Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 NO
JUDUL
KODE
1
Integrasi Soft Skill dalam Matakuliah “Tugas Akhir”
PTM
01
2
Pengaruh Penerapan Blended Learning Pada Praktikum Mekatrionika Terhadap Pencapaian Hasil Pembelajaran Praktikan
PTM
0
3
IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN APLIKASI BERBICARA PADA PERENCANAAN KOMPONEN MESIN DAN PENGARUHNYA PADA PERKULIAHAN
PTM
03
4
Perancangan dan Evaluasi Kinematika Pada Mainan Mekanikal Edukatif
PTM
04
5
Masalah dalam Pembelajaran Gambar Teknik dan Gambar Mesin serta Usulan Solusinya
PTM
05
6
PERGURUAN TINGGI TEKNIK KUNCI MENGATASI KEKURANGAN INSINYUR MENGHADAPI MEA 2015
PTM
06
7
Rancang Bangun Peralatan Praktikum “Pengujian Defleksi pada Beam dan Shaft” untuk Mata Kuliah Mekanika Kekuatan Material
PTM
07
BIDANG MATERIAL NO
JUDUL
KODE
1
Pengujian Kinerja PCM Beeswax Sebagai Thermal Storage pada Aplikasi Pemanas Air Domestik
Material
02
2
Studi Experimental Pengaruh Variasi Temperatur Pencampuran Terhadap Sifat Mekanik Campuran Polypropylen, Polyetylen Dan Fiber Glass Menggunakan Mesin Mixer Buatan Sendiri
Material
03
3
Model Matematik : Pengaruh Suhu Dan Waktu Tahan Pada Proses Annealing Terhadap Kekerasan Baja karbon
Material
04
4
MODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304
Material
06
5
ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT VINYL ESTER BERPENGUAT SERAT E-GLASS TIPE MULTIAXIAL DENGAN METODE VARTM UNTUK APLIKASI PADA LAMBUNG KAPAL CEPAT
Material
08
6
Characterization of Bioceramic Powder from Clamshell (Anadara Antiquata) Prepared By Mechanical and Heat Treatments for Medical Application
Material
09
7
KOROSI INFRASTRUKTUR BETON BERTULANG DI KABUPATEN ACEH BARAT PASCA TSUNAMI 2004
Material
10
8
Aplikasi Low Pressured Sitering Untuk Pengolahan Limbah Kemasan Aluminium Foil Menjadi Papan
Material
11
9
Pengaruh Variasi Laju Solidifikasi terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanis dan Akustik Perunggu
Material
13
10
Penggunaan ISE Dalam Penentuan Koefisien Pengerasan Regang Baja Untuk Prediksi Properties Material Berdasarkan Hardness Value
Material
14
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 11
The Effect of Various Post Curing Time and Polymer Composition on Tensile Strength and Microhardness between Epoxy Resin and Hardener
Material
15
12
Perbandingan Perlakuan Acrylic Acid dan Acrylic Acid Terhadap Keausan Komposit Polypropelene Berpenguat Serat Sisal
Material
16
13
Studi Eksperimen Sifat Mekanis Hibrid Komposit Epoxy dengan Penguat Serat Karbon dan Serat Basalt pada Beban Tarik
Material
17
14
PENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER Sr TERHADAP MORFOLOGI FASA INTERMETALIK PADUAN ALUMINIUM SILIKON EUTEKTIK ( Al-11%Si )
Material
18
15
ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR PENYANGGA KONVEYOR YANG DIPENGARUHI OLEH KOROSI DENGAN BANTUAN SOFTWARE SOLIDWORKS
Material
19
16
Usaha Peningkatan Ketangguhan Baja Tulangan Beton Komersial dengan Proses Pemanasan Kontinu pada Temperatur Eutectoid
Material
20
17
Studi Eksperimen Pembuatan Komposit Metal Matrik Aluminium Penguat SiC Wisker dan A2O3 Partikel sebagai Material Alaternatif
Material
21
18
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Clay/Fly ash Untuk Aplikasi Fire Brick
Material
23
19
Pengujian Kandungan Unsur Logam Serat Ijuk dengan X-Ray Fluorescence Testing
Material
27
20
Pemetaan Potensi Limbah Aluminium untuk Bahan Baku Jendela Kapal
Material
29
21
Tingkat Kekasaran Permukaan Stainless Steel 316L Akibat Tekanan Steelballpeening
Material
30
22
Studi Performan Balistik pada Komposit Besi Cor Kelabu Berpenguat Kawat Baja
Material
31
23
Analisis Kegagalan Clamp U pada Sepeda Motor 200 cc
