41
BABA IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum KTSP merupakan kurikulum yang saat ini masih dipakai pemerintah, KTSP merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan. Di dalam kurikulum KTSP ini terdiri dari beberapa komponen yaitu program tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM. Seorang guru sebelum mengajar diwajibkan untuk menyusun perangkat kurikulum tersebut agar memudahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar guru masing masing.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) merupakan
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan, dalam buku kurikulum KTSP Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dijelaskan sebagaimana berikut : Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum jenjang pendidikan dasar menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi ( SI ) dan standar kompetensi lulusan (SKL) serta 41
42
berpedoman pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP). Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebagai satuan dasar di lingkungan kementerian agama perlu menyusun kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ini meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan kurikulum ini dari badan standar nasional pendidikan. Penyusunan kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Melalui kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri ini diharapakan pelaksanaan program-program pendidikan di madrasah aliyah negeri wonogiri sesuai dengan karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (kepala, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku lain ( komite madrasah, orang tua murid, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain) (KTSP MAN 2012 : 1)
Berdasarkan dari hasil studi dokumentasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam proses penyusunan kurikulum berdasarkan peraturan sistem pendidikan yang sudah ada, dalam rangka menerjemahkan dan menindaklanjuti model kurikulum KTSP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas ke –Islaman dan mempunyai visi MAJU ILMU, TINGGI AKHLAK. Bertekad mewujudkan programprogram kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik, untuk itu di dalam menyusun kurikulum sesalu melibatkan semua warga Madrasah termasuk di dalamnya Komite Madrasah. Pelibatan warga Madrasah dan Komite Madrasah diharapakan
43
akan ada kritik saran membangun dalam penyusunan kurikulum Madrasah, dengan begitu kurikulum yang dibuat diharapkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan cita-citakan semua warga Madrasah dan Komite dan tentukan masyarakat pada umumnya. b. Program Tahunan (Prota) Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Program tahunan berikut perangkat kurikulum lainya sebelum dibuat pihak Madrasah dan juga dari MGMP terlebih dahulu mengadakan workshop, workshop diadakan dengan tujuan untuk mempermudah para guru di dalam menyusun kurikulum, MGMP PKn se karesidenan Surakarta dalam proses pembuatan kurikulum PKn mempunyai peran dominan, dalam perumusan kurikulum PKn MGMP se karesidenan Surakarta tetap berdasarkan referensi bukubuku pokok yang direkomendasikan oleh pemerintah seperti penerbit erlangga, yudistira sehingga penyusunan MODUL dan LKS pelajaran PKn yang di susun oleh MGMP menggunakan referensi utama dari kedua penerbit tersebut. Para guru PKn se karesidenan Surakarta di lingkungan Madrasah Aliyah menggunakan MODUL dan LKS yang di susun oleh MGMP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri mewajibkan peserta didik untuk memiliki LKS tersebut hal ini dilakukan karena soal mid atau mid semester yang membuat dari forum MGMP tersebut sehingga
44
penggunakan LKS PKn dinilai sangat praktis. Kemudian terkaiat pembuatan perangkat kurikulum Nuri Hartono (NH) selaku kepala madrasah menjelaskan : Untuk pembuatan Prota, Promes hingga KKM Madarsah pernah mengadakan workshop di akhir tahun dan awal tahun ajaran baru diserahkan ke Madrasah. (NH: 21 01.2013. 10:30)
Sumarno (SM) menambahkan tentang pelatihan : Terkait pembuatan perangkat kurikulum selain ada workshop dari internal Madrasah ada juga workshop MGMP sekaresidenan, workshop kekanwil itu jg ada, workshop di internal sekolah jg sudah ada mas (SM .28.01. 2013. 11.10)
Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi dari Program Tahunan yang dibuat oleh guru-guru PKn yang pertama Sumarno guru PKn kelas X untuk alokasi waktu pelajaran PKn dalam satu tahun yaitu 86 jam, kedua bapak Sukron nugroho guru PKn kelas XI dalam satu tahun yaitu 82 jam, ketiga ibu Nur dwi guru PKn kelas PKn kelas XII dalam satu tahun yaitu 58 jam (dapat dilihat dilampiran). Selanjutnya proses pembuatan Prota ini dibuat oleh bapak ibu guru berdasarkan kalender dar kanwil kemenag yang sudah di olah menjadi kalender madrasah selanjutnya diserahkan kepada bapak ibu guru untuk dijadikan dasar pembuatan program tahuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Nuri Hartono sebagai berikut:
45
Pembuatan program tahunan dan program semester didasarkan pada kalender akademik Kanwil Jawa Tengah, kemudian dari pihak kurikulum mengkomodir kalender tersebut untuk dijadikan kalender Madrasah selanjutnya diserahkan kepada guru - guru untuk dijadikan dasar dalam membuat program tahunan dan program semester masing-masing (NH 21 01.2013. 10: 30) Jadi sebelum guru membuat perangkat kurikulum pihak madrasah mengadakan workshop yang biasanya diadakan akhir tahun ajaran di forum workshop inilah guru mendapat wawasan terkait pembuatan perangkat kurikulum mulai dari pembuatan prota, promes sampai pembuatan KKM. c. Program Semester ( Promes) Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dilakaukan. Berdasarkan studi dokumentasi dari program semester gasal kelas x sebagai berikut; di bulan Juli jumlah minggu ada 2 yang efektif 1 yang tidak efektif 1, di bulan Agustus jumlah minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di bulan September jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0, di bulan Oktober jumlah minggu ada 5 yang efektif 4 yang tidak efektif 1, di bulan Nopember jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0, di bulan Desember jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak
46
