BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Semarang Tahun 2013 sebanyak 130.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Semarang Tahun 2013 sebanyak 35 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Semarang Tahun 2013 sebanyak 36 Unit. Jumlah sapi/kerbau di Kabupaten Semarang pada 1 Mei 2013 sebanyak 77.104 ekor
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014. Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian di seluruh Indonesia. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http:\\st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih. Ungaran, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang
ROCHWAN, SE. MM
Dukungan Pemerintah Daerah
Diseminasi Angka Tetap ST2013
Rangkaian Kegiatan ST2013
Pengolahan ST2013-L di Provinsi
Diseminasi Angka Sementara ST2013
Pengolahan ST2013-P di Kabupaten
Pemutakhiran ST2013-P Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)
Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)
Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS)
Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013
Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga
1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding (Coaching)
Rangkaian Kegiatan ST2013
1973
1963 Sensus Pertanian pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan UndangUndang No.5 Tahun 1960 yang berpengaruh terhadap jawaban responden.
1983
Sensus Pertanian yang kedua Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.
Sensus Pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993
Sensus Pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.
2013
2003
Sensus Pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Sensus Pertanian keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti, pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).
Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU). 2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013 untuk rumah tangga usaha pertanian.
Gambaran Umum Usaha Pertanian Di Kabupaten Semarang Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Semarang sebanyak 130.388 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 35 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 36 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kecamatan Suruh, Getasan dan Susukan merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masingmasing 11.436 rumah tangga, 10.419 rumah tangga, dan 9.078 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Ambarawa merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 3.631 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Semarang untuk perusahaan sebanyak 35 unit dan lainnya 36 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Getasan yaitu sebanyak 9 perusahaan dan ada beberapa kecamatan yang tidak ada perusahaan pertanian seperti Kec. Susukan, Kaliwungu, Suruh, Banyubiru, Jambu, Sumowono, Bringin, Bancak, Pringapus dan Ungaran Timur. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan Bandungan, yaitu sebanyak 7 unit dan ada beberapa kecamatan yang tidak terdapat bukan usaha rumah tangga usaha pertanian meliputi Kecamatan Suruh, Sumowono, Bringin, Pringapus.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Di Kabupaten Semarang Tahun 2003 Dan 2013 Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebanyak 36.742 rumah tangga dari 167.130 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 130.388 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 2,20 persen per tahun. Penurunan terbesar terjadi di Kecamatan Ambarawa dan penurunan terendah terjadi di Kecamatan Bancak, yaitu masing-masing sebesar 57,34% persen dan 6,13 persen selama sepuluh tahun. Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
Rumah Tangga Pertanian 180 000 160 000 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0
167 130 130 388
2003
2013
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
42 35
2003
2013
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha 2003 No (1)
Provinsi (2)
2013
RTP
Perusahaan
RTP
(3)
(4)
(5)
Pertumbuhan (2003-2013)
RTP PerLainnya usahaan Absolut % (6)
(7)
(8)
Absolut
%
(9)
(10)
(11)
-6,24%
-12
-57,14%
010 Getasan
11 112
21
10 419
9
5
020 Tengaran
12 845
5
8 436
4
3
-4 409 -34,32%
-1
-20,00%
030 Susukan
10 839
0
9 078
0
2
-1 761 -16,25%
0
0,00%
7 014
0
5 682
0
1
-1 332 -18,99%
0
0,00%
13 936 8 349 10 395
1 1 6
11 436 7 066 7 060
0 2 6
0 3 1
-2 500 -17,94% -1 283 -15,37% -3 335 -32,08%
-1 1 0
-100,00% 100,00% 0,00%
070 Banyubiru
8 225
0
6 144
0
2
-2 081 -25,30%
0
0,00%
080 Jambu
8 080
0
7 145
0
1
-935 -11,57%
0
0,00%
090 Sumowono
6 527
1
6 630
0
0
1,58%
-1
-100,00%
100 Ambarawa
8 512
1
3 631
1
1
-4 881 -57,34%
0
0,00%
101 Bandungan
10 113
0
9 035
1
7
-1 078 -10,66%
1
100,00%
110 Bawen
7 961
0
5 525
1
5
-2 436 -30,60%
1
100,00%
120 Bringin
9 905
0
8 310
0
0
-1 595 -16,10%
0
0,00%
121 Bancak
5 551
0
5 211
0
1
-6,13%
0
0,00%
130 Pringapus 140 Bergas
8 096 7 441
0 2
6 156 4 924
0 3
0 2
-1 940 -23,96% -2 517 -33,83%
0 1
0,00% 50,00%
151 Ungaran Barat
5 776
4
4 068
8
1
-1 708 -29,57%
4
100,00%
152 Ungaran Timur Kab. Semarang
6 453 167 130
0 42
4 432 130 388
0 35
1 -2 021 -31,32% 36 -36 742 -21,98%
0 -7
0,00% -16,67%
031 Kaliwungu
040 Suruh 050 Pabelan 060 Tuntang
-693
Perusahaan
103
-340
Catatan : Untuk tahun 2003 tidak dilakukan pendataan terhadap non-rumah tangga usaha pertanian Keterangan : RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)
PERBANDINGAN JUMLAH SAPI DAN KERBAU DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 DAN 2013 Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK 2011 di Kabupaten Semarang mencapai 97.277 ekor. Sementara itu, dari hasil Sensus Pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 77.104 ekor.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, Kabupaten Semarang yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kecamatan Getasan dengan jumlah populasi sebanyak 19.300 ekor, kemudian Kecamatan Tengaran (6.751 ekor), dan Kecamatan Kaliwungu (4.791 ekor). Sedangkan kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kecamatan Jambu dengan jumlah populasi sebanyak 1.445 ekor.