Material
32
24
Penyerapan Air pada Epoxy dan Polyester Tak Jenuh dan Pengaruhnya pada Kekuatan Tarik
Material
34
25
PENGARUH JENIS SERAT TERHADAP KUALITAS HASIL PEMESINAN BAHAN KOMPOSIT
Material
35
26
KARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC
Material
36
27
Modifikasi Kekerasan Baja Tahan Karat AISI 316L Dengan Menggunakan Proses Steel Ball Peening
Material
37
28
Karakteristik Kekuatan Bending dan Impact akibat Variasi Unidirectional Pre-Loading pada serat penguat komposit Polyester
Material
38
29
Analisa Kekuatan Maksimal bata plastik hasil pengepresan jeis Polyethelene Terephthalate
Material
39
30
Sifat Tarik dan Lentur Komposit rHDPE/Serat Cantula dengan Variasi Panjang Serat
Material
40
31
Analisis struktur mikro dan kekerasan paduan Al scrapmenggunakan metode pengecoran evaporative
Material
44
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
32
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIFAT MAKANIK KOMPOSIT SERAT PURUN TIKUS (ELEOCHARIS Material DULCIS) BERMATRIK POLYESTER DENGAN PERLAKUAN NaOH 45
33
Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Bending Komposit Poliester Berpenguat Serat Daun Gewang
Material 46
34
e Analisis Struktur Mikro dan Fraktografi Hasil P ngelasan GMAW Metode Temper Bead Welding dengan Variasi Masukan Panas pada Baja Karbo n Sedang
Material
47
35
KAJIAN Penggunaan metoda taguchi pada pros es pembentukan komposit tehadap Sifat mekanik bahan \
Material
48
36
Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasa r Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester
Material
49
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Pengujian Kandungan Unsur Logam Serat Ijuk dengan X-Ray Fluorescence Testing Nitya Santhiarsa*1,, Pratikto2, Sonief3, Marsyahyo4
1
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia 2,3 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 4 Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Malang, Indonesia
[email protected] [email protected]
Abstrak Kekuatan basa larutan alkali mempengaruhi proses peruraian lignin dan hemiselulosa pada serat ijuk dan secara fisik terurainya lignin dan hemiselulosa menyebabkan pengecilan diameter dan berat serat ijuk demikian juga pada kandungan unsur logam di dalamnya. Perlakuan alkali dalam penelitian ini memakai tiga larutan yaitu larutan alkali yang masing-masing berbeda kuat basanya ; NH4OH, NaOH dan KOH dengan konsentrasi sebesar 0,25 M serta alat uji yang digunakan adalah X-Ray Fluorescence (XRF). Berdasarkan pengamatan dan analisis kualitatif pada hasil uji XRF diketahui serat ijuk mengandung 10 unsur logam, yaitu silikon (Si), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), iterbium (Yb), nikel (Ni), dan tembaga (Cu), sedangkan analisis kuantitatif diketahui bahwa unsur logam lima terbanyak berturut turut adalah silikon, kalsium, fosfor, kalium dan besi masing-masing 43,2%, 34,5 % , 8,4%, 7,1 % dan 3 %. Hasil perlakuan dengan ketiga larutan alkali, secara kualitatif tidak terjadi perubahan kandungan unsur unsur logam yang signifikan, jadi perlakuan larutan alkali baik dengan larutan NH4OH, NaOH maupun KOH tidak mempengaruhi komposisi kandungan unsur logam pada serat ijuk, namun secara kuantitatif, terlihat perubahan jumlah atau konsentrasi kandungan unsur logam baik akibat pengaruh daya reaksi atau kekuatan basa dari masing-masing larutan alkali dimana larutan KOH memiliki daya reaksi atau kekuatan basa lebih tinggi dibandingkan larutan NaOH dan NH4OH, dimana makin tinggi kuat basa larutan makin kuat daya reaksinya, sehingga kandungan unsur logam terkecil ada pada serat dengan perlakuan KOH. Kata kunci : perlakuan alkali, serat ijuk, uji XRF
Material 27
