BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan Pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing merupakan bagian dari pembangunan di kawasan karst pada sektor pariwisata. Pengelolaan dilakukan berdasarkan kemitraan non formal antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak investor. Pelaksanaannya didasarkan pada proses hubungan informal untuk saling pengertian, saling memahami dan saling menguntungkan. Nilai yang menyertai kemitraan dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing ialah norma dan etika bisnis. Adapun model kemitraan yang dijalankan bersifat kemitraan mutualistik, yakni masing-masing pihak menyadari aspek pentingnya melakukan kerjasama, sehingga diperoleh manfaat saling silang antara pihak-pihak terkait. Pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing diarahkan untuk mewujudkan pembangunan masyarakat kawasan kalisuci yang dalam pelaksanannya memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi (lingkungan). Bentuk kemitraan dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing terlihat pada saat pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan tidak hanya melibatkan stakeholder inti saja, tetapi juga stakeholder yang lebih luas (di antaranya pemerintah desa, masyarakat lokal, Kami Tua).
105
Adapun bentuk-bentuk kemitraan terlihat pada tahapan formulasi dan penetapan kebijakan, tahap implementasi, serta tahap monitoring dan evaluasi. Secara teori, kemitraan yang terbentuk dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing masuk dalam kategori kemitraan non formal dimana tidak ada aturan formalitas mengenai hak dan kewajiban masing-masing aktor. Kesepakatan bersama didasarkan kepada proses hubungan informal untuk saling pengertian, saling memahami dan saling menguntungkan. Sedangkan model kemitraan yang dijalankan dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing merupakan kemitraan mutualistik (mutualism partnership), hal ini terlihat dari masing-masing aktor yang secara nyata menyadari akan pentingnya melakukan kemitraan. Meskipun kemitraan yang dijalankan belum mengarah kepada kemitraan legal, namun kesamaan visi dan misi dalam pengelolaan menjadikan kemitraan berjalan dengan fleksibel dan saling menunjang. Pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing yang didasarkan kepada kemitraan tiga aktor tersebut, maka dapat diidentifikasi kapasitas masing-masing aktor dalam menunjang pengelolaan yang selama ini terjadi. kapasitas tersebut berwujud kapasitas praktis (practice capacity) dimana ketiga aktor tersebut berfokus kepada keahlian dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Kemampuan dan keahlian para aktor tersebut kemudian di jabarkan dan di implementasikan dalam sebuah kegiatan pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing.
106
VI.2 Saran dan Rekomendasi Pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing yang telah berjalan hampir 5 tahun tentunya semakin mematangkan kinerja dan performa pihak pengelola dalam mengelola obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing. Namun bukan bermaksud mencari-cari kebolongan yang terjadi dalam pengelolaan yang selama ini dijalankan, dari hasil penelitian baik itu observasi maupun wawancara langsung kepada responden masih terdapat beberapa hal penting dan secepatnya harus dilakukan. berikut ini dijabarkan beberapa hal penting tersebut: A. Bagi pihak pemerintah dalam hal ini ditujukan kepada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul. 1. Rencana
pembangunan
Gazebo,
Pendopo,
Gapura,
Kios-kios
secepatnya direalisasikan dan di bangun agar masyarakat setempat sesegera mungkin dapat merasakan langsung dampak ekonomi dari beroperasinya Kalisuci Cave Tubing. Dengan demikian maka kesejahteraan yang selama ini digadang-gadangkan mahal harganya akan terlihat murah jika fasilitas-fasilitas tersebut secepatnya dibangun. Selain itu, dengan sesegera mungkin pembangunan dilakukan dapat meminimalisir gesekan-gesekan masyarakat yang merasa belum dilibatkan dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing.
107
B. Bagi pihak Investor/ Cahyo Alkantana 1. Dengan jaringan yang dimiliki Investor (Cahyo Alkantana) diharapkan kedepannya dapat mengajak lagi investor lain yang mempunyai visi dalam upaya konservasi lingkungan karst untuk berinvestasi di kawasan Kalisuci. Karena kawasan Kalisuci masih memiliki potensi besar dalam kepariwisataannya. 2. Pelibatan masyarakat Kalisuci yang selama ini dilakukan dalam pengelolaan diharapkan dilanggengkan dengan tidak menarik potensi lain dari luar Kalisuci. Salah satu upaya dalam melakukan pelibatan tersebut adalah (dengan dibantu pihak-pihak lain tentunya) terus mengadakan pelatihan-pelatihan sumber daya manusia terhadap masyarakat Kalisuci. Sehingga diharapkan nantinya masyarakatlah yang mengelola berbagai obyek wisata di kawasan Kalisuci. C. Bagi pihak Pokdarwis Kalisuci 1. Usaha dalam me-legal formal-kan Pokdarwis Kalisuci menjadi organisasi perkumpulan yang mempunyai dasar hukum yang jelas terus dilakukan, karena dengan adanya badan hukum maka Pokdarwis Kalisuci mempunyai bargaining position yang kuat dalam pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing. 2. Upaya dalam pengelolaan dan pengembangan yang mengutamakan pada kelestarian budaya dan lingkungan yang selama ini dipegang 108
oleh pokdarwis kalisuci diharapkan terus dipertahankan, sehingga Kalisuci Cave Tubing mampu menjadi contoh obyek wisata minat khusus yang pengelolaannya mengedepankan konservasi kawasan karst dan budaya.
109