Kahasa Serawai
00002433
Bahasa Serawai
Zainul Arifin Aliana, S. Salamah Arifin, A. Malian Erman, Hasbi Yusuf
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1979
♦j
-r i.
Porpustakaan PusatPcmbinaandanPcngcmb-'ngan No Klasiiikasi
/3/9-h
10^
No. !
^
sa
Tgl.
:
Ttd.
1
3C - ?- <]i
4
Hak cipta pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Redaksi
S. Effendi (Ketua) Tony S. Rachmadie, Julius Habib
Seri Bb 24 Naskah buku ini semula merupakan basil Proyek Penelitian Bahasadan Sastra In
donesia dan Daerah -Sumatera Selatan 1976/1977,diedit dan diterbitkan dengan dana Proyek Penelitian Pusat.
Staf Inti Proyek PeneUtian Pusat : S. Effendi (Pemimpin),Z ulkamaen (Bendahara), Farid Hadi (Seluetaris), Lukman Ali, Yayah B. Lumintaintang, Basuki Suhardi, Koentamadi, Sri Suke'si Adiwimarta, Dendy Sugono '(Para Asisten) Dr. Amran Halim dan Dr. Muljanto Sumardi (Konsultan).
Staf Inti Proyek Penelitian Sumatera Selatan : Nangsari Ahmad (Pemimpin), Nawawi Nurdin (Bendaharawan), Sofyan Sulahiddin (Sekretaris). Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpaizin tertulisdari penerbit kecualidaiam halpengutipanuntuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Alamat penerbit : Pusat Pembi w naan dan Pengembangan Bahasa, Jalan Diponegoro 82, Jakarta Pusat.
PRAKATA
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua (1974/75 -
1978/79) telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai seginya. Dalam ke bijaksanaan ini, masalah kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pem binaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah
termasuk sastranya tercapai, yakni berkembangnya kemampuan menggunakan bahasa Indonesia sebagai Sarana komunikasi nasi onal dengan baik di kalangan masyaVakat luas. Untuk mencapai tujuan akhir ini, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesas
traan seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, penyusunan berbagai kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah, penyusunan berbagai kamus istilah, dan penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata bahasa, dan pedoman pembentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media nmssa, (3)penterjemahan karya kesusastraan daerah yang utama, kesusastraan dunia, dan karya kebahasaan yangpenting ke dalam bahasa In donesia,(4) pengembangan pusat inforrnasi kebahasaan dan kesas traan melalui penelitian, inventarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan (5)pengembangan te-
naga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian.bea siswa dan ha-diah penghargaan.
Sebagai salah satu tindak Ianjut kebijaksanaan tersebut, dibentuklah oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan
VII
dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(Proyek Penelitian Pusat) pada tahun 1974 dengan tugas mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah dalam
segala aspeknya, termasuk peristilahan dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian, mengingat luasnya masalah kebahasaan dan kesastraan yang perlu digarap dan luas nya daerah penelitian yang perlu dijangkau, mulai tahun 1976 pro yek ini ditunjang oleh 10 proyek yang berlokasi di 10 propinsi, yaitu (1) Daerah Istimewa Aceh yang dikelola oleh Universitas
Syiah Kuala, (2) Sumatra Barat yang dikelola oleh IKIP Padang, (3) Sumatra Selatan yang dikelola oleh Universitas Sriwijaya, (4) Kalimantan Selatan yang dikelola oleh Universitas Lambung Mangkurat,(5) Sulawesi Selatan yang dikelola oleh IKIP dan Bar
lai Penelitian Bahasa Ujungpandang,(6) Sulawesi Utara yang di kelola oleh Universitas Sam Ratulangi,(7) Bali yang dikelola oleh Universitas Udayana, (8) Jawa Barat yang dikelola oleh IKIP Bandung,(9) Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikelola oleh Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta, dan (10) Jawa Timur yang di kelola oleh IKIP Malang. Program kegiatan kesepuluh proyek di daerah ini merupakan bagian dari program kegiatail Proyek Pene litian Pusat di Jakarta yang disusun berdasarkan rencana induk
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan program proyek-proyek da erah dilakukan terutama oleh tenaga-tenaga perguruan tinggi di daerah yang bersangkutan berdasarkan pengarahan dan koordinasi dari Proyek Penelitian Pusat. Setelah lima tahun berjalan, Proyek Penelitian Pusat menghasilkan lebih dari 250 naskah laporan penelitian tentang .bahasa dan sastra dan lebih dari 30 naskah kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan setelah tiga tahun bekefja, kesepuluh proyek di daerah menghasilkan 135 naskah la-
porah penelitian tentang berbagai aspek bahasa dan sastra daerah. Ratusan naskah ini tentulah tidak akan bermanfaat apabila hanya disimpan di gudang, tidak diterbitkan dan disebarkan di kalangr^i masyarakat luas.
VIII
Buku Bahasa $erawai ini semula merupakan naskah.laporan
penelitian yang disusun oleh tim peneliti dari Lembaga Bahasa Universitas Sriwijaya dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebtidayaan Sumatra Selatan, Palembang dalam
rangka kerja sama dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah — Sumatra Selatan 1976/1977. Sesudah di-
telaah dan diedit seperlunya di Jakarta, naskah tersebut diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dengan dana Proyek Penelitian Pusat dalam usaha penyebarluasan hasil pe nelitian di kalangan peneliti bahasa, peminat bahasa, dan masyarakat pada umumnya.
Akhirnya, kepada Drs. S. Effendi, Pemimpin Proyek Peneli tian Pusat, beserta staf, Drs. Nangsari Ahmad, Pemimpin Proyek Penelitian Sumatra Selatan, beserta staf, tim peneliti, redaksi, dan
semua pihak yang memungkinkan terlaksananya penerbitan buku ini, kami mengucapkan terima kasih tak terhingga. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia.
Jakarta, Mei 1979 Prof. Dr. Amran Halim
Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
IX
KATA
PENGANTAR
Laporan penelitian ini adalah hasil pelaksanaan kerja sama antara Lembaga Bahasa Universitas Sriwijaya dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah - Sumatra Selatan 1976/1977.
Sejalan dengan tugas yang ditetapkan oleh Proyek tersebut, laporan penelitian ini berusaha menggambarkan garis besar latar belakang sosial budaya dan struktur bahasa Serawai berdasarkan data dan informasi yang dapat diperoleh. Penelitian dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh
Drs. Zainul Arifin Aliaua, dengan anggota Dra. S. Salamah Arifin, A. Malian Erman, B,A., dan Hasbi Yusuf, B.A., Drs. Zainal
Abidin Gaffar bertindak seba^ai penanggung jawab, dalam waktu yang cukup terbatas! Namun, berkat bantuan berbagai pihak, alhamdulillah penelitian ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan irii ingin kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Ba-
haSa dan Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indo nesia dan Daerah ■- Sumatra Selatan yang telah mempercayakan pelaksanaan penelitian ini kepada kami, kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu yang telah memberikan bantuan selama kami mengadakan penelitian lapangan, kepada para informan utama yang dengan kesabaran tiriggi telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kepentingan penelitian dan kepada Dr. Ariiran Halim serta Drs. Mahyuddin K.R. yang telah memberikan petun-
XI
L
juk berharga. Akhirnya, kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu di sini, kami sampaikan pula ucapan terima kasih.
Kami akui bahwa hasii penelitian ini barulah merupakan
langkah pertama yang perlu dilanjutkan lagi dalam penelitian yang lebih mendalam dan luas terhadap bahasa Serawai ini di masa yang akan datang. Moga-moga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi yang berharga dan menambah koleksi informasi tentang bahasa-bahasa daerah di Indonesia.
Palembang, Maret 1977
Ketua Tim Peneliti
XII
k
DAFTARISI
Prakata
Kata Pengantar
xi m
Dcrftarisi 1. Pendahuluan
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2
5
Metode
2. Fonologi 2.1
®
Peta Fonem Bahasa Serawai
6
2.2 Lambang Fonemis 2.3
6
Fonem Bahasa Serawai
7
2.4 Diftong 2.5
Semivokal
12 ••••••
2.6 Distribusi Fonem Tunggal
12
12
2.7 Distribusi Deret Fonem
14
2.8 CiriProsodi
16
2.9 PolaSukuKata
2.10 Bentuk Umum Morfem Menurut Suku Katanya..... 2.11 Ejaan 3. Morfologi
'17
16 19 21
3.1 Afiksasi
21
3.2 RedupUkasi 3.3 GabunganKata
47 52 XIII
4. Sintaksis 4.1 4.2 4.3 4.4
^55
Klausa Verbal Klausa Nominal Struktur Frase Pola Kalimat
55 58 61 64
Daftar Bacaan Lampiran
65 66 — 97
K- 'Un d P';. .-.I 1 .
. . ...
..
^
•
1 ' I ...
\}: .',1
XIV
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 WHayah Pemakaian Bahasa Serawai adalah bahasa yang dipakai oleh sebagian masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan, Propinsi Bengkulu (Lihat Peta Bahasa).
Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari 7 daerah kecamatan, yaitu (1) Kecamatan Seluma,(2) Kecamatan Talo, (3) Kecamatan Pino, (4) Kecamatan Manna, (5) Kecamatan Kaur Utara, (6) Kecamatan Kaur Tengah, dan (7) Kecamatan Kaur Selatan. Bahasa Serawai dipakai dalam empat daerah kecamatan, yaitu (1) Kecamatan Seluma,(2)Kecamatan Talo,(3)Kecamatan Pino, dan (4) Kecamatan Manna. Keempat daerah kecamatan tersebut ter diri dari 16 marga, yaitu (1) Marga Andelas, (2) Marga Air Periukan, (3) Marga Ngalam, (4) Marga Seluma,(5) Marga Ulu
Talo, (6) Marga Ilir Talo, (7) Marga Semidang Alas, (8) Marga Ulu Manna Ulu, (9) Marga Ulu Manna Ilir, (10) Marga Tanjung Raya, (11) Marga Anak Gumay, (12) Marga Pasar Manna, (13) Marga VII Pucukan, (14) Marga Anak Lubuk Sirih, (15) Marga Anak Dusun Tinggi, dan (16) Marga Kedurang. Marga (1) sampai (4) termasuk dalam wilayah Kecamatan Seluma, marga (5)sampai (7) termasuk dalam wilayah Kecamatan Talagq, marga (8) sampai
(I I)termasuk dalam wilayah Kecamatan Pino, dan marga(12)sanipai (16) termasuk dalam wilayah Kecamatan Manna. Dari ke-I6 marga itu, ada satu marga yang tidak memakai bahasa Serawai, yaitu
Marga Kedurang. Bahasa yang dipakai marga ini ialah bahasa Pasemah.
Dalam bahasa Serawai ada dua macam dialek, yaitu dialek
o dan dialek au. Yang dimaksud dengan dialek o ialah kata-kata
yang pada umumnya berakhir dengan o, seperti ke mano 'ke mana', tuapo 'apa', dan sapo 'siapa'. Dialek o ini dipakai dalam wilayah Kecamatan Seluma dan Kecamatan Talo. Selanjutnya, yang dimaksud dengan dfelek au ialah kata-ka
ta yang pada umumnya berakhir dengan au, seperti: ke manau .'ke mana', tuapau 'apa', dan sapau 'siapa'. Dialek au ini dipakai da lam wilayah Kecamatan Pino dan Kecamatan Manna. Bahasa Serawai yang diteliti sekarang ini adalah bahasa Se rawai dialek o, yaitu mulai dari Marga Andelas (Kecamatan Se luma) sampai ke Marga Semidang Alas (Kecamatan Talo). Jadi, secara administratif, bahasa Serawai yang diteliti ini mulai dari dusun Pekan Sabtu (Marga Andelas), kira-kira 13 km dari kota Bengkulu ke arah Selatan, sampai ke Dusun Pekan Markas(Marga Semidang Alas), kira-kira 119 km dari kota Bengkulu. Di Dusun Pekan Maras, yang merupakan perbatasan bahasa Serawai berdialek o dan au, sudah ada percampuran dialek o dan au. Sebagian penduduk memakai dialek o dan sebagian lagi memakai dialek au. Pilihan bahasa Serawai berdialek o yang dijadikan obyek
penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Di samping waktu, biaya dan tenaga yang tersedia, mudah tidaknya menjumpai informan di kota Palembang dan jauh dekatnya daerah peneli-
tiah, ju^a menjadi dasar pilihan terhadap bahasa Serawai berdia lek o ini. Di kota Palembang, misalnya, pemakai bahasa Serawai berdialek o, sepanjang yang kami ketahui, lebih banyak daripada
pemakai bahasa Serawai berdialek au. Dengan demikian, sedikit informasi tentang bahasa Serawai berdialek o diharapkan telah diperoleh Sebelum kami terjun ke lapangan. Selain daripada itu, wi layah bahasa Serawai berdialek o, lebih mudah dijangkau dari ko ta Bengkulu sebab wilayah Kecamatan Seluma dan Kecamatan Talo lebih dekat dengan kota Bengkulu. 1.1.2 Variasi Dialek
Dalam masyarakat bahasa Serawai, seperti sudah dikemukakan di atas, terdapat dua macam dialek, yaitu dialek o dan dialek
au. Dialek o t^erdapat dalam wilayahKecamatanSeluma.dan keca-
matan Talo, s|dangkan dialek au terdapat dalam wilayah Kecamatan Pino dan Kecamatan Manna.
Dalam dialek o juga terdapat perbedaan ucapan dalam kosa kata tertentu, misalnya /cabe/ bahasa Indonesia diucapkan /cabe/ oleh penduduk daerah Talo dan Seluma, tetapi diucapkan /cabia/
oleh penduduk daerah Alas. Dapat pula ditambahkan di sini bahwa dalam bahasa Serawai dialek o, dalam Marga Semidang Alas, terdapat perbedaan ucapan sejumlah kata tertentu' antara pendu duk Ulu Alas dengan Ilir Alas. Kata-kata seperti anjing, kucing, gunung, dan burung, misalnya, diucapkan /anjin/, /kuclil^, /gun-
U^,dan /burUn/ oleh penduduk Ulu Alas, sedangkan penduduk Ilir Alas mengucapkannya /anjin/, /kucin/,/gumm/j dan /burun/. IA3 Jumlah Pemakaiannya
Berdasarkan senses tahun 1975, jumlah penduduk Kecamatan Seluma dan Kecamatan JTalo adalah 70.469 orang. ■
■
V
" ■
■
1.1.4 Peran dan Kedudukan
Pada umumnya bahasa Serawai dipnkai di antara keluarga'.
Di dusun-dusun yang jauh dari kota besar, bahasa Serawai kadang-kadang dipakai juga dalam suasana resmi/dinas, seperti kalau penduduk mengurus sesuatu dengan depati, pasirah, atau camat.
Di dusun, marga, kecamatan yang jauh dari kota Bengkulu, orang Serawai memakai bahasa Serawai bila' berbicara dengan orang yang baru dikenal. Akaii tetapi di dusun/marga yang dekat dengan Bengkulu, (misalnya dusun Babatan, marga Andelas)
orang Serawai kadang-kadang memakai bahasa Melayu Bengkulu/, Indonesia bila berbicara dengan prang yang baru dikenal. Jika orang yang baru dikenal itu tertjyata orang Serawm atau orang yang dapat berbicara dalam bahas;a Serawai, barulah mereka me makai baihasa Serawai sebagai ala^ komunikasi. Di sekolah ;dasar (SD)'di du^im, ibu kota.marga, kecamat an dan kabupaten, bahasa Serawai digunakan sebagai bahasa pe-
ngantar di samping bahasa Indonesia. Di isekolah-sekolah lanjutan, bahasa Serawai tidak lagi dipakai sebagai bahasa pengahtar.
1. 1.5 Tradisi Sastra
J i
Dalam masyarakat bahasa Serawai terdapat sastra lisan yang dapat digblongkan atas dua golongan, yaitu prosa dan puisi. Yang digolongkan ke dalam prosa antara lain nandai, dan do-
ngeng-dongeng. Nandai dalam bahasa Serawai ada dua macam pengertiannya. Pertama, dalam pengertian cerita rakyat biasa, misalnya nandai "Harimau Bersahabat dengan Kancil" dan nan
dai "Kura-Kura Bersahabat dengan Beruk". Nandai jenis ini ditujukan kepada anak-anak sebagai penghibur agar ia lekas tertidur. Kedua, nandai dalam pengertian cerita yang berisi unsur sejarah, misalnya nandai yang berisi sejarah peperangan Bengkulu dengan Aceh. Nandai jenis ini dituturkan oleh seseorang yang ahli dan ditujukan kepada orang-orang dewasa, sebagai pelipur lara, misalnya jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Oleh karena nandai jenis kedua ini berisi unsur sejarah, biasanya ia di tuturkan dalam waktu berjam-jam, kadang-kadang sampai sema-
1am suntuk. Dongeng-dongeng yang dap^'t digolongkan ke dalam bentuk sastra misalnya ialah dongeng-dongeng tentang keajaiban sesuatu tempat. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam bentuk pu
isi, antara lain pantun, rejung, dundai, talibun, jampi, ucap, dan dendang.
Sebagian besar dari jenis sastra lisan di atas hampir lenyap dari pemakaiannya. Hal ini disebabkan oleh keengganan anak-
anak muda mempelajarinya dengan berbagai alasan. Di samping itu, pengaruh agama Islam terhadap jampi dan ucap, menyebabkan pula jenis-jenis sastra lisan tersebut lenyap dari pemakaian nya.
Ada sejenis sastra lisan dalam bentuk puisi yang menarik untuk dikemukakan di sini, yaitu rejangjseramba. Rejang/seramba ini terdagat di Dusun Babatan Mfirga Adelas. Bahasa yang dipakai
dalam rejang/seramba ini bukan bahasa Serawai seperti yang me-; reka pakai sehari-hari, malainkan, menurut pengakuan penduduk, bahasa Lembak, yaitu bahasa ^^ang dipakai oleh penduduk di daerah Bengkulu Utara.
Sepanjang yang dikefahui dari penelitian ini, belum ada jenis-jenis sastra tulisan dalam bahasa Serawai. 4
1.1.6 ^{udi Pefpustakaan Sepanjang yang dapat diketahui, penelitian bahasa Serawai yang telM dibukukan belum ada. Oleh karena itu, dalam peneliti
an bahasa Serawai ini tak ada bahan yang dapat dijadikan studi perbandingan. 1.2 Metode
Korpus data diambil dari bahasa Serawai dialek "o" yang meliputi daerah Kecamatan Seluma dan Kecamatan Talo. Peneli tian pendahuluan dilakukan di Falembang oleh empat orang peneliti. Masing-masing peneliti didampingi oleh seorang pendamping informan.
Penelitian lapangan di daerah Serawai dilakukan oleh dua
orang peneliti, seorang di antaranya adalah peneliti yang bahasa ibunya adalah bahasa Serawai. Peneliti di lapangan ini juga di dampingi oleh seorang pendamping informan. Data-data yang diragukan pada penelitian pendahuluan dicek kepada beberapa orang informan yang bahasa ibunya bahasa Serawai.
Data yang terkumpul diolah secara deskriptif. Data yang
masih diragukan dicek kepada seorang peneliti yang bahasa ibu
nya bahasa Serawai. Rekaman fonemis disesuaikan dengan hurufhuruf/lambang-lambang yang ada pada mesin tulis.