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Pendahuluan Perlakuan permukaan pada serat alam dengan menggunakan larutan alkali dimaksudkan untuk membersihkan permukaan serat sekaligus untuk mengurangi sifat hidrofilik permukaan serat, semua ini membantu meningkatkan kompatibilitas antara serat alam sebagai pengisi (filler) dengan matrik dari bahan polimer. Serat alam yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat ijuk(Arenga pinnata), Serat ijuk tergolong serat alam yang berasal tumbuhan atau pohon aren yaitu dari pangkal pelepah daun yang dapat dipanen setelah pohon tersebut berumur 5 tahun . Serat ijuk memiliki komposisi kandungan kimia sebagai berikut, selulosa, hemiselulosa, lignin, air dan abu , berturutturut sebesar 50, 337 %, 5,2 %, 41,88 %, dan 0.5447% serta 2,585 %.[ 1]. Larutan alkali dapat melarutkan bagian permukaan serat yang sebagian besar terdiri dari lignin dan hemiselulosa, mekanisme delignifikasi pada permukaan serat secara kimiawi dijelaskan sebagai berikut, pertama, adanya reaksi antara atom H yang terikat pada gugus -OH fenolik pada serat dengan ion hidroksil (OH) yang berasal dari larutan alkali. Karena atom O memiliki keelektronegatifan besar maka akan menarik elektron pada atom H membuatnya bermuatan positif dan mudah lepas bereaksi membentuk H2O dengan ion hidroksil dari alkali, sedangkan ion positif dari alkali terikat dengan atom O pada serat. Kedua, terjadi reaksi pemutusan ikatan aril-eter dan karbonkarbon yang menghasilkan bagian-bagian serat yang larut dalam larutan alkali seperti lignin dan hemiselullosa.[ 2] Serat ijuk, sebagai bagian dari tanaman, juga mengandung unsur-unsur logam, yang dapat memberikan manfaat tertentu, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian Christiani, [3], dimana ditunjukkan bahwa serat ijuk mengandung unsur-unsur logam yang dapat digunakan sebagai perisai radiasi netron dan daya perisai komposit polyester-serat ijuk tergantung pada fraksi berat dari serat ijuk. Unsur-unsur logam itu antara lain khlor, mangan, kromium, besi, kalium dan seng. Unsur-unsur logam ini ada tersebar baik pada bagian selulosa, hemiselulosa maupun lignin. Perlakuan alkali dengan NaOH (sodium hidroksida) sudah banyak dilakukan, selain
relatif lebih ekonomis juga hasil yang diperoleh cukup baik, meski demikian perlu dilakukan penelitian tentang perlakuan dengan alkali lain seperti NH4OH (amonium hidroksida) dan KOH (potasium hidroksida) untuk mengetahui perbandingan hasilnya secara kualitatif maupun kuantitatif pada kandungan unsur logam. Seperti diketahui NH4OH adalah basa lemah sedangkan NaOH maupun KOH adalah basa kuat dimana KOH lebih bersifat basa kuat dibandingkan dengan NaOH [4], senyawa-senyawa alkali ini dapat melarutkan lignin dan hemiselulosa termasuk juga kandungan unsur-unsur logam di dalamnya. Metode Penelitian Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini , serat ijuk berukuran panjang (continous), diperoleh dari Gianyar, Bali, dipotong rapi ukuran panjang 250 mm, dan berdiameter rata-rata 0,4 mm. Bahan perlakuan serat yaitu larutan alkali : NaOH (Natrium Hidroksida), KOH (Kalium Hidroksida) dan NH4OH (Amonium Hidroksida), masing-masing akan dibuat larutan dengan konsentrasi 0,25 M. Pada awalnya, serat ijuk dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran.serta diikeringkan dalam oven. Serat ijuk lalu diambil dan disimpan dalam kotak anti lembab, selanjutnya, sampel serat ijuk diambil secara acak dan dikelompokkan dalam serat tanpa perlakuan, serat hasil perlakuan dengan peredaman NH4OH, NaOH dan KOH masing-masing dengan konsentrasi 0,25 M selama 1 jam. Setelah selesai, serat dibilas kembali kemudian dikeringkan.
