Badan Lingkungan Hidup 1) Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan
Hidup a) Anggaran
Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan Hidup tahun 2013 adalah sebesar Rp. 19.640.766.900,00 dengan realisasi sebesar (87,68%), atau Rp.17.221.864.877,00, secara rinci masing – masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian keberhasilan dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 kolom Program ini didukung oleh 14 (empat belas) kegiatan, yaitu: 1.
Peningkatan
peran
serta
masyarakat
dalam
pengendalian
lingkungan hidup 2.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3.
Pengawasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Industri Hasil Tembakau.
4.
Pengembangan dan penerapan berbagai instrumen pengelolaan lingkungan
hidup,
termasuk
tata
ruang,
kajian
dampak
lingkungan, dan perijinan. 5.
Pemantauan Kualitas Udara dan Air Tanah di Perkotaan, Kualitas Air Permukaan, serta Kualitas Air Laut di Kawasan Pesisir.
6.
Pengawasan Penaatan Baku Mutu Air Limbah, Emisi atau Gas Buang dan Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
7.
Peningkatan
Kelembagaan
Laboratorium
Lingkungan,
serta
Fasilitas Pemantauan Udara (Ambient) di Kota-kota Besar. 8.
Pengembangan sistem dan mekanisme pengelolaan limbah B3 (Bahan
Berbahaya
dan
Beracun),
serta
pendirian
fasilitas
pengelola limbah B3. 9.
Pengembangan
Teknologi
yang
Berwawasan
Lingkungan,
termasuk Teknologi Tradisional dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengelolaan Limbah, dan Teknologi Industri yang Ramah Lingkungan. 1
10. Upaya Konservasi Tanah dan Air pada Budidaya Tanaman Tembakau. 11. Pelayanan Pengujian Uji Kualitas Lingkungan. 12. Peningkatan kapasitas SDM UPT laboratorium uji kualitas lingkungan 13. Penerapan
manajemen
limbah
industri
tembakau
dan
standarisasi bahan baku dan baku mutu 14. Pengembangan sarana dan prasarana laboratorium uji kualitas lingkungan b) Hasil/outcomepelaksanaan pembangunan Berbagai kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan didalam Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup ini adalah sebagai berikut: •
Penurunan Pencemaran Kualitas Air di DAS Brantas Sesuai perkembangan ekonomi dan pertumbuhan industri di DAS Brantas, pada saat ini potensi industri terdapat+ 1.004 buah dengan jumlah industri potensi pencemar + 483 buah, dikali Surabaya 65 industri dan DAS Brantas 33 industri. Umumnya sumber pencemar berasal dari limbah domestik sebesar 50%, limbah industri sebesar 40 %, limbah pertanian dan sebagainya sebesar 10%. Terkait hal tersebut kondisi kualitas air belum mencapai baku mutu lingkungan yang ditetapkan, sehingga perlu adanya penurunan beban pencemar. Pada tahun 2013 target penurunan beban pencemar adalah sebesar 3% pada tahun 2013 dari tahun 2012 atau sebesar 18% dari tahun 2010. Berdasarkan hasil pengujian kualitas air DAS Brantas yang dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa Tirta, BBWS sungai Brantas dan Dinas PU Pengairan maka capaian kualitas DAS Brantas pada tahun 2013 adalah sebagai berikut;
2
Tabel Kualitas Air DAS Brantas Tahun 2012 – 2013 No
Segmen
Tahun 2012
Tahun 2013
Parameter (mg/l)
Parameter (mg/l)
BOD
COD
BOD
COD
1
DAS Brantas Hulu
4,74
11,75
3,22
7,70
2
DAS Brantas Tengah
4,62
13,42
3,63
9,36
3
DAS Brantas Hilir
3,63
15,74
3,96
15,70
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Tabel Rata-Rata BOD dan COD DAS Brantas Tahun 2012 – 2013 No
1
DAS
Brantas
Tahun 2012
Tahun 2013
Parameter (mg/l)
Parameter (mg/l)
BOD
COD
BOD
COD
4.33
13.63
3,60
10,92
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Bedasarkan dari hasil tersebut diatas maka dapat disimpulkan hasil perhitungan bebas DAS Brantas tahun 2013, telah memenuhi target penurunan beban pencemaran (BOD, COD) sebesar + 3% per tahun, tepatnya untuk paramater BOD sebesar 5,26 % dan COD 4,08 % dan/atau penurunan BOD sebesar 20,26% dan COD 19,08% dari tahun 2010. •
Pemantauan dan Pengawasan Udara Kualitas Udara Dalam rangka menetapkan rencana strategis dan rencana aksi pengelolaan kualitas udara maka BLH Provinsi Jawa Timur melakukan beberapa pemantauan dan pengawasan kualitas udara, diantaranya ;
3
- Pemantauan Kab/Kota,
Ambien pada
3
Perkotaan lokasi
dilaksanakan
(permukiman,
di
road
38 side,
permukiman dekat industri) - Pemantauan
dan
pengawasan
kualitas
udara
emisi
industri - Uji emisi kendaraan bermotor pada 2 Kota dengan sampling 120 kendaraan bermotor Tabel Kabupaten/Kota yang pada saat pengukuran melebihi baku mutu udara ambien
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Dari
hasil
pengukuran
kualitas
ambien
pada
38
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, nampak bahwa parameter partikulat/debu masih menjadi permasalah utama khususnya di lokasi roadside dan industri. Pemantauan udara emisi industri pada tahun 2013 dilakukan pada 8 titik yang meliputi PT Gudang Garam Kediri, PT Gudang garam Gempol, PT CP Prima, PT Filma Utama Soap, PT. Langgeng Jaya Makmur, PT Hanil Jaya Steel, PT Indonesia Tobacco dan PT. Gandum Hasil pemantauan kualitas udara emisi untuk parameter partikulat/debu menunjukkan bahwa
4
banyak industri yang tidak mampu mengendalikan emisi debunya sesuai Baku Mutu yang ditetapkan Per. Gub. No. 10/2009,
terutama
untuk
industri
yang
menggunakan
batubara sebagai bahan bakar boilernya, walaupun dari grafik juga menunjukkan bahwa ada boiler berbahan bakar gas yang juga melewati baku mutu. Hal-hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak
industri
yang
belum
mengendalikan
pencemaran debu/partikulatnya Pemeliharaan dan penggunaan alat pengendali emisi baik pada sektor transportasi dan industri masih diperlukan upaya yang lebih dalam rangka pencapaian baku mutu udara ambien. Dari hasil pemantauan dan pengawasan dapat diambil suatu kebijakan dalam upaya penanggulangan pencemaran udara dengan cara; a) Meningkatkan pengawasan terhadap industri/pabrik yang memiliki cerobong aktif. b) Peremajaan kendaraan angkutan massal sehingga emisi gas buangnya lebih ramah lingkungan. c) Meningkatkan luas lahan terbuka/penghijauan di sekitar area sumber pencemar udara d) Kebijakan pemerintah dalam rangka penggunaan bahan bakar untuk sektor transportasi dan industri yang ramah lingkungan. e) Peningkatan pemanfaatan sumber energi alternatif seperti biogas. •
Pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Dalam rangka upaya pengendalian limbah domestik yang mencemari Kali Surabaya maka berdasarkan kajian yang dilakukan BLH Provinsi Jawa Timur diperlukan sekitar 74 cluster IPAL domestik. Pada tahun 2013 telah dibangun 5 buah IPAL domestik,( 4 IPAL baru dan 1 lanjutantahun 2011) sehingga
secara
keseluruhan
mulai
tahun
2008
sudah 5
terdapat 11 buah IPAL yang telah dibangun BLH Provinsi Jawa Timur hingaa akhir 2013 di sepanjang Kali Surabaya, atau secara keseluruhan hingga tahun 2013 sudah ada 17 IPAL (4 unit dibangun PU dan 2 unit PJT). Tabel Pembangunan IPAL Domestik Tahun 2013 No
Lokasi
IPAL Unit
Kapasita s IPAL ( M3 )
System yang digunakan
1.
( Lanj ) Depan Rumah Bp Arifin RT 06 dan RT 07/RW01, Kel. Warugunung Kec. Karangpilang – Surabaya Dekat Rumah Bu RT. 01 RT 01 / RW 02, Kel.Kebraon Kec. Karangpilang – Surabaya
1 unit
25
1 unit
25
Anaerobic Biologycal Reactor ( ABR ) + MCK Anaerobic Biologycal Reactor ( ABR ) Anaerobic Biologycal Reactor ( ABR ) dan MCK Anaerobic Biologycal Reactor ( ABR ) dan MCK, Wetland Anaerobic Biologycal Reactor ( ABR )
2.
3.
Bu Mien RT 06 / RW 01, Kel. Warugunung Kec. Karangpilang – Surabaya
1 unit
25
4.
Menggunakan MCK lama RT 12 Desa Krikilan, Kec. Driyoredjo, Gresik
1 unit
25
5.
Depan Makam dan PDAM Swasta RT 15 Desa Krikilan, Kec. Driyoredjo, Gresik
1 unit
25
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
6
Dari
setiap
IPAL
yang
terbangun
pada
tahun
2013
ini
direncanakan mampu untuk mengolah limbah domestik dari pemukiman (+ 94 Kepala Keluarga/KK), sehingga akan dihasilkan kualitas buangan air limbah yang memenuhi baku mutu sebelum dibuang ke badan air/sungai. •
Kajian Lingkungan Hidup Dalam
rangka
peningkatan/pengembangan
kapasitas
kelembagaan terkait pengelolaan lingkungan hidup maka Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur melakukan beberapa Kajian/
Penelitian
/
Perencanaan
Lingkungan
Hidup
yang
diantaranya sebagai berikut: 1)
Penyusunan
Pedoman
Teknis
dan
Peraturan
Perijinan
Lingkungan 2)
Inventarisasi Lingkungan Hidup untuk Ecoregion Jawa Timur
3)
Studi Review Perencanaan IPAL Domestik Komunal Sistem Cluster DAS Brantas
4)
Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Kabupaten/Kota se Jatim
5)
Evaluasi dan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Limbah
6)
Penyusunan Naskah Akademis Raperda RPPLH Jatim
7)
Inventarisasi dan Pemetaan Potensi Banjir DAS Kali Lamong Hulu – Hilir 7
8)
Pemantauan dan Evaluasi Kualitas Lingkungan Kawasan Teluk Lamong
9)
Pemetaan DAS Brantas
10) Studi Analisis Beban Emisi Polutan Terhadap Lingkungan Akibat Pemakaian Energi Minyak Bumi Pada Transportasi Darat di Jawa Timur 11) Studi Analisis Komperatif Potensi Pencemaran Kualitas Air Sungai di DAS Pekalen Sampean dan DAS Bondoyudo Bedadung 12) Studi Analisis Indikasi Pencemaran Tanah Pada Beberapa Lokasi Pembuangan Limbah B3 Ilegal di Jawa Timur 13) Studi Analisis Pengembangan Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi dan Energi Dari Hilir Sampai Hulu di Jawa Timur 14) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Hulu DAS Brantas 15) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Tengah DAS Brantas 16) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Hilir DAS Brantas 17) Identifikasi Kerusakan Ekosistem Mangrove 18) Identifikasi Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang 19) Inventarisasi dan Strategi Penyelamatan Situs-Situs Mata Air di Provinsi Jawa Timur 20) Implikasi Program Adiwiyata terhadap perilaku peserta didik didalam Lingkungan Keluarga dalam meningkatkan pola pembinaan Adiwiyata 21) Strategi Pengembangan dan Penerapan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
Desa/Kelurahan
dalam
Hidup
rangka
sesuai
Pengembangan
Tipologi Program
BERSERI di Provinsi Jawa Timur
8
•
Perizinan Lingkungan Hidup Dalam rangka pengendalian lingkungan dan pelayanan publik yang
terkait
perizinan
lingkungan,
maka
berdasarkan
kewenangannya BLH Provinsi Jawa Timur selama tahun 2013 telah menerbitkan beberapa perizinan diantaranya : Persetujuan kelayakan lingkungansebanyak 15 kegiatan Rekomendasi
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
dan
Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) sebanyak 4 kegiatan Rekomendasi Izin Pengumpulan Limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebanyak 2 kegiatan Surat Izin Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebanyak 4 kegiatan Izin Lingkungan (berlaku mulai tahun 2013) sebanyak 9 kegiatan Gambar Perizinan Lingkungan Hidup yang di Terbitkan BLH Jawa Timur Tahun 2012 dan 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
9
Tabel Perizinan Lingkungan Hidup yang di Terbitkan BLH Jawa Timur Tahun 2013
10
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim • Evaluasi Pelaporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan (RKL/RPL atau UKL/UPL) di JawaTimur Pelaporan
hasil
pelaksanaan
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan merupakan wujud tanggung jawab, ketaatan, dan konsistensi
pemegang
izin
lingkungan
dalam
melaksanakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berdasarkan prinsip-prinsip perbaikan secara menerus (continual improvement). Kewajiban setiap usaha dan / atau kegiatan yang wajib AMDAL dalam menyusun laporan pelaksanaan RKL-RPL mengacu pada ketentuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dengan periode setiap 6 (enam) bulan sekali atau setiap 1 semester. peraturan memuat
tersebut, bab
laporan
pedahuluan,
pelaksanaan pelaksanaan
Berdasarkan pada RKL/RPL
dan
minimal
evaluasi,
serta
kesimpulan. Sedangkan untuk UKL/UPL tidak ada pedoman khusus, sehingga format laporan hasil pelaksanaan UKL/UPL disamakan
dengan
format
laporan
RKL/RPL
dan
periode
pelaporannya sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat pernyataan/ komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan UKL/UPL Sebagai
pemenuhan
ketentuan
dalam
Izin
Lingkungan,
BLH