I, v
"i
2. FONOLOGI
2.1 Peta Fonem Bahasa Serawai Pefa Fonem Vokal
Tinggi Sedang
i
u
e
Rendah
e
o
a
Peta Fonem Konsonan
Plosif
P b
Afrikatif
t
k
d
g
c
j Frikatif
s z
g
1
Lateral Tril
I
Nasal.
m
Semi-vokal
w
n
y
2.2 Lambang-Iambang Fonemis
Lambang-lambang fonemi^ yang dipergunakan dalam buku ini adalah sebagai berikut. /a/ dalam /anak/ 'anak' '
I'll dalam /ikuak//'ekor'^ /u/ dalam /lincu/ 'bibi' /o/ dalam /baso/ 'bahasa'
/e/ dalam /jemo/ 'orang'
/e/ dal^ /bsg;/ 'saja'
/K/ da^m lha&l 'ayah'. /n/ daiam /iayo/ 'yang' /y dalani /ketirt/ 'kaki'
/|/ dalam /ka^t/ 'ikat' 2.3 Fonsm Bahasa Serawai 2.3.1 Fonem Vokal
Dalam bahasa Serawai ada enam fonem vokal dalam pembuktian berdasarkan pasangan minimal Han pasangan bersamaan. Fonem-fonem tersebut adalah sebagai berikut. /a/ beraposisi dengan /e/, contoh :
/ampuat/ 'som|)ong' /empuafc/ 'wal^' /balut/ 'balut' /belut/ 'belut'
■
/kalo/ 'kala jeng^g' /kelo/ 'nanti' /kasat/ 'kandas' /kesat/ 'fidak licin'
I'll beraposisi dengan /u/, contoh; /isap/ 'hisap' /usap/ 'nsap' ,
/inak/ 'lihat'
/una^ 'duri' /itam/ 'hitam'' /iitan/ 'hutan'
/gilo/'^', /gulo/ gula . /kito/ 'kita' /kotu/ 'benteng'
/bido/ 'kecelakaan' /budo/ 'bodoh'
/lagi/'lagi' /lagu/ lagu
v
/laki/ 'suami' ■ /laku/ 'laris'
/
/sapi/ 'sapi' /sapu/ 'sapu'
j
/e/ beroposisi dengan /o/, contoh: /bele/ 'dia'
/belo/ 'bahaya' Dari contoh-contoh di atas, terayata dalam bahasa Serawai terdapat enam fonem vokal, yaitu /a/, /e/, /i/, /u/, /e'/, dan /o/.
Fonem /i/ mempunyai alofon [i] dan [I]. Diucapkan [i] bila terletak pada suku terbuka, misalnya [mati] 'mati', [kami] 'kami',
[beli] 'beli', [kinak] 'lihat', [lida] 'lidah', [nido] 'tidak'; dan pada suku awal tertutup, misalnya [sintak] 'tarik', [pintak] 'pinta', [pingan/ 'piring'. Diucapkan [l] bila terletak pada suku akhir tertutup, misalnya /anjln/ 'anjing', /kegls/ 'kens', /tipls/ 'tipis'. Selain itu,
pengucapan [i] dan [I] berhubungan pula dengan daerah pemakai
baliasa Serawai. Penduduk Ilir Alas mengucapkan /anjin/, sedangkan penduduk Ulu Alas mengucapkan [anjin], Fonem /u/ mempunyai alofon [n] dan /U/. Diucapkan [u] bila tertelak pada suku terbuka dan suku tertutup (bukan suku 7 akhir), misalnya /bulu/ 'bulu', /^gumbak/ 'rambut'; diucapkan /U/ bila terdapat pada suku akhir tertutup, misalnya [kugUs] 'kursus' /tutUp/ 'tutup' /burUn/ 'burung'. Pengucapan bunyi [\i] dart[\]J juga berhubungan pula dengan daerah pemakai bahasa Serawai. Penduduk Ilir Alas mengucapkan /kugus/, sedangkan penduduk Ulu Alas mengucapkan /kugus/. 2.3.2 Fonem Konsonan
Bahasa Serawai memihki 21 fonem konsonan berdasarkan
pembuktian pasangan minimal dan pasangan bersamaan. Fonemfonem fersebut adalah sebagai berikut.
/p/ berajiosisi dengan /b/, contoh :
8
/palS/ 'kepala'
/kiparr'hadap'
/balak/ 'bahaya'
/kibar/ 'kibar'
/pulua/ 'puluh'
/timpo/ 'temui'
/bulua/ 'bambu'
/timbo/ 'timba'
/putiak/ 'buah yang muda' /butiak/ 'buah' i
/kipar/ 'hsklap' /kibar/ 'kibar'
/timpo/ 'temui' /timbo/ 'timba'
/umput/ 'sambung' /umbut/ 'umbut'
/t/ 'beraposisi dengan /d/, contoh,;
/telak/ 'talak' /dalak/ 'cari' /tepat/ 'tepat'
/petaij/ 'petang' /pedaij/ 'pedang' /uta^/ 'utang'
/dapat/ 'dapat'
/udaij' 'udang'
/taun/ 'tahun'
*
/daun/ 'daun'
/buto/ 'buta' /budo/ 'bodoh'
/k/ beraposisi dengan /g/, contoh: /kagut/ 'ikat' /gagut/ 'garuk' /kalo/ 'kala jengking' /galo/ 'semua'
/kegak/ 'kerak' /gegak/ 'bangun'
/tuijku/ 'tungku' /tuijgu/ 'tunggu' /suku/ 'suku'
/sugu/ 'sisir'
/k/ beraposisi dengan /k/, contoh] /sukun/ 'sejenis nangka' /bi^k/ 'bak'
/sukun/ 'suhun'
/bak/ 'ayah'
/wakap/ 'wakap'
/sak/ 'sak'
/makap/ 'maaf
/sak/i 'kurang percaya'
/c/I beraposisi dengan /j/, contoh :
/cabut/ 'cabut'
/mecam/ 'macam' ;
/jabut/ 'akar'
/mejam/ 'mejam'
/baco/ 'baca'
Tkucur/ 'guna-guna'
/bajo/ 'baja'
/kujur/ 'tombak'
/s/»beraposisi dengan /z/, contoh : /saman/ 'jenis ikan asin' /zaman/ 'zaman'
/h/Jberaposisi dengan/s/, contoh : /sa/ 'sah' /ha/ 'seruan'
^gV' Weraposisi dengan /r/, cont(^ ?
/gmas/ 'perah' ^ramas/ 'jenis riasi campur'
/kagut/ 'ikat' ^karut/ 'jelek'
/gapat/ 'sering^ „
/aja^ 'ajar'
■ 'rapat'
/ajar/ 'taiikX
j/hari yang tidak pt^as'
/kibag/ 'tumpah'
/renu^^nung'
/kibar/ 'kibar'
/gagaj^ 'bagiap rumah
/taku^ 'nama burung'
sebelan belakang
/garaii(/ 'gaiias'
/tekur/ 'telor'
/geja^ 'bangun' /gerak/ *gerak' /i/ oeraposisi dengan /r/, contoh /lego/ 'puas' /rego/ 'harga' /lupo/ 'lupa'
/rupo/ 'rupa'
^
/lekat/'-'lengket" /rekat/ Yekat'
/gariij/ 'tidak' seimbang' " /g^ri^/ 'mersik'
/miiiij/ 'kemiri' 10
PEBPOSTAKa a fli
PUSAT PE18811^4A?' a- ,' PEIUGEMBa !)--« - . SAPARTETi - . V■! '
■'
miring
/guliij/ -guling'
/guri^/ 'goreng' /sabal/ 'besar'/'kasar /sabar/ 'sabar'
/subul/ 'tumpuF /subur/ 'subur' /kikil/ 'kaki' /kikir/ 'kikir'
/m/ beraposisi dengan /n/, contoh /maijko/ 'maka' /naijko/ 'nangka' /makan/ 'makan'
/limo/ 'lima' /lino/ 'lena'
/nakan/ 'keponakan'
/p^am/ 'padam' /padan/ 'funding'
/mak/ 'ibu' /nak/ 'anak'
/ketam/ 'ketam' /ketan/ 'ketan'
/mano/ 'mana' /namo/ 'nama'
/itam/ 'hitam' /utan/ 'hutan'
/kama/ 'kotor' /kena/ 'si anu'
/ri/ beraposisi dengan /ij/, contoh: /pprilo/ 'mau'/'suka'
/bahal^ 'banyak'
/^eralo/ 'menginginkan sesuatu?\ /be^^ 'bodoh' /hukur/ 'mencukur'
/aham/ 'anyam*
/nasar/ 'menyasar
/deria^ 'perasaan
ynasar/ 'menjadi kasar'
/deijag/ 'Hangar'
/^ur/ 'mengukur'
/a^pn/ 'angan
/w/ beraposisi dengan /y/, contoh :
/wap 'wak' fyai/ 'seruan' /bawag 'bawang'
/bay^^ ^bayang' 11
/av/ak/ "badan"
/ayak/ 'ayak' Dari contoh-contoh di atas ternyata bahwa fonem-fonem konsonan dalam bahasa Serawai adalah /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/,
/k/, /c/, /j/. /s/, /h/, /z/, /g/, /I/, /r/, /m/, /n/,7,ij;, /n/, /vv/, dan /y/. Fonem /g/, yang umunya terletak pada awal kata diucapkan /g/ oleh penduduk Talo dan Seluma, misalnya /guan/ 'ikan gabus', /gebup/ 'rebung', /guma/ 'rumah' ; Sedangkan oleh Penduduk
Alas /g/ diucapkan /g/, misalnya /guan/, /gebun/, /guma/.
2.4
Diftong
Yang dimaksud dengan diftong ialah dua vokal yang berturutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Dalam bahasa Serawai terdapat diftong /ai/, /au/, /oi/, /ei/, misalnya /bantai/ "daging', /ganau/ 'ribut', /oi/ 'seruan', /ei/ 'seruan'. Diftong tersebut berbeda dengan susunan dua vokal biasa yang diucapkan bukan dalam satu kesatuan waktu. GulsA {ai di sini tergolong diftong), berbeda dengan bada\ {ai di sini merupakan deretan dua vokal).
2.5 Semivokal
Yang dimaksud dengan semivokal ialah bunyi konsonan luncuran. Dalam bahasa Serawai terdapat semi vokal /w/ dan /y/. Semi vokal /w/ merupakan bunyi peluncur antara vokal /a/ dan /u/, dan /a/, serta /u/ dan /o/, misalnya /tau/ 'tahu', /bua/ 'buah', /duo/ 'dua'. Semi vokal /y/ merupakan bunyi peluncur antara vokal /i/
dan /a/, serta /i/ dan /u/, misalnya /biliak/ 'bilik', /tiup/ 'tiup'.
2.6 Distribusi Fonem Tunggal 2.6.1 Distribusi Vokal
Semua fonem vokal terdapat pada posisi awal, tengah dan akhir, kecuali /e/ tidak dapat menduduki posisi akhir.
12
Tabel 1
Oistribusi Vokal
Fonem
/a/ /i/ /e/ /e/ /o/
Awal
/ase/ 'rasa'
/igis/ 'iris'
Tengah
Akhir
/makan/ 'makan /kaba/ 'kamu' /minum/ 'minum' /rami/ 'ramai'
/ei/ 'seruan' /padek/ 'bagus' /embus/ 'hembus' "belah' /oi/ 'seruan' /silopaijguij/'
/bae/ 'saja'
/sapo/ 'siapa'
'bersila'
/u/
/ukur/ 'ukur'
kuraif/ 'kurang'
/kalu/ 'kalau'
2.6.2 Distribusi Konsonan
Fonem-fonem konsonan dalam distribusinya menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
1. Fonem /b/, /d/, /g/, /n/, /j/, /w/, dan /c/ tidak terdapat posisi akhir. 2. Fonem /k/ tidak terdapat pada posisi awal; /h/ tidak ter
dapat pada posisi akhir; /z/ tidak terdapat pada posisi tengah dan akhir.
13
Tabel 2 Distribusi Konsonan
Tengah
Fonem
Awal
/P/
/patjko/ 'musim'
/apus/ 'hapus'
/igup/ 'himp-'
/b/ /m/ /n/ /k/ N
/balut/ 'balut' /mano/ 'mana' /namo/ 'nama' /kaco/ 'kaca'
/tebus/ 'tebus' /limo/ 'lima' /tando/ 'tanda'
/malam/ 'malam'
/saijko/ 'sangka'
Akhir,
/buijin/ 'pasir'' /rusak/ 'rusak' /takut/ 'takut'
/taijgo/ 'tangga'
/cento/ 'cerita'
71/
/dagat/ 'darat' /ligat/ 'putar'
/g/
/gantutj/'gantung'
/padek/ 'bagus' /pulo/ 'pula' /tegua/ 'teguh'
/s-/r/
/sambun/'sambung' /rusak/ ,'rusak' /igis/ 'iris' /rugi/ "'rugi' /kuraij/ 'kurang' l/ukur/ 'ukur'
/g/
/guma/ 'rumah' /ijelaro/^'meng
id-'l
/I}/
/kego/ 'kera'
/maijko/.'maka'
/timbul/ 'timbul'
/ilig/ 'ilir'
'perang'
inginkan sesuatu/n/
/j/ /c/ /w/
/y/ /k7 /h/ Izl
/fiani/ 'nyanyi' ' /ahut/ 'hanyut' /jenuak/ 'jenguk' /ajag/ ^ajar' /cukup/ 'cukup' /kecialc/ 'kecil' /wak/ 'wak' /bawaij/ 'bawang' /yak/ 'wah' /bayatj/ 'bayang' /suKun/ 'suhun /ha/ 'seruan'
/bak/ ayalt'l
/lahir/ 'lahir'
'zaman/ 'z^an'
2.7 Distribusi Deret Fonem
2.7.1 Distribusi Deret Vokal
Deret-deret vokal dalam distribusinya menunjukkan hal-hni sebagai berikut.
1. Pada posisi awal tidak terdapat deret vokal /io/, /ua/, /ai/,,/uo/, /iu/, dan/ui/.
2. Pada posisi tengah tidak terdapat deret vokal /ua/, /uO/, /bi/, /ae/, /ee/, dan /eo/. 14
3. Pada posisi akhir tidak terdapat deret vokal /au/, /ai/,
/iu/, /eeV, dan /eo/.
Tabel 3
Distribusi Deret Vokal
Fonem
Tengah
Awal
/dio/ 'dia'
. /io/ ./ua/ /au/
/aus/ 'haus'
^../ai/
Akhir
/redio/ 'radio' /bua/ 'buah'
/laut/ 'laut' /lain/ 'lain' /tuo/ 'tua'
7uo/ /tiup/ 'tiup'
/iu/ /ui/
/seijkuit/ 'arit'
/tjentui/ 'bangun' /asoi/ 'raba' /bae/ 'saja'
toil /ee/ /eo/
^ee/ 'seruan'
lQOt\l suara kucing^
-
1
1
! 2.7.2 Distribusi Deret Konsonan
Deret-deret konsonan dalam distribusinya hanya terdapat pada posisi tengah.
15
Tabel 4
Distribusi Deret Konsonan Fonem
Tengah
Awal
Akhir
/embus/ 'hembus'
/mb/ /nc/ /nd/ /nt/
' /undu/ 'dorong'
/nj/
/anjiij/ 'anjing'
/t)g/
/paijgaij/ 'panggarig'
/mp/ /1cm/
/gufnput/ 'rumput' /luakmano/ 'bagai-
/■|)k/
/tu kat/ 'tongkat'
/cencaij/ 'cencang' /kenta!/ 'kental'
mana'
/kp/
/pakpujian/ 'pandir'
/rc/ /rd/
/kercis/ 'karcis'
/rg/ /rj7 /rk/. /rp/ /rs/ /rt/ /sm/
/gerdu/ 'gardu' /sergo/ 'surga' /kerjo/ 'kerja' /terkam/ 'terkam'
/serpat/ 'sama'/ 'setuju' /kersi/ 'kursi' /kertas/ 'kertas'
/masmambaij/ 'nama daerah'
/mesti/ 'mesti'
7st/
2.8
Ciri Prosodi
Yang dimaksud dengan ciri-ciri prosodi ialah ciri-ciri ucapan
yang bersama-sama dihasilkan dengan bunyi-bunyi ujar. Ciri-ciri ucapan itu bisa terdiri atas intensitas daripada pengucapan bunyibunyi, atau bisa berupa tinggi-rendahnya bunyi ujar atau panjangpendeknya bunyi ujar. Yang pertama disebut tekanan, yang kedua nada, dan yang ketiga panjang. 16
Yang pertama dan yang kedua itu biasanya dihasilkan bersarna-sama dengan vokal yang merupakan suku kata, yang ketiga bisa menandai baik vokal maupun konsonan. Di dalam fonologi, yang penting tentang ciri-ciri prosodi ialah apakah ciri-ciri itu menandai pembedaan arti atau tidak. Jika tidak, ciri-ciri itu merupakan ciri-ciri yang berlebihan. Tekanan di dalam bahasa Serawai tidak membedakan arti,
karena itu jika kita ambil kata apa saja di dalam bahasa Serawai, dan kita coba memberi tekanan pada suku-suku yang berlainan, kita tidak akan mendapatkan perbedaan arti. Demikian pula nada dan panjang di dalam bahasa Serawai tidak merupakan fonem
prosodi, karena tidak membedakan arti. Oleh karena ketiga ciri prosodi itu dalam bahasa Serawai tidak membedakan arti, maka ketiga ciri itu tidak dibicarakan di dalam buku ini. Ciri prosodi yang ada peranannya dalam bahasa Serawai ialah lagu kalimat atau intonasi. Perbedaan intonasi suatu kalimat yang membedakan arti kalimat itu dapat kita lihat pada contohcontoh di bawah ini.
Jemo meli ikan mati. 'Orang membeli ikan mati. Jemo meli ikan, mati. 'Orang yang membeli ikan, mati.'
Guru, tamo pegi. 'Guru, lama pergi' Guru lamo, pegi.'-- 'Guru lama, pergi' Selain itu, persendian juga memegang peranan karena sifatnya yang membedakan arti. Urutan /kemija/ bisa berarti dua hal apabila ditandai dengan penggalan yang berbeda. /ke-t-mi-l-ja/ artinya 'kemeja', sedangkan /ke/me-l-ja/ artinya 'menuju meja'.
Demikian pula /me-i-ga'ij-l-kalc/ artinya merangkak, sedangkan
/me-l-gaij kak'/ artinya 'berang-berang dan burung kak. 2.9 Pola Suku Kata
Pola suku kata dalam bahasa Serawai adalah sebagai berikut :
V
seperti pada li-tami la-gil Idi-ol
KV
seperti pada Ide-bul Ibu-mil
'hitam 'hari' 'dia' 'debu' 'bumi
17
VK
/ma-to/ ^
'mata'
seperti pada /am-biak/
'ambil'
/a>^-kut/ /an-tat/
KVK seperti pada Ipaij-gaijl VVK
'antar'
'panggang'
lcen-ca.1^1
'cencang'
Ijan-tu^l
'jantung'
seperti pada Ina-iakI . la-ialcl
KVV
'angkut'
seperti pada jxa-pia!
. Iba-suaJ KWK seperti pada Ihi-lialcl ^ lam-biaki /i-kuakl
'naik' 'air'
'tipis'
'basuh' 'bilik' 'ambil' 'ekor'
2.10 Bentuk Umum Morfem Menunit Suku Katanya
Bentuk umum morfem menurut suku kata dalam kata dasar bahasa Serawai adalah sebagai berikut.