efektif 4, dengan begitu total jumlah minggu ada 24 yang efektif 16 yang tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif 1 minggu untuk MOS, 1 minggu untuk ulangan mid semester gasal, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan Akhir semester gasal, 1 minggu untuk remedial dan 2 minggu libur semester gasal. Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi kelas x semester genap sebagai berikut; di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efektif 0, di bulan Pebruari ada 4 minggu yang efektif 4 yang tidak efektif 0, di bulan Maret ada 4 minggu yang efektif 2 yang tidak efektif 2, di bulan April ada 4 minggu yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Mei ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efekif 0, di bulan Juni ada 4 minggu yang efektif 1 yang tidak efektif 3, dengan begitu jumlah total minggu ada 26 yang efektif ada 20 dan yang tidak efektif ada 6 minggu, keterangan 6 minggu yang tidak efektif yaitu 1 minggu dipake ulangan tengah semester genap, 1 minggu dipake ujian akhir madrasah berstandar nasional, 1 minggu dipake ujian nasional, 1 minggu dipake ujian akhir semester dan 1 minggu dipake remedial.(dapat dilihat di lampiran) Hasil studi dokumentasi kelas xi yaitu di bulan juli jumlah minggu ada 3 yang efektif 3 yang tidak efektif 0, di bulan Agustus jumlah minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di bulan September jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Oktober jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0, di bulan
47
Nopember jumlah minggu ada 5 yang efektif 5 yang tidak efektif 0, di bulan Desember jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4, dengan begitu total jumlah minggu ada 25 yang efektif 18 dan yang tidak efektif ada 7, keterangan minggu tidak efektif yaitu ; 1 minggu untuk ulangan tengah semester, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan akhir semester, 1 minggu remedial dan 2 minggu libur semester Gasal. Hasil studi dokumentasi promes kelas xi semester genap adalah di bulan Januari jumlah minggu ada 4 yang efektif 1 yang tidak efektif 3, di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Maret jumlah minggu ada 5 yang efektif ada 4 yang tidak efektif 1, di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 1, di bulan Mei jumlah minggu ada ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Juni jumlah minggu ada 3 yang efektif 2 yang tidak efektif 1, dengan begitu total jumlah minggu pada semester genap ada 24 yang efektif 16 yang tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif yaitu; 3 minggu untuk ulangan harian dan remidi, 1 minggu untuk ulangan mid semester, 1 minggu untuk ujian nasional, 1 minggu untuk ujian madrasah, 1 minggu untuk ulangan semester dan 1 minggu lg untuk cadangan. Hasil studi dokumentasi program semester gasal kelas xii adalah di bulan Juli jumlah minggu ada 2, di bulan Agustus jumlah minggu ada 5, di bulan September ada jumlah minggu ada 4, di bulan oktober jumlah minggu ada 5, di bulan Nopember jumlah minggu ada 4,
48
di bulan desember jumlah minggu ada 4 total jumlah minggu dalam semester gasal adalah 24 minggu yang efektif ada 16 minggu sedangkan yang tidak efektif ada 8 minggu, keterangan minggu yang tidak efektif yaitu; 1 minggu MOPDB, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan tengah semester, 1 minggu ulangan Akhir semester Gasal, 1 minggu untuk remedial dan 2 minggu untuk libur semester Gasal. Hasil studi dokumentasi promes kelas XII pada semester genap adalah di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efektif 0, di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0, di bulan Maret jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2, di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2, di bulan Mei jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4, di bulan Juni jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4 dengan begitu total jumlah minggu dalam semester genap ini yaitu 26 yang efektif 13 dan yang tidak efektif 10, keterangan minggu yang tidak efektif yaitu; 1 minggu untuk ulangan tengah semester genap, 1 minggu untuk ujian akhir madrasah berstandar nasional, 1 minggu untuk ujian nasional dan 10 minggu untuk menanti pengumuman kelulusan. d. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
49
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus lebih aplikatif dibandingkan dengan prota dan promes, namun untuk penyusunan silabus guru tidak perlu membuat lagi karena sudah ada di dalam buku pelajaran masing-masing. Berdasarkan dari salah satu study dokumentasi silabus PKn kelas x pada semester gasal dapat diambil kesimpulan bahwa : Identitas silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, rumusan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar, dari kesemuanya point –point dalam silabus sudah dibuat dengan baik dan sangat aplikatif. e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap
kegiatan
proses
pembelajaran.
Berdasarkan
studi
dokumentasi RPP PKn di MAN Wonogiri bahwa komponen RPP semua guru PKn yaitu meliputi : 1)
Identitas sekolah
2)
Mata pelajaran
3)
Semester
4)
Alokasi waktu
5)
Tahun pelajaran
6)
Standar kompetensi
50
7)
Kompetensi dasar
8)
Indikator
9)
Nilai yang dikembangkan.
10) Tujuan pembelajaran 11) Materi Pembelajaran 12) Model Pembelajaran 13) Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 14) Sumber Pembelajaran 15) Penilaian hasil Pembelajaran. Dari komponen – komponen RPP tersebut setelah dilakukan observasi guru PKn tidak secara mutlak menjalankan sesuai dengan apa yang ditulis dalam RPP contoh sumber pembelajaran di dalam RPP dicantumkan Penerbit Erlangga, yudistira, platinum, modul PKn dari sekian buku referensi yang dipake hanya MODUL PKn yang berupa LKS yang dibuat oleh MGMP se karesidenan Surakarta, kemudian di dalam RPP mencantumkan bermacam – macam model pembelajaran tetapi dalam prakteknya guru lebih sering menggunakan model ceramah, Tanya jawab saja. Evaluasi dalam RPP ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dengan cara Tanya jawab, aktivitas selama diskusi dan pengerjaan tugas – tugas, tekhnik tes tertulis, tetapi bapak ibu guru PKn tidak mesti melakukan pre tets dan post test
51
f. Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) Kriteria Ketuntasan minimum atau KKM merupakan tingkat pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran. Penetapan KKM perkompetensi dasar (KD) mata pelajaran ini mempertimbangkan tingkat esensial KD untuk mencapai standar kompetensi (SK), tingkat kerumitan dan kesulitan (kompleksitas) per KD untuk dicapai oleh siswa, tingkat kemampuan rata-rata (intake) siswa madrasah dalam mencapai KD dan ketersediaan sumber daya pendukung madrasah (tenaga, sarana, pendidikan), sementara untuk bapak ibu guru mapel PKn setelah merumuskan 4 unsur cara penentuan KKM PKn maka para guru PKn dari kelas X, XI, XII akhirnya menentukan KKM PKn di Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebesar 7,5. Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa proses penyiapan kurikulum PKn didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan sudah direncanakan MAN.