Provinsi Jawa Timur sesuai dengan kewenangannya melaksanakan pemantauan RKL/RPL dan UKL/UPL dari usaha/kegiatan di Jawa Timur selama tahun 2013, dengan rincian sebagai berikut : TABEL No 1 2 3
Jenis Usaha/Kegiatan Sektor Agro Sektor Pertambangan Energi Mineral (PEM) Sektor Manufaktur Perdagangan danJasa (MPJ) Jumlah
Laporan RKL-RPL dan UKL/UPL 48 27 82 157
11
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Adapun hasil evaluasi terhadap pelaporan pelaksanaan dimaksud bahwa secara umum pelaporan yang diterima telah sesuai dengan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dan hasil pemantauan kualitas lingkungan telah sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Evaluasi pelaporan RKL/RPL dan UKL/UPL yang terbaik diberikan reward/penghargaan terhadap kepatuhan perusahaan dalam peningkatan kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan setiap tahun oleh Gubernur Jawa Timur pada peringatan Hari Lingkungan Hidup di Jawa Timur. Tabel. Industri Penerima Penghargaan Tahun 2013 Pelaksanaan Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terbaik Kategori Pelaporan RKL – RPL : NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. SEMEN GRESIK (Persero), Tbk
2
PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk
3
PT. JAWA POWER
4
PT. PERTAMINA HULU ENERGI WMO
5
KANGEAN ENERGY INDONESIA, Ltd
6
SANTOS (MADURA OFFSHORE) Pty.,Ltd
7
PT. PETROKIMIA GRESIK
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Tabel. Industri Penerima Penghargaan Tahun 2013 Pelaksanaan Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terbaik Kategori Pelaporan UKL – UPL : NO 1
NAMA PERUSAHAAN PT. NESTLE INDONESIA - KEJAYAN FACTORY
12
2
PT. SURYA ZIG ZAG
3
PT. BEHAESTEX – PASURUAN
4
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - PASURUAN PLANT
5
PT. ADIPRIMA SURAPRINTA
6
PT. PHILIPS INDONESIA
7
PT. OTSUKA INDONESIA
8
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG LESTARI
9
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG MERITJAN
10
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG MOJOPANGGOONG
11
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG NGADIREJO
12
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG PESANTREN BARU
13
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG TJOEKIR
14
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG DJATIROTO
15
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG PAGOTTAN
16
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG PRADJEKAN
17
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG SOEDHONO
18
PT. PG RAJAWALI I UNIT PG KREBET BARU II
19
PT. PG RAJAWALI I UNIT PG REJO AGUNG BARU
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim •
Pembinaan dan Pengawasan Industri Pembinanaan dan pengawasan industri dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa Timur dalam rangka mencapai penurunan beban pencemar. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan mulai dari usaha kecil sampai dengan industri besar. Dalam rangka mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan ligkungan hidup agar dapat
mengurangi
disekitarnya pengelolaan
dampak
negatif
meliputi
penilaian
pengendalian
limbah
yang dan
terhadap
lingkungan
pentaatan cair,
udara,
kinerja limbah
berbahaya dan beracun maka pada tahun 2013 ada sebanyak 175 perusahaan di Jawa timur yang ikut dalam Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Hasil penilaian PROPER tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibah ini. 13
Gambar Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013
Keterangan : 1)
Hijau
Biru
Merah
Hitam
Emas
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan atau melaksanakan produksi bersih dan telah mencapai hasil yang sangat memuaskan Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Untuk usaha dan atau kegiatan yang melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup tetapi belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Untuk usaha dan atau kegiatan yang belum melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan dapat menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
Sumber : Badan Sumber Sumber : Badan Lingkungan hidup Provinsi Jatim
14
Tabel Perusahaan di Jawa Timur Yang Memperoleh Peringkat PROPER Emas dan Hijau Tahun 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Secara umum hasil PROPER Jawa Timur di Jawa Timur mengalami peningkatan, baik dari jumlah industri yang ikut proper dan peringkatnya. •
UPT Laboratorium Uji Kualitas BLH Jatim UPT Lab. Uji Kualitas Lingkungan BLH Provinsi Jawa Timur adalah
Laboratorium
yang
sudah
terakreditasi
sebagai
Laboratorium Penguji dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomor : LP-508-IDN pada Tanggal 26 Mei 2011 dan sudah ditunjuk sebagai Laboratorium Lingkungan di Jawa Timur sesuai
dengan
Keputusan
Gubernur
Nomor
:
188/360/KPTS/013/2011 pada Tanggal 08 Juli 2011 serta telah mendapatkan registrasi sebagai Laboratorium Lingkungan
oleh 15
Kementrian
Lingkungan
Hidup
dengan
Nomor
:
0037/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH. Dalam menjalankan kegiatannya, UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan
mempunyai
kebijakan
mutu
yaitu
mengimplementasikan Good Proffessional Practice, pelayanan prima terhadap semua pelanggan, serta sistim manajemen laboratorium sesuai dengan ISO / IEC 17025 : 2005 yang dipahami oleh seluruh personel laboratorium dengan melakukan peningkatan secara berkelanjutan guna menghasilkan mutu pengujian yang tinggi. Capaian target UPT Lab. Uji Kualitas Lingkungan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Tabel Capaian Target Uji Kualitas Lingkungan TAHUN 2012 2013
TARGET 500.000.000 550.000.000
REALISASI 753.296.200 932.255.000
% 151 169,5
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim •
KET Terpenuhi Terpenuhi
Pelaksanaan Anggaran Cukai BLH Provinsi Jawa Timur dalam upaya meningkatkan peran petani tembakau memberikan stimulan berupa alat pembuat pupuk organik (APPO). Appo diberikan sebagai penghargaan terhadap kelompok tani yang melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan dalam hal konservasi tanah dan air pada tanaman tembakau atau pemanfaatan limbah tembakau yang ramah lingkungan.