Material 27
Gambar 1. Bahan Perlakuan Kimia
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Alat uji kandungan unsur logam serat adalah X-Ray Fluorescence (XRF) Minipal 4 PANalytical
Gambar 2 Peralatan Uji X Ray Fluorescense Minipal 4 PANalytical Prosedur Pengujian XRF, pertama, preparasi alat XRF, yaitu hidupkan XRF ,putar kunci HT On (X-Ray On) , hidupkan komputer dan buka program Minipal dan tunggu sekitar 1015 menit atau sampai alat benar-benar siap untuk digunakan. Langkah kedua, preparasi sampel, untuk sampel powder dan padatan, siapkan holder yang sudah dipasangi dengan plastik khusus untuk XRF dan masukkan sampel yang akan di uji ke dalam holder, selanjutnya ketiga, pengukuran, masukkan sampel ke dalam alat XRF, pada program Minipal buka menu Measure, Measure Standardless, Isi nama sampel yang akan diukur pada Sampel Ident dan Measure (sesuai dengan urutan sampel). Tunggu beberapa menit sampai proses pengukuran selesai. Untuk melihat hasil buka menu Result, Open Result,<Standardless> kemudian cetak hasil yang diinginkan Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengamatan dan analisis kualitatif pada pengujian XRF menunjukkan serat ijuk mengandung 10 unsur logam, yaitu silikon (Si), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), iterbium (Yb), nikel (Ni), dan tembaga (Cu). Metode fluoresens sinar X pada umumnya hanya menganalisis unsur-unsur yang dominan pada suatu spesimen, jadi memang ada unsur-unsur logam lain namun karena jumlahnya relatif sedikit sehingga tidak terdeteksi uji XRF. Tabel 1. Kandungan Unsur Logam dalam Serat Ijuk
No Nama Logam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Silikon Calsium Timbal Cadmium Kalium Natrium Magnesium Aluminium Tembaga Mangan Besi Nikel Crhomium Seng Bismut Boron Tulium Posfor Iterbium
Uji XRF √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan : √ = ada, - = tidak terdeteksi, XRF= X Ray Fluorescence, Kemudian, analisis kuantitatif terhadap bahwa unsur logam lima terbanyak berturut turut adalah silikon, kalsium, fosfor, kalium dan besi masing-masing 43,2%, 34,5 % , 8,4%, 7,1 % dan 3 %. Dalam kaitannya dengan kemampuan bahan sebagai proteksi radiasi gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi yang mengionisasi maka unsur logam dengan berat atom ringan dapat menyerap partikel netron sedangkan unsur logam dengan berat atom yang tinggi mampu menahan radiasi sinar gamma. Unsur logam dengan berat atom ringan diantaranya aluminium, silikon dan posfor, dengan berat atom tinggi misalnya besi, nikel dan tembaga. Kemudian, untuk proteksi radiasi gelombang elektromagnetik frekuensi rendah yang tidak mengionisasi, unsur logam yang umumnya memiliki elektron bebas di setiap atomnya menjadikan permukaan bahan lebih konduktif dimana bahan konduktif bersifat memantulkan atau merefleksikan datangnya gelombang elektromagnetik, seperti diketahui pantulan merupakan salah satu mekanisme suatu perisai atau proteksi dari suatu material disamping penyerapan (absorbsi). [5]
Material 27
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Tabel 2. Komposisi dan Konsentrasi Unsur Logam akibat Pengaruh Perlakuan Larutan Alkali pada Serat Ijuk Unsur Logam
Silikon Kalsium Posfor Kalium Besi Iterbium Tembaga Nikel Mangan Kromiu m Total
Tanp a Perla kuan
NH4O H
NaO H
KOH
0.25 M
43.2 % 34.5 % 8.4 % 7.1 % 3.0 % 1.0 % 0.97 % 0.92 % 0.69 % 99.78 %
35,3 %
0.25 M 35.0 % 49.8 % 4.6 % 2.2 % 2.9 % 2.0 % 1.5 %
0,25 M 18 %
0.88 %
0,84 % 0,19 %