52
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran PKn bertujuan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar menjadi pandai dan mempunyai perilaku atau karakter yang mulia sehingga pada saatnya nanti hidup bermasyarakat dapat menjadi warga yang baik, saling menghormati, saling membantu sesama, kemudian pendidikan kewarganegaraan mempunya tujuan yang mulia dalam proses pembentukan siswa menjadi warga Negara yang baik, saling menghargai, saling menghormati dapat hidup berdampingan dengan kenekargamaan yang ada,
taat hukum, cerdas, kreatif dan
bertanggungjawab, dalam hal sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang ada pada buku kurikukulum MAN Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 yaitu : Pelajaran Pendidikan kewarganegraaan ini bertujuan agar peserta memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarajat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangs lainya, dan berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam percaturan dunia (KTSP MAN 2012: 11)
Dalam buku kurikulum KTSP MAN Wonogiri komponen mata Pelajaran terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, PKn disini masuk dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
53
kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Keaadaran dan wawasan meliputi wawasan kebangsaan, jiwa dan pariotisme bela Negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemuakan social, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme Dari data studi dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mempunyai peranan yang besar dalam turut serta menanamkan pribadi peserta didik yang cerdas, disipilin, terampil dalam berinteraksi dengan masyarakat, lebih lanjut yang terpenting adalah mencetak kepribadian yang berkarakter mulia, peserta didik diharapakan kelak mampu menjadi warga negara yang baik dan taat hukum. Lebih lanjut Nuri selaku kepala sekolah menjelaskan semua guru diharapkan mengajarkan mapelnya masing-masing agar dapat memasukan nilai-nilai Islam satu misal di mata pelajaran PKn ada pembahasan nasionalisme maka guru diharapkan dapat memberikan dalil contohnya hubul wathon minal iman. Selanjuta terkait tujuan pembelajaran PKn Nur Dwi guru PKn menjelaskan: PKn mempunyai tujuan dalam menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik agar peserta didik menjadi masyarakat yang dapat hidup rukun, saling menghormati, dan
54
menjadi warga negara yang sadar hukum, jadi saya sebagai guru ya berusaha untuk mengajarkan yang terbaik bagi para peserta didik mas.(ND. 28.01. 2013. 10. 45) Hal yang senada juga di sampaikan oleh guru PKn yang juga Waka Kesiswaan : Tujuan pembelajaranya adalah membentuk kepribadian anak agar menjadi warga negara yang baik dan taat hukum dan mempunyai karakter yang mulia mas. (SM 28.01. 2013 .11.10) Terkait tujuan pembelajaran Syukron Nugroho (SN) juga menjelaskan : Bahwa PKn mempunyai tujuan yang harus disesuaikan dengan kompetensi dasarnya masing-masing, salah satunya mengajarkan kepada peserta didik mengetahui hubungan antar negara, perjanjian internasioanl yang itu berkaitan kognitif, kalau dulu waktu masih PMP itu lebih banyak aspek pendidikn moral jadi lebih banyak ke afektif mas, namun walau dengan demikian apapun KD nya PKn harus mengedapankan pendidikan karakternya mas. (SN.29.01.2013.09.15.)
Lutfiana siswi kelas 12 juga menjelaskan : Tujuan PKn menurut yang saya tahu ya pak, yaitu mengajarkan tentang nasionalisme, perundangan, dan yang paling diutamakan saat ini pendidikan karakter yaitu bagaimana siswa itu menjadi warga negara yang baik.(SW.18. 02. 2013. 12.15) Agus Ayub siswa kelas 11 juga turut menjelaskan : Kalau meurut saya secara keseluruhan pak yatu untuk menegakan perundangan agar kita memamhi dan mentaati perundang-undangan yang ada dan juga mengajarkan kepada siswa agar mempunyai perilaku yang mulya pak. (SW.18.01.2013.12.16) Waka Kurikulum menambahkan : Dalam rangka membantu membentuk siswa yang berkarakter dan mempunyai akhlakul karimah madrasah membuat Asrama
55
Madrasah sehingga di dalam Asrama anak-anak akan dapat dikontrol, dibiasakan disipilin dan akan mendapat pelajaranpelajaran tambahan. Itu dilakukan dalam rangka menunjang visi misi madrasah. (SR 22.02.2013.09.15)
Dari hasil wawancara di atas terkait tujuan pembelajaran PKn dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan upaya pedagogis dalam membentuk warga negara yang baik, yakni memiliki penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan publik maupun pribadi. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dari perspektif moralitas dan keutuhan pembangunan karakter warga negara. Jadi lebih jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan memerlukan dasar akademik yang kuat dalam materi seperti pemerintahan, kewarganegaraan, dan sejarah kebangsaan, di samping kecakapankecakapan sosial seperti pendidikan karakter. b. Materi PKn Berdasarkan sumber dari buku kurikulum MAN Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 dijelaskan bahwa cakupan atau ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yaitu : 1)
Persatuan dan kesatuaan bangsa
2)
Norma, hukum dan peartutan
3)
Hak asasi manusia
4)
Kebutuhan warga negara
5)
Konstitusi negara
56
6)
Kekuasaan dan politik
7)
Pancasila
8)
Globalisasi Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi dari buku referensi untuk kelas X semester genap yang berupa buku LKS Modul yang diterbitkan oleh MGMP PKn eks Karesidenan Surakarta di semester ini ada tiga bab yang pertama
1) Hubungan dasar negara dengan konstitusi -
Dasar Negara
-
Konstitusi
-
Hubungan dasar negara dengan konstitusi
-
Substansi konstitusi negara
-
Kedudukan pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
-
Makna pembukaan UUD 1945
-
Pokok pikiran UUD 1945
2) Persamaan kedudukan warga negara -
Pengertian warga negara, penduduk, dan warga negara asing
-
Kewarganegaraan menurut no. 12 tahun 2006.
