TUGAS LINGKUNGAN BISNIS
BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS
Oleh :
Nama : Ahmad Syarifuddin NIM
: 10.12.5195
Kelas : S1-SI-2K
JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Abstraksi Islam mengajarkan kepada kita untuk terus berusaha dan berkarya serta untuk meningkatkan derajat bagi kaumnya, salah satu cara meningkatkan derajat adalah dengan berbisnis. Dengan berbisnis tentunya kita akan mendapatkan keuntungan dari bisnis yang kita jalankan. Tidak hanya akan dapat meningkatkan derajat bagi diri kita sendiri, tapi juga mampu meningkatkan derajat bagi orang lain misalnya dengan mempekerjakan mereka. Namun, bisnis tentunya juga harus melihat segi-segi etika dan moral serta dari segi norma agama. Kita sudah mengetahui bahwa kesuksesan seorang pebisnis dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual yang dimilikinya. Disini saya akan mencoba membahas sedikit tentang bagaimana pandangan dan etika berbisnis dalam Islam. Bisnis merupakan dunia yang dinamis dan kompetitif, sehingga dituntut adanya daya kreatifitas dan inovasi yang tinggi agar tidak terlindas oleh pesaing-pesaing serta perkembangan zaman yang selalu berubah. Tujuan utama bisnis sebagai salah satu bentuk perilaku ekonomi adalah mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan kerugian seminimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut orang kadang menggunakan segala cara, termasuk cara-cara yang tidak islami, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek (di dunia). Islam memberikan tuntunan secara lengkap, jelas dan detail tentang perilaku bisnis yang dilarang serta perilaku yang dianjurkan, yang bisa mendatangkan keuntungan tidak saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Tuntunan tentang yang dilarang dan dianjurkan tersebut bukan dimaksudkan untuk membatasi sepak terjang para pelaku ekonomi, namun memberikan perlindungan serta menuntun perilaku bisnis yang sah yang berguna bagi kesejahteraan bersama. Bisnis sebagai salah satu bentuk aktivitas keraj sangat dihargai dalam Islam, bahkan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila bukan kaum itu sendiri yang berusaha mengubahnya. Eksistensi manusia ditentukan oleh jerih payah dan usahanya sendiri.
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Berbisnis Sebelum mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang berbisnis, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu etika dan moral. Etika berasal dari kata latin “ethic” yang artinya kebiasaan, jadi pengertian etika adalah ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Sedangkan Moral berasal dari kata “moris” yang artinya kesusilaan, jadi moral berarti ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan. Setelah kita mengetahui apa arti etika dan moral tersebut, pastinya kita akan mengetahui bagaimana cara berbisnis menurut Islam yang halal dengan berpedoman pada etika dan moral tesebut. Islam mempunyai tuntutan terhadap kaumnya untuk selalu berusaha dan bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya, karena hal tersebut adalah merupakan suatu ibadah. Dunia bisnis adalah dunia kerja, dunianya orang-orang yang melakukan usaha dan pekerjaan. Islam sangat menghargai orang-orang yang mau berusaha dan bekerja. Kerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi keutuhan tertentu. Bekerja dikatakan sebagai aktivitas dinamis karena mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan penuh dengan tantangan, tidak monoton, selalu berupaya mencari terobosan baru (inovasi), tidak pernah merasa puas dengan keadaan yang ada. Setiap aktivitas yang dilakukan dalam bekerja mempunyai tujuan, ada sesuatu yang dikejar yaitu hasil dari pekerjaannya tersebut. Hidup adalah gerak dan gerak itulah yang menunjukkan tanda kebermaknaan dalam hidup. Bisnis merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang mempunyai tujuan mendapatkan keuntungan guna memenuhi kebutuhan hidup. Kebaikan dan kesuksesan serta kemajuan bisnis sangat tergantung pada kesungguhan dan ketekunan kerja seorang pelaku bisnis. Bisnis disamping memungkinkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, ternyata bisnis juga merupakan pekerjaan yang menarik yang membuat manusia bisa mengetahui dunia luar dengan mengadakan perjalanan. Dengan bisnis manusia bisa bereksperimen dan mengadakan eksploitas yang mana hal ini merupakan perilaku yang penuh tantangan. Tantangan bagi kehidupan batin manusia merupakan motivasi yang menggerakan hidup menjadi lebih bersemangat dan bergairah. Dengan keberhasilan dalam berbisnis membuat seseorang ingin mencoba dan