0.79 % 1.1 % -
99,90 %
99.89 %
99,90 %
45,6 % 9,63 % 2% 3% 0,62 % 2,72 %
39.6 % 1.8 % 34.1 % 3.6 % 1.2 %
0.72 % -
Jika dilihat pada tabel di atas, maka secara kualitatif tidak terjadi perubahan kandungan unsur unsur logam yang signifikan, jadi perlakuan larutan alkali baik dengan larutan NH4OH, NaOH maupun KOH tidak mempengaruhi komposisi kandungan unsur logam pada serat ijuk, jika tidak terdeteksi kemungkinan karena jumlah atau konsentrasinya sedikit dibandingkan unsur logam yang lain. Namun, secara kuantitatif terlihat perubahan jumlah atau konsentrasi besar kandungan unsur logam baik akibat pengaruh daya reaksi atau kekuatan basa dari masing-masing larutan alkali dimana larutan KOH memiliki daya reaksi atau kekuatan basa lebih tinggi dibandingkan larutan NaOH dan NH4OH (pKb NH4OH > pKb NaOH> pKb KOH), dimana makin tinggi kuat basa larutan makin kuat daya reaksinya. Seperti diketahui, parameter seperti kekuatan basa larutan mempengaruhi proses peruraian lignin dan hemiselulosa pada serat demikian juga pada kandungan unsur logam di dalamnya dan secara fisik terurainya lignin dan
hemiselulosa menyebabkan pengecilan diameter serat sekaligus juga berat serat. Pada tabel di atas, jika dibandingkan hasil uji antara perlakuan NH4OH, NaOH dan KOH pada konsentrasi dan waktu rendaman yang sama secara umum terlihat terjadi penurunan prosentase dari konsentrasi kandungan unsur logam lebih besar pada larutan KOH, hal ini menunjukkan lebih banyak unsur logam yang ikut terurai akibat larutan KOH, hal ini disebabkan karena daya reaksi KOH lebih kuat dibandingkan NH4OH dan NaOH, kekuatan basa KOH lebih besar dibandingkan NH4OH dan NaOH. Nilai log konstanta disosiasi basa (pKb) KOH 0,5, pKb NaOH 1 dan pKb NH4OH 4,75, dimana makin kecil nilai pKb makin besar kekuatan basa larutan tersebut. Sehingga makin kuat daya reaksi basa dari suatu larutan maka makin banyak lignin dan hemiselulosa pada serat yang terurai dimana kandungan unsur logam di dalamnya juga ikut terurai. Penurunan prosentase konsentrasi kandungan unsur silikon cukup besar ini dikarenakan unsur silikon yang dalam tabel periodik termasuk golongan IVA sangat mudah bereaksi dengan unsur logam alkali (ada dalam golongan IA) sehingga unsur silikon banyak yang terurai, demikian pula unsur fosfor yang masuk golongan VA. Unsur– unsur logam lain seperti besi, mangan, tembaga,nikel dan kromium lebih sedikit terurai karena lebih sulit bereaksi dibandingkan kedua logam di atas. Logam kalsium nampak meningkat prosentasenya karena relatif tidak bereaksi dengan ketiga macam larutan alkali karena juga sama-sama tergolong logam alkali yaitu logam alkali tanah, sedangkan logam kalium meningkat cukup besar pada hasil reaksi dengan larutan KOH dimana ini disebabkan ada tambahan endapan unsur kalium yang berasal dari larutan KOH. Penurunan kadar kandungan logam pada serat ijuk turut menyebabkan terjadinya peningkatan resistivitas pada komposit hal ini karena unsur-unsur logam memiliki konsentrasi muatan dan mobilitas elektron yang baik, sehingga dengan berkurangnya konsentrasi muatan dan mobilitas elektron maka kemampuan serat menghantarkan listrik berkurang. Di antara kesepuluh unsur logam di atas, silikon, fosfor,
Material 27
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
kalium, tembaga dan kromium memiliki mobilitas elektron lebih besar dibandingkan unsur logam lima lainnya karena memiliki konfigurasi atau struktur elektron yang tidak stabil atau mudah bereaksi.