Satu Suku: (K)(K) V (V)(K) Voi/ 'oi
/diij/ 'dik' Irjatjl 'dan''• /prak/ 'tiruan bunj'i' /crit/ 'tiruan bunyi'
Dua Suku: (K) V (K)(K) V (V)(K) /bu-guak/ 'bumk' /be-salc/'besar' Vi-tam/'hitam
/da-ga/'darah' /bu-a/ 'buah'
/pm-tu/ 'kayu api'
Tiga«uku: K V (K)V (K)(K)V (K) /te-li-ijo/ 'telinga' /de-ni-o/ 'dunia'
/tu-a-po/ 'apa' /be-Ia-kan/'belakang'
/ge-rin-sin/'panci'
18
Dalam bahasa Serawai terdapat beberapa morfem terikat secara sintaksis yang terdiri dari satu suku berupa kata depan, kate penghubung' kata sambimg' misalnya /ke/ 'ke'; /di/ 'di'; /jalc/
'dari'; /ija/ atau /ijan/ 'dan'; /no/ 'yang'; /endak'/ 'man';/agi/ 'lagi'. 2.11 Ejaan
Ejaan yang diusulkan oleh peneliti ialah ejaan yang mendekati ejaan fonemis, yakni Ejaan yang Disempumakan ditambah dengan beberapa perubahan, yang dalam hal ini oleh peneliti merupakan ejaan sementara bahasa Serawai (Lihat lampiran 1).
19
3. MORFOLOGI
3.1 Aflksasi
3.1.1 Proses Morfofonemik Imbuhan Yang dimaksud dengan morfofonemik adalah peristiwa-peristiwa perubahan bunyi yang berhubungan dengan pertemuan antara dua buah morfem.
1) Morfofonemik [be-]
a. Bila [be-] digabung dengan kata yang berfonem awal /a , maka [be-] menjadi [bo-]. Contoh :
anak 'anak'
aiak 'air'
boanak 'beranak'
-> boaiak 'berair'
b. Bila [be-] digabung dengan kata yang berfonem awal /i/, atau /u/, maka [be-] menjadi [bo-] atau [begh-].
isi ighis 'iris'
->• bouf/beghui 'berisi' ->■ bo/g/i« 'beriris'
iring 'iring" inggut gerak'
->■ hoiring 'beriring' -> beghinggut 'bergerak'
uba 'ubah' umur 'umur'
beghuba 'berubah' -*■ boumur 'berumur'
2) Morfofonemik [se-]
Bila [se-] digabung dengan kata yang berfonem awal /a/, /i/ atau /uP maka [se-] menjadi [s-] atau |so-].
21
Contoh :
aghi 'hari'
saghi 'sehari'
alus 'halus ikuak 'ekor'
->
soalus 'sehalus' sikuak 'seekor'
ighup 'hirup'
soighup 'sehirup'
ughang 'orang'
sughang 'seorang'
umur 'umur'
->
soa/nur 'seumur'
3) Morfofonemik [pe-] a. Bila [pe-] digabung dengan kata yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, maka [pe-j menjadi [peng-]. Contoh :
adil 'adil'
pengadilan 'pengadilan'
iring 'iring'
pengiWng 'pengiring' -*■
ukur 'ukur'
pengukur 'pengukur'
b. Bila [pe-] digabung dengan kata yang berfonem awal /b/ dan /pi, maka [pe-] menjadi [pem-], sedangkan fonem /b/ dan /pi gugur. Contoh :
buka/c ;buka'
^
pikul 'pikul'
, ->• pemikul 'pemikul'
pemMA:aA: 'pembuka'
c. Bila [pe-J digabung dengan kata yang berfonem awal /d/, maka [pe-] menjadi [pen-] dan fonem /d/ gugur. Contoh :
dapat 'dapat'
duduak 'duduk'
->
penapar 'pendapat'
pmudukan 'tempat duduk'
d. Bila [pe-] digabung dengan kata yang berfonem awal /g/ dan /k/, maka [pe-] menjadi [peng-], sedangkan fonem /g/ dan /k/ gugur. Contoh :
gantung
'gantung'
kurang 'kurang'
p&agantungan 'tempat menggantungkan sesuatu' ->■ pmgurang 'pengufang'
e. Bila [pe-] digabung dengan kata yang berfonem awal /c/ dan
/$/, maka [pe-] menjadi [peny-], sedangkan fonem /c/ dan /s/ gugur. 22
Contoh :
cukur 'cukur' saring 'saring'
r->- penyukur 'pencukur' penyaring 'penyaring'
f. Sebahagian [pe-] menjadi [peny-] bila digabung dengan kata yang berfonem awal /j/' yang gugur karenanya. Contoh :
jait 'jahit' penyait 'penjahit' Tetapi ptjalanan bukan penyalanan* (dari kata jalan 'jalan')
g. Sebahagian [pe-] menjadi [pen-] bila digabung dengan kata yang berfonem awal /t/, yang gugur karenanya. Contoh :
.
'
o
.
tunjuak 'tunjuk' ^ penunjuak 'penunjuk' Tetapi dapat juga menjadi petunjuak 'petunjuk', yang berbeda arti.
;4) Morfofonemik [te-] a. Sebagian [te-] berubah menjadi [tegh-] bila digabung dengan kata yang berfonem awal /i/ atau /a/. Contoh :
ing'gut 'senggol' ieghinggut 'tersenggol' angkat 'angkat' teghangkat 'terangkat' b. Bila [te-] digabung dengan kata yang berfonem awal /a/, maka [te-] menjadi [to-].
Contoh^: ambiaic 'ambil' alap 'bagus'
toambiak 'terambil' 'terbagus'
c. Bila [te-] digabung dengan kata yang berfonem awal /u/, maka [te-] menjadi [t-], diikuti 'pemanjangan' fonem. untap 'antuk' undu 'dorong'
tuntap 'terantuk' tundu 'terdorong'
5) Morfofonemik [ke-]
a. Bila [ke-] digabung dengan kata yang berfonem awal /a/ dan Ji/, maka [ke-] menjadi [ko-]. Contoh :
adil 'adir
->■ koadilan 'keadilatf
23
alus 'halus'
-
idup 'hidup' ilualc 'elok'
koalusan 'kehalusan'
koidu^an 'kehidupan' ->■
koilukan 'dapat diperbaiki'/kebaikan'
b. Bila [ke-] digabung dengan kata yang berfonem awal /u/, maka [ke-] menjadi [k-j. Contoh :
ujan 'hujan' urus 'uras'
-> knjanan 'kehujanan' kurusan 'dapat diurus'
6) Morfofonemik [-ka]
Bila [-ka] diikuti oleh [-nyo], atau [-la], maka [-ka] menjadi [-ke], Contoh :
diairbiakka 'diambilkan -»• diambiakkenyo/diambiakkela. diambilkannya/diambilkanlah.
dipanaska 'dipanaskan' ->• dipanaskenyo/ aipana^tXa
'dipanaskannya/panaskanlah'
Ada satu g^ala morfofonemik lagi dalam bahasa Serawai,
yaitu gejala persandian. Gejala tersebut adalah sebagai berikut. /i/ -f- III menjadi /i/ /n/ -h /n/ menjadi /n/ /a/ -I- la.! menjadi /a/ /o/ -I- /a/ menjadi /ua/ /e/ + /a/menjadi/a/ /e/ -I- /u/ menjadi /u/
/e/ -f III menjadi /i/
/a/ -b /y/ menjadi /y/ Contoh :
/I -b 1/ : di + ipang -b o ->■ dipango 'dipotongnya' di -b ijo + ka + nyo ->• d&jokenyo 'dirundingkannya'
di -b ighup -b o dighupo 'dihirupnya' In + al : ke + batik + an + nyo-^ kebalikanyo 'sebaliknya'
24
pimpinan + nyo
pimpmaayo pimpman-
nya' daganganyo 'dagangannya' ketagiaa 'ketagihan'
dagangan + nyo la + a/ : ke + tagia + an ke + bersia + an
kebersism 'kebersihan'
bua-bua + an -*■
bebmtn 'buah-buahan'
mancaaa 'pemikiran'
jo + aj : manco + an je + aj : ke + aiak -> je + uj : ke + ulu
kaiak 'ke air'
/e + i/ : ke + High /a + y/ : di + tagia-+ yo
Viligh 'ke hilir' ditagiyo 'ditagihnya'
ku/w 'ke hulu'
Morfofonologi
Beberapa proses morfofonologi yang terdapat dalam bahasa Serawai antara lain sebagai berikut.
kuku^gh + [-an] ->
kukughan 'kukuran'
keciak -f [-i] duduak + [-i] ->
keciki 'kecili'
kato + bele ->■
kotele 'katanya'
tujua + pulua -> sungai + itu lagi + iluak + la manco -t- [-an] -I- aku-
tuju pulua 'tujuh puluh sungaatn 'sungai itu'
duduki 'duduki'
giluaila 'lebih baik' martcoku 'pemikiran saya'
3.1.2 Distribusi Tiap Imbuhan Imbuhan-imbuhan dalam bahasa Serawai terdiri dari awalan,
sisipan, dan akhiran. Distribusi imbuhan tersebut adalah sebagai berikut.
a) Awalan 1. [N-]
2. [me^]
ngadili 'mengadili', ngigh'' 'mengiris', ngukur 'mengukur'
mewakili 'mewakili', meghabali 'meraba', metancarka 'melancarkan'
3. [be-]
bebaris 'berbaris', boasil 'berhasil', boijo 'berunding'
25
4. [ber-] : beranyutan menghilir' berantat 'mengantarkan sesuatu berulang-ulang'
5. [di-]
*: diterkam 'diterkam', dimasuakkenyo 'dimasuk-
6. [ke-]
: kebersian 'kebersihan', kemanisan 'kemanisan',
kannya', digenti 'diganti' ketagidn 'ketagihan'
7. [pe-] : pengasilan 'penghasilan', penunjuak 'penunjuk', penalakan 'tempat mencari' 8. [per-j : percwna 'percuma', perte/nwaw'pertemuan', perlumbakan 'perlombaan' 9. [te-] : tebangun 'terbangun', tekatoka 'terkatakan', tenamo 'temama'
'0. [se-]
: serupo 'serupa', soadap 'sehadap'/searah', sesamo 'sama-sama'
b) Sisipan 1. [-el]
: gelugur 'bunyi petir', belubur 'bunyi burung terbang' atau 'tempat menyimpan padi', seligi 'tombak yang terbuat daii bambu'
2. [-em] : gemurua 'bunyi gemunih', gemuntur 'bunyi segerombolan
binatang
lewat',
kemuning 'jenis
tumbuh-tumbuhan'
3. [-er-]
berintiak 'banyak bintik', gerigi 'banyak gigi'
c) Akhkan
1. ;[-j] : ngaiki 'mengairi', mewakili 'mewakili', ngatoi'mengatai'
2. [-ka] : ambiakka 'ambilkan', nyuburka menyuburkan' sisipkaii 'sisipkan' 3. [-an] : barisan 'barisan', kumisan berkumis', salinan 'salinan'
4. [-la] : putarla 'beloklah', apusla 'hapuslah', inakild 'lihatlah'
5. [-nyo]: pimpinan^o 'pimpinannya', daganga/iyo 'daganga^inya'J'kesayangannya',. [-yo] : katoyo 'katanya', bukuyo 'bukunya', matoyo matanya';
[-o] : ghumao 'nimahnya', ketingo 'kakinya, anjingo 'anjingnya'
26
Mengenai morfem dasar atau kata dasar apa yang dapat
m^gikat imbuhan-imbuhan itu dibicarakan di bawah ini; Oleh karena arti mibuhan tidak dapat dilepaskan dari fungsinya, maka kedua hal ini dibicarakan bersama-satna.
3.1.3 Fungsi dan Arti Tiap Imbuhan 1) Awalan a. [N-]
(1) + kata kerja membentuk kata kerjaj [N-] + ambialc 'ambil' -> ngambialc 'mengambil' [N-] + imbang 'intip' ngimbang 'mengintip' [N-] + beli 'beli meli 'membeli' (2) + kata benda membentuk kata kerja: [N-] + pancing 'pancing' -»■ mancing 'memancing' [N-] + timbo timba' nimbo 'menimba' [N-] + kapur 'kapur ngapur 'mengapur' (3) + kata keadaan membentuk kata keadaan : [N-] + sempit 'sempit' -> nyempit 'menyempit' [N-] + putia 'putih' -^ mutia 'memutih' [N-] + ijarig 'hijau' -> ngijang 'menghijau'
b. [me-] (1) + kata kerja membentuk kerja : [me-] +• ligat 'putar' -4- rheligat 'memutar' [me-] + lumpat 'lompat' melumpat 'melompat' (2) + kata benda membentuk kata kerja : [me-] + ghumput 'rumput' meghumput 'merumput' [me-] + racun 'racun' -t meracun 'meracun' (3) + kata keadaan membentuk kata keadaan :
[me-] -h libagh 'lebar' -> melibagh 'melebar'
[me-j + ghato 'rata'
meghato 'merata'
c. [be-]
(1) -I- kata kerja membentuk kata kerja : [be-] + baris 'baris
'
bebaris 'berbaris'
[be-] 'sambung' -> besambung 'bersambung' [be-1 + funding 'runding' berunding 'berunding' 27
(2) + kata benda membentuk kata keadaan :
[be-] -f agamo 'agama' -t boagamo 'beragama' [be-] -I- kubur 'kubur' ->• bekubur 'berkubur' [be-] -I- sisia/c 'sisik' besisialc 'bersisik'
(3) -f kata benda membentuk kata kerja: [be-] -f jalan 'jalan' bejalan 'berjalan'[be-] -I- manco 'pikir'-> bemanco 'berpikir' [be-] -I- cerito 'cerita' -> becerito 'bercerita'
(4) -t- kata bilangan membentuk kata bilangan : [be-] -I- ratus 'ratus'^ beratus 'beratus' [be-] -I- ribu 'ribu' beribu 'beribu'
(5) -I- kata ganti membentuk kata kerja :
[be-] + pakuncu 'paman' bepalcuncu 'berpaman' [be-] + n iniak 'nenek' beniniak 'memanggil nenek' [be-] + dang 'kakak laki-laki' bedang 'memanggil kakak'
d. [ber-] (1) + kata keadaan membentuk kata kerja :
[ber-J -I- anyut 'alir' -> beranyutan 'menghilir' (2) -I- kata kerja membentuk kata kerja: [ber-] -I- antat 'antar' ->• berantat 'mengantarkan sesuatu berulang-ulang' e. [di-]
-I- kata kerja membentuk kata kerja pasip: [di-] -f belt 'beli'
dibeli 'dibeli'
[di-] -I- enjuak 'beri'-> dienjuak 'diberi' [di-] + suntik 'suntik'^ disuntik 'disuntik' f. [ke-] Hanya berfungsi bila dikombinasikan dengan akhiran.
g- [pe-]
(P -I- kata kerja membentuk kata benda: [pe-] -I- iring 'iring' ->■ pengiring 'pengiring' [pe-] -I- apus 'hapus' -> pengapus 'penghapus' [pe-] -t- balut 'balut' -*■ pemalut 'pembalut' 28
(2) + kata benda membentuk kata benda: [pe-J + sabun 'sabun' -> penyabun 'penyabun'
[pe-] + kikir 'kikir' -> pengikir 'pengikir' [pe-] + sakit 'sakit' -4- penyakit 'penyakit' (3) + kata keadaan membentuk kata benda : [pe-] -I- sakit 'sakit' -»• penyakit 'penyakit'
[pe-j -I- putia 'putih' ->■ pemutia 'pemutih' [pe-] -t- kurang 'kurang'
pengurang 'pengurang"
h. [per-] -I- kata kerja membentuk kata benda: [per] -I- makan 'n;akan' ->■ permakan 'persediaan makanan'
i. [te-] (1) -I- kata kerja membentuk kata kerja:
[te-] -I- taghiak 'tarik' -> tetaghiall 'tertarik' [te-] -I- ijak 'pijak' ->• teghijak 'terpijak' [te-] -I- baco 'baca' -> tebaco 'terbaca' (2) + kata benda membentuk kata keadaan : [te-] -I- kubur 'kubur' tekubur 'terkubur' [te-] -I- surat 'surat' -> tesurat 'tersurat' [te-] + tanci 'uang' -> tetanci 'diberi uang' (3) -I- kata benda membentuk kata kerja : [te-] -I- tao 'tawa' tetao 'tertawa' [te-] + jalan 'jalan' ->• tejalan 'dapat dijalani' [te-] -I- ghumput 'rumput' teghumput 'dapat dirumputi (4) -I- kata keadaan membentuk kata keadaan : [te-] -I- alus 'halus' ->■ toalus 'terhalus'
[te-] -I- lupo 'lupa' ->■ telupo 'terlupa'
[te-] -I- rajin 'rajin'
terajin 'terajin'
j- [se-] (1) -I- kata benda membentuk kata keadaan :
[se-] + ghuma 'rumah' -> seghuma 'serumah'
[se-] -I- agamo 'agama' -*■ soagamo 'seagama' (2) -I- morfem dasar yang terikat membentuk kata bilangan : [se-] -I- pulua 'puluh' -*■ sepulua 'sepuluh' [se-] -I- ratus 'ratus' -*■ seratus 'seratus' 29
[se-] + ribu 'ribu' seribu 'seribu' (3) + kata benda membentuk kata bantu kata bilangan: [se-] + bua 'buah' sebua 'sebuah' [se-] + ikuak 'ekor' sikuak 'seekor' [se-] + ughang 'orang' sughang 'seorang' (4) H- kata kerja membentuk kata keadaan: [se-] + makan 'makan' semakan ,'sama makanan' 1) Sisipan
a. [-el-] Membentuk konotasi jamak dari:
(1) kata benda: bubur 'bubur' belubur 'bunyi jamak' sigi 'ujung yang runcing' seligi 'tombak dari bambu' (2) kata sifat: kembung 'kembung'^ kelembung 'balon' b. [-em-] Membentuk konotasi jamak dari:, (1) kata benda :
gurua 'guruh' gemurua 'bunyi jamak' guntur 'guntur' gemuntur 'bunyi jamak' (2) kata keadaan: kuning 'kuning'-> kemuning 'tumbuh-tumbuhan'
Membentuk kata kerja dengan konotasi ''terus-menerus'\ dari:
kata kerja: turun 'turun' ^ temurun dalam turun-temurun 'turuntemurun'
c. [-er-] Membentuk konotasi jamak dari : kata benda :
bintiak 'bintik'-> berintiak 'banyak bintik'
gigi 'gigi' -?■ gerigi 'banyak gi^' 3) Akhiran a. [-i] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata benda :
30
wakil 'wakil
wakili 'wakili'
ghumput 'rumput' tangan 'tangan'
ghumputi 'rumputi' tangani 'tampar'
(2) kata kerja:
ghabal 'raba'
ghabali 'raba'
balut 'balut' baluti 'baluti' ambiak 'ambil' —> ambiki 'ambili
(3) kata keadaan:
kurang 'kurang' adil 'adil'
kurangi 'kurangi'
adili 'adili'
ghum 'harum'
ghumi 'hammi
b. [-ka/-kan] Membuat bentuk kausatifdari : (1) kata benda : timbo 'timba' timbokalkan 'timbakan' cerito 'cerita' -> ceritokalkan 'ceritakan' sabun 'sabun' sabunkajkan 'sabunkan'
(2) kata kerja : baco 'baca -> bacokalkan 'bacakan'
ambialc 'ambil' taghialc 'tarik'
ambiajckalkan 'ambilkan' taghiakkajkan 'tarikkan'
(3) kata keadaan : fceraVi 'bersih'
putia 'putih' alus 'halus'
bersiakalkan 'htrsihkan'
putiakajkan 'jadikan putih' aluskajkan 'jadikan halus'
(4) kata bilangan duo 'dua' -> duokalkan 'jadikan dua' lima 'lima' -> limokalkan 'jadikan lima'
tujua 'tujuh'
tujuakalkan 'jadikan tujuh'
c. [-an]
(l).Membentuk kata benda dari : a) kata kerja: makan 'makan'^ makanan 'makanan'
kuku^gh 'kukur'
kukughan 'kukuran' 31
gantung 'gantung'
gantungan 'gantungan'
b) kata keadaan : manis 'manis'
manisan 'manisan'
cabiak 'cabik'
cabikan 'kain bekas'
(2) Membentuk kata keadaan dari : kata benda :
debu 'debu'
debuan 'kena debu'
dughi 'duri' -^dughian 'berduri' dagha 'darah' daghan 'kena darah'
d. [-la]
(1) Membentuk kamatif-imperatif daii : a) kata benda: sabun 'sabun'
sabunla 'sabunlah'
ghumput 'rumput' baris 'baris
ghumputla 'rumputiah'
barisla 'barislah'
b) kata kerja : ajar 'tarik' ^ ajarla 'tariklah' dalak 'can' ->• dalakla 'carilah'
tutup 'tutup' ^ tutupla 'tutuplah'
c) kata keadaan .