97 277 77 104
100 000
(Ekor)
80 000 60 000 40 000 20 000 0 2011
2013
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Provinsi (ekor) No
Kecamatan
(1) 010 020 030 031 040 050 060 070 080 090 100 101 110 120 121 130 140
(2) Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas
151 Ungaran Barat 152 Ungaran Timur Kab. Semarang
Jml Sapi & Kerbau 2011 2013 (3) (4) 20 851 8 929 6 461 7 312 6 521 5 408 2 464 2 966 1 498 3 877 1 730 4 970 3 653 3 592 3 635 3 752 3 202
19 300 6 751 4 196 4 791 4 761 3 501 1 646 2 897 1 445 3 422 1 922 4 259 3 118 2 425 2 655 2 416 2 599
3 789 2 667 97 277
2 973 2 027 77 104
Pertumbuhan 2011 - 2013 Absolut % (5) (6) -1 551 -7,44% -2 178 -24,39% -2 265 -35,06% -2 521 -34,48% -1 760 -26,99% -1 907 -35,26% -818 -33,20% -69 -2,33% -53 -3,54% -455 -11,74% 192 11,10% -711 -14,31% -535 -14,65% -1 167 -32,49% -980 -26,96% -1 336 -35,61% -603 -18,83% -816
-21,54%
-640 -20 173
-24,00% -20,74%
13
Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian Di Kabupaten Semarang Tahun 2013 110°20'
110°30'
110°40'
UNGARAN TI MUR
U
UNGARAN BARAT
B
T
7°10'
7°10'
S
PRIN GAPUS
5
0
5
Km
BERGAS
BANDUN GAN
SU MOWONO
BRINGIN
BAWEN
Rumah Tangga Usaha Pertanian BANCAK
AMBARAWA
Rawa pen in g
TUNTANG JAMBU
RAWA PENING PABELAN
7°20'
7°20'
BANYUBIRU KOTA SALATI GA
< = 4 0 00 4 001 - 6 000 6 001 - 8 000 8 001 - 1 0 00 0 > 10 00 0
SU RUH
GETASAN TENGARAN SU SU KAN
KALIWU NGU
110°20'
110°30'
Sumber : Peta Wilayah Kerja Statistik ( Badan Pusat S tatistik, 2012)
110°40'
Penyebaran Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Kabupaten Semarang Tahun 2013 110°20'
110°30'
110°40'
U
UNGARAN TI MUR UNGARAN BARAT
B
T
7°10'
7°10'
S
PRIN GAPUS
5
0
5
Km
BERGAS
BANDUN GAN
SU MOWONO
BAWEN
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
BRINGIN BANCAK
AMBARAWA
Rawapening
TUNTANG JAMBU
RAWA PENING PABELAN 7°20'
7°20'
BANYUBIRU KOTA SALATI GA
0 1- 3 4-6 >6
SU RUH
GETASAN TENGARAN
SU SU KAN
KALIWU NGU
110°20'
110°30'
Sumber : Peta Wilayah Kerja Statistik ( Badan Pusat S tatistik, 2012)
110°40'
Penyebaran Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Semarang Tahun 2013 110°20'
110°30'
110°40'
U
UNGARAN TI MUR UNGARAN BARAT
B
T
7°10'
7°10'
S
PRIN GAPUS
5
0
5
Km
BERGAS
BANDUN GAN
SU MOWONO
BRINGIN
BAWEN
Perusahaan Bukan Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian
BANCAK
AMBARAWA TUNTANG JAMBU
Rawa pen in g
RAWA PENING PABELAN
7°20'
7°20'
BANYUBIRU KOTA SALATI GA
0 1 -3 4 -6 > 6
SU RUH
GETASAN TENGARAN
SU SU KAN
KALIWU NGU
110°20'
110°30'
Sumber : Peta Wilayah Kerja Statistik ( Badan Pusat S tatistik, 2012)
110°40'
Penyebaran Sapi dan Kerbau di Kabupaten Semarang Tahun 2013 110°20'
110°30'
110°40'
UNGARAN TI MUR
U
UNGARAN BARAT
B
T
7°10'
7°10'
S
PRINGAPUS
5
0
5
Km
BERGAS
BANDUNGAN
SU MOWONO
BAWEN
BRINGIN
JAMBU
Sapi dan Kerbau BANCAK
AMBARAWA
R aw ap eni ng
RAWA TUNTANG PENING
< = 4 0 00 4 0 01 - 8 00 0 8 0 01 - 1 2 000
PABELAN
7°20'
7°20'
BANYUBIRU KOTA SALATI GA
12 001 - 16 00 0 > 1 6 00 0
SU RUH
GETASAN TENGARAN
SU SU KAN
KALIWU NGU
110°20'
110°30'
Sumber : Peta Wilayah Kerja Statistik ( Badan Pusat S tatistik, 2012)
110°40'
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
UCAPAN TERIMA KASIH Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Bupati Semarang beserta jajarannya Wakil Bupati Semarang beserta jajarannya Sekda Kabupaten Semarang beserta jajarannya Ketua/Wakil Ketua/Anggota DPRD Kabupaten Semarang Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Semarang Lembaga/Instansi se Kabupaten Semarang Camat se Kabupaten Semarang Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Semarang Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh masyarakat yang membantu mensukseskan Sensus Pertanian 2013
MENYEDIAKAN INFORMASI UNTUK MASA DEPAN PETANI YANG LEBIH BAIK
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG Jl. Garuda No 7, Ungaran, Telp. : (024) 6921029, Fax. : (024) 6921029 Homepage : http://www.semarangkab.bps.go.id E-mail :
[email protected]