BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS “MUTU ELOK” 7.1.
Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok
memiliki volume rata-rata 13,5
per hari. Sebanyak 10
dari sampah yang
diangkut berasal dari rumahan dan sisanya sebanyak 3,5
berasal dari taman
dan jalur hijau. Sebanyak 1,7 m3 sampah rumahan merupakan sampah organik dan sebanyak 8,3
merupakan sampah anorganik. Tidak semua sampah organik
rumahan dapat terolah menjadi kompos, dari 1,7 dihasilkan, hanya 0,5 sebanyak 1,2
sampah rumahan yang
yang merupakan sampah terolah dan selebihnya,
merupakan sampah organik tidak terolah. Begitu juga halnya
dengan sampah anorganik, dari 8,3
sampah yang dihasilkan, hanya 0,89
yang merupakan sampah terolah atau dapat diambil oleh pemulung untuk kemudian diolah menjadi produk daur ulang. Sisanya, sebanyak 7,41
sampah
anorganik tidak terolah dipindahkan ke dalam kontainer. Sampah yang biasanya diambil oleh pemulung terdiri dari sampah kertas, kaca, besi, dan barang plastik (bukan plastik kemasan). Sampah-sampah tersebut dijual ke penadah untuk selanjutnya didaur ulang dan dijual kembali. Sampah yang diangkut dari taman dan jalur hijau umumnya berupa sampah organik terolah dengan volume 1,5
. Selebihnya, sebanyak 2
merupakan sampah anorganik atau sampah organik tidak terolah. Sampah anorganik dari taman biasanya berupa bekas bungkus makanan atau puntung rokok. Sesuai dengan uraian diatas, maka dalam sehari, Perumahan Cipinang Elok menghasilkan 3,2
sampah organik yang berasal dari rumahan, taman, dan 57
jalur hijau. Namun dari total sampah organik tersebut, hanya 2 dijadikan bahan dasar kompos dengan komposisi 0,5
yang dapat
sampah rumahan dan 1,5
sampah taman dan jalur hijau. Kapasitas pengelolaan sampah di Perumahan Cipinang Elok terdiri dari kapasitas penampungan dan pengolahan. Kegiatan pengolahan di perumahan ini meliputi daur ulang dan pengomposan. Meskipun tidak terlibat dalam proses mendaur-ulang secara langsung, pemulung memiliki kemampuan untuk membuat 0,89
sampah anorganik didaur-ulang setiap harinya. Oleh karena itu, kapasitas
daur ulang didekati dari kemampuan pemulung dalam mengumpulkan sampah. Kapasitas pengomposan didekati dari kapasitas yang dimiliki UPS “Mutu Elok” dalam mengolah sampah menjadi kompos. Bangunan UPS “Mutu Elok” memiliki kapasitas sebesar 1,25 4
per hari, sedangkan mesin pencacah memiliki kapasitas
per hari. Kapasitas penampungan didekati dari volume kontainer, yaitu 12 per hari. Total timbulan sampah tidak terolah dari Perumahan Cipinang Elok yang
dibuang ke TPST Bantargebang mencapai 10,61
per hari. Timbulan sampah
ini sama dengan 78,59 persen dari total sampah yang dihasilkan Perumahan Cipinang Elok setiap harinya. Berdasarkan keterangan dari pengurus RW, sebagian sampah yang dibuang ke TPST ini sebenarnya berpotensi untuk diolah, tetapi karena telah tercampur dengan sampah lainnya, maka sampah jadi rusak dan tidak dapat diolah. Rincian
selengkapnya
mengenai
jumlah
timbulan
dan
kapasitas
pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 6, 7 dan 8. Untuk mempermudah pemahaman, dapat juga dilihat pohon pengelolaan sampah pada Gambar 12.