^
busuak 'busuk busuakla 'jadi busuk' manis 'manis' -> manisla 'jadi manis' pait 'pahit' paitla 'jadi pahit'
(2) Membentuk kata ganti dari kata ganti yang mengandung pengertian intensitas : bele 'dia' mi 'ini'
belela 'dialah' inila 'inilah'
tuapo 'apa'
tuapola apalah'
(3) Membentuk kata keadaan dari : kata 0keadaan :
iluak 'bagus' putus 'putus' peca 'pecah'
32
#
iluakla 'lebih bagus' putusla 'putuslah' pecala 'pecahlah'
e. [-nyo], [-yo], [-o] Membentuk kata benda yang menyatakan posesif dari : kata benda ;
makanan 'makanan' makananyo 'makanannya' dagangan 'dagangan' daganganyo 'dagangannya' kesayangan 'kesayangan' -> kesayanganyo 'kesayangannya' mato 'mata' matoyo 'matanya' tanggo 'tangga' ->• tanggoyo 'tangganya' timbo 'timba' timboyo 'timbanya' ghuma 'rumah' ghumao 'rumahnya' kapur 'kapur' -> kapuro 'kapumya' peghut 'perut' peghuto 'perutnya'
4) Gabungan Akhiran a. [-i + -la] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata kerja yang menyatakan intensitas : makan 'makan' -^makanila 'makanlah'
turut 'turut'
turutila Jemputlah'
ambiak 'ambil'
ambiakila 'ambillah'
(2) kata benda: tanggo 'tangga' ->■ tanggoila 'berilah bertangga' kain 'kain'
kainila 'berilah berkain'
baju 'baju'
bajuila 'berilah berbaju'
(3) kata keadaan : jaua 'jauh' -> jauila 'jauhilah' sayang 'sayang' -> sayangila 'sayangilah' cukup 'cukup' cukupila 'cukupkanliah' (4) Kata bilangan tak tenti :
banyali 'banyak'
banyakila 'jadikan banyak'
b. [-ka -t- -la] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata kerja ; capak 'buang' ->• capakkela 'buangkanlah'
33
baco 'baca'
bacokela 'bacakanlah'
enjuafc 'beri'
enjuakkela 'berikanlah'
(2) kata benda : cerito 'cerita'
ceritokela 'ceritakanlah'
timbo 'timba' ^ timbokela 'timbakanlah' kato 'kata'
katokela 'katakanlah'
(3) kata keadaan : bersia 'bersih'
bersiakela 'bersihkanlah'
keghing 'kering' -> keghingkela 'keringkanlah' rusak 'rusak'
rusakkela 'rusakkanlah'
(4) kata bilangan : banyak 'banyak' ->banyaKkela 'jadikan banyak' tigo 'tiga' tigokela 'jadikanlah tiga' limo 'lima' limokela 'jadikanlah lima'
c. [-an -h -nyo] Membentuk kata benda dari :
(1) kata kerja : pikir 'pikir' pikiranyo 'pikirannya' dagang 'dagang' daganganyo 'dagangannya' pimpin 'pimpin' pimpinanyo 'pimpinannya' (2) kata benda : sisiak 'sisik' -> sisikanyo 'sisikannya' sabit 'sabit' sabitanyo 'sabitannya' kapur 'kapur' kapuranyo 'kapurannya'
5) Kombinasi Awalan dan Akhiran
a. [N- + -i] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata ke^ja: ambiak 'ambil' -^ngambiki 'mengambil' gundal 'lempar' ngundali 'melempari' kuku^gh 'kukur' ngukughi 'mengukuri'
(2) kata benda : timbo 'timba' -> nimboi 'menimba'
34
cerito 'cerita' sabun 'sabun'
nyeritoi 'memberi cerita' nyabuni 'menyabun'
(3) kata keadaan : alus 'halus' ngalusi 'memperhalus' adil 'adir ngadili 'mengadili' tegua 'teguh' negui 'membuat lebih teguh'
(4) kata bilangan : banyalc 'banyak' ->■ manyaici 'memperbanyak'
b. [n- + -ka] Membentuk kata kerja dari : (1) kata benda :
kapur 'kapur' ^ ngapurka 'mengapurkan' timbo 'timba'
nimboka 'menimbakan'
surat 'surat -»• nyuratka 'menuliskan' (2) kata kerja
antat 'antar,'-^ ngantatka 'mengantarkan' tiup 'tiup' ->■ niupka 'meniupkan' balut 'balut -> malutka 'membalutkan'
(3) kata keadaan :
subur 'subur' ->■ nyuburka 'menyuburkan' bersia 'bersih' ^ mersiaka 'membersihkan'
kala 'kalah' -> ngalaka 'mengalahkan' (4) kata bilangan :
^
banyaH 'banyak' -> menyakka 'menjadikan banyak' tigo 'tiga'
nigoka 'menjadikan tiga'
[N- + -la] Membentuk kata kerja imperatif dari : (1) kata benda : surat 'surat nyuratla 'menulislah' timbo 'timba'
telu^gh 'telur' (2) kata kerja: ambiaJc 'ambil'
nimbola 'timbalah'
nelu^ghla 'bertelurlah' ^ ngambiakla 'ambillah'
35
baco 'baca'
macola 'membacalah'
angkut 'angkut'
ngangkutla 'angkutlah'
(3) kata keadaan :
^
busuak 'busuk' musuakla 'jadi busuklah' putia 'putih' mutiala 'jadi putih' lughus 'lurus' melughusla 'luniskanlah' d. [me- + -i] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata benda : ghumput 'nimput' waris 'waris'
menghumputi 'merumputi'
mewarisi 'mewarisi'
ghaso 'rasa'
meghasoi 'merasai'
(2) kata kerja : lalu 'lalu'
melalui 'melalui'
(3) kata keadaan : libagh 'lebar' melibaghi 'melebari' rusak 'rusak'
rubua 'roboh'
merusafci membuat rusak'
merubui 'menjadikan roboh
e. [me- + -ka] Membentuk kata kerja dari :
(1) Kata kerja : lapis 'lap s -» melapiska 'melapiskan' lalu 'lalu'
melaluka 'melewatkan'
htmba
ifieghimbat:^'
-
(2) kata benda : 1 j' j . . ::
'membuat jadi luka \
.
'^wakilkan
luda 'lucaiA -> meludaka 'met dabkaL
(3) kata keadaan : lupo 'lupa' -> melupoka 'melupakan' Input '^lepas' meluputka 'melepaskan ghindu 'rindu' meghinduka 'merindukan'
36
f. [me- -I- -la] Membentuk kata kerja dari:
(^1) kata benda: ghwnput 'nimput' ->■ meghumputla 'menimputlah' racun 'racun' -*■ meracunla 'cobalah meracun'
(2) kata kerja :
(umpat 'lompat' -> melumpatla 'melompatlah'
(3) kata keadaan :
libagh 'lebar' -»• melibaghla 'menjadi lebarlah' lughus 'iurus' melughusla 'luruskanlah' g. [be- -I- -la] Membentuk kata kerja dari :
(1) kata benda : cerito 'cerita'
berceritola 'berceritalah'
jalan 'jalan' ->• bejalanla 'berjalanlah' koto 'kata' ->• bekatola 'berkatalah'
(2) kata kerja : pikir 'pikir' -*■ bepikirla 'berpikirlah' ajagh 'ajar' -> belajaghla belajarlah' gantung 'gantung' -^ begantungla 'bergantunglah' (3) kata bilangan • duo 'dua' -*■ beduola 'berdualah'
tigo tiga '
jTja
betigola ber
t.lah
. belimola berlimalah
-^ ] Membentuk kata kerja dari : (1) kata benda : a i. elu.- om menjadi luka kato 'kata' bekatoan 'saling mengatai' semulung 'tangis' besenudungan 'b-^^ : ■ - a
37
(2) kata kerja :
cucugh^'cucur'
becucu^han 'bercucuran'
taghiak 'tarik' betaghikan 'ada yang ditarik' ajak 'ajak' boajakan 'saling mengajak' (3) kata keadaan : rusak 'rusak' berusakan 'sampai rusak' mati 'mati' ->■ bematian 'saling matikan'
ghemas 'rusak' ->■ beghemasan 'sampai rusak' i. [her- + -la] Membentuk kata kerja dari ; kata kerja : antat 'antar' -> berantatla 'antarkanlah'
j. [di- + -i] Membentuk kata kerja pasip dari :
(1) kata kerja : ambiak 'ambil' O
capak 'buang' makan 'makan'
^ diambiki 'diambili' O
dicapaki 'dibuangi' dimakani 'dimakani'
(2) kata benda :
ghumput 'rumput' -> dighumputi 'dirumputi' jalan 'jalan' dijalani 'dijalani' kato 'kata' ->■ dikatoi 'dikatai'
(3) kata keadaan : itam 'hitam' ^ ditami 'dihitami' alus 'halus' dialusi 'dihalusi' P p
keciak 'kecil' -> dikeciki 'dikecili'
(4) kata bilangan :
banyak 'banyak' -> dibanyaici 'dijadikan leblh banyak'
k. [di- -f- -ka] Mpmbentuk kata kerja dari :
(1) kata kerja : mandi 'mardi.-^ dimandika 'dimandikan'
38
minum 'minum'
diminumka 'diminumkan''
pikul 'pikul' -> dipikulka (2) kata benda : kato 'kata'
dikatoka 'dikatakan'
jalan 'jalan' -> dijalanka 'dijalankan'
^sabun 'sabuan' t-» disabunka disabunkan' (3) kata keadaan : busuak 'busuk' ->■ dibusuakka 'dibusukkan'
keghing 'kering' -> dikeghingka 'dikeringkan' ghato 'rata' -^dighatoka 'diratakan' [di- + -la] Membentuk kata kerja dari : (1) kata kerja: minum 'minum' diminumla 'minumlah' makan 'makan' ->' dimakanla 'makanlah'
tutup 'tutup' -> ditutupla 'tutuplah' (2) kata benda :
kapur 'kapur'
dikapurla 'kapurteh'
tali 'tali' ^ ditalila 'talilah'
api 'api'
diapila 'berilah api'
m. [ke- -I- -an] (1) Membentuk kata kerja dari : a) Kata benda :
ghumput 'rumput' ^ keghumputan 'dapat dirumput' sisiak 'sisik' ->■ kesisikan 'dapat disisiki' jalan 'jalan' kejalanan 'dapat dijalani'
b) kata kerja :
^
tiduak 'tidur' -> ketidukan 'tertidur'
tebus 'tebus' ketebusan 'dapat ditebus' ajagh 'ajar' kocqaghdn 'dapat diajar'
39
(2) Membentuk kata keadaan dari : a) k.ata keadaan : manis 'manis' ->■ kemanisan 'kemanisan' takut 'takut' ketakutan 'ketakutan' keciak 'kecil' kekecikan 'kekecilan'
b) kata bilangan:
banyalc 'banyak'
kebanya^an 'terlalu banyak'
n. [pe- + -an] Membentuk kata benda dari :
(1) kata benda : jalan 'jalan' pejalanan 'perjalanan' ghuma 'rumah' peghuman 'perumahan' muni 'biinyi' pemunian 'hal yang menimbulkan bunyi-bunyian' (2) kata kerja :
perang 'perang' peperangan 'peperangan' angkut 'angkut' -»• pengangkutan 'pengangkutan' dalak 'cari' -»■ penalakan 'tempat mencari' (3) kata keadaan : adil 'adil -*■ pengadilan 'pengadilan' sakit 'sakit' -*■ penyakitan 'penyakitan'
o. [per- + -an] Membentuk kata benda dari :
(1) kata kerja : atur 'atur' -*■ peraturan 'peraturan' temu 'temu' -*■ pertemuan 'pertemuan'
pikir 'pikir' -» pemikiran 'pemikiran' (2) kata keadaan : to/mn 'tahan' pertahanan 'pertahanan'
p. [te- + -la] Membentuk kam kerja dari :
kata kerja :
,
indllc 'lihat' ^ *oindklq 'terUhariah'
ijd^ 'pijak' -* teg/w/ok/a 'terpijaklah' 40
q. [se- + -la] Membentuk kata benda dari:
(1) kata benda : bua 'buah' 'sebuala 'sebuah saja'
gelas 'gelas' -*■ segelasla 'segelas raja' tandan 'tandan' ->• setandanla 'setandan saja' (2) kata kerja ;
kejat 'ikat ->• lekejatla 'seikat saja' pikul 'pikul' sepikulla sepikul saja' ghup hu^lp' -jf sighupla 'sehirup saja' r. [se- -I- -an]
(1) Membentuk Kata benda dari : kata kerja r
minum 'minum' tiduak 'tidur'
^
seminuman 'satu minuman'^
setidukan 'satu tempat tidur'
pikir 'pikir' sepikiran 'satu pikiran' (2) Membentuk kata keadaan dari : kata keadaan ;
kecialc 'kecil'
besa^
,
sekecik^n 'sama-sama kecil' ^
'besar' ^ sebesakan 'sama-sama besar'
abis 'habis' ->■
soabisan 'sampai habis'
(3) Membentuk kata bilangan dari : kata bilangan : limo lima' -> selimoan 'berlima'
tigo 'tiga' ^ fetigoan 'bertiga' banyalc 'banyak' ->• sebanyakan 'banyak benar s. [se- + -yo] atau [se- + -o] Membentuk kata keadaan dari : kaxa keadaan :
kurang 'kurang' -*■ sekwango sekurang-kurangnya'
41
L
cukup 'cukup'
secukupo 'secukupnya'
lamo 'lama'
selamoyo 'selamanya'
6) Kombinasi Awalan Rangkap dan Akhiran Rangkap a. Awalan Rangkap dan Akhiran (1)[be- + -ke- + -an] Membentuk kata keadaan dari : kata keadaan :
penting 'penting' cukup 'cukup'
bekepentingan 'berkepentingan' bekecukupan 'berkecukupan'
udim 'sudah' ->•
bekesudiman 'berkesudahan'
b. [be- -I- pe- -t- -an] (1) Membentuk kata keadaan dari : a) kata keadaan : ghaso 'rasa' -> ■alus 'halus' -> sakit 'sakit' -r
bepeghasoan 'berperasaan' bepengalusan 'terlampau halus' bepenyakitan 'berpenyakitan'
b) kata kerja inak 'lihat' -> bepenginakan 'berpenglihatan' pikir pikir' ^
bepemikiran 'mempunyai pemikiran'
c) kata benda ;
muni 'bunyi' —>• bepemunian 'hal berbunyi'
(2) Membentuk kata kerja dari : kata benda :
ya/an 'jalan'
bepejalanan 'beipejalanan'
(3) Membentuk fcata benda dari : a) kata benda : tali 'tali'
—> bepenalian 'mempunyai tempat untuk melekatkan tat''
telingo 'telinga'
bep^nelingoan
teH-
nga tempat melekadran talf
42
b) kata kerja;
taghiak' 'tarik'
bepenaghikan 'mempunyai ternpat berpegang untuk menarik'
tidua/c 'tidur'
bepenidulcan 'mempunyai tempat untuk tidur'
gantung 'gantung-^ bepengantungan 'mempunyai tempat untuk menggantungkan sesuatu'
c. [se- -I- pe- + -an] Membentuk kata keadaan dari:
(1) kata benda:
jalan 'jalan'
-> sepejalanan 'sama tujuan perjalanan'
(2) Kata kerja:
tiduak 'tidur'
sepenidukgn 'satu tempat tidur'
duduai^'duduk'
sepenudukan 'satu tempat duduk
pikir 'pikir'
sepemikiran 'sama pemikir'
^
(3) kata keadaan: tau 'tahu'
sepengetauan 'sepengetahuan'
d. [se- + ke- + -an] Membentuk kata benda dari-
kata benda; camat 'camat'
->•
sekecamatan 'satu kecamatan'
e. [se- -I- se- + -an] Membentuk kata keadaan dari: kata keadaan:
ughang 'orang'
sesughangan miUk perorangan'
b. Awalan dan Akhiran Rangkap
(1) [di- -I- -ka -t- -la] Membentuk kata kerja dari: a) kata benda:
jalan 'jalan
dijalankela 'jaiankanlah'
kato 'kata' cerito 'cerita'
dikatokela 'katakanlah! diceritokela 'ceritakanlah'
43
b) kata kerja:
, i u
makan 'makan' -^dimakankela 'makankanlah mirium 'minum diminumkela 'minuilikanlah
tuju 'tikain'
di7M/afce/fl''tikainkanlah
c) kata keadaan;
_
hcTsiu 'bcrsili'
dihcTSuxkcld bcrsihkanlan
keghing 'kefmg'^ dikeghingkela 'keringkanlah' kcciuk 'kccil' —^ dikccuikkclu kccilkanlah (2) [di—h -i + -la] Membentuk kata kerja dari:
a) kata benda: bawafc 'kulit'
dibawalUla 'kulitilah'
peghut 'penit' dipeghutila 'perutilah' gagham 'garam'-^ digaghamila 'garamilah' b) kata kerja:
silap 'bakar' tetak 'potong' tulung 'tolong'
disilapila 'bakarilah' ditetalcila 'potongilah' ditulungila 'tolongilah'
c) kata keadaan: tebal 'tebal'
ditebalila 'tebalilah'
nipis 'tipis'
dinipisila 'tipisilah'
basa 'basah'
dibasaila 'basahilah-
(3) [di- -h -ka + -nyo -f -la] Membentuk kata kerja dari :
a) kata benda : asap 'asap' > diasapkenyola 'diasapkannyalah' angin 'angin' —> dianginkenyola 'dianginkannyalah'
b) kata kerja :
terbang 'terbang'-^ diterbangkenyola 'diterbangkannyalah'
tumban 'jatuh'
ditumbankenyola 'dijatuhkannyalah'
44
anyut 'hanyut' ->■ dianyutkenyola 'dihanyutkannyalah'
c) kata keadaan :
jaua 'jauh'
dijauakenyols
besak 'besar ->
dibesakkenyoh
kental 'beku'
dikentalkenyol
'dijauhkannyalah'
'dibesarkannyalah'
'dibekukannyalah d) kata bilangan ;
duo 'dua' -*-diduokenyola 'diduakannyalah' tigo 'tiga' y ditigokenyola 'ditigakannyalah' limo 'lim' ^ dilimokenyola 'dilimakannyalah' (4) [di- + -i + -nyo + -la] Membentuk kata kerja dari ; 1) kata benda : kutu 'kutu'
>dikutuinyola 'dikutuinyalah'
tangan 'tangan' ->• ditanganinyola 'ditempelengnyalah'
luda 'ludah'
> diludainyola 'diludahinyalah'
2) kata kerja :
tulaic 'tolak' —» ditulakinyola 'ditolakinyalah' capaA:*'buang' -*■ dicapalcthyola 'dibuanginyalah' kusuak 'gosok' -> dikusukinyola 'digosokinyalah' 3) kata keadaan :
ghum 'hanim' -*■ dighwninyola 'diharuminyalah' limis 'licin'
>• dilimisinyola 'dilicininyalah'
ilualc 'bagus' - -> dilukinyola 'dibagusinyalah' 7) Kombihasi Awalan dan Sisipan a. [N- + -em-] gurua- 'guruh', kata benda ->• ngemurua 'menggemuruh', /kata keadaan jamak
45
xembung 'gembung', -»■ {ngelembung 'menggelembung'
katai-',.keadaan jamak/kata keadaan tago rasa , kata keadaan 'seperti telaga' jamak/kata b. [be- -I- -er- atau -el-]
keadaan
8^8^ gigi > kata benda -> begerigi 'bergerigi', jamak/kata keadaan
tapak tapak kata benda-^betelapak 'bertelapak' kata ke adaan
8) Kombinasi Sisipan dan Akhiran a. [-el- -I- -la]
gngnr 'gugur', kata ke
gelugurla 'bunyi jamak', kata ke
adaan
adaan
bubugh 'bubur',
belubughla 'bunyi terjun ke air',
kata benda
jamak/kata keadaan
bubus 'bocor',
belububusla 'bunyi angin ke luar',
kata keadaan
jamak', kata keadaan
b. [-em- + -la] gurua 'guruh',
gemuruala 'gemuruhlah',
kata benda
-^ 'Kata keadaan
guntur 'guntur',
gemunturla 'bunyi iamak'
kata benda
>■ kata keadaan
9) Kombinasi Awalan, Sisipan dan Akhiran a. [be- -I- -em- -i- -la] gurua- 'guruh' kata benda
begemurua.la 'bcrgemuruhlah' >• jamak/kata keadaan
kimbang 'lenggang', kata benda
—
bejcemimbangld 'berlengganglah', >-fcata keadaan
b. [be- -t- -em- -I- -an)
gembung gembung' kata keadaan guntur 'guntur', kata beinda
46
,begelembungan 'bergelembungan' —>• jamak/kata keadaan begemunturan 'bunyi jamak', keadaan
c.[be- -h -el- -f -an) kikis 'kikis'