16
Tabel Daftar Penerima APPO tahun 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) yang diserahkan Kepada Masyarakat Selain kegiatan diatas, juga dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam upaya konservasi tanah pada budidaya tembakau yang ramah lingkungan melalui studi lapangan.
17
c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya Permasalahan -
Belum adanya jabatan fungisional lingkungan hidup baik sebagai Pengendalia Dampak Lingkungan, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
-
Keterbatasan personil laboratorium, khusunyasnya tenaga yang sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena sebagian besar tenaga laboratorium adalah Pegawai Tidak Tetap;
-
Belum
dimilikinya
Sistem
Informasi
Pelayanan
Laboratorium
Terpadu. Upaya pemecahan masalah -
Meningkatkan kapasitas dan jumlah personil Pegawai Negeri Sipil;
-
Membangun jaringan Sistem Informasi Pelayanan Laboratorium yang terpadu secepatnya.
2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam a) Pagu dan Realisasi Program Anggaran Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya tahun 2013 adalah sebesar Rp4.945.380.000,00danterealisasi sebesar 90,26% atau Rp. 4.463.588.150,00, secara rinci realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 kolom. Program inididukung oleh 4 (empat) kegiatan yaitu : 1. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam perlindungan sumber daya alam 2. Pengembangan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 3. Pengelolaan dan perlindungan keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan, baik yang ada didarat maupun di Pesisir dan laut; 4. Pengembangan kemitraan dengan perguruan tinggi, masyarakat setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan dunia usaha dalam perlindungan dan pelestarian sumber daya alam. 18
b) Outcome/Hasil Pembangunan • DESA BERSERI Desa/Kelurahan Berseri (Bersih dan Lestari) merupakan model pemberdayaan masyarakat dan aparat desa/kelurahan di-launching pada tanggal 18 Juli 2011 dengan tujuan menumbuhkembangkan potensi
Desa/Kelurahan
sehingga
semua
lapisan
masyarakat
berperilaku dan berbudaya ramah lingkungan untuk mewujudkan Desa/Kelurahan yang Bersih dan Lestari.Oleh karena itu
dalam
pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan insentif (rangsangan) dan desentif (pemberdayaan), yaitu pembinaan, fasilitasi dan
pembentukan
kader
lingkungan
dengan
pendampingan/
pendekatan secara intensif. Dengan pencanangan program ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian Visi dan Misi Gubernur Jawa Timur sesuai dengan RPJMD 2009-2014 (Peraturan Gubernur no. 38 tahun 2009) dan untuk menuju Provinsi Hijau / Green Province melalui program BERSERI untuk mewujudkan desa/kelurahan yang bersih, sehat, lestari dan asri.
No.
Tabel Penghargaan Desa/kelurahan BERSERI Uraian
Satuan
2012
2013
1.
Kategori Pratama
Desa/Kel.
20
45
2.
Kategori Madya
Desa/Kel.
12
25
3.
Kategori Mandiri
Desa/Kel.
-
10
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Gambar Kondisi Desa “BERSERI”
19
• KEHATI Kegiatan Keanekaragaman Hayati diselenggarakan untuk upaya pengelolaan dan perlindungan keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan, baik yang ada di aratan maupun pesisir dan laut.
Strategi yang dilakukan sebagai berikut: Tabel Realisasi Kegiatan KEHATI TAHUN
STRATEGI
2012
Bantuan pengkayaan KEHATI di Kec. Wonosalam, Kab. Jombang Penyelenggaraan demplot taman KEHATI di Kec. Cerme, Kab. Gresik
2013
Fasilitasi pembangunan taman KEHATI di Kab. Ponorogo
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim • Kalpataru Dalam rangka mendorong dan memotivasi
peran
masyarakat pelestarian
aktif terhadap
fungsi
lingkungan
hidup di Jawa Timur, sebagai bentuk dan
apresiasi atas
dasar
pemerintah berbagai
20
kepeloporan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dilakukan oleh sebagian warga masyarakat, Pemerintah memberikan Penghargaan Kalpataru. Penghargaan kalpataru diberikan pada seseorang atau kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsihnya di dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Sampai dengan tahun 2013 Jawa Timur mendapatkan 47 penghargaan. Khusus pada tahun 2013 ada 9 yang mendapat nominasi dan 3 memperoleh Kalpataru. Secara rinci perolehan kalpataru tahun 2013 adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel Perolehan Kalpataru 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim •
Program Kampung Iklim Proklim merupakan program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka
mendorong
masyarakat
untuk
melakukan
peningkatan 21
kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim. Program ini meliputi komponen; 1) Kegiatan adaptasi perubahan iklim 2) Kegiatan mitigasi perubahan iklim 3) Kelompok masyarakat dan dukungan berkelanjutan Pada tahun 2013 ada 2 (dua) Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memperoleh penghargaan program PROKLIM yaitu Desa Burno (Kab. Lumajang) dan Dusun Bendrong (Kab. Malang) c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya. Permasalahan - Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian pesisir pantai. - Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi tanah dan air. - Masih rendahnya kesadaran masyarakat memulihkan kerusakan dan pengendalian pencemaran dengan mengembangkan berbagai jenis tanaman. - Belum banyaknya pemberian reward kepada masyarakat yang peduli lingkungan dari pihak pemerintah. Upaya Pemecahannya - Pembinaan masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup, - Perlunya peningkatan peran perempuan dalam pendidikan dan pengelolaan lingkungan hidup di masyarakat - Melakukan sosialisasi dan pembinaan masyarakat tentang pentingnya konservasi tanah dan air dengan pembuatan sumur resapan. d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi Pada tahun 2013 ada 3 (tiga) orang/kelompok yang memperoleh Kalpataru dan 9 (sembilan) orang/kelompok yang masuk nominasi Kalpataru.
