19 Bab.4 Konsep Desain
4.1
Landasan Teori 4.1.1
Teori Fotografi
Data yang saya dapat dari Wikipedia Indonesia & binusmaya, fotografi 1 pertemuan 3 dan 5, tanggal 28 februari 2012 adalah sebagai berikut. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bias mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Basic Techniques Of Photography • • • • •
Long Depth Of Field Short Depth of Field Freeze Slow Motion Panning
Depth Of Field adalah istilah teknis yang digunakan untuk menggambarkan 'zona ketajaman' antara terdekat dan terjauh dari subjek di fokus. Freeze adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar secara cepat dengan menggunakan kecepatan rana yang tinggi, sehingga hasil dapat terlihat seolah-olah berhenti bergerak/terlihat beku. Slow Motion adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar dengan kecepatan rana lambat (lebih lambat dari kecepatan objek) Dengan kecepatan rana lambat, kita dapat menangkap gerakan objek. Gerakan ini dapat melihat dengan efek kabur atau tidak fokus. Panning adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar dengan Teknik berayun kamera mengikuti subjek yang bergerak, digunakan untuk
20 menyampaikan kesan kecepatan. Kecepatan rana lambat digunakan, sehingga gambar yang tajam dari objek bergerak dicatat dengan latar belakang kabur.
Basic Composition Techniques • • •
The Symmetrical Composition The Rule Of Thirds The Golden Rule
The Symmetrical Composition Ini adalah salah satu aturan yang biasanya tertanam dalam pikiran orang. (norma pola pikir kita) The Rule Of Thirds Aturan ini jauh lebih kompleks karena membutuhkan kita untuk membayangkan dan menggunakan grid sebagai alat ukur. Bayangkan frame Anda dibagi menjadi 3 sumbu horizontal dan 3 sumbu vertikal (Anda harus mendapatkan bingkai dengan 9 kotak) Sumbu vertikal harus menjadi poros di mana Anda meletakkan keluar obyek / subyek. Sumbu horizontal adalah tempat di mana Anda menempatkan garis cakrawala Anda. The Golden Rule adalah pendekatan yang lebih sederhana dalam komposisi seperti peraturan ini akan menerapkan komposisi yang lebih mendasar dari aturan simetris dan bergerak sedikit untuk menciptakan rasa tidak seimbang. Dalam teori ini akan dibagi bingkai foto sama-sama dalam 2 seperti yang dilakukan dengan komposisi simetris. Membagi bagian lain dari frame menjadi 3 bagian. Subjek terlambat akan ditempatkan di pertama dari 3 baris yang terdekat dengan pusat gambar. Dari teori-teori fotografi dasar diatas penulis dapat memperaktekanya dalam pengambilan visual nanti dilapangan.
4.1.2
Teori Layout
Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Grid System
21 Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. The Golden Section Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377... Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer. The Symetrical Grid Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.
22
Buku Wajah Jogja di Balik Lensa menggunakan sistem modular grid yang dicerminkan atas halaman kanan dan kiri memiliki 7 kolom dan 7 baris, supaya tetap mudah di baca. Selain itu gunanya untuk menghasilkan lebih banyak variasi layout, karena semakin banyak kolom grid maka semakin fleksibel penempatan elemen-elemen layout. Ini digunakan agar mempermudah pebaca dalam membaca serta mempermudah desainer dalam meletakan teks dan gambar. 4.1.3
Teori Tipografi
Data yang saya dapat dari Wikipedia Indonesia tanggal 28 februari 2012 adalah sebagai berikut. Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab. Serif Jenis huruf Serif adalah huruf yang memiliki garis-garis kecil yang berdiri horizontal pada badan huruf. Garis-garis kecil ini biasa disebut juga counterstroke. Counterstroke inilah yang membuat jenis huruf serif lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu garis teks. Sangat cocok digunakan untuk teks content atau isi. Contoh font yang dapat dikelompokkan pada jenis huruf serif adalah : Times New Roman, Garamond, Book Antiqua, Palatino Linotype, Bookman Old Style, Calisto MT, Dutch, Euro Roman, Georgia, Pan Roman, Romantic, Souevenir,Bodoni dan lain-lain.
23 Pada buku Wajah Jogja di Balik Lensa nantinya akan dipilih font yang terkesan klasik dan memiliki serif selain tingkat keterbacaanya cukup baik huruf ini mampu mempresentasikan sejarah dan cocok untuk model buku yang berupa fotografi.
4.1.4
Teori Warna
Data yang saya dapat dari Wikipedia Indonesia pada tanggal 28 februari 2012. Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bias ditangkap mata manusia berkisarantara 380 -780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna). Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun biasa dihadirkan dalam bentuk pigmen.