bekelikisan 'bunyi jamak',
kata kerja
kata keadaan
tuntum 'bungkus',
beteluntuman 'bunyi sesuatu yang
kata kerja
> jatuh' jamak/kata keadaan
3.2 Reduplikasi
3.2.1 Tipe-tipe Reduplikasi Pengulangan dalam bahasa Serawai adalah sebagai berikut.
1) Dwilingga, yaitu ulangan seluruh morfem dua kali. 2) Dwipurwa, yaitu ulangan sebagian morfem dua kali. Dwilingga terbagi atas (a) dwimumi dan (b) dwireka. Dwimurni
Dwimumi adalah dwilingga tanpa gejala morfofonemik. Dwi
murni tersebut hanya terjadi pada kata dasar tanpa afiks atau nasalisasi.
(1) Kata benda batu 'batu'
bangku 'bangku mija 'meja
^
batu-batu 'batu-batiu
bangku-bangku 'bangku-bangku' >■ mija-mija 'meja-meja'
(2) Kata seru oi 'oi'
adua 'aduh'
au 'ya'
->
oi-oi 'oi-oi'
—adua-adua 'aduh-aduh'
>• -au-au 'ya-ya'
(3) Kata ganti penanya tuapo 'apa' sapo 'siapa'
> tuapo-tuapo 'apa-apa' sapo-sapo 'siapa-siapa'
Dwireka
Dwireka adalah dwilingga dengan gejala morfofonemik. Ada dua macam dwireka:
47
a. tanpa afiks atau nasalisasi
b. dengan.aflks atau nasalisasi
(1) Dwireka Tanpa Afiks atau Nasalisasi Dwireka semacam ini dapat memindahkan kelas kata.
balik 'balik', kata kerja -> bulak-balik 'bulak-balik', kata keadaan
gating 'tidak seimbang', kata Keadaan -^'gulang-galing 'miring ke kanan aan ke kiri', kata keadaan
baliak 'pulang', kata kerja -> bulak-baliak 'puiang-pergi' kata kerja
kuntang 'tidak berguna lagi, kata keadaan kuntang-kuntang 'selalu ikut serta perjalanan orang lain, kata kerja. panting 'melakukan suatu pekerjaan dengan makna lepas atau bersih, kata keadaan puntang'panting 'lari terbirit-birit' /kata
kerja.
(2) Dwireka Dengan Afiks atau Nasalisasi Dwireka semacam ini dapat memindahkan kelas kata.
balik 'balik', kata kerja
muldk-malik 'membolak-balik' kata kerja
gating 'tidak seimbang', kata keadaan -> ngulang-ngalingka 'memiringkan ke kanan dan ke kiri', kata kerja
Dwipurwa Be dasarkan bentuknya, ada empa-: n.iicam dwipurwa:
a. dwipurwa murni (tanpa afiks atau nasalisasi); b. dwipurwa dengan gejala morfofonemik,
c. r wifur'a dengan a^s; d. dwipurwa dengan gejala morfofonemik dan nasalisasi. (1) Dwipurwa Mumi Dwipurwa semacam ini tidak mengubah kelas kata dan tidak mengalami perubahan bunyi.
48
kudo 'kuda' kata benda -> kekudo 'kuda-kuda' kata benda
ghuma 'rumah' kata benda dentum 'bunyi',
reruma 'rumah-nimah mobil atau gerobak' kata benda dedentum 'dentum-dentum',
kata benda
^ kata benda
'langit'kata benda
te/angit'langitlangit, kata benda
(2) Dwipurwa Dengan Gejala Morfofonemik Dwipurwa semacam ini dapat mengubah kelas kata dan dapat mengalami perubahan bunyi. a) Kata benda jalan 'jalan ^ jalan-jalan 'tamasya', kata kerja b) Kata kerja duduak 'duduk' miniifn 'minum'
pikir 'pikir'
> dudu-duduak 'duduk-duduk' > minu -minum 'minum-minum'
piki-pikir 'pikir-pikir'
c) Kata keadaan abang 'merah' diam 'diam'
tegua 'teguh' —
> aba-abang 'merah-merah' dia-diam 'diam-diam'
>'tegu-tegua 'teguh-teguh'
d) Kata bilangan tujua 'tu'-ih' lapan 'delapan' sepulua sepuluh'
-> ar:(-ruj-:r 'tujuh-mjul' > lapa-lapan 'delapan-delapan > sepulu-sepulua sepuluh-sepuluh'
(3) Dwipurwa Dengan Afik.^ Dwipurwa semacam ini dapat memindahkan kelas kata dan meng rraskan art;.
a) Kata benda
lampu lampu' bangku 'bangku'
> lampu-lampuan 'lampu-lampu' ^ bangku-bangkuan
49
bangku-bangku'
piring 'piring'
^ piri-piringan 'piring-piring'
b) Kata kerja makan 'makan'
> maka-makanan 'makan-makanan' kata benda
gantung 'gantung'
> tegantu-gantung 'tergantunggantune' kata keadaan
Mrtdu'tolak'
undu-undukela'XoXaktexu?,''
c) Kata keadaan
kuning 'kuning'
^ kekuni-kuningan 'agak kuning' ^
lamo 'lama'
y lamo-kelamoan 'lama-kelamaan'
kurang 'kurang'
^ sekura-kurango 'sekurangkurangnya'
d) Kata bilangan
duo 'dua'
—^ duO'duoku jadikan dua-dua kata kerja
tujuQ 'tujuh'
^ dituju-tujuuku dijadikan tujuhtujuh', kata kerja
lapan 'delapan'
> lapa-lapanka 'jadikan delapandelapan', kata kerja
e) Kata ganti penanya
sapo 'siapa' ngapo 'mengapa'
sapo-sapola 'siapa saja' > kengapo-ngapo 'mengapa'
mano 'mana'
>■ mano-manola 'mana'
(4) Dwipurwa dengan Gejala Morfofonemik dan Nasalisasi Dwipurwa semacam ini dapat memindahkan kelas kata. a) Kata benda
mija'me]a' jalan 'jalan'
mz/a-mryan'meja-meja' > nyala-nyalanka 'menjalanjalankan', kata kerja
pangkugh 'cangkul' —> mangku-mangkugh 'mencangkul', kata kerja
50
b) Kata kerja
pantau 'panggil'
y manta-mantaula 'memanggil-
tulis 'tulis'
manggillah' y nuli-nulisi 'menulisi'
undu 'dorong'
-> ngundu-ngunduka 'mendorongdorongkan'
c) Kata keadaan
alap 'bagus' takut 'takut'
y soala-alapp 'sebagus-bagusnya ^
y naku -nakuti 'menakut-nakuti kata kerja
tajam 'tajam'
haja-najami 'menajami'y. kerja
d) Kata seru
adua 'adjuh-
toadu-adua 'teraduh-aduh', kata kerja
ai'
> toai-ai 'mengandung makna kesakitan', kata kerja
Kata Ulang Semu
Bentuk-bentuk perulangan berikut ini kami golongkan ke:dalam kata ulang semu; Dalam batiasa Serawai tak ada monem
lelawa 'laba-laba'
lawa
—»■
lelibat 'kupu-kupu' —
bebeliak 'kunang-kunang' kurak-karik 'bunyi kodok'
^ ^
murat-marit 'murat-marit' ——
libat
^^beliak kurak atau kurik murat atau inarit
kido-kido 'keadaan berjalan'
>
diguak-diguak 'keadaan berjalan'
-^diguak
bucak-bacigh 'keadaan benda cair yang tumpah'
lado
-y bucak
atau bac^h
kiguak-kiguak 'keadaan berjalan/sesuatu yang bergerak i-> kiguak saja.
dungga-dunggang 'keadaan berjalan' -
dunggang
mangku-angkung 'keadaan lompat di atas sesuatu' -> angkuag 51
Perulangan kata Dasar 3 Suku
Perulangan kata dasar 3 suku bila diberi imbuhan terjadi pada:
1. Suku kedua dan ketiga tanpa perubahan bunyi, atau 2. Suku kedUa dan ketiga dengan perubahan bunyi.
Perulangan semacam ini mengeraskan arti. Contoh:
duagho 'pintu' belango 'belanga'
> duagho-aghoan 'pintu-pintu' > belango-langoan 'belanga-belanga'
peghiuak'ip&Avik*
> peghiu-ghiukan 'periuk-periuk'
gerinsing 'periuk' juada 'juadah' sejada 'sejadah'
> gerinsi-rinsingan 'periuk-periuk' ^ juada-adan 'juadah-juadah' > sejada-jadan 'sejadah-sejadah'
Bila perulangan di atas diucapkan dengan cepat, bentuknya sebagai berikut: deduaghoan, pegheghiukan, belelangoan, gererinsingan, jejuadan, dan sejejadan 3.3 Gabimgan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata mejemuk, dalam bahasa Serawai selain terjadi dari gabungan morfem bebas dan morfem bebas, ada pula yang terjadi dari morfem bebas dan mor fem yang seakan-akan terikat. Dalam bahasa Serawai ada dua macam gabungan kata,
yaitu : 1) Gabungan kata utuh, dan 2) Gabungan kata dengan perubahan fonem salah satu unsumya. 3.3.1 Gabungan Kata Utuh
Gabungan kata utuh ialah gabungan kata tanpa ada peru bahan fonologis antara komponen-komponennya. Gabungan kata semacam ini mengikuti urutan Diterangkan-Menerangkan (D-M).
52
Contoh:
mato 'mata' + aghi 'hari'
matoaghi 'matahari'
mato 'mata' + aiak 'air-> mato aiak 'mata air'
mato 'mata + pencarian 'pencaharian'
mato pencarian 'mata pencaharian'
anak 'anak + kunci 'kunci -> anak kunci anak kunci'
ana^ 'anak + bunting 'is(en'-> anak bunting panggilan kepada menantu perempuan, biasaoya yang beium beranak' jemo 'orang' + besak 'besar'-^ jempo besak 'orang besar', arti kiasan
jemo 'orang' + kecialc 'kecd'-> jemo keciak orang kecil', arti kiasan
jemoorang + tuo 'tua jemo tuo 'orang tua ibu bapa' adiak 'adik' + sanak 'sanak adialc sanak 'kaum famili'
adiak 'adik' + bunting isteri' -> adiak bunting panggilan' kepada isteri adik. biasanya yang belum punya anak' kumis 'kumis' + kuc ng kucing' kumis kucing 'kumis^ kucing, nama tumbuh-tumbuhan' ghuma 'rumah' H- tanggo tangga ghuma tanggo 'rumah tangga' batang batang' + aghi 'ban' ba^ang aghi sungai padi 'padi' + pulut 'pulut' padi pulut jems padi' padi 'padi H- aghang 'arang -> padi aghang 'jenir. padi' makan 'makan + ati 'hati'
kayu 'kayu' + dagho dara'
makari ati 'makan hati'
kayu dagho 'jenis kayu
budak 'kecil' H- dagho 'dara'-^ budak dagho 'anak gadis' Berikiit ini adalah contoh-contoh gabungan kata yang sebetulnya kata kompleks seperti dikemukakan di atas:
juru juru', morfem terikat tulis tulis-> juru tulis 'juru tulis' gulo 'gula' + kalit 'tidak jadi', morfem terikat gulo kalit 'bakat di sek'^tar mulut, tak ubahnya seperti gulo ngalit gula yang tidak jadi masakannya
aiak 'air + bangko 'saja', morfem terikat
amk bangko 'au
y?.ng sudah dimasal, tanpa diberi gula atau kopi', Aiak/bangko dapat pula berarti teh manis atau kopi yang dihidangk :n tanpa disertai kue-kue. burung 'burung' + daw 'dara', dalam bahasa Serawai morfem
53
terikat
burung daro 'merpati'
kena 'sianu', [-nya], -morfem terikat + keg/zeZja/perempuan yang siid^h berSuami kena keghebai 'sebutan kepada seorang perempuan, biasanya yang sudah tua, yang sudah ^bersuami' mak 'ibu' + tight 'tiri', morfem terikat-» mak tight 'ibu tiri' 3.3.2 Gabungan Kata dengan Perubahan Salah Satu Unsurnya Contoh:
kerita 'kereta + apt 'api' Kertta 'kereta' + angtn 'angin
54
>■ kerttapt 'kereta api' > kerttangtn 'sepeda'
4. SINTAKSIS
4.1 Klausa Verbal
Yang dimaksud dengan klausa verbal ialah klausa yang intinya kata kerja. 4.1.1 Transitif dan Intransitif a. Transitif
Ekspresi obyek dapat berupa: 1) Ekspresi substantif dio maco buku
aku galak gulai 2) Ekspresi persona aku keruan tele
dio nampaghku
Ta membaca buku'
'Saya gemar sayur' 'Saya kenal dia' 'Dia menampar saya'
b. Intransitif
Ekspresi subyek dapat berupa: 1) Ekspresi substantif lampu itu padarh musim ujari lacak 2) Ekspresi persona Tuhan itu maha kuasn
dio bOusaho rajin 3) Ekspresi verbal melulugh gancang semungai
'Lampu itu padam' 'Musin hujan becek' 'Tuhan itu Maha Kuasa'
'Dia berusaha giat' 'Meluncur cepat buirglon
itu
itu.'
meleghas lagi bagha si Bakir
'Meruyak lagi borok si Ba kir'
4) Ekspresi ajektif. Mahalo bukan main
mati jugo jadi
'Mahalnya bukan main' 'Matipun jadi'
55
Ekspresi predikat dapat benipa: 1) Ekspresi verbal bekatak meluncai femo tu bekebun
'Katak melompat' 'Mereka berkebun'
2) Ekspresi ajektif gunung merapi tinggi
kembang lagi mawar itu 3) Ekspresi substantif diola jemoyo mak anak niniaK
'Gunung Merapi trnggi' ^'Mekar lagi mawar itu' Dialah orangnya 'Ibu anak nenek
4.1.2 Monotransitif dan Bitransitif a. Monotransitif
Ekspresi subyek dapat berupa: 1) Ekspresi substantif dio maco buku
aku galak guiai 2) Ekspresi persona aku keruan bele
dio nampaghku
Ekspresi obyek dapat berupa: 1) Ekspresi substantif kucing itu galak mating ikan
'Dia membaca buku'
'Saya gemar sayur' 'Saya kcnal dia 'Dia menampar saya'
'Kucing itu sering mencuri ikan'
dio galak minum kupi 2) Ekspresi persona aku keruan bele
aku betemu nga kaba kemaghi
'Dia suka minum kopi' 'Saya kenal dia' 'Saya bertemu dengan kamu kemarin'
k Bitratisitif.
dio enddk meli sapi nga ghuma dio nginaki aku nga Ani
la hendak membeli sapi dan rumah'
'Dia memperhatikan saya dan Ani'
4.1.3 Aktif dan Pasif Aktif
Bentuk aktif dapat terdiri dari:
56
1) Kata kerja tanpa afifcsasi.
aku galaic gulai 'Saya gemar sayur' batang aghi tu anyut ke. laut 'Sungai itu mengalir ke laut' 2) Kata kerja dengan afiksi dan/atau nasalisasi
mamak nanqm ubi
Taman menanam ubi'
usman galak maco surat ka- 'Usman suka membaca surat bar
kabar'
3) Kata sifat dengan afiksasi dan/atau nasalisasi padi riguning kinalcan jak 'Padi itu menguning tampak di sini
dari sini'
dio mersiaka keritangin
'Dia membersihkan sepeda'
4) Kata benda dengan afiksasi dan/atau nasalisasi
dio gala^ bejalan keting
'Dia suka berjalan kaki'
mancing ikan kite malam
'Memancing ikan kita malaliri
kelo
nanti'
5) Kata bilangan dengan afiksasi dan/atau nasalisasi ughang kambangan tu la 'Mereka sudah menujuh hari udim nujua aghi
lualc fnano nigokenyo
'Bagaimana membuatnya jadi tiga'
b. Pasif
Bentuk-bentuk pasif dapat dibentuk dengan awalan-awalan (1) [di.] (2) dan [te-] Contoh:
1) Jemo itu digigit anjing
'Orang itu di^git anjing'
ghumao disilap jemo peghut ayam nido dimakan
'Rumahnya dibakar orang' 'Usus ayam tidak dimakan
ayam
ayam'
2)iio teghijaR pecan kaco pecahan kaca' banyak jemo tebanguri neterbangun ngaghpekU^an pekikan cfijmalam f ^'^dengar dema/om. sema lam gelas itu teghinggut nga dio
'Geias itu lersenggol olehnya
Selain daripada itu, bentuk pasif dapat pula dibentuk dengan kombinasi-ktMnbinasi imbuhan berikut ini:(1)[di- + -i].(2)[di -I- -la],(3)[ke- + -an],(4)[di- -I- -o/-yo],(5)(cB- -ka], dait
(6)[di- + -ka + -nyoj. 57
L.