Selain
itu
ada
2
(dua)
Kabupaten
yang
memperoleh
penghargaan program PROKLIM yaitu Desa Burno (Kab. Lumajang) dan Dusun Bendrong (Kab. Malang). 22
3) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam a) Pagu dan Realisasi Program Anggaran Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alamini adalah sebesar Rp. 1.801.400.00,00 terealisasi sebesar 95.92% atau Rp.
1.728.427.145,00 secara rinci masing – masing realisasi
anggaran kegiatan serta capaian keberhasilan dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 kolom. Program ini didukung oleh 2 kegiatan yaitu : 1. Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan, hutan, lahan, dan kawasan pesisir, serta pulau-pulau kecil; 2. Rehabilitasi daerah hulu untuk menjamin pasokan air irigasi pertanian, dan mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi di wilayah sungai dan pesisir; b) Hasil/outcome
pelaksanaan
pembangunan
hasil
pelaksanaan
pembangunan -
GREEN PROVINCE Merupakan program percepatan penambahan luas tutupan lahan, dan
merehabilitasi
lahan
kritis
melalui
penambahan
tutupan
vegetasi, serta menurunkan tingkat emisi gas buang berupa gas karbon. Pelaksanaan Program Menuju Provinsi Hijau berdasarkan Pergub 69/2011 tentang Program Menuju Provinsi Hijau sebagaimana telah diubah dengan Pergub 25/2012 tentang Perubahan Atas Pergub 69/2011.
23
Tabel Pemenang Green Province TAHUN
PEMENANG
2011
Kab. Ngawi Kab. Banyuwangi Kab. Lamongan
2012
Kab. Banyuwangi Kab. Lumajang Kab. Pacitan
2013
Kab. Banyuwangi Kab. Ngawi Kab. Lumajang
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim -
Permata Permata atau Perlindungan Mata Air bertujuan untuk 1. Mendorong peran serta para pihak untuk meningkatkan upaya perlindungan mata air dengan perbaikan kualitas DAS melalui penanaman lahan kritis dengan MPTS (tanaman buah-buahan) 2. Mendorong pelestarian kearifan lokal 3. Melakukan kesepakatan zonasi perlindungan mata air 4. Mengurangi tekanan kerusakan kawasan resapannya dan beban pencemaran di mata air. 5. Mendorong
upaya
adaptasi
perubahan
iklim.
Strategi
penyelenggaraan melalui Action Learning Perlindungan Mata Air.
24
Tabel Lokasi Kegiatan Permata LOKASI
2012 1. 2. 3. 4. 5.
Kab. Kab. Kab. Kab. Kota
2013
Jombang Mojokerto Pacitan Pasuruan Batu
1. 2. 3. 4.
Kab. Kab. Kab. Kab.
Jombang Lumajang Mojokerto Magetan
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Lokasi di kegiatan permata difokuskan pada sumber utama bagi sungai Brantas yang merupakan sungai strategis Nasional. c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya Permasalahan -
Rendahnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
upaya
pelestarian
lingkungan -
Belum optimalnya pemanfaatan halaman rumah diperkotaan utk pengembangan tanaman
-
Besarnya tingkat erosi dan sedimentasi tanah di Jawa Timur
-
Rendahnya kesadaran masyarakat memulihkan kerusakan dan pengendalian pencemaran dengan mengembangkan berbagai jenis tanaman
-
Masih
tingginya
alih
fungsi
lahan
yang
berakibat
penurunan
kuantitas mata air Upaya pemecahan masalah/solusi -
Pembinaan masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup
-
Memberikan percontohan budidaya tanaman buah - buahan dalam pot di wilayah perkotaan
-
Melakukan
sosialisasi
dan
pembinaan
masyarakat
tentang
pentingnya konservasi tanah dan air dengan pembuatan sumur resapan
25
4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informatika Sumber
Daya
Alam dan Lingkungan Hidup a) Pagu dan Realisasi Program AnggaranProgramPeningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Daya Alam dan Lingkungan Hidup adalah sebesar Rp. 3.005.000.000,00 terealisasi sebesar (93,89%), atau Rp. 2.821.399.640,00 secara rinci masing-masing, realisasi anggaran kegiatan serta ukuran keberhasilan dapat dilihat Lampiran Matrik 16. Program ini didukung oleh 2 (dua) kegiatan yaitu : 1. Peningkatan pelibatan peran masyarakat dalam bidang informasi dan pemantauan Kualitas lingkungan hidup. 2. Penyebaran dan Peningkatan Akses Informasi kepada Masyarakat, termasuk Informasi Mitigasi Bencana dan Potensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan - Penanganan Pengaduan lingkungan : 1. Pengaduan adalah penyampaian informasi secara lisan maupun tulisan dari pengaduan kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur mengenai dugaan terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatan. 2. Pengaduan lingkungan dapat disampaikan melalui media : - SMS di nomor 08 123 5555 123; - Telepon di nomor 031 855 2072; atau - Email di
[email protected] 3. Selama Tahun 2013 jumlah pengaduan yang diterima sebanyak 53 sesuai hasil penelaahan untuk mengklasifikasi jenis pengadaan dan kewenangannya, maka sebanyak 4 pengaduan termasuk bukan kasus lingkungan dan sudah diteruskan kepada instansi yang terkait. Sedangkan sisanya sebanyak 49 pengaduan termasuk pengaduan lingkungan, selanjutnya apabila ditinjau berdasar kewenangan, maka sebanyak 7 pengaduan merupakan kewenangan Provinsi dan 41 pengaduan merupakan kewenangan Kab/ Kota. Dari 41 Pengaduan Kab/ Kota tersebut telah dilimpahkan ke Bupati/ Walikota melalui surat Kepala Badan 26
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, tetapi belum semua pengaduan ditindak lanjuti oleh Kab/ Kota, sehingga sesuai peraturan Menteri Ligkungan Hidup No. 9 Tahun 2010 tentang tata cara pengaduan dan penanganan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup, maka pengaduan tersebut menjadi kewenangan Provinsi dalam penanganannya yaitu sebanyak 26 pengaduan. Gambar Tindak lanjut pengaduan masyarakat
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
27
• Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tersedianya data dan informasi lingkungan bagi seluruh pihak merupakan salah satu faktor kunci untuk memenuhi hak dan kewajiban dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) merupakan salah satu wujud dalam penyediaan data dan informasi lingkungan agar mudah diakses. SLHD menjadi bagian penting sebagai sarana penyediaan data dan informasi untuk menjadi acuan kebijakan dan perencanaan pemerintah daerah dalam menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan prinsip – prinsip pengeloaan lingkungan hidup. SLHD juga sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik sehingga dapat menunjang pencapaian tata kelola Perintahan yang baik sesuai semangat Reformasi Birokrasi. SLHD Provinsi Jawa Timur selalu disusun dalam setiap tahunnya yang menggambarkan Kondisi Lingkungan yang ada pada tahun (stak),
tekanan
terhadap
lingkungan
(Pressure)
dan
upaya
pengelolaan lingkungan (Response). Disamping itu di dalam laporan tersebut ditampilkan juga kotak (Box) yang menerangkan terhadap kondisi lingkungan hidup tertentu, tekanan yang mempengaruhi kondisi dimaksud, upaya pengeloaan lingkungan hidup (output), benefit (manfaat) serta dampaknya (Impact) terhadap suatu kegiatan tersebut. Sebagai
pengharagaan
bagi
pemerintah
daerah
yang
telah
menyusun SLHD secara baik, setiap tahunnya Presiden Republik Indonesia memberikan apresiasi
terhadap penyusunan laporan
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) yang terbaik. Selama 3 (Tiga) tahun berturut – turut mulai tahun 2010 – 2012 Provinsi Jawa Timur menerima penghargaan penyusunan laporan SLHD Provinsi yang terbaik. Pada tahun 2011 dan 2012 menerima penghargaan SLHD di Istana Negara yang diserahkan secara langsung oleh Presiden kepada Gubernur Jawa Timur pada 28
puncak
Peringatan
tahunnya.
Dan
Lingkungan
Hari
pada
Hidup
Lingkungan
tahun
di
2013
Jakarta
Hidup
dalam
diberikan
pada
malam
oleh
setiap Menteri
penghargaan
Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni 2013. Tabel Penghargaan SLHD Uraian
Capaian Kinerja Program 2009 2010 2011 2012 2013 √ √ √
Penghargaan Status Lingkungan Hidup Daerah
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya Permasalahan -
Lemahnya koordinasi antar sektor dalam pengolahan data informasi lingkungan hidup di Jawa Timur
-
Belum ada jejaring antar stakeholder pengelola lingkungan baik Provinsi dan Kabupaten/Kota
Upaya pemecahan masalah/solusi -
Perlu penguatan data dan informasi antar sektor dengan membentuk forum komunikasi untuk up dating data.
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) tahun 2013 harapan I Tingkat Nasional untuk laporan SLHD 2012 5) ProgramPengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan a) Pagu dan Realisasi Program Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
dalah
sebesar
Rp.
7.107.453.100,00terealisasi
sebesar atau Rp. 6.824.342.979,00 (96,02%), secara rinci masing-masing relisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhassilannya dapat dilihat pada Matrik Matrik 16 kolom. 29
Program ini didukung oleh 6 (enam) kegiatan yaitu : 1. Pengembangan pengendalian
peraturan perusakan
perundangan sumberdaya
lingkungan
alam
dan
dalam
pencemaran
lingkungan hidup; 2. Penegakan hukum terpadu dan penyelesaian hukum atas kasus perusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 3. Peningkatan pendidikan lingkungan hidup formal dan non formal; 4. Pengembangan program
Good Environment Governance
(GEG)
secara terpadu dengan program good governance lainnya. 5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; 6. Pendidikan kemasyarakatan produktif melalui peningkatan sumber daya manusia pengawas lingkungan. b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan Produk Hukum Lingkungan 1. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 tahun 2013 tetang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau Kegiatan Usaha Lainnya 2. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/206/KPTS/013/2013 tentang pedelegasian wewenang penerapan sanksi administrasi di Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Draf Peraturan Gubernur Jawa tentang Petapan Daya Tampung Beban Pencemaran di DAS Brantas Penegakan Hukum Langkah-langkah
hukum
dilakukan
terhadap
industri
tidak
mengindahkan upaya perbaikan pengelolaan lingkungan industri yang baik dan benar. Langkah hukum ini sebagai shock terapi agar industri tersebut tidak mengulangi perbuatannya dan industri yang lain tidak meniru. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi ancaman yang sangat serius, dampak yang lebih besar/luas, serta kerugian yang lebih besar bagi manusia maupun lingkungan hidup.Pada tahun 2013 30
ada 8 (delapan) perusahaan yang dikenakan sanksi administrasi dan 4 (empat) yang sedang proses pidana Tabel Penegakan Hukum berupa Sanksi Administrasi Tahun 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Tabel Penegakan Hukum berupa Proses Pidana Tahun 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim 31
-
Kegiatan pengawasan di Industri oleh BLH Prov. Jatim - Adiwiyata Tujuan
Progeram
Adiwiyataadalahmenciptakankondisi yang baik, sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran
dan
penyadaran warga sekolah, sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Prinsip – prinsip Dasar Program Adiwiyata a. Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang melipuiti keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. b. Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terusmenerus secara konprehensif. Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan berbagai indikator : 32
a. Pengembangan
Kebijakan
Sekolah
Peduli
dan
Berbudaya
Lingkungan. b. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan . c. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif. d. Pengembangan
dan
atau
Pengelolaan
Sarana
Pendukung
Sekolah.
