian untuk mengetahui besarnya
bagi hasil yang diperoleh bank bila keuntungan sesuai dengan proveksi
yaitu Rp 8.750.000
Rerikut mi perhitungan bagi hasil yang dtperoleh
bagi hasil yang diperofeh bank yang di'sajikan dengan tabel, dengan keterangan sebagai herikut: Periode
; periode pembayaran
Pendapatan (D)
; pendapatan yang diperoleh dari mudharib
Nisbah Rank (K) : Persentase nisbah hank dikah'kan pendapatan E Pokok
: Pokok angsuran (A) dibagi angsuran (C) dikatikan Nisbah bank (E)
Margin
: Margin (R) dibagi angsuran (C) dikalikan nisbah Bank (E)
79
Nishah nasahah : Persentase nishah nasahah dikafifcan pemiapatan Tabei 4.3
Afcfoai pendapatan = Proyeksi Panen
Pendapatan
Nisbahbank
Pokok
Margin
Nisbah
(D)
E= 23,665%X D
(A/C)x E
(B/C)xE
nasabah 76,335 x D
1
8.750.000
2.070.688
1.882.101
188.586
6.679.313
2
8.750.000
2.070.688
1.911.110
159.578
6.679.313
3
8.750.000
2.070.688
1.941.027
1-229.661
6.679.313
4
8.750.000
2.070.688
1.971.896
98.792
6.679.313
5
8.750.000
2.070.688
2.003.762
66.926
6.679313
6
8.750.000
2.070.688
2.036.675
34.013
6.679.313
1.1746.571
1.847.556
Sumben Data DioJah (2006)
Dari tabei dialas, dapal disimpufkan hahwa dengan pendapatan yang tetap yaitu Rn 8.750.000 setiap
kali panenT maka pelunasan
pembiayaan dapai dilakuan selama enam kali ataun sesuai proyeksi.
Pada perhitungan berikut, diasumsikan jumiah keuntungan meningkat setiap
periodenya
yaitu
scbesar
Rp 20.000.000
maka
dapat
di
katagorikan aktual pendapatan lebih besar dari proyeksi, berikut perhitungannya:
TabeU.4 Aktual pendapatan > Panen
Aktuat
Nisbahbank
Pokok
Margin
Nisbah
Pendapatan
E=23,665%X D
(A/C)X E
(B/C)X E
nasabah
1
20.000.000
4.733.000
4.301.944,251
431.054,814
15.267.000
2
20.000.000
4.733.000
4.368.250,308
364.748,900
15267.000
3
20.000.000
4.733.000
4.436.632,318
296.367,038
15.267.000
13.106.826,88
1.092.170,754
Sumber : Data diolah (2006)
Berdasarkan label perhitungan diatas diketahui, bahwa dengan pendapafan aktuaJ yang di peroleh oteh nasahah melehihi proveksi
sebesar Rp,20.000.000 maka akan menguntungkan nasabah, karena nasahah
akan
mengembaiikan
Jebih
cepaf
untuk
mememihi
kewajihanya daiam
pinjaman pemhiayaan., karena hanya
melakukan
angsuran sebanyak (3) kail Untuk peiunasan yang lehih cepai dari waktu yang telah disepakati, maka pihak bank syariah tidak akan mengenakan denda kepada pihak nasahah.
Akan tetapi, layaknya suatu kegiatan usaha maka tidak dapat
dihindari pula bila keuntungan menurun, diasumsikan pendapatan menurun menjadi Rp 7.500.000 maka perhitungan sebagai berikut:
TabeU.5
Aktual pendapatan < proyeksi Panen
Proyeksi
Nisbahbank
Pokok
Margin
Nisbah
Penjualan
E=23,665%XD
(A/C) X E
(B/C) X E
Nasabah
D
(D-E)
1
7.500.00
1.774.875
1613229,094
161.645,5552
5.725125
2
7.500.000
1774.875
1.638.093,866
136.780,8373
5.725.125
3
7.500000
1.774.875
1.663.737,119
111.137,63%
5-725.125
4
7.500.000
1.774.875
1.690.195,997
84.678,81944
5.725.125
5
7.500.000
1.774.875
1.717.510,04
57.364,83534
5..725.125
6
7.500.000
1.774.875
1.745.721,39
29.153,54721
5.725.125
1.774.875
0
11.843.362,5
580.761,2341
7
Siunher : Data Diolah (2006)
Dengan pendapatan 0ebih kecit dari proyeksi) yang hanya sebesar
Rp 7.500,000 yang dialami nasabah, maka jangka wakfii pehinasan oleh nasabah menjadi lebih lama dari yang direncanakan.