Contoh:
1) [di- + -i] dio ghacap didatangi kantino 'Dia sering ditemui temannya' bua jambu itu jangan diam- 'Buah jambu itu jangan dibi/ci
ambili
budak keciak itu dipecuti
'Anak kecil itu dipukuli ibu-
mafco
nya'
2) [di- -I- -la] kupi itu diminumla juada itu dimakanla
'Makanlah kue itu'
barahg itu dibata^la
'Bawalah barang itu'
3) [ke- -f- -an] kami keujanan demalam jagola dighi kamu supayo nidokedinginan
'Minumlah kopi itu'
'Kami kehujanan semalam'
'Jagalah diri kamu supaya tidak kedinginan'
4) [di- -t- -o/-y6] dagangan itu dibeliyo di
'Dagangan itu dibelinya di pa-
pekan empai nianan kupi itu di-
'Baru saja kopi itu dibuatnya'
sar
buato
surat itu dituliso endak nga ' Surat itu ditulisnya untuk kakantino
5) [di- -I- -ka] ^
wannya'
piring pacak dibersiaka nga 'Piring dapat dibersihkan deabu dapugn ngan abu dapur' rini ditaoka ^ibung ka 'Akan dibelikan ayahkah dibelika bak npo nido kamu baju baru? kaba baju empai? 6) mangga itu^ dibersiakenyo 'Mangga itu dibersihkannya lalu dikubako udim itu dite- lalu dikupas dan dipotong^potaktetakinyo tongnya' digundaikenyo bat itu 'Dilemparkannya bola itu' aiak itu didinginkenyo 'Air itu didinginkannya dalam dalam piring pning' AJl Klausa Nominal
YaiK dimaksud dengan klausa nominal ialah klausa yang predikatbya kjjta benda atau kata sifat.
58
a. Trahsitif
Klausa nominal yang transitif adalah klausa yang predi-
katnya kata sifat yang biasa disebut kata kerja bantu. Kata sif^t yang menjadi predikat yang mempunyai obyejc adalah k&X&galak. Obyek yang dipunyai pleh kata ini adalah,(T) ekspresi substantif, (2) Ekspresi verbal dan (3) Ekspresi nyo. Contoh :
1) Ekspresi substantif
aku guiak^gulai sapi galak ^humput
'Saya gemar sayur' 'Sapi gemar rumput' 'Ayam gemar padi'
nyam galak padi 2) Ekspresi verbal did galak nyemulung
aku galak bejalan
^
bpdak keciak itu galqk
'Dia sering menangis' 'saya siika berjalan' 'Anak kecil itu suka berkelahi'
cukukan
3) Ekspresi ^'nyo" aku galak nyo bersia dang galak nyo manis
'Saya suka yang bersih' 'Kakak suka yang manis'
b. Intransitif
Semua klausa yang predikatnya kata benda adalah in transitif. Kebanyakah klausa yang predikatnya kata sifat adalah intransitif.
Ekspresi subyek dapat berupa (1) ekspresi substantif,(2) ekspresi persona -I- tuini, (3) ekspresi verbal -I- tajni, dan (4) ekspresi ajektif -f- tu. Contoh:
1) Ekspresi substantif bungo itu ghurp lampu itu padam burung itu kuning
'Bunga itu harum' 'Lampu itu padam' 'Burung itu kuning'
2) Ekspresi persona + tujni aku ni ampung
'Saya ini pngan'
59
-aasaSfcHiMLJ
'Kamu itu manusia'
kaba tu jemo kaba tu lanang
'Kamu itu laki-laki'
3) Ekspresi verbal H- tuini tetao tu riang
Tertawa itu riang'
makan t^ lemak
'Makan itu enak'
'Bekerja itu payali'
bekerjo ni keria 4) Ekspresi ajektif + tu rajin tu padek
'R^jin itu bagus' 'Malas itu jelek' 'Banyak itu berat'
malas tu karut
banyak tu beghat 4.2.1 Klausa dengan Kata Sifat
Berikut ini adalah perbandingan klausa dengan bahasa Indonesia.
mija ini padek
^^
mija ini lebia padek
mija ini lebia padeic jalc di
mija itu
^
mija ini paling padek rnija ini paling padeic di antaro mija-mija itu
'Meja ini bagus' 'Meja ini lebih bagus' 'Meja ini lebih bagus daripada
meja itu' 'Meja ini paling bagus' 'Meja ini paling bagus di antara meja-meja itu'
mija ini kurang padeic!mija'Mtjdi im kurang bagus/meja ini ini karut mija ini samo padeko
jelek' 'Meja ini sama bagu^iiya'
mija ini semegi bae padeko 'Meja ini sama saja bagusnya' mija ini samo padeko nga 'Meja ini sama bagusnya dengan
mija itu
^^
meja! itu'
mano nyo padek mija ini 'Mana yang bagus meja ini atau
apojnija itu
meja itu'
puuekla mija ini
'Lebih bagus meja ini'
4.2.2 Klausa dengan Kata Benda
Kalau mau mengatakan secara jelas bahwa kata benda itu jamak, maka ada beberapa cara, yaitu (1) dengan pengulangan
kata benda,(2).dengan penyisipan pada predikatnya, dan (3).de ngan pengulangan predikatnya. Contoh:
60
jala-jalanq padek
'Jalan-jalannya bagus
duagho aghoanyo tekatup 'Pmtu-pintunya tertutup muni'munio pacalc 'Kedengarannya bisa
munio gemurua munlo gemuntur pecailo berintiajc atap ghuma itu puti-puda
'Bunyinya gemuruh ^ 'Bunyinya gemuntur'^ 'Nampaknya berintik 'Atap rumah itu putih-putih
nian
betul'
^
meranganyo aba-abang 'Nampaknya merah-merah siamang itu dembu-dembuk 'S^amang itu dembuk-dembuk 4.3 Struktur Frase
4.3.1 Kata Benda + Kata Benda
Frase kata benda + kata benda hanya berupa frase endo-
sentris, ialah frase yang salah satu atau dua begian langsungnya
{imadiate constituent) dapat menduduki posisi seluruh frase itu. Dalam frase kata benda + kata benda berlaku hukum DM.
Hubungan antara kedua bagian langsung adalah (1). atributif,
(2) predikatif, (3)'posesif. Contoh:
1) Atributif
dinding papan kersi kayu
peghiualc tana
'Dinding papan' Kursi kayu'
'Periuk tanah'
2) Predikatif
Frase-frase di atas dapat diperpanjang menjadi:
dinding itu papan
'Dinding ^tu (terouat dari) papan'
kersi itu kayu
Kursi itu (terbuat dari) kayu'
peghiuaH itu tana
Periuk itu (terbuat dari) tanah'
Dalam frase-frase tadi, papan, kayu^dsn tana adalah predikat. 3) Posesif
sawa bak
'Sawah ayah'
kambing kami kucing dang
'Kambing kami' 'Kucing kakak' 61
4.3.2 Kata Benda + Kata Sifat Frase kata benda + kata sifat hanya berupa frase endosentris. Dalam frase kata benda + kata sifat ini berlaku hukum
DM. Hubungan antara kedua bagian langsungnya adalah (1) atributif, dan (2) posesif Contoh:
1) Atributif kebun libagh aiak deghas tana supak
'Kebun lebar' 'Air deras' 'Tanah sempit'
2) Predikatif Frase-frase di atas dapat diperpanjang menjadi: kebun itu libagh 'Kebun itu lebar' aiak itu deghas 'Air itu deras' tana itu supak 'Tanah itu sempit'
Dalam frase-frase di atas, libagh, deghas, dan supak adalah predikat.
4.3.3 Sistem Bilangan Contoh: 1
Satu
'Satu'
2
duo
'Dua'
'Tiga' 'Empat'
3
tigo
4 5
empat lima
6
enam
'Enam'
7
tujua lapan
'Tujuh' 'Delapan'
9
semilan
'Sembilan'
10
sepulua
'Sepuluh'
11
sebelas duo belas
'Sebelas'
'Dua belas'
14
tigo belas empat belas
'Tiga belas' 'Empat belas'
15
limo belas
'Lima belas'
8
12 13
62
'Lima'
16
enam betas
'Enam belas
17
18
tujua betas tapan betas
'Tujuh belas' 'Delapan belas
19
semitan betas
'Sembilan belas'
20 21 22 23 24 25 26
90
duo pulua duo putua satu duo putua duo duo putua tigo duo putua empat duo putua timo duo putua enam duo putua tujua duo putua tapan duo putua semitan tigo putua empat putup timo putua enam putua tujua putua tapan putua semitan putua
'Dua puluh' 'Dua puluh satu' 'Dua puluh dua' 'Dua puluh tiga' 'Dua puluh empat' 'Dua puluh lima' 'Dua puluh enam' 'Dua puluh tujuh' 'Dua puluh delapan' 'Dua puluh sembilan' 'Tiga puluh 'Empat puluh' 'Lima puluh 'Enam puluh 'Tujuh puluh' 'Delapan puluh' 'Sembilan puluh'
100
seratus
'Seratus'
101
seratus satu
'Seratus satu'
111
seratus sebetas
'Seratus sebelas'
190
seratus semitan putua 'Seratus sembilan puluh'
27 28 29 30 40 50 60 70 80
'Dua ratus'
200
duo ratus
500 999
timo ratus 'Lima ratus' semitan ratus semitan 'Sembilan ratus sembilan
putua semitan
puluh sembilan'
1.000
seribu
'Seribu'
1.001
seribu satu
'Seribu satu'
2.000
duo ribu
'Dua ribu'
10.000
seputua ribu
'Sepuluh ribu'
100.000
seratus ribu
'Seratus ribu'
1.000.000 sejuta
'Sejuta'
bebelasan
'Berbelas-belas'
berpulu pulua beratus-ratus beribu-ribu
'Berpuluh-puluh' 'Beratus-ratus' 'Beribu-ribu'
63
bejuta-juta pertamo
'Berjuta-juta' 'Pertama'
keduo
'Kedua'
ketigo tenga tenga duo tenga tigo
'Ketiga' 'Setengah' 'Satu setengah' 'Dua setengah'
4.4 Pola Kalimat
Segala ketera;ngan mengenai klausa verbal, klausa nominal, klausa transitif dan intransitif, klausa monotrahsitif dan bitransitif,
dapat diterangkan ke dalam kalimat-kalimat yang analog. Dalam Bahasa Serawai, tempat gatra-gatra dalam klausa dan kalimat dapat dipertukarkan. Contoh: Dalam klausa:
budak keciak itu ngldupka lampu 'Anak kecil itu menyalakan lampu' ngldupka lampu budak keciak itu 'Menghidupkan lampu anak kecil itu'
bua jambu itu janga diambiak
'Buah jambu itu jangan diambil'
janga diambiak bua jambu itu
'Jangan diambil buah jambu itu'
jemo itu digigit anjing digigit anjing jemo itu
'Orang itu digigit anjing 'Digigit anjing orang itu'
Dalam kalimat:
budak keciak itu ngidupkan lampu 'Anak kecil itu menyalakan lampu'
ngidupka lampu budak keciak itu 'Menghidupkan lattipu anak kecil itu'
bua jambu itu janga d ambiak
'Buah jambu itu jangan di
janga diambiak bua jambu itu
'Jangan diambil buah jambu
ambil' itu
jemo itu digigit anjing digigit anjm j mo itu
64
'Orang itu digigit anjing' 'Digigit anjing orang itu'
DAFTAR BACAAN
Abas, Lutfi. 1967. Pengantar Linguistik dan Tata Bahasa Bahasa IndonesiaJilid 1. Bandung: Yayasan Penerbitan Universitas Padjadjaran. Gleason. H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. Revised Edition., New York-Chigago-San Fransisco-Tioronto-London: Holt, Rinehart and Winston. Inc.
Jones, Daniel. 1958. The Pronounciation of English, Fourth Edition. Cambridge: The University Press.
Keraf, Gorys. 1975. Tata Bahasa Indonesia. Ende, Flores: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono (Ed.). 1971. Semi nar Bahasa Indonesia 1968. Ende, Flores: Nusa Indah.
Nida, Eugene A. 1962. Morphlogy: The Descriptive Analysis of Words. Second Edition. An Arbor: The University of Mi chigan Press.
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1974/75. "Petunjuk Penelitian Ba^hasa dan Sastra". Buku II. Laporan Sanggar Kerja Peneliti-
an Bahasa dan Sastra. 27-31 Mret 1975, Jakarta. 1974/75. "Struktur Bahasa Sunda. "Laporan Penelitian. Jakarta.
65
Lampiran 1 DAFTAR EJAAN SEMENTARA BAHASA SERAWAI
No.
Fonem BS
Huruf
putia 'putih'
1
P
P
2
b
b
balut 'balut'
3
t
t
telingo 'telinga'
4
d
d
nido 'tidak'
5
k
k
6
g
g
keting 'kaki' gigit 'gigit'
7
k
k
.8
c
c
9 10
j
J
s
s
silap 'bakar
11
z
z
zaman 'zaman
12
h
h
ha 'seruan'
13
m
m
mati 'mati'
14
n
n
15
n
ny
1
ng I
16 17
ambiak 'ambil'
cukup 'cukup' ijang 'hijau'
bunua 'bunuh'
anyut 'hanyut' kuning 'kuning' lanang laki-laki'
18
r
r
19 20
g
gh
w
w
y i
y i
23
&
e
24
e
e
bae 'saja' beligat 'berputar' antat 'antar'
21 22
reti 'arti'
gagham 'garam' bawak 'kulit'
bayang 'bayang' idup 'hidup'
25
a
a
26
u
u
udim 'sudah'
27
o
o
jemo 'orang'
1
66
Co nt o h
•
*
Lampiran ^
TULISAN DAERAH YANG TERDAPAT PI PROPINSI BENGKULU'YANGSAMPAI SEKARANG DIKETAHUI DIPERGUNAKAN
Abjad KA
TJA
GA
NA
A
vV /r1
ngga
DJA NA
ntja ndja
TA
NA
DA
nda
nta
PA
BA
MA
K
X
mpa
mba
RA
YA
14/
LA
WA
44
/y
SA
HA
gra
4^
><1
Vokal induk A
taling
tulung
duo
tulang
djiiudc
ang
ak
diatas ai
au
an-
djundjung ar
tigo diatas am
✓
/ii/ i
-fV -
xt/ in
ing
ik
ir
im
uk
ur
um
ek
er
miten
wix ui
u
lawen
un
ung
/«
rfT
.'iv
A en
e
eng
em
✓
rll/6n
'e
tng
tk
ii
Wvf
VfV
micok
Vv
'4/
o
oi
uv ou
on
ong
or
lawen-micok
'rfV
✓
yi/ YfV
Vfi/
o
PEMATI CONS
to
✓
/»"
«/
/AX
67
Contoh contoh ta ngga
/O 4
Angka
:
d =/
bi ncang ka eang viyyX ma ka
para
A
/
/
■// SI
p
-42-/
yy yy\ me
=-/
3 => 8
pan ca
II.
6
2 =C 7-
bu jang
rut
nu
lah
ke
=✓
4=2. 9 =A 5 = /7 10 =/.
y' y
/
A
rah
i
\y\
Axy
-<
hen
dak
ba
tu
pun
•4
gin
da
pu
tus s
1
K /O /]/ ^ IIL
ta
^A
li
de
!f ^ ndam
A 4
lu bu k
di
gi
se ru
^ -< -Ay
nggang ngan
bu
K yj 11: AAy'/o Ay AX^ Ax
y
pu tu s ha ti ri ndu ngan
pu
a
na
i
di pu
ntjak
ka
ju
ja
y(\ na
\/ Ayf /O /
-rV na i
a
i
xy ra.
Keterangm : Tulisan ini dipergunakan oieh suku-sukii- yang berbahasa daerah (lihat peta bahasa) kecuali Eng-
gano yang bejxun kami ketahui Mungkin terdapat garis-garis yang agak menyunpang
di beberapa
daerah, tetapi pada dasamya adalah tulisan ren68
cong ini. Tulisan ini masih dipakai oleh suku-suku yang jauh di pedalaman yang belym mengetahui huruf Latin/Arab.
Bahan-bahan dari Sdr. Abu Sahid, B.A., Kabin Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong dan Sdr. Z. Arifin, Kep. Biro Dewan Pemda Propinsi Beiigkulu.
