BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang Jaba dan komponen-komponennya. lnformasi tentang laba perusahaan didasarkan pada cash dan accrual accounting yang secara umum menyediakan suatu indikasi
yang lebih baik tentang kemampuan sekarang perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan dibandingkan dengan informasi yang terbatas pada pengaruh keuangan terhadap penerimaan dan pembayaran kas. Laporan keuangan merupakan salah satu media bagi stakeholder untuk membuat keputusan yang berguna baginya. Di dalam laporan keuangan terdapat informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pada umumnya, laporan keuangan terdiri atas neraca, laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada praktiknya bagi pemegang saham, pemerintah, dan kreditor cenderung lebih memperhatikan Jaba dan arus kas (Parawiyati dan Baridwan, 1997). Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SF AC) No. 1 yang menyatakan
bahwa selain untuk menilai kineija manajemen, laba juga membantu mengestimasi
kemampuan
laba
yang
representatif,
serta
untuk
2
menaksir risiko dalam investasi atau kredit (FASB, 1985). Investor misalnya menggunakan data laba perusahaan di masa lalu untuk memprediksi laba yang akan datang. Konsekuensinya, laba masa lalu dianggap sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen di masa yang akan datang dan harga saham. Bagi kreditor, lapomn laba rugi digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dimasa yang akan datang yang diperlukan untuk membayar hutang-hutang perusahaan. Infonnasi Jaba, nilai buku saham, dan laba per lembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan
keputu...~n
bagi pemodaL
Untuk kondisi pasar modal di Indonesia, pertimbangan membeli atau menjual saham dalam praktiknya masih banyak didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat saham (Parawiyati dan Baridwan, 1997). Mengingat bahwa perkembangan
pa.__~r
modal Indonesia
dapat juga dipengaruhi oleh perkembangan pasar-pasar modal lain di luar negeri, maka bukan hal yang tidak mungkin bahwa informasi akuntansi akan menjadi informasi yang penting bagi para pengambil keputusan. Hal ini karena penyampaian informasi tersebut memiliki potensi utama sebagai pengurang ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Banyak peneliti di luar negeri yang telah meneliti tentang ruang lingkup laba seperti, Bail dan Brown ( 1968) yang mengungkapkan tentang isi
3
informasi dengan analisis apabila perubahan unexpected earning positif maka memiliki abnormal rate of return rata-rata positif dan jika tidak memiliki isi informasi yaitu negatif, maka memiliki abnormal rate of return rata-rata negatif, dengan kata lain informasi yang terkandung dalam angka akuntansi berguna jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba harapan investor, maka ini menunjukkan adanya reaksi pasar yang tercermin dalam pergerakan harga saham disekitar tanggal pengumuman. Beaver ( 1968) menunjukkan bahwa pengumuman laba tahunan mengandung informasi dan variabilitas perubahan harga akan nampak: lebih besar pada saat laba diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan karena terdapat perubahan dalam keseimbangan nilai harga saham saat itu selama periode pengumuman. Bidang pasar modal berfokus pada determinan ERC sejak beberapa dekade hubungan antara reaksi pasar dengan variabel-variabel akuntansi telah menjadi topik menarik bagi peneliti serta bagi investor dan manajer perusahaan. Fokus utama ketertarikan itu adalah pada dampak penilaian laba akuntansi. Teori-teori serta bukti empiris menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam hubungan antara return sekuritas dan laba. Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur hubungan antara return dan sekuritas adalah earnings response coefficient yang selanjutnya disingkat menjadi ERC.
Scott (2000) menyatakan bahwa ERC mengukur seberapa besar return saham dalam merespon komponen dari Iaba yang dilaporkan perusahaan.
4
Penelitian-penelitian sekarang dalam mengorelasikan unexpected earnings dengan abnormal returns saham. ERC biasanya dianggap sebagai koefisien slope dari hasil regresi antara returns saham abnormal dengan laba kejutan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ERC bervariasi secara
cross sectional seperti Biddle dan Seow (1991) serta Lipe (1990). Penelitianpenelitian tersebut menunjukkan bahwa ERC bergantung pada tingkat persistensi laba, prediktibilitas laba, covarian saham dengan return pasar, pertumbuhan perusahaan serta karakteristik industri. Para peneliti ini memulai penelitiannya dengan melihat apakah reaksi harga saham terhadap unexpected earnings berhubungan dengan kualitas angka laba yang dilaporkan. Imhoff dan Lobo (1992) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki konsensus rendah dengan ramalan laba cenderung memiliki ERC rendah. Teoh dan Wong (1993) menunjukkan bahwa kualitas audit atau auditor yang berskala besar lebih dapat dipercaya, hal ini dibuktikan dengan earnings
respon coefficient untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor big six lebih besar dibandingkan dengan klien auditor non big six karena investor beranggapan bahwa laporan laba dari auditor yang berkualitas lebih akurat dan dapat mencerminkan nllai ekonomi sesungguhnya. Karena investor tidak dapat secara langsung melihat hal-hal yang mendasari nilai laba yang sesungguhnya, maka mereka pada umumnya bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Dengan demikian
5
untuk meningkatkan kredibilitas laba yang dilaporkan, mereka biasanya bergantung opini auditor ekstemal yang memberikan jasa atestasi tentang kesesuaian laba yang dilaporkan dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kualitas audit yang tinggi tentu akan menghasilkan pengujian yang berkualitas pula termasuk di dalamnya laba yang dilaporkan. Secara intuitif, besaran ERC mencerminkan kualitas laba yang tinggi pula (Scott, 2000). Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap kualitas informasi yang dihasilkan dari jasa atestasi auditor berkualitas. Pada penelitian ini informasi yang dimaksudkan adalah laporan keuangan, khususnya Iaba yang merupakan bagian dari laporan keuangan dan sering menjadi pusat perhatian investor. Kualitas laba ini biasanya dilihat dari ERC. Penelitian ini berbeda dengan Scott (2000) yang menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi Earnings Respon<;e Coefficient antara lain : persistensi laba, struktur modal, beta, kesempatan bertumbuh dan ukuran perusahaan. Pertama, dalam penelitian akan menambahkan satu variabel yaitu kualitas auditor karena menurut Teoh dan Wong (1993) bahwa kualitas audit atau auditor yang berskala besar lebih dapat dipercaya, hal ini dibuktikan dengan earnings respon coefficient untuk perusahaa.n yang diaudit oleh auditor big six lebih besar dibandingkan dengan klien auditor non big six karena investor beranggapan bahwa laporan laba dari auditor yang berkualitas lebih akurat dan dapat mencerminkan nilai ekonomi sesungguhnya. Penelitian
6
ini berusaha menunjukkan kredibilitas laporan keuangan melalui kualitas audit, dengan memahami pengaruh auditor sebagai proksi kualitas audit terhadap return saham secara umum dan khususnya karnings Response
Coefficient. Investor dapat menggunakan informasi-informasi yang telah diperiksa oleh auditor ekstemal yang berkualitas sebagai salah satu sumber yang kredibel dalam membuat keputusan investasi. Kedua, dalam penelitian ini berusaha menggunakan proksi lain dari kualitas audit yaitu menggunakan pangsa pasar sesuai dengan yang disarankan oleh Sandra dan Wijaya (2004) yang mana auditor yang digunakan adalah auditor yang terdaftar di BAPEPAM. Berbeda dengan Mayangsari (2004) yang mengembangkan proksi lain dari kualitas audit dengan menggunakan spesialis industri auditor. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa auditor yang memiliki reputasi tinggi
dan paling berkualitas di Indonesia adalah auditor yang terdaftar di pasar modal dan memiliki klien yang terbanyak sehingga auditor tersebut dapat dianggap sebagai leader bagi kantor akuntan publik.
B. Rumusan Masalah Besamya pengaruh antara laba akuntansi dan harga saham pada beberapa penelitian diukur dengan
menggunakan
earnings response
coefficient. Penelitian earnings response coefficient dimaksudkan untuk dapat menjelaskan perbedaan respon pasar pada berbagai faktor.
7
Menurut Scott (2000) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi earnings response coefficient antara lain persistensi laba, struktur modal, beta, kesempatan bertumbuh dan ukuran perusahaan. Namun di dalam pasar modal investor tidak dapat secara langsung melihat hal-hal yang mendasari nilai laba yang sesungguhnya, maka mereka pada umumnya bergantung pada angkaangka akuntansi yang dilaporkan, mereka biasanya bergantung opini auditor ekstemal. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Teoh dan Wong (1993) yang menunjukkan bahwa auditor yang berskala besar lebih dapat dipercaya, hal ini dibuktikan dengan besamya nilai earnings response coefficient perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan ditambahkan satu faktor yang disinyalir dapat
mempengaruhi
earnings
response
coefficient.
Berdasarkan Jatar belakang tersebut di atas maka permasalahan dalam penehtian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah persistensi laba berpengaruh terhadap earnings response coefficient ? 2. Apakah struktur modal
berpengaruh terhadap earnings response
coefficient ? 3. Apakah beta berpengaruh terhadap earnings response coefficient? 4. Apakah kesempatan bertumbuh berpengaruh terhadap earning.s· response coefficient ?
8
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings response
coefficient ? 6. Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap earnings response
coefficient ?
C. Tujuan Penelitian
Mayangsari (2004) menunjukkan bahwa penentuan earnings response coefficient dapat dikelompokkan menjadi dua antara lain : ( 1) penelitian yang
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi earnings respon.fiie coefficient (2) penelitian yang berhubungan dengan keinformatifan earnings response coefficient. Penelitian yang dilakukan ini tergolong dalam penelitian yang
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi earning response coefficient. Artinya tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Menguji secara empiris pengaruh persistensi laba terhadap earnings response coefficient
2. Menguji secara empiris pengaruh struktur modal terhadap earnings response coefficient
3. Menguji secara empms pengaruh beta terhadap earnings response coefficient
4. Menguji secara empms pengaruh kesempatan bertumbuh terhadap earnings response coefficient
9
5. Menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings
response coefficient 6. Menguji secara empiris pengaruh kualitas auditor terhadap earnings
response coefficient
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian dan penyusunan tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi kepentingan terapan a. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan bahwa kualitas dari
auditor yang digunakan
untuk
mengaudit
atau
manghasilkan laporan keuangan temyata direspon oleh investor. b. Menunjukkan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earnings response coefficient. 2. Bagi kepentingan ilmiah a. Diharapkan dapat digunakan untuk menambahkan perbendaharaan kepustakaan bagi kepentingan ilmiah. b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan dan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.
10
E. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnemberikan potensial kontribusi bagi pemakai laporan keuangan mengenai kredibilitas laporan keuangan melalui kualitas audit. Dengan memahami pengaruh auditor sebagai proksi kualitas audit terhadap returns saham secara wnum dan khususnya earnings response coefficient maka investor dapat menggunakan informasi-informasi
yang telah diperiksa oleh auditor eksternal yang berkualitas sebagai salah satu sumber yang kredibel dalam membuat keputusan investasi.