Gambar Taman kehati di sekolah
Tabel Perbandingan perolehan Adiwiyata2013 No
Uraian Perolehan Jawa Timur
2013 118
1
Adiwiyata Mandiri
45
2
Adiwiyata / Adiwiyata Nasional
73
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
33
- Adipura Program Adipura dikembangkan untuk mendorong Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam mewujudkan kota bersih dan teduh dengan
menerapkan
prinsip-prinsi
good
governance.
Program
Adipura mengedepankan budaya bersih, teduh, indah dan sehat dengan prinsip keberlanjutan yang meliputi menerapkan prinsip menejemen,
penguatan
komitmen
pimpinan
daerah
dan
peningkatan partisipasi masyarakat serta dunia usaha. Kriteria
penilaian
program
Adipura
meliputi
fisik
perkotaan
(Perumahan, sarana kota, sarana transportasi, sarana kebersihan dan lain-lain) dan penilaian non fisik (institusi, manajemen, partisipasi). Penerimaan Adipura Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur memperoleh 4 penghargaan Adipura kencana, 32 piala Adipura dan 1 piagam Adipura. capaian penghargaan ini merupakan perolehan terbanyak diantara Provinsi lainnya di Indonesia
Tabel Perolehan Adipura Kab/Kota tahun 2012 dab 2013
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim 34
Tabel Perolehan Adipura tahun 2013 berdasarkan jenis penghargaannya
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim - Mobil Hijau Kegiatan
Program
merupakan
salah
Mobil satu
Hijau bentuk
kegiatan
dari SIKIB (Solidaritas Istri
Kabinet
Indonesia
Bersatu)
yang
terbentuk pada tanggal 28 Desember 2004. Kelompok sasaran Mobil Hijau adalah perempuan dan anak-anak usia sekolah akan lebih mudah mendapatkan informasi dan termotivasi sebagai penggerak untuk melakukan pola hidup yang ramah lingkungan. Konsepsi Mobil Hijau •
Proaktif, yaitu sarana edukasi yang
mendatangi
kelompok
sasaran, •
Pendidikan yang memberikan contoh nyata dan komprehensif;
Metode pembelajaran menggunakan strategi joyfull learning yaitu mengadakan
kegiatan
pendidikan
yang
berkaitan
dengan
lingkungan hidup secara menyenangkan dan dapat menggerakkan 35
motivasi untuk berbuat nyata dan meaningful learning yaitu mengadakan
kegiatan
pemberdayaan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan di lokasi kunjungan atau kegiatan yang dibutuhkan bagi kelompok perempuan dan anak-anak; Pelayanan dilakukan secara individual dan kelompok dilokasi sasaran pemberdayaan kelompok perempuan untuk mengoptimalkan kemampuan (life skill) sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga; Menyediakan tutor terlatih
yang
dibantu
oleh
asisten
tutor
yang
berasal
dari
masyarakat setempat yang akan memberikan pembinaan secara berkelanjutan. Tabel Pelaksanaan Mobil Hijau Kabupaten / Kota tahun 2010-2013 2010 Kab. Malang Kab, Sampang Kab. Madiun Kab.Mojokerto Kab. Jombang Kab. Lamongan
2011
2012
Kab. Magetan Kota Malang Kab. Ngawi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Trenggalek Kab. Pasuruan Kab. Kediri
2013 Kab. Ngnjuk Kab. Tulungagung Kab. Pamekasan Kab. Bondowoso Kab. Probolinggo Kab. Situbondo Kab. Banyuwangi Kab. Jember
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Gambar Kegiatan Mobil Hijau
36
Tabel Pelaksanaan Mobil Hijau Tahun 2013 A. Penguatan kapasitas Kelembagaan Lokasi Tanggal Peserta Narasumber 1 Nangkaan 25-26 Kader Sahabat Kab.Bond sept PKK Lingkungan owoso Guru LSM Ecoton sekolah Unesa Bangun pertiwi 2
Dawuhan Kab. Situbondo
3-4 okt
Kader PKK
Sahabat Lingkungan Ecoton Unesa Bangun pertiwi
3
Banyuany ar Kab.Probo linggo
1-2 okt
Kader PKK
Mitra Alam Unesa TP PKK Prov. Jatim
4
Kramat Kab. Nganjuk
27-28 mei
Kader PKK
LSM Ecoton Unesa TP PKK Prov. Jatim
5
Karangwa ru Tulungag ung
4-5 Juni
Kader PKK
LSM Ecoton Unesa TP PKK Prov. Jatim
6
Baruramb at Pademaw u Kab. Pamekasa n Singonega ran Banyuwa ngi
29-30 mei
Kader PKK
LSM Ecoton Unesa TP PKK Prov. Jatim
29-30 Nov
Kader PKK Guru sekolah
Sahabat Lingkungan Unesa Bangun pertiwi
Kepatihan Kaliwates Kab. Jember
29-30 Nov
Kader PKK
Sahabat Lingkungan LSM Ecoton Unesa Bangun pertiwi
7
8
Materi Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Memanfaatkan Mikroorganisme lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Monitoring dan memantau kualitas air sungai melalui biotilik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Memanfaatkan Mikroorganisme lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Mikroorganisme lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Monitoring dan memantau kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Monitoring dan memantau kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Monitoring dan memantau kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Memanfaatkan Mikroorganisme lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Memanfaatkan Mikroorganisme lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik daur ulang dan menambah nilai guna sampah anorganik. Monitoring dan memantau kualitas air sungai melalui biotilik.
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
37
- Kemah Hijau 1. Kemah Hijau sebagai salah satu sarana edukasi lingkungan di alam terbuka diharapkan dapat melatih kemandirian dan kecintaan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa terhadap lingkungan hidup sejak dini dan memotivasi para guru untuk mengembangkan pembelajaran lingkungan hidup. 2. Melatih Kemandirian dan Kecintaan Para Pelajar sebagai Generasi Penerus bangsa terhadap Lingkungan Hidup Sejak Dini kepada para siswa dan guru melalui pembelajaran di alam terbuka. 3. Mendorong
dan
meningkatkan
nilai-nilai
social
dan
lingkungan serta partisipasi aktif siswa dan guru atas penanganan persoalan lingkungan yang terjadi. 4. Memfasilitasi keterampilan
pertukaran siswa
informasi,
serta
guru
pengalaman
berkaitan
dan
dengan
isu
Kerusakan Lingkungan 5. Membangun dan mengembangkan komunikasi dan kerjasama antar sekolah Adiwiyata atau sekolah yang peduli lingkungan dan
memotivasi
Para
Guru
untuk
Mengembangkan
Pembelajaran Lingkungan Hidup. 6. Peserta Kemah Hijau adalah sekolah yang sudah memperoleh penghargaan Adiwiyata Mandiri, Nasional dan Provinsi. Tujuan umum : 1. Mengenalkan
dan
memberi
wawasan
lingkungan
dan
permasalahannya sedini mungkin ke anak-anak dan remaja. 2. Mengembangkan sikap positif dan peduli lingkungan pada anak dan remaja melalui pengembangan kerjasama tim, disiplin, tanggung-jawab, potensi diri, dan kemampuan manajerial. 3. Melatih dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya masyarakat
memiliki
lingkungan
yang
diawali
melalui
pengembangan kegiatan peduli lingkungan dan kebiasaan hijau di sekolah 38
4. Mengembangkan jaringan diantara anak dan remaja sehingga sedini mungkin muncul kader yang peduli tentang lingkungan Tujuan khusus : 1. Memberikan
pemahaman
kepada
peserta
tentang
ketergantungan manusia akan ketersediaan air bersih yang berasal dari sumber air. 2. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya konservasi hutan dataran tinggi dan sumber air 3. Memberikan pemahaman kepada peserta penyebab semakin berkurangnya sumber air khususnya di wilayah hutan dataran tinggi. 4. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang enyebab penyebab penurunan kualitas air dari hulu ke hilir. 5. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang dampak jangka panjang ataupun dampak jangka pendek berkaitan dengan penurunan kuantitas dan kualitas sungai brantas 6. Mendorong peserta untuk melakukan tindakan-tindakan nyata dengan orientasi pada penyelamatan DAS Sungai Brantas. 7. Mendorong peserta untuk mampu mengajak orang lain dengan orientasi pada penyelamatan DAS Sungai Brantas. - Garda Lingkungan Pada tahun 2013 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur telah mendidik 40 orang sebagai Garda Lingkungan yang berada di sekitar Kali Surabaya dan DAS Brantas. Garda Lingkungan juga dilibatkan dalam kegiatan Patroli Air Kali Surabaya.
39
Susur sungai melibatkan Garda Lingkungan c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya Permasalahan -
Penilaian ADIPURA hanya dilakukan pada titik pantau tertentu sehingga wilayah yang diluar titik pantau masih belum tersentuh dan tertata dengan baik.
-
Pada daerah tertentu, penilaian Adipura menjadikan pedagang kaki lima harus libur atau berpindah dari tempat biasanya dia beraktifitas, namun selesai penilaian mereka akan kembali beraktifitas ditempat seperti semula.
-
Pengajuan tidak melalui proses seleksi di Kabupaten/Kota tidak ada tim seleksi sekolah Adiwiyata daerah
-
Masih terdapat pembatasan kuota calon sekolah Adiwiyata dari pusat
-
Tidak ada strategi dan inovasi dlm pengembangan Adiwiyata
-
Dinas pendidikan baru ada respon setelah masuk nominasi / setelah tim datang.
-
Masih kurangnya pemahaman Kabupaten/Kota terhadap pentingnya penyusunan Status Pemayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup sesua dengan Permen. LH No. 20 Tahun 2008 khususnya dalam penyusunan
Informasi status kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi biomassa.
40
-
Rendahnya penegakan hukum berupa pemberian sangsi terhadap perusahaan/industry
yang
membuang
limbahnya
tidak
sesuai
dengan baku mutu effluent yang telah ditetapkan. Upaya Pemecahannya -
Perlu dirumuskan sistem penilaian yang lebih baik sehingga ruang lingkup penilaian bisa menjangkau wilayah yang lebih luas.
-
Walaupun berdasarkan PP 41 Tahun 2007 masih memungkinkan bagi daerah untuk menggabungkan urusan bidang lingkungan hidup dengan urusan lain yang serumpun akan tetapi mengingat tugas dan fungsi lembaga PLH sesuai dengan PP Nomor 38 Tahun 2007 yang sangat
luas
maka
tanpa
mengurangi
kewenangan
daerah
kelembagaan yang melaksanakan urusan bidang lingkungan hidup hendaknya tidak di gabung dengan urusan lain -
Dilakukan pembinaan secara intensif baik dari Provinsi maupun Pusat dalam pelaksanaan penyusunan laporan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota sesuai dengan Permen. LH No. 20 Tahun 2008.
-
Perlunya
penegakan
hukum
yang
lebih
tegas
terhadap
perusahaan/industry yang membuang effluent limbah tidak sesuai bakumutu limbah yang sudah ditetapkan. d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi Perolehan Adipura Tahun 2013 Uraian 2013 Kota Metropolitan 1 Kota Besar 1 Kota Sedang 13 Kota Kecil 22 Perolehan Adiwiyata Tahun 2013 Uraian 2013 Adiwiyata Mandiri 45 Adiwiyata/Adiwiyata 73 Nasional 41