Dikumpulkan oleh Achmaddin Dalip Pjs. Asisten Bidang Kebudayaan Departemen P. dan K. Propinsi
69
LampIran 3 DAFTAR KATA-KATA DAN KALIMAT
1. /aban/
^
/di langit banak aban/ 2. /aban/ /buno itu aban/
3. /abu/ /pirin pacak dibersi^^i
na abu dapug/' 4. /aiak/ /aiak itu anat/
5. /akag/ /akag itu pait/ 6. /aku/
/aku nido pacak/ 7. /alap/ /gumao alap/ 8. /anak/ /anako la ado/
9. /ajin/
^
/anjino besak/
10. /amit/ ^ /batan agi itu anut ke
awan
'Di langit banyak awan' 'merah'
'Bunga itu merah' 'abu'
Tiring dapat dibersihkan dengan abu dapur 'air'
'Air itu hangat' 'akar'
'Akar itu pahit' 'saya' 'Saya tidak tabu' 'bagus' 'Rumahnya bagus' 'anak'
'Anaknya sudah lahir' 'anijing' '.Anjingnya besar' 'alir'
'Sungai itu mengalir ke laut'
laut) ■ 11. /anin/ /di sini banak anin/
'angin' 'Di sini banyak angin'
12. /api/
'api'
/janan galak mainka api/ 'Jangan suka main api' 13. /apun/ /biilua itu napun/ 14. /apus/ /apusla mija itu/
'apung' 'Bambu itu mengapung' 'hapus' 'Hapuslah meja itu'
15. /agi/
'hari'
/agi ini a|i lemaltat/ 16. /asap/ ^ /di sitti'banak,asap/
'Hari ini hari Jumat' 'asap' 'Di situ banyak asap'
70
17. /ati/
'hati'
/guiai ati lemak/
'Gulai hati enak'
'ayah' 'Ayahnya sakit'
18. /bak/ O
/bako bidapan/
19. /banalc/ ^ /bana^ jemo dataj jak
'banyak'
di Mpdan/ 20. /basa/
dan'
'basah'
/bajuyo basa/
'Baiunya basah'
21. /batu/
'batu'
/di batan agi itu banak batu/ 22. /batan/
24. /bawak/
'kuht'
/bawako putia/ 25. /bawak kayu/ /bawak kayu itu nipis/
,
/belila bebegapo ikuak ayam/
27. /bebufp/ ^ /die galak beburu guso/ 28. /bedenan/
'Di sungai itu banyak batu' 'pohon' 'Pohon itu tinggi' 'sungai 'Sungai itu deras'
/batan itu tingi/ 23. /batan agi/ /batan agi itu degas/
26. /bebegapo/
'Banyak orang datang dari Me-
'Kuhtnya putih' 'kulit kayu' 'Kulit kayu itu tipis' 'beberapa' Belilah beberapa ekor ayam'
'{ber) bum' 'Dia suka berbum msa
'berenang'
Adio nido pacak bedenan/ 'Dia tidak dapat berenang' '(ber) main' 29. /begelut/ /anak itu begelut di
'Anak itu bermain di jalan'
jalan/
30. /bejalart/,
'berjalan'
/die galak bejalan ketiri/ 'Dia suka berjalan kaki' '(bei) kata' 31. /bekato/ /tuapo katoyo/ 'Apa katanya' 32. /belakaii/
'belakang'
fdio' nekerjo di belakan 'Dia bekerja di belakang gumao/ 33. /beluda/
mniahnya'
'(ber) luda'
71
/jajan beluda di sini
'Jangan berludah di sini Ludah-
ludao banalc/
nya banyak'
34. /benag/ , /rikinano bena^ 35. /begat/ /batu itu begat/ 36 /bersia/
'betul'
'Hitungannya betul' 'berat'
'Batu itu berat' 'cuci'
/bersiakela pirin itu/ 37. /besali/
'Cucilah piring itu'
/pegutp^besak/
'Perutnya besar'
_
* 38. /betegak/-
^
/jajan. betegak di sini/ 39../binatan/ /di sini banak binatan/ 40. /bintan/
/banak bintan di lanit/ 41. /beduan/ /di sini banak bebuan/ 42. /bukan/
'besar' 'berdiri'
'Jangan berdiri di sini' 'binatang'
'Di sini banyak binatang' 'bintang
'Banyak bintang di langit' 'buah-buahan'
'Di sini banyak buah-buahan' 'bukan"
/ini bukan gumaku/ 43. /bulu burun/
/bulu^burun itu alap,
'Ini bukan rumah saya' 'bulu burung'
'Bulu burung itu bagus'
padek/ 44. /buntin/
'Isteri'
/bunting masia idup/
'Isierinya masih hidup'
45. /bunua/
'bunuh'' /janan bunua binatan itu/ 'Jangan bunuh binatang itu' 46. /bunin/ 'pasir' ' /bunin itu alus/ 'Pasir itu halus' 47. /buno/ 'bunga' /buho itu gum/ 'Bunga itu harum' 48. /burun/ 'burung' /inakila burun itu/ 'Lihatlah burung itu' 49.. /bugualc/ 'buruk' /bajuyo la buguaS/ 'Bajunya sudah buruk'
50. /busuaS;/ O
/bua itu busuak/
51. /cukukan/ ^ /janan galak cukukan/
72
'busuk' 'Bu4h itu busuk'
Tierkelalii'
'Jangan suka berkelahi'
'daging'
52. /dagin bantai/
/rego dagin (bantai) naiak/ 53. /danau/
'Harga daging naik' 'danau'
/besa^ begapo danau itu/ 'Berapa besar danaiu itu' 54. /daga/ /ketino bedaga/
'darah'
55. /datan/
'datang'
/kebilo dip datan/
'Kakinya berdarah'
'Kapan dia datang' 'daun'
56. /daun/
'Daun itu lebar'
/daun itu libag/
57. /debu/^
'debu
/banak debu di jalan/
'Banyak debu di jalan' 'bumi'
58. /denio/
'Kata orang, bumi ini berputar' /kato jemo, denio ini beputar/ 59. /denag/ 'dengar' .\ /kato kito nido didenagio/ 'Pembicaraan kita tidak didengarnya.
60. /di/
'di|
/dio bekerjo di tuko/
'Dia bekerja di toko'
61. /(di) dalam/ '(di) dalam' /dio bekerjo di dalam'gumal/ 'Dia bekerja di dalam rumah' 62. /dikit/ ^ /enjuakku dikit/ /di mano dio embak ini/ 64. /dihin/
dinir
nianan/
65. ydio/
/dio rajin/ 66. /duduak/
/duduafela di sini/ 67. /duo/
/gumao duo/ 68. /embaU/
'Berilah saya sedikit' 'di mana'
63. /di mano/
/a^i
sedikit'
'Di mana dia sekarang' 'dingrn' 'Hari dingin sekali" 'dia'
'Dia rajin' 'duduk'
'Duduklah di sini' 'dua'
'Rumahnya dua' 'bau'
/embau ikan itu busuak/ 'Bau ikan itu busuk'
73
69. /embim/
'kabut'
/embun itu tebal nianan/ 'Kabut itu tebal sekali' 70. /embun/ 'salju' /nido bedio embun di Tidak ada salju di sini' sini/
71. /embukiin// ^ /janan ^a^ embukun/ 72. /empai/ /bajuyp empai/ 73. /endap/ Vjemo itu endap/
74. /ehdu^
'(ber) bohong' 'Jangan suka berbohong' 'bam'
'Bajunya bam'
'pendek' 'Orang itu pendek' %u'
/endukb pegi ke pekan/ 'Ibunya pergi ke pasar' 75. /enjuaH/"
'beri'
/ali dienjuaS ma2o tand/ 'Ali diberi ibunya uang' 76. /empat/ /buntino empat/ '77. /gagam/
/kami koabisan gagam/ 78. /gagttt/
'empat'
'Isterinya empat' 'garam' 'Kami kehabisan garam' .'gamt'
/dilim gagut belakanku/ 'Tolqng gamt belakang saya' 79. /gi^ •gigi' . /gigio sakit/
80. /^git/ /jemo ita digigit anjin/
81. /gUmba^ /giimbafo panjan/
'Giginya sakit' W
'Orang itu digigit anjing' 'rambut^
'Rambutnya panjang'
82. /gundal/
'letnpar' /gundalka bal itu ke situ/ l/emparkan bola itu ke sana' 83. /guimn/ 'gunung' /gunun itii tingi/ GunUng itu tinggi 84. /indun/ 'hidimg' /iduno aban/ 'Hidungnya merah' 'hldiip'
85. /idup/
/bakd gi idup/
'Ayahnya masih hidup' 'hijau'
/ragio ijian/
'Wamanya hijau'
86
74
87. /ikan/
'ikan'
/ikan tai belum dipangan/ 'Ikan ini belum dimasak' 88. /ikuak/'
'ekor'
/ikuak anjin itu panjan/
89. /in^
'lihaf 'lihat'
/j^iibo itu belum dina kiVo/ 90. /iniT
'Buah tangan itu belum dilihatnya' 'ini'
/inr tuapo/
91. /is/
'Ekor anjing itu panjang'
'Ini apa'
^
'es'
/dio gala^ is/
'Dia suka es'
92. /isap/ /biso ulag itu mesti di-
'hisap' 'Bisa ular itu mesti dihisap'
sap
93. /itam/
'hitam'
/anjin itu itam/ 94. /itu/
'Anjing itu hitam' 'itu'
/di situ tuajpo/ 95. /jait/ /jaitia baju itu/
'Di Sana itu apa' 'jahit' 'Jahitlah baju itu'
96. /jalab/ /jalan itu rusak/
'Jalan itu rusak'
97. /jaiitiln/
/did bidapan jantun/
98. /j^ua/
^
/gumao jaua jak di sini 99. /jemo/
*jalW 'j^timg' 'Dia sakit jantuhg' 'jauh'
Rumahnya jauh dari sini' 'orang'
/jemo itu empai sampai/ 'Orang itti bam datang' 100. /jemo bana^/ 'mereka'
/jemo.b^ak/jitu ka datan/ Mereka akan datang' 1(>1. /jemo lana^ /jemo lanaij^ itu empai dataii/ 102, /jemo tino/,
/jemo tino mesti pakai kain/
103. /kaja/ /kajala sumur/
'orang laki-laki'
'Orang laki-laki itu bam datang' 'oranjg perempuan'
'Orang oerempuan hams pakai kain
'gah' 'Galilah smnur'
75
104. /kalu/
/kalu agi ujan, aku
nido ka daiaij/ 105. /kami/ 0 0 /kami endak baliak/ 106. /kamu/
/kamu mesti datai) galo/ 107. /kamu/ /kamu lahir di mano/ 108. /kanan/
■/nimpaijja ke kanan/ 109". /kebat/
/kebatla anji:r| 110. /kebilo/ /kebilo dio pegi/
111. /kecay /kecakkela tali ini kuatkuat/
112. /keciak/ /badano keciak/ 113. /keciak/ /jalan itu keciak/
114. /kegiij/ /sumuro la kegin/ 115. /kemo/
'kalau'
'Kalau hari huian. sava tidak
akan datang' 'kami'
'Kami niau pulang' 'kamu'
'Kamu sekalian hams datang' 'kamu'
'Kamu lahir di mana' 'kanan' 'Beloklah ke kanan' 'ikat'
Tkatlah anjing itu' 'kapan' 'Kapan dia berangkat' pegang
'Peganglah tali ini kuat-kuat 'kecil'
'Badannya kecil' 'sempit' 'Jalan itu sempit'
'kering
'Sumumya sudah kering' 'karena'
/dio nido datar) kemo agi 'Dia tidak datang karena hari huujan/
116. /ketiiy
/ketiijo panjajj/ 117; /ket^/ /ketilrjo keno besi paku/ 118. /kidali/
/himpar)la ke kidau/
jan 'kaki'
'Kakinya panjang' 'kaki'
'Kakinya kena paku' 'kuri
'Beloklah ke kiri'
76
■ii&hilfiyi
119. /kunijj/
/buru^'itu kunin/ 120. /kusuak/ /kusuakka ubat itu ke
'kuning' 'Burung itu kuning' 'gosok 'Gosokkan obat itu ke badan'
badan/
121. /kutu/
'kutu'
/anjiij itu banak kutuyo/ 'Anjirig itu banyak kutunya' 122. /kutur/ /aiak ini kutur/ 123. /Iain/
/pakaila baju no lain/ 124. /laki/
/lakiyo kayo/
'kotor'
'Air ini kotor' 'lain'
'Pakailah baju yang lain' 'suami^
125. /lai^it/ /laij'it itu ijan/
'Suaminya kaya'. 'langit' 'Langit itu biru'
126. /laut/
'laut'
/laut jaua jak di sini/ 127. /liag/
/Uago panjaij/ 128. /Ubag/
/batajj agi itu libag/ 129. /lida/
/lidad panjai}/ 130. /limis/ /kebualo limis/
131. /liirio/
/anako lime ugaij/ 132. /luakmano/
'Laut jauh dari sini' 'leher'
'Lehfemya panjang' 'lebar' .
'Sungai itu lebar' 'Udah'
'Lidab nya panjang' 'licin'
'Pipinya licin' 'lima'
'Anaknya lima orang' 'bagaimana' 'Bagaimana caranya'
/luakmano caroyo/ 133. /lugus/ /kayu itu lugus/
'Kayu itu lurus'
134. /maKan/
'makan'
/mela kite makan/ 135. /malara/
'Marilah kita makan' 'malam'
/inalam ini keleman/ 136. /mati/
'lurus'
iviaiam im gelap' 'mati'
/banak jemo mati kemo 'Banyak orang mati karena banaiak rampus itu/
jir itu'
77
137. /mato/
'mata'
/matoyo abaij/
'Matanya merah'
138. /matoa^i/
'matahari'
/matoagi belum tumbua/
139. /mei)ka^/
^
'Matahari bekim terbit
'bengkak' 'Kakinya bengkak'
/ketijjo me^kak/
140. /minum/, 'minum' /dio galak minum kupi/ 'Dia suka minum kopi' 141. /muian/
/bua itu banak mulano/ 142. /muluf/
'biji' 'Buah itu banyak bijinya' 'muluf
/muluto libag/
'Mulutnya lebar'
143. /muta/
'muntah'
/dio -temuta/
'Dia muntah'
144. /name/
'nama'
/namoyo ali/ 145. /nipis/ /kertas itu nipis/ 146. /nafti/ /nanika lagu itu/
'Kanianya Ali' 'tipis' 'Kertas itu tipis' 'nyanyi' 'Nyanyikan laguiiu'
147. /nimpafj/ /nimpaij'a ke kanan/
'Beloklah ke kanan'
'(ber) nafas'
148. /nintamao/ «
»
'belok'
AO
/die sukag nintaknao/ 149. /na/
'Dia sukar bemafas' 'dan'
O
/Amat na ali galak ptakan/ nasi/
150. /ija/
/dio datalij tja buntiijo/
151. /nel^ /di sini banak ijela;ij/ 152. /Rental/ /aiak itu ijenta] kemo
'Amat dan Ali suka makan nasi'
'dengan' 'Dia datang dengan isterinya' 'cacing' 'Di sini banyak cacing' 'beku'
'Air itu beku karena dingin'
diijin/^
153. /paiay /palako luko/
78
'kepala' 'Kepalanya luka'
154. /panas/ /agi ni panas nianan/
155. /panjaij/ /tujkat itu panjaijf
156. /pasig/ ^ /dio duduak pasi^u/ 157. /pentuk/ /anjin itu dipentOk all/
158. /peguet/ /pegpto sakit/ 159. /peguet/ /peguet ayam nido dimakan ayam/ 160. 7pikir/ ■ /pikirkela sual itu/ 161. /piyak/ /piyaKla bulua itu/
162. /pukal/ /jemb itu pukal/ 163. /putia/ /gijgid putia/ 164. /rikin/ /rikfnla tanci itu/
165. /gumput/
/gumput itu panjaij/ 166. /sapo/ /sapo 'til/ 167. /satu sutiak/ /matovo cuman satu/
168. /sayap/
/sayap buruij itu pata/
panas
'Hari ini panas sekali' 'panjang' Tongkat itu panjang' 'dekat'
'Dia duduk dekat saya' 'pukul' 'Anjing itu dipukul Ali' 'perut' 'perutnya sakit' 'perut'
'Perut ayam tidak dimakan ayam 'pikir' 'Pikirkanlah soal itr' 'belah'
'Belahlah bambu itu'
'gemuk' 'Orang itu gemuk' 'putih' 'Giginya putih' 'hitung' 'Hitunglah uang itu' 'ruriiput' 'Rumput itu panjang' 'siapa' 'Siapa itu 'saru'
''Maianya hanya satu sutiak/ 'sayap' 'Sayap burung itu patah'
169. /segaloVo/ /ayam kami mati galo/ 170. /silap/ /gumao disilap jemo/
'Rumahnya dibakar orang
171. /sini/ /mela sini/
'Mari sini'
172. /situ/.
'situ'
'semua"
'Semua ayam kami mati 'bakar' 'sini'
79
/dio endak ke situ/ 173. /tau/ /aku tau dio/
174. /tajam/ /ladir^ itu tajam/ 175. /takut/
'kenal'
'Saya kenal dia' 'tajam'
'Pisau itu tajam' 'takut'
/jarjan penakut/
176. /taU/
'Dia,mau ke sana'
^
/tali itu betakun (kiikua) 177. /tajan/
/jagi taijan kanano putti^ 178. /tariak/
/tariakla tali itu/ 179. /taiin/
'Jangan takut' 'tali' 'Tali itu kuat'
'tangan' 'Jari tangan kanannya puius 'tank'
'Tariklah tali itu 'tahun'
/die pegi taun di muko/ 'Dia berangkat tahun depan' 180. /tebal/
/papan itu tebal/
181. /telirp/ ^ /teliijoyo besak/ 182. /telueg/ ^ /rego telueg naiak/ 183. /tetak/
/tetakla tufjkat itu 184. /tetao/
/jemo itu tetao/
185. /terbar)/ /beialail pacak tebail/ 186. /tegiii/
/^egitila niu| itu/ 187. ytidualc/
/mak daij tiduafi/ 188. /tigo/ /anako tigo ugan/ 189. /tiup/
/tiupla suliij itu/ 190. /tuapo/
80
'tebal'
'Papan itu tebal' 'telinga' 'Telinganya besar' 'telur'
'Harga telur naik' 'potong'
'potonglah tongkat itu' (ter) tawa orang itu tertawa
'terbang' 'Belalang dapat terbang' 'peras'
'Peraslah kelapa itu' 'tidur'
Tbu sedang tidur' 'tiga'
'Anaknya tiga orang' 'tiup' 'Tiuplah suling itu' 'apa'
-'c
/tuapo no 4ida.lakiyo/ 191. /tujua/ /jemo itu mati Iceno tuja/
'Apa yang dicarinya' 'tujuh' 'Orang itu mati kena tikam'
192. /tulaij /tulan ketiho pata/
'Tulang kakinya patah
193. /tumban/
'jatuh'
'tulang'
/die tumban jak di atap/ 'Dia jatuh dari atap' 194. /tuijkat/ tugkato bujkuak/
'tongkat'
195. /tuo/
'tua'
/balio la tuo/ 196. /ujan/
'Ayahnya sudah tua' 'hujan' 'Kemarin hujan lebat'
/kemagi ujan degas/ 197. /ulag/ /ulag itu biso/ 198. /undu/
"lOngkatnya bengkok'
'ular' 'Ular itu berbisa' 'tolak'
/tuluij unduka setumku/ 'Tolong tolak mobil saya'
♦-
I"
81
.4
Lampiran 4 DAFTAR KOSA KATA DASAR
(Kolom sebelah kiri bahasa Indonesia, kolom sebelah kanan terjemahannya dalam bahasa Sarawai) A. Kata Ganti Orang 1. aku
aku
, 2. engkau
kamu, kaba
3. kita
kito
B. Penunjuk TempatjArah 4. ini
— ini
5. itu
— itu
C. Kata Tanya 6. apa 7. siapa D. Kata Penunjuk Jumlah
8. banyak 9. Seinua
_ tuapo' pedio — sapo
— banyak, senandango — segaloyo, gegaloyo
E. Kata Bilangan 10. satu
—
11. dua
— duo
12. tigo 13. empat
— empui
— tiga
14. lima
— limo
15. enam
—
16. tujuh
— tujuo — lapan
17. delapan 18. sembilan
82
satu, selai
enam
— semjlan
F.
19. sepuluh 20. sebelas 21. dua belas
— sepulua
22. tiga belas 23. empat belas
— tiga belas — empat betas
24. lima belas 25. enam belas
— enam belas
— sebelas — duo betas
— lima belas
26. tujuh belas 27. delapan belas
— tujua belas
28. sembilan belas
— semilan betas
29. 30. 31. 32. 33. 34.