riset yang telah diberikan dan kepada staf Lab. Bersama MIPA Universitas Udayana, Lab. Sentra MIPA Universitas Malang atas bantuan pengujian serta semua pihak yang terkait yang membantu selama penelitian ini.
Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan analisis kualitatif pada hasil uji XRF diketahui serat ijuk mengandung 10 unsur logam, yaitu silikon (Si), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), iterbium (Yb), nikel (Ni), dan tembaga (Cu), sedangkan analisis kuantitatif diketahui bahwa unsur logam lima terbanyak berturut turut adalah silikon, kalsium, fosfor, kalium dan besi masing-masing 43,2%, 34,5 % , 8,4%, 7,1 % dan 3 %. Hasil perlakuan dengan ketiga larutan alkali, secara kualitatif tidak terjadi perubahan kandungan unsur unsur logam yang signifikan, jadi perlakuan larutan alkali baik dengan larutan NH4OH, NaOH maupun KOH tidak mempengaruhi komposisi kandungan unsur logam pada serat ijuk, namun secara kuantitatif, terlihat perubahan jumlah atau konsentrasi kandungan unsur logam baik akibat pengaruh daya reaksi atau kekuatan basa dari masing-masing larutan alkali dimana larutan KOH memiliki daya reaksi atau kekuatan basa lebih tinggi dibandingkan larutan NaOH dan NH4OH, dimana makin tinggi kuat basa larutan makin kuat daya reaksinya, sehingga kandungan unsur logam terkecil ada pada serat dengan perlakuan KOH.
Referensi [1] Santhiarsa, Nitya IGN Pratikto, Sonief,A. Marsyahyo,E. ,Qualitative and Quantitative Metal Content Analysis on Sugar Palm Fiber (Arenga Pinnata Fiber) using AAS test. The 4th Yearly Mechanical Engineering and Thermo Fluid National Seminar. Proceeding, 1 (.1) (2012), Gajah Mada University; 1738. [2] Adriani, D. M , Sitorus,B. Destiarti, L. , Sintesis Material Konduktif Komposit Polianilin-selulosa dari Tanah Gambut., JKK, ISSN 2303-1077 2 (3) (2013) : 127-132, www.jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/art icle/download/3972/397 [3]Christiani, Evi, , Karakterisasi Ijuk pada Papan Komposit Ijuk Serat Pendek sebagai Perisai Radiasi Neutron, Tesis, Program Studi Magister Ilmu Fisika, PPS Universitas Sumatera Utara, Medan(2008) [4]Dhyah Annur, Hermawan Judawisastra, A.H. Darwan Abdullah, ,Optimasi Waktu Alkalisasi Terhadap Peningkatan Sifat Tarik Komposit Poliester Berpenguat Tekstil Serat Kenaf , Jurnal Ilmiah Arena Tekstil, ISSN : 0518-4010, Departemen Perindustrian, 24 (.2) (2009) Bandung, Indonesia. [5] Roh, J.S., Chi, Y.S.,Kang, T.J., Nam, S., Electromagnetic Shielding Effectiveness of Multifunctional Metal Composite Fabrics, ProQuest Science Journals, Textile Research Journal 78 ,9 (2008):825
Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas dana
Material 27