58
Tabel 6. Jumlah Timbulan dan Komposisi Sampah yang Dihasilkan Perumahan Cipinang Elok Timbulan Terolah Jenis Sampah Teknik Pengolahan ( /hari) ( /hari) ( 1. Sampah rumahan: Organik 1,70 0,50 Pengomposan (UPS) Anorganik 8,30 0,89 Daur ulang (pemulung) Total sampah rumahan 10,00 1,39 2. Sampah tanaman & jalur hijau 3,50 1,50 Pengomposan (UPS) TOTAL TIMBULAN 13,50 2,89
Tidak Terolah Teknik Pengolahan /hari) 1,20 7,41 8,61 2,00 10,61
Dibawa ke TPA Dibawa ke TPA Dibawa ke TPA
Sumber: Data Primer (2011)
Tabel 7. Komposisi Sampah Anorganik Terolah di Perumahan Cipinang Elok Jenis Sampah Kertas Kaca Besi Barang plastik TOTAL
Timbulan (
/hari) 0,06 0,04 0,04 0,75 0,89
(%) 6,74 4,49 4,49 84,27 100,00
Sumber: Data Primer (2011)
Tabel 8. Macam dan Kapasitas Pengelolaan Sampah di Perumahan Cipinang Elok Pengelolaan Sampah Unit 1. Penampungan sementara Kontainer 2. Daur ulang Pemulung 3. Pengomposan a. Bangunan UPS b. Mesin pencacah
Kapasitas 12,00 0,89 1,25 4,00
Sumber: Data Primer (2011)
59
59
Total Timbulan Sampah 13,5 /hari
Taman & Jalur Hijau 3,5 /hari
Rumahan 10 /hari
Anorganik 8,3 /hari
Tidak Terolah 7,41 /hari
Terolah 0,89 /hari
Kontainer
TPST
Total sampah organik 5,2 /hari
Organik 1,7 /hari
Tidak Terolah 1,2 /hari
Terolah 0,5 /hari
Organik 3,5 /hari
Terolah 1,5 /hari
Tidak Terolah 2,0 /hari
Kontainer
Total Sampah Organik Terolah 2 /hari
Kontainer
TPST
UPS
TPST
Pemulung
Langsung diolah 1,25 /hari
Ditimbun 0,75 /hari
Sumber: Data Primer (2011)
Gambar 12. Pohon Pengelolaan Sampah 7.2.
Daya Dukung Lingkungan UPS “Mutu Elok” Setiap hari, Perumahan Cipinang Elok menghasilkan 5,2
organik. Sebanyak 1,7
sampah
dari sampah tersebut merupakan sampah yang berasal
dari rumahan dan sebanyak 3,5
merupakan sampah yang berasal dari taman
dan jalur hijau. Jumlah sampah organik terolah yang berasal rumahan adalah 0,5 , sedangkan jumlah sampah organik terolah dari taman dan jalur hijau adalah
60
1,5
. Dengan demikian, potensi sampah organik terolah yang dimiliki UPS
“Mutu Elok” adalah 2
per hari.
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 7.1., mesin pencacah yang dimiliki UPS “Mutu Elok” mempunyai kapasitas 4
per hari. Namun dalam
sehari, mesin ini hanya digunakan untuk mengolah sampah sebanyak 1,25 karena harus menyesuaikan dengan kapasitas bangunan. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa UPS “Mutu Elok” memiliki tingkat daya dukung lingkungan yang rendah dengan indeks sebesar 0,63 untuk timbulan dan 0,31 untuk mesin. Keterbatasan luas bangunan UPS “Mutu Elok” menyebabkan potensi timbulan sampah organik terolah tidak diolah seluruhnya serta pengunaan mesin yang tidak optimal. Rincian perhitungan tingkat daya dukung lingkungan UPS “Mutu Elok” dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat Daya Dukung Lingkungan UPS “Mutu Elok” Timbulan ( /hari) Mesin ( /hari) Potensi 2,00 4,00 Termanfaatkan 1,25 1,25 Daya dukung lingkungan < < Indeks daya dukung 0,63 0,31 Sumber: Data Primer (2011)
Daya dukung lingkungan UPS “Mutu Elok” juga dianalisis dengan cara membandingkan antara ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki UPS “Mutu Elok” dengan jumlah kebutuhan. Jumlah kebutuhan UPS “Mutu Elok” didekati dari luas ideal bangunan UPS yang diperoleh dengan membagi antara total timbulan sampah terolah dari rumahan, taman, dan jalur hijau dengan volume cetakan satu bahan kompos. Total timbulan sampah organik terolah adalah 2
. Setelah dibagi dengan volume cetakan satu tumpukan bahan kompos
sebesar 0.96
, diperoleh luas bangunan ideal UPS “Mutu Elok” sebesar 312,5
61
. Luas ideal ini > luas bangunan yang dimiliki UPS “Mutu Elok”, yaitu 60
.
Karena terdapat ketidaksesuaian antara luas bangunan dengan jumlah kebutuhan, maka dapat disimpulkan bahwa ada indikasi daya dukung lingkungan UPS “Mutu Elok” telah terlampaui. 7.3.