3) Sistem politik di Indonesia
-
Pengertian system politik
57
-
Suprastruktur dan infrastruktur politik
-
Perbedaan sistem politik
-
Peran serta masyarakat dalam sistem politik
Sementara itu Sumarno selaku guru PKn kelas X juga menjelaskan :
Untuk cakupan materi karena saya mengajar kelas 10 itu ada Hakikat Bangsa dan Negara, Kewarganegaraan, Sistem Politik, Dasar Negara dan Konstitusi dll. (SM.28.01. 2013 .11.30) Mencermati pokok dan subpokok pembahasan pada pelajaran PKn kelas X dapat disimpulkan bahwa tema – tema yang diajarkan terfokus pada pembahsan mengenai dasar hukum negara dan sistem politik Indonesia, dalam hal ini materi pembelajaran tidak membahas tentang pendidikan budi pekerti atau pendidika karakter dan terkesan lebih pada ranah kognitif saja, namun demikian sesuai hasil observasi pada Pak Sumarno selalu membawa setiap materi pada penekanan pembentukan sikap dan karakter yang mulia hal ini dilakukan agar peserta didik langsung bisa merasakan manfaat pada materi yang diajarkan. Contoh saat Pak Sumarno menjelaskan terkait hukum atau konstitusi negara maka Pak Marno selalu membawa pada wilayah hukum atau peraturan madrasah yang harus di taati oleh semua peserta didik karena menaati peraturan madrasah merupakan wujud dari menaati hukum atau konstitusi yang ada di Negara Indonesia.
58
Materi PKn kelas XI dari semester gasal sampai genap yang buku referensinya menggunakan buku terbitan Erlangga dan LKS MODUL dari MGMP PKN eks Karesidenan Surakarta adapun materi PKn di kelas XI ini mengajarkan tentang :
1) Hubungan internasional dan organisasi internasional -
Pengertian hubungan internasional
-
Arti pentingnya hubungan internasional
-
Sarana-sarana hubungan internasonal bagi suatu negara
-
Tahap-tahap perjanjian internasional
-
Fungsi perwakilan diplomatik
-
Peranan
organisasi
internasional
dalam
meningkatkan
hubungan internasional -
Kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
2) Sistem hukum dan peradilan internasional -
Sistem hukum internasional
-
Pengertian hukum internasional
-
Asal mula hukum internasional
-
Hukum internasional dalam arti modern
-
Asas-asas hukum internasional
-
Sumber hukum internasional
59
-
Subjek hukum internasional
-
Hubungan hukum internasional dengan hukum nasional
-
Proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional Peradilan internasional
3) Menghargai keputusan Mahkamah Internasional Mencermati pokok dan subpokok pembahasan materi kelas XI pada semester genap ini semua materi menjelaskan tentang hubungan dan hukum-hukum internasional, pada materi ini juga terkesan tidak menyinggung tentang pendidikan karakter, materi lebih mengarah pada ranah kognitif saja.
Selanjutnya Nur Dwi selaku guru PKn kelas 11 dan 12 menjelaskan :
Cakupan materi, untuk materi kelas 12 karena saya mengajar kelas tersebut, saya rasa kok kurang memuat aspek karakternya mas, tidak banyak dibandingkan dengan kurikulum yang dulu, jadi cakupanya seperti tentang globalisasi, pers, pancasila sebagai idiologi terbuka, muatan moralnya kurang, apalagi kelas xi itu kurang, contoh seperti hubungan internasionl, jd aspek pendidikan karakternya kurang.(ND .28 j.01.2013 .10.48) Kemudian untuk materi kelas XII berdasarkan buku- buku dan LKS yag di pake yaitu :
1) Pancasila sebagai idiologi -
Pancasila sebagai idiologi
60
-
Pancasila sebagai idiologi terbuka
-
Pancasila sebagai sumber nilai
-
Pancasila sebagai paradigma pembanguan
-
Sikap positif terhadap nilai – nilai pancasila
-
Perilaku konstitusional dalam hidup berbangsa dan bernegara
2) Sistem pemerintah Indonesia -
Sistem pemerintahan -
Sistem pemerintahan bernegara
3) Pers dalam kehidupan masyarakat demokratis -
Pers Indonesia dalam masyarakat demokratis
-
Kode
etik
jurnalistik
dan
pers
yang
bebas
dan
bertanggungjawab -
Kebebasan pers
-
Menulis berita aktual untuk dipublikasikan
-
Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari-hari
Dari hasil studi dokumentasi dan wawancara terkait materi PKn dapat disimpulkan bahwa pokok dan subpokok pembahasannya membahas tentang pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dan pers dalam peranya mendukung demokrasi, materi tersebut di atas juga kurang memuat aspek pendidikan karakter, pembentukan akhlak, budi pekerti. Dengan begitu sedikit kurang singkron dengan tujuan pembelajaran PKn itu sendiri, tetapi
61
para guru PKn berusaha untuk menyisipkan pesan-pesan pendidikan karakter pada peserta didik hal ini karena adanya keharusan menerapkan kurikulum yang berkarakter sedangkan pelajaran PKn merupakan pelajaran yang sangat dekat dan sarat dengan nilai-nilai positif, budi pekerti luhur untuk menjadikan peserta didik dan warga madrasah yang baik, taat hukum yang kelak akan menjadi bagian masyarakat yang baik.