Sifat warna Sebuah warna dapat dilihat dari berbagai sisi. Warna memiliki saturasi atau kepekatan, brightness (tingkat kecerahan warna) dan corak (hue). Biasanya dalam software pengolah gambar selalu disertakan fasilitas ini. Saturation adalah kepekatan warna yang dimiliki suatu benda, penambahan saturasi membuat
24 warna dalam foto lebih matang, sedangkan pengurangnya membuat semakin pudar. Brightness atau lightness menyangkut terang tidaknya suatu warna. Sementara, Hue lebih cenderung pada perubahan warna secara berbeda dari warna asal. Sifat warna ini berbeda dengan nilai warna. Nilai warna berkolerasi dengan jumlah prosentase warna. Semisal, warna hitam 100% dengan warna hitam 90%, Maka warna hitam 90 % tidak murni hitam pekat. Hubungan Warna dan Exposure Intensitas cahaya yang menerangi sebuah benda mempengaruhi tingkat exposure, yaitu seberapa besar bukaan diafragma dan rana yang digunakan. Warna permukaan benda yang diterangi cahaya bisa mempengaruhi perhitungan exposure. Tidak heran bila membidik warna putih akan menaikkan nilai exposure, sehinnga mengelabuhi pengukuran diafragma dan rana sebenarnya. Sebab warna putih dianggap sinar oleh perhitungan lightmeter kamera. Sama halnya warna pakaian hitam di daerah terang atau ruang terbuka. Maka lingkungan disekitar warna hitam akan tampak over expose karena lightmeter kamera mengukur seperti tempat yang gelap, meskipun diukur dengan average metering. Hubungan warna hitam dengan gelap sangat tidak bisa dipahami kamera dengan baik. Dalam pembacaan metering warna hitam kadang memberi unsur kesalah pahaman. Kamera membacanya seperti keadaan gelap, akibatnya meng-overexpose-kan keadaan sekitarnya. Mata manusia tidak terlalu dapat menangkap perubahan warna yang disebabkan perbedaan sumber cahaya, karena mata kita punya sistem adaptasi yang sangat hebat, mata manusia dapat secara otomatis dan alami melakukan digital white balance. apa itu digital white balance? Itu adalah proses penetralan terhadap cahaya yang diterima oleh penangkap cahaya. Dalam hal ini, terjadi pada mata manusia maupun kamera foto dan kamera film / video. Dengan digital white balance, mata manusia tak sempat menangkap perubahan warna yang dapat kita lihat pada foto dengan pencahayaan yang kurang tepat. Sementara itu, proses digital white balance pada kemera digital bersifat otomatis, mencari warna putih yang seharusnya sehingga dapat menetralkan warna lain.
Karakteristik Warna Warna memberi kesan psikis terhadap seseorang. Penidentifikasian warna membangun rasa dalam perlambangnya. Setiap warna memberi ciri khas yang berbeda-beda. Individu atau kelompok memilih maupun mempergunakan warna sesuai dengan seleranya. Setiap warna mempunyai karakter yang berbeda.
25 Bermacam warna memberi makna yang berbeda pula. Seperti: Warna merah punya sifat semangat membara. Karena faktor warna merah yang mengadopsi warna darah dalam tubuh, matahari pagi dan api. Warna merah memberi kesan kehangatan berlawanan dengan warna biru yang dingin. Warna merah merupakan tanda bahaya, peringatan, dan berhenti dalam traffic light. Yang melambangkan keberanian, semangat, perjuangan, kekuatan maupun kegairahan. Warna ini sangat cepat merespon mata. Warna pink melambangkan cinta dan esentrik, sementara romantisme salah satu kesan warna ini. Warna orange merupakan kombinasi antara warna merah dan kuning melambangkan keceriaan, kehangatan persahabatan maupun optimisme. Warna ini mempunyai daya tarik karena cepat merangsang pandangan mata. Warna kuning merupakan perlambang kegembiraan, memberi kesan terang, cerah, bersinar, ketegasan. Warna ini juga menstimulus pandangan mata sebagaimana warna jingga. Mengapa warna merah, jingga dan kuning lebih cepat ditangkap mata? Warna-warna tersebut termasuk warna yang menarik perhatian mata dibanding warna yang lain. Mata lebih peka terhadap warna-warna hangat. Meskipun senang atau tidaknya terhadap warna tersebut sangat tergantung dengan selera. Warna hijau merupakan warna alam dedaunan yang melambangkan kesegaran, relaksasi, harmoni, kealamian, kesejukan dan bersifat menenangkan. Warna ungu merupakan warna kebangsawanan, aristokrat, kekuasaan, keanggunan, keindahan maupun kelembutan. Merupakan hasil perpaduan warna merah dan biru. Warna abu-abu memberi kesan ketenangan, keteduhan maupun elegan. Mudah dikombinasikan dengan berbagai warna. Tidak menunjukan kecenderungan dari kekontrasan warna. Warna putih merupakan warna polos, formal dan bersih. Melambangkan kesucian, murni, ringan dan kelembutan. Warna biru memberi kesan kesejukan, dingin, damai maupun memberi ketenangan pikiran. Warna ini juga memberi kesan luas pada ruang. Warna hitam menggabarkan suatu misteri, kegelapan, independen dan dramatis. Selain itu juga mempunyai kesan kesunyian. Hitam termasuk warna yang solid, tegas dan kuat. Warna silver berkesan glamor, mahal dan kemilauhan. Warna emas melambangkan kemakmuran, aktif dan dinamis. Warna coklat identik dengan buah coklat yang berkesan tua, kesederhanaan, kaya dan hangat.n. Sedangkan warna kream memberi kesan lembut dan klasik.