Respon Warga terhadap UPS “Mutu Elok” Analisis terhadap respon warga dilakukan untuk melihat apakah terjadi
pencemaran yang disebabkan oleh UPS “Mutu Elok”. Analisis ini dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam mengkaji tingkat pencemaran yang terjadi secara teknis. Sebanyak 100 persen responden menyatakan tidak terganggu dengan adanya UPS “Mutu Elok”, baik itu berupa gangguan bau, bising, maupun hilangnya estetika. Sebagian besar responden tidak merasa UPS merusak pemandangan karena bangunan UPS didesain selaras dengan bangunan di sekitarnya. Disamping itu, bangunan dicat warna hijau kalem, sehingga terlihat menyatu dengan pohon-pohon yang berada disekitarnya. Letak UPS yang agak ke dalam menyebabkan suara mesin pencacah dan pengayak tidak terdengar dari jalan. Suara mesin juga tidak bising karena telah dimodifikasi agar mengeluarkan bunyi yang lebih halus. Berdasarkan hasil wawancara tidak diketemukan juga adanya keluhan pencemaran. Seratus persen responden tidak merasakan pencemaran dan tidak pernah mendengar keluhan pencemaran baik dari tetangga maupun anggota keluarganya. Hal ini dikarenakan UPS tidak mengolah sampah organik basah yang biasa menimbulkan air lindi yang dapat mencemari lingkungan.
62
7.4.
Pengaruh UPS “Mutu Elok” terhadap Daya Dukung Lingkungan Perumahan Cipinang Elok Pengaruh UPS “Mutu Elok” terhadap daya dukung lingkungan Perumahan
Cipinang Elok dianalisis dengan cara membandingkan kondisi daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok dengan dan tanpa UPS “Mutu Elok”. Pada kondisi terdapat UPS “Mutu Elok”, kemampuan lingkungan perumahan dalam menerima beban sampah didekati dari kapasitas pengelolaan sampah yang terdiri dari kapasitas penampungan sementara, kapasitas daur ulang, dan kapasitas pengomposan. Meskipun mesin pencacah memiliki kapasitas yang lebih besar dari bangunan UPS “Mutu Elok”, tetapi tetapi kapasitas pengomposan tidak didekati dari kapasitas mesin pencacah karena kegiatan pengomposan lebih dibatasi oleh ruang untuk proses pembusukan, sehingga kapasitas bangunan UPS lebih cocok digunakan. Seperti yang dijelaskan pada sub bab 7.1., jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Perumahan Cipinang Elok setiap harinya adalah 13,5
, jika
dibandingkan dengan kapasitas pengelolaan, terdapat selisih sebesar 0,64
/hari
yang merupakan kelebihan kapasitas dari pengelolaan. Sisa kapasitas ini mengindikasikan bahwa daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok belum terlampaui, karena jumlah sampah yang dihasilkan belum melebihi kemampuan lingkungan dalam menerima beban sampah. Perbandingan antara total timbulan sampah dengan total kapasitas pengelolaan dapat dilihat secara jelas pada Tabel 10.
63
Tabel 10. Perbandingan antara Total Timbulan Sampah dengan Total Kapasitas Pengelolaan Dengan UPS “Mutu Elok” Variabel Total timbulan sampah Kapasitas pengelolaan: a. Penampungan sementara (KPS) b. Daur ulang (KDU) c. Pengomposan (KPO) Total kapasitas pengelolaan SELISIH
Volume ( /hari) 13,50
Keterangan Berasal dari rumahan, taman, dan jalur hijau
12,00 0,89 1,25 14,14 0,64
Kapasitas kontainer Kapasitas pemulung Kapasitas bagunan UPS
Sumber: Data Primer (2011)
Pada kondisi tidak terdapat UPS “Mutu Elok”, pengelolaan sampah hanya terdiri dari kapasitas penampungan sementara dan kapasitas daur ulang saja. Akibatnya, kapasitas pengelolaan sampah turun sebesar 8,8 persen dari 14,14 menjadi 12,89
. Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh Perumahan
Cipinang Elok diasumsikan tetap, yaitu sebanyak 13,5
. Dengan menggunakan
perhitungan yang sama dengan sub bab 7.2., diperoleh selisih sebesar 0,61 yang merupakan limpahan timbulan sampah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah timbulan sampah akan melampaui daya dukung lingkungan jika tidak dibantu pengolahan sampah oleh UPS “Mutu Elok”. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penambahan IPTEK berupa UPS “Mutu Elok” dapat meningkatkan daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok. Perhitungan selisih antara total timbulan sampah dengan total kapasitas pengelolaan sampah tanpa keberadaan UPS “Mutu Elok”dijabarkan pada Tabel 11. Tabel 11. Perbandingan antara Total Timbulan Sampah dengan Total Kapasitas Pengelolaan Tanpa UPS “Mutu Elok” Variabel Total timbulan sampah Kapasitas pengelolaan: a. Penampungan sementara (KPS) b. Daur ulang (KDU) Total kapasitas pengelolaan SELISIH
Volume ( /hari) 13,50
12,00 0,89 12,89 -0,61
Keterangan Berasal dari rumahan, taman, dan jalur hijau Kapasitas kontainer Kapasitas pemulung
Sumber: Data Primer (2011)
64