— — — — — —
dua puluh dua pululi satu dua puluh dua dua puluh tiga dua puluh empat dua puluh lima
— lapan betas duo pulua duo^ pulua satu duo pulua duo
duo pulua 'tigo duo pulua empat duo pulua limo
Ukuran 35. besar
— besak
36. panjang
— panjang
37. kecil
— keciak
G. Orang 39. perempuan
— lanang, jemo lanang — tino, jemo tino
40. drang
— jemo
38. laki-laki
H. Binatang 41. ikan
ikan
42. burung
burung
43. kerbau
kebau
44. sapi
sapi
45. kutu
kutu
,1. Tanaman dan Ba^iannya 46. pohon
batang
47. benib
benia
4^. daiin 49. akar
akagh
50, lijdit-pohon
bdwak kayu
daiin
83
-T-'.-s-'
^
J, Bagian Badan 51. kulit
bawak
52. daging
daging, bantai dagha tulang gentuak tanduflk
53. darah
54. tulang 55. lemak 56. tanduk 57. ekor
58i bulu
ikuak .bulu
61. teUnga
gumbak palak telingo
62. matai
mato
63. hidung
idling
64. Mulut
mulut
65. giri 66. Udah 67. cakar
gigi
59. rambui
60. kepala
lida,
jaghi ayam, jaghi
68. kakl
keting
69. lutiit
palak entuat
Id. tarig^ 71. perut 72 leher
tangan
peghuel ■ liagh
73. susu
■
74 iantung
■ jantung
75 hati
-dti
susu
K. Pengindraan dan Perbitatan 76,1 minum
— minum
77. maKab 78. gigit 79. 1]hat
— mdkan - gigit- inak,
BO, dengar
- dengagh
81. tahti
— pacak, keruan
82. tidur
83. mati
84
tiduak
- mdti
'-'<5^ ■
84. raba 85. cium
cium
86. rasa (me-)
aso, kegasoan
87. niandi
mandi
asoi, gabal
L. Posisi dan Gerakan
88. berenang
bedenang
8P, berjalan 90. datang
datang
bejalan
91. berbaring
madai, madar, mulik
92. duduk 93. berdiri
duduak
j94. beri
betegak enjuak injuak
M. Kegiatan Lisan 95. berkata
bekato
N. Keadaan Alam 96., matahari
- matoaghi
97. bulan
- bulan
'98. bintang 99. air
100. hujan
- bimang - aiak
101. batu
- ujan - batu
102. pasir
- bungin, pasir
103. tanah 104. awan
- tana
- aban, awan
105. asap 106. api
-api
107. debu
- debu
- asap
O. Warna
108. merah
abang
109. hijau 110. kuning
ijang, ijau kudpig
86
111. putih
— putia
i 112.1 hitam
— itam
P. Periode Waktu
113. malam
malam
>114. siang
siang
Q. Keadaan
115. panas
panas
116.| dingin
dingin
Ti?. penuK
penua
118. baru 119. baik
empai
220. bulat 121. kering
iluak bulat
keghing
R. Arah
422..ISelatan
Selatan
i23;iUtara
Vtara
124. Barat
Barat
125. Timur
Timur
Kekerabatan
126, ayah 127;ibu 128. kakak (laki-laki)
- bak
- mak, enduak
- dang, cik, donga
129: kakak (perempuan)
- wo, nga
130. saudara ayah
- mamak, pak uncu, pak wo, wak,
131. saudara ibu
- ibung, mak cik, mak wo
132., nenek (iaki-laki)
- niniak lanang, nek lanang, datuk
T33. nenek perempuan
- niniak tino, nek tino, nek
134; ciicu;^ 135. "yar-
- ciicung
wan
nanang
86
-ipagh
T. Perangai
;136jCsedih
seding, sedia, ibo
137. marah
mard
138. gembira
riang, injiak, agam aruak
139. malu 140. berani
maluan
baghani, begani
U. Bagian Rumah 141.- rumah
142. pintu 143. jendela
ghuma, guma duagho awahgan
144. atap
atap
il45. lantai
dasagh
V. Lain-lain 146. tidak 147. membunuh 148. terbakar
nido munua
149. jalan
mutung, tesilap jalan
150. gunung
gunung
151. nama~
namo
152.1 telur
teluegh
87
Lampiran 5
REKAMAN CERITA DAN TERJEMAHANNYA TUMPUAK GEGAL SEBISANAN NGA RAJO BEGHUAK *) Tumpuak gegal bersahabat dengan raja, beruk ^
1. Add nandaiku, tumpuak gegal sebisanan nga rajo beghuak. Ada eeritaku, tximpuai gegal bersahabat dengan raja beruk.
2. Tujuanyo tumpuak gegal ni jalc di ulu tu kebilo anyut kelo kiligh.
■ Tujuannya tumpuak gegal ini dari hulu sungai itu kalau hanyut nanti-ke hilir.
,
3. Na kebilo kiligh kelo, tujuanyo ni endak ngalaka diisun rajo diligh sungai.
Nah kalau'ke hilir nanti, tujuannya ini hendak mengalahkan dusun raja di hilir sungai. ^
4. Bejalan seghantau tumpuak gegal, bejalan duo ghantau. Berjalan serantau tumpuali gegal, berjalan^dua rdntau. 5. Mangko manta-mantaula rajo beghuak, jak di pucuak kayu pucuak aiak, "Oi bisan , ke mano kamii, dunga-dunggang jak di ulu tu."
Maka memanggil-manggillah raja beruk, dari atas kayu di atas air« "Oi sahabat, ke mana kamu dari hulu itu." 6 "Yo nido, kato tumpuak gegal," "endak berayak sungai. ngtdi"
"Ah tidak, kata tumpuak gegal." hendak berayak ke hilir sungai."
o
7. "Tuapo batak kerjo, kata ra n beghuak."
"Apa yang bakal difcerjakan, kata raja beruk." RekamM cerita di bawah ini adakh cerita rakyat yang disebut nandrn Tumpuak gegal, berarti tai manusia
yang besal dan keraS. Kata ttmpak gegal icbagai pelaku dalam cerita mi tidak diterjemahkan.ke dalam bahasa 4ndonesa.-"
88
8. "Endaic ngalaka dusiin rajo, katele." "Hendak mengaMkan dusun raja, katanya." 9. "Oi!" kato rajo beghuak. "Oi!" kata raja beruk.
10. "Mara aku endak pulo kiligh sungai tu we, enda/c lumpat ke pucuak belakang kabatii. " "Kalau demikiiari saya hendak pula ke hilir sungai, hendak 'lompat di atas belakangmu itu." 11. "Marb, kato tumpuak gegal." "Baiklah, kata tumpuak gegal." 12. "Lumpatla libang ka palak aku ini.
"Lompatlah di arah kepala saya ini.
13. Marigko kaba mangku-angkung kulaghan di batang aghi ra luak rajoyo nian pecako; dio rajo beghuak endio rajo kami ertdio baso kaba tu.
Supaya kamu kehhatan seperti raja be^l nampaknya; memang raja beruk betul, raja kami nian kamu itu.
14. Kadi^ aku sughang so beghilighan, enddi kifigh sungai tu, iluak la ghang duo, takdir aku rnati, la mati ghang duo, kan kusughang agi, mancoku kusughang."
Daripada saya seorang yang ke hihr sungai itu, lebih baik orang dua, takdir saya mati, sudSh mati orang dua bukan sa ya seorang lagi, sangka saya saya seorang." 15.
lumpat rajo beghuak. Sudah lompat raja beruk.
16. Luak rajo dio^ melipit ke kidau, melipit ke kanan kulaghan bele tu.
Sepetti raja dia, meminggir ke kiri, meminggir ke kanan kerjanya.
17. Mario keli^ak mato jarit tu. Ditambah pula kelopak matanya.
18. Kebilo beghilighan tu, kebilo toinak nga bua niugh tu, nyeling bele.
o
, jr
Kalau menghilir itu, kalau terlihat dengan buah kelana im. menjehng dia.
19. Tapi endaH^diajak singga makan niugh tu, kalu tumpuak ge gal nido endak mancuah bele.
Tapi hendak diajak singgah-makan kelapa itu, Jcaiau tum89
puakjegal tidak mau pikirriya. 20. Nyetd nyeling, nyeling. Karena itulah menjeling, menjeling.
21. LwaX jeling kangkung beranyutan. Seperti jeling kungkong (jenis kodok) yang sedang hanyut. 22. Ibo kato atio.
Ingin seleranya.
23. Kebilo beghilighan tekinak nga bua deghian, nyeling pulo bele.
Kalau menghilir terlihat dengan buah durian, menjeling pula dia.
,
24. Tapi endak ngajak tumpuak gegal tu singga, kalu tumpuak gegal nido endak.,
Tapi hendak mengajak tumpuak gegal singgah, kalau tumpuak gegal tidak mau.
25. Nyela nyeling bae, makai jeling kangkung beranyutan kato kami baghi tu.
Karena itulah menjeling saja, memakai jeling kungkong
yang sedang hanyut kata orang-orang zaman dahulu. 26. Beghilighan lagi seghantau, duo ghantau, tigo ghantau, ia melalui lubuak pulo, la melalui ghantau pulo.
Menghilir lagi serantau, dua rantau, tiga rantau, sudah mela lui lubuk pula, sudah melalui rantau pula.
27. Denga-dengaula, puyua, munio:"Oi, rajo beghuak, ke mano kaba tu, moangku-angkung di pucuak tumpuak gegal, kato puyua."
,
Memanggil-manggillah, puyuh bunyi : 'Oi, raja beruk^, kemana kamu itu, lompat di atas tumpuak gegal, kata pu yuh." 28. Puyua tu burung. Puyuh itu burung. 29. "Nido" kato rajo beghuak. ^'Tidak kata raja beruk. 30. "Endak berayak kiligh sungai." "Hendak berayak ke hilir sungai." 31. "Tuapo kerjo, kato puyua." "Apa kerja, kata puyuh."
32. "Nido eridalc ngalakd dusun rajo, katele." 90
"Tidak hendak mengalahkan dusun raja, katanya." 33. "Oi!'' kato puyua, "iludk nga aku we. "Oi!" kata puyuh, "bagus dengan saya.
34. Empuak aku nido gango penulung, endak nginak kerjo kamu di situ tu, luak apola."
Walaupun saya tidak dapat menolong, hendak melihat kerja kamu di situ, bagaimanakah."
35. "Apo maro, kato raja beghuak.' "Jadi, kata raja beruk."
^
,
36. "Kadi kami ghang duo nga tumpuak gegal ni iluakla ghang dgo.
o
.
.
"Daripada kami orang dua dengan tumpuak gegal ini lebih baik orang tiga.
37. Sebab lum keruan sini kelo, lagi ado bada lumpat. Sebab belum tentu nanti, masih ada tempat lompat."
38. Nyadi, beghilighanna baso rajo. beghuak nga puyua. Setelah itu menghilirlah raja beruk dengan puyuh.
39. Bejalan agi seghantau, duo ghantau, tigo ghantau, kulaghanyo, la empat ghantau, la limo ghantau.
Berjalan lagi serantau, dua rantau, tiga rantau, kerjanya, sudah empat rantau, sudah lima rantau,
40. Sampai ke situ la mantau pule jaghum. Sampai ke sana memanggil pulalah jarum.
41. Yo ukan jaghum me, nyo dulu tu, bujuak. O bukan jarum, yang lebih dahiilu, btijuk. 42. Bujuak tu banso ghuan ti tu.
Bujuk itu spbarigsa ikan gabus.
43. Baso badao tu, dp kenamoyo mo ifcan, di aiak.
Tempatnya itu, karena namanya ikan, di air.
44. Nyadi, bekatpla bujualc, "Oi, ke mano kamu ghang duo tu, rajo beghuak ngajak puyua.
Jadi, berkatalah bujuk, "Oi, ke mana kamu orang dua itu, raja beruk mengajak puyuh. ^
45. Dunga-dunggang ado di palalc, ado dikuak, tu, kato jaghum, yo, kato bujuaic." Tanipaknya ada di kepala, ada di ekor, kata jarum, ya kata bujuk."
91
J
46. "Nidp, kato rajo beghuai "endak beraynk kiligh sungai, endak ngalaka dusun rajo.
"Tidak, kata raja beruk, "hendak berayak ke hiUr sungai b^ndak mengalahkan dusun raja." 47. "Oi, maro nga dku we," kato bujuak. "Oi, bagus dengan saya, "kata bujuk. 48.- "Apd lumpatla," katele.
"Kalau begitu.lompatlah," katanya. 49.;"Kadi ghang duo, iluakla ghang tigo." "Daripada orang dua, lebih balk orang tiga." 50. La lumpat bujuak tu. Sudah lompat pula bujuk.
51. Ngulang be^hilighan agi, lagu tumpuak gegal tu, tuapo seto anyut,j nido berrictndak. situ.
Menghilir lagi tumpuak gegal, karena hanyut, tidak berhenti.. 52. Dikayuaka nido, nurut aiak tula seio bele tu.
'Dikayuhkan tidak. mepurutkan air itulah dia,
53. Bejalan seghantau, la melalui lubuak pulo, la badigho ghantau pulo, la melalui lubuak pulo' la betagho ghantau pulo' la rnelalui lubuak pulo, la betagho ghantau pulo, lamo-kelamdan lado agi nyo mantau, "Oi!" kato jaghum, "ke mano kamu tu
dunga-dunggang di pucuak tumpuak gegal ghang tigo-tigo nian."
Berjalan serantau, sudah melalui liibuk pula, sudah berantara rantau pula, sudah mbialui lubuk pula, sudah berantara
rantau pula, fania-kelamaan sudah ada lagi yang manggil, Oi!^ kata jarum, ke mana kamu itu lompat di atas tum puak gegal orang tiga-tiga^nian."
54. "Nidb," kato rajo beghua^, "endai^berayal^kiligh sungai." "Tidak," kata raja beruk, "hendak berayak ke hilir sungai." 55. "Tuapo kerjo," kato jaghum. "Apa kerja," kata jarum.
5b. "Endak ngalaka dusun rajo." "Hendak mengalahkan dusun raja,"
57 "Oi," kato jaghum, "iluak aku milu pulo ni." "Oi,"" kata Jarum, "bagus saya turut pula." 92
58. "Lumptla," kato rajo beghuatc, "bada gi ado." "Lompatlah," kata raja beruk,"tempat masih ada." 59. Betinggir pulola jqghum. Bertengger pulalah jarum.
60. Tecdncang pecako, jaghum kebai iajam; lagi tajam lagi biso. Tefcancang nampaknya, jarum simgat tajam; lagi tajam lagi , bisa.
61. "Na lumpatla ilu-iluak," katete.
"Nah lompatlah baik-bail^'^atanya. 62. "Kelolurnhan, jejepukan tu mo, melalui tunggang kelo tu separo tu deghas.
"Nanti terjatuh, sebab pada tempat-tempat tertentu aimya deras.
63. Kekadangan. tu tuntap nga batu," katele. Kadang-kadang tersantuk.dengan batu," katanya.
64. "Kebilo tuntap nga batang kelo, yakjjangan tumban ni kelo. "Kalau tersantuk derigan batang nanti, jhngan sampai jatuh. 65. Tegu-teguala bekecak. Kuat-kuatlah berpegang.
66. Baso aku ni, nurut aialc'anyut nila, nido dikayuaka baso rejung aku ni.
Saya ini hanya menurutkan air hanyut inilah, tidak dikayuhkan rakit saya irii.
67. Tuntap nga batu kadangan, timpo-Umpo tu tuntap nga ba tang.
Tersantuk dengan batu kadang-kadang, sewaktu-waktu ter santuk dengan batang.
68. Timpb-timpo tu masuak sempiungan, kulaghar. Sewaktu-waktu masuk air berpusar.
69. Nyadi, tegu-teguala." Karena itu kuat-kuatlah."
70. "Aro," kato ughang kambangan tu. "Ya," kata mereka.
71. Bejqlan lagi kulaghanyo kebilo la udo bemuat- tu. Berjalan lagi kerjanya kalau sudah bermuat. 72. Terus kulaghanyo beghilighan. Teriis kerjhnya menghilir. 93
73. Melalui lubuakla, melalui ghantaula, melalui lubuak lagi, ado nyo melalui ghantau panjang nianan, ado nyo gharitau singKdtm
'
Melalui lubuklah, melalui rantaulah, melalui lubuk lagi, ada
yang melalui rantau panjang betul, ada yang rantau pendek.
lA. Luak itula kulaghan tu, meca-mecam, tuapo seto jalc di ulu sungai enggut kiligh sungai tu banyai lagu ragam aia(: tu. Demikianlah kerjanya, bermacam-macam^ karena dari hulu
sungai ke hilir sungai itu banyak ragam air itu.
75. Bejalan senempur, duo nempur kulaghan tu. Berjalan sesaat, dua saat kerjanya. 76. Lado agi nyo mantau.
Sudah ada lagi yang memanggil
Memanggillah burung, dari atas pohon kayu, di atas air tempat mereka.
78. Bada kayu besai. di situ. Tempat kayu besar di situ. 79. Kayu besalc tu bebua. Kayu besar itu berbuah.
80. Banyak mecam burung. Banyak macam burung.
81. Nyo, nyo asingo tu nido dio peduli. Tapi, yang lainnya tidak perduli.
82. Mentaula burung nyo ampung tu, "Oi rajo beghuak." Memanggillah burung yang ringan, "Oi raja beruk." 83. "Ngapo," kato rajo beghuak. "Mengapa," kata raja beruk.
84. ''Ke mano kamu berenda-rendai beraba-raban tu we. Ke mana kamu^ berombong-rombongan itu. 85. La risit penginakku baso rejung tu. Sudah penuh sesak menurut penglihatan saya rakit kamu itu.
86. Baso tumjtual^ gegal tu la kaniu lumpati galo titu Tumpuak gegal itu sudah kamu lompati semua.
87. Mafigku-angkung pecai kaba lual^ rajo man di ulu tu." 94
1 «3ertengger-tengger kelihatannya kamu itu seperti raja betul di hulu itu."
88. "Yak mak mano," katele.
"Ya bagaimana," katanya. 89. "Baso aku ni supiro sini.
"Saya ini sopirnya di sini.
90. Do kenamoyo mo rajo, rajo beghuak. Namanya saja sudah raja, raja beruk. 91. Rajo tu dulu," katele. Raja itu dahulu," katanya. 92. Itu ceritoyo tu. Itu ceritanya.
93. "Bulia aku ni numpang lumpat pulo," katele. "Boleh saya ini ikut lompat pula," katanya. , 94. Jadi kato rajo beghuak, "Oi male mano. Jadi kata raja beruk, "Oi bagaimana. 95. La berimpit baso kami ni. Sudah berhimpit kami ini.
96. Tumpuak gegal ni bukan panjang njan sini. Tumpuak gegal ini bukan jenis yang panjang. ■ 97. Tumpuak gegal nyo biaso.
Tumpuak gegal yang biasa. 98. Sekali melecit, uka so panjang nian so dio ni.
Tumpualc gegal ini hanya sepotong 99. Aku ni gi sekali melecit." katele.
Saya ini dikekularkan dalam sekali tarik nafas saja^,"katanya.. 100. "Amo nyo lecitdecit panjang tu, panjang tumpualc gegalo. "Kalau yang dihasilkan dalam beberapa kali tarik nafas itu, panjang tumpuak gegalnya. 101. Ado aku ni gi sekali melecif. Kalau saya ini hanya sekali tarik nafas.
102. Gi pandalc tini, nido kernuat agi asoyo ni." Tumpuak gegal ini pendek karena itu tidak ada tempat lagi." 103. !'Oi nido tau ngurungkenyo," kato burung. "Oi tidak boleh tidak," kata burung.
95
1U4. "Aku tu riang nian endaJc nginak kerjo kamu tu.
—^ _
"Saya itu riang betul ingin melihat kerja kamu itu. 105. Empuak nido gangp petulung di pepeperangan tu," katele, endak betinggi-tinggir di kayu tepio tu. Meskipun tidak ada pertolongan di peperangan itu," katanya hendak bertengger-tengger di kayu tepinya itu.
Nido aku tu ka timbak jemo," katele.' Saya tidak .akan ditembak orang," katanya. 107. Tuapo burung, biaso situ. Karena burung, biasa seperti itu
96
Lampiran 6
PETA BAHASA DI PROPINSI BENGKULU
.f r ■9
<
■ :^\ '
Keterangan
1. Bahasa j^KO-MUKO 2. Bahasa PEKAL 3. Bahasa REJANG
4. Bahaa LEMBAK
'
5. Bahasa MELAYU BENGKULU 6. Bahasa SERAWAI
PEBPySTAK A A •] PUS AT PEMS'JJAAf!
DAPAiiTEMiif^ 0 A rj
^^^UTAN r»
OA a
PEMGEMBAf. . •
7. Bahasa PASEMAH 8. Bahasa MULAK 9. Bahasa ENGGANO
■
-
■
^
K E 3 y L! i, . -. ; j
97
.i
j
i
b_
L a '*~'^'»
V'/v
'V->