a. Metode Pembelajaran PKn Metode pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Mencermati RPP para guru PKn disini mereka dalam mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi dan jigsaw tetapi berdasarkan dari hasil observasi para bapak/ibu guru PKn dalam mengajar mereka lebih sering menggunkan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan terkadang diskusi. Hal tesebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru dan komentar siswa MAN Wonogiri sebagai berikut: Sukron guru PKn kelas XI menjelasakan : Saya dalam menggunakan metode ya yang pasti metode ceramah, kadang-kadang tanya jawab, diskusi, penugasan, diskusi aja anakanak kurang tertarik. (SN. 28 .01.2013. 10. 50) Kemudian
Sumarno
pembelajaran :
menjalaskan
dalam
penggunakan
metode
62
Untuk metode saya menggunakan ceramah bervariasi jadi di tengah-tengah ceramah kita selingi dengan tanya jawab, kemudian saya kadang menggunakan jigsaw, penugasan, dan diskusi yang mana setiap kelas setiap kelas sudah terbagi ada 4 kelompok ada juga yang 5 kelompok (SM. 28.01. 2013.11.10)
Ivan siswa kelas 10 menjelaskan : Didalam mengajarkan PKn pak guru menggunakan metode ceramah,tanya jawab, dan terkadang diskusi kelompok juga pak. (SW. 81. 02, 13.12.20.) Selanjutnya dari hasil observasi kelas bapak ibu guru dalam menjelaskan tema-tema dalam materi PKn tidak sama persis dengan apa yang sudah ditulis dalam RPP masing-masing:
Praktek di lapaangan, bapak ibu guru PKn tidak semua metode yang telah ditulis di dalam RPP digunakan dalam mengajar, tetapi lebih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, guru beralasan dalam penggunaan metode yang terpenting dalam materi dalam tersampaikan dengan baik dan dapat diterima, dipahami peserta didik. Kemudian materi PKn
terkesan lebih menekankan pada pengetahuan
kognitif seperti pembahasan dasar negara, hubungan internasional, sistem politik maka, Guru PKn untuk menekankan penanaman karakter peserta didik dengan cara introspeksi diri contoh ketika guru menjelaskan tentang hukum negara atau hubungan internasional maka guru meminta peserta didik untuk melakukan introspeksi diri seperti : apakah peserta didik sudah merasa menaati peraturan madrasah atau belum? Apakah peserta didik sudah bisa menjalin hubungan dengan teman dan bapak ibu guru dengan
63
baik, maka menaati peraturan madrasah dan menjalin hubungan dengan sesama dengan baik tersebut merupakan bagian terkecil dari menaati hukum negara kita dan menjalin hubungan dengan baik.
b. Media Pembelajaran Pemahaman media pembelajaran di sini merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, media pembelajaran selain berfungsi sebagai penjelas suatu konsep juga berfungsi sebagai daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Melalui media pembelajaran, proses pembelajaran akan berlansung lebih menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mempermudah pelaksanaan tujuan pendidikan. Namun berdasarkan hasil studi dokumentasi berupa RPP guru
PKn bapak/ibu guru PKn tidak
mencantumkan penggunaan media pembelajaran di dalam RPPnya tetapi berdasarkan hasil wawancara bapak/ibu guru menjelaskan terkait media pembelajaran PKn yang dipakai menurut Nur Dwi yaitu : Dalam saya mengajar saya menggunakan media pembelajaran berupa buku paket, LKS, laptop /LCD mas. (ND.28.01.2013.10. 48) Kemudian Sumarno dalam penggunaan media pembelajaran juga menjelaskan :
64
Untuk media, saya gunakan studi kasus materi yang ada dalam kehidupan, studi lapangan untuk memahami peradilan kita bawa ke pengadilan kebetulan lokasinya berdekatan agar anak bisa langsung memahami tentang proses peradilan. (SM.28.01. 2013 .11.10
Selanjutnya menurut observasi peneliti bahwa : secara umum bapak dan ibu guru pelajaran PKn tidak setiap mengajar menggunakan laptop, LCD tetapi materi di sampaikan dengan konvesional. Berdasarkan pengertian media dan penjelasan bapak/ibu guru PKn tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kesalahpahaman dalam mengartikan media pembelajaran dengan sumber pembelajaran karena kalau buku, LKS itu tergolong sumber pembelajaran sedangkan yang dimaksud dengan media pembelajaran itu adalah alat-alat yang dapat diapake untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam hal Laptop, LCD dll. Selanjut menurut hasil studi dan wawancara juga bapak – ibu guru terutama untuk kelas X tidak menggunakan buku utama tapi menggunakan LKS MODUL saja dengan alasan lebih praktis. c. Evaluasi Pembelajaran PKn Evalauasi pembelajaran merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan observasi pelaksanaan RPP PKn rata-rata bapak / ibu guru didalam evaluasi pembelajaran dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran, penilaian selama proses pembelajaran
65
lebih ditekankan melalui kegiatan tanya jawab, aktifitas diskusi, teknik tes tertulis, bentuk instrument tes tertulis. Hal ini sesuai dengan yang sampaikan oleh Sumarno :
Untuk evaluasi pembelajaran selain dengan cara tanya jawab di setiap pertemuan, kita juga mengadakan ulangan terprogram dengan cara mengadakan ulangan harian, tes mid semester dan mid semester dari model – model test tersebut maka akan diketahui tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. (Sm.30.01.2013.11.45) Kepala Madrasah Drs. H. Nuri Hartono juga menjelaskan : Dalam rangka proses evaluasi pembelajaran saya mewajibkan semua guru untuk menyetorkan hasil ulangan harian mereka untuk saya analisis, kemudian selain itu kita adakan tes tengah semester dan yang terakhir ulangan akhir semester.(NH.30.02.11-45)
Sukron juga menambahkan : Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, juga dengan cara supervise, jadi kemarin saya mengajar disupervisi pak kepala, lalu pak kepalah menilai cara mengajar saya dan RPP saya kemudian disitu ada saran dan kritik misalnya kemarin saya menerangkan dasar-dasar Negara lalu pak kepala menyarankan agar memasukan dasar-dasar ke-Islamannya. (SN.28.01. 2013.11.10) Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa guru selalu mengadakan evaluasi pembelajaran pada saat sedang berlangsung dan di akhir pembelajaran baik yang berupa tanya jawab atau dalam bentuk penugasan, selanjutnya dikuatkan dengan hasil observasi bahwa guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran selain dilaksanakan dengan pretest dan post test atau ketika berlangsung
66