mencoba lagi, mengulang dan mengulang sehingga bisnis mempunyai daya tarik tersendiri dan sangat menantang. Bisnis membuat seseorang tidak mau diam. Menurut Islam, bisnis yang menguntungkan itu mengandung tiga elemen dasar yaitu: 1. Investasi yang baik Bisnis selalu memerlukan modal baik berupa uang, barang maupun tenaga atau jasa, berupa kemampuan-kemampuan, keahlian dan profesionalitas di bidang tertentu. Semua modal tersebut merupakan investasi yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai bentuk usaha. Pertimbangan tidak hanya menyangkut kekuatan dari investasi yang telah dimiliki namun juga kesesuaiannya dengan bentuk usaha yang akan dilakukan, jangan sampai terjadi kesia-siaan karena faktor kurangnya perhitungan atas investasi yang dimiliki. Bagaimana investasi yang baik itu menurut Islam? Investasi yang baik adalah investasi itu jika ia ditujukan untuk mencapai ridho Allah. Penggunaan belanja yang benar di jalan Allah inilah yang dianggap sebagai bisnis yang tidak akan pernah gagal. Bukan hanya itu, bisnis seperti ini secara positif juga akan membawa hasil yang demikian melimpah dan berlipat ganda. 2. Menyusun strategi logis, realistis, dan sehat Agar sebuah bisnis sukses dan menghasilkan untung, hendaknya bisnis itu didasarkan atas strategi yang logis, realistis dan sehat. Bisnis merupakan dunia yang dinamis, selalu berubah, penuh kompetisi, karena penyusunan strategi menjadi sangat urgen. Keputusan yang sehat dan bijak ini akan nyata, tahan lama, dan bukan hanya merupakan bayang-bayang dan sesuatu yang tidak kekal. Bisnis tidak hanya menghadapi manusia-manusia yang senantiasa berubah secara dinamis tetapi juga benda-benda, serta situasi, kondisi yang senantiasa berkembangan, karenanya penyusunan strategi harus selalu mengikuti perkembangan yang ada secara realistis, tidak hanya ada dalam angan dan hayalan, atau suatu fatamorgana yang susah untuk direalisasikan. Agar nantinya bisnis yang kita bangun dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang banyak. 3. Mengikuti perilaku yang baik Investasi yang baik, strategi yang logis dan realistis perlu dimanifestasikan dalam bentuk perilaku bisnis yang benar yang diridhoi Allah. Modal kekayaan halal
yang diinvestasikan tidak dengan perilaku yang benar tidak akan mendatangkan rahmat dan barokah. Keuntungan yang didapat di dunia barangkali bisa sangat besar tetapi tidak mendapatkan keuntungan akhirat. Perilaku yang baik mengandung kerja yang baik sangatlah dihargai dan dianggap sebagai suatu investasi bisnis yang benar-benar menguntungkan. Konsep bisnis yang menguntungkan ini akan semakin jelas saat kita sejajarkan dengan konsep tentang bisnis yang merugi. Bisnis mendatangkan dua kemungkinan hasil yaitu untung dan rugi. Perhitungan untung rugi dilakukan tidak hanya atas ukuran duniawi namun perlu perhitungan untung rugi dengan pertimbangan keuntungan di akhirat. Menrut islam bisnis yang merugi juga meliputi tiga hal, yaitu : 1. Investasi yang jelek Investasi yang jelek merupakan bentuk penanaman modal yang tidak diridhoi Allah. Kita harus menanamkan modal dalam bentuk yang benar, bersih, dan baik. Untuk itu, seluruh harta yang kita investasikan untuk membangun bisnis haruslah didasari dengan niat yang baik agar nantinya bisnis kita bisa bermanfaat bagi banyak orang dan juga mendapat ridho dari Allah SWT. 2. Strategi yang lemah Suatu strategi sangat penting dalam semua bentuk kehidupan. Tidak ada sebuah kejahatan dalam hidup ini yang lebih besar dari sebuah tindakan yang diambil dengan cara-cara yang tidak logis dan tidak rasional. Strategi yang tidak realistis dan tidak sehat Nampak dari perilaku yang tidak didasari nilai-nilai Islam, berusaha mengeruk keuntungan dengan cara yang tidak adil, yang merugikan orang lain, dengan strategi yang licik dan picik. Strategi yang merugikan juga terjadi pada orang yang hidup dalam angan-angan sekedar mengharap wahyu atau keajaiban dari Allah tanpa diiringi daya pikir, strategi dan adanya analisis menghadapi pergolakan bisnis. 3. Perilaku jahat Keterlibatan dalam aktivitas apapun yang Allah larang akan menjerumuskan pelakunya dalam kerugian. Perilaku jahat tersebut ialah tidak beriman dan menolak petunjuk Allah. Untuk itu, hindarilah diri kita dari perilaku jahat ketika sedang
membangun sebuah bisnis. Bisnis yang bersih akan lebih bermanfaat dan berguna daripada bisnis yang kotor yang menghalalkan segala cara demi mendapat keuntungan.
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, semoga kita dapat membangun bisnis yang bermanfaat tidak hanya bagi diri kita sendiri, tapi juga bermanfaat bagi orang lain. Tentunya dengan mempertimbangkan konsep-konsep tersebut. Semoga penjelasan yang singkat ini bisa bermanfaat bagi anda semua dan selamat berbisnis.
Daftar Pustaka L, Alfred. Etika Bisnis, Bagaimana Islam menuntun Perilaku Bisnis Islami. STAIN Salatiga press, Salatiga, 2003.