Berikut adalah warna-warna yang ada di lambang daerah Yogyakarta Warna Kuning dan Keemasan : Simbol Keluhuran Warna Putih : Simbol Kesucian Warna Merah : Simbol Keberanian
26 Warna Hijau : Simbol Kemakmuran Dari teori tentang warna diatas penulis dapat mengetahui warna apa yang pantas digunakan dalam pembuatan buku tentang pariwisata Yogyakarta ini. Dengan begitu penulis mendapatkan gambaran tentang look and feel yang akan diterapkan pada buku tersebut. 4.1.5
Teori Pariwisata
Data yang saya dapat dari Wikipedia pada tanggal 28 februari 2012. Indonesia pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya. Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untu mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal. Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata. yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah Produk pariwisata juga dapat diartikan sebagai gabungan/campuran dari fasilitas dan pelayanan, seperti yang diungkapkan oleh Manuel Baud Bouvy & Fred Lawson, Tourism & Recreation Handbook of Planing and Design (Architectural Press, 1998) “Tourism products are an amalgam of resources, facilities and services” Objek dan daya tarik Wisata (ODTW) yang merupakan bentukan nyata dari produk pariwisata tersebut dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok antara lain:
27
• •
ODTW berbasis alam ODTW berbasis pada sejarah dan budaya,serta ODTW yang berorientasi kepada minat khusus (special interest)
Dengan teori diatas penulis dapat membagi-bagi sub bab dengan membuat jenisjenis pariwisata yang nanti akan di pilih sebagai bahan dari buku ini. 4.1.6
Teori Positioning
Positioning menurut Al Ries dan jack Trout dalam buku “Positioning: The Battle for Your Mind” (Penerbit Salemba Empat, 2002), bukanlah merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap produk, melainkan sesuatu yang dilakukan terhadap pelanggan. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk di otaknya, di alam khayalnya. Sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai produk yang berbeda dengan produk lainnya yang sejenis. 4.2
Strategi Kreatif
4.2.1
Keyword Elegan, Tradisional, Classic, Heritage
4.2.2
Positioning Buku Pariwisata Yogyakarta ini memposisikan dirinya sebagai buku yang nantinya meberi informasi dan gambaran tentang keindahan alam dan keindahan pariwisata yang ada di Yogyakarta.
4.2.3
Tone and Manner Menampilkan gambaran visual yang memberikan rasa rindu dan rasa nostalgia bila melihat keindahan alam dan tempat wisata yang ada di buku ini.
28
4.2.4
Approach - Rasional Memberikan informasi dan gambaran tentang keindahan alam dan pariwisata Yogyakarta. Sehingga konsumen mengetahui dan merasa ingin tahu bagai mana sebenarnya keindahan alam Yogyakarta untuk kemudian ingin langsung mendatanginya.
- Emosional Menggunakan visual dan pemilihan tone warna yang memberikan kesan elegan dan tradisional, serta hasil foto yang akan di tampilkan nanti diharapkan dapat memberi rasa nostalgia terhadap pembacanya dan mengingatkan kembali tentang indahnya alam serta keanekaragaman wisata Yogyakarta. Sehingga menarik para konsumen untuk membaca buku ini memberi rasa ingin tahu tentang Yogyakarta yang sesungguhnya bagi para pembaca yang belum pernah ke Yogyakarta.
4.2.5
Item Berikut adalah item-item yang digunakan dalam publikasi buku Pariwisata Yogyakarta : • Buku • Packaging Buku • Poster • Pembatas buku • Postcard • X-baner