pembelajaran dengan metode tanya jawab, evaluasi juga dilaksanakan dengan mengadakan ulangan harian setiap selesai penjelasan pokok pembahasan, guru selalu mencatat nilai – nilai hasil evaluasi dan yang pasti selain evaluasi formatif juga tentunya mengadakan evaluasi sumatif (mid dan semesteran), contoh dalam daftar nilai siswa kelas XII yaitu: Dalam daftar tersebut ditulis nomer, nama siswa, nilai kognitif yang meliputi : nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai mid dan nilai UAS, selanjutnya nilai psikomotorik dan nilai afektif yang berupa huruf abjad. (dapat dilihat dilampiran) kemudian dari pihak kepala madrasah untuk mengetahui dan mengevaluasi kemampuan guru dalam mengajar, kepala madrasah juga mengadakan supervisi kelas bagi semua guru. 3. Evaluasi Kurikulum PKn Setelah melaksanakn penyusunan kurikulum KTSP dan pelaksanaan pembelajaran maka untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan suatu program maka harus diadakan program evaluasi kurikulum, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Madrasah H.Nuri Hartono mengenai evaluasi kurikulum beliau menjelaskan : Begini mas, dalam setiap semester saya meminta kepada semua bapak ibu guru untuk mengumpulkan perangkat kurikulum yang berupa program tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM, selanjutny saya membentuk tim pengembang tim ini bertugas membantu saya dalam melakukan supervise kelas, selain itu setiap guru selalu saya minta untuk menyetor hasil ulangan harian dan otomatis dalam rangka melakukan evaluasi tentunya madrasah mengadakan ulangan mid semester dan semesteran sebagai titik akhir penilaian hasil belajar anak. (NH.28. 1. 2013. 09.00 )
67
Jadi terkait evaluasi kurikulum, bahwa semua dewan guru setiap masuk ajaran guru diwajibkan mengumpulkan perangkat kurikulum mulai dari program tahunan, program semester, kalender pendidikan, silabus, RPP, KKM. Setelah guru mengumpulkan perangkat kurikulum masing-masing yang pertama dilakukan oleh kepala madrasah adalah membuat tim pengembang yang berfungsin membantu kepala sekolah dalam melaksanakan supervise kelas, kedua kepala madrasah mewajibkan kepada guru mengirimkan nilai ulangan harian, ketiga mengadakan mid semester dan yang keempat yang menurut beliau inti dari evaluasi yaitu mengadakan ulangan akhir semester. Berdasarkan hasil penjelasan kepala Madrasah tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa kepala Madrasah belum bisa membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan evaluasi kurikulum. Karena yang diterangkan oleh kepala tersebut bukan evaluasi kurikulum tetapi evaluasi pembelajaran. Evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh kepala Madrasah untuk mengetahui apakah sudah sesuai antara perangkat kurikulum yang dibuat oleh guru PKn dengan realitas dilapangan, apakah kurikulum Yang dibuat Guru PKn sudah mencerminkan visi misi Madrasah, untuk itu menurut kesimpulan yang dapat diambil bahwa pelaksanaan evaluasi kurikulum belum tepat sasaran.
68
B. Pembahasan 1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yaitu sekolah dan satuan pendidikan. Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Kurikulum mempunyai beberapa komponen penting menurut Fred C. Lunenburg 2011 bahwa kurikulum paling tidak mempunyai 3 komponen penting yaitu tujuan, muatan, atau isi bahan ajar, dan pengalaman belajar. Para pengembang kurikulum sudah
semestinya
memperhatikan komponen apa yang harus ada dalam kurikulum. Fred C Lenenburg mencoba menggabungkan dan menghubungkan ketiga komponen tersebut menggunakan model kurikulum klasik Tyler. Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam penyiapan atau perencanaan kurikulum, termasuk didalamnya kurikulum PKn Madrasah mengadakan workshop tentang perencanaan kurikulum, dari workshop tersebut guruguru
mendapat
penjelasan
dan
pemahaman
tentang
bagaimana
perencanaan kurikulum, sementara itu perkumpulan Musyawarah Guru
69
Mata Pelajaran MGMP PKn se-karesidenan surakarta juga mengadakan workshop pembuatan kurikulum PKn. Setelah para guru PKn MAN Wonogiri mengikuti workshop maka, guru diwajibkan segera membuat program tahunan, program semester, silabus, RPP dan KKM. Pembuatan perangkat kurikulum tersebut dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman guru selama dalam mengajar selain itu juga menjadi
bentuk implementasi dari visi misi
Madrasah, setelah guru membuat perangkat administrasi kurikulum tersebut maka perangakat tersebut diserahkan ke Kepala Madrasah untuk dapat dikoreksi. Dibandingkan dengan pendapat Zainal (2012: 122) maka ada keseuaiannya yaitu Setiap program pembelajaran dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun atau satu semester. Dalam kurun waktu tersebut, seorang pendidik harus menyusun program pembelajarannya sehingga tergambar dengan jelas kegiatan pembelajaran yang akan dijalani. Program tahunan atau program semester berisi identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan daftar kompetensi dasar yang dicapai serta alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dasar, komponen-komponen
tesebut
diambil
dari
hasil
proses
desain
pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian menurut Mulyasa (2003: 183). Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
70
dikembangkan oleh guru. Dipertegas oleh Muslich (2007:44) program tahunan adalah rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajara efektif dalam satu tahun, program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan programprogram berikutnya, yakni program semester, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rohman (2012: 124) RPP merupakan perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Sementara rencana pelaksanaan pembelajaran RPP masih menurtut Zainal Arifin (2012: 126) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisiran pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yag ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator
untuk satu kali
pertemuan atau lebih. Saat ini pendidikan karakter semakin menjadi perhatian pemerintah dan masyarkat. Pengembangan pendidikan karakter bukan hanya wacana, tetapi harus diimplementasikan. Implementasi pendidikan karakter di sekolah salah satunya dapat dilakukan melalui pengintegrasian dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, di mana materi pembelajaran yang berkaiatan dengan norma atau nilai-nilai pada
71
setiap pelajaran dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.konsekuensi logis dari pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran maka setiap guru dituntut dapat membuat RPP yang berkarakter dimana nilai-nilai pendidikan karakter dimasukan dalam pelajaran. 2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a.
Tujuan Pembelajaran Pkn 1) Pembentukan karakter yang mulia Terbentuknya sikap atau karakter peserta didik yang mulia menjadi salah satu tujuan terpenting bagi Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri, munculnya berbagai macam tindakan kenakalan remaja akhir- akhir ini menunjukan kemunduran moral a nak bangsa Indonesia,
untuk
itu
MAN
Wonogiri
menjadikan
proses
pembentukan karakter peserta didik sebagai tujuan utama. Sehingga dengan terbentuknya sikap yang mulai dalam hal apapun seperti berbicara, tingkahlaku, berpakaian maka peserta didik akan tebiasa dengan hal – hal yang baik dan kemudian dapat menjadi jiwa dalam setiap gerak dalam kehidupan peserta didik. Pemahaman mengenai makna karakter sesuai dengan makna dari Pusat Bahasa Depdiknas bahwa karakter yaitu bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
72
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Menurut Samsuri (2012: 47) tujuan pembelajaran PKn merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkn dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga Negara dan makhluk ciptakaan Tuhan yang yang Maha Esa. Sementara menurut Sofhian&Gatara (2011 : 6) Pendidikan kewarganegaraan adalah proses pendewasaan bagi warga Negara Dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan pelatihan sehingga terjadi perubahan pada warga Negara terebut dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis dan emansipatoris. Pendidikan
Kewaganegaraan
merupakan
program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dengan berlandaskan Pancasila
73
dan UUD 1945. Menurut UU No.2 Tahun 1989 PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 2) Membentuk warga masyarakat yang taat hukum Guru – guru PKn MAN Wonogiri ketika menjelaskan materi-materi tentang konstitusi, maka guru-guru tidak lupa menjelaskan konstitusi di tingakatan yang terendah sekalipun seperti peraturan - peraturan madrasah untuk ditaati, belajar disiplin, mentaati peraturan Madrasah merupakan wujud terkecil mentaati konstitusi atau hukum di negeri ini mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan
pada
pembentukan
warganegara
yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain itu mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian interdisipliner,
artinya
materi
keilmuwan
kewarganegaraan
dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan filsafat. Kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang
74
memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik yang sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara republik Indonesia. Kalau dibandingkan dengan pendapat ( Maftuh dan Sapriya, 2005: 321 )
maka ada relevansi yang jelas bahwa Pendidikan
kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, yang berarti program pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran hokum yang tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi. 3) Membentuk jiwa nasionalisme Pendidikan kewarganegaraan menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, moralitas, dan jiwa kebangsaan yang menjadi identitas dan karakter bangsa dalam mencapai integritas bangsa, dijadikan sebagai dasar yang kuat dan kokoh untuk mengembangkan dan membina kepribadian pada generasi muda bahkan setiap warga negara Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan mengembangkan nilai-nilai dan mendorong kesadaran terhadap hak dan kewajiban warga negara serta mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Gruru PKn MAN Wonogiri sudah pasti selalu menanamkan jiwa nasionalimse pada peserta didiknya dalam setiap pembelajaran di kelas maupun dalam
75
pembiasaan di sekolah seperti setiap hari senin dan hari – hari besar nasional lainya diadakan upacara bendera merah putih, Membentuk rasa nasionalisme yang kuat pada peserta didik menjadi keharusan bagi setiap guru PKn, nasionalisme yang kuat dapat diwujudkn dengan adanya cinta tanah air, menjunjung tinggi martabat bangsa, menjaga keutuhan negra kesatuan republik Indonesia. Pembelajaran PKn di Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri selalu mengedepankan tertanamnya nasionalisme yang tinggi pada peserta didik, PKn mempunyai peran tepat dalam memberikan pendidikan nasionalisme tinggi. PKn dimaskudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta kesadaran bela negara yang merupakan sikap perilaku warga negara Indonesia yang dijiwai oleh kecintaanya kepada negara kesatuan republik Indonesia, pancasila, Undang-undang dasar 1945 guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara, ahira (2011) pendidikan
kewarganegaraan
merupakan
sarana
untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa. Dengan demikian diharapkan rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pelajaran PKn ini
76
b.
Materi Pendidikan Kewarganegaraan Secara garis besar materi PKn yang bersumber dari buku kurikulum MAN Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 dan pokok bahasan mata pelajaran PKn dari kelas X sampai dengan kelas XII dijelaskan
bahwa
cakupan
atau
ruang
lingkup
pendidikan
kewarganegaraan meliputi : Persatuan dan kesatuaan bangsa, Norma, hukum dan peartutan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, Globalisai Ruang
lingkup
tersebut
sesuai
dengan
pendapat
Sofhian&Gatara (2011: 10) menjelaskan cakupan materi pendidikan kewarganegaraan terdiri dari : Nasionalisme, Pancasila, Negara, Kewarganegaraan , Konstitusi, Good governance, Hubungan agama dan Negara, Masyarakat madani, Demokrasi, dan hak asasi manuisa. Selanjutnya pendidikan kewarganegraan mempunyai kompetensi dasar yang artinya sebagai seperangkat kemampuan dan kecakapan yng terukur setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi kemampuan akademik, sikap, dan keterampilan. Ada tiga kompetensi dasar yang diharapkan : pertama civic knowledge. Kompetensi ini merupakan kemampuan dan kecakapan penguasaan pengetahuan yang yang terkait dengan materi pendidikan kewarganegaraan; kedua civic attitude, yaitu kemampuan dan kecakapan sikap kewarganegaraan seperti pengakuan kesetaraan,
77
kepekaan sosial, dan kebersamaan; ketiga civic skills yaitu kemampuan dan
kecakapan
mengartikulasikan
kewarganegaraan
seperti
kemampuan berpartisipasi dalam penyelenggaraan demokrasi dan kebijakan publik (Sofhian 2011: 11 ). Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkara. c.
Metode Pembelajaran PKn Guru
–
guru PKn
MAN Wonogiri
dalam
proses
pembelajaran dikelas menggunakan metode ceramah, metode ceramah dinilai praktis dan mudah dilaksanakan, dengan metode ini guru – guru PKn menjelaskan materi – materi PKn dengan berceramah tetapi ceramah di sini tidak mutlak ceramah saja melainkan dengan terkadang di kombinasi dengan diaadakan tanyajawab. Metode pembelajaran ceramah merupakan penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Menurut Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan
metode
ceramah
cocok
untuk
digunakan
dalam
78
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi. Guru guru PKn MAN Wonogiri selain menggunakan metode ceramah juga menggunakan metode diskusi dalam metode diskusi ini posisi guru menjadi mediator jalannya diskusi, dengan metode diskusi peserta didik sebagai subyek pembelajaran bukan obyek dari pembelajaran, maka peserta didik akan lebih merasa senang dalam metode ini. Dengan metode pembelajaran diskusi ini akan terjadi proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). d.
Media Pembelajaran PKn Penggunakan media pembelajaran oleh guru – guru PKn MAN Wongiri dimaksudkan untuk lebih mempermudah penjelasan materi pembelajaran, media yang terkadang dipake yaitu laptop, LCD, TV, alat-alat ini di gunakan oleh guru untuk dapat membantu dalam proses pembelajaran PKn kepada peserta didik. Media juga diartikan suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan.
79
Sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trini Prastati (2005: 3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Heinich dan kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Azhar Arsyad (2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
80
e.
Evaluasi Pembelajaran PKn Evaluasi pembelajaran dilakukan terhadap aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perbuatan). Melalui proses penilaian tersebut dapat diukur ketercapaian kegiatan pembelajaran yang telah dilaksnakan sehingga dapat diketahui hal yang harus diperbaiki dan yang harus dipertahanankan. Pada umumnya proses pembelajaran yang sifatnya non akademik dilakukan dalam bentuk pengembangan diri, sehingga kurikulum pelaksanaanya tidak secara ekspilist dibuat. Meski demikian keberhasilan proses non akademis tersebut dapat dilihat dari prestasi akademis yang dicapai pesrta didik. Evaluasi pembelajaran mencakup penilaian proses yang sedang berlangsung dan penilaian hasil. Evaluasi pembelajaran PKn di MAN Wonogiri dilaksanakan dengan dua model yaitu evaluasi formatif dan sumatif, evaluasi formatif dilaksanakan dengan cara guru mengadakan ulangan harian yaitu setiap satu kompetensi dasar atau satu standar kompetensi selesai, dan evaluasi sumatif dilaksanakan setiap akhir semester atau kenaikan kelas
3. Evaluasi Kurikulum PKn Evaluasi kurikulum merupakan kewenangan kepala Madrasah untuk melakukan penilaian, perbaikan terkahadp kurikulum yang dipake, namun dalam pelaksanaan lapangan kepala Madrasah terkesan tidak dapat
81
membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan evaluasi kurikulum, yang dijelaskan oleh kepala yaitu pelaksanaan evaluasi pembelajaran, seperti meminta RPP untuk dikumpulkan, meminta hasil ulangan harian, melakukan suversi KBM guru, melaksanakan mid semester dan semesteran. Kalau dibandingkan dengan pendapat Sanjaya (2008: 341) maka berbeda
evaluasi
kurikulum
yang maksud
adalah
suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum
tertentu
(Sanjaya,
2008:
341).
Sementara
menurut
(Sukmadinata, 2000:173) evaluasi kurikulum adalah sebagai suatu alat untuk menentukan kebijakan pendidikan pada umumnya, maupun mengambil keputusan dalam kurikulum, jadi dengan begitu evaluasi kurikulum dapat disimpulkan sebagai proses memahami, mendapatkan dan mengumumkan informasi sebagai petunjuk pembuatan keputusan pendidikan dengan memperhatikan program yang tepat C. Model Hasil Penelitian yang ditawarkan Setelah
dilakukan
pembahasan
secara
menyeluruh
yang
bersumber dari hasilpenelitian di atas ada model yang ditawarkan: terkaiat penyiapan kurikukulum Pkn, guru PKn belum terlihat maksimal dalam memunculkan pengkayaan muatan lokal yang berupa pembentukn sikap, kepribadian mulia, guru juga belum maksimal dalam memberikan dalil-dalil baik dari al-qur’an maupun al-hadits dalam setiap pokok
82
bahasan, model yang ditawarkan harus adanya kordinasi yang baik antara kepala Madrasah dan guru PKn agar penyiapan kurikulum PKn dapat dilaksanakn dengan optimal sehingga mampu menterjemahkan visi dan misi madrasah. Pelaksanaan pembelajaran PKn, guru PKn dalam membuat RPP sudah baik tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan kurang berjalan dengan optimal seperti guru PKn tidak secara optimal dalam menggunakan media, metode pembelajaran lebih banyak ceramah. Model yang ditawarkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal maka guru PKn harus berusaha mengajar sesuai dengan apa yang direncankan dalam RPP, penggunakan metode secara variatif agar tidak membosankan, penggunakan media pembelajaran secara optimal agar memudahkan siswa mencerna pengetahuan yang disampaikan.
Evaluasi kurikulum merupakan upaya atau tindakan nyata yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui apakah pelaksanaan kurikulum PKn sudah sesuai dengan direncanakan atau belum, dalam hal kepla sekolah terkesan kurang menguasai dan melakukan proses evaluasi kurikulum dengan tepat, karena kepala madrasah belum dapat menjelaskan dan membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan kurikulum.