BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan area industri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari Indonesia maupun dari negara-negara lainnya yang mengadakan operasionil produksinya di Indonesia untuk memperkecil biaya opersional perusahaan mereka. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang strategis di Asia untuk dunia bisnis. Menurut Kepres 53 pasal 1 ayat 1 tahun 1989 kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana, dan fasilitas penunjang yang disediakan dan kekelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. Gedung Serbaguna merupakan salah satu fasilitas pendukung yang termasuk dalam prasarana dalam pengertian kawasan industri ini. Pengertian Gedung Serbaguna adalah suatu bangunan yang dapat digunakan oleh umum untuk berbagai macam kepentingan sesuai dengan kapasitas bangunannya. Pengadaan Gedung Serbaguna dalam perencanaan pembangunan Surabaya Giri Industrial Park dinilai sebagai suatu kebutuhan yang perlu diadakan. Hal ini untuk mendapatkan dampak-dampak yang positif secara intern maupun ekstern dari Surabaya Gresik Industrial Park ini. Secara intern pengadaan Gedung Serbaguna dalam perencanaan pembangunan Surabaya Giri Industrial Park mempunyai dampak positif, antara lain : - Mendukung kegiatan perusahaan-perusahaan industri yang mengadakan operasional produksinya didalam kawasan industri ini dan masyarakat sekitarnya. Tentunya kegiatan yang mampu ditampung oleh Gedung Serbaguna ini adalah kegiatan yang sering terjadi pada satu kawasan industri. Dari hasil wawancara dengan salah satu
1
perencana kawasan industri penulis menemukan beberapa kegiatan yang membutuhkan Gedung Serbaguna sebagai wadah didalam sebuah kawasan industri. Hal ini dapat dilihat dari Gedung Serbaguna kawasan industri lainnya. Antara lain : • Workshop/DIKLAT (Pendidikan dan latihan). • Seminar. • Resepsi. • Pameran. ▪ Untuk Kawasan industri SIER setiap minggu disewakan untuk ibadah umat kristiani oleh masyarakat disekitar kawasan dan karyawan yang tinggal di kawasan industri ini. - Dalam proses operasionalnya bangunan ini direntalkan, hingga dapat menghasilkan operasional cost bagi pemilik kawasan industri ini. Selain direntalkan untuk fungsi yang dijabarkan pada point diatas, bangunan ini juga direncanakan untuk dapat dipakai masyarakat diluar kawasan ini untuk mendapatkan operasional cost yang lebih. Secara ekstern keberadaan Gedung Serbaguna ini mempunyai dampak yang positif, yaitu untuk memenuhi Kepres 53 tahun 1959 pasal 2, yang berisi : Pembangunan Kawasan Industri bertujuan untuk : a. mempercepat pertumbuhan industri; b. memberikan kemudahan bagi kegiatan industri; c. mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di Kawasan industri; d. menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.1 Biaya operasional dari pemakaian dipandang dari sisi arsitektural, dapat dikurangi dengan pengurangan pemakaian energi listrik untuk pencahayaan. 1
Presiden Republik Indonesia. Kumpulan Peraturan-peraturan tentang Kawasan Industri. (Jakarta, 1989). Hal 3.
2
Pengurangan pemakaian energi listrik untuk pencahayaan dapat dilakukan dengan penggunaan cahaya matahari untuk pencahayaan bangunan. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam pengelolaan sebuah kawasan industri, pengelola juga harus memperhatikan biaya operasional yang akan ditanggung oleh pemilik kawasan industri. Pemakaian energi listrik dari pencahayaan dan penghawaan buatan merupakan salah satu beban biaya operasional dalam sebuah pengelolaan kawasan industri. Untuk itu penulis berupaya untuk menemukan suatu konsep desain yang dapat meminimalkan pemakaian energi listrik dari pencahayaan buatan dalam Gedung Serba Guna ini. Namun dari sisi geografis, Gresik mempunyai iklim lokal yang panas. Hal ini merupakan suatu hambatan, untuk mendesain suatu bangunan yang menggunakan pencahayaan alami didaerah ini. Karena pencahayaan alami berkaitan erat dengan penghawaan dan kenyamanan thermal bagi manusia, yang dipengaruhi oleh iklim lokal. Dimana iklim lokal didaerah ini tidak mendukung kenyamanan thermal bagi manusia. Pencahayaan alami dengan penggunaan cahaya matahari dapat meninggkatkan suhu didalam bangunan. Hingga dapat diprediksikan pula penggunaan penghawaan buatan didalam bangunan dapat semakin bertambah, dan menyebabkan peggunaan energi listrik akan bertambah pula. Oleh sebab itu, penulis berupaya untuk menemukan suatu konsep bangunan Gedung Serba Guna, yang berfokus pada penghematan energi dengan penggunaan pencahayaan alami, namun tetap memperhatikan faktor kenyamanan thermal. Konsep yang dimaksud diatas dapat diwujudkan dengan desain, penggunaan teknologi dan material bangunan.
3
1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah menemukan suatu desain Gedung Serba Guna, khususnya bagi kawasan industri Surabaya Giri Industrial Park yang dapat meminimalkan penggunaan energi pada bangunan.
1.4 Sasaran Memberikan suatu konsep desain dalam pengelolaan penggunaan energi pada bangunan, untuk meminimalkan penggunaan energi pada Gedung Serba Guna.
1.5 Lingkup Pembahasan Lingkup materi yang akan menjadi pokok pembahasan dalam tugas akhir ini, adalah pembuatan desain gedung Serba Guna, yang ditujukan untuk kawasan industri Surabaya Giri Industrial Park, dengan konsep penghematan energi pada bangunan. Dimana dalam perencanaannya penghematan energi pada Gedung Serba Guna ini akan ditempuh dengan meminimalkan penggunaan energi listrik pada bangunan. Meminimalkan penggunaan energi listrik dapat ditembpuh dengan penggunaan sistem pencahayaan alami sebagai pengganti lampu listrik pada siang hari, dan mengelola sumber energi alam yang bisa didapat dengan cuma-cuma menjadi energi listrik.
1.6 Metode Pembahasan 1.6.1 Metoda Pengumpulan data a. Primer Pengumpulan data dari hasil observasi visual terhadap perencanaan disain proyek pembangunan Surabaya Giri Industrial Park.
4
b. Sekunder Pengumpulan data dari literatur proyek (format-format perencanaan dan studi kelayakan proyek) Surabaya Giri Industrial Park. c. Studi Banding Pengumpulan data dari pengamatan terhadap gedung Serba Guna lain yang ada, khususnya yang berada didalam kawasan industri.
1.6.2 Metoda Analisis a. Analisa Makro Menganalisa potensi lokal kawasan secara keseluruhan kawasan dimulai dari aspek sosial, ekonomi, ekologi dan rencana Pemerintah, untuk menentukan kelayakan proyek, peraturan dan penemuan konsep hemat energi yang dimaksud. b. Studi Kasus Melakukan studi yang menunjang penulisan seperti; studi kelayakan, studi literatur dan studi kasus. c. Analisa Sintesa Merupakan kelanjutan dari studi banding yang implikasinya kepada rencana perancangan, yaitu pengumpulan informasi dan data dari berbagai sumber yang telah didapat, kemudian ditelaah dan dibahas dituangkan ke dalam tulisan yang bersifat deskriptif dimana akan dijelaskan secara terperinci hingga mendapatkan solusi yang sistematis dan arsitektural.
5
1.7 Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Mengungkapkan Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, Lingkup Pembahasan, Metoda dan Sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN SURABAYA GIRI INDUSTRIAL PARK DAN GEDUNG SERBAGUNA Mengungkapkan referensi-referensi dan kajian teori, yang terkait dengan Surabaya Giri Industrial Park dan Gedung Serba Guna. BAB III : KAJIAN TEORI PENGHEMATAN ENERGI PADA BANGUNAN DAN STUDI BANDING Mengungkapkan kajian terhadap refensi-referensi dan kajian teori mengenai penghematan energi pada bangunan serta studi banding terhadap gedung Serba Guna atau bangunan lain yang sejenis. BAB IV : ANALISA DAN PENDEKATAN DESAIN Mengungkapkan analisa terhada permasalahan berdasarkan teori-teori dan mengulas tentang pertimbangan serta pemecahan permasalahan untuk menentukan konsep dasar perencanaan dan perancangan. BAB V : KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Merupakan hasil analisa dari pendekatan konseptual yang membentuk susunan yang siap ditransformasikan kedalam bentuk